Dian Pertiwi, 2015
PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS
SISWA KELAS V PADA KONSEP SIKLUS AIR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PROBLEM-BASED
LEARNING (PBL) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR
KRITIS SISWA KELAS V PADA KONSEP SIKLUS AIR
(Studi Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas VA dan VB SD Negeri Drangong 1
Kecamatan Taktakan Kota Serang)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh:
Dian Pertiwi
1102233
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Dian Pertiwi, 2015
PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS
SISWA KELAS V PADA KONSEP SIKLUS AIR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PROBLEM-BASED LEARNING
TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS V
PADA KONSEP SIKLUS AIR
Oleh
DIAN PERTIWI
Sebuah Skripsi yang diajukan untuk memenuhi syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan
©DIAN PERTIWI 2015
Universitas Pendidikan Indonesia Juni 2015
Hak Cipta dilindungi oleh undang-undang
Dian Pertiwi, 2015
PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS
SISWA KELAS V PADA KONSEP SIKLUS AIR
Dian Pertiwi, 2015
PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS
SISWA KELAS V PADA KONSEP SIKLUS AIR
Dian Pertiwi, 2015
PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR
KRITIS SISWA KELAS V PADA KONSEP SIKLUS AIR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK
Latar belakang dari penelitian ini adalah bahwasanya mata pelajaran IPA merupakan mata pelajaran yang banyak mengandung percobaan dan eksperimen dalam proses penyampaiaanya. Selain itu, proses penyampaian yang baik adalah proses penyampaian mata pelajaran yang sesuai dengan karakter anak usia sekolah dasar. Proses penyampaian tersebut dapat tercapai dengan menggunakan strategi Problem-based Learning.Dalam strategi inibukan hanya guru yang aktif, tapi ada hubungan timbal balik antara guru dan siswa. Tujuan dari penelitian ini adalah : (1) untuk mengetahui bagaimana proses pembelajaran dengan menggunakan strategi probem-based learning pada siswa kels V. (2) untuk mengetahui seberapa besar peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa kelas V. (3) untuk mengetahui adakah perbedaan kemampuan berpikir kritis siswa yang mendapatkan pembelajaran IPA dengan menggunakan strategi Problem-based Learning dan strategi Ekspositori. Alasan penelitian ini adalah di karenakan proses pembelajaran yang masih menggunakan cara lama yaitu ceramah. Padahal mata pelajaran IPA menuntut guru untuk lebih kreatif lagi dalam proses penyampaiannya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif dengan desain Quasi experiment dengan jenis Nonequivalent Control Design. Lokasi penelitian yang diambil ialah SDN Drangong 1, Kecamatan Taktakan, Kota Serang. Sampel yang diambil berjumlah 20 orang dari masing – masing kelas VA dan VB. Instrumen yang digunakan ialah tes, skala bertingkat dan lembar observasi. Temuan dari penelitian ini adalah observasi yang diamati semua aspek tercapai. Untuk skala bertingkat pada kelas eksperimen mempunyai rata - rata 80% dengan kriteria sedang. Adapun analisis dengan bantuan spss for windows versi 16.0 yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji data deskriptif pretes kelas eksperimen dan kelas kontrol mempunyai perbedaan rata – rata sebesar 0,95. Sedangkan pada postes kelas eksperimen dan kelas kontrol mempunyai perbedaan rata – rata yang cukup besar yaitu 10,15. Selanjutnya Uji Normalitas data pretes mempunyai selisih 0,17 sedangkan postes mempunyai selisih 0,11. Uji homogenitas pretes based on mean memiliki signifikasi 0,951, postes based on mean memiliki signifikasi 0,992, pretes based on median memiliki signifikasi 0,876, postess based on median memiliki signifikasi 0839 dan data ini mempunyai sig. > 0,05 dinyatakan bahwa data bersifat homogen. Pengujian hipotesis –t tabel t hitung + t tabel ketiga hipotesis
