• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMAHAMAN GURU TERHADAP PENDEKATAN SAINTIFIK (SCIENTIFIC APPROACH) DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI: Penelitian Survei terhadap Guru Geografi SMA Negeri di Kota Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PEMAHAMAN GURU TERHADAP PENDEKATAN SAINTIFIK (SCIENTIFIC APPROACH) DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI: Penelitian Survei terhadap Guru Geografi SMA Negeri di Kota Bandung."

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

Fithri Nuru Ayuni, 2014

PEMAHAMAN GURU TERHADAP PENDEKATAN SAINTIFIK (SCIENTIFIC APPROACH) DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PEMAHAMAN GURU TERHADAP PENDEKATAN SAINTIFIK (SCIENTIFIC

APPROACH) DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI

(Penelitian Survei terhadap Guru Geografi SMA Negeri di Kota Bandung)

TESIS

Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan

Program Studi Pendidikan Geografi

Disusun oleh: FITHRI NURU AYUNI

1201486

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI SEKOLAH PASCA SARJANA

(2)

Fithri Nuru Ayuni, 2014

PEMAHAMAN GURU TERHADAP PENDEKATAN SAINTIFIK (SCIENTIFIC APPROACH) DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pemahaman Guru terhadap Pendekatan

Saintifik (Scientific Approach) dalam

Pembelajaran Geografi

Oleh: Fithri Nuru Ayuni

S.Pd Universitas Pendidikan Indonesia, 2011

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) Pendidikan Geografi

© Fithri Nuru Ayuni 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

Fithri Nuru Ayuni, 2014

PEMAHAMAN GURU TERHADAP PENDEKATAN SAINTIFIK (SCIENTIFIC APPROACH) DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu LEMBAR PENGESAHAN

PEMAHAMAN GURU TERHADAP PENDEKATAN SCIENTIFIC DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI

Fithri Nuru Ayuni (1201486)

Disetujui dan disahkan oleh pembimbing: Pembimbing I

Prof. Dr. Hj. Enok Maryani, M.S

NIP. 19600121 198503 2 001

Pembimbing II

Dr. Ahmad Yani, M.Si

NIP. 19670812 199702 1 001

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Geografi

Prof. Dr. Ir. Dede Rohmat, M.T

(4)

Fithri Nuru Ayuni, 2014

PEMAHAMAN GURU TERHADAP PENDEKATAN SAINTIFIK (SCIENTIFIC APPROACH) DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu LEMBAR PENGESAHAN

PEMAHAMAN GURU TERHADAP PENDEKATAN SCIENTIFIC DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI

Fithri Nuru Ayuni (1201486)

Disetujui dan disahkan oleh:

Pembimbing I

Prof. Dr. Hj. Enok Maryani, M.S NIP. 19600121 198503 2 001

Pembimbing II

Dr. Ahmad Yani, M.Si NIP. 19670812 199702 1 001

Penguji I

Prof. Dr. R. Gurniwan Kamil P, M.Si NIP. 19610323 198603 1 002

Penguji II

Dr. H. Mamat Ruhimat, M.Pd NIP. 19610501 198601 1 002

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Geografi Sekolah Pascasarjana UPI

(5)

Fithri Nuru Ayuni, 2014

PEMAHAMAN GURU TERHADAP PENDEKATAN SAINTIFIK (SCIENTIFIC APPROACH) DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PEMAHAMAN GURU TERHADAP PENDEKATAN SCIENTIFIC DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI

Oleh: Fithri Nuru Ayuni (1201486)

ABSTRAK

Pendekatan scientific terdiri dari langkah-langkah mengamati, menanya, menalar, mengeksperimen, dan mengkomunikasikan. Kegiatan pembelajaran dengan menerapkan pendekatan scientific akan berjalan dengan baik apabila seorang guru telah memahami apa itu pendekatan scientific. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah (1) Bagaimana pemahaman guru terhadap pendekatan scientific dalam pembelajaran geografi? (2) Bagaimana respon guru terhadap kebijakan penerapan pendekatan scientific dalam pembelajaran? (3) Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pemahaman guru terhadap pendekatan scientific?. Penelitian ini menggunakan metode penelitian survei. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru geografi SMAN di Kota Bandung yang berjumlah 55 orang. Penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik non-probability sampling dengan metode sampel jenuh. Jadi, seluruh populasi dalam penelitian ini dijadikan sampel penelitian. Adapun teknik pengumpulan data menggunakan observasi, angket, studi literatur, dan studi dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan perhitungan persentase, uji korelasi Theta (θ), dan uji korelasi Spearman (rs). Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pemahaman guru terhadap pendekatan scientific sebagian besar tergolong sedang sampai tinggi. Sedangkan, sisanya tergolong pada tingkat pemahaman rendah. Tingkat pemahaman yang cukup tinggi tersebut sebagian besar dipengaruhi oleh pengalaman guru selama mengajar, mengingat langkah-langkah pendekatan scientific sudah sering dilakukan dalam kegiatan pembelajaran. Selain itu, kemampuan dan pengetahuan guru dalam memanfaatkan dan mengoptimalkan informasi yang sangat baik pun mempengaruhi pemahaman guru mengenai pendekatan scientific, baik informasi melalui internet, sosialisasi, dan lain-lain. Selain pemahaman, respon guru terhadap penerapan pendekatan scientific dalam pembelajaran pun mendapat respon yang sangat positif dari para guru. Pemahaman dan respon yang sangat baik tersebut, dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu tingkat pendidikan, latar belakang keilmuan, lama dan beban mengajar, keikutsertaan dalam pelatihan, penguasaan metode dan media, intensitas membaca, dan etos kerja guru. Faktor-faktor tersebut memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pemahaman guru mengenai pendekatan scientific dalam pembelajaran dengan kekuatan hubungan yang cukup tinggi.

(6)

Fithri Nuru Ayuni, 2014

PEMAHAMAN GURU TERHADAP PENDEKATAN SAINTIFIK (SCIENTIFIC APPROACH) DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

SCIENTIFIC APPROACH TO UNDERSTANDING TEACHER LEARNING IN GEOGRAPHY

By: Fithri Nuru Ayuni (1201486)

ABSTRACT

Scientific approach consists of the steps watching, asking, reasoning, experiment, and communicate. Learning activities with a scientific approach might work well if a teacher has to understand what the scientific approach. The problems of this study were (1) How do teachers understanding of the scientific approach to the study of geography? (2) What is the response of teachers to the implementation of the policy scientific approach to learning? (3) Factors that influence teachers' understanding of the scientific approach?. This study uses survey research. The population in this study were all SMAN geography teacher in Bandung, amounting to 55 people. The samples in this study using non-probability sampling method saturated samples. Thus, the entire population in this study the research sample. The data collection techniques used observation, questionnaires, literature study, and study documentation. Analysis using the percentage calculation,

correlation Theta (θ), and the Spearman correlation test (rs). The results showed that the level of teachers' understanding of the scientific approach is largely classified as moderate to high. Meanwhile, the rest belong to the low level of understanding. High enough level of understanding is largely influenced by the experience of the teacher during teaching, given the scientific approach measures have often done in the learning activities. In addition, the ability and knowledge of teachers in utilizing and optimizing the excellent information also affects teachers' understanding of the scientific approach, good information through the internet, socializing, and others. In addition to understanding, the teacher's response to the application of a scientific approach to learning also received a very positive response from teachers. Understanding and the excellent response, is influenced by several factors, including education level, educational background, old and teaching load, participation in training, mastery of methods and media, the intensity reading, and teachers work ethic. These factors have a significant influence on teachers' understanding of the scientific approach to learning with the strength of the relationship is high enough.

(7)

Fithri Nuru Ayuni, 2014

PEMAHAMAN GURU TERHADAP PENDEKATAN SAINTIFIK (SCIENTIFIC APPROACH) DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

ABSTRAK ... KATA PENGANTAR ... UCAPAN TERIMA KASIH ... DAFTAR ISI ...

BAB I PENDAHULUAN ... A. Latar Belakang ... B. Rumusan Masalah ... C. Tujuan Penelitian ... D. Manfaat Penelitian ... E. Definisi Operasional ...

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... A. Teori Kognitif dalam Pembelajaran ... B. Pemahaman (Comprehension) ...

1. Pemahaman tentang Terjemahan ... 2. Pemahaman tentang Interpretasi ... 3. Pemahaman tentang Ekstrapolasi ... C. Pembelajaran Geografi ... D. Pendekatan Scientific dalam Pembelajaran Geografi ...

1. Pendekatan Pembelajaran Scientific ... 2. Langkah-langkah Pembelajaran Scientific ... E. Hipotesis Penelitian ...

11

BAB III PROSEDUR PENELITIAN ... A. Metode Penelitian ... B. Lokasi Penelitian ... C. Populasi dan Sampel ... D. Variabel Penelitian ... E. Teknik Pengumpulan Data ... F. Validitas dan Reliabilitas ... G. Teknik Analisis Data ...

(8)

Fithri Nuru Ayuni, 2014

PEMAHAMAN GURU TERHADAP PENDEKATAN SAINTIFIK (SCIENTIFIC APPROACH) DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... A. Gambaran Umum SMA Negeri Kota Bandung ... B. Uji Normalitas Data ... C. Pemahaman Guru Terhadap Pendekatan Scientific ... D. Respon Guru Terhadap Kebijakan Penerapan Pendekatan Scientific ... E. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemahaman Guru Terhadap

Pendekatan Scientific ... F. Hubungan Antara Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemahaman

Guru (X) dengan Pemahaman Terhadap Pendekatan Scientific ... G. Pembahasan ...

46 46 48 52 62

67

82 89

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI ... A. Simpulan ...

B. Rekomendasi ... 93 93 94

DAFTAR PUSTAKA ... LAMPIRAN ...

(9)

Fithri Nuru Ayuni, 2014

PEMAHAMAN GURU TERHADAP PENDEKATAN SAINTIFIK (SCIENTIFIC APPROACH) DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL

Langkah-langkah Pendekatan Scientific ... Dimensi Proses Kognitif menurut Bloom ... Keterampilan dalam Pendekatan Scientific ... Tingkatan Pertanyaan ... Hipotesis Penelitian ... Kategori Daya Pembeda ... Kategori Tingkat Kesukaran ... Hasil Validasi Instrumen Etos Kerja ...

