No. Daftar: 266/AP/S/2013
PENGARUH MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA TERHADAP MUTU LAYANAN SARANA DAN PRASARANA DIKLAT DI PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN (PUSDIKLAT) GEOLOGI BANDUNG
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Jurusan Administrasi Pendidikan
Oleh :
GILANG GUMILANG DAWOUS 0906427
JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
PENGARUH MANAJEMEN SARANA DAN
PRASARANA TERHADAP MUTU
LAYANAN SARANA DAN PRASARANA
DIKLAT DI PUSAT PENDIDIKAN DAN
PELATIHAN (PUSDIKLAT) GEOLOGI
BANDUNG
Oleh:
GILANG GUMILANG DAWOUS 0906427
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan Jurusan Administrasi Pendidikan
© Gilang Gumilang Dawous 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Oktober 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
ABSTRAK
Pengaruh Manajemen Sarana dan Prasarana Terhadap Mutu Layanan Sarana dan Prasarana Diklat di Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat)
Geologi Bandung
Gilang Gumilang Dawous 0906427
Penelitian ini berjudul “Pengaruh Manajemen Sarana dan Prasarana Terhadap Mutu Layanan Sarana dan Prasarana Diklat di Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat) Geologi Bandung”. Penelitian ini didasarkan pada permasalahan tentang layanan sarana dan prasarana kepada peserta. Ada beberapa permasalahan yang membuat para peserta mengeluh tentang layanan sarana dan prasarana yang dilakukan oleh pihak manajemen. Misalnya beberapa alat PKL yang tidak bisa dipakai secara optimal, beberapa sarana dan prasarana yang tidak bisa dipakai dan beberapa alat perlengkapan yang tidak tepat waktu diberikan kepada peserta diklat.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh data secara jelas mengenai gambaran pengaruh manajemen sarana dan prasarana terhadap mutu layanan sarana dan prasarana diklat di Pusdiklat Geologi.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Adapun yang menjadi sample dalam penelitian ini adalah para peserta diklat yang sedang mengikuti beberapa diklat pada bulan Oktober Tahun 203 yaitu Diklat Mengoperasikan GPS Geodetik Untuk Penentuan Batas Wilayah, Diklat Penyusunan Database Airtanah dan Diklat Teknik Penulisan Karya Tulis Ilmiah. Pengumpulan data yang dilakukan berupa angket berdasarkan jumlah sample yaitu sebanyak 41 orang dengan pengolahan data melalui: Weighted Means Score (WMS), uji normalitas, analisis korelasi, uji signifikansi, dan analisis regresi.
Abstract
The Effect of Infrastructure Management towards The Service Quality of Training and Education Infrastructure at Bandung Geology of Training and
Education Center
Gilang Gumilang Dawous 0906427
The study is titled " The Effect of Infrastructure Management towards The Service Quality of Training and Education Infrastructure at Bandung Geology of Training and Education Center". The study was based on the issue of infrastructure services to the participants. There are several issues that make the participants complained about the infrastructure service are carried out by the management. For instance, some equipment for training that can not be used optimally, some facilities that can not be used and some of the equipment that is not timely provided to the participants of the training . The purpose of this study is to obtain the data clearly and concerning the effect of the infrastructure management to services quality of training infrasructure in Bandung Geology of Training and Education Center .This research was conducted using descriptive methods with quantitative approach. As for the sample in this study is the participants of the training that were joining some training in October, which is the Training of Geodetic GPS Operation For Determining Boundaries, Groundwater Database Development Training and Technical Training Writing Scientific Writing . Data collection is conducted in the form of questionnaires based on the number of samples as many as 41 persons with the processing of data through: Weighted Means Score ( WMS ) , normality test , correlation analysis, significance testing, and regression analysis .The results obtained in this study is the infrastructure management has been well perceived by the participants of the training with the trend value of 3.8. While the quality of infrastructure services can be categorized as very good training to have a value of 4.22 . From the calculation of the correlation coefficient, indicates a value of 0.575, which means variable X to variable Y correlates quite strongly. The relationship between the level of infrastructure management to infrastructure
DAFTAR ISI
PERNYATAAN ... Error! Bookmark not defined.
KATA PENGANTAR ... Error! Bookmark not defined.
UCAPAN TERIMA KASIH ... Error! Bookmark not defined.
ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined.
DAFTAR ISI ... 1
DAFTAR TABEL ... Error! Bookmark not defined.
DAFTAR GAMBAR ... Error! Bookmark not defined.
DAFTAR LAMPIRAN ... Error! Bookmark not defined.
BAB I PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined.
A. Latar Belakang ... Error! Bookmark not defined.
B. Identifikasi Dan Rumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined.
C. Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
D. Manfaat Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
E. Struktur Organisasi ... Error! Bookmark not defined.
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS ... Error! Bookmark not defined.
A. Konsep Manajemen Sarana Dan PrasaranaError! Bookmark not defined.
B. Konsep Mutu Layanan ... Error! Bookmark not defined.
C. Kerangka Berfikir ... Error! Bookmark not defined.
D. Hipotesis Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
BAB III METODE PENELITIAN... Error! Bookmark not defined.
A. Lokasi, Populasi dan Sample Penelitian .. Error! Bookmark not defined.
B. Desain Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
C. Metode Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
D. Definisi Operasional ... Error! Bookmark not defined.
E. Instrument Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
F. Proses Pengembangan Instrumen ... Error! Bookmark not defined. G. Teknik Pengumpulan Data ... Error! Bookmark not defined.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANError! Bookmark not defined.
A. Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
B. Pembahasan Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI . Error! Bookmark not defined.
A. Kesimpulan ... Error! Bookmark not defined.
B. Rekomendasi ... Error! Bookmark not defined.
DAFTAR PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined.
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan hak setiap warga negara indonesia yang berhak
memperoleh layanan pendidikan yang bermutu sesuai dengan kemampuan
dan minat tanpa memandang segala perbedaan yang dimiliki seseorang.
Menurut UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003, dijelaskan arti pendidikan
sebagai berikut :
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Pendidikan hakekatnya adalah seumur hidup, tidak dibatasi oleh
apapun baik itu usia, harta, derajat dan hal lainnya. Maka dari itu
pendidikan yang terencana dan dikelola dengan baik akan menciptakan
manusia yang seutuhnya dan memiliki kepribadian yang unggul guna
keberlangsungan hidupnya di masa yang akan datang .Pendidikan bukan
hanya sekedar sekolah bagi para anak-anak atau remaja. Pendidikan
berbeda dengan pelatihan. Pendidikan lebih bersifat teoritis dan Pelatihan
merupakan praktik yang segera dilakukan secara spesifik. Pendidikan dan
pelatihan (diklat) berperan sebagai penyelenggara pendidikan bagi para
peserta didik yang sudah ahli dan memiliki profesi yang tetap. Pusat
Pendidikan dan Pelatihan atau Badan Diklat berperan sebagai penyedia
layanan pembelajaran bagi para peserta didik yang akan meningkatkan
kemampuannya sesuai dengan keahlian, kemampuan, dan profesi yang
sedang dijalaninya. Diklat berupaya menyediakan layanan pendidikan
yang mewujudkan sumber daya manusia professional dan berdaya saing
Lembaga diklat sebagai penyedia layanan jasa pendidikan dan pelatihan
bagi para peserta diklat harus dapat memberikan mutu layanan yang
berkualitas. Seperti halnya, Pusdiklat Geologi Bandung yang sudah
menerapkan sistem manajemen mutu yang telah terakreditasi ISO
9000:2008. Pusdiklat Geologi Bandung berupaya untuk mampu
memberikan layanan yang berkualitas untuk para peserta yang sedang
mengikuti diklat. Layanan tersebut salah satu nya adalah sarana dan
prasarana nya.
