• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA MEALUI PENGGUNAAN MEDIA LINGKUNGAN PADA KONSEP STRUKTUR TUMBUHAN DAN FUNGSINYA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA MEALUI PENGGUNAAN MEDIA LINGKUNGAN PADA KONSEP STRUKTUR TUMBUHAN DAN FUNGSINYA."

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

No. 088/S/PGSD/8/JAN/2013

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA MELALUI PENGGUNAAN MEDIA LINGKUNGAN PADA KONSEP

STRUKTUR TUMBUHAN DAN FUNGSINYA

(PenelitianTindakanKelasPadaSiswaKelas IV SDN Jatibaru Semester ITahunAjaran2012/2013KecamatanSagulingKabupaten Bandung Barat)

SKRIPSI

DiajukanuntukMemenuhiSebagianBesardariSyaratuntukMemperolehGelarSarjanaPen

didikanpada Program Pendidikan Guru SekolahDasar.

Oleh

NELLY FITRIANI 0810344

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG

(2)

LEMBAR PENGESAHAN

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA

PELAJARAN IPA MELALUI PENGGUNAAN MEDIA

LINGKUNGAN PADA KONSEP STRUKTUR TUMBUHAN DAN

FUNGSINYA

( PenelitianTindakanKelasPadaSiswaKelas IV SDN JatibaruKecamatanSagulingKabupaten Bandung Barat )

Oleh Nelly Fitriani NIM : 0810344

DisetujuidanDisahkanoleh

Pembimbing I

Drs. Muslim, M.Pd. NIP. 19640606 199003 1 003

Pembimbing II

Drs. Dharma Kesuma, M.Pd NIP. 19550927 198503 1 001

Mengetahui,

KetuaProgram Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

(3)
(4)

ABSTRAK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA MELALUI PENGGUNAAN MEDIA LINGKUNGAN PADA KONSEP STRUKTUR

TUMBUHAN DAN FUNGSINYA

Oleh Nelly Fitriani

0810344

(5)

DAFTAR ISI

Halaman JUDUL

LEMBAR PENGESAHAN

ABSTRAK ………... i

KATA PENGANTAR ……… ii

UCAPAN TERIMAKASIH ………... iii

DAFTAR ISI ………... iv

DAFTAR GAMBAR………... v

DAFTAR TABEL ……….. vi

DAFTAR GRAFIK ……… vii

DAFTAR LAMPIRAN ……….. viii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ………. 1

B. Rumusan Masalah ……….. 5

C. Tujuan Penelitian ……… 5

D. Manfaat Penelitian ………... 6

E. Definisi Operasional ………... 7

BAB II KAJIAN TEORI A. Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam ……….. 9

B. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar ……….. 11

1. Tujuan Pembelajaran IPA ………... 12

2. Ruang Lingkup Pembelajaran IPA ………. 13

C. Media Lingkungan ………... 13

(6)

2. Lingkungan ………. 16

D. Penerapan Media Lingkungan ……….. 18

E. Hasil Belajar ……….. 21

F. Struktur dan Fungsi Bagian Tumbuhan ……… 24

A. Struktur Akar dan Fungsinya ………... 24

1. Struktur Akar ……….. 24

2. Jenis Akar ………... 25

3. fungsi Akar ………. 26

B. Struktur Batang dan Fungsinya ………... 28

1. Struktur Batang ………... 28

2. Jenis Batang ……….... 29

3. Fungsi Batang ………. 30

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metodologi Penelitian ……… 33

B. Model Penelitian Tindakan Kelas yang Dikembangkan……. 34

C. Subjek Penelitian ……… 35

D. Prosedur Penelitian ………. 35

E. Instrumen Penelitian ………... 43

F. Pengolahan Data ………. 47

BAB IV HASIL PENLITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ………... 52

B. Pembahasan ……… 72

BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ………. 82

B. Saran ………... 83

DAFTAR PUSTAKA ………. 84

LAMPIRAN-LAMPIRAN ………. 86

(7)
(8)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Ilmu Pengetahuan Alam atau sering disebut dengan IPA (sains) merupakan

pelajaran yang sudah dikenalkan sejak SD. Banyak orang menganggap bahwa IPA

merupakan mata pelajaran yang membosankan. Padahal, sebenarnya pembelajaran IPA

sangat menyenangkan apabila pembelajaran dapat berlangsung dengan baik. Meskipun

demikian masih banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam mempelajari IPA, hal ini

disebabkan oleh beberapa faktor salah satunya adalah penggunaan metode dan media

pembelajaran yang disajikan secara tidak tepat.

Menurut Depdiknas (2006), Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau Sains

berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA

bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta,

konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Dengan

pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari

diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam

menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajarannya menekankan

pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar

menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan sains diarahkan untuk

inkuiri dan berbuat sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh

pemahaman yang lebih mendalam tentang alam atau lingkungan sekitar.

Dalam GBPP pendidikan dasar (Depdikbud, 1994) dijelaskan bahwa tujuan

pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah : (1) Memahami konsep IPA, (2)

Memiliki keterampilan proses (3) bersikap ilmiah (4) Mampu menerapkan berbagai

konsep IPA untuk menjelaskan gejala-gejala alam semesta dan memecahkan masalah

dalam kehidupan sehari-hari, (5) memupuk rasa cinta terhadap alam semesta dan

menyadari kebesaran Tuhan Yang Maha Esa.

Tujuan kurikuler ini mencakup hakikat IPA dan juga kaitannya dengan kehidupan

sehari-hari. Pembelajaran IPA harus menggambarkan, dijiwai, serta diarahkan untuk

(9)

kegiatan pembelajaran IPA SD harus mengacu pada tujuan pembelajaran IPA dan

memperhatikan karakteristik siswa SD sebagai pembelajar. Demikian pula

keterampilan-keterampilan yang harus dikuasai untuk mencapai tujuan di atas harus benar-benar

dilatihkan di kelas melalui kegiatan pembelajaran.

Pada kenyataannya di lapangan menunjukkan bahwa pembelajaran IPA di SD

masih menekankan pada aspek kognitifnya saja, sedangkan keterampilan siswa sebagai

hasil belajar belum tampak pada siswa. Hal ini disebabkan karena selama ini masih

banyak guru yang mengajarkan pelajaran IPA menggunakan paradigma lama yaitu hanya

memindahkan pengetahuan kepada siswa berupa informasi dan kegiatan siswa hanya

mencatat dan menghapal konsep yang telah diberikan tanpa memperhatikan proses kerja

ilmiahnya maupun penerapannya secara langsung dalam kehidupan sehari-hari.