Hasil Validasi Instrumen Pemahaman Pendekatan Scientific ... Tingkat Kesukaran dan Daya Pembeda Instrumen Pemahaman ... Hasil Validasi Instrumen Respon Guru ... Kriteria Penilaian Skor ... Interval Nilai Koefisien Korelasi dan Kekuatan Hubungan ... Sebaran SMA Negeri Kota Bandung ... Hasil Perhitungan Uji Normalitas Variabel Pemahaman ...

Hasil Perhitungan Uji Normalitas Variabel Respon ... Perhitungan Uji Normalitas Variabel Etos Kerja ...

(10)

Fithri Nuru Ayuni, 2014

PEMAHAMAN GURU TERHADAP PENDEKATAN SAINTIFIK (SCIENTIFIC APPROACH) DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR

Langkah-langkah Pembelajaran menggunakan Pendekatan Scientific ... Variabel Penelitian ... Peta Sebaran SMA Negeri Kota Bandung ... Histogram Pemahaman Pendekatan Scientific ... Histogram Respon Guru Terhadap Pendekatan Scientific ...

Histogram Etos Kerja ... Tingkat Pemahaman Guru Terhadap Pendekatan Scientific ...

Grafik Pemahaman Pendekatan Scientific pada Indikator Mengamati ... Grafik Pemahaman Pendekatan Scientific pada Indikator Menanya ... Grafik Pemahaman Pendekatan Scientific pada Indikator Menalar ... Grafik Pemahaman Pendekatan Scientific pada Indikator

Mengeksperimen ... Grafik Pemahaman Pendekatan Scientific pada Indikator

Mengkomunikasikan ... Grafik Respon Guru Terhadap Pendekatan Scientific (1) ... Grafik Respon Guru Terhadap Pendekatan Scientific (2) ... Grafik Respon Guru Terhadap Pendekatan Scientific (3) ... Grafik Respon Guru Terhadap Pendekatan Scientific (4) ...

Diagram Pendidikan Terakhir Guru Geografi ... Diagram Latar Belakang Keilmuan Guru Geografi ... Diagram Lama Mengajar ... Diagram Beban Mengajar ... Diagram Jenis Pelatihan yang diikuti ...

(11)

Fithri Nuru Ayuni, 2014

PEMAHAMAN GURU TERHADAP PENDEKATAN SAINTIFIK (SCIENTIFIC APPROACH) DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Guru sebagai tenaga yang profesional secara signifikan akan berpengaruh

terhadap kegiatan pembelajaran. Dalam kegiatan pembelajaran, guru memiliki

tugas dan peran dalam membantu siswa mengembangkan potensi yang

dimilikinya. Peran guru sangat menentukan efektivitas dan efisiensi kegiatan

pembelajaran. Guru dituntut untuk menciptakan situasi belajar yang kondusif

agar tujuan pembelajaran tercapai. Guru memiliki banyak peran dalam pelaksanaan pembelajaran. Menurut Ningrum (2009:31), “guru memiliki peran sebagai pengajar, motivator, mediator, pengelola kelas, partisipan, dan evaluator”. Dalam menjalankan tugas dan perannya, seorang guru harus memiliki kemampuan-kemampuan tersebut. Apabila guru dapat menjalankan tugas dan

perannya dengan baik, maka guru dapat dikatakan profesional. Kemampuan

profesional guru sangat menentukan kualitas pembelajaran dan keberhasilan

pendidikan secara keseluruhan.

Guru memegang peranan penting dalam perencanaan maupun pelaksanaan

pembelajaran. Oleh karena itu sangatlah penting untuk meningkatkan kreatifitas,

kualitas, dan profesionalisme guru. Profesionalisme guru di Indonesia masih

terbilang rendah. Hal tersebut sejalan dengan pernyataan yang dikemukakan oleh

Mulyasa (2012:7), sebagai berikut:

Profesionalisme guru di Indonesia masih sangat rendah, hal tersebut disebabkan karena belum adanya perubahan pola mengajar dan sistem konvensional ke sistem kompetensi, beban kerja guru yang tinggi, dan masih banyak guru yang belum melakukan penelitian tindakan kelas.

Berdasarkan wacana di atas, ternyata masih banyak guru yang belum bisa

dikatakan profesional. Dalam mengatasi permasalahan tersebut, dilakukan

usaha-usaha untuk meningkatkan kualitas guru agar dapat dikatakan profesional,

misalnya dengan melaksanakan pelatihan-pelatihan, workshop, seminar dan

(12)

2

Fithri Nuru Ayuni, 2014

PEMAHAMAN GURU TERHADAP PENDEKATAN SAINTIFIK (SCIENTIFIC APPROACH) DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

implementasikan oleh guru dalam pembelajaran di kelas, dengan cara

menerapkan metode atau pendekatan baru dalam pembelajaran.

Profesional adalah seseorang yang memiliki kepandaian khusus dan

keterampilan dalam pekerjaannya. Berdasarkan UU Nomor 14 Tahun 2005

tentang Guru dan Dosen, istilah profesional dimaknai sebagai berikut:

Pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi.

Pekerjaan yang profesional adalah pekerjaan yang hanya dapat dilakukan

oleh mereka yang ahli pada bidangnya, dalam hal ini adalah guru. Guru

profesional adalah orang yang memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam

bidang keguruan, sehingga ia mampu melakukan tugas dan fungsinya sebagai

guru dengan kemampuan maksimal. Guru profesional adalah guru yang terdidik

dan terlatih dan memiliki banyak pengalaman. Terdidik dan terlatih disini bukan

hanya dilihat dari pendidikan formal saja, tetapi juga harus menguasai berbagai

strategi dan metode dalam kegiatan belajar mengajar.

Guru profesional akan terlihat dari bagaimana mereka melaksanakan

tugas-tugasnya dengan baik. Kusnandar (2007:46) menyatakan bahwa, “guru

profesional akan tercermin dalam pelaksanaan pengabdian tugas-tugas yang

ditandai dengan keahlian, baik dalam materi maupun metode, juga melalui

tanggung jawabnya dalam melaksanakan seluruh pengabdiannya”. Selanjutnya,

Mulyasa (2012:135-136) mengemukakan kompetensi profesional yang harus

dimiliki guru, sebagai berikut:

(13)

3

Fithri Nuru Ayuni, 2014

PEMAHAMAN GURU TERHADAP PENDEKATAN SAINTIFIK (SCIENTIFIC APPROACH) DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa guru yang profesional

adalah guru yang mampu melaksanakan tugas-tugasnya dengan baik. Guru yang

profesional memahami materi pembelajaran yang akan diajarkan kepada peserta

didiknya. Selain itu, guru profesional adalah guru yang mampu mengurutkan dan

mengorganisasikan materi pembelajaran, mendayagunakan sumber belajar, dan

mampu memilih dan menentukan materi pembelajaran. Hal tersebut sangatlah

diperlukan dalam pelaksanaan pembelajaran, karena dengan karakteristik

profesional tersebut, seorang guru dapat meningkatkan kemampuan dirinya

bahkan kualitas pendidikan itu sendiri.

Guru profesional sejatinya memiliki latar belakang pendidikan yang relevan,

baik dengan peran sebagai pendidik maupun dengan mata pelajaran yang

diampunya. Guru geografi adalah mereka yang memiliki latar belakang

pendidikan berasal dari lembaga pendidikan yang memiliki kewenangan

menghasilkan tenaga kependidikan, khususnya pada mata pelajaran geografi.

Kompetensi yang dimiliki oleh guru geografi hampir sama dengan kompetensi

lainnya, namun terdapat beberapa kompetensi khusus. Daldjoeni (1991:115)

mengemukakan lima kompetensi yang harus dimiliki oleh guru geografi, sebagai

berikut:

Kompetensi yang harus dimiliki guru geografi, diantaranya: (1) mempunyai perhatian yang cukup banyak kepada permasalahan kemanusiaan; (2) memiliki kemampuan untuk menentukan sendiri faktor-faktor lokatif, pola-pola regional dan relasi keruangan yang terkandung oleh ataupun tersembunyi di belakang gejala sosial; (3) mampu dan menyenangi kegiatan observasi secara mandiri di lapangan; (4) memiliki kemampuan mensintesakan data yang berasal dari berbagai sumber; dan (5) mampu membedakan serta memisahkan kasualitas yang sungguh, dari hal-hal yang sifatnya kebetulan belaka.

Guru geografi yang profesional adalah guru geografi yang memiliki kelima

kompetensi tersebut. Dalam kompetensi tersebut, terdapat beragam kemampuan

yang dimiliki oleh guru. Apabila guru geografi tidak memilikinya, berarti guru

harus mengembangkan dan meningkatkan kompetensinya, karena dengan

kemampuan-kemampuan tersebut, guru dapat melaksanakan tugasnya dengan

(14)

4

Fithri Nuru Ayuni, 2014

PEMAHAMAN GURU TERHADAP PENDEKATAN SAINTIFIK (SCIENTIFIC APPROACH) DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

oleh guru. Masalah lain yang dialami oleh guru geografi antara lain kurangnya

pengembangan dalam kegiatan pembelajaran, pemanfaatan lingkungan sebagai

sumber belajar masih terbatas, kurang terampilnya guru dalam mengadakan

kegiatan observasi, minimnya budaya membaca sehingga kurangnya informasi

baru yang didapat, atau bahkan berkaitan dengan kebijakan kurikulum baru.

Permasalahan yang dialami oleh guru saat ini mengenai kebijakan Kurikulum

2013 yang menerapkan pendekatan scientific dalam pembelajaran. Tidak jarang

kegagalan dalam implementasi kurikulum baru itu disebabkan oleh kurangnya

pemahaman guru. Penyebab kurangnya pemahaman guru dapat disebabkan oleh

proses sosialisasi kurikulum baru yang belum dilakukan secara menyeluruh,

pembinaan dan pengembangan sumber daya guru belum memadai, atau bahkan

kegiatan dalam MGMP Geografi tidak berjalan dengan baik.

Kenyataan ini dapat mengakibatkan pembelajaran tidak berjalan dengan

baik, bahkan tujuannya pun tidak akan tercapai apabila pemahaman guru

terhadap kebijakan kurikulum baru masih kurang. Pemahaman guru merupakan

kemampuan seorang guru dalam mengartikan, menafsirkan, dan menerjemahkan

pengetahuan yang dimilikinya. Kuswana (2012:44), mengemukakan bahwa “pemahaman sering dikaitkan dengan membaca, dalam kategori ini merupakan pengertian yang lebih luas dan berhubungan dengan komunikasi yang mencakup materi tertulis bersifat verbal”. Sedangkan menurut Uno (2010:36), “pemahaman diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam mengartikan, menafsirkan atau

menyatakan sesuatu dengan caranya sendiri tentang pengetahuan yang pernah diterimanya”. Dengan kata lain, pemahaman adalah sebuah kemampuan yang harus dimiliki untuk mengerti suatu objek atau subjek dalam pembelajaran.

Pemahaman merupakan tingkatan kemampuan berpikir yang setingkat lebih

tinggi dari ingatan atau hafalan. Munthe (2014:40) menyebutkan bahwa “pemahaman dapat diukur melalui menjelaskan, mendeskripsikan, membuat ulang pernyataan, menguraikan, menerangkan, mengubah, memberikan contoh, menyadur dan menerangkan”. Selain itu, pemahaman terbagi kedalam beberapa perilaku. Kuswana (2012:44-45) membagi tiga jenis perilaku pemahaman,

(15)

5

Fithri Nuru Ayuni, 2014

PEMAHAMAN GURU TERHADAP PENDEKATAN SAINTIFIK (SCIENTIFIC APPROACH) DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1) Translasi (kemampuan menerjemahkan), yaitu kemampuan untuk mengubah simbol tertentu menjadi simbol lain tanpa perubahan makna. Simbol berupa kata-kata (verbal) diubah menjadi gambar atau bagan atau grafik. Kalau simbol ini berupa kata-kata atau kalimat tertentu, maka dapat diubah menjadi kata-kata atau kalimat lain. Pengalihan konsep yang dirumuskan dari kata-kata ke dalam grafik dapat dimasukkan dalam kategori menerjemahkan.

2) Interpretasi (kemampuan menafsirkan), yaitu kemampuan untuk menjelaskan makna yang terdapat di dalam simbol, baik simbol verbal maupun yang nonverbal. Kemampuan untuk menjelaskan konsep, atau prinsip atau teori tertentu termasuk dalam kategori ini. Seseorang dapat menginterpretasikan sesuatu konsep atau prinsip jika ia dapat menjelaskan secara rinci makna atau arti suatu konsep atau prinsip, atau dapat membandingkan, membedakan, atau mempertentangkannya dengan sesuatu yang lain.

3) Ekstrapolasi (kemampuan meramalkan), yaitu kemampuan untuk melihat kecenderungan atau arah atau kelanjutan dari suatu temuan. Kemampuan pemahaman jenis ini menuntut kemampuan intelektual yang lebih tinggi, misalnya membuat telahan tentang kemungkinan apa yang akan berlaku.

Berdasarkan uraian di atas, disimpulkan bahwa pemahaman merupakan

kemampuan dalam mengartikan, menafsirkan, dan menerjemahkan suatu objek

atau subjek pembelajaran. Pemahaman guru disini lebih kepada pemahaman

terhadap materi, pendekatan/strategi yang akan digunakan dalam pembelajaran.

Seperti yang kita ketahui, bahwa guru profesional adalah guru yang ahli dalam

bidangnya, yaitu guru yang mengajar sesuai dengan latar belakang keilmuannya

dan mampu memahami materi pembelajaran. Sebagai guru geografi, sudah

seharusnya guru memiliki pemahaman tentang pembelajaran geografi itu sendiri.

Mulai dari pemahaman materi geografi, model, metode, pendekatan/strategi, serta

penerapannya dalam kegiatan pembelajaran.

Pendekatan pembelajaran merupakan sudut pandang terhadap proses

pembelajaran yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang

sifatnya masih umum yang di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan,

dan melatari metode pembelajaran tertentu. Rachmawati (2013:73) menyatakan “pendekatan pembelajaran harus menciptakan suasana teaching-learning yang dapat menumbuhkan rasa tidak tahu menjadi tahu”. Pendekatan pembelajaran ada yang berpusat pada guru dan berpusat pada siswa. Salah satu pendekatan yang

(16)

6

Fithri Nuru Ayuni, 2014

PEMAHAMAN GURU TERHADAP PENDEKATAN SAINTIFIK (SCIENTIFIC APPROACH) DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Salah satu kebijakan dalam Kurikulum 2013 adalah menerapkan pendekatan

scientific dalam pembelajaran. Majid (2014:211), mengemukakan definisi konsep

pendekatan scientific sebagai berikut:

Pendekatan scientific dalam pembelajaran adalah pendekatan yang meliputi menggali informasi melalui pengamatan, bertanya, percobaan, kemudian mengolah data atau informasi, dilanjutkan dengan menganalisis, menalar, kemudian menyimpulkan, dan mencipta.

Pendekatan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada peserta

didik dalam mengenal, memahami berbagai materi menggunakan pendekatan

ilmiah, bahwa informasi bisa berasal dari mana saja, kapan saja, tidak bergantung

pada informasi searah dari guru. Pendekatan scientific ini bukanlah hal baru

untuk diterapkan dalam proses pembelajaran. Bagi guru geografi pendekatan

scientific ini sudah tidak asing lagi, terutama jika melihat langkah-langkahnya.

Saminanto (2013:26-32) mengemukakan langkah-langkah pendekatan scientific

sebagai berikut:

1) Mengamati; yaitu mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran (meaningfull learning). Metode ini memiliki keunggulan tertentu, seperti menyajikan media obyek secara nyata, peserta didik senang dan tertantang, dan mudah pelaksanaannya.

2) Menanya; yaitu kegiatan peserta didik yang diarahkan untuk mengungkapkan apa yang ingin diketahuinya baik yang berkenaan dengan suatu objek, peristiwa, suatu proses tertentu.

3) Menalar; menggambarkan bahwa guru dan peserta didik merupakan pelaku aktif. Penalaran adalah proses berfikir yang logis dan sistematis atas fakta-kata empiris yang dapat diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa pengetahuan.

4) Mencoba; dimaksudkan untuk mengembangkan berbagai ranah tujuan belajar, yaitu sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Kegiatan pembelajaran dengan pendekatan eksperimen atau mencoba dilakukan melalui tiga tahap, yaitu, persiapan, pelaksanaan, dan tindak lanjut.

5) Membentuk jejaring; kolaborasi esensinya merupakan filsafat interaksi dan gaya hidup manusia yang menempatkan dan memaknai kerjasama sebagai struktur interaksi yang dirancang secara baik dan disengaja.

Pada hakikatnya, pendekatan scientific mengarahkan agar peserta didik

mampu merumuskan masalah, bukan hanya menyelesaikan masalah dengan

menjawab saja. Selain itu, melatih peserta didik untuk berpikir analitis, yaitu

(17)

7

Fithri Nuru Ayuni, 2014

PEMAHAMAN GURU TERHADAP PENDEKATAN SAINTIFIK (SCIENTIFIC APPROACH) DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dan menghapal materi pelajaran semata. Kegiatan pembelajaran dengan

menerapkan pendekatan scientific akan berjalan dengan baik apabila seorang

guru telah memahami apa itu pendekatan scientific. Berdasarkan latar belakang

tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang pemahaman guru

terhadap pendekatan scientific. Adapun judul dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: “Pemahaman Guru Terhadap Pendekatan Scientific dalam Pembelajaran Geografi”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, penulis

merumuskan beberapa masalah, sebagai berikut:

1. Bagaimana pemahaman guru terhadap langkah-langkah pendekatan

scientific dalam pembelajaran geografi?

2. Bagaimana respon guru terhadap kebijakan penggunaan pendekatan

scientific dalam pembelajaran geografi?

3. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pemahaman guru terhadap

pendekatan scientific dalam pembelajaran geografi?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan topik dan rumusan masalah diatas, penelitian ini memiliki

tujuan sebagai berikut:

1. Menganalisis pemahaman guru terhadap langkah-langkah pendekatan

scientific dalam pembelajaran geografi.

2. Menganalisis respon guru terhadap kebijakan penggunaan pendekatan

scientific dalam pembelajaran geografi.

3. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pemahaman guru terhadap

(18)

8

Fithri Nuru Ayuni, 2014

PEMAHAMAN GURU TERHADAP PENDEKATAN SAINTIFIK (SCIENTIFIC APPROACH) DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu D. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat. Manfaat

yang diharapkan adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menggali, mengkaji, dan

mengorganisasikan pembelajaran geografi melalui pendekatan scientific

yang dapat membentuk kecerdasan peserta didik, meliputi kompetensi

sikap, keterampilan dan pengetahuan. Selain itu, hasil penelitian ini

diharapkan dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan,

khususnya di bidang pendidikan terkait kebijakan penerapan pendekatan

scientific dalam pembelajaran yang harus dipahami oleh setiap guru yang

akan melaksanakannya.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Peserta Didik

Penelitian ini diharapkan dapat membentuk peserta didik untuk

mengenal dan memahami materi pelajaran menggunakan pendekatan

scientific, yaitu dengan cara menggali informasi melalui pengamatan,

bertanya, percobaan, kemudian mengolah dan manyajikan data atau

informasi, dilanjutkan dengan menganalisis, menalar, kemudian

menyimpulkan dan mencipta.

b. Bagi Guru Geografi

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan untuk guru

dalam pengembangan praktek pembelajaran dengan menggunakan

pendekatan scientific. Selain itu, penelitian ini dapat menjadi acuan

untuk guru dalam menerapkan pendekatan scientific pada proses

pembelajaran.

c. Bagi Pemerintah

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi

pemerintah dalam menentukan kebijakan di bidang pendidikan,

(19)

9

Fithri Nuru Ayuni, 2014

PEMAHAMAN GURU TERHADAP PENDEKATAN SAINTIFIK (SCIENTIFIC APPROACH) DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu E. Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan penjelasan dari variabel penelitian. Dalam

penelitian ini terdiri dari pendekatan scientific dan pemahaman guru. Keduanya

akan dijelaskan sebagai berikut:

1. Pendekatan Scientific

Kegiatan pembelajaran pada kurikulum 2013 dilaksanakan dengan

menggunakan pendekatan ilmiah atau scientific. Menurut Majid (2014:211), “pendekatan scientific dalam pembelajaran meliputi kegiatan mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan membentuk jejaring untuk semua mata pelajaran”. Kegiatan-kegiatan tersebut yang nantinya harus dipahami oleh guru dalam penerapannya dalam pembelajaran. Pendekatan ini bertujuan untuk

memberikan pemahaman kepada peserta didik dalam mengenal dan memahami

berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah, bahwa informasi bisa berasal

dari mana saja, kapan saja, tidak bergantung pada informasi searah dari guru.

