Pemanfaatan Multimedia Dalam Pembelajaran IPS Untuk Menumbuhkan
Keterampilan Sosial
(Penelitian Tindakan Kelas di SMP Kartika XIX – 1 Bandung Kelas VII A)
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Syarat untuk Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan
dalam Bidang Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Oleh
Astri Sulistiani Risnaedi
0901375
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2014
Pemanfaatan Multimedia Dalam Pembelajaran IPS Untuk Menumbuhkan
Keterampilan Sosial
(Penelitian Tindakan Kelas di SMP Kartika XIX – 1 Bandung Kelas VII A)
Oleh
Astri Sulistiani Risnaedi
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
© Astri Sulistiani Risnaedi 2014
Universitas Pendidikan Indonesia
Januari 2014
Hak Cipta dilindungi Undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang,
ABSTRAK
Astri Sulistiani Risnaedi (0901375). Pemanfaatan Multimedia Dalam Pembelajaran IPS Untuk Menumbuhkan Keterampilan Sosial (Penelitian Tindakan Kelas di SMP Kartika XIX – 1 Bandung Kelas VII A).
Penelitian ini dilatar belakangi dari hasil observasi awal yang peneliti lakukan di SMP Kartika XIX-1 Bandung, peneliti menemukan adanya masalah dalam pembelajaran IPS di kelas VII A, yaitu rendahnya keterampilan sosial pada diri siswa. Hal ini terlihat pada tidak adanya sikap toleransi, kerjasama, dan tanggung jawab dalam mengerjakan tugas kelompok yang diberikan oleh guru, siswa hanya menggantungkan tugas kepada kepada salah satu teman kelompoknya. Berdasarkan hasil wawancara siswa dan guru, peneliti mendapat penjelasan bahwa tidak semua siswa mempunyai sikap toleransi dan mampu bekerjasama pada saat mengerjakan tugas kelompok. Hal tersebut membuat peneliti merasa perlu menumbuhkan keterampilan sosial dengan cara menyusun strategi dalam pembelajaran IPS melalui pemanfaatan multimedia. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Dalam pelaksanaannya, penelitian ini dilakukan dalam empat siklus, karena dalam siklus keempat peneliti menganggap data sudah jenuh. Penelitian ini dilakukan di SMP Kartika XIX-1 Bandung, sedangkan yang menjadi subjek penelitian adalah guru IPS dan siswa kelas VII A. Berdasarkan hasil temuan dilapangan dapat ditarik benang merah dari penelitian ini, antara lain pertama, perencanaan penelitian dirancang dengan baik. Kedua, menumbuhkan keterampilan sosial siswa pada pelaksanaan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan pemanfaatan multimedia dilaksanakan semakin terarah dan rapih pada setiap siklusnya. Ketiga, merefleksikan kendala yang ditemukan pada setiap siklus serta mengatasi kendala tersebut pada siklus selanjutnya. Keempat, solusi dalam kendala yang ditemukan dalam pemanfaatan multimedia siswa mengalami perubahan yang positif yaitu keterampilan sosial siswa meningkat. Hal tersebut mencerminkan ketercapaian seluruh indikator keterampilan sosial siswa. Kelima, Setelah menggunakan pemanfaatan multimedia dapat menumbuhkan keterampilan sosial pada diri siswa.
ABSTRACT
Astri Sulistiani Risnaedi (0901375). Utilization of Multimedia In Social Learning To Grow Social Skills (Classroom Action Research in SMP Kartika XIX - 1 Bandung Class VII A).
This research background by the beginning of observation result was done by the researcher in SMP Kartika XIX-1 Bandung, The researcher found the problem in social studies learning at class VII A, namely the low of social skills on students. This is seen in the absence of tolerance, cooperation, and responsibility in group tasks, students just dependent assignment to the friends group. Based on interviews of students and teachers, researcher got the explanation that is not all students have attitude of tolerance and able to cooperate while working on a group assignment. This makes researchers need to grow social skills by making up strategies in social learning through Utilization of Multimedia. The method used in this research is classroom action research. In practice, this research is done in 4 cycles, because in the fourth cycle researcher assume that data already saturated. This research was conducted in SMP Kartika XIX - 1 Bandung, while that is the subject of research are a social studies teacher and a student of class VII A. Based on the findings in field could conclude from this study, including the first, well-designed research planning. Second, grow social skills of students in the implementation of the learning activities using utilization of multimedia carried out more focused and neatly on each cycle. Third, reflecting the constraints that are found in every cycle and overcome the constraints on the next cycle. Fourth, the solution in the constraints found in the utilization of multimedia students experience positive changes that increase students' social skills. This reflects the achievement of all indicators of students’social skills. Fifth, after using utilization of Multimedia able to grow social skills in students.
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... iii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iv
DAFTAR ISI.. ... vii
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR GAMBAR. ... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ... xv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian. ... 1
B. Rumusan Masalah. ... 7
C. Tujuan Penelitian. ... 8
D. Manfaat Penelitian. ... 9
E. Struktur Organisasi Skripsi. ... 9
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pembelajaran IPS 1. Pengertian Pendidikan IPS ... 11
2. Hakikat Pembelajaran IPS ... 12
3. Tujuan Pembelajaran IPS. ... 13
4. Prinsip-prinsip Pendidikan IPS. ... 15
2. Fungsi Metode Pembelajaran ... 17
C. Keterampilan Sosial 1. Pengertian Keterampilan Sosial ... 17
2. Aspek Keterampilan Sosial ... 19
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi keterampilan sosial. ... 20
4. Toleransi dalam Keterampilan Sosial ... 23
5. Kerjasama dalam Keterampilan Sosial ... 24
6. Tanggung Jawab dalam Keterampilan Sosial ... 26
D. Multimedia 1. Pengertian Multimedia ... 27
2. Jenis-jenis Multimedia ... 28
3. Multimedia dalam Pembelajaran IPS ... 28
4. Keterampilan Sosial dalam Pembelajaran IPS. ... 29
5. Peranan Pemanfaatan Multimedia dalam Keterampilan Sosial. ... 30
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Subjek Penelitian. ... 31
B. Desain Penelitian ... 32
C. Prosedur Pelaksanaan Penelitian ... 33
D. Metode Penelitian... 38
E. Definisi Operasional... 39
F. Instrumen Penelitian... 40
G. Teknik Pengumpulan Data ... 43
H. Analisis Data Dan Validasi Data... 45
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Gambaran Umum Lokasi Penelitian a. Profil SMP Kartika XIX-1 Bandung ... 49
b. Visi dan Misi SMP Kartika XIX-1 Bandung ... 50
c. Program Straregi ... 50
d. Keadaan Guru dan Siswa ... 53
e. Sarana dan Prasarana ... 55
g. Deskripsi Pembelajaran Sebelum Dilakukan Tindakan ... 63
B. Deskripsi Perencanaan dan Pelaksanaan Tindakan Pemanfaatan Multimedia dalam pembelajaran IPS untuk menumbuhkan keterampilan sosial 1. Penelitian Tindakan Siklus I ... 66
a. Perencanaan Tindakan Siklus I ... 66
b. Deskripsi Pelaksanaan Tindakan Siklus I. ... 67
c. Observasi. ... 70
d. Refleksi. ... 71
e. Hasil Penelitian Tindakan Kelas Tindakan Siklus I dan Temuan Peneliti. ... 71
2. Penelitian Tindakan Siklus II. ... 83
a. Perencanaan Tindakan Siklus II ... 83
b. Deskripsi Pelaksanaan Tindakan Siklus II ... 84
c. Observasi. ... 87
d. Refleksi. ... 88
e. Hasil Penelitian Tindakan Kelas Tindakan Siklus II dan Temuan Peneliti. ... 88
3. Penelitian Tindakan Siklus III. ... 101
a. Perencanaan Tindakan Siklus III. ... 101
b. Deskripsi Pelaksanaan Tindakan Siklus III... 102
c. Observasi. ... 107
d. Refleksi. ... 107
e. Hasil Penelitian Tindakan Kelas Tindakan Siklus III dan Temuan Peneliti. ... 107
4. Penelitian Tindakan Siklus IV. ... 120
a. Perencanaan Tindakan Siklus IV. ... 120
b. Deskripsi Pelaksanaan Tindakan Siklus IV ... 121
c. Observasi ... 122
e. Hasil Penelitian Tindakan Kelas Tindakan Siklus IV
dan Temuan Peneliti ... 125
C. Analisis Pelaksanaan Tindakan Kelas dalam Pemanfaatan
Multimedia dalam pembelajaran IPS untuk menumbuhkan
keterampilan sosial
1. Proses Pembelajaran Pemanfaatan Multimedia dalam
pembelajaran IPS untuk menumbuhkan keterampilan
sosial. ... 139
2. Kendala dan Persoalan Apa yang Ditemukan Guru
Pemanfaatan Multimedia dalam pembelajaran IPS
untuk menumbuhkan keterampilan sosial. ... 146
3. Upaya dan Usaha yang Dilakukan Guru dalam
Mengatasi Kendala dan persoalan dalam Pemanfaatan
Multimedia dalam pembelajaran IPS untuk
menumbuhkan keterampilan sosial. ... 147
4. Dampak Proses Pembelajaran dengan menggunakan
Pemanfaatan Multimedia dalam pembelajaran IPS
untuk menumbuhkan keterampilan sosial. ... 147
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ... 150
B. Saran ... 153
DAFTAR PUSTAKA ... 155
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian
Tabel 4.1 Keadaan Guru
Tabel 4.2 Keadaan Siswa
Tabel 4.3 Sarana dan Prasarana
Tabel 4.4 Alat Perlengkapan
Tabel 4.5 Buku Perpustakaan
Tabel 4.6 Alat Pendidikan
Tabel 4.7 Daftar Absen Siswa Kelas VII A
Tabel 4.8 Nama dan anggota kelompok pada pelaksanaan
tindakan siklus I
Tabel 4.9 Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Pada
Penelitian Tindakan Kelas Siklus I Dengan Fokus
Penelitian Dan Penelitian Terhadap Guru
Tabel 4.10 Observasi Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran
Dengan Fokus Penelitian Dan Penilaian Terhadap
Siswa
Tabel 4.11 Nama dan anggota kelompok pada pelaksanaan
tindakan siklus II
Tabel 4.12 Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Pada
Penelitian Tindakan Kelas Siklus II Dengan Fokus
Penelitian Dan Penelitian Terhadap Guru
Tabel 4.13 Observasi Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran
Dengan Fokus Penelitian Dan Penilaian Terhadap
Siswa
Tabel 4.14 Nama dan anggota kelompok pada pelaksanaan
tindakan siklus III
Tabel 4.15 Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Pada
Penelitian Tindakan Kelas Siklus III Dengan Fokus
Penelitian Dan Penelitian Terhadap Guru
Tabel 4.16 Observasi Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran
Dengan Fokus Penelitian Dan Penilaian Terhadap
Siswa
Tabel 4.17 Nama anggota kelompok pada pelaksanaan tindakan
siklus IV
Tabel 4.18 Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Pada
Penelitian Tindakan Kelas Siklus IV Dengan Fokus
Penelitian Dan Penelitian Terhadap Guru
Tabel 4.19 Observasi Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran
Dengan Fokus Penelitian Dan Penilaian Terhadap
Siswa
95
105
108
133 114
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Gambar model Hopkins diadopsi dari Sanjaya
(2011: 54).
Gambar 4.1 Presentase Hasil Observasi Pelaksanaan
Pembelajaran Pada Penelitian Tindakan Kelas
Siklus I Dengan Fokus Penelitian Dan Penelitian
Terhadap Guru
Gambar 4.2 Presentase Observasi Pelaksanaan Kegiatan
Pembelajaran Dengan Fokus Penelitian Dan
Penilaian Terhadap Siswa
Gambar 4.3 Presentase Hasil Observasi Pelaksanaan
Pembelajaran Pada Penelitian Tindakan Kelas
Siklus II Dengan Fokus Penelitian Dan Penelitian
Terhadap Guru
Gambar 4.4 Presentase Observasi Pelaksanaan Kegiatan
Pembelajaran Dengan Fokus Penelitian Dan
Penilaian Terhadap Siswa
Gambar 4.5 Presentase Hasil Observasi Pelaksanaan
Pembelajaran Pada Penelitian Tindakan Kelas
Siklus III Dengan Fokus Penelitian Dan Penelitian
Terhadap Guru
Gambar 4.6 Presentase Observasi Pelaksanaan Kegiatan
Pembelajaran Dengan Fokus Penelitian Dan
Penilaian Terhadap Siswa
32
94 82 76
97
Gambar 4.7 Presentase Hasil Observasi Pelaksanaan
Pembelajaran Pada Penelitian Tindakan Kelas
Siklus IV Dengan Fokus Penelitian Dan Penelitian
Terhadap Guru
Gambar 4.8 Presentase Observasi Pelaksanaan Kegiatan
Pembelajaran Dengan Fokus Penelitian Dan
Penilaian Terhadap Siswa
Gambar 4.9 Presentase Observasi Pelaksanaan Kegiatan
Pembelajaran Dengan Fokus Penelitian Dan
Penilaian Terhadap Siswa dari Siklus I sampai
Siklus IV
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I
1.1 Silabus Pembelajaran
1.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus Ke-I
1.3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus Ke-II
1.4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus Ke-III
1.5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus Ke-IV
Lampiran II
2.1 Format Dan Lembar Observasi Siswa
2.2 Format Dan Percakapan Wawancara Siswa
2.3 Format Dan Percakapan Wawancara Guru
2.4 Format Dan Hasil Catatan Lapangan
2.5 Dokumentasi Proses Pelaksanaan Pelaksanaan Tindakan
Lampiran III
3.1 Penilaian Kerjasama Siklus I
3.2 Penilaian Kerjasama Siklus II
3.3 Penilaian Kerjasama Siklus III
3.4 Penilaian Kerjasama Siklus IV
Lampiran IV
4.1 Surat Penelitian
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Fungsi dan tujuan pendidikan nasional sebagaimana tercantum dalam
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 yaitu
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa,
bertujuan untuk pengembangkan peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis
serta bertanggung jawab. Menindaklanjuti amanat Sistem Pendidikan Nasional
tersebut di atas, dapat disadari bahwa pendidikan merupakan investasi sumber
daya manusia yang akan menentukan maju mundurnya suatu bangsa.
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
di tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP), meliputi bahan kajian sosiologi,
sejarah, geografi, dan ekonomi. Bahan kajian itu menjadi mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS). Mata pelajaran IPS bertujuan untuk mengembangkan
potensi peserta didik agar peka terhadap permasalahan sosial yang terjadi di
masyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan dari segala
ketimpangan yang terjadi, dan terampil dalam mengatasi setiap masalah yang
terjadi sehari-hari baik yang menimpa dirinya sendiri maupun yang menimpa
masyarakat (Nursid Sumaatmaja).
Pada implementasinya, perlu dilakukan berbagai studi yang mengarah
pada peningkatan efesiensi dan efektivitas layanan dan pengembangan sebagai
konsekuensi dari suatu inovasi pendidikan. Salah satu bentuk efesiensi dan
efektivitas implementasi kurikulum, perlu dikembangkan berbagai model
2
Model pembelajaran terpadu merupakan salah satu model implementasi
kurikulum yang dianjurkan untuk diaplikasikan pada semua jenjang pendidikan,
mulai dari tingkat Sekolah Dasar (SD/MI) sampai Sekolah Menengah Atas
(SMA/MA). Model pembelajaran terpadu pada hakikatnya merupakan suatu
pendekatan pembelajaran yang memungkinkan peserta didik baik secara
individual maupun kelompok aktif mencari, memanggil, dan menemukan konsep
serta perinsip secara holistik dan otentik (Depdikbud, 1996 : 3).
Pembelajaran terpadu ditujukan agar peserta didik dapat memperoleh
pengalaman langsung, sehingga dapat menambah kekuatan untuk menerima,
menyimpan, dan memproduksi kesan-kesan tentang hal-hal yang dipelajarinya.
Dengan demikian, peserta didik terlatih untuk dapat menemukan sendiri berbagai
konsep yang dipelajari secara holistik, bemakna, otentik, dan aktif. Cara
pengemasan pengalaman belajar yang dirancang guru sangat berpengaruh
terhadap kebermaknaan pengalaman bagi para peserta didik. Pengalaman belajar
lebih menunjukkan kaitan unsur-unsur konseptual menjadikan proses
pembelajaran lebih efektif. Kaitan konseptual yang dipelajari dengan sisi bidang
kajian yang relevan akan membentuk konsep, sehingga peserta didik akan
memperoleh keutuhan dan kebulatan pengetahuan. Perolehan keutuhan belajar,
pengetahuan, serta kebulatan pandangan tentang kehidupan dan dunia nyata
hanya dapat direfleksikan melalui pelajaran terpadu (Williams, 1976 : 116).
Menurut Sapriya (2009: 12) IPS bertujuan untuk mempersiapkan siswa
sebagai warga negara yang menguasai pengetahuan, keterampilan, sikap dan
nilai yang dapat digunakan sebagai kemampuan untuk memecahkan masalah
pribadi atau masalah sosial serta kemampuan untuk mengambil keputusan dan
berpartisipasi dalam berbagai kegiatan kemasyarakatan agar menjadi warga
negara yang baik. Dengan demikian dapat dijelaskan bahwa dengan
3
dan keterampilan yang pada akhirnya akan bermanfaat dalam kehidupan
bermasyarakat.
Namun pada kenyataannya, sebagian siswa kurang menyukai mata
pelajaran IPS karena, mereka berpendapat bahwa IPS adalah mata pelajaran
sangat membosankan. Dirasakan oleh mereka bahwa mata pelajaran IPS hanya
menyajikan materi-materi yang sangat rumit, dan hanya sebatas hafalan materi
saja. Paraguru dalam melakukan pembelajaran dikelas hanya menggunakan
metode ceramah saja dan hanya berpusat pada guru (Teacher Centered) tidak
disertai dengan penggunaan media pembelajaran yang menarik dan sesuai
dengan Kompetensi Dasar, sehingga minat belajar siswa menjadi sangat kurang
terhadap mata pelajaran IPS.
Sehingga sering terdengar bahwa mata pelajaran IPS dianggap remeh
oleh siswa, hal ini sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Wiriatmadja
(2002: 133), yaitu “Banyak siswa yang mengeluhkan bahwa pembelajaran IPS
itu sangat membosankan karena isinya hanya merupakan hafalan saja dari tahun
ke tahun, tokoh dan peristiwa sejarah saja. Segudang informasi dijejalkan begitu
saja kepada siswa dan siswa tinggal mengahafalnya diluar kepala. Memang
“menghafal” atau “mengingat” adalah salah satu cara belajar, seperti halnya
menirukan (imitating atau copying), mencoba-coba dengan trial and error,
kadang-kadang juga kita berpikir atau merenungkan apa yang kita lihat dan kita
alami dengan hasil yang berbeda-beda”.
Hal yang serupa ditemukan oleh peneliti saat melaksanakan pra penelitan
di kelas VII A peneliti menemukan beberapa permasalahan, permasalahan yang
peneliti temukan yaitu pertama, pada saat kegiatan diskusi antar kelompok
berlangsung terdapat beberapa siswa tidak mempunyai tanggung jawab dan
kerjasama dalam mengerjakan tugas bagiannya dan memilih melakukan kegiatan
4
kelompok. Kedua, pada saat kegiatan presentasi berlangsung terdapat siswa yang
memotong pemaparan dan menertawakan temannya yang sedang membacakan
hasil diskusi kelompok di depan kelas dikarenakan terdapat pernyataan yang
salah dan tidak sesuai dengan materi. Ketiga, terdapat siswa yang lebih memilih
mengerjakan tugas mata pelajaran lain dibandingkan mendengarkan temannya
yang sedang memaparkan hasil diskusi kelompok. Keempat, hanya seorang saja
yang mengerjakan tugas kelompok sehingga yang faham terhadap materi hanya
siswa yang mengerjakan tugas saja. Kelima, kondisi kelas gaduh tidak terarah
ketika masing-masing kelompok berdiskusi dan masih ada siswa yang
mengobrol dengan kelompok lainnya.
Berdasarkan hasil observasi tersebut peneliti menyimpulkan bahwa model
pembelajaran yang diterapkan oleh guru kurang direspon dengan baik oleh siswa.
Pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung hanya sedikit siswa yang aktif dan
siswa kurang mempunyai tanggung jawab dan mampu bekerja sama dengan
kelompoknya. Dari permasalahan yang dipaparkan tersebut jelas bahwa siswa
dikelas VII A kurang memiliki sikap keterampilan sosial dalam proses kegiatan
pembelajaran. Salah satu cara yang dapat menumbuhkan keterampilan sosial
siswa menggunakan pemanfaatan multimedia. Dengan demikian, untuk mampu
mengembangkan sikap toleransi, kerjasama, dan tanggung jawab dalam
menghargai perbedaan pada saat kegiatan pembelajaran dikelas, perlu dilakukan
strategi pembelajaran tertentu.
Kemampuan siswa dalam keterampilan sosial memiliki kedudukan yang
penting dalam proses pembelajaran berlangsung. Menurut Libet. et al (Fajar,
2008: 1) yang menjelaskan bahwa keterampilan sosial merupakan suatu
kemampuan yang kompleks untuk melakukan perbuatan yang akan diterima dan
menghindari perilaku yang akan ditolak oleh lingkungan. Berdasarkan pendapat
tersebut bahwa keterampilan sosial siswa juga dapat meningkatkan prestasi
5
sosial terdapat situasi dimana siswa saling membantu satu sama lainnya dan
bertanggung jawab dalam menyelesaikan berbagai tugas dengan baik sehingga
dapat mencapai hasil pembelajaran yang maksimal serta pencapaian tujuan
pembalajaran.
Keterampilan sosial dalam pembelajaran tidak hanya dapat meningkatkan
hasil belajar siswa saja melainkan dapat mempengaruhi hubungan siswa dengan
teman-temannya yaitu dapat membangun suatu hubungan kearah yang lebih
positif. Hubungan pergaulan antar siswa yang baik dapat mempengaruhi juga
sikap siswa dalam berhubungan dengan masyarakat diluar lingkungan kelas.
Keterampilan sosial merupakan bentuk perilaku, perbuatan dan sikap
yang ditampilkan oleh individu ketika berinteraksi dengan orang lain disertai
dengan ketepatan dan kecepatan sehingga memberikan kenyamanan bagi orang
yang berada disekitarnya (Chaplin dalam Suhartini, 2004:18). Dalam kehidupan
sehari hari keterampilan sosial sangat dibutuhkan dalam kehidupan
bermasyarakat karena kita sebagai manusia sejatinya tidak bisa hidup sendiri
tanpa bantuan orang lain. Dengan demikian, dimulai dari menerapkan
pembelajaran dengan mengajarkan keterampilan sosial dikelas akan memberikan
pemahaman kepada siswa bahwa keterampilan sosial merupakan kegiatan yang
dibutuhkan dan dapat menolong siswa dalam berinteraksi dikehidupan
bermasyarakat.
Merujuk pada penemuan permasalahan pembelajaran dikelas VII A
mengenai kurangnya keterampilan sosial siswa, maka peneliti akan
menggunakan pemanfaatan multimedia karena multimedia itu sendiri merupakan
media yang menekankan keterampilan sosial siswa sehingga dapat menjadi
penunjang dalam menumbuhkan keterampilan sosial pada diri siswa. Dalam hal
ini yang ditekankan dalam penggunaan multimedia adalah pemanfaatan
6
kerjasama, dan tanggung jawab didalam diri siswa dalam mengerjakan tugas
kelompok yang diberikan oleh guru. Melalui pemanfaatan multimedia siswa
diajarkan bagaimana proses belajar dalam kelompok saat melakukan kerjasama
dan guru dapat melihat kendala yang dihadapi oleh siswa saat melakukan
kerjasama.
Multimedia dalam konteks komputer menurut Hofstetter 2001 adalah:
pemanfaatan komputer untuk membuat dan menggabungkan teks, grafik, audio,
video, dengan menggunakan tool yang memungkinkan pemakai berinteraksi,
berkreasi, dan berkomunikasi.
Berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Malati Artaviani
Artadimadja di SMA Negeri 5 Cimahi dikelas XI pada tahun ajaran 2008/2009
dalam mata pelajaran bahasa Jepang. Dalam penelitian tersebut bahwa
menggunakan multimedia dapat memfasilitasi interaksi siswa di kelas selama
proses pembelajaran berlangsung.
Peneliti akan menggunakan pemanfaatan multimedia dalam proses
pembelajaran IPS. Pemanfaatan multimedia merupakan suatu media
pembelajaran yang memungkinkan dapat menumbuhkan keterampilan sosial
pada diri siswa. Dalam setiap kegiatan yang dilakukan siswa untuk saling
berbagi informasi baik dengan anggota kelompoknya mampun dengan kelompok
lain, serta setiap siswa akan belajar bagaimana menerapkan sikap tanggung
jawab baik untuk dirinya sendiri maupun untuk kelompoknya.
Dalam proses pembelajaran guru selalu berinteraksi dengan siswa agar
dapat menyampaikan isi dari pelajaran dengan baik. Proses pembelajaran itu
sendiri adalah kegiatan yang bernilai edukatif. Adanya orientasi dalam proses
7
menarik perhatian serta mengingatkan kembali pelajaran yang sudah diajarkan
oleh guru tersebut.
Berdasarkan pemaparan di atas, peneliti tertarik untuk melakukan sebuah
pengkajian mengenai keterampilan sosial siswa dalam pembelajaran IPS. Hal
tersebut dikarenakan oleh adanya kenyakinan bahwa pendidikan merupakan
pranata yang dapat membentuk pikiran, sikap dan mental serta semangat siswa
yang harus disiapkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Oleh karena itu, peneliti mengambil judul “Pemanfaatan Multimedia
Dalam Pembelajaran IPS Untuk Menumbuhkan Keterampilan Sosial (Penelitian
Tindakan Kelas di SMP Kartika XIX –1 Bandung Kelas VII A)”.
B. Rumusan Masalah
Secara umum, fokus permasalahan dalam penelitian ini adalah:
“Bagaimanakah implementasi pembelajaran dengan menggunakan pemanfaatan
multimedia dalam menumbuhkan keterampilan sosial siswa dalam pembelajaran
IPS di kelas VII A SMP Kartika XIX - 1 Bandung?“ Agar peneliti dapat
memfokuskan masalah yang akan diteliti dalam masalah umum tadi, maka
peneliti akan memfokuskan pada 5 (lima) pertanyaan penelitian berikut:
1. Bagaimana persiapan guru dalam mendesain pembelajaran IPS dengan
menggunakan pemanfaatan multimedia dalam menumbuhkan
keterampilan sosial siswa?
2. Bagaimana implementasi pembelajaran IPS ketika guru memanfaatkan
multimedia untuk menumbuhkan keterampilan sosial siswa dalam
pembelajaran IPS di kelas VII A SMP Kartika XIX - 1 Bandung?
3. Bagaimana kendala yang dihadapi oleh guru dalam pelaksanaan
8
keterampilan sosial siswa dalam pembelajaran IPS di kelas VII A SMP
Kartika XIX - 1 Bandung?
4. Bagaimana solusi yang dilakukan guru dalam mengatasi kendala proses
pembelajaran IPS dengan menggunakan pemanfaatan multimedia untuk
menumbuhkan keterampilan sosial siswa di kelas VII A SMP Kartika
XIX - 1 Bandung?
5. Bagaimana keterampilan sosial siswa setelah pemanfaatan multimedia
dalam pembelajaran IPS di kelas VII A SMP Kartika XIX – 1 Bandung?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan diatas, peneliti membagi tujuan penelitian
menjadi dua, yaitu tujuan penelitian umum dan tujuan penelitian khusus. secara
umum tujuan penelitian adalah bagaimana pengaruh pemanfaatan multimedia
dalam menumbuhkan keterampilan sosial siswa dalam pembelajaran IPS. secara
khusus tujuan penelitian yang ingin dicapai yaitu:
1. Untuk mengetahui perencanaan yang dilakukan oleh seorang guru untuk
mendesain pembelajaran IPS dengan menggunakan pemanfaatan
multimedia dalam menumbuhkan keterampilan sosial siswa.
2. Untuk mengetahui pelaksanaan proses belajar mengajar IPS ketika guru
memanfaatkan multimedia untuk menumbuhkan keterampilan sosial
siswa dalam pembelajaran IPS di kelas VII A SMP Kartika XIX - 1
Bandung.
3. Untuk mengidentifikasi kendala-kendala yang dihadapi guru dalam
proses pembelajaran IPS dalam memanfaatkan multimedia untuk
menumbuhkan keterampilan sosial siswa dalam pembelajaran IPS di
9
4. Untuk mencari solusi yang dilakukan guru dalam mengatasi kendala
proses pembelajaran IPS dalam memanfaatkan multimedia untuk
menumbuhkan keterampilan sosial siswa dalam pembelajaran IPS di
kelas VII A SMP Kartika XIX - 1 Bandung.
5. Untuk mengetahui keterampilan siswa setelah pemanfaatan multimedia
dalam pembelajaran IPS di kelas VII A SMP Kartika XIX – 1 Bandung?
D. Manfaat Penelitian
a. Bagi Siswa
Sebagai upaya dalam menumbuhkan keterampilan sosial siswa pada
pembelajaran IPS dengan memanfaatkan multimedia.
b. Bagi Guru
Sebagai upaya guru dalam menumbuhkan keterampilan sosial siswa
sehingga dapat memudahkan guru dalam menjelaskan materi yang
disajikan terhadap siswa dan membuat siswa menjadi tidak bosan dalam
menerima materi yang disajikan oleh guru.
c. Bagi Peneliti
Memberikan informasi tentang menumbuhkan keterampilan sosial siswa
pada pembelajaran IPS melalui pemanfaatan multimedia sehingga siswa
tidak merasa jenuh dan bosan dalam melakukan kegiatan pembelajaran
dikelas.
E. Struktur Organisasi Skripsi
Sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Bab I merupakan bahasan mengenai Pendahuluan, bagian awal dari
Penulisan skripsi. Bagian pendahuluan ini dipaparkan mengenai latar belakang
masalah, rumusan masalah, tujuan dari penelitian, manfaat penelitian, manfaat
10
Bab II ini akan memaparkan tentang konsep-konsep yang berhubungan
dengan penelitian dari berbagai sumber literatur yang akan disusun ke dalan sub
bab. Adapun secara garis besar sub bab tersebut terbagi ke dalam tiga bagian
yaitu: pembahasan mengenai pembelajaran dalam pemanfaatan multimedia,
keterampilan sosial, dan pembelajaran IPS.
Bab III membahas mengenai metode penelitian secara rinci yang di bab 1
dibahas secara garis besar. Metode penelitian ini berisi mengenai pendekatan dan
metode penelitian secara rinci, lokasi dan subjek penelitian, prosedur dan tahap
persiapan penelitian, prosedur Penelitian Tindakan Kelas (PTK), teknik
pengumpulan data, analisis data dan validasi data.
Bab IV ini menguraikan tentang pembahasan hasil penelitian berdasarkan
data-data yang diperoleh selama penelitian dilaksanakan. Maka bab ini berisi
profil sekolah itu sendiri, deskripsi umum pembelajaran mengenai kegiatan
tindakan kelas berupa tindakan beberapa siklus dan terakhir analisis pelaksanaan
tindakan kelas.
Bab V membahas mengenai kesimpulan penelitian ini secara keseluruhan.
Dan saran yang akan diajukan oleh peneliti ke peneliti lain selajutnya agar tidak
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Subjek Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini akan dilaksanakan di kelas VII A di SMP
Kartika XIX-1 Bandung, yang beralamat di Jalan Bangka No. 3, Kota
Bandung.
2. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII A di
sekolah SMP Kartika XIX-1 Bandung. Jumlah siswa 37 dalam kelas
tersebut yang terdiri dari 17 siswa laki-laki dan 20 siswa perempuan.
Alasan peneliti memilih kelas VII A untuk dilakukan penelitian
karena pada saat pra penelitian peneliti melihat bahwa dalam kelas VII
A memiliki siswa yang kurang memiliki keterampilan sosial dalam
pembelajaran IPS. Terlihat dari kurangnya kesadaran mereka dalam
memahami perbedaan antara mereka di dalam kelas. Adanya
permasalahan tersebut membuat peneliti untuk mencari solusi agar
masalah tersebut dapat terpecahkan. Dengan di adanya penelitian di
harapkan pada proses pembelajaran selanjutnya dapat menumbuhkan
keterampilan sosial siswa dalam pembelajaran IPS, selain itu juga
siswa dapat menyukai pembelajaran IPS karena materi-materi yang
diajarkan dapat ditemukan di kehidapan dalam bermasyarakat yang
setiap waktu dapat berubah-ubah sesuai dengan kondisi yang da di
32
B. Desain Penelitian
Desain Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang digunakan pada
penelitian ini yaitu di awali dengan perencanaan tindakan. Adapun desain
yang digunakan dapat terlihat pada gambar dibawah ini:
Sumber : Gambar model Hopkins diadopsi dari Sanjaya (2011: 54). Identifikasi
masalah
Perencanaan
Aksi
Observasi Refleksi
Observasi
Refleksi
Perencanaan Ulang
33
Berdasarkan gambar di atas terbagi menjadi empat tahapan yaitu
perencanaan, aksi, observasi, dan refleksi. Tahap pertama dlam perencanaan,
pada tahap ini menjelaskan tentang apa, dimana, oleh siapa, kapan, dan
bagaimana penelitian tindakan kelas itu dilaksanakan. Dalam proses
perencanaan peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
yang akan digunakan pada saat pembelajaran. Selain itu, dalam tahap
perencanaan peneliti juga menyusun instrumen penelitian dalam rangka
mempermudah peneliti untuk proses penelitian tersebut. Tahap kedua dalam
penelitian ini, peneliti melaksanakan tindakan sebagai implementasi rencana
yang sudah disiapkan sebelumnya. Pelaksanaan tindakan kelas ini terdiri dari
beberapa siklus dimana banyaknya siklus ditentukan oleh berhasil atau
tidaknya pemanfaatan multimedia yang dilakukan oleh penliti. Tahap ketiga
dalam penelitian tindakan kelas yang dilakukan peneliti adalah observasi,
pada tahap ini merupakan observasi yang dilakukan peneliti pada saat
observasi pada waktu tindakan di kelas berlangsung. Peneliti mengamati dan
mencatat apa saja yang terjadi dikelas pada saat penelitian tindakan kelas
dilakukan, hal ini dilaksanakan untuk memperoleh data yang akurat untuk
melaksanakan tindakan siklus berikutnya. Dan tahap keempat skaligus tahap
terakhir dalam penelitian ini adalah refleksi, pada tahap ini adalah kegiatan
untuk mengemukakan apa yang sudah dilakukan dalam penelitian tersebut,
kemudian mendiskusikan kembali rencana selanjutnya agar masalah dalam
pembelajaran dapat dipecahkan dan terselesaikan.
C. Prosedur Pelaksanaan Penelitian
Prosedur pelaksanaan penelitian ini merupakan serangkaian kegiatan
yang dilaksanakan melalui beberapa tahapan yang digambarkan oleh
beberapa siklus. Hal ini dilakukan peneliti untuk mengkaji secara keseluruhan
masalah yang akan dijadikan penelitian. Desain siklus yang peneliti gunakan
yaitu model dari Hopkins yang terdiri dari perencanaan dimana perencanaan
ini menjadi tahap awal dalam penelitian untuk menganalisis masalah yang
34
memecahkan masalah, lalu selanjutnya observasi yaitu mengamati keadaan
yang berlangsung dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas yang
dilakukan oleh peneliti, dan yang terakhir adalah refleksi dimana peneliti
melakukan evaluasi dari seluruh kegiatan yang sudah dilakukan. Jika dinilai
tidak berhasil maka selanjutnya meninjau kembali rencana yang sudah
disiapkan untuk dijadikan siklus berikutnya sehingga tujuan dari pemecahan
masalah yang di inginkan dapat terselesaikan dengan baik dan sesuai dengan
yang di inginkan oleh peneliti.
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan beberapa tahap dan pada
setiap siklusnya mempunyai kekurangan pada siklus sebelumnya. Jumlah
siklus yang digunakan dalan penelitian tindakan kelas ini disesuaikan dengan
kebutuhan peneliti dalam melakukan penelitian tersebut. Adapun prosedur
penelitian yang dirancang oleh peneliti sebagai berikut:
Prosedur Penelitian Tindakan Kelas
Penjelasan prosedur penelitian tindakan kelas dalam setiap siklusnya sebagai
berikut:
Tahap 1 Perencanaan Tindakan (Planning)
Pada tahap ini dilakukan proses identifikasi masalah dengan observasi
awal ke sekolah SMP Kartika XIX-1 Bandung. Berdasarkan observasi awal
kesekolah tersebut peneliti menemukan masalah yaitu kurangnya
keterampilan sosial siswa dalam pembelajaran IPS. Hal ini terlihat dari
kurangnya keterampilan sosial siswa dalam proses pembelajaran. Tahapan
perencanaan yang akan dilakukan meliputi kegiatan sebagai berikut:
1. Menentukan kelas yang akan dijadikan tempat penelitian yaitu di
kelas VII A.
2. Melakukan pengamatan pra penelitian terhadap kelas yang akan
dijadikan sebagai tempat penelitian.
3. Meminta kesediaan mitra yaitu guru pelajaran IPS di SMP Kartika
XIX-1 Bandung untuk mengamati proses belajar mengajar yang akan
35
4. Menyusun kesepakan dengan kolaborator untuk menentukan waktu
penelitian dilaksanakan.
5. Menentukan media pembelajaran yang akan digunakan pada saat
penelitian.
6. Mempersiapkan silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) yang akan dilaksanakan pada tahap penelitian.
7. Menyusun alat observasi yang akan digunakan pada saat penelitian.
8. Mempersiapkan hal-hal yang mendukung penggunaan media
pembelajaran.
9. Merencanakan untuk melakukan diskusi dengan kolaborator
berdasarkan hasil pengamatan yang berkaitan dengan keterampilan
sosial siswa dengan menggunakan pemanfaatan multimedia.
10. Membuat rencana untuk melakukan perbaikan-perbaikan terhadap
kekurangan yang ditemukan setelah berdiskusi dengan kolaborator.
11. Merencanakan untuk mengolah data yang diperoleh setelah penelitian
selesai.
Tahap 2 Aksi Tindakan (Acting)
Pada tindakan ini peneliti melaksanakan penelitian dalam empat
siklus. Tindakan ini tidak hanya dilakukan di dalam kelas tetapi digunakan
pula wawancara dan observasi langsung di kelas VII A. Pelaksanaan tindakan
ini sesuai dengan perencanaan yang disepakati dan dilakukan peneliti dengan
kolaborator. Adapun tahap tindakan yang dilakukan meliputi kegiatan sebagai
berikut:
1. Guru menjelaskan kompetensi yang akan dicapai.
2. Guru menjelaskan kegiatan pemanfaatan multimedia yang akan
dilakukan (bentuk, tempat, dan waktu).
3. Guru menjelaskan tujuan dan prosedur dalam kegiatan pemanfaatan
36
4. Mengembangkan pembelajaran IPS dengan mengangkat
permasalahan-permasalahan yang ada di masyarakat sekitar.
5. Menggunakan alat observasi yang telah dibuat untuk melihat
keterampilan sosial siswa.
6. Melakukan diskusi dengan kolaborator berdasarkan hasil pengamatan
dengan menggunakan multimedia dalam kegiatan belajar mengajar
siswa.
7. Membuat rencana perbaikan-perbaikan terhadap kekurangan yang
ditemukan setelah berdiskusi dengan kolaborator.
8. Melaksanakan pengolahan data yang diperoleh setelah penelitian
selesai dilaksanakan.
Tahap 3 Observasi (Observing)
Pada tahap pengamatan ini dilaksanakan dengan pelaksanaan tindakan
dan dalam pengamatan dilakukan pula analisis. Peneliti akan melakukan
analisis terhadap keseluruhan pengamatan dalam penelitian. Pada tahap ini
peneliti mencatat apa yang terjadi pada saat penelitian tindakan kelas
berlangsung, hal ini dilakukan untuk memperoleh data yang akurat dari
kegiatan siswa dan guru pada saat pelaksanaan penelitian tindakan untuk
melakukan tindakan siklus berikutnya. Pada tahap ini observasi yang
dilakukan meliputi kegiatan sebagai berikut:
1. Melakukan pengamatan terhadap kelas yang akan dijadikan penelitian
oleh peneliti.
2. Pengamatan motivasi siswa saat kegiatan pembelajaran dengan
menggunakan multimedia.
3. Mengamati proses jalannya pembejaran dalam menggunakan
pemanfaatan multimedia.
4. Mengamati kesesuaian penggunaan multimedia untuk menumbuhkan
37
5. Mengamati apa penggunaan multimedia mampu menumbuhkan
keterampilan sosial siswa.
6. Melakukan observasi terhadap kesiapan siswa mengikuti
pembelajaran IPS, adapun hal tersebut sebagai berikut:
1) Kesiapan siswa dalam mengikuti pelajaran IPS dengan
membaca materi yang akan dibahas.
2) Kesiapan siswa dalam mengikuti pelajaran IPS dengan
menyiapkan pertanyaan dari bahan bacaan mereka yang
bersumber dari televisi, radio atau internet.
3) Banyaknya siswa yang memperhatikan pelajaran pada proses
belajar mengajar berlangsung.
4) Kemampuan siswa dalam bertanya, menjawab ataupun
memecahkan masalah yang guru berikan.
5) Rasa toleransi, kerjasama, dan tanggung jawab siswa dalam
menumbuhkan keterampilan sosial.
