• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERSEPSI ANAK PUNK KOTA BANDUNG TERHADAP NASIONALISME.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERSEPSI ANAK PUNK KOTA BANDUNG TERHADAP NASIONALISME."

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

No Daftar FPIPS : 4213/UN.40.2.2/PL/2014

PERSEPSI ANAK PUNK KOTA BANDUNG TERHADAP NASIONALISME

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan

Oleh Kurniawanto P

1006507

JURUSAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

(2)

PERSEPSI ANAK PUNK KOTA BANDUNG TERHADAP NASIONALISME

Oleh:

Kurniawanto P

1006507

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Pendidikan Kewarganegaraan

© Kurniawanto P, 2014

Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(3)

LEMBAR PENGESAHAN Kurniawanto P

1006507

NASIONALISME ANAK PUNK DI KOTA BANDUNG

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH: Pembimbing I

Dr.Cecep Darmawan,S.Pd.S.IP,M.Si 19690929 199402 1 001

Pembimbing II

Dr.Prayoga Bestari, S.Pd,M.Si NIP. 19750414 200501 1 001

Mengetahui:

Ketua Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan

(4)
(5)

Kurniawanto P. , 2015

Persepsi anak punk di kota Bandung terhadap nasionalisme

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

KURNIAWANTO P (1006507)

NASIONALISME ANAK PUNK di KOTA BANDUNG

Penelitian ini berangkat dari fenomena adanya kelompok minoritas yang memiliki karakteristik unik jika dibandingkan dengan kelompok lainnya, yaitu anak

punk. Selain itu penelitian juga ingin mengetahui bagaimana sikap nasionalisme

mereka terhadap bangsa dan negara Adapun yang menjadi fokus penelitian ini adalah 1) bagamana subkultur anak punk di Kota Bandung, 2) bagaimana persepsi anak punk di Kota Bandung terhadap nasionalisme, 3) mengetahui kendala sikap nasionalisme anak punk di Kota Bandung, 4) upaya yang dapat meningkatkan sikap nasionalisme anak punk di Kota Bandung. Grand theory yang mendukung penelitian ini adalah teori Renan dalam Komalasari dan Syaifullah (2009: 121) mengemukakan bahwa etniksitas tidak diperlukan untuk kebangkitan nasionalisme, menurut Renan nasionalisme bisa ada di dalam komunitas yang multietnis. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi deskriptif dalam mengungkap fenomena sosial dan berbagai masalah manusia. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara mendalam (depth-interview), observasi dan studi dokumentasi. Hasil yang didapatkan dari penelitian ini adalah : 1)

punk adalah semangat yang timbul menjadi jiwa perlawanan terhadap sistem

penindasan terhadap masyarakat kemudian terdapat nilai-nilai ideologis di dalam

punk antara lain : attitude, loyality, respect, do it yourself, anti kemapanan, equality, solidarity, anti penindasan, anti racist, anti facist. 2) Persepsi anak punk Kota

Bandung terhadap nasionalisme kecintaan dan kebanggan terhadap negara dan tanah air yang bersifat universal serta harus dimiliki setiap warga negara serta memberikan apa yang kita bisa terhadap negara, bukan hanya dengan perkataan tetapi dengan perbuatan. Secara umum, anak punk di Kota Bandung memiliki subkulturnya sendiri, mereka memiliki pandangan nasionalisme dan menginterpretaskan nasionalisme dengan caranya sendiri, namun nasionalisme mereka sama seperti warga negara Indonesia yang ditunjukan kepada bangsa dan negara ini.

(6)

Kurniawanto P. , 2015

Persepsi anak punk di kota Bandung terhadap nasionalisme

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Abstract

Kurniawanto p ( 1006507 )

Nationalism punk kids in the city of bandung this study set out from this phenomenon of minority groups that has the characteristics unique compared to other groups , the son of punk .In addition the study also want to know what are the policies of nationalism them against the nation and the country as for who became the focus of this study is 1 ) bagamana punk subculture in the city of bandung , 2 ) how perception punk kids in the city of bandung against nationalism , 3 ) to examine obstacles attitude of nationalism punk kids in the city of bandung , 4 ) an attempt which able to increase nationalism attitude punk kids in the city of bandung . Grand theory that supports this research is in theory renan komalasari and syaifullah ( 2009: 121 ) has suggested that etniksitas not a prerequisite for the resurrection of nationalism , according to renan nationalism could be out in a community where multiethnic . This study used a qualitative approach through a method of the study reveals descriptive in social phenomena and various human problem .The data collection techniques that we use is in-depth interviews ( depth-interview ) , observation and study documentation The results obtained from this research is: 1 is the spirit of punk arising be the soul of resistance to a system of the repression of the community of values then there are ideological in punk among other: attitude , loyality , respect , do it yourself , anti the iconoclasts , equality , solidarity , anti oppression , anti racist , facist anti . 2 the perception of the son of punk city of bandung on passion and nationalism and pride against the country universal land and water every citizen should be owned and give what we can against the country , not only with words but with deeds . In general, punk kids in bandung have subkulturnya own, they have a nationalism and menginterpretaskan nationalism in its own way, but nationalism those same as indonesian citizens indicated the nation and the country.

(7)

Kurniawanto P. , 2015

Persepsi anak punk di kota Bandung terhadap nasionalisme

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

E.

Struktur Organisasi Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7

A. Tentang Persepsi ... 8

1. Pengertian Persepsi ... 8

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi ... 9

3. Teori Agresi Psikoanalisis (Freud)………. 10

a. Identifikasi ………. 11

4. Nasionalisme Dalam Pendidikan Kewarganegaraan. 21

(8)

Kurniawanto P. , 2015

Persepsi anak punk di kota Bandung terhadap nasionalisme

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Punk Sebagai Genre Musik……… 41

BAB IV DESKRIPSI DAN PEMBAHASAN HASIL ... A. Gambaran umum komunitas 1. Subkultur anak punk di kota bandung a. Punk sebagai subkultur… ... 92

b. Sub-kelompok anak punk di Kota Bandung ... 96

c. Kultur ideologis di dalam punk………… ... 99

(9)

Kurniawanto P. , 2015

Persepsi anak punk di kota Bandung terhadap nasionalisme

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Persepsi anak punk terhadap nasionalisme. ... 105 3. Kendala nasionalisme di dalam punk……… ... . 113 4. Upaya meningkatkan nasionalisme…… ... ……… 117

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ...

A. Simpulan ... 126 B. Saran ... 128

(10)

Kurniawanto P. , 2015

Persepsi anak punk di kota Bandung terhadap nasionalisme

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kelompok anak punk oleh sebagian masyarakat dianggap sebagai kelompok yang meresahkan serta mengganggu ketertiban umum. Di setiap sudut kota sering pula kita melihat sekelompok orang dengan dandanan dan pakaian yang tidak biasa dikenakan orang. Model rambut berdiri dengan warna terang mencolok yang biasa orang sebut rambut mohawk, kemudian celana jeans super ketat yang dipadukan dengan baju lusuh. Serta pernak-pernik aksesoris seperti rantai yang tergantung di saku celana, gelang besi yang melingkar di tangan, sepatu kain warna hitam, pierching terpasang di bibir atau telinga serta berbagai aksesoris lainnya seolah menjadi pembeda dengan pakaian normal yang biasa digunakan masyarakat kita. Mereka yang disebut anak punk sering berjalan berkelompok dan diam di sudut-sudut kota besar di Indonesia termasuk Kota Bandung.

Sampai saat ini tak ada yang tahu pasti kapan punk pertama kali muncul. Beberapa orang mengatakan bahwa punk hadir sejak tahun 50-an, ada juga yang mengatakan sekitar tahun 60-an. Namun istilah punk mulai dikenal khalayak pada tahun 1970. Ada dua kota besar yang mempengaruhi perkembangan musik punk, yaitu London, Inggris dan New York, Amerika Serikat.

Di negara ini punk merupakan sebuah komunitas sosial yang di dalamnya terdapat kultur atau budaya yang berkembang serta menghasilkan sebuah subkultur yang telah menjadi sebuah gaya hidup yang menjadi sebuah pilihan bagi penganutnya. Seorang “punkers”, sebutan bagi orang-orang yang berpenampilan

punk, biasanya tinggal berkelompok dan membentuk subkelompok minoritas yang

(11)

Kurniawanto P. , 2015

Persepsi anak punk di kota Bandung terhadap nasionalisme

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Akhir tahun ’70-an, punk menyebar hampir ke semua urban di dunia. Punk berkembang tidak hanya sebagai aliran musik, tetapi telah menjadi sebuah kelompok sosial. Walaupun demikian, musik tetap menjadi salah satu media kritik terhadap politik yang terakulasi dan penolakan budaya yang dominan.

Punk merupakan sebuah kultur yang bukan berasal dari Indonesia, tetapi

lahir dan tumbuh pertama di Inggris, kemudian menyebar ke berbagai negara termasuk ke Indonesia. Punk sendiri bukan hanya sebuah komunitas sosial tetapi mencakup di dalamnya ideologi, politik, musik dan gaya hidup yang terangkum dalam sebuah subkultur yang menjadi pembeda dengan kultur budaya Indonesia pada umumnya. Penampilan mereka yang berbeda dengan masyarakat sekitar tentunya memiliki arti dan makna yang terkandung di dalamnya.

Sebagai contoh, sebuah grup musik sex pistols yang berasal dari Inggris yang merupakan negara asal mula punk berasal, menulis sebuah lagu yang

berjudul “god save the queen” yang mengkritik keluarga kerajaan Inggris.

Ataupun grup musik punk Inggris lainnya crass yang berdiri untuk berhubungan langsung dengan kaum pembebasan sosialis dan menjadi sebuah variasi komunal pemikiran politik pada abad ke-20, kedekatan grup musik ini dengan kaum sosialis pada masa itu yang bertolak belakang dengan sistem monarki yang menjadi bagian dari pemerintahan kerajaan Inggris sampai sekarang. Seperti yang ditulis Baskoro (2008: 49--50) :

”Crass menyatukan manfaat dari lagu-lagu, film, suara-suara kolase, gambar-gambar dan pergerakan subvesi untuk menghadirkan kritikan yang inovativ dan berkelanjutan melawan semua yang mereka pandang sebagai budaya yang dibangun dengan landasan dari peperangan, kekerasan, seksisme, kemunafikan agama, dan konsumerisme yang berlebihan. Mereka bersama kalangan anarko-pasifis lalu melakukan perlawanan sehingga mereka menjadi sebuah gerakan besar di lingkungan musik

punk.”

Punk bukanlah sebuah komunitas biasa, mereka memiliki ideologi dan

(12)

Kurniawanto P. , 2015

Persepsi anak punk di kota Bandung terhadap nasionalisme

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Mereka melakukan kritik sosial terhadap pemerintahan melalui karya musiknya, seperti yang dilakukan dua grup music tersebut yaitu Sex Pistols dan Crass yang melakukan kritik terhadap pemerintahan kerajaan Inggris melalui karya lagu yang mereka ciptakan. Lagu-lagu hasil karya anak punk memang berbeda dengan lagu lainnya serta jarang didengar oleh khalayak karena lagunya berisi kritik sosial maupun kritik terhadap pemerintah. Bahkan lagu-lagu hasil karya mereka dilarang didengar oleh masyarakat karena lagunya mengandung makna politis. Seperti yang dialami oleh grup musik Sex Pistols banyak mempengaruhi perkembangan

punk di dunia. Baskoro (2008: 129--130) menjelaskan:

“Sex pistols merilis single kedua god save the queen sebuah lagu yang menyerang keluarga kerajaan, langsung dilarang diputar di radio 1 milik BBC, namun single tersebut mencapai no.2 di beberapa chart UK, meskipun ada chart yang mengosongkan posisi kedua mereka. Banyak pihak yang percaya dan menunjukan bukti bahwa single itu sebenarnya mencapai posisi 1, hanya diatur sedemikian rupa untuk menghindari pandangan negative terhadap keluarga kerajaan.”

Dari kutipan di atas dapat dipahami bahwa punk mampu memberikan pengaruh, baik secara sosial maupun pengaruh politik terhadap pemerintahan yang sedang berkuasa. Grup musik Sex Pistols mampu melakukannya, yaitu melakukan kritik dengan karya musik yang identik dengan anak punk.

Punk yang lahir sebagai salah satu aliran musik yang memiliki ciri khusus

karena memiliki sisi idealis dalam menghasilkan karyanya. Selain itu punk juga menghasilkan subkultur yang mampu menarik perhatian khusus dari masyarakat. seperti dikutip dari sebuah buku yang ditulis Baskoro (2008: v) berikut,

Punk sejatinya adalah jenis musik yang sangat idealis, begitupun para

(13)

Kurniawanto P. , 2015

Persepsi anak punk di kota Bandung terhadap nasionalisme

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

lihat semangat perlawanan terhadap penyimpangan kekuasaan pemeritahan dan kesewenangan para pengambil kebijakan. Kritik atas fenomena sosialpolitik, penyimpangan kekuasaan dan kesewenangan politik oleh para pengambil kebijakan yang dilakukan anak punk lewat karya musik tentunya didasari atas pemahaman idealis dan politik yang mereka anut. Kritik yang mereka lakukan tentunya memiliki konsep tentang sebuah pemerintahan yang mampu menciptakan kesejahteraan bagi semua warga negaranya.

Nasionalisme lebih merupakan sebuah fenomena budaya daripada fenomena politik karena berakar pada etnisitas dan budaya pramodern. Nasionalisme seharusnya ada di setiap generasi muda di negeri ini termasuk pemuda yang memilih hidupnya manjadi seorang punk.

Pembangunan seringkali diasosiasikan dengan nasionalisme dan akhir-akhir ini hubungan tersebut ditekankan dengan merujuk pada negara-negara yang sedang bangkit di Afrika, Asia, dan Amerika Latin. Menurut Ronald (2003:373) dalam bukunya bahwa:

“di negara-negara ini termasuk Indonesia dapat disaksikan adanya satu nasionalisme baru yang didasarkan pada tradisi-tradisi budaya bersama seperti bahasa tunggal atau dialek-dialek yang berhubungan dengan arisan adat istiadat, dan minat bersama masyrakat, simbol-simbol pengalaman nasional termasuk bendera, lagu kebangsaan, parade, prosesi, ziarah, solidaritas institusional, termasuk pemerintahan tunggal, kedaulatan negara, unit wilayah dan prinsip-prinsip loyalitas serta suatu perasaan bersama dengan kesadaran berbangsa di benak masyarakat.”

Sementara itu di Kota Bandung yang merupakan kota besar di negara ini, banyak band punk yang sering menggelar acara musiknya. Mereka memiliki penggemar ketika bermain musik dalam sebuah konser yang mereka buat sendiri. Di bawah ini merupakan data band punk yang berada di Kota Bandung

Tabel 1.1

(14)

Kurniawanto P. , 2015

Persepsi anak punk di kota Bandung terhadap nasionalisme

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1 Decay Crust punk 5 personil Errorizer label

2 Turtles jr Punk 4 personil Kuya ngora record

3 Tcukimay Punk 4 personil Absolute record

4 Mawar berduri Punk 4 personil Bandung

5 Jeruji Punk 4 personil Napi record. 41 record

6 Sub chaos Punk 3 personil Unsigned record

Sumber : diolah oleh penulis (2014)

Setelah melihat fakta dan realitas tersebut, penulis mencoba untuk meneliti sebuah kelompok minoritas yang termarjinalkan dan memiliki karakteristik yang unik jika dibandingkan dengan kelompok lainnya, yaitu anak

punk. Selain itu juga ingin mengetahui bagaimana sikap nasionalisme mereka

terhadap bangsa dan negara ini karena dalam ruang lingkup studi civics meneliti juga masalah nasionalisme di dalam masyarakat. Oleh karena itu penulis akan melakukan penelitian yang berjudul “Persepsi Anak Punk Kota Bandung terhadap

Nasionalisme”

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas, maka penulis merumuskan satu masalah pokok didalam penelitian ini yaitu “Bagaimana persepsi anak punk di Kota Bandung terhadap nasionalisme.”

Berdasarkan masalah pokok tersebut, untuk mempermudah pembahasan penelitian, penulis menjabarkan masalah pokok kedalam beberapa submasalah sebagai berikut:

1. Bagaimana subkultur anak punk di Kota Bandung ?

2. Bagaimana persepsi anak punk Kota Bandung terhadap nasionalisme ? 3. Apakah kendala nasionalisme dalam anak punk di Kota Bandung ?

(15)

Kurniawanto P. , 2015

Persepsi anak punk di kota Bandung terhadap nasionalisme

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mengenal lebih dalam sebuah kaum minoritas termarjinalkan yaitu anak punk, mengetahui karakteristik yang terdapat pada punk, cara mereka mengekspresikan gaya hidup serta meneliti sub-kultur yang terdapat pada anak punk. Sedangkan secara khusus penelitian ini bertujuan untuk:

1. memperoleh gambaran mengenai subkultur anak punk

2. mengetahui gambaran persepsi anak punk terhadap nasionalisme 3. Mengetahui kendala nasionalisme dalam anak punk

4. Untuk meningkatkan sikap nasionalisme anak punk

D. Manfaat Penelitian 1. Dari Segi Teoritis

Penelitian ini dapat memberikan informasi tentang anak punk serta kebudayaan yang dihasilkannya, dan juga mengetahui lebih dalam bagaimana bentuk nasionalisme dari kelompok minoritas seperti anak punk.

2. Dari Segi Praktis

Penelitian ini dapat memberikan wawasan bagaimana kaum minoritas khususnya komunitas punk memandang sebuah nasionalisme pada bangsa dan negara Indonesia. Serta menjadi bahan tambahan dalam penelitian mengenai permasalahan sosial di Indonesia, juga untuk acuan intervensi dalam penanganan komunitas-komunitas punk di Indonesia.

3. Dari Segi Kebijakan

Penilitian ini diharapkan mampu memberikan pemahaman bahwa nasionalisme bagi anak punk adalah sebuah hal yang penting karena meraka juga bagian dari warga negara Indonesia.

(16)

Kurniawanto P. , 2015

Persepsi anak punk di kota Bandung terhadap nasionalisme

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan pemahaman terhadap masyarakat bahwa anak punk yang di pandang sering meresahkan masyarakat memiliki rasa nasionalisme dan dapat memberikan dampak positif terhadap lingkungan di sekitarnya.

E. Struktur Organisasi Skripsi

1. Bab I : Merupakan pengantar yang meliputi latar belakang, rumusan masalah tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. 2. Bab II : Merupakan pengembangan dari landasan teoritis yang

berhubungan dengan permasalahan yang dikaji (kajian teori).

3. Bab III : Merupakan Metodologi penelitian. Pada bab ini penulis menjelaskan metodologi penelitian, teknik pengumpulan data, serta tahapan penelitian yang digunakan dalam penelitian.

4. Bab IV : merupakan bab yang mengkaji tentang hasil penelitian dan menganilisis data yang telah diperoleh.

(17)

1

Kurniawanto P. , 2015

Persepsi anak punk di kota Bandung terhadap nasionalisme

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti berencana untuk meneliti anak punk yang menjadi subjek penelitian di Kota Bandung. Lokasi penelitian di kota Bandung adalah komunitas surga underground yang terletak di Jl Alun-alun timur no 3-7, Bandung dan Plaza Parahyangan yang berada di area alun-alun Kota Bandung

2. Subjek Penelitian

Subjek yang akan diteliti guna mendapatkan data dan informasi adalah anak punk yang memiliki komunitasnya sendiri dan biasa berkumpul di suatu tempat atau scene. Hal ini dilakukan supaya ada perbandingan antara satu pernyataan dengan pernyataan lainnya. Sehingga data yang didapatkan dapat teruji kebenaranya.

Adapun yang menjadi subjek penelitian untuk memperoleh data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1

Tabel Subjek Penelitian

No Subjek Sasaran Jumlah 1 Pemilik Distro Distro Surga 1 orang 2 Pemilik Distro Distro Noise 82 2 orang

3 Personil Band

Punk

Vokalis band punk Errorbain

(18)

2

Kurniawanto P. , 2015

Persepsi anak punk di kota Bandung terhadap nasionalisme

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dari data tersebut terdapat tujuh orang yang menjadi subjek penelitian untuk digunakan sebagai sumber informasi dalam penelitian ini. Adapun alasan pemilihan dari masing-masing subjek penelitian adalah sebagai berikut :

a. Pesonil band punk adalah mereka yang menjadi anak punk serta menciptakan lagu-lagu punk.

b. Anak punk yang dijadikan subjek penelitian adalah mereka yang berpenampilan menggunakan atribut dan aksesoris punk serta dapat memberikan informasi mengenai punk tersebut.

c. Pemilik distro di jadikan subjek penelitian karena pemilik distro-distro yang menjual aksesoris punk juga merupakan anak punk yang dapat memberika informasi yang di butuhkan dalam proses penelitian.

