BERBASIS PENDEKATAN SCIENTIFIC PADA SUB TEMA GAYA DAN GERAK
SKRIPSI
diajukan untuk memenuhi sebagian
syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh
DITA PUSPITA KHOIRUNNISA NIM 1004196
PROGRAM S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Oleh
Dita Puspita Khoirunnisa
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana PendidikanProgram Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
© Dita Puspita Khoirunnisa Universitas Pendidikan Indonesia
Juni 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
BERBASIS PENDEKATAN SCIENTIFIC PADA SUB TEMA GAYA DAN GERAK
disetujui dan disahkan olehpembimbing:
Pembimbing I
Drs. Rustono W.S., M.Pd. NIP. 19520628 198103 1 001
Pembimbing II
Drs. Asep Saepulrohman, M. Pd. NIP. 19610909 198503 1 006
Mengetahui
Ketua Program Studi PGSD UPI Kampus Tasikmalaya
ii
PENGEMBANGAN PENILAIAN KINERJA BERBASIS PENDEKATAN SCIENTIFIC
PADA SUB TEMA GAYA DAN GERAK
ABSTRAK
Penelitian ini mendeskripsikan pengembangan penilaian kinerja pada pembelajaran satu sub tema gaya dan gerak di kelas IV Sekolah Dasar. Penilaian kinerja adalah penilaian yang menghendaki siswa untuk menampilkan keterampilannya dalam suatu tugas. Latar belakang penelitian ini adalah keprihatinan peneliti karena masih banyak guru yang jarang menilai kegiatan siswa, padahal penilaian kinerja merupakan salah satu penilaian autentik dalam kurikulum 2013 yang dapat menilai kompetensi inti yang keempat yakni penerapan pengetahuan. Dalam penilaian kinerja, guru menggunakan rubrik untuk menilai kegiatan siswa. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode Penelitian Desain Didaktis (Didactical Design Research) yang terdiri atas tiga tahap yaitu prospective analysis, metapedadidaktic analisysis dan retrosfective analysis. Desain didaktis berupa rubrik penilaian kinerja materi sub tema gaya dan gerak disusun berdasarkan learning obstacle siswa, HLT (Hypotherical Learning Trajectory), yaitu tujuan pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan hipotesis proses belajar (PRS dan ADP). Teknik pengumpulan data dilakukan secara trianggulasi. Implementasi I dilakukan di SD Negeri 3 Benteng Kecamatan Ciamis dan implementasi II dilakukan di SD Negeri 1 Cijeunjing Kabupaten Ciamis. Hasil penelitian diperoleh beberapa learning obstacle dan desain rubrik penilaian kinerja. Terdapat perbedaan presentasi learning obstacle siswa sebelum implementasi desain I, yakni sebesar 64,78%. Setelah implementasi desain I sebesar 56,55%. dan setelah implementasi desain II sebesar 36,49 %.
iii
DEVELOPMENT OF PERFORMANCE ASSESSMENT BASED ON SCIENTIFIC APPROACH
SUB THEME ENERGY AND MOVEMENT
ABSTRAK
This research describes the development of performance assessment in one lesson with the sub theme energy and movement of class IV of Elementary School. Assessment of performance is the assessment that enables students to present their skill in some assignments. The background of this research is the writer’s concern because there is still a lot of teachers who don’t assess students’ activities, whereas assessment of performance is one of the authentic assessments in curriculum 2013 that can assess the forth main competence, it is implementation of knowledge. In assessing performance, teacher uses rubric to assess students’ activities. This research uses qualitative research through three phases, those are prospective analysis, metapedadidactic analysis, and retrosfective analysis. Rubric of performance assessment in didactical design of sub theme energy and movement is compiled based on students’ learning obstacle. HLT Hypotherical Learning Trajectory) is the aim of learning, the teaching learning process and study process hypothesis PRS and ADB). Technique of collecting the data is conducted by triangulations. Implementation I was conducted in SD Negeri 3 Benteng of Ciamis Subdistrict of Ciamis Regency and implementation II was conducted in SD Negeri 1 Cijeunjing of Ciamis Regency. The research result shows some learning obstacles and rubric design of performance assessment. There is difference between students’ learning obstacles before didactic design implementation I, this is as much 64,78 % and after didactic design implementation I is as much 56,55% and after design implementation II is as much 36,49%.
DAFTAR ISI
Halaman
PERNYATAAN ... i
ABSTRAK ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iv
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1
B. Perumusan Masalah Penelitian ... 6
1. Identifikasi dan Analisis Masalah ... 6
2. Perumusan Masalah ... 7
C. Tujuan Penelitian ... 8
D. Manfaat Penelitian ... 8
E. Struktur Organisasi Skripsi ... 9
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Metapedadidaktik ... 11
B. Penelitian DDR ... 13
C. Hypothetical Learning Trajectory ... 14
D. Hambatan belajar (Learning Obstacle) ... 15
E. Penilaian Kinerja ... 16
1. Pengertian Penilaian Kinerja... 16
2. Pentingnya Penilaian Kinerja Sebagai Bagian dari Kegiatan Pembelajaran ... 16
4. Langkah-langkah Penyusunan dan Pengembangan Asessmen
Kinerja... 21
F. Pendekatan Scientific dalam Pembelajaran ... 22
1. Esensi Pendekatan Scientific ... 22
2. Konsep Pendekatan Scientific ... 23
G. Pembelajaran Tematik ... 29
1. Pengertian Pembelajaran Tematik ... 29
2. Manfaat Pembelajaran Tematik ... 30
3. Karakteristik Pembelajaran Tematik... 30
4. Tahap Pembelajaran Tematik ... 31
H. Sub Tema Gaya dan Gerak ... 32
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian ... 35
B. Desain Penelitian ... 35
C. Metode Penelitian ... 36
D. Definisi Operasional dan Konseptual ... 38
E. Jenis Instrumen Penelitian ... 39
F. Pengembangan Instrumen ... 40
1. Uji Keabsahan Data Kualitatif ... 40
2. Hasil Uji Instrumen Tes ... 41
G. Teknik Pengumpulan Data ... 47
H. Teknik Analisis Data ... 49
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 50
1. Desain Pertama ... 50
a. Prospective AnalysisI ... 50
b. Metapedadidaktik Analysis I ... 119
c. Retrospective Analysis I ... 129
a. Prospective Analysis 1I ... 133
b. Metapedadidaktik Analysis II ... 217
c. Retrospective Analysis II ... 228
B. Pembahasan ... 231
1. Learning Obstacle Siswa pada Sub Tema Gaya dan Gerak ... 231
2. Implementasi Desain Penilaian Kinerja ... 234
3. Desain Akhir Sub Tema Gaya Dan Gerak ... 236
BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Simpulan ... 248
B. Rekomendasi... 250
DAFTAR PUSTAKA ... 252
LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 255
DAFTAR TABEL
Tabel 1. 1 Kompetensi Inti Kelas IV ... 3
Tabel 2. 1Konversi Skor ... 20
Tabel 2. 2Learning Obstacle dan Penilaian Kinerja ... 26
Tabel 2. 3Kegiatan Penilaian Kinerja dalam Model Pembelajaran Inkuiri ... 28
Tabel 3. 1Kategori Daya Pembeda ... 43
Tabel 3. 2Kategori Tingkat Kesukaran ... 45
Tabel 3. 3 Interval Kategori Pemahaman Siswa dan Learning Obstacle Siswa 47 Tabel 4. 1 Rubrik Penilaian Kinerja Menarik Kursi ... 60
Tabel 4. 2Rubrik Penilaian Kinerja Mengamati Percobaan ... 61
Tabel 4. 3Rubrik Penilaian Sikap Percobaan Menarik Kursi ... 62
Tabel 4. 4Rubrik Penilaian Kinerja Bertanya ... 63
Tabel 4. 5 Rubrik Penilaian Kinerja Mengemukakan Pendapat ... 64
Tabel 4. 6 Rubrik Penilaian Sikap Bertanya dan Mengemukakan Pendapat ... 67
Tabel 4. 7Rubrik Penilaian Kinerja Mendorong Meja ... 68
Tabel 4. 8 Rubrik Penilaian Kinerja Mengamati Percobaan Mendorong Meja 71 Tabel 4. 9 Rubrik Penilaian Kinerja Melempar Bola Pingpong ... 72
Tabel 4.10Rubrik Penilaian Kinerja Meremas Kertas dan Menarik Karet Gelang ... 73
Tabel 4.11Rubrik Penilaian Kinerja Meremas Gelas Plastik ... 75
Tabel 4.12Rubrik Penilaian Kinerja Pengamatan Meremas Kertas dan Menarik Karet Gelang ... 75
Tabel 4.13 Rubrik Penilaian Kinerja Kelompok Pengamatan Percobaan Meremas Gelas Plastik ... 77
Tabel 4.14 Rubrik Penilaian Sikap dalam Kelompok ... 77
Tabel 4.15 Rubrik Penilaian Kinerja Menuliskan Hasil Pengamatan dalam Bentuk Tabel ... 80
Tabel 4.16 Rubrik Penilaian Sikap Menuliskan Hasil Pengamatan dalam Bentuk Tabel ... 82
Tabel 4.18 Rubrik Penilaian Sikap Membacakan Laporan ... 85
Tabel 4.19 Rubrik Penilaian Kinerja Permainan Lompat Kelinci ... 87
Tabel 4.20 Rubrik Penilaian Kinerja Menempelkan Jejak pada Garis
Bilangan ... 90
Tabel 4.21 Rubrik Penilaian Kinerja Kelompok Menyelesaikan Soal Cerita . 91
Tabel 4.22 Rubrik Penilaian Kinerja Individu Menyanyikan Lagu dengan
Gerak Badan ... 93
Tabel 4.23 Rubrik Penilaian Kinerja Kelompok Menyanyikan Lagu dengan
Gerak Badan ... 95
Tabel 4.24 Rubrik Penilaian Kinerja Menyimpulkan ... 98
Tabel 4.25 Rubrik Penilaian Kinerja Kelompok Menceritakan pengalaman . 95
Tabel 4.26 Rubrik Penilaian Kinerja Kelompok Menyanyikan Lagu dengan
Gerak Badan ... 95
Tabel 4.27 Perbandingan Kategori Learning Obstacle Siswa Sebelum dan
Setelah Implementasi Desain Didaktis I ... 130 Tabel 4.28 Rubrik Penilaian Kinerja Menebak Clue dalam Kartu Teka-teki .. 138 Tabel 4.29Rubrik Penilaian Kinerja Menarik Kursi ... 140 Tabel 4.30 Rubrik Penilaian Kinerja Mengamati Percobaan Menarik Kursi .. 142 Tabel 4.31 Rubrik Penilaian Sikap Mengamati Percobaan ... 143 Tabel 4.32 Rubrik Penilaian Kinerja Bertanya dan Mengemukakan Pendapat 146 Tabel 4.33 Rubrik Penilaian Sikap Bertanya dan Mengemukakan Pendapat .. 149 Tabel 4.34 Rubrik Penilaian Kinerja Mendorong Meja ... 152 Tabel 4.35 Rubrik Penilaian Kinerja Mengamati Percobaan Mendorong Meja 155 Tabel 4.36 Rubrik Penilaian Kinerja Melempar Bola Pingpong ... 156 Tabel 4.37 Rubrik Penilaian Kinerja Meremas Kertas dan Menarik
Karet Gelang ... 158 Tabel 4.38 Rubrik Penilaian Kinerja Meremas Gelas Plastik ... 160 Tabel 4.39 Rubrik Penilaian Kinerja Pengamatan Meremas Kertas dan Menarik
Tabel 4.42 Rubrik Penilaian Kinerja Menuliskan Hasil Pengamatan
dalam Bentuk Tabel ... 168
Tabel 4.43 Rubrik Penilaian Kinerja Mencocokkan Komponen Laporan ... 169
Tabel 4.44 Rubrik Penilaian Sikap Menyajikan Laporan Pengamatan ... 171
Tabel 4.45 Rubrik Penilaian Kinerja Menyajikan Laporan ... 174
Tabel 4.46 Rubrik Penilaian Kinerja Lompat Kelinci ... 178
Tabel 4.47 Rubrik Penilaian Kinerja Kelompok Menyelesaikan soal Cerita .. 183
Tabel 4.48 Rubrik Penilaian Sikap Siswa Saat Menyelesaikan soal Cerita ... 185
Tabel 4.49 Rubrik Penilaian Kinerja Menyanyikan Lagu ... 187
Tabel 4.50 Rubrik Penilaian Kinerja Kelompok Menyanyikan Lagu dengan Gerak Badan ... 190
Tabel 4.51 Rubrik Penilaian Kinerja Kelompok Menceritakan Pengalaman .. 193
Tabel 4.52 Rubrik Penilaian Kinerja Kelompok Menyimpulkan ... 195
Tabel 4.53 Rubrik Penilaian Kinerja Kelompok Membacakan Pengalaman dan Kesimpulan ... 196
Tabel 4.54 Perbandingan Kategori Learning Obstacle Siswa Sebelum dan Setelