TESIS
DiajukanUntukMemenuhi Salah SatuSyarat MemperolehGelarMagisterPendidikan
Oleh :
Rahmat Permana 1201666
JURUSAN PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
Oleh Rahmat Permana
Sebuah tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas PendidikanOlahragadanKesehatan
© Rahmat Permana 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
November 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
NAMA : RAHMAT PERMANA
NIM : 1201666
JUDUL : PENGGUNAAN MEDIA SWIMMING BOARD DALAM
PENGEMBANGAN PSIKOMOTOR, KOGNITIF DAN AFEKTIF
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH :
Pembimbing I
Dr. Tatang Muhtar, M.Pd) 1960 0113 1987 031 002
Pembimbing II
Dr. Dian Budiana, M.Pd) 1958 0117 1989 031 001
Mengetahui, Ketua program studi
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK………... i
KATA PENGANTAR……… ii
UCAPAN TERIMA KASIH……….. iii
DAFTAR ISI……… v
DAFTAR GAMBAR………. viii
DAFTAR TABEL……….. ix
DAFTAR LAMPIRAN……….. x
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah……… 1
B. Rumusan Masalah………. 4
C. Batasan Penelitian……… 4
D. Tujuan Penelitian………. 4
E. Kegunaan Penelitian……… 5
F. Definisi Operasional……… 6
BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Analisis Meluncur Dasar………... 7
B. Stuktur Anatomis Otot Yang Di Perlukan Dalam Meluncur………….. 8
C. Kekuatan……… 12
D. Latihan Squat Internal Resistance………. 13
1. Prinsip-Prinsip Latihan……… 15
2. Norma-Norma Latihan………... 20
F. Sasaran Latihan Pada Anak Usia Sekolah Dasar……… 22
1.
Dasar Pertimbangan……… 222.
Dasar Fisiologis………. 24G. Anggapan Dasar……… 26
Pengaruh latihan squat internal resistance terhadap hasil jarak luncuran perenang dasar……… 28
H. Hipotesis……… 29
BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian……… 30
B. Populasi dan Sampel………... 31
1. Populasi………. 31
2. Sampel……… 32
A. Desain Penelitian……….. 33
B. Instrumen Penelitian………. 36
C. Tempat dan Waktu Penelitian………. 37
D. Prosedur Pengumpulan Data……… 46
E. Prosedur Pengolahan Data………..………. 48
B. Pengujian Hipotesis……… 55
C. Diskusi Penemuan……….. 57
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan……….. 59
ABSTRAK
PENGARUH LATIHAN SQUAT INTERNAL RESISTANCE TERHADAP HASIL JARAK LUNCURAN PERENANG DASAR
RAHMAT PERMANA* 2011
Permasalahan yang menjadi acuan penulis dalam penelitian ini adalah
bagaimana pengaruh latihan squat internal resistance terhadap hasil jarak luncuran
perenang dasar. Tujuan dari penelitian ini yaitu ingin mengetahui pengaruh latihan
squat internal resistance terhadap peningkatan jarak luncuran dalam olahraga renang.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode eksperimen. Populasi ialah klub renang Mandala Ganesha Bandung (MGSC) berjumlah 20 orang
perenang dasar setelah ditentukan dengan pengambilan sampel seadanya maka
sampel ialah kelas dasar yang sedang menerima tahap pembelajaran meluncur
sebanyak 20 orang.
Hasil yang diperoleh setelah perhitungan statistik dimana thitung sebesar 8.30
yang ternyata berada diluar daerah penerimaan hipotesis dengan taraf nyata 0.05 dan
dk = 9 maka latihan squat internal resistance memberikan penagruh yang signifikan,
adapun kelompok kontrol yang tidak diberi perlakuan mengalami peningkatan
sebesar 3.02 yang ternyata berada diluar daerah penerimaan hipotesis dengan taraf
nyata 0.05 dan dk = 9 maka kelompok control mengalami peningkatan akan tetapi
tidak lebih cepat dari kelompok eksperimen. Berdasarkan hasil perhitungan statistic
rata-rata satu pihak terhadap kedua kelompok tersebut diperoleh thitung 4.00 dengan
taraf nyata 0.05. maka dari kedua kelompok tersebut yaitu kelompok eksperimen dan
control ada perbedaan hasil peningkatan jarak luncuran yang signifikan.
Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data, maka penulis dapat
menyimpulkan penelitian ini ialah :
1. Terdapat pengaruh yang signifikan latihan squat internal resistance terhadap hasil
jarak luncuran perenang dasar”
Dari penelitian ini disarankan untuk menggunakan latihan squat internal
resistance karena peningkatanya lebih cepat dibandingkan dengan kelompok kontrol.
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri setiap
orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara
seseorang dengan lingkunganya. Oleh karena itu, belajar dapat terjadi kapan saja
dan dimana saja. Salah satu pertanda bahwa seseorang itu telah belajar adalah
adanya perubahan tingkah laku pada diri orang itu yang mungkin disebabkan oleh
terjadhinya perubahan pada tingkat pengetahuan, keterampilan atau sikapnya.
Apabila proses belajar itu diselenggarakan secara formal di sekolah-sekolah
tidak lain ini dimaksudkan untuk mengarahkan perubahan pada diri siswa secara
terencana, baik dari aspek pengetahuan, keterampilan, maupun sikap. Interaksi
yang terjadi selama proses belajar tersebut dipengaruhi oleh lingkunganya, yang
antara lain terdiri atas murid, guru, petugas perpustakaan, kepala sekolah, bahan
atau materi pelajaran berupa buku, modul, selebaran, rekaman video dan alat
bantu lainya.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong
upaya-upaya pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam proses
belajar. Para guru dituntut agar mampu menggunakan alat-alat yang dapat
disediakan oleh sekolah dan tidak tertutup kemungkinan bahwa alat-alat tersebut
sesuai dengan perkembangan dan tuntutan zaman. Guru sekurang-kurangya dapat
menggunakan alat yang murah, praktis dan efisen meskipun sangat sederhana
tetapi merupakan keharusan dalam upaya mencapai tujuan pengajaran yag
diharapkan. Di samping dapat menggunakan alat bantu yang tersedia, guru juga
dituntut dapat mengembangkan keterampilan membuat media pembelajaran yang
akan digunakanya apabila media tersebut belum tersedia. Maka dari itu guru harus
memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang media pembelajaran yang menurut
Hamalik (1995, hlm. 6) meliputi :
a. Media sebagai alat komunikasi guna lebih menggefektifkan proses belajar mengajar
c. Seluk beluk proses belajar mengajar
d. Hubungan antara metode mengajar dan media pendidikan e. Nilai atau manfaat media pendidikan dalam pengajaran f. Pemilihan dan penggunaan media pendidikan
g. Berbagai jenis alat dan teknik media pendidikan h. Media pendidikan dalam setiap mata pelajaran i. Usaha inovasi dalam media pendidikan
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah
bagian yang tidak dapat dipisahkan dari proses belajar mengajar demi tercapainya
tujuan pendidikan pada umumnya dan tujuan pembelajaran di sekolah pada
khususnya yang akan tercapai dengan baik apabila disertai dengan kesiapan guru
yang kompeten dalam kegiatan pembelajaran serta memahami fungsi media.
Kesiapan guru pendidikan jasmani dalam penguasaan bidang keilmuan yang
menjadi kewenangannya, merupakan modal dasar bagi terlaksananya
pembelajaran yang efektif. Guru yang kompeten dituntut untuk memiliki
persiapan dan penguasaan yang cukup memadai, baik dalam bidang keilmuan
maupun dalam merancang program pembelajaran yang disajikan. Selain itu,
pelaksanaan pembelajaran menggambarkan dinamika kegiatan belajar siswa yang
dibuat dinamis oleh guru. Untuk itu, guru semestinya memiliki pengetahuan,
kemampuan, dan keterampilan dalam mengaplikasikan metodologi dan
pendekatan pembelajaran secara tepat. Kompetensi profesional dari guru perlu
dikombinasikan dengan kemampuan dalam memahami dinamika perilaku dan
perkembangan yang dijalani oleh para siswa dalam proses belajar mengajar untuk
memahami sikap, gerak dasar salah satu keterampilan olahraga.
Hasil belajar keterampilan gerak dalam proses pembelajaran pendidikan
jasmani salah satunya adalah keterampilan gerak dasar renang. Alasan mengapa
cabang renang dapat digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan jasmani karena
renang memiliki banyak manfaat. Manfaat tersebut diantaranya dapat membantu
pertumbuhan dan perkembangan tubuh, bersosialisasi dan berinteraksi dengan
orang lain, menambah kepercayaan pada diri sendiri dan dapat digunakan sebagai
kegiatan rekreatif karena pengaruh dingin dapat menyegarkan tubuh dan perasaan.
Model pengembangan gerak dasar renang di sekolah dasar harus disesuaikan
sesuai dengan tujuan pembelajaran yang diinginkan. Banyak berita-berita di
media cetak maupun elektronik mengulas tentang kerugian ketika anak tidak bisa
berenang, selain berdampak pada kesehatan berdampak pula pada keselamatan
jiwa, data yang dikeluarkan oleh Burns (2013, hlm. 1) mengemukakan bahwa :
Half of 7 to 11-year-olds in England, some 1.1 million children, cannot swim
the length of a standard pool, research suggests. Only 2% of schools surveyed delivered the government's recommended 22 hours a year of swimming lessons. The report says Ofsted should focus PE inspections on swimming as "it is the only sport that can save lives". Some 407 people died from drowning in 2011, according to the most recent figures from the National Water Safety Forum. Of these, 47 were aged under 19. "These numbers could increase in future if the current issues with school swimming programmes are not addressed," warns the report.
Dalam paparan data tersebut pada tahun 2011, 407 orang meninggal
tenggelam di air akibat tidak bisa berenang, ironisnya usia mereka yang
meninggal antara tujuh sampai sebelas tahun, ini karena kurangya kelas berenang
pada usia sekolah dasar. Dikhawitirkan juga di indonesia hal ini bisa saja terjadi
apabila aktivitas renang memang kurang dalam pelajaran pendidikan jasmani
karena faktor alokasi waktu yang disediakan sekolah kurang. Maka masalah ini
harus segera ditangani dengan cara menambah aktifitas akuatik anak pada
perkumpulan renang untuk menjadi anggota.
Dalam cabang renang terdapat beberapa gaya yang digunakan, salah satunya
adalah gaya dada. Ditinjau dari gerakannya renang gaya dada mempunyai banyak
keunggulan dari gaya renang yang lain, diantaranya dari gerakan yang alami
sehingga dengan mudah orang mempelajarinya, bernapasnya tidak sulit sehingga
tidak merepotkan untuk jarak renang yang jauh. Dalam jurnal olahraga Supriyanto
(2011, hlm. 2):
Renang gaya dada merupakan gaya berenang yang mudah dipelajari, ini
berdasarkan pengalaman penulis ketika mengajar anak-anak usia sekolah dasar
pada klub Mandala Ganesha Bandung, memang betul ketika seorang anak ditanya
gaya renang apa yang paling disenangi dan mudah mereka menjawab gaya dada
atau gaya katak. Sesuai dengan pendapat Thomas (2006, hlm 141): bahwa: “Gaya
dada memiliki batasan dan peraturan yang lebih lengkap dan didefinisikan lebih
rinci dari pada gaya-gaya yang lain dalam buku peraturan, namun gaya dada
adalah gaya yang mudah dan nyaman untuk dilakukan”. Pendapat Thomas ini
sesuai dengan apa yang terjadi di lapangan pada saat ini bahwa gaya dada atau
katak dalam pelaksanaan proses pembelajaran harus terperinci dengan baik dari
mulai sikap meluncur sampai pada gerakan koordinasi keseluruhan.
Sedangkan Wynman pada tahun 1538 (dalam Murni 2000, hlm 9): “Bedanya
antara perenang dengan seekor katak bahwa sikap meluncur perenang dilakukan
dengan dua kaki dan kedua lengan lurus, sedangkan pada katak sikap seperti itu
tidak dijumpai”. Pendapat tersebut menunjukan bahwa berenang gaya katak
dikatakan mudah dan nyaman karena gerakanya menyerupai seekor katak yang
sedang berenang.
Akan tetapi banyak ditemukan anak yang kesulitan pada saat melakukan
proses pembelajaran renang gaya dada. Pertama, anak sulit mengapung untuk
mendapatkan posisi yang lurus sejajar dengan permukaan air apabila tidak
ditopang dengan alat bantu. kedua, tanpa alat bantu yang baik anak kesulitan
untuk melakukan teknik dasar gaya dada dari mulai meluncur, gerakan kaki,
lengan dan koordinasi, empat tahapan gerakan ini bisa dilakukan dengan baik jika
ada penopang badan yang stabil pada anak. Ketiga, hasil belajar renang gaya dada
tanpa alat bantu akan rendah karena tidak adanya rasa ingin tahu siswa terhadap
fungsi media belajar untuk renang. Keempat, tanpa alat bantu tidak mungkin ada
variasi-varias mengajar yang dilakukan oleh guru pada saat proses pembelajaran
renang gaya dada, tanpa alat bantu siswa akan dibantu oleh guru dengan cara
dipegang untuk mengapung artinya proses ini akan memakan waktu yang lama
dan berdampak pada hasil belajar keterampilan renang gaya dada, sejalan dengan
Beberapa macam alat bantu renang dapat digunakan untuk memperkaya bahan ajar, sehingga waktu aktif belajar dapat dimanfaatkan secara penuh. Artinya, dengan dukungan alat bantu, anak tidak banyak menunggu giliran atau harus satu-satu dilayani oleh guru. Alat bantu akan sangat besar manfaatnya pada situasi kelas yang banyak. Selain itu alat juga bermannfaat untuk menjaga keselamatan siswa.
Maka rendahnya hasil belajar keterampilan renang gaya dada atau katak
karena memang perlu adanya suatu alat bantu yang nyaman dan efektif dalam
belajar keterampilan renang yang terpenting bahwa alat bantu tersebut tidak
menjadikan hambatan pada perenang pemula, namun justru akan memberikan
bantuan yang memudahkan perenang tersebut dalam belajar berenang.
Gerlach & Ely (dalam Arsyad, 2007, hlm 3) “Mengatakan bahwa media
apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi atau kejadian yang
membangun kondisi yang membuat keterampilan atau sikap”. Berbagai cara dapat
dilakukan didalam pemberian materi pembelajaran renang gaya dada, termasuk
salah satunya alat bantu Swimmig board atau papan pelampung.
Gambar 1.1
Media Renang Swimming Board (Papan Pelampung)
(Sumber: www.goswim.com)
Fungsi dari swimming board ialah untuk menopang berat tubuh seseorang
ketika belajar gerakan renang sehingga dapat mengurangi berat tubuh. Berbentuk
persegi dan terbuat dari karet ataupun bahan plastik, pada bagian atas terdapat
pegangan untuk memudahkan seseorang dalam melakukan gerakan kaki agar
pelampung tidak terlepas. Adapun keuntungan dan kerugian dari penggunaan
swimming board yang dikemukakan Triaplianto (2010, hlm. 2) ialah sebagai
Keuntungan mengajar renang gaya dada dengan menggunakan alat pelampung antara lain :
1. Frekwensi latihan lebih banyak karena tiap perenang satu pelampung. 2. Perenang lebih senang, karena lebih cepat mengetahui hasil yang
didapatkan dengan gerakan yang berpindah tempat.
3. Perbaikan gaya akan lebih mudah karena pelampung akan membantu perenang pemula untuk membuat posisi streamline.
4. Akan cepat menguasai bagian-bagian dari renang.
Sedangkan Kerugian dari mengajar renang gaya dada dengan alat pelampung antara lain :
1. Perenang akan merasa kurang berani, karena harus melakukan sendiri dalam tahap permulaan.
2. Perbaikan tidak dapat dilakukan langsung .
3. Perenang harus punya keahlian dalam mengendalikan pelampung, 4. Harus menyediakan alat bantu pelampung.
Sedangkan menurut teori Corleet (dalam Boyke 2013, hlm 11) :“Swimming
board ialah pembelajaran renang dengan menggunakan papan pelampung sangat
efisien dan efektif, karena pada saat bergerak papan pelampung dapat mengurangi berat tubuh, sehingga gerakan tungkai atau lengan lebih ringan”.
Dari pendapat diatas jelas bahwa papan pelampung memberikan
kemudahan untuk mengapung karena berat tubuh ditopang oleh pelampung dan
untuk belajar gerakan tungkai dan lengan gaya dada akan lebih ringan, tetapi
dalam hal untuk meningkatkan keterampilan renang gaya dada belum diuji serta
masih ada keraguan dikarenakan berdasarkan pengamatan ketika mengajar renang
penggunaan papan pelampung khususnya ketika belajar gerakan kaki dada
perenang sering sekali terguling kekanan dan kekiri, ini yang mendasari penulis
untuk memakai papan pelampung dalam meningkatkan keterampilan renang gaya
dada.
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah
1. Identifikasi Masalah
Dari uraian latar belakang diatas dapat ditarik identifikasi masalah sebagai
berikut :
Kickboard tidak biasa dipergunakan untuk melatih gerakan lengan.
Penggunaan swimming board dikhususkan untuk belajar gerakan kaki pada
saat belajar renang gaya dada, hal ini menunjukan bahwa alat bantu swimming
board hanya memfokuskan pada aspek keterampilan gerak saja sedangkan aspek
kognitif dan afektif seringkali dianggap tidak memberikan pengaruh dengan
pemakaian alat bantu. Sedangkan fenomena yang terjadi dilapangan seringkali
penggunaan swimming board sebagai alat bantu renang memberikan perubahan
secara sikap dimana anak lebih berpartisipasi secara aktif dalam belajar renang
apabila ada alat bantu yang memudahkan dalam belajar renang khususnya gaya
dada.
Dikarenakan pada proses evaluasi pendidikan jasmani tidak hanya
semata-mata mengukur keterampilan kecabangan atau kebugaran jasmani siswa saja,
tetapi secara keseluruhan harus mengukur dampak program pendidikan jasmani
yang menyentuh tiga domain meliptui kognitif, afektif dan psikomotor. Ketiga
domain ini secara serempak dikembangkan melalui aktivitas pendidikan jasmani.
Bertambahnya pengetahuan tentang kebugaran jasmani, penegetahuan tentang
berbagai jenis olahraga, sikap positif terhadap pelaksanaan pendidikan jasmani
serat memiliki kesadaran yang tinggi akan pentingya menjaga kesehatan dan
berkembangya keterampilan kecabangan merupakan tujuan utama pendidikan
jasmani. Oleh sebab itu penulis ingin meneliti penggunaan media pembelajaran
swimming board dalam pengembangan kognitif, afektif dan psikomotor.
1. Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang dan identifikasi masalah yang telah dijelaskan
maka didapat rumusan masalah dalam penelitian ini ialah :
1. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan penggunaan media
pembelajaran swimming board dalam pengembangan psikomotor ?
2. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan penggunaan media swimming
board dalam pengembangan kognitif ?
3. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan dalam penggunaan swimming
board dalam pengembangan afektif ?
Tujuan penelitian menyajikan hasil yang ingin dicapai setelah penelitian
selesai dilakukan. Oleh karena itu, rumusan tujuan harus konsisten dengan
rumusan masalah dan harus mencerminkan proses penelitianya. Adapun tujuan
peneletian dalam tesis ini ialah :
1. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh yang signifikan penggunaan
swimming board dalam pengembangan psikomotor ?
2. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh yang signifikan penggunaan
swimming board dalam pengembangan kognitif?
3. Untuk mengetahui pengaruh penggunaan swimming board dalam
pengembangan afektif ?
3. Manfaat Penelitian
1. Secara teori
a. Bagi Sekolah dan Klub renang dapat dijadikan acuan referensi dalam
menggunakan alat bantu yang efektif pada pembelajaran renang gaya
dada.
b. Bagi guru dan pelatih. Diharapkan dapat menjadi referensi dan
masukan atas hasil dari penelitian ini bagi perkembangan
pembelajaran renang gaya dada dengan menggunakan alat bantu yang
efektif.
c. Bagi mahasiswa. Sebagai referensi dan bahan kajian kelimuwan
pembelajaran renang gaya dada dengan menggunakan swimming
board untuk diteliti ulang dengan sampel yang memadai.
d. Bagi lembaga SPS UPI. Sebagai sumbangan keilmuwan dan bahan
bacaan di perpustakaan.
2. Secara praktis
a. Bagi Sekolah dan klub dapat menerapkan pembelajaran renang gaya
dada menggunakan swimming board dalam pengajaran maupun
b. Bagi guru pendidikan jasmani dan pelatih olahraga di sekolah maupun
di klub dapat dijadikan sebagai pedoman untuk menggunakan alat
bantu swimming board dalam pembelajaran renang gaya dada.
c. Bagi mahasiswa S1 olahraga yang mengambil mata kuliah renang
dapat mempraktekan penggunaan alat bantu dalam perkuliahan.
d. Bagi peneliti dapat dijadikan pedoman untuk mengajar renang gaya
dada di klub maupun disekolah.
E. Struktur Organisasi Tesis
BAB I
a. Latar Belakang Penelitian
b. Identifikasi Masalah Penelitian
c. Rumusan Masalah Penelitian
d. Tujuan Penelitian
e. Manfaat Penelitian
f. Struktur Organisasi Tesis
BAB II
a. Kajian Pustaka
b. Kerangka Pikir
c. Hipotesis Penelitian
BAB III
a. Lokasi dan subjek penelitian
b. Desain penelitian
c. Metode penelitian
d. Definisi operasional
e. Instrumen penelitian
f. Proses pengembangan instrumen
g. Teknik pengumpulan data
h. Analisis data
BAB IV
a. Hasil penelitian
BAB V
a. Kesimpulan
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Lokasi dan Subjek Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Lokasi dari penelitian ini adalah klub renang Mandala Ganesha Bandung
yang berada di jalan Siliwangi Nomer 52 Bandung. Alasan peneliti mengambil
tempat ini adalah banyaknya siswa kategori perenang dasar yang belajar renang
di klub ini dari berbagai sekolah dasar di kota bandung dikarenakan lokasi latihan
yang strategis di pusat kota.
2. Populasi
Dalam menentukan populasi harus didefinisikan secara jelas sehingga
generalisasi hasil-hasil penelitian dapat dirumuskan secara akurat. Furqon (2012,
hlm.135) mendefinisikan bahwa : “ Secara formal populasi dapat didefinisikan
sebagai sekumpulan objek, orang, atau keadaan paling tidak memiliki satu
karakteristik umum yang sama”. Sedangkan menurut Lutan, et. Al (2007, hlm.
82): menjelaskan bahwa : “Populasi adalah sekelompok subjek yang diperlukan
oleh peneliti, yaitu kelompok dimana peneliti ingin menggeneralisasikan temuan
penelitianya”.
Dari kedua definisi diatas jelas bahwa populasi merupakan seluruh individu
yang mempunyai karakteristik tertentu (satu set karakterisitik) Populasi dari
penelitian ini adalah kelas perenang dasar klub renang Mandala Ganesha Bandung
yang berjumlah sepeuluh subjek.
Adapun pertimbangan yang menjadi alasan penulis mengambil populasi ini
ialah :
1. Karakteristik populasi mempunyai satu kesamaan yang sama yaitu
perenang kelas dasar.
2. Fasilitas dan sarana yang menunjang untuk melakukan penelitian
Maka dengan dengan alasan di atas penulis bisa dengan mudah untuk
melakukan perlakuan terhadaap kelompok swimming board untuk pengembangan
aspek kognitif, afektif dan psikomotor.
3. Sampel
Sampel merupakan sebagian objek yang diambil dari populasi penelitian.
Sampel diambil harus dapat menggambarkan atau mewakili populasi secara
keseluruhan. Mengenai sampel Sugiyono (2009, hlm.118) mengemukakan
bahwa, “Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimilki oleh populasi tersebut”. Maka dalam hal ini sampel merupakan bagian dari populasi.
Sedangkan menurut Hasan (2002, hlm. 58) menjelaskan bahwa:” Sampel
adalah bagian dari populasi yang diambil melalui cara-cara tertentu yang juga
memiliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang dianggap mewakili
populasi”. Maka dari kedua penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa syarat yang harus dipenuhi oleh sampel agar dapat dikatakan sampel yang baik
yaitu refresentatif dan memadai. Sampel dikatakan refresentatif apabila ciri-ciri
sampel yang berkaitan dengan tujuan penelitian sama atau hampir sama dengan
ciri-ciri populasinya dan dikatakan memadai apabila ukuran sampelnya cukup
untuk meyakinkan kestabilan ciri-cirinya.
Adapun sampel dalam penelitian ini ditetapkan sebesar 100% dari populasi
maka sampel dalam penelitian ini diambil dari semua populasi atau total populasi
dijadikan sampel berjumlah sepuluh orang..
B. Desain Penelitian
Desain dalam penelitian ini menggunakan desain kelompok tunggal dengan
pretes dan postes sesuai dengan metode pre-eksperimen. Dengan pelaksanaan
kelompok diberikan tes awal sebelum diberikanya perakuan, kemudian kelompok
itu diberikan perlakuan (X), dan pasca pemberian perlakuan dilakukan postes.
