• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMANFAATAN MULTIMEDIA DALAM PEMBELAJARAN IPS UNTUK MENUMBUHKAN KETERAMPILAN SOSIAL : Penelitian Tindakan Kelas di SMP Kartika XIX – 1 Bandung Kelas VII A.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PEMANFAATAN MULTIMEDIA DALAM PEMBELAJARAN IPS UNTUK MENUMBUHKAN KETERAMPILAN SOSIAL : Penelitian Tindakan Kelas di SMP Kartika XIX – 1 Bandung Kelas VII A."

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)

Pemanfaatan Multimedia Dalam Pembelajaran IPS Untuk Menumbuhkan

Keterampilan Sosial

(Penelitian Tindakan Kelas di SMP Kartika XIX – 1 Bandung Kelas VII A)

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Syarat untuk Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan

dalam Bidang Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Oleh

Astri Sulistiani Risnaedi

0901375

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2014

(2)

Pemanfaatan Multimedia Dalam Pembelajaran IPS Untuk Menumbuhkan

Keterampilan Sosial

(Penelitian Tindakan Kelas di SMP Kartika XIX – 1 Bandung Kelas VII A)

Oleh

Astri Sulistiani Risnaedi

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar

Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Astri Sulistiani Risnaedi 2014

Universitas Pendidikan Indonesia

Januari 2014

Hak Cipta dilindungi Undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang,

(3)
(4)

ABSTRAK

Astri Sulistiani Risnaedi (0901375). Pemanfaatan Multimedia Dalam Pembelajaran IPS Untuk Menumbuhkan Keterampilan Sosial (Penelitian Tindakan Kelas di SMP Kartika XIX – 1 Bandung Kelas VII A).

Penelitian ini dilatar belakangi dari hasil observasi awal yang peneliti lakukan di SMP Kartika XIX-1 Bandung, peneliti menemukan adanya masalah dalam pembelajaran IPS di kelas VII A, yaitu rendahnya keterampilan sosial pada diri siswa. Hal ini terlihat pada tidak adanya sikap toleransi, kerjasama, dan tanggung jawab dalam mengerjakan tugas kelompok yang diberikan oleh guru, siswa hanya menggantungkan tugas kepada kepada salah satu teman kelompoknya. Berdasarkan hasil wawancara siswa dan guru, peneliti mendapat penjelasan bahwa tidak semua siswa mempunyai sikap toleransi dan mampu bekerjasama pada saat mengerjakan tugas kelompok. Hal tersebut membuat peneliti merasa perlu menumbuhkan keterampilan sosial dengan cara menyusun strategi dalam pembelajaran IPS melalui pemanfaatan multimedia. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Dalam pelaksanaannya, penelitian ini dilakukan dalam empat siklus, karena dalam siklus keempat peneliti menganggap data sudah jenuh. Penelitian ini dilakukan di SMP Kartika XIX-1 Bandung, sedangkan yang menjadi subjek penelitian adalah guru IPS dan siswa kelas VII A. Berdasarkan hasil temuan dilapangan dapat ditarik benang merah dari penelitian ini, antara lain pertama, perencanaan penelitian dirancang dengan baik. Kedua, menumbuhkan keterampilan sosial siswa pada pelaksanaan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan pemanfaatan multimedia dilaksanakan semakin terarah dan rapih pada setiap siklusnya. Ketiga, merefleksikan kendala yang ditemukan pada setiap siklus serta mengatasi kendala tersebut pada siklus selanjutnya. Keempat, solusi dalam kendala yang ditemukan dalam pemanfaatan multimedia siswa mengalami perubahan yang positif yaitu keterampilan sosial siswa meningkat. Hal tersebut mencerminkan ketercapaian seluruh indikator keterampilan sosial siswa. Kelima, Setelah menggunakan pemanfaatan multimedia dapat menumbuhkan keterampilan sosial pada diri siswa.

(5)

ABSTRACT

Astri Sulistiani Risnaedi (0901375). Utilization of Multimedia In Social Learning To Grow Social Skills (Classroom Action Research in SMP Kartika XIX - 1 Bandung Class VII A).

This research background by the beginning of observation result was done by the researcher in SMP Kartika XIX-1 Bandung, The researcher found the problem in social studies learning at class VII A, namely the low of social skills on students. This is seen in the absence of tolerance, cooperation, and responsibility in group tasks, students just dependent assignment to the friends group. Based on interviews of students and teachers, researcher got the explanation that is not all students have attitude of tolerance and able to cooperate while working on a group assignment. This makes researchers need to grow social skills by making up strategies in social learning through Utilization of Multimedia. The method used in this research is classroom action research. In practice, this research is done in 4 cycles, because in the fourth cycle researcher assume that data already saturated. This research was conducted in SMP Kartika XIX - 1 Bandung, while that is the subject of research are a social studies teacher and a student of class VII A. Based on the findings in field could conclude from this study, including the first, well-designed research planning. Second, grow social skills of students in the implementation of the learning activities using utilization of multimedia carried out more focused and neatly on each cycle. Third, reflecting the constraints that are found in every cycle and overcome the constraints on the next cycle. Fourth, the solution in the constraints found in the utilization of multimedia students experience positive changes that increase students' social skills. This reflects the achievement of all indicators of students’social skills. Fifth, after using utilization of Multimedia able to grow social skills in students.

(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI.. ... vii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR. ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian. ... 1

B. Rumusan Masalah. ... 7

C. Tujuan Penelitian. ... 8

D. Manfaat Penelitian. ... 9

E. Struktur Organisasi Skripsi. ... 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pembelajaran IPS 1. Pengertian Pendidikan IPS ... 11

2. Hakikat Pembelajaran IPS ... 12

3. Tujuan Pembelajaran IPS. ... 13

4. Prinsip-prinsip Pendidikan IPS. ... 15

(7)

2. Fungsi Metode Pembelajaran ... 17

C. Keterampilan Sosial 1. Pengertian Keterampilan Sosial ... 17

2. Aspek Keterampilan Sosial ... 19

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi keterampilan sosial. ... 20

4. Toleransi dalam Keterampilan Sosial ... 23

5. Kerjasama dalam Keterampilan Sosial ... 24

6. Tanggung Jawab dalam Keterampilan Sosial ... 26

D. Multimedia 1. Pengertian Multimedia ... 27

2. Jenis-jenis Multimedia ... 28

3. Multimedia dalam Pembelajaran IPS ... 28

4. Keterampilan Sosial dalam Pembelajaran IPS. ... 29

5. Peranan Pemanfaatan Multimedia dalam Keterampilan Sosial. ... 30

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Subjek Penelitian. ... 31

B. Desain Penelitian ... 32

C. Prosedur Pelaksanaan Penelitian ... 33

D. Metode Penelitian... 38

E. Definisi Operasional... 39

F. Instrumen Penelitian... 40

G. Teknik Pengumpulan Data ... 43

H. Analisis Data Dan Validasi Data... 45

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Gambaran Umum Lokasi Penelitian a. Profil SMP Kartika XIX-1 Bandung ... 49

b. Visi dan Misi SMP Kartika XIX-1 Bandung ... 50

c. Program Straregi ... 50

d. Keadaan Guru dan Siswa ... 53

e. Sarana dan Prasarana ... 55

(8)

g. Deskripsi Pembelajaran Sebelum Dilakukan Tindakan ... 63

B. Deskripsi Perencanaan dan Pelaksanaan Tindakan Pemanfaatan Multimedia dalam pembelajaran IPS untuk menumbuhkan keterampilan sosial 1. Penelitian Tindakan Siklus I ... 66

a. Perencanaan Tindakan Siklus I ... 66

b. Deskripsi Pelaksanaan Tindakan Siklus I. ... 67

c. Observasi. ... 70

d. Refleksi. ... 71

e. Hasil Penelitian Tindakan Kelas Tindakan Siklus I dan Temuan Peneliti. ... 71

2. Penelitian Tindakan Siklus II. ... 83

a. Perencanaan Tindakan Siklus II ... 83

b. Deskripsi Pelaksanaan Tindakan Siklus II ... 84

c. Observasi. ... 87

d. Refleksi. ... 88

e. Hasil Penelitian Tindakan Kelas Tindakan Siklus II dan Temuan Peneliti. ... 88

3. Penelitian Tindakan Siklus III. ... 101

a. Perencanaan Tindakan Siklus III. ... 101

b. Deskripsi Pelaksanaan Tindakan Siklus III... 102

c. Observasi. ... 107

d. Refleksi. ... 107

e. Hasil Penelitian Tindakan Kelas Tindakan Siklus III dan Temuan Peneliti. ... 107

