• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGGUNAAN MEDIA SWIMMING BOARD DALAM PENGEMBANGAN PSIKOMOTOR, KOGNITIF DAN AFEKTIF.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGGUNAAN MEDIA SWIMMING BOARD DALAM PENGEMBANGAN PSIKOMOTOR, KOGNITIF DAN AFEKTIF."

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)

TESIS

DiajukanUntukMemenuhi Salah SatuSyarat MemperolehGelarMagisterPendidikan

Oleh :

Rahmat Permana 1201666

JURUSAN PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA

FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

(2)

Oleh Rahmat Permana

Sebuah tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas PendidikanOlahragadanKesehatan

© Rahmat Permana 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

November 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

NAMA : RAHMAT PERMANA

NIM : 1201666

JUDUL : PENGGUNAAN MEDIA SWIMMING BOARD DALAM

PENGEMBANGAN PSIKOMOTOR, KOGNITIF DAN AFEKTIF

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH :

Pembimbing I

Dr. Tatang Muhtar, M.Pd) 1960 0113 1987 031 002

Pembimbing II

Dr. Dian Budiana, M.Pd) 1958 0117 1989 031 001

Mengetahui, Ketua program studi

(4)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK………... i

KATA PENGANTAR……… ii

UCAPAN TERIMA KASIH……….. iii

DAFTAR ISI……… v

DAFTAR GAMBAR………. viii

DAFTAR TABEL……….. ix

DAFTAR LAMPIRAN……….. x

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah……… 1

B. Rumusan Masalah………. 4

C. Batasan Penelitian……… 4

D. Tujuan Penelitian………. 4

E. Kegunaan Penelitian……… 5

F. Definisi Operasional……… 6

BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Analisis Meluncur Dasar………... 7

B. Stuktur Anatomis Otot Yang Di Perlukan Dalam Meluncur………….. 8

C. Kekuatan……… 12

D. Latihan Squat Internal Resistance………. 13

(5)

1. Prinsip-Prinsip Latihan……… 15

2. Norma-Norma Latihan………... 20

F. Sasaran Latihan Pada Anak Usia Sekolah Dasar……… 22

1.

Dasar Pertimbangan……… 22

2.

Dasar Fisiologis………. 24

G. Anggapan Dasar……… 26

Pengaruh latihan squat internal resistance terhadap hasil jarak luncuran perenang dasar……… 28

H. Hipotesis……… 29

BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian……… 30

B. Populasi dan Sampel………... 31

1. Populasi………. 31

2. Sampel……… 32

A. Desain Penelitian……….. 33

B. Instrumen Penelitian………. 36

C. Tempat dan Waktu Penelitian………. 37

D. Prosedur Pengumpulan Data……… 46

E. Prosedur Pengolahan Data………..………. 48

(6)

B. Pengujian Hipotesis……… 55

C. Diskusi Penemuan……….. 57

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan……….. 59

(7)

ABSTRAK

PENGARUH LATIHAN SQUAT INTERNAL RESISTANCE TERHADAP HASIL JARAK LUNCURAN PERENANG DASAR

RAHMAT PERMANA* 2011

Permasalahan yang menjadi acuan penulis dalam penelitian ini adalah

bagaimana pengaruh latihan squat internal resistance terhadap hasil jarak luncuran

perenang dasar. Tujuan dari penelitian ini yaitu ingin mengetahui pengaruh latihan

squat internal resistance terhadap peningkatan jarak luncuran dalam olahraga renang.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode eksperimen. Populasi ialah klub renang Mandala Ganesha Bandung (MGSC) berjumlah 20 orang

perenang dasar setelah ditentukan dengan pengambilan sampel seadanya maka

sampel ialah kelas dasar yang sedang menerima tahap pembelajaran meluncur

sebanyak 20 orang.

Hasil yang diperoleh setelah perhitungan statistik dimana thitung sebesar 8.30

yang ternyata berada diluar daerah penerimaan hipotesis dengan taraf nyata 0.05 dan

dk = 9 maka latihan squat internal resistance memberikan penagruh yang signifikan,

adapun kelompok kontrol yang tidak diberi perlakuan mengalami peningkatan

sebesar 3.02 yang ternyata berada diluar daerah penerimaan hipotesis dengan taraf

nyata 0.05 dan dk = 9 maka kelompok control mengalami peningkatan akan tetapi

tidak lebih cepat dari kelompok eksperimen. Berdasarkan hasil perhitungan statistic

rata-rata satu pihak terhadap kedua kelompok tersebut diperoleh thitung 4.00 dengan

taraf nyata 0.05. maka dari kedua kelompok tersebut yaitu kelompok eksperimen dan

control ada perbedaan hasil peningkatan jarak luncuran yang signifikan.

Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data, maka penulis dapat

menyimpulkan penelitian ini ialah :

1. Terdapat pengaruh yang signifikan latihan squat internal resistance terhadap hasil

jarak luncuran perenang dasar”

(8)

Dari penelitian ini disarankan untuk menggunakan latihan squat internal

resistance karena peningkatanya lebih cepat dibandingkan dengan kelompok kontrol.

(9)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri setiap

orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara

seseorang dengan lingkunganya. Oleh karena itu, belajar dapat terjadi kapan saja

dan dimana saja. Salah satu pertanda bahwa seseorang itu telah belajar adalah

adanya perubahan tingkah laku pada diri orang itu yang mungkin disebabkan oleh

terjadhinya perubahan pada tingkat pengetahuan, keterampilan atau sikapnya.

Apabila proses belajar itu diselenggarakan secara formal di sekolah-sekolah

tidak lain ini dimaksudkan untuk mengarahkan perubahan pada diri siswa secara

terencana, baik dari aspek pengetahuan, keterampilan, maupun sikap. Interaksi

yang terjadi selama proses belajar tersebut dipengaruhi oleh lingkunganya, yang

antara lain terdiri atas murid, guru, petugas perpustakaan, kepala sekolah, bahan

atau materi pelajaran berupa buku, modul, selebaran, rekaman video dan alat

bantu lainya.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong

upaya-upaya pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam proses

belajar. Para guru dituntut agar mampu menggunakan alat-alat yang dapat

disediakan oleh sekolah dan tidak tertutup kemungkinan bahwa alat-alat tersebut

sesuai dengan perkembangan dan tuntutan zaman. Guru sekurang-kurangya dapat

menggunakan alat yang murah, praktis dan efisen meskipun sangat sederhana

tetapi merupakan keharusan dalam upaya mencapai tujuan pengajaran yag

diharapkan. Di samping dapat menggunakan alat bantu yang tersedia, guru juga

dituntut dapat mengembangkan keterampilan membuat media pembelajaran yang

akan digunakanya apabila media tersebut belum tersedia. Maka dari itu guru harus

memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang media pembelajaran yang menurut

Hamalik (1995, hlm. 6) meliputi :

a. Media sebagai alat komunikasi guna lebih menggefektifkan proses belajar mengajar

(10)

c. Seluk beluk proses belajar mengajar

d. Hubungan antara metode mengajar dan media pendidikan e. Nilai atau manfaat media pendidikan dalam pengajaran f. Pemilihan dan penggunaan media pendidikan

g. Berbagai jenis alat dan teknik media pendidikan h. Media pendidikan dalam setiap mata pelajaran i. Usaha inovasi dalam media pendidikan

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah

bagian yang tidak dapat dipisahkan dari proses belajar mengajar demi tercapainya

tujuan pendidikan pada umumnya dan tujuan pembelajaran di sekolah pada

khususnya yang akan tercapai dengan baik apabila disertai dengan kesiapan guru

yang kompeten dalam kegiatan pembelajaran serta memahami fungsi media.

Kesiapan guru pendidikan jasmani dalam penguasaan bidang keilmuan yang

menjadi kewenangannya, merupakan modal dasar bagi terlaksananya

pembelajaran yang efektif. Guru yang kompeten dituntut untuk memiliki

persiapan dan penguasaan yang cukup memadai, baik dalam bidang keilmuan

maupun dalam merancang program pembelajaran yang disajikan. Selain itu,

pelaksanaan pembelajaran menggambarkan dinamika kegiatan belajar siswa yang

dibuat dinamis oleh guru. Untuk itu, guru semestinya memiliki pengetahuan,

kemampuan, dan keterampilan dalam mengaplikasikan metodologi dan

pendekatan pembelajaran secara tepat. Kompetensi profesional dari guru perlu

dikombinasikan dengan kemampuan dalam memahami dinamika perilaku dan

perkembangan yang dijalani oleh para siswa dalam proses belajar mengajar untuk

memahami sikap, gerak dasar salah satu keterampilan olahraga.

Hasil belajar keterampilan gerak dalam proses pembelajaran pendidikan

jasmani salah satunya adalah keterampilan gerak dasar renang. Alasan mengapa

cabang renang dapat digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan jasmani karena

renang memiliki banyak manfaat. Manfaat tersebut diantaranya dapat membantu

pertumbuhan dan perkembangan tubuh, bersosialisasi dan berinteraksi dengan

orang lain, menambah kepercayaan pada diri sendiri dan dapat digunakan sebagai

kegiatan rekreatif karena pengaruh dingin dapat menyegarkan tubuh dan perasaan.

Model pengembangan gerak dasar renang di sekolah dasar harus disesuaikan

(11)

sesuai dengan tujuan pembelajaran yang diinginkan. Banyak berita-berita di

media cetak maupun elektronik mengulas tentang kerugian ketika anak tidak bisa

berenang, selain berdampak pada kesehatan berdampak pula pada keselamatan

jiwa, data yang dikeluarkan oleh Burns (2013, hlm. 1) mengemukakan bahwa :

Half of 7 to 11-year-olds in England, some 1.1 million children, cannot swim

the length of a standard pool, research suggests. Only 2% of schools surveyed delivered the government's recommended 22 hours a year of swimming lessons. The report says Ofsted should focus PE inspections on swimming as "it is the only sport that can save lives". Some 407 people died from drowning in 2011, according to the most recent figures from the National Water Safety Forum. Of these, 47 were aged under 19. "These numbers could increase in future if the current issues with school swimming programmes are not addressed," warns the report.

Dalam paparan data tersebut pada tahun 2011, 407 orang meninggal

tenggelam di air akibat tidak bisa berenang, ironisnya usia mereka yang

meninggal antara tujuh sampai sebelas tahun, ini karena kurangya kelas berenang

pada usia sekolah dasar. Dikhawitirkan juga di indonesia hal ini bisa saja terjadi

apabila aktivitas renang memang kurang dalam pelajaran pendidikan jasmani

karena faktor alokasi waktu yang disediakan sekolah kurang. Maka masalah ini

harus segera ditangani dengan cara menambah aktifitas akuatik anak pada

perkumpulan renang untuk menjadi anggota.

Dalam cabang renang terdapat beberapa gaya yang digunakan, salah satunya

adalah gaya dada. Ditinjau dari gerakannya renang gaya dada mempunyai banyak

keunggulan dari gaya renang yang lain, diantaranya dari gerakan yang alami

sehingga dengan mudah orang mempelajarinya, bernapasnya tidak sulit sehingga

tidak merepotkan untuk jarak renang yang jauh. Dalam jurnal olahraga Supriyanto

(2011, hlm. 2):

(12)

Renang gaya dada merupakan gaya berenang yang mudah dipelajari, ini

berdasarkan pengalaman penulis ketika mengajar anak-anak usia sekolah dasar

pada klub Mandala Ganesha Bandung, memang betul ketika seorang anak ditanya

gaya renang apa yang paling disenangi dan mudah mereka menjawab gaya dada

atau gaya katak. Sesuai dengan pendapat Thomas (2006, hlm 141): bahwa: “Gaya

dada memiliki batasan dan peraturan yang lebih lengkap dan didefinisikan lebih

rinci dari pada gaya-gaya yang lain dalam buku peraturan, namun gaya dada

adalah gaya yang mudah dan nyaman untuk dilakukan”. Pendapat Thomas ini

sesuai dengan apa yang terjadi di lapangan pada saat ini bahwa gaya dada atau

katak dalam pelaksanaan proses pembelajaran harus terperinci dengan baik dari

mulai sikap meluncur sampai pada gerakan koordinasi keseluruhan.

Sedangkan Wynman pada tahun 1538 (dalam Murni 2000, hlm 9): “Bedanya

antara perenang dengan seekor katak bahwa sikap meluncur perenang dilakukan

dengan dua kaki dan kedua lengan lurus, sedangkan pada katak sikap seperti itu

tidak dijumpai”. Pendapat tersebut menunjukan bahwa berenang gaya katak

dikatakan mudah dan nyaman karena gerakanya menyerupai seekor katak yang

sedang berenang.