O
1X
O
2Desain Kelompok Tunggal dengan Pretes dan Postes
Ali (2011, hlm.272)
Keterangan :
O1 : Tes Awal Psikomotor, Kognitif Dan Afektif
X : Perlakuan Penggunaan Swimming Board
O2 : Tes Akhir Psikomotor, Kognitif Dan Afektif
C.Metode Penelitian
Penggunaan metode yang tepat dalam suatu penelitian ilmiah sangat
menentukan tercapainya tujuan pemecahan masalah dalam penelitian. Oleh karena
itu diperlukan suatu metode tertentu agar data dapat terkumpul dan dapat
digunakan dalam sebuah penelitian, biasanya disesuaikan dengan tujuan yang
ingin dicapai dalam sebuah penelitian. Seperti diungkapkan Surakhmad (1985,
hlm. 131): “Metode merupakan cara utama yang dipergunakan untuk mencapai
tujuan”. Penggunaan metode penelitian tergantung pada permasalahan yang akan
dibahas, dengan kata lain harus dilihat dari efektivitasnya, efisiensinya dan
relevansi metode penelitian tersebut. Suatu meetode dikataan efektif apabila
selama pelaksanaan dapat terlihat adanya perubahan positif menuju tujuan yang
diharapkan, dan suatu metode dapat dikatakan efisien apabila penggunaan waktu,
fasilitas, biaya dan tenaga dapat dilaksanakan seminimal mungkin tetapi dapat
mencapai hasil yang maksimal.
Bentuk dan jenis dari metode menurut Tuckman dalam Riduwan (2008,
50-hlm. 51) bahwa, terdapat empat bentuk metode yaitu “pre-experimental, true
experimental, factorial dan quasi experiment”. Senada dengan tuckman sugiono (2009, hlm. 72) membagi empat jenis metode penelitian ekperimen yaitu “pre
-ekperimental, true -ekperimental, factorial -ekperimental, dan quasi ekperimental.
Metode dalam penelitian ini menggunakan metode pre-eksperimen dengan
desain kelompok tunggal. Menurut Lutan, et.al (2007, hlm.132) menjelaskan
tentang pre-eksperimen ialah “Desain-desain kelompok ini dikatakan lemah,
validitas internal”. pemilihan ini berdasarkan situasi satu variabel dan sampel penelitian yang tidak terdapat kelompok kontrol, terdapat satu kelompok
eksperimen yaitu kelompok penggunaan media swimming board.
D. Definisi Operasional
Agar penelitian ini tidak keluar jauh dari pokok bahasan yang akan diteliti dan
dikaji maka definisi operasional dalam setiap variabel ialah sebagai berikut :
1. Swimming Board : Media terbuat dari plastik atau karet berbentuk persegi
untuk menopang tubuh agar lebih ringan untuk gerakan kaki dan tungkai.
Menggunakan metode Pembelajaran bagian demi bagian urutannya seperti
penguasaan renang gaya dada, yaitu dimulai dari meluncur, gerakan kaki,
gerakan tangan dan napas dan terakhir koordinasi dari semua gerakan
2. Gaya Dada : “Gaya dada atau disebut gaya katak adalah gaya renang yang
gerakan lengan dan gerakan kakinya mirip dengan katak yang sedang
berenang”. Murni (2000, hlm. 9) juga mengemukakan hal yang senada
tentang gaya dada yaitu : “gaya dada (breast stroke) sering disebut juga gaya katak , karena gerakan kaki dan tangannya hampir mirip dengan
seekor katak yang sedang berenang”. Selain itu banyak mitos yang
berkembang bahwa keberadaan renang dengan gaya dada ini didapatkan
saat melihat seekor katak yang sedang berenang dan mencoba mengikuti
gerakannya.
E. Instrumen Penelitian
Agar Penelitian ini berjalan dengan semestinya maka diperlukan
pengumpulan data untuk memperoleh hasil akhir maka diperlukan suatu alat ukur
sebagai pengumpul data yang sesuai berupa tes. Adapun tes atau pengujian
didefinisikan sebagai suatu prosedur sistematis dalam mengamati satu atau lebih
karakteristik seseorang khususnya terkait ability (kemampuan) dan capability
(kecakapan) Ali (2011, hlm. 120). Adapun alat yang digunakan dalam penelitian
ini terdapat tiga instrumen penelitian yang mengadopsi dari Mulyanto (2010, hlm.
Universitas Pendidikan Indonesia yang berjudul Managemen Pembelajaran
Metode Block Practice dan Prinsip DAP terhadap Hasil Belajar Keterampilan
Renang Gaya Dada Sekolah Dasar. Adapun instrumen yang tercantum yaitu :
1. Tes Keterampilan Renang Gaya Dada
Tujuan dari instrumen ini ialah untuk mengetahui kemampuan awal sebelum
diberi perlakuan dan sesudah diberi perlakuan selama 16 pertemuan, Pelaksanaan
tes dilakukan dikolam renang anak Mandala Ganesha Bandung. Dengan tata cara
siswa berbaris dan diberi pengarahan sebelum melakukan tes. Lalu siswa
bergiliran dengan jumlah tiga orang melakukan tes renang gaya dada 25 meter
untuk melihat keterampilan renang gaya dada sehingga tidak harus mencapai 25
meter karena keterampilan sudah dapat dilihat. Pelaksanaan dilakukan oleh tiga
orang pelatih renang untuk menilai teknik dasar masing-masing anak, agar setiap
pengajar dapat fokus pada pemberian nilai. Adapun gambaran sekilas tentang
format penilaian keterampilan tertera pada tabel 3.3 di bawah ini,
Tabel 3.3
Format Keterampilan Renang Gaya Dada
Nama
Dalam tabel 3.3 terdapat lima aspek teknik dasar yang diamati yaitu gerakan
meluncur, gerakan kaki gaya dada, gerakan napas gaya dada, gerakan tangan dan
koordinasi seluruh gerakan dengan pemberian skor satu sampai empat dengan
berpedoman pada deskripsi indikator masing-masing teknik dasar yang terdapat
2. Tes Aspek Pengetahuan
Tujuan dari instrumen ini ialah untuk mengetahui sampai sejauh mana
pengetahuan tentang renang gaya dada, teknik dasar renang gaya dada dan fungsi
media swimming board dan pull buoy untuk meningkatkan keterampilan renang
gaya dada.
Tabel 3.4
Kisi-Kisi Angket Kognitif Renang Gaya Dada
Variabel
Penelitian
Sub variabel Indikator No item
Media swimming
Pelaksanaan tes pengetahuan dilakukan sebelum diberi perlakuan dan
seseudah diberi perlakuan pada perenang dasar yang rata-rata berusia sembilan
sampai dua belas tahun, dengan lima belas item pertanyaan. Tata cara pelaksanaan
siswa diberi petunjuk dengan sejelas-jelasnya sebelum mengerjakan soal berupa
pilihan ganda, agar tidak terjadi kesalahan dalam pengisian.
3. Penilaian Sikap
Penilaian afektif (sikap) siswa adalah untuk mengetahui sampai sejauh
mana sikap siswa pada saat mengikuti proses pembelajaran renang gaya dada
dengan menekankan pada aspek sosial siswa, dilakukan pengajar dengan
melengkapi lembar penilaian yang tertera pada tabel 3.5 meliputi aspek-aspek tata
tertib di kolam renang dan partisipasi mengikuti pembelajaran renang gaya dada..
Tabel 3.5
Format Instrumen Hasil Belajar Afektif
No
Nam a Sisw
a
Aspek yang diamati Total Skor
T
sebelum diberi perlakuan dan sesudah diberi perlakuan, Dengan pemberian skor
satu sampai empat berpedoman pada deskripsi indikator yang tertera pada
lampiran.
Adapun pada tabel 3.6 dibawah ini merupakan pembuatan rancangan program
penelitian sehingga tidak sesuai dengan apa yang direncanakan dan selesai tepat
pada waktunya.
Tabel 3.6
Rancangan Program Penelitian
Pertemuan Waktu Materi Tempat
1-3 Senin,28 April-3
7-9 Senin 12 mei-17
F. Uji validitas dan Reliabilitas
1. Uji validitas
Dari penghitungan tingkat validitas instrument menggunakan SPSS 16 dan
excel 2013 melalui analisis correlated item – total correlation, hasilnya sebagai
berikut :
Tabel 3.7
Hasil Uji Validitas Keterampilan Renang Dasar Gaya Dada
Item Total
Correlation
Keterangan
Meluncur 0.718 Valid
Gerakan Kaki gaya dada 0.512 Valid
Gerakan Nafas gaya dada 0.743 Valid
Gerakan Tangan Gaya dada 0.588 Valid
Koordinasi Seluruh Gerakan 0.522 Valid
Keterangan :
1. Jika koefisien korelasi > 0.45 dinyatakan valid
2. Jika koefisien korelasi < 0.45 dinyatakan tidak valid
Tabel 3.8
Hasil uji validitas tes pengetahuan
Keterangan :
1. Jika koefisien korelasi > 0.45 dinyatakan valid 2. Jika koefisien korelasi < 0.45 dinyatakan tidak valid
Tabel 3.9
Hasil uji validitas afektif
Nomor item Total
1. Jika koefisien korelasi > 0.45 dinyatakan valid 2. Jika koefisien korelasi < 0.45 dinyatakan tidak valid
2. Uji Reliabilitas
Hasil Uji reliabilitas Teknik Dasar Keterampilan Renang Gaya Dada
Cronbach’s Alpha N Of Item
0.738 5
Norma yang digunakan untuk menilai koefisien instrument, mengacu pada
pendapat Mathews (1963) dalam Nurhasan (2001:47) sebagai berikut :
R= 0.60 – 0.69 kurang
R= 0.59 – kebawah kurang sekali
Maka nilai koefisien reliabilitas untuk teknik dasar keterampilan renang
gaya dada adalah 0.738, dan memiliki tingkat reliabilitas dalam rentang yang
sedang. Dengan demikian data hasil tes tersebut dapat dipercaya.
Hasil Uji Reliabilitas Tes Pengetahuan
Cronbach’s Alpha N Of Item
0.867 15
Norma yang digunakan untuk menilai koefisien instrument, mengacu pada
pendapat Mathews (1963) dalam Nurhasan (2001:47) sebagai berikut :
R= 0.90 – 0.99 Sempurna
R= 0.80 – 0.89 cukup
R= 0.70 – 0.79 sedang
R= 0.60 – 0.69 kurang
R= 0.59 – kebawah kurang sekali
Maka nilai koefisien reliabilitas untuk tes pengetahuan keterampilan renang
gaya dada adalah 0.867, dan memiliki tingkat reliabilitas dalam rentang yang
cukup. Dengan demikian data hasil tes tersebut dapat dipercaya.
Hasil Uji Reliabilitas Afektif
Cronbach’s Alpha N Of Item
0.811 6
Norma yang digunakan untuk menilai koefisien instrument, mengacu pada
pendapat Mathews (1963) dalam Nurhasan (2001:47) sebagai berikut :
R= 0.90 – 0.99 Sempurna
R= 0.70 – 0.79 sedang
R= 0.60 – 0.69 kurang
R= 0.59 – kebawah kurang sekali
Maka nilai koefisien reliabilitas untuk teknik dasar keterampilan renang
gaya dada adalah 0,811 dan memiliki tingkat reliabilitas dalam rentang yang
cukup. Dengan demikian data hasil tes tersebut dapat dipercaya.
G. Teknik Analisis Data
Setelah data dari tes awal dan tes akhir terkumpul, langkah selanjutnya adalah
mengolah data tersebut secara statistik. Langkah-langkah pengolahan data
tersebut, ditempuh dengan menggunakan SPSS 16 dengan prosedur sebagai
berikut:
1. Uji normalitas data tes awal dan tes akhir kedua kelompok dengan
menggunakan software SPSS dengan one-sample Kolmogorov- smirnov
test, untuk mengetahui normal atau tidaknya data tes awal kedua
kelompok.
2. Uji homogenitas data tes awal dan akhir kedua kelompok dengan
menggunakan software SPSS dengan test of homogenyti of varinces dan
anova untuk mengetahui homogen atau tidaknya data tes awal dan akhir
3. Uji-t sampel tes awal dan akhir menggunakan SPSS dengan paired sample
test. Untuk mengetahui pengaruh penggunaan swimming board sebelum
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkanhasilpengolahandananlisis data yang dijelaskanpadabab IV,
makapenulisdapatmenyimpulkanhasilpenelitiansebagaiberikut:
1. Terdapatpengaruh yang signifikandaripenggunaan media
pembelajaran swimming board dalam pengembangan psikomotor
2. Terdapatpengaruh yang signifikandaripenggunaan media
pembelajaran swimming board dalampengembangankognitif
3. Terdapatpengaruh yang signifikandaripenggunaanmedia pembelajaran
swimming board dalam pengembanagan afektif
B. Saran
Mengacupadahasilanalisisdankesimpulanpenelitian,
makapenulismemberikanbeberaparekomendasisebagaiberikut:
1. BagiSiswa Tingkat PerenangDasar
Berdasarkantemuan di lapanganbahwaaktivitas di
dalampembelajaranrenangharusdilakukansecaraseriuskepadaanak-anakterutamatingkatsekolahdasarkarenamenyangkutkeselamatananak
di kolamrenang, kemudianhendaknyasiswaselalumembawa media
renang swimming board agar
keterampilandalamgayarenangmeningkat.
2. BagiSekolah
Hendaknyamemperhatikanaktivitaspembelajaranrenangdenganmenam
bah jam ataumembuatekstrakurikuler minimal
denganfrekuensilatihansatuminggudua kali agar
keterampilanberenangsiswatidakrendah.
3. BagiGuru PendidikanJasmani
Guru pendidikanjasmanimempunyaiperan yang
sangatpentingdalammembentuksuatuketerampilangeraksiswadalamakt
ivitasrenang, hendaknya guru
makai media swimming board
ketikaakanmengajarkanmaterirenanggaya dada maupungayabebas,
denganmemakaialat bantu
berdasarkanpenelitianinihasilnyasangatmemberikankemudahanbagisis
wa.
4. Bagi Orang Tua
Disamping guru pendidikanjasmaniperanan orang
tuasangatpentingketikadiluar jam sekolah,
penulismenyarankanapabiladisekolahasaltidakada jam
pelajaranrenangataupunfrekuensinyasangatkurangmakahendaknya
para orang tuamemasukananaknyakeklub-klubrenang,
sehinggaketerampilanrenanganaktidakrendah.
5. BagiPenelitiMahasiswa
Hasilpenelitianinimerupaknsalahsatubagiandaripenelitianilmiahdalam
bidangpembelajaranpendidikanjasmanikhususnyaaktifitasakuatikdala
mcabangolahragarenang,
tentunyamasihbanyakkekurangandalamhasilpenelitianinikarenamema
ngketerbatasanwaktu, sampeldanpersonilpeneliti.
Makadiharapkanbagipenelitiselanjutnyaharapmemperluaskembalimas
alahdaripenelitianinidarisegijumlahsampel yang harus representative
dantentunyadenganwaktu yang lebih lama
untukmengkajikembalipenggunaan media-media
DAFTAR PUSTAKA
Ali, M. (2011). Memahami Riset Prilaku Dan Sosial. Cetakan Kedua. Bandung: CV. Pustaka Cendekia Utama.
Ali, M. (1985). Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategi, Bandung: CV Angkasa
Aunurrahman. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Cetakan Kedua. Bandung:Alfabeta.
Arsyad, A (2011). Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Arsyad, A (2002). Media Pembelajaran. Jakarta. PT. Rajawali Pers
Bahagia, Y. (2012). Model Pembelajaran Pendidikan Jasmani. Kumpulan makalah bahan penataran. file.upi.edu
Boyke, M (2013). Aktivitas Aquatik. Bahan Ajar Pada Mata Kuliah Renang. Bandung. Universitas Pendidikan Indonesia
Boyke, M dan Kartinah, N (2010). Pemanfaatan Alat Bantu Dalam Belajar Renang Anak Usia Sekolah Dasar. Penelitian Hibah Internal LPPM UPI. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia
Burns, J.A (2013). More may drown without better swimming lessons [Online]. Tersedia: http://www.bbc.co.uk/news/education-22615032. [27 Desember 2013].
Danim, S. (2008), Kinerja Staf dan Organisasi, Cetakan ke-1,. Jakarta : CV. Pustaka Setia
Damayanti. (2012). Upaya peningkatan pembelajaran renang gaya bebas dengan menggunakan media pelampung dalam pembelajaran penjaskes pada peserta didik kelas vii-b smp negeri 1 ploso jombang tahun pelajaran 2011/2012. Tesis. Jombang: Sekolah Tinggi Keguruan Dan Ilmu Pendidikan.
Fraenkel, wallen, hyun. (2012). How To Design And Evaluate Research In Educations. New York: Mc Graw Publisher
Greet, C, Stefaniee, V. (2013). “Physical Activity Levels in Elementary-School Physical Education: A Comparison of Swimming and Nonswimming Classes”. Journal Teaching Physical Education.
Vol.23 issue 3. [Online]. Tersedia:
http://journals.humankinetics.com
Haller, D. (2007). Belajar Berenang.Bandung: Pionir Jaya
Hamalik, O. (1995). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara
Hamalik, O. (1992). Adminitrasi dan supervise kurikulum. Bandung: CV. Bandar Maju
Hasan, I. (2002). Metodologi Penelitian. Cetakan Pertama. Bogor: Ghalia Indonesia
Hummels, B (2013). [online]. Diakses pada tanggal 25 maret 2014. Tersedia: http://www.goswim.tv/entries/1741/breaststroke-pull-buoy-kicking.html
Husdarta, J dan Saputra, Y (2000). Belajar Dan
Pembelajaran.Bandung:Depdiknas
Indriana, D. (2011). Ragam Alat Bantu Media Pengajaran, Jogjakarta: Diva Perss,
Kemp, J.E. dan Dayton, D.K. 1985. Planning and Producing Instructional
Media. Cambridge: Harper & Row Publishers, New York.
Lutan,R. dkk. (2007). Penelitian Pendidikan Dalam Pelatihan Olahraga. Bandung: Fakultas Pendidikan Olahraga Dan Kesehatan. Universitas Pendidikan Indonesia.
Muhibbin, S. (1995). Psikologi pendidikan suatu pendekatan baru, Bandung: Rosda Karya
Mulyanto, R. (2010). Managemen pembelajaran metode block practice dan prinsip dap terhadap keterampilan renang gaya dada siswa kelas iii sekolah dasar negeri neglasari kecamatan situraja kabupaten sumedang. Tesis. Pada Program studi pendidikan olahraga. Universitas Pendidikan Indonesia. Tidak diterbitkan
Murni, M. (2000). Renang. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah.
