• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH SHOPPING LIFESTYLE TERHADAP IMPULSE BUYING : Survei Terhadap Konsumen Rumah Mode Factory Outlet Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH SHOPPING LIFESTYLE TERHADAP IMPULSE BUYING : Survei Terhadap Konsumen Rumah Mode Factory Outlet Bandung."

Copied!
51
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan Sarjana Ekonomi pada Program Studi Manajemen

Oleh:

ASTRID FATIHANA 1001596

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

Shopping Lifestyle Terhadap Impulse Buying (Survei Pada Konsumen Rumah

Mode Factory Outlet Bandung)” ini beserta seluruh isinya benar – benar karya saya sendiri dan tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan.

Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko ataupun sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, Agustus 2014 Penulis

(3)

(Survei Terhadap Konsumen Rumah Mode Factory Outlet Bandung)

Skripsi ini telah disetujui dan disahkan oleh:

Dosen Pembimbing

Dr. Vanessa Gaffar, SE,.AK,MBA. NIP. 19740307 200212 2 001

Mengetahui:

Ketua Program Studi Manajemen Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

Universitas Pendidikan Indonesia

(4)

Astrid Fatihana, 2014

Pengaruh shopping lifestyle terhadap impulse buying

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI 1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah ... 12

1.3 Tujuan Penelitian ... 12

1.4 Kegunaan Penelitian ... 13

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pengertian Pemasaran ...14

2.1.2 Consumer Behavior (Perilaku Konsumen) ... 15

2.1.3 Shopping Lifestyle (Gaya Berbelanja) ...19

2.1.4 Impulse Buying ... 23

2.1.5 Pengaruh Shopping Lifestyle terhadap Impulse Buying ...28

2.1.6 Penelitian Terdahulu ... 30

2.2 Kerangka Pemikiran ...32

2.3 Hipotesis ...36

BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian ...37

3.2 Metode dan Desain Penelitian ...37

3.2.1 Metode Penelitian ...37

3.2.2. Desain Penelitian ...39

3.3 Operasionalisasi Variabel ...40

3.4 Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data ...43

3.4.1 Sumber Data ...43

3.4.2 Teknik Pengumpulan Data ...44

3.5 Populasi dan Sampel ...45

3.5.1 Populasi ...45

3.5.2 Sampel ...46

3.6 Rancangan Analisis Data dan Uji Hipotesis ...48

(5)

Astrid Fatihana, 2014

Pengaruh shopping lifestyle terhadap impulse buying

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4.1.2 Karakteristik dan Pengalaman Responden ...68

4.1.3 Gambaran Variabel Shopping Lifestyle ...76

4.1.4 Gambaran variabel Impulse Buying ...86

4.1.5 Hasil Pengujian Statistik ...95

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian ...102

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ...105

5.2 Saran ...106

(6)

Astrid Fatihana, 2014

Pengaruh shopping lifestyle terhadap impulse buying

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Astrid Fatihana (1001596), “PENGARUH SHOPPING LIFESTYLE

TERHADAP IMPULSE BUYING (Survei Terhadap Konsumen Rumah Mode Factory Outlet Bandung)” Di bawah bimbingan Dr. Vanessa Gaffar, SE.AK, MBA.

Dinamika perekonomian bisnis ritel di Indonesia menunjukkan pertumbuhan yang signifikan, sehingga memicu perkembangan gaya hidup dan pola belanja konsumen yang memiliki ekspektasi makin tinggi, meminta lebih banyak dan menginginkan kualitas yang lebih baik. Konsumen pada produk fashion menunjukkan pola belanja yang fluktuatif, sering melesat dari perencanaan keuangan yang telah dibuat sebelumnya.

Shopping Lifestyle konsumen dalam produk fashion didefinisikan melalui indikator merek, model kualitas dan promosi. Penelitian ini dapat mengidentifikasi shopping lifestyle konsumen pada produk fashion melalui indikator tersebut.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran shopping lifestyle dan gambaran impulse buying pada konsumen produk fashion dan sejauh mana pengaruh shopping lifestyle terhadap impulse buying. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dan verifikatif. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling, populasi penelitian merupakan konsumen Rumah Mode Factory Outlet Bandung yang berjumlah 759.945, dan dengan menggunakan rumus Solvin, diperoleh jumlah sampel sebanyak 100 responden. Teknik analisis menggunakan regresi linier sederhana.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa shopping lifestyle berada pada kategori sedang, sedangkan tanggapan mengenai impulse buying berada pada kategori tinggi. Hasil penelitian menunjukan bahwa shopping lifestyle berpengaruh secara signifikan terhadap impulse buying. Dari koefisien korelasi menunjukan bahwa terdapat hubungan yang sedang antara shopping lifestyle dengan impulse buying. Hasil perhitungan regresi sederhana menunjukan bahwa besarnya pengaruh shopping lifestyle terhadap impulse buying adalah sebesar 19,71% sedangkan sisanya 80,29% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti oleh peneliti.

(7)

Astrid Fatihana, 2014

Pengaruh shopping lifestyle terhadap impulse buying

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

Astrid Fatihana (1001596), "THE INFLUENCE OF SHOPPING LIFESTYLE

ON IMPULSE BUYING (A Survey on Consumers of Rumah Mode Factory Outlet in Bandung)" Under supervision of Dr. Vanessa Gaffar, SE.AK, MBA.

The dynamics of retail business in Indonesia show significant growth so that it triggers the lifestyle and consumers’ spending patterns that have higher expectation, asking for more quantity and the need for a better quality. Consumers of fashion products show fluctuations in their spending patterns that often miss their financial plan.

Consumers’ shopping lifestyle of fashion products are defined through the brand, the quality, and the promotion. This study could identify consumers’

shopping lifestyle of fashion products through those three indicators.

The study aimed to describe consumers’ shopping lifestyle and impulse buying of fashion products and to find out the extent of the influence of shopping lifestyle on impulse buying. The study applied descriptive and verifiable approach. The study used purposive sampling technique to take 100 respondents, using Solvin formula, out of 759.945 consumers of Rumah Mode factory outlet in Bandung. The study used simple linear regression.

The result of the study indicated that consumers’ shopping lifestyle was in

middle category whereas the response of impulse buying was in high category. The result also indicated that shopping lifestyle had significant influence to impulse buying. Coefficient correlation indicated that there was a relation between shopping lifestyle and impulse buying. The result of simple regression analysis calculated that the influence of shopping lifestyle on impulse buying was 19.71% while the remaining 80.29% was influenced by other factors that were not examined.

(8)

1

Astrid Fatihana, 2014

Pengaruh shopping lifestyle terhadap impulse buying

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1.1.Latar Belakang Penelitian

Globalisasi perekonomian merupakan suatu proses kegiatan ekonomi dan perdagangan, dimana negara-negara di seluruh dunia menjadi satu kekuatan pasar yang semakin terintegrasi dengan tanpa rintangan batas teritorial negara. Ketika globalisasi ekonomi terjadi, batas-batas suatu negara akan menjadi kabur dan keterkaitan antara ekonomi nasional dengan perekonomian internasional akan semakin erat. Globalisasi perekonomian di satu pihak akan membuka peluang pasar produk dari dalam negeri ke pasar internasional secara kompetitif, sebaliknya juga membuka peluang masuknya produk-produk global ke dalam pasar domestik.