Akibatnya pengetahuan menjadi tidak bermakna bagi siswa dan lingkungan di sekitarnya.

Gambaran kenyataan tersebut terjadi pula di sekolah tempat saya bertugas yaitu SDN

Jatibaru, sebab apabila ditinjau dari segi pembelajaran di kelas, khususnya di kelas IV

SDN Jatibaru Kecamatan Saguling, masalah yang sering muncul dalam proses

pembelajaran adalah : 1) antusias siswa dalam belajar rendah, hal ini terlihat dari

rendahnya minat siswa dalam mengikuti pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam, sehingga

siswa cenderung tidak aktif. Gejala-gejala tersebut ditunjukkan dengan beberapa sikap

siswa seperti : 1) sering mengobrol ketika pembelajaran berlangsung, menggambar tidak

pada waktunya, dan sering keluar masuk kelas. 2) rendahnya prestasi belajar siswa pada

materi Ilmu Pengetahuan Alam dikarenakan penyampaian materi yang bersifat informatif

dan menuntut aspek kognitif (hapalan) membuat para siswa malas untuk memahami

informasi-informasi baik yang terdapat dalam buku maupun yang disampaikan oleh guru.

3) lingkungan yang kaku dan membosankan untuk belajar, baik dalam tata cahaya

maupun dalam penempatan tempat duduk yang monoton. Beberapa kondisi yang telah

dikemukakan di atas, memberikan sebuah indikasi terhadap adanya suatu masalah yang

cukup signifikan, yaitu permasalahan yang bermuara pada kejenuhan siswa dalam

mengikuti pembelajaran, sehingga perlu merubah metode pembelajaran yang sesuai

dengan minat siswa agar dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Berdasarkan hasil pengalaman peneliti di SDN Jatibaru bahwa hasil belajar siswa

(10)

fungsinya bagian tumbuhan dari 32 siswa hanya 11 siswa yang mencapai tingkat

penguasaan materi dengan nilai 68 ke atas. Hal ini menunjukan bahwa tingkat

kemampuan siswa hanya 34,3%, selebihnya yaitu sebanyak 65,6% memperoleh nilai di

bawah KKM. Sedangkan nilai rata-rata kelas yang diperoleh adalah 56,25% sehingga

belum memenuhi kriteria yang diharapkan.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa sebagian besar siswa mengalami

kesulitan untuk memahami konsep struktur tumbuhan dan fungsinya. Hal ini diduga

karena pendekatan, metode, model pembelajaran, maupun strategi pembelajaran yang

digunakan kurang tepat , juga kemampuan guru dan sarana pembelajaran yang meliputi

media, alat peraga, yang terbatas sehingga mengakibatkan pemahaman siswa terhadap

konsep-konsep pada mata pelajaran IPA sangat rendah. Salah satu cara yang dapat

ditempuh untuk meningkatkan hasil belajar siswa adalah menggunakan pendekatan

pembelajaran yang lebih kontekstual dengan mengajak siswa berinteraksi dengan

lingkungan, agar konsep yang dikembangkan menjadi konteks pembelajaran yang

bermakna. Oemar Hamalik (2003:50) berpendapat, bahwa unsur-unsur dinamis yang

terkait dalam proses belajar terdiri dari (1) motivasi siswa; (2) bahan belajar; (3) alat

bantu belajar; (4) suasana belajar; dan (5) kondisi subyek yang belajar. Kelima unsur

inilah menurutnya yang bersifat dinamis, yang sering berubah menguat atau melemah,

dan yang mempengaruhi proses belajar tersebut.

Berdasarkan beberapa fakta tersebut diatas, salah satu metode pembelajaran yang

dapat digunakan sebagai solusi dalam meningkatkan hasil belajar konsep struktur

tumbuhan adalah dengan memanfaatkan lingkungan sebagai media pembelajaran yang

dapat merangsang proses berfikir pada siswa. Bila ini tumbuh dan berkembang siswa

akan terlatih dan terpacu untuk meneliti dan menelaah berbagai kejadian alam atau hal

yang menyebabkan terjadinya sesuatu di alam. Dengan memanfaatkan lingkungan

sebagai media pembelajaran guru tidak perlu lagi terikat pada peralatan yang disediakan

di sekolah, karena lingkungan juga dapat digunakan sebagai alat peraga atau sarana

dalam pembelajaran IPA. Karena pengetahuan alam dekat dengan kehidupan sehari-hari,

sehingga siswa belajar untuk memahami lingkungan dimana mereka hidup. Dengan

keterlibatan siswa secara langsung berarti siswa dapat memperoleh pengetahuan

(11)

meramalakan, menafsirkan, membuat hipotesis, dan dapat mengkomunikasikannya

kembali.

Dari paparan di atas, penulis ingin mencoba menuangkan ke dalam penelitian

tindakan kelas (PTK) dengan memanfaatkan media lingkungan sebagai media

pembelajaran di kelas IV pada mata pelajaran IPA sebagai upaya untuk meningkatan

hasil belajar siswa. Keberadaan media lingkungan sebagai sumber belajar harus

benar-benar dimanfaatkan untuk menciptakan kegiatan belajar mengajar yang efektif dalam

menumbuhkan sikap ilmiah pada siswa untuk dapat memecahkan masalah yang terjadi di

lingkungan sekitar.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalampenelitian

ini penulis uraikan sebagai berikut :

1. Bagaimanakah prencanaan pembelajaran melalui penggunaan media lingkungan

sebagai sumber belajar di kelas IV SDN Jatibaru Kecamatan Saguling?

2. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran melalui penggunaan media lingkungan

sebagai sumber belajar di kelas IV SDN Jatibaru Kecamatan Saguling?

3. Seberapa besarkah peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA tentang

konsep struktur tumbuhan dan fungsinya melalui penggunaan media lingkungan?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan khusus yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut :

1. Untuk mengetahui perencanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru pada materi

struktur tumbuhan dan fungsinya dengan memanfaatkan media lingkungan sekitar

sekolah di kelas IV SDN Jatibaru Kecamatan Saguling.

2. Untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru pada materi

struktur tumbuhan dan fungsinya dengan memanfaatkan media lingkungan sekitar

sekolah di kelas IV SDN Jatibaru Kecamatan Saguling.

3. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dalam materi struktur tumbuhan

(12)

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan yang bersifat praktis

dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPApada pokok

bahasan struktur tumbuhan dan fungsinya.

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk berbagai pihak yaitu :

1. Bagi Penulis :

a. Merupakan pengalaman yang berarti sebagai bekal untuk meningkatkan

kemampuan dalam perbaikan proses pembelajaran.

b. Menambah wawasan tentang penerapan media lingkungan terhadap proses

pembelajaran IPA.

2. Bagi Siswa :

a. Diharapkan dapat memberikan variasi baru dalam proses pembelajaran, sehingga

mengurangi kebosanan dalam belajar.

b. Melalui penerapan media lingkungan sebagai sumber pembelajaran diharapkan

dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan

Alam (IPA).

c. Dapat memberikan pengalaman yang bermakna sehingga membantu mengatasi

kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran.

3. Bagi Guru :

a. Sebagai bahan masukan untuk menunjang pengetahuan dan wawasan guru SD

dalam merancang dan menyajikan pembelajaran IPA.

b. Sebagai bahan koreksi dan perbaikan untuk melaksanakan proses pembelajaran

bagi peserta didik pada masa mendatang.

c. Diharapkan dapat meningkatkan kemampuan mengajar dalam proses

pembelajaran guna membentuk peserta didik yang berkualitas.

d. Dapat meningkatkan profesionalisme guru melalui penelitian tindakan kelas.

(13)

a. Sebagai bahan masukan untuk meningkatkan pelayanan kepada peserta didik.

b. Diharapkan dapat meningkatkan profesionalitas guru serta meningkatkan mutu

proses pembelajaran.

E. Definisi Operasional

Terdapat banyak persepsi dalam memahami suatu istilah. Dengan demikian, agar arah penelitian ini tampak jelas dan tidak menimbulkan pemahaman ganda maka penulis

memberi batasan mengenai istilah-istilah yang digunakan tersebut.

Secara operasional, penulis mendefinisikan istilah-istilah tersebut sebagai berikut

:

1. Hasil Belajar

Hasil belajar merupakankemampuan yang dimiliki siswa setelah ia memperoleh

pengetahuan dan pengalaman setelah mengikuti proses pembelajaran dan dapat diukur

dalam bentuk nilai dengan menggunakan tes atau evaluasi hasil belajar.Hasil belajar

dalam penelitian ini diukur menggunakan tes berupa pretes yang diberikan di awal

pembelajaran dan postes yang diberikan di akhir pelajaran, tujuannya untuk mengukur

pemahaman siswa terhadap pembelajaran yang telah diberikan.

2. Media lingkungan

Media lingkungan adalah media yang menggunakan lingkungan sebagai alat

untuk menyampaikan suatu konsep terhadap peserta didik guna meningkatkan hasil

belajar. Media lingkungan yang digunakan dalam penelitian ini adalah lingkungan

sekitar sekolah seperti halaman tempat siswa bermain dan kebun sekolah.Prosesnya

dengan cara memberikan pengajaran di luar kelas guna memberikan bekal dan

pengalaman yang bermakna bagi siswa dengan menggunakan langkah-langkah

sebagai berikut :

1. Tahap Persiapan

a. Guru dan siswa menentukan tujuan belajar yang diharapkan dapat diperoleh

siswa berkaiatan dengan penggunaan lingkungan sebagai media dan sumber

(14)

b. Menentukan obyek yang harus dipelajari dan dikunjungi dengan

mempertimbangkan relevansinya dengan tujuan belajar. Menentukan cara

belajar pada saat kunjungan dilakukan.

c. Mempersiapkan perizinan bila diperlukan.

d. Mempersiapkan perlengkapan belajar yang harus di bawa.

2. Tahap pelaksanaan

a. Melakukan kegiatan belajar di tempat tujuan sesuai dengan rencana yang

telah dipersiapkan.

b. Mendiskusikan hasil-hasil belajar untuk lebih melengkapi dan memahami

materi yang dipelajari.

3. Tindak lanjut

a. Kegiatan belajar di kelas untuk membahas dan mendiskusikan hasil belajar

dari lingkungan.

b. Setiap kelompok diminta melaporkan hasil diskusi untuk dibahas bersama.

c. Memberikan penilaian terhadap kegiatan belajar siswa dan hasil-hasil yang

dicapainya.

Sehubungan dengan digunakannya lingkungan sebagai sumber belajar, maka guru

dituntut untuk dapat mengupayakan berbagai cara memanfaatkan lingkungan sebagai

media pembelajaran agar indikator pembelajaran yang sudah ditentukan dapat

(15)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode PTK (Penelitian Tindakan

Kelas) yang bertujuan untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar

siswa kelas dengan memanfaatkan lingkungan sekitar sekolah sebagai

media pembelajaran. Hal ini disebabkan karena sifat PTK berusaha

reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu. Selain itu PTK

dapat memperbaiki atau meningkatkan hasil dengan cara, metode,

pendekatan atau strategi yang berbeda dari biasanya. Pemilihan metode ini

juga mampu menawarkan cara dan prosedur baru untuk memperbaiki dan

meningkatkan profesional guru dalam proses pengajaran di kelas dan

melibatkan berbagai indikator keberhasilan proses dan hasil pengajaran

yang terjadi pada siswa. Model Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang

akan digunakan adalah model yang dikembangkan oleh Kemmis dan

Mc.Taggart. Penelitian Tindakan Kelas Model Kemmis dan Mc.Taggart

ini menggunakan sistem spiral refleksi diri yang dimulai dengan

perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing),

refleksi (reflekting), dan perencanaan kembali.

Model PTK menggunakan beberapa siklus, jika pada siklus

pertama hasil refleksi menunjukkan tindakan yang perlu direvisi maka

penelitian dilanjutkan dengan siklus kedua dengan melakukan perbaikan

terhadap rencana penelitian pada siklus pertama (rencana yang direvisi).

Siklus akan berhenti sampai dengan penelitian yang dilakukan sesuai

dengan tujuan yang diharapkan. Penelitian ini dilaksanakan dua siklus

pembelajaran. Pada setiap akhir siklus akan dilaksanakan tes formatif dan

(16)

B. Model Penelitian Tindakan Kelas yang Dikembangkan

Model penelitian tindakan kelas ini merujuk pada model

penelitian tindakan kelas Kemmis dan MC Taggart (Hermawan et al

2007:235) yang menguraikan bahwa tindakan yang digambarkan sebagai

suatu proses yang dinamis dari aspek perencanaan, tindakan, observasi

dan refleksi. Model penelitian tindakan kelas yang dimaksud sebagai

berikut :

Bagan 3.1

Penelitian Tindakan Kelas Model Kemmis dan Mc. Taggart

Permasalahan Pelaksanaan

(17)

Model yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc. Taggart

seperti gambar di atas adalah penelitian yang terdiri dari beberapa siklus.

Tiap siklus dimulai dari rencana (planning), kemudian tindakan (acting),

dilanjutkan dengan observasi (observing), dari tindakan yang telah

dilakukan dan yang terakhir adalah refleksi (reflecting). Jika pada siklus

pertama penelitian tersebut kurang baik, maka penelitian dilanjutkan

dengan siklus kedua dengan memperbaiki pada tahap perencanaan yang

pertama. Siklus tersebut akan berhenti dengan penelitian yang dilakukan

dirasa cukup.

C. Subjek Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di kelas IV SDN

Jatibaru Kecamatan Saguling Kabupaten Bandung Barat.

Adapun lingkungan yang dijadikan lokasi penelitian adalah

lingkungan sekitar sekolah seperti kebun milik sekolah yang ditumbuhi

berbagai jenis tumbuhan seperti singkong, pohon, dan berbagai jenis

tumbuhan kecil lainnya yang berada tidak jauh dari sekolah tempat kami

belajar. Adapun yang menjadi subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV

SD Jatibaru Kecamatan Saguling Kabupaten Bandung Barat tahun ajaran

2012/2013 sebanyak 32 siswa yang terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 20

siswa perempuan.

D. Prosedur Penelitian

Penelitian PTK dilaksanakan dalam dua siklus. Apabila dua siklus

yang dilaksanakan belum dapat mengatasi masalah maka akan dilakukan

tindakan perbaikan pada siklus selanjutnya. Adapun perencanaan yang

(18)

Siklus I

1) Perencanaan

Dalam perencanaan siklus I, peneliti menyusun rencana tindakan

pembelajaranyang akan dilaksanakan dalam pembelajaran IPA untuk

mencapai tujuan penelitian. Perencanaan tersebut yaitu dengan

membuat rencana pembelajaran menggunakan media lingkungan

sebaik mungkin dan dapat dilaksanakan secara efektif dalam berbagai

situasi lapangan.Rencana ini meliputi tahapan-tahapan sebagai berikut:

a. Menetapkan kompetensi dasar serta materi pokok yang akan

digunakan yaitu struktur akar dan fungsinya.

b. Menetapkan jadwal penelitian disesuaikan dengan jadwal

pelajaran yang sudah ada, agar tidak mengganggu proses belajar

mengajar yang sudah berlangsung.Penelitian dilakukan pada hari

senin tanggal 19 November 2012.

c. Menentukan lokasi penelitian yaitu lingkungan sekitar sekolah

salah satunya kebun milik sekolah sebab penelitian ini

menggunakan penerapan media lingkungan.

d. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) pada materi

struktur tumbuhan dan fungsinya melalui penerapan media

lingkungan.

e. Merumuskan lembar pengamatan untuk guru dan siswa

(terlampir).

f. Merumuskan dan membuat alat penelitian berupa LKS dan soal

evaluasi (pretes dan postes) untuk tes tertulis (terlampir).

g. Menyusun langkah-langkah pengelolaan kelas yang efektif dan

mempersiapkan perlengkapan lainnya yang dibutuhkan dalam

penelitian ini berupa media gambar struktur akar dan jenis-jenis

akar tumbuhan.

(19)

i. Mendiskusikan perencanaan tindakan yang akan dilaksanakan

dengan observer, agar pelaksanaan penelitian terselenggara

dengan baik.

2) Pelaksanaan tindakan

Pelaksanaan tindakan dilakukan berdasarkan rencana tindakan

yang telah dibuat. Pelaksanaan tindakan ini dilakukan oleh guru sendiri

sebagai peneliti, tetapi dalam proses observasi guru dibantu oleh teman

sejawat dengan menggunakan beberapa alat instrumen penelitian yaitu

LKS, lembar observasi, catatan lapangan serta tes hasil belajar.

Pelaksanaan penelitian ini terdiri dari beberapa tahapan sebagai

berikut :

a. Tahap Awal Siklus I

(1) Guru mengkondisikan siswa untuk berdoa dan menyiapkan

alat belajar.

(2) Guru melakukan apersepsi untuk menggali pengetahuan awal

siswa.

(3) Guru membagikan soal pretes kemudian siswa mengisinya.

(4) Guru menyampaikan inti tujuan pembelajaran yaitu agar

peserta didik dapat menunjukkan dan menyebutkan tiga

bagian pada akar tumbuhan, mengelompokkan akar sesuai

dengan bentuknya dan menjelaskan fungsi akar ;

b. Tahap Inti Siklus I

(1) Guru melakukan tanya jawab tentang struktur akar tumbuhan.

(2) Guru membentuk siswa ke dalam enam kelompok.

Masing-masing kelompok terdiri dari 5 sampai 6 orang.

(3) Guru memasang gambar penampang akar agar siswa

memahami struktur akar (inti akar, rambut akar dan tudung

(20)

(4) Guru membahas indikator dengan menunjukkan struktur/

bagian tumbuhan (inti akar, rambut akar dan tudung akar)

dengan fungsinya menggunakan media lingkungan yang ada

di sekitar sekolah.

(5) Guru mengajak semua siswa bersama-sama untuk mengamati

lingkungan yang berhubungan dengan materi struktur

tumbuhan dan fungsinya (Bagian akar dan batang).

(6) Guru membimbing siswa untuk mengidentifikasi bagian akar

dan batang yang ada di sekitar sekolah.

(7) Peserta didik mendiskusikan hasil pengamatan mereka

melalui kegiatan observasi terhadap lingkungan sekitar

sekolah, kemudian mempresentasikan didepan kelas secara

berkelompok.

(8) Berdasarkan hasil pengamatan, peserta didik bersama guru

membuat kesimpulan tentang struktur tumbuhan (Bagian akar

dan batang) beserta ciri dan fungsiya.

(9) Guru memberikan koreksi terhadap jawaban dan pendapat

siswa.

c. Tahap Akhir Siklus I

(1) Guru membantu siswa untuk merefleksi terhadap kegiatan

belajar mengajar yang telah dilakukan.

(2) Guru membimbing siswa untuk membuat kesimpulan dari

hasil proses pembelajaran.

(3) Guru memberikan soal evaluasi berupa soal postes.

(4) Guru memberikan perbaikan dan pengayaan kepada siswa

yang belum mencapai kompetensi disesuaikan dengan

(21)

(5) Guru menginformasikan materi pelajaran untuk pertemuan

berikutnya.

d. Observasi

Pengamatan dilakuakan oleh teman sejawat selaku observer

untuk mengobservasi aktivitas guru dan siswa selama proses

pembelajaran berlangsung, selanjutnya bersama-sama

mendiskusikan temuan-temuan yang didapatkan berdasarkan hasil

observasi oleh observer dan merencanakan kembali

tindakan-tindakan yang akan dilakukan dalam mencapai tujuan penelitian

yang diharapkan.

e. Refleksi

Refleksi terhadap pelaksanaan siklus I didasarkan pada hasil,

baik pengamatan selama kegiatan pembelajaran maupun perolehan

nilai siswa. Bersama-sama dengan observer peneliti menganalisis

dan merefleksikan pelaksanaan dan hasil tindakan pembelajaran

siklus I. Untuk keperluan analisis dilakukan kegiatan memeriksa

dan mengkaji hasil belajar siswa pada siklus I. Hasil refleksi ini

digunakan untuk mengevaluasi terhadap tindakan yang sudah

dilaksanakan. Adapun kekurangan dan kelebihan selama

pelaksanaan tindakan menjadi bahan rekomendasi dan revisi pada

perencanaan dan pelaksanaan tindakan berikutnya.

Siklus II

Siklus kedua dilaksanakan berdasarkan kelemahan-kelemahan

(22)

komponen pembelajaran yang telah disusun sesuai hasil evaluasi dari

siklus pertama, selanjutnya apabila hasil dari pelaksanaan pertama belum

sesuai dengan apa yang diharapkan dari tujuan penelitian ini, untuk itu

dilakukan tindakan siklus II adapun tahapan-tahapannya sama dengan

siklus pertama, yaitu perencanaan, pelaksanaan, obervasi, dan refleksi.

1) Perencanaan

Peneliti membuat rencana pembelajaran berdasarkan hasil

refleksi pada siklus I. Berdasarkan refleksi yang dilakukan siklus I,

maka dibuat perbaikan pembelajaran untuk siklus II dengan materi

struktur tumbuhan dan fungsinya pada submateri struktur batang

tumbuhan menggunakan penerapan media lingkungan.

Pada perencanaan siklus II, peneliti menyusun rencana

pembelajaran berupa RPP sebagai gambaran kegiatan yang akan

dilakukan di lapangan. Penelitian ini dilakukan melalui penerapan

media lingkungan oleh karena itu kegiatan siswa lebih banyak

berinteraksi secara langsung dengan lingkungan khususnya

lingkungan sekitar sekolah yang sudah dikenali siswa, tujuannya

untuk mempermudah proses pembelajaran agar menjadi

pembelajaran yang bermakna sehingga siswa diharapkan mampu

menemukan konsep yang akan dipelajari melalui kegiatan

pengamatan. Adapun tahapan perencanaan siklus II yang dilakukan

peneliti secara konkrit adalah sebagai berikut :

a. Menetapkan kompetensi dasar serta materi pokok batang

tumbuhan yang akan digunakan sebagai materi pembelajaran

dalam penelitian.

b. Menetapkan jadwal penelitian yaitu pada hari senin tanggal 3

(23)

c. Menentukan lokasi penelitian yaitu lingkungan sekitar sekolah

salah satunya kebun milik sekolah.

d. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan

menggunakan media lingkungan berupa tumbuhan pada materi

struktur batang dan fungsinya.

e. Menyusun dan menyiapkan lembar observasi aktivitas guru dan

siswa. (terlampir).

f. Menyusun dan menyiapkan soal evaluasi dan lembar kerja

kelompok yang disesuaikan dengan materi dan kompetensi yang

hendak dicapai pada RPP. (terlampir).

g. Menyusun langkah-langkah pengelolaan kelas yang efektif dan

mempersiapkan perlengkapan lainnya seperti media gambar

struktur batang dan jenis-jenis batang tumbuhan.

h. Menyusun lembar catatan lapangan yang diisi oleh peneliti

sebagai bahan untuk merefleksi hasil pembelajaran.

i. Mendiskusikan perencanaan tindakan yang akan dilaksanakan

dengan observer, agar pelaksanaan penelitian terselenggara

dengan baik.

2) Pelaksanaan Tindakan

Pada proses pembelajaran tahap kedua siswa dibawa keluar

kelas menuju lingkungan sekitar sekolah. Peneliti melaksanakan

kegiatan pembelajaran berdasarkan rencana pembelajaran hasil

refleksi pada siklus I. Adapun hal-hal yang dilakukan selama

pelaksanaan tindakan adalah sebagai berikut :

a. Memberikan pos test, untuk mengetahui sejauh mana pemahaman

siswa sebelum menggunakan media lingkungan.

b. Melaksanakan kegiatan belajar mengajar sesuai dengan RPP yang

(24)

kelas dengan mengamati lingkungan sekitar sekolah kemudian

mengisi hasil pengamatan dalam LKS.

c. Pengisian lembar observasi aktivitas guru dan siswa. Pemberian

evaluasi pada setiap akhir pertemuan.

3) Observasi

Pada tahap ini peneliti bersama observer melakukan

pengamatan terhadap aktivitas pembelajaran baik aktivitas guru

maupun siswa. Hasil pengamatan yang dilakukan oleh observer

ditulis pada lembar observasi yang telah disiapkan.