Dian Pertiwi, 2015
PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR
KRITIS SISWA KELAS V PADA KONSEP SIKLUS AIR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRACT
Dian Pertiwi, 2015
PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR
KRITIS SISWA KELAS V PADA KONSEP SIKLUS AIR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
Halaman
UCAPAN TERIMA KASIH... i
ABSTRAK ... ii A. Latar BelakangPenelitian ... 1
B. Rumusan Masalah Penelitian... 4 ..
C. Tujuan Penelitian ... 4
D. Manfaat Penelitian ... 5
E. Struktur Organisasi Skripsi ... 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka 1. Pengertian Strategi Pembelajaran ... 6
2. Problem based learning ... 7
3. Strategi Ekspositori ... 11
4. Konsep Berpikir kritis ... 11
5. Konsep siklus air ... 13
6. Kajian Penelitian Terdahulu yang Relevan ... 14
B. Kerangka pemikiran ... 16
C. Hipotesis ... 18
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 19
B. Desain Penelitian ... 19
C. Definisi Operasional ... 21
D. Populasi dan Sampel Penelitian ... 21
E. Instrumen Penelitian ... 22
F. Uji Instrumen ... 23
G. Prosedur Penelitian ... 26
H. Teknik Pengumpulan Data ... 27
I. Teknik Analisis Data ... 30
Dian Pertiwi, 2015
PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR
KRITIS SISWA KELAS V PADA KONSEP SIKLUS AIR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
A. Temuan ... 34 B. Pembahasan ... 55
BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Simpulan ... 56 B. Rekomendasi ... 57
Dian Pertiwi, 2015
PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR
KRITIS SISWA KELAS V PADA KONSEP SIKLUS AIR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Tahapan Pembelajaran dengan Strategi PBL ... 9
Tabel 2.2 Capaian dimensi pengetahuan dan dimensi kognitif ... 10
Tabel 3.1 Observasi ... 28
Tabel 3.2 Skala Likert/angket ... 29
Tabel 4.1 Hasil observasi ... 34
Tabel 4.2 Hasil Skala Likert/Angket ... 35
Tabel 4.3 Data nilai mentah ... 37
Tabel 4.4 Hasil uji validitas ... 38
Tabel 4.5 Hasil uji reliabilitas ... 39
Tabel 4.6 Hasil uji tingkat kesukaran ... 40
Tabel 4.7 Hasil uji daya pembeda ... 41
Tabel 4.8 Nilai pretest kelas eksperimen dan kontrol ... 43
Tabel 4.9 Statistik deskriptif pretes ... 44
Tabel 4.10 Nilai postest kelas eksperimen dan kontrol ... 45
Tabel 4.11 Statistik deskriptif postes ... 46
Tabel 4.12 N-Gain kelas eksperimen ... 47
Tabel 4.13 N-Gain kelas kontrol ... 48
Tabel 4.14 Uji Normalitas ... 50
Tabel 4.15 Uji Homogenitas ... 52
Dian Pertiwi, 2015
PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR
KRITIS SISWA KELAS V PADA KONSEP SIKLUS AIR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka pemikiran ... 18
Gambar 3.1 Desain penelitian ... 21
Gambar 4.1 Hasil skala bertingkat ... 36
Gambar 4.2 Nilai pretes ... 42
Gambar 4.3 Nilai postes ... 46
Gambar 4.4 Uji N-Gain kelas eksperimen ... 48
Gambar 4.5 Uji N- Gain kelas kontrol ... 49
Gambar 4.6 Uji Q-Q Plot pretes ... 50
Dian Pertiwi, 2015
PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR
KRITIS SISWA KELAS V PADA KONSEP SIKLUS AIR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 2 Soal Instrumen
Lampiran 3 Kunci jawaban
Lampiran 4 RPP Kelas eksperimen
Lampiran 5 RPP kelas kontrol
Lampiran 6 Tabel nilai validitas
Lampiran 7 Tabel reliabilitas
Lampiran 8 Nilai mentah pretes kelas eksperimen
Lampiran 9 Nilai sampel 20 siswa setelah diurutkan
Lampiran 10 Nilai postes eksperimen sebelum diurutkan
Lampiran 11 Nilai postes eksperimen setelah diurutkan
Lampiran 12 Nilai mentah pretes kelas kontrol
Lampiran 13 Nilai postes kontrol sebelum diurutkan
Lampiran 14 Nilai postes kontrol setelah diurutkan
Lampiran 15 Uji Normalitas
Lampiran 16 Uji Homogenitas
Lampiran 17 Uji Hipotesis
Lampiran 18 Skala bertingkat
Lampiran 19 Lembar observasi
Lampiran 20 Tabel hasil pengisian angket
Lampiran 21 Hasil tes dan angket
Lampiran 22
Lampiran 23
1
Dian Pertiwi, 2015
PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR
KRITIS SISWA KELAS V PADA KONSEP SIKLUS AIR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Penelitian
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau sebagian orang mengenalnya dengan
sains merupakan salah satu mata pelajaran yang banyak mengandung
percobaan dan eksperimen dalam proses penyampaiannya . IPA merupakan
salah satu cabang ilmu yang fokus pengkajiaanya yaitu alam dan semua yang
ada di dalamnya. IPA merupakan mata pelajaran yang sudah diajarkan sejak
kelas 1 (satu) di sekolah dasar . Pada proses pembelajarannya, IPA menuntut
kita menjadi siswa yang aktif dan serba ingin tahu. Menurut Widodo dkk, 2010
IPA atau sains bahwasanya memiliki 4 hakikat yaitu sains sebagai produk,
sains sebagai proses, sains sebagai sikap dan sains sebagai teknologi.
Selain 4 poin hakikat sains, Widodo juga mengemukakan dalam bukunya
bahwa dalam ada 4 (empat) poin yang harus dimiliki dalam proses
pembelajarnan IPA. Peneliti menyimpulkan 4 (empat poin) yang harus dimiliki
siswa dalam kegiatan pembelajaran IPA khususnya di sekolah dasar anatara
lain keterampilan mengamati. Keterampilan mengamati ini perlu dimiliki siswa
agar dapat bekerja secara ilmiah untuk dapat menggambarkan suatu kejadian,
fenomena, benda dan lain – lain.Selanjutnya keterampilan merencanakan dan
melakukan percobaan. Tentu saja dalam hal ini, IPA tidak hanya mata
pelajaran yang difokuskan untuk menerangkan saja tetapi juga dituntut untuk
bisa melakukan percobaan terutama bagi anak usia sekolah dasar. Dalam
keterampilan merencanakan dan melakukan percobaan ini siswa harus
mengetahui bahwasanya dalam prosesnya mencakup keterampilan yang
dimulai dari merumuskan pertanyaan hingga menentukan langkah kerja
penyelidikan.
Selanjutnya keterampilan yang ketiga adalah keterampilan menafsirkan dan
menyimpulkan suatu percobaan. Setelah melakukan percobaan tentunya siswa
harus menyimpulkan tentang apa yang diteliti. Kemampuan ini menuntut siswa
agar berfikir lebih kompleks dalam percobaan tersebut. Keempat adalah
keterampilan menyampaikan informasi. Keterampilan ini tentunya sangat
2
Dian Pertiwi, 2015
PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR
KRITIS SISWA KELAS V PADA KONSEP SIKLUS AIR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
di perlukan selain bisa menyampaikan hasil percobaan juga membuat siswa
mampu berkomunikasi secara baik.
Berkaitan dengan 4 (empat) poin sebelumnya, Rusmono, 2014. hlm 21
mengatakan bahwa “proses pembelajaran di kelas harus dikelola dan
direncanakan dengan baik agar timbul sebuah variasi dalam kegiatan
pembelajaran”. Sebuah skenario pembelajaran yang dirancang dengan baik
dalam mengelola proses pembelajaran terdiri atas beberapa strategi atau
prosedur yang menggambarkan rancangan pelaksanaan pembelajaran yang
dikembangkan oleh seorang guru profesional. kesimpulannya menurut peneliti
bahwasanya dalam melakukan pembelajaran hendaknya guru mengelola
pembelajaran secara baik dan benar. Dalam hal ini yang ditekankan adalah
strategi pembelajaran yang sangat menunjang dalam suatu proses
pembelajaran.
Salah satu contoh strategi pembelajaran yang sering guru pakai yaitu
strategi pembelajaran ekspositori. Strategi pembelajaran ekspositori merupakan
bentuk dari pendekatan pembelajaran yang berorientasi pada guru, karena
dalam strategi ini guru memegang peran sangat dominan. (Rusmono, 2014.
hlm. 66). Menurut Jacobsen, Eggen dan Kauchak (Rusmono, 2014. hlm. 66)
mengartikan bahwa strategi pembelajaran ekspositori merupakan proses
pembelajaran yang lebih berpusat kepada guru (teacher centered), guru
memberi sumber dan informasi utama. Kesimpulannya menurut peneliti bahwa
strategi ekspositori merupakan ssuatu strategi yang digunakan dalam proses
pembelajaran yang mana semua aktivitas hanya berpusat pada guru. Berkaitan
dengan hal di atas kita menghubungkan apa yang guru berikan saat di kelas
dalam menyampaikan materi pelajaran dengan psikologi perkembangan anak.
Desmita, 2009 menulis bahwa anak – anak usia sekolah ini memiliki
karakteristik yang berbeda dengan anak – anak yang usia nya lebih muda. Ia
senang bermain, senang bergerak, senang bekerja dalam kelompok, dan senang
merasakan atau melakukan sesuatu secara langsung. Oleh sebab itu guru
hendaknya mengembangkan pembelajaran yang mengandung unsur permainan,
3
Dian Pertiwi, 2015
PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR
KRITIS SISWA KELAS V PADA KONSEP SIKLUS AIR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kelompok serta memberikan kesempatan untuk terlibat langsung dalam
pembelajaran.
Menurut Havighhurst (Desmita, 2009. hlm. 35) tugas perkembangan anak
usia sekolah dasar meliputi : (1) menguasai keterampilan fisik yang diperlukan
dalam permainan dan aktivitas fisik, (2) membina hidup sehat, (3) belajar
bergaul dan bekerja dalam kelompok, (4) belajar menjalankan peranan sosial
sesuai dengan jenis kelamin, (5) belajar membaca, menulis, dan berhitung agar
mampu berpartisipasi dalam masyarakat, (6) memperoleh sejumlah konsep
yang diperlukan untuk berfikir efektif, (7) mengembangkan kata hati, moral
dan nilai – nilai, dan (8) mencapai kemandirian pribadi.
Pada hakikatnya anak usia sekolah dasar berada pada tahap ingin tahu
segala sesuatu. Jika tidak diberikan strategi pembelajaran yang sesuai, anak
akan merasa bahwa dirinya terkekang. Pada mata pelajaran IPA khususnya,
anak usia sekolah dasar cenderung menyukai proses penyampaian yang
bersifat praktik dibandingkan dengan teori, cenderung ingin mengungkapkan
ide pokok dan pikiran – pikiran kritis ketika berada dalam kelas.
Problem-based Learning merupakan salah satu strategi pembelajaran yang
mewadahi anak – anak dengan karakter seperti yang disebutkan dibanding
hanya dengan memakai strategi ekspositori yang berpusat pada guru.
Problem-based Learning mengajak siswa untuk bersama – sama kelompoknya
berpikir kritis dengan masalah yang ada. Strategi pembelajaran Problem-based
Learning menyajikan suatu masalah yang bersifat nyata yang dapat
diselesaikan melalui penyelidikan dan diterapkan dengan menggunakan
pendekatan pemecahan masalah.
Keunggulan dari strategi PBL ini ialah siswa lebih paham dalam
memahami pelajaran, siswa diajak berpikir kritis dalam menghadapi suatu
permasalahan, siswa diajak untuk lebih bertanggungjawab dan mandiri. Selain
itu dengan strategi PBL ini siswa dapat mengintegrasikan beberapa disiplin
ilmu yang lain dalam memecahkan suatu masalah. Berangkat dari beberapa
keunggulan di atas, strategi PBL sangat cocok digunakan di mata pelajaran IPA
pada materi siklus air yang mana materi ini sangat erat dengan lingkungan
4
Dian Pertiwi, 2015
PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR
KRITIS SISWA KELAS V PADA KONSEP SIKLUS AIR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
membuat penelitian yang berjudul “Pengaruh Penerapan Strategi
Problem-based Learning Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas V Pada Konsep Siklus Air”
B.Rumusan Masalah Penelitian
Atas dasar latar belakang yang telah di tulis sebelumnya, maka akan
dipaparkan rumusan masalah dalam penelitian ini diantaranya :
1. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan strategi
Problem-based Learning terhadap kemampuan berpikir kritis siswa kelas
V pada konsep siklus air pada Eksperimen ?
2. Seberapa besar peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa kelas V
dalam konsep siklus air dengan menggunakan strategi Problem-based
Learning pada kelas Eksperimen?
3. Adakah perbedaan kemampuan berpikir kritis siswa yang mendapatkan
pembelajaran IPA dengan menggunakan strategi Problem-based Learning
dan strategi Ekspositori?
C.Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan pembelajaran dengan
menggunakan strategi Problem-based Learning terhadap kemampuan
berpikir kritis siswa kelas V pada konsep siklus air pada kelas Eksperimen
2. Untuk mengetahui seberapa besar peningkatan kemampuan berpikir kritis
siswa kelas V dalam konsep siklus air dengan menggunakan strategi
Problem-based Learningpada kelas Eksperimen.
3. Untuk mengetahui adakah perbedaan kemampuan berpikir kritis siswa
yang mendapatkan pembelajaran IPA dengan menggunakan strategi
5
Dian Pertiwi, 2015
PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR
KRITIS SISWA KELAS V PADA KONSEP SIKLUS AIR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
D.Manfaat Penelitian
Penelitian akan bermanfaat jika memberikan dampak bagi bidang
penelitiannya termasuk bidang pendidikan. Manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Bagi siswa
Pembelajaran dengan strategi Problem-based Learning dapat memberikan
manfaat pada siswa agar siswa lebih mudah meneriman materi, lebih
banyak mencurahkan ide dan membuat suasana belajar menjadi
menyenangkan.
