Khomsatun Rokhyati, 2015
PENERAPAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF DAN KREATIVITAS SISWA PADA SUB MATERI PENYEPUHAN LOGAM MELALUI ELEKTROLISIS
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
PENERAPAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF DAN KREATIVITAS SISWA PADA SUB
MATERI PENYEPUHAN LOGAM MELALUI ELEKTROLISIS
TESIS
Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memenuhi gelar Magister Pendidikan Kimia
oleh
Khomsatun Rokhyati NIM. 1302181
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA SEKOLAH PASCASARJANA
Khomsatun Rokhyati, 2015
PENERAPAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF DAN KREATIVITAS SISWA PADA SUB MATERI PENYEPUHAN LOGAM MELALUI ELEKTROLISIS
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
PENERAPAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF DAN KREATIVITAS SISWA PADA SUB
MATERI PENYEPUHAN LOGAM MELALUI ELEKTROLISIS
Oleh :
Khomsatun Rokhyati
Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Program Studi Pendidikan Kimia
© Khomsatun Rokhyati Universitas Pendidikan Indonesia
Oktober 2015
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Khomsatun Rokhyati, 2015
PENERAPAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF DAN KREATIVITAS SISWA PADA SUB MATERI PENYEPUHAN LOGAM MELALUI ELEKTROLISIS
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Khomsatun Rokhyati, 2015
PENERAPAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF DAN KREATIVITAS SISWA PADA SUB MATERI PENYEPUHAN LOGAM MELALUI ELEKTROLISIS
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
KHOMSATUN ROKHYATI
PENERAPAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF DAN KREATIVITAS PESERTA DIDIK PADA
SUB MATERI PENYEPUHAN LOGAM MELALUI ELEKTROLISIS
Disetujui dan disahkan oleh pembimbing :
Pembimbing I
Dr. H. Kurnia
NIP.19530906 198002 1 002
Pembimbing II
Dr. Wawan Wahyu, S.Pd, M.Pd NIP. 19711120 199802 1 001
Mengetahui,
Ketua Departemen Pendidikan Kimia
Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia
Khomsatun Rokhyati, 2015
PENERAPAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF DAN KREATIVITAS SISWA PADA SUB MATERI PENYEPUHAN LOGAM MELALUI ELEKTROLISIS
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis saya yang berjudul “PENERAPAN
PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN
KEMAMPUAN KOGNITIF DAN KREATIVITAS SISWA PADA SUB
MATERI PENYEPUHAN LOGAM MELALUI ELEKTROLISIS” ini
beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri. Saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai degan etika ilmu yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas dasar pernyataan tersebut, saya siap menanggung resiko/sanksi apabila di kemudian hari ditemukan adanya pelanggaran etika keilmuan atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.
Bandung, 09 Oktober 2015
Yang membuat pernyataan,
Khomsatun Rokhyati, 2015
PENERAPAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF DAN KREATIVITAS SISWA PADA SUB MATERI PENYEPUHAN LOGAM MELALUI ELEKTROLISIS
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, atas karunia-Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan tesis dengan judul “Penerapan Problem Based Learning untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif dan Kreativitas Siswa pada Sub Materi Penyepuhan (Electroplating)”, tidak lupa shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah pada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, sahabat dan ummat Islam sampai akhir zaman.
Tesis ini menguraikan tentang penerapan pembelajaran berbasis masalah atau yang biasa dikenal dengan Problem Based Learning (PBL). Tesis ini terbagi menjadi lima bagian yaitu Bab I pendahuluan yang berisi latar belakang masalah, perumusan masalah, pembatasan masalah penelitian, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian. Bab II berisi kajian pustaka yang menguraikan pustaka tentang PBL, kemampuan kognitif, kreativitas dan materi penyepuhan. Bab III menguraikan tentang metodologi penelitian. Bab IV berisi tentang temuan dan pembahasan dari hasil penelitian dan Bab V berisi simpulan, implikasi dan rekomendasi berdasarkan temuan dan pembahasan hasil penelitian.
Penulis menyadari penyusunan tesis ini masih terdapat kekurangan yang harus diperbaiki. Hal ini disebabkan keterbatasan penulis, baik kemampuan, pengetahuan dan pengalaman penulis dalam melakukan penelitian. Oleh karena
itu kritik dan saran penulis harapkan sebagai masukan untuk perbaikan dan kesempurnaan tesis ini di waktu yang akan datang.
Semoga tesis ini mendatangkan manfaat bagi pembaca, maupun bagi penulis sendiri.
Bandung, 09 Oktober 2015
Khomsatun Rokhyati, 2015
PENERAPAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF DAN KREATIVITAS SISWA PADA SUB MATERI PENYEPUHAN LOGAM MELALUI ELEKTROLISIS
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
APAN TERIMA KASIH
Ucapan terima kasih penulis tujukan kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses dan penyelesaian tesis ini, kepada yang terhormat : 1. Dr. H. Kurnia, selaku pembimbing I dan Dr. Wawan Wahyu, S.Pd, M.Pd
selaku pembimbing II sekaligus pembimbing akademik yang telah memberikan bimbingan dan arahan dalam penulisan tesis sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini.
2. Dr. Momo Rosbiono, M.Pd, M.Si, selaku validator yang telah banyak memberikan saran perbaikan instrumen dan masukan tentang model PBL dalam penelitian ini.
3. Dr. Wahyu Sopandi, M.A, selaku penguji dan validator dan Fitri Khoerunnisa, M.Si, Ph.D selaku penguji yang telah banyak memberikan saran untuk perbaikan dalam penyusunan tesis ini.
4. Dr. rer.nat. Ahmad Mudzakir, M.Si selaku ketua program studi S2 pendidikan kimia, dan validator yang telah memberikan motivasi serta saran perbaikan instrumen dalam penyusunan tesis ini.
5. Direktur Sekolah Pascasarjana UPI Bandung, Asisten Direktur I, dan Asisten Direktur II yang telah memberikan kesempatan kepada penulis mengikuti program S2 Pendidikan Kimia.
6. Drs. H. Ato Sunaryo, M.Pd selaku Kepala Sekolah dan Retno Harjanti, S.Pd, selaku Wakasek Ur. Kurikulum SMAN 2 Sukatani Kab. Bekasi yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian disekolah tersebut.
7. Cahyo Dwi Wahyudi, S.Pd.Si dan Yenni Fitria, S.Pd selaku observer pada penelitian ini.
Semoga amal baik yang Bapak/Ibu berikan mendapat balasan, karunia, dan berkah dari Allah SWT. Aamiin.
Bandung, 09 Oktober 2015
Khomsatun Rokhyati, 2015
PENERAPAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF DAN KREATIVITAS SISWA PADA SUB MATERI PENYEPUHAN LOGAM MELALUI ELEKTROLISIS
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Penerapan Problem Based Learning untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif dan Kreativitas Siswa pada Sub Materi Penyepuhan Logam
Melalui Elektrolisis
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan memperoleh informasi tentang penerapan Problem Based Learning (PBL) terhadap peningkatan kemampuan kognitif dan kreativitas siswa pada sub materi penyepuhan logam melalui elektrolisis. Metode yang digunakan adalah Mixed Method. Sampel penelitian adalah 70 siswa kelas XII di salah satu SMA Negeri di Kabupaten Bekasi. Instrumen yang digunakan adalah tes tertulis, lembar observasi, angket dan pedoman wawancara. Peningkatan hasil belajar menggunakan N-Gain <g>. Aspek kreativitas meliputi berpikir dan bertindak kreatif. Analisis data menggunakan uji Mann-Whitney. Uji korelasi digunakan korelasi Spearman’s rho. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan kemampuan kognitif siswa kelas eksperimen (<g> = 0,73) dengan kriteria tinggi dan siswa kelas kontrol (<g> = 0,46) dengan kriteria sedang. Peningkatan kreativitas siswa kelas eskperimen (<g> = 0,82) dengan kriteria tinggi dan siswa kelas kontrol (<g> = 0,57) dengan kriteria sedang. Peningkatan berpikir kreatif siswa kelas eksperimen (<g> = 0,77) pada kriteria tinggi dengan peningkatan aspek berpikir lancar (<g> = 0,86), luwes (<g> = 0,80) dan elaborasi (<g> = 0,93) sedangkan peningkatan berpikir kreatif siswa kelas kontrol (<g> = 0,46) dengan kriteria sedang. Peningkatan bertindak kreatif siswa kelas eksperimen (<g> = 0,86) dengan kriteria tinggi dan siswa kelas kontrol (<g> = 0,67) dengan kriteria sedang. Terdapat korelasi antara peningkatan kemampuan kognitif dengan berpikir kreatif pada kategori kuat (r = 0,678), korelasi antara peningkatan kemampuan kognitif dengan bertindak kreatif pada kategori cukup kuat (r = 0,492) dan korelasi antara peningkatan berpikir kreatif dengan bertindak kreatif pada kategori cukup kuat (r = 0,525). Sebagian besar siswa memberikan tanggapan yang positif terhadap penerapan PBL pada pembelajaran.
Kata Kunci : PBL, Kemampuan Kognitif, Berpikir Kreatif, Bertindak Kreatif,
Khomsatun Rokhyati, 2015
PENERAPAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF DAN KREATIVITAS SISWA PADA SUB MATERI PENYEPUHAN LOGAM MELALUI ELEKTROLISIS
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Implementation of Problem Based Learning to Improve of Students’ Cognitive Ability And Creativity on Electroplating of Metals by Electrolysis
ABSTRACT
The purpose of study was the information about implementation of Problem Based Learning (PBL) to improve students’cognitive ability and creativity on electroplating of metals by electrolysis. The study method used is Mixed Method. The sample of the study is 70 students of class XII at one High School in Bekasi Regency. The instruments used are written test, observation sheet, questionnaire (Likert scale) and interview. The improved learning outcomes are calculated by using N-Gain <g>. Aspects of creativity include think and act creatively. Data analysis using the Mann-Whitney test. Test the correlation used correlation Spearman's rho. The results of this learning model show achievement students’ cognitive ability of experimental class (<g> = 0,73) with high criteria and control class (<g> = 0,46) with medium criteria. Increased students’creativity of experimental class (<g> = 0,82) with high criteria and control class (<g> = 0,57) with medium criteria. Achievement of Student’s creative thingking are a high criteria on fluency aspect (<g> = 0,86), flexibility (<g> = 0,80) and elaboration (<g> = 0,93), and achievement of Student’s creative thingking of control class (<g> = 0,46) with medium criteria. Achievement creative act of student of experimental class (<g> = 0,86) with high criteria and control class (<g> = 0,67) with medium criteria. There is a strong correlation between improved cognitive ability and creative thinking skills (r = 0,678), correlation of cognitive ability and creative thinking is a moderate correlation category (r = 0,429) and the correlation of creative thinking and the creative act there is a moderate correlation category (r = 0,525). The students respond positively to use of PBL model in learning.
Khomsatun Rokhyati, 2015
PENERAPAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF DAN KREATIVITAS SISWA PADA SUB MATERI PENYEPUHAN LOGAM MELALUI ELEKTROLISIS
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN...
A. Latar Belakang... B. Perumusan Masalah Penelitian... C. Pembatasan Masalah Penelitian... D. Tujuan Penelitian...
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Problem Based Learning... 1. Pengertian Problem Based Learning (PBL)... 2. Karakteristik PBL... 3. Tujuan PBL... 4. Tahap-Tahap dalam PBL menurut Tan... B. Kemampuan Kognitif... C. Kreativitas...
Khomsatun Rokhyati, 2015
PENERAPAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF DAN KREATIVITAS SISWA PADA SUB MATERI PENYEPUHAN LOGAM MELALUI ELEKTROLISIS
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
4. Penyepuhan Logam... 5. Hukum Faraday...
21 23
BAB III METODE PENELITIAN
A. Metode dan Desain Penelitian... B. Populasi dan Sampel... C. Instrumen Penelitian... 1. Tes Tertulis... 2. Lembar Observasi... 3. Angket Tanggapan Siswa... 4. Pedoman Wawancara...
1. Analisis Keterlaksanaan PBL... 2. Analisis Tingkat Relevansi... 3. Analisis Kemampuan Siswa dalam Merancang,
Menyusun Laporan, dan dalam Evaluasi
4. Analisis Kemampuan Kognitif dan Berpikir Kreatif Siswa... 5. Analisis Bertindak Kreatif Siswa... 6. Analisis Korelasi antara Peningkatan Kemampuan
Kognitif dengan Kreativitas... 7. Analisis Data yang diperoleh dari Angket... 8. Analisis Data yang Diperoleh dari Hasil Wawancara...
[Type text]
BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Temuan Penelitian... 1. Keterlaksanaan Model Pembelajaran PBL pada Sub
Materi Penyepuhan... 2. Kemampuan Kognitif... 3. Kreativitas Siswa... 4. Korelasi Peningkatan Kemampuan Kognitif dengan Kreativitas... 4. Korelasi Peningkatan Kemampuan Kognitif dengan
Kreativitas Siswa... 5. Tanggapan Siswa terhadap Pembelajaran PBL pada Sub
Materi Penyepuhan...
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI
A. Simpulan...
DAFTAR PUSTAKA... 85
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Tahapan PBL Tan... 11
Tabel 2.2. Indikator Keterampilan Berpikir Kreatif... 17
Tabel 2.3. Potensial Reduksi Standar pada Suhu 250C... 20
Tabel 3.1. Kriteria Penilaian Tanggapan Validator... 27
Tabel 3.2. Teknik Pengumpulan Data... 29
Tabel 3.3. Kriteria Keterlaksanaan Model Pembelajaran... 31
Tabel 3.4. Kriteria Tingkat Relevansi... 32
Tabel 3.5. Kriteria Kemampuan Merancang dan Menyusun Laporan Percobaan... 33
Tabel 3.6. Klasifikasi <g>... 39
Tabel 3.7. Interpretasi Koefisien Korelasi... 41
Tabel 3.8. Skor Jawaban Berdasarkan Skala Likert... 41
Tabel 3.9. Interpretasi Pesentase Angket... 42
Tabel 4.1. Jenis Pertanyaan yang Disusun Siswa Tiap Kelompok... 44
Tabel 4.2. Skor dan Persentase Relevansi Pertanyaan Siswa dengan Pertanyaan yang Diharapkan Guru... 45
Tabel 4.3. Hasil Perolehan Jawaban Pertanyaan ke-1 yang Dikemukakan Siswa... 46
Tabel 4.4. Hasil Perolehan Jawaban Pertanyaan ke-2 yang Dikemukakan Siswa... 47
Tabel 4.5. Hasil Perolehan Jawaban Pertanyaan ke-3 yang Dikemukakan Siswa... 47
Tabel 4.6. Kemampuan Siswa dalam Merancang Percobaan... 48
Tabel 4.7. Skor Kemampuan Siswa dalam Merancang Percobaan... 49
Tabel 4.8. Kemampuan Siswa dalam Membuat Laporan Percobaan... 50
Tabel 4.9. Skor Kemampuan Siswa dalam Membuat Hasil Laporan Percobaan... 52
Tabel 4.10. Jawaban Siswa dalam Evaluasi Setelah Praktikum Dilaksanakan... 53
ix
Kelas Kontrol... 54 Tabel 4.13. Deskripsi Hasil Tes Awal, Tes Akhir, dan <g> Per Indikator
Soal pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol... 55 Tabel 4.14. Hasil Pengujian Normalitas dan Homogenitas Tes Awal, Tes
Akhir, Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol... 55 Tabel 4.15. Hasil Uji Perbedaan Rerata Tes Awal dan Tes Akhir Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol...