4. Penelitian Tindakan Siklus IV. ... 120

a. Perencanaan Tindakan Siklus IV. ... 120

b. Deskripsi Pelaksanaan Tindakan Siklus IV ... 121

c. Observasi ... 122

(9)

e. Hasil Penelitian Tindakan Kelas Tindakan Siklus IV

dan Temuan Peneliti ... 125

C. Analisis Pelaksanaan Tindakan Kelas dalam Pemanfaatan

Multimedia dalam pembelajaran IPS untuk menumbuhkan

keterampilan sosial

1. Proses Pembelajaran Pemanfaatan Multimedia dalam

pembelajaran IPS untuk menumbuhkan keterampilan

sosial. ... 139

2. Kendala dan Persoalan Apa yang Ditemukan Guru

Pemanfaatan Multimedia dalam pembelajaran IPS

untuk menumbuhkan keterampilan sosial. ... 146

3. Upaya dan Usaha yang Dilakukan Guru dalam

Mengatasi Kendala dan persoalan dalam Pemanfaatan

Multimedia dalam pembelajaran IPS untuk

menumbuhkan keterampilan sosial. ... 147

4. Dampak Proses Pembelajaran dengan menggunakan

Pemanfaatan Multimedia dalam pembelajaran IPS

untuk menumbuhkan keterampilan sosial. ... 147

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 150

B. Saran ... 153

DAFTAR PUSTAKA ... 155

LAMPIRAN-LAMPIRAN

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian

Tabel 4.1 Keadaan Guru

Tabel 4.2 Keadaan Siswa

Tabel 4.3 Sarana dan Prasarana

Tabel 4.4 Alat Perlengkapan

Tabel 4.5 Buku Perpustakaan

Tabel 4.6 Alat Pendidikan

Tabel 4.7 Daftar Absen Siswa Kelas VII A

Tabel 4.8 Nama dan anggota kelompok pada pelaksanaan

tindakan siklus I

Tabel 4.9 Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Pada

Penelitian Tindakan Kelas Siklus I Dengan Fokus

Penelitian Dan Penelitian Terhadap Guru

Tabel 4.10 Observasi Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran

Dengan Fokus Penelitian Dan Penilaian Terhadap

Siswa

Tabel 4.11 Nama dan anggota kelompok pada pelaksanaan

tindakan siklus II

Tabel 4.12 Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Pada

Penelitian Tindakan Kelas Siklus II Dengan Fokus

Penelitian Dan Penelitian Terhadap Guru

(11)

Tabel 4.13 Observasi Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran

Dengan Fokus Penelitian Dan Penilaian Terhadap

Siswa

Tabel 4.14 Nama dan anggota kelompok pada pelaksanaan

tindakan siklus III

Tabel 4.15 Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Pada

Penelitian Tindakan Kelas Siklus III Dengan Fokus

Penelitian Dan Penelitian Terhadap Guru

Tabel 4.16 Observasi Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran

Dengan Fokus Penelitian Dan Penilaian Terhadap

Siswa

Tabel 4.17 Nama anggota kelompok pada pelaksanaan tindakan

siklus IV

Tabel 4.18 Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Pada

Penelitian Tindakan Kelas Siklus IV Dengan Fokus

Penelitian Dan Penelitian Terhadap Guru

Tabel 4.19 Observasi Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran

Dengan Fokus Penelitian Dan Penilaian Terhadap

Siswa

95

105

108

133 114

(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Gambar model Hopkins diadopsi dari Sanjaya

(2011: 54).

Gambar 4.1 Presentase Hasil Observasi Pelaksanaan

Pembelajaran Pada Penelitian Tindakan Kelas

Siklus I Dengan Fokus Penelitian Dan Penelitian

Terhadap Guru

Gambar 4.2 Presentase Observasi Pelaksanaan Kegiatan

Pembelajaran Dengan Fokus Penelitian Dan

Penilaian Terhadap Siswa

Gambar 4.3 Presentase Hasil Observasi Pelaksanaan

Pembelajaran Pada Penelitian Tindakan Kelas

Siklus II Dengan Fokus Penelitian Dan Penelitian

Terhadap Guru

Gambar 4.4 Presentase Observasi Pelaksanaan Kegiatan

Pembelajaran Dengan Fokus Penelitian Dan

Penilaian Terhadap Siswa

Gambar 4.5 Presentase Hasil Observasi Pelaksanaan

Pembelajaran Pada Penelitian Tindakan Kelas

Siklus III Dengan Fokus Penelitian Dan Penelitian

Terhadap Guru

Gambar 4.6 Presentase Observasi Pelaksanaan Kegiatan

Pembelajaran Dengan Fokus Penelitian Dan

Penilaian Terhadap Siswa

32

94 82 76

97

(13)

Gambar 4.7 Presentase Hasil Observasi Pelaksanaan

Pembelajaran Pada Penelitian Tindakan Kelas

Siklus IV Dengan Fokus Penelitian Dan Penelitian

Terhadap Guru

Gambar 4.8 Presentase Observasi Pelaksanaan Kegiatan

Pembelajaran Dengan Fokus Penelitian Dan

Penilaian Terhadap Siswa

Gambar 4.9 Presentase Observasi Pelaksanaan Kegiatan

Pembelajaran Dengan Fokus Penelitian Dan

Penilaian Terhadap Siswa dari Siklus I sampai

Siklus IV

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I

1.1 Silabus Pembelajaran

1.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus Ke-I

1.3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus Ke-II

1.4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus Ke-III

1.5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus Ke-IV

Lampiran II

2.1 Format Dan Lembar Observasi Siswa

2.2 Format Dan Percakapan Wawancara Siswa

2.3 Format Dan Percakapan Wawancara Guru

2.4 Format Dan Hasil Catatan Lapangan

2.5 Dokumentasi Proses Pelaksanaan Pelaksanaan Tindakan

Lampiran III

3.1 Penilaian Kerjasama Siklus I

3.2 Penilaian Kerjasama Siklus II

3.3 Penilaian Kerjasama Siklus III

3.4 Penilaian Kerjasama Siklus IV

Lampiran IV

4.1 Surat Penelitian

(15)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Fungsi dan tujuan pendidikan nasional sebagaimana tercantum dalam

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 yaitu

mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa,

bertujuan untuk pengembangkan peserta didik agar menjadi manusia yang

beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,

berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis

serta bertanggung jawab. Menindaklanjuti amanat Sistem Pendidikan Nasional

tersebut di atas, dapat disadari bahwa pendidikan merupakan investasi sumber

daya manusia yang akan menentukan maju mundurnya suatu bangsa.

Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

di tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP), meliputi bahan kajian sosiologi,

sejarah, geografi, dan ekonomi. Bahan kajian itu menjadi mata pelajaran Ilmu

Pengetahuan Sosial (IPS). Mata pelajaran IPS bertujuan untuk mengembangkan

potensi peserta didik agar peka terhadap permasalahan sosial yang terjadi di

masyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan dari segala

ketimpangan yang terjadi, dan terampil dalam mengatasi setiap masalah yang

terjadi sehari-hari baik yang menimpa dirinya sendiri maupun yang menimpa

masyarakat (Nursid Sumaatmaja).

Pada implementasinya, perlu dilakukan berbagai studi yang mengarah

pada peningkatan efesiensi dan efektivitas layanan dan pengembangan sebagai

konsekuensi dari suatu inovasi pendidikan. Salah satu bentuk efesiensi dan

efektivitas implementasi kurikulum, perlu dikembangkan berbagai model

(16)

2

Model pembelajaran terpadu merupakan salah satu model implementasi

kurikulum yang dianjurkan untuk diaplikasikan pada semua jenjang pendidikan,

mulai dari tingkat Sekolah Dasar (SD/MI) sampai Sekolah Menengah Atas

(SMA/MA). Model pembelajaran terpadu pada hakikatnya merupakan suatu

pendekatan pembelajaran yang memungkinkan peserta didik baik secara

individual maupun kelompok aktif mencari, memanggil, dan menemukan konsep

serta perinsip secara holistik dan otentik (Depdikbud, 1996 : 3).

Pembelajaran terpadu ditujukan agar peserta didik dapat memperoleh

pengalaman langsung, sehingga dapat menambah kekuatan untuk menerima,

menyimpan, dan memproduksi kesan-kesan tentang hal-hal yang dipelajarinya.

Dengan demikian, peserta didik terlatih untuk dapat menemukan sendiri berbagai

konsep yang dipelajari secara holistik, bemakna, otentik, dan aktif. Cara

pengemasan pengalaman belajar yang dirancang guru sangat berpengaruh

terhadap kebermaknaan pengalaman bagi para peserta didik. Pengalaman belajar

lebih menunjukkan kaitan unsur-unsur konseptual menjadikan proses

pembelajaran lebih efektif. Kaitan konseptual yang dipelajari dengan sisi bidang

kajian yang relevan akan membentuk konsep, sehingga peserta didik akan

memperoleh keutuhan dan kebulatan pengetahuan. Perolehan keutuhan belajar,

pengetahuan, serta kebulatan pandangan tentang kehidupan dan dunia nyata

hanya dapat direfleksikan melalui pelajaran terpadu (Williams, 1976 : 116).