(9)

Astrid Fatihana, 2014

Pengaruh shopping lifestyle terhadap impulse buying

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

potensial. Pemasaran juga harus dapat baradaptasi dengan keadaan pasar yang semakin berkembang dengan pesat karena keadaan pasar dipengaruhi juga oleh perilaku konsumen. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang menjadi target potensial dalam pemasaran produk, baik dari perusahaan lokal maupun internasional.

Perusahaan-perusahaan yang beroperasi di Indonesia mendapatkan peluang dan suatu tantangan baru akibat dari pengaruh globalisasi. Era globalisasi pada saat ini memperluas pasar produk dari perusahaan Indonesia tetapi keadaan tersebut memunculkan persaingan yang semakin ketat baik antar perusahaan domestik maupun perusahaan asing. Seperti yang terjadi pada industri ritel di Indonesia dimana perkembangan jumlah ritel di Indonesia terus bertambah secara pesat seperti supermarket, hypermarket, minimarket, factory outlet dan ritel lainnya yang terus bermunculan.

Masuknya perusahaan asing baik yang menanamkan modal atau mendirikan perusahaan baru di Indonesia, menjadikan persaingan bisnis ritel di Indonesia mengalami perkembangan yang pesat. Dengan adanya kondisi persaingan yang semakin ketat tersebut, maka setiap bisnis ritel perlu meningkatkan keunggulan dan kekuatan dalam perusahaannya dengan cara memunculkan perbedaan atau keunikan atau keunggulan yang dimiliki perusahaan dibandingkan dengan pesaing sehingga dapat menarik minat membeli konsumen lebih banyak dan potensial dari pesaing.

Factory outlet merupakan bagian dari bisnis ritel, saat ini persaingan

(10)

Astrid Fatihana, 2014

Pengaruh shopping lifestyle terhadap impulse buying

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

format yang sama, salah satunya yaitu di kota Bandung. Kota inilah yang pertama kali memperkenalkan konsep factory outlet. Bukti nyata atas perkembangan pesat industri fashion di kota Bandung khususnya yaitu pesatnya pertumbuhan Factory Outlet sebagai agen distribusi produk tekstil yang mengandalkan kreatifitas. Hal

ini diperkuat dengan data dari kadinbandung.org bahwa pada tahun 2011 terdapat 124 factory outlet yang tersebar di kota Bandung.

Tiap factory outlet menjual berbagai jenis produk fashion baik untuk pria maupun wanita untuk dewasa ataupun anak-anak yang mempunyai fasilitas pelayanan dan mutu yang sesuai dengan standar yang diterapkan pada tiap toko. Fashion jenis produk dari sebuah factory outlet, berupa baju anak, pria dan wanita

yang berbentuk ready–to–wear, termasuk aksesoris dan kosmetika.

Industri kreatif fashion sudah menjadi icon kota Bandung, kekuatan utama industri kreatif adalah desain, keragaman bahan baku, kekhususan merek, dan keunikan produk. Keberhasilan creative fashion di Bandung ini tidak terlepas dari keberadaan industri tekstil dan keunikan pendistribusiannya salah satunya yaitu Factory Outlet.

(11)

Astrid Fatihana, 2014

Pengaruh shopping lifestyle terhadap impulse buying

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

saat ini bahwa orang-orang yang berkunjung ke factory outlet untuk berbelanja jenis fashion dan rata-rata pembelian tersebut tidak direncanakan sebelumnya.

Salah satu factory outlet besar di kota Bandung dan yang banyak dikunjungi wisatawan, baik wisatawan lokal maupun wisatawan dari luar adalah Rumah Mode factory outlet yang berlokasi di jalan Setiabudi Bandung. Pergerakan pengunjung Rumah Mode factory outlet ini dapat dilihat dari kontribusinya yang sangat berpengaruh terhadap kemacetan lalu lintas disekitarnya terutama pada saat akhir pekan. Selain itu Rumah Mode factory outlet selalu menempati tempat paling teratas sebagai best factory outlet dan

recommended factory outlet di Bandung berdasarkan beberapa review dari blog

dan artikel media online, kedua ditempati The Secret, ketiga The Summit, keempat Grande dan terakhir House of Donatello.

Tabel 1.1

5 recommended FO Bandung

No Nama FO

1 Rumah Mode

2 The Secret

3 The Summit

4 Grande

5 House of Donatello

Sumber: Survey melalui internet bulan Februari 2014

Perilaku konsumen produk fashion yang menarik yaitu adanya perilaku impulse buying atau yang biasa disebut pemasar dengan pembelian yang tidak

(12)

Astrid Fatihana, 2014

Pengaruh shopping lifestyle terhadap impulse buying

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang meraka inginkan. Mereka langsung melakukan pembelian karena ketertarikan pada merek atau produk saat itu juga secara spontan.

Hasil dari sebuah survey yang dilakukan oleh AC Nielsen (2011) dalam research analyst Indonesia Retail Sector yang dilakukan oleh Dian

Haryonokusumo dan Ella Nusantoro (2012) terhadap pembelanja di toko dengan format ritel di sebagian beberapa kota besar di pulau Jawa yaitu Jakarta, Surabaya dan Bandung, berdasarkan survey tersebut sekitar 21 persen pada tahun 2001 dan meningkat menjadi 39 persen pada tahun 2011 konsumen terkadang atau selalu membeli tidak direncanakan. Sedangkan jumlah pembelanja yang melakukan pembelian sesuai dengan rencana dan tidak terdorong untuk membeli item tambahan hanya berkisar 10 persen saja pada tahun 2003 dan pada 2011 terdapat 13 persen.

Grafik 1.1

Perilaku Konsumen Indonesia

Sumber: research analysts Dian haryanokusumo et. al 2012 0%

never plan what to buy purchase additional items on top of wish list

2003

(13)

Astrid Fatihana, 2014

Pengaruh shopping lifestyle terhadap impulse buying

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Peneliti juga melakukan pra survey dengan menyebarkan kuesioner terhadap 30 responden yaitu konsumen Rumah Mode factory outlet Bandung. Berdasarkan hasil pra survey tersebut hanya terdapat 10 persen pembelanja yang merencanakan apa yang telah dibeli dan tidak membeli item tambahan diluar perencanaan, 20 persen merencanakan apa yang telah dibeli tetapi membeli item tambahan yang tidak direncanakan sebelumnya dan sisanya 70 persen tidak merencanakan apa yang mereka telah beli. Maka dapat disimpulkan sebagian besar konsumen di Rumah Mode factory outlet ini melakukan perilaku impulse buying.

Grafik 1.2

Perilaku Konsumen Rumah Mode factory outlet

Sumber: Pra survey lapangan penulis N=30 pada bulan Maret 2014

Seperti yang sebagian besar orang alami mereka seringkali berbelanja melebihi apa yang sudah direncanakan sebelumnya. Bahkan kadang tidak sedikit

70% 20%

10%

0% 20% 40% 60% 80% 100%

Saya tidak merencanakan apa yang ingin saya beli sebelum berbelanja di Rumah Mode factory outlet Bandung. Saya merencanakan apa yang ingin saya

beli di Rumah Mode factory outlet Bandung ini, tetapi membeli item tambahan yang tidak direncanakan… Saya merencanakan apa yang ingin saya beli di Rumah Mode factory outlet ini dan tidak membeli item tambahan diluar

(14)

Astrid Fatihana, 2014

Pengaruh shopping lifestyle terhadap impulse buying

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

membeli barang-barang yang tidak masuk dalam daftar belanja yang sudah dipersiapkan sebelumnya. Ini merupakan indikator positif bahwa masyarakat Indonesia khususnya adalah masyarakat yang suka membeli produk yang tidak direncanakan.

Impulse buying terjadi karena konsumen mendapatkan kepuasan

tersendiri setelah membeli produk yang dinilainya menarik meskipun produk tersebut kurang atau bahkan tidak dibutuhkannya atau konsumen tersebut mengikuti trend fashion sehingga membeli produk tersebut dengan alasan supaya tidak tertinggal trend fashion yang cenderung fluktuatif. Impulse buying bisa terjadi dimana saja dan kapan saja. Termasuk pada saat seorang penjual menawarkan suatu produk kepada calon konsumen. Dimana sebenarnya produk tersebut terkadang tidak terpikirkan dalam benak konsumen sebelumnya.

Impulse buying merupakan sesuatu yang menarik bagi produsen.

Fenomena impulse buying ini merupakan sesuatu yang harus diciptakan oleh produsen untuk memperoleh keuntungan lebih. Sehingga menciptakan ketertarikan secara emosional atau memancing gairah konsumen untuk membeli dan mengkonsumsi sebuah produk atau merek tertentu. Konsumen yang tertarik secara emosional seringkali tidak lagi melibatkan rasionalitas dalam proses pengambilan keputusan pembelian sehingga terjadi impulse buying, hal ini menjadikan konsumen lebih konsumtif dan berdampak negatif bagi konsumen.

(15)

Astrid Fatihana, 2014

Pengaruh shopping lifestyle terhadap impulse buying

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

konsumen melakukan impulse buying harus diketahui agar dapat meminimalisir pola impulse buying yang berdampak negatif bagi konsumen. Kemungkinan salah satu faktor yang mempengaruhi impulse buying yaitu shopping lifestyle pada konsumen.

Belanja sudah menjadi lifestyle bagi masyarakat urban di Indonesia. Mereka akan rela mengorbankan sesuatu demi mendapatkan produk yang mereka inginkan dan yang mereka senangi. Baik secara langsung ataupun tidak langsung pada era globalisasi ini ikut mempengaruhi pola berpikir dan lifestyle masyarakat di Indonesia khususnya di kota-kota besar, termasuk dalam shopping lifestyle.

Betty Jackson (2004) mengatakan shopping lifestyle merupakan ekspresi tentang lifestyle dalam berbelanja yang mencerminkan perbedaan status sosial. Shopping lifestyle merupakan sikap atau pilihan seseorang dalam menggunakan

atau menghabiskan uangnya untuk membeli suatu produk. Shopping lifestyle pada tiap konsumen tentunya berbeda-beda. Dalam memtusukan pembeliannya konsumen dipengaruhi oleh beberapa faktor, contohnya pengaruh iklan dan trend. Iklan dan trend ini ditanggapi berbeda-beda oleh tiap konsumen, dimana terdapat konsumen membeli suatu produk karena terpengaruh iklan atau trend meskipun pada awalnya konsumen tersebut tidak akan membeli produk tersebut atau bahkan tidak membutuhkannya, akibatnya konsumen tersebut melakukan impulse buying.

(16)

Astrid Fatihana, 2014

Pengaruh shopping lifestyle terhadap impulse buying

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Terdapat konsumen yang loyal pada suatu merek sehingga konsumen tersebut sudah menjadi pelanggan bagi merek tersebut, ada juga konsumen yang beranggapan bahwa kualitas merupakan hal yang penting dalam suatu produk.

Dilihat dari berbagai fenomena dan permasalahan yang terjadi pada pembeli produk fashion Rumah Mode factory outlet, maka penulis memilih konsumen Rumah Mode Factory Outlet sebagai objek penelitian. Rumah Mode Factory Outlet tergolong salah satu Factory Outlet besar di kota Bandung yang

sudah berdiri sejak tahun 1999 dengan format ritel, dimana terdapat berbagai produk dengan merek yang berbeda-beda.

Berdasarkan pra survey awal yang telah dilakukan penulis terhadap 30 konsumen yang datang ke Rumah Mode factory outlet ditemukan bahwa shopping lifestyle konsumen di Rumah Mode factory outlet memiliki gaya hidup yang suka

(17)

Astrid Fatihana, 2014

Pengaruh shopping lifestyle terhadap impulse buying

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Grafik 1.3

Sikap Konsumen Rumah Mode factory outlet terhadap trend

Sumber: Pra survey lapangan penulis N=30 pada bulan Maret 2014

Grafik 1.4

Sikap Konsumen Rumah Mode factory outlet terhdap merek terkenal

Sumber: Pra survey lapangan penulis N=30 pada bulan Maret 2014 60% 40%

0% 20% 40% 60% 80% 100%

saya cenderung berbelanja produk fashion sesuai trend yang sedang

berkembang

saya berbelanja produk fashion tetapi cenderung tidak mengikuti trend yang

sedang berkembang

70% 30%

0% 20% 40% 60% 80% 100%

(18)

Astrid Fatihana, 2014

Pengaruh shopping lifestyle terhadap impulse buying

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Konsumen merupakan tolak ukur yang jelas akan suatu produk dapat dikatakan sukses atau tidak sukses di pasaran. Konsumen dalam melakukan tindakan-tindakannya dalam usaha memperoleh, menggunakan, menentukan produk termasuk pengambilan keputusan yang mendahului dan mengikutinya dipengaruhi oleh beberapa faktor. Maka kajian akan perilaku konsumen perlu dipelajari dan dikembangkan sebagai langkah bagi pelaku bisnis di era modern untuk mengetahui bagaimana perilaku konsumen fashion khususnya dan selanjutnya bisa dijadikan referensi untuk membuat strategi pemasaran yang baik.

Berdasarkan uraian tersebut, maka dalam penelitian ini dipilih judul: “PENGARUH SHOPPING LIFESTYLE TERHADAP IMPULSE BUYING

(Survey Terhadap Konsumen Rumah Mode Factory Outlet Bandung)”

1.2.Identifikasi Masalah dan Rumusan Masalah 1.2.1 Identifikasi Masalah

Impulse buying merupakan keunggulan yang dimiliki oleh produsen, tetapi

menjadikan pola konsumtif bagi konsumen yang menimbulkan dampak negatif bagi konsumen itu sendiri seperti pola hidup yang boros dan akan menimbulkan kecemburuan sosial, mengurangi kesempatan untuk menabung atau berinvestasi dan cenderung tidak memikirkan kebutuhan yang akan datang dan menjadikan konsumen tidak kreatif.

(19)

Astrid Fatihana, 2014

Pengaruh shopping lifestyle terhadap impulse buying

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

produk fashion yang kemudian menyebabkan konsumen menjadi semakin konsumtif.

1.2.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dan latar belakang masalah yang telah dikemukakan sebelumnya, maka dapat ditarik rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana gambaran shopping lifestyle konsumen Rumah Mode factory outlet?

2. Bagaimana gambaran impulse buying konsumen Rumah Mode factory outlet? 3. Seberapa besar pengaruh shopping lifestyle terhadap impulse buying konsumen

Rumah Mode factory outlet?

1.3.Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui gambaran shopping lifestyle konsumen Rumah Mode factory outlet.

2. Untuk mengetahui gambaran impulse buying konsumen Rumah Mode factory outlet.

(20)

Astrid Fatihana, 2014

Pengaruh shopping lifestyle terhadap impulse buying

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1.4.Kegunaan Penelitian

1. Kegunaan Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk menguatkan kajian ilmu pemasaran, khususnya mengenai shopping lifestyle terhadap impulse buying di industri bisnis fashion.

2. Kegunaan Praktis

(21)

37 Astrid Fatihana, 2014

Pengaruh shopping lifestyle terhadap impulse buying

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3.1 Objek Penelitian

Objek penelitian merupakan sesuatu yang menjadi perhatian dalam suatu penelitian, objek penelitian ini menjadi sasaran dalam penelitian untuk mendapatkan jawaban dan solusi dari permasalahan yang terjadi. Menurut Sugiyono (2013:41) Objek penelitian adalah sasaran ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu tentang sesuatu hal objektif, valid dan reliable tentang suatu hal (variabel tertentu).

Maka penelitian ini menganalisis bagaimana shopping lifestyle pada konsumen Rumah Mode factory outlet Bandung berpengaruh terhadap perilaku impulse buying. Adapun yang menjadi variabel bebas (independent variable) adalah

shopping lifestyle (X) dan variabel terikat (dependent variable) adalah impulse

buying (Y).

Penelitian ini dilakukan di Rumah Mode factory outlet Bandung. Adapun yang dijadikan responden yaitu para konsumen yang pernah melakukan impulse buying di butik Rumah Mode factory outlet Bandung.

(22)

Astrid Fatihana, 2014

Pengaruh shopping lifestyle terhadap impulse buying

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Metode penelitian merupakan cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya. Metode dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif dan verifikatif, karena mengungkap suatu keadaan sebagaimana adanya yang terjadi. Dengan menggunakan metode penelitian akan diketahui hubungan yang signifikan antara variabel yang diteliti sehingga menghasilkan kesimpulan yang akan memperjelas gambaran mengenai objek yang diteliti. Menurut Sugiyono (2013:2) metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.

Metode deskriptif adalah metode yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas (Sugiyono 2013:29). Dengan penelitian metode deskriptif, memungkinkan peneliti untuk melakukan hubungan antar variabel, menguji hipotesis, mengembangkan generalisasi, dan mengembangkan teori yang memiliki validitas .

Penelitian verifikatif pada dasarnya ingin menguji kebenaran berdasarkan data yang telah dikumpulkan dari lapangan. Penelitian verifikatif atau penemuan kausal adalah penelitian untuk mendapatkan bukti sebab akibat, yaitu hubungan antara variabel independen dan variabel dependen (Malhotra 2005:100). Dalam penelitian ini diuji mengenai shopping lifestyle terhadap perilaku konsumen impulse buying. Adapun dasar penelitian ini adalah data dari para konsumen untuk

(23)

Astrid Fatihana, 2014

Pengaruh shopping lifestyle terhadap impulse buying

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penelitian yang digunakan untuk menjelaskan hubungan kausal dan pengujian hipotesis. Menurut Sugiyono (2013:6) metode survey digunakan untuk mendapatkan data dari tempat tertentu yang alamiah (bukan buatan), tetapi peneliti melakukan perlakuan dalam pengumpulan data, misalnya dengan mengedarkan kuesioner, test, wawancara terstruktur dan sebagainya.

3.2.2 Desain Penelitian

Desain Penelitian adalah rancangan penelitian yang digunakan dalam melakukan proses penelitian. Desain penelitian akan berguna bagi semua pihak yang terlibat dalam proses penelitian, karena langkah dalam melakukan penelitian selanjutnya mengacu kepada desain penelitian yang telah dibuat. Menurut Sugiyono (2013:30) dapat disimpulkan proses penelitian seperti pada gambar di bawah ini:

Gambar 3.1

Komponen dan Proses Penelitian Kuantitatif

(24)

Astrid Fatihana, 2014

Pengaruh shopping lifestyle terhadap impulse buying

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan proses penelitian di atas, maka desain pada penelitian ini menggunakan desain penelitian kausal. Menurut Sugiyono (2013:56), desain kausal adalah hubungan yang bersifat sebab akibat.

3.3 Operasionalisasi Variabel

Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek, atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono 2013:38). Adapun variabel-variabel yang akan diteliti adalah sebagai berikut:

1. Variabel independen (X) atau variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen atau terikat (Sugiyono 2013:39). Dalam peneliltian ini yang merupakan variabel bebas adalah shopping lifestyle.

(25)

Astrid Fatihana, 2014

Pengaruh shopping lifestyle terhadap impulse buying

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

Variabel Indikator Ukuran Skala

Shopping Lifestyle

Merek Tingkat popularitas merek fashion terkenal

Tingkat ketertarikan terhadap keragaman merek produk fashion

Ordinal

Model Tingkat ketertarikan terhadap produk fashion model terbaru Tingkat ketertarikan terhadap

variasi berbagai model produk fashion

Ordinal

Kualitas Tingkat keyakinan terhadap produk fashion berkualitas bagus Tingkat keyakinan terhadap

kualitas merek lain

Ordinal

Promosi

Tingkat ketertarikan pada promosi produk fashion

Tingkat keinginan untuk membeli produk fashion karena promosi

Ordinal

Impulse buying (Y)

Tindakan pembelian yang dibuat tanpa

Spontanitas Tingkat pembelian produk fashion karena ada tawaran khusus

Ordinal

Kekuatan

Tingkat pembelian produk fashion atas dasar keingininan

(26)

Astrid Fatihana, 2014

Pengaruh shopping lifestyle terhadap impulse buying

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu direncanakan

sebelumnya (Engel :

1985) Kompulsi

Tingkat suatu dorongan untuk membelanjakan sebagian atau seluruh uang yang dibawa

Ordinal

Intensitas

Tingkat intensitas untuk berbelanja produk fashion

Ordinal

Kegairahan Tingkat keinginan atau hasrat untuk membeli produk fashion

Ordinal

Stimulasi Tingkat dorongan atau rangsangan untuk segera memasuki tempat penjualan produk fashion tanpa berfikir panjang terlebih dahulu sebelumnya

Ordinal

Dalam operasionalisasi untuk variabel shopping lifestyle dan impulse buying menggunakan skala ordinal dengan tujuan untuk memberikan informasi berupa nilai pada jawaban. Variabel-variabel tersebut diukur oleh instrument pengukur dalam bentuk kuesioner berskala ordinal.

(27)

Astrid Fatihana, 2014

Pengaruh shopping lifestyle terhadap impulse buying

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pemberian skor atas pilihan jawaban untuk kuesioner yang diajukan adalah sebagai berikut:

Tabel 3.2

Scoring Untuk Jawaban Kuesioner

Sumber: Sugiyono (2013:94)

3.4 Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data 3.4.1 Sumber Data

Sumber data penelitian adalah sumber data yang diperlukan untuk penelitian, sumber data tersebut dapat diperoleh baik secara langsung (data primer) maupun tidak langsung (data sekunder) yang berhubungan dengan objek penelitian (Sugiyono 2013:137).

1. Sumber data primer

Sumber data primer merupakan sumber data dimana data yang diinginkan dapat diperoleh secara langsung dari subjek yang berhubungan langsung dengan penelitian. Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data primer adalah data yang diperoleh dari kuesioner yang disebarkan kepada

Jawaban Responden Skor

Sangat Setuju 5

Setuju 4

Ragu-ragu 3

Tidak Setuju 2

(28)

Astrid Fatihana, 2014

Pengaruh shopping lifestyle terhadap impulse buying

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sejumlah responden yang sesuai dengan target sasaran dan dianggap mewakili seluruh populasi data penelitian, yaitu konsumen di Rumah Mode factory outlet Bandung.

2. Sumber data sekunder

Sumber data sekunder adalah sumber data penelitian dimana subyeknya tidak berhubungan langsung dengan objek penelitian tetapi membantu dan dapat memberikan informasi untuk bahan penelitian. Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data sekunder adalah artikel serta situs yang berkaitan dengan penelitian tersebut.

3.4.2 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting, berbagai sumber, dan berbagai cara. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Penelitian lapangan (field research) dimana penelitian ini dilakukan dengan mendatangi langsung konsumen untuk memperoleh data primer mengenai masalah yang akan diteliti. Ada beberapa cara yang dilakukanantara lain : a. Observasi atas objek dan peristiwa yang terjadi

b. Pengumpulan data lainnya berupa menyebarkan kuesioner dengan cara memberi seperangkat pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.

(29)

Astrid Fatihana, 2014

Pengaruh shopping lifestyle terhadap impulse buying

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sebagai landasan perbandingan dalam menyusun hipotesis penelitian. Data sekunder ini diperoleh dengan membaca dan mepelajari literature-literatur, catatan-catatan kuliah dan sumber-sumber lain yang relevan dengan masalah yang akan diteliti yaitu impulse buying sehingga dapat menjadi landasan teori yang kuat serta mendukung penelitian.

3. Melalui internet untuk mendapatkan informasi yang berkaitan dengan masalah penelitian yaitu berupa data-data pendukung variabel shopping lifestyle dan impulse buying.

3.5 Populasi dan Sampel 3.5.1 Populasi

Populasi merupakan objek atau subjek yang memenuhi kriteria tertentu yang telah ditentukan peneliti. Menurut Sugiyono (2013:80) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya.

(30)

Astrid Fatihana, 2014

Pengaruh shopping lifestyle terhadap impulse buying

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.3

Populasi Konsumen Rumah Mode factory outlet Bandung 2013

Bulan Jumlah Konsumen

Sumber: Rumah Mode Factory Outlet

3.5.2 Sampel

Dalam suatu penelitian tidak mungkin semua populasi dapat diteliti, maka peneliti mengambil sebagian objek populasi yang telah ditentukan. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi yang telah ditentukan (Sugiyono, 2013:81)

Dalam penelitian ini anggota sampel adalah konsumen yang pernah melakukan impulse buying yang membeli produk fashion di Rumah Mode factory outlet Bandung dengan batasan umur yaitu 17 tahun ke atas dan bersedia menjadi

(31)

Astrid Fatihana, 2014

Pengaruh shopping lifestyle terhadap impulse buying

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

bahwa pada usia antara 17 tahun ke atas merupakan pelanggan yang dianggap dewasa dan mampu mengambil keputusan pembelian atau paling tidak berpengaruh dalam pengambilan keputusan pembelian. Selain itu, fashion merupakan bagian dari pembeli yang berusia dewasa yang tidak dapat dipisahkan. Karena dengan fashion, mereka dapat menunjukkan identitas mereka dan mereka selalu tertarik dengan dunia fashion.

Pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan nonprobability sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang tidak memberi

peluang atau kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel (Sugiyono, 2013:84). Teknik ini meliputi beberapa sampel, salah satunya yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampling purposive, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu dimana

kriteria responden telah ditentukan sebelumnya oleh peneliti (Sugiyono, 2013:85). Adapun rumus yang digunakan untuk mengukur sampel menggunakan rumus Solvin (Husein Umar, 2008:141) yakni ukuran sampel yang merupakan perbandingan dari ukuran populasi dengan presentasi kelonggaran ketidaktelitian, karena dalam pengambilan sampel dapat ditolelir atau diinginkan. Dalam pengambilan sampel ini digunakan taraf kesalahan sebesar 10% dengan rumus yang digunakan sebagai berikut:

Dimana:

(32)

Astrid Fatihana, 2014

Pengaruh shopping lifestyle terhadap impulse buying

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu N= ukuran populasi

e = kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan sampel yang ditolerir Berdasarkan perhitungan dengan rumus dalam pengambilan sampel di atas, maka didapat jumlah sampel sebanyak

Menurut Winarno Surakhmad (1998:100) “Untuk jaminan ada baiknya sampel selalu ditambah sedikit lagi dari jumlah matematik”. Agar sampel yang

digunakan representative, maka sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 100 orang.

3.6 Rancangan Analisis Data dan Uji Hipotesis 3.6.1 Rancangan Analisis Data

Analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul. Kegiatan dalam analisis data adalah mengelompokan data berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan (Sugiyono, 2013:147).

(33)

Astrid Fatihana, 2014

Pengaruh shopping lifestyle terhadap impulse buying

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Penelitian deskriptif adalah jenis penelitian yang menggambarkan apa yang dilakukan oleh konsumen berdasarkan fakta-fakta yang ada untuk selanjutnya diolah menjadi data. Data tersebut kemudian dianalisis untuk memperoleh suatu kesimpulan.

2. Penelitian Verifikatif adalah penelitian yang digunakan untuk menguji hipotesis dengan menggunakan perhitungan statistik. Penelitian ini digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y) yang diteliti. Verifikatif berarti menguji teori dengan pengujian suatu hipotesis apakah diterima atau ditolak.

Untuk mengetahui pengaruh shopping lifestyle terhadap impulse buying pada konsumen Rumah Mode factory outlet Bandung maka dilakukan analisis data dengan cara menggunakan penyebaran angket kepada para responden.

Setelah data diperoleh maka langkah selanjutnya adalah mengolah data tersebut sehingga dari data tersebut dapat menunjukkan apakah variabel shopping lifestyle (X) terdapat pengaruhnya atau tidak terhadap variabel impulse buying

(Y).

(34)

Astrid Fatihana, 2014

Pengaruh shopping lifestyle terhadap impulse buying

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Untuk keperluan analisis kuantitatif, maka jawaban dari data yang terkumpul di beri skor seperti pada tabel di bawah ini:

Tabel 3.4

Pola skoring skala likert

Sumber: Sugiyono (2013:94) Pola skoring skala likert

3.6.2 Pengujian Validitas dan Reliabilitas

Sebelum kuesioner dibagikan kepada responden, kuesioner diuji validitas dan reliabilitas terlebih dahulu agar instrument yang digunakan benar-benar telah memenuhi syarat sebagai alat pengukur data.

3.6.2.1 Pengujian Validitas

Hasil penelitian yang valid bila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data sesungguhnya terjadi pada obyek yang diteliti. Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur)

Jawaban Responden Skor

Sangat Setuju 5

Setuju 4

Ragu-ragu 3

Tidak Setuju 2

(35)

Astrid Fatihana, 2014

Pengaruh shopping lifestyle terhadap impulse buying

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono 2013:121)

Berdasarkan definisi diatas, maka validitas dapat diartikan sebagai suatu karakteristik dari ukuran terkait dengan tingkat pengukuran sebuah alat test (kuesioner) dalam mengukur secara benar apa yang diinginkan peneliti untuk diukur.

Uji validitas dilakukan untuk mengukur pernyataan yang ada dalam kuesioner. Validitas suatu data tercapai jika pernyataan tersebut mampu mengungkapkan apa yang akan diungkapkan. Uji validitas dilakukan dengan mengkorelasikan masing-masing pernyataan dengan jumlah skor untuk masing- masing variabel. Untuk mempercepat dan mempermudah penelitian ini pengujian validitas dilakukan dengan bantuan komputer dengan menggunakan bantuan software SPSS 18 for windows dengan teknik korelasi yang digunakan adalah

teknik korelasi pearson product moment dengan rumus sebagai berikut:

∑ ∑ ∑ √ ∑ ∑ ∑ ∑

(Sugiyono 2013:183) Keterangan:

∑ = Jumlah skor dalam distribusi x

∑ = Jumlah skor dalam distribusi y

(36)

Astrid Fatihana, 2014

Pengaruh shopping lifestyle terhadap impulse buying

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu n = Jumlah responden

Keputusan pengujian validitas item responden adalah sebagai berikut: 1. Item pertanyaan atau pernyataan responden penelitian dikatakan valid apabila r

hitung > r tabel

2. Item pertanyaan atau pernyataan responden penelitian dikatakan tidak valid apabila r hitung < r tabel.

3.6.2.2 Pengujian Reliabilitas

Setelah menguji validitas kuesioner, maka langkah selanjutnya adalah uji reliabilitas untuk mengetahui apakah data yang sudah terkumpul tersebut mununjukkan tingkat ketepatan, tingkat keakuratan, tingkat kestabilan atau konsisten dalam mengungkap gejala tertentu pada waktu yang berbeda. Instrumen yang realibel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama (Sugiyono 2013:121).

Berdasarkan definisi diatas, maka reliabilitas dapat diartikan sebagai suatu karakteristik terkait dengan keakuratan, ketelitian dan kekonsistenan. Instrumen yang sudah dapat dipercaya, yang reliabel akan menghasilkan data yang dipercaya juga. Apabila data yang memang benar sesuai dengan kenyataan, maka berapa kalipun diambil tetap akan sama.

(37)

Astrid Fatihana, 2014

Pengaruh shopping lifestyle terhadap impulse buying

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

antara dua belahan instrumen. Untuk mempercepat dan mempermudah penelitian ini pengujian reabilitas dilakukan dengan bantuan komputer dengan menggunakan bantuan software SPSS 18 for windows dengan metode yang digunakan untuk uji reliabilitas adalah dengan rumus alpha Croncbach yaitu:

( )

(Arikunto 2010:239) Keterangan:

= Reliabilitas instrumen k = Banyaknya butir pertanyaan ∑ = Jumlah varians butir

= Varians total

Untuk mencari tiap butir menggunakan rumus varians sebagai berikut: ∑ ∑

(Arikunto 2010:227) Keterangan:

= Harga varians total ∑ = Jumlah kuadrat skor total

∑ = Jumlah kuadrat dari jumlah skor total n = Jumlah responden

Keputusan uji reliabilitas ditentukan dengan ketentuan dengan ketentuan sebagai berikut:

1. Jika r hitung > r tabel maka item pertanyaan atau pernyataan dinyatakan reliable. 2. Jika r hitung < r tabel maka item pertanyaaan atau pernyataan dikatan tidak

(38)

Astrid Fatihana, 2014

Pengaruh shopping lifestyle terhadap impulse buying

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3.6.3 Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas

Hasil uji coba instrumen penelitian untuk Shopping Lifestyle (X) dan Impulse Buying (Y) pada sampel sebanyak 30 responden. Berdasarkan hasil

perhitungan validitas item instrumen yang dilakukan dengan bantuan program SPSS 18 for windows menunjukkan bahwa item-item pernyataan pada kuesioner valid karena skor rhitung lebih besar jika dibandingkan rtabel. Berikut nilai tingkat

validitas karakteristik individu dengan perhitungan validitas item instrumen menggunakan bantuan SPSS 18 for windows.

Tabel 3.5

Hasil Uji Validitas Variabel X (Shopping Lifestyle)

No Indikator rhitung rtabel Keterangan

Shopping Lifestyle (x)

Merek

1 Tingkat popularitas merek fashion terkenal 0,725 0,3610 valid 2 Tingkat ketertarikan terhadap keragaman

merek produk fashion 0,684 0,3610 valid Model

3 Tingkat ketertarikan terhadap produk fashion

model terbaru 0,689 0,3610 valid

4 Tingkat ketertarikan terhadap variasi berbagai

model produk fashion 0,921 0,3610 valid Kualitas

5 Tingkat keyakinan terhadap produk fashion

berkualitas bagus 0,865 0,3610 valid

6 Tingkat keyakinan terhadap kualitas merek

lain 0,807 0,3610 valid

Promosi

7 Tingkat ketertarikan pada promosi produk

fashion 0,394 0,3610 valid

8 Tingkat keinginan untuk membeli produk

fashion karena promosi 0,772 0,3610 valid

(39)

Astrid Fatihana, 2014

Pengaruh shopping lifestyle terhadap impulse buying

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dari tabel 3.5 di atas, terlihat bahwa pernyataan yang terdapat dalam kuesioner penelitian telah valid sesuai dengan kriteria uji validitas, yaitu nilai rhitung > rtabel pada sig 0,05, sampel 30 dan df = 28 sebesar 0,3610.

Tabel 3.6

Hasil Uji Validitas Variabel Y (Impulse Buying)

Sumber: Hasil pengolahan data 2014

No Indikator rhitung rtabel Keterangan

Impulse Buying (Y)

Spontanitas

1 Tingkat pembelian produk fashion karena ada

tawaran khusus 0,692 0,3610 valid

Kekuatan

2 Tingkat pembelian produk fashion atas dasar

keinginan 0,932 0,3610 valid

Kompulsi

3 Tingkat suatu dorongan untuk membelanjakan

sebagian atau seluruh uang yang dibawa 0,941 0,3610 valid Intensitas

4 Tingkat intensitas untuk berbelanja produk fashion 0,849 0,3610 valid Kegairahan

5 Tingkat keinginan atau hasrat untuk membeli

produk fashion 0,815 0,3610 valid

Stimulasi

6 Tingkat dorongan atau rangsangan untuk segera

memasuki tempat penjualan produk fashion 0,807 0,3610 valid Ketidakpedulian akan akibat

7 Tingkat pembelian produk fashion tanpa berfikir

(40)

Astrid Fatihana, 2014

Pengaruh shopping lifestyle terhadap impulse buying

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan hasil pengujian validitas pada tabel 3.6, maka dapat disimpulkan bahwa item pernyataan pada variabel Impulse Buying yang terdiri dari 7 instrumen pernyataan dapat dikatan valid, karena rhitung > rtabel.

Tabel 3.7

Hasil Uji Reliabilitas Variabel X dan Y

No Variabel rhitung rtabel Keterangan

1 Shopping Lifestyle (X) 0,883 0,3610 Reliabel 2 Impulse Buying (Y) 0,922 0,3610 Reliabel Sumber: Hasil pengolahan data 2014

Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan terhadap 30 responden dengan tingkat signifikansi 5% sehingga diperoleh nilai rhitung

masing-masing variabel lebih besar dari rtabel yaitu sebesar 0,3610 artinya kedua variabel

yang diuji reliabel.

3.6.4 Teknik Analisis Data

Skala ordinal adalah skala yang datanya berbentuk rangking atau peringkat, dan jarak antara satu data dengan data yang lain tidak sama (Sugiyono 2013:15). Maka skala ordinal tersebut harus diubah terlebih dahulu menjadi skala interval, karena merupakan syarat pengolahan data dengan penerapan statistic parametric dengan menggunakan Method Succesive Interval (MSI).

1. Method of Successive Interval (MSI)

Langkah-langkah untuk melakukan transformasi data adalah sebagai berikut:

(41)

Astrid Fatihana, 2014

Pengaruh shopping lifestyle terhadap impulse buying

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(2) Berdasarkan frekuensi yang diperoleh untuk setiap jawaban, hitung proporsi setiap pilihan jawaban.

(3) Berdasarkan proporsi tersebut, untuk setiap pertanyaan hitung proporsi kumulatif untuk setiap jawaban.

(4) Untuk setiap pertanyaan, tentukan nilai batas Z untuk setiap pilihan jawaban.

(5) Hitung skala value (nilai interval rata-rata) untuk setiap pilihan jawaban melalui persamaan berikut:

Kepadatan batas bawah – kepadatan batas atas Daerah di bawah batas atas – Daerah di bawah batas bawah (6) Hitung score (nilai hasil transformasi) untuk setiap pilihan jawaban melalui

persamaan berikut:

Score = Scale value + Scale Value minimum + 1

2. Analisis Regresi Linier Sederhana

Pada penelitan ini digunakan analisis regresi untuk mengetahui adanya pengaruh antara variabel bebas dan variabel terikat. Dalam penelitian ini digunakan regresi linier sederhana karena data-data yang ada di dalam penelitian ini masih bersifat sederhana yaitu hanya ada satu variabel dependen dan satu variabel independen. Persamaan untuk regresi linier sederhana adalah:

(42)

Astrid Fatihana, 2014

Pengaruh shopping lifestyle terhadap impulse buying

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu (Sugiyono 2013:188)

Keterangan:

Y’ = Nilai yang diprediksikan

a = Konstanta atau bilangan harga X = 0 b = Koefisien regresi

X = Nilai variabel independen

Untuk dapat menemukan persamaan regresi, maka harus dihitung terlebih dahulu harga a dan b dengan rumus sebagai berikut:

3.

Keterangan:

a = konstanta (nilai Y pada saat nol) b = koefisien regresi

n = ukuran sampel atau banyak data di dalam sampel X = nilai variabel independent

Y = nilai variabel dependent

3.6.5 Koefisien Determinasi

Besarnya pengaruh variabel X terhadap variabel Y dapat diketahui dengan menggunakan analisis koefisien determinasi atau disingkat Kd, yang diperoleh dengan mengkuadratkan koefisien korelasinya yaitu :

Y’ = a + b X

∑ ∑ ∑

(43)

Astrid Fatihana, 2014

Pengaruh shopping lifestyle terhadap impulse buying

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Keterangan:

Kd = nilai koefisien determinasi

r = koefisien korelasi product moment

100% = pengali yang menyatakan dalam presentase

Penafsiran nilai koefisien korelasi lebih jelasnya dinyatakan sebagai berikut:

Analisis determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh perubahan variabel X terhadap variabel Y, maka dihitung koefisien determinasi (Kd) dengan asumsi dasar faktor-faktor lain diluar variabel dianggap konstan atau tetap.

3.6.6 Rancangan Uji Hipotesis

Rancangan ini digunakan untuk mengetahui apa saja yang akan di uji dalam suatu perumusan sementara. Sugiyono (2013:64) menyatakan bahwa hipotesis didefinisikan sebagai dugaan atas jawaban sementara mengenai suatu masalah yang masih perlu diuji secara empiris untuk mengetahui apakah pernyataan itu dapat diterima atau tidak.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini penulis haruslah membuat rancangan sementara atau penetapan hipotesis. Hipotesis yang akan diuji dan dibuktikan dalam penelitian ini berkaitan ada atau tidaknya pengaruh shopping lifestyle terhadap impulse buying. Hipotesis pada penelitian ini yaitu:

(44)

Astrid Fatihana, 2014

Pengaruh shopping lifestyle terhadap impulse buying

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Ho : Tidak terdapat pengaruh antara shopping lifestyle terhadap impulse buying.

Ha : Terdapat pengaruh antara shopping lifestyle terhapad impulse buying.

Berdasarkan pada statistik yang digunakan dan hipotesis penelitian diatas, maka penulis menetapkan dua hipotesis yang digunakan untuk uji statistiknya yaitu hipotesis nol (Ho) yang diformulasikan untuk ditolak dan hipotesis alternative (Ha) yaitu hipotesis penulis yang diformulasikan untuk diterima, dengan perumusan sebagai berikut:

Ho : p = 0, shopping lifestyle (X) tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap impulse buying (Y)

Ho : p ≠ 0, shopping lifestyle (X) memiliki pengaruh signifikan terhadap impulse buying (Y)

Untuk mengetahui ditolak atau tidaknya dapat dinyatakan dengan criteria sebagai berikut :

Jika t hitung > t tabel H0 ditolak; H1 diterima

Jika t hitung < t tabel H0 diterima; H1 ditolak

(45)

Astrid Fatihana, 2014

Pengaruh shopping lifestyle terhadap impulse buying

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Keterangan:

t = Statistik uji korelasi

r = koefisien korelasi antara variabel X dan Y n = banyaknya sampel dalam penelitian

(46)

105 Astrid Fatihana, 2014

Pengaruh shopping lifestyle terhadap impulse buying

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada konsumen Rumah Mode factory outlet Bandung untuk mengetahui pengaruh shopping lifestyle terhadap

impulse buying, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.

1. Gambaran Shopping Lifestyle konsumen Rumah Mode factory outlet berada pada kategori sedang. Sikap shopping lifestyle ini diukur dari persepsi terhadap merek, model, kualitas dan promosi. Adapun indikator shopping lifestyle yang paling tinggi adalah promosi, hal tersebut dapat meningkatkan

daya tarik pada konsumen Rumah Mode factory outlet. Sedangkan indikator yang paling rendah adalah model yaitu model pada produk fashion, hal tersebut dikarenakan persepsi pada tiap konsumen berbeda terhadap model produk fashion khususnya pada model terbaru.

(47)

Astrid Fatihana, 2014

Pengaruh shopping lifestyle terhadap impulse buying

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

akibat, yaitu akibat setelah membeli produk fashion di Rumah Mode factory outlet.

3. Terdapat pengaruh yang positif antara shopping lifestyle terhadap impulse buying pada konsumen Rumah Mode factory outlet Bandung. Diketahui

berdasarkan koefisien korelasi terdapat hubungan yang sedang antara variabel shopping lifestyle yang diukur melalui indikator merek, model, kualitas dan

promosi dengan variabel impulse buying yang diukur melalui indikator spontanitas, kekuatan, kompulsi, intensitas, kegairahan, stimulasi dan ketidakpedulian akan akibat.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian yang telah dikemukakan mengenai shopping lifestyle terhadap impulse buying pada konsumen Rumah Mode factory

outlet Bandung, peneliti mengajukan beberapa saran yang dapat dijadikan bahan

pertimbangan bagi pemecahan masalah dan dapat dijadikan masukan bagi pihak terkait khususnya bagi konsumen Rumah Mode factory outlet.

1. Rumah Mode factory outlet diharapkan bisa lebih menambahkan variasi model dengan selalu menambah model terbaru pada produk fashion khususnya pakaian agar konsumen mendapatkan lebih banyak pilihan.

(48)

Astrid Fatihana, 2014

Pengaruh shopping lifestyle terhadap impulse buying

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mempertimbangkan manfaat dari produk fashion dan akibat setelah pembelian produk fashion tersebut dengan cara mempersiapkan budget sebelum membeli produk fashion dan pembelian produk fashion tidak melebihi budget yang sudah disiapkan.

3. Saran untuk penelitian berikutnya yaitu diharapkan peneliti melakukan studi terhadap konsumen Rumah Mode factory outlet melalui variabel lain seperti fashion involment dan social media yang dapat mempengaruhi impulse

(49)

108 Astrid Fatihana, 2014

Pengaruh shopping lifestyle terhadap impulse buying

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Buku

Ali Hasan, 2009. Marketing. Yogyakarta: media pressindo

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. RIneka Cipta.

Haryokusumo, Dian., Ella Nusantoro. 2012. Indonesia Retail Sector. Research Analysts. Asia Pacific/Indonesia

Husein, Umar. 2003. Metode Riset Bisnis. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama Irawan, Handi.2012. 10 Prinsip Kepuasan Pelanggan. Jakarta: PT. Elex Media

Komputindo.

Kotler, Keller., Kevin Lane Keller. 2012. Marketing Management. Fourteenth Global Edition. Pearson Education.

Malhotra, Naresh k. (2005). Riset pemasaran. Jakarta: indeks kelompok gramedia.

Schiffman, Leon., Kanuk, LL. 2008, Perilaku Konsumen (Edisi Ketujuh), Jakarta: Indeks.

Sugiyono. 2013, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta.

(50)

Astrid Fatihana, 2014

Pengaruh shopping lifestyle terhadap impulse buying

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Jurnal

Adelaar, T., Chang, S., Lancendorfer, K. M., Lee, B., dan Morimoto, M. (2004), “Effects of Media Formats on Emotions and Impulse Buying Intent”, Journal

of Information Technology, Vol. 18, pp. 247-266

Christopher, Martin, Robert Lowson, dan Helen Peck, 2004, Creating Agile Supply Chains in The Fashion Industry, International Journal of Retail and

Distribution Management, Vol. 32, 2004

Cobb J.C. & Hoyer W.D., 1986, Planned versus impulse purchase behaviour. Journal of Retailing, 62(4), pp. 384-409.

Harmancioglu, N., Finney, R. Z., dan Joseph, M. (2009), ”Impulse Purchases of

New Products: An Empirical Analysis”, Journal of Product & Brand Management, Vol. 18, pp. 27-37

Hassan ,Yasmin, NikMaheranNik Muhammad, danHatinah Abu Bakar, 2010, Influence of Shopping Orientation and Store Image on Patronage of

Furniture Store. International Journal of Marketing Studies Vol. 2, No.

1;May 2010

Japarianto, Edwin., Sugiono Sugiharto. (2011). Pengaruh Shopping Lifestyle dan Fashion Involvement Terhadap Impulse buying Masyarakat High Income

(51)

Astrid Fatihana, 2014

Pengaruh shopping lifestyle terhadap impulse buying

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kacen, J. Jacqueline, Julie Anne Lee. 2002. The Influence of Culture on Consumer Impulsive Buying Behavior. Journal Of Consumer Behaviour

Psychology, 12(2), 163–176.

Kharis, Ismu Fadli. (2010). Studi Mengenai Impulse Buying Dalam Penjualan Online.

Park, EunJoo, 2006, A structural model of fashion-oriented impulse buying, Journal of Fashion Marketing and Management Vol. 10 No. 4, 2006, www.emeraldinsight.com/1361-2026.htm

Tirmizi, Muhammad Ali, Kashif-Ur-Rehman, dan M. Iqbal Saif. (2009), ”An Empirical Study of Consumer Impulse buying in Local Markets”, European

Journal of Scientific Research, Vol. 28 No. 4, pp. 522-532

Sumber Internet

http://arifh.blogdetik.com/ekonomi-kreatif/sentra-kreatif/bandung/Persentasi

Pemda Bandung dalam PPKI 2009

http://bandung.panduanwisata.com/daftar-factory-outlet-di-bandung/

Gambar

5 Tabel 1.1 recommended FO Bandung No Nama FO
Grafik 1.1 Perilaku Konsumen Indonesia
Grafik 1.2 Perilaku Konsumen Rumah Mode
Grafik 1.3 Sikap Konsumen Rumah Mode
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian yang berjudul “ Pengaruh Shopping Lifestyle dan Fashion Involvement terhadap Impulse Buying Behaviour pada Pelanggan Toko Rabbani Pucang Surabaya ”

impulse buying, hedonic shopping value terhadap shopping lifestyle, shopping lifestyle terhadap impulse buying, dan pengaruh simultan hedonic shopping value dan

Berdasarkan judul penelitian “ Situasi Pembelian Pengaruhnya Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pada Factory Outlet Renaritti Bandung”, maka populasi dari penelitian ini

Berdasarkan fenomena tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Shopping Lifestyle dan Positive Emotion Terhadap Impulse Buying (Studi Pada

Variabel fashion involvement (X2) tidak berpengaruh secara parsial terhadap Impulse Buying, karena t hitung lebih kecil dari t tabel (- 232 ˂ 1,293).dan nilai

Variabel yang paling dominan dalam penelitian pengaruh shopping lifestyle, hedonic shopping value , dan store atmosphere terhadap impulse buying behavior di Celcius

Dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa variabel fashion involvement berpengaruh lebih dominan terhadap impulse buying yang terjadi pada konsumen Matahari

Hasil uji ini menunjukkan bahwa variabel Shopping Lifestylememiliki pengaruh signifikan terhadap variabel Impulse Buying.Levy (2009:131) menyebutkan bahwa