2. Bagi guru
Strategi Problem-based Learning dapat dijadikan salah satu alternatif
proses pembelajaran baik dalam pembelajaran IPA ataupun mata
pelajaran lainnya.
3. Bagi peneliti
Memperoleh pengalaman langsung yang nantinya dapat berguna ketika
ada kesempatan untuk mengajar di SD.
E.Struktur Organisasi Skripsi
Bab I Pendahuluan yang terdiri atas latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan, manfaat, struktur organisasi skripsi. Bab II meliputi Kajian
Pustaka, Kerangka Pemikiran Dan Hipotesis. Bab III meliputi metode
penelitian, desain penelitian,definisi operasional, populasi dan sampel
penelitian, instrumen penelitian, uji instrumen, teknik pengumpulan data,
teknik analisis data . Bab IV temuan dan pembahasan dan Bab V simpulan,
Dian Pertiwi, 2015
PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR
KRITIS SISWA KELAS V PADA KONSEP SIKLUS AIR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
A.Metode penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
eksperimen. Metode eksperimen adalah suatu cara untuk mencari hubungan
sebab akibat antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan
mengeliminasi faktor – faktor lain yang bisa mengganggu eksperimen dengan
tujuan untuk melihat akibat dari suatu perlakuan. (Mahmud, 2011. hlm 30)
Penelitian eksperimen berdasarkan pendapat Best (Dalam Taniredja dan
Mustafidah, 2014. hlm. 52) merupakan suatu metode yang sistematis dan logis
untuk menjawab pertanyaan “Jika sesuatu dilakukan pada kondisi – kondisi
yang dikontrol dengan teliti, maka apakah yang akan terjadi?” Dalam
hubungan ini peneliti memanipulasikan sesuatu stimuli, treatment atau kondisi
ekperimental, kemudian mengobservasi pengaruh atau perubahan yang
diakibatkan oleh manipulasi yang dilakukan secara sengaja dan logis.
Penelitian eksperimen dimaksudkan untuk membuktikan suatu hipotesis.
Setelah dilakukan perlakuan, kemudian diukur tingkat perubahannya, boleh
jadi hipotesisnya dapat diterima, tetapi mungkin juga di tolak. Diterima atau
ditolaknya hipotesis sangat bergantung kepada hasil observasi terhadap
hubungan antar variabel yang dieksperimen.
B.Desain Penelitian
Menurut Emzir ada tiga jenis desain penelitian dalam penelitian eksperimen
yaitu :
1. Desain Pra- Eksperimental (Pre Experimental Design)
Desain pra-eksperimental dinamakan demikian karena mengikuti langkah-
langkah dasar eksperimental, tetapi gagal memasukkan kelompok kontrol.
Dengan kata lain, kelompok tunggal sering diteliti, tetapi tidak ada
pebandingan dengan kelompok nonperlakuan dibuat. Yang termasuk desain
pra-eksperimental adalah sebagai berikut :
a) Studi Kasus Satu Tembakan
Dian Pertiwi, 2015
PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR
KRITIS SISWA KELAS V PADA KONSEP SIKLUS AIR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
c) Perbandingan Kelompok Statis
2. Desain Eksperimental Semu ( Quasi Experimental Design)
Desain ekperimental semu agak lebih baik di banding desain pra
eksperimental, karena melakukan suatu cara dengan membandingkan
kelompok. Yang termasuk desain eksperimental semu yaitu :
a) The Nonequivalent Control Group Design
b) Desain Rangkaian Waktu (The Time Series Design)
c) Desain Berimbang (Controlbalanced Design)
d) Desain Faktorial (Factorial Design)
3. Desain Eksperimental Sebenarnya (True Experimental Design)
Desain eksprerimental yang sebenarnya merupaka desai eksperimen yang
merupakan pelengkap kekurangan dari 2 (dua) desain sebelumnya. Desai
eksperimental sebenarnya mengukur perubahan yang terjadi atau yang
mucul dalam kedua kelompok baik kelompok eksperimen maupun
kelompok kontrol. Berikut adalah beberapa jenis desain eksperimental
menurut Emzir :
a) Desain Kelompok Kontrol Prates – Postes (The Pretest – Posttest
Control Group Design)
b) The Posttest Only Control Group Design
c) Desain Solomon Empat Kelompok (The Solomon Four Group Design)
Dalam penelitian ini, desain yang dipilih adalah desain Quasi Experiment.
Adapun design yang dipilih adalah Nonequivalent Control Design. Desain ini
memiliki kesamaan dengan pretest – posttest design namun pada desain ini
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tidak dipilih secara acak. ( Sugiyono,
2012. hlm. 116)
Dian Pertiwi, 2015
PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR
KRITIS SISWA KELAS V PADA KONSEP SIKLUS AIR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
O2 = Posttest (test akhir) setelah diberikan perlakuan di kelas eksperimen
O3 = Pretest (test awal) sebelum diberikan perlakuan di kelas kontrol
O4 = Posttest (test akhir) tidak diberikan perlakuan di kelas kontrol
X = Perlakutan dengan menggunakan model Problem-Based Learning pada
kelas eksperimen
C.Definisi Operasional
Untuk menghindari kesalahan dalam penafsiran pada penelitian ini,
kiranya dapat didefinisikan istilah penting dalam penelitian ini berkaitan
dengan variabek X (Strategi Problem-Based Learning) dan variabel Y
(Kemampuan Berpikir Kritis)
1. Strategi Problem-Based Learning
Menurut Arends (Dalam Trianto, 2007) Problem-Based
Learningmerupakan suatu pendekatan pembelajaran di mana siswa
dihadapkan pada masalah autentik (nyata) sehingga diharapkan mereka
dapat menyusun pengetahuannya sendiri, menumbuhkembangkan
keterampilan tingkat tinggi dan inkuiri, memandirikan siswa,dan
meningkatkan kepercayaan dirinya.