4) Refleksi

Tahapan ini merupakan tahapan pengkajian tindakan yang

dilakukan untuk menyempurnakan kekurangan pada siklus

sebelumnya. Hasil observasi, hasil evaluasi pembelajaran, dan

aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung di refleksi

sehingga dapat mengukur keberhasilan siswa, mengetahui

kekurangan dan kelemahan yang ditemukan dalam proses

pembelajaran, dan untuk mengukur peningkatan proses pembelajaran

apakah proses pembelajaran siklus II telah mencapai tujuan

pembelajaran sebagaimana telah dirumuskan pada tahap sebelumnya.

Selain itu guru dapat merefleksi diri untuk meningkatkan

kualitas pembelajaran. Kegiatan yang dilaksanakan dalam tahapan ini

adalah melaksanakan rencana pembelajaran yang telah terprogram.

Untuk memperbaiki, meningkatkan dan melakukan perubahan sesuai

yang diharapkan.

(25)

Instrumen adalah alat yang digunakan pada waktu penelititian dengan

menggunakan suatu metode. Instumen yang digunakan dalam penelitian

ini adalah lembar tes dan lembar non tes. Instrumen yang maksud adalah

sebagai berikut :

1. Teknik Pengumpulan Data

a. Lembar Observasi

Lembar observasi digunakan untuk mengamati aktivitas guru dan

siswa selama berlangsungnya proses pembelajaran dari awal

hingga akhir melalui penggunaan media lingkungan. Dalam

melaksanakan observasi ini peneliti dibantu oleh dua observer,

yakni teman sejawat di tempat peneliti melaksanakan penelitian,

yang bertugas mengisi lembar observasi yang disediakan oleh

peneliti. Lembar observasi guru difokuskan untuk mengetahui

aktivitas guru, sedangkan lembar observasi siswa difokuskan

untuk mengetahui seberapa jauh peningkatan hasil belajar siswa

melalui penerapan media lingkungan. Instrument ini digunakan

untuk mempermudah pada saat menganalisis hasil belajar siswa.

b. Lembar Tes

Lembar tes berfungsi sebagai alat tes yang digunakan di akhir

kegiatan pembelajaran untuk mengetahui sejauh mana

pemahaman siswa tentang materi yang dibahas serta mengukur

tingkat pencapaian masing-masing siswa setelah mempelajari

konsep IPA yang diberikan mengenai struktur tumbuhan dan

fungsinya.

Instrument-instrument yang digunakan peneliti dalam tes adalah

(26)

postes dalam bentuk pilihan ganda sebanyak 5-6 soal dan

pertanyaan uraian sebanyak 5 soal.

c. Lembar Kerja Siswa

Lembar kerja siswa berisi tentang beberapa kegiatan siswa yang

berupa tugas, latihan, atau permasalahan yang harus dipecahkan

oleh setiap kelompok tentang konsep yang akan dipelajari. LKS ini

bertujuan untuk melihat hasil kerja siswa secara kelompok untuk

mengklasifikasikan konsep-konsep yang telah dikuasainya. LKS

ini akan digunakan sebagai patokan untuk melakukan refleksi dan

merancang pelaksanaan tindakan pembelajaran selanjutnya.

d. Catatan Lapangan

Catatan lapangan merupakan catatan kejadian-kejadian atau

kegiatan siswa diluar skenario yang terjadi selama pembelajaran

berlangsung yang dapat dijadikan rekomendasi data dalan

penemuan essensial. Catatan lapangan digunakan untuk

mengetahui hambatan-hambatan yang terjadi selama proses

pembelajaran berlangsung.

Menurut Kemmis dalam Elliot (1991 : 7), “catatan lapangan

banyak manfaatnya, dalam hal ini guru mempunyai buku harian

yang isinya antara lain adalah catatan pribadi tentang pengamatan,

perasaan, tanggapan, penafsiran, refleksi, firasat, hipotesis, dan

penjelasan”. Catatan lapangan digunakan untuk mencatat data

kualitatif mengenai kinerja guru dan aktivitas siswa selama proses

pembelajaran berlangsung. Format catatan lapangan dapat dilihat

pada lampiran.

(27)

a. Pedoman Observasi

Data mengenai pelaksanaan pembelajaran saat dilakukan tindakan

dikumpulkan melalui lembar observasi kegiatan guru dan siswa

dalam pembelajaran IPA. Adapun teknik pengumpulan data ini

sebagai berikut:

a) Menyusun keseluruhan data yang telah diperoleh dalam

penelitian berupa hasil lembar observasi.

b) Memeriksa dan mengelompokkan hasil observasi.

c) Mendeskripsikan hasil penelitian.

Setelah data terkumpul kemudian peneliti melakukan

pengelohan data. Data hasil observasi yang diperoleh kemudian

dianalisis sebagai bahan untuk mengetahui kekurangan dan

kelebihan dari proses pembelajaran.

b. Soal Evaluasi

Data hasil belajar siswa diambil melalui evaluasi awal dan

evaluasi pembelajaran berupa soal pretes yang diberikan di awal

sebelum diberikan tindakan dan postes yang diberikan setelah

diberi tindakan. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan

menyusun keseluruhan data yang telah diperoleh dalam penelitian

berupa hasil evaluasi siswa. Kemudian memeriksa dan

mengelompokkan hasil evaluasi siswa ke dalam kategori yang

sudah ditentukan. Data hasil tes yang diperoleh pada setiap siklus

melalui alat tes kemudian diberi skor. Soal urian yang benar diberi

nilai sesuai dengan kualitas jawabannya. Setelah menilai setiap

siswa kemudian menghitung nilai rata-rata kemampuan siswa

untuk melihat sejauh mana hasil belajar siswa setelah mengikuti

(28)

hasil evaluasi yang diperoleh dideskripsikan dalam bentuk tabel

dan grafik.

c. Lembar Kerja Siswa

Data hasil belajar siswa yang diperoleh berdasarkan data dari

lembar kerja siswa masing-masing kelompok. Teknik

pengumpulan data dilakukan dengan mengumpulkan seluruh hasil

LKS siswa kemudian memeriksa dan mengelompokkan hasil LKS

siswa ke dalam kategori yang sudah ditentukan. Data hasil LKS

yang diperoleh pada setiap siklus melalui alat tes berupa lembar

kerja yang harus disi oleh siswa kemudian diberi skor. Setiap soal

yang ada pada LKS diberi bobot sesuai dengan kualitas

jawabannya. Setelah menilai hasil LKS masing-masing kelompok

kemudian menghitung nilai rata-rata hasil LKS siswa untuk

dipersentasekan agar peningkatan yang terjadi pada setiap siklus

dapat dilihat melalui grafik.

d. Catatan Lapangan

Data yang diperoleh berdasarkan catatan lapangan diambil

berdasarkan temuan-temuan yang ada pada lembar observasi guru

dan siswa. Teknik pengumpulan data diperoleh dengan cara

menyusun temuan-temuan yang terjadi pada siklus I dan siklus II

selanjutnya peneliti bersama observer melakukan refleksi terhadap

temuan-temuan tersebut baik itu temuan positif maupun temuan

negatif. Selanjutnya catatan lapangan dideskripsikan untuk

melihat kekurangan sebagai bahan rekomendasi.

(29)

1. Teknik Pengolahan Data

Dalam Penelitian Tindakan Kelas ini, analisis data yang

digunakan yaitu analisis data kuantitatif dan analisis data kualitatif.

Data kuantitatif adalah data yang berhubungan dengan hasil belajar

siswa yang diukur melalui tes formatif. Sedangkan data kualitatif

adalah data yang berhubungan dengan aktivitas siswa yang meliputi

sikap, minat dan motivasi siswa ketika pembelajaran berlangsung.

Hal-hal yang dianalisis yaitu hasil observasi aktivitas guru dan siswa,

pemahaman siswa, hasil belajar siswa serta faktor-faktor yang

menyebabkan siswa kurang memahami konsep materi selama

pembelajaran berlangsung dengan menggunakan penerapan media

lingkungan.

a. Observasi

Lembar observasi merupakan alat bantu peneliti dalam

melakukan pengamatan terhadap kegiatan pembelajaran yang

dilakukan di dalam kelas, selain itu kegiatan observasi dilakukan

untuk mendapatkan informasi tentang proses pembelajaran yang

sedang berlangsung. Lembar observasi dalam penelitian ini

digunakan untuk mengumpulkan informasi tentang keaktifan guru

dan siswa, sikap kerjasama siswa dalam kelompok, dan sikap

keingintahuan siswa melalui kegiatan tanya jawab dalam kelompok.

Adapun langkah-langkah dalam pengolahan lembar obervasi

adalah sebagai berikut :

(30)

Data hasil observasi diolah dengan cara mengelompokkan data

yang dianggap perlu dan data yang termasuk temuan negatif.

Baik dari data aktivitas guru maupun siswa.

2. Display data

Data dari catatan observer data yang ditemukan kemudian

dideskripsikan dan dinarasikan. Data yang sudah

dikelompokkan ditampilkan dalam bentuk grafik untuk melihat

perbandingan dan peningkatan yang terjadi.

3. Interpretasi

Menafsirkan data hasil belajar dan mengaitkan dengan hasil

observasi. Kegiatan pembelajaran yang terjadi dicatat oleh

observer kemudian di padukan dengan data hasil belajar siswa

pada siklus I dan siklus II.

4. Refleksi

Berdasarkan hasil interpretasi data maka dilakukan peninjauan

kembali terhadap perencanaan dan pelaksanaan yang telah

dilakukan. Melihat kelemahan-kelemahan yang ditemukan

kemudian membuat perencanaan untuk mengatasi kelemahan

tersebut.

b. Tes

Untuk mengetahui kategori pemahaman siswa terhadap konsep

pembelajaran melalui penerapan media lingkungan, data tes yang

masuk dirata-ratakan, dikelompokkan, dan dihitung, selanjutnya

disajikan dan diperiksa keabsahannya. Data hasil belajar siswa

diambil melalui evaluasi awal dan evaluasi pembelajaran berupa

tes. Data hasil tes yang diperoleh pada setiap siklus melalui alat tes,

kemudian diberi skor untuk setiap item. Soal uraian yang benar

(31)

menilai setiap siswa kemudian menghitung nilai rata-rata

kemampuan siswa untuk melihat sejauh mana hasil belajar siswa

setelah mengikuti pembelajaran. Data hasil observasi yang

diperoleh kemudian dianalisis sebagai bahan untuk mengetahui

kekurangan dan kelebihan dari proses pembelajaran. Setelah data

terkumpul kemudian peneliti melakukan pengelohan data, adapun

teknik pengolahan data tersebut sebagai berikut :

Rumusan menghitung nilai siswa:

N = Skor perolehan siswa X 100

Skor maksimum

Rumusan menghitung nilai rata-rata siswa :

X =  x

N

Keterangan :

X = Rata-rata

 x = Jumlah keseluruhan nilai yang diperoleh

N = Banyak data (Siswa)

Rumus menghitung Persentase Ketuntasan Belajar siswa :

Persentase = siswa dengan nilai  68 X 100%

siswa

Menurut Suherman dan Sukjaya (Johan Srisidarso : 2008)

persentase nilai diklasifikasikan dengan menggunakan kategori

sebagai berikut :

(32)

Pedoman Kriteria Penguasaan

Persentase Nilai Ketegori

90% - 100% 90 – 100 A (Sangat Baik)

75% - 89% 75 – 89 B (Baik)

55% - 74% 55 – 74 C (Cukup)

40% - 54% 40 – 54 D (Kurang)

0% - 39% 0 – 39 E (Buruk)

c. Lembar Kerja Siswa

Untuk mengetahui pemahaman siswa setelah mengikuti kegiatan

pembelajaran secara berkelompok melalui penerapan media

lingkungan.

Rata-rata hasil lembar kerja siswa dapat dihitung dengan

menggunakan rumus sebagai berikut :

Keterangan :

X = Nilai rata-rata

∑N = Total nilai yang diperoleh

n = banyaknya item yang dinilai

2. Analisis Data

(33)

a. Pensekoran (scoring)

Kriteria penilaian pada postes siklus I dan siklus II adalah setiap

soal memiliki bobot skor sebesar 5 sehingga skor keseluruhan

sebesar 100.

b. Pengujian Keberhasilan

Kriteria yang menjadi panduan untuk menguji keberhasilan

menggunakan Pedoman kriteria Penguasaan dari Sabino (1987),

yaitu :

Tabel 3.2

Daftar Kategori Perolehan Prosentase KKM Siswa Prosentase KKM Kategori

0 – 67 Belum Berhasil

(34)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya

mengenai hasil pembelajaran IPA melalui penggunaan media lingkungan bagi

siswa SD kelas IV SDN Jatibaru, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Perencanaanpembelajaran melalui penggunaan media lingkungan pada

penelitian ini dimulai dengan menyusun Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) agar dapat memudahkan pelaksanaan kegiatan

pembelajaran,lalu menyusuninstrumen berupa soal evaluasi dan

menyiapkan lembar observasi untuk mengamati proses pembelajaran dan

yang terakhir mempersiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS) sebagai

pedoman kegiatan siswa. Perencanaan pada setiap siklus terlaksana

dengan baik sehingga tujuan pembelajaran melalui penggunaan media

lingkungan dapat tersampaikan dengan baik.

2. Pelaksanaan pembelajaran melalui penggunaan media lingkungan pada

mata pelajaran IPA menjadikan siswa terlibat aktif dalam proses

pembelajaran. Pada setiap tahap proses pembelajaran siswa dapat

menemukan konsep dan pengetahuan-pengetahuan baru dengan mencoba

(35)

3. Hasil belajar siswa yang diperoleh melalui penggunaan media lingkungan

menunjukkan peningkatan. Hal ini terlihat dari peningkatan hasil belajar

pada siklus I dari 65,6% dengan jumlah siswa yang mencapai KKM

sebanyak 21 meningkat menjadi 96,8% pada siklus II dengan jumlah

siswa yang mencapai KKM sebanyak 31 siswa dan rata-rata sebesar

80,00%. Dengan kata lain secara keseluruhan siswa sudah mampu

mencapai nilai KKM. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan media

lingkungan pada mata pelajaran IPA materi struktur tumbuhan dan

fungsinya dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

B. Saran

1. Pembelajaran menggunakan media lingkungan perlu diterapkan oleh guru

dalam menciptakan pembelajaran yang aktif dan kreatif.

2. Guru hendaknya mencoba mengkaji dan mengimplementasikan model

pembelajaran dengan menggunakan media lingkungan tentang pokok

bahasan lainnya dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran IPA.

3. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan rujukan baik bagi guru

maupun bagi kepala sekolah dalam mengimplementasikanmedia

pembelajaran guna memperlancar proses belajar mengajar. Kepala

sekolah juga harus dapat menyediakan buku-buku penunjang agar guru

(36)
(37)

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Ali. 1998. Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta : PT Bumi Aksara.

Afiyah, Nur. (2010). Penggunaan Media Lingkungan untuk Menumbuhkan Sikap Ilmiah pada Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. Skripsi Jurusan PGSD S1 FIF UPI BDG. Tidak diterbitkan.

Arief S. Sadiman, dkk. 1986. Media pendidikan, Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta : Pustekkom Dikbud dan CV. Rajawali.

Asy’ari, Muslichah. 2006. Penerapan Pendekatan STM. Jakarta : Depdiknas.

Beda Strategi, Model, Pendekatan, Metode, dan Teknik PembelajaranTersedia :(http://smacepiring.wordpress.com/).

BSNP. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta : Dirjen Pendidikan Tinggi.

Darmodjo dan Kaligis, 1994. Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Tidak diterbitkan.

Depdiknas (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Sains. Jakarta : Depdikbud.

Devi Poppy.K dan Anggraeni Sri (2008).Buku Sekolah ElektronikIlmu Pengetahuan Alam untuk SD dan MI Kelas IV. Jakarta : Pusat Perbukuan, DepartemenPendidikan Nasional.

Hamalik, Oemar. 1983. Teknik Pengukuran dan evaluasi Pendidikan.Bandung : Pustaka Martiana.

http://downloads.ziddu.com/downloadfile/15038924/PROPOSALPTKIPAH.Sulas. docx.html.

http://pastiadakomang.blogspot.com/2010/02/belajar-pembelajaran.html.

(38)

Joice dan well. 1987. Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Tidak diterbitkan.

Margertha, S, Y. 2000. Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Tidak diterbitkan.

Prayitno, 1992. Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Tidak diterbitkan.

Sugiarti. (2012). Pembelajaran Sains Berbasis Pendekatan Lingkungan untuk MeningkatkanPrestasi Belajar. Skripsi pada Jurusan PGSD S1 FIP UPI BDG. Tidak diterbitkan.

Sumantri Mulyani, Syaodih Nana. (2007). Perkembangan Peserta Didik.Jakarta : Universitas Terbuka.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2012). Pedoman Penilisan Karya Ilmiah.Bandung : UPI Press.

Wardhani, Igak, Dkk. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Universitas Terbuka.

(39)

Gambar

Tabel 3.1
Tabel 3.2 Daftar Kategori Perolehan Prosentase KKM Siswa

Referensi

Dokumen terkait

problema keselamatan kerja penting bagi kehidupan manusia tidak akan terhapus dan akan terus berkembang mengikuti jejak kemajuan teknik dan teknologi. Dari yang semula

Sungai ini melewati lebih dari 20 desa yang memiliki sub suku yang berbeda namun bahasanya sebagian besar sama.Aktivitas masyarakat di sepanjang sungai ini adalah berburu dan

Bagi setiap subjek, kami mendapatkan peta 2 t- statistik: yang pertama menggambarkan pola spasial dari perbedan regional respon BOLD terhadap rangsang seksual

Selain berfungsi untuk menggiling atau menghaluskan material bahan mentah semen, juga sekaligus sebagai pengering material dengan menggunakan gas panas yang diperoleh gas panas

Semua nilai dasar tersebut tersebut begitu dituangkan dalam norma, akhirnya pertanyaan “mengapa” semua itu baik dan buruk akan mendapatkan jawaban yang berbeda. Barangkali benar

Metode Penyusunan Proposal Penelitian Ilmu – Ilmu Sosial.. Jakarta: Prenada

Study Pelaksanaan Deskripsi Tugas Bimbingan Guru Pamong Terhadap Mahasiswa Praktikan Program Pengalaman Lapangan Dalam Mencapai Kompetensi Pedagogik.. Universitas Pendidikan Indonesia

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Metode Pembelajaran Edutainment (education and entertainment) terhadap Hasil Belajar Matematika materi