• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA TERHADAP MUTU LAYANAN SARANA DAN PRASARANA DIKLAT DI PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN (PUSDIKLAT) GEOLOGI BANDUNG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA TERHADAP MUTU LAYANAN SARANA DAN PRASARANA DIKLAT DI PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN (PUSDIKLAT) GEOLOGI BANDUNG."

Copied!
48
0
0

Teks penuh

(1)

No. Daftar: 266/AP/S/2013

PENGARUH MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA TERHADAP MUTU LAYANAN SARANA DAN PRASARANA DIKLAT DI PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN (PUSDIKLAT) GEOLOGI BANDUNG

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Administrasi Pendidikan

Oleh :

GILANG GUMILANG DAWOUS 0906427

JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

PENGARUH MANAJEMEN SARANA DAN

PRASARANA TERHADAP MUTU

LAYANAN SARANA DAN PRASARANA

DIKLAT DI PUSAT PENDIDIKAN DAN

PELATIHAN (PUSDIKLAT) GEOLOGI

BANDUNG

Oleh:

GILANG GUMILANG DAWOUS 0906427

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan Jurusan Administrasi Pendidikan

© Gilang Gumilang Dawous 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)
(4)

ABSTRAK

Pengaruh Manajemen Sarana dan Prasarana Terhadap Mutu Layanan Sarana dan Prasarana Diklat di Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat)

Geologi Bandung

Gilang Gumilang Dawous 0906427

Penelitian ini berjudul “Pengaruh Manajemen Sarana dan Prasarana Terhadap Mutu Layanan Sarana dan Prasarana Diklat di Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat) Geologi Bandung”. Penelitian ini didasarkan pada permasalahan tentang layanan sarana dan prasarana kepada peserta. Ada beberapa permasalahan yang membuat para peserta mengeluh tentang layanan sarana dan prasarana yang dilakukan oleh pihak manajemen. Misalnya beberapa alat PKL yang tidak bisa dipakai secara optimal, beberapa sarana dan prasarana yang tidak bisa dipakai dan beberapa alat perlengkapan yang tidak tepat waktu diberikan kepada peserta diklat.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh data secara jelas mengenai gambaran pengaruh manajemen sarana dan prasarana terhadap mutu layanan sarana dan prasarana diklat di Pusdiklat Geologi.

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Adapun yang menjadi sample dalam penelitian ini adalah para peserta diklat yang sedang mengikuti beberapa diklat pada bulan Oktober Tahun 203 yaitu Diklat Mengoperasikan GPS Geodetik Untuk Penentuan Batas Wilayah, Diklat Penyusunan Database Airtanah dan Diklat Teknik Penulisan Karya Tulis Ilmiah. Pengumpulan data yang dilakukan berupa angket berdasarkan jumlah sample yaitu sebanyak 41 orang dengan pengolahan data melalui: Weighted Means Score (WMS), uji normalitas, analisis korelasi, uji signifikansi, dan analisis regresi.

(5)

Abstract

The Effect of Infrastructure Management towards The Service Quality of Training and Education Infrastructure at Bandung Geology of Training and

Education Center

Gilang Gumilang Dawous 0906427

The study is titled " The Effect of Infrastructure Management towards The Service Quality of Training and Education Infrastructure at Bandung Geology of Training and Education Center". The study was based on the issue of infrastructure services to the participants. There are several issues that make the participants complained about the infrastructure service are carried out by the management. For instance, some equipment for training that can not be used optimally, some facilities that can not be used and some of the equipment that is not timely provided to the participants of the training . The purpose of this study is to obtain the data clearly and concerning the effect of the infrastructure management to services quality of training infrasructure in Bandung Geology of Training and Education Center .This research was conducted using descriptive methods with quantitative approach. As for the sample in this study is the participants of the training that were joining some training in October, which is the Training of Geodetic GPS Operation For Determining Boundaries, Groundwater Database Development Training and Technical Training Writing Scientific Writing . Data collection is conducted in the form of questionnaires based on the number of samples as many as 41 persons with the processing of data through: Weighted Means Score ( WMS ) , normality test , correlation analysis, significance testing, and regression analysis .The results obtained in this study is the infrastructure management has been well perceived by the participants of the training with the trend value of 3.8. While the quality of infrastructure services can be categorized as very good training to have a value of 4.22 . From the calculation of the correlation coefficient, indicates a value of 0.575, which means variable X to variable Y correlates quite strongly. The relationship between the level of infrastructure management to infrastructure

(6)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... Error! Bookmark not defined.

KATA PENGANTAR ... Error! Bookmark not defined.

UCAPAN TERIMA KASIH ... Error! Bookmark not defined.

ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR ISI ... 1

DAFTAR TABEL ... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR GAMBAR ... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR LAMPIRAN ... Error! Bookmark not defined.

BAB I PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined.

A. Latar Belakang ... Error! Bookmark not defined.

B. Identifikasi Dan Rumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined.

C. Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

D. Manfaat Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

E. Struktur Organisasi ... Error! Bookmark not defined.

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS ... Error! Bookmark not defined.

A. Konsep Manajemen Sarana Dan PrasaranaError! Bookmark not defined.

B. Konsep Mutu Layanan ... Error! Bookmark not defined.

C. Kerangka Berfikir ... Error! Bookmark not defined.

D. Hipotesis Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

BAB III METODE PENELITIAN... Error! Bookmark not defined.

A. Lokasi, Populasi dan Sample Penelitian .. Error! Bookmark not defined.

B. Desain Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

C. Metode Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

D. Definisi Operasional ... Error! Bookmark not defined.

E. Instrument Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

F. Proses Pengembangan Instrumen ... Error! Bookmark not defined. G. Teknik Pengumpulan Data ... Error! Bookmark not defined.

(7)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANError! Bookmark not defined.

A. Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI . Error! Bookmark not defined.

A. Kesimpulan ... Error! Bookmark not defined.

B. Rekomendasi ... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined.

(8)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan hak setiap warga negara indonesia yang berhak

memperoleh layanan pendidikan yang bermutu sesuai dengan kemampuan

dan minat tanpa memandang segala perbedaan yang dimiliki seseorang.

Menurut UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003, dijelaskan arti pendidikan

sebagai berikut :

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Pendidikan hakekatnya adalah seumur hidup, tidak dibatasi oleh

apapun baik itu usia, harta, derajat dan hal lainnya. Maka dari itu

pendidikan yang terencana dan dikelola dengan baik akan menciptakan

manusia yang seutuhnya dan memiliki kepribadian yang unggul guna

keberlangsungan hidupnya di masa yang akan datang .Pendidikan bukan

hanya sekedar sekolah bagi para anak-anak atau remaja. Pendidikan

berbeda dengan pelatihan. Pendidikan lebih bersifat teoritis dan Pelatihan

merupakan praktik yang segera dilakukan secara spesifik. Pendidikan dan

pelatihan (diklat) berperan sebagai penyelenggara pendidikan bagi para

peserta didik yang sudah ahli dan memiliki profesi yang tetap. Pusat

Pendidikan dan Pelatihan atau Badan Diklat berperan sebagai penyedia

layanan pembelajaran bagi para peserta didik yang akan meningkatkan

kemampuannya sesuai dengan keahlian, kemampuan, dan profesi yang

sedang dijalaninya. Diklat berupaya menyediakan layanan pendidikan

yang mewujudkan sumber daya manusia professional dan berdaya saing

(9)

Lembaga diklat sebagai penyedia layanan jasa pendidikan dan pelatihan

bagi para peserta diklat harus dapat memberikan mutu layanan yang

berkualitas. Seperti halnya, Pusdiklat Geologi Bandung yang sudah

menerapkan sistem manajemen mutu yang telah terakreditasi ISO

9000:2008. Pusdiklat Geologi Bandung berupaya untuk mampu

memberikan layanan yang berkualitas untuk para peserta yang sedang

mengikuti diklat. Layanan tersebut salah satu nya adalah sarana dan

prasarana nya.

Standar sarana dan prasarana yang diberikan kepada peserta diklat

tersedia dalam Buku Pedoman Penyelenggaraan Diklat Pusdiklat Geologi

Bandung menunjang proses pembelajaran dan pelayanan diklat, tetapi

dalam beberapa penyelenggaraan diklat masih adanya keluhan-keluhan

dari para peserta diklat tentang fasilitas sehingga mengganggu proses

pelayanan penyelenggaraan diklat tersebut. Seperti misalnya :

1. Pengadaan ATK yang tidak tepat waktu, misalnya pada diklat

Pengenalan Geologi Dan Sumber Daya Mineral dan diklat

Analisis Kestabilan Lereng Untuk Pencegahan Gerakan Tanah

Angkatan I tanggal 19 Maret 2013,

2. Tempat belajar yang tidak ada koneksi internet/koneksi yang

kurang cepat sehingga para peserta sulit untuk mengakses sumber

belajar,

3. Pada diklat Aplikasi Seismik Multi Channel Bulan Maret 2013,

peralatan praktikum PKL di luar ruangan tidak berjalan dengan

baik sehingga peserta tidak dapat memberikan hasil analisis nya

dengan baik,

4. Tanggung jawab tim pelaksana penyelenggaraan diklat terhadap

layanan fasilitas peserta diklat yang tidak terencana, sering

tergesa-gesa dan terkadang setelah penyelenggaraan diklat ada

beberapa barang yang hilang.

Masalah-masalah tersebut tidak sesuai dengan prinsip-prinsip kualitas

(10)

baik dan dikelola dengan baik juga. Untuk meningkatkan kualitas perlu

memperhatikan beberapa aspek penting dalam kualitas pelayanan itu

sendiri. Didalam Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara

(MENPAN) Nomor 63 Tahun 2003 mengemukakakan bahwa

prinsip-prinsip kualitas pelayanan meliputi “kesederhanaan, kejelasan, kepastian

waktu, akurasi, keamanan , tanggung jawab, kelengkapan sarana dan

prasarana, kemudahan akses, kedisiplinan, kesopanan dan keramahan serta

kenyamanan”. Proses pelayanan diklat bisa diterapkan sesuai dengan

prinsip-prinsip kualitas pelayanan yang telah disebutkan diatas.

Dalam penyelenggaraan diklat, proses pembelajaran membutuhkan

berbagai sumber daya. Misalnya, program pembelajaran, metode

pembelajaran, dana, sarana prasarana, pemasaran dan manusia itu sendiri.

Layanan proses belajar mengajar membutuhkan sumber daya lainnya agar

proses belajar mengajar lebih efektif. Salah satunya adalah layanan sarana

prasarana itu sendiri. Dalam prinsip-prinsip kualitas pelayanan yang ada

dalam keputusan MENPAN diatas, menyebutkan salah satunya adanya

kelengkapan sarana prasarana. Layanan sarana prasarana merupakan

sumber daya yang dibutuhkan dalam kegiatan proses belajar mengajar.

Dengan adanya sarana dan prasarana, maka akan meningkatkan efektifitas

mutu layanan diklat kepada peserta. Layanan sarana dan prasarana yang

ditujukan kepada para peserta bertujuan agar dapat membantu

mengefektifkan mutu layanan proses belajar mengajar sehingga mereka

merasa puas selama berada di tempat dan dapat mengambil pengalaman

yang berharga guna mengoptimalkan kemampuan mereka di tempat

mereka bekerja setelah mengikuti proses diklat.

Bila melihat sekolah efektif, menurut Komariah & Triatna (2006:28),

sekolah efektif sebagai sekolah yang menetapkan keberhasilan pada input,

proses, output dan outcome yang ditandai dengan berkualitasnya

komponen-komponen sistem tersebut. Selanjutnya, sekolah efektif

menurut definisi Taylor (Suparlan, 2008:14) yaitu sekolah yang

(11)

untuk menjamin semua siswa tanpa memandang ras, jenis kelamin

maupun status sosial ekonomi. Berdasarkan pengertian diatas, sebuah

sekolah yang efektif adalah sekolah yang mampu memanfaatkan sumber

daya yang tersedia, seperti, tenaga pendidik dan kependidikan, kurikulum,

dana, sarana dan prasarana, serta kurikulumnya. Komariah dan Triatna

(2006:28) bahwa sekolah efektif dalam proses pembelajarannya itu

menjamin lingkungan fisik yang mendukung dan nyaman serta iklim yang

nyaman dan tertib bagi berlangsungnya pengajaran dan pembelajaran.

Dalam proses penyelenggaraan pendidikan, manajemen mutu terpadu

sangat penting dalam meningkatkan layanan pendidikan. Manajemen mutu

terpadu dalam pendidikan adalah menyelenggarakan pendidikan dengan

mengadakan perbaikan berkelanjutan, baik produk lulusannya,

penyelenggaraan atau layanannya, sumber daya manusia (SDM) yang

memberikan layanan, proses layanan pembelajarannya dan lingkungannya

(Sobahi. Hanafiah, Suhana; 2010:153)

Kualitas pelayanan sarana dan prasarana diklat salah satunya didukung

dengan adanya manajemen sarana dan prasarana. Dengan adanya

manajemen sarana dan prasarana, maka kualitas layanan sarana dan

prasarana pun akan berjalan dengan efektif dan efisien. Dalam proses

pembelajaran pun akan berjalan dengan baik dengan didukung adanya

pengelolaan layanan sarana dan prasarana sehingga mutu layanan sarana

dan prasarana pun akan memuaskan dikarenakan adanya fasilitas yang

menunjang mutu layanan diklat. Layanan jasa yang kurang baik

disebabkan karena manajemen yang tidak dikelola dengan baik.

Ratminto & Winarsih (2010:4) memberikan pengertian manajemen

pelayanan dapat diartikan sebagai “suatu proses penerapan ilmu dan seni

untuk menyusun rencana, mengimplementasi-kan rencana,

menggoordinasikan dan menyelesaikan aktivitas-aktivitas pelayanan demi

tercapainya tujuan-tujuan pelayanan”. Fandy Tjiptono (2012:153)

mengemukakan bahwa “kualitas, apabila dikelola dengan tepat,

(12)

pengertian tersebut, bahwa kualitas harus dapat dikelola dengan baik yang

akan berdampak pada hasil output terwujudnya kepuasan pelanggan.

Layanan akan berdampak langsung kepada pelanggan, maka dari itu

layanan terseut harus dikelola agar dapat bermutu dan menciptakan

loyalitas pelanggan terhadap produk yang dibuat. Dengan didukung

dengan adanya sumber daya manusia yang berkualitas maka kualitas pun

akan dapat disempurnakan secara terus-menerus serta dengan

menyediakan alat-alat yang mendukung manajemen tersebut. Maka dari

itu perlunya manajemen sangat penting bagi kesempurnaan kualitas itu

sendiri termasuk kualitas pelayanan.

Mengutip pendapat Zeithaml, Parasuraman dan Berry dari buku yang

ditulis Fandy Tjiptono: Zeithaml, Parasuraman dan Berry (Fandy Tjiptono,

2012:201-205) menjelaskan adanya lima kensenjangan yang dapat

menimbulkan kegagalan penyampaian jasa dalam konteks manajemen,

yaitu:

(1) Kesenjangan antara harapan konsumen dan persepsi manajemen. Manajemen tidak selalu memahami benar apa yang menjadi keinginan pelanggan. (2) Kesenjangan antara persepsi manajemen dan spesifikasi kualitas jasa. Manajemen mungkin memahami secara tepat keinginan pelanggan tetapi tidak menetapkan suatu kumpulan standar kinerja tertentu. (3) Kesenjangan antara spesifikasi mutu jasa dan penjampaian jasa. Para petugas mungkin kurang terlatih, tidak mampu atau tidak mau memenuhi standar. (4) Kesenjangan antara penyampaian jasa dan komunikasi eksternal. Harapan konsumen di pengaruhi oleh pernyataan yang dibuat para petugas perusahaan dan Manajemen perusahaan. (5) Kesenjangan antara jasa yang dialami dan jasa yang diharapkan.kesenjangan itu terjadi bila pelanggan memiliki persepsi yang keliru tentang mutu jasa tersebut.

Hal diatas berkaitan dengan kesinambungan antara tim manajemen

lembaga diklat dengan peserta diklat dalam spesifikasi kualitas layanan

yang akan menciptakan kepuasan terhadap layanan, khususnya dalam

konteks manajemen sarana dan prasarana diklat. Apabila upaya

manajemen sarana dan prasarana dikelola dengan baik dan berdasarkan

(13)

prasarana pun akan berdampak signifikan dan berkualitas baik. Pelayanan

sarana dan prasarana diklat yang berkualitas akan menciptakan kepuasan

pelanggan terhadap produk layanan yang lembaga diklat berikan.

Pusdiklat geologi sebagai lembaga yang memberikan layanan

pendidikan dan pelatihan bagi para peserta diklat harus mampu mengelola

sarana prasarana lebih baik lagi. Penerapan sistem manajemen mutu ISO

9000:2008 pun harus mampu diaplikasikan dengan baik dalam segi

pelayanan fasilitas sarana dan prasarana yang sesuai dengan standar.

Sarana dan prasarana yang memadai dan berkualitas akan berpengaruh

terhadap mutu yang dihasilkan dari pelayanan dari panitia

penyelenggaraan diklat itu sendiri. Sarana dan prasarana yang tersedia

tidak hanya lengkap, tetapi bisa dikelola dari segi perencanaan, pengadaan,

pendistribusian, penggunaan, pemeliharaan, inventaris hingga

penghapusan.

Dengan demikian, pengelolaan sarana dan prasarana sangat dibutuhkan

dalam penyelenggaraan diklat. Mengingat kebutuhan peserta terhadap

diklat sangat ditunjang oleh sarana dan prasarana itu sendiri, maka mutu

pelayanan diklat pun harus ditunjang oleh mutu pengelolaan sarana

prasarana yang baik. Karena hasil manajemen sarana prasarana akan

dirasakan oleh para peserta diklat dan akan meningkatkan kualitas

pelayanan sarana dan prasarana itu sendiri. Melihat keadaan dilapangan,

maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian yang berjudul “Pengaruh Manajemen Sarana dan Prasarana Terhadap Mutu Layanan Sarana dan Prasarana Diklat di Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat) Geologi Bandung”.

B. Identifikasi Dan Rumusan Masalah

Identifikasi dan perumusan masalah merupakan gambaran secara

umum mengenai ruang lingkup penelitian, pembatasan bidang penelitian

(14)

1. Identifikasi Masalah

Didalam Keputusan MENPAN Nomor 63 Tahun 2003

mengemukakakan bahwa prinsip-prinsip kualitas pelayanan meliputi

kesederhanaan, kejelasan, kepastian waktu, akurasi, keamanan ,

tanggung jawab, kelengkapan sarana dan prasarana, kemudahan akses,

kedisiplinan, kesopanan dan keramahan serta kenyamanan. Mengutip

Pendapat Zeithhalm, Berry, dan Parasuraman dari buku yang ditulis

Ratminto & Winarsih: Zeithhalm, Berry, dan Parasuraman (Ratminto

& Winarsih, 2006:175) mengidentifikasikan lima dimensi pokok yang

berkaitan dengan kualitas pelayanan:

a. Bukti langsung (tangibles) yaitu meliputi fasilitas fisik,

perlengkapan, pegawai, dan sarana komunikasi.

b. Kehandalan (reliability), yaitu kemampuan dalam memberikan

pelayanan dengan segera, akurat dan memuaskan serta sesuai

dengan telah yang dijanjikan.

c. Daya tanggap (responsiveness), yaitu keinginan para staf untuk

membantu para pelanggan dan memberikan pelayanan dengan

tanggap.

d. Jaminan (assurance), yaitu mencakup kemampuan, kesopanan

dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki para staf, bebas dari

bahaya, resiko ataupun keragu-raguan.

e. Empati (empathy), yaitu meliputi kemudahan dalam melakukan

hubungan, komunikasi yang baik, dan perhatian dengan tulus

terhadap kebutuhan pelanggan.

Dengan kata lain, jika lembaga diklat memberikan pelayanan dan

pelayanan tersebut harus berkualitas maka kualitas pelayanan

dipengaruhi adanya sarana prasarana. Maka dari itu, perlunya proses

manajemen sarana prasarana dalam meningkatkan kualitas sarana dan

prasarana sangatlah penting bagi kualitas pelayanan lembaga diklat.

Ibrahim Bafadal (2008:7) menyebutkan proses manajemen sarana

(15)

1. Perencanaan

Perencanaan sarana prasarana merupakan suatu proses

memikirkan dan menetapkan pengadaan fasilitas lembaga

diklat, yang digunakan di masa yang akan datang untuk tujuan

tertentu.

2. Pengadaan

Pengadaan sarana prasarana pendidikan merupakan suatu

kegiatan untuk menyediakan keperluan barang ataupun benda

dalam pemenuhan tugas berdasarkan kebutuhan yang telah

direncanakan.

3. Pendistribusian

Pendistribusian sarana prasarana pendidikan merupakan

kegiatan pemindahan barang dan tanggung jawab dari

seseorang kepada orang lain yang membutuhkan barang

tersebut.

4. Penggunaan

Penggunaan sarana prasarana pendidikan merupakan suatu

kegiatan pemakaian dan pemanfaatan barang yang tersedia

dalam rangka pemenuhan kebutuhan untuk kepentingan tujuan

tertentu.

5. Pemeliharaan

Pemeliharaan sarana prasarana pendidikan merupakan suatu

bentuk kegiatan dalam rangka mengusahakan agar barang yang

tersedia tetap dalam keadaan baik dan berfungsi sebagai

mestinya.

6. Inventaris

Inventaris sarana prasarana pendidikan merupakan kegiatan

(16)

tertib dan teratur sesuai dengan keperluan dan kebutuhan

berdasarkan ketentuan–ketentuan yang berlaku di lembaga

diklat.

7. Penghapusan

Penghapusan sarana prasarana merupakan suatu kegiatan

meniadakan barang – barang yang sudah tidak layak pakai,

tidak berfungsi dengan baik serta tidak bisa dimanfaatkan

kembali dalam menunjang kebutuhan proses pembelajaran.

Penilaian mutu layanan dapat diukur sejauh mana lembaga

memberikan pelayanan dan sejauh mana hasil proses manajemen

sarana dan prasarana yang dilaksanakan. Dapat ditemukan bahwa yang

menjadi penyebab dari mutu layanan sarana dan prasarana diklat yaitu

hasil dari proses manajemen sarana dan prasarananya.

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka dapat disusun

rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana hasil manajemen sarana dan prasarana yang dirasakan

di Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat) Geologi?

2. Bagaimana mutu layanan sarana dan prasarana diklat yang

dirasakan di Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat) Geologi?

3. Seberapa besar pengaruh manajemen sarana dan prasarana

terhadap mutu layanan sarana dan prasarana diklat di Pusat

Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat) Geologi Bandung?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini yaitu untuk memperjelas arah dan tujuan

penelitian yang dilakukan oleh peneliti, tujuan penelitian dirumuskan ke

dalam dua bagian yaitu tujuan umum dan tujuan khusus.

1. Tujuan Umum

Secara Umum tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh

(17)

terhadap mutu layanan sarana dan prasarana diklat di Pusat Pendidikan

dan Pelatihan (Pusdiklat) Geologi Bandung.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk memperoleh informasi mengenai hasil manajemen sarana

dan prasarana yang dirasakan di Pusat Pendidikan dan Pelatihan

(Pusdiklat) Geologi Bandung.

b. Untuk memperoleh informasi mengenai gambaran mutu layanan

sarana dan prasarana diklat yang dirasakan di Pusat Pendidikan dan

Pelatihan (Pusdiklat) Geologi Bandung.

c. Untuk memperoleh informasi mengenai pengaruh manajemen

sarana dan prasarana terhadap mutu layanan sarana dan prasarana

diklat yang dilakukan di Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat)

Geologi Bandung.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini dirumuskan ke dalam dua bagian, yaitu

manfaat secara teoritis dan manfaat secara praktis.

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis penelitian ini akan menggambarkan mengenai

bagaimana pengaruh manajemen sarana dan prasarana terhadap mutu

layanan sarana dan prasarana diklat di Pusat Pendidikan dan Pelatihan

Geologi Bandung.

2. Manfaat Operasional a. Bagi Peneliti

Diharapkan dengan melakukan penelitian ini akan menambah

wawasan dan pengetahuan dalam pengembangan ilmu

Administrasi Pendidikan khususnya dalam pengaruh manajemen

sarana dan prasarana terhadap mutu layanan sarana dan prasarana

diklat.

(18)

Diharapkan dengan adanya penelitian ini, bisa menjadi masukan

bagi pihak lembaga dalam bidang manajemen sarana prasarana

untuk meningkatkan mutu layanan sarana dan prasarana diklat.

c. Bagi Pendidikan

Diharapkan dengan dilakukannya penelitian ini, bisa menjadi

sumber rujukan tambahan dalam bidang manajemen sarana

prasarana diklat untuk meningkatkan mutu layanan sarana dan

prasarana diklat.

E. Struktur Organisasi

1. Bab I, menjelaskan tentang pendahuluan yang mencakup latar belakang

masalah, identifikasi masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan

struktur organisasi.

2. Bab II, menjelaskan kajian pustaka yang mencakup konsep manajemen

sarana dan prasarana, konsep mutu layanan, kemudian menjelaskan

tentang kerangka berpikir dan hipotesis penelitian.

3. Bab III, menjelaskan tentang metode penelitian yang digunakan untuk

memecahkan permasalahan penelitian, yang didalamnya teridiri dari:

Pertama, lokasi dan subjek populasi/sampel penelitian. Kedua, desain

penelitian dan justifikasi dari pemilihan desain itu. Ketiga, metode

penilitian dan justifikasi penggunaan metode penelitian tersebut.

Keempat, definisi operasional dirumuskan untuk setiap variable yang

harus melahirkan indikatornya yang kemudian dijabarkan dalam

instrumen penelitian. Kelima, instrumen penelitian misalnya tes, lembar

observasi dan angket. Keenam, proses pengembangan instrumen

melalui pengujian validitas, reabilitas, dan karakteristik lainnya teknik

pengumpulan data melalui tes tulis/lisan, angket, wawancara dan

observasi, dan analisis data dengan menggunakan statistik dan prosedur

statistik.

4. Bab IV, menjelaskan hasil penelitian dan pembahasan yang terdiri dari

(19)

temuan berkaitan dengan masalah penelitian, pertanyaan penilitian,

hipotesis, tujuan penelitian dan pembahasan atau analisis temuan dari

lapangan.

5. Bab V, menjelaskan tentang kesimpulan dan saran menyajikan

penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan

(20)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi, Populasi dan Sample Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Pusat Pendidikan dan Pelatihan

(Pusdiklat) Geologi yang merupakan bagian dari Badan Geologi

Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral. Adapun Pusdiklat

Geologi beralamatkan di Jalan Cisitu Lama No. 37 Bandung.

Pemilihan lokasi dilatarbelakangi oleh konten penelitian yang

memanfaatkan penelitian dari kajian ilmu administrasi pendidikan dan

manfaat bagi jurusan administrasi pendidikan UPI serta jarak dan

biaya dengan maksud agar lebih efektif dan efisien.

2. Populasi Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas:

obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya (Sugiyono, 2011:117). Populasi dalam penelitian ini

adalah para peserta yang mengikuti penyelenggaraan diklat di

Bandung (Kampus Pusdiklat Geologi) dalam 1 periode/ Tahun 2013,

yaitu sebanyak 600 orang. Jadwal diklat Pusdiklat Geologi Tahun 2013

(terlampir).

3. Sample

Sugiyono (2011:118) berpendapat bahwa “sample adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki populasi tersebut”. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang

ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga, dan

waktu, maka penelitian dapat menggunakan sample yang di ambil dari

populasi itu. Karena populasi dalam penelitian ini bersifat homogen

(21)

Sampling melalui Simple Random Sampling. Teknik ini memberikan

peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih

menjadi anggota sample dan dilakukan secara acak tanpa

memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Roscoe dalam

Buku “Research Methods For Business” (Sugiyono, 2011:131)

memberikan saran-saran tentang ukuran sample untuk penelitian

sebagai berikut ini:

1. Ukuran sample yang layak dalam penelitian adalah antara 30

sampai dengan 500.

2. Bila sample dibagi dalam kategori (misalnya: pria-wanita,

pegawai negeri-swasta dan lain-lain) maka jumlah anggota

sample setiap kategori minimal 30.

3. Bila dalam penelitian akan melakukan analisis dengan

multivariate (korelasi atau regresi ganda misalnya), maka

jumlah anggota sample minimal 10 kali dari jumlah variable

yang diteliti. Misalnya variable penelitiannya ada 5

(independen+dependen), maka jumlah anggota sample = 10 x 5

= 50.

4. Untuk penelitian eksperimen yang sederhana, yang

menggunakan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol,

maka jumlah anggota sample masing-masing antara 10 s/d 20.

Adapun penentuan jumlah sample dalam penelitian ini adalah 3

penyelenggaraan diklat pada bulan oktober 2013 yaitu Diklat

Mengoperasikan GPS Geodetik Untuk Penentuan Batas Wilayah,

Diklat Penyusunan Database Airtanah dan Diklat Teknik Penulisan

Karya Tulis Ilmiah.

B. Desain Penelitian

Menurut Nasution (2009:23) menyatakan bahwa “desain penelitian

(22)

agar dapat dilaksanakan secara ekonomis serta serasi dengan tujuan

penelitian itu. Selanjutnya ia mengemukakan kegunaan dari desain

penelitian yaitu:

(1) Desain memberi pegangan yang lebih jelas kepada peneliti dalam melakukan penelitiannya; (2) Desain itu juga menentukan batas-atas penelitian yag bertalian dengan tujuan penelitian; (3) Desain penelitian selain memberi gambaran yang jelas tentang apa yang harus dilakukan juga memberi gambaran tentang macam-macam kesulitan yang akan dihadapi yang mungkin juga telah dihadapi oleh peneliti lain.

Desain penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah

bentuk desain survey. “Desain ini bertujuan untuk mengumpulkan

informasi tentang orang yang jumlahnya besar, dengan cara mewawancarai sejumlah kecil dari populasi itu” (Nasution, 2009:25). Desain survey ini dapat digunakan berbagai teknik pengumpulan data

seperti angket, wawancara, dan observasi.

Penelitian ini memandang realitas/gejala/fenomena yang dapat

diklasifikasikan, diamati, diukur dan hubungan gejala bersifat sebab

akibat. Proses penelitian ini bersifat deduktif, dimana untuk menjawab

rumusan masalah digunakan konsep atau teori sehingga dapat dirumuskan

hipotesis. Hipotesis tersebut selanjutnya diuji melalui pengumpulan data

lapangan. Untuk mengumpulkan data digunakan instrument penelitian.

Data yang telah terkumpul selanjutnya dianalisis dengan menggunakan

statistik deskriptif sehingga dapat disi yang diambil secarampulkan

hipotesis yang dirumuskan terbukti atau tidak. Penelitian kuantitatif pada

umumnya dilakukan pada sample yang diambil secara random, sehingga

kesimpulan hasil penelitian dapat digeneralisasikan pada populasi dimana

sample tersebut diambil.

C. Metode Penelitian

Sugiyono (2011:3) mengemukakan secara umum bahwa “metode

(23)

dan kegunaan. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini

adalah metode deskriptif. Penelitian deskriptif, mengadakan deskripsi

untuk memberi gambaran yang jelas tentang situasi-situasi sosial. “Penelitian deskriptif lebih spesifik dengan memusatkan perhatian kepada aspek-aspek tertentu dan sering menunjukan hubungan antara berbagai

variable” (Nasution, 2003:24). “Tujuan penelitian deskriptif adalah untuk

membuat pencandraan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai

fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu” (Sumadi,

2010:75).

Selanjutnya, pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini

menggunakan pendekatan kuantitatif, memungkinkan dilakukannya

pencatatan angka-angka dan penganalisisan perhitungan menggunakan

statistik. Sugiyono (2011:14) menjelaskan mengenai metode penelitian

dengan menggunakan pendekatan kuantitatif adalah,

Metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi dan sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

Studi kepustakaan merupakan salah satu cara untuk memperoleh

informasi atau keterangan mengenai segala sesuatu yang sesuai dengan

masalah yang diteliti yang bersumber dari buku, artikel, jurnal maupun

internet. Metode ini dimaksudkan agar peneliti dapat menambah

keterangan dengan berbagai sumber, baik media cetak maupun elektronik.

D. Definisi Operasional

Dengan merujuk pada teori yang ada, peneliti merumuskan definisi

operasional untuk menghindari timbulnya salah pengertian, penafsiran

maupun persepsi dari pembaca, dan agar maksud penelitian ini lebih

dipahami maka perlu dijelaskan definisi operasonal dalam penelitian ini,

(24)

1. Pengaruh

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1994:747) dikemukakan bahwa: “Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang atau benda) yang membentuk watak

kepercayaan atau perbuatab-perbuatan”.

2. Manajemen Sarana dan Prasarana

Menurut Ibrahim Bafadal (2008:2) dikemukan bahwa: “Manajemen sarana dan prasarana sebagai suatu proses kerjasama pendayagunaan semua perlengkapan pendidikan secara efektif dan

efisien meliputi perencanaan, pengadaan, pendistribusian,

penggunaan, pemeliharaan, inventarisasi, penghapusan”.

Dari pengertian diatas, maksud manajemen sarana dan

prasarana dalam penelitian ini adalah hasil dari proses

manajemen, yang berarti disini adalah bagaimana manajemen

sarana dan prasarana tersebut berdampak kepada para peserta

diklat dan bagaimana hasil usaha maupun cara yang dilakukan

oleh Pusdiklat Geologi dalam mengelola sumber daya sarana dan

prasarana dalam upaya memberikan mutu layanan dan efektifitas

pembelajaran yang baik, melalui proses perencanaan pengadaan,

pendistribusian, penggunaan, pemeliharaan, inventarisasi,

penghapusan sarana dan prasarana diklat.

3. Mutu Layanan Sarana dan Prasarana Diklat

(Fandy Tjiptono, 1996:59) mengartikan kualitas jasa atau

layanan sebagai tingkat keunggulan yang diharapkan dan

pengendalian atas tingkat keunggulan tersebut untuk memenuhi

keinginan pelanggan. Ini berarti jika harapan dan kenyataan itu

sesuai, maka mutu pelayanan yang dirasakan pelanggan dapat

dikatakan baik atau positif, jika harapan dan kenyataan tidak

sesuai maka mutu pelayanan yang dirasakan oleh pelanggan dapat

(25)

Jika dikaitkan dengan sarana dan prasarana diklat, maka mutu layanan sarana dan prasarana diklat yang dimaksudkan dalam

penelitian ini adalah usaha atau proses yang dilakukan oleh

Pusdiklat Geologi dalam rangka memberikan layanan diklat

sehingga mendapatkan kepuasaan. Mengutip Pendapat Zeithhalm,

Berry, dan Parasuraman dari buku yang ditulis Ratminto &

Winarsih: Zeithhalm, Berry, dan Parasuraman (Ratminto &

Winarsih, 2006:175) mengemukakan kualitas pelayanan dalam hal

bukti langsung atau fisik sarana prasarana diklat, kehandalan

(kemampuan dalam memberikan layanan sarana dan prasarana

diklat dengan segera dan memuaskan sesuai kebutuhan), daya

tanggap (para karyawan dapat membantu para peserta diklat dan

memberikan pelayanan sarana dan prasarana dengan tanggap),

jaminan (kemampuan, kesopanan dan dapat dipercya yang dimiliki

staf dalam memberikan layanan sarana dan prasarana diklat tanpa

resiko dan keragu-raguan), dan empati (kemudahan dalam

melakukan komnikasi kepada peserta diklat dalam memberikan

layanan sarana dan prasarana dengan perhatian yang tulus

terhadap kebutuhan pelanggan).

E. Instrument Penelitian

Sugiyono (2011:148) mengemukakan bahwa “alat ukur dalam

penelitian biasanya dinamakan instrument penelitian”. Jadi instrumen

penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam

maupun sosial yang diamati. Secara spesifik semua fenomena ini disebut

variable penelitian. Dalam penelitian ini ada dua instrumen yang akan

dibuat, yaitu instrumen untuk mengukur manajemen sarana prasarana dan

instrumen untuk mengukur mutu layanan sarana dan prasarana diklat. “Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada

(26)

digunakan adalah angket bersruktur atau tertutup. Akdon (2008: 132), mendefinisikan “Angket berstruktur (angket tertutup) adalah angket yang disajikan sedemikian rupa sehingga responden diminta untuk memilih satu

jawaban yang sesuai dengan karakter dirinya dengan cara memberikan

tanda silang (x) atau tanda checklist (√)”. Secara sederhana angket

digunakan untuk mendapatkan informasi dari responden berkaitan dengan

variable yang diteliti, maka dari itu variable dan sumber datanya harus

jelas.

1. Variable dan sumber data penelitian

Terdapat dua variable dalam penelitian ini yaitu variable X

(manajemen sarana dan prasarana) dan variable Y (mutu layanan

sarana dan prasarana diklat). Sumber penelitian ini dan para peserta

diklat yang sedang mengikuti diklat pada periode waktu 2013.

2. Teknik Pengukuran Variable

Dalam penelitian ini teknik pengukuran kedua variable diukur

dengan menggunakan Skala Likert. Menurut Sugiyono (2011:134), “Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial”. Dengan

skala likert, maka variable yang akan diukur menjadi indikator

variable, kemudian dijadikan titik tolak untuk menyusun item-item

instrumen yang berupa penyataan atau pertanyaan. Skala Likert yang

digunakan dalam penelitian ini berjumlah lima gradasi atau skala yang

masing-masing memiliki skor untuk kepentingan analisis kuantitatif.

Analisis jawaban yang digunakan dalam Skala Likert, tertera dalam

tabel sebagai berikut :

Tabel 3.1.

Tabel Skala Likert

Analisis Jawaban Skor Analisis Jawaban

(27)

Memadai (M) 4 Sering (SR)

Cukup Memadai (CM) 3 Kadang-kadang (KD)

Kurang Memadai (KM) 2 Hampir Tidak Pernah (HTP)

Tidak Memadai (TM) 1 Tidak pernah (TP)

3. Kisi-Kisi Penelitian

Kisi-kisi sangat diperlukan untuk mempermudah penyusunan

(28)

Gilang Gumilang Dawaous, 2013

Pengaruh Manajemen Sarana Dan Prasarana Terhadap Mutu Layanan Sarana Dan Prasarana Diklat instrument, yaitu kisi-kisi instrumen variable X dan kisi-kisi instrumen

variable Y, yang terdapat dalam tabel di bawah ini:

Tabel 3.2.

Kisi-Kisi Instrumen Variable X

(Manajemen Sarana dan Prasarana)

Variable Sub Variable Indikator Item

Variable X

pengadaan yang dilakukan 8-10

Hasil dari pegadaan sarana

dan prasarana 11-17

Pendistribusian Ketetapan & ketepatan

pendistribusian 18-20

Proses penyimpanan arsip 42-43

Pengelompokan sarana dan

(29)

Tabel 3.3.

Kisi-Kisi Instrumen Variable Y

Mutu Layanan Sarana dan Prasarana Diklat

Variable Sub Variable Indikator Item

Variable Y (Mutu

Kondisi fisik bangunan 3-7

Kelengkapan sarana dan prasarana 8-19

Kehandalan (Reliability)

Konsistensi kerja pegawai sapras dalam

memberikan pelayanan sapras 20-23

Memiliki sifat dapat dipercaya dalam

memberikan pelayanan sapras 24-25

Daya Tanggap (Responsiveness)

Metode pegawai dalam memberikan

pelayanan sapras 26-29

Pegawai sapras peka terhadap peserta

dalam memberikan layanannya 30-31

Jaminan (Assurance)

Pegawai memiliki kompetensi dalam

memberikan pelayanan sapras 32-34

Pegawai bersikap sopan dalam

memberikan pelayanan sapras 35-37

Pegawai adil dalam pelayanan sapras

kepada seluruh peserta 38

Empati (Emphaty)

Pegawai memberikan pelayanan khusus

(30)

Pegawai sapras menjalin hubungan baik

dengan peserta 40-41

F. Proses Pengembangan Instrumen

Angket sebagai alat ukur dalam penelitian harus dilakukan tahap uji

coba. Sering terjadi beberapa kesalahan dalam indikator ataupun tata

bahasa yang terkandung dalam setiap variable. Maka dari itu instrumen

harus melewati uji validitas dan uji realibitas agar data yang diperoleh

dapat dipercaya.

1. Uji Validitas

Validitas adalah suatu pengukuran untuk mengetahui apakah

instrumen benar-benar dapat mengukur suatu atribut yang dikehendaki.

Dengan demikian validitas instrumen akan menunjukan apakah

instrumen yang dimaksdu dapat digunakan sebagai alat pengumpulan

data penelitian atau tidak. Suharsimi Arikunto (2006: 168),

mengemukakan bahwa :

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen. Sebuah instrumen dapat dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauhmana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang variabel yang dimaksud.

Kisi-kisi instrumen yang dibuat harus disusun berdasarkan teori

yang relevan dengan desain penelitian yang telah ditetapkan. Uji

validitas dilakukan dengan analisis item yaitu dengan mengkorelasikan

antara skor item instrumen dengan skor total. Sedangkan interpretasi

terhadap korelasi penelitian menurut Sugiyono (2011:178) adalah,

(31)

Selain itu, Sugiyono menambahkan, bahwa : “Bila harga korelasi di

bawah 0,30 maka dapat disimpulkan bahwa butir instrumen tersebut

tidak valid, sehingga harus diperbaiki atau dibuang”.

Adapun rumus yang digunakan dalam uji validitas instrumen ini

adalah Pearson Product Moment (Akdon, 2008: 144) sebagai berikut:

Keterangan:

= koefisien korelasi

= jumlah responden

= jumlah perkalian X dan Y

= jumlah skor item

= jumlah skor total (seluruh item)

= jumlah skor-skor X yang dikuadratkan

= jumlah skor-skor Y yang dikuadratkan

Uji validitas ini dilakukan pada setiap item pernyataan dalam

angket. Hasil koofisien korelasi tersebut selanjutnya diuji signifikasi

koefisien korelasinya dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

t = Nilai

r = Koefisien korelasi hasil

n = Jumlah responden

�ℎ� �� = −

− ²} − ²}

(32)

Hasil dari nilai dikonsultasikan dengan distribusi (tabel t)

dibawah ini yaitu untuk variabel X terdapat 46 item pertanyaan, tabel

3.5 untuk variabel Y terdapat 41 item pertanyaan.

Tabel 3.4.

Hasil Uji Validitas

Variabel X (Manajemen Sarana dan Prasarana)

(33)

Setelah dilakukan uji validitas terhadap angket variabel X, dapat

ditarik kesimpulan bahwa dari 46 item yang diujikan, 43 memiliki

validitas kontruksi yang baik dan 3 item yang tidak valid.

Tabel 3.5.

Hasil Uji Validitas Variabel Y

(Mutu Layanan Sarana dan Prasarana Diklat )

24 0,69 2,672 1,860 Valid

25 0,68 2,610 1,860 Valid

26 0,68 2,610 1,860 Valid

27 0,59 2,061 1,860 Valid

28 0,70 2,790 1,860 Valid

29 0,64 2,341 1,860 Valid

30 0,72 2,943 1,860 Valid

31 0,61 2,202 1,860 Valid

32 0,66 2,507 1,860 Valid

33 0,60 2,140 1,860 Valid

34 0,77 3,411 1,860 Valid

35 0,72 2,966 1,860 Valid

36 0,68 2,656 1,860 Valid

37 0,66 2,484 1,860 Valid

38 0,60 2,102 1,860 Valid

39 0,77 3,431 1,860 Valid

40 0,40 1,252 1,860 Tidak Valid

41 0,64 2,341 1,860 Valid

42 0,60 2,098 1,860 Valid

43 0,53 1,786 1,860 Tidak Valid

44 0,59 2,072 1,860 Valid

45 0,60 2,145 1,860 Valid

(34)

No item

Koefisien

Korelasi rhitung Harga thitung

(35)

39 0,63 2,315 1,860 Valid

40 0,64 2,335 1,860 Valid

41 0,61 2,160 1,860 Valid

Dari tabel diatas dapat ditarik kesimpulan untuk hasil uji validitas

variabel Y menyatakan bahwa dari 41 item yang diujikan, semuanya

memiliki validitas kontruksi yang baik.

2. Uji Reabilitas

Suatu alat pengukur dikatakan reliable bila alat tersebut

menunjukkan hasil penelitian yang sama walaupun dalam

pengukurannya dilakukan dalam waktu yang berlainan. Nasution

(2009:77) menyatakan bahwa, alat yang reliabel secara konsisten

memberi hasil ukuran yang sama. Uji reliabilitas diperlukan untuk

mengetahui perubahan yang terjadi dalam pengukuran variabel ketika

sebelum dan sesudah penelitian. Uji realibilitas juga dilakukan sebagai

syarat bagi validitas test. Dengan kata lain tingkat kepercayaan suatu

alat ukur akan berkaitan dengan keshahihan suatu data.Test yang tidak

reliabel dengan sendirinya tidak valid. Ketika suatu test tidak reliabel

hasil yang ditunjukkan akan berbeda-beda sehingga akan disangsikan

pua validitasnya.

Metode yang digunakan dalam pengujian realibilitas instrument

dapat dilakukan dengan berbagai cara, khusus dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode Alpha, yaitu “... dengan menganalisis realibilitas alat ukur dari satu kali pengukuran” (Akdon, 2008:161).

Rumus yang digunakannya adalah sebagai berikut:

r11=

Keterangan :

(36)

St : Varian total

k : Jumlah item

Langkah-langkah mencari nilai realibilitas dengan menggunakan

rumus Alpha sebagai berikut :

a. Menghitung Varian Skor tiap-tiap dengan rumus :

Si =

Keterangan :

Si : Varians skor tiap-tiap item ΣXi2

: Jumlah kuadrat item (ΣXi)2

: Jumlah item Xi dikuadratkan

N : Jumlah responden

b. Menjumlahkan Varians semua item dengan rumus :

∑ =

c. Menghitung varians total dengan rumus :

= −

d. Masukan nilai Alpha dengan rumus :

( )

Langkah selanjutnya adalah mencar i rtabel. Jika diketahui signifikasi untuk α= 0,05 dan dk= 10-1 =9, dengan uji satu pihak maka diperoleh rtabel = 0,666 kemudian memutuskan keputusan dengan

membandingkan r11 dengan rtabel, dimana kaidahnya keputusannya

adalah sebagai berikut

Jika r11 > r tabel berarti reliabel, sedangkan

Jika r11< r tabel Berarti Tidak reliabel

Hasil Perhitungan uji realibilitas kedua variable adalah sebagai

berikut:

(37)

Hasil Uji Realibilitas

Variabel r11 rtabel Kesimpulan

Variabel X

(Manajemen Sarana dan Prasarana)

0,970 0,666 Reliabel

r11 > rtabel

Variabel Y

(Mutu Layanan Sarana dan Prasarana

Diklat)

0,961 0,666 Reliabel

r11 > rtabel

G. Teknik Pengumpulan Data

Sugiyono (2011, 193), mengemukakan bahwa, ”...instrumen yang telah

diuji validitas dan reliabilitasnya, belum tentu dapat menghasilkan data

yang valid dan reliabel, apabila instrumen tersebut tidak digunakan secara tepat dalam pengumpulan datanya”. Maka dari itu, dalam proses pengumpulan data harus dilakukan dengan tepat, hal ini membutuhkan

instrumen sebagai alat pengumpul data. Teknik pengumpula data yang

digunakan dalam penelitian berupa, angket/kuesioner, wawancara maupun

studi dokumentasi.

Sugiyono (2011:199) menjelaskan bahwa “Kuesioner merupakan

teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi

seperangkat pertayaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya”. Angket digunakan untuk mendapatkan keterangan dari responden yang berjumalah cukup besar dan tersebar diwilayah yang luas.

Dalam penelitian ini digunakan angket tertutup. Angket tertutup adalah

angket yang disajikan dalam bentuk sedemikian rupa sehingga responden

diminta untuk memilih satu jawaban yang sesuai dengan karakteristik dirinya dengan cara memberikan tanda silang (x) atau tanda checklist (√). Studi dokumentasi merupakan teknik mendapatkan data dengan cara

mempelajari seperti buku, laporan, peraturan yang relevan dengan

(38)

hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya”. Selanjutnya Akdon (2008: 137) yang menyatakan bahwa “dokumentasi adalah ditunjukan untuk memperoleh data langsung dari tempat penelitian,

meliputi buku-buku yang relevan, peraturan-peraturan, laporan kegiatan,

foto-foto, film dokumenter, data yang relevan penelitian”.

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang digunakan

dalam mencari informasi secara langsung. Dengan teknik ini peneliti

berhadapan langsung kepada responden guna mencari informasi seakurat

mungkin. Dalam penelitian ini, dilakukan wawancara secara tidak

terstruktur, yaitu wawancara yang bebas di mana peneliti tidak

menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistemats dan lengkap untuk pengumpulan datanya”.

H. Analisi Data

Analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden

atau sumber data lain terkumpul. Sugiyono (2011:207) mengemukakan

bahwa:

Kegiatan dalam analisis data adalah mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jeni reponden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyaikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan.

Dalam penelitian ini, teknik analisis data menggunakan perhitungan

statistik. Adapun langkah-langkah dalam menganalisis data secara lebih

rinci akan dipaparkan sebagai berikut:

1. Seleksi Data

Pada tahap ini langkah pertama yang dilakukan adalah memeriksa

dan menyeleksi data yang terkumpul dari responden. Hal ini penting

dilakukan untuk menyakinkan bahwa data-data yang telah terkumpul

(39)

2. Klasifikasi Data

Setelah melakukan tahap penyeleksian data langkah selanjutnya

adalah mengklasifikasikan data berdasarkan variabel X dan Y sesuai

dengan sampel penelitian. Kemudian dilakukan pemberian skor pada

setiap alternatif jawaban sesuai dengan kriteria yang telah ditentuka

sebelumnya yaitu skala likert. Jumlah skor yang diperoleh dari data

responden merupakan skor mentah dari setiap variabel yang berfungsi

sebagai sumber pengolahan data.

3. Pengolahan Data

a. Perhitungan Kecendrungan Umum Skor Responden Berdasarkan Perhitungan Rata-Rata (Weight Means Score)

Adapun rumus dari Weight Means Score (WMS) adalah sebagai

berikut:

Keterangan:

̅ = Rata-rata skor responden

= Jumlah Skor dari jawaban responden

= Jumlah Responden

Langkah-langkah yang ditetapkan dalam pengolahan data

dengan menggunakan rumus WMS ini adalah sebagai berikut:

1. Memberi bobot nilai untuk setiap alternatif jawaban dengan

menggunkan skala Likert.

2. Menghitung frekuensi dari setiap alternatif pilihan jawaban

yang dipilih.

3. Menjumlahkan jawaban responden untuk setiap item dan

langsung dikaitkan dengan bobot alternatif jawaban itu sendiri.

4. Menghitung nilai rata-rata untuk setiap item pada

(40)

5. Menentukan kriteria untuk setiap item dengan menggunakan

tabel konsultasi hasil perhitungan WMS di bawah ini:

Tabel 3.7.

menentukan apakah pengolahan data menggunkan analisis data

parametrik atau non parametrik. Dalam penelitian ini pengujian

menggunakan bantuan program SPSS 18.0. for Windows. Dasar

pengambilan keputusan teknik pengujian normalitas yang Rentang

Nilai Kriteria

Penafsiran

Variable X Variable Y

(41)

dicontohkan adalah teknik Liliefors (Wijaya, 2000:42) dengan

hipotesis pengujian sebagai berikut:

Ho : Sampel berasal dari populasi tidak berdistribusi normal.

Ha : Sampel berasal dari populasi berdistribusi normal.

Untuk menetapkan kenormalan, kriteria yang berlaku adalah

sebagai berikut:

(1) Tetapkan tarap signifikansi uji misalnya α = 0.05

(2) Bandingkan p dengan taraf signifikansi yang diperoleh

(3) Jika signifikansi yang diperoleh > α , maka sampel berasal

dari populasi yang berdistribusi normal

(4) Jika signifikansi yang diperoleh < a , maka sampel bukan

berasal dari populasi yang berdistribusi normal

4. Teknik Hipotesis Penelitian

Setelah selesai pengolahan data kemudian dilanjutkan dengan

menguji hipotesis untuk menganalis data yang sesuai dengan

permasalahan penelitian. Berikut ini hal-hal yang akan di analisis

berdasarkan hubungan antara variabel yaitu sebagai berikut :

a. Analisis Koefisien Korelasi

Analisis korelasi dimaksudkan untuk mengetahui derajat

hubungan antara variabel X dan variabel Y. Ukuran yang

digunakan untuk mengetahui derajat hubungan dalam penelitian ini

adalah statistik parametrik, yaitu teknik korelasi Product Moment.

Hal ini didasarkan pada distribusi data kedua variabel penelitian

yang normal. Dalam pengujian koefisien korelasi ini

menggunakan bantuan program komputer yaitu SPSS 18,0. Dengan

ketentuan sebagai berikut :

(1) Mengajukan hipotesis, yaitu

Ho : Tidak terdapat pengaruh antara Manajemen Sarana

dan Prasarana terhadap Mutu Layanan Sarana dan

(42)

Ha :Terdapat pengaruh antara Manajemen Sarana dan

Prasarana terhadap Mutu Layanan Sarana dan Prasarana

Diklat.

(2) Pengambilan Keputusan

Sugiyono & Eri (2002:183) menyatakan bahwa “Apabila signifikasi dibawah atau sama dengan 0,05 maka Ha diterima dan Ho ditolak.”. Maka, jika nilai signifikasi ≥

0,05 maka Ho diterima artinya terdapat pengaruh antara

manajemen sarana dan prasarana terhadap mutu layanan sarana dan prasarana diklat, dan jika nilai signifikasi ≤ 0,05 maka Ha diterima dan Ho ditolak artinya tidak terdapat

pengaruh antara manajemen sarana dan prasarana terhadap

mutu layanan sarana dan prasarana diklat.

(3) Langkah selanjutnya adalah menafsirkan besaran koefisien

korelasi yang didapat dengan tabel kriteria harga koefisien

korelasi dari Akdon (2008:188)

Langkah-langkah perhitungannya adalah sebagai berikut:

1) Membuat tabel penolong untuk menghitung korelasi pearson

product moment.

2) Mencari dengan cara memasukkan angka statistik dari

tabel penolong sesuai rumus.

3) Menafsirkan besarnya koefisien korelasi dengan klasifikasi

yang diperoleh dari Akdon (2008: 188) sebagai berikut:

Tabel 3.8.

Kriteria Harga Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,80 – 1,000 Sangat Kuat

0,60 – 0,799 Kuat

0,40 – 0,599 Cukup Kuat

(43)

0,00 – 0,199 Sangat rendah

b. Uji Signifikansi

Pengujian signifikansi koefisien korelasi dimaksudkan untuk

mengukur tingkat signifikasi keterkaitan antara variabel X dan

variabel Y. Untuk menguji signifikansi koefisien korelasi antara

variabel X dan variabel Y, maka digunakan rumus yang

dikemukakan oleh Akdon (2008: 188) berikut:

Keterangan :

= Nilai t

= Nilai Koefisien Korelasi

= Jumlah Sampel

Membandingkan dengan untuk α = 0,05, uji satu

pihak, dan derajat kebebasan (dk) = n – 2, dengan kaidah pengujian

sebagai berikut:

Jika , maka Ho ditolak artinya signifikan, dan

Jika , maka Ho diterima artinya tidak signifikan.

c. Uji Koefisien Determinasi

Derajat determinasi dipergunakan dengan maksud untuk

mengetahui besarnya kontribusi variabel X terhadap variabel Y

untuk mengujinya dipergunakan rumus yang dikemukakan oleh

Akdon (2008: 188) sebagai berikut:

Keterangan:

KP = Nilai Koefisien Diterminan

r2 =Nilai Koefisien Korelasi

KP = x %

(44)

d. Analisis Regresi Sederhana

Analisis regresi sederhana merupakan analisis yang melakukan prediksi seberapa tinggi nilai dependen (variable Y) jika variable

independen (variable X) diubah. Perhitungan analisis regresi

menggunakan bantuan komputer yaitu SPSS 18,0. for Windows.