Nasution, (1982). Didaktik azas-azas mengajar. Bandung: Cv. Jemmars
Nazarudin. (2007). Manajemen Pembelajaran. Yogyakarta : Teras
Nurhasan. (2001). Tes dan Pengukuran dalam Pendidikan Jasmani. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Pamungkas, H.S.(2012). Identifikasi faktor-faktor penghambat belajar renang pada siswa kelas XI di SMKN 1 depok. Skripsi Pada Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan Dan Rekreasi. Universitas Negeri Yogyakarta
Pasaribu, IL dan Simanjuntak. (1983). Proses Belajar Mengajar. Bandung : Tarsito.
Rae, L. (2012). Konsep Efektifitas Dalam Pembelajaran [Online]. Tersedia:http://dharmabelimbing.blogspot.com/2012/03/konsep-efektivitas-dalam-pembelajaran.html [27 Desember 2013].
Rahyubi, H. (2012). Teori-Teori Belajar dan Aplikasi Pembelajaran Motorik Deskripsi dan Tinjauan Kritis. Cetakan 1. Bandung: Nusa Media.
Sagala, S. (2008). Konsep dan Makna Pembelajaran. Cetakan Ke-6. Bandung: Alfabeta.
Setiorini, A. (2010). Pemilihan Alat Bantu dalam berenang. [Online] diakses 20 april 2014. Tersedia: http///www.amnda.my.id
Singer, R.N. (1980). Motor Learnig And Human Performance. Champaingne: Human Kinetics Books Publisher,Inc
Slameto. (1991). Belajar dan Fakor-faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Pt. Bina Karya
Sudjana, N. (2001). Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru
Sudarwan, D. (2004). Motivasi, Kepemimpinan dan Efektivitas Kelompok. Jakarta:. PT. Rhineka Cipta.
Sugiyono (2009). Metode pendidikan-pendekatan kuantitatif, kulaitatif dan R&D Bandung cv alfa beta
Supriyanto, A. (2011) efektivitas pembelajaran renang gaya crawl antara
anak usia 5 tahun dengan anak usia 7 tahun. Jurnal Olahraga Prestasi (JORPRES), Vol. 5 (II). pp. 278-295. ISSN 0216-4493.
[Online].[4 Februari].
Suherman, A. dan Mahendra. A (2001). Dasar-Dasar Penjaskes. Departemen Pendidikan Nasional dan Kebudayaan.
Suherman, A. (2009). Revitalisasi Pengajaran Dalam Pendidikan Jasmani. Cetakan Pertama. Bandung: CV Bintang Wali Artika.
Surahkmad. D.W, (1989). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung Tarsito.
Susanto, E. (2012). Pembelajaran renang gaya bebas dengan pendekatan gaya mengajar resiprokal. tesis pada universitas negeri yogyakarta: tidak diterbitkan. [online]. tersedia: http://staff.uny.ac.id
Trianto. (2010). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana
Triaplianto. (2010). Pengaruh Pembelajaran renang gaya dada dengan menggunakan papan pelampung dan bantuan teman. Tesis pada universitas negri semarang. Tidak diterbitkan.
Tri Tunggal, S. (2005). Renang Dasar II. Semarang: Universitas Negeri Semarang
Thomas, D.G. (2006). Renang Tingkat Pemula. Jakarta: Rajagrafindo.
Tn, (2013). Pengertian Belajar dan Mengajar. [Online] diakses 21 april 2014. Tersedia: http://panduanguru.com/pengertian-belajar-dan-mengajar/
Data Uji Coba Tes Keterampilan Renang Gaya Dada
Nama
Aspek Yang Diamati Kriteria
Lampiran 2
Data Uji Coba Kognitif
Nama 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Skor Kriteria
Enji 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 8 C
Davin 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 5 K
Putra 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 3 K
Arif 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 3 K
Budi 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 B
Raminar 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 12 B
Said 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 9 C
Agus 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 11 B
Tristan 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 9 C
Bimo 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 10 B
Zaskia 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 9 C
Fauzan 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 11 B
Farid 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 9 C
Jordi 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 11 B
Tomi 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 10 B
Harsil 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 8 C
Farah 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 9 C
Iyan 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 6 K
0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 3 k
Lampiran 3
Data Uji Coba Afektif
No Nama Siswa
Aspek yang diamati Total Skor
18 Iyan 2 2 1 5
19 Angga 3 2 1 6
UjiNormalitas Pre-Test keterampilanKelompok Pull Buoy
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
hasilbelajar
N 10
Normal Parametersa Mean 10.20
Std. Deviation 1.619
Most Extreme Differences
Absolute .249
Positive .249
Negative -.151
Kolmogorov-Smirnov Z .788
Asymp. Sig. (2-tailed) .564
a. Test distribution is Normal.
UjiNormalitas Pre-Test Kelompok Pull Buoy
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
HasilBelajarR enang
N 10
Normal Parametersa Mean 11.20
Std. Deviation 2.394
Most Extreme Differences
Absolute .233
Positive .233
Negative -.179
Kolmogorov-Smirnov Z .738
Asymp. Sig. (2-tailed) .648
UjiNormalitasTesakhirKelompok Swimming board
Normal Parametersa Mean 13.60
Std. Deviation 1.265
Most Extreme Differences
Absolute .182
Positive .182
Negative -.124
Kolmogorov-Smirnov Z .577
Asymp. Sig. (2-tailed) .894
a. Test distribution is Normal.
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
hasilbelajarre nanggaya
dada
N 10
Normal Parametersa Mean 18.10
Std. Deviation .568
Most Extreme Differences
Absolute .370
Positive .370
Negative -.330
Kolmogorov-Smirnov Z 1.170
Asymp. Sig. (2-tailed) .130
UjiHomogenitastesawalkeduakelompok
Test of Homogeneity of Variances
tesawal
Levene
Statistic df1 df2 Sig.
.918 1 18 .351
tesawal
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Between
Groups 5.000 1 5.000 1.197 .288
Within Groups 75.200 18 4.178
Lampiran 13
Ujihomogenitastesakhirkeduakelompok
Test of Homogeneity of Variances
keterampilanrenang
Levene
Statistic df1 df2 Sig.
6.140 1 18 .123
keterampilanrenang
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Between
Groups 101.250 1 101.250 105.347 .086
Within Groups 17.300 18 .961
Lampiran 16
Ujibedadua rata-rata tingkatketerampilanrenanggaya dada keduakelompok
Group Statistics
keterampilanrenang swimming board 9 18.1111 .60093 .20031
pul buoy 11 14.0000 1.78885 .53936
Independent Samples Test
Levene's Test for Equality of
Variances t-test for Equality of Means