• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDIDIKAN KARAKTER DALAM UPAYA PENANGGULANGAN TAWURAN ANTAR PELAJAR DI SMK SWASTA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENDIDIKAN KARAKTER DALAM UPAYA PENANGGULANGAN TAWURAN ANTAR PELAJAR DI SMK SWASTA."

Copied!
48
0
0

Teks penuh

(1)

PENDIDIKAN KARAKTER DALAM UPAYA PENANGGULANGAN TAWURAN ANTAR PELAJAR DI SMK SWASTA

(Studi Kasus pada 3 SMK Swasta di Kabupaten Purwakarta)

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Penyusunan Tesis Pada Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan Sekolah Pascasarjana

Universitas Pendidikan Indonesia

Oleh

Yayan Budi Sofyan 1201481

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SEKOLAH PASCASARJANA

(2)

HALAMAN PENGESAHAN

PENDIDIKAN KARAKTER DALAM UPAYA PENANGGULANGAN TAWURAN ANTAR PELAJAR DI SMK SWASTA

(Studi Kasus pada 3 SMK Swasta di Kabupaten Purwakarta)

Oleh

Yayan Budi Sofyan 1201481

Disetujui dan disahkan oleh :

Pembimbing I

Prof. Dr. H. Aim Abdulkarim, M.Pd NIP. 19590714 198601 1 001

Pembimbing II

Dr. Prayoga Bestari, M.Si NIP. 19750414 200501 1 001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan

(3)

Bantinglah otak untuk mencari ilmu sebanyak-banyaknya guna mencari rahasia besar yang terkandung di dunia ini, tetapi pasanglah pelita dalam hati sanubari, yaitu pelita kehidupan jiwa (Al- Ghazali )

Tiada doa yang lebih indah selain doa agar tesis ini cepat selesai Saya datang, saya bimbingan, saya ujian, saya revisi dan saya menang..!!

Ketika cobaan datang menghadang, jangan memohon akan kemudahan, mohonlah kekuatan dan kebijaksanaan tuk mampu melaluinya

karena pekerjaan hebat tidak dilakukan dengan kekuatan, tapi dengan ketekunan dan kegigihan

(Samuel Jhonson)

(4)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa Tesis yang berjudul “Pendidikan Karakter

dalam Upaya Penanggulangan Tawuran Antar Pelajar di SMK Swasta (Studi Kasus pada 3 SMK Swasta di Kabupaten Purwakarta)” ini adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung risiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, Agustus 2014 Yang membuat pernyataan,

(5)

PENDIDIKAN KARAKTER DALAM UPAYA PENANGGULANGAN TAWURAN ANTAR PELAJAR DI SMK SWASTA

(Studi Kasus pada 3 SMK Swasta di Kabupaten Purwakarta)

Oleh Yayan Budi Sofyan

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan

Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia

@ Yayan Budi Sofyan2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2014

Hak Cipta dilindungi Undang-Undang

(6)

Yayan Budi Sofyan, 2014

Pendidikan karakter dalam upaya penanggulangan tawuran antar pelajar di SMK swasta Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT Tuhan semesta alam, karena atas ridho-Nya peneliti dapat menyelesaikan Tesis ini dengan baik dan lancar. Penelitian ini dilatarbelakangi adanya keprihatinan peneliti atas maraknya aksi tawuran dikalangan siswa SMK yang dijelaskan Lickona sebagai salah satu penyebab kehancuran suatu bangsa. Karena itu, besar harapan peneliti, hasil penelitian dapat memberikan gambaran secara komprehensif mengenai fenomena tawuran yang kerap terjadi dewasa ini serta dihasilkannya suatu strategi pendidikan karakter yang tepat diterapkan untuk mengatasi tawuran antarpelajar pada siswa SMK.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih pada semua pihak yang telah membangu baik moril maupun materil sehingga tesis ini dapat diselesaikan. Penulis menyadari, sekalipun melalui proses bimbingan secara intensif dari para pembimbing, akan tetapi keterbatasan penulis dalam mentransformasikan masukan-masukan pembimbing ke dalam tulisan ini maka tesis yang dihasilkan masih jauh dari kata sempurna. Karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya konstruktif guna perbaikan. Akhirnya, besar harapan penulis hasil penelitian ini mempunyai nilai manfaat bagi pembaca, khususnya dalam rangka pengembangan keilmuan pendidikan kewarganegaraan.

Bandung, Agustus 2014

(7)

Yayan Budi Sofyan, 2014

Pendidikan karakter dalam upaya penanggulangan tawuran antar pelajar di SMK swasta Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

UCAPAN TERIMA KASIH

Tesis ini tidak akan tersusun dengan baik tanpa bantuan dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih dan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada :

1. Prof. Dr. H. Sunaryo Kartadinata, M.Pd selaku Rektor Universitas Pendidikan Indonesia.

2. Prof. Dr. H. Didi Suryadi, M.Ed selaku Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia

3. Prof. Dr. H. Sapriya, M.Ed selaku Ketua Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia. 4. Prof. Dr. H. Aim Abdulkarim, M.Pd selaku pembimbing I dan Dr. Prayoga

Bestari, M.Si selaku pembimbing II yang telah memberikan arahan, bimbingan dan motivasi kepada penulis untuk semakin baik dalam berkarya. 5. Seluruh dosen Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan Sekolah

Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia yang telah memberikan segudang ilmu kepada penulis.

6. Kedua orang tua penulis yang senantiasa mendo’akan serta memberikan dukungan untuk keberhasilan penulis.

7. Istriku Yuyu Yuliadewi yang selalu memberikan perhatian, pengertian, dukungan dan selalu menjadi motivasi serta inspirasi bagi penulis untuk selalu lebih maju.

8. Anak-Anakku Ririn Riyani dan Aditya Nugraha yang selalu menjadi pendorong semangat bagi penulis untuk lebih baik dan memberikan

(8)

Yayan Budi Sofyan, 2014

Pendidikan karakter dalam upaya penanggulangan tawuran antar pelajar di SMK swasta Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

10.Rekan seangkatan yang telah memberikan beribu pengalaman bagi penulis, serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Semoga amal kebaikan dari semua dibalas oleh Alloh SWT, Aamiin, DAFTAR ISI

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah ... 9

1. Identifikasi Masalah ... 9

1. Pengertian Karakter... 12

2. Pengertian Pendidikan Karakter ... 21

3. Tujuan Pendidikan Karakter ... 25

4. Implementasi Pendidikan Karakter di Sekolah ... 27

B. Pendidikan Kewarganegaraan sebagai Pendidikan Karakter ... 35

1. Hakikat Pendidikan Kewarganegaraan ... 35

2. Kompetensi Warganegara ... 38

3. Fungsi dan Tujuan Pembelajaran PKn ... 39

C. Kenakalan Remaja ... 42

1. Remaja dan Perkembangannya ... 42

2. Pengertian Kenakalan Remaja ... 50

3. Bentuk-Bentuk Kenakalan Remaja ... 54

(9)

Yayan Budi Sofyan, 2014

Pendidikan karakter dalam upaya penanggulangan tawuran antar pelajar di SMK swasta Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5. Kelompok dalam Kehidupan Remaja ... 61

D. Tawuran Antarpelajar dalam Persfektif Pendidikan Karakter ... 66

1. Pengertian Tawuran ... 66

2. Jenis-Jenis Perilaku Tawuran ... 68

3. Faktor Penyebab Tawuran ... 69

4. Dampak Tawuran ... 72

E. Penelitian Terdahulu ... 73

F. Kerangka Pemikiran ... 74

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 76

A. Subjek dan Lokasi Penelitian ... 76

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 86

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 86

1. SMK Yayasan Pendidikan Kejuruan (YPK) ... 86

2. SMK Teknologi Industri (Tekin) ... 91

1. Faktor Penyebab Terjadinya Tawuran Antarpelajar SMK di Kabupaten Purwakarta ... 133

2. Program yang Dilakukan Dalam Upaya Menanggulangi Tawuran Antarpelajar SMK di Kabupaten Purwakarta ... 138

3. Nilai-Nilai yang Dikembangkan dalam Membentuk Karakter Siswa Sebagai Upaya Menanggulangi Tawuran Antarpelajar SMK di Kabupaten Purwakarta ... 149

4. Hambatan yang Muncul dan Upaya yang Dilakukan dalam Proses Pembentukan Karakter Sebagai Upaya Menanggulangi Tawuran Antarpelajar SMK di Kabupaten Purwakarta ... 151

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 156

(10)

Yayan Budi Sofyan, 2014

Pendidikan karakter dalam upaya penanggulangan tawuran antar pelajar di SMK swasta Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Simpulan Umum ... 156

2. Simpulan Khusus ... 157

B. Saran ... 158

1. Bagi Sekolah ... 158

2. Bagi Guru ... 159

3. Bagi Orang Tua ... 159

4. Bagi Aparat Kepolisian ... 159

5. Bagi Peneliti Selanjutnya ... 160

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Konfigurasi Karakter dalam Konteks Totalitas Proses Psiko-sosial ... 26

Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran ... 71

Gambar 3.1 Triangulasi Sumber ... 83

Gambar 3.2 Triangulasi Teknik ... 84

Gambar 3.3 Triangulasi Waktu ... 84

Gambar 4.1 Logo SMK Yayasan Pendidikan Kejuruan (YPK) ... 86

Gambar 4.2 Struktur Organisasi SMK YPK ... 88

Gambar 4.3 Logo SMK Teknologi Industri ... 91

(11)

Yayan Budi Sofyan, 2014

Pendidikan karakter dalam upaya penanggulangan tawuran antar pelajar di SMK swasta Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Kasus Tawuran Antar Pelajar Tahun 2012 ... 2

Tabel 1.2 Peristiwa Tawuran di Kabupaten Purwakarta ... 7

Tabel 2.1 Nilai-Nilai Karakter ... 20

Tabel 3.1 Subjek Penelitian ... 76

Tabel 4.1 Jumlah Siswa SMK YPK ... 89

Tabel 4.2 Jumlah Guru SMK YPK ... 89

Tabel 4.3 Jumlah Staf Tata Usaha SMK YPK ... 90

Tabel 4.4 Sarana dan Prasarana SMK YPK ... 90

Tabel 4.5 Jumlah Siswa SMK Teknologi Industri tahun 2012/2013 ... 92

Tabel 4.6 Jumlah Guru dan Tata Usaha SMK Teknologi Industri ... 93

Tabel 4.7 Sarana dan Prasarana SMK Teknologi Industri ... 93

Tabel 4.10 Jumlah Rombongan Belajar SMK Bina Taruna ... 95

Tabel 4.11 Sarana dan Prasarana SMK Bina Taruna ... 96

Tabel 4.12 Faktor Penyebab Terjadinya Tawuran Antarpelajar SMK di Kabupaten Purwakarta ... 103

Tabel 4.13 Program Sekolah dalam Mengatasi Tawuran Antarpelajar SMK di Kabupaten Purwakarta ... 110

Tabel 4.14 Nilai-Nilai yang Dikembangkan dalam Membentuk Karakter Siswa sebagai Upaya Mengatasi Tawuran Antarpelajar SMK di Kabupaten Purwakarta ... 112

Tabel 4.15 Hambatan yang Muncul dan Upaya yang Dilakukan dalam Proses Pembentukan Karakter Sebagai Upaya Mengatasi Tawuran Antarpelajar SMK di Kabupaten Purwakarta ... 117

Tabel 4.16 Hasil Observasi di SMK Yayasan Pendidikan Kejuruan ... 119

Tabel 4.17 Hasil Observasi di SMK Teknologi Industri ... 121

Tabel 4.18 Hasil Observasi di SMK Bina Taruna ... 123

(12)

Yayan Budi Sofyan, 2014

Pendidikan karakter dalam upaya penanggulangan tawuran antar pelajar di SMK swasta Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 4.20 Hasil Analisis Dokumen (Video Tawuran) ... 129 Tabel 4.21 Hasil Angket Faktor Penyebab Tawuran Antar Pelajar

SMK di Kabupaten Purwakarta ... 132 Tabel 4.22 Hasil Angket Nilai yang Dikembangkan,

Hambatan dan Upaya yang Dilakukan dalam Mengatasi

(13)

i

Yayan Budi Sofyan, 2014

Pendidikan karakter dalam upaya penanggulangan tawuran antar pelajar di SMK swasta Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Yayan Budi Sofyan. (NIM.1201481). Pendidikan Karakter dalam Upaya Penanggulangan Tawuran Antar Pelajar di SMK Swasta (Studi Kasus pada 3 SMK Swasta di Kabupaten Purwakarta).

(14)

ii

Yayan Budi Sofyan, 2014

Pendidikan karakter dalam upaya penanggulangan tawuran antar pelajar di SMK swasta Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

Yayan Budi Sofyan. (NIM.1201481). Character Education to brawl of prevention on Private School Vocational Student (Case Study on 3 Private School Vocational Student in Purwakarta).

This study examines and analyzes the brawl student phenomenon in Purwakarta which includes four aspects, namely the causes of the riot brawl student vocational school, the values developed in shaping the character of vocational students, the obstacles and efforts made in the process of the formation of character in an attempt to overcome the brawl student on vocational school in Purwakarta. This study used qualitative and quantitative research design with the case study method. Data were collected through interviews, observation, documentation studies and questionnaires, which analyzed using qualitative data analysis and quantitative data analysis. The results showed; First, brawl student in vocational school caused among students taunted each other, the strong sense of solidarity between comrades, the existence of a derivative revenge, that their emotions are easily provoked, lovely of school, taunted each other between the entrenched school, bullying and peer influence on the dominance of negative behavior students. Second, the program in addressing brawl student vocational school in Purwakarta through curricular programs, extracurricular programs and school programs. Third, the value of which developed in minimizing the occurrence of conflict between students, include; religious values (religiosity), the value of humanity, perseverance, hard work, discipline, the value of mutual help and responsibility. Fourth, the obstacles encountered barriers divided into internal (emotional students still unstable, still maintaining habits among students taunted each other, and the low student interest) and external barriers (difficulty of breaking the chain of alumni and senior massively transmit negative information, the difficulty invites all educators to implement the elements of character education as well as the difficulty of establishing communication with parents and the police. Efforts are made to establish the mindset of students to the reality of values, then the action, that it becomes a habit and then into the character of all the implemented continuously and strengthening the function of civic education for developing civic competencies. Recommendations offered include; the need to improve the supervision of the daily activities of students while in school, school programs need to be designed that specifically aims to prevent brawl student vocational school (pembaretan, etc.), enhance cooperation with the parties concerned, the learning needs to be integrated with the development charge anti brawl education, parents need to improve the lines of communication with the school in good character, an increase in the quantity for the students by the police raid, need further research regarding the application of the model of the formation of character (way of thinking, action, habituation, and character) in school .

Keywords: brawl student, character education, civic education

(15)

iii

Yayan Budi Sofyan, 2014

(16)

1

Yayan Budi Sofyan, 2014

Pendidikan karakter dalam upaya penanggulangan tawuran antar pelajar di SMK swasta Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Degradasi nilai dan moral di kalangan generasi muda saat ini sungguh

sangat memprihatinkan. Pergaulan bebas di kalangan remaja, penyalahgunaan

narkotika atau obat-obat terlarang serta tingginya budaya kekerasan merupakan

contoh permasalahaan yang kerap terjadi di pada generasi muda yang tidak

mencerminkan perilaku terpelajar. Disisi lain generasi muda adalah penerus

cita-cita bangsa dan merupakan generasi yang akan bertanggung jawab pada

penyelesaian kompleksitas persoalan bangsa.

Menurunnya nilai-nilai bernafas terpelajar menjadi sesuatu yang mutlak

mendapat perhatian ekstra, baik itu dari pengampu kebijakan, orang tua dan

seluruh elemen masyarakat. Kenakalan remaja yang marak baru-baru ini berjalan

seiring dengan kemajuan pembangunan, hal mana memberikan pengaruh yang

cukup signifikan terhadap perkembangan dan perubahan nilai-nilai kehidupan

dalam masyarakat. Saat ini kenakalan remaja (juvenile deliquence) saat ini tidak

hanya merupakan kenakalan biasa dalam masa perkembangannya, akan tetapi

sudah mengarah pada tindakan kriminal. Munculnya berbagai tindakan kekerasan

yang dilakukan oleh para pelajar dewasa ini sudah sangat memprihatinkan.

Berbagai media massa banyak memberitakan berbagai bentuk tindak kekerasan

pelajar yang bersifat fisik, misalnya saja perkelahian antar pelajar (tawuran),

pembunuhan, penodongan, perusakan sekolah, pemerasan dan penganiayaan

terhadap sesama pelajar sendiri.

Maraknya tindak kekerasan di kalangan pelajar Indonesia, merupakan

salah satu indikator menuju kehancuran sebuah bangsa sebagaimana dikemukakan

oleh Lickona (1992:14) mengenai sepuluh tanda perilaku manusia yang

menunjukkan arah kehancuran suatu bangsa, yaitu:

1. Meningkatnya kekerasan

(17)

2

Yayan Budi Sofyan, 2014

Pendidikan karakter dalam upaya penanggulangan tawuran antar pelajar di SMK swasta Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Semakin tingginya rasa tidak hormat kepada orang tua, guru dan figur pemimpin

4. Pengaruh peer group terhadap tindakan kekerasan 5. Meningkatnya kecurigaan dan kebencian

6. Penggunaan bahasa yang memburuk 7. Penurunan etos kerja

8. Menurunnya rasa tanggung jawab individu dan warganegara 9. Meningginya perilaku merusak diri

10.Semakin kaburnya pedoman moral.

Pelajar merupakan generasi harapan bangsa dan negara, dimana maju atau

tidaknya suatu bangsa amat ditentukan oleh kualitas para pelajar saat ini. Semakin

berkualitas pelajar dan pemudanya maka akan semakin maju suatu bangsa dan

negara, sebaliknya semakin rendah kualitas para pelajar dan pemuda maka

semakin terpuruk suatu bangsa. Maraknya peristiwa tawuran antar pelajar di

Indonesia menjadikan fungsi pelajar mengalami distorsi dari hakikatnya. Pelajar

yang sejatinya menjadi tolak ukur masa depan bangsa, mulai kabur dari fungsi

dan hakikatnya sebagai agen yang mampu memajukan bangsa dengan segudang

keilmuannya yang selanjutnya membawa bangsa kearah yang lebih baik.

Tawuran identik dengan suatu kegiatan perkelahian atau tindak kekerasan

yang dilakukan oleh sekelompok atau suatu rumpun masyarakat. Tawuran antar

pelajar di Indonesia hampir terjadi setiap tahunnya, dimana tragedi tersebut tidak

hanya menimbulkan rusaknya sarana dan prasarana umum, akan tetapi

menimbulkan korban luka bahkan korban jiwa. Berikut data kasus tawuran

antarpelajar dari Polda Metro Jaya di sepanjang tahun 2012.

Tabel 1.1

Kasus Tawuran Antar Pelajar Tahun 2012

No Tanggal Peristiwa Korban

1 19 April 2012 Tawuran antar pelajara di

Jalan Matraman

Kebayoran Baru Jakarta Selatan

(18)

3

Yayan Budi Sofyan, 2014

Pendidikan karakter dalam upaya penanggulangan tawuran antar pelajar di SMK swasta Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

luka berat akibat terkena lemparan batu

3 29 Mei 2012 Tawuran antara SMAN 6 & SMAN 70 Jakarta di Bundaran Bulungan Kebayoran Baru Jakarta Selatan.

1 orang korban luka bakar di bagian kaki kanan akibat lemparan air keras.

5 29 Agustus 2012 Tawuran di Stasiun Panjang Buaran Duren Sawit, Jakarta Timur

1 orang siswa SMP (Jasuli) meninggal dunia

6 24 September 2012

Tawuran antara pelajar SMAN 6 & SMAN 70 di Bundaran Bulungan, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

1 orang siswa SMAN 6 (Alawi Yusianto) tewas dibacok

Sumber : Tersedia dalam http://kabarsore.com/berita/1842-8-kasus-tawuran antarpelajar -di-tahun-2012.html (diakses Sabtu 15 Desember 2012).

Dari data di atas, nampak jelas bahwa tawuran sudah dianggap sesuatu

yang membudaya dikalangan pelajar. Hal tersebut jika tidak dicari pemecahannya

maka akan berdampak pada terganjalnya proses pembangunan manusia

seutuhnya, manusia yang memiliki kecerdasan intelektual, emosional dan spiritual

sebagimana yang menjadi tujuan pendidikan nasional.

Masa remaja sering kali dikenal dengan masa mencari jati diri, masa

pemberontakan, masa mencoba dan lain sebagainya. Pada masa ini, seorang anak

seringkali menampilkan beragam gejolak emosi, menarik diri dari keluarga, serta

mengalami banyak masalah, baik di rumah, sekolah, atau di lingkungan

pertemanannya.Pada fase ini seringkali dibarengi dengan munculnya berbagai

(19)

4

Yayan Budi Sofyan, 2014

Pendidikan karakter dalam upaya penanggulangan tawuran antar pelajar di SMK swasta Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

problem sosial yang keberadaannya sangat menggangu keharmonisan, juga

keutuhan segala nilai dan kebutuhan dasar kehidupan sosial.

Kenakalan remaja biasanya dilakukan oleh remaja-remaja yang gagal

dalam menjalani proses-proses perkembangan jiwa, baik pada saat remaja maupun

pada masa kanak-kanaknya. Masa kanak-kanakdan masa remaja berlangsung

begitu singkat, dengan perkembangan fisik, psikis, dan emosi yangbegitu

cepat.Secara psikologis, kenakalan remaja merupakan wujud dari konflik-konflik

yang tidakterselesaikan dengan baik pada masa kanak-kanak maupun remaja para

pelakunya. Seringkali didapati bahwa ada trauma dalam masa lalunya, perlakuan

kasar dan tidak menyenangkan dari lingkungannya, maupun trauma terhadap

kondisi lingkungannya, seperti kondisi ekonomi yang membuatnya merasa rendah

diri.

Pada dasarnya kenakalan remaja merujuk pada suatu bentuk perilaku

remaja yang tidak sesuai dengan norma-norma yang hidup dan berkembang dalam

suatu komunitas masyarakat. Kartono (1988:93) mengatakan remaja yang nakal

itu disebut pula sebagai anak cacat sosial. Mereka menderita cacat mental

disebabkan oleh pengaruh sosial yang ada ditengah masyarakat, sehingga perilaku

mereka dinilai oleh masyarakat sebagai suatu kelainan dan disebut “kenakalan”.

Dalam Inpres Nomor 6 Tahun 1977 dikatakan bahwa kenakalan remaja adalah

kelainan tingkah laku/tindakan remaja yang bersifat anti sosial, melanggar norma

sosial, agama serta ketentuan hukum yang berlaku dalam masyarakat.

Kenakalan remaja saat ini merupakan salah satu fenomena yang kerap

terjadi di berbagai wilayah di Indonesia, dari mulai tawuran antar pelajar, gank

motor, penyalahgunaan narkoba, seks bebas, dan lain sebagainya. Singgih

(1988:19) menggolongkan kenakalan remaja menjadi dua kelompok yang

berkaitan dengan norma-norma hukum yaitu

1. Kenakalan yang bersifat amoral dan sosial serta tidak diantar dalam undang-undang sehingga tidak dapat atau sulit digolongkan sebagai pelanggaran hukum dan

(20)

5

Yayan Budi Sofyan, 2014

Pendidikan karakter dalam upaya penanggulangan tawuran antar pelajar di SMK swasta Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dilain pihak Sudarsono (2005:14) membagi kenakalan remaja berdasarkan

bentuknya kedalam tiga tingkatan, yakni:

1. Kenakalan biasa, seperti suka berkelahi, suka keluyuran, membolos sekolah, pergi dari rumah tanpa pamit

2. Kenakalan yang menjurus pada pelanggaran dan kejahatan seperti mengendarai mobil tanpa SIM, mengambil barang orang tua tanpa izin 3. Kenakalan khusus seperti penyalahgunaan narkotika, hubungan seks

diluar nikah, pemerkosaan dan lain-lain.

Munculnya kenakalan remaja dipengaruhi beberapa faktor, terkait dengan

hal tersebut Sudarsono (2005:2) menjelaskan setidaknya terdapat tiga faktor yang

dapat menyebabkan kenakalan remaja antara lain:

1. Kehidupan keluarga yang hancur luluh baik dalam bentuk broken home maupun quasi broken home memberi dorongan yang kuat sehingga anak menjadi nakal (deliquent)

2. Kehidupan di sekolah dengan segala keanekaragaman karakter siswa (termasuk yang negatif) ikut mempengaruhi munculnya kenakalan remaja

3. Kehidupan lingkungan sehari-hari dengan keanekaragaman kondisi negatif akan memberi dukungan kuat dalamproses deliquences anak-anak

Berbagai faktor sebagaimana dijelaskan di atas, dapat dikategorikan

sebagai faktor pendukung sekaligus faktor penghambat munculnya kenakalan

remaja. Hal tersebut didasarkan pada analisa bahwa jika berbagai lingkungan

pergaulan remaja, baik lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat berada

dalam kondisi positif maka deliquences dapat dicegah.

Peristiwa tawuran di kalangan pelajar mempunyai dampak sistemik dan

merugikan berbagai pihak. Berdasarkan analisa penulis, setidaknya terdapat empat

dampak negatif dari perkelahian pelajar yakni; (a) pelajar yang terlibat

perkelahian dimungkinkan mengalami cedera bahkan meninggal, (b) rusaknya

fasilitas umum, (c) terganggunya proses belajar di sekolah, dan (d) berkurangnya

(21)

6

Yayan Budi Sofyan, 2014

Pendidikan karakter dalam upaya penanggulangan tawuran antar pelajar di SMK swasta Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Melihat dampak negatif yang ditimbulkan oleh adanya tawuran antar pelajar,

membuat kita harus segera mencari strategi jitu untuk meredamnya.

Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga dan membentuk

watak generasi muda Indonesia adalah melalui pendidikan, khususnya pendidikan

karakter. Pendidikan tidak hanya dipahami sebagai pendidikan formal saja,

melainkan lebih luas sebagai upaya sepanjang hayat untuk menjadi manusia

seutuhnya. Melalui kegiatan pendidikan, penciptaan generasi ideal dituangkan

dalam proses transformasi nilai, moral, norma, budaya dan sosial. Pemahaman ini

mengandung makna bahwa lembaga pendidikan sebagai tempat pembelajaran

manusia memiliki fungsi sosial yaitu menanamkan nilai-nilai sosial dalam

pergaulan sehari-hari sehingga terbentuknya watak dan kepribadian manusia yang

terpelajar.

Sekolah sebagai suatu pranata sosial pelaksana pendidikan mempunyai

kontribusi positif dalam membentuk karakter siswa.Pendidikan tidak hanya

dipahami sebagai pendidikan formal saja, melainkan lebih luas sebagai upaya

sepanjang hayat untuk menjadi manusia seutuhnya. Melalui kegiatan pendidikan,

penciptaan generasi ideal dituangkan dalam proses transformasi nilai, moral,

norma, budaya dan sosial. Pemahaman ini mengandung makna bahwa lembaga

pendidikan sebagai tempat pembelajaran manusia memiliki fungsi sosial yaitu

menanamkan nilai-nilai sosial dalam pergaulan sehari-hari sehingga terbentuknya

watak dan kepribadian manusia yang terpelajar.

Hal tersebut tertuang dalam Pasal 1 Ayat 1 Undang-Undang Nomor 20

Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yakni pendidikan adalah usaha

sadar dan terencana untuk membentuk suasana belajar dan proses pembelajaran

agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

kekuatan spiritual keagamaan, pengendaalian diri, kepribadian, kecerdasan,

akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan

Negara. Oleh karena itu, pendidikan merupakan sarana strategis dalam rangka

meningkatkan kualitas sumber daya manusia baik dari segi IPTEK dan IMTAQ,

(22)

7

Yayan Budi Sofyan, 2014

Pendidikan karakter dalam upaya penanggulangan tawuran antar pelajar di SMK swasta Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Karakter bukanlah sesuatu yang diwariskan, melainkan melalui suatu

proses yang panjang. Pembentukan karakter merupakan pekerjaan yang sulit oleh

karena terbentuknya karakter seseorang dilakukan melalui proses pembiasaan

yang dilakukan secara terus-menerus. Megawangi (2004:34) mengemukakan

bahwa usaha membentuk karakter yang baik bukan pekerjaan mudah,

memerlukan pendekatan yang komprehensif yang dilakukan secara eksplisit,

sistematis dan berkesinambungan yang dimulai sejak dari kecil di lingkungan

keluarga dan masyarakat.

Proses pembangunan karakter melalui pendidikan merupakan proses

panjang dan memerlukan waktu yang lama, hal mana telah menjadi komitmen

bersama seluruh komponen bangsa dari masa ke masa. Budimansyah (2009:16)

menyatakan bahwa secara historis dan sosio-kultural pembangunan bangsa dan

pembangunan karakter (nation and character building) merupakan komitmen

nasional yang telah lama tumbuh dan berkembang dalam kehidupan masyarakat,

bangsa, dan negara Indonesia.

Akan tetapi, realitas menunjukan bahwa pelaksanaan pendidikan sebagai

sarana pembentukan karakter ternyata belum dapat berjalan maksimal. Hal

tersebut ditunjukan oleh potret pendidikan di Kabupaten Purwakarta, dimana

beberapa waktu lalu telah terjadi berbagai peristiwa tawuran yang melibatkan

sejumlah SMK yang ada di Kabupaten Purwakarta. Sebagaimana dilansir dalam

liputan6.com, harian pikiran rakyat dan pasundan ekspres yang dapat dilihat pada

tabel berikut.

Tabel 1.2

Peristiwa Tawuran di Kabupaten Purwakarta

No Ringkasan Peristiwa Korban Sumber

1 Terjadi peristiwa tawuran antarpelajar di Kabupaten Purwakarta yang melibatkan sejumlah pelajar SMK YPK dan SMK Teknik Industri. Aksi tawuran antarpelajar ini sudah

(23)

luka-8

Yayan Budi Sofyan, 2014

Pendidikan karakter dalam upaya penanggulangan tawuran antar pelajar di SMK swasta Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sering terjadi yang keberadaannya tidak hanya mengganggu aktivitas warga tapi juga kemacetan terutama jalur Purwakarta - Bandung. 2 Aksi tawuran antar pelajar SMK

di Kabupaten Purwakarta terjadi lagi. Kali ini sejumlah siswa SMK Bina Taruna (Bintar) terlibat tawuran dengan siswa SMK Yayasan Kian Santang (YKS) di Jalan Veteran tepatnya didepan perumahan Griya Asri, Purwakarta, Senin (19/7) pagi.Aksi tawuran itu berawal ketika sejumlah siswa SMK Bina Taruna tengah menunggu angkutan umum di depan Kampung Cihideung, Kelurahan Purwamekar, Purwakarta. Saat sejumlah pelajar itu tengah berdiri, tiba-tiba melihat siswa SMK YKS yang tengah berada Purwakarta. Kejadian tersebut berawal saat siswa SMK Bintar sedang naik kendaraan kontainer, lalu dilempari batu oleh siswa SMK YPK. Kejadiantersebut hampir setiap hari sekitar Pukul 12.00 siangan.

Tidak ada

korban jiwa

pasundanekspres.co.id tanggal 8 Desember 2013

Sumber : diolah oleh Penulis (2014)

Dari petikan berita di atas, peristiwa tawuran yang kerap kali terjadi di

Kabupaten Purwakarta banyak merugikan masyarakat umum serta pelaku tawuran

(24)

9

Yayan Budi Sofyan, 2014

Pendidikan karakter dalam upaya penanggulangan tawuran antar pelajar di SMK swasta Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kerugian para oknum pelajar di Kabupaten Purwakarta masih saja tidak jera dan

kembali melakukan tawuran. Munculnya pelbagai peristiwa tawuran yang

melibatkan sejumlah siswa SMK di Kabupaten Purwakarta ini membuat Bupati

Purwakarta mengeluarkan sanksi tegas untuk sekolah-sekolah yang terlibat, yakni

pelarangan melakukan penerimaan siswa baru pada tahun ajaran 2014-2015 bagi 6

SMK swasta di Purwakarta.

Pelarangan tersebut dituangkan dalam Surat Keputusan Bupati Nomor

421.5/Kep-297-disdikpora/2014 tentang Larangan Menerima Peserta Didik Baru

Bagi Sekolah Tertentu di Kabupaten Purwakarta. Kebijakan ini diambil bupati

dari buntut tawuran dan kenakalan pelajar yang kerap kali dilakukan siswa

sekolah itu. Selain untuk mengantisipasi tawuran dikemudian hari, kebijakan ini

pun diharapkan bisa jadi pelajaran bagi sekolah lainnya agar siswanya tidak

terlibat tawuran.

Berangkat dari data dan fakta sebagaimana dijelaskan di atas, maka

penulis tertarik untuk mengkaji lebih dalam serta mengangkat permasalahan tersebut ke dalam suatu penelitian dengan judul “Pendidikan Karakter dalam Upaya Penanggulangan Tawuran Antar Pelajar di SMK Swasta (Studi Kasus pada 3 SMK

Swasta di Kabupaten Purwakarta).”

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah

1. Identifikasi Masalah

Bertitik tolak dari permasalahan sebagaimana dijelaskan di atas, maka

masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah strategi pendidikan karakter dalam upaya penanggulangan tawuran antar pelajar SMK Swasta, khususnya yang ada di Kabupaten Purwakarta.

2. Perumusan Masalah

a. Faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya tawuran antarpelajar SMK

(25)

10

Yayan Budi Sofyan, 2014

Pendidikan karakter dalam upaya penanggulangan tawuran antar pelajar di SMK swasta Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Program apa saja yang dilakukan dalam upaya menanggulangi tawuran

antarpelajar SMK swasta di Kabupaten Purwakarta?

c. Nilai-nilai apa saja yang dikembangkan dalam membentuk karakter siswa

sebagai upaya menanggulangi tawuran antarpelajar SMK swasta di

Kabupaten Purwakarta?

d. Hambatan apa yang muncul dan upaya yang dilakukan dalam proses

pembentukan karakter sebagai upaya menanggulangi tawuran antarpelajar

SMK swasta di Kabupaten Purwakarta?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Secara umum penelitian ini dilakukan untuk mengkaji dan menganalisis

strategi pendidikan karakter dalam upaya penanggulangan tawuran antar pelajar SMK Swasta di Kabupaten Purwakarta yang pada akhirnya menghasilkan suatu metode yang tepat dalam mengatasi tawuran antarpelajar pada siswa SMK.

2. Tujuan Khusus

a. Mengkaji dan menganalisis faktor penyebab terjadinya tawuran

antarpelajar SMK swasta di Kabupaten Purwakarta.

b. Mengetahui dan memperoleh gambaran mengenai program yang

dilakukan dalam upaya menanggulangi tawuran antarpelajar SMK swasta

di Kabupaten Purwakarta.

c. Mengidentifikasi nilai-nilai yang dikembangkan dalam membentuk

karakter siswa sebagai upaya menanggulangi tawuran antarpelajar SMK

swasta di Kabupaten Purwakarta.

d. Mengkaji dan menganalisis hambatan yang muncul dan upaya yang

dilakukan dalam proses pembentukan karakter sebagai upaya

menanggulagi tawuran antarpelajar SMK swasta di Kabupaten

(26)

11

Yayan Budi Sofyan, 2014

Pendidikan karakter dalam upaya penanggulangan tawuran antar pelajar di SMK swasta Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

D. Manfaat Penelitian

1. Secara Teoritis

Melalui penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan temuan-temuan baru

yang akan berguna bagi perkembangan disiplin ilmu pendidikan

kewarganegaraan, khususnya tentang penggunaan strategi pendidikan karakter

dalam upaya mengatasi terjadinya tawuran antarpelajar.

2. Secara Praktis

a. Diketahuinya faktor penyebab terjadinya tawuran antarpelajar SMK

swasta di Kabupaten Purwakarta.

b. Diketahuinya program yang dilakukan dalam upaya menanggulangi

tawuran antarpelajar SMK swasta di Kabupaten Purwakarta.

c. Diketahuinya nilai-nilai yang dikembangkan dalam membentuk karakter

siswa sebagai upaya menanggulangi tawuran antarpelajar SMK swasta di

Kabupaten Purwakarta.

d. Diketahuinya hambatan yang muncul dan upaya yang dilakukan dalam

proses pembentukan karakter sebagai upaya menanggulagi tawuran

antarpelajar SMK swasta di Kabupaten Purwakarta.

E. Struktur Organisasi Tesis

Bab I Pendahuluan meliputi; a) Latar belakang masalah, b) Identifikasi dan

perumusan masalah, c) Tujuan penelitian, d) Manfaat penelitian dan e)

Struktur organisasi tesis.

Bab II Kajian Pustaka meliputi; a) Tinjauan tentang karakter, b) Tinjauan

tentang pendidikan karakter, c) Tinjauan tentang tawuran antarpelajar,

d) Penelitian terdahulu, dan e) Kerangka pemikiran

Bab III Metodologi Penelitian meliputi; a) Lokasi dan subjek penelitian, b)

Desain penelitian dan justifikasi penggunaan desain tersebut, c) Metode

(27)

12

Yayan Budi Sofyan, 2014

Pendidikan karakter dalam upaya penanggulangan tawuran antar pelajar di SMK swasta Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

operasional yang dirumuskan untuk setiap variabel, e) Instrumen

penelitian, f) Teknik pengumpulan data, dan g) Teknik pengolahan dan

analisis data.

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan meliputi gambaran umum lokasi

penelitian, gambaran umum hasil penelitian dan analisis hasil penelitian

(28)

76

Yayan Budi Sofyan, 2014

Pendidikan karakter dalam upaya penanggulangan tawuran antar pelajar di SMK swasta Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Subjek dan Lokasi Penelitian 1. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah Kepala Sekolah, Wakasek Kesiswaan, Guru PKn, Orang Tua serta siswa dan siswi SMK di Kabupaten Purwakarta yang terlibat dalam peristiwa tawuran antarpelajar sehingga mendapat sanksi pelarangan penerimaan siswa baru pada tahun ajaran 2013/2014. Subjek-subjek penelitian tersebut dianggap mumpuni dan representatif untuk memberikan penjelasan rinci mengenai fenomena tawuran antarpelajar di Kabupaten Purwakarta beserta faktor-faktor penyebabnya sebagai berikut:

Tabel 3.1

Sumber : Disusun oleh Peneliti (2014)

2. Lokasi Penelitian

(29)

77

Yayan Budi Sofyan, 2014

Pendidikan karakter dalam upaya penanggulangan tawuran antar pelajar di SMK swasta Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Purwakarta, Karena itu peneliti ingin mengkaji sejauhmana upaya yang dilakukan pihak sekolah dalam mengatasi tawuran antarpelajar.

B. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Pendekatan kualitatif digunakan karena penelitian ini akan menghasilkan data deskriptif berdasarkan hasil analisa terhadap keterangan dan perilaku objek penelitian. Bogdan dan Taylor dalam Moleong (2000:3) mengemukakan bahwa

penelitian kualitatif adalah “prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif

berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat

diamati”. Melalui pendekatan kualitatif ini diharapkan peneliti dapat melakukan kajian secara komprehensif berkaitan dengan masalah penelitian.

Pendekatan kualitatif dipilih karena penelitian yang akan dilakukan oleh Peneliti merupakan analisis terhadap hasil pembicaraan dengan pihak-pihak yang menjadi objek penelitian yang ditunjang dengan hasil pengamatan terhadap perilaku. Pemilihan pendekatan kualitaif dalam penelitian ini diperkuat oleh pendapat Guba dan Lincoln dalam Meleong (2000:175) bahwa dalam kasus tertentu dimana teknik yang lain tidak mungkin digunakan, pengamatan akan menjadi alat yang bermanfaat.

Miles & Huberman (2007:2) mengemukakan bahwa “dengan data

kualitatif kita dapat mengikuti dan memahami alur peristiwa secara kronologis, menilai sebab-akibat dalam lingkup pikiran orang-orang setempat, dan

memperoleh penjelasan yang banyak dan bermanfaat”. Selanjutnya Creswell (2008:50) mendefinisikan penelitian kualitatif sebagai berikut.

(30)

78

Yayan Budi Sofyan, 2014

Pendidikan karakter dalam upaya penanggulangan tawuran antar pelajar di SMK swasta Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Selain menggunakan pendekatan kualitatif, peneliti juga menggunakan pendekatan kuantitatif, terutama dalam memberikan skor terhadap hasil sebaran angket sehingga dapat memperkuat hasil penelitian.

C. Metode Penelitian

Metode yang digunakan oleh Peneliti adalah metode studi kasus. Menurut Gay dkk (2009:426) mengemukakan metode studi kasus sebagai berikut:

case study research is a qualitative approach to studying a phenomenon, focused on a unit af study or a bounded system, not a methodological choice, but a choice of what to study, an all-encompassing research method

Penelitian studi kasus merupakan pendekatan kualitatif yang digunakan untuk mempelajari fenomena, terfokus atau terbatas pada satu unit penelitian, serta merupakan metode penelitian yang mencakup secara keseluruhan penelitian. Berdasarkan pengertian tersebut, dapat dijelaskan bahwa metode studi kasus digunakan untuk meneliti secara seksama dan terperinci mengenai hal-hal yang diteliti. Penelitian ini akan menghasilkan sesuatu yang khas karena merupakan penelitian yang tertuju pada suatu unit.

Danial & Nanan (2009:64) mengungkapkan bahwa studi ini tidak mengambil generalisasi, sebab kesimpulan yang diambil adalah kekhasan temuan

kajian individu „tertentu karakteristiknya‟ secara utuh menyeluruh yang

menyangkut seluruh kehidupannya, mulai dari persepsi, gagasan, harapan, sikap, gaya hidup, dan lingkungan masyarakat. Metode ini akan melahirkan karakteristik tertentu yang khas dari kajiannya. Sesuai dengan metode penelitian tersebut maka penelitian ini berusaha untuk mendapatkan gambaran mengenai model pembinaan karakter sebagai upaya mengatasi tawuran antarpelajar SMK di Kabupaten Purwakarta.

(31)

79

Yayan Budi Sofyan, 2014

Pendidikan karakter dalam upaya penanggulangan tawuran antar pelajar di SMK swasta Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Tawuran antarpelajar, yakni suatu bentuk aktivitas yang dilakukan oleh sekelompok pelajar yang menyerang kelompok pelajar lainnya dengan adanya suatu motif tertentu.

2. Karakter, yakni sejumlah nilai yang diperlukan untuk membentuk suatu kebajikan (virtue) mengacu pada 18 (delapan belas) nilai karakter yang dikembangkan oleh Kemendiknas (2010:9) meliputi; religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat/komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab.

3. Pendidikan karakter, yakni proses sosialisasi dan pelembagaan nilai-nilai kebaikan (value ethics) dalam rangka membentuk peserta didik yang sadar akan hak dan kewajibannya sebagai pelajar dan warganegara, baik kewajiban akan dirinya maupun kewajiban terhadap orang lain, bangsa dan negara.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan faktor kunci yang menentukan keberhasilan suatu penelitian. Terkait dengan hal tersebut, dalam penelitian kualitatifinstrumen penelitian merupakan peneliti sendiri. Artinya, peneliti bebas menginterpretasikan hal-hal yang ia peroleh berdasarkan hasil wawancara, observasi dan studi dokumentasi. Sebagaimana Moleong (2000: 132) menjelaskan sebagai berikut:

bagi peneliti kualitatif manusia adalah instrumen utama karena ia menjadi segala bagi keseluruhan proses penelitian. Ia sekaligus merupakan perencana, pelaksana, pengumpul data, analisis, penafsir, dan pada akhirnya ia menjadi pelapor penelitiannya.

(32)

80

Yayan Budi Sofyan, 2014

Pendidikan karakter dalam upaya penanggulangan tawuran antar pelajar di SMK swasta Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

F. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan sejumlah data penelitian, peneliti menggunakan beberapa teknik pengumpulan data yang lazim digunakan dalam penelitian kualitatif, meliputi wawancara, observasi, dan studi dokumentasi sebagai berikut.

1. Wawancara

Moleong (2000:150) mengemukakan bahwa wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewancara (interview) yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara memiliki beberaapa keuntungan, sebagaimana dikemukakan oleh Craswell (2008:226) bahwa “some advantages are that they provide useful information when you cannot directly observe participants, and they permit participants to describe detailed personal information”.

Melalui teknik ini peneliti dapat memperoleh informasi yang berguna bagi penelitian berdasarkan keterangan responden secara terperinci. Wawancara memberikan keleluasaan kepada peneliti untuk mempertanyakan berbagai hal yang berkaitan dengan objek yang diteliti, dimana setiap pertanyaan tersebut dapat berkembang selama proses percakapan terjadi.

2. Observasi

Observasi merupakan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti terhadap tindakan atau perilaku yang dijadikan fokus penelitian. Nazir (1988:65) mengemukakan metode observasi adalah penyelidikan yang diadakan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala-gejala yang ada dan mencari keterangan-keterangan secara faktual, baik tentang institusi sosial, ekonomi, atau politik dari suatu kelompok ataupun suatu daerah.

(33)

81

Yayan Budi Sofyan, 2014

Pendidikan karakter dalam upaya penanggulangan tawuran antar pelajar di SMK swasta Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

secara terbuka yang memperoleh informasi dengan cara mengamati orang-orang dan tempat-tempat di lokasi penelitian.

3. Studi Dokumentasi

Peneliti dalam penelitian kualitatif bertindak sebagai instrumen utama, oleh karena itu peneliti dapat memanfaatkan sumber-sumber lain berupa catatan dan dokumen (non human resources). Menurut Lincoln dan Guba (1985:276-277) catatan dan dokumen ini dapat dimanfaatkan sebagai saksi dari kejadian-kejadian tertentu atau sebagai bentuk pertanggungjawaban.

Danial & Wasriah (2009:79) menjelaskan studi dokumentasi adalah mengumpulkan sejumlah dokumen yang diperlukan sebagai bahan data informasi sesuai dengan masalah penelitian, seperti peta, data statistik, jumlah dan nama pegawai, data siswa, grafik, gambar, surat-surat, foto, akte, dan sebagainya.

4. Angket

Untuk mendukung proses pengolahan dan analisis data, selain menggunakan teknik wawancara, observasi dan dokumentasi, Peneliti juga menggunakan angket. Arikunto (2002:200) menjelaskan bahwa angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang diketahui. Penggunaan angket dalam penelitian kualitatif bukan berfungsi sebagai alat pengumpul data utama, akan tetapi lebih sebagai kelengkapan data, dimana kekurangan data sebagai hasil wawancara, observasi dan studi dokumentasi yang dinilai kurang dapat dilengkapi dengan sebaran angket kepada responden.

G. Pengolahan dan Analisis Data

(34)

82

Yayan Budi Sofyan, 2014

Pendidikan karakter dalam upaya penanggulangan tawuran antar pelajar di SMK swasta Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(1992:16-18) yang terdiri atas tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan yaitu reduksi data, penyajian data, verifikasi data sebagai berikut.

1. Reduksi data

Reduksi data adalah proses analisis data yang dilakukan untuk mereduksi dan merangkum hasil-hasil penelitian dengan menitikberatkan pada hal-hal yang dianggap penting oleh peneliti. Reduksi data bertujuan untuk mempermudah pemahaman terhadap data yang telah terkumpul sehingga data yang direduksi memberikan gambaran lebih rinci.

2. Display data

Display data adalah data-data hasil penelitian yang sudah tersusun secara terperinci untuk memberikan gambaran penelitian secara utuh. Data yang terkumpul secara terperinci dan menyeluruh selanjutnya dicari pola hubungannya untuk mengambil kesimpulan yang tepat.Penyajian data selanjutnya disusun dalam bentuk uraian atau laporan sesuai dengan hasil penelitian yang diperoleh.

3. Verifikasi Data

Verifikasi data merupakan tahap akhir dalam proses penelitian untuk memberikan makna terhadap data yang telah dianalisis. Proses pengolahan data dimulai dengan pencatatan data lapangan (data mentah), kemudian direduksi dalam bentuk unifikasi dan kategorisasi data.

4. Analisis Data Deskriptif

(35)

83

Yayan Budi Sofyan, 2014

Pendidikan karakter dalam upaya penanggulangan tawuran antar pelajar di SMK swasta Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sumber : Daniel & Wasriah (2009:86)

Keterangan :

P = Persentase

F = Jumlah Frekuensi dari setiap alternatif jawaban N = Jumlah Semple

100 = Bilangan Tetap

H. Validitas Data

Suatu hasil penelitian dapat dianggap sah apabila dapat memenuhi kriteria valid, realibel, dan obyektif. Menurut Sugiyono (2007: 366) uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif meliputi: uji credibility (validitas internal), transferability (validitas eksternal), dependability (reabilitas), dan confirmability (objektivitas) sebagai berikut:

1. Pengujian Kredibilitas

Uji kredibilitas data ini merupakan kepercayaan terhadap data hasil penelitian. Ada beberapa macam cara pengujian kredibilitas data dalam penelitian kualitatif yaitu: (a) perpanjangan pengamatan, (b) peningkatan ketekunan, (c) triangulasi, (d) diskusi dengan teman, (e) member check sebagai berikut:

a) Perpanjangan Pengamatan

(36)

84

Yayan Budi Sofyan, 2014

Pendidikan karakter dalam upaya penanggulangan tawuran antar pelajar di SMK swasta Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Peningkatan ketekunan dilakukan untuk memperoleh gambaran nyata tentang situasi dan kondisi di lapangan.

c) Triangulasi

Menurut Sugiyono (2007: 125) “triangulasi dalam pengujian kredibilitas data diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagaicara dan berbagai waktu” sebagai berikut:

Gambar 3.1 Triangulasi Sumber

Gambar 3.2 Triangulasi Teknik

Sumber: Diolah oleh Peneliti (2014)

Gambar 3.3 Triangulasi Waktu

Kepala Sekolah

Pembina Kesiswaan Siswa

Wawancara

Dokumentasi Observasi

Minggu I

Minggu II Minggu III

(37)

85

Yayan Budi Sofyan, 2014

Pendidikan karakter dalam upaya penanggulangan tawuran antar pelajar di SMK swasta Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sumber: Diolah oleh Peneliti (2014)

d) Diskusi dengan Teman (Peer Debriefing)

Dalam pelaksanaan penelitian, peneliti perlu berdiskusi dengan orang lain untuk bertukar pendapat ayau pikiran. Hal ini dilakukan agar peneliti mendapatkan kritik atau saran dari orang lain seputar masalah yang akan diteliti. Selain itu dengan melakukan diskusi dengan orang lain, peneliti dapat mengetahui kekurangan dari data penelitian.

e) Member Check

Menurut Sugiyono (2007: 276) member check adalah “proses pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada pemberi data dengan tujuan untuk mengetahui seberapa jauah data yang diperoleh sesuai dengan data yang

diberikan informan”.

2. Pengujian Transferability

Uji transferability menunjukan derajat ketepatan atau dapat tidaknnya diterapkannya hasil penelitian ke populasi di mana sampel tersebut diambil. Oleh karena itu, menurut Sugiyono (2007: 367) agar hasil penelitian ini dapat diterapkan pada konteks dan situasi lain, maka perlu dibuatnya laporan yang rinci, jelas, sistematis dan dapat dipercaya.

3. Pengujian Dependability

Uji dependability ialah pengujian reabilitas. Menurut Sugiyono (2007:377) suatu penelitian yang reabel adalah ketika orang lain dapat mengulangi atau mereplikasi proses penelitian tersebut. Jadi, dalam hal ini pengujian dependabilitas ini untuk membuktikan bahwa hasil penelitian dapat ditemukan dengan hasil yang sama kembali oleh peneliti lainnya.

(38)

86

Yayan Budi Sofyan, 2014

Pendidikan karakter dalam upaya penanggulangan tawuran antar pelajar di SMK swasta Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pengujian konfirmability merupakan uji obyektivitas penelitian. Penelitian dikatakan obyektif tatkala hasil penelitiannya telah disepakati banyak orang. Dalam penelitian kualitatif, uji konfirmability mirip dengan uji dependability, sehingga pengujiannya dapat dilakukan secara bersamaan (Sugiyono, 2007: 377). Hal ini berkaitan dengan pelaksanaan penelitian yang dilakukan oleh peneliti di lapangan. Keberlangsungan proses penelitian sebisa mungkin harus dapat dibuktikan oleh peneliti.

Selanjutnya Sugiyono (2007: 377) mengemukakan bahwa menguji konfirmability berarti menguji hasil penelitian, dikaitkan dengan proses yang

(39)

156

Yayan Budi Sofyan, 2014

Pendidikan karakter dalam upaya penanggulangan tawuran antar pelajar di SMK swasta Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

1. Simpulan Umum

Tawuran antar pelajar merupakan bukti riil terjadinya degradasi nilai karakter pada jenjang persekolahan yang dilatarbelakangi oleh beberapa hal meliputi; adanya kebiasaan saling mengejek antar siswa, kuatnya solidaritas antarsiswa, adanya dendam turunan yang diwariskan oleh para senior, besarnya kecintaan terhadap almamater, dan lain sebagainya.

Fenomena tawuran antarpelajar merupakan masalah krusial yang mutlak harus dicari upaya pemecahan masalahnya, karena itu Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia menggalakkan program pendidikan karakter. Pada tataran praktis, sekolah SMK swasta di Kabupaten Purwakarta melakukan berbagai upaya untuk meminimalisir terjadinya tawuran antarpelajar baik melalui program kurikuler dalam pembelajaran, kegiatan ekstrakurikuler, dan program sekolah.

(40)

157

Yayan Budi Sofyan, 2014

Pendidikan karakter dalam upaya penanggulangan tawuran antar pelajar di SMK swasta Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Simpulan Khusus

a. Tawuran antarpelajar SMK di Kabupaten Purwakarta disebabkan oleh beberapa faktor, meliputi; kuatnya rasa solidaritas antar kawan dan tidak terima ketika ada salah seorang bagian dari kelompoknya ada yang tersakiti dengan mempertegas prinsip “sakit satu, sakit semua”, adanya dendam turunan, kondisi remaja yang mudah terprovokasi, kuatnya kecintaan dan rasa bangga terhadap almamater, saling ejek antar sekolah yang membudaya, pemalakan yang dapat menimbulkan rasa ketersinggungan serta dominasi pengaruh teman sebaya terhadap perilaku negatif siswa.

b. Program yang dilakukan dalam upaya mengatasi tawuran antarpelajar SMK di Kabupaten Purwakarta dilakukan melalui program kurikuler, program ekstrakurikuler dan melalui program sekolah. Pertama, melalui program kurikuler yakni program yang dirancang sekolah dalam upaya mengatasi tawuran antar pelajar dengan mengintegrasikan muatan pendidikan karakter pada seluruh mata pelajaran, terutama pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI), Bimbingan Konseling (BK) dan Pendidikan Kewarganegaraan (PKn). Kedua, melalui kegiatan ekstrakurikuler yyang meliputi fungsi pengembangan, fungsi sosial, dan fungsi pengalihan kesibukan. Fungsi pengembangan bertujuan untuk mengembangkan kemampuan dan kreativitas peserta didik sesuai dengan potensi, bakat dan minat masing-masing. Fungsi sosial bertujuan untuk mengembangkan kemampuan dan rasa tanggung jawab sosial siswa, terutama dalam menjalin hubungan baik dengan sesama siswa. Sedangkan fungsi pengalihan kesibukan yakni dengan disibukkan oleh hal-hal yang positif maka siswa cenderung dapat terhindar dari sifat negatif, termasuk tawuran. Ketiga, program sekolah dilaksanakan melalui pengajian rutinan, menjalin kerjasama dengan kepolisian, serta menjalin kerjasama dengan orang tua.

(41)

158

Yayan Budi Sofyan, 2014

Pendidikan karakter dalam upaya penanggulangan tawuran antar pelajar di SMK swasta Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

keagamaan (religiusitas), nilai-nilai kemanusiaan, ketekunan, kerja keras dan disiplin, nilai-nilai gotong-royong, tanggungjawab. Karakter religius dianggap karakter inti yang harus dikembangkan dalam diri siswa, karena jika siswa mempunyai landasan agama yang kuat maka akan berdampak pada perilaku yang dimunculkannya dalam kehidupan sehari-hari. Nilai-nilai agama menjadi dasar terbentuknya kepribadian dan karakter siswa disamping nilai ketaatanan dan kedisiplinan.

d. Hambatan yang muncul dalam pelaksanaan pendidikan karakter sebagai upaya meminimalisir tawuran antarpelajar SMK di Kabupaten Purwakarta terbagi menjadi dua bentuk, yakni hambatan internal dan hambatan eksternal. Hambatan internal terdiri dari keadaan emosi siswa yang masih labil, masih terpeliharanya kebiasaan saling ejek antar siswa, rendahnya minat dan antusias siswa dalam mengikuti program yang telah ditetapkan, misalnya kegiatan ekstrakurikuler yang hanya diminati sebagian kecil siswa. Hambatan eksternal meliputi; sulitnya memutus mata rantai alumni dan senior yang secara massif menularkan informasi-informasi negatif, sulitnya mengajak seluruh elemen pendidik untuk bersama-sama melakukan upaya-upaya pendidikan karakter, sulitnya membangun komunikasi dengan orang tua dan aparat kepolisian mengenai optimalisasi pendidikan karakter di sekolah. Upaya yang dapat dilakukan adalah dengan membentuk cara berfikir siswa terhadap realitas nilai (mindset), kemudian dilakukan tindakan (action) sebagai perwujudan dari cara pikir siswa yang harus diulang terus-menerus sehingga menjadi sebuah kebiasaan (habit) dan kemudian menjadi karakter.

B. Saran

1. Bagi Sekolah

(42)

159

Yayan Budi Sofyan, 2014

Pendidikan karakter dalam upaya penanggulangan tawuran antar pelajar di SMK swasta Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Perlu dirancang program-program sekolah yang secara spesifik bertujuan sebagai upaya mencegah tawuran antarpelajar SMK, misalnya melalui program pembaretan pada awal siswa masuk sekolah (kelas X).

c. Meningkatkan kerjasama antarsekolah SMK swasta di Kabupaten Purwakarta untuk bersama-sama mencegah terjadinya tawuran antarpelajar dengan menjalin komunikasi intensif antar sekolah mengenai perkembangan perilaku siswa di skeolah masing-masing.

d. Meningkatkan kerjasama dengan orang tua dan kepolisian dalam melakukan pembinaan bagi siswa, khususnya siswa yang pernah dan berpotensi terlibat dalam tawuran antarpelajar.

2. Bagi Guru

a. Perlu pengembangan pembelajaran yang terintegrasi dengan muatan pendidikan anti tawuran dalam keseluruhan mata pelajaran, sehingga tercipta suatu sinergitas antar pendidik di sekolah.

b. Perlu memberikan pembelajaran yang sifatnya kontekstual disertai pemberian wawasan mengenai dampak-dampak tawuran bagi masa depan pribadi, keluarga, bangsa dan negara.

3. Bagi Orang Tua

a. Perlu pendampingan dan perhatian yang ekstra bagi siswa dalam upaya pembentukan karakter di rumah, misalnya dengan menciptakan situasi keluarga yang yang demokratis.

b. Perlunya menjalin komunikasi dua arah antara orang tua dan sekolah dalam penumbuhkembangan karakter baik (good character) secara bersama-sama dan berkesinambungan sehingga program yang dilakukan sekolah seimbang dengan upaya yang dilakukan orang tua di rumah.

4. Bagi Aparat Kepolisian

(43)

160

Yayan Budi Sofyan, 2014

Pendidikan karakter dalam upaya penanggulangan tawuran antar pelajar di SMK swasta Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Perlu peningkatan intensitas sosialisasi dan penyuluhan bahaya yang dapat ditimbulkan dari tawuran, terutama dilihat dari aspek hukum melalui penyampaian informasi mengenai sanksi yang akan diterima oleh siswa jika melakukan tawuran.

5. Bagi Peneliti Selanjutnya

(44)

Yayan Budi Sofyan, 2014

Pendidikan karakter dalam upaya penanggulangan tawuran antar pelajar di SMK swasta Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku

Adang, YA. (2010). Kriminologi. Bandung: PT Refika Aditama.

Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Arismantoro. (2008). Character Building. Yogyakarta: Tiara Wacana.

Assegaf, A. R. (2004). Pendidikan Tanpa Kekerasan; Tipologi Kondisi, Kasus dan Konsep. Yogyakarta : Tiara Wacana Yogya.

Baron, R A & Byrne, D. (2005). Psikologi Sosial Jilid II diterjemahkan oleh Ratna Djuwita. Jakarta: Erlangga.

Branson, MS, dkk. (1999). Belajar "Civic Education" dari Amerika. Yogyakarta: LKIS.

Budimansyah, D. (2010). Penguatan Pendidikan Kewarganegaraan untuk Membangun Karakter Bangsa. Bandung: Widya Aksara Press

Bull, NJ. (1969). Moral Judgement from Chilhood to Adolescence. London:

Creswell, J.W. (2008). Educational Research (Planning, Conducting and Evaluating Quantitative and Qualitatif Research (Third Edition). California: University of Nebrasca-Lincoln.

Danial, E. AR & Warsiah, N. (2009). Metode Penulisan Karya Ilmiah. Bandung : Laboratorium PKn FPIPS Universitas Pendidikan Indonesia.

Djahiri, A. K. (1995). Dasar Umum Metodologi Pengajaran Pendidikan Nilai Moral. Bandung: Lab Pengajaran PMP-IKIP Bandung.

Faturochman. (2006). Pengantar Psikologi Sosial. Yogyakarta: Pustaka

Fitri, Z. (2012). Reinventing Human Character, Pendidikan Karakter Berbasis Nilai & Etika di Sekolah. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Gay, L.R, dkk. (2009). Educational Research Competencies for Analysis Application (Ninth Edition). New Jersey: Upper Saddle River

Hurlock, E. (1981). Psikologi Perkembangan : Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta : Erlangga

(45)

Yayan Budi Sofyan, 2014

Pendidikan karakter dalam upaya penanggulangan tawuran antar pelajar di SMK swasta Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kartono, K. (2008). Patologi Sosial II. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Kementerian Pendidikan Nasional. (2011). Pedoman Pelaksanaan Pendidikan Karakter. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan Kementerian Pendidikan Nasional

Kementerian Pendidikan Nasional. (2010). Disain Induk Pendidikan Karakter. Jakarta: Kementerian Pendidikan Nasional

Khan, Y. (2010). Pendidikan Karakter Berbasis Potensi Diri : Mendongkrak Kualitas Pendidikan. Yogyakarta: Pelangi Publishing

Koentjaraningrat. (1987). Pengantar Antropologi. Jakarta: PT Dian Rakyat

Koesoema, D. (2012). Pendidikan Karakter Utuh dan Menyeluruh. Yogyakarta: Kanisius.

___________. (2010). Pendidikan Karakter Strategi Mendidik Anak di Zaman Global. Jakarta: Grasindo.

Lawang, M.Z. (1994). Teori Sosiologis Klasik dan Modern. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama

Lickona, T. (1992). ”Educating For Character How Our Schools Can Teach

Respect and Responsibility”, New

York-Toronto-London-Sydney-Auckland: Bantam Books.

Lincoln, Y.S. & Guba, E.G. (1985). Naturalistic Inquiry. Baverly Hills: Sage Publications.

Megawangi, R. (2004). Pendidikan Karakter, Solusi yang Tepat untuk Membangun Bangsa. Jakarta: Indonesian Heritage Foundation

Melly, R. (1987). Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada. Moleong, L. J. (2000). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja

Rodakarya

Miles, M & Huberman, A. M. (1992). Analisis Data Kualitatif. Jakarta : UI-Press Nazir, M. (1988). Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia.

Peplau, L. A., dkk. (1985). Psikologi Sosial (Jilid 2). Jakarta: Erlangga.

Prayitno & Manullang, B. (2011). Pendidikan Karakter dalam Pembangunan Bangsa. Jakarta : PT. Grasindo

Saleh, AR & Wahab, MA. (2004). Psikologi Suatu Pengantar dalam Perspektif. Jakarta: Kencana

Santosa, S. (1999). Dinamika Kelompok. Cetakan ke II. Jakarta: Bumi Aksara Santrock. (2003). Adolescence. Jakarta: Erlangga

(46)

Yayan Budi Sofyan, 2014

Pendidikan karakter dalam upaya penanggulangan tawuran antar pelajar di SMK swasta Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sarwono, S. W. (2004). Psikologi Remaja. Jakarta : Raja Grafindo Pustaka

Sauri, S. (2007). Sekilas tentang Pendidikan Nilai. Makalah yang disajikan dalam kegiatan Pelatihan Guru-Guru di Kampus Politeknik UNSI Kabupaten Sukabumi pada tanggal 29 Desember 2007.

Siregar, AB. (1987). Manajemen. Bandung: Institut Teknologi Bandung.

Soemantri, N. (2001). Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Sudarsono. (2008). Kenakalan Remaja: Prevensi, Rehabilitasi dan Resosialisasi. Jakarta: Rineka Cipta.

Sugiyono. (2007). Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sumantri, E. 2011. Pendidikan Karakter Nilai Inti Bagi Upaya Pembinaan Kepribadian Bangsa. Bandung: Widya Aksara Press dan Laboratorium PKn FPIPS UPI

Suyanto. (2010). Urgensi Pendidikan Karakter. Jakarta: Ditjen Mandikdasmen Kementerian Pendidikan Nasional

Willis, S. Sofyan. (2008). Remaja & Masalahnya. Bandung: Alfabeta.

Winataputra, U.S. dan Budimansyah, D. (2007). Civic Education: Konteks, Landasan, Bahan Ajar dan Kultur Kelas. Bandung: Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan SPs UPI.

Winataputra, U.S. (2010). Implementasi Kebijakan Nasional Pembangunan Karakter Bangsa Melalui Pendidpikan Karakter. Makalah. Jakarta

Wynne, E.A. (1991). Character and Academics in the Elementary School, in J.S. Benigna (ed). Moral Character and Civic Education in the Elementary School. New York: Teachers College Press.

Yusuf L N, Syamsu. (2004). “Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja”. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.

Zainal & Sujak. (2011). Panduan dan Aplikasi Pendidikan Karakter. Bandung: Yrama Widya

Zamroni, (2003), Demokrasi dan Pendidikan dalam Transisi : Perlunya Reorientasi Pengajaran Ilmu-Ilmu Sosial di Sekolah Menengah. Dalam Jurnal Ilmu dan Kemanusiaan INOVASI. Yogyakarta : LP3 UMY.

Zubaedi. (2011). Desain Pendidikan Karakter. Jakarta: Kencana

Gambar

Gambar 2.1 Konfigurasi Karakter dalam Konteks Totalitas   Proses Psiko-sosial ...........................................................
Tabel 1.1 Kasus Tawuran Antar Pelajar Tahun 2012
Tabel 1.2 Peristiwa Tawuran di Kabupaten Purwakarta
Tabel 3.1 Subjek Penelitian
+2

Referensi

Dokumen terkait

Tindakan yang diambil oleh Satuan Binmas Polres Salatiga untuk mencegah dan menanggulangi terjadinya aksi tawuran di wilayah hukum Polres Salatiga. Kepolisian merupakan sebuah

Hasil penelitian menunjukkan kebijakan sekolah dalam mengatasi dan mengantisipasi masalah tawuran antar pelajar bersumber pada Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pandangan siswa STM Baskara Depok mengenai peran Bimbingan dan Konseling (guru BP/BK) dalam mengatasi tawuran pelajar.

Melihat fenomena permasalahan tersebut peneliti tertarik untuk mengkaji dan memberikan kontribusi kepada SMK Mahaputra dengan mengimplementasikan ilmu – ilmu

Berdasarkan urain di atas, maka penulis ingin meneliti lebih jauh tentang aktivitas Karang Taruna Galih Mandiri tersebut dalam mengatasi tawuran antar pelajar, yang

Faktor penyebab terjadinya kesulitan belajar matematika pokok bahasan lingkaran pada siswa kelas VIII di MTs Swasta Lhulo yakni: kurangnya penggunaan media

1. Untuk mengetahui upaya non penal dalam penanggulangan tawuran pelajar SMA oleh Kepolisian di Polresta Padang 2. Untuk mengetahui kendala- kendala yang dihadapi

Sikap masyarakat yang tidak memiliki kepedulian sosial, malas untuk tahu kejadian yang ada disekitarnya, remaja sering sekali menonton perkelahian kekerasan yang diperbuat oleh orang