Pendekatan pembelajaran scientific terdiri dari lima langkah pembelajaran,

yaitu mengamati (observing), menanya (questioning), menalar (associating),

mencoba (experimenting), dan membuat jejaring (networking). Contoh kegiatan

dari setiap langkah-langkah tersebut akan dijelaskan pada tabel dibawah ini:

Tabel 1.1

Langkah-Langkah Pendekatan Scientific

No Langkah-Langkah

Pendekatan Scientific Contoh Kegiatan

1 Mengamati (observing) Melihat, membaca, mendengar, meraba, memperhatikan tayangan.

2 Menanya (questioning) Menanya, mengungkapkan, memberi umpan balik.

3 Menalar (associating) Berpikir kritis, merumuskan, menarik kesimpulan, mendialogkan,

menghubungkan, menganalisis, membandingkan.

4 Mencoba (experimenting) Simulasi, eksperimen, demonstrasi. 5 Membuat

jejaring/meng-komunikasikan (networking)

Memperagakan, penghayatan, memaknai perilaku, mempresentasikan,

mengkomunikasikan.

(20)

10

Fithri Nuru Ayuni, 2014

PEMAHAMAN GURU TERHADAP PENDEKATAN SAINTIFIK (SCIENTIFIC APPROACH) DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Pemahaman Guru

Anderson dan Krathwohl (2010:106) mengemukakan bahwa “pemahaman

meliputi menafsirkan, mencontohkan, mengklasifikasikan, merangkum, menyimpulkan, membandingkan, dan menjelaskan”. Sedangkan, menurut Sanjaya (2012:126), “pemahaman bukan hanya sekedar mengingat fakta, akan

tetapi berkenaan dengan kemampuan menjelaskan, menerangkan, menafsirkan atau kemampuan menangkap makna atau arti suatu konsep”. Berdasarkan pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam memahami terdapat beberapa

kegiatan yaitu menginterpretasi, mengilustrasi, mengklasifikasi, menyimpulkan,

membandingkan, dan menjelaskan pengetahuan atau informasi yang didapatkan.

Pemahaman guru dalam penelitian ini berkaitan dengan pemahaman

terhadap pendekatan scientific dalam pembelajaran. Dalam memahami

pendekatan pembelajaran scientific, pemahaman guru dipengaruhi oleh beberapa

faktor, diantaranya jenjang pendidikan, latar belakang keilmuan, lama dan beban

mengajar, keikutsertaan dalam pelatihan, penguasaan metode dan media,

intensitas membaca, serta etos kerja guru. Selain pengetahuan, faktor-faktor

tersebut akan mempengaruhi pemahaman dan respon guru terhadap pendekatan

(21)

Fithri Nuru Ayuni, 2014

PEMAHAMAN GURU TERHADAP PENDEKATAN SAINTIFIK (SCIENTIFIC APPROACH) DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian terhadap guru geografi SMAN Kota Bandung

tentang pemahaman pendekatan scientific dalam pembelajaran geografi, dapat

ditarik beberapa simpulan, sebagai berikut:

1. Tingkat pemahaman guru terhadap pendekatan scientific dalam pembelajaran

geografi tergolong dalam tingkatan sedang atau cukup. Pemahaman guru

sudah cukup baik terhadap langkah pendekatan scientific mengamati,

menalar, mengeksperimen, dan mengkomunikasikan. Sebagian besar guru

memahami dengan baik kegiatan mengamati dan mencoba/mengeksperimen,

mengingat dalam pembelajaran geografi kedua kegiatan tersebut sangat

sering dilakukan. Sebaliknya, guru masih belum memahami dengan baik

dalam kegiatan menanya. Padahal menanya sering dilakukan dalam

pembelajaran. Kurang pahamnya guru terhadap kegiatan menanya dapat

disebabkan oleh kurangnya guru memberikan kesempatan bertanya kepada

peserta didik, atau bahkan peserta didik yang kurang termotivasi untuk

bertanya. Selain itu, jarangnya guru mengajukan pertanyaan berdasarkan

kriteria dan jenis pertanyaan berdasarkan tingkatan kognitif rendah ke

tingkatan yang lebih tinggi.

2. Respon guru terkait kebijakan penggunaan pendekatan scientific dalam

pembelajaran sejauh ini sangatlah positif. Sebagian besar guru menjawab

setuju bahkan sangat setuju terhadap kebijakan tersebut. Guru sudah

mengetahui dan memahami kelebihan dan manfaat yang akan didapatkan

apabila menerapkan pendekatan scientific dalam pembelajaran, sehingga

banyak guru yang memberikan respon positif terhadap kebijakan ini. Salah

satu manfaat dari pendekatan pembelajaran yang mengutamakan proses ini

(22)

94

Fithri Nuru Ayuni, 2014

PEMAHAMAN GURU TERHADAP PENDEKATAN SAINTIFIK (SCIENTIFIC APPROACH) DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sampai mengkomunikasikan hasil pengamatannya, sehingga peserta didik

mampu mengembangkan kemampuan berpikir ilmiah, kreatif, dan analitis.