Standar sarana dan prasarana yang diberikan kepada peserta diklat
tersedia dalam Buku Pedoman Penyelenggaraan Diklat Pusdiklat Geologi
Bandung menunjang proses pembelajaran dan pelayanan diklat, tetapi
dalam beberapa penyelenggaraan diklat masih adanya keluhan-keluhan
dari para peserta diklat tentang fasilitas sehingga mengganggu proses
pelayanan penyelenggaraan diklat tersebut. Seperti misalnya :
1. Pengadaan ATK yang tidak tepat waktu, misalnya pada diklat
Pengenalan Geologi Dan Sumber Daya Mineral dan diklat
Analisis Kestabilan Lereng Untuk Pencegahan Gerakan Tanah
Angkatan I tanggal 19 Maret 2013,
2. Tempat belajar yang tidak ada koneksi internet/koneksi yang
kurang cepat sehingga para peserta sulit untuk mengakses sumber
belajar,
3. Pada diklat Aplikasi Seismik Multi Channel Bulan Maret 2013,
peralatan praktikum PKL di luar ruangan tidak berjalan dengan
baik sehingga peserta tidak dapat memberikan hasil analisis nya
dengan baik,
4. Tanggung jawab tim pelaksana penyelenggaraan diklat terhadap
layanan fasilitas peserta diklat yang tidak terencana, sering
tergesa-gesa dan terkadang setelah penyelenggaraan diklat ada
beberapa barang yang hilang.
Masalah-masalah tersebut tidak sesuai dengan prinsip-prinsip kualitas
baik dan dikelola dengan baik juga. Untuk meningkatkan kualitas perlu
memperhatikan beberapa aspek penting dalam kualitas pelayanan itu
sendiri. Didalam Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
(MENPAN) Nomor 63 Tahun 2003 mengemukakakan bahwa
prinsip-prinsip kualitas pelayanan meliputi “kesederhanaan, kejelasan, kepastian
waktu, akurasi, keamanan , tanggung jawab, kelengkapan sarana dan
prasarana, kemudahan akses, kedisiplinan, kesopanan dan keramahan serta
kenyamanan”. Proses pelayanan diklat bisa diterapkan sesuai dengan
prinsip-prinsip kualitas pelayanan yang telah disebutkan diatas.
Dalam penyelenggaraan diklat, proses pembelajaran membutuhkan
berbagai sumber daya. Misalnya, program pembelajaran, metode
pembelajaran, dana, sarana prasarana, pemasaran dan manusia itu sendiri.
Layanan proses belajar mengajar membutuhkan sumber daya lainnya agar
proses belajar mengajar lebih efektif. Salah satunya adalah layanan sarana
prasarana itu sendiri. Dalam prinsip-prinsip kualitas pelayanan yang ada
dalam keputusan MENPAN diatas, menyebutkan salah satunya adanya
kelengkapan sarana prasarana. Layanan sarana prasarana merupakan
sumber daya yang dibutuhkan dalam kegiatan proses belajar mengajar.
Dengan adanya sarana dan prasarana, maka akan meningkatkan efektifitas
mutu layanan diklat kepada peserta. Layanan sarana dan prasarana yang
ditujukan kepada para peserta bertujuan agar dapat membantu
mengefektifkan mutu layanan proses belajar mengajar sehingga mereka
merasa puas selama berada di tempat dan dapat mengambil pengalaman
yang berharga guna mengoptimalkan kemampuan mereka di tempat
mereka bekerja setelah mengikuti proses diklat.
Bila melihat sekolah efektif, menurut Komariah & Triatna (2006:28),
sekolah efektif sebagai sekolah yang menetapkan keberhasilan pada input,
proses, output dan outcome yang ditandai dengan berkualitasnya
komponen-komponen sistem tersebut. Selanjutnya, sekolah efektif
menurut definisi Taylor (Suparlan, 2008:14) yaitu sekolah yang
untuk menjamin semua siswa tanpa memandang ras, jenis kelamin
maupun status sosial ekonomi. Berdasarkan pengertian diatas, sebuah
sekolah yang efektif adalah sekolah yang mampu memanfaatkan sumber
daya yang tersedia, seperti, tenaga pendidik dan kependidikan, kurikulum,
dana, sarana dan prasarana, serta kurikulumnya. Komariah dan Triatna
(2006:28) bahwa sekolah efektif dalam proses pembelajarannya itu
menjamin lingkungan fisik yang mendukung dan nyaman serta iklim yang
nyaman dan tertib bagi berlangsungnya pengajaran dan pembelajaran.
Dalam proses penyelenggaraan pendidikan, manajemen mutu terpadu
sangat penting dalam meningkatkan layanan pendidikan. Manajemen mutu
terpadu dalam pendidikan adalah menyelenggarakan pendidikan dengan
mengadakan perbaikan berkelanjutan, baik produk lulusannya,
penyelenggaraan atau layanannya, sumber daya manusia (SDM) yang
memberikan layanan, proses layanan pembelajarannya dan lingkungannya
(Sobahi. Hanafiah, Suhana; 2010:153)
Kualitas pelayanan sarana dan prasarana diklat salah satunya didukung
dengan adanya manajemen sarana dan prasarana. Dengan adanya
manajemen sarana dan prasarana, maka kualitas layanan sarana dan
prasarana pun akan berjalan dengan efektif dan efisien. Dalam proses
pembelajaran pun akan berjalan dengan baik dengan didukung adanya
pengelolaan layanan sarana dan prasarana sehingga mutu layanan sarana
dan prasarana pun akan memuaskan dikarenakan adanya fasilitas yang
menunjang mutu layanan diklat. Layanan jasa yang kurang baik
disebabkan karena manajemen yang tidak dikelola dengan baik.
Ratminto & Winarsih (2010:4) memberikan pengertian manajemen
pelayanan dapat diartikan sebagai “suatu proses penerapan ilmu dan seni
untuk menyusun rencana, mengimplementasi-kan rencana,
menggoordinasikan dan menyelesaikan aktivitas-aktivitas pelayanan demi
tercapainya tujuan-tujuan pelayanan”. Fandy Tjiptono (2012:153)
mengemukakan bahwa “kualitas, apabila dikelola dengan tepat,
pengertian tersebut, bahwa kualitas harus dapat dikelola dengan baik yang
akan berdampak pada hasil output terwujudnya kepuasan pelanggan.
Layanan akan berdampak langsung kepada pelanggan, maka dari itu
layanan terseut harus dikelola agar dapat bermutu dan menciptakan
loyalitas pelanggan terhadap produk yang dibuat. Dengan didukung
dengan adanya sumber daya manusia yang berkualitas maka kualitas pun
akan dapat disempurnakan secara terus-menerus serta dengan
menyediakan alat-alat yang mendukung manajemen tersebut. Maka dari
itu perlunya manajemen sangat penting bagi kesempurnaan kualitas itu
sendiri termasuk kualitas pelayanan.
Mengutip pendapat Zeithaml, Parasuraman dan Berry dari buku yang
ditulis Fandy Tjiptono: Zeithaml, Parasuraman dan Berry (Fandy Tjiptono,
2012:201-205) menjelaskan adanya lima kensenjangan yang dapat
menimbulkan kegagalan penyampaian jasa dalam konteks manajemen,
yaitu:
(1) Kesenjangan antara harapan konsumen dan persepsi manajemen. Manajemen tidak selalu memahami benar apa yang menjadi keinginan pelanggan. (2) Kesenjangan antara persepsi manajemen dan spesifikasi kualitas jasa. Manajemen mungkin memahami secara tepat keinginan pelanggan tetapi tidak menetapkan suatu kumpulan standar kinerja tertentu. (3) Kesenjangan antara spesifikasi mutu jasa dan penjampaian jasa. Para petugas mungkin kurang terlatih, tidak mampu atau tidak mau memenuhi standar. (4) Kesenjangan antara penyampaian jasa dan komunikasi eksternal. Harapan konsumen di pengaruhi oleh pernyataan yang dibuat para petugas perusahaan dan Manajemen perusahaan. (5) Kesenjangan antara jasa yang dialami dan jasa yang diharapkan.kesenjangan itu terjadi bila pelanggan memiliki persepsi yang keliru tentang mutu jasa tersebut.