2. Kemampuan Berpikir Kritis
Menurut Ennis (Dalam Supriadi, 2011. hlm 17) mengatakan bahwa
berfikir kritis adalah suatu proses berpikir yang bertujuan untuk membuat
keputusan yang rasional yang diarahkan untuk memutuskan apakah
meyakini atau melakukan sesuatu
D.Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2010.
hlmn. 108). Populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SD
Negeri Drangong 1 yang berjumlah 66 siswa
2. Sampel Penelitian
Sampel penelitian adalah sebagian atau wakil dari populasi.
Dian Pertiwi, 2015
PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR
KRITIS SISWA KELAS V PADA KONSEP SIKLUS AIR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ini adalah SDN Drangong 1 yang terletak di Jl. Raya Cilegon KM3,
Legok, Kecamatan Taktakan, Kota Serang. Alasan dari pemilihan SDN
Drangong 1 ini dikarenakan lokasi tersebut menjadi tempat
dilaksanakannya PPL. Selain itu sekolah ini mempunyai 2 (dua) kelas
yang dapat digunakan untuk penelitian yakni kelas VA dan VB.
Adapun cara pengambilan sampel yang peneliti pilih adalah Sampel
Bertujuan atau Purposive Sample. Sampel dalam penelitian ini berjumlah
20 orang siswa dari masing – masing kelas. Carapengambilan sampel ini
adalah dengan mengambil 20 orang siswa yang mendapat nilai pada batas
yang telah ditentukan pada masing – masing kelas eksperimen dan kelas
kontrol.
E.Instrumen Penelitian
“Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya menjadi lebih mudah dan hasilnya baik, dalam arti lebih cermat, dan sistematis sehingga lebih mudah
diolah”. (Arikunto, 2010 . hlm. 136)
Adapun macam – macam instrumen penelitian adalah angket, pedoman
wawancara, soal tes, pedoman pengamatan (Arikunto, 2010, hlm. 136). Dalam
hal ini peneliti akan memakai instrumen pedoman observasi, skala bertingkat
dan soal tes yaitu tes objektif. Ketiga bentuk ini dipilih karena agar data yang
didapat tidak hanya dari satu instrumen saja, akan tetapi dari instrumen lain
agar lebih akurat.
Menurut Indrakusuma (Dalam Arikunto, 2012 , hlm. 46) mengatakan bahwa
tes adalah suatu alat atau prosedur yang sistematis dan objektif untuk
memperoleh data – data atau keterangan – keterangan yang diinginkan
seseorang dengan cara tepat dan cepat
Tes objektif dipilih karena dalam pemeriksaannya dapat dilakukan secara
objektif dan ajeg. Dalam tes tulis, posisi guru tidak akan berat sebelah karena
jawaban yang disediakan hanya benar dan salah. Tes ini dapat membantu
melihat sejauh mana kemampuan siswa dari proses pembelajaran. Tes ini
nantinya akan diberikan pada saat pre test dan post test pada siswa kelas VA
Dian Pertiwi, 2015
PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR
KRITIS SISWA KELAS V PADA KONSEP SIKLUS AIR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Penelitian yang digunakan dengan cara mengadakan pengamatan terhadap
objek baik secara langsung maupun tidak langsung lazimnya menggunakan
teknik yang disebut observasi Pedoman observasi berisi sebuah daftar jenis
kegiatan yang mungkin timbul dan akan diamati. Pedoman observasi akan
dilakukan di kelas eksperimen SDN Drangong 1
Skala bertingkat atau Rating Scale adalah suatu ukuran subjektif yang
dibuat berskala. (Arikunto, 2010. hlm. 134). Skala bertingkat ini dapat
memberikan informasi mengenai seseorang atau mengenai suatu program.
Skala bertingkat ini berisi tentang kemampuan berpikir krtis siswa kelas VB
atau siswa kelas eksperimen
F.Uji Instrumen
1. Tes Objektif
a. Validitas
Validitas adalah suatu ukuran menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan
atau kesahihan sesuatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih
mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya instrumen yang kurang valid
berarti memiliki validitas yang rendah. (Arikunto, 2010, hlm. 145)
Sebuah tes dikatakan memiliki validitas jika hasilnya sesuai dengan
kriterium dalam arti memiliki kesejajaran antar hasil tes tersebut dnegan
kriterium. Teknik yang digunakan untuk mengetahui kesejajaran adalah
teknik korelasi product moment yang dikemukakan oleh Pearson
(Arikunto, 2012, hlm. 85)
Rumus korelasi product moment dengan simpangan :
=
( 2) ( 2)
Di mana :
= x = X - Xdan y = Y - Y
Dian Pertiwi, 2015
PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR
KRITIS SISWA KELAS V PADA KONSEP SIKLUS AIR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
X2 = kuadrat dari x
Y2 = kuadrat dari y
Rumus korelasi product moment dengan angka kasar:
= � −( ) ( ) � 2− ( )2 � 2− ( )2
Dimana :
: koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y
� : jumlah responden (Arikunto, 2012, hlmn. 87)
∑ X : jumlah skor item
∑ Y : jumlah skor seluruh
berikut interpretasi besarnya koefisien korelasi adalah sebagai berikut :
1) Antara 0,800 – 1,00 : sangat tinggi
2) Antara 0,600 – 0,800 : tinggi
3) Antara 0,400 – 0,6 00 : cukup
4) Antara 0,200 – 0,400 : rendah
5) Antara 0,00 – 0,200 : sangat rendah
b. Uji Reliabilitas
Suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan tinggi jika tes
tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. Maka, pengertian reliabilitas tes
berhubungan dengan ketetapan hasil tes. Adapun teknik yang dipakai dalam
pengujian reliabilitas penelitian ini adalah metode split half atau metode
parohan.
Rumus Spearman – Brown dengan cara belah dua ganjil – genap :
(Arikunto, 2012. hlmn 115)
11= −
1 2 −
Dian Pertiwi, 2015
PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR
KRITIS SISWA KELAS V PADA KONSEP SIKLUS AIR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dimana :
11 : Reliabilitas secara keseluruhan
p : Proporsi subjek yang menjawab item dengan benar
q : Proporsi subjek yang menjawab item dengan salah (q = 1-p)
n : Jumlah item
∑pq : Jumlah hasil perkalian antara p dan q
s : Standar deviasi dari tes ( standar deviasi adalah akar varians)
Klasifikasi reliabilitas
1) 0,80 < 11 1, 00 : Sangat tinggi
2) 0,60 < 11 0,80 : Tinggi
3) 0,40 < 11 0,60 : Sedang
4) 0,20 < 11 0,40 : Rendah
5) 0,00 < 11 0,20 : Sangat rendah
c. Tingkat Kesukaran
Tingkat kesukaran soal menunjukan suatu tingkatan pada soal yang harus di
selesaikan oleh siswa. Soal yang baik itu soal yang tidak terlalu mudah dan
tidak terlalu sukar. Di bawah ini rumus mencari tingkat kesukaran soal :
P =�
Dimana :
P = indeks kesukaran soal (Arikunto, 2012. hlm 223-225)
B = banyaknya siswa yang menjawab benar
JS = jumlah seluruh siswa
Klasifikasi indeks kesukaran soal
1) P 0,00 – 0,30 soal sukar
2) P 0,31 – 0,70 soal sedang
Dian Pertiwi, 2015
PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR
KRITIS SISWA KELAS V PADA KONSEP SIKLUS AIR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
d. Daya Pembeda
Daya pembeda adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan siswa
yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang bodoh
(berkemampuan rendah). Angka yang menunjukkan besaranya daya pembeda
disebut indeks diskrimasi, disingkat D ( d besar).
Rumus untuk mencari D:
D =
� − � = PA– PB (Arikunto, 2012. hlmn. 228)
Dimana :
� = banyaknya peserta kelompok atas
� = banyaknya peserta kelompok bawah
= banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan
benar
= banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan
benar
PA = proporsi peserta kelompok atasyang menjawab benar
PB = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
Klasifikasi daya pembeda
D : 0,00 – 0,20 : Jelek
D : 0,20 – 0,40 : Cukup
D : 0,40 – 0,70 : Baik
D : 0,70 – 1,00 : Baik Sekali
G.Prosedur Penelitian
1. Persiapan
Persiapan yang akan dilakukan peneliti sebelum melakukan penelitian
Dian Pertiwi, 2015
PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR
KRITIS SISWA KELAS V PADA KONSEP SIKLUS AIR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
a. Peneliti meminta izin kepada pihak UPI Kampus Serang untuk
melakukan penelitian di SDN Drangong 1
b. Peneliti kemudian mendatangi sekolah untuk meminta izin kepada
kepala sekolah dan guru kelas untuk melakukan penelitian
2. Pelaksanaan
Adapun proses pelaksanaan penelitian yang akan dilakukan adalah :
a. Mempersiapkan soal-soal yang akan diujikan mengenai daur air
b. Mengujikan soal pre test kepada kelas eksperimen
c. Peneliti melakukan treatment pada kelas eksperimen dengan
menggunakan strategiProblem Based Learning
d. Memberikan soal post test kepada kelas eksperimen
e. Mengujikan soal pre test kepada kelas kontrol
f. Peneliti melakukan proses pembelajaran pada kelas kontrol dengan
menggunakan strategi Ekspositori
g. Memberikan soal soal post test kepada kelas kontrol
3. Pengolahan dan analisis data
a. Mengoreksi hasil pre test dan post test dari kedua kelas
b. menganalisis hasil pre test dan post test dari kedua kelas
H.Teknik Pengumpulan Data
Dalam suatu penelitian, data yang akurat membuat penelitian tersebut
semakin baik. Instrumen dan metode yang digunakan pun bukan hanya satu
saja. Semisal pada penelitian ini, peneliti akan menggunakan 3 ( tiga )
instrumen untuk memperkuat data penelitian.
1. Tes objektif
Tes objektif yang akan peneliti berikan adalah bentuk tes tulis
pilihan ganda yang peneliti buat sendiri. Tes ini berjumlah 15 soal di
ujikan pada saat pre test dan post test pada dua kelas penelitian yaitu kelas
eksperimen dan kelas kontrol dengantingkat kesukaran dan indikator yang
sama. Sebelum di uji cobakan pada kelas sampel, peneliti mengujikan soal
pada SDN Taman Baru 2 untuk memperolehvaliditas, reliabilitas, tingkat
Dian Pertiwi, 2015
PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR
KRITIS SISWA KELAS V PADA KONSEP SIKLUS AIR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
peneliti mengetahui apakah soal tersebut mempunyai validitas, reliabilitas,
tingkat kesukaran dan daya pembedayang sesuai. Jika sesuai, soal tersebut
akan peneliti gunakan sebagai instrumen tes di SDN Drangong 1 kelas V
2. Pedoman Observasi
Pedoman observasi ini dilakukan untuk mengetahui apakah
tahap-tahap pada Problem-based Learning didalam kelas sepenuhnya tercapai
atau tidak. Pedoman observasi dilakukan pada siswa Pedoman observasi
ini berisi tahap – tahap pembelajaran yang ada pada strategi PBL
kemudian diolah dan diintepretasikan apakah tahap – tahap dalam
pembelajaran dengan Problem-based Learning tercapai atau tidak.
Adapun aspek yang dinilai dalam pedoman observasi ini tertera pada tabel
3.1
Tabel 3.1
Observasi terhadap aktivitas yang dilakukan oleh siswa dengan
menggunakan strategi PBL
No Aspek yang di amati Nilai 1 2 3
1 Siswa diberi motivasi
2 Siswa dibentuk kelompok
3 Siswa diberi informasi tujuan pembelajaran
4 Siswa menghubungkan pelajaran dengan
kehidupan nyata
5 Siswa dibimbing guru
6 Siswa mempresentasikan hasil diskusinya
7 Siswa bersama guru mengevaluasi hasil diskusi
8 Siswa dibantu guru merangkum materi
9 Siswa diberikan test
*Keterangan nilai :
1 jika tidak dilakukan sama sekali
Dian Pertiwi, 2015
PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR
KRITIS SISWA KELAS V PADA KONSEP SIKLUS AIR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3 Dilakukan dengan baik antara siswa dengan siswa dan siswa dengan guru
3. Skala Bertingkat
Skala bertingkat digunakan untuk mengukur tingkat kemampuan
berpikir kritis siswa. Dalam skala bertingkat ini peneliti akan
menghubungkan keterampilan dalam berpikir kritis dengan materi yang di
ajarkan di kelas yaitu daur air. Jumlah angket yang di ambil dalam
penelitian ini adalah sesuai dengan sampel pada tes yaitu 20 siswa saja.
Adapun indikator karakteristik yang diambil dalam kemampuan berpikir
kritis yang kemudian dimasukan kedalam instrumen skala bertingkat yaitu
hasil dari simpulan yang dilakukan oleh peneliti dari 3 (tiga) pendapat
pada bab II.
Tabel 3.2
Skala bertingkat mengenai kemampuan berpikir kritis siswa pada konsep
siklus air
No Pertanyaan tentang
kemampuan berpikir kritis
siswa
SB B C K
1 Saya mampu memimpin jalannya
diskusi pada konsep daur air
2 Saya mampu merumuskan
pertanyaan – pertanyaan
berkaitan dengan masalah daur
air
3 Sayamampu mencari jawaban
atas pertanyaan dalam diskusi
dari sumber yang ada
4 Saya mampu menerima jawaban
dan gagasan dari teman – teman
5 Saya mampu menyatukan
Dian Pertiwi, 2015
PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR
KRITIS SISWA KELAS V PADA KONSEP SIKLUS AIR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
– teman
6 Sayamampu mempresentasikan
hasil diskusi dengan baik di
depan kelas
7 Saya mampu menerima kritikan
dan masukan dari orang lain
Keterangan : SB = Sangat Baik, bernilai 4
B = Baik, bernilai 3
C = Cukup , bernilai 2
K = Kurang, bernilai 1
Format penilaian dari skala bertingkat ini adalah :
Jumlah skor siswa x jumlah pertanyaan x jumlah responden X 100%
Jumlah skor seluruhnya x jumlah pertanyaan x jumlah responden
Kriteria :
Kriteria tingkatan gain menurut Hake dapat dilihat dibawah ini :
Dian Pertiwi, 2015
PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR
KRITIS SISWA KELAS V PADA KONSEP SIKLUS AIR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 0,3 � > 7 = �
� 7 = � ���
2. Uji Normalitas
Uji normalitas dimaksudkan untuk melihat apakah data penelitian
berdistribusi normal atau tidak. Data yang di uji adalah data hasil pre test
dan post test pada kedua kelas.
Uji normalitas yang dipakai pada penelitian ini adalah uji chi kuadrat
(X2) yaitu pengujian data yang dilakukan mempunyai populasi dua atau
lebih kelas.
Rumus chi kuadrat 2ℎ� �
2 = f0− fe fe �=1
Dimana :
f0 = frekuensi pengamatan
fe = frekuensi yang diharapkan
= banyak kelas
� = panjang kelas
Membandingkan 2ℎ� � dengan 2
Dengan menggunakan bantuan software spss uji normalitas dapat dilakukan
dengan uji Shapiro-Wilk.
Kriteria nilai :
Sig. > 0,05 data berdistribusi normal
Sig < 0,05 data tidak berdistribusi normal
(Riduwan, 2006. hlm 187-197)
Dian Pertiwi, 2015
PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR
KRITIS SISWA KELAS V PADA KONSEP SIKLUS AIR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ℎ� � = 21
keterangan :
S2 : Varians terbesar
S1 : Varians terkecil
Setelah mendapat hasil dari ℎ� �selanjutnya bandingkan
ℎ� �dengan nilai dengan rumus : db pembilang = n -1 (untuk
varians terbesar), db penyebut = n 1 (untuk varians terbesar). dengan
kriteria pengujian :
Jika ℎ� � maka varians tidak homogen
Jika ℎ� � maka varians homogen. Jika hasilnya
homogen maka analisis uji komparatif dapat dilanjutkan. (Riduwan,
2006. hlm. 186)
Dapat juga dengan menggunakan bantuan software spss statisctic
dengan menggunakan uji Levene’s test. Kriteria nya :
Sig. > 0,05 data homogen
Sig < 0,05 data tidak homogen
4. Uji hipotesis
Uji hipotesis yang akan dipakai pada penelitian ini adalah uji t ( )
dua sampel. Uji t dua sampel ini tergolong uji perbandingan ( uji
komparatif). Tujuan uji ini adalah untuk membandingkan apakah kedua
data (variabel) tersebut sama atau berbeda. Gunanya untuk menguji
kemampuan generalisasi. (Riduwan, 2006. hlmn 213)
Dian Pertiwi, 2015
PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR
KRITIS SISWA KELAS V PADA KONSEP SIKLUS AIR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dimana :
r = nilai korelasi X1dengan X2
1 dan 2 = jumlah sampel
x1 = rata – rata sampel ke - 1
x2 = rata – rata sampel ke - 2
S1 = standar deviasi sampel ke - 1
S2 = standar deviasi sampel ke - 2
12 = varians sampel ke - 1
22 = varians sampel ke - 2
kriteria pengujian dua pihak
Jika –t tabel t hitung + t tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak
Jika Sig. –t tabel t hitung + t tabelmaka Ha diterima
Dian Pertiwi, 2015
PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR
KRITIS SISWA KELAS V PADA KONSEP SIKLUS AIR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V
SIMPULAN IMPLIKASI DAN REKOMENDASI
A.SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan hasil pengolahan data yang dilakukan
oleh peneliti mengenai pengaruh penerapan strategi problem-based learning
terhadap kemampuan berpikir kritis siswa kelas V pada materi siklus air di
SDN Drangong 1 Kecamatan Taktakan Kota Serang, maka dapat disimpulkan
bahwa :
1. Ada perbedaan pelaksaan pembelajaran dengan menggunakan strategi
PBL terhadap kemampuan berpikir kritis siswa kelas V pada materi siklus
air pada kelas eksperimen. Hal ini terbukti dari hasil pretes dan postes
yang telah dilakukan. Selain itu terlihat juga dari hasil observasi yang
dilakukan oleh peneliti yang mana seluruh aspek dapat terpenuhi pada saat
proses pembelajaran Observasi ini dilakukan oleh peneliti sendiri dengan
men-checklist apakah aspek yang ada pada lembar observasi terlaksana
atau tidak. Selain dengan menggunakan instrumen observasi, instrumen
yang lain yang digunakan adalah tes. Hasil tes objektif pada kelas
eksperimen mempunyai rata-rata lebih tinggi di banding pada kelas kontrol
baik pada pretes maupun postes. Hasil ini menunjukkan pembelajaran
dengan strategi PBL lebih baik dibanding hanya menggunakan strategi
Ekspositori.
2. Terdapat peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa kelas V pada
materi siklus air dengan menggunakan strategi PBL di kelas eksperimen.
Hal ini diperoleh dari data skala bertingkat yang dibagikan sesudah
pembelajaran selesai. Dari hasil skala bertingkat tersebut diperoleh data 4
(empat) siswa mempunyai kemampuan berpikir kritis cukup, data 7 (tujuh)
siswa mempunyai kemampuan berpikir kritis tinggi,dan data 9 (sembilan)
siswa mempunyai kemampuan berpikir kritis tinggi dengan akumulasi
rata-rata kemampuan berpikir 20 siswa pada kelas eksperimen berada pada
kriteria sedang. Hasil dari angket ini menunjukkan bahwa dengan
Dian Pertiwi, 2015
PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR
KRITIS SISWA KELAS V PADA KONSEP SIKLUS AIR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kriteria sedang berkaitan juga dengan teori yang dikemukakan Ennis
(2001) dan Fisher (2001) tentang indikator kemampuan berpikir kritis
bahwasanya seseorang dapat dikatakan mempunyai kemampuan berpikir
kritis jika ia memiliki indikator salah satunya mampu mengungkapkan ide
atau gagasan dapat diaplikasikan dalam pembelajaran dengan strategi PBL
yang mana dalam strategi ini peneliti menggunakan metode diskusi .
3. Ada perbedaan kemampuan berpikir kritis siswa yang mendapat
pembelajaran dengan menggunakan strategi Problem-based Learning dan
siswa yang mendapat strategi Ekspositori. Hal ini terlihat dalam hasil
postes yang diberikan pada kedua kelas yaitu dengan perbedaan rata – rata
sebesar 10,15. Dengan menggunakan strategi PBL ini menunjukkan bahwa
terdapat peningkatan baik dari aspek pengetahuan yang meliputi faktual,
konseptual dan prosedural siswa terhadap suatu pembelajaran, juga dari
aspek kogintif yang meliputi ingatan, pemahaman, penerapan dan analisis.
Penggunaan strategi Problem-based Learning dapat menjadi alternatif
pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa.
B. IMPLIKASI DAN REKOMENDASI
Berdasarkan simpulan yang telah dikemukakan, terdapat beberapa
saran yang ingin disampaikan penulis kepada beberapa pihak antara lain :
1. Bagi Guru
Pembelajaran dengan menggunakan strategi Problem-based Learning
dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa dalam belajar.
Untuk itu disarankan kepada guru agar mau mencoba strategi PBL ini
karena dengan strategi PBL ini proses pembelajarn menjadi semakin
menarik bagi siswa
2. Bagi Sekolah
Pihak sekolah diharapkan dapat mendorong para guru untuk mencoba
Dian Pertiwi, 2015
PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR
KRITIS SISWA KELAS V PADA KONSEP SIKLUS AIR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Bagi Peneliti Lain
Untuk peneliti selanjutnya diharapkan untuk memperbaiki serta
Dian Pertiwi, 2015
PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR
KRITIS SISWA KELAS V PADA KONSEP SIKLUS AIR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Amalia, Lala. (2011). Pengembangan Perangkat Pembelajaran Statistika Dasar Bermuatan Pendidikan Karakter Dengan Metode Problem-based Learning.
Jurnal PP. (2). hlmn 159-165
Amir, Taufiq. (2009). Inovasi pendidikan melalui Problem-based Learning.
Jakarta: Prenada media grup
Arikunto, S. (2010). Dasar-dasar evaluasi pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian : suatu pendekatan praktik. Jakarta: Rineka Cipta
Bagus, Ida.(2012) Tesis : Implementasi Problem-based Learning (PBL) Terhadap Hasil Belajar Biologi Di Tinjau Dari Intelligence Quotient (IQ).
Universitas Pendidikan Ganesha. Tidak diterbitkan
Desmita. (2009). Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: Remaja Rosdakarya
Emzir. (2013). Metodologi Penelitian Pendidikan: Kuantitatif dan Kualitatif.
Depok: Rajagrafindo Persada
English, C.M and Kitsantas, Anastasia.(2013). Supporting student self-regulated learning in problem- and project-based learning. Interdiciplinary Journal of Problem-based Learning. 7(2). hlmn 130-131. [Online]. Diakses dari :
http://docs.lib.purdue.edu/ijpbl/vol7/iss2/6/
Fisher. (2004). Reflective Thingking.United Kingdom.Cambridge University Press
Haryanto. (2012). Sains untuk SD/MI jilid 5 untuk kelas V. Jakarta: Erlangga
Mahmud. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia
Riduwan. (2006). Dasar-Dasar Statistika. Bandung: Alfabeta
Dian Pertiwi, 2015
PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR
KRITIS SISWA KELAS V PADA KONSEP SIKLUS AIR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta
Supriadi. (2011). Perbedaan kemampuan berfikir kritis matematik mahasiswa PGSD antara mahasiswa yang mendapatkan pembelajaran inquiry based learning dan pendekatan konvensional (penelitian eksperimen di UPI kampus serang). Jurnal Pendidikan Dasar. (15). hlmn 17-23
Taniredja dan Mustafidah. (2014). Penelitian Kuantitatif: Sebuah Pengantar. Bandung: Alfabeta
Widodo, Ari. dkk. (2010). Pendidikan IPA di Sekolah Dasar. Bandung: UPI Press