B. Pendekatan dan Metodologi Penelitian 1. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang di lakukan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut Creswell (2012:4) merupakan metode untuk mengeksplorasi dan memahami makna yang oleh sejumlah individu atau sekelempok orang dianggap berasal dari masalah sosial atau kemanusiaaan. Siapapun yang terlibat dalam bentuk penelitian ini harus menerapkan cara pandang penelitian yang bergaya induktif, berfokus pada makna individual dan menerjemahkan kompleksitas suatu masalah.

Melihat kutipan diatas, dapat dipahami bahwa penelitian kualitatif banyak digunakan dalam eksplorasi masalah sosial dan digunakan dalam menjelaskan kompleksitas suatu masalah yang terjadi di dalam masyarakat.

(19)

3

Kurniawanto P. , 2015

Persepsi anak punk di kota Bandung terhadap nasionalisme

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dari kutipan di atas dapat di pahami bahwa dalam kualitatif sumber informasi di dapatkan dari kata-kata tertulis, secara lisan maupun perilaku dari subjek yang di teliti. Sejalan dengan yang diungkapkan Darmadi (2013: 286) bahwa :

“pendekatan kualitatif adalah suatu proses penelitian dan pemahaman yang

berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosialdan masalah manusia. Pada pendekatan ini, peneliti membuat suatu gambaran kompleks, meneliti kata-kata, laporan terinci dari pandangan responden,

dan melakukan studi pada situasi yang alami”

Dari kedua pendapat diatas, penelitian kualitatif merupakan metodologi untuk memahami kemudian menjelaskan sebuah fenomena sosial dengan menghasilkan data gambaran langsung dari pandangan perilaku orang-orang yang diamati serta pada situasi alami dan tidak dimanipulasi. Selain itu menurut Sugiono (2010: 14) bahwa penelitian kualitatif memiliki kompetensi sebagai berikut:

a. Memiliki wawasan yang luas dan mendalam tentang bidang yang diteliti b. Mampu menciptakan raport kepada setiap orang yang ada pada situasi sosial

yang akan diteliti. Menciptakan raport berarti mampu menciptakan hubungan yang akrab dengan setiap orang yang ada pada konteks sosial

c. Memiliki kepekaan untuk melihat setiap gejala yang ada pada objek (penelitian situasi sosial)

d. Mampu menggali sumber data dengan observasi partisipan dan wawancara mendalam secara triangulasi, serta sumber-sumber lain

e. Mampu menganalisis data kualitatif secara induktif berkesinambungan mulai dari analisis deskriptif, domain, komponensial, dan tema kultural atau budaya.

f. Mampu menguji kredibilitas, dependabilitas, konfirmabilitas, dan tranferabilitas hasil penelitian

g. Mampu menghasilkan temuan pengetahuan mengkontruksi fenomena, hipotesis atau ilmu baru.

h. mampu membuat laporan secara sistematis jelas, lengkap, dan rinci

i. mampu membuat abstraksi hasil penelitian dan membuat artikel untuk dimuat dalam jurnal ilmiah serta

j. mampu mengkomunikasikan hasil penelitian kepada masyarakat luas

(20)

4

Kurniawanto P. , 2015

Persepsi anak punk di kota Bandung terhadap nasionalisme

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

berlaku pada masyarakat. Atas dasar inilah peneliti menggunakan metode kualitatif untuk mengeksplorasi dan menggali setiap informasi yang akan didapatkan dari subjek penelitian.

2. Metodoogi Penelitian

Untuk mendapatkan berbagai data dan informasi yang diperlukan dalam tujuan memecahkan masalah yang diteliti. Peneliti menggunakan metode deskriptif. Kata deskriptif berasal dari bahasa Inggris yaitu, descriptive yang berarti bersifat menggambarkan atau melukiskan suatu hal.

Adapun pengertian metode deskriptif menurut Usman dan Akbar (2009: 129) mengemukakan bahwa,

“peneltian deskriptif bukan menggambarkan atau melukiskan dalam hal

sebenarnya, tetapi peneliti menjelaskan hasil penelitian dengan gambar-gambar dan dapat pula menjelaskannya dengan kata-kata sehingga

pembaca memahami dengan baik laporan hasil penelitiannya”

Penelitian deskriptif di gunakan untuk menggambarkan apa yang di dapatkan di lapangan untuk kemudian di jelaskan kepada pembaca, sehingga pembaca dapat memahami apa yang penulis gambarkan. Sejalan dengan apa yang diungkapkan Silasahi (2009: 27) bahwa,

“penelitian deskriptif menyajikan satu gambar yang terperinci tentang satu situasi khusus, setting sosial, atau hubungan. Banyak temuan penelitian sosial dalam jurnal digunakan untuk membuat putusan kebijakan adalah deskriptif. Hasil penelitian deskriptif juga sangat penting sebagai sumber

pembentukan teori dan hipotesis”

Dari kedua kutipan diatas dapat disimpulkan bahwa penelitian deskriptif digunakan sebagai penggambaran suatu objek penelitian yang nantinya yang dapat digunakan sebagai sumber teori maupun hipotesis. Sedangkan menurut Tan dalam Silasahi (2009: 28) bahwa,

(21)

5

Kurniawanto P. , 2015

Persepsi anak punk di kota Bandung terhadap nasionalisme

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dalam hal ini mungkin sudah ada hipotesis-hipotesis tergantung dari

sedikitbanyaknya pengetahuan tentang masalah yang bersangkutan”

Dari pendapat di atas dapat di pahami bahwa penelitian deskriptif bertujuan menggambarkan berbagai keadaan yang ada di masyarakat dengan bergantung pada hipotesis dan pengetahuan yang bersangkutan dengan masalah yang di teliti. Pendapat diatas diperkuat juga oleh Silasahi (2009: 28) bahwa :

“pelaksanaan penelitian deskriptif lebih terstruktur, sistematis dan

terkontrol karena peneliti memulai dengan subjek yang jelas dan mengadakan penelitian atas populasi atau sampel dari subjek tersebut

kemudian menggambarkannya secara akurat”

Dari kutipan diatas dapat dipahami untuk mengumpukan serta menyajikan hasil penelitian tentang persepsi suatu kelompok, penggunaan metode deskriptif sangatlah tepat karena dalam penelitian ini menggambarkan sifat-sifat kelompok serta hubungannya di dalam masyarakat untuk kemudian dijadikan sebuah teori atau hipotesis.

C. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan berbagai informasi dalam menjawab sebuah permasalahan tentunya memerlukan sumber data yang didapatkan dari berbagai sumber. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti adalah:

1. Wawancara

Wawancara menurut Rianse, Usman (2008:219) adalah kegiatan mencari bahan (keterangan, pendapat) melalui tanya jawab lisan dengan siapa saja yang diperlukan. Wawancara diadakan utuk mengungkapkan latar belakang, motif-motif yang ada di sekitar masalah yang diobservasi. Oleh karena itulah maka wawancara itu dilakukan. Bilamana keterangan atau pendapat dengan jalan lain sudah tidak dapat diperoleh atau jalan dianggap terlalu sulit diperoleh.

(22)

6

Kurniawanto P. , 2015

Persepsi anak punk di kota Bandung terhadap nasionalisme

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Wawancara ini dilakukan dengan frekuensi tinggi (berulang-ulang) secara intensif. Selanjutnya dibedakan antara responden (orang yang akan diwawancarai hanya sekali) dengan informan (orang yang ingin periset ketahui/pahami dan yang akan diwawancarai beberapa kali). Sehingga ini dinamakan juga wawancara intensif (intensive-interviews).

Pada wawancara mendalam ini, pewawancara relatif tidak mempunyai kontrol atas respon informan, artinya informan bebas memberikan jawaban. Karena itu periset mempunyai tugas berat agar informan bersedia memberikan jawaban-jawaban yang lengkap, mendalam dan bila perlu tidak ada yang disembunyikan. Caranya dengan mengusahakan wawancara berlangsung informal seperti orang sedang mengobrol.

2. Observasi

Observasi merupakan kegiatan mengamati secara langsung tanpa mediator serta untuk melihat dengan dekat kegiatan yang dilakukan objek tersebut. Namun tidak semua observasi bisa disebut sebagai metode dalam riset. Karena metode pengumpulan data melalui observasi memerlukan syarat-syarat tertentu agar bermanfaat bagi kegiatan riset seperti pendapat yang dikemukakan Nazir dalam kriyanto (2009:108) bahwa dapat dikatakan kegiatan observasi bila memenuhi syarat sebagai berikut :

a) Observasi digunakan dalam riset dan telah direncanakan secara sistematik b) Observasi harus berkaitan dengan tujuan riset yang telah ditetapkan

c) Observasi yang dilakukan harus dicatat secara sistematis dan dihubungkan dengan proposisi umum dan bukan dipaparkan sebagai suatu yang hanya menarik perhatian

d) Observasi dapat dicek dan dikontrol mengenai validitas dan reliabilitasnya Observasi merupakan pengumpulan data yang digunakan dalam riset kualitatif. Dan keunggulan metode ini adalah data yang dikumpulkan dalam dua bentuk yaitu interaksi dan percakapan.

(23)

7

Kurniawanto P. , 2015

Persepsi anak punk di kota Bandung terhadap nasionalisme

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang netral (outsider) yang mempunyai kesempatan untuk bergabung dalam kelompok dan berpartisipasi dalam kegiatan dan pola hidup kelompok tersebut sambil melakukan pengamatan.

3. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan instrument pengumpulan data yang sering digunakan dalam metode pengumpulan data. Metode observasi dan wawancara sering dilengkapi dengan kegiatan penulusuran dokumentasi dimana tujuannya untuk mendapatkan informasi yang mendukung analisis dan interpretasi data. Seorang peneliti sebaiknya memanfaatkan sumber dokumentasi secara intensif agar dapat memperoleh infomasi secara maksimal yang dapat menggambarkan kondisi subjek atau objek yang diteliti dengan benar.

D.Tahap Penelitian

Tahap penelitian dalam kualitatif tidak linier seperti dalam kuantitatif melainkan sirkuler sehingga dapat dimulai dari manapun. Jadi dalam penelitian kualitatif, langkah-langkah penelitian tidak dapat di tentukan dengan pasti seperti halnya kuantitatif, karena langkah-langkah dalam penelitian kualitatatif tidak mempunyai batas-batas yang tegas disebabkan desain dan focus penelitian yang dapat berubah-ubah atau bersifat emergent.

Berikut ini merupakan langkah-langkah dalam tahap penilitian kualitatif:

1. Studi Pendahuluan

Studi pendahuluan berguna untuk menjajaki keadaan lapangan, masalah apa yang kiranya layak dan penting untuk diteliti. Studi lapangan bersifat anjuran baik untuk kualitatif ataupun kuantitatif. Masalah pada mulanya sangat umum kemudian mendapatkan fokus yang ditujukan pada hal-hal khusus. Akan tetapi, fokus itu masih dapat berubah.

(24)

8

Kurniawanto P. , 2015

Persepsi anak punk di kota Bandung terhadap nasionalisme

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Teori yang digunakan tidak dapat ditentukan sebelumnya secara apriori. Penelitian tidak bertujuan untuk menguji atau membuktikan teori seperti dalam metode kuantitatif, melainkan untuk dikembangkan yang akhirnya menemukan teori baru berdasarkan data yang ditemukan dilapangan.

Secara garis besarnya, proses penelitian kualitatif seperti gambar berikut ini.

Gambar 3.1

Proses Penelitian Grounded (Stuart A. Schlegel)

Sumber : Usman dan Akbar (2009: 81)

Teori mana yang dijadikan pegangan tidaklah dapat dipastikan. Akan tetapi, tidak berarti bahwa penelitian kualitatif tidak memerlukan teori sama sekali. Karena dalam menafsirkan makna, peneliti memerlukan teori yang mendukungnya. Instrument utama dalam penelitian kualitatif ialah si peneliti sendiri, umumnya dengan observasi partisipasi.

Analisis data berarti mencoba memahami data secara verstehen mendapatkan maknanya. Analisis dilakukan sejak penelitian dimulai sampai penelitian selesai.

3. Seminar Pradesain

Setelah pradesain selesai dibuat, maka perlu diseminarkan. Seminar ini berguna untuk mendapatkan umpan balik terhadap hal-hal yang perlu mendapatkan perbaikan. Setelah pra desain mendapat persetujuan pembimbing barulah peneliti terjun ke lapangan dan menemukan data yang relevan.

(25)

9

Kurniawanto P. , 2015

Persepsi anak punk di kota Bandung terhadap nasionalisme

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 4. Memasuki Lapangan

Langkah awal dalam memasuki lapangan ialah memilih lokasi situasi sosial. Setiap situasi sosial mengandung tiga unsur yaitu tempat, pelaku, dan kegiatan. Tempat ialah wadah dimana manusia melakukan kegiatan tertentu . misalnya kantor, sekolah, pasar dan sebagainya.

Pelaku adalah semua orang yang terlibat dalam wadah tertentu sedangkan kegiatan ialah aktivitas yang dilakukan orang dalam wadah tertentu. Kegiatan yang saling berhubungan disebut aktivitas.

Empat hal yang harus diperhatikan dalam memasuki lapangan adalah mengadakan hubungan formal dan informal, medapatkan izin, memupuk rasa saling meghormati dan mempercayai dan mengidentifikasi responden sebagai informan

5. Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan meliputi tempat, pelaku, dan kegiatan seperti yang disinggung diatas. Ketiga dimensi itu dapat dirumuskan sebagai berikut :

a. Ruang dan tempat di tinjau dari penampilan fisiknya b. Pelaku, yaitu semua orang yang terlibat dalam situasi

c. Kegiatan, yaitu apa yang dlakukan orang dalam situasi terstentu d. Objek, yaitu benda-benda yang terdapat di tempat itu

e. Perbuatan, yaitu tindakan-tindakan tertentu f. Kejadian atau peristiwa, yaitu rangkaian kegiatan g. Waktu yaitu urutan kegiatan

h. Tujuan yaitu sesuatu yang ingin dicapai orang

i. Perasaan adalah emosi yang dirasakan dan dinyatakan

6. Analisis Data

(26)

10

Kurniawanto P. , 2015

Persepsi anak punk di kota Bandung terhadap nasionalisme

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu E. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Data yang telah diperoleh harus segera dianalisis setelah dikumpulkan dan dituangkan dalam bentuk laporan. Menurut Spradley dalam Usman dan Akbar (2009: 84) mengemukakan bahwa analisis data merujuk pada pengujian yang sistematis terhadap sesuatu untuk menentukan-bagiab-bagiannya, hubungan diantara bagian-bagian itu dengan keseluruhan

Sedangkan menurut Nasution dalam Usman dan Akbar (2009: 84) menyatakan pendapat bahwa,

“analisis data ialah proses menyususn data agar dapat ditafsirkan.

Menyusun data berarti menggolongkannya dalam pola atau tema tertentu. Tafsiran atau interpretasi artinya memberikan makna terhadap analitis, menjelaskan pola atau kategori, serta mencari hubungan antara berbagai

konsep”

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa analisis data adalah kegiatan analisis mengkategorikan data untuk mendapatkan pola, hubungan, tema, menafsirkan apa yang bermakna serta menyampaikan atau melaporkannya kepada orang lain yang berminat.

Ada berbagai cara untuk menganalisis data dari berbagai teori dan pendapat para ahli, namun yang di pakai peneliti pada penelitian ini aalah model penelitian dengan menggunakan analisis data Miles dan Huberman.

Menurut Miles dan Huberman dalam dalam Usman dan Akbar (2009: 85) bahwa analisis data terdiri dari tiga alur kegiatan yang secara bersamaan yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan atau verifikasi.

1. Reduksi Data

(27)

11

Kurniawanto P. , 2015

Persepsi anak punk di kota Bandung terhadap nasionalisme

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang tidak relevan. Menurut Miles dan Huberman dalam dalam Usman dan Akbar (2009: 85—87) bahwa,

“reduksi data merupakan suatu bentuk analitis yang menajamkan, menggolongkan, mengkategorisasikan, mengarahkan, membuang data yang tidak perlu dan mengorganisasikan data sedemkian rupa sehingga

akhirnya data yang terkumpul dapat diverifikasi”

Dari pendapat diatas dapat disimpukan bahwa tenik reduksi data dibutuhkan untuk memfilter data informasi yang telah didapatkan untuk selanjutnya diolah dan di verifikasi keabsahan datanya.

2. Penyajian Data

Adalah pendeskripsian sekumpulan informasi tersusun yang memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Penyajian data kualitatif disajikan dalam bentuk teks naratif. Penyajian juga dapat berbentuk matriks, bagan, grafik dan jaringan. Semuanya dirancang guna menggabungkan informasi yang tersusun dalam bentuk yang padu dan mudah dipahami.

3. Penarikan Kesimpulan atau Verifikasi

Penarikan kesimpulan atau verifikasi merupakan kegiatan di akhir penelitian. Peeliti harus sampai pada kesimpulan dan melakukan verifikasi, baik segi makna maupun kebenaran. Kesimpulan yang disepakati oleh subjek tempat penelitian itu dilaksanakan.

Makna yang dirumuskan peneliti dari data harus dapat diuji kebenaran, kecocokan, dan kekokohannya. Peneliti harus menyadaribahwa dalam mencarii makna ia harus menggunakan pendekatan emik, yaitu kacamata key informan dan bukan penafsiran makna menurut pandangan peneliti.

Model interaktif yang menggambarkan keterkatan ketiga kegiatan reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan digambarkan pada gambar berikut.

Gambar 3.2

Model Interaktif (Miles dan Huberman,1994)

(28)

12

Kurniawanto P. , 2015

Persepsi anak punk di kota Bandung terhadap nasionalisme

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sumber: Usman dan Akbar (2009: 145)

Pada gambar tersebut tampak adanya ketiga kegiatan yang saling terkait dan merupakan rangkaian yang tidak berdiri sendiri. Penyajian data selain berasal dari hasil reduksi perlu juga dilihat kembali dalam proses pengumpulan data untuk memastikan bahwa tidak ada data penting yang tertinggal.

Demikian juga jika dalam verifikasi ternyata ada kesimpulan yang masih meragukan dan belum disepakati kebenaran maknanya, maka kembali ke proses pengumpulan data. Tindakan memvalidasi data sangat penting dalam penarikan kesimpulan.

F. Validitas Data

Untuk mempermudah data yang akurat dan absah, terutama yang diperoleh melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Dibutuhkan suatu teknik yang tepat. Salah satu teknik yang digunakan adalah dengan memeriksa derajat kepercayaan atau kredibilitasnya. Kredibilitas data dapat diperoleh dengan beberapa cara antara lain.

1. Memperpanjang Masa Observasi

Usaha peneliti dalam memperpanjang waktu penelitian guna memperoleh data dan informasi yang shahih (valid) dari sumber data adalah dengan

Reduksi data

Penyajian data

(29)

13

Kurniawanto P. , 2015

Persepsi anak punk di kota Bandung terhadap nasionalisme

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

meningkatkan intensitas pertemuan dan melakukan penelitian dalam kondisi yang wajar dengan mencari waktu yang tepat guna berinteraksi dengan sumber data.

2. Pengamatan Terus-menerus

Agar tingkat validitas data yang diperoleh mencapai tingkat yang tertinggi, peneliti mengadakan pengamatan secara terus-menerus terhadap subjek penelitian untuk memperoleh gambaran nyata tentang persepsi anak punk terhadap nasionalisme.

3. Triangulasi Data

Menggunakan teknik triangulasi data dimana peneliti bisa memperoleh data dari narasumber dengan teknik wawancara mendalam misalnya dari narasumber tertentu, dari kondisi lokasinya, hingga dari aktivitas yang menggambarkan perilaku individu manusia. Tujuan dari triangulasi data adalah pengecekan kebenaran data tertentu dari berbagai cara dan waktu.

a. Triangulasi Sumber

Triangulasi sumber untuk menguji kredibilitas data yang dilakukan dengan cara mengecek data yang diperoleh melalui beberapa sumber. Berikut ini merupakan bagan triangulasi dengan sumber data.

Gambar 3.3

Triangulasi Dengan Tiga Sumber Data

Anak punk masayarakat

Peneliti sosial

Sumber: Sugiyono (2010:372)

(30)

14

Kurniawanto P. , 2015

Persepsi anak punk di kota Bandung terhadap nasionalisme

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Triangulasi terbaik untuk menguji kredibelitas data dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda, ketiga sumber data di dapatkan dari wawancara, observasi dan stud dokumentasi. Berikut ini merupakan bagan triangulasi teknik.

Gambar 3.4

Triangulasi Dengan Teknik Pengumpulan Data

Wawancara observasi

Dokumentasi

Sumber: Sugiyono (2010:373)

c. Triangulasi Waktu

Waktu juga sering mempengaruhi kredibilitas data. Data yang dikumpulkan dengan teknik wawancara di pagi hari. Biasanya responden akan memberikan data yang valid sehingga lebih kredibel dibandingkan ketika melakukan wawancara di malam hari. Berikut ini merupakan bagan triangulasi dengan menggunakan triangulasi waktu.

Gambar 3.5

Triangulasi Waktu Pengumpulan Data

Sumber : Sugiono (2010: 374)

siang

pagi

(31)

15

Kurniawanto P. , 2015

Persepsi anak punk di kota Bandung terhadap nasionalisme

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 4. Menggunakan Referensi yang Cukup

Sebagai bahan referensi untuk meningkatkan kepercayaan dan kebenaran data, peneliti menggunakan bahan dokumentasi yakni hasil rekaman wawancara dengan subjek penelitian, foto-foto dan lainnya yang diambil dengan cara yang tidak mengganggu atau menarik perhatian informasi, sehingga informasi yang diperlukan akan diperoleh dengan tingkat kesahihan yang tinggi.

5. Mengadakan Member Check

Tujuan dari member check adalah agar informasi yang peniliti peroleh yang digunakan dalam penulisan laporan dan digunakan dalam penulisan laporan sesuai dengan apa yang dimaksud oleh informan. Oleh sebab itu dalam penelitian ini, peneliti menggunakan cara member check kepada subjek penelitian di akhir kegiatan penelitian lapangan tentang focus yang diteliti yakni tentang persepsi anak punk terhadap nasionalisme.

G. Jadwal Penelitian

Penelitian ini akan mulai dilakukan setelah disetujuinya proposal penelitian.

Tabel 3.2

Tabel Jadwal Penelitian

No Jadwal kegiatan 2014

Februari Maret April Mei-juni Juli 1 Pengajuan judul

2 Validasi judul 3 Survey awal 4 Persetujuan

proposal, bab 1 dan rancangan instrument penelitian

(32)

16

Kurniawanto P. , 2015

Persepsi anak punk di kota Bandung terhadap nasionalisme

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

II dan bab III 6 Penelitian 7 Pengolahan bab

IV dan V 8 sidang skripsi

(33)

Kurniawanto P. , 2015

Persepsi anak punk di kota Bandung terhadap nasionalisme

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Penelitian ini menggambarkan tentang studi deskriptif persepsi anak punk Kota Bandung terhadap nasionalisme. Adapun kesimpulan yang didapatkan dari setiap pertanyaan dan fakta-fakta di dalam penelitian. Selain daripada itu, peneliti mengungkapkan juga beberapa saran yang kiranya dapat membangun penelitian selanjutnya.

1. Kesimpulan Umum

Secara umum, anak punk di Kota Bandung memiliki subkulturnya sendiri yang membedakan dengan kultur lainnya yang berkembang di masyarakat. Anak

punk memiliki ciri khas dan karakteristik yang berbeda bila dibandingkan dengan

masyarakat di sekitarnya. Mereka memiliki pandangan nasionalisme dan menginterpretasikan nasionalisme dengan caranya sendiri, namun nasionalisme mereka sama seperti warga negara Indonesia yang ditunjukkan kepada bangsa dan negara ini.

2. Kesimpulan Khusus

Setelah melakukan penelitian dan analisis pembahasan, maka dalam tahapan ini peneliti akan memaparkan beberapa kesimpulan khusus yang didasarkan kepada rumusan masalah yang telah ditentukan. Adapun kesimpulan khusus tersebut antara lain:

a. Subkultur anak punk di Kota Bandung memiliki identitas, nilai dan norma yang membedakan mereka dengan kultur lainnya di masyarakat, selanjutnya

punk sebagai sebuah subkultur memiliki caranya sendiri dalam perlawanannya

(34)

121

Kurniawanto P. , 2015

Persepsi anak punk di kota Bandung terhadap nasionalisme

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kultur ideologis di dalam punk antara lain : ideologi, attitude, loyality, respect,

do it yourself, anti kemapanan, equality, solidarity, anti penindasan, anti

racist, anti facist.

b. Persepsi anak punk Kota Bandung terhadap nasionalisme adalah: pertama kecintaan dan kebanggan terhadap negara dan tanah air yang bersifat universal serta harus dimiliki setiap warga negara serta memberikan apa yang kita bisa terhadap negara, bukan hanya dengan perkataan melainkan juga dengan perbuatan. Kedua nasionalisme anak punk dapat dilihat melalui karya-karya yang diciptakannya seperti musik dengan lirik-lirik yang mengkritisi fenomena sosial politik, tulisan-tulisan dan atribut pakaian yang di kenakannya. Ketiga sikap nasionalisme anak punk dapat terlihat dari kesadaran mereka yang mengadopsi punk luar negeri namun tidak melupakan kecintaan dan kebanggan mereka terhadap bangsa ini. Keempat anak punk di Kota Bandung tidak melupakan budaya lokal dengan adanya punk Sunda yang berusaha melestarikan kebudayaan Sunda sebagai warisan dan kekayaan bangsa ini.

c. Kendala-kendala yang mempengaruhi sikap nasionalisme anak punk adalah:

pertama pengetahuan terhadap nasionalisme, kedua gaya hidup hedonisme,

ketiga pendidikan, keempat gaya hidup anak punk, kelima mainstream

terhadap budaya asing, dan keenam kurangnya perhatian pemerintahan terhadap anak punk.

(35)

121

Kurniawanto P. , 2015

Persepsi anak punk di kota Bandung terhadap nasionalisme

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

memberikan pelayanan publik yang sama terhadap semua anak punk, dan

ketiga memberikan wadah untuk berkreasi dan berkarya kepada anak punk di

Kota Bandung.

B. Saran

Setelah mengkaji berbagai permasalahan yang dimunculkan dalam penelitian ini, maka peneliti memiliki pemahaman dan penilaian. Adapun saran/rekomendasi yang dapat peneliti berikan diantaranya sebagai berikut.

1. Bagi Anak Punk di Kota Bandung

a. Anak punk di Kota Bandung harus bisa mengubah stigma masyarakat terhadap dirinya yang lekat dengan sebutan sampah masyarakat, dengan mengubah sikap mereka dengan lebih menonjolkan hal-hal positif lewat setiap karya yang bisa mereka ciptakan.

b. Anak punk di Kota Bandung harus memiliki kesadaran bahwa punk bukan hanya sekedar fesyen dan gaya hidup, melainkan juga harus memiliki pemahaman yang mendalam mengenai punk itu sendiri.

2. Bagi Pemerintah Kota Bandung

a. Pemerintah Kota Bandung harus bisa memperhatikan anak punk dalam bidang pendidikan maupun pemberian keterampilan dalam bekerja karena masih banyak anak punk yang hidup di jalanan.

b. Pemerintah Kota Bandung diharapkan dapat memberikan wadah dalam berkarya dan berkreasi bagi anak punk di negara ini, karena wadah sarana untuk berkreasi dibutuhkan anak punk.

3. Bagi Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan

a. Lebih mengintensifkan kajian-kajian mengenai kultur masyarakat yang heterogen untuk dijadikan bahan kajian studi di dalam jurusan pendidikan kewarganegaraan.

b. Jurusan Pkn diharapkan untuk lebih memberikan masukan atau saran kepada mahasiswa, untuk melakukan penelitian yang berhubungan dengan komunitas masyarakat yang memiliki kaitan dengan tujuan PKn yaitu to be good and

(36)

121

Kurniawanto P. , 2015

Persepsi anak punk di kota Bandung terhadap nasionalisme

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 4. Bagi Peneliti Selanjutnya

a. Bagi peneliti selanjutnya yang akan meneliti mengenai anak punk, diharapkan dapat menggali lebih dalam subkultur yang ada di dalam punk. Mengingat muatan yang ada di dalam punk tidak hanya mengenai nasionalisme.

(37)

Kurniawanto P. , 2015

Persepsi anak punk di kota Bandung terhadap nasionalisme

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Taufik (1999) : Nasionalisme Indonesia : Dari Asal Usul Ke

Prospek Masa Depan. Jakarta : Gramedia

Baskoro, nando. (2008). Rebel 35 Band Punk Paling Berpengaruh. Jogjakarta : Narasi

Chilote, Ronald H. (2003). Teori Perbandingan Politik, Penelusuran

Paradigama. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada

Chilote,Ronald H. (2003). Teori Perbandingan Politik,Penelusuran

Paradigma. Jakarta : PT raja grafindo persada.

Creswell. (2012). Research design pendekatan kualitatif,kuantitatif dan

mixed. Yogyakarta: pustaka pelajar

Darmadi, Hamid(2010) Metode Penelitian Pendidikan Dan Sosial.Jakarta : PT Alfabeta

Dimond, Stanley dan Pflieger, Elmer (1970) Civics For Citizens. USA: Lippincott Company

Fudyartanta (2012). Psikologi Kepribadian: Paradigma Filosofis

,Tipologis , Psikodinamik Dan Organismik Holistik Jogjakarta :

Pustaka pelajar.

Hardiansyah, ridwan. (2011). Sedikit Cerita Dari Punk Bandar Lampung. Jogjakarta : Indie Book Corner

Henslin, James.(2006). Sosiologi Dengan Pendekatan Membumi. Jakarta : Erlangga

Husaini, Usman dan Purnomo Akbar.(2009). Metodologi Penelitian

Sosial. Jakarta : Bumi Aksara

Koenjaraningrat.(1981). Kebudayaan Mentalitas Dan Pembangunan. Jakarta : Kencana

Komalasari kokom, dan Syaifullah.(2009). Kewarganegaraan Indonesia,

Konsep, Perkembangan, dan Masalah Kontomporer. Bandung :

Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan FPIPS UPI

Kottak Conrad (2011). Anthoropology :Appreciating Human Diversity : University of Michigan

Kriyanto, Rachmat.(2009). Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta : Kencana

Rianse, Usman.(2009).Metodologi Penelitian Sosial Dan Ekonomi. Bandung : Alfabeta

Rivai, V, dan Mulyadi.(2011). Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada

(38)

Kurniawanto P. , 2015

Persepsi anak punk di kota Bandung terhadap nasionalisme

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Santoso, Slamet (2010). Teori-Teori Psikologi Sosial. Bandung : PT Refika Aditama

Semiun, yustinus (2006) Teori Kepribdasian Dan Psikoanalitik Freud. Jogjakarta : Kanisius

Silasahi, Ulber (2009). Metode Penelitian Sosial. Bandung : PT Refika Aditama

Smith, Anthony d (2003). Nasionalisme Teori Ideologi Sejarah. Jakarta : Erlangga

Soelaeman, Munandar (2010). Ilmu Budaya Dasar, Suatu Pengantar. Bandung : PT Refika Aditama

Sugiyono.(2010). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kualitatif ,

Kuantitatif. Bandung : Alfabeta

Supardan, Dadang.(2009). Pengantar Ilmu Sosial : Sebuah Kajian

Pendekatan Struktural. Jakarta: PT Bumi Aksara

Susilo, Taufik Adi (2012). Kultur Underground: Yang Pekak Dan

Berteriak Di Bawah. Jogjakarta : Narasi

Sutrisno, Mudji dan Putranto, Hendar (2005). Teori-Teori Kebudayaan. Jogjakarta : Kanisius

Tilaar H.A.R (2007). Mengindonesia,Etnitas Dan Identitas Bangsa. Jakarta : Rineka cipta

UPI.(2013) Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI

Winarno (2013) Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan: Isu,

Strategi Dan Penilaian. Jakarta: PT Bumi Aksara

Skripsi

Nurhayati ,Yanti (2013) Pengaruh Upacara Bendera Terhadap Sikap

Nasionalisme Siswa Di SMP Negeri 14 Bandung. Bandung: Skripsi

Gambar

Tabel Subjek Penelitian
Gambar 3.1 Proses Penelitian Grounded (Stuart A. Schlegel)
Gambar 3.3 Triangulasi Dengan Tiga Sumber Data
Gambar 3.4 Triangulasi Dengan Teknik Pengumpulan Data
+2

Referensi

Dokumen terkait

Analisis pengaruh minat terhadap kemampuan mahasiswa si Sekolah Tinggi Pariwisata.. Universitas Pendidikan Indonesia |

Penulisan ilmiah ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tingkat kepuasan konsumen terhadap fasilitas warnet di vena plaza internet, jalan Perintis Kemerdekaan blok C14,

Kondisi masyarakat Batak pada saat itu tidak memiliki seni pertunjukan, kecuali yang menyatu dalam upacara dan yang mempunyai fungsi tertentu dalam masyarakatnya..

Menjawab permasalahan ini pemerintah Kota Cimahi, dalam pelayanan publik di setiap instansi dalam lingkungan kota Cimahi, melakukan pelayanan publik dilakukan dengan layanan berbasis

Tujuan penulisan pada penelitian ini adalah: untuk menganalisis pengaruh implementasi terhadap kualitas pelayanan pada pelaksanaan program raskin; menganalisis

4.5.3 Penyebaran Inovasi Komunitas Peduli Lingkungan dalam Meningkatkan Partisipasi Masyarakat akan Kebersihan Lingkungan

TENTANG PEMBENTUKAN SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA SOLOK... Daerah adalah

(1) Nama Retribusi Terminal dipungut retribusi sebagai pembayaran atas pelayanan penyediaan tempat parkir untuk kendaraan penumpang, bis umum, tempat kegiatan usaha