Menurut Sapriya (2009: 12) IPS bertujuan untuk mempersiapkan siswa

sebagai warga negara yang menguasai pengetahuan, keterampilan, sikap dan

nilai yang dapat digunakan sebagai kemampuan untuk memecahkan masalah

pribadi atau masalah sosial serta kemampuan untuk mengambil keputusan dan

berpartisipasi dalam berbagai kegiatan kemasyarakatan agar menjadi warga

negara yang baik. Dengan demikian dapat dijelaskan bahwa dengan

(17)

3

dan keterampilan yang pada akhirnya akan bermanfaat dalam kehidupan

bermasyarakat.

Namun pada kenyataannya, sebagian siswa kurang menyukai mata

pelajaran IPS karena, mereka berpendapat bahwa IPS adalah mata pelajaran

sangat membosankan. Dirasakan oleh mereka bahwa mata pelajaran IPS hanya

menyajikan materi-materi yang sangat rumit, dan hanya sebatas hafalan materi

saja. Paraguru dalam melakukan pembelajaran dikelas hanya menggunakan

metode ceramah saja dan hanya berpusat pada guru (Teacher Centered) tidak

disertai dengan penggunaan media pembelajaran yang menarik dan sesuai

dengan Kompetensi Dasar, sehingga minat belajar siswa menjadi sangat kurang

terhadap mata pelajaran IPS.

Sehingga sering terdengar bahwa mata pelajaran IPS dianggap remeh

oleh siswa, hal ini sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Wiriatmadja

(2002: 133), yaitu “Banyak siswa yang mengeluhkan bahwa pembelajaran IPS

itu sangat membosankan karena isinya hanya merupakan hafalan saja dari tahun

ke tahun, tokoh dan peristiwa sejarah saja. Segudang informasi dijejalkan begitu

saja kepada siswa dan siswa tinggal mengahafalnya diluar kepala. Memang

“menghafal” atau “mengingat” adalah salah satu cara belajar, seperti halnya

menirukan (imitating atau copying), mencoba-coba dengan trial and error,

kadang-kadang juga kita berpikir atau merenungkan apa yang kita lihat dan kita

alami dengan hasil yang berbeda-beda”.

Hal yang serupa ditemukan oleh peneliti saat melaksanakan pra penelitan

di kelas VII A peneliti menemukan beberapa permasalahan, permasalahan yang

peneliti temukan yaitu pertama, pada saat kegiatan diskusi antar kelompok

berlangsung terdapat beberapa siswa tidak mempunyai tanggung jawab dan

kerjasama dalam mengerjakan tugas bagiannya dan memilih melakukan kegiatan

(18)

4

kelompok. Kedua, pada saat kegiatan presentasi berlangsung terdapat siswa yang

memotong pemaparan dan menertawakan temannya yang sedang membacakan

hasil diskusi kelompok di depan kelas dikarenakan terdapat pernyataan yang

salah dan tidak sesuai dengan materi. Ketiga, terdapat siswa yang lebih memilih

mengerjakan tugas mata pelajaran lain dibandingkan mendengarkan temannya

yang sedang memaparkan hasil diskusi kelompok. Keempat, hanya seorang saja

yang mengerjakan tugas kelompok sehingga yang faham terhadap materi hanya

siswa yang mengerjakan tugas saja. Kelima, kondisi kelas gaduh tidak terarah

ketika masing-masing kelompok berdiskusi dan masih ada siswa yang

mengobrol dengan kelompok lainnya.

Berdasarkan hasil observasi tersebut peneliti menyimpulkan bahwa model

pembelajaran yang diterapkan oleh guru kurang direspon dengan baik oleh siswa.

Pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung hanya sedikit siswa yang aktif dan

siswa kurang mempunyai tanggung jawab dan mampu bekerja sama dengan

kelompoknya. Dari permasalahan yang dipaparkan tersebut jelas bahwa siswa

dikelas VII A kurang memiliki sikap keterampilan sosial dalam proses kegiatan

pembelajaran. Salah satu cara yang dapat menumbuhkan keterampilan sosial

siswa menggunakan pemanfaatan multimedia. Dengan demikian, untuk mampu

mengembangkan sikap toleransi, kerjasama, dan tanggung jawab dalam

menghargai perbedaan pada saat kegiatan pembelajaran dikelas, perlu dilakukan

strategi pembelajaran tertentu.

Kemampuan siswa dalam keterampilan sosial memiliki kedudukan yang

penting dalam proses pembelajaran berlangsung. Menurut Libet. et al (Fajar,

2008: 1) yang menjelaskan bahwa keterampilan sosial merupakan suatu

kemampuan yang kompleks untuk melakukan perbuatan yang akan diterima dan

menghindari perilaku yang akan ditolak oleh lingkungan. Berdasarkan pendapat

tersebut bahwa keterampilan sosial siswa juga dapat meningkatkan prestasi

(19)

5

sosial terdapat situasi dimana siswa saling membantu satu sama lainnya dan

bertanggung jawab dalam menyelesaikan berbagai tugas dengan baik sehingga

dapat mencapai hasil pembelajaran yang maksimal serta pencapaian tujuan

pembalajaran.

Keterampilan sosial dalam pembelajaran tidak hanya dapat meningkatkan

hasil belajar siswa saja melainkan dapat mempengaruhi hubungan siswa dengan

teman-temannya yaitu dapat membangun suatu hubungan kearah yang lebih

positif. Hubungan pergaulan antar siswa yang baik dapat mempengaruhi juga

sikap siswa dalam berhubungan dengan masyarakat diluar lingkungan kelas.

Keterampilan sosial merupakan bentuk perilaku, perbuatan dan sikap

yang ditampilkan oleh individu ketika berinteraksi dengan orang lain disertai

dengan ketepatan dan kecepatan sehingga memberikan kenyamanan bagi orang

yang berada disekitarnya (Chaplin dalam Suhartini, 2004:18). Dalam kehidupan

sehari hari keterampilan sosial sangat dibutuhkan dalam kehidupan

bermasyarakat karena kita sebagai manusia sejatinya tidak bisa hidup sendiri

tanpa bantuan orang lain. Dengan demikian, dimulai dari menerapkan

pembelajaran dengan mengajarkan keterampilan sosial dikelas akan memberikan

pemahaman kepada siswa bahwa keterampilan sosial merupakan kegiatan yang

dibutuhkan dan dapat menolong siswa dalam berinteraksi dikehidupan

bermasyarakat.

Merujuk pada penemuan permasalahan pembelajaran dikelas VII A

mengenai kurangnya keterampilan sosial siswa, maka peneliti akan

menggunakan pemanfaatan multimedia karena multimedia itu sendiri merupakan

media yang menekankan keterampilan sosial siswa sehingga dapat menjadi

penunjang dalam menumbuhkan keterampilan sosial pada diri siswa. Dalam hal

ini yang ditekankan dalam penggunaan multimedia adalah pemanfaatan

(20)

6

kerjasama, dan tanggung jawab didalam diri siswa dalam mengerjakan tugas

kelompok yang diberikan oleh guru. Melalui pemanfaatan multimedia siswa

diajarkan bagaimana proses belajar dalam kelompok saat melakukan kerjasama

dan guru dapat melihat kendala yang dihadapi oleh siswa saat melakukan

kerjasama.

Multimedia dalam konteks komputer menurut Hofstetter 2001 adalah:

pemanfaatan komputer untuk membuat dan menggabungkan teks, grafik, audio,

video, dengan menggunakan tool yang memungkinkan pemakai berinteraksi,

berkreasi, dan berkomunikasi.

Berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Malati Artaviani

Artadimadja di SMA Negeri 5 Cimahi dikelas XI pada tahun ajaran 2008/2009

dalam mata pelajaran bahasa Jepang. Dalam penelitian tersebut bahwa

menggunakan multimedia dapat memfasilitasi interaksi siswa di kelas selama

proses pembelajaran berlangsung.

Peneliti akan menggunakan pemanfaatan multimedia dalam proses

pembelajaran IPS. Pemanfaatan multimedia merupakan suatu media

pembelajaran yang memungkinkan dapat menumbuhkan keterampilan sosial

pada diri siswa. Dalam setiap kegiatan yang dilakukan siswa untuk saling

berbagi informasi baik dengan anggota kelompoknya mampun dengan kelompok

lain, serta setiap siswa akan belajar bagaimana menerapkan sikap tanggung

jawab baik untuk dirinya sendiri maupun untuk kelompoknya.

Dalam proses pembelajaran guru selalu berinteraksi dengan siswa agar

dapat menyampaikan isi dari pelajaran dengan baik. Proses pembelajaran itu

sendiri adalah kegiatan yang bernilai edukatif. Adanya orientasi dalam proses

(21)

7

menarik perhatian serta mengingatkan kembali pelajaran yang sudah diajarkan

oleh guru tersebut.

Berdasarkan pemaparan di atas, peneliti tertarik untuk melakukan sebuah

pengkajian mengenai keterampilan sosial siswa dalam pembelajaran IPS. Hal

tersebut dikarenakan oleh adanya kenyakinan bahwa pendidikan merupakan

pranata yang dapat membentuk pikiran, sikap dan mental serta semangat siswa

yang harus disiapkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Oleh karena itu, peneliti mengambil judul “Pemanfaatan Multimedia

Dalam Pembelajaran IPS Untuk Menumbuhkan Keterampilan Sosial (Penelitian

Tindakan Kelas di SMP Kartika XIX –1 Bandung Kelas VII A)”.

B. Rumusan Masalah

Secara umum, fokus permasalahan dalam penelitian ini adalah:

“Bagaimanakah implementasi pembelajaran dengan menggunakan pemanfaatan

multimedia dalam menumbuhkan keterampilan sosial siswa dalam pembelajaran

IPS di kelas VII A SMP Kartika XIX - 1 Bandung?“ Agar peneliti dapat

memfokuskan masalah yang akan diteliti dalam masalah umum tadi, maka

peneliti akan memfokuskan pada 5 (lima) pertanyaan penelitian berikut:

1. Bagaimana persiapan guru dalam mendesain pembelajaran IPS dengan

menggunakan pemanfaatan multimedia dalam menumbuhkan

keterampilan sosial siswa?

2. Bagaimana implementasi pembelajaran IPS ketika guru memanfaatkan

multimedia untuk menumbuhkan keterampilan sosial siswa dalam

pembelajaran IPS di kelas VII A SMP Kartika XIX - 1 Bandung?

3. Bagaimana kendala yang dihadapi oleh guru dalam pelaksanaan

(22)

8

keterampilan sosial siswa dalam pembelajaran IPS di kelas VII A SMP

Kartika XIX - 1 Bandung?

4. Bagaimana solusi yang dilakukan guru dalam mengatasi kendala proses

pembelajaran IPS dengan menggunakan pemanfaatan multimedia untuk

menumbuhkan keterampilan sosial siswa di kelas VII A SMP Kartika

XIX - 1 Bandung?

5. Bagaimana keterampilan sosial siswa setelah pemanfaatan multimedia

dalam pembelajaran IPS di kelas VII A SMP Kartika XIX – 1 Bandung?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan diatas, peneliti membagi tujuan penelitian

menjadi dua, yaitu tujuan penelitian umum dan tujuan penelitian khusus. secara

umum tujuan penelitian adalah bagaimana pengaruh pemanfaatan multimedia

dalam menumbuhkan keterampilan sosial siswa dalam pembelajaran IPS. secara

khusus tujuan penelitian yang ingin dicapai yaitu:

1. Untuk mengetahui perencanaan yang dilakukan oleh seorang guru untuk

mendesain pembelajaran IPS dengan menggunakan pemanfaatan

multimedia dalam menumbuhkan keterampilan sosial siswa.

2. Untuk mengetahui pelaksanaan proses belajar mengajar IPS ketika guru

memanfaatkan multimedia untuk menumbuhkan keterampilan sosial

siswa dalam pembelajaran IPS di kelas VII A SMP Kartika XIX - 1

Bandung.

3. Untuk mengidentifikasi kendala-kendala yang dihadapi guru dalam

proses pembelajaran IPS dalam memanfaatkan multimedia untuk

menumbuhkan keterampilan sosial siswa dalam pembelajaran IPS di

(23)

9

4. Untuk mencari solusi yang dilakukan guru dalam mengatasi kendala

proses pembelajaran IPS dalam memanfaatkan multimedia untuk

menumbuhkan keterampilan sosial siswa dalam pembelajaran IPS di

kelas VII A SMP Kartika XIX - 1 Bandung.

5. Untuk mengetahui keterampilan siswa setelah pemanfaatan multimedia

dalam pembelajaran IPS di kelas VII A SMP Kartika XIX – 1 Bandung?

D. Manfaat Penelitian

a. Bagi Siswa

Sebagai upaya dalam menumbuhkan keterampilan sosial siswa pada

pembelajaran IPS dengan memanfaatkan multimedia.

b. Bagi Guru

Sebagai upaya guru dalam menumbuhkan keterampilan sosial siswa

sehingga dapat memudahkan guru dalam menjelaskan materi yang

disajikan terhadap siswa dan membuat siswa menjadi tidak bosan dalam

menerima materi yang disajikan oleh guru.

c. Bagi Peneliti

Memberikan informasi tentang menumbuhkan keterampilan sosial siswa

pada pembelajaran IPS melalui pemanfaatan multimedia sehingga siswa

tidak merasa jenuh dan bosan dalam melakukan kegiatan pembelajaran

dikelas.

E. Struktur Organisasi Skripsi

Sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Bab I merupakan bahasan mengenai Pendahuluan, bagian awal dari

Penulisan skripsi. Bagian pendahuluan ini dipaparkan mengenai latar belakang

masalah, rumusan masalah, tujuan dari penelitian, manfaat penelitian, manfaat

(24)

10

Bab II ini akan memaparkan tentang konsep-konsep yang berhubungan

dengan penelitian dari berbagai sumber literatur yang akan disusun ke dalan sub

bab. Adapun secara garis besar sub bab tersebut terbagi ke dalam tiga bagian

yaitu: pembahasan mengenai pembelajaran dalam pemanfaatan multimedia,

keterampilan sosial, dan pembelajaran IPS.

Bab III membahas mengenai metode penelitian secara rinci yang di bab 1

dibahas secara garis besar. Metode penelitian ini berisi mengenai pendekatan dan

metode penelitian secara rinci, lokasi dan subjek penelitian, prosedur dan tahap

persiapan penelitian, prosedur Penelitian Tindakan Kelas (PTK), teknik

pengumpulan data, analisis data dan validasi data.

Bab IV ini menguraikan tentang pembahasan hasil penelitian berdasarkan

data-data yang diperoleh selama penelitian dilaksanakan. Maka bab ini berisi

profil sekolah itu sendiri, deskripsi umum pembelajaran mengenai kegiatan

tindakan kelas berupa tindakan beberapa siklus dan terakhir analisis pelaksanaan

tindakan kelas.

Bab V membahas mengenai kesimpulan penelitian ini secara keseluruhan.

Dan saran yang akan diajukan oleh peneliti ke peneliti lain selajutnya agar tidak

(25)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini akan dilaksanakan di kelas VII A di SMP

Kartika XIX-1 Bandung, yang beralamat di Jalan Bangka No. 3, Kota

Bandung.

2. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII A di

sekolah SMP Kartika XIX-1 Bandung. Jumlah siswa 37 dalam kelas

tersebut yang terdiri dari 17 siswa laki-laki dan 20 siswa perempuan.

Alasan peneliti memilih kelas VII A untuk dilakukan penelitian

karena pada saat pra penelitian peneliti melihat bahwa dalam kelas VII

A memiliki siswa yang kurang memiliki keterampilan sosial dalam

pembelajaran IPS. Terlihat dari kurangnya kesadaran mereka dalam

memahami perbedaan antara mereka di dalam kelas. Adanya

permasalahan tersebut membuat peneliti untuk mencari solusi agar

masalah tersebut dapat terpecahkan. Dengan di adanya penelitian di

harapkan pada proses pembelajaran selanjutnya dapat menumbuhkan

keterampilan sosial siswa dalam pembelajaran IPS, selain itu juga

siswa dapat menyukai pembelajaran IPS karena materi-materi yang

diajarkan dapat ditemukan di kehidapan dalam bermasyarakat yang

setiap waktu dapat berubah-ubah sesuai dengan kondisi yang da di

(26)

32

B. Desain Penelitian

Desain Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang digunakan pada

penelitian ini yaitu di awali dengan perencanaan tindakan. Adapun desain

yang digunakan dapat terlihat pada gambar dibawah ini:

Sumber : Gambar model Hopkins diadopsi dari Sanjaya (2011: 54). Identifikasi

masalah

Perencanaan

Aksi

Observasi Refleksi

Observasi

Refleksi

Perencanaan Ulang

(27)

33

Berdasarkan gambar di atas terbagi menjadi empat tahapan yaitu

perencanaan, aksi, observasi, dan refleksi. Tahap pertama dlam perencanaan,

pada tahap ini menjelaskan tentang apa, dimana, oleh siapa, kapan, dan

bagaimana penelitian tindakan kelas itu dilaksanakan. Dalam proses

perencanaan peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

yang akan digunakan pada saat pembelajaran. Selain itu, dalam tahap

perencanaan peneliti juga menyusun instrumen penelitian dalam rangka

mempermudah peneliti untuk proses penelitian tersebut. Tahap kedua dalam

penelitian ini, peneliti melaksanakan tindakan sebagai implementasi rencana

yang sudah disiapkan sebelumnya. Pelaksanaan tindakan kelas ini terdiri dari

beberapa siklus dimana banyaknya siklus ditentukan oleh berhasil atau

tidaknya pemanfaatan multimedia yang dilakukan oleh penliti. Tahap ketiga

dalam penelitian tindakan kelas yang dilakukan peneliti adalah observasi,

pada tahap ini merupakan observasi yang dilakukan peneliti pada saat

observasi pada waktu tindakan di kelas berlangsung. Peneliti mengamati dan

mencatat apa saja yang terjadi dikelas pada saat penelitian tindakan kelas

dilakukan, hal ini dilaksanakan untuk memperoleh data yang akurat untuk

melaksanakan tindakan siklus berikutnya. Dan tahap keempat skaligus tahap

terakhir dalam penelitian ini adalah refleksi, pada tahap ini adalah kegiatan

untuk mengemukakan apa yang sudah dilakukan dalam penelitian tersebut,

kemudian mendiskusikan kembali rencana selanjutnya agar masalah dalam

pembelajaran dapat dipecahkan dan terselesaikan.

C. Prosedur Pelaksanaan Penelitian

Prosedur pelaksanaan penelitian ini merupakan serangkaian kegiatan

yang dilaksanakan melalui beberapa tahapan yang digambarkan oleh

beberapa siklus. Hal ini dilakukan peneliti untuk mengkaji secara keseluruhan

masalah yang akan dijadikan penelitian. Desain siklus yang peneliti gunakan

yaitu model dari Hopkins yang terdiri dari perencanaan dimana perencanaan

ini menjadi tahap awal dalam penelitian untuk menganalisis masalah yang

(28)

34

memecahkan masalah, lalu selanjutnya observasi yaitu mengamati keadaan

yang berlangsung dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas yang

dilakukan oleh peneliti, dan yang terakhir adalah refleksi dimana peneliti

melakukan evaluasi dari seluruh kegiatan yang sudah dilakukan. Jika dinilai

tidak berhasil maka selanjutnya meninjau kembali rencana yang sudah

disiapkan untuk dijadikan siklus berikutnya sehingga tujuan dari pemecahan

masalah yang di inginkan dapat terselesaikan dengan baik dan sesuai dengan

yang di inginkan oleh peneliti.

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan beberapa tahap dan pada

setiap siklusnya mempunyai kekurangan pada siklus sebelumnya. Jumlah

siklus yang digunakan dalan penelitian tindakan kelas ini disesuaikan dengan

kebutuhan peneliti dalam melakukan penelitian tersebut. Adapun prosedur

penelitian yang dirancang oleh peneliti sebagai berikut:

Prosedur Penelitian Tindakan Kelas

Penjelasan prosedur penelitian tindakan kelas dalam setiap siklusnya sebagai

berikut:

Tahap 1 Perencanaan Tindakan (Planning)

Pada tahap ini dilakukan proses identifikasi masalah dengan observasi

awal ke sekolah SMP Kartika XIX-1 Bandung. Berdasarkan observasi awal

kesekolah tersebut peneliti menemukan masalah yaitu kurangnya

keterampilan sosial siswa dalam pembelajaran IPS. Hal ini terlihat dari

kurangnya keterampilan sosial siswa dalam proses pembelajaran. Tahapan

perencanaan yang akan dilakukan meliputi kegiatan sebagai berikut:

1. Menentukan kelas yang akan dijadikan tempat penelitian yaitu di

kelas VII A.

2. Melakukan pengamatan pra penelitian terhadap kelas yang akan

dijadikan sebagai tempat penelitian.

3. Meminta kesediaan mitra yaitu guru pelajaran IPS di SMP Kartika

XIX-1 Bandung untuk mengamati proses belajar mengajar yang akan

(29)

35

4. Menyusun kesepakan dengan kolaborator untuk menentukan waktu

penelitian dilaksanakan.

5. Menentukan media pembelajaran yang akan digunakan pada saat

penelitian.

6. Mempersiapkan silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP) yang akan dilaksanakan pada tahap penelitian.

7. Menyusun alat observasi yang akan digunakan pada saat penelitian.

8. Mempersiapkan hal-hal yang mendukung penggunaan media

pembelajaran.

9. Merencanakan untuk melakukan diskusi dengan kolaborator

berdasarkan hasil pengamatan yang berkaitan dengan keterampilan

sosial siswa dengan menggunakan pemanfaatan multimedia.

10. Membuat rencana untuk melakukan perbaikan-perbaikan terhadap

kekurangan yang ditemukan setelah berdiskusi dengan kolaborator.

11. Merencanakan untuk mengolah data yang diperoleh setelah penelitian

selesai.

Tahap 2 Aksi Tindakan (Acting)

Pada tindakan ini peneliti melaksanakan penelitian dalam empat

siklus. Tindakan ini tidak hanya dilakukan di dalam kelas tetapi digunakan

pula wawancara dan observasi langsung di kelas VII A. Pelaksanaan tindakan

ini sesuai dengan perencanaan yang disepakati dan dilakukan peneliti dengan

kolaborator. Adapun tahap tindakan yang dilakukan meliputi kegiatan sebagai

berikut:

1. Guru menjelaskan kompetensi yang akan dicapai.

2. Guru menjelaskan kegiatan pemanfaatan multimedia yang akan

dilakukan (bentuk, tempat, dan waktu).

3. Guru menjelaskan tujuan dan prosedur dalam kegiatan pemanfaatan

(30)

36

4. Mengembangkan pembelajaran IPS dengan mengangkat

permasalahan-permasalahan yang ada di masyarakat sekitar.

5. Menggunakan alat observasi yang telah dibuat untuk melihat

keterampilan sosial siswa.

6. Melakukan diskusi dengan kolaborator berdasarkan hasil pengamatan

dengan menggunakan multimedia dalam kegiatan belajar mengajar

siswa.

7. Membuat rencana perbaikan-perbaikan terhadap kekurangan yang

ditemukan setelah berdiskusi dengan kolaborator.

8. Melaksanakan pengolahan data yang diperoleh setelah penelitian

selesai dilaksanakan.

Tahap 3 Observasi (Observing)

Pada tahap pengamatan ini dilaksanakan dengan pelaksanaan tindakan

dan dalam pengamatan dilakukan pula analisis. Peneliti akan melakukan

analisis terhadap keseluruhan pengamatan dalam penelitian. Pada tahap ini

peneliti mencatat apa yang terjadi pada saat penelitian tindakan kelas

berlangsung, hal ini dilakukan untuk memperoleh data yang akurat dari

kegiatan siswa dan guru pada saat pelaksanaan penelitian tindakan untuk

melakukan tindakan siklus berikutnya. Pada tahap ini observasi yang

dilakukan meliputi kegiatan sebagai berikut:

1. Melakukan pengamatan terhadap kelas yang akan dijadikan penelitian

oleh peneliti.

2. Pengamatan motivasi siswa saat kegiatan pembelajaran dengan

menggunakan multimedia.

3. Mengamati proses jalannya pembejaran dalam menggunakan

pemanfaatan multimedia.

4. Mengamati kesesuaian penggunaan multimedia untuk menumbuhkan

(31)

37

5. Mengamati apa penggunaan multimedia mampu menumbuhkan

keterampilan sosial siswa.

6. Melakukan observasi terhadap kesiapan siswa mengikuti

pembelajaran IPS, adapun hal tersebut sebagai berikut:

1) Kesiapan siswa dalam mengikuti pelajaran IPS dengan

membaca materi yang akan dibahas.

2) Kesiapan siswa dalam mengikuti pelajaran IPS dengan

menyiapkan pertanyaan dari bahan bacaan mereka yang

bersumber dari televisi, radio atau internet.

3) Banyaknya siswa yang memperhatikan pelajaran pada proses

belajar mengajar berlangsung.

4) Kemampuan siswa dalam bertanya, menjawab ataupun

memecahkan masalah yang guru berikan.

5) Rasa toleransi, kerjasama, dan tanggung jawab siswa dalam

menumbuhkan keterampilan sosial.