56
Tabel 4.16 Hasil Pengujian Normalitas dan Homogenitas Peningkatan Kemampuan Kognitif (<g>) dan Tes Akhir Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol... 56 Tabel 4.17. Hasil Uji Perbedaan Peningkatan Kemampuan Kognitif
Eksperimen dan Kelas Kontrol... 57 Tabel 4.18. Rata-rata Skor Tes Awal, Tes Akhir dan <g> Keterampilan
Berpikir Kreatif Siswa... 58 Tabel 4.19. Hasil Pengujian Normalitas dan Homogenitas Peningkatan
Keterampilan Berpikir Kreatif Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol... 58 Tabel 4.20. Hasil Uji Perbedaan Tes Awal dan Tes Akhir Keterampilan
Berpikir Kreatif Eksperimen dan Kelas Kontrol... 59 Tabel 4.21. Hasil Pengujian Normalitas dan Homogenitas Peningkata
Keterampilan Berpikir Kreatif Kelas Eksperimen dan Kontrol 60 Tabel 4.22. Hasil Uji Perbedaan Peningkatan Keterampilan Berpikir
Kreatif Kelas Ekeperimen dan Kelas Kontrol... 60 Tabel 4.23. Rata-rata <g> Keterampilan Bertindak Kreatif pada Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol... 61 Tabel 4.24. <g> Keterampilan Bertindak Kreatif pada Kelas Eksperimen
dan Kelas Kontrol Per Indikator pada Tiap Tahapan... 61 Tabel 4.25. Hasil Uji Statistik Peningkatan Keterampilan Bertindak Siswa 62 Tabel 4.26. Hasil Pengujian Normalitas <g> Kemampuan Kognitif dan
[Type text]
Tabel 4.27. Korelasi Peningkatan Kemampuan Kognitif dengan Peningkatan Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa Kelas Eksperimen... 63 Tabel 4.28. Hasil Pengujian Normalitas <g> Kemampuan Kognitif dan
Keterampilan Bertindak Kreatif Kelas Eksperimen ... 64 Tabel 4.29. Korelasi Peningkatan Kemampuan Kognitif dengan
Peningkatan Keterampilan Bertindak Kreatif Siswa Kelas Eksperimen... 64 Tabel 4.30. Hasil Pengujian Normalitas <g> Kemampuan Kognitif dan
Keterampilan Bertindak Kreatif Kelas Eksperimen... 65 Tabel 4.31. Korelasi Peningkatan Keterampilan Berpikir Kreatif dengan
Peningkatan Keterampilan Bertindak Kreatif Siswa Kelas Eksperimen... 65 Tabel 4.32. Tanggapan Siswa terhadap Pembelajaran Kimia dengan PBL.. 66 Tabel 4.33. Persepsi Siswa terhadap LKS sebagai Media Pembelajaran
PBL... 67
Tabel 4.34. Tanggapan Siswa terhadap Keterampilan Berpikir Kreatif Dengan Model PBL... 68 Tabel 4.35. Tanggapan Siswa terhadap Keterampilan Bertindak Kreatif
[Type text]
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Proses PBL menurut Tan... 10
Gambar 2.2. Lempeng Seng dalam Larutan Tembaga(II)sulfat... 19 Gambar 2.3.
Gambar 2.4.
Elektrolisis Lelehan Natrium Klorida... Penyepuhan Logam Perak...
21 22 Gambar 3.1. Desain Penelitian Kuantitatif... 25 Gambar 3.2. Diagram Alur Penelitian... 30 Gambar 4.1. <g> Kreativitas Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas
[Type text]
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A.1. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Kelas XII
Program IPA Kurikulum KTSP... 89
Lampiran A.2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eskperimen.. 90
Lampiran A.3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol ... 102
Lampiran A.4. Lembar Kerja Siswa... 111
Lampiran A.5. Rubrik Penilaian LKS... 120
Lampiran B.1. Kisi-Kisi Soal Kemampuan Kognitif... 122
Lampiran B.2. Soal Kemampuan Kognitif... 123
Lampiran B.3 Kisi-Kisi Soal Keterampilan Berpikir Kreatif... 130
Lampiran B.4. Soal Keterampilan Berpikir Kreatif... 131
Lampiran B.5. Kriteria Penskoran Tes Kemampuan Berpikir Kreatif... 134
Lampiran B.6. Kisi-Kisi Lembar Observasi Mengukur Keterampilan Bertindak Kreatif... 136
Lampiran B.7. Format Observasi untuk Mengukur Keterampilan Bertindak Kreatif... 137
Lampiran B.8. Rubril Mengukur Kreativitas dalam Bertindak... 138
Lampiran B. 9. Angket Tanggapan Siswa... 141
Lampiran B.10. Pedoman Wawancara... 145
Lampiran C.1. Lembar Observasi Keterlaksanaan PBL... 147
Lampiran C.2. Foto Keterlaksanaan Tiap Tahapan PBL... 152
Lampiran C.3. Kemampuan Siswa Merancang Percobaan Pertama... 153
Lampiran C.4. Kemampuan Siswa Merancang Percobaan Kedua... 159
Lampiran C.5. Kemampuan Siswa dalam Membuat Laporan Percobaan.. 165
Lampiran D.1. Hasil Perhitungan CVR Soal Kemampuan Kognitif... 177
Lampiran D.2. Distribusi Skor Tes Awal Kemampuan Kognitif Siswa Kelas Eksperimen... 178
Lampiran D.3. Distribusi Skor Tes Awal Kemampuan Kognitif Siswa Kelas Kontrol... 179
xiii
Lampiran D.5. Distribusi Skor Tes Akhir Kemampuan Kognitif Siswa
Kelas Kontrol... 181 Lampiran D.6. <g> Kemampuan Kognitif Kelas Eksperimen... 182 Lampiran D.7. <g> Kemampuan Kognitif Kelas Kontrol... 183 Lampiran E.1. Distribusi Skor Tes Awal Keterampilan Berpikir Kreatif
Siswa Kelas Eksperimen... 184 Lampiran E.2. Distribusi Skor Tes Awal Keterampilan Berpikir Kreatif
Siswa Kelas Kontrol... 185 Lampiran E.3. Distribusi Skor Tes Akhir Keterampilan Berpikir Kreatif
Siswa Kelas Eksperimen... 186 Lampiran E.4. Distribusi Skor Tes Akhir Keterampilan Berpikir Kreatif
Siswa Kelas Kontrol... 187 Lampiran E.5. <g> Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa Kelas
Eksperimen... 188 Lampiran E.6. <g> Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa Kelas Kontrol 189 Lampiran E.7. Rata-rata Skor Keterampilan Bertindak Kreatif Per
Indikator Kinerja Kelas Eksperimen... 190 Lampiran E.8. Rata-rata Skor Keterampilan Bertindak Kreatif Per
Indikator Kinerja Kelas Kontrol... 193 Lampiran E.9. <g> Keterampilan Bertindak Kreatif Per Tahap Kinerja
Kelas Eksperimen... 196 Lampiran E.10. <g> Keterampilan Bertindak Kreatif Per Tahap Kinerja
Kelas Kontrol... 197 Lampiran F.1. Distribusi Skor Angket Tanggapan Siswa Terhadap PBL.. 198 Lampiran G.1. Surat Ijin Melakukan Penelitian, Studi
1
Khomsatun Rokhyati, 2015
PENERAPAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF DAN KREATIVITAS SISWA PADA SUB MATERI PENYEPUHAN LOGAM MELALUI ELEKTROLISIS
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Perkembangan teknologi dan informasi dewasa ini, menuntut manusia memiliki keterampilan mengelola, dan menindaklanjuti informasi yang didapat untuk dimanfaatkan dalam kehidupan. Guru semakin dituntut untuk mengembangkan proses pembelajaran yang dapat menjamin siswa memiliki keterampilan belajar dan berinovasi, keterampilan menggunakan teknologi dan media informasi, dapat bekerja, serta bertahan dengan menggunakan keterampilan untuk hidup. Sebagaimana dikatakan Saden (1994, hlm. 8), industri modern membutuhkan pekerja yang mampu menerapkan pengetahuan mereka secara fleksibel, cara beradaptasi dan membutuhkan keterampilan berpikir dalam memecahkan masalah yang lebih baik di tempat kerja dan kehidupan sehari-hari.
Untuk dapat memiliki keterampilan tersebut, diperlukan kemampuan kognitif yang merupakan salah satu bidang yang harus dikembangkan oleh guru, sebagaimana dijelaskan dalam Depdiknas (2007, hlm. 3), bahwa kemampuan
kognitif merupakan salah satu dari bidang pengembangan oleh guru untuk meningkatkan kemampuan dan kreativitas siswa sesuai dengan tahap perkembangannya. Pengembangan kemampuan kognitif bertujuan agar siswa mampu mengolah perolehan belajarnya, menemukan bermacam-macam alternatif pemecahan masalah, pengembangan kemampuan logika matematika, pengetahuan ruang dan waktu, kemampuan memilah dan mengelompokkan, dan persiapan pengembangan kemampuan berpikir teliti.
2
Khomsatun Rokhyati, 2015
PENERAPAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF DAN KREATIVITAS SISWA PADA SUB MATERI PENYEPUHAN LOGAM MELALUI ELEKTROLISIS
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
keterampilan, hanya dapat diperoleh dan dikembangkan melalui proses pembelajaran. Dengan proses pembelajaran yang interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi siswa untuk berpastisipasi aktif dapat menjamin siswa memiliki keterampilan yang dituntut pada masa sekarang ini.
Pembelajaran kimia berdasarkan pengamatan penulis sebagai guru kimia di salah satu SMA di Kabupaten Bekasi, lebih didominasi oleh guru. Hal ini juga didukung dari hasil penelitian Melyanti (2011) tentang analisis proses pembelajaran pokok bahasan elektrokimia di kelas XII SMAN 1 Panti, dengan tujuan memperoleh fenomena pembelajaran yang dilakukan guru pada pembelajaran elektrokimia diperoleh bahwa dalam proses pembelajaran pokok bahasan elektrokimia yang dilakukan guru belum sesuai dengan standar proses menurut Permendiknas Nomor 1 Tahun 2007 meskipun format RPP yang dibuat guru telah sesuai dengan permendiknas tersebut. Siswa mengalami miskonsepsi dan tidak paham pada berbagai konsep dalam materi sel elektrolisis, disebabkan metode guru yang kurang efektif dalam proses pembelajaran, guru tidak menggunakan media dalam mengajarkan materi sel elektrolisis, guru tidak
mengidentifikasi pengetahuan awal siswa, guru tidak mereview konsep prasyarat, dan guru lebih cenderung menerapkan belajar hafalan. Dari segi siswa, miskonsepsi dan ketidakpahaman disebabkan karena kemampuan kognitif, pengetahuan awal, dan motivasi siswa yang rendah.
Penerapan model pembelajaran yang tepat diharapkan dapat meningkatkan kemampuan kognitif dan kreativitas siswa. Beberapa penelitian menunjukkan model pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan kognitif dan kreativitas siswa adalah dengan menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Hasil penelitian Rotgans & Schmidt (2011) keadaan kognitif
3
Khomsatun Rokhyati, 2015
PENERAPAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF DAN KREATIVITAS SISWA PADA SUB MATERI PENYEPUHAN LOGAM MELALUI ELEKTROLISIS
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
pendekatan keterampilan berpikir kreatif melalui PBL, menemukan model PBL dapat meningkatkan keterampilan berpikir kreatif siswa dibandingkan dengan model konvensional. Keterampilan berpikir kreatif yang diukur pada penelitian ini terdiri dari originality, fluency, dan flexibility. Originality dan fluency mencapai skor tinggi dibandingkan flexibility.
Penelitian yang dilakukan oleh Eli (2014, hlm. 98), menganalisis kemampuan kognitif dan kreativitas yang meliputi berpikir dan bertindak kreatif, pada sub materi penjernihan air dengan membandingkan kemampuan kognitif dan kreativitas siswa pada kelompok rendah, sedang dan tinggi, diperoleh PBL dapat meningkatkan kemampuan kognitif dan kreativitas siswa. Penelitian yang mengkaji kemampuan kognitif dan kreativitas siswa dengan membandingkan kelompok eksperimen (menggunakan PBL) dengan kelompok kontrol (menggunakan pembelajaran konvensional) pada materi penyepuhan belum dilakukan. Oleh sebab itu, penelitian ini perlu dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana peningkatan kemampuan kognitif dan kreativitas siswa kelas eksperimen yang diterapkan PBL dibandingkan dengan siswa kelas kontrol
dengan pembelajaran konvensional pada sub materi penyepuhan logam.
Penyepuhan logam dipilih sebagai materi dalam penelitian dikarenakan penyepuhan merupakan salah satu penerapan dari konsep reaksi redoks dan elektrokimia yang dapat dijumpai siswa dalam kehidupan sehari-hari, sebagaimana dinyatakan oleh Dolmans, dkk. (1997), bahwa masalah dalam PBL harus mensimulasikan kehidupan nyata. Kompetensi yang harus dikuasai siswa dalam materi ini adalah menerapkan konsep reaksi oksidasi-reduksi dan elektrokimia dalam teknologi dan kehidupan sehari-hari (BSNP, 2006, hlm. 183). Penerapan model pembelajaran yang sesuai diharapkan dapat meningkatkan kemampuan kognitif dan kreativitas siswa pada materi ini. Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul
4
Khomsatun Rokhyati, 2015
PENERAPAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF DAN KREATIVITAS SISWA PADA SUB MATERI PENYEPUHAN LOGAM MELALUI ELEKTROLISIS
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
B. Perumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah : “Bagaimanakah penerapan Problem Based Learning dapat meningkatkan kemampuan kognitif dan kreativitas siswa pada sub materi penyepuhan logam melalui elektrolisis”
Agar penelitian lebih terarah, selanjutnya dirinci beberapa pertanyaan sebagai berikut :
1. Bagaimanakah keterlaksanaan PBL untuk meningkatkan kemampuan kognitif dan kreativitas siswa SMA kelas XII pada sub materi penyepuhan logam melalui elektrolisis?
2. Bagaimanakah peningkatan kemampuan kognitif siswa kelas XII yang memperoleh pembelajaran PBL dibandingkan siswa dengan pembelajaran konvensional pada sub materi penyepuhan logam melalui elektrolisis?
3. Bagaimanakah peningkatan kreativitas siswa kelas XII yang memperoleh pembelajaran PBL dibandingkan siswa dengan pembelajaran konvensional pada sub materi penyepuhan logam melalui elektrolisis ?
4. Apakah terdapat korelasi yang signifikan antara peningkatan kemampuan kognitif dengan kreativitas siswa kelas XII melalui pembelajaran PBL pada sub materi penyepuhan logam melalui elektrolisis?
5. Bagaimanakah tanggapan siswa terhadap penerapan pembelajaran PBL pada sub materi peyepuhan logam melalui elektrolisis?
C. Pembatasan Masalah Penelitian
Pembatasan masalah dari penelitian ini adalah :
1. Materi pembelajaran adalah penyepuhan (electroplating).
2. Ruang lingkup kreativitas meliputi keterampilan berpikir kreatif dan bertindak kreatif.
3. Model pembelajaran PBL yang digunakan adalah PBL tahapan Tan (2002).
5
Khomsatun Rokhyati, 2015
PENERAPAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF DAN KREATIVITAS SISWA PADA SUB MATERI PENYEPUHAN LOGAM MELALUI ELEKTROLISIS
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Berdasarkan masalah penelitian yang dipaparkan, penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui keterlaksanaan PBL untuk meningkatkan kemampuan kognitif dan kreativitas siswa SMA kelas XII pada sub materi penyepuhan logam melalui elektrolisis.
2. Mengetahui peningkatan kemampuan kognitif siswa kelas XII yang memperoleh pembelajaran PBL dan pembelajaran konvensional pada sub materi penyepuhan logam melalui elektrolisis.
3. Mengetahui peningkatan kreativitas siswa kelas XII yang memperoleh pembelajaran PBL dan pembelajaran konvensional pada sub materi penyepuhan logam melalui elektrolisis.
4. Mengetahui ada tidaknya korelasi yang signifikan antara peningkatan kemampuan kognitif dengan kreativitas siswa kelas XII melalui pembelajaran PBL pada sub materi penyepuhan logam melalui elektrolisis.
5. Menggali tanggapan siswa terhadap penerapan pembelajaran PBL pada sub materi peyepuhan logam melalui elektrolisis.
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian in diharapkan dapat bermanfaat bagi beberapa pihak antara lain :
1. Hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan pada perkembangan ilmu pendidikan, terutama pada penerapan model-model pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan kognitif dan kreativitas siswa.
2. Untuk memperbaiki praktik pembelajaran guru di sekolah agar lebih efektif dan efisien sehingga kualitas pembelajaran meningkat.
25
Khomsatun Rokhyati, 2015
PENERAPAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF DAN KREATIVITAS SISWA PADA SUB MATERI PENYEPUHAN LOGAM MELALUI ELEKTROLISIS
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode dan Desain Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kombinasi (Mixed Methods). Penelitian kombinasi menggabungkan antara penelitian kuantitatif dan
penelitian kualitatif untuk digunakan secara bersama-sama dalam suatu kegiatan penelitian (Sugiyono, 2014, hlm. 404).
Model penelitian yang digunakan model Sequential Explanatory Design, yaitu pengumpulan data dan analisis data kuantitatif pada tahap pertama, dan diikuti dengan pengumpulan data dan analisis data kualitatif pada tahap kedua, untuk memperkuat hasil penelitian kuantitatif yang dilakukan pada tahap pertama (Sugiyono, 2014, hlm. 409). Desain penelitian yang digunakan dapat dilihat pada Gambar 3.1. Kelas kontrol diberi tanda (-) karena kerja kelompok merupakan pembelajaran yang biasa dilakukan di kelas tersebut, sehingga tidak dianggap diberikan perlakuan terhadap kelas kontrol.
G1 O1 X O2
G2 O3 - O4
Gambar 3.1. Desain Penelitian Kuantitatif
(Sugiyono, 2014, hlm. 112 ) Keterangan :
X : Pembelajaran model PBL
O1, O3 : Tes awal O2, O4 : Tes akhir
G1 : Kelompok eksperimen G2 : Kelompok kontrol
B. Populasi dan Sampel
26
Khomsatun Rokhyati, 2015
PENERAPAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF DAN KREATIVITAS SISWA PADA SUB MATERI PENYEPUHAN LOGAM MELALUI ELEKTROLISIS
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
pemilihan sampel dengan tujuan/pertimbangan tertentu (Arikunto, 2013, hlm. 183).
Pada penelitian ini sampel yang digunakan adalah kelas XII IPA 3 dan XII IPA 4, dengan kelas XII IPA 3 sebagai kelas kontrol dan kelas XII IPA 4 sebagai kelas eksperimen. Pemilihan ini berdasarkan pertimbangan : (1) kedua sampel memiliki kemampuan relatif sama, berdasarkan rerata nilai ulangan harian; (2) jumlah siswa sama yaitu 35 siswa; dan (3) kedua kelas diajar oleh guru yang sama.
C. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Tes tertulis
Tes tertulis digunakan untuk mengukur kemampuan kognitif siswa. Tes ini diberikan pada awal dan akhir pelajaran kimia. Tes diberikan pada kedua kelas yaitu kelas kontrol dan kelas eksperimen. Tes tertulis ini terdiri dari tes kemampuan kognitif dalam bentuk pilihan ganda dan tes keterampilan berpikir
kreatif dalam bentuk essay. Tes disusun berdasarkan kisi-kisi tes. Kisi-kisi butir tes dan soal kemampuan kognitif dapat dilihat pada Lampiran B.1 dan B.2, sedangkan kisi-kisi dan soal keterampilan berpikir kreatif, serta kriteria penskoran tes keterampilan berpikir kreatif dapat dilihat pada Lampiran B.3, B.4, dan B.5. Tes yang akan digunakan diuji validitasnya isi terlebih dahulu kepada 5 orang dosen dari salah satu Universitas Negeri di Bandung dan 2 orang guru kimia di Kabupaten Bekasi. Tes direvisi sesuai dengan saran yang diberikan oleh dosen dan pendidik.
Pengujian validitas isi dapat dilakukan dengan membandingkan antara isi instrumen dengan materi pelajaran yang telah diajarkan (Sugiyono, 2014, hlm. 177). Tes yang telah divalidasi oleh ahli kemudian dihitung nilai Lawshe CVR (content validy ratio) masing-masing butir soal dengan menggunakan rumus
berikut :
CVR
=
− ( � 2) �27
Khomsatun Rokhyati, 2015
PENERAPAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF DAN KREATIVITAS SISWA PADA SUB MATERI PENYEPUHAN LOGAM MELALUI ELEKTROLISIS
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
(Lawshe, 1975) Keterangan :
ne = jumlah validator yang setuju N = total validator
Kriteria penilaian tanggapan validator dengan pemberian nilai skor pada tangapan validaor dapat dilihat pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1. Kriteria Penilaian Tanggapan Validator
Kriteria Skor
Ya 1
Tidak 0
Ketentuan pemberian nilai CVR sebagai berikut :
1) Ketika kurang dari setengah validator mengatakan "Ya", maka nilai CVR negatif
2) Ketika setengah validator mengatakan "Ya" dan setengah tidak, CVR adalah nol
3) Ketika seluruh menyatakan “Ya”, maka nilai CVR = 1 (hal ini diatur menjadi 0,99 disesuaikan dengan jumlah validator)
4) Ketika jumlah validator yang menyatakan “Ya” lebih dari setengah validator, maka nilai CVR = 0 – 0,99.
Berdasarkan analisis lembar validasi oleh ahli yaitu 5 dosen dari salah satu Universitas Negeri di Bandung dan 2 orang guru Kimia SMA, diperoleh skor CVR masing-masing item soal tes yang berjumlah 25 soal. Hasil CVR masing-masing item soal tes menunjukkan bahwa dri 25 soal tes, diperoleh 10 soal valid dan dapat digunakan. Hasil CVR dapat dilihat pada lampiran B.3.
2. Lembar observasi
28
Khomsatun Rokhyati, 2015
PENERAPAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF DAN KREATIVITAS SISWA PADA SUB MATERI PENYEPUHAN LOGAM MELALUI ELEKTROLISIS
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
dapat dilihat pada Lampiran C.1. Sedangkan kisi-kisi, lembar observasi dan rubrik mengukur keterampilan bertindak kreatif dapat dilihat pada Lampiran B.6, B.7, dan B.8.
3. Angket Tanggapan Siswa
Angket digunakan untuk memperoleh data mengenai tanggapan siswa terhadap model PBL, media pembelajaran (LKS) yang digunakan dalam PBL, pelajaran kimia dengan model PBL, keterampilan berpikir kreatif dengan model PBL, dan keterampilan bertindak kreatif. Skala yang digunakan pada angket ini
adalah skala Likert. Siswa dianjurkan untuk memilih kategori jawaban yang telah diatur oleh peneliti, yaitu: Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS) dengan memberi tanda cheklist (√) pada jawaban yang dirasa cocok. Angket tanggapan siswa ini divalidasi oleh 5 orang ahli. Angket tanggapan siswa dapat dilihat pada Lampiran B.9.
4. Pedoman wawancara
Pedoman wawancara digunakan untuk memperoleh data mengenai tanggapan siswa terhadap model PBL, media pembelajaran (LKS) yang digunakan dalam PBL, pelajaran kimia dengan model PBL, keterampilan berpikir kreatif dengan model PBL, dan keterampilan bertindak kreatif. Wawancara dilakukan untuk mendapatkan informasi tambahan yang mendukung data angket dan observasi. Wawancara yang dilakukan adalah wawancara terstruktur, yaitu peneliti menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap. Wawancara dalam hal ini berisi pertanyaan singkat yang harus dijawab langsung oleh beberapa siswa. Pedoman wawancara terhadap siswa dapat dilihat pada Lampiran B.10.
D. Pengumpulan Data
29
Khomsatun Rokhyati, 2015
PENERAPAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF DAN KREATIVITAS SISWA PADA SUB MATERI PENYEPUHAN LOGAM MELALUI ELEKTROLISIS
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
siswa terhadap PBL, maka penelitian ini digunakan teknik pengumpulan data seperti dijelaskan pada tabel 3.2. berikut.
Tabel 3.2. Teknik Pengumpulan Data
No Jenis Data Pengumpul Data
Instrumen Teknik
1. Keterlaksanaan model PBL
Lembar observasi
Pengumpulan data selama pembelajaran berlangsung
2. Kemampuan
kognitif siswa
Soal tes Pemberian soal tes sebelum dan setelah penerapan PBL kepada siswa
3. Pengalaman belajar siswa dan
Pemberian angket dan wawancara yang terdiri dari pernyataan mengenai pengalaman belajar
E. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian yang dilakukan terbagi menjadi beberapa tahap seperti pada Gambar 3.2.
1. Tahap Pesiapan
Beberapa kegiatan yang dilakukan pada tahap persiapan antara lain : a. Melakukan studi pustaka model PBL menurut Tan (2002).
b. Menganalisis kurikulum KTSP meliputi Standar Kompetensi Lulusan, Standar Penilaian, Standar Isi, dan Standar Proses.
c. Menganalisis materi pelajaran yang sesuai dengan pembelajaran model PBL. d. Penyusun Instrumen meliputi RPP, lembar observasi, tes tertulis, lembar kerja
siswa (LKS), angket tanggapan siswa, dan pedoman wawancara. e. Melakukan validasi instrumen.
f. Merevisi/memperbaiki instrumen.
2. Tahap Pelaksanaan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap pelaksanaan antara lain: a. Melakukan tes awal
30
Khomsatun Rokhyati, 2015
PENERAPAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF DAN KREATIVITAS SISWA PADA SUB MATERI PENYEPUHAN LOGAM MELALUI ELEKTROLISIS
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
c. Melakukan observasi keterlaksanaan pembelajaran model PBL dan bertindak kreatif.
d. Melakukan tes akhir
e. Memberikan angket tanggapan siswa
f. Melakukan wawancara terhadap perwakilan tiap kelompok mengenai pembelajaran model PBL.
3. Tahap Pelaporan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap akhir adalah: a. Mengolah data hasil penelitian
b. Menganalisis dan membahas hasil temuan c. Menarik kesimpulan
Kurikulum KTSP Studi Pustaka PBL
31
Khomsatun Rokhyati, 2015
PENERAPAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF DAN KREATIVITAS SISWA PADA SUB MATERI PENYEPUHAN LOGAM MELALUI ELEKTROLISIS
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu Gambar 3.2. Diagram Alur Penelitian
F. Analisis Data
Data yang diperoleh dari hasil tes awal dan tes akhir kemampuan kognitif siswa dianalisis secara statistik. Data angket tanggapan siswa dianalisis secara deskriptif dan statistik. Sedangkan data hasil observasi dan wawancara mengenai tanggapan terhadap pembelajaran model PBL dianalisis secara deskriptif. Untuk pengolahan data, peneliti menggunakan bantuan program software IBM-SPSS 22 dan microsoft Excell 2007.
1. Analisis Keterlaksanaan PBL.
Analisis keterlaksanaan PBL yaitu menggambarkan bagaimana keterlaksanaan pembelajaran sesuai dengan model PBL. Hasil observasi keterlaksanaan dihitung dengan rumus sebagai berikut :
%K = �
Selanjutnya persentasi yang didapat diinterpretasikan dengan melihat Tabel 3.3.
Tabel 3.3. Kriteria Keterlaksanaan Model Pembelajaran No Kategori Keterlaksanaan Model (%) Interpretasi
32
Khomsatun Rokhyati, 2015
PENERAPAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF DAN KREATIVITAS SISWA PADA SUB MATERI PENYEPUHAN LOGAM MELALUI ELEKTROLISIS
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
3. 37,6 – 62,5 Sedang
4. 62,6 – 87,5 Baik
5. 87,6 – 100 Sangat baik
(Mulyadi, 2006, hlm. 31)
2. Analisis Tingkat Relevansi
Analisis tingkat relevansi dilakukan untuk mengetahui tingkat relevansi pertanyaan yang dibuat siswa dengan pertanyaan yang diharapkan guru. Dan jawaban yang dibuat siswa dengan jawaban yang diharapkan guru. Rumus untuk
analisis relevansi sebagai berikut :
%TR =
� x 100%
Keterangan :
%TR = persentase tingkat relevansi n = skor jawaban siswa
N = skor maksimal
Kriteria tingkat relevansi dapat dilihat pada Tabel 3.4. dan rubrik penilaian dapat dilihat pada Lampiran A.5.
Tabel 3.4. Kriteria Tingkat Relevansi
Interval Tingkat Relevansi Kriteria Tingkat Relevansi
76% < %TR ≤ 100% Relevansi sangat tinggi
60% < %TR ≤ 76% Relevansi tinggi
44% < %TR ≤ 60% Cukup relevan
28% < %TR ≤ 44% Tidak relevan
20% < %TR ≤ 28% Sangat tidak relevan
(Arikunto, 2010, hlm. 35)
3. Analisis Kemampuan Siswa dalam Merancang, Menyusun Laporan Percobaan dan dalam Evaluasi
33
Khomsatun Rokhyati, 2015
PENERAPAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF DAN KREATIVITAS SISWA PADA SUB MATERI PENYEPUHAN LOGAM MELALUI ELEKTROLISIS
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
laporan percobaan terdiri dari kemampuan siswa dalam menyusun tujuan percobaan, landasan teori, alat dan bahan yang digunakan, prosedur percobaan, hasil pengamatan, kesimpulan dan daftar pustaka.
Kemampuan siswa dalam evaluasi diukur berdasarkan kemampuan siswa dalam menjawab pertanyaan pada saat evaluasi setelah praktikum dilakukan. Kategori kemampuan siswa dalam merancang, menyusun laporan percobaan dan dalam evaluasi dapat dilihat pada Tabel 3.5. Pedoman penskoran kemampuan siswa dalam merancang, menyusun laporan percobaan dan dalam evaluasi dengan menggunakan rubrik penilaian LKS (Lampiran A.5.)
Tabel 3.5. Kriteria Kemampuan Merancang dan Menyusun Laporan Percobaan
Skor Kategori
Skor ≤ 1,33 Kurang Baik
, < Skor ≤ , Cukup Baik
2, < Skor ≤ 3,33 Baik
3, < Skor ≤ 4,00 Sangat Baik
(Kosasih, 2014, hlm. 138)
4. Analisis Data Kemampuan Kognitif dan Berpikir Kreatif Siswa
Domain kognitif C4 sampai C6 diukur dengan menggunakan soal kemampuan kognitif dan berpikir kreatif siswa. Untuk mengetahui peningkatan kemampuan kognitif dan berpikir kreatif siswa sebelum dan sesudah perlakuan, dilakukan pengolahan data hasil tes awal dan tes akhir.
<g> digunakan untuk mengetahui perbedaan peningkatan kemampuan
kognitif dan berpikir kreatif kelas eksperimen dan kelas kontrol. Langkah-langkah yang dilakukan sebelum analisis data yaitu melakukan penskoran setiap jawaban siswa sesuai dengan kunci jawaban. Selanjutnya dilakukan analisis data tes awal, tes akhir, dan <g> kemampuan kognitif dan berpikir kreatif siswa.
34
Khomsatun Rokhyati, 2015
PENERAPAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF DAN KREATIVITAS SISWA PADA SUB MATERI PENYEPUHAN LOGAM MELALUI ELEKTROLISIS
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
(1) Menguji normalitas skor tes awal siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan uji Shapiro-Wilk dengan menggunakan program IBM-SPSS 22 dengan taraf signifikansi 0,05 atau dengan menggunakan rumus. Uji normalitas menggunakan rumus Shapiro-Wilk sebagai berikut :
W = ( =1 �1 ( �))2
ai = Konstanta mean, variance, dan covariance Hipotesis dalam uji kenormalan data tes awal adalah :
H0 : data skor tes awal siswa berdistribusi normal H1 : data skor tes awal siswa tidak berdistribusi normal Dengan kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut : Jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka H0 ditolak Jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 maka H0 diterima
(2) Menguji homogenitas tes awal kelas eksperimen dan kelas kontrol. Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui sampel yang digunakan homogen atau tidak dengan menggunakan uji Levene. Rumus untuk menguji homogenitas sampel penelitian adalah sebagai berikut.
Zi = median data pada kelompok ke-i Z.. = median untuk keseluruhan data
35
Khomsatun Rokhyati, 2015
PENERAPAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF DAN KREATIVITAS SISWA PADA SUB MATERI PENYEPUHAN LOGAM MELALUI ELEKTROLISIS
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
H0 : kedua kelas mempunyai varians yang sama
H1 : kedua kelas memiliki varians yang tidak sama
Dengan kriteria sebagai berikut :
Jika nilai sigifikansi sebesar p > α 0,05 maka H0 diterima
Jika nilai sigifikansi sebesar p < α 0,05 maka H0 ditolak
Jika data terdistribusi normal dan tidak homogen maka langkah
selanjutnya adalah menggunakan teknik non parametrik yaitu uji
Mann-Whitney U.
Berikut rumus yang digunakan:
Untuk sampel A :
UA = nA nB +
( +1)
2 - RA
Untuk sampel B :
UB = nA nB + ( +1)
2 - RB
Dengan,
UA = harga U untuk sampel A
UB = harga U untuk sampel B
nA = jumlah sampel A
nB = jumlah sampel B
RA = rangking pada sampel A
RB = rangking pada sampel B
Dari hasil perhitungan diambil nilai U yang terkecil, kemudian
dibandingkan dengan U tabel. Jika nilai U hitung lebih besar dari U tabel
maka H0 diterima (Widiyanto, 2013, hlm. 359-360).
Hipotesis yang diuji adalah:
H0 : kedua kelompok mempunyai varians yang sama
H1 : kedua kelompok memiliki varians yang tidak sama
Dengan kriteria sebagai berikut :
36
Khomsatun Rokhyati, 2015
PENERAPAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF DAN KREATIVITAS SISWA PADA SUB MATERI PENYEPUHAN LOGAM MELALUI ELEKTROLISIS
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Jika nilai sigifikansi sebesar p < α 0,05 maka H0 ditolak
(3) Menguji perbedaan skor rata-rata tes awal siswa. Pengujian ini untuk
menentukan kemampuan awal siswa kelas kontrol dan kelas eksperimen
sama atau berbeda. Untuk menguji signifikansi atau tidaknya perbedaan dari
kedua rata-rata tersebut digunakan uji t (t test). Rumus uji t yang digunakan
adalah :
(Widiyanto, 2013, hlm. 245) Keterangan : Pada pengujian t berlaku ketentuan bahwa thitung lebih kecil atau sama dengan ttabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak, dengan kriteria pengujian sebagai berikut: Jika nilai signifikansi sebesar (p) > α (0,05) maka H0 diterima.
Jika nilai signifikansi sebesar (p) < α (0,05) maka H0 ditolak.
b. Analisis Data Tes Akhir Kemampuan Kognitif dan Berpikir Kreatif Siswa
(1) Menguji normalitas skor tes awal siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan uji Shapiro-Wilk dengan menggunakan program IBM-SPSS 22 dengan taraf signifikansi 0,05 atau dengan menggunakan rumus.
37
Khomsatun Rokhyati, 2015
PENERAPAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF DAN KREATIVITAS SISWA PADA SUB MATERI PENYEPUHAN LOGAM MELALUI ELEKTROLISIS
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu Dengan kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut : Jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka H0 ditolak Jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 maka H0 diterima
(2) Menguji homogenitas tes akhir kelas eksperimen dan kelas kontrol. Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui sampel yang digunakan homogen atau tidak dengan menggunakan uji Levene Statistic (Test Homogenity of Variansce).
Pengujian homogenitas dapat digunakan IBM-SPSS 22. Hipotesis yang diuji adalah:
H0 : kedua kelas mempunyai varians yang sama
H1 : kedua kelas memiliki varians yang tidak sama
Dengan kriteria sebagai berikut :
Jika nilai sigifikansi sebesar p > α 0,05 maka H0 diterima
Jika nilai sigifikansi sebesar p < α 0,05 maka H0 ditolak
(3) Menguji perbedaan skor rata-rata tes akhir siswa. Pengujian ini untuk menentukan ada tidaknya perbedaan tes akhir kemampuan kognitif dan
berpikir kreatif siswa kelas kontrol dan kelas eksperimen sama atau berbeda.
Pengujian skor tes akhir kelas eksperimen dan tes kontrol
mengidentfikasikan bahwa ada atau tidak pengaruh pembelajaran model PBL
terhadap kemampuan kognitif dan berpikir kreatif siswa. Jika terdapat
perbedaan maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan kognitif dan berpikir
kreatif siswa kelas eksperimen lebih baik dibandingkan kelas kontrol.
Hipotesa yang diajukan untuk mengetahui perbedaan skor rata-rata
tes akhir kemampuan kognitif dan berpikir kreatif siswa adalah :
H0 : tidak terdapat perbedaan yang signifikan skor rata-rata tes akhir kemampuan kognitif dan berpikir kreatif siswa.
H1 : terdapat perbedaan yang signifikan skor rata-rata tes akhir kemampuan kognitif dan berpikir kreatif siswa.
Dengan kriteria pengujian sebagai berikut:
38
Khomsatun Rokhyati, 2015
PENERAPAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF DAN KREATIVITAS SISWA PADA SUB MATERI PENYEPUHAN LOGAM MELALUI ELEKTROLISIS
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu Jika nilai signifikansi sebesar (p) < α (0,025) maka H0 ditolak.
c. Analisis Data Skor <g> Kemampuan Kognitif dan Berpikir Kreatif Siswa
(1) Menguji normalitas skor <g> kemampuan kognitif dan berpikir kreatif siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan uji Shapiro-Wilk dengan menggunakan program IBM-SPSS 22 atau dengan menggunakan rumus. Analisis skor <g> untuk mengetahui perbedaan peningkatan kemampuan kognitif dan berpikir kreatif siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Hipotesis yang digunakan adalah :
H0 : <g> kemampuan kognitif dan berpikir kreatif siswa berdistribusi normal.
H1 : <g> kemampuan kognitif dan berpikir kreatif siswa tidak berdistribusi normal.
Dengan kriteria pengujian sebagai berikut.
Jika nilai sigifikansi sebesar p > α 0,05 maka H0 diterima
Jika nilai sigifikansi sebesar p < α 0,05 maka H0 ditolak
(2) Menguji homogenitas skor <g> kemampuan kognitif dan berpikir kreatif
siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol. Uji homogenitas untuk mengetahui data skor <g> kemampuan kognitif dan bepikir kreatif siswa pada kelas eksperimen
dan kelas kontrol homogen atau tidak. Pengujian homogenitas dapat menggunakan program IBM-SPSS 22 atau dengan menggunakan rumus. Hipotesis yang diajukan untuk menguji homogenitas adalah:
H0 : kedua kelompok mempunyai varians yang sama
H1 : kedua kelompok memiliki varians yang tidak sama
Dengan kriteria sebagai berikut :
Jika nilai sigifikansi sebesar p > α 0,05 maka H0 diterima
Jika nilai sigifikansi sebesar p < α 0,05 maka H0 ditolak
39
Khomsatun Rokhyati, 2015
PENERAPAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF DAN KREATIVITAS SISWA PADA SUB MATERI PENYEPUHAN LOGAM MELALUI ELEKTROLISIS
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
dan berpikir siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol. Jika terdapat perbedaan maka dapat dikatakan bahwa model pembelajaran PBL dapat lebih meningkatkan kemampuan kognitif dan berpikir siswa. Hipotesis yang diajukan untuk mengetahui perbedaan skor <g> kemampuan kogitif dan berpikir kreatif siswa adalah :
H0 : tidak terdapat perbedaan peningkatan kemampuan kognitif dan berpikir kreatif siswa pada kelas eksperimen dengan kelas kontrol.
H1 : terdapat perbedaan peningkatan kemampuan kognitif dan berpikir kreatif siswa pada kelas eksperimen deangan kelas kontrol.
Menghitung skor <g> antara nilai rata-rata tes awal dan nilai rata-rata tes akhir secara keseluruhan. Perhitungan besarnya skor <g> ini digunakan rumus sebagai berikut :
<g> = � −�
� �� −� x 100 %
(Hake, 1998) Keterangan :
Spre = skor tes awal Spost = skor tes akhir Smaks = skor maksimum
Dengan kriteria interpretasi dapat dilihat pada Tabel 3.6.
Tabel 3.6. Klasifikasi <g>
<g> Interpretasi
(<g>) > 0,7 Tinggi
0,3< (<g>) ≤ 0,7 Sedang
(<g>) ≤ 0,3 Rendah
(Hake, 1998)
5. Analisis Bertindak Kreatif Siswa
a. Analisis Data Skor <g> Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa
(1) Menguji normalitas skor <g> keterampilan bertindak kreatif siswa kelas
40
Khomsatun Rokhyati, 2015
PENERAPAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF DAN KREATIVITAS SISWA PADA SUB MATERI PENYEPUHAN LOGAM MELALUI ELEKTROLISIS
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
program IBM-SPSS 22 atau dengan menggunakan rumus. Analisis skor <g> untuk mengetahui perbedaan peningkatan keterampilan bertindak kreatif siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Hipotesis yang digunakan adalah :
H0 : <g> keterampilan bertindak kreatif siswa berdistribusi normal.
H1 : <g> keterampilan bertindak kreatif siswa kreatif siswa tidak berdistribusi normal.
Dengan kriteria pengujian sebagai berikut.
Jika nilai sigifikansi sebesar p > α 0,05 maka H0 diterima
Jika nilai sigifikansi sebesar p < α 0,05 maka H0 ditolak
(2) Menguji homogenitas skor <g> keterampilan bertindak kreatif siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol. Uji homogenitas untuk mengetahui data skor <g> keterampilan bertindak kreatif siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol homogen atau tidak. Pengujian homogenitas dapat menggunakan program IBM-SPSS 22 atau dengan menggunakan rumus. Hipotesis yang diajukan untuk menguji homogenitas adalah:
H0 : kedua kelompok mempunyai varians yang sama
H1 : kedua kelompok memiliki varians yang tidak sama
Dengan kriteria sebagai berikut :
Jika nilai sigifikansi sebesar p > α 0,05 maka H0 diterima
Jika nilai sigifikansi sebesar p < α 0,05 maka H0 ditolak
(3) Menguji perbedaan <g> keterampilan bertindak kreatif siswa untuk menentukan ada atau tidak peningkatan keterampilan bertindak kreatif siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol. Jika terdapat perbedaan maka dapat dikatakan
bahwa model pembelajaran PBL dapat lebih meningkatkan keterampilan bertindak kreatif siswa. Hipotesis yang diajukan untuk mengetahui perbedaan skor <g> keterampilan bertindak kreatif siswa adalah :
41
Khomsatun Rokhyati, 2015
PENERAPAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF DAN KREATIVITAS SISWA PADA SUB MATERI PENYEPUHAN LOGAM MELALUI ELEKTROLISIS
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu siswa pada kelas eksperimen dengan kelas kontrol.
H1 : terdapat perbedaan peningkatan keterampilan bertindak kreatif siswa pada kelas eksperimen deangan kelas kontrol.
6. Analisis Korelasi antara Peningkatan Kemampuan Kognitif dengan Kreativitas.
Analisis korelasi untuk mengetahui korelasi antara peningkatan kemampuan kognitif dengan keterampilan berpikir kreatif dan keterampilan berpikir kreatif dengan bertindak kreatif. Jika hasil pengujian normalitas menunjukkan data terdistribusi normal maka digunakan pengujian parametrik korelasi moment product ( korelasi Pearson) dengan rumus :
rxy = −
2 2
(Widiyanto, 2013, hlm. 183)
Nilai r kriteria didapatkan dengan melihat tabel person product moment berdarkan pada jumlah data yang dianalisis. Selanjutnya bandingkan nilai r hitung dengan r kriteria pada taraf signifikansi 0,05 dan pada taraf signifikansi 0,01, apabila r hitung lebih besar dari r kriteria maka koefisien korelasi tersebut dinyatakan berarti atau sigifikan, dan apabila r hitung lebih kecil dari r kriteria maka dinyatakan bahwa koefisien korelasi tersebut tidak berarti atau tidak signifikan (Widiyanto, 2013, hlm. 186).
Untuk menentukan kekuatan hubungan di antara variabel, Tabel 3.7. memperlihatkan interpretasi koefisien korelasi. Pada penelitian ini analisis korelasi menggunakan program IBM-SPSS 22. Jika Jika hasil pengujian normalitas menunjukkan data tidak terdistribusi normal maka digunakan pengujian non parametrik korelasi Spearman’s rho.
Tabel 3.7. Interpretasi Koefisien Korelasi
Interval Nilai Kekuatan Hubungan
0,000-0,199 Sangat rendah atau lemah sekali
0,200-0,399 Rendah atau lemah
0,400-0,599 Sedang atau cukup
42
Khomsatun Rokhyati, 2015
PENERAPAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF DAN KREATIVITAS SISWA PADA SUB MATERI PENYEPUHAN LOGAM MELALUI ELEKTROLISIS
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
0,800-1,000 Sangat tinggi atau kuat sekali
(Widiyanto, 2013, hlm. 182)
7. Analisis Data yang Diperoleh dari Angket.
Data dari angket diperoleh dalam bentuk skala kualitatif dikonversi menjadi skala kuantitatif. Skor jawaban berdasarkan skala Likert, seperti Tabel 3.8.
Tabel 3.8. Skor Jawaban Berdasarkan Skala Likert
Angket Empat Pilihan
Pilihan Jawaban Skor
Skor Positif Skor Negatif
SS = Sangat Setuju S = Setuju TS = Tidak Setuju STS = Sangat Tidak Setuju
4
(Riduwan, 2011, hlm. 21)
Untuk menganalisis respon siswa terhadap tiap butir pertanyaan dalam angket digunakan rumus :
P = x 100%
Keterangan :
P = persentase jawaban f = frekuensi jawaban n = banyak responden
Setelah dianalisis kemudian dilakukan interpretasi data dengan menggunakan kategori persentase (Kunjaraningrat, 1997, hlm. 187)
Tabel 3.9. Interpretasi Persentase Angket
Besar Persentase Interpretasi
0% Tidak ada
1% - 25% Sebagian kecil
26% - 49% Hampir setengahnya
50% Setengahnya
43
Khomsatun Rokhyati, 2015
PENERAPAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF DAN KREATIVITAS SISWA PADA SUB MATERI PENYEPUHAN LOGAM MELALUI ELEKTROLISIS
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
76% - 99% Pada umumnya
100% Seluruhnya
(Kunjaraningrat, 1997, hlm. 187)
8. Analisis Data yang Diperoleh dari Hasil Wawancara
McDrury ( Collaborative Group Analysis of Data) dalam Moleong (2007, hlm. 248) tahapan analisis data kualitatif adalah sebagai berikut:
a. Membaca/mempelajari data, menandai kata -kata kunci dan gagasan yang ada dalam data,
b. Mempelajari kata-kata kunci itu, berupaya menemukan tema-tema yang berasal dari data.
c. Menuliskan „model‟ yang ditemukan. d. Koding yang telah dilakukan.
83
Khomsatun Rokhyati, 2015
PENERAPAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF DAN KREATIVITAS SISWA PADA SUB MATERI PENYEPUHAN LOGAM MELALUI ELEKTROLISIS
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI
A. Simpulan
Berdasarkan temuan, hasil analisis dan pembahasan, peneliti dapat menyimpulkan tentang penerapan PBL untuk meningkatkan kemampuan kognitif dan kreativitas siswa pada sub materi penyepuhan, yaitu keterlaksanaan PBL menurut Tan pada sub materi penyepuhan pada kategori sangat baik artinya seluruh tahapan terlaksana. Siswa mampu merumuskan pertanyaan yang berbeda dengan siswa lain, siswa mampu mencari, mengolah dan menggunakan informasi yang diperoleh untuk menjawab rumusan masalah, mampu melakukan percobaan sesuai dengan rancangan percobaan yang dibuat, serta mengevaluasi hasil percobaan.
Penerapan PBL meningkatkan pada penelitian ini meningkatkan kemampuan kognitif siswa kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan peningkatan kemampuan kognitif kelas kontrol. Peningkatan tertinggi
kemampuan kognitif kelas eksperimen pada mengidentifikasi aplikasi konsep elektrolisis dalam proses penyepuhan.
Peningkatan kreativitas siswa dengan penerapan PBL pada siswa kelas eskperimen lebih tinggi dan berbeda secara signifikan dengan siswa kelas kontrol. Peningkatan kreativitas siswa dibedakan dalam aspek berpikir dan bertindak kreatif. Hasil analisis menunjukkan peningkatan keterampilan berpikir dan bertindak kreatif siswa kelas eksperimen lebih tinggi dan berbeda secara signifikan dibandingkan siswa kelas kontrol. Peningkatan keterampilan berpikir kreatif kelas eksperimen dengan kategori tinggi pada aspek berpikir lancar, berpikir luwes dan berpikir elaborasi. Sedangkan aspek peningkatan keterampilan bertindak kreatif siswa kelas eksperimen terdapat pada tahap persiapan dan pelaksanaan lebih tinggi dibandingkan siswa kelas kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan PBL mampu meningkatkan kreativitas siswa.
84
Khomsatun Rokhyati, 2015
PENERAPAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF DAN KREATIVITAS SISWA PADA SUB MATERI PENYEPUHAN LOGAM MELALUI ELEKTROLISIS
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
kuat dan signifikan antara kemampuan kognitif dengan bertindak kreatif dan terdapat korelasi antara berpikir kreatif dengan bertindak dengan kategori cukup kuat. Jadi, dapat disimpulkan terdapat korelasi yang sigifikan antara peningkatan kemampuan kognitif dan kreativitas siswa.
Hasil sebaran angket dan wawancara menunjukkan sebagian besar siswa memberikan tanggapan yang positif dengan penerapan PBL pada pembelajaran kimia pada sub materi penyepuhan. Penerapan PBL menjadikan pembelajaran kimia pada sub materi penyepuhan menarik dan meningkatkan minat siswa untuk mempelajari materi ini lebih lanjut.
B. Implikasi
Penelitian ini telah menunjukkan bahwa penerapan PBL mampu meningkatkan kemampuan kognitif dan kreativitas siswa kelas XII SMA Negeri 2 Sukatani pada sub materi penyepuhan. Implikasi dari penelitian ini terhadap proses pembelajaran adalah penerapan model pembelajaran yang sesuai dapat meningkatkan kemampuan kognitif dan kreativitas siswa. Implikasi terhadap guru
adalah guru dapat menggunakan penelitian ini sebagai referensi dalam melakukan penelitian tindakan kelas, dan implikasi terhadap dunia pendidikan adalah hasil penelitian ini memperkaya penelitian tentang kemampuan model PBL dalam meningkatkan kemampuan kognitif dan kreativitas.
C. Rekomendasi
Agar penerapan PBL untuk meningkatkan kemampuan kognitif dan kreativitas siswa dapat terealisasai dengan baik, ada beberapa rekomendasi yang dapat menjadi masukan untuk pihak-pihak yang terkait yaitu calon pendidik, pendidik dan siswa. Rekomendasi-rekomendasi tersebut adalah :
85
Khomsatun Rokhyati, 2015
PENERAPAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF DAN KREATIVITAS SISWA PADA SUB MATERI PENYEPUHAN LOGAM MELALUI ELEKTROLISIS
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu