Dina Herlina, 2014
Penerapan Pendekatan Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Matematis
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PENERAPAN PENDEKATAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIS
(Penelitian Tindakan Kelas di SD Negeri Dr. Cipto Kelas 3 Semester I Tahun Ajaran 2013/2014, Kecamatan Cicendo, Kota Bandung)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh
Dina Harlina
1107484
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN PEDAGOGIK
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2014
Dina Herlina, 2014
Penerapan Pendekatan Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Matematis
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Halaman Hak Cipta untuk Mahasiswa S1
===============================================================
PENERAPAN PENDEKATAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIS
(Penelitian Tindakan Kelas di SD Negeri Dr. Cipto Kelas 3 Semester I Tahun Ajaran 2013/2014, Kecamatan Cicendo, Kota Bandung)
Oleh
Dina Harlina
1107484
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ilmu Pendidikan
© Dina Harlina 2014
Universitas Pendidikan Indonesia
Januari 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
Dina Herlina, 2014
Penerapan Pendekatan Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Matematis
Dina Herlina, 2014
Penerapan Pendekatan Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Matematis
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRAK
Penelitian ini mengangkat tema “Penerapan Pendekatan Berbasis Masalah
Untuk Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Matematis”
dilatarbelakangi oleh lemahnya kemampuan siswa dalam memahami dan menyelesaikan soal cerita. Keadaan seperti ini perlu diperbaiki agar siswa memiliki kemampuan dalam memecahkan masalah, dimana kemampuan tersebut sangat berguna untuk kehidupan siswa baik di masa sekarang maupun di masa depannya nanti.
Rendahnya kemampuan siswa dalam pemahaman matematika dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor intern siswa sendiri dan faktor ekstern atau di luar siswa. Faktor yang paling banyak disorot selain faktor intern kemampuan kognitif siswa adalah faktor guru. Berdasarkan pengamatan peneliti sendiri dalam pelaksanaan pembelajaran matematika sebagian besar guru masih mengandalkan metode ceramah dalam pembelajaran, guru terbiasa mengajarkan materi baru dengan menerangkan di depan kelas kemudian memberi contoh cara menyelesaikannya di papan tulis, selanjutnya siswa mencatat dan menyelesaikan soal seperti contoh. Guru sangat jarang memberikan pembelajaran terkait pemecahan masalah karena merasa pembelajaran dengan pemecahan masalah menyulitkan siswa dan untuk menyelesaikannya sangat menyita waktu. Padahal dengan pelaksanaan pembelajaran seperti itu kemampuan siswa dalam memecahkan masalah menjadi terhambat, siswa menjadi sulit untuk berfikir tingkat tinggi (pemecahan masalah), siswa juga selalu ingin cepat selesai karena menganggap belajar matematika itu sulit dan membosankan. Oleh sebab itu, melalui penelitian ini, peneliti bermaksud menerapkan pendekatan berbasis masalah pada siswa kelas 3 di SDN, Dr. Cipto Bandung dengan harapan terjadi peningkatan kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah pada soal cerita.
Penelitian ini Alhamdulillah membuahkan hasil yang cukup menggembirakan, jumlah siswa yang tuntas dalam pembelajaran soal cerita pada siklus I yang pada awalnya 25 orang siswa yang mencapai KKM, pada siklus II meningkat menjadi 40 orang siswa. Nilai rata-rata kelas dari 69,3 menjadi 90,2, daya serap dari 69% menjadi 90%, dan ketuntasan belajar dari 58% menjadi 93%. dengan demikian penerapan pendekatan berbasis masalah yang digunakan peneliti pada tindakan siklus I dan siklus II menunjukkan adanya peningkatkan hasil belajar siswa.
Dina Herlina, 2014
Penerapan Pendekatan Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Matematis
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
ABSTRAK ...………. i
KATA PENGANTAR ……….. ii
UCAPAN TERIMA KASIH ……… iii
DAFTAR ISI ………. v
DAFTAR TABEL ……….. vi
DAFTAR GAMBAR ………. vii
DAFTAR GRAFIK ……….. viii
DAFTAR LAMPIRAN ……… ix
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ...……….. 1
B. Rumusan Masalah ……….... 5
C. Tujuan Penelitian ………. 5
D. Manfaat Penelitian ……….. 6
E. Definisi Operasional ……… 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pembelajaran Matematika di SD ………. 8
B. Pendekatan Berbasis Masalah ……….. 20
C. Soal Cerita ……… 26
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian ………. 29
B. Model Penelitian ……… 30
Dina Herlina, 2014
Penerapan Pendekatan Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Matematis
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
D. Prosedur Penelitian ………... 32 E. Instrument Penelitian ……… 34 F. Pengolahan dan Analisis Data ………. 34
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ……… 38
B. Pembahasan ……….. 53
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ……….. 58
B. Saran ………. 59
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Dina Herlina, 2014
Penerapan Pendekatan Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Matematis
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR TABEL
Dina Herlina, 2014
Penerapan Pendekatan Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Matematis
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR GAMBAR
Gambar Keterangan Gambar Hal
3.1 Desain PTK model Suharsimi Arikunto 30 4.1 Lokasi Penelitian SDN Dr.Cipto, Kecamatan Cicendo, 37
Kota Bandung
4.2 Profil siswa kelas 3B SDN Dr. Cipto Kecamatan Cicendo 38 Kota Bandung
4.3 Siswa Tengah Mengikuti Pembelajaran Pada Kegiatan 40 Apersepsi Siklus Pertama
4.3 Siswa Tengah Mengikuti Pembelajaran Pada Kegiatan 41 Inti Siklus Pertama
4.4 Peneliti dan Observer Tengah Mendiskusikan Mengenai 44
Hasil Pengamatan Observer Terhadap Aktivitas Guru dan Siswa Pada Siklus I
4.5 Siswa Tengah Mengikuti Pembelajaran Pada Kegiatan 49 Inti Siklus Kedua
Dina Herlina, 2014
Penerapan Pendekatan Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Matematis
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR GRAFIK
Dina Herlina, 2014
Penerapan Pendekatan Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Matematis
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Dua Siklus PPembelajaran Lampiran 2 Instrument Penelitian
1
Dina Herlina, 2014
Penerapan Pendekatan Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Matematis
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Matematika merupakan ilmu dasar yang penting untuk dipelajari, karena kegunaannya untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari dan
manfaatnya dalam mempelajari berbagai disiplin ilmu.
Di dalam Standar isi dan Standar Kompetensi Lulusan SD disebutkan : Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia. Perkembangan pesat di bidang teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh perkembangan matematika di bidang teori bilangan, aljabar, analisis, teori peluang dan matematika diskrit, untuk menguasai dan menciptakan teknologi di masa depan perlu penguasaan matematika yang kuat sejak dini.
Keberhasilan pendidikan matematika memiliki pengaruh besar terhadap keberhasilan pendidikan lainnya, oleh sebab itu kualitas pendidikan matematika perlu terus ditingkatkan. Kurikulum, guru, dan masyarakat adalah beberapa faktor yang mempengaruhi kualitas pendidikan. Kurikulum menjadi acuan atau pedoman dalam pencapaian tujuan pendidikan sedangkan guru sebagaimana yang disebutkan dalam Permendiknas nomor 16 tahun 2007 tentang standar kualifikasi
2
Dina Herlina, 2014
Penerapan Pendekatan Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Matematis
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pembelajaran matematika di sekolah dasar berdasarkan KTSP Depdiknas 2006 pada dasarnya lebih menekankan pada pemahaman konsep, penalaran, pemecahan masalah, pembentukan sikap, dan keterampilan dalam penerapan matematika. Keterampilan penalaran dalam pembelajaran matematika ini menurut Ebbutt dan Straker (dalam Sumuslistiana, 2013:65) meliputi ; (1) Memahami pengertian, (2) Berpikir logis, (3) Memahami contoh negative, (4) Berpikir
deduksi, (5) Berpikir induksi, (6) Berpikir sistematis dan konsisten, (7) Menarik kesimpulan, (8) Menentukan metode dan membuat alasan, serta (9) Menentukan strategi. Kemampuan penalaran siswa ini akan menentukan kemampuan siswa dalam pemecahan masalah matematis. Untuk melakukan kegiatan matematika tersebut diperlukan logika dan kecerdasan otak serta kreativitas menyangkut imajinasi, estetika dan intuisi mengenai hal-hal yang benar.
Dalam kurikulum sekolah dasar materi pembelajaran matematika tentang aritmatika (berhitung) mendapat porsi yang lebih banyak. Untuk mengetahui sejauhmana siswa memiliki kemampuan dalam pembelajaran matematika siswa dapat diberikan soal-soal hitungan langsung maupun soal-soal berbentuk cerita. Pembelajaran soal cerita matematis memiliki arti yang sangat penting karena melatih siswa berpikir kritis, kreatif dan teliti sehingga siswa mampu memahami dan memecahkan masalah-masalah yang biasa terjadi di dalam kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan pengalaman penulis selama mengajar beberapa tahun, dalam menyelesaikan soal cerita sebagian besar siswa seringkali mengalami kesulitan. Keadaan serupa diungkapkan pula oleh beberapa peneliti diantaranya Reni Noviani Sudarti, alumni Jurusan PGSD UPI dengan penelitiannya yang berjudul “
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Cerita Pada
Pembelajaran Matematika Melalui Pendekatan Kontekstual”, hasil dari penelitian Forum Kelompok Kerja Guru Banda Aceh (Program BERMUTU) yang berjudul
“Upaya Mengatasi Kesulitan Menyelesaikan Soal Cerita Dengan Pendekatan Matematika Realistik Bagi Siswa Kelas V SD Negeri 54 Banda Aceh” , serta hasil
3
Dina Herlina, 2014
Penerapan Pendekatan Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Matematis
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Ketiga penelitian tersebut berawal dari latar belakang yang sama yaitu karena rendahnya kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal cerita. Menurut Sumargiyani (2003: 2) dari hasil penelitian yang dilakukan Adibah ada 3 kesalahan yang sering terjadi dalam menyelesaikan soal cerita, yaitu : (1). kesalahan pemahaman konsep yaitu kesalahan siswa tentang apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan dalam soal, (2). kesalahan interpretasi bahasa yaitu
kesalahan siswa dalam mengubah soal terapan (soal cerita) matematika dalam bentuk bahasa sehari-hari ke dalam bentuk kalimat matematika dan (3). kesalahan dalam komputasi yaitu kesalahan dalam mencari jawaban yang benar. Sejalan dengan pendapat tersebut, NCTM (dalam Fadillah, S., 2011: 104) menyatakan bahwa kemampuan representasi matematis siswa sangat terbatas, sehingga ketika siswa memecahkan masalah, cara penyelesaian yang digunakannya cenderung melihat keterkaitan unsur-unsur penting dalam masalah tersebut, yang didominasi representasi simbolik, tanpa memperhatikan representasi bentuk lain.
Rendahnya capaian siswa dalam pelajaran matematika termasuk dalam materi soal cerita selama ini menjadikan matematika dianggap sebagai mata pelajaran yang sukar, karena sulit diajarkan oleh guru dan sulit dipahami oleh siswa. Kesulitan dalam belajar ini dapat disebabkan berbagai faktor. Menurut Syah (dalam Djamarah, 2002: 201 ) penyebab kesulitan belajar dapat ditinjau dari sudut intern anak didik dan ekstern anak didik. Ditinjau dari faktor intern anak didik gangguan atau kekurangmampuan psiko-fisik tersebut meliputi;
1. Yang bersifat kognitif (ranah cipta), antara lain seperti rendahnya kapasitas intelektual/intelegensi/kecerdasan.
2. Yang bersifat afektif (ranah rasa), antara lain seperti labilnya emosi dan
sikap.
3. Yang bersifat psikomotor (ranah karsa), antara lain seperti terganggunya
alat-alat indra penglihatan dan pendengaran (mata dan telinga).
Sedangkan dari faktor ekstern anak didik yaitu semua situasi dan kondisi lingkungan sekitar yang tidak mendukung akivitas belajar anak didik meliputi; 1. Lingkungan keluarga, contohnya; ketidakharmonisan hubungan antara ayah
4
Dina Herlina, 2014
Penerapan Pendekatan Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Matematis
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Lingkungan perkampungan/masyarakat, contohnya; wilayah perkampungan kumuh (slum area) dan teman sepermainan (peer group) yang nakal.
3. Lingkungan sekolah, contohnya; kondisi dan letak gedung sekolah, kondisi guru serta alat belajar yang tidak menunjang.
Dari beberapa faktor penyebab kesulitan atau kekurangmampuan siswa SD dalam memecahkan masalah dan penalaran matematis, pihak guru mendapat sorotan
paling tajam. Seperti yang diungkapkan oleh Tatang Herman dari hasil survey IMSTEP-JICA (2000) dan hasil The Third International Mathematics and Science Study (TIMSS). Menurut hasil survey IMSTEP-JICA (2000) salah satu penyebab
rendahnya kualitas pemahaman dan penalaran siswa dalam pembelajaran matematika diakibatkan guru terlalu berkonsentrasi pada hal-hal yang prosedural dan mekanistik seperti pembelajaran berpusat pada guru, konsep matematika sering disampaikan secara informatif, dan siswa dilatih menyelesaikan banyak soal tanpa pemahaman yang mendalam sehingga kemampuan penalaran dan kompetensi strategis siswa tidak berkembang sebagaimana mestinya. Sedangkan dari hasil The Third International Mathematics and Science Study (TIMSS) diketahui bahwa siswa Indonesia sangat lemah dalam problem solving namun cukup baik dalam keterampilan prosedural.
Kesulitan yang terjadi dalam pembelajaran matematika, perlu secepatnya diatasi dengan memilih pendekatan yang sesuai dalam pembelajaran matematika sehingga kemampuan siswa akan lebih berkembang. Pendekatan menurut Ruseffendi (2006: 240) adalah suatu jalan, cara atau kebijaksanaan yang ditempuh oleh guru atau siswa dalam mencapai tujuan pengajaran dilihat dari sudut bagaimana proses pengajaran atau materi pelajaran itu dikelola. Sedangkan model pembelajaran
sebagaimana yang diungkapkan oleh Kamin Sumardi (2013: 2) merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik
5
Dina Herlina, 2014
Penerapan Pendekatan Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Matematis
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
daripada menerapkan prinsip inti dan melaksanakannya dalam pembelajaran di kelas yang sebenarnya adalah lebih penting. Berdasarkan hal tersebut maka penelitian ini menggunakan pendekatan berbasis masalah dengan menekankan pada pelaksanaan prinsip belajar berbasis masalah yang diawali dengan pemberian suatu masalah yang berasal dari kehidupan sehari-hari untuk dicari pemecahannya. Adapun penelitian tindakan kelas dilaksanakan pada kelas penulis
sendiri yaitu kelas III SDN Dr.Cipto, kecamatan Cicendo, Kota Bandung dengan menggunakan judul ”Penerapan Pendekatan Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Matematis”
B. Rumusan Masalah
Dari hasil identifikasi masalah pada proses pembelajaran siswa, terutama siswa kelas 3 SD Negeri Dr. Cipto Kota Bandung sebagai tempat peneliti
mengajar maka diperlukan segera penelitian tindakan kelas dalam upaya meningkatan kualitas pembelajaran di sekolah sasaran. Adapun masalah-masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimanakah perencanaan penerapan pendekatan berbasis masalah untuk meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal cerita matematis di kelas III SDN Dr. Cipto ?
2. Bagaimanakah penerapan pendekatan berbasis masalah untuk meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal cerita matematis di kelas III SDN Dr. Cipto? 3. Apakah penerapan pendekatan berbasis masalah untuk meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal cerita matematis mampu meningkatkan hasil belajar siswa kelas III SDN Dr. Cipto?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Secara umum penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar Matematika siswa kelas III SDN Dr. Cipto.
2. Secara khusus, penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang: a. Perencanaan pendekatan berbasis masalah untuk meningkatkan
6
Dina Herlina, 2014
Penerapan Pendekatan Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Matematis
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
b. Penerapan pendekatan berbasis masalah untuk meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal cerita matematis kelas III SDN Dr. Cipto.
c. Peningkatan hasil belajar siswa kelas III SDN Dr. Cipto dalam soal cerita matematika.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan akan membawa manfaat dan memberi masukan bagi pihak lain, antara lain:
1. Bagi siswa
a. Melatih siswa kelas III SDN Dr. Cipto mampu menyelesaikan soal cerita matematis.
b. Meningkatkan penguasaan konsep matematika pada siswa kelas III SDN Dr. Cipto.
2. Bagi Guru
a. Menambah pengetahuan bagi guru cara untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal cerita matematis secara optimal.
b. Mengembangkan pembelajaran matematika melalui pendekatan berbasis masalah.
3. Bagi sekolah
a. Meningkatkan mutu sekolah dan acuan bagi sekolah dalam inovasi pembelajaran yang sesuai dengan keilmuan.
b. Mengembangkan kurikulum. 4. Bagi Pembaca/Peneliti lain
a. Menambah wawasan serta kemampuan dalam penggunaan pendekatan berbasis masalah.
b. Menjadi salah satu referensi dalam mengupayakan peningkatan kualitas pembelajaran.
E. Definisi Operasional
7
Dina Herlina, 2014
Penerapan Pendekatan Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Matematis
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Kemampuan merujuk pada sejauhmana siswa menguasai materi atau konsep yang ditunjukkan dengan tinggi rendahnya nilai yang dicapai siswa.
2. Soal cerita matematis adalah soal matematika yang disajikan dalam bentuk cerita atau rangkaian kata-kata (kalimat) dan berkaitan dengan keadaan yang dialami siswa dalam kehidupan sehari-hari yang mengandung masalah dan menuntut pemecahan. Untuk menyelesaikan soal cerita dibutuhkan suatu
proses berfikir dan penalaran yang baik. 3. Pendekatan berbasis masalah
29
Dina Herlina, 2014
Penerapan Pendekatan Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Matematis
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research (CAR). Hermawan, R., dkk ( 2010: 87) mengemukakan bahwa “secara singkat PTK dapat didefinisikan sebagai suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan - tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan atau meningkatkan praktek-praktek pembelajaran di kelas secara lebih professional”. Sedangkan menurut Danim (2010:85) “Penelitian Tindakan Kelas merupakan penelitian yang berkonteks kelas yang dilaksanakan oleh guru guna memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya dan mencoba hal-hal baru untuk memperbaiki mutu dan hasil pembelajaran”.
Tujuan PTK menurut Suhardjono, dalam Arikunto dkk, (2012: 61) adalah
“Meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran, mengatasi masalah pembelajaran, meningkatkan profesionalisme, dan menumbuhkan budaya akademik”. Sedangkan menurut Bory (dalam Hermawan, R., dkk, 2010:88) tujuan utama dalam penelitian tindakan kelas ialah pengembangan keterampilan guru berdasarkan pada persoalan pembelajaran yang dihadapi oleh guru di kelasnya sendiri dan bukannya bertujuan untuk mencapai pengetahuan ilmu dalam bidang pendidikan. Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan pada intinya penelitian tindakan kelas bertujuan agar guru dapat memperbaiki proses dan meningkatkan hasil pembelajaran di dalam kelas.
Melaksanakan PTK memberi banyak manfaat bagi guru, siswa, sekolah, maupun kepentingan pendidikan pada umumnya sebagaimana yang disebutkan oleh Danim (2010:88) yaitu:
1. Bagi siswa, PTK bermanfaat untuk meningkatkan hasil belajar yang bermutu melalui proses belajar yang menyenangkan.
30
Dina Herlina, 2014
Penerapan Pendekatan Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Matematis
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
a. Secara kontinu melakukan perbaikan proses dan hasil pembelajaran
b. Menghasilkan laporan PTK yang dapat dijadikan sebagai bahan perbaikan pembelajaran;
c. Meningkatkan kemampuan guru dalam menjabarkan kurikulum atau program pembelajaran sesuai dengan tuntutan dan konteks lokal, sekolah, dan kelas;
d. Memperkuat dan relevansi pembelajaran bagi siswa;
e. Memupuk dan meningkatkan keterlibatan, kegairahan, ketertarikan, kenyamanan, dan kesenangan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran di kelas yang dilaksanakan guru; dan
f. Mendorong terwujudnya proses pembelajaran yang menarik, menantang, menyenangkan, dan melibatkan siswa karena strategi, metode, teknik, dan atau media yang digunakan dalam pembelajaran demikian bervariasi dan dipilih secara sungguh-sungguh.
3. Bagi sekolah, PTK membantu sekolah untuk berkembang karena adanya peningkatan kemajuan pada diri guru dan pendidikan di sekolah.
4. Bagi kepentingan pendidikan, PTK diharapkan menjadi bagian integral dari upaya meningkatkan mutu pendidikan dan pembelajaran secara keseluruhan. Berkualitasnya suatu pembelajaran dapat terlihat dari hasil belajar siswa yang selalu meningkat, baik secara akademis maupun nonakademis, berdasarkan hal tersebut penelitian ini dilakukan pada siswa kelas III SDN Dr. Cipto dengan materi menyelesaikan soal cerita yang terkait dengan uang. Melalui penerapan pendekatan berbasis masalah serta didukung proses pembelajaran yang aktif, kreatif, inovatif, dan menyenangkan diharapkan terjadi peningkatan mutu
pembelajaran di kelas serta berkembangnya segenap potensi siswa.
B. Model Penelitian
31
Dina Herlina, 2014
Penerapan Pendekatan Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Matematis
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Gambar 3.1
Keempat tahap dalam penelitian tindakan tersebut adalah unsur untuk membentuk sebuah siklus, yaitu satu putaran kegiatan beruntun yang kembali ke langkah semula. Jadi satu siklus adalah dari tahap penyusunan rancangan sampai dengan refleksi, yang tidak lain adalah evaluasi. Secara utuh keempat langkah di atas terurai sebagai berikut (Arikunto, 2012: 17-21);
1. Menyusun rancangan Tindakan (Planning)
Tahapan ini menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, di mana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Dalam tahap menyusun rancangan ini ditentukan fokus peristiwa atau masalah yang perlu mendapatkan perhatian khusus untuk diamati, kemudian dibuat berbagai instrument yang diperlukan untuk merekam fakta yang terjadi selama tindakan berlangsung.
2. Pelaksanaan Tindakan (Acting)
Tahap ini mengimplementasikan isi rancangan yaitu mengenakan tindakan di kelas dengan menerapkan taat asas pada apa yang sudah dirumuskan dalam
rancangan.
Perencanaan
SIKLUS I
Refleksi Pelaksanaan
Pengamatan
Pelaksanaan
Pengamatan SIKLUS II Refleksi
Perencanaan
32
Dina Herlina, 2014
Penerapan Pendekatan Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Matematis
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Pengamatan (Observing)
Kegiatan pengamatan dilakukan oleh pengamat yang dilakukan pada waktu tindakan sedang berlangsung. Pada tahap ini guru pelaksana mencatat apa yang terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung agar memperoleh data akurat untuk perbaikan siklus berikutnya.
4. Refleksi (Reflecting)
Tahapan ini merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan, dengan berdasarkan data yang telah terkumpul, kemudian dilakukanlah evaluasi untuk menyempurnakan tindakan berikutnya.
C. Lokasi dan Subjek Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di kelas III SDN Dr. Cipto yang beralamat di Jl. Dr. Cipto No 4, Kelurahan Pasirkaliki, Kecamatan Cicendo, Kota Bandung.
2. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas III SDN Dr. Cipto, Kelurahan Pasirkaliki, Kecamatan Cicendo, Kota Bandung, tahun akademik 2013/2014 dengan jumlah siswa 43 orang yang terdiri dari 20 orang perempuan dan 23 orang laki-laki.
D. Prosedur Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan dengan prosedur sebagai berikut: 1. Persiapan
a. Permohonan ijin pada pihak terkait (Kepala Sekolah, Dinas Pendidikan Kota
Bandung)
b. Identifikasi masalah yaitu dengan mempelajari isi KTSP 2006 mata pelajaran
kelas III meliputi; pengkajian standar kompetensi dan kompetensi dasar. c. Menentukan pendekatan pembelajaran yang akan digunakan dalam
meningkatkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal cerita.
33
Dina Herlina, 2014
Penerapan Pendekatan Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Matematis
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
e. Menyusun atau menetapkan teknik pemantauan tiap tahapan/siklus 2. Pelaksanaan
Penelitian Tindakan Kelas ini dirancang untuk dilaksanakan dalam 2 siklus. Siklus I akan dilaksanakan 2x35 menit begitupun halnya dengan siklus II akan dilaksanakan 2x35 menit. Setiap siklus dijalankan dalam 4 tahap, yaitu perencanaan (Planning), pelaksanaan (Acting), pengamatan (Observing), dan
refleksi (Reflecting). a. Perencanaan
Kegiatan yang dilakukan dalam perencanaan ini meliputi:
1) Pembuatan rencana pelaksanaan pembelajaran menggunakan pendekatan berbasis masalah.
2) Pembuatan lembar observasi yang akan digunakan observer melakukan pengamatan pembelajaran matematika di kelas ketika pendekatan berbasis masalah dilaksanakan.
3) Pembuatan media yang diperlukan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam pemecahan masalah.
4) Pembuatan alat evaluasi untuk mengukur kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal cerita dengan menggunakan pendekatan berbasis masalah.
b. Pelaksanaan tindakan
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap pelaksanaan tindakan ini meliputi: 1) Pelaksanaan pembelajaran sesuai RPP
2) Pengisian lembar observasi aktivitas guru dan siswa 3) Pemberian evaluasi setiap akhir pertemuan.
c. Observasi (Pengamatan)
Kegiatan observasi dilakukan oleh observer dengan menggunakan lembar
34
Dina Herlina, 2014
Penerapan Pendekatan Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Matematis
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
d. Refleksi
Hasil yang diperoleh pada tahap observasi serta lembar evaluasi siswa dikumpulkan, dikaji dan dianalisis. Dari hasil analisis data dapat diketahui kekurangan-kekurangan yang terjadi pada siklus sebelumnya sehingga tindakan berikutnya dapat ditingkatkan.
E. Instrumen Penelitian
Penelitian ini menggunakan instrumen sebagai berikut : 1. Lembar Tes
Lembar tes merupakan tes kognitif siswa. Lembar tes berisi masalah dalam bentuk soal-soal yang memerlukan penyelesaian menggunakan cara pemecahan masalah. Tujuan pemberian tes adalah untuk mendapatkan informasi mengenai kemampuan, proses berfikir, ketelitian dan sistematika penyelesaian yang dilakukan siswa terhadap masalah yang diberikan .
2. Lembar Non Tes
Lembar non tes yang digunakan adalah lembar observasi yaitu cara untuk memperoleh informasi dan gambaran tentang aktifitas guru dan siswa selama pembelajaran berlangsung, sikap atau perilaku guru dan siswa selama proses pembelajaran, maupun kejadian-kejadian lainnya yang dianggap penting.
F. Pengolahan dan Analisis Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan dua cara, yaitu: 1. Pemberian masalah dalam bentuk soal cerita selama kegiatan pembelajaran. 2. Observasi pada saat kegiatan pembelajaran.
35
Dina Herlina, 2014
Penerapan Pendekatan Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Matematis
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
jawaban/penyelesaian. Skor untuk setiap soal berdasarkan langkah pemecahan masalah ini ditentukan atas kebijakan guru/peneliti dengan memperhatikan karakteristik dan kemampuan kognitif siswa kelas tiga. Berikut ini skor yang diberikan untuk menilai soal cerita yang diselesaikan siswa.
Aspek yang dinilai Reaksi terhadap soal atau masalah
Skor
Pemahaman masalah/soal (Mampu menentukan apa yang diketahui dari soal yang disajikan)
Tidak memahami soal/tidak ada ditanyakan dari soal yang disajikan)
Tidak memahami soal/tidak ada
jawaban. 0
Memahami soal dengan baik (menuliskan apa yang ditanyakan).
5
Menyelesaikan hitungan dan menuliskan jawaban akhir sesuai soal.
Tidak ada penyelesaian. 0
Menggunakan cara penyelesaian tertentu dan hasilnya benar.
5
Pengecekan jawaban/penyelesaian.
Tidak diadakan pengecekan
jawaban 0
Pengecekan dilakukan dengan benar, dan menjawab permasalahan yang diberikan.
5
Siswa dinyatakan telah memiliki kemampuan memecahkan masalah jika nilai akhir yang diperoleh siswa mencapai nilai batas Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM). Penentuan nilai KKM ini diperoleh dari hasil penghitungan indikator menggunakan point pada kriteria-kriteria di bawah ini:
1. Kompleksitas Indikator (kerumitan/kesulitan) a. Tinggi : 50-64
b. Sedang : 65-80 c. Rendah : 81-100
36
Dina Herlina, 2014
Penerapan Pendekatan Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Matematis
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
b. Sedang : 65-80 c. Rendah: 50-64
3. Intake siswa (masukan kemampuan siswa) a. Tinggi : 81-100
b. Sedang : 65-80 c. Rendah : 50-64
Penetapan KKM pada RPP :
1. Kriteria kompleksitas indikator sedang dengan point 71 2. Daya dukung sedang dengan point 75
3. Intake siswa rendah dengan point 64 maka KKM :
(Kompleksitas + daya dukung + intake siswa) X 100 3
(71 + 75 + 64) x 100 = 70 % 3
Data-data yang telah berhasil dikumpulkan kemudian diolah dan dianalisis. Pengolahan dan analisis data ini dilakukan selama berlangsungnya penelitian sejak awal sampai akhir pelaksanaan tindakan. Kegiatan analisis yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu kegiatan mempertimbangkan hasil dan menarik kesimpulan untuk menentukan sebuah keputusan.
Jenis data yang didapat dalam penelitian ini yaitu data kualitatif dan data kuantitatif.
1. Data Kuantitatif
Data kuantitatif adalah data yang berasal dari tes siklus untuk hasil belajar
matematika siswa. Dari data-data kuantitatif ini dilakukan langkah-langkah analisis sebagai berikut.
a. Pengolahan data hasil belajar
37
Dina Herlina, 2014
Penerapan Pendekatan Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Matematis
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1) Rata-rata kelas
Nilai Rata-rata kelas = Jumlah skor seluruh siswa Jumlah siswa
2) Daya serap
Daya serap = Jumlah skor seluruh siswa _ X 100 %
Jumlah skor total maksimal
3) Prosentase Ketuntasan belajar siswa
Ketuntasan belajar = Siswa bernilai besar atau sesuai KKM X 100% Jumlah siswa
2. Data Kualitatif
58
Dina Herlina, 2014
Penerapan Pendekatan Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Matematis
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan data hasil pelaksanaan penelitian tindakan kelas dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Perencanaan pembelajaran matematika di kelas III SDN Dr. Cipto dengan menerapkan pendekatan berbasis masalah ini meliputi penyusunan RPP, lembar evaluasi siswa serta lembar observasi guru dan siswa. Pada siklus I, perencanaan masih jauh dari sempurna dan belum mampu meningkatkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal cerita matematis, hal ini terlihat dari masih rendahnya hasil belajar siswa, sedangkan perencanaan tindakan siklus II dapat mengefektifkan waktu dan memberikan konstribusi peningkatan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal cerita matematis yang terlihat dari meningkatnya hasil belajar siswa.
2. Pelaksanaan pembelajaran matematika dengan menerapkan pendekatan berbasis masalah di kelas III SDN Dr. Cipto pada siklus I belum menunjukkan hasil yang baik. Masalah yang diajukan oleh guru lebih banyak dijawab oleh siswa yang pintar sedangkan siswa yang lainnya diam tidak menjawab pertanyaan. Banyak siswa masih menanyakan maksud dan bagaimana cara mengerjakan soal yang diberikan guru. Beberapa orang siswa tidak dapat menyelesaikan soal-soal tepat waktu. Sedangkan pada siklus II menjadi lebih baik, pada umumnya siswa terlibat aktif menyelesaikan masalah yang diajukan oleh guru.
3. Kemampuan dan hasil belajar siswa kelas III SDN Dr.Cipto dalam menyelesaikan soal cerita mengalami peningkatan setelah diterapkannya
59
Dina Herlina, 2014
Penerapan Pendekatan Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Matematis
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
B. Saran
Berdasarkan pada hasil penelitian dan kesimpulan, maka peneliti sampaikan beberapa saran sebagai berikut;
1. Guru-guru sebaiknya mengembangkan salah satu pendekatan atau metode pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam pembelajaran. 2. Penerapan pendekatan atau metode pembelajaran perlu difasilitasi dengan
ketersediaan berbagai sarana dan prasarana yang dapat menunjang keberhasilan pembelajaran oleh sebab itu pihak sekolah diharapkan proaktif memfasilitasi segala kebutuhan guru dan siswa dalam upaya meningkatkan mutu layanan pendidikan.
3. Bagi siswa pendekatan berbasis masalah yang terbukti dapat meningkatan hasil belajar ini sebaiknya diterapkan pula dalam kegiatan belajar di rumah. 4. Bagi peneliti lain atau guru di sekolah dasar pendekatan berbasis masalah
Dina Herlina, 2014
Penerapan Pendekatan Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Matematis
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Adjie, N. dan Maulana. (2009). Pemecahan Masalah Matematika. Bandung: UPI Press.
Arikunto, S. Suhardjono, Supardi. (2012). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara
Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta
Danim, S.(2010). Karya Tulis Inovatif. Bandung: Rosdakarya.
Djamarah, S.B, Zain Aswan. (2002). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Djamarah, S.B. (2002). Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Fadillah. ( 2011). Meningkatkan Kemampuan Representasi Multipel Matematika Siswa SMP Melalui Pembelajaran Dengan Pendekatan Open Ended. Dalam Jurnal Pendidikan Matematika [online] Volume 2, Nomor 2, Juli 2011. (15 Nopember 2013)
Heruman. (2010). Model Pembelajaran Matematika Di Sekolah Dasar. Bandung: Rosdakarya.
Herman, T. ( 2007). Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan Penalaran Matematis Siswa SMP. Dalam Jurnal Cakrawala Pendidikan Th XXVI. [online] Tersedia: http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR.PENDIDIKAN .MATEMATIKA. (16 Nopember 2013)
Karim A, dkk (1997). Pendidikan Matematika. Depdikbud : Jakarta
Kepmendiknas nomor: 044/U/2002. Tentang Dewan Pendidikan Dan Komite Sekolah. Jakarta: Depdiknas.
Kunandar. (2008). Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi. Jakarta: Rajagrafindo Perkasa.
Kurikulum 2006. Standar Isi Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta: Depdiknas.
Sari, N.F. (2009) Efektivitas Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah dan Teknik Peta Konsep dalam Meningkatkan Proses dan Hasil Belajar Mata Pelajaran Ekonomi Siswa Kelas X
6 SMAN 2 Malang Semester Genap Tahun Ajaran 2006-2007. Dalam JPE-Volume 2, Nomor 1, 2009. [online] Tersedia: http://fe.um.ac.id. (16 Nopember 2013)
Dina Herlina, 2014
Penerapan Pendekatan Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Matematis
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Permendiknas RI No. 41 tahun 2007. Standar Proses Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah: Depdiknas
Prabawanto, S., (2009). Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Realistik Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah dan Disposisi Matematik Siswa. [online] Tersedia: http: //file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR. PEND.MATEMATIKA. (20 Nopember 2013)
Forum Kelompok Kerja Guru Banda Aceh Program BERMUTU. (2011). [Online] Tersedia: http://fkkgbna.wordpress.com/ptk (21 Nopember 2013)
Raharjo, M., dkk (2009). Pembelajaran Soal Cerita di SD. Yogyakarta: PPPPTK Matematika.
Ruseffendi, E.T. (2006). Pengantar kepada Membantu Guru Mengembangkan Kompetensinya dalam Pengajaran Matematika untuk meningkatkan CBSA. Edisi Revisi, Bandung: Tarsito.
Suwangsih, Erna. Tiurlina. (2010). Model Pembelajaran Matematika. Bandung; UPI Press.
Sudiarti, N.R (2012). Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Cerita Pada Pembelajaran Matematika Melalui Pendekatan Kontekstual. Skripsi pada FIP UPI Bandung: tidak diterbitkan.
Sumuslistiana. (2013). Peningkatan Kemampuan Penalaran Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Cerita Dengan Menggunakan Cooperative Learning. Dalam Jurnal Widyaloka IKIP WIDYADARMA Surabaya [Online], Vol. 2 |Edisi 27|Januari 2013. Tersedia: ikipwidyadarma.com/assets/upload/pub/PUB031013051630.doc (15 Nopember 2013).
Sumargiyani. (2004). Meningkatkan Kemampuan Dalam Menyelesaikan Soal Cerita Berpandu Pada Teori Polya (Bagi Siswa SLTP). [Online] Tersedia: http://jurnal.unimus.ac.id. ( 15 Nopember 2013)
Supinah dan Titik Sutanti. (2010). Pembelajaran Berbasis Masalah Matematika di SD. Yogyakarta: PPPPTK Matematika.
Sobel, Maletsky. (2004). Mengajar Matematika: Sebuah Sumber Alat Peraga, Aktivitas, dan Strategi. Jakarta: Erlangga.
Wahyudin, Uyu. dkk. (2006). Evaluasi Pembelajaran SD. Bandung: UPI Press.