Tahap 4 Refleksi (Reflecting)

Pada tahap ini peneliti bersama guru secara bersama-sama mengkaji

proses, masalah persoalan, dan kendala yang nyata dalam tindakan yang telah

dilakukan, sekaligus mempertimbangkan berbagai persfektif yang mungkin

terjadi dalam situasi sosial kelas. Kegiatan ini dilakukan dalam bentuk

diskusi yang memiliki aspek evaluatif - refleksi yang memberikan dasar

bagi perbaikan dalam bentuk perubahan atau revisi untuk rencana tindakan

selanjutnya. Pada tahap ini peneliti dan kolaborator melakukan evaluasi dan

revisi terhadap seluruh proses penelitian. Dalam refleksi dilakukan perbaikan

untuk melaksanakan tindakan pada siklus berikutnya. Pada tahap ini kegiatan

yang dilakukan sebagai berikut:

1. Diskusi dengan kolaborator setelah tindakan dilakukan.

2. Menyimpulkan hasil diskusi apakah dalam penelitian ini dihentikan

(32)

38

D. Metode Penelitian

Pada penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode Penelitian

Tindakan Kelas. Menurut Hopkins dalam (Muslich 2009: 8) Penelitian

tindakan kelas adalah suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif, yang

dilakukan oleh pelaku tindakan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari

tindakan-tindakannya dalam melaksanakan tugas dan memperdalam pemahan

terhadap kondisi dalam praktik pembelajaran. Adapun menurut Suyanto

dalam (Muslich 2009: 9) penelitian tindakan kelas adalah suatu bentuk

penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan

tertentu agar dapat memperbaiki dan/atau meningkatkan praktik-praktik

pembelajaran dikelas secara profesional. Burns dalam (Sanjaya 2011:25),

mengatakan bahawa Penelitian tindakan adalah penerapan berbagai fakta

yang ditemukan untuk memecahkan masalah dalam situasi sosial untuk

meningkatkan kualitas tindakan yang dilakukan dengan melibatkan

kolaborasi dan kerja sama para peneliti dan praktisi. Sedangkan Elliot

mengatakan, bahwa penelitian tindakan adalah kajian tentang situasi sosial

dengan maksud untuk meningkatkan kualitas tindakan melalui proses

diagnosis, perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan mempelajari pengaruh

yang ditimbulkan. Jadi, Penelitian tindakan kelas merupakan upaya yang

dilakukan oleh guru untuk memperbaiki atau mengobati suatu masalah

pembelajaran yang dihadapi oleh siswa di dalam kelas.

Dalam penelitian tindakan kelas dianggap sebagai penelitian mikro

yang bersifat parsitifatif dan kolaboratif. Dikatakan bersifat partisipatif karena

dilakukan sendiri oleh peneliti mulai dari penentuan topik, perumusan

masalah, perencanaan, pelaksanaan, analisis dan pelaporan. Dikatakan

kolaboratif karena pelaksanaan juga membutuhkan mitra dalam melakukan

penalitian yang mampu memunculkan berbagai alternatif solusi yang akan

memperbaiki pembelajaran dikelas, namun pelaku utamanya tetap oleh guru

(33)

39

Dalam melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas, guru hendaknya

mengetahui dan memahami beberapa karakteristik dari Penelitian Tindakan

Kelas (Kunandar, 2008:59), yaitu:

1) Adanya masalah Penelitian Tindakan Kelas dipicu oleh munculnya

kesadaran pada diri guru bahwa praktik yang dilakukannya selama ini

di kelas mempunyai masalah yang perlu diselesaikan. Dengan

perkatan lain guru merasa bahwa ada sesuatu yang perlu diperbaiki

dalam praktik pembelajaran yang dilakukannya.

2) Penelitian Tindakan Kelas dilakukan oleh guru sendiri. Permasalahan

yang terjadi di kelas tentu akan lebih dipahami oleh guru itu sendiri.

Sehingga, treatment dapat disesuaikan dengan permasalahan, kultur

dan budaya kelas.

3) Penelitian melalui refleksi diri. Berbeda dengan penelitian biasa yang

mengumpulkan data dari lapangan atau objek atau tempat lain sebagai

responden. Penelitian Tindakan Kelas dilakukan tidak hanya dengan

merefleksi hasil dari peserta didik, akan tetapi melihat juga bagaimana

guru cara guru melakukan treatment.

4) Penelitian Tindakan Kelas dilakukan di dalam kelas, sehingga proses

penelitian ini adalah kegiatan pembelajaran berupa perilaku guru dan

siswa dalam melakukan interaksi

5) Penelitian Tindakan Kelas bertujuan untuk memperbaiki

pembelajaran. Treatment dilakukan secara bertahap dan terus

menerus. Ini juga yang membedakan penelitian eksperimen dengan

Penelitian Tindakan Kelas.

E. Definisi Operasional

Dalam bagian ini akan dijelaskan istilah-istilah operasional yang

digunakan. Untuk menghindari kekeliruan mengenai maksud dan tujuan yang

ingin dicapai, istilah-istilah tersebut adalah:

1. Keterampilan sosial merupakan bentuk perilaku, perbuatan dan sikap

(34)

40

disertai dengan ketepatan dan kecepatan sehingga memberikan

kenyamanan bagi orang yang berada disekitarnya (Chaplin dalam

Suhartini, 2004: 18). Indikator keterampilan sosial pada penelitian ini

adalah:

a. Siswa mempunyai sikap toleransi dalam menghargai perbedaan

agama diantara mereka.

b. Siswa dapat bekerjasama dengan baik dalam mengerjakan tugas

kelompok.

c. Siswa harus mempunyai sikap tanggung jawab dalam

mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru.

2. Multimedia dalam konteks komputer menurut Hofstetter 2001 adalah:

pemanfaatan komputer untuk membuat dan menggabungkan teks,

grafik, audio, video, dengan menggunakan tool yang memungkinkan

pemakai berinteraksi, berkreasi, dan berkomunikasi. Jenis-jenis

multimedia, yaitu:

a. Multimedia Interaktif

b. Multimedia Hiperaktif

c. Multimedia Linear / Squential

d. Multimedia Presentasi Pembelajaran

e. Multimedia Pembelajaran Mandiri

F. Instrumen Penelitian

Intrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk memperoleh

data yang berada di lapangan. Dalam penelitian ini data yang dibutuhkan

yaitu keterampilan sosial pada siswa. Untuk mengumpulkan semua data yang

berada di lapangan diperlukan pedoman observasi dan wawancara.

1. Observasi

Observasi menurut Sanjaya (2009: 86), adalah teknik

mengumpulkan data dengan cara mengamati setiap kejadian yang sedang

berlangsung dan mencatatnya dengan alat observasi tentang hal-hal yang

(35)

41

mengukur rasa ingin tahu siswa terdiri dari beberapa indikator. Penilaian

keterampilan sosial yang berada dalam diri siswa terdiri dari kegiatan

toleransi, kerjasama dan tanggung jawab. Kegiatan atau aktivitas

toleransi, kerjasama dan tanggung jawab akan dibagi ke beberapa

indikator. Indikator tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 3.1

Kisi-Kisi Instrumen Penelitian

Nilai Indikator

Keterampilan Sosial Toleransi a. Saling menghargai

perbedaan agama.

b. Menerima saran

dan pendapat dari

orang lain.

c. Menerima

perbedaan

pendapat.

Kerjasama a. Saling membantu

antar anggota

kelompok.

b. Rela berkorban

demi

(36)

42

c. Menyamakan

pendapat antar

anggota dengan

tujuan untuk

meningkatkan

hubungan

kerjasama dalam

kelompok

walaupun terdapat

perbedaan SARA.

Tanggung Jawab a. Kesadaran akan

kewajiban

mengerjakan

tugas kelompok.

b. Patuh pada aturan

kelompok.

c. Bertanggung

jawab menjaga/

memelihara

benda

peninggalan pra

sejarah.

Indikator-indikator di atas merupakan alat bantu peneliti dalam

melaksanakan penelitian. Indikator ini dapat membantu untuk

menganalisis dan merefleksi semua tindakan yang dilakukan peneliti

pada saat melakukan Penelitian Tindakan Kelas.

2. Wawancara

Menurut Denzin dalam Wiriaatmadja (2008: 117) wawancara

(37)

43

orang-orang yang diangggap dapat memberikan informasi atau

penjelasan hal-hal yamg dipandang perlu. Sedangkan menurut Sanjaya

(2009: 96) adalah teknik mengumpulkan data dengan menggunakan

bahasa lisan baik secara tatap muka ataupun melalui saluran media

tertentu. Data yang akan digunakan pada saat wawancara seperti

bagaimana keterampilan sosial dengan pemanfaatan multimedia dalam

pelajaran IPS serta adakah perubahan yang terjadi pada saat proses

pembelajaran di kelas dengan pemanfaatan multimedia tersebut. Dari

data tersebut diharapkan dapat memberikan informasi yang lebih selain

dari observasi.

3. Studi Dokumenter

Menurut Sukmadinata, (2009: 221) studi dokumenter merupakan

suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis

dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar maupun elektronik.

Dokumen yang dikumpulkan disesuaikan dengan tujuan dan fokus

masalah dari penelitian tindakan kelas tersebut. Studi dokumenter yang

digunakan peneliti dalam penelitian ini berupa silabus, Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang diadakan ketika pembelajaran IPS

dan gambar foto saat pelaksanaan proses penelitian berlangsung.

G. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan

menggunakan beberapa metode. Adapun metode-metode yang digunakan

peneliti dalam mengumpulkan data adalah:

1. Observasi

Menurut Sukmadinata (2009: 219) observasi atau pengamatan

merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan jalan

mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung.

Observasi dilakukan untuk mengamati kegiatan yang sedang

berlangsung, seperti cara guru melaksanakan kegiatan pembelajaran

(38)

44

keterampilan sosial siswa. Menurut Arikunto (2002: 25) observasi yang

dilakukan peneliti adalah observasi terbuka dengan tujuan agar pengamat

mampu menggambarkan secara utuh atau mampu merekonstruksi proses

implementasi tindakan perbaikan yang dimaksud dalam diskusi balikan.

Observasi terbuka ini memfokuskan pada hal-hal yang menjadi data

untuk melihat aktivitas guru dan siswa pada saat proses pembelajaran

dengan pemanfaatan multimedia untuk menumbuhkan keterampilan

sosial siswa dalam pembelajaran IPS. Hasil dari penelitian ini akan

didiskusikan kembali dengan kolaborator untuk dijadikan sebagai bahan

refleksi untuk tindakan selanjutnya.

2. Wawancara

Menurut Wiriatmadja (2005: 117) wawancara merupakan

pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara verbal kepada orang-orang

yang dianggap dapat memberikan informasi atau penjelasan mengenai

hal-hal yang dianggap perlu. Sanjaya (2009: 96) wawancara adalah

teknik mengumpulkan data dengan menggunakan bahasa lisan baik

secara tatap muka ataupun melalui saluran media tertentu. Wawancara

dalam penelitian ini untuk mengetahui pendapat atau tanggapan yang

akan diberikan oleh siswa dan guru setelah menggunakan pemanfaatan

multimedia dalam menumbuhkan keterampilan sosial siswa. Peneliti

hanya melakukan wawancara pada beberapa orang siswa yang dianggap

sudah mewakili seluruh siswa yang ada di kelas, mulai dari siswa yang

memiliki kemampuan rendah, sedang dan tinggi.

3. Studi Dokumentasi

Pengumpulan sejumlah dokumen yang diperlukan sebagi bahan

data informasi sesuai dengan masalah peneliti. Dokumen-dokumen ini

yang berkaitan dengan pembelajaran IPS. Studi dokumen yang diambil

oleh peneliti adalah berupa kurikulum dan pedoman pelaksanaannya,

silabus, RPP, tugas siswa, buku teks yang digunakan oleh siswa dalam

(39)

45

4. Catatan Lapangan

Untuk menunjang pengambilan data-data lain yang berkembang

selama pelaksanaan penenlitian tindakan kelas dapat menggunakan

catatan lapangan untuk mencatat kemajuan, persoalan yang dihadapi dan

solusinya. Dalam catatan lapangan juga dapat mencatat hasil-hasil

refleksi dan hasil diskusi. Catatan lapangan merupakan catatan yang

dibuat oleh peneliti yang memuat secara deskriptif berbagai kegiatan

sekolah, suasana kelas, iklim sekolah, berbagai bentuk interaksi sosial

yang terjadi didalam peneliti penelitian tersebut. Catatan lapangan

dilakukan dengan mempelajari pokok pembicaraan dalam pengamatan

gambar tentang segala sesuatu peristiwa yang dilihat, didengar, dan

dialami selama kegiatan berlangsung.

H. Analisis Data dan Validasi Data

1. Analisis Data

Menurut Sanjaya (2011: 106) menganalisis data yaitu suatu proses

mengolah dan menginterpretasi data dengan tujuan untuk mendudukan

berbagai informasi sesuai dengan fungsinya hingga memiliki makna dan

arti yang jelas sesuai dengan tujuan penelitian.

Pengolahan data dilakukan dalam rangka mengartikan dan

menjelaskan data dan fakta-fakta yang didapat dari lapangan. Pada

penelitian ini teknik analisis data yang dilakukan dalam dua aspek, yaitu

kuantitatif dan kualitatif.

1) Kuantitatif

Pengolahan data dengan menggunakan dengan cara kuantitatif

adalah data-data yang didapatkan dalam penelitian yang berupa

angka-angka. Melalui pengolahan data kuantitatif, peneliti dapat

mengetahui seberapa besar kemampuan berpikir kritis yang dimiliki

siswa pada awal pembelajaran dan seberpa besar perubahan yang

(40)

46

yang dilakukan memang sederhana. Komalasari (2010: 156)

memberikan cara penghitungan dalam menganalisis data kuantitatif,

yaitu:

Jumlah skor total subjek

Jumlah skor maksimal

Jumlah skor persen

Jumlah total persen

2) Kualitatif

Miles dan Huberman dalam Sugiyono (2011: 336),

menyatakan bahwa aktifitas dalam analisis data kualitatif dilakukan

secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas,

sehingga data sudah jenuh. Aktifitas dalam analisis data ini yaitu,

reduksi data, kategorisasi, validasi data, dan interpretasi data.

Analisis data dapat dilakukan dalam tiga tahap, berikut

tahapan analisis data menurut Sanjaya (2011: 106), yaitu :

a) Reduksi data

Kegiatan menyeleksi data sesuai dengan fokus masalah.

Pada tahap ini guru dan peneliti mengumpulkan semua instrumen

yang digunakan untuk mengumpulkan data kemudian

dikelompokkan berdasarkan fokus masalah dan hipotesis.

b) Mendeskripsikan data

Data yang telah dipilih sesuai dengan fokus masalah

kemudian dideskripsikan sehingga data yang telah diorganisir

menjadi bermakna. Mendeskripsikan data bisa dalam bentuk

naratif, membuat grafik atau menyusunnya dalam bentuk tabel.

Skor Presentase = X 100%

(41)

47

c) Membuat kesimpulan berdasarkan deskripsi data

Dalam proses penelitian menganalisis dan

menginterpretasi data merupakan langkah yang sangat penting.

Sebab data yeng terkumpul tidak berarti apa-apa tanpa dianalisis

dan diberi makna melalui interpretasi data. Proses analisis dan

interpretasi data dalam penelitian tindakan kelas diarahkan untuk

mengumpulkan informasi yang diperlukan untuk menjawab

rumusan masalah dan pertanyaan penelitian. Maka hasilnya dapat

menjawab setiap informasi yang dibutuhkan.

2. Validasi Data

Validasi data yaitu mengusahakan tercapainya aspek kebenaran

tentang hasil penelitian. Menurut Hopkins dalam Wiriaatmadja (2008:

168), ada beberapa validasi yang dapat dilakukan dalam penelitian

tindakan kelas, yaitu:

a) Member Check, yakni memeriksa kembali keterangan-keterangan

atau informasi data yang diperoleh selam observasi atau wawancara

dari nara sumber, apakah keterangan atau informasi, atau penjelasan

ini tetap sifatnya atau tidak berubah sehingga dapat dipatikan

keajegannya, dan data itu terperiksa kebenarnnya.

b) Triangulasi, yaitu memeriksa kebenaran hipotesis, konstruk atau

analisis yang ada dengan membandingkan hasil dari orang lain,

misalnya mitra peneliti, yang hadir dan menyaksikan situasi yang

sama. Triangulasi dilakukan berdasarkan tiga sudut pandang, yakni

sudut pandang guru, siswa dan yang melakukan pengamatan atau

observasi (peneliti).

c) Audit Trail, yaitu mengecek kebenaran hasil penelitian beserta

prosedur dan metode pengumpulan data dengan mengkonfirmasikan

buku-buku temuan yang diperiksa dan dicek kesahihannya kepada

(42)

48

d) Expert Opinion, yaitu pengecekan terakhir terhadap temuan-temuan

penelitian oleh pakar yang professional dibidang ini, yakni dosen

pembimbing. Pada tahapan akhir ini dapat dilakukan perbaiakan,

modifiaksi, atau penghalusan berdasarkan arahan atau opini pakar

(pembimbing), selanjutnya analisis yang dilakukan akan

meningkatkan derajat kepercayaan penelitian yang dilakukan.

e) Key respondent review, yaitu meminta salah seorang atau beberapa

mitra peneliti atau orang yang banyak mengetahui tantang penelitian

tindakan kelas, untuk membaca draft awal laporan penelitian dan

(43)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini akan berisi kesimpulan dan saran yang diajukan oleh peneliti

kepada pihak-pihak yang terkait dengan penelitian yang telah dilaksanakan.

Berdasarkan dari hasil pengamatan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi pada siklus I,

II, III dan IV pada pembelajaran IPS di kelas VII A SMP Kartika XIX-1 Bandung

mengenai “Pemanfaatan multimedia dalam pembelajaran IPS untuk menumbuhkan

keterampilan sosial” peneliti mengambil kesimpulan umum dan kesimpulan khusus.

Adapun kesimpulan umum dan khusus sebagai berikut:

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat diambil kesimpulan

umum yaitu: pemanfaatan multimedia dalam mata pelajaran IPS dapat

menumbuhkan keterampilan sosial siswa di kelas VII A SMP Kartika XIX-1

Bandung. Adapun kesimpulan khusus yang peneliti rumuskan yaitu:

1. Persiapan guru dalam mendesain pembelajaran IPS melalui pemanfaatan

multimedia di kelas VII A. Persiapan yang dilakukan peneliti dalam

mendesain pembelajaran IPS terlebih dahulu berkolaborasi dengan guru

mitra untuk menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), silabus,

dan media yang akan digunakan. Pada persiapan pembelajaran IPS guru

menggunakan pemanfaatan multimedia untuk menumbuhkan keterampilan

sosial siswa pada pembelajaran IPS. Peneliti juga membuat instrumen yang

dijadikan sebagai alat pengumpulan data hasil penelitian yaitu lembar

observasi guru dan siswa, lembar wawancara, dokumentasi, dan catatan

(44)

151

2. Guru dalam melaksanakan pembelajaran IPS dengan menggunakan

pemanfaatan multimedia untuk menumbuhkan keterampilan sosial.

Pelaksanaan pembelajaran IPS dengan menggunakan pemnfaatan

multimedia yaitu dengan diskusi kelompok dimana setiap diskusinya

siswa diberikan tayangan video dan menganalisis video tersebut lalu

siswa menganalisis video yang ditanyangkan tersebut. Dengan mencari

alternatif menganalisis tersebut siswa akan menumbuhkan keterampilan

sosial yang siswa miliki.

3. Pemanfaatan multimedia dalam menumbuhkan keterampilan sosial pada

siswa yang dilaksanakan pada kelas VII A, peneliti yang berperan

sebagai guru pelaksana dalam pembelajaran dikelas memiliki banyak

kendala dalam proses pembelajaran yang menggunakan pemnfaatan

multimedia. Adapun kendala-kendala yang peneliti rasakan pada saat

penelitian yaitu sebagai berikut:

a. Siswa belum terbiasa belajar dikelas dengan menggunakan

multimedia.

b. Artikel dan video yang diberikan oleh guru tidak semua siswa

dapat memahaminya sehingga siswa tidak dapat memahami hal

tersebut

c. Masih kurangnya interaksi antara guru dan siswa pada siklus I dan

II.

d. Kurangnya motivasi dan rela berkorban demi kelompoknya

diantara siswa tersebut.

e. Dalam penerapan materi guru selalu menggunakan ceramah pada

saat penyampaian meteri sehingga siswa menjadi jenuh dalam

proses pembelajaran.

f. Siswa masih ada yang mengobrol dengan teman sebangkunya di

(45)

152

Berdasarkan pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa guru

seharusnya bisa memfasilitasi kegiatan siswa, menciptakan kelas yang

lebih kondusif pada saat kegiatan belajar mengajar, dan guru dapat

berperan sebagai pembimbing disetiap kegiatan pembelajaran yang

dilakukan oleh siswa.

4. Berdasarkan kendala-kendala pada saat malakukan pemanfaatan

multimedia yang telah dikemukakan di atas, berikut upaya/ solusi untuk

menanggulangi masalah tersebut:

a. Guru harus membiasakan siswa untuk dapat belajar dikelas dengan

menggunakan multimedia.

b. Guru berusaha untuk mencari artikel dan video yang lebih menarik

dan kontroversial yang dapat diketahui oleh seluruh siswa

sehingga memudahkan siswa untuk memahaminya.

c. Guru harus lebih berperan sebagai fasilitator dalam pembelajaran

berlangsung dikelas.

d. Guru harus bisa memotivasi kepada siswa dan menanamkan

karakter rela berkorban demi kelompoknya.

e. Guru harus berusaha agar materi yang disampaikan mudah untuk

dimengerti siswa dan siswa menjadi tidak jenuh dalam belajar dan

membuat pelajaran tersebut menjadi menarik.

f. Guru dapat mengkondisikan siswa supaya tidak ribut dalam proses

belajar mengajar berlangsung.

5. Setelah menggunakan pemanfaatan multimedia dalam pembelajaran IPS

dapat menumbuhkan keterampilan sosial siswa kelas VII A. Dilihat dari

ketercapaian seluruh indikator keterampilan sosial siswa. Perubahan

tumbuhnya keterampilan sosial siswa diperoleh dari hasil pengamatan

yang dituangkan melalui catatan-catatan yang dibuat oleh observer dan

peneliti. Seperti pada siklus ke-I keterampilan kerja sama siswa masih

(46)

153

masih dalam ruang lingkup kategori penilaian cukup. Siklus ke-III

sudah masuk pada kategori baik dan hasil penelitian siklus ke-IV juga

terjadi peningkatan namun tidak terlalu besar.

B. Saran

Mengacu pada pembahasan mengenai Pemanfaatan multimedia dalam

pembelajaran IPS untuk menumbuhkan keterampilan sosial dikelas VII A SMP

Kartika XIX-1 Bandung, maka dapat dikemukakan beberapa saran sebagai

berikut:

1. Untuk Siswa

a. Menumbuhkan keterampilan sosial siswa pada pembelajaran IPS ini

harus lebih ditingkatkan lagi sehingga pembelajaran selanjutnya bisa

lebih aktif.

b. Siswa diharapkan lebih mempunyai sikap toleransi, kerjasama, dan

tanggung jawab dalam mengerjakan tugas kelompok yang diberikan

oleh guru.

2. Untuk Guru

a. Pengoptimalan kinerja guru dalam melaksanakan langkah-langkah

pembelajaran dengan menggunakan multimedia juga harus dibarengi

dengan kemampuan guru menciptakan suasana pembelajaran yang

tidak membosankan. Khususnya dalam pembelajaran IPS guru harus

senantiasa memperbaharui pengetahuannya yang berkaitan dengan

perkembangan masyarakat yang merupakan sumber kajian IPS.

b. Guru harus bisa menciptakan suasana yang baru pada saat

pembelajaran IPS sehingga siswa tidak merasa jenuh pada saat

mengikuti pembelajaran berlangsung.

3. Untuk Sekolah

a. Penggunaan multimedia ini dapat dapat dijadikan referensi bagi

(47)

154

dalam pembelajaran, sehingga siswa lebih bersemangat dalam belajar

dan juga tumbuhnya keterampilan sosial pada diri siswa.

b. Pihak sekolah bisa memfasilitasi pada saat proses pembelajaran

berlangsung dengan menunjang sarana dan prasarana agar

(48)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rhineka Cipta

Depdiknas, (2010). Model Pembelajaran IPS, Malang: Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas

Desmita. (2010). Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Effendi R, et al. (2009). Pengembangan Pendidikan IPS SD. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional

Fajar. (2007). Keterampilan Sosial Anak Menengah Akhir. [Online]. Tersedia:

http://f4jar.multply.com/journal/item/191/Keterampilan-Sosial-Pada-Anak-Menengah-Akhir. [12 Agustus 2013]

Muslich, M. (2009). Melaksanakan PTK itu Mudah (Classroom Action Research): Pedoman Praktis Bagi Guru Profesional. Jakarta: Bumi Aksara

Khasanah, rostika solihati. (2010). Efektifitas Penggunaan Multimedia Dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan Percakapan Bahasa Jepang Tingkat Dasar. Skripsi pada FPBS UPI. Bandung: Tidak Diterbitkan

Koestyorini. (2007). Mengembangkan Keterampilan Sosial Bagi Remaja. Jurnal Likithapradnya. 10, 28-35.

Komalasari, Kokom. (2010). Pembelajaran Kontekstual : Konsep dan Aplikasi. Bandung: Refika Aditama

Kunandar. (2008). Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: Rajawali Pers

No Name. (2013). Kemana Rasa Nasionalisme Itu Pergi?. [Online]. Tersedia di http://www.youtube.com/watch?v=ZCeRMWb98Aw. [8 September 2013]

Gambar

Tabel 4.13
Gambar 3.1 Gambar model Hopkins diadopsi dari Sanjaya
Gambar 4.7 Presentase
Tabel 3.1 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Patron client bos dan PL di Desa Osango Kecamatan Mamasa di awali dengan hubungan atas persetujuan kedua belah pihak tanpa menggunakan perjanjian tertulis dalam suatu

Ini berarti ada hubungan negatif yang signifikan antara kepercayaan diri dan perilaku konsumtif pada remaja.. Kata kunci : Perilaku konsumtif, kepercayaan

[r]

Penelitian ini menjelaskan dan menganalisis tentang masalah perceraian dan pemenuhan hak-hak anak dengan mengambil lokasi penelitian di Desa Sei Semayang Kecamatan Sunggal

Tenaga kerja tidak hanya sebagi subyek yang melakukan segala kegiatan pembangunan, akan tetapi juga penting karena pendapatan yang mereka peroleh dari pekerjaan

Teknik probing-prompting merupakan pembelajaran dengan mengajukan serangkaian pertanyaan kepada siswa yang bersifat menuntun dan menggali sehingga siswa mendapatkan

[r]

Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan modal dasar dalam proses pembangunan nasional, oleh karena itu maka kualitas SDM senantiasa harus dikembangkan dan diarahkan supaya tercapai