Hal diatas berkaitan dengan kesinambungan antara tim manajemen
lembaga diklat dengan peserta diklat dalam spesifikasi kualitas layanan
yang akan menciptakan kepuasan terhadap layanan, khususnya dalam
konteks manajemen sarana dan prasarana diklat. Apabila upaya
manajemen sarana dan prasarana dikelola dengan baik dan berdasarkan
prasarana pun akan berdampak signifikan dan berkualitas baik. Pelayanan
sarana dan prasarana diklat yang berkualitas akan menciptakan kepuasan
pelanggan terhadap produk layanan yang lembaga diklat berikan.
Pusdiklat geologi sebagai lembaga yang memberikan layanan
pendidikan dan pelatihan bagi para peserta diklat harus mampu mengelola
sarana prasarana lebih baik lagi. Penerapan sistem manajemen mutu ISO
9000:2008 pun harus mampu diaplikasikan dengan baik dalam segi
pelayanan fasilitas sarana dan prasarana yang sesuai dengan standar.
Sarana dan prasarana yang memadai dan berkualitas akan berpengaruh
terhadap mutu yang dihasilkan dari pelayanan dari panitia
penyelenggaraan diklat itu sendiri. Sarana dan prasarana yang tersedia
tidak hanya lengkap, tetapi bisa dikelola dari segi perencanaan, pengadaan,
pendistribusian, penggunaan, pemeliharaan, inventaris hingga
penghapusan.
Dengan demikian, pengelolaan sarana dan prasarana sangat dibutuhkan
dalam penyelenggaraan diklat. Mengingat kebutuhan peserta terhadap
diklat sangat ditunjang oleh sarana dan prasarana itu sendiri, maka mutu
pelayanan diklat pun harus ditunjang oleh mutu pengelolaan sarana
prasarana yang baik. Karena hasil manajemen sarana prasarana akan
dirasakan oleh para peserta diklat dan akan meningkatkan kualitas
pelayanan sarana dan prasarana itu sendiri. Melihat keadaan dilapangan,
maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian yang berjudul “Pengaruh Manajemen Sarana dan Prasarana Terhadap Mutu Layanan Sarana dan Prasarana Diklat di Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat) Geologi Bandung”.
B. Identifikasi Dan Rumusan Masalah
Identifikasi dan perumusan masalah merupakan gambaran secara
umum mengenai ruang lingkup penelitian, pembatasan bidang penelitian
1. Identifikasi Masalah
Didalam Keputusan MENPAN Nomor 63 Tahun 2003
mengemukakakan bahwa prinsip-prinsip kualitas pelayanan meliputi
kesederhanaan, kejelasan, kepastian waktu, akurasi, keamanan ,
tanggung jawab, kelengkapan sarana dan prasarana, kemudahan akses,
kedisiplinan, kesopanan dan keramahan serta kenyamanan. Mengutip
Pendapat Zeithhalm, Berry, dan Parasuraman dari buku yang ditulis
Ratminto & Winarsih: Zeithhalm, Berry, dan Parasuraman (Ratminto
& Winarsih, 2006:175) mengidentifikasikan lima dimensi pokok yang
berkaitan dengan kualitas pelayanan:
a. Bukti langsung (tangibles) yaitu meliputi fasilitas fisik,
perlengkapan, pegawai, dan sarana komunikasi.
b. Kehandalan (reliability), yaitu kemampuan dalam memberikan
pelayanan dengan segera, akurat dan memuaskan serta sesuai
dengan telah yang dijanjikan.
c. Daya tanggap (responsiveness), yaitu keinginan para staf untuk
membantu para pelanggan dan memberikan pelayanan dengan
tanggap.
d. Jaminan (assurance), yaitu mencakup kemampuan, kesopanan
dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki para staf, bebas dari
bahaya, resiko ataupun keragu-raguan.
e. Empati (empathy), yaitu meliputi kemudahan dalam melakukan
hubungan, komunikasi yang baik, dan perhatian dengan tulus
terhadap kebutuhan pelanggan.
Dengan kata lain, jika lembaga diklat memberikan pelayanan dan
pelayanan tersebut harus berkualitas maka kualitas pelayanan
dipengaruhi adanya sarana prasarana. Maka dari itu, perlunya proses
manajemen sarana prasarana dalam meningkatkan kualitas sarana dan
prasarana sangatlah penting bagi kualitas pelayanan lembaga diklat.
Ibrahim Bafadal (2008:7) menyebutkan proses manajemen sarana
1. Perencanaan
Perencanaan sarana prasarana merupakan suatu proses
memikirkan dan menetapkan pengadaan fasilitas lembaga
diklat, yang digunakan di masa yang akan datang untuk tujuan
tertentu.
2. Pengadaan
Pengadaan sarana prasarana pendidikan merupakan suatu
kegiatan untuk menyediakan keperluan barang ataupun benda
dalam pemenuhan tugas berdasarkan kebutuhan yang telah
direncanakan.
3. Pendistribusian
Pendistribusian sarana prasarana pendidikan merupakan
kegiatan pemindahan barang dan tanggung jawab dari
seseorang kepada orang lain yang membutuhkan barang
tersebut.
4. Penggunaan
Penggunaan sarana prasarana pendidikan merupakan suatu
kegiatan pemakaian dan pemanfaatan barang yang tersedia
dalam rangka pemenuhan kebutuhan untuk kepentingan tujuan
tertentu.
5. Pemeliharaan
Pemeliharaan sarana prasarana pendidikan merupakan suatu
bentuk kegiatan dalam rangka mengusahakan agar barang yang
tersedia tetap dalam keadaan baik dan berfungsi sebagai
mestinya.
6. Inventaris
Inventaris sarana prasarana pendidikan merupakan kegiatan
tertib dan teratur sesuai dengan keperluan dan kebutuhan
berdasarkan ketentuan–ketentuan yang berlaku di lembaga
diklat.
7. Penghapusan
Penghapusan sarana prasarana merupakan suatu kegiatan
meniadakan barang – barang yang sudah tidak layak pakai,
tidak berfungsi dengan baik serta tidak bisa dimanfaatkan
kembali dalam menunjang kebutuhan proses pembelajaran.
Penilaian mutu layanan dapat diukur sejauh mana lembaga
memberikan pelayanan dan sejauh mana hasil proses manajemen
sarana dan prasarana yang dilaksanakan. Dapat ditemukan bahwa yang
menjadi penyebab dari mutu layanan sarana dan prasarana diklat yaitu
hasil dari proses manajemen sarana dan prasarananya.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka dapat disusun
rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana hasil manajemen sarana dan prasarana yang dirasakan
di Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat) Geologi?
2. Bagaimana mutu layanan sarana dan prasarana diklat yang
dirasakan di Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat) Geologi?
3. Seberapa besar pengaruh manajemen sarana dan prasarana
terhadap mutu layanan sarana dan prasarana diklat di Pusat
Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat) Geologi Bandung?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini yaitu untuk memperjelas arah dan tujuan
penelitian yang dilakukan oleh peneliti, tujuan penelitian dirumuskan ke
dalam dua bagian yaitu tujuan umum dan tujuan khusus.
1. Tujuan Umum
Secara Umum tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh
terhadap mutu layanan sarana dan prasarana diklat di Pusat Pendidikan
dan Pelatihan (Pusdiklat) Geologi Bandung.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk memperoleh informasi mengenai hasil manajemen sarana
dan prasarana yang dirasakan di Pusat Pendidikan dan Pelatihan
(Pusdiklat) Geologi Bandung.
b. Untuk memperoleh informasi mengenai gambaran mutu layanan
sarana dan prasarana diklat yang dirasakan di Pusat Pendidikan dan
Pelatihan (Pusdiklat) Geologi Bandung.
c. Untuk memperoleh informasi mengenai pengaruh manajemen
sarana dan prasarana terhadap mutu layanan sarana dan prasarana
diklat yang dilakukan di Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat)
Geologi Bandung.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini dirumuskan ke dalam dua bagian, yaitu
manfaat secara teoritis dan manfaat secara praktis.
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis penelitian ini akan menggambarkan mengenai
bagaimana pengaruh manajemen sarana dan prasarana terhadap mutu
layanan sarana dan prasarana diklat di Pusat Pendidikan dan Pelatihan
Geologi Bandung.
2. Manfaat Operasional a. Bagi Peneliti
Diharapkan dengan melakukan penelitian ini akan menambah
wawasan dan pengetahuan dalam pengembangan ilmu
Administrasi Pendidikan khususnya dalam pengaruh manajemen
sarana dan prasarana terhadap mutu layanan sarana dan prasarana
diklat.
Diharapkan dengan adanya penelitian ini, bisa menjadi masukan
bagi pihak lembaga dalam bidang manajemen sarana prasarana
untuk meningkatkan mutu layanan sarana dan prasarana diklat.
c. Bagi Pendidikan
Diharapkan dengan dilakukannya penelitian ini, bisa menjadi
sumber rujukan tambahan dalam bidang manajemen sarana
prasarana diklat untuk meningkatkan mutu layanan sarana dan
prasarana diklat.
E. Struktur Organisasi
1. Bab I, menjelaskan tentang pendahuluan yang mencakup latar belakang
masalah, identifikasi masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan
struktur organisasi.
2. Bab II, menjelaskan kajian pustaka yang mencakup konsep manajemen
sarana dan prasarana, konsep mutu layanan, kemudian menjelaskan
tentang kerangka berpikir dan hipotesis penelitian.
3. Bab III, menjelaskan tentang metode penelitian yang digunakan untuk
memecahkan permasalahan penelitian, yang didalamnya teridiri dari:
Pertama, lokasi dan subjek populasi/sampel penelitian. Kedua, desain
penelitian dan justifikasi dari pemilihan desain itu. Ketiga, metode
penilitian dan justifikasi penggunaan metode penelitian tersebut.
Keempat, definisi operasional dirumuskan untuk setiap variable yang
harus melahirkan indikatornya yang kemudian dijabarkan dalam
instrumen penelitian. Kelima, instrumen penelitian misalnya tes, lembar
observasi dan angket. Keenam, proses pengembangan instrumen
melalui pengujian validitas, reabilitas, dan karakteristik lainnya teknik
pengumpulan data melalui tes tulis/lisan, angket, wawancara dan
observasi, dan analisis data dengan menggunakan statistik dan prosedur
statistik.
4. Bab IV, menjelaskan hasil penelitian dan pembahasan yang terdiri dari
temuan berkaitan dengan masalah penelitian, pertanyaan penilitian,
hipotesis, tujuan penelitian dan pembahasan atau analisis temuan dari
lapangan.
5. Bab V, menjelaskan tentang kesimpulan dan saran menyajikan
penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi, Populasi dan Sample Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Pusat Pendidikan dan Pelatihan
(Pusdiklat) Geologi yang merupakan bagian dari Badan Geologi
Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral. Adapun Pusdiklat
Geologi beralamatkan di Jalan Cisitu Lama No. 37 Bandung.
Pemilihan lokasi dilatarbelakangi oleh konten penelitian yang
memanfaatkan penelitian dari kajian ilmu administrasi pendidikan dan
manfaat bagi jurusan administrasi pendidikan UPI serta jarak dan
biaya dengan maksud agar lebih efektif dan efisien.
2. Populasi Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas:
obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya (Sugiyono, 2011:117). Populasi dalam penelitian ini
adalah para peserta yang mengikuti penyelenggaraan diklat di
Bandung (Kampus Pusdiklat Geologi) dalam 1 periode/ Tahun 2013,
yaitu sebanyak 600 orang. Jadwal diklat Pusdiklat Geologi Tahun 2013
(terlampir).
3. Sample
Sugiyono (2011:118) berpendapat bahwa “sample adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki populasi tersebut”. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang
ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga, dan
waktu, maka penelitian dapat menggunakan sample yang di ambil dari
populasi itu. Karena populasi dalam penelitian ini bersifat homogen
Sampling melalui Simple Random Sampling. Teknik ini memberikan
peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih
menjadi anggota sample dan dilakukan secara acak tanpa
memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Roscoe dalam
Buku “Research Methods For Business” (Sugiyono, 2011:131)
memberikan saran-saran tentang ukuran sample untuk penelitian
sebagai berikut ini:
1. Ukuran sample yang layak dalam penelitian adalah antara 30
sampai dengan 500.
2. Bila sample dibagi dalam kategori (misalnya: pria-wanita,
pegawai negeri-swasta dan lain-lain) maka jumlah anggota
sample setiap kategori minimal 30.
3. Bila dalam penelitian akan melakukan analisis dengan
multivariate (korelasi atau regresi ganda misalnya), maka
jumlah anggota sample minimal 10 kali dari jumlah variable
yang diteliti. Misalnya variable penelitiannya ada 5
(independen+dependen), maka jumlah anggota sample = 10 x 5
= 50.
4. Untuk penelitian eksperimen yang sederhana, yang
menggunakan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol,
maka jumlah anggota sample masing-masing antara 10 s/d 20.
Adapun penentuan jumlah sample dalam penelitian ini adalah 3
penyelenggaraan diklat pada bulan oktober 2013 yaitu Diklat
Mengoperasikan GPS Geodetik Untuk Penentuan Batas Wilayah,
Diklat Penyusunan Database Airtanah dan Diklat Teknik Penulisan
Karya Tulis Ilmiah.
B. Desain Penelitian
Menurut Nasution (2009:23) menyatakan bahwa “desain penelitian
agar dapat dilaksanakan secara ekonomis serta serasi dengan tujuan
penelitian itu. Selanjutnya ia mengemukakan kegunaan dari desain
penelitian yaitu:
(1) Desain memberi pegangan yang lebih jelas kepada peneliti dalam melakukan penelitiannya; (2) Desain itu juga menentukan batas-atas penelitian yag bertalian dengan tujuan penelitian; (3) Desain penelitian selain memberi gambaran yang jelas tentang apa yang harus dilakukan juga memberi gambaran tentang macam-macam kesulitan yang akan dihadapi yang mungkin juga telah dihadapi oleh peneliti lain.
Desain penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah
bentuk desain survey. “Desain ini bertujuan untuk mengumpulkan
informasi tentang orang yang jumlahnya besar, dengan cara mewawancarai sejumlah kecil dari populasi itu” (Nasution, 2009:25). Desain survey ini dapat digunakan berbagai teknik pengumpulan data
seperti angket, wawancara, dan observasi.
Penelitian ini memandang realitas/gejala/fenomena yang dapat
diklasifikasikan, diamati, diukur dan hubungan gejala bersifat sebab
akibat. Proses penelitian ini bersifat deduktif, dimana untuk menjawab
rumusan masalah digunakan konsep atau teori sehingga dapat dirumuskan
hipotesis. Hipotesis tersebut selanjutnya diuji melalui pengumpulan data
lapangan. Untuk mengumpulkan data digunakan instrument penelitian.
Data yang telah terkumpul selanjutnya dianalisis dengan menggunakan
statistik deskriptif sehingga dapat disi yang diambil secarampulkan
hipotesis yang dirumuskan terbukti atau tidak. Penelitian kuantitatif pada
umumnya dilakukan pada sample yang diambil secara random, sehingga
kesimpulan hasil penelitian dapat digeneralisasikan pada populasi dimana
sample tersebut diambil.
C. Metode Penelitian
Sugiyono (2011:3) mengemukakan secara umum bahwa “metode
dan kegunaan. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode deskriptif. Penelitian deskriptif, mengadakan deskripsi
untuk memberi gambaran yang jelas tentang situasi-situasi sosial. “Penelitian deskriptif lebih spesifik dengan memusatkan perhatian kepada aspek-aspek tertentu dan sering menunjukan hubungan antara berbagai
variable” (Nasution, 2003:24). “Tujuan penelitian deskriptif adalah untuk
membuat pencandraan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai
fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu” (Sumadi,
2010:75).
Selanjutnya, pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini
menggunakan pendekatan kuantitatif, memungkinkan dilakukannya
pencatatan angka-angka dan penganalisisan perhitungan menggunakan
statistik. Sugiyono (2011:14) menjelaskan mengenai metode penelitian
dengan menggunakan pendekatan kuantitatif adalah,
Metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi dan sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.
Studi kepustakaan merupakan salah satu cara untuk memperoleh
informasi atau keterangan mengenai segala sesuatu yang sesuai dengan
masalah yang diteliti yang bersumber dari buku, artikel, jurnal maupun
internet. Metode ini dimaksudkan agar peneliti dapat menambah
keterangan dengan berbagai sumber, baik media cetak maupun elektronik.
D. Definisi Operasional
Dengan merujuk pada teori yang ada, peneliti merumuskan definisi
operasional untuk menghindari timbulnya salah pengertian, penafsiran
maupun persepsi dari pembaca, dan agar maksud penelitian ini lebih
dipahami maka perlu dijelaskan definisi operasonal dalam penelitian ini,
1. Pengaruh
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1994:747) dikemukakan bahwa: “Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang atau benda) yang membentuk watak
kepercayaan atau perbuatab-perbuatan”.
2. Manajemen Sarana dan Prasarana
Menurut Ibrahim Bafadal (2008:2) dikemukan bahwa: “Manajemen sarana dan prasarana sebagai suatu proses kerjasama pendayagunaan semua perlengkapan pendidikan secara efektif dan
efisien meliputi perencanaan, pengadaan, pendistribusian,
penggunaan, pemeliharaan, inventarisasi, penghapusan”.
Dari pengertian diatas, maksud manajemen sarana dan
prasarana dalam penelitian ini adalah hasil dari proses
manajemen, yang berarti disini adalah bagaimana manajemen
sarana dan prasarana tersebut berdampak kepada para peserta
diklat dan bagaimana hasil usaha maupun cara yang dilakukan
oleh Pusdiklat Geologi dalam mengelola sumber daya sarana dan
prasarana dalam upaya memberikan mutu layanan dan efektifitas
pembelajaran yang baik, melalui proses perencanaan pengadaan,
pendistribusian, penggunaan, pemeliharaan, inventarisasi,
penghapusan sarana dan prasarana diklat.
3. Mutu Layanan Sarana dan Prasarana Diklat
(Fandy Tjiptono, 1996:59) mengartikan kualitas jasa atau
layanan sebagai tingkat keunggulan yang diharapkan dan
pengendalian atas tingkat keunggulan tersebut untuk memenuhi
keinginan pelanggan. Ini berarti jika harapan dan kenyataan itu
sesuai, maka mutu pelayanan yang dirasakan pelanggan dapat
dikatakan baik atau positif, jika harapan dan kenyataan tidak
sesuai maka mutu pelayanan yang dirasakan oleh pelanggan dapat
Jika dikaitkan dengan sarana dan prasarana diklat, maka mutu layanan sarana dan prasarana diklat yang dimaksudkan dalam
penelitian ini adalah usaha atau proses yang dilakukan oleh
Pusdiklat Geologi dalam rangka memberikan layanan diklat
sehingga mendapatkan kepuasaan. Mengutip Pendapat Zeithhalm,
Berry, dan Parasuraman dari buku yang ditulis Ratminto &
Winarsih: Zeithhalm, Berry, dan Parasuraman (Ratminto &
Winarsih, 2006:175) mengemukakan kualitas pelayanan dalam hal
bukti langsung atau fisik sarana prasarana diklat, kehandalan
(kemampuan dalam memberikan layanan sarana dan prasarana
diklat dengan segera dan memuaskan sesuai kebutuhan), daya
tanggap (para karyawan dapat membantu para peserta diklat dan
memberikan pelayanan sarana dan prasarana dengan tanggap),
jaminan (kemampuan, kesopanan dan dapat dipercya yang dimiliki
staf dalam memberikan layanan sarana dan prasarana diklat tanpa
resiko dan keragu-raguan), dan empati (kemudahan dalam
melakukan komnikasi kepada peserta diklat dalam memberikan
layanan sarana dan prasarana dengan perhatian yang tulus
terhadap kebutuhan pelanggan).
E. Instrument Penelitian
Sugiyono (2011:148) mengemukakan bahwa “alat ukur dalam
penelitian biasanya dinamakan instrument penelitian”. Jadi instrumen
penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam
maupun sosial yang diamati. Secara spesifik semua fenomena ini disebut
variable penelitian. Dalam penelitian ini ada dua instrumen yang akan
dibuat, yaitu instrumen untuk mengukur manajemen sarana prasarana dan
instrumen untuk mengukur mutu layanan sarana dan prasarana diklat. “Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada
digunakan adalah angket bersruktur atau tertutup. Akdon (2008: 132), mendefinisikan “Angket berstruktur (angket tertutup) adalah angket yang disajikan sedemikian rupa sehingga responden diminta untuk memilih satu
jawaban yang sesuai dengan karakter dirinya dengan cara memberikan
tanda silang (x) atau tanda checklist (√)”. Secara sederhana angket
digunakan untuk mendapatkan informasi dari responden berkaitan dengan
variable yang diteliti, maka dari itu variable dan sumber datanya harus
jelas.
1. Variable dan sumber data penelitian
Terdapat dua variable dalam penelitian ini yaitu variable X
(manajemen sarana dan prasarana) dan variable Y (mutu layanan
sarana dan prasarana diklat). Sumber penelitian ini dan para peserta
diklat yang sedang mengikuti diklat pada periode waktu 2013.
2. Teknik Pengukuran Variable
Dalam penelitian ini teknik pengukuran kedua variable diukur
dengan menggunakan Skala Likert. Menurut Sugiyono (2011:134), “Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial”. Dengan
skala likert, maka variable yang akan diukur menjadi indikator
variable, kemudian dijadikan titik tolak untuk menyusun item-item
instrumen yang berupa penyataan atau pertanyaan. Skala Likert yang
digunakan dalam penelitian ini berjumlah lima gradasi atau skala yang
masing-masing memiliki skor untuk kepentingan analisis kuantitatif.
Analisis jawaban yang digunakan dalam Skala Likert, tertera dalam
tabel sebagai berikut :
Tabel 3.1.
Tabel Skala Likert
Analisis Jawaban Skor Analisis Jawaban
Memadai (M) 4 Sering (SR)
Cukup Memadai (CM) 3 Kadang-kadang (KD)
Kurang Memadai (KM) 2 Hampir Tidak Pernah (HTP)
Tidak Memadai (TM) 1 Tidak pernah (TP)
3. Kisi-Kisi Penelitian
Kisi-kisi sangat diperlukan untuk mempermudah penyusunan
Gilang Gumilang Dawaous, 2013
Pengaruh Manajemen Sarana Dan Prasarana Terhadap Mutu Layanan Sarana Dan Prasarana Diklat instrument, yaitu kisi-kisi instrumen variable X dan kisi-kisi instrumen
variable Y, yang terdapat dalam tabel di bawah ini:
Tabel 3.2.
Kisi-Kisi Instrumen Variable X
(Manajemen Sarana dan Prasarana)
Variable Sub Variable Indikator Item
Variable X
pengadaan yang dilakukan 8-10
Hasil dari pegadaan sarana
dan prasarana 11-17
Pendistribusian Ketetapan & ketepatan
pendistribusian 18-20
Proses penyimpanan arsip 42-43
Pengelompokan sarana dan
Tabel 3.3.
Kisi-Kisi Instrumen Variable Y
Mutu Layanan Sarana dan Prasarana Diklat
Variable Sub Variable Indikator Item
Variable Y (Mutu
Kondisi fisik bangunan 3-7
Kelengkapan sarana dan prasarana 8-19
Kehandalan (Reliability)
Konsistensi kerja pegawai sapras dalam
memberikan pelayanan sapras 20-23
Memiliki sifat dapat dipercaya dalam
memberikan pelayanan sapras 24-25
Daya Tanggap (Responsiveness)
Metode pegawai dalam memberikan
pelayanan sapras 26-29
Pegawai sapras peka terhadap peserta
dalam memberikan layanannya 30-31
Jaminan (Assurance)
Pegawai memiliki kompetensi dalam
memberikan pelayanan sapras 32-34
Pegawai bersikap sopan dalam
memberikan pelayanan sapras 35-37
Pegawai adil dalam pelayanan sapras
kepada seluruh peserta 38
Empati (Emphaty)
Pegawai memberikan pelayanan khusus
Pegawai sapras menjalin hubungan baik
dengan peserta 40-41
F. Proses Pengembangan Instrumen
Angket sebagai alat ukur dalam penelitian harus dilakukan tahap uji
coba. Sering terjadi beberapa kesalahan dalam indikator ataupun tata
bahasa yang terkandung dalam setiap variable. Maka dari itu instrumen
harus melewati uji validitas dan uji realibitas agar data yang diperoleh
dapat dipercaya.
1. Uji Validitas
Validitas adalah suatu pengukuran untuk mengetahui apakah
instrumen benar-benar dapat mengukur suatu atribut yang dikehendaki.
Dengan demikian validitas instrumen akan menunjukan apakah
instrumen yang dimaksdu dapat digunakan sebagai alat pengumpulan
data penelitian atau tidak. Suharsimi Arikunto (2006: 168),
mengemukakan bahwa :
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen. Sebuah instrumen dapat dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauhmana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang variabel yang dimaksud.
Kisi-kisi instrumen yang dibuat harus disusun berdasarkan teori
yang relevan dengan desain penelitian yang telah ditetapkan. Uji
validitas dilakukan dengan analisis item yaitu dengan mengkorelasikan
antara skor item instrumen dengan skor total. Sedangkan interpretasi
terhadap korelasi penelitian menurut Sugiyono (2011:178) adalah,
Selain itu, Sugiyono menambahkan, bahwa : “Bila harga korelasi di
bawah 0,30 maka dapat disimpulkan bahwa butir instrumen tersebut
tidak valid, sehingga harus diperbaiki atau dibuang”.
Adapun rumus yang digunakan dalam uji validitas instrumen ini
adalah Pearson Product Moment (Akdon, 2008: 144) sebagai berikut:
Keterangan:
= koefisien korelasi
= jumlah responden
= jumlah perkalian X dan Y
= jumlah skor item
= jumlah skor total (seluruh item)
= jumlah skor-skor X yang dikuadratkan
= jumlah skor-skor Y yang dikuadratkan
Uji validitas ini dilakukan pada setiap item pernyataan dalam
angket. Hasil koofisien korelasi tersebut selanjutnya diuji signifikasi
koefisien korelasinya dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Keterangan:
t = Nilai
r = Koefisien korelasi hasil
n = Jumlah responden
�ℎ� �� = −
− ²} − ²}
Hasil dari nilai dikonsultasikan dengan distribusi (tabel t)
dibawah ini yaitu untuk variabel X terdapat 46 item pertanyaan, tabel
3.5 untuk variabel Y terdapat 41 item pertanyaan.
Tabel 3.4.
Hasil Uji Validitas
Variabel X (Manajemen Sarana dan Prasarana)
Setelah dilakukan uji validitas terhadap angket variabel X, dapat
ditarik kesimpulan bahwa dari 46 item yang diujikan, 43 memiliki
validitas kontruksi yang baik dan 3 item yang tidak valid.
Tabel 3.5.
Hasil Uji Validitas Variabel Y
(Mutu Layanan Sarana dan Prasarana Diklat )
24 0,69 2,672 1,860 Valid
25 0,68 2,610 1,860 Valid
26 0,68 2,610 1,860 Valid
27 0,59 2,061 1,860 Valid
28 0,70 2,790 1,860 Valid
29 0,64 2,341 1,860 Valid
30 0,72 2,943 1,860 Valid
31 0,61 2,202 1,860 Valid
32 0,66 2,507 1,860 Valid
33 0,60 2,140 1,860 Valid
34 0,77 3,411 1,860 Valid
35 0,72 2,966 1,860 Valid
36 0,68 2,656 1,860 Valid
37 0,66 2,484 1,860 Valid
38 0,60 2,102 1,860 Valid
39 0,77 3,431 1,860 Valid
40 0,40 1,252 1,860 Tidak Valid
41 0,64 2,341 1,860 Valid
42 0,60 2,098 1,860 Valid
43 0,53 1,786 1,860 Tidak Valid
44 0,59 2,072 1,860 Valid
45 0,60 2,145 1,860 Valid
No item
Koefisien
Korelasi rhitung Harga thitung
39 0,63 2,315 1,860 Valid
40 0,64 2,335 1,860 Valid
41 0,61 2,160 1,860 Valid
Dari tabel diatas dapat ditarik kesimpulan untuk hasil uji validitas
variabel Y menyatakan bahwa dari 41 item yang diujikan, semuanya
memiliki validitas kontruksi yang baik.
2. Uji Reabilitas
Suatu alat pengukur dikatakan reliable bila alat tersebut
menunjukkan hasil penelitian yang sama walaupun dalam
pengukurannya dilakukan dalam waktu yang berlainan. Nasution
(2009:77) menyatakan bahwa, alat yang reliabel secara konsisten
memberi hasil ukuran yang sama. Uji reliabilitas diperlukan untuk
mengetahui perubahan yang terjadi dalam pengukuran variabel ketika
sebelum dan sesudah penelitian. Uji realibilitas juga dilakukan sebagai
syarat bagi validitas test. Dengan kata lain tingkat kepercayaan suatu
alat ukur akan berkaitan dengan keshahihan suatu data.Test yang tidak
reliabel dengan sendirinya tidak valid. Ketika suatu test tidak reliabel
hasil yang ditunjukkan akan berbeda-beda sehingga akan disangsikan
pua validitasnya.
Metode yang digunakan dalam pengujian realibilitas instrument
dapat dilakukan dengan berbagai cara, khusus dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode Alpha, yaitu “... dengan menganalisis realibilitas alat ukur dari satu kali pengukuran” (Akdon, 2008:161).
Rumus yang digunakannya adalah sebagai berikut:
r11= −
Keterangan :
St : Varian total
k : Jumlah item
Langkah-langkah mencari nilai realibilitas dengan menggunakan
rumus Alpha sebagai berikut :
a. Menghitung Varian Skor tiap-tiap dengan rumus :
Si =
Keterangan :
Si : Varians skor tiap-tiap item ΣXi2
: Jumlah kuadrat item (ΣXi)2
: Jumlah item Xi dikuadratkan
N : Jumlah responden
b. Menjumlahkan Varians semua item dengan rumus :
∑ =
c. Menghitung varians total dengan rumus :
= −
d. Masukan nilai Alpha dengan rumus :
( )
Langkah selanjutnya adalah mencar i rtabel. Jika diketahui signifikasi untuk α= 0,05 dan dk= 10-1 =9, dengan uji satu pihak maka diperoleh rtabel = 0,666 kemudian memutuskan keputusan dengan
membandingkan r11 dengan rtabel, dimana kaidahnya keputusannya
adalah sebagai berikut
Jika r11 > r tabel berarti reliabel, sedangkan
Jika r11< r tabel Berarti Tidak reliabel
Hasil Perhitungan uji realibilitas kedua variable adalah sebagai
berikut:
Hasil Uji Realibilitas
Variabel r11 rtabel Kesimpulan
Variabel X
(Manajemen Sarana dan Prasarana)
0,970 0,666 Reliabel
r11 > rtabel
Variabel Y
(Mutu Layanan Sarana dan Prasarana
Diklat)
0,961 0,666 Reliabel
r11 > rtabel
G. Teknik Pengumpulan Data
Sugiyono (2011, 193), mengemukakan bahwa, ”...instrumen yang telah
diuji validitas dan reliabilitasnya, belum tentu dapat menghasilkan data
yang valid dan reliabel, apabila instrumen tersebut tidak digunakan secara tepat dalam pengumpulan datanya”. Maka dari itu, dalam proses pengumpulan data harus dilakukan dengan tepat, hal ini membutuhkan
instrumen sebagai alat pengumpul data. Teknik pengumpula data yang
digunakan dalam penelitian berupa, angket/kuesioner, wawancara maupun
studi dokumentasi.
Sugiyono (2011:199) menjelaskan bahwa “Kuesioner merupakan
teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi
seperangkat pertayaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya”. Angket digunakan untuk mendapatkan keterangan dari responden yang berjumalah cukup besar dan tersebar diwilayah yang luas.
Dalam penelitian ini digunakan angket tertutup. Angket tertutup adalah
angket yang disajikan dalam bentuk sedemikian rupa sehingga responden
diminta untuk memilih satu jawaban yang sesuai dengan karakteristik dirinya dengan cara memberikan tanda silang (x) atau tanda checklist (√). Studi dokumentasi merupakan teknik mendapatkan data dengan cara
mempelajari seperti buku, laporan, peraturan yang relevan dengan
hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya”. Selanjutnya Akdon (2008: 137) yang menyatakan bahwa “dokumentasi adalah ditunjukan untuk memperoleh data langsung dari tempat penelitian,
meliputi buku-buku yang relevan, peraturan-peraturan, laporan kegiatan,
foto-foto, film dokumenter, data yang relevan penelitian”.
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang digunakan
dalam mencari informasi secara langsung. Dengan teknik ini peneliti
berhadapan langsung kepada responden guna mencari informasi seakurat
mungkin. Dalam penelitian ini, dilakukan wawancara secara tidak
terstruktur, yaitu wawancara yang bebas di mana peneliti tidak
menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistemats dan lengkap untuk pengumpulan datanya”.
H. Analisi Data
Analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden
atau sumber data lain terkumpul. Sugiyono (2011:207) mengemukakan
bahwa:
Kegiatan dalam analisis data adalah mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jeni reponden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyaikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan.
Dalam penelitian ini, teknik analisis data menggunakan perhitungan
statistik. Adapun langkah-langkah dalam menganalisis data secara lebih
rinci akan dipaparkan sebagai berikut:
1. Seleksi Data
Pada tahap ini langkah pertama yang dilakukan adalah memeriksa
dan menyeleksi data yang terkumpul dari responden. Hal ini penting
dilakukan untuk menyakinkan bahwa data-data yang telah terkumpul
2. Klasifikasi Data
Setelah melakukan tahap penyeleksian data langkah selanjutnya
adalah mengklasifikasikan data berdasarkan variabel X dan Y sesuai
dengan sampel penelitian. Kemudian dilakukan pemberian skor pada
setiap alternatif jawaban sesuai dengan kriteria yang telah ditentuka
sebelumnya yaitu skala likert. Jumlah skor yang diperoleh dari data
responden merupakan skor mentah dari setiap variabel yang berfungsi
sebagai sumber pengolahan data.
3. Pengolahan Data
a. Perhitungan Kecendrungan Umum Skor Responden Berdasarkan Perhitungan Rata-Rata (Weight Means Score)
Adapun rumus dari Weight Means Score (WMS) adalah sebagai
berikut:
Keterangan:
̅ = Rata-rata skor responden
= Jumlah Skor dari jawaban responden
= Jumlah Responden
Langkah-langkah yang ditetapkan dalam pengolahan data
dengan menggunakan rumus WMS ini adalah sebagai berikut:
1. Memberi bobot nilai untuk setiap alternatif jawaban dengan
menggunkan skala Likert.
2. Menghitung frekuensi dari setiap alternatif pilihan jawaban
yang dipilih.
3. Menjumlahkan jawaban responden untuk setiap item dan
langsung dikaitkan dengan bobot alternatif jawaban itu sendiri.
4. Menghitung nilai rata-rata untuk setiap item pada
5. Menentukan kriteria untuk setiap item dengan menggunakan
tabel konsultasi hasil perhitungan WMS di bawah ini:
Tabel 3.7.
menentukan apakah pengolahan data menggunkan analisis data
parametrik atau non parametrik. Dalam penelitian ini pengujian
menggunakan bantuan program SPSS 18.0. for Windows. Dasar
pengambilan keputusan teknik pengujian normalitas yang Rentang
Nilai Kriteria
Penafsiran
Variable X Variable Y
dicontohkan adalah teknik Liliefors (Wijaya, 2000:42) dengan
hipotesis pengujian sebagai berikut:
Ho : Sampel berasal dari populasi tidak berdistribusi normal.
Ha : Sampel berasal dari populasi berdistribusi normal.
Untuk menetapkan kenormalan, kriteria yang berlaku adalah
sebagai berikut:
(1) Tetapkan tarap signifikansi uji misalnya α = 0.05
(2) Bandingkan p dengan taraf signifikansi yang diperoleh
(3) Jika signifikansi yang diperoleh > α , maka sampel berasal
dari populasi yang berdistribusi normal
(4) Jika signifikansi yang diperoleh < a , maka sampel bukan
berasal dari populasi yang berdistribusi normal
4. Teknik Hipotesis Penelitian
Setelah selesai pengolahan data kemudian dilanjutkan dengan
menguji hipotesis untuk menganalis data yang sesuai dengan
permasalahan penelitian. Berikut ini hal-hal yang akan di analisis
berdasarkan hubungan antara variabel yaitu sebagai berikut :
a. Analisis Koefisien Korelasi
Analisis korelasi dimaksudkan untuk mengetahui derajat
hubungan antara variabel X dan variabel Y. Ukuran yang
digunakan untuk mengetahui derajat hubungan dalam penelitian ini
adalah statistik parametrik, yaitu teknik korelasi Product Moment.
Hal ini didasarkan pada distribusi data kedua variabel penelitian
yang normal. Dalam pengujian koefisien korelasi ini
menggunakan bantuan program komputer yaitu SPSS 18,0. Dengan
ketentuan sebagai berikut :
(1) Mengajukan hipotesis, yaitu
Ho : Tidak terdapat pengaruh antara Manajemen Sarana
dan Prasarana terhadap Mutu Layanan Sarana dan
Ha :Terdapat pengaruh antara Manajemen Sarana dan
Prasarana terhadap Mutu Layanan Sarana dan Prasarana
Diklat.
(2) Pengambilan Keputusan
Sugiyono & Eri (2002:183) menyatakan bahwa “Apabila signifikasi dibawah atau sama dengan 0,05 maka Ha diterima dan Ho ditolak.”. Maka, jika nilai signifikasi ≥
0,05 maka Ho diterima artinya terdapat pengaruh antara
manajemen sarana dan prasarana terhadap mutu layanan sarana dan prasarana diklat, dan jika nilai signifikasi ≤ 0,05 maka Ha diterima dan Ho ditolak artinya tidak terdapat
pengaruh antara manajemen sarana dan prasarana terhadap
mutu layanan sarana dan prasarana diklat.
(3) Langkah selanjutnya adalah menafsirkan besaran koefisien
korelasi yang didapat dengan tabel kriteria harga koefisien
korelasi dari Akdon (2008:188)
Langkah-langkah perhitungannya adalah sebagai berikut:
1) Membuat tabel penolong untuk menghitung korelasi pearson
product moment.
2) Mencari dengan cara memasukkan angka statistik dari
tabel penolong sesuai rumus.
3) Menafsirkan besarnya koefisien korelasi dengan klasifikasi
yang diperoleh dari Akdon (2008: 188) sebagai berikut:
Tabel 3.8.