Setelah dipereoleh harga a dan b akan dihasilkan suatu persamaan

(45)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab

sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan bahwa gambaran hasil manajemen

yang dilakukan oleh pihak manajemen dapat dirasakan baik oleh para

peserta diklat. Mulai dari perencanaan, pengadaan, pendistribusian,

penggunaan, pemeliharaan, penginventarisan dan penghapusan yang

dilakukan oleh pihak manajemen. Begitu juga dengan gambaran mutu

layanan sarana dan prasarana diklat yang dirasakan peserta diklat di

Pusdikat Geologi sudah sangat baik. Bukti fisik layanan, kehandalan

pegawai dan sarana prasarananya, daya tanggap pegawai dalam

memberikan layanannya, jaminan pelayanan sarana dan prasarna dan

empati pegawai kepada peserta diklat dalam memberikan layanan sarana

dan prasarananya. Hal ini dapat diketahui berdasarkan hasil perhitungan

Weighted Means Score yang telah dikonsultasikan ke dalam tabel

konsultasi WMS.

Dari hasil penelitian ini, menunjukan bahwa terdapat pengaruh yang

positif dan signifikan antara manajemen sarana dan prasarana terhadap

mutu layanan sarana dan prasarana diklat di Pusdiklat Geologi. Hal ini

ditunjukan dengan hasil harga koefisien korelasi, yang

menginterpretasi-kan bahwa keterkaitan antara manajemen sarana dan prasarana terhadap

mutu layanan sarana dan prasarana diklat termasuk dalam kategori cukup

kuat. Mutu layanan sarana dan prasarana diklat juga dipengaruhi oleh

manajemen sarana dan prasarana sebesar 33,06%. Hal tersebut

merupakan bahwa manajemen sarana mampu memberikan dampak

kepada layanan itu sendiri. Maka dari itu, pada akhirnya bahwa layanan

prasarana dibutuhkan manajemen agar dapat memberikan kepuasan

peserta diklat, sehingga para peserta diklat puas dan akan memberikan

(46)

B. Rekomendasi

Berdasarkan hasil dan kesimpulan penelitian, maka dalam bagian akhir

bab ini akan dikemukan rekomendasi oleh peneliti yang bisa berguna

sebagai informasi maupun data bagi pihak-pihak lapangan.

1. Rekomendasi untuk pihak manajemen Pusdiklat Geologi, dari hasil

penelitian yang telah dilaksanakan, hasil dari proses manajemen

sarana dan prasarana sudah cukup baik dimata peserta diklat. Hal

tersebut sudah sesuai dengan harapan peserta diklat. Oleh karena itu,

perlunya peningkatan kualitas manajemen sarana dan prasarana oleh

pihak manajemen sebagai upaya meningkatkan mutu layanannya.

Konsistensi setiap diklat perlu diperhatikan Konsisten juga perlu

didukung dengan adanya kedisplinan yang baik dalam mengelola

manajemen sarana dan prasarana. Hal tersebut berguna agar dalam

setiap penyelenggaraan diklat pihak lembaga mampu memberikan

layanan yang berkualitas dalam pelayanan diklat khususnya pelayanan

sarana dan prasarana. Karena pada dasarnya, layanan sarana prasarana

perlu didukung oleh manajemen yang berkualitas sehingga mampu

meningkatkan efektivitas diklat.

2. Selanjutnya rekomendasi untuk peneliti yang berminat meneliti

tentang sarana dan prasarana maupun mutu layanan yaitu, berdasarkan

hasil penilitian, masih perlu mempelajari lebih dalam hal-hal yang

menunjang mutu layanan dan manajemen sarana dan prasarana itu

sendiri. Karena besarkan tingkat koefisien korelasi membutuhkan

berbagai variable lainnya. Banyak hal yang menunjang proses diklat.

Tidak hanya layanan sarana dan prasarana saja, tetapi berbagai macam

hal lainnya. Seperti pendanaan, kurikulum, proses pembelajarannya,

kompetensi widyaiswara, motivasi kerja dan lain sebagainya yang

mendukung efektifitas diklat. Adapaun variable yang dapat diteliti

selanjutnya, seperti tentang mutu layanan akademik, efektifitas mutu

pelayanan, efektifitas penggunaan sarana dan prasarana, efektifitas

(47)

DAFTAR PUSTAKA

Akdon. (2008). Aplikasi Statistika Dan Metode Penelitian Untuk Administrasi Dan Manajemen (cetakan kedua). Bandung : Dewa Ruchi.

Arikunto, Suharsimi. (2002). Rosedur Penelitian. Jakarta : PT. Sdi Mahasatya.

(2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT.Rineka Citra.

Atmodiwiro, Subagio. (2002). Manajemen Pelatihan. Jakarta: PT Ardadizya Jaya.

Bafadal, Ibrahim (2008). Manajemen Perlengkapan Sekolah:Teori dan Aplikasinya (Cetakan Ketiga). Jakarta: PT Bumi Aksara.

Company Profil Pusdiklat Geologi. (2013)

E.Mulyasa. (2012). Manajemen & Kepemimpinan Kepala Sekolah (Cetakan Kedua). Jakarta: PT Bumi Aksara.

Gintings,Abdorrakhman. (2011). Esensi Praktis Manajemen Diklat. Bandung: Humaniora

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) http://kbbi.web.id/

Komariah, Aan dan Triatna Cepi. (2006). Visionary Leadership. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara. (2003). Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 63, Jakarta.

Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara. (2004). Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 63, Jakarta.

Nasution, S. (2009). Metode Research: Penelitian Ilmiah. Jakarta : Bumi Aksara.

Rahmayanty, Nina. (2012). Manajemen Pelayanan Prima (Cetakan Kedua). Yogyakarta: Graha Ilmu.

Ratminto & Septi Winarsih, Atik. (2010). Manajemen Pelayanan (Cetakan VII). Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Republik Indonesia. (2003). Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20.

(48)

Rohiat. (2010). Manajemen Sekolah (Cetakan Ketiga). Bandung: PT Refika Aditama.

Sobahi, Hanafiah dan Suhana. (2010). Manajemen Pendidikan. Bandung: CV Cakra.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan Pndekatan Kuatitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta.

Sutopo dan Suryanto Adi. (2006). Pelayanan Prima. Lembaga Administrasi Negara.

Tjiptono, Fandy. (1996). Manajemen Jasa. Yogyakarta; Andi Offset.

(1997). Total Quality Service. Yogjakarta: Andi Offset.

(2012). Service Management. Yogjakarta: Andi Offset.

Usman, Husaini. (2008). Manajemen. Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan (Edisi Kedua). Jakarta: PT Bumi Aksara.

Website Resmi Pusdiklat Geologi [online] Tersedia: http://pusdiklat-geologi.esdm.go.id [04 Juni 2013]

Gambar

gambaran yang jelas pengaruh manajemen sarana dan prasarana
Tabel Skala Likert
Tabel 3.2.
Tabel 3.3.
+6

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan yang hendak dicapai dalam tugas akhir ini adalah mencari metode dan skema operasi yang paling efisien dari beberapa pompa air yang disusun bertingkat tiga

alam meujudkan nilai&#34;nilai ibadah dalam bekerja yang dilakukan oleh setiap insan, diperlukan adab dan etika yang membingkainya, sehingga nilai&#34; nilai Islam yang

tal 2017 dapat dilihat pada warta halaman 11.. Bagi jemaat yang ingin memberikan persembahan Natal dapat mengambil amplop persembahan Natal yang tersedia di pintu masuk

Percoban pertama dilakukan perintah SMS “Saklar 1 on “ perintah ini dikirim melalui SMS yang diketikkan lewat handphone. Perintah ini bertujuan untuk mengaktifkan beban

Hubungan antara konsep salah satu cabang dari matematika diskrit yaitu teori graf, masalah penentuan order dan size graf langkah kuda pada papan catur ukuran n x n dan m x n

Oleh karena itu, penulis menuangkannya dalam bentuk penelitian dengan judul “Penerapan Model GI (Group Investigation) pada Konsep Zat Adiktif dan Psikotropika” (Penelitian

Kedua orang tua mereka paham dengan keadaan mereka yang nikah berbeda agama, dan itu tidak menjadi masalah kepada pasangan untuk mewujudkan keluarga sakinah.. Bagi mereka, yang

 Tanda amaran diletakkan di setiap pintu masuk yang terdapat bahan kimia