Tahap 4 Refleksi (Reflecting)
Pada tahap ini peneliti bersama guru secara bersama-sama mengkaji
proses, masalah persoalan, dan kendala yang nyata dalam tindakan yang telah
dilakukan, sekaligus mempertimbangkan berbagai persfektif yang mungkin
terjadi dalam situasi sosial kelas. Kegiatan ini dilakukan dalam bentuk
diskusi yang memiliki aspek evaluatif - refleksi yang memberikan dasar
bagi perbaikan dalam bentuk perubahan atau revisi untuk rencana tindakan
selanjutnya. Pada tahap ini peneliti dan kolaborator melakukan evaluasi dan
revisi terhadap seluruh proses penelitian. Dalam refleksi dilakukan perbaikan
untuk melaksanakan tindakan pada siklus berikutnya. Pada tahap ini kegiatan
yang dilakukan sebagai berikut:
1. Diskusi dengan kolaborator setelah tindakan dilakukan.
2. Menyimpulkan hasil diskusi apakah dalam penelitian ini dihentikan
38
D. Metode Penelitian
Pada penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode Penelitian
Tindakan Kelas. Menurut Hopkins dalam (Muslich 2009: 8) Penelitian
tindakan kelas adalah suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif, yang
dilakukan oleh pelaku tindakan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari
tindakan-tindakannya dalam melaksanakan tugas dan memperdalam pemahan
terhadap kondisi dalam praktik pembelajaran. Adapun menurut Suyanto
dalam (Muslich 2009: 9) penelitian tindakan kelas adalah suatu bentuk
penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan
tertentu agar dapat memperbaiki dan/atau meningkatkan praktik-praktik
pembelajaran dikelas secara profesional. Burns dalam (Sanjaya 2011:25),
mengatakan bahawa Penelitian tindakan adalah penerapan berbagai fakta
yang ditemukan untuk memecahkan masalah dalam situasi sosial untuk
meningkatkan kualitas tindakan yang dilakukan dengan melibatkan
kolaborasi dan kerja sama para peneliti dan praktisi. Sedangkan Elliot
mengatakan, bahwa penelitian tindakan adalah kajian tentang situasi sosial
dengan maksud untuk meningkatkan kualitas tindakan melalui proses
diagnosis, perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan mempelajari pengaruh
yang ditimbulkan. Jadi, Penelitian tindakan kelas merupakan upaya yang
dilakukan oleh guru untuk memperbaiki atau mengobati suatu masalah
pembelajaran yang dihadapi oleh siswa di dalam kelas.
Dalam penelitian tindakan kelas dianggap sebagai penelitian mikro
yang bersifat parsitifatif dan kolaboratif. Dikatakan bersifat partisipatif karena
dilakukan sendiri oleh peneliti mulai dari penentuan topik, perumusan
masalah, perencanaan, pelaksanaan, analisis dan pelaporan. Dikatakan
kolaboratif karena pelaksanaan juga membutuhkan mitra dalam melakukan
penalitian yang mampu memunculkan berbagai alternatif solusi yang akan
memperbaiki pembelajaran dikelas, namun pelaku utamanya tetap oleh guru
39
Dalam melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas, guru hendaknya
mengetahui dan memahami beberapa karakteristik dari Penelitian Tindakan
Kelas (Kunandar, 2008:59), yaitu:
1) Adanya masalah Penelitian Tindakan Kelas dipicu oleh munculnya
kesadaran pada diri guru bahwa praktik yang dilakukannya selama ini
di kelas mempunyai masalah yang perlu diselesaikan. Dengan
perkatan lain guru merasa bahwa ada sesuatu yang perlu diperbaiki
dalam praktik pembelajaran yang dilakukannya.
2) Penelitian Tindakan Kelas dilakukan oleh guru sendiri. Permasalahan
yang terjadi di kelas tentu akan lebih dipahami oleh guru itu sendiri.
Sehingga, treatment dapat disesuaikan dengan permasalahan, kultur
dan budaya kelas.
3) Penelitian melalui refleksi diri. Berbeda dengan penelitian biasa yang
mengumpulkan data dari lapangan atau objek atau tempat lain sebagai
responden. Penelitian Tindakan Kelas dilakukan tidak hanya dengan
merefleksi hasil dari peserta didik, akan tetapi melihat juga bagaimana
guru cara guru melakukan treatment.
4) Penelitian Tindakan Kelas dilakukan di dalam kelas, sehingga proses
penelitian ini adalah kegiatan pembelajaran berupa perilaku guru dan
siswa dalam melakukan interaksi
5) Penelitian Tindakan Kelas bertujuan untuk memperbaiki
pembelajaran. Treatment dilakukan secara bertahap dan terus
menerus. Ini juga yang membedakan penelitian eksperimen dengan
Penelitian Tindakan Kelas.
E. Definisi Operasional
Dalam bagian ini akan dijelaskan istilah-istilah operasional yang
digunakan. Untuk menghindari kekeliruan mengenai maksud dan tujuan yang
ingin dicapai, istilah-istilah tersebut adalah:
1. Keterampilan sosial merupakan bentuk perilaku, perbuatan dan sikap
40
disertai dengan ketepatan dan kecepatan sehingga memberikan
kenyamanan bagi orang yang berada disekitarnya (Chaplin dalam
Suhartini, 2004: 18). Indikator keterampilan sosial pada penelitian ini
adalah:
a. Siswa mempunyai sikap toleransi dalam menghargai perbedaan
agama diantara mereka.
b. Siswa dapat bekerjasama dengan baik dalam mengerjakan tugas
kelompok.
c. Siswa harus mempunyai sikap tanggung jawab dalam
mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru.
2. Multimedia dalam konteks komputer menurut Hofstetter 2001 adalah:
pemanfaatan komputer untuk membuat dan menggabungkan teks,
grafik, audio, video, dengan menggunakan tool yang memungkinkan
pemakai berinteraksi, berkreasi, dan berkomunikasi. Jenis-jenis
multimedia, yaitu:
a. Multimedia Interaktif
b. Multimedia Hiperaktif
c. Multimedia Linear / Squential
d. Multimedia Presentasi Pembelajaran
e. Multimedia Pembelajaran Mandiri
F. Instrumen Penelitian
Intrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk memperoleh
data yang berada di lapangan. Dalam penelitian ini data yang dibutuhkan
yaitu keterampilan sosial pada siswa. Untuk mengumpulkan semua data yang
berada di lapangan diperlukan pedoman observasi dan wawancara.
1. Observasi
Observasi menurut Sanjaya (2009: 86), adalah teknik
mengumpulkan data dengan cara mengamati setiap kejadian yang sedang
berlangsung dan mencatatnya dengan alat observasi tentang hal-hal yang
41
mengukur rasa ingin tahu siswa terdiri dari beberapa indikator. Penilaian
keterampilan sosial yang berada dalam diri siswa terdiri dari kegiatan
toleransi, kerjasama dan tanggung jawab. Kegiatan atau aktivitas
toleransi, kerjasama dan tanggung jawab akan dibagi ke beberapa
indikator. Indikator tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 3.1
Kisi-Kisi Instrumen Penelitian
Nilai Indikator
Keterampilan Sosial Toleransi a. Saling menghargai
perbedaan agama.
b. Menerima saran
dan pendapat dari
orang lain.
c. Menerima
perbedaan
pendapat.
Kerjasama a. Saling membantu
antar anggota
kelompok.
b. Rela berkorban
demi
42
c. Menyamakan
pendapat antar
anggota dengan
tujuan untuk
meningkatkan
hubungan
kerjasama dalam
kelompok
walaupun terdapat
perbedaan SARA.
Tanggung Jawab a. Kesadaran akan
kewajiban
mengerjakan
tugas kelompok.
b. Patuh pada aturan
kelompok.
c. Bertanggung
jawab menjaga/
memelihara
benda
peninggalan pra
sejarah.
Indikator-indikator di atas merupakan alat bantu peneliti dalam
melaksanakan penelitian. Indikator ini dapat membantu untuk
menganalisis dan merefleksi semua tindakan yang dilakukan peneliti
pada saat melakukan Penelitian Tindakan Kelas.
2. Wawancara
Menurut Denzin dalam Wiriaatmadja (2008: 117) wawancara
43
orang-orang yang diangggap dapat memberikan informasi atau
penjelasan hal-hal yamg dipandang perlu. Sedangkan menurut Sanjaya
(2009: 96) adalah teknik mengumpulkan data dengan menggunakan
bahasa lisan baik secara tatap muka ataupun melalui saluran media
tertentu. Data yang akan digunakan pada saat wawancara seperti
bagaimana keterampilan sosial dengan pemanfaatan multimedia dalam
pelajaran IPS serta adakah perubahan yang terjadi pada saat proses
pembelajaran di kelas dengan pemanfaatan multimedia tersebut. Dari
data tersebut diharapkan dapat memberikan informasi yang lebih selain
dari observasi.