Kriteria Harga Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,80 – 1,000 Sangat Kuat
0,60 – 0,799 Kuat
0,40 – 0,599 Cukup Kuat
0,00 – 0,199 Sangat rendah
b. Uji Signifikansi
Pengujian signifikansi koefisien korelasi dimaksudkan untuk
mengukur tingkat signifikasi keterkaitan antara variabel X dan
variabel Y. Untuk menguji signifikansi koefisien korelasi antara
variabel X dan variabel Y, maka digunakan rumus yang
dikemukakan oleh Akdon (2008: 188) berikut:
Keterangan :
= Nilai t
= Nilai Koefisien Korelasi
= Jumlah Sampel
Membandingkan dengan untuk α = 0,05, uji satu
pihak, dan derajat kebebasan (dk) = n – 2, dengan kaidah pengujian
sebagai berikut:
Jika ≥ , maka Ho ditolak artinya signifikan, dan
Jika ≤ , maka Ho diterima artinya tidak signifikan.
c. Uji Koefisien Determinasi
Derajat determinasi dipergunakan dengan maksud untuk
mengetahui besarnya kontribusi variabel X terhadap variabel Y
untuk mengujinya dipergunakan rumus yang dikemukakan oleh
Akdon (2008: 188) sebagai berikut:
Keterangan:
KP = Nilai Koefisien Diterminan
r2 =Nilai Koefisien Korelasi
KP = x %
d. Analisis Regresi Sederhana
Analisis regresi sederhana merupakan analisis yang melakukan prediksi seberapa tinggi nilai dependen (variable Y) jika variable
independen (variable X) diubah. Perhitungan analisis regresi
menggunakan bantuan komputer yaitu SPSS 18,0. for Windows.
Setelah dipereoleh harga a dan b akan dihasilkan suatu persamaan
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab
sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan bahwa gambaran hasil manajemen
yang dilakukan oleh pihak manajemen dapat dirasakan baik oleh para
peserta diklat. Mulai dari perencanaan, pengadaan, pendistribusian,
penggunaan, pemeliharaan, penginventarisan dan penghapusan yang
dilakukan oleh pihak manajemen. Begitu juga dengan gambaran mutu
layanan sarana dan prasarana diklat yang dirasakan peserta diklat di
Pusdikat Geologi sudah sangat baik. Bukti fisik layanan, kehandalan
pegawai dan sarana prasarananya, daya tanggap pegawai dalam
memberikan layanannya, jaminan pelayanan sarana dan prasarna dan
empati pegawai kepada peserta diklat dalam memberikan layanan sarana
dan prasarananya. Hal ini dapat diketahui berdasarkan hasil perhitungan
Weighted Means Score yang telah dikonsultasikan ke dalam tabel
konsultasi WMS.
Dari hasil penelitian ini, menunjukan bahwa terdapat pengaruh yang
positif dan signifikan antara manajemen sarana dan prasarana terhadap
mutu layanan sarana dan prasarana diklat di Pusdiklat Geologi. Hal ini
ditunjukan dengan hasil harga koefisien korelasi, yang
menginterpretasi-kan bahwa keterkaitan antara manajemen sarana dan prasarana terhadap
mutu layanan sarana dan prasarana diklat termasuk dalam kategori cukup
kuat. Mutu layanan sarana dan prasarana diklat juga dipengaruhi oleh
manajemen sarana dan prasarana sebesar 33,06%. Hal tersebut
merupakan bahwa manajemen sarana mampu memberikan dampak
kepada layanan itu sendiri. Maka dari itu, pada akhirnya bahwa layanan
prasarana dibutuhkan manajemen agar dapat memberikan kepuasan
peserta diklat, sehingga para peserta diklat puas dan akan memberikan
B. Rekomendasi
Berdasarkan hasil dan kesimpulan penelitian, maka dalam bagian akhir
bab ini akan dikemukan rekomendasi oleh peneliti yang bisa berguna
sebagai informasi maupun data bagi pihak-pihak lapangan.
1. Rekomendasi untuk pihak manajemen Pusdiklat Geologi, dari hasil
penelitian yang telah dilaksanakan, hasil dari proses manajemen
sarana dan prasarana sudah cukup baik dimata peserta diklat. Hal
tersebut sudah sesuai dengan harapan peserta diklat. Oleh karena itu,
perlunya peningkatan kualitas manajemen sarana dan prasarana oleh
pihak manajemen sebagai upaya meningkatkan mutu layanannya.
Konsistensi setiap diklat perlu diperhatikan Konsisten juga perlu
didukung dengan adanya kedisplinan yang baik dalam mengelola
manajemen sarana dan prasarana. Hal tersebut berguna agar dalam
setiap penyelenggaraan diklat pihak lembaga mampu memberikan
layanan yang berkualitas dalam pelayanan diklat khususnya pelayanan
sarana dan prasarana. Karena pada dasarnya, layanan sarana prasarana
perlu didukung oleh manajemen yang berkualitas sehingga mampu
meningkatkan efektivitas diklat.
2. Selanjutnya rekomendasi untuk peneliti yang berminat meneliti
tentang sarana dan prasarana maupun mutu layanan yaitu, berdasarkan
hasil penilitian, masih perlu mempelajari lebih dalam hal-hal yang
menunjang mutu layanan dan manajemen sarana dan prasarana itu
sendiri. Karena besarkan tingkat koefisien korelasi membutuhkan
berbagai variable lainnya. Banyak hal yang menunjang proses diklat.
Tidak hanya layanan sarana dan prasarana saja, tetapi berbagai macam
hal lainnya. Seperti pendanaan, kurikulum, proses pembelajarannya,
kompetensi widyaiswara, motivasi kerja dan lain sebagainya yang
mendukung efektifitas diklat. Adapaun variable yang dapat diteliti
selanjutnya, seperti tentang mutu layanan akademik, efektifitas mutu
pelayanan, efektifitas penggunaan sarana dan prasarana, efektifitas
DAFTAR PUSTAKA
Akdon. (2008). Aplikasi Statistika Dan Metode Penelitian Untuk Administrasi Dan Manajemen (cetakan kedua). Bandung : Dewa Ruchi.
Arikunto, Suharsimi. (2002). Rosedur Penelitian. Jakarta : PT. Sdi Mahasatya.
(2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT.Rineka Citra.
Atmodiwiro, Subagio. (2002). Manajemen Pelatihan. Jakarta: PT Ardadizya Jaya.
Bafadal, Ibrahim (2008). Manajemen Perlengkapan Sekolah:Teori dan Aplikasinya (Cetakan Ketiga). Jakarta: PT Bumi Aksara.
Company Profil Pusdiklat Geologi. (2013)
E.Mulyasa. (2012). Manajemen & Kepemimpinan Kepala Sekolah (Cetakan Kedua). Jakarta: PT Bumi Aksara.
Gintings,Abdorrakhman. (2011). Esensi Praktis Manajemen Diklat. Bandung: Humaniora
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) http://kbbi.web.id/
Komariah, Aan dan Triatna Cepi. (2006). Visionary Leadership. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara. (2003). Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 63, Jakarta.
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara. (2004). Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 63, Jakarta.
Nasution, S. (2009). Metode Research: Penelitian Ilmiah. Jakarta : Bumi Aksara.
Rahmayanty, Nina. (2012). Manajemen Pelayanan Prima (Cetakan Kedua). Yogyakarta: Graha Ilmu.
Ratminto & Septi Winarsih, Atik. (2010). Manajemen Pelayanan (Cetakan VII). Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Republik Indonesia. (2003). Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20.
Rohiat. (2010). Manajemen Sekolah (Cetakan Ketiga). Bandung: PT Refika Aditama.
Sobahi, Hanafiah dan Suhana. (2010). Manajemen Pendidikan. Bandung: CV Cakra.
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan Pndekatan Kuatitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta.
Sutopo dan Suryanto Adi. (2006). Pelayanan Prima. Lembaga Administrasi Negara.
Tjiptono, Fandy. (1996). Manajemen Jasa. Yogyakarta; Andi Offset.
(1997). Total Quality Service. Yogjakarta: Andi Offset.
(2012). Service Management. Yogjakarta: Andi Offset.
Usman, Husaini. (2008). Manajemen. Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan (Edisi Kedua). Jakarta: PT Bumi Aksara.
Website Resmi Pusdiklat Geologi [online] Tersedia: http://pusdiklat-geologi.esdm.go.id [04 Juni 2013]