TESIS
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan
OLEH
ARIEF RAHMAN
NIM 1200988
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
▸ Baca selengkapnya: contoh laporan kegiatan ekstrakurikuler pramuka doc
(2)Oleh Arief Rahman
S.Pd Universitas Pendidikan Indonesia, 2005
Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Sekolah Pascasarjana
© Arief Rahman 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
Agustus 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
▸ Baca selengkapnya: kegiatan memberikan perhatian terhadap display produk termasuk dalam sikap …
(3)Arief Rahman NIM 1200988
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH:
Pembimbing I,
Prof.Dr. H. Karim Suryadi,M.Si.
NIP 19700814 199402 1001
Pembimbing II,
Dr. Cecep Darmawan, S.Pd., S.IP., M.Si.
NIP 196909291994021001
Mengetahui, Ketua Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan,
Prof. Dr. H. Sapriya, M.Ed.
Arief Rahman, 2014
PENGARUH PARTISIPASI SISWA DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PRAMUKA TERHADAP SIKAP DAN KETERAMPILAN KEWARGANEGARAAN
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PENGESAHAN ... ii
HALAMAN PERNYATAAN ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
UCAPAN TERIMA KASIH ... v
ABSTRAK ... vii
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... xii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 6
C. Rumusan Masalah ... 6
D. Tujuan Penelitian ... 6
D. Manfaat Penelitian ... 7
E. Struktur Organisasi Tesis ... 7
BAB II KAJIAN TEORI A. Partisipasi Ekstrakurikuler ... 9
1 Pengertian Partisipasi ... 9
2 Kegiatan Ekstrakurikuler ... 13
3 Bentuk Partisipasi ... 16
4 Manfaat Partisipasi ... 18
B. Teori Kewarganegaraan ... 21
1 Model Liberal ... 22
2 Model Komunitarian ... 23
3 Model Republikan ... 24
4 Model Kritis ... 26
C. Teori Soft Skills ... 27
Arief Rahman, 2014
PENGARUH PARTISIPASI SISWA DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PRAMUKA TERHADAP SIKAP DAN KETERAMPILAN KEWARGANEGARAAN
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
1 Sikap Kewarganegaraan ... 31
2 Keterampilan Kewarganegaraan... 35
E. Pengembangan Sikap dan Keterampilan Kewarganegaraan ... 37
F. Hasil Penelitian Sebelumnya... 45
G. Kerangka Pemikiran ... 47
H. Asumsi dan Hipotesis Penelitian... ... 48
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian ... 49
B. Desain Penelitian ... 51
C. Metode Penelitian ... 52
D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional... 52
E. Instrumen Penelitian ... 54
F. Proses Pengembangan Instrumen .. ... 55
G. Teknik Pengumpulan Data ... 58
H. Teknik Analisis Data ... 59
I. Hasil pengujian Validitas dan Reliabilitas ... 64
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 66
1 Deskripsi Lokasi Penelitian ... 66
2 Deskripsi Hasil penelitian ... 68
a. Deskripsi Variabel Partisipasi ... 68
b. Deskripsi Variabel Sikap Kewarganegaraan ... 72
c. Deskripsi Variabel Keterampilan Kewarganegaraan ... 83
B. Hasil Uji Analisis Jalur ... 88
C. Pembahasan Hasil Penelitian dan Teori ... 108
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 139
B. Saran ... 140
DAFTAR PUSTAKA ... 116 LAMPIRAN
Arief Rahman, 2014
PENGARUH PARTISIPASI SISWA DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PRAMUKA TERHADAP SIKAP DAN KETERAMPILAN KEWARGANEGARAAN
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
B. Angket Penelitian
C. Validitas dan Reliabilitas Instrumen D. Perhitungan SPSS Analisis Deskriptif E. Perhitungan SPSS Analisis Jalur F. Administrasi Penelitian
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1 Ringkasan Teori Kewarganegaraan ... 27
3.1 Pembagian Klaster ... 50
3.2 Sampel Daerah ... 43
3.3 Sampel Individu ... 51
3.4 Skor Skala Sikap ... 56
3.5 Interpretasi Koefisien Korelasi Validitas ... 57
3.6 Tingkat Reliabilitas ... 58
3.7 Skor Nilai Variabel ... 60
4.1 Tanggapan Responden Mengenai Keterlibatan Fisik dan Psikis ... 68
4.2 Tanggapan Responden Mengenai Motivasi Kontributif ... 69
4.3 Tanggapan Responden Mengenai Tanggung Jawab ... 71
4.4 Tanggapan Responden Mengenai Keadaban ... 72
4.5 Tanggapan Responden Mengenai Tanggung jawab ... 73
4.6 Tanggapan Responden Mengenai Disiplin diri ... 74
4.7 Tanggapan Responden Mengenai Kepekaan (civic-mindedness)... 76
4.8 Tanggapan Responden Mengenai Berpikir terbuka ... 77
4.9 Tanggapan Responden Mengenai Kompromistis ... 78
4.10 Tanggapan Responden Mengenai Empati ... 79
Arief Rahman, 2014
PENGARUH PARTISIPASI SISWA DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PRAMUKA TERHADAP SIKAP DAN KETERAMPILAN KEWARGANEGARAAN
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
4.12 Tanggapan Responden Mengenai Kesetiaan ... 81
4.13 Rekapitulasi Tanggapan Responden Mengenai Sikap Kewarganegaraan ... 82
4.14 Tanggapan Responden Mengenai Keterampilan Interpersonal ... 83
4.15 Tanggapan Responden Mengenai Keterampilan Memecahkan Masalah ... 84
4.16 Tanggapan Responden Mengenai Keterampilan Kepemimpinan ... 85
4.17 Rekapitulasi Tanggapan Responden Mengenai Keterampilan Kewarganegaraan ... 87
4.18 Uji Normalitas Variabel Sikap Kewarganegaraan ... 88
4.19 Pengujian Multikolinearitas Variabel Bebas ... 89
4.20 Output Anova Keberartian Persamaan Regresi... 91
4.21 Uji Tingkat Signifikansi Variabel Bebas ... 92
4.22 Uji Tingkat Signifikansi Variabel Bebas ... 95
4.23 Model Summary Persamaan Regresi ... 95
4.24 Korelasi antar Variabel Bebas ... 96
4.25 Kesimpulan Analisis Jalur Partisipasi terhadap Sikap Kewarganegaraan ... 97
4.26 Uji Normalitas Variabel Keterampilan kewarganegaraan ... 98
4.27 Tabel Pengujian Multikolinearitas Variabel Bebas... 99
4.28 Output Anova Keberartian Persamaan Regresi... 101
4.29 Uji Tingkat Signifikansi Variabel Bebas ... 102
4.30 Uji Tingkat Signifikansi Variabel Bebas ... 105
4.31 Model Summary Persamaan Regresi ... 105
4.32 Korelasi antar Variabel Bebas ... 106
Arief Rahman, 2014
PENGARUH PARTISIPASI SISWA DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PRAMUKA TERHADAP SIKAP DAN KETERAMPILAN KEWARGANEGARAAN
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR
2.1 Kerangka Pemikiran ... 47
3.1 Hubungan Variabel Penelitian ... 53
3.2 Garis Kontinum ... 60
4.1 Peta Kota Bandung ... 67
4.2 Garis Kontinum Keterlibatan Fisik dan Psikis ... 69
4.3 Garis Kontinum Motivasi Kontributif ... 70
4.4 Garis Kontinum Tanggung Jawab ... 72
4.5 Garis Kontinum Keadaban ... 73
4.6 Garis Kontinum Tanggung Jawab ... 74
4.7 Garis Kontinum Disiplin Diri ... 75
4.8 Garis Kontinum Kepekaan ... 76
4.9 Garis Kontinum Berpikir Terbuka ... 77
4.10 Garis Kontinum Kompromistis ... 78
4.11 Garis Kontinum Empati ... 79
4.12 Garis Kontinum Murah Hati ... 80
4.13 Garis Kontinum Kesetiaan pada Bangsa dan Negara ... 81
4.14 Garis Kontinum Sikap Kewarganegaraan ... 83
4.15 Garis Kontinum Keterampilan Interpersonal ... 84
4.16 Garis Kontinum Keterampilan Memecahkan Masalah ... 85
Arief Rahman, 2014
PENGARUH PARTISIPASI SISWA DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PRAMUKA TERHADAP SIKAP DAN KETERAMPILAN KEWARGANEGARAAN
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
4.18 Garis Kontinum Keterampilan Kewarganegaraan ... 87
4.19 Sebaran Data Pengujian Heterokedastisitas ... 90
4.20 Sebaran Data Pengujian Heterokedastisitas ... 100
4.21 Grafik Persentase Partisipasi, Sikap & Kewarganegaraan ... 110
4.22 Grafik Persentase Kontribusi Partisipasi Ekstrakurikuler terhadap Sikap Kewarganegaraan ... 111
4.23 Grafik Persentase Kontribusi Partisipasi Ekstrakurikuler terhadap Keterampilan Kewarganegaraan ... 123
4.24 Model Teoritis Warga Negara Aktif ... 130
Arief Rahman, 2014
PENGARUH PARTISIPASI SISWA DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PRAMUKA TERHADAP SIKAP DAN KETERAMPILAN KEWARGANEGARAAN
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional menegaskan bahwa “Pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”. Rencana Strategis (Renstra) Depdiknas 2005-2009 menegaskan perspektif pembangunan pendidikan tidak hanya untuk mengembangkan aspek intektual saja
melainkan juga watak, moral, sosial dan fisik peserta didik, atau dengan kata lain
menciptakan manusia Indonesia seutuhnya.
Selanjutnya, tujuan pendidikan nasional sebagaimana tertera di atas, secara
tegas menghendaki bahwa output pendidikan tidak hanya aspek intelektual namun
juga memiliki sikap dan keterampilan hidup. Terjadinya banyak tawuran antar
pelajar, seks bebas, narkoba, dan banyak perilaku menyimpang di kalangan
pelajar menujukkan bahwa sistem dan praktek pendidikan nasional lebih
mengedepankan kecerdasan intelektual dan lemah dalam pembinaan karakter.
Oleh karena itu dalam Kurikulum 2013 visi pembangunan manusia
seutuhnya dijabarkan dalam istilah kompetensi inti yang merupakan terjemahan
atau operasionalisasi standar kompetensi lulusan (SKL) dalam bentuk kualitas
yang harus dimiliki mereka yang telah menyelesaikan pendidikan pada satuan
pendidikan tertentu atau jenjang pendidikan tertentu, dan gambaran mengenai
kompetensi utama yang dikelompokkan ke dalam aspek sikap (spiritual dan
sosial), pengetahuan, dan keterampilan (afektif, kognitif, dan psikomotor) yang
Arief Rahman, 2014
PENGARUH PARTISIPASI SISWA DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PRAMUKA TERHADAP SIKAP DAN KETERAMPILAN KEWARGANEGARAAN
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
pelajaran (Permendikbud RI Nomor 54 Tahun 2013 tentang Standar Kompetensi
Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah).
Alhasil, siswa yang cerdas secara intelektual dalam tidak lagi menjadi
ukuran kesuksesan utama sistem pendidikan namun juga ditunjukkan dengan
adanya watak, moral, sosial dan fisik peserta didik, atau dengan kata lain
terbentuknya manusia seutuhnya. Berkaitan dengan hal itu, hasil penelitian terkini
menunjukkan bahwa kecerdasan intelektual tidak menjamin sepenuhnya
kesuksesan hidup seseorang. Para ahli psikologi menyebutkan bahwa IQ hanya
mempunyai peran sekitar 20 % dalam menentukan hidup, sedangkan 80 % sisanya
ditentukan oleh faktor-faktor lain. (Mustaqim, 2008:152-153).
Di sisi lain menarik untuk mengkritisi hasil studi Kahne (2008:6) bahwa
sumbangsih pembelajaran di kelas terhadap komitmen kewarganegaraan relatif
kecil, karena terlalu berfokus pada kurikulum sedangkan siswa yang memiliki
pengalaman tertentu seperti debat, berpartisipasi dalam kegiatan ekstrakurikuler,
layanan masyarakat cenderung berkomitmen dan berperan serta dalam berbagai
bentuk partisipasi politik dan kemasyarakatan. Kecilnya sumbangsih
pembelajaran PKn tersebut disebabkan karena proses pembelajaran yang berfokus
pada pengetahuan kurang memperhatikan aspek sikap dan keterampilan
kewarganegaraan serta pola pembelajaran yang berfokus pada guru. Akibatnya
kurang memiliki pengalaman belajar yang untuk mengembangkan dimensi sikap
dan keterampilannya.
Alhasil pembangunan manusia seutuhnya sebagaimana dimaksud dalam
tujuan pendidikan nasional tidak bisa dibatasi dalam interaksi di dalam kelas
semata tetapi harus diperluas dalam proses lainnya. Limitasi sistem pendidikan
pada interaksi guru dan siswa hanya akan menjadikan siswa memiliki pengalaman
hidup yang minim dan sempit.
Meskipun keunggulan akademik adalah satu prestasi penting dalam hidup
seseorang namun pendidikan formal di mana siswa belajar membaca, menulis dan
berhitung, siswa perlu belajar berbagai keterampilan lain seperti pemikiran kritis
Arief Rahman, 2014
PENGARUH PARTISIPASI SISWA DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PRAMUKA TERHADAP SIKAP DAN KETERAMPILAN KEWARGANEGARAAN
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
dalam bidang apapun juga penting untuk melatih hubungan interpersonal dan
kemampuan komunikasi. Siswa dapat mencapai semua tujuan ini ketika mereka
berpartisipasi dalam kegiatan ekstrakurikuler.
Di samping itu isu kritis pendidikan kewarganegaraan saat ini adalah
bagaimana membumikan konsep dan nilai kewarganegaraan tidak hanya pada
level pengetahuan namun juga tercermin pada sikap dan perilaku siswa sebagai
warga negara juga mengembangkan pemahaman yang realistis tentang dunia hari
ini di mana mereka hidup serta tantangan globalisasi yang harus dihadapi.
Sekedah tahu saja tidak bisa menjadi tolak ukur keberhasilan belajar namun lebih
jauh lagi implementasi pengetahuan tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
Pengetahuan kewarganegaran akan bermakna dan berdaya guna sepanjang
pengetahuan tersebut menjadi dasar bagi berjalannya nilai-nilai kebajikan yang
difungsikan oleh keterampilan kewarganegaraan.
Oleh karena itu, belajar tentang pendidikan kewarganegaraan dan menjadi
warga negara aktif sesungguhnya merupakan sebuah proses yang rumit dan tak
berujung yang dimulai pada usia dini sampai mati. Berkaitan dengan itu, Veldhuis
(1997:9) menyatakan bahwa warga negara aktif tidak dilahirkan tetapi diciptakan
dalam sebuah proses sosialisasi. Dengan kata lain, warga negara aktif itu
terbentuk dalam kehidupan itu sendiri, terjadi dalam banyak konteks dan bentuk.
Karenanya pembelajaran PKn tidak bisa dipersempit dalam proses edukasional di
kelas namun juga pelibatan siswa baik mandiri atau terprogram dalam
kegiatan-kegiatan di luar kelas seperti komunitas dan kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler. Sinergisitas
ini perlu dibangun agar siswa benar-benar merasakan belajar yang lebih luas tidak
dibatasi oleh barrier yang bernama ruangan kelas.
Di lain pihak, Arthur dan Davies (2008) memberikan kritik pedas bahwa
sekolah bukanlah tempat yang tepat untuk pembelajaran PKn karena tidak
memberikan lingkungan dan pengalaman yang penting untuk keberlangsungan
PKn. Berdasarkan realitas di lapangan kritik Arthur dan Davies tersebut relevan
karena berdasarkan pengamatan dan wawancara penulis dengan beberapa guru
Arief Rahman, 2014
PENGARUH PARTISIPASI SISWA DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PRAMUKA TERHADAP SIKAP DAN KETERAMPILAN KEWARGANEGARAAN
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
kewarganegaraan tersebut terkendala alokasi waktu mata pelajaran PKn yang
hanya 2 jam per minggu selain beban mengajar guru rata-rata 24 jam yang
tentunya guru akan lebih disibukkan dengan kegiatan administratif mata pelajaran
dan beban lainnya. Akibatnya, pengetahuan kewarganegaraan menjadi fokus
utama tujuan pembelajaran. Karenanya, sulit bagi siswa untuk memperoleh hasil
belajar kewarganegaraan yang diharapkan terutama dalam aspek sikap dan
keterampilan kewarganegaraan secara maksimal.
Berbeda dengan komponen pengetahuan kewarganegaraan atau pelajaran
saintis, pengembangan sikap dan keterampilan kewarganegaraan itu sendiri
memerlukan waktu dan proses. Hal ini ditegaskan Branson (1999) bahwa sikap
dan keterampilan kewarganegaraan berkembang secara evolutif (perlahan)
dipengaruhi oleh apa saja yang dipelajari dan dialami oleh seseorang di rumah,
sekolah, masyarakat, dan organisasi masyarakat sipil. Seorang siswa akan
memiliki karakter yang baik dan terampil membangun hubungan sosial bukan
hanya karena pengetahuan (learn to know)semata namun juga karena ada proses
habituasi dalam kehidupan sosial di mana mereka harus belajar untuk bertindak
(learn to do), belajar untuk menjadi pribadi utuh (learn to be), dan belajar untuk
hidup bersama (learning to live together).
Dengan demikian tumbuh kembangnya sikap dan keterampilan
kewarganegaraan tidak bisa dibentuk dalam pertemuan tatap muka selama dua
jam per minggu, namun memerlukan perluasan dan pendalaman di luar kelas.
Keterlibatan siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler merupakan wujud upaya
pengembangan sikap dan keterampilan kewarganegaraan. Dalam hal ini Flanagan
(2003:259) menjelaskan bahwa:
“It makes focal those opportunities young people have to experience membership in local groups, organizations, and institutions and to
Arief Rahman, 2014
PENGARUH PARTISIPASI SISWA DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PRAMUKA TERHADAP SIKAP DAN KETERAMPILAN KEWARGANEGARAAN
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Artinya penting untuk memberikan kesempatan pada anak muda untuk
memperoleh pengalaman dalam kelompok lokal, organisasi, dan institusi untuk
mempraktekkan keterampilan-keterampilan yang diperlukan dalam demokrasi.
Selain itu menarik untuk menganalisis laporan The International Civic and
Citizenship Education Study 2009 (ICCS) di mana Indonesia menjadi salah satu
negara partisipan yang menunjukkan kakunya pendekatan pendidikan
kewarganegaraan yang diadopsi Indonesia. Hasil survey menunjukkan bahwa
Indonesia termasuk negara yang mengadopsi pendekatan specific integrated atau
bidang studi yang wajib di mana muatan pendidikan kewarganegaraan terintegrasi
dalam satu mata pelajaran yakni PKn. Beberapa negara lainnya mengadopsi pola
bidang studi wajib yang seperti Indonesia dan bidang studi khusus namun juga
menggunakan pendekatan lainnya yang lintas mata pelajaran serta tidak hanya
mendasarkan pada kurikulum semata melainkan juga di luar kelas seperti
organisasi siswa (assembly), kegiatan-kegiatan khusus (special events), juga
kegiatan ekstrakurikuler. Dengan demikian dapat disimpulkan pola pendidikan
kewarganegaraan di Indonesia lebih kaku dibandingkan negara lainnya.
Berdasarkan kenyataan di atas, diperlukan adanya pembaharuan
pembelajaran pendidikan kewarganegaraan yang tidak hanya memandang
interaksi di dalam kelas mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan sebagai
indikator utama proses pembelajaran PKn namun terpenting adalah
mempromosikan sikap dan nilai kewarganegaraan dengan memberikan siswa
kesempatan untuk berpartisipasi di dalam dan di luar kelas (Schulz, dkk.
2010:23-24). Dalam hal ini, muatan pendidikan kewarganegaraan tidak lagi dimonopoli
oleh mata pelajaran PKn namun juga tersosialisasi melalui pendekatan lainnya
misalnya kegiatan ekstrakurikuler.
Sikap, pengetahuan, dan keterampilan perlu dikembangkan karena dari
berbagai perspektif individual dan sosial memiliki ragam perspektif manfaat.
Dalam Laporan Civico Project (2010:45) dijelaskan bahwa:
“From an individual point of view, civic competence is a tool for
Arief Rahman, 2014
PENGARUH PARTISIPASI SISWA DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PRAMUKA TERHADAP SIKAP DAN KETERAMPILAN KEWARGANEGARAAN
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
responsibility to control their own lives beyond the social circumstances in which they find themselves. From a social point of view civic competence, by helping to create social capital, underpins democracy and social and economic development”
Artinya dari sudut pandang individu, kompetensi warga negara adalah
sebuah alat untuk memberdayakan invidu dan memberikannya motivasi, otonomi,
dan tanggung jawab untuk mengelola hidupnya di luar lingkungan sosial di mana
mereka berada. Sedangkan dari sudut pandang sosial, kompetensi warga negara,
membantu menciptakan modal sosial, memperkuat demokrasi dan perkembangan
sosial ekonomi.
Berdasarkan latar belakang di atas penulis tertarik untuk meneliti pengaruh
partisipasi siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler pramuka terhadap sikap dan
keterampilan kewarganegaraan siswa.
B. Identifikasi Masalah Penelitian
Berdasakan latar belakang penelitian di atas, maka secara umum yang
menjadi masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah pengaruh partisipasi
siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler pramuka terhadap sikap dan keterampilan
kewarganegaraan siswa?
C. Rumusan Masalah Penelitian
Untuk lebih menfokuskan penelitian yang dilakukan, maka penulis
merumuskan beberapa sub-permasalahan sebagai berikut:
1 Bagaimanakah pengaruh partisipasi siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler
pramuka terhadap sikap kewarganegaraan?
2 Bagaimanakah pengaruh partisipasi siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler
pramuka terhadap keterampilan kewarganegaraan?
Arief Rahman, 2014
PENGARUH PARTISIPASI SISWA DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PRAMUKA TERHADAP SIKAP DAN KETERAMPILAN KEWARGANEGARAAN
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Secara umun, studi atau penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan
dan menganalisis secara mendalam pengaruh partisipasi siswa dalam kegiatan
ekstrakurikuler pramuka terhadap sikap dan keterampilan kewarganegaraan.
Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk:
1 Mendeskripsikan dan menganalisis secara mendalam pengaruh
partisipasi siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler pramuka terhadap sikap
kewarganegaraan.
2 Mendeskripsikan dan menganalisis secara mendalam pengaruh
partisipasi siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler pramuka terhadap
keterampilan kewarganegaraan.
E Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara
keilmuan (teoritik) maupun empirik (empiris). Secara teoritik, penelitian ini
diharapkan mampu memberikan sumbangan pemikiran atau bahan kajian dalam
dunia pendidikan khususnya pendidikan kewarganegaraan (PKn), sehingga pada
akhirnya akan memperkuat landasan dimensi pendidikan kewarganegaraan (PKn)
yang terdiri dari Civic Knowledge,Civic Skill, dan Civic Disposition.
Dari temuan ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi beberapa
pihak sebagaimana diuraikan berikut :
1. Bagi Peneliti
a. Mampu menelaah secara kritis tentang partisipasi ekstrakurikuler sebagai
bagian penting dalam Pendidikan Kewarganegaraan.
b. Memberikan kontribusi positif terhadap berbagai pihak mengenai
pentingnya partisipasi ekstrakurikuler dalam pencapaian dua dimensi
kompetensi kewarganegaraan yaitu sikap dan keterampilan sikap
kewarganegaraan.
2. Bagi Pihak-pihak lain
a. Institusi pemerintahan: Penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan
Arief Rahman, 2014
PENGARUH PARTISIPASI SISWA DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PRAMUKA TERHADAP SIKAP DAN KETERAMPILAN KEWARGANEGARAAN
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
b. Masyarakat umum: Penelitian ini dapat dijadikan referensi untuk
menambah wawasan keilmuan dan praktis pendidikan kewarganegaraan.
c. Institusi Pendidikan: Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan dasar
untuk memformulasikan kerangka penilaian PKn.
E. Struktur Organisasi Tesis
Penulisan tesis dengan judul “Pengaruh Partisipasi Siswa Dalam Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka Terhadap Sikap Dan Keterampilan Kewarganegaraan”
ini akan terdiri dari lima bab, yaitu bab I tentang pendahuluan, bab II tentang
kajian pustaka, bab III tentang metode penelitian, bab IV tentang hasil penelitian
dan pembahasan serta bab V tentang kesimpulan dan rekomendasi. Untuk lebih
jelasnya, pembahasan dari kelima bab ini secara singkat dijelaskan dibawah ini.
Bab I Pendahuluan : Bab ini secara rinci mendeskripsikan, Latar Belakang
Penelitian, Identifikasi Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian; Manfaat
Penelitian, dan Struktur Organisasi tesis.
Bab II Kajian pustaka : Pada bab ini terbagi dalam beberapa sub bab yaitu:
(1). Uraian kerangka konseptual partisipasi ekstrakurikuler, teori
kewarganegaraan, sikap dan keterampilan kewarganegaraan. (2). Penelitian
terdahulu yang relevan, (3). Kerangka pemikiran dan (4). Hipotesis penelitian.
Bab III Metodologi Penelitian : Adapun sub bab yang dibahas dalam bab
ini mencakup lokasi, populasi dan sampel penelitian, pendekatan dan metode
penelitian, variabel penelitian dan definisi operasional, instrumen penelitian,
teknik pengumpulan data, analisis dan penafsiran data.
Bab IV membahas tentang hasil dan pembahasan penelitian. Pada bab ini
membahas tentang deskripsi hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian serta
temuan-temuan penelitian, dan pengujian hipotesis.
Bab V berisi tentang kesimpulan dan saran. Pada bab ini dibagi menjadi
Arief Rahman, 2014
PENGARUH PARTISIPASI SISWA DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PRAMUKA TERHADAP SIKAP DAN KETERAMPILAN KEWARGANEGARAAN
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian 1. Lokasi
Penelitian ini dilakukan di Gugusdepan yang berpangkalan di SMA Negeri
yang se Kota Bandung. Alasan memilih lokasi di Kota Bandung karena
berdasarkan studi pendahuluan, kegiatan pramuka di Kota Bandung berjalan
dengan aktif.
2. Populasi
Menurut Sugiyono (2012:80) “Populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Berdasarkan pengertian tersebut maka populasi penelitian ini adalah seluruh
pengurus dan anggota ambalan penegak SMA Negeri se-Kota Bandung.
3. Sampel
Menurut Sugiyono (2012:81) “Sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar dan peneliti
tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi”.
Penentuan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
probability sampling yakni pengambilan sampel yang memberikan peluang yang
sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel.
Teknik sampel ini meliputi, simple random, proportionate stratified random,
disproportionate stratified random dan area (cluster) sampling (Sugiyono,
2012:81-83).
Karena obyek yang akan diteliti atau sumber data sangat luas, misalkan
Arief Rahman, 2014
PENGARUH PARTISIPASI SISWA DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PRAMUKA TERHADAP SIKAP DAN KETERAMPILAN KEWARGANEGARAAN
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
sampling. Menurut Riduwan (2009:60) “area sampling ialah teknik sampling yang
dilakukan dengan cara mengambil wakil dari setiap wilayah geografis yang ada.”
Teknik area (cluster) sampling ini, dilakukan dengan dua tahap yaitu,
tahap penentuan daerah dan tahap penentuan individu.
a. Tahap Pertama, Penentuan Sampel Daerah
Tahap pertama ini ialah tahap penentuan sampel daerah. Pengambilan
sampel dilakukan random/acak dengan cara diundi. Populasi (seluruh pengurus
dewan ambalan pramuka SMA Negeri yang berada di kota Bandung)
diklasifikasikan menjadi enam kluster/wilayah dengan mengacu pada rencana tata
ruang wilayah Kota Bandung sebagai berikut:
Tabel 3.1
Pembagian Kluster Dewan Ambalan SMA Negeri se Kota Bandung
Wilayah Dewan Ambalan Ambalan
Terpilih
Wilayah V Ujung Berung
Arief Rahman, 2014
PENGARUH PARTISIPASI SISWA DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PRAMUKA TERHADAP SIKAP DAN KETERAMPILAN KEWARGANEGARAAN
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Gedebage
Sumber pembagian wilayah: Peraturan Daerah Kota Bandung No. 18 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Bandung Tahun 2011-2031
b. Tahap Pertama, Penentuan Sampel Daerah
Setelah memilih dewan ambalan, maka tahap terakhir adalah penentuan
sampel individu. Berdasarkan studi pendahuluan diketahui bahwa jumlah
pengurus dan anggota ambalan di masing-masing dewan ambalan SMA relatif
kecil kurang dari 30 orang dan dengan pertimbangan untuk membuat generalisasi
dengan kesalahan yang sangat kecil maka ditetapkan bahwa semua pengurus dan
anggota dewan ambalan di masing-masing ambalan dijadikan sebagai sampel
penelitian. Berikut sebaran sampel untuk masing-masing ambalan penegak
terpilih:
Tabel 3.2
Penentuan Sampel Tahap Kedua (Sampel Individu) Kluster Dewan Ambalan Sampel
Wilayah I Bojonegara SMAN 15 25 Wilayah II Cibeunying SMAN 10 31
Wilayah III Karees SMAN 16 26
Wilayah IV Tegallega SMAN 18 25 Wilayah V Ujung Berung SMAN 24 24 Wilayah VI Gedebage SMAN 25 23
Jumlah 154
B. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah survey explanatory, yang
menuntut penjabaran variabel-variabel penelitian ke dalam indikator-indikator
yang dapat diukur secara kuantitatif sehingga dapat digunakan model uji
hipotesis.
Husein Umar (2002:76) menjelaskan survey exxplanatory yaitu :
“Suatu survey yang digunakan untuk menjelaskan hubungan kasual antara
2 variabel melalui pengujian hipotesis, survey dilakukan dengan cara mengambil sampel dari suatu populasi dengan menggunakan kuesioner
Arief Rahman, 2014
PENGARUH PARTISIPASI SISWA DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PRAMUKA TERHADAP SIKAP DAN KETERAMPILAN KEWARGANEGARAAN
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Karena permasalahan yang akan diteliti berkaitan dengan pengaruh maka
analisis yang digunakan adalah path analysis atau analisis jalur. Analisis tersebut
digunakan untuk menganalisis pengaruh variabel partisipasi siswa dalam kegiatan
ekstrakurikuler terhadap sikap dan keterampilan kewarganegaraan.
C. Metode Penelitian
Berdasarkan rumusan dan tujuan penelitian yang ingin dicapai, penelitian
ini termasuk penelitian deskriptif dan verifikatif. Menurut Sugiyono (2012:29)
“metode deskriptif adalah metode yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisa suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat
kesimpulan yang lebih luas”. Metode deskriptif merupakan metode yang
bertujuan untuk mengetahui sifat serta hubungan yang lebih mendalam antara dua
variabel dengan cara mengamati aspek-aspek tertentu secara lebih spesifik untuk
memperoleh data yang sesuai dengan masalah yang ada dengan tujuan penelitian,
dimana data tersebut diolah, dianalisis, dan diproses lebih lanjut dengan dasar
teori-teori yang telah dipelajari sehingga data tersebut dapat ditarik
kesimpulannya.
Sedangkan metode verifikatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk
mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih (Sugiyono, 2012:55).
Dengan demikian penelitian verifikatif adalah untuk membuktikan atau menguji
hipotesis hasil penelitian deskriptif dengan suatu perhitungan statistika sehingga
didapat hasil pembuktian yang menunjukkan hipotesis ditolak atau diterima”. Dalam penelitian ini metode verifikatif digunakan untuk mengetahui
besarnya pengaruh partisipasi siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler pramuka
terhadap sikap dan keterampilan kewarganegaraan. Dengan metode ini dapat
diketahui seberapa besarnya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat,
serta besarnya arah hubungan yang terjadi.
Arief Rahman, 2014
PENGARUH PARTISIPASI SISWA DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PRAMUKA TERHADAP SIKAP DAN KETERAMPILAN KEWARGANEGARAAN
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Penelitian ini akan menggunakan dua variabel utama yang akan saling
dikorelasikan yakni partisipasi sebagai variabel bebas (X) yang terdiri dari sub
variabel keterlibatan fisik dan psikis (X1), motivasi kontributif (X2), dan tanggung
jawab (X3) sedangkan yang menjadi variabel terikat dalam penelitian ini adalah
sikap kewarganegaraan Y1 dan keterampilan kewarganegaraan (Y2).
Gambar di bawah ini akan menjelaskan hubungan antar variabel
penelitian:
Gambar 3.1 Hubungan antar Variabel
2. Definisi Operasional
Untuk menghindari kesalahan pemahaman dan perbedaan interpretasi yang
berkaitan dengan istilah-istilah dalam judul tesis yakni “Pengaruh Partisipasi Siswa Dalam Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka Terhadap Sikap Dan
Keterampilan Kewarganegaraan.” Berikut beberapa pengertian operasional yang terdapat dalam tesis ini:
a. Partisipasi
Teori umum (grand theory) partisipasi dalam penelitian ini diambil dari
pendapat Davis dan Newstrom (1993:179) yang menyatakan bahwa “partisipasi adalah keterlibatan mental dan emosi seseorang dalam situasi kelompok yang
Keterlibatan Fisik dan Psikis (X1)
Partisipasi
Ekstrakurikuler (X)
Motivasi Kontribusi (X2)
Tanggung Jawab (X3)
Sikap
Kewarganegaraan (Y1)
Arief Rahman, 2014
PENGARUH PARTISIPASI SISWA DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PRAMUKA TERHADAP SIKAP DAN KETERAMPILAN KEWARGANEGARAAN
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
mendorong untuk memberikan sumbangan kepada kelompok dalam usaha untuk
mencapai tujuan serta tanggung jawab terhadap usaha yang bersangkutan.”
b. Sikap Kewarganegaraan
Teori umum (grand theory) sikap kewarganegaraan dalam penelitian ini
diformulasikan dari rumusan Quigley, Buchanan dan Bahmueller (1991:13-14)
yakni kebiasaan berpikir dan sikap warga negara yang mendukung pengembangan
fungsi sosial yang sehat dan kepentingan publik yang dijamin oleh sistem
demokrasi. Secara konseptual sikap kewarganegaraan meliputi sejumlah
karakteristik kepribadian, yakni civility atau keadaban (hormat pada orang lain
dan partisipatif dalam kehidupan masyarakat), individual responsibility atau
tanggung jawab individual, self-discipline atau disiplin diri, civic-mindednes atau
kepedulian terhadap masalah kewarganegaraan, open-mindedness (terbuka,
skeptis, mengenal ambiguitas), compromise (prinsip konflik dan batas-batas
kompromi), compassion atau iba/empati, generosity atau murah hati, and loyalty
to the nation and its priciples atau kesetiaan pada bangsa dan segala aturannya.
c. Keterampilan Kewarganegaraan
Kerangka dasar teoritis (grand theory) keterampilan kewarganegaraan
merujuk pada rumusan keterampilan kewarganegaraan yang dinyatakan oleh
Moely, Mercer, Ilustre, Miron & McFarland (2002:15-26) yakni “skills useful in civic endeavors” atau keterampilan yang berguna bagi warga negara dalam bertindak. Keterampilan ini meliputi interpersonal and problem solving skills
(kemampuan mendengar, bekerja secara kooperatif, berkomunikasi, berteman,
mengambil peran orang lain, berpikir secara logis dan analitis, dan memecahkan
masalah), dan leadership skills (kemampuan untuk memimpin dan efektivitas
sebagai seorang pemimpin).
Arief Rahman, 2014
PENGARUH PARTISIPASI SISWA DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PRAMUKA TERHADAP SIKAP DAN KETERAMPILAN KEWARGANEGARAAN
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Dalam penelitian ini metode yang digunakan untuk memperoleh informasi
dari responden adalah berbentuk kuesioner. Menurut Sugiyono (2012:143),
kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk
dijawab, jenis kuisioner yang digunakan adalah kuisioner tertutup, dimana
responden dapat memilih jawaban yang tersedia. Adapun alasan penulis
menggunakan kuesioner tertutup adalah untuk memberikan kemudahan kepada
responden dalam memberikan jawaban dan untuk menghemat keterbatasan waktu
penelitian.
2. Wawancara
Wawancara dilakukan untuk menyaring data yang bersifat kualitatif
dan untuk melengkapi data kuantitatif yang dijaring melalui kuesioner. Menurut
Nawawi dan Hadari (1995:99) wawancara akan menjadi pelengkap apabila
dipergunakan untuk mengumpulkan data atau informasi yang tidak dapat
dikumpulkan dengan alat pengumpul data utama (angket). Data utama telah
dikumpulkan secara obyektif dan lengkap dengan menggunakan angket namun
wawancara diperlukan untuk mengumpulkan data penunjang berupa tanggapan
atau pendapat responden tentang obyek yang diteliti yang berguna untuk
mempermudah dalam menarik kesimpulan atau memperjelas kesimpulan yang
dirumuskan.
Adapun bentuk wawancara yang digunakan adalah wawancara bebas (non
directive interview) yakni wawancara yang berlangsung tanpa pedoman yang
dipersiapkan oleh peneliti (Nawawi & Hadari, 1995:100). Wawancara non
directive meskipun bersifat bebas namun tetap mengacu pada rumusan masalah,
variabel penelitian dan definisi operasional.
F. Proses Pengembangan Instrumen
Menurut Sugiyono (2012:92), skala pengukuran merupakan kesepakatan
Arief Rahman, 2014
PENGARUH PARTISIPASI SISWA DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PRAMUKA TERHADAP SIKAP DAN KETERAMPILAN KEWARGANEGARAAN
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
interval yang ada dalam alat ukur, sehingga alat ukur tersebut bila digunakan
dalam pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif.
Dalam proses pengembangan instrumen ini, semua kuesioner variabel
partisipasi (X), sikap kewarganegaraan (Y1) dan keterampilan kewarganegaraan
(Y2) menggunakan skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap,
pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial
(Sugiyono, 2012:93).
Pilihan jawaban untuk variabel partisipasi (X) dan variabel keterampilan
kewarganegaraan (Y2) mencakup lima pilihan, yaitu : (1) S = Selalu, (2) SR =
sering, (3) KK = Kadang-kadang, (4) Jarang, dan (5) TP = tidak pernah. Jawaban
yang tepat diberi bobot lima, dan yang tidak tepat sekali diberi bobo/skor 5, 4, 3,
2, 1.
Sedangkan untuk variabel sikap kewarganegaraan (Y1) akan
menggunakan responden diminta untuk menjawab suatu pertanyaan dengan
jawaban Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Ada Pendapat (TAP) Tidak Setuju
(TS), Sangat Tidak Setuju (STS). Untuk penskorannya dapat dilihat pada Tabel
3.5
Skala sikap ini terdiri beberapa pernyataan yang dikelompokan menjadi
dua bagian, yaitu pernyataan positif dan negatif.
Tabel 3.3 Skor Skala Sikap
Alternatif Jawaban
Bobot Penilaian
Pernyataan Positif Pernyataan Negatif
Sangat Setuju (SS) 5 1
Setuju (S) 4 2
Tidak Ada Pendapat 3 3
Tidak Setuju (TS) 2 4
Sangat Tidak Setuju (STS) 1 5
Agar instrumen penelitian yang digunakan valid dan reliabel maka
Arief Rahman, 2014
PENGARUH PARTISIPASI SISWA DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PRAMUKA TERHADAP SIKAP DAN KETERAMPILAN KEWARGANEGARAAN
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu 1. Uji Validitas
Uji validitas dilakukan berkenaan dengan ketepatan alat ukur terhadap
konsep yang diukur sehingga benar-benar mengukur apa yang seharusnya diukur.
Dikatakan instrumen yang valid apabila alat ukur yang digunakan untuk
mendapatkan data (mengukur) itu valid. “Valid berarti instrumen tersebut dapat
digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur”. (Sugiyono, 2012:121).
Cara perhitungan uji coba validitas item yaitu dengan cara mengorelasikan skor
tiap item dengan skor total item. Uji validitas dilakukan dengan menggunakan
korelasi Pearson product moment (Uji r).
rhitung=
Keterangan:
Rhitung =Koefisien korelasi
N = Jumlah responden
X = Jumlah skor item
Y = Jumlah skor total (seluruh item)
Hasil interpretasi yang berkenaan dengan validitas butir soal dalam
penelitian ini dinyatakan dalam tabel berikut :
Tabel 3.4
Interpretasi Koefisien Korelasi Validitas
Nilai Interpretasi
rxy ≤ 0,00 Tidak Valid
Arief Rahman, 2014
PENGARUH PARTISIPASI SISWA DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PRAMUKA TERHADAP SIKAP DAN KETERAMPILAN KEWARGANEGARAAN
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu 2. Uji Reliabilitas
Uji realibilitas dilakukan untuk mendapatkan tingkat ketepatan
(keterandalan atau keajegan) alat pengumpul data (instrumen) yang digunakan
Dalam menguji reliabilitas digunakan uji konsistensi internal dengan
menggunakan rumus Alpha Cronbach sebagai berikut.
k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
2Sedangkan untuk mengetahui tinggi rendahnya reliabilitas instrumen
digunakan kategori sebagai berikut:
Sumber: Sutrisno Hadi (1999:216)
G. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam
penelitian, karena tujuan utama dari penelitin adalah mendapatkan data. Teknik
pengumpulan data yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
Arief Rahman, 2014
PENGARUH PARTISIPASI SISWA DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PRAMUKA TERHADAP SIKAP DAN KETERAMPILAN KEWARGANEGARAAN
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Dalam penelitian ini metode yang digunakan untuk memperoleh informasi
dari responden adalah berbentuk kuesioner. Kuosiner terbagi menjadi dua
bagian yakni kuesioner pembina dan kuesioner siswa.
2. Wawancara
Wawancara dilakukan untuk menyaring data yang bersifat kualitatif dan
untuk melengkapi data kuantitatif yang dijaring melalui kuesioner.
Wawancara akan dilakukan pada siswa untuk melengkapi dan memperkuat
data utama yang diperoleh melalui angket.
3. Studi Pustaka
Penelitian kepustakaan dilakukan melalui pengkajian buku-buku, jurnal
nasional dan internasional serta penelitian-penelitian yang relevan. Selain itu,
studi pustaka ini dilakukan melalui pengkajian artikel-artikel yang terdapat
dalam majalah, koran, maupun internet.
H. Teknik Analisis Data
Sugiyono (2012:147) mendefinisikan analisis data sebagai berikut:
“Dalam penelitian kuantitatif, analisis data merupakan kegiatan setelah
data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul. Kegiatan dalam analisis data adalah: mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan
perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan”.
Dengan demikian berdasarkan pendapat di atas dapat dipahami bahwa
analisis data merupakan proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang
mudah dibaca, dipahami, dan diinterpretasikan.
Berikut langkah-langkah analisis data dalam penelitian ini:
1. Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif dalam penelitian ini digunakan untuk mendeskripsikan
Arief Rahman, 2014
PENGARUH PARTISIPASI SISWA DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PRAMUKA TERHADAP SIKAP DAN KETERAMPILAN KEWARGANEGARAAN
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
umum penilaian responden untuk masing-masing variabel penelitian. Untuk
pengkategorian penilaian atau tanggapan responden dilakukan dengan membuat
pengkategorian. Untuk menentukan kategori tinggi, sedang, rendah, terlebih
dahulu harus menentukan nilai indeks minimum, maksimum dan intervalnya serta
jarak intervalnya, yaitu sebagai berikut:
a. Nilai indeks minimum adalah skor minimum dikalikan jumlah
pertanyaan dikali jumlah responden.
b. Nilai indeks maksimum adalah skor tertinggi dikalikan jumlah
pertanyaan dikali jumlah responden.
c. Intervalnya adalah selisih antara nilai indeks minimum dengan nilai
indeks maksimum.
d. Jarak interval adalah interval dibagi jumlah jenjang yang diinginkan.
Kemudian mencari perhitungan skor untuk masing-masing variabel
berdasarkan setiap skala jawaban yang ada dengan cara sebagai berikut :
a. Memasukan nilai jawaban responden per-item pertanyaan berdasarkan
skala jawaban masing-masing dan kemudian menjumlahkannya.
b. Mencari nilai skor nilai untuk setiap skala jawaban yang ada.
c. Menjumlahkan secara total, nilai setiap skala jawaban.
Tabel 3.6
Skor Nilai Variabel/Sub-variabel
No Pernyataan 5 4 3 2 1 Jumlah Skor Total
Skor Ideal
Kemudian setelah hasil dari perhitungan skor total sudah didapatkan,
untuk selanjutnya hasil tersebut diintepretasikan kedalam garis kontinum di
bawah ini.
Sangat Tidak
Baik Tidak Baik
Cukup
Baik Sangat Baik
Arief Rahman, 2014
PENGARUH PARTISIPASI SISWA DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PRAMUKA TERHADAP SIKAP DAN KETERAMPILAN KEWARGANEGARAAN
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu Gambar 3.2 Garis Kontinum
2. Analisis Data Kuantitatif
a. Tranformasi Data Ordinal menjadi Data Interval
Menguji persyaratan analisis statistik parametrik diperlukan sebagai dasar
dalam pengujian hipotesis. Pengujian persyaratan analisis dimaksud adalah uji
normalitas data dan uji homogenitas. Data angket skala likert ini merupakan data
ordinal, untuk melakukan pengujian persyaratan analisis statistik parametrik maka
data harus berbentuk interval. Oleh karena itu dilakukan transformasi data
menggunakan Methods Succesive Interval (MSI) (Hays, 1963).
Langkah-langkah transformasi data ordinal ke data interval adalah sebagai
berikut:
1) Perhatikan nilai jawaban dari setiap pertanyaaan dalam kuesioner.
2) Untuk setiap pertanyaan tersebut, dilakukan perhitungan banyaknya
responden yang menjawab skor 1, 2, 3, 4, 5 berdasarkan frekuensi.
3) Setiap frekuensi dibagi dengan banyaknya n responden dan hasilnya
adalah proporsi (p).
4) Kemudian dihitung proporsi kumulatifnya (pk).
5) Dengan menggunakan tabel normal, dihitung nilai distribusi normal Z
untuk setiap proporsi kumulatif yang diperoleh.
6) Menentukan nilai fungsi kepadatan peluang (fkp) distribusi normal
yang sesuai dengan nilai Z.
7) Menentukan nilai interval (scale value) untuk setiap skor jawaban.
8) Menyesuaikan nilai skala ordinal ke interval, yaitu scale value (SV)
yang nilainya terkecil (harga negatif yang terbesar) diubah menjadi
sama dengan jawaban responden yang terkecil melalui transformasi:
Transformed Scale Value: SV = - (Min data – Min SV)
b. Analisis Jalur (path analysis)
Menurut Sugiyono (2013:297) analisis jalur digunakan untuk melukiskan
Arief Rahman, 2014
PENGARUH PARTISIPASI SISWA DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PRAMUKA TERHADAP SIKAP DAN KETERAMPILAN KEWARGANEGARAAN
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Dalam model hubungan antar variabel tersebut, terdapat variabel independen yang
disebut variabel eksogen (exogeneous) dan variabel dependen yang disebut
variabel endogen (endogeneous). Melalui analisis jalur ini akan dapat ditemukan
jalur mana yang paling tepat dan singkat suatu variabel independen menuju
variabel dependen yang terakhir.
Dengan demikian analisis jalur ini dipilih adalah karena dapat menjelaskan
pola hubungan antar variabel dengan tujuan untuk mengetahui hubungan langsung
maupun tidak langsung seperangkat variabel bebas (eksogen) terhadap variabel
terikat (endogen).
Berikut langkah-langkah analisis jalur dalam penelitian ini:
1) Uji Normalitas
Uji normalitas untuk mengetahui kenormalan data partisipasi, sikap dan
keterampilan kewarganegaraan dengan menggunakan uji statistik
Kolmogorov-Smirnov.
Rumusan hipotesisnya adalah sebagai berikut.
H0 : Data berasal dari populasi berdistribusi normal
H1 : Data berasal dari populasi tidak berdistribusi normal
Dengan kriteria uji sebagai berikut.
Jika nilai Sig.(p-value) < α (α = 0,05), maka H0 ditolak Jika nilai Sig. (p-value) ≥ α (α = 0,05), maka H0 diterima 2) Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas berguna untuk mengetahui apakah pada model regresi
yang diajukan telah ditemukan korelasi kuat antar variabel independen. Jika
terjadi korelasi kuat, maka terdapat masalah multikolinearitas yang harus
diatasi. Model regresi yang baik yaitu tidak terdapatnya multikolinearitas atau
tidak terjadi korelasi antar variabel independen. Adapun uji multikoloniearitas
dapat dilihat dari hal–halsebagai berikut: 1). Nilai tolerance dan lawannya
Arief Rahman, 2014
PENGARUH PARTISIPASI SISWA DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PRAMUKA TERHADAP SIKAP DAN KETERAMPILAN KEWARGANEGARAAN
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Jika nilai tolerance lebih besar dari 0,1 atau nilai variance inflation factor
lebih kecil dari 10, maka dapat dikatakan bahwa data tersebut tidak terdapat
multikolinearitas.
3). Uji Homogenitas atau Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk mengetahui apakah dalam sebuah
model regresi, terjadi ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan
ke pengamatan lain. Jika varians dari residula suatu pengamatan ke
pengamatan lain tetap, disebut homoskedastisitas, sedangkan jika berbeda
disebut dengan heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah adalah
model yang heteroskedastisitas. Untuk melihat ada atau tidaknya
heteroskedastisitas maka dapat melihat grafik plot antara nilai prediksi
variabel terikat (ZPRED) dengan residuanya (SDRESID).
4) Menghitung koefisien jalur secara simultan (keseluruhan)
Untuk mengetahui apakah ada pengaruh antara masing-masing variabel
independen dengan variabel dependen, maka digunakan uji t (t-test).
a) Perumusan Hipotesis
Hipotesis statistik dirumuskan sebagai berikut.
1 2 3
Kriteria pengujian yang digunakan berdasarkan nilai signifikansi, yaitu tolak
Arief Rahman, 2014
PENGARUH PARTISIPASI SISWA DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PRAMUKA TERHADAP SIKAP DAN KETERAMPILAN KEWARGANEGARAAN
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
signifikansi penelitian (). Taraf signifikansi yang digunakan dalam
penelititan ini sebesar 5%.
c) Penentuan nilai Sig. t dilakukan melalui program SPSS.
d) Pengambilan kesimpulan berdasarkan perbandingan antara α dengan Sig.
t
(P-value nilai t). Kesimpulan yang dapat diambil adalah:
a. Jika P-value nilai t < α (α =0.05), maka H0 ditolak. b. Jika P-value nilai t > α (α =0.05), maka H0 diterima. 5) Pengujian Secara Individual
Untuk mengetahui apakah ada pengaruh antara masing-masing variabel
independen dengan variabel dependen, maka digunakan uji t (t-test).
a) Perumusan Hipotesis
Hipotesis statistik dirumuskan sebagai berikut.
0
H0 : X1 tidak berkontribusi secara signifikan terhadap Y1.
H1 : X1 berkontribusi secara signifikan terhadap Y1.
b) Kriteria Pengujian
Kriteria pengujian yang digunakan berdasarkan nilai signifikansi, yaitu tolak
H0, jika nilai sig. pada tabel lebih kecil dari atau sama dengan taraf
signifikansi penelitian (). Taraf signifikansi yang digunakan dalam
penelititan ini sebesar 5%.
c) Penentuan nilai Sig. t dilakukan melalui program SPSS ver. 16.
d) Pengambilan kesimpulan berdasarkan perbandingan antara α dengan Sig.
t
(P-value nilai t). Kesimpulan yang dapat diambil adalah:
Arief Rahman, 2014
PENGARUH PARTISIPASI SISWA DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PRAMUKA TERHADAP SIKAP DAN KETERAMPILAN KEWARGANEGARAAN
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu I. Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas
1. Validitas
Uji coba validitas angket dilakukan melalui uji validitas butir
menggunakan koefisien korelasi product moment dari Person dengan bantuan
SPSS versi 16 yaitu korelasi antara skor setiap butir dengan skor total. Untuk taraf
signifikansinya 5 % dengan jumlah sampel 154 maka titik kritisnya adalah 0,3
(detail hasil uji validitas dan dapat dilihat pada lampiran C).
Pertama, berdasarkan hasil out put SPSS pada gambar di atas terlihat
bahwa korelasi antara masing-masing item pertanyaan dari variabel partisipasi
ekstrakurikuler (1 sampai dengan 22) terhadap skor total menunjukkan banyak
hasil signifikan yaitu semua indikator (variable manifest) memiliki factor loading
(λ) ≥ 0,3, hal ini menunjukkan semua indikator pada masing-masing konstruk
(varabel laten) valid/signifikan.
Kedua, berdasarkan hasil out put SPSS terlihat bahwa korelasi antara
masing-masing item pertanyaan dari variabel sikap kewarganegaraan (23 sampai
dengan 52) terhadap skor total menunjukkan hasil yang tidak signifikan pada item
pertanyaan no. 32, 40, 46, 47, dan 49. Hasil yang tidak signifikan tersebut
disebabkan indikator (variable manifest) memiliki factor loading (λ) kurang dari 0,3.
Ketiga, berdasarkan hasil out put SPSS terlihat bahwa korelasi antara
masing-masing item pertanyaan dari variabel keterampilan (53 sampai dengan 65)
terhadap skor total menunjukkan banyak hasil signifikan di mana semua indikator
(variable manifest) memiliki factor loading (λ) ≥ 0,3, hal ini menunjukkan semua indikator pada masing-masing konstruk (varabel laten) valid/signifikan.
Berdasarkan arahan dari pembimbing dan pertimbangan kriteria variabel
sikap kewarganegaraan masih bisa terpenuhi oleh item pertanyaan yang tersisa
(25 soal) maka lima soal tersebut tidak digunakan lebih lanjut dalam proses
Arief Rahman, 2014
PENGARUH PARTISIPASI SISWA DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PRAMUKA TERHADAP SIKAP DAN KETERAMPILAN KEWARGANEGARAAN
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu 2. Reliabilitas
Pengujian reliabilitas angket dilakukan dengan menggunakan rumus Alpha
Cronbach. Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat apabila konstruk (variable laten)
memiliki nilai CR ≥ 0,7 dan nilai VE ≥ 0,5 dapat dikatakan reliabel. Berdasarkan tabel tersebut, dapat dilihat bahwa semua konstruk (variabel laten) dapat
dikatakan reliabel (hasil uji reliabilitas dapat dilihat pada Lampiran C)
Hasil pengukuran Cronbach Alpha dapat dilihat pada tabel di bawah ini, di
mana data detail hasil out put SPSS dapat dilihat pada lampiran C. Dari data
tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel partisipasi ekstrakurikuler, sikap
kewarganegaraan, dan keterampilan kewarganegaraan dapat dikatakan reliabel,
karena nilai Cronbach Alpha > 0,70.
Tabel 3.8 Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Cronbach Alpha Titik Kritis Reliabilitas
Partisipasi 0,891 0,7 Reliabel
Sikap Kewarganegaraan 0,935 0,7 Reliabel
Arief Rahman, 2014
PENGARUH PARTISIPASI SISWA DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PRAMUKA TERHADAP SIKAP DAN KETERAMPILAN KEWARGANEGARAAN
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA
Abowitz, K. and Harnish, J. (2006) Contemporary Discourses of Citizenship. Review of Educational Research. Vol. 76, hlm. 653–690.
Abs, H. & Veldhuis, R. (2006) Indicators on active citizenship - the social, cultural and economic domain. Paper by order of the Council of Europe for the CRELL-Network on Active Citizenship for Democracy at the European
Commission’s Joint Research Center in Ispra, Italy. Hlm. 5-57.
Ach. Wazir Ws., et al., ed. (1999). Panduan Penguatan Manajemen Lembaga Swadaya Masyarakat. Jakarta: Sekretariat Bina Desa dengan dukungan AusAID melalui Indonesia HIV/AIDS and STD Prevention and Care Project.
Anu, S & Sunita, M. (2013). Impact of Extracurricular Activities on Students in Private School of Lucknow District. International Journal of Humanities and Social Science Invention,Vol. 2 Issue 6 Juni 2013, hlm. 92-94.
Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT Renika Cipta
Arthur, J. and Davies, I. (2008) Citizenship Education (London: SAGE).
Astin, A. W. (1970). The Methodology of research on college impact (I). Sociology of Education. San Francisco: Jossey-Bass.
Astin, A. W. (1985). Achieving educational excellence: A critical assessment of priorities and practice in higher education. San Francisco: Jossey-Bass.
Audigier, F. (2000). Basic Concepts and Core Competencies for Education for Democratic Citizenship. Strasbourg: Council of Europe publishing.
Azwar, S. (2007). Sikap Manusia teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Barnett, R.V. (2007). Adolescent Experiences from Participating in Extracurricular and Community-Based Activities
Arief Rahman, 2014
PENGARUH PARTISIPASI SISWA DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PRAMUKA TERHADAP SIKAP DAN KETERAMPILAN KEWARGANEGARAAN
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Bertens, K. (2000). Etika. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.
Doolittle¸ A dan Faul, Anna C. (2013). Civic Engagement Scale: A Validation Study. SAGE Open July-September 2013.
Blomfield, C & Barber, B. (2010). Australian Adolescents’ Extracurricular Activity Participation and Positive Development: Is the Relationship Mediated by Peer Attributes? Australian Journal of Educational & Developmental Psychology,Vol 10, hlm. 114–128.
Branson, M.S. (1999). Making the case for civic education: Where we stand at the end of the 20th Century. CCE, Washington DC.
Tersedia di: http://www.civiced.org/papers/articles_mb_june99.html. [Diakses pada 2 April 2014].
CIVICO: Fostering Civic Competence Amongst Students Guide For Teachers On Developing Civic Competences.
Tersedia di: http://www.civicoproject.eu/ [Diakses pada 12 April 2014].
Council (2006). Recommendation of the European Parliament and of the Council of 18 December 2006 on Key competences for lifelong learning. Brussels: Official Journal of the European Union, hlm. 10-18.
Crick, B. Dkk. (1998). Education for citizenship and the teaching of democracy in schools. London: Department For Education And Employment.
Darmawan, C. dkk. (2010). An Analysis of The Development Model of Students’
Soft Skills in Indonesia University of Education. Internastional Scientific of Social Science and Humaniora. Vol. 2 (2), hlm. 5-10.
Davis, K dan Newstrom, J.W. (1993). Perilaku dalam Organisasi, Edisi 7 Bahasa Indonesia, Jilid 1. Jakarta: Penerbit Erlangga
Djalal, F dan Supriadi (eds). (2001). Reformasi Pendidikan dalam Konteks Otonomi Daerah. Yogyakarta: Adicita Karya Nusa.
De Weerd, M. et al. (2005), Indicators and options for monitoring active citizenship and citizenship education, Final report, Amsterdam: Regioplan Beleidsonderzoek.
Arief Rahman, 2014
PENGARUH PARTISIPASI SISWA DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PRAMUKA TERHADAP SIKAP DAN KETERAMPILAN KEWARGANEGARAAN
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Elmubarok, Z. (2009). Membumikan Pendidikan Nilai. Bandung:Alfabeta.
Etzioni, A. (2011). Citizenship in a communitarian perspective. Ethnicities Journal, hlm. 336-249.
Flanagan, C. (2003). Developmental Roots of Political Engagement. PS: Political Science & Politics
Geske, A & Cekse, I. (2013). The Influence of Civic and Citizenship Education
Achievements on The Development of Students’ Citizenship Attitudes.
Jurnal Problems of Education in the 21’ Century Volume 52, hlm. 25-34.
Grudeva, M (2010). Social Aspects Of Extra Curricular Activities For Youth. Trakia University: Trakia Journal of Sciences, Vol. 8, hlm. 400-405.
Hadi, S. (1999). Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Andi Offset
Hamijoyo. 2007. Partisipasi Dalam Pembangunan. Jakarta: Depdikbud RI.
Holloway, J. (2000) “Extracurricular Activities and Student Motivation”
Educational Leadership Volume 60, hlm. 80-81.
Hoskins, B. (2006), Draft framework on Indicators for Active Citizenship, Paper presented at the European Commission (Crell) conference, Working towards Indicators on Active Citizenship, Ispra, Italy, September.
Hoskins, Bryony, Louise, Barber, Carolyn, Van Nijlen, Daniel, & Ernesto, V. (2011). Comparing civic competence among European youth: Composite and domain-specific indicators using IEA civic education study data. Comparative Education Review.
James, R. F. & James, M. L. (2004). Teaching career and technical skills in a
“mini” business world. Business Education Forum.
Josef ABS, Hermann & Ruud Veldhuis. (2006). Indicators on Active Citizenship
for Democracy ─ The social, cultural, and economic domain. Paper by order
of the Council of Europe for the CRELL-Network on Active Citizenship for
Democracy at the European Commission’s Joint Research Center in Ispra,
Italy August 2006.
Arief Rahman, 2014
PENGARUH PARTISIPASI SISWA DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PRAMUKA TERHADAP SIKAP DAN KETERAMPILAN KEWARGANEGARAAN
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Kerlinger, Fred N. (2002). Asas-asas Penelitian Behavioral. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Klaus, P., Rohman, dan Hamaker. (2007). The Hard Truth About Soft Skills: Workplace Lessons Smart People Wish They’d Learned Sooner. Amerika Serikat: HarperCollins Publishers Inc.
Kerr, D. (1999). Citizenship Education In The Curriculum: An International Review. National Foundation for Educational Research (NFER) Inggris.
Kerr, D., Lines, A., Blenkinsop, S. And Schagen, I. (2002). What Citizenship and Education Mean to 14-Year-Olds. England’s Results from the IEA Citizenship Education Study: the Views of Students, Teachers and Schools. London: DfES.
Le, T. (2013). Does Participation in Extracurricular Activities Reduce Engagement in Risky Behaviours? Melbourne Institute Working Paper No. 35/13. ISSN 1447-5863 (Online)
Tersedia di: melbourneinstitute.com [Diakses pada 13 April 2014]
Menezes, I (2003) Participation Experiences and Civic Concepts, Attitudes and Engagement: Implications for citizenship education projects. Artikel dalam European Educational Research Journal, Volume 2, hlm. 430-445.
Maslow, A. (1987). Motivation and personality. New York, NY: Longman.
Miller, D. (2000). Citizenship and National Identity. Malden: Polity Press.
Moely, B.E., Mercer, S.H., Ilustre, V., Miron, D., and McFarland, M. (2002). Psychometric properties and correlates of the Civic Attitudes and Skills
Questionnaire (CASQ): A measure of students’ attitudes related to service -learning. Michigan Journal of Community Service Learning. Hlm. 15-26.
Mustaqim. (2008). Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang bekerjasama dengan Pustaka Pelajar, 2008).
National Assessment Governing Board, U.S. Department of Education. (2014). Civics Framework for the 2014 National Assessment of Educational Progress.