3. Studi Dokumenter
Menurut Sukmadinata, (2009: 221) studi dokumenter merupakan
suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis
dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar maupun elektronik.
Dokumen yang dikumpulkan disesuaikan dengan tujuan dan fokus
masalah dari penelitian tindakan kelas tersebut. Studi dokumenter yang
digunakan peneliti dalam penelitian ini berupa silabus, Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang diadakan ketika pembelajaran IPS
dan gambar foto saat pelaksanaan proses penelitian berlangsung.
G. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan beberapa metode. Adapun metode-metode yang digunakan
peneliti dalam mengumpulkan data adalah:
1. Observasi
Menurut Sukmadinata (2009: 219) observasi atau pengamatan
merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan jalan
mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung.
Observasi dilakukan untuk mengamati kegiatan yang sedang
berlangsung, seperti cara guru melaksanakan kegiatan pembelajaran
44
keterampilan sosial siswa. Menurut Arikunto (2002: 25) observasi yang
dilakukan peneliti adalah observasi terbuka dengan tujuan agar pengamat
mampu menggambarkan secara utuh atau mampu merekonstruksi proses
implementasi tindakan perbaikan yang dimaksud dalam diskusi balikan.
Observasi terbuka ini memfokuskan pada hal-hal yang menjadi data
untuk melihat aktivitas guru dan siswa pada saat proses pembelajaran
dengan pemanfaatan multimedia untuk menumbuhkan keterampilan
sosial siswa dalam pembelajaran IPS. Hasil dari penelitian ini akan
didiskusikan kembali dengan kolaborator untuk dijadikan sebagai bahan
refleksi untuk tindakan selanjutnya.
2. Wawancara
Menurut Wiriatmadja (2005: 117) wawancara merupakan
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara verbal kepada orang-orang
yang dianggap dapat memberikan informasi atau penjelasan mengenai
hal-hal yang dianggap perlu. Sanjaya (2009: 96) wawancara adalah
teknik mengumpulkan data dengan menggunakan bahasa lisan baik
secara tatap muka ataupun melalui saluran media tertentu. Wawancara
dalam penelitian ini untuk mengetahui pendapat atau tanggapan yang
akan diberikan oleh siswa dan guru setelah menggunakan pemanfaatan
multimedia dalam menumbuhkan keterampilan sosial siswa. Peneliti
hanya melakukan wawancara pada beberapa orang siswa yang dianggap
sudah mewakili seluruh siswa yang ada di kelas, mulai dari siswa yang
memiliki kemampuan rendah, sedang dan tinggi.
3. Studi Dokumentasi
Pengumpulan sejumlah dokumen yang diperlukan sebagi bahan
data informasi sesuai dengan masalah peneliti. Dokumen-dokumen ini
yang berkaitan dengan pembelajaran IPS. Studi dokumen yang diambil
oleh peneliti adalah berupa kurikulum dan pedoman pelaksanaannya,
silabus, RPP, tugas siswa, buku teks yang digunakan oleh siswa dalam
45
4. Catatan Lapangan
Untuk menunjang pengambilan data-data lain yang berkembang
selama pelaksanaan penenlitian tindakan kelas dapat menggunakan
catatan lapangan untuk mencatat kemajuan, persoalan yang dihadapi dan
solusinya. Dalam catatan lapangan juga dapat mencatat hasil-hasil
refleksi dan hasil diskusi. Catatan lapangan merupakan catatan yang
dibuat oleh peneliti yang memuat secara deskriptif berbagai kegiatan
sekolah, suasana kelas, iklim sekolah, berbagai bentuk interaksi sosial
yang terjadi didalam peneliti penelitian tersebut. Catatan lapangan
dilakukan dengan mempelajari pokok pembicaraan dalam pengamatan
gambar tentang segala sesuatu peristiwa yang dilihat, didengar, dan
dialami selama kegiatan berlangsung.
H. Analisis Data dan Validasi Data
1. Analisis Data
Menurut Sanjaya (2011: 106) menganalisis data yaitu suatu proses
mengolah dan menginterpretasi data dengan tujuan untuk mendudukan
berbagai informasi sesuai dengan fungsinya hingga memiliki makna dan
arti yang jelas sesuai dengan tujuan penelitian.
Pengolahan data dilakukan dalam rangka mengartikan dan
menjelaskan data dan fakta-fakta yang didapat dari lapangan. Pada
penelitian ini teknik analisis data yang dilakukan dalam dua aspek, yaitu
kuantitatif dan kualitatif.
1) Kuantitatif
Pengolahan data dengan menggunakan dengan cara kuantitatif
adalah data-data yang didapatkan dalam penelitian yang berupa
angka-angka. Melalui pengolahan data kuantitatif, peneliti dapat
mengetahui seberapa besar kemampuan berpikir kritis yang dimiliki
siswa pada awal pembelajaran dan seberpa besar perubahan yang
46
yang dilakukan memang sederhana. Komalasari (2010: 156)
memberikan cara penghitungan dalam menganalisis data kuantitatif,
yaitu:
Jumlah skor total subjek
Jumlah skor maksimal
Jumlah skor persen
Jumlah total persen
2) Kualitatif
Miles dan Huberman dalam Sugiyono (2011: 336),
menyatakan bahwa aktifitas dalam analisis data kualitatif dilakukan
secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas,
sehingga data sudah jenuh. Aktifitas dalam analisis data ini yaitu,
reduksi data, kategorisasi, validasi data, dan interpretasi data.
Analisis data dapat dilakukan dalam tiga tahap, berikut
tahapan analisis data menurut Sanjaya (2011: 106), yaitu :
a) Reduksi data
Kegiatan menyeleksi data sesuai dengan fokus masalah.
Pada tahap ini guru dan peneliti mengumpulkan semua instrumen
yang digunakan untuk mengumpulkan data kemudian
dikelompokkan berdasarkan fokus masalah dan hipotesis.
b) Mendeskripsikan data
Data yang telah dipilih sesuai dengan fokus masalah
kemudian dideskripsikan sehingga data yang telah diorganisir
menjadi bermakna. Mendeskripsikan data bisa dalam bentuk
naratif, membuat grafik atau menyusunnya dalam bentuk tabel.
Skor Presentase = X 100%
47
c) Membuat kesimpulan berdasarkan deskripsi data
Dalam proses penelitian menganalisis dan
menginterpretasi data merupakan langkah yang sangat penting.
Sebab data yeng terkumpul tidak berarti apa-apa tanpa dianalisis
dan diberi makna melalui interpretasi data. Proses analisis dan
interpretasi data dalam penelitian tindakan kelas diarahkan untuk
mengumpulkan informasi yang diperlukan untuk menjawab
rumusan masalah dan pertanyaan penelitian. Maka hasilnya dapat
menjawab setiap informasi yang dibutuhkan.
2. Validasi Data
Validasi data yaitu mengusahakan tercapainya aspek kebenaran
tentang hasil penelitian. Menurut Hopkins dalam Wiriaatmadja (2008:
168), ada beberapa validasi yang dapat dilakukan dalam penelitian
tindakan kelas, yaitu:
a) Member Check, yakni memeriksa kembali keterangan-keterangan
atau informasi data yang diperoleh selam observasi atau wawancara
dari nara sumber, apakah keterangan atau informasi, atau penjelasan
ini tetap sifatnya atau tidak berubah sehingga dapat dipatikan
keajegannya, dan data itu terperiksa kebenarnnya.
b) Triangulasi, yaitu memeriksa kebenaran hipotesis, konstruk atau
analisis yang ada dengan membandingkan hasil dari orang lain,
misalnya mitra peneliti, yang hadir dan menyaksikan situasi yang
sama. Triangulasi dilakukan berdasarkan tiga sudut pandang, yakni
sudut pandang guru, siswa dan yang melakukan pengamatan atau
observasi (peneliti).
c) Audit Trail, yaitu mengecek kebenaran hasil penelitian beserta
prosedur dan metode pengumpulan data dengan mengkonfirmasikan
buku-buku temuan yang diperiksa dan dicek kesahihannya kepada
48
d) Expert Opinion, yaitu pengecekan terakhir terhadap temuan-temuan
penelitian oleh pakar yang professional dibidang ini, yakni dosen
pembimbing. Pada tahapan akhir ini dapat dilakukan perbaiakan,
modifiaksi, atau penghalusan berdasarkan arahan atau opini pakar
(pembimbing), selanjutnya analisis yang dilakukan akan
meningkatkan derajat kepercayaan penelitian yang dilakukan.
e) Key respondent review, yaitu meminta salah seorang atau beberapa
mitra peneliti atau orang yang banyak mengetahui tantang penelitian
tindakan kelas, untuk membaca draft awal laporan penelitian dan
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini akan berisi kesimpulan dan saran yang diajukan oleh peneliti
kepada pihak-pihak yang terkait dengan penelitian yang telah dilaksanakan.
Berdasarkan dari hasil pengamatan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi pada siklus I,
II, III dan IV pada pembelajaran IPS di kelas VII A SMP Kartika XIX-1 Bandung
mengenai “Pemanfaatan multimedia dalam pembelajaran IPS untuk menumbuhkan
keterampilan sosial” peneliti mengambil kesimpulan umum dan kesimpulan khusus.
Adapun kesimpulan umum dan khusus sebagai berikut:
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat diambil kesimpulan
umum yaitu: pemanfaatan multimedia dalam mata pelajaran IPS dapat
menumbuhkan keterampilan sosial siswa di kelas VII A SMP Kartika XIX-1
Bandung. Adapun kesimpulan khusus yang peneliti rumuskan yaitu:
1. Persiapan guru dalam mendesain pembelajaran IPS melalui pemanfaatan
multimedia di kelas VII A. Persiapan yang dilakukan peneliti dalam
mendesain pembelajaran IPS terlebih dahulu berkolaborasi dengan guru
mitra untuk menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), silabus,
dan media yang akan digunakan. Pada persiapan pembelajaran IPS guru
menggunakan pemanfaatan multimedia untuk menumbuhkan keterampilan
sosial siswa pada pembelajaran IPS. Peneliti juga membuat instrumen yang
dijadikan sebagai alat pengumpulan data hasil penelitian yaitu lembar
observasi guru dan siswa, lembar wawancara, dokumentasi, dan catatan
151
2. Guru dalam melaksanakan pembelajaran IPS dengan menggunakan
pemanfaatan multimedia untuk menumbuhkan keterampilan sosial.
Pelaksanaan pembelajaran IPS dengan menggunakan pemnfaatan
multimedia yaitu dengan diskusi kelompok dimana setiap diskusinya
siswa diberikan tayangan video dan menganalisis video tersebut lalu
siswa menganalisis video yang ditanyangkan tersebut. Dengan mencari
alternatif menganalisis tersebut siswa akan menumbuhkan keterampilan
sosial yang siswa miliki.
3. Pemanfaatan multimedia dalam menumbuhkan keterampilan sosial pada
siswa yang dilaksanakan pada kelas VII A, peneliti yang berperan
sebagai guru pelaksana dalam pembelajaran dikelas memiliki banyak
kendala dalam proses pembelajaran yang menggunakan pemnfaatan
multimedia. Adapun kendala-kendala yang peneliti rasakan pada saat
penelitian yaitu sebagai berikut:
a. Siswa belum terbiasa belajar dikelas dengan menggunakan
multimedia.
b. Artikel dan video yang diberikan oleh guru tidak semua siswa
dapat memahaminya sehingga siswa tidak dapat memahami hal
tersebut
c. Masih kurangnya interaksi antara guru dan siswa pada siklus I dan
II.
d. Kurangnya motivasi dan rela berkorban demi kelompoknya
diantara siswa tersebut.
e. Dalam penerapan materi guru selalu menggunakan ceramah pada
saat penyampaian meteri sehingga siswa menjadi jenuh dalam
proses pembelajaran.
f. Siswa masih ada yang mengobrol dengan teman sebangkunya di
152
Berdasarkan pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa guru
seharusnya bisa memfasilitasi kegiatan siswa, menciptakan kelas yang
lebih kondusif pada saat kegiatan belajar mengajar, dan guru dapat
berperan sebagai pembimbing disetiap kegiatan pembelajaran yang
dilakukan oleh siswa.
4. Berdasarkan kendala-kendala pada saat malakukan pemanfaatan
multimedia yang telah dikemukakan di atas, berikut upaya/ solusi untuk
menanggulangi masalah tersebut:
a. Guru harus membiasakan siswa untuk dapat belajar dikelas dengan
menggunakan multimedia.
b. Guru berusaha untuk mencari artikel dan video yang lebih menarik
dan kontroversial yang dapat diketahui oleh seluruh siswa
sehingga memudahkan siswa untuk memahaminya.
c. Guru harus lebih berperan sebagai fasilitator dalam pembelajaran
berlangsung dikelas.
d. Guru harus bisa memotivasi kepada siswa dan menanamkan
karakter rela berkorban demi kelompoknya.
e. Guru harus berusaha agar materi yang disampaikan mudah untuk
dimengerti siswa dan siswa menjadi tidak jenuh dalam belajar dan
membuat pelajaran tersebut menjadi menarik.
f. Guru dapat mengkondisikan siswa supaya tidak ribut dalam proses
belajar mengajar berlangsung.
5. Setelah menggunakan pemanfaatan multimedia dalam pembelajaran IPS
dapat menumbuhkan keterampilan sosial siswa kelas VII A. Dilihat dari
ketercapaian seluruh indikator keterampilan sosial siswa. Perubahan
tumbuhnya keterampilan sosial siswa diperoleh dari hasil pengamatan
yang dituangkan melalui catatan-catatan yang dibuat oleh observer dan
peneliti. Seperti pada siklus ke-I keterampilan kerja sama siswa masih
153
masih dalam ruang lingkup kategori penilaian cukup. Siklus ke-III
sudah masuk pada kategori baik dan hasil penelitian siklus ke-IV juga
terjadi peningkatan namun tidak terlalu besar.
B. Saran
Mengacu pada pembahasan mengenai Pemanfaatan multimedia dalam
pembelajaran IPS untuk menumbuhkan keterampilan sosial dikelas VII A SMP
Kartika XIX-1 Bandung, maka dapat dikemukakan beberapa saran sebagai
berikut:
1. Untuk Siswa
a. Menumbuhkan keterampilan sosial siswa pada pembelajaran IPS ini
harus lebih ditingkatkan lagi sehingga pembelajaran selanjutnya bisa
lebih aktif.
b. Siswa diharapkan lebih mempunyai sikap toleransi, kerjasama, dan
tanggung jawab dalam mengerjakan tugas kelompok yang diberikan
oleh guru.
2. Untuk Guru
a. Pengoptimalan kinerja guru dalam melaksanakan langkah-langkah
pembelajaran dengan menggunakan multimedia juga harus dibarengi
dengan kemampuan guru menciptakan suasana pembelajaran yang
tidak membosankan. Khususnya dalam pembelajaran IPS guru harus
senantiasa memperbaharui pengetahuannya yang berkaitan dengan
perkembangan masyarakat yang merupakan sumber kajian IPS.
b. Guru harus bisa menciptakan suasana yang baru pada saat
pembelajaran IPS sehingga siswa tidak merasa jenuh pada saat
mengikuti pembelajaran berlangsung.
3. Untuk Sekolah
a. Penggunaan multimedia ini dapat dapat dijadikan referensi bagi
154
dalam pembelajaran, sehingga siswa lebih bersemangat dalam belajar
dan juga tumbuhnya keterampilan sosial pada diri siswa.
b. Pihak sekolah bisa memfasilitasi pada saat proses pembelajaran
berlangsung dengan menunjang sarana dan prasarana agar
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rhineka Cipta
Depdiknas, (2010). Model Pembelajaran IPS, Malang: Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas
Desmita. (2010). Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Effendi R, et al. (2009). Pengembangan Pendidikan IPS SD. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional
Fajar. (2007). Keterampilan Sosial Anak Menengah Akhir. [Online]. Tersedia:
http://f4jar.multply.com/journal/item/191/Keterampilan-Sosial-Pada-Anak-Menengah-Akhir. [12 Agustus 2013]
Muslich, M. (2009). Melaksanakan PTK itu Mudah (Classroom Action Research): Pedoman Praktis Bagi Guru Profesional. Jakarta: Bumi Aksara
Khasanah, rostika solihati. (2010). Efektifitas Penggunaan Multimedia Dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan Percakapan Bahasa Jepang Tingkat Dasar. Skripsi pada FPBS UPI. Bandung: Tidak Diterbitkan
Koestyorini. (2007). Mengembangkan Keterampilan Sosial Bagi Remaja. Jurnal Likithapradnya. 10, 28-35.
Komalasari, Kokom. (2010). Pembelajaran Kontekstual : Konsep dan Aplikasi. Bandung: Refika Aditama
Kunandar. (2008). Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: Rajawali Pers
No Name. (2013). Kemana Rasa Nasionalisme Itu Pergi?. [Online]. Tersedia di http://www.youtube.com/watch?v=ZCeRMWb98Aw. [8 September 2013]