PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN OPEN-ENDED BERBANTUAN
SOFTWARE GEOGEBRA UNTUK MENINGKATKAN SPATIAL ABILITY SISWA
SMP
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Matematika
Oleh: Hamdan
1001040
JURUSAN PENDIDIKANMATEMATIKA
PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN OPEN-ENDED BERBANTUAN SOFTWARE GEOGEBRA UNTUK MENINGKATKAN
SPATIAL ABILITY SISWA SMP
Oleh Hamdan
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada
Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
© Hamdan 2014
Universitas Pendidikan Indonesia Juli 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
HAMDAN
PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN OPEN-ENDED BERBATUAN
SOFTWARE GEOGEBRA UNTUK MENINGKATKAN SPATIAL ABILITY SISWA
SMP
disetujui dan disahkan oleh pembimbing :
Pembimbing I
Dr. H. Nanang Priatna, M.Pd. NIP. 196303311988031001
Pembimbing II
Drs. H. Maman Suherman, M.Si NIP. 195202121974121001
Mengetahui,
Ketua Jurusan Pendidikan Matematika
vi Hamdan, 2014
Pembelajaran Dengan Pendekatan Open-Ended Berbantuan Software Geogebra Untuk Meningkatkan Spatial Ability Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI
F. Definisi Operasional ... 9
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 12
A.Kajian Pustaka ... 12
1. Belajar dan Pembelajaran Matematika ... 12
2. Pendekatan Open-Ended ... 12
3. Spatial Ability (Kemampuan Spasial) ... 17
4. Meningkatkan Kemampuan Spasial dengan Pemanfaatan Komputer ... 19
5. Software Geogebra ... 20
6. Metode Ekspositori ... 22
7. Hasil Penelitian yang Relevan... 23
B.Kerangka Pemikiran ... 24
BAB III METODE PENELITIAN ... 26
A.Metode dan Desain Penelitian ... 26
B.Populasi dan Sampel Penelitian ... 26
C.Variabel Penelitian ... 27
D.Bahan Ajar ... 27
E.Instrumen Penelitian ... 28
F. Uji Coba Instrumen ... 29
G.ProsedurPenelitian ... 34
H.Teknik Analisis Data ... 35
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 39
A.Hasil Penelitian ... 39
1. Analisis Data Kuantitatif... 39
a. Analisis Data Pretes ... 39
b. Analisis Data Postes ... 42
c. Kriteria Peningkatan Kemampuan Spasial dalam Pembelajaran Matematika ... 45
2. Analisis Data Kualitatif ... 46
a. Analisis Skala Sikap Siswa ... 46
b. Analisis Lembar Observasi... 50
B.Pembahsan ... 54
1. Kemampuan Spasial Matematis ... 54
2. Respon Siswa terhadap Pembelajaran dengan Pendekatan Open-Ended Berbantuan Software Geogebra... 55
3. Deskripsi Pembelajaran dengan Pendekatan Open-Ended Berbantuan Software Geogebra ... 56
4. Deskripsi Pembelajaran dengan Pendekatan Ekspositori ... 59
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 60
A.Simpulan ... 60
B.Saran ... 60
viii Hamdan, 2014
Pembelajaran Dengan Pendekatan Open-Ended Berbantuan Software Geogebra Untuk Meningkatkan Spatial Ability Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
LAMPIRAN ... 65
DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Indikator Kemampuan Spasial ... 18
Tabel 3.1 Interpretasi Korelasi Nilai rxy ... 30
Tabel 3.2 Interpretasi Validitas Nilai rxy ... 30
Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas Butir Soal ... 31
Tabel 3.4 Interpretasi Reliabilitas r11 ... 31
Tabel 3.5 Interpretasi Indeks Daya Pembda ... 32
Tabel 3.6 Hasil Uji Daya Pembeda Butir Soal ... 33
Tabel 3.7 Interpretasi Indeks Kesukaran ... 33
Tabel 3.8 Hasil Uji Indeks Kesukaran Butir Soal ... 34
Tabel 3.9 Data Hasil Uji Instrumen ... 34
Tabel 3.10 Kriteria Indeks Gain ... 36
Tabel 3.11 Bobot untuk Pernyataan Favorable (Positif) ... 37
Tabel 3.12 Bobot untuk Pernyataan Unfavorable (Negatif) ... 37
Tabel 4.1 Statistik Deskriftif Pretes ... 40
Tabel 4.2 Uji Normalitas Pretes ... 41
Tabel 4.3 Uji Mann-Whitney Pretes ... 42
Tabel 4.4 Statistik Deskriftif Postes ... 43
Tabel 4.5 Uji Normalitas Postes ... 44
Tabel 4.6Uji Mann-Whitney Postes ... 45
Tabel 4.7 Kriteria Pningkatan Kemampuan Spasial ... 46
Tabel 4.8 Respon Siswa yang Menunjukkan Minat dan Persepsi atau Sikap Terhadap Pelajaran Matematika ... 47
Tabel 4.9 Respon Siswa yang Menunjukkan Minat dan Persepsi atau Sikap Mengikuti Pembelajaran dengan Pendekatan Open-Ended Berbantuan Software Geogebra ... 48
Tabel 4.11 Aktivitas Guru dalam Proses Pembelajaran ... 50
Tabel 4.12 Aktivitas Siswa dalam Proses Pembelajaran ... 52
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Tampilan Awal Geogebra ... 21
Gambar 2.2 Alat-alat untuk Mengkontruksi... 21
Gambar 4.1 Aktivitas Guru dan Siswa pada Tahap Orientasi ... 56
Gambar 4.2 Aktivitas Guru dan Siswa pada Tahap Penyajian Masalah Terbuka .. 57
Gambar 4.3 Aktivitas Guru dan Siswa pada Tahap Penyelesaian Masalah Secara
Individual ... 57
Gambar 4.4 Aktivitas Guru dan Siswa pada Tahap Penyelesaian Masalah Secara
Kelompok... 58
Gambar 4.5 Aktivitas Guru dan Siswa pada Tahap Presentasi Kelompok ... 58
x Hamdan, 2014
Pembelajaran Dengan Pendekatan Open-Ended Berbantuan Software Geogebra Untuk Meningkatkan Spatial Ability Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN A (Perangkat Pembelaaran) ... 65
A.1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Eksperimen ... 66
A.2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Kontrol ... 93
A.3. Lembar Kerja Siswa (LKS) Kelas Eksperimen ... 122
A.4. Lembar Kerja Siswa (LKS) Kelas Kontrol ... 134
A.5. Kisi-Kisi Soal Pretes dan Postes ... 142
A.6. Soal Pretes dan Postes ... 146
A.7. Kunci Jawaban Soal Pretes dan Postes ... 148
A.8. Kisi-Kisi Angket Skala Sikap Siswa ... 151
A.9. Angket Skala Sikap Siswa ... 152
A.10. Lembar Observasi ... 154
LAMPIRAN B ... 157
Analisis Data Hasil Uji Coba Instrumen ... 158
LAMPIRAN C (Analisis Data Hasil Penelitian) ... 161
C.1. Nilai Pretes, Postes, dan Indeks Gain Kelas Eksperimen ... 162
C.2. Nilai Pretes, Postes, dan Indeks Gain Kelas Kontrol ... 163
C.3. Deskripsi Data Pretes ... 164
C.4. Uji Normalitas Data Pretes ... 165
C.5. Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Data Pretes ... 166
C.6. Deskripsi Data Postes ... 167
C.7. Uji Normalitas Data Postes ... 168
C.8. Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Data Postes ... 169
C.10. Skor Angket Skala Sikap Siswa ... 171
LAMPIRAN D ... 172
D.1. Jawaban Pretes ... 173
D.2. Jawaban Postes ... 178
D.3. Lembar Kegiatan Siswa Kelas Eksperimen ... 183
D.4. Lembar Kegiatan Siswa Kelas Kontrol ... 209
D.5. Angket Skala Sikap Siswa ... 217
D.6. Lembar Observasi ... 227
LAMPIRAN E ... 239
E.1. Surat Ijin Melaksanakan Penelitian ... 240
E.2. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian ... 241
ii Hamdan, 2014
Pembelajaran Dengan Pendekatan Open-Ended Berbantuan Software Geogebra Untuk Meningkatkan Spatial Ability Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK
Hamdan. (1001040).Pembelajaran dengan Pendekatan Open-Ended Berbantuan
Software Geogebrauntuk Meningkatkan Spatial Ability Siswa SMP (Penelitian Kuasi
Eksperimen terhadap Siswa Kelas VII di Salah Satu SMP Negeri di Bandung).
Secara umum tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji kaitan antara pendekatan open-endedberbantuan komputer dengan software geogebradalam pembelajaran dengan Spatial Ability(kemampuanspasial) siswa. Metode yang digunakandalampenelitianiniadalahmetodeeksperimendengandesainkelompokkontrol
non-ekivalen(nonequivalent control group
design).PopulasidalampenelitianiniadalahseluruhsiswakelasVIIdi salahsatu SMP
Negeri di Bandungtahunajaran
2013/2014dengansampelduakelasdarikelasVIIsecaraacakkelas.
Satukelassebagaikelaseksperimendenganperlakuanpembelajaran dengan pendekatan
open-endedberbantuan komputer dengan software
geogebradansatukelaslainnyasebagaikelaskontroldenganpembelajarandengan metode
ekspositori.Instrumen yang
digunakanadalahteskemampuanspasialdanskalasikap.Hasilpenelitianmenunjukkanbah
wapeningkatankemampuanspasialmatematissiswa yang
mendapatkanperlakuanpembelajaran dengan pendekatan open-endedberbantuan
komputer dengan software geogebralebihbaikdaripadasiswa yang
mendapatkanpembelajarandengan metode
ekspositorisertasikapsiswaterhadappenggunaan pendekatan open-endedberbantuan komputer dengan software geogebradalampembelajaranmenunjukkansikappositif.
Kata kunci : Pembelajaran matematika, Pendekatan Open-Ended, Software Geogebra,
ABSTRACT
Hamdan. (1001040). Learning by Open-Ended Approach Assisted by Geogebra Software to Improve Junior High School Students’ Spatial Ability (Kuasi -Experimental Research to Students in Seventh Grade of a Junior High School in Bandung).
The general objective of this study is to examine the relation between learning by open-ended approach assisted by GeoGebra software and students’ spatial ability. The method used in this study was the experimental method using nonequivalent control group design. The population in this study was seventh grade students of a Junior High School in Bandung year 2013/2014, two classes that randomly chosen used as a sample. One class as an experiment group given learning by open-ended approach assisted by GeoGebra software treatment and another class as a control group given expository method. The instrument used was a spatial ability and attitude
scale test. The results show that an increase of students’ spatial ability in mathematics
with learning by open-ended approach assisted by GeoGebra software treatment is better than students who learn with expository method and students' attitudes toward open-ended approach learning assisted by GeoGebra software show positive attitude.
1 Hamdan, 2014
Pembelajaran Dengan Pendekatan Open-Ended Berbantuan Software Geogebra Untuk Meningkatkan Spatial Ability Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Setiap manusia pada hakikatnya mengharapkan kesejahteraan dan tatanan
hidup yang seimbang. Dalam mewujudkan hal tersebut tentunya diperlukan
kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang baik, yaitu SDM yang dapat
mengoptimalkan peranan dirinya di dalam hidup bermasyarakat untuk mencapai
tujuan tertentu dan memiliki pola pikir yang maju. Salah satu solusi untuk
meningkatkan kualitas SDM adalah dengan pendidikan. Hal ini sejalan dengan
pernyataan Yusuf dan Nurihsan (2008, hlm.4) yang menyatakan bahwa melalui
pendidikan, individu memiliki peluang untuk mengembangkan dirinya secara
optimal dan pendidikan bertanggung jawab untuk mengembangkan potensi
individu dari aspek intelektual, emosional, sosial, maupun moral-spiritual.
Menurut Undang-Undang No.20 tahun 2003 pasal 1 tentang Sistem
Pendidikan Nasional disebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar danproses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untukmemiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlakmulia,
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Kemudian pada pasal selanjutnya yaitu pada pasal 3 disebutkan bahwa
tujuanpendidikan nasional adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik
agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwakepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, danmenjadi warga negara
yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mencapai tujuan pendidikan
tersebut, maka diperlukan suatu alat pendidikan yang disebut kurikulum.
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi,
dan bahan pembelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
pelakasanaan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan (UPI,
2008, hlm. 4). Penyusunan perangkat kurikulum disesuaikan dengan keadaan dan
2
tersebut serta kebutuhan lapangan kerja. Kurikulum ini dimaksudkan untuk dapat
mengarahkan pendidikan menuju arah dan tujuan yang dimaksudkan dalam
kegiatan pembelajaran secara menyeluruh.
Dalam sistem pendidikan di Indonesia, matematika merupakan salah satu
mata pelajaran yang wajib diberikan di sekolah mulai dari jenjang sekolah dasar
sampai dengan sekolah menengah atas. Depdiknas (2007, hlm. 33)menyebutkan
bahwa mata pelajaran matematika bertujuan agar peserta didik memiliki
kemampuan sebagai berikut.
1. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan
mampu mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien,
dan tepat, dalam pemecahan masalah.
2. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi
matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan
gagasan dan pernyataan matematika.
3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah,
merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi
yang diperoleh.
4. Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain
untuk memperjelas keadaan atau masalah.
5. Memiliki sifat menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu
memiliki rasa ingin tahu, perhatian dan minat dalam mempelajari matematika,
serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.
Kelima tujuan tersebut tentunya harus tercapai. Untuk mencapai tujuan
tersebut, maka diperlukan geometri. Hal ini sejalan dengan pernyataan Nurkholis
(2012, hlm. 2) yang menyatakan bahwa geometri merupakan salah satu materi
yang dapat digunakan untuk mencapai kecakapan atau tujuan matematika. Van de
Walle (Nurkholis, 2012) mengungkapkan lima alasan mengapa geometri sangat
penting untuk dipelajari. Kelima alasan tersebut adalah:
1. Geometri membantu manusia memiliki apresiasi yang utuh tentang dunianya,
3
Hamdan, 2014
Pembelajaran Dengan Pendekatan Open-Ended Berbantuan Software Geogebra Untuk Meningkatkan Spatial Ability Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
tumbuhan dan tanaman, binatang sampai pada karya seni arsitektur dan hasil
kerja mesin.
2. Eksplorasi geometrik dapat membantu mengembangkan keterampilan
pemecahan masalah.
3. Geometri memainkan peranan utama dalam bidang matematika lainnya.
4. Geometri digunakan oleh banyak orang dalam kehidupan mereka sehari-hari.
5. Geometri penuh dengan tantangan dan menarik.
Kelima alasan ini menjadikan geometri sebagai bagian dari ilmu matematika
yang sangat penting, sekaligus menarik untuk dipelajari dan diterapkan dalam
pemecahan masalah yang ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Pada dasarnya
geometri mempunyai peluang yang lebih besar untuk dipahami siswa
dibandingkan dengan cabang matematika yang lain (Atmojo, 2013). Hal ini
dikarenakan bentuk-bentuk geometri sudah dikenal dan diketahui oleh siswa
sebelum mereka belajar matematika, sehingga diharapkan geometri menjadi
cabang matematika yang paling mudah dipahami.
Namun pada kenyataannya, masih banyak siswa yang mengalami kesulitan
dalam memahami geometri. Bukti-bukti di lapangan menunjukkan bahwa hasil
belajar geometri masih rendah dan perlu ditingkatkan. Bahkan diantara berbagai
cabang matematika, geometri menempati posisi yang paling memprihatinkan.
Pernyataan ini didukung oleh data Puspendik (Nurkholis, 2012) menunjukkan
fakta bahwa masih banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam memecahkan
masalah yang berkaitan dengan konsep geometri. Untuk yang menjawab benar
pada konsep menghitung jarak dan sudut antara dua objek (titik, garis dan
bidang) di tingkat kabupaten Tasikmalaya 71,86%, tingkat provinsi Jawa Barat
69,09% dan untuk tingkat nasional 64,78%. Kemudian data terbaru adalah data
yang diperoleh dari Kemendikbud tahun 2012 pada soal Ujian Nasional (UN)
SMP di Jawa Barat tentang daya serap siswa dalam geometri. Misalnya data daya
serap tetang masalah yang berkaitan dengan luas bangun datar, keliling bangun
datar, garis-garis istimewa pada segitiga,dan luas permukaan bangun ruang
4
Skor tersebut tentunya belum mencapai dengan apa yang kita harapkan dan
kemampuan tersebut di atas termasuk kedalam beberapa indikator kemampuan
spasial siswa. Artinya, dari skor tersebut menunjukkan bahwa kemampuan spasial
siswa dari beberapa indikator masih tergolong sedang dan bahkan masih rendah
sehingga perlu ditingkatkan. Salah satu faktor yang menyebabkan siswa
mengalami kesulitan dalam mempelajari geometri adalah karena geometri
memiliki karakteristik yang abstrak. Kariadinata (Nurkholis, 2012)
mengungkapkan dalam hasil penelitiannya bahwa banyak persoalan dalam
geometri yang memerlukan visualisasi dalam pemecahan masalahnya dan pada
umumnya siswa masih mengalami kesulitan dalam mengkonstruksi bangun ruang
geometri. Kesulitan ini dapat disebabkan karena kemampuan spasial matematis
siswa yang masih rendah. Padahal, bentuk-bentuk geometri dan bangun ruang
yang dipelajari siswa dalam geometri seperti kubus, balok, bola dan
bentuk-bentuk yang lainnya sudah diperkenalkan kepada mereka sejak usia dini.
Coxford (Atmojo, 2013) mendefinisikan kemampuan spasial matematis
sebagai perasaan intuisi terhadap bentuk dan jarak yang meliputi kemampuan
untuk mengenali, memvisualisasikan, menyajikan dan merubah bentuk-bentuk
geometri. Piaget & Inhelder (Yuliardi, 2013) menyebutkan bahwa kemampuan
spasial merupakan konsep abstrak yang di dalamnya meliputi dimensi hubungan
visual (kemampuan untuk mengamati hubungan posisi objek pada ruang),
kerangka acuan (tanda yang dipakai sebagai patokan untuk menentukan posisi
objek pada ruang), hubungan proyektif (kemampuan untuk melihat objek dari
berbagai sudut pandang), konversi jarak (kemampauan untuk memperkirakan
jarak antara dua titik), representasi visual (kemampuan untuk mempresentasikan
hubungan visual dengan manipulasi secara objektif) dan rotasi mental
(kemampuan untuk membayangkan perputaran objek dalam ruang). Kemampuan
spasial tersebut dapat diperoleh siswa melalui alur perkembangan berdasarkan
hubungan spasial topologi (meniru gambar, persepsi posisi spasial), proyektif
(mengukur kemampuan mengkoordinasikan sejumlah sudut pandang yang
5
Hamdan, 2014
Pembelajaran Dengan Pendekatan Open-Ended Berbantuan Software Geogebra Untuk Meningkatkan Spatial Ability Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kemampuan spasial dalam matematika, siswa dituntut untuk memiliki
kemampuan berpikir abstrak yang baik (Nurkholis, 2012).
Salah satu langkah untuk meningkatkan kemampuan spasialmatematis siswa
adalah dengan memberikan pembelajaran geometri dengan metode mengajar yang
tepat. Menurut Sabandar (Nurkholis, 2012) pengajaran geometri di sekolah
diharapkan dapat membentuk sikap dan kebiasaan sistematik bagi siswa sehingga
mampu memahami gambaran dan konsep-konsep tentang hubungan diantara
bangun-bangun tersebut. Oleh karena itu penting sekali bagi guru untuk selalu
mengembangkan metode dan media pembelajaran yang salah satunya adalah
memberi kesempatan kepada siswa untuk bisa terlibat secara aktif dalam
mengobservasi, mengeksplorasi, mencoba serta menemukan prinsip-prinsip
geometri lewat aktivitas pembelajaran yang kreatif dan komunikatif dan mampu
menerapkan apa yang mereka pelajari dalam konteks kehidupan sehari-hari.
Sejalan dengan hal tersebut, materi geometri dalam matematika juga memerlukan
suatu penyajian yang dapat menarik perhatian siswa serta mempermudah siswa
untuk mengembangkan kemampuan spasialnya.
Penentuan model atau pendekatan pembelajaran matematika di sekolah
merupakan kunci awal sebagai usaha pendidik atau dalam hal ini adalah guru
untuk meningkatkan kemampuan matematis pesertadidik. Model atau
pendekatan pembelajaran yang variatif dan menyediakan banyak pilihan
belajar memungkinkan berkembangnya potensi peserta didik. Dengan
demikian peserta didik diberi kesempatan berkembang sesuai dengan
kapasitas, gaya belajar, maupun pengalaman belajarnya. Kreativitas dan
analisis pendidik di dalam mendesain serta menelaah kecenderungan karakter
belajar peserta didik mutlak diperlukan. Selain itu, mempersiapkan peserta
didik melalui pengayaan pengetahuan awal merupakan usaha penting lainnya
yang harus dilakukan saat pendidik menentukan desain pembelajaran yang
akan dipilih dalam usaha meningkatkan kemampuan matematisagar peserta
didik benar-benar termotivasi untuk berpikir dan berkreasi. Namun dengan
konsep-6
konsep atau materi dasar, melainkan dituntut untuk mampu menganalisis dan
sekaligus memecahkan masalah.
Sehubungan dengan permasalahan di atas, maka dapat ditegaskan bahwa
usaha perbaikan proses pembelajaran melalui upaya pemilihan model atau
pendekatan pembelajaran yang tepat dan inovatif dalam pembelajaran matematika
di sekolah merupakan suatu kebutuhan yang sangat penting untuk dilakukan.
Salah satu model pembelajaran yang diduga dapat digunakan untuk memperbaiki
kualitas proses dan hasil belajar adalah pembelajaran dengan pendekatan
open-ended.
Pembelajaran dengan pendekatan open-ended dapat diartikan sebagai
pembelajaran yang membangun kegiatan interaktif siswa dengan bahan ajar,
sehingga ide untuk mengembangkan strategi pemecahan dapat muncul.
Pendekatan open-ended adalah pendekatan pembelajaran yang menyajikan suatu
permasalahan yang memiliki lebih dari satu jawaban atau metode penyelesaian
(Rosita, 2012). Sehingga pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan
open-ended dapat memberi kesempatan kepada siswa untuk memperoleh pengetahuan,
pengalaman menemukan solusi, memecahkan masalah dengan beberapa cara.
Shimada (Reziyustika, 2012) menyatakan pendekatan open-ended dapat memberi
kesempatan kepada siswa untuk memperoleh pengetahuan, pengalaman
menemukan, mengenali, memecahkan masalah dengan beberapa teknik sehingga
cara berpikir siswa dapat terlatih dengan baik.
Pembelajaran menggunakan teknologi komputer yang di dalamnya terdapat
softwaregeogebraadalah salah satu teknik pembelajaran yang dapat digunakan
dalam pembelajaran matematika yang memberikan kesempatan kepada siswa
untuk belajar kreatif, dan lebih aktif sehingga diharapkan bahwa kemampuan
spasial matematis siswa dapat meningkat. Hal ini sejalan dengan apa yang
diungkapkan oleh Wees (Rahman, 2011) yang mengungkapkan bahwa
softwaregeogebra memungkinkan siswa untuk aktif dalam membangun
pemahaman geometri. Program ini memungkinkan visualisasi sederhana dari
7
Hamdan, 2014
Pembelajaran Dengan Pendekatan Open-Ended Berbantuan Software Geogebra Untuk Meningkatkan Spatial Ability Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
selalu berakhir dengan pemahaman yang lebih mendalam pada materi
geometri.Hal ini mungkin terjadi karena siswa diberikan representasi visual yang
kuat pada objek geometri, di mana siswa terlibat dalam kegiatan mengkonstruksi
sehingga mengarah kepada pemahaman geometri yang mendalam. Dengan
demikian melalui pembelajaran dengan pendekatan open-ended berbantuan
software geogebra diharapkan dapat membuat kemampuan spasial matematis
siswa meningkat.
Sejalan dengan hal tersebut, penulis terdorong untuk melakukan penelitian
yang memfokuskan pada pengaruh penerapan pembelajaran dengan pendekatan
open-ended terhadap kemampuan spasial matematis siswa. Oleh karena itu,
penulis melakukan penelitian dengan judul “Pembelajaran dengan Pendekatan
Open-Ended Berbatuan Software Geogebra untuk Meningkatkan Spatial Ability
Siswa SMP”.
B. RumusanMasalah
Dalam penelitian ini permasalahan akan dibatasi pada pengembangan aspek
kemampuan spasial matematis siswamelalui pembelajaran dengan pendekatan
open-ended berbantuan software geogebraadalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakahkemampuanspasialmatematissiswa yang
memperolehpembelajarandengan pendekatan open-ended berbantuan software
geogebradibandingkan dengansiswa yang memperolehpembelajarandengan
metode ekspositori?
2. Bagaimanakahsikapsiswaterhadappembelajarandengan pendekatan open-ended
berbantuan software geogebra?
C. Batasan Masalah
Masalah utama yang dibahas dalam penelitian ini adalah kemampuan
spasial. Kemampuan spasial yang dibahas dalam penelitian ini adalah
kemampuansiswa untuk membayangkan posisi suatu objek geometri, menduga
secara akurat bentuk sebenarnya dari bangun geometri yang dipandang dari sudut
8
objek, serta mengkonstruksi dan merepresentasikan model-model geometri yang
digambar pada bidang datar.Indikator dari kemampuan spasialyang digunakan
dalam penelitian ini adalah:1) kemampuan siswa untuk membayangkan posisi
suatu objek geometri;2) menduga secara akurat bentuk sebenarnya dari bangun
geometri yang dipandang dari sudut pandang tertentu;3) menentukan ukuran yang
sebenarnya dari stimulus visual suatu objek; 4) serta mengkonstruksi dan
merepresentasikan model-model geometri yang digambar pada bidang
datar.Materi pelajaran yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah segitiga.
D. TujuanPenelitian
Secara umum tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan informasi
yang objektif mengenai pembelajaran dengan pendekatan open-ended berbantuan
software geogebra untuk meningkatan kemampuan spasial. Sedangkan secara
khusus penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mendeskripsikancapaiankemampuanspasialmatematissiswa yang
memperolehpembelajarandengan pendekatan open-ended berbantuan
software geogebradibandingkandengansiswa yang
memperolehpembelajarandengan metode ekspositori.
2. Mengetahuisikapsiswaterhadappembelajaranmatematika dengan pendekatan
open-ended berbantuan software geogebra.
E. Manfaat Penelitian
Kemampuan spasial matematis merupakan kemampuan yang sangat penting
bagi siswa, sehingga dengan adanya penelitian ini diharapkan kemampuan spasial
matematisnya akan terwujud dan meningkat. Selain itu, penelitian ini juga
memberikan gambaran bagi peneliti khusunya, umumnya untuk guru matematika,
bahwa model pembelajaran ini dapat dijadikan sebagai alternatif dalam kegiatan
proses pembelajaran sehingga dapat meningkatkan kualitas pendidikan di
Indonesia.
9
Hamdan, 2014
Pembelajaran Dengan Pendekatan Open-Ended Berbantuan Software Geogebra Untuk Meningkatkan Spatial Ability Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu F. DefinisiOperasional
Agar tidak tidak terjadi perbedaan pengertian dengan istilah-istilah dalam
penelitian ini, maka beberapa istilah penting perlu didefinisikan guna meluruskan
pengerian dan pemahaman tentang definisi secara umum.
1. Kemampuan spasial yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan
untuk mengkonkritkan sesuatu yang abstrak yang meliputikemampuan untuk
membayangkan posisi suatu objek geometri, menduga secara akurat bentuk
sebenarnya dari bangun geometri yang dipandang dari sudut pandang tertentu,
menentukan ukuran yang sebenarnya dari stimulus visual suatu objek, serta
mengkonstruksi dan merepresentasikan model-model geometri yang digambar
pada bidang datar.
2. Pendekatan open-ended yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pendekatan
pembelajaran yang dalam pelaksanaannya menyajikan masalah yang memiliki
banyak solusi atau banyak cara dalam penyelesaiannya. Model pembelajaran
disini menggunakan pendekatan open-ended berbantuan software geogebra
dengan penyaji materi dilakukan oleh guru dan siswa melihat apa yang
disampaikan sebagai pengantar kemudian mencobanya.
Langkah-langkah yang digunakan adalah:
a. Orientasi
Guru menginformasikan materi yang akan dipelajari,
memberikanmotivasikepadasiswa agar siswa siap untuk belajar termasuk
memberikan apersepsi.
b. Penyajianmasalahterbuka
Guru memberikanpenjelasanumumtentangmateriyang
akanditerimaolehsiswakemudian memberikan masalah terbuka yang
terdapat dalam Lembar Kerja Siswa (LKS) danpermasalahan yang diberikan
harus cenderung membuka masalah untuk menemukan atau membangun
gagasan, konsep atau prinsip matematika.
10
Siswa menjawab pertanyaan atau menyelesaikan masalah yang deiberikan
secara individual tanpa mendapat bantuan dari orang lain /.
d. Diskusikelompoktentangmasalahterbuka
Siswabekerjadalamkelompokuntukmembahaspemecahanmasalahterbukayan
g telah mereka kerjakan secaraindividu. Dalamsesidiskusi ini,
parasiswadituntutuntukmemberikan ide antara satusama lain
dalamkelompok dan siswa yang memilikikreativitas yang
tinggidiaharapkanmembantuyang lain baikitu dalam kelompoknya maupun
kelompok yang
lain.Padaakhirdiskusimasing-masingkelompokmengumpulkanlembardiskusidalamkelompok.
e. Presentasihasildiskusidalamkelompok
Beberapaatauseluruhkelompokmempresentasikanhasilkerjamerekadalamkel
ompokdi depan kelas.
f. Penutup
Siswaakan menarik simpulanataurangkumandari konsepatau ide yangsudah
didapatkankarenacarapemecahanmasalahataujawabanmasalah
yangtelahdiberikansangatvariasi. Dalam hal ini siswa membutuhkan
bimbingan dari guru dalam menyimpulkan konsep atau ide yang terlibat
dalam masalah yang telah diberikan.
3. Software geogebra adalah salah satu program yang terdapat dalam komputer.
Program komputer ini bersifat dinamis dan interaktif untuk mendukung
pembelajaran dan penyelesaian persoalan matematika khususnya geometri,
aljabar, dan kalkulus. Software geogebra dalam penelitian digunakan sebagai
media penunjang kemampuan siswa dalam memvisualisasikan konsep yang
abstrak dan membantu meyakinkan siswa bahwa apa yang mereka kerjakan
adalah benar. Namun dalam pelaksanaan pembelajarannya siswa juga dituntut
untuk tetap mampu menggunakan jangka dan penggaris dalam penyelesaian
masalah karena dalam pelaksanaan tes akhir siswa tidak menggunakan
komputer.
11
Hamdan, 2014
Pembelajaran Dengan Pendekatan Open-Ended Berbantuan Software Geogebra Untuk Meningkatkan Spatial Ability Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
awal sampai akhir yang disajikantelahdisusunsecara final dan guru
menyampaikannyadenganceramah. Karakteristikkhususdari model
pembelajarandengan metode ekspositoriadalah guru
lebihmendominasikegiatan, yaitu guru
mengontrolalurpelajarandenganmenyampaikaninformasidanmendemonstrasika
npenyelesaiansuatusoal. Tetapi di dalam pembelajaran dengan metode
ekspositoritidakharushanyaceramahdandemonstrasi. Di dalampembelajaran
dengan metodeekspositori, guru jugadapatmengajukanpertanyaan,
meresponpertanyaan yang diajukansiswa,
danmeningkatkandiskusikelasdankomentar-komentarselamapembelajaranberlangsung. Dengandemikian,
siswadapatterlibatsecaraaktifdalampembelajarandandominasi guru
dapatdikurangi.
5. Materi yang dijadikan bahan penelitian adalah materi segitiga pada kelas VII
SMP yang mencakup segitiga, jumlah sudut-sudut segitiga, hubungan panjang
sisi dengan besar sudut pada segitiga, melukis segitiga, melukis segitiga sama
kaki dan segitiga sama sisi, melukis garis-garis istimewa pada segitiga, keliling
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode dan Desain Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan sebab akibat antara
variabel bebas dan variabel terikat. Perlakuan yang diberikan terhadap variabel
bebas dilihat hasilnya pada variabel terikat. Dalam hal ini, peneliti ingin menguji
sebuah perlakuan yakni pembelajaran dengan pendekatan open-ended terhadap
kemampuan spasial matematissiswa SMP, yang diberi perlakuan khusus dan
dikontrol dengan ketat. Sejatinya penelitian semacam ini disebut dengan
penelitian eksperimen. Namun pengambilan sampel pada penelitian tidak secara
acak terhadap siswa, tetapi acak pada kelas. Maka dari itu penelitian ini
dinamakan dengan penelitian kuasi eksperimen.
Desain eksperimen yang dilakukan dalam penelitian ini adalah desain
kelompok kontrol non-ekivalen (nonequivalent control group design)seperti yang
digambarkan dalam diagram berikut ini (Sugiono, 2011, hlm.79)
Kelas Eksperimen : O X O
Kelas Kontrol : O O
Keterangan:
O: Pretes / Postes
X: Pembelajaran matematika denganpendekatan open-ended berbantuan software
geogebra.
B.Populasi dan Sampel Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di salah satu SMP Negeri di kota Bandungkelas
VII tahun ajaran 2013/2014 semester genap. Peneitian ini dilakukan pada dua
kelas yaitu kelas kontrol dan kelas eksperimen. Kelas kontrol adalah kelas yang
memperoleh pembelajaran dengan metode ekspositori. Sementara kelas
eksperimen adalah kelas yang memperoleh pembelajaran matematika dengan
27
Hamdan, 2014
Pembelajaran Dengan Pendekatan Open-Ended Berbantuan Software Geogebra Untuk Meningkatkan Spatial Ability Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
perlakuan diberikan, dilakukan tes awal (pretes) untuk mengukur kemampuan
spasial awal siswa yang kemudian diberi perlakuan.Setelah mendapat perlakuan,
dilakukan tes akhir (postes) untuk melihat kemampuan spasial matematis siswa.
Selanjutnya peneliti mengambil dua kelas secara acak untuk menentukan
kelas mana yang menjadi kelas eksperimen, dan kelas kontrol agar sesuai dengan
jadwal yang ditentukan sekolah.
C. Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini adalah pembelajaran dengan pendekatan
open-ended berbantuan software geogebra sebagai variabel bebas, sedangkan
kemampuan spasial siswa sebagai variabel terikatnya.
D. Bahan Ajar
Materi yang akan diajarkan pada penelitian ini adalah segitiga. Adapun
bahan ajar yang akan digunakan antara lain:
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dibuat menggambarkan
prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi
dasar yang ditetapkan dalam standar isi dan dijabarkan dalam silabus. RPP
dikembangkan dalam tiga tahapan pembelajaran yakni tahapan pendahuluan, inti
dan penutup.Model belajar dengan pendekatan open-ended tercermin dalam setiap
tahapan pembelajaran yang diterapkan. RPP yang digunakan dikelas eksperimen
mengacu pada RPP berkarakter dengan tahapan–tahapan pembelajaran dengan
pendekatan open-ended berbantuan software geogebrayaitu memberikan orientasi
permasalahan kepada siswa, mengorganisasi siswa untuk belajar, menyajikan
masalah terbuka kepada siswa, menyelesaikan masalah secara individu, diskusi
kelompok, dan presentasi hasil diskusi kelompok, sedangkan RPP yang digunakan
dikelas kontrol adalah RPP berkarakter yang mengacu pada RPP berkarakter
dengan tahapan-tahapan ekspositori yaitu guru membahas pekerjaan rumah, guru
28
mirip dengan contoh yang telah dijelaskan, guru memberikan ksempatan kepada
siswa untuk bertanya jika ada konsep yang belum dimengerti siswa, guru memberi
tugas pekerjaan rumah.
2. Lembar Kerja Siswa (LKS)
Lembar Kerja Siswa (LKS) yang dibuat berisi permasalahan-permasalahan
yang harus diselesaikan siswa melalui diskusi kelompok.Permasalahan yang
diberikan menuntut pemahaman dan ide-ide untuk menyusun keterkaitan dan
membangun ide, strategi, penyelesaian sehingga menjadi suatu solusi atau rumus
tertentu dan memuat soal-soal untuk meningkatkan kemampuan spasial matematis
siswa.
E. Instrumen Penelitian
Untuk memperoleh data yang sesuai dengan permasalahan dalam penelitian
ini, digunakan tiga macam instrumen, yaitu tes (tes awal dan tes akhir), angket
(sikap siswa terhadap pembelajaran yang dilakukan), dan lembar
observasi.Adapun rancangan instrumen penelitiannya adalah sebagai berikut.
1. Tes
Sebelum dan sesudah penelitian dilakukan pretes dan postes untuk melihat
peningkatan kemampuan spasial matematis siswa. Tes berupa soal-soal uraian
yang memuat indikator sesuai kompetensi inti dan kompetensi dasar dalam
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan(KTSP) dan indikator kompetensi
kemampuan spasial matematis siswa.
2. Angket
Angket diberikan setelah perlakuan selesai dan hanya diberikan kepada
kelas eksperimen untuk mengetahui tanggapan mereka terhadap pembelajaran
matematika dengan pendekatan open-ended berbantuan software geogebra.
Angket dianalisis dengan menggunakan Skala Likert yang mempunyai tingkatan
sangat positif sampai sangat negatif. Derajat penilaian siswa terhadap pernyataan
di bagi ke dalam empat kategori yakni Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak
29
Hamdan, 2014
Pembelajaran Dengan Pendekatan Open-Ended Berbantuan Software Geogebra Untuk Meningkatkan Spatial Ability Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3. Lembar Observasi
Observasi dilakukan saat pembelajaran berlangsung untuk mengukur
kesesuaian proses pembelajaran dengan RPP yang telah dibuat, serta kesesuaian
proses pembelajaran dengan komponen-komponen pendekatan open-ended yang
harus diterapkan selama proses pembelajaran berlangsung.Adapun yang bertindak
sebagai observer adalah seseorang yang memahami alur pembelajaran dengan
pendekatan open-ended.
F. Uji Coba Instrumen
Sebelum pelaksanaan eksperimen dilakukan terlebih dahulu instrumen tes
kemampuan spasial matematis siswa diuji cobakan di luar sampel penelitian.Hal
ini dilakukan untuk mengetahui kelayakan instrumen tes kemampuan spasial
matematis siswa yaitu untuk melihat validitas kriterium butir soal, reliabilitas,
indeks kesukaran dan daya pembeda.Uji coba instrumen dilakukan dengan
langkah sebagai berikut.
1. Uji Validitas
Suatu alat evaluasi dapat dikatakan valid (absah atau sahih) jika alat tersebut
mampu mengevaluasi apa yang seharusnya dievaluasi. Oleh karena itu,
keabsahannya tergantung pada sejauh mana ketepatan alat evaluasi dalam
melaksanakan fungsinya (Suherman, 2003, hlm.102).
Validitas empirik soal ditentukan berdasarkan nilai koefisien validitas
rxydengan menggunakan product moment raw score oleh rumus:
rxy: koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y
N : banyak subjek (testi)
30
Y : skor total setiap peserta tes
(Suherman, 2003, hlm.120).
Menurut Guilford (Suherman, 2003, hlm.112), interpretasi nilai rxydapat
dikategorikan dalam tabel berikut ini.
Tabel 3.1
Interpretasi Korelasi Nilai rxy
Nilai Keterangan
0,90 ≤ rxy ≤ 1,00 Korelasi sangat tinggi
0,70 ≤ rxy <0,90 Korelasi tinggi
0,40 ≤ rxy <0,70 Korelasi sedang
0,20 ≤ rxy <0,40 Korelasi rendah
rxy <0,20 Korelasi sangat rendah
Dalam menentukan tingkat validitas alat evaluasi dapat digunakan kriteria di
atas. Dalam hal ini nilai rxy diartikan sebagai koefisien validitas, sehingga
kriterianya dapat ditunjukkan dalam tabel berikut ini.
Tabel 3.2
Interpretasi Validitas Nilai rxy
(Suherman, 2003, hlm. 112)
Dengan menggunakan AnatesV4 maka validitas tiap butir soal tes
kemampuan pemecahan masalah matematis yang diperoleh adalah sebagai
berikut:
Nilai Keterangan
0,90 ≤ rxy ≤1,00 Validitas sangat tinggi
0,70 ≤ rxy <0,90 Validitas tinggi
0,40 ≤ rxy <0,70 Validitas sedang
0,20 ≤ rxy <0,40 Validitas rendah
0,00 ≤ rxy <0,20 Validitas sangat rendah
31
Hamdan, 2014
Pembelajaran Dengan Pendekatan Open-Ended Berbantuan Software Geogebra Untuk Meningkatkan Spatial Ability Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.3
Hasil Uji Validitas Butir soal
No Soal Validitas Interpretasi
1 0,842 Validitas Tinggi
Suatu alat evaluasi dikatakan reliabel apabila hasil evaluasi tersebut tidak
berubah ketika digunakan oleh orang yang berbeda, waktu yang berbeda, dan
tempat yang berbeda untuk subjek yang sama. Untuk mencari koefisien
reliabilitas r11 digunakan formula Spearman-Brown (Suherman, 2003, hlm.139),
yaitu:
x1 : kelompok data belahan pertama
x2 : kelompok data belahan kedua
Guilford (Suherman, 2003, hlm.139) menyatakan bahwa kriteria untuk
menginterpretasikan koefisien reliabilitas adalah:
Tabel 3.4
Interpretasi Reliabilitas r11
Koefisien reliabilitasr11 Keterangan
r11 < 0,20 Derajat reliabilitas sangat rendah
32
0,40 ≤ r11 < 0,70 Derajat reliabilitas sedang
0,70 ≤ r11 < 0,90 Derajat reliabilitas tinggi
0,90 ≤ r11 ≤ 1,00 Derajat reliabilitas sangat tinggi
Dengan menggunakan AnatesV4 maka reliabilitas butir soal yang
diperoleh adalah 0,76 dengan interpretasi reliabilitas tinggi.
3. Uji Daya Pembeda
Daya pembeda dari satu butir soal menyatakan seberapa jauh kemampuan
butir soal tersebut membedakan antara testi yang mengetahui jawabannya dengan
benar dengan testi yang tidak dapat menjawab soal tersebut (atau testi yang
menjawab salah). Dengan kata lain, daya pembeda dari sebuah butir soal adalah
kemampuan butir soal tersebut membedakan siswa yang mempunyai kemampuan
tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah.
Daya pembeda soal dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai
berikut:
DP = � −�
���
Keterangan:
DP = Daya Pembeda
� = rerata skor testi yang menjawab benar pada butir soal yang bersangkutan
� = rerata skor total untuk semua testi
���= SkorMaksimal Ideal (Suherman, 2003, hlm.166)
Kriteria yang digunakan untuk menginterpretasikan daya pembeda adalah
seperti pada tabel berikut.
Tabel 3.5
Interpretasi Indeks Daya Pembeda
Nilai Keterangan
0,70 <DP ≤ 1,00 Sangat baik
0,40 <DP ≤ 0,70 Baik
33
Hamdan, 2014
Pembelajaran Dengan Pendekatan Open-Ended Berbantuan Software Geogebra Untuk Meningkatkan Spatial Ability Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
0,00 <DP ≤ 0,20 Jelek
DP ≤ 0,00 Sangat jelek
Dengan menggunakan AnatesV4 maka daya pembeda tiap butir soal yang
diperoleh adalah sebagai berikut:
Tabel 3.6
Hasil Uji Daya Pembeda Butir soal
No Soal Daya Pembeda Interpretasi
1 0,65 Baik
berusaha memecahkannya.Sebaliknya, soal yang terlalu sukar dapat membuat testi
menjadi putus asa memecahkannya (Suherman, 2003, hlm.168-169).
Rumus untuk menentukan indeks kesukaran soal tipe uraian adalah sebagai
berikut.
IK = x
SMI
Keterangan:
x = rerata skor dari siswa yang menjawab benar, dan
SMI= Skor Maksimal Ideal (Bobot)
(Suherman, 2003, hlm.170)
Klasifikasi indeks kesukaran tiap butir soal (Suherman, 2003, hlm.170)
34
Dengan menggunakan AnatesV4 maka indeks kesukaran tiap butir soal yang
diperoleh adalah sebagai berikut.
Tabel 3.8
Hasil Uji Indeks Kesukaran Butir soal
No Soal Indeks Kesukaran Interpretasi
1 0,51 Soal Sedang
2 0,34 Soal Sedang
3 0,37 Soal Sedang
4 0,50 Soal Sedang
5 0,43 Soal Sedang
Berikut ini adalah rekapitulasi data hasil uji instrumen yang meliputi
validitas butir soal, reliabilitas, daya pembeda dan indeks kesukaran.
Tabel 3.9
Data Hasil Uji Instrumen
No
Soal Validitas Reliabilitas
35
Hamdan, 2014
Pembelajaran Dengan Pendekatan Open-Ended Berbantuan Software Geogebra Untuk Meningkatkan Spatial Ability Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu G. Prosedur Penelitian
Adapun prosedur penelitian yang dilakukan sebagai berikut :
1. Tahap Persiapan
Pada tahap ini meliputi kegiatan merencanakan penelitian yang akan
dilaksanakan, pengajuan outline penelitian kepada kordinator skripsi dan
penyusunan rancangan penelitian (proposal).
2. Tahap Pelaksanaan
Pada tahap ini peneliti menyusun instrumen dan bahan ajar, kemudian
melaksanakan uji coba instrumen penelitian, yang kemudian dihitung validitas,
reliabilitas, daya pembeda dan indeks kesukaran. Setelah itu merevisi
instrumen tes jika terdapat kekurangan. Setelah instrumen tes direvisi
selanjutnya melakukan pemilihan sampel penelitian untuk kemudian
diberikann tes awal (pretes) pada kelas kontrol dan kelas eksperimen.
Pada tahapan pelaksaan ini peneliti melaksanaan pengajaran dengan
model Pembelajaran dengan pendekatan open-endedberbantuan software
geogebra. Selama pembelajaran, peneliti menggunakan lembar observasi.
Setelah pembelajaran dilakukan, peneliti kemudian memberikan tes akhir
(postes) untuk melihat kemampuan pemecahan masalah matematis siswa, dan
terakhir pemberian angket pada kelas eksperimen
3. Tahap Analisis Data
Tahap analisis data yang dilaksanakan pada penelitian ini yakni
mengumpulkan hasil data kualitatif dan kuantitatif, membandingkan hasil tes
pada kelas eksperimen dan kelas kontrol, melakukan analisis data kuantitatif
terhadap pretes dan postes, dan melakukan analisis data kualitatif yaitu angket.
4. Tahap Penyusunan Laporan
Pada tahap ini, semua data yang didapat dari pelaksanaan penelitian
diolah dan dianalisis dengan strategi yang telah ditentukan sebelumnya untuk
36
H. Teknik Analisis Data
Data yang diperoleh dalam penelitian ini berupa data kuantitatif (hasil
pretest dan postest) dan data kualitatif (angket dan lembar observasi). Analisis
data kuantitatif dilakukan dengan menggunakan uji statistik terhadap hasil pretest
dan postest serta indeks gain.Indeks gain adalah gain ternormalisasi yang dihitung
dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Indeks gain = Skor postes - Skor pretes
Skor maksimum - Skor pretes
Dimana indeks gain digunakan untuk mengetahui kualitas peningkatan
kemampuan spasial matematis siswa setelah mendapat pembelajaran matematika
dengan pendekatan open-endedberbantuan software geogebra. Kriteria Indeks
gain menurut Hake (Abdurozak, 2013) adalah sebagai berikut:
Tabel 3.10 Kriteria Indeks Gain
Indeks gains Kriteria
G 0,70 Tinggi
0,30 G < 0,70 Sedang
G < 0,30 Rendah
Pengolahan data kuantitatif menggunakan bantuan Software IBM SPSS 20.0
for Windows dengan analisis sebagai berikut.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui data yang digunakan
merupakan data yang berdistribusi normal atau tidak.Uji normalitas yang
digunakan dalam penelitian ini adalah uji Shapiro-Wilkdengan taraf
signifikansi (α) 5%.Jika data berdistribusi normal maka dilanjutkan dengan uji
homogenitas.Namun, jika data tidak berdistribusi normal maka tidak
dilanjutkan dengan uji homogenitas, melainkan dilanjutkan uji kesamaandua
rata-rata non parametrik dan pengujiannya menggunakan uji non
37
Hamdan, 2014
Pembelajaran Dengan Pendekatan Open-Ended Berbantuan Software Geogebra Untuk Meningkatkan Spatial Ability Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan jika data yang diperoleh berasal dari data
yang terdistribusi normal. Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui kedua
kelompok yaitu kelas yang menggunakan pembelajaran dengan pendekatan
open-ended berbantuan software geogebradan kelas ekspositori memiliki
varians yang homogen atau tidak. Uji homogenitas yang digunakan dalam
penelitian ini adalah uji Levene dengan taraf signifikansi 5%.
c. Uji Kesamaan Dua Rata-rata
Data yang berasal dari populasi yang berdistribusi normal dan homogen
maka dilakukan pengujian kesamaan dua rata-rata dengan menggunakan uji t.
Sedangkan untuk data yang berasal dari populasi yang berdistribusi normal
tetapi tidak homogen dilakukan pengujian dengan menggunakan uji t’.Jika data
berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal maka dilakukan pengujian
kesamaan dua rata-rata non-parametrikdan pengujiannya menggunakan uji non
parametrikMann-Whitney.Sedangkan untuk analisis data jika rata-rata skor
pretes tidak berbeda secara signifikan atau dengan kata lain sama, maka
digunakan uji kesamaan dua rata satu pihak, yaitu uji perbedaan dua
rata-rata postes.
1. Analisis Data Angket
Data angket akan ditulis dalam tabel dengan data yang diubah menjadi data
kuantitatif dengan menggunakan skala Likert. Adapun pembobotan dipakai dalam
mentransfer skala kualitatif ke dalam skala kuantitatif adalah sebagai berikut:
Tabel 3.11
Bobot untuk Pernyataan Favorable (Positif)
Pernyataan Bobot
Sangat Setuju 5
Setuju 4
Netral 3
38
Sangat Tidak Setuju 1
(Suherman, 2003, hlm.191)
Selain pembobotan dilakukan pada pernyataan favorable (positif),
pembobotan juga dilakukan pada pernyataan unfavorable (negatif)
Tabel 3.12
Bobot untuk Pernyataan Unfavorable (Negatif)
Pernyataan Bobot
Sangat Setuju 1
Setuju 2
Netral 3
Tidak setuju 4
Sangat Tidak Setuju 5
(Suherman, 2003, hlm.191)
Pengolahan skor dan penafsirannya yaitu dengan menghitung rerata skor
tersebut untuk setiap siswa pada setiap aspek dan rerata setiap aspek. Adapun
kriteria penilaian adalah jika rerata diatas tiga kriterianya positif dan jika rerata
dibawah tiga kriterianya negatif (Suherman, 2003, hlm.191). Untuk mengukur
data angket digunakan rumus berikut.
P =�
�x 100%
Dengan:
p = persentase jawaban
f = frekuensi jawaban
n = banyaknya responden
2. Analisis Data Lembar Observasi
Kriteria untuk penilaian hasil observasi hanya dilihat dari terpenuhi atau
tidaknya hal-hal yang harus terlaksana selama pembelajaran matematika
39
Hamdan, 2014
Pembelajaran Dengan Pendekatan Open-Ended Berbantuan Software Geogebra Untuk Meningkatkan Spatial Ability Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
geogebradilakukan rekapitulasi data keterlakasanaan setiap tahapan pembelajaran
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis pada keseluruhan tahapan penelitian, maka
kesimpulan yang diperolehdari penelitian berkaitan dengan kemampuan spasial
melalui pembelajaran dengan pendekatan open-ended berbantuan software
geogebra di kelas VIIsalah satu SMP Negeri di Bandung, yaitu sebagai berikut.
1. Peningkatan kemampuan spasial siswa SMP yang memperoleh pembelajaran
dengan pendekatan open-ended berbantuan software geogebra lebih baik
daripada siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan metode ekspositori.
Kualitas peningkatan kemampuan spasial siswa berdasarkan kriteria indeks
gain pada kelas eksperimen termasuk pada kategori sedang dan pada kelas
kontrol termasuk pada kategori rendah sehingga masih diperlukan upaya-upaya
lebih lanjut agar peningkatan kemampuan spasial siswa menjadi lebih baik.
2. Siswa secara umum menunjukkan sikap positif terhadap pembelajaran dengan
pendekatan open-ended berbantuan software geogebra. Sikap positif yang
dimaksud berupa sikap yang menunjukkan persepsi atau sikap baik dan
memperoleh manfaat dari pembelajaran dengan pendekatan open-ended
berbantuan software geogebradalam peningkatan kemampuan spasial siswa.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang diperoleh terhadap
pembelajaran dengan pendekatan open-ended berbantuan software geogebra,
maka direkomendasikan hal berikut.
1. Pembelajaran dengan pendekatan open-ended berbantuan software geogebra
dapat dijadikan salah satu alternatif model pembelajaran matematika untuk
materi tertentu dalam meningkatkan kemampuan spasial.
2. Pembelajaran dengan pendekatan open-ended berbantuan software
61
Hamdan, 2014
Pembelajaran Dengan Pendekatan Open-Ended Berbantuan Software Geogebra Untuk Meningkatkan Spatial Ability Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kesempatan seluas-luasnya untuk menyelesaikan masalah dengan berbagai cara
dan diberi kesempatan untuk memastikan jawaban siswa dengan menggunakan
software geogebra sehingga diperlukan pengefektivitasan dalam
pelaksanaannya sehingga tujuan yang diharapakandapat tercapai.
3. Untuk penelitian selanjutnya, penulis merekomendasikan untuk melanjutkan
penelitian terhadap pendekatan open-ended dalam pembelajaran dengan
metode yang berbedaserta subjek yang lebih luas agar didapat kesimpulan
yang luas.
4. Jika akan melakukan penelitian yang serupa, penulis merekomendasikan untuk
menambah jumlah rombel yang dijadikan sebagai sampel penelitian, yaitu
menjadi empat rombel atau empat kelas. Kelas pertama memperoleh
pembelajaran dengan pendekatan open-ended berbantuan software geogebra,
kelas kedua memperoleh pembelajaran dengan pendekatan open-ended, kelas
ketiga memperoleh pembelajaran berbantuan software geogebra, dan kelas
keempat memperoleh pembelajaran dengan metode ekspositori supaya tidak
DAFTAR PUSTAKA
Abdurozak, D. (2013). Pembelajaran Berbasis Masalah Berbatuan Software
Geogebra untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMP. Skripsi pada FPMIPA UPI Bandung: tidak
diterbitkan.
Atmojo, D. (2013). Pengaruh Pembelajaran dengan Metode Problem Posing
Berbantuan Multimedia Terhadap Kemampuan Spatial Sense dan Disposisi Matematis Siswa Kelas X SMK di Kota Bogor. Tesis pada PPS
UT Jakarta: tidak diterbitkan.
Departemen Pendidikan Nasional (2007). Model – Model Pembelajaran Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: Depdiknas.
Fitriyani, G. D.
(2012).MeningkatkanKemampuanRepresentasiMatematisSiswaMelaluiP
endekatan Open-Ended dalamPembelajaranMatematikaSiswa SMA.Skripsipada FPMIPA UPI Bandung: tidakditerbitkan.
Gordah. E. K. (2009). Meningkatkan Kemampuan Koneksi dan Pemecahan
Masalah Matematik Melalui Pendekatan Open-Ended. Tesispada SPS
UPI Bandung: tidakditerbitkan.
Inprasitha, M. (2006).Open-Ended Approach and Teacher Education. Tsukuba
Journal of Educational Study in Mathematics. 25,169-177.
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. (2012). Serapan Hasil Ujian Nasional
Tahun 2012 Jenjang SMP Mata Uji Matematika [Online] Tersedia: http://118.98.234.22/sekretariat/hasilun/index.php/serapan_smp [24 Januari 2014].
Mann, R. L. (2005). The Identification of Gifted Students with Spatial Strengths:
An Exploratory Study. Disertasi pada University of Connecticut: tidak
diterbitkan.
Murni. (2013).Open-Ended Approach in Learning to Improve Students ThinkingSkills in Banda Aceh. International Journal of Independent
Research and Studies. 2,(2),95-101.
NCTM. (2000). Geometri Standard. Reston. VA: NCTM
Nurkholis, E. (2012). Pembelajaran Berbasis Masalah Berbantuan Komputer
63
Hamdan, 2014
Pembelajaran Dengan Pendekatan Open-Ended Berbantuan Software Geogebra Untuk Meningkatkan Spatial Ability Siswa SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Spatial Sense Siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) dalam Materi Geometri. Tesis pada SPS UPI Bandung: tidak diterbitkan.
Rahman, R. (2011). Pengaruh Pembelajaran Berbantuan Geogebra Berbantuan
Terhadap Kemampuan Brpikir Kreatif. [Online]. Tersedia:
http://risqirahman.wordpress.com/2011/10/11/pengaruh-pembelajaran-berbantuan-geogebra-terhadap-kemampuan-berpikir-kreatif/ [9
Februari 2014]
Reziyustkha, L. (2012). Meningkatkan Kemampuan Pemahaman dan Koneksi
Matmatis Siswa SMP Menggunakan Pendekatan Open-Ended dengan Pembelajaran Kooperatif Tipe Co-op Co-op. Tesis pada SPS UPI
Bandung: tidak diterbitkan.
Rosita, N.T. (2012). Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Open-Ended
dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa. Tesis
pada SPS UPI Bandung: tidak diterbitkan.
Sudjana. (2005). Metoda Statistika.Bandung: Tarsito.
Suherman, E. (2003). Evaluasi Pembelajaran Matematika. Bandung: Jurusan Pendidikan Matematika FPMIPA UPI.
Suherman, E., Turmudi, Suryadi, D., Herman, T., Suhendra, Prabawanto, S., Nurjanah, Rohayati, A. (2003). Strategi Pembelajaran Matematika
Kontemporer. Bandung: JICA UPI.
Sugiono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Suprapto. (2006). Peningkatan Kualitas Pendidikan Melalui Media PembelajaranMenggunakan Teknologi Informasi di Sekolah. Jurnal
Ekonomi & Pendidikan.3, (1), 34-41.
Sutton, K., Williams, A., McBride, W. (2009). Exploring Spatial Ability and
Mapping the Performance of Engineering Students.Newcastle: University of Newcastle.
Tim MKPBM Jurusan Pendidikan Matematika Universitas Pendidikan Indonesia. (2001). StrategiPembelajaranMatematikaKontemporer.Bandung: JICA UPI.
Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional (Sisdiknas).
Universitas Pendidikan Indonesia (2008). Kurikulum Ketentuan Pokok dan
64
Yahya, D. F. (2010). Penerapan Pendekatan Open-Ended dalam Pembelajaran
Matematika untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Reflektif Siswa SMA. Skripsi pada FPMIPA UPI Bandung: tidak diterbitkan.
Yilmaz, B. (2009). “On the Development and Measurement of SpatialAbility”. International Electronic Journal of Elementary Education. 1,(2),83-94.
Yuliardi, R. (2013). Pembelajaran Matematika Berbantuan Software Geogebra
dengan Model Pembelajaran Technologically Alligned Classroom (TACI), Technologically-Based Guided Inquiri (TGBI), dan Technologically Misaligned Classroom (TMC) untuk Meningkatkan Spatial Ability dan Kemampuan Komunikasi Matematis. Tesis pada SPS UPI Bandung: tidak
diterbitkan.