Akan tetapi banyak ditemukan anak yang kesulitan pada saat melakukan

proses pembelajaran renang gaya dada. Pertama, anak sulit mengapung untuk

mendapatkan posisi yang lurus sejajar dengan permukaan air apabila tidak

ditopang dengan alat bantu. kedua, tanpa alat bantu yang baik anak kesulitan

untuk melakukan teknik dasar gaya dada dari mulai meluncur, gerakan kaki,

lengan dan koordinasi, empat tahapan gerakan ini bisa dilakukan dengan baik jika

ada penopang badan yang stabil pada anak. Ketiga, hasil belajar renang gaya dada

tanpa alat bantu akan rendah karena tidak adanya rasa ingin tahu siswa terhadap

fungsi media belajar untuk renang. Keempat, tanpa alat bantu tidak mungkin ada

variasi-varias mengajar yang dilakukan oleh guru pada saat proses pembelajaran

renang gaya dada, tanpa alat bantu siswa akan dibantu oleh guru dengan cara

dipegang untuk mengapung artinya proses ini akan memakan waktu yang lama

dan berdampak pada hasil belajar keterampilan renang gaya dada, sejalan dengan

(13)

Beberapa macam alat bantu renang dapat digunakan untuk memperkaya bahan ajar, sehingga waktu aktif belajar dapat dimanfaatkan secara penuh. Artinya, dengan dukungan alat bantu, anak tidak banyak menunggu giliran atau harus satu-satu dilayani oleh guru. Alat bantu akan sangat besar manfaatnya pada situasi kelas yang banyak. Selain itu alat juga bermannfaat untuk menjaga keselamatan siswa.

Maka rendahnya hasil belajar keterampilan renang gaya dada atau katak

karena memang perlu adanya suatu alat bantu yang nyaman dan efektif dalam

belajar keterampilan renang yang terpenting bahwa alat bantu tersebut tidak

menjadikan hambatan pada perenang pemula, namun justru akan memberikan

bantuan yang memudahkan perenang tersebut dalam belajar berenang.

Gerlach & Ely (dalam Arsyad, 2007, hlm 3) “Mengatakan bahwa media

apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi atau kejadian yang

membangun kondisi yang membuat keterampilan atau sikap”. Berbagai cara dapat

dilakukan didalam pemberian materi pembelajaran renang gaya dada, termasuk

salah satunya alat bantu Swimmig board atau papan pelampung.

Gambar 1.1

Media Renang Swimming Board (Papan Pelampung)

(Sumber: www.goswim.com)

Fungsi dari swimming board ialah untuk menopang berat tubuh seseorang

ketika belajar gerakan renang sehingga dapat mengurangi berat tubuh. Berbentuk

persegi dan terbuat dari karet ataupun bahan plastik, pada bagian atas terdapat

pegangan untuk memudahkan seseorang dalam melakukan gerakan kaki agar

pelampung tidak terlepas. Adapun keuntungan dan kerugian dari penggunaan

swimming board yang dikemukakan Triaplianto (2010, hlm. 2) ialah sebagai

(14)

Keuntungan mengajar renang gaya dada dengan menggunakan alat pelampung antara lain :

1. Frekwensi latihan lebih banyak karena tiap perenang satu pelampung. 2. Perenang lebih senang, karena lebih cepat mengetahui hasil yang

didapatkan dengan gerakan yang berpindah tempat.

3. Perbaikan gaya akan lebih mudah karena pelampung akan membantu perenang pemula untuk membuat posisi streamline.

4. Akan cepat menguasai bagian-bagian dari renang.

Sedangkan Kerugian dari mengajar renang gaya dada dengan alat pelampung antara lain :

1. Perenang akan merasa kurang berani, karena harus melakukan sendiri dalam tahap permulaan.

2. Perbaikan tidak dapat dilakukan langsung .

3. Perenang harus punya keahlian dalam mengendalikan pelampung, 4. Harus menyediakan alat bantu pelampung.

Sedangkan menurut teori Corleet (dalam Boyke 2013, hlm 11) :“Swimming

board ialah pembelajaran renang dengan menggunakan papan pelampung sangat

efisien dan efektif, karena pada saat bergerak papan pelampung dapat mengurangi berat tubuh, sehingga gerakan tungkai atau lengan lebih ringan”.

Dari pendapat diatas jelas bahwa papan pelampung memberikan

kemudahan untuk mengapung karena berat tubuh ditopang oleh pelampung dan

untuk belajar gerakan tungkai dan lengan gaya dada akan lebih ringan, tetapi

dalam hal untuk meningkatkan keterampilan renang gaya dada belum diuji serta

masih ada keraguan dikarenakan berdasarkan pengamatan ketika mengajar renang

penggunaan papan pelampung khususnya ketika belajar gerakan kaki dada

perenang sering sekali terguling kekanan dan kekiri, ini yang mendasari penulis

untuk memakai papan pelampung dalam meningkatkan keterampilan renang gaya

dada.

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah

1. Identifikasi Masalah

Dari uraian latar belakang diatas dapat ditarik identifikasi masalah sebagai

berikut :

Kickboard tidak biasa dipergunakan untuk melatih gerakan lengan.

(15)

Penggunaan swimming board dikhususkan untuk belajar gerakan kaki pada

saat belajar renang gaya dada, hal ini menunjukan bahwa alat bantu swimming

board hanya memfokuskan pada aspek keterampilan gerak saja sedangkan aspek

kognitif dan afektif seringkali dianggap tidak memberikan pengaruh dengan

pemakaian alat bantu. Sedangkan fenomena yang terjadi dilapangan seringkali

penggunaan swimming board sebagai alat bantu renang memberikan perubahan

secara sikap dimana anak lebih berpartisipasi secara aktif dalam belajar renang

apabila ada alat bantu yang memudahkan dalam belajar renang khususnya gaya

dada.

Dikarenakan pada proses evaluasi pendidikan jasmani tidak hanya

semata-mata mengukur keterampilan kecabangan atau kebugaran jasmani siswa saja,

tetapi secara keseluruhan harus mengukur dampak program pendidikan jasmani

yang menyentuh tiga domain meliptui kognitif, afektif dan psikomotor. Ketiga

domain ini secara serempak dikembangkan melalui aktivitas pendidikan jasmani.

Bertambahnya pengetahuan tentang kebugaran jasmani, penegetahuan tentang

berbagai jenis olahraga, sikap positif terhadap pelaksanaan pendidikan jasmani

serat memiliki kesadaran yang tinggi akan pentingya menjaga kesehatan dan

berkembangya keterampilan kecabangan merupakan tujuan utama pendidikan

jasmani. Oleh sebab itu penulis ingin meneliti penggunaan media pembelajaran

swimming board dalam pengembangan kognitif, afektif dan psikomotor.

1. Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang dan identifikasi masalah yang telah dijelaskan

maka didapat rumusan masalah dalam penelitian ini ialah :

1. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan penggunaan media

pembelajaran swimming board dalam pengembangan psikomotor ?

2. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan penggunaan media swimming

board dalam pengembangan kognitif ?

3. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan dalam penggunaan swimming

board dalam pengembangan afektif ?

(16)

Tujuan penelitian menyajikan hasil yang ingin dicapai setelah penelitian

selesai dilakukan. Oleh karena itu, rumusan tujuan harus konsisten dengan

rumusan masalah dan harus mencerminkan proses penelitianya. Adapun tujuan

peneletian dalam tesis ini ialah :

1. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh yang signifikan penggunaan

swimming board dalam pengembangan psikomotor ?

2. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh yang signifikan penggunaan

swimming board dalam pengembangan kognitif?

3. Untuk mengetahui pengaruh penggunaan swimming board dalam

pengembangan afektif ?

3. Manfaat Penelitian

1. Secara teori

a. Bagi Sekolah dan Klub renang dapat dijadikan acuan referensi dalam

menggunakan alat bantu yang efektif pada pembelajaran renang gaya

dada.

b. Bagi guru dan pelatih. Diharapkan dapat menjadi referensi dan

masukan atas hasil dari penelitian ini bagi perkembangan

pembelajaran renang gaya dada dengan menggunakan alat bantu yang

efektif.

c. Bagi mahasiswa. Sebagai referensi dan bahan kajian kelimuwan

pembelajaran renang gaya dada dengan menggunakan swimming

board untuk diteliti ulang dengan sampel yang memadai.

d. Bagi lembaga SPS UPI. Sebagai sumbangan keilmuwan dan bahan

bacaan di perpustakaan.

2. Secara praktis

a. Bagi Sekolah dan klub dapat menerapkan pembelajaran renang gaya

dada menggunakan swimming board dalam pengajaran maupun

(17)

b. Bagi guru pendidikan jasmani dan pelatih olahraga di sekolah maupun

di klub dapat dijadikan sebagai pedoman untuk menggunakan alat

bantu swimming board dalam pembelajaran renang gaya dada.

c. Bagi mahasiswa S1 olahraga yang mengambil mata kuliah renang

dapat mempraktekan penggunaan alat bantu dalam perkuliahan.

d. Bagi peneliti dapat dijadikan pedoman untuk mengajar renang gaya

dada di klub maupun disekolah.

E. Struktur Organisasi Tesis

BAB I

a. Latar Belakang Penelitian

b. Identifikasi Masalah Penelitian

c. Rumusan Masalah Penelitian

d. Tujuan Penelitian

e. Manfaat Penelitian

f. Struktur Organisasi Tesis

BAB II

a. Kajian Pustaka

b. Kerangka Pikir

c. Hipotesis Penelitian

BAB III

a. Lokasi dan subjek penelitian

b. Desain penelitian

c. Metode penelitian

d. Definisi operasional

e. Instrumen penelitian

f. Proses pengembangan instrumen

g. Teknik pengumpulan data

h. Analisis data

BAB IV

a. Hasil penelitian

(18)

BAB V

a. Kesimpulan

(19)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Lokasi dari penelitian ini adalah klub renang Mandala Ganesha Bandung

yang berada di jalan Siliwangi Nomer 52 Bandung. Alasan peneliti mengambil

tempat ini adalah banyaknya siswa kategori perenang dasar yang belajar renang

di klub ini dari berbagai sekolah dasar di kota bandung dikarenakan lokasi latihan

yang strategis di pusat kota.

2. Populasi

Dalam menentukan populasi harus didefinisikan secara jelas sehingga

generalisasi hasil-hasil penelitian dapat dirumuskan secara akurat. Furqon (2012,

hlm.135) mendefinisikan bahwa : “ Secara formal populasi dapat didefinisikan

sebagai sekumpulan objek, orang, atau keadaan paling tidak memiliki satu

karakteristik umum yang sama”. Sedangkan menurut Lutan, et. Al (2007, hlm.

82): menjelaskan bahwa : “Populasi adalah sekelompok subjek yang diperlukan

oleh peneliti, yaitu kelompok dimana peneliti ingin menggeneralisasikan temuan

penelitianya”.

Dari kedua definisi diatas jelas bahwa populasi merupakan seluruh individu

yang mempunyai karakteristik tertentu (satu set karakterisitik) Populasi dari

penelitian ini adalah kelas perenang dasar klub renang Mandala Ganesha Bandung

yang berjumlah sepeuluh subjek.

Adapun pertimbangan yang menjadi alasan penulis mengambil populasi ini

ialah :

1. Karakteristik populasi mempunyai satu kesamaan yang sama yaitu

perenang kelas dasar.

2. Fasilitas dan sarana yang menunjang untuk melakukan penelitian

(20)

Maka dengan dengan alasan di atas penulis bisa dengan mudah untuk

melakukan perlakuan terhadaap kelompok swimming board untuk pengembangan

aspek kognitif, afektif dan psikomotor.

3. Sampel

Sampel merupakan sebagian objek yang diambil dari populasi penelitian.

Sampel diambil harus dapat menggambarkan atau mewakili populasi secara

keseluruhan. Mengenai sampel Sugiyono (2009, hlm.118) mengemukakan

bahwa, “Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimilki oleh populasi tersebut”. Maka dalam hal ini sampel merupakan bagian dari populasi.

Sedangkan menurut Hasan (2002, hlm. 58) menjelaskan bahwa:” Sampel

adalah bagian dari populasi yang diambil melalui cara-cara tertentu yang juga

memiliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang dianggap mewakili

populasi”. Maka dari kedua penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa syarat yang harus dipenuhi oleh sampel agar dapat dikatakan sampel yang baik

yaitu refresentatif dan memadai. Sampel dikatakan refresentatif apabila ciri-ciri

sampel yang berkaitan dengan tujuan penelitian sama atau hampir sama dengan

ciri-ciri populasinya dan dikatakan memadai apabila ukuran sampelnya cukup

untuk meyakinkan kestabilan ciri-cirinya.

Adapun sampel dalam penelitian ini ditetapkan sebesar 100% dari populasi

maka sampel dalam penelitian ini diambil dari semua populasi atau total populasi

dijadikan sampel berjumlah sepuluh orang..

B. Desain Penelitian

Desain dalam penelitian ini menggunakan desain kelompok tunggal dengan

pretes dan postes sesuai dengan metode pre-eksperimen. Dengan pelaksanaan

kelompok diberikan tes awal sebelum diberikanya perakuan, kemudian kelompok

itu diberikan perlakuan (X), dan pasca pemberian perlakuan dilakukan postes.