3. Pemahaman guru terhadap pendekatan scientific dipengaruhi oleh tingkat

pendidikan, latar belakang keilmuan, pengalaman mengajar, pelatihan,

penguasaan metode dan media pembelajaran, intensitas membaca, dan etos

kerja guru. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang

signifikan antara faktor-faktor tersebut dengan pemahaman guru terhadap

pendekatan scientific. Semakin tinggi tingkat pendidikan dan relevannya

dengan keilmuan, maka pemahaman guru semakin baik. Lama mengajar pun

sangat mempengaruhi pemahaman guru, tetapi tidak dengan beban mengajar

yang diampu guru. Jenis pelatihan yang diikuti tidak terlalu mempengaruhi

pemahaman guru, tetapi seringnya mengikuti pelatihan sangat mempengaruhi

pemahaman guru. Semakin bervariasinya metode dan media yang digunakan

dalam pembelajaran mempengaruhi pemahaman guru pula. Begitupun

dengan intensitas membaca, semakin seringnya membaca, maka pemahaman

pun akan semakin baik pula. Tetapi etos kerja tidak terlalu mempengaruhi

pemahaman guru terhadap pemahaman guru dalam pembelajaran.

B. Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian, diajukan rekomendasi bagi guru, peneliti

selanjutnya dan para pengambil kebijakan, sebagai berikut:

1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat indikator pendekatan scientific

dalam pembelajaran geografi yang masih lemah adalah menanya. Untuk

meningkatkannya, guru dituntut lebih sering mengajukan pertanyaan dan

memberikan kesempatan bertanya kepada peserta didik. Dalam mengajukan

pertanyaan, guru harus memperhatikan kriteria, jenis, dan kata kunci dalam

menyusun pertanyaan, dimulai dari tingkatan kognitif yang rendah ke tinggi.

Kemudian, pemahaman guru pada indikator pendekatan scientific lainnya

seperti mengamati, menalar, mengeksperimen, dan mengkomunikasi yang

sudah tergolong cukup baik perlu ditingkatkan pula agar menjadi lebih baik

(23)

95

Fithri Nuru Ayuni, 2014

PEMAHAMAN GURU TERHADAP PENDEKATAN SAINTIFIK (SCIENTIFIC APPROACH) DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sering melakukan kegiatan observasi, baik secara langsung maupun tidak

langsung. Selain itu, guru disarankan lebih sering mengajak peserta didik

untuk melakukan praktikum, yang kemudian hasilnya dikomunikasikan, baik

secara lisan maupun tulisan.

2. Hasil penelitian mengenai pendekatan scientific dapat dijadikan dasar/acuan

bagi peneliti selanjutnya untuk mengembangkan perangkat pembelajaran

geografi berbasis scientific, yang kemudian diterapkan atau diujicobakan

dalam pembelajaran untuk mengukur sejauh mana pemahaman guru dalam

menerapkan pendekatan scientific dalam pembelajaran geografi.

3. Hasil penelitian tentang pemahaman guru terhadap pendekatan scientific

dapat dijadikan acuan bagi para pengambil kebijakan untuk meningkatkan

pemahaman lebih baik lagi dengan memberikan pelatihan-pelatihan dan

sosialisasi yang lebih intensif, mengingat tidak sedikit pula guru yang belum

memahami dengan baik mengenai penerapan pendekatan scientific dalam

Gambar

Tabel

Referensi

Dokumen terkait

c) Siswa diberikan tugas kelompok untuk mengamati model bangun ruang yang telah disediakan oleh guru. Pengamatan dilakukan sesuai dengan petunjuk dan tugas pada

Objek wisata Bono di sungai Kampar Teluk Meranti ini sudah lama dikenal oleh masyarakat sekitar dan masyarakat ndi luar daerah tersebuta. Potensi pengembangan

Telekomunikasi Indonesia, Tbk Kandatel Malang.Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem informasi akuntansi penjualan dan penerimaan kas telah mencerminkan adanya

Penggunaan jagung hibrida pada kerapatan tanam yang diterapkan dengan hibitus yang lebih tinggi dan kekar dibanding jagung lokal membutuhkan pengaturan ruang yang sesuai agar

Aplikasi memiliki dua jenis keluaran, yakni hasil kecocokan aplikasi dengan minat yang dipilih oleh calon mahasiswa dan keluaran kedua adalah saran program studi yang lebih

Pada kelas eksperimen 1 terdiri dari siswa kelas 3 SDN Tingkir Lor 02 (SD inti) yang dibagi menjadi 2 kelas dan SDN Tingkir Lor 01 (SD imbas). Mata pelajaran yang dipelajari

Untuk mengetahui perbedaan kemampuan pemahaman antara siswa kelompok atas, tengah, dan bawah yang dalam pembelajarannya menggunakan metode pembelajaran Guided

Nama Penjual : PT. Pelita Bumi Indonesia Damai Setia Abadi, pada Lampiran SPT Masa PPN dapat ditulis PT Pelita Bumi IDSA agar tertampung di dalam kolom/baris Nama Penjual