(21)

O

1

X

O

2

Desain Kelompok Tunggal dengan Pretes dan Postes

Ali (2011, hlm.272)

Keterangan :

 O1 : Tes Awal Psikomotor, Kognitif Dan Afektif

 X : Perlakuan Penggunaan Swimming Board

 O2 : Tes Akhir Psikomotor, Kognitif Dan Afektif

C.Metode Penelitian

Penggunaan metode yang tepat dalam suatu penelitian ilmiah sangat

menentukan tercapainya tujuan pemecahan masalah dalam penelitian. Oleh karena

itu diperlukan suatu metode tertentu agar data dapat terkumpul dan dapat

digunakan dalam sebuah penelitian, biasanya disesuaikan dengan tujuan yang

ingin dicapai dalam sebuah penelitian. Seperti diungkapkan Surakhmad (1985,

hlm. 131): “Metode merupakan cara utama yang dipergunakan untuk mencapai

tujuan”. Penggunaan metode penelitian tergantung pada permasalahan yang akan

dibahas, dengan kata lain harus dilihat dari efektivitasnya, efisiensinya dan

relevansi metode penelitian tersebut. Suatu meetode dikataan efektif apabila

selama pelaksanaan dapat terlihat adanya perubahan positif menuju tujuan yang

diharapkan, dan suatu metode dapat dikatakan efisien apabila penggunaan waktu,

fasilitas, biaya dan tenaga dapat dilaksanakan seminimal mungkin tetapi dapat

mencapai hasil yang maksimal.

Bentuk dan jenis dari metode menurut Tuckman dalam Riduwan (2008,

50-hlm. 51) bahwa, terdapat empat bentuk metode yaitu “pre-experimental, true

experimental, factorial dan quasi experiment”. Senada dengan tuckman sugiono (2009, hlm. 72) membagi empat jenis metode penelitian ekperimen yaitu “pre

-ekperimental, true -ekperimental, factorial -ekperimental, dan quasi ekperimental.

Metode dalam penelitian ini menggunakan metode pre-eksperimen dengan

desain kelompok tunggal. Menurut Lutan, et.al (2007, hlm.132) menjelaskan

tentang pre-eksperimen ialah “Desain-desain kelompok ini dikatakan lemah,

(22)

validitas internal”. pemilihan ini berdasarkan situasi satu variabel dan sampel penelitian yang tidak terdapat kelompok kontrol, terdapat satu kelompok

eksperimen yaitu kelompok penggunaan media swimming board.

D. Definisi Operasional

Agar penelitian ini tidak keluar jauh dari pokok bahasan yang akan diteliti dan

dikaji maka definisi operasional dalam setiap variabel ialah sebagai berikut :

1. Swimming Board : Media terbuat dari plastik atau karet berbentuk persegi

untuk menopang tubuh agar lebih ringan untuk gerakan kaki dan tungkai.

Menggunakan metode Pembelajaran bagian demi bagian urutannya seperti

penguasaan renang gaya dada, yaitu dimulai dari meluncur, gerakan kaki,

gerakan tangan dan napas dan terakhir koordinasi dari semua gerakan

2. Gaya Dada : “Gaya dada atau disebut gaya katak adalah gaya renang yang

gerakan lengan dan gerakan kakinya mirip dengan katak yang sedang

berenang”. Murni (2000, hlm. 9) juga mengemukakan hal yang senada

tentang gaya dada yaitu : “gaya dada (breast stroke) sering disebut juga gaya katak , karena gerakan kaki dan tangannya hampir mirip dengan

seekor katak yang sedang berenang”. Selain itu banyak mitos yang

berkembang bahwa keberadaan renang dengan gaya dada ini didapatkan

saat melihat seekor katak yang sedang berenang dan mencoba mengikuti

gerakannya.

E. Instrumen Penelitian

Agar Penelitian ini berjalan dengan semestinya maka diperlukan

pengumpulan data untuk memperoleh hasil akhir maka diperlukan suatu alat ukur

sebagai pengumpul data yang sesuai berupa tes. Adapun tes atau pengujian

didefinisikan sebagai suatu prosedur sistematis dalam mengamati satu atau lebih

karakteristik seseorang khususnya terkait ability (kemampuan) dan capability

(kecakapan) Ali (2011, hlm. 120). Adapun alat yang digunakan dalam penelitian

ini terdapat tiga instrumen penelitian yang mengadopsi dari Mulyanto (2010, hlm.

(23)

Universitas Pendidikan Indonesia yang berjudul Managemen Pembelajaran

Metode Block Practice dan Prinsip DAP terhadap Hasil Belajar Keterampilan

Renang Gaya Dada Sekolah Dasar. Adapun instrumen yang tercantum yaitu :

1. Tes Keterampilan Renang Gaya Dada

Tujuan dari instrumen ini ialah untuk mengetahui kemampuan awal sebelum

diberi perlakuan dan sesudah diberi perlakuan selama 16 pertemuan, Pelaksanaan

tes dilakukan dikolam renang anak Mandala Ganesha Bandung. Dengan tata cara

siswa berbaris dan diberi pengarahan sebelum melakukan tes. Lalu siswa

bergiliran dengan jumlah tiga orang melakukan tes renang gaya dada 25 meter

untuk melihat keterampilan renang gaya dada sehingga tidak harus mencapai 25

meter karena keterampilan sudah dapat dilihat. Pelaksanaan dilakukan oleh tiga

orang pelatih renang untuk menilai teknik dasar masing-masing anak, agar setiap

pengajar dapat fokus pada pemberian nilai. Adapun gambaran sekilas tentang

format penilaian keterampilan tertera pada tabel 3.3 di bawah ini,

Tabel 3.3

Format Keterampilan Renang Gaya Dada

Nama

Dalam tabel 3.3 terdapat lima aspek teknik dasar yang diamati yaitu gerakan

meluncur, gerakan kaki gaya dada, gerakan napas gaya dada, gerakan tangan dan

koordinasi seluruh gerakan dengan pemberian skor satu sampai empat dengan

berpedoman pada deskripsi indikator masing-masing teknik dasar yang terdapat

(24)

2. Tes Aspek Pengetahuan

Tujuan dari instrumen ini ialah untuk mengetahui sampai sejauh mana

pengetahuan tentang renang gaya dada, teknik dasar renang gaya dada dan fungsi

media swimming board dan pull buoy untuk meningkatkan keterampilan renang

gaya dada.

Tabel 3.4

Kisi-Kisi Angket Kognitif Renang Gaya Dada

Variabel

Penelitian

Sub variabel Indikator No item

Media swimming

Pelaksanaan tes pengetahuan dilakukan sebelum diberi perlakuan dan

seseudah diberi perlakuan pada perenang dasar yang rata-rata berusia sembilan

sampai dua belas tahun, dengan lima belas item pertanyaan. Tata cara pelaksanaan

siswa diberi petunjuk dengan sejelas-jelasnya sebelum mengerjakan soal berupa

pilihan ganda, agar tidak terjadi kesalahan dalam pengisian.

3. Penilaian Sikap

Penilaian afektif (sikap) siswa adalah untuk mengetahui sampai sejauh

mana sikap siswa pada saat mengikuti proses pembelajaran renang gaya dada

dengan menekankan pada aspek sosial siswa, dilakukan pengajar dengan

(25)

melengkapi lembar penilaian yang tertera pada tabel 3.5 meliputi aspek-aspek tata

tertib di kolam renang dan partisipasi mengikuti pembelajaran renang gaya dada..

Tabel 3.5

Format Instrumen Hasil Belajar Afektif

No

Nam a Sisw

a

Aspek yang diamati Total Skor

T

sebelum diberi perlakuan dan sesudah diberi perlakuan, Dengan pemberian skor

satu sampai empat berpedoman pada deskripsi indikator yang tertera pada

lampiran.

Adapun pada tabel 3.6 dibawah ini merupakan pembuatan rancangan program

penelitian sehingga tidak sesuai dengan apa yang direncanakan dan selesai tepat

pada waktunya.

Tabel 3.6

Rancangan Program Penelitian

Pertemuan Waktu Materi Tempat

1-3 Senin,28 April-3

(26)

7-9 Senin 12 mei-17

F. Uji validitas dan Reliabilitas

1. Uji validitas

Dari penghitungan tingkat validitas instrument menggunakan SPSS 16 dan

excel 2013 melalui analisis correlated item – total correlation, hasilnya sebagai

berikut :

Tabel 3.7

Hasil Uji Validitas Keterampilan Renang Dasar Gaya Dada

Item Total

Correlation

Keterangan

Meluncur 0.718 Valid

Gerakan Kaki gaya dada 0.512 Valid

Gerakan Nafas gaya dada 0.743 Valid

Gerakan Tangan Gaya dada 0.588 Valid

Koordinasi Seluruh Gerakan 0.522 Valid

Keterangan :

1. Jika koefisien korelasi > 0.45 dinyatakan valid

2. Jika koefisien korelasi < 0.45 dinyatakan tidak valid

Tabel 3.8

Hasil uji validitas tes pengetahuan

(27)

Keterangan :

1. Jika koefisien korelasi > 0.45 dinyatakan valid 2. Jika koefisien korelasi < 0.45 dinyatakan tidak valid

Tabel 3.9

Hasil uji validitas afektif

Nomor item Total

1. Jika koefisien korelasi > 0.45 dinyatakan valid 2. Jika koefisien korelasi < 0.45 dinyatakan tidak valid

2. Uji Reliabilitas

Hasil Uji reliabilitas Teknik Dasar Keterampilan Renang Gaya Dada

Cronbach’s Alpha N Of Item

0.738 5

Norma yang digunakan untuk menilai koefisien instrument, mengacu pada

pendapat Mathews (1963) dalam Nurhasan (2001:47) sebagai berikut :

(28)

R= 0.60 – 0.69 kurang

R= 0.59 – kebawah kurang sekali

Maka nilai koefisien reliabilitas untuk teknik dasar keterampilan renang

gaya dada adalah 0.738, dan memiliki tingkat reliabilitas dalam rentang yang

sedang. Dengan demikian data hasil tes tersebut dapat dipercaya.

Hasil Uji Reliabilitas Tes Pengetahuan

Cronbach’s Alpha N Of Item

0.867 15

Norma yang digunakan untuk menilai koefisien instrument, mengacu pada

pendapat Mathews (1963) dalam Nurhasan (2001:47) sebagai berikut :

R= 0.90 – 0.99 Sempurna

R= 0.80 – 0.89 cukup

R= 0.70 – 0.79 sedang

R= 0.60 – 0.69 kurang

R= 0.59 – kebawah kurang sekali

Maka nilai koefisien reliabilitas untuk tes pengetahuan keterampilan renang

gaya dada adalah 0.867, dan memiliki tingkat reliabilitas dalam rentang yang

cukup. Dengan demikian data hasil tes tersebut dapat dipercaya.

Hasil Uji Reliabilitas Afektif

Cronbach’s Alpha N Of Item

0.811 6

Norma yang digunakan untuk menilai koefisien instrument, mengacu pada

pendapat Mathews (1963) dalam Nurhasan (2001:47) sebagai berikut :

R= 0.90 – 0.99 Sempurna

(29)

R= 0.70 – 0.79 sedang

R= 0.60 – 0.69 kurang

R= 0.59 – kebawah kurang sekali

Maka nilai koefisien reliabilitas untuk teknik dasar keterampilan renang

gaya dada adalah 0,811 dan memiliki tingkat reliabilitas dalam rentang yang

cukup. Dengan demikian data hasil tes tersebut dapat dipercaya.

G. Teknik Analisis Data

Setelah data dari tes awal dan tes akhir terkumpul, langkah selanjutnya adalah

mengolah data tersebut secara statistik. Langkah-langkah pengolahan data

tersebut, ditempuh dengan menggunakan SPSS 16 dengan prosedur sebagai

berikut:

1. Uji normalitas data tes awal dan tes akhir kedua kelompok dengan

menggunakan software SPSS dengan one-sample Kolmogorov- smirnov

test, untuk mengetahui normal atau tidaknya data tes awal kedua

kelompok.

2. Uji homogenitas data tes awal dan akhir kedua kelompok dengan

menggunakan software SPSS dengan test of homogenyti of varinces dan

anova untuk mengetahui homogen atau tidaknya data tes awal dan akhir

3. Uji-t sampel tes awal dan akhir menggunakan SPSS dengan paired sample

test. Untuk mengetahui pengaruh penggunaan swimming board sebelum

(30)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkanhasilpengolahandananlisis data yang dijelaskanpadabab IV,

makapenulisdapatmenyimpulkanhasilpenelitiansebagaiberikut:

1. Terdapatpengaruh yang signifikandaripenggunaan media

pembelajaran swimming board dalam pengembangan psikomotor

2. Terdapatpengaruh yang signifikandaripenggunaan media

pembelajaran swimming board dalampengembangankognitif

3. Terdapatpengaruh yang signifikandaripenggunaanmedia pembelajaran

swimming board dalam pengembanagan afektif

B. Saran

Mengacupadahasilanalisisdankesimpulanpenelitian,

makapenulismemberikanbeberaparekomendasisebagaiberikut:

1. BagiSiswa Tingkat PerenangDasar

Berdasarkantemuan di lapanganbahwaaktivitas di

dalampembelajaranrenangharusdilakukansecaraseriuskepadaanak-anakterutamatingkatsekolahdasarkarenamenyangkutkeselamatananak

di kolamrenang, kemudianhendaknyasiswaselalumembawa media

renang swimming board agar

keterampilandalamgayarenangmeningkat.

2. BagiSekolah

Hendaknyamemperhatikanaktivitaspembelajaranrenangdenganmenam

bah jam ataumembuatekstrakurikuler minimal

denganfrekuensilatihansatuminggudua kali agar

keterampilanberenangsiswatidakrendah.

3. BagiGuru PendidikanJasmani

Guru pendidikanjasmanimempunyaiperan yang

sangatpentingdalammembentuksuatuketerampilangeraksiswadalamakt

ivitasrenang, hendaknya guru

(31)

makai media swimming board

ketikaakanmengajarkanmaterirenanggaya dada maupungayabebas,

denganmemakaialat bantu

berdasarkanpenelitianinihasilnyasangatmemberikankemudahanbagisis

wa.

4. Bagi Orang Tua

Disamping guru pendidikanjasmaniperanan orang

tuasangatpentingketikadiluar jam sekolah,

penulismenyarankanapabiladisekolahasaltidakada jam

pelajaranrenangataupunfrekuensinyasangatkurangmakahendaknya

para orang tuamemasukananaknyakeklub-klubrenang,

sehinggaketerampilanrenanganaktidakrendah.

5. BagiPenelitiMahasiswa

Hasilpenelitianinimerupaknsalahsatubagiandaripenelitianilmiahdalam

bidangpembelajaranpendidikanjasmanikhususnyaaktifitasakuatikdala

mcabangolahragarenang,

tentunyamasihbanyakkekurangandalamhasilpenelitianinikarenamema

ngketerbatasanwaktu, sampeldanpersonilpeneliti.

Makadiharapkanbagipenelitiselanjutnyaharapmemperluaskembalimas

alahdaripenelitianinidarisegijumlahsampel yang harus representative

dantentunyadenganwaktu yang lebih lama

untukmengkajikembalipenggunaan media-media

(32)

DAFTAR PUSTAKA

Ali, M. (2011). Memahami Riset Prilaku Dan Sosial. Cetakan Kedua. Bandung: CV. Pustaka Cendekia Utama.

Ali, M. (1985). Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategi, Bandung: CV Angkasa

Aunurrahman. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Cetakan Kedua. Bandung:Alfabeta.

Arsyad, A (2011). Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Arsyad, A (2002). Media Pembelajaran. Jakarta. PT. Rajawali Pers

Bahagia, Y. (2012). Model Pembelajaran Pendidikan Jasmani. Kumpulan makalah bahan penataran. file.upi.edu

Boyke, M (2013). Aktivitas Aquatik. Bahan Ajar Pada Mata Kuliah Renang. Bandung. Universitas Pendidikan Indonesia

Boyke, M dan Kartinah, N (2010). Pemanfaatan Alat Bantu Dalam Belajar Renang Anak Usia Sekolah Dasar. Penelitian Hibah Internal LPPM UPI. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia

Burns, J.A (2013). More may drown without better swimming lessons [Online]. Tersedia: http://www.bbc.co.uk/news/education-22615032. [27 Desember 2013].

Danim, S. (2008), Kinerja Staf dan Organisasi, Cetakan ke-1,. Jakarta : CV. Pustaka Setia

Damayanti. (2012). Upaya peningkatan pembelajaran renang gaya bebas dengan menggunakan media pelampung dalam pembelajaran penjaskes pada peserta didik kelas vii-b smp negeri 1 ploso jombang tahun pelajaran 2011/2012. Tesis. Jombang: Sekolah Tinggi Keguruan Dan Ilmu Pendidikan.

(33)

Fraenkel, wallen, hyun. (2012). How To Design And Evaluate Research In Educations. New York: Mc Graw Publisher

Greet, C, Stefaniee, V. (2013). “Physical Activity Levels in Elementary-School Physical Education: A Comparison of Swimming and Nonswimming Classes”. Journal Teaching Physical Education.

Vol.23 issue 3. [Online]. Tersedia:

http://journals.humankinetics.com

Haller, D. (2007). Belajar Berenang.Bandung: Pionir Jaya

Hamalik, O. (1995). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara

Hamalik, O. (1992). Adminitrasi dan supervise kurikulum. Bandung: CV. Bandar Maju

Hasan, I. (2002). Metodologi Penelitian. Cetakan Pertama. Bogor: Ghalia Indonesia

Hummels, B (2013). [online]. Diakses pada tanggal 25 maret 2014. Tersedia: http://www.goswim.tv/entries/1741/breaststroke-pull-buoy-kicking.html

Husdarta, J dan Saputra, Y (2000). Belajar Dan

Pembelajaran.Bandung:Depdiknas

Indriana, D. (2011). Ragam Alat Bantu Media Pengajaran, Jogjakarta: Diva Perss,

Kemp, J.E. dan Dayton, D.K. 1985. Planning and Producing Instructional

Media. Cambridge: Harper & Row Publishers, New York.

(34)

Lutan,R. dkk. (2007). Penelitian Pendidikan Dalam Pelatihan Olahraga. Bandung: Fakultas Pendidikan Olahraga Dan Kesehatan. Universitas Pendidikan Indonesia.

Muhibbin, S. (1995). Psikologi pendidikan suatu pendekatan baru, Bandung: Rosda Karya

Mulyanto, R. (2010). Managemen pembelajaran metode block practice dan prinsip dap terhadap keterampilan renang gaya dada siswa kelas iii sekolah dasar negeri neglasari kecamatan situraja kabupaten sumedang. Tesis. Pada Program studi pendidikan olahraga. Universitas Pendidikan Indonesia. Tidak diterbitkan

Murni, M. (2000). Renang. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah.

Nasution, (1982). Didaktik azas-azas mengajar. Bandung: Cv. Jemmars

Nazarudin. (2007). Manajemen Pembelajaran. Yogyakarta : Teras

Nurhasan. (2001). Tes dan Pengukuran dalam Pendidikan Jasmani. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Pamungkas, H.S.(2012). Identifikasi faktor-faktor penghambat belajar renang pada siswa kelas XI di SMKN 1 depok. Skripsi Pada Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan Dan Rekreasi. Universitas Negeri Yogyakarta

Pasaribu, IL dan Simanjuntak. (1983). Proses Belajar Mengajar. Bandung : Tarsito.

Rae, L. (2012). Konsep Efektifitas Dalam Pembelajaran [Online]. Tersedia:http://dharmabelimbing.blogspot.com/2012/03/konsep-efektivitas-dalam-pembelajaran.html [27 Desember 2013].

Rahyubi, H. (2012). Teori-Teori Belajar dan Aplikasi Pembelajaran Motorik Deskripsi dan Tinjauan Kritis. Cetakan 1. Bandung: Nusa Media.

(35)

Sagala, S. (2008). Konsep dan Makna Pembelajaran. Cetakan Ke-6. Bandung: Alfabeta.

Setiorini, A. (2010). Pemilihan Alat Bantu dalam berenang. [Online] diakses 20 april 2014. Tersedia: http///www.amnda.my.id

Singer, R.N. (1980). Motor Learnig And Human Performance. Champaingne: Human Kinetics Books Publisher,Inc

Slameto. (1991). Belajar dan Fakor-faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Pt. Bina Karya

Sudjana, N. (2001). Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru

Sudarwan, D. (2004). Motivasi, Kepemimpinan dan Efektivitas Kelompok. Jakarta:. PT. Rhineka Cipta.

Sugiyono (2009). Metode pendidikan-pendekatan kuantitatif, kulaitatif dan R&D Bandung cv alfa beta

Supriyanto, A. (2011) efektivitas pembelajaran renang gaya crawl antara

anak usia 5 tahun dengan anak usia 7 tahun. Jurnal Olahraga Prestasi (JORPRES), Vol. 5 (II). pp. 278-295. ISSN 0216-4493.

[Online].[4 Februari].

Suherman, A. dan Mahendra. A (2001). Dasar-Dasar Penjaskes. Departemen Pendidikan Nasional dan Kebudayaan.

Suherman, A. (2009). Revitalisasi Pengajaran Dalam Pendidikan Jasmani. Cetakan Pertama. Bandung: CV Bintang Wali Artika.

Surahkmad. D.W, (1989). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung Tarsito.

(36)

Susanto, E. (2012). Pembelajaran renang gaya bebas dengan pendekatan gaya mengajar resiprokal. tesis pada universitas negeri yogyakarta: tidak diterbitkan. [online]. tersedia: http://staff.uny.ac.id

Trianto. (2010). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana

Triaplianto. (2010). Pengaruh Pembelajaran renang gaya dada dengan menggunakan papan pelampung dan bantuan teman. Tesis pada universitas negri semarang. Tidak diterbitkan.

Tri Tunggal, S. (2005). Renang Dasar II. Semarang: Universitas Negeri Semarang

Thomas, D.G. (2006). Renang Tingkat Pemula. Jakarta: Rajagrafindo.

Tn, (2013). Pengertian Belajar dan Mengajar. [Online] diakses 21 april 2014. Tersedia: http://panduanguru.com/pengertian-belajar-dan-mengajar/

(37)

Data Uji Coba Tes Keterampilan Renang Gaya Dada

Nama

Aspek Yang Diamati Kriteria

(38)

Lampiran 2

Data Uji Coba Kognitif

Nama 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Skor Kriteria

Enji 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 8 C

Davin 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 5 K

Putra 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 3 K

Arif 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 3 K

Budi 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 B

Raminar 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 12 B

Said 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 9 C

Agus 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 11 B

Tristan 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 9 C

Bimo 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 10 B

Zaskia 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 9 C

Fauzan 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 11 B

Farid 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 9 C

Jordi 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 11 B

Tomi 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 10 B

Harsil 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 8 C

Farah 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 9 C

Iyan 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 6 K

(39)

0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 3 k

Lampiran 3

Data Uji Coba Afektif

No Nama Siswa

Aspek yang diamati Total Skor

(40)

18 Iyan 2 2 1 5

19 Angga 3 2 1 6

(41)

UjiNormalitas Pre-Test keterampilanKelompok Pull Buoy

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

hasilbelajar

N 10

Normal Parametersa Mean 10.20

Std. Deviation 1.619

Most Extreme Differences

Absolute .249

Positive .249

Negative -.151

Kolmogorov-Smirnov Z .788

Asymp. Sig. (2-tailed) .564

a. Test distribution is Normal.

UjiNormalitas Pre-Test Kelompok Pull Buoy

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

HasilBelajarR enang

N 10

Normal Parametersa Mean 11.20

Std. Deviation 2.394

Most Extreme Differences

Absolute .233

Positive .233

Negative -.179

Kolmogorov-Smirnov Z .738

Asymp. Sig. (2-tailed) .648

(42)

UjiNormalitasTesakhirKelompok Swimming board

Normal Parametersa Mean 13.60

Std. Deviation 1.265

Most Extreme Differences

Absolute .182

Positive .182

Negative -.124

Kolmogorov-Smirnov Z .577

Asymp. Sig. (2-tailed) .894

a. Test distribution is Normal.

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

hasilbelajarre nanggaya

dada

N 10

Normal Parametersa Mean 18.10

Std. Deviation .568

Most Extreme Differences

Absolute .370

Positive .370

Negative -.330

Kolmogorov-Smirnov Z 1.170

Asymp. Sig. (2-tailed) .130

(43)

UjiHomogenitastesawalkeduakelompok

Test of Homogeneity of Variances

tesawal

Levene

Statistic df1 df2 Sig.

.918 1 18 .351

tesawal

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Between

Groups 5.000 1 5.000 1.197 .288

Within Groups 75.200 18 4.178

(44)

Lampiran 13

Ujihomogenitastesakhirkeduakelompok

Test of Homogeneity of Variances

keterampilanrenang

Levene

Statistic df1 df2 Sig.

6.140 1 18 .123

keterampilanrenang

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Between

Groups 101.250 1 101.250 105.347 .086

Within Groups 17.300 18 .961

(45)
(46)
(47)

Lampiran 16

Ujibedadua rata-rata tingkatketerampilanrenanggaya dada keduakelompok

Group Statistics

keterampilanrenang swimming board 9 18.1111 .60093 .20031

pul buoy 11 14.0000 1.78885 .53936

Independent Samples Test

Levene's Test for Equality of

Variances t-test for Equality of Means

Gambar

Gambar 1.1  Media Renang Swimming Board (Papan Pelampung)
Tabel 3.3
Tabel 3.4
Tabel 3.5
+2

Referensi

Dokumen terkait

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “ Penggunaan Media Garis Bilangan dengan Boneka untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Siswa dalam Pembelajaran

Simpulan penelitian ini adalah bahwa persepsi siswa mengenai kegunaan dan kemudahan penggunaan media Account Board berpengaruh terhadap hasil belajar jurnal penyesuaian pada

This study aims to: 1) development of media Accounting dakon game to improve cognitive, affective, and psychomotoric aspects of students Grade XI AK 4 in SMK N

Penelitian ini bertujuan: mengetahui dengan menerapkan model pembelajaran penemuan terbimbing berbantu media internet untuk (1) meningkatkan hasil belajar siswa

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pembelajaran matematika yang biasa digunakan oleh guru matematika, untuk mengetahui pengaruh penggunaan media

adalah dengan adanya penggunaan media balok cuisenaire dapat meningkatkan kemampuan kognitif dalam mengenal warna dan ukuran pada anak kelompok A di TK R.A

Sesuai dengan rumusan masalah yang dipaparkan diatas, tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah (1)Mendeskripsikan kelayakan penggunaan media Trainer Project Board

Rendahnya hasil belajar siswa ini dipengahuri oleh beberapa faktor yaitu: Pertama, siswa menganggap pelajaran matematika sangat sulit untuk mempelajarinya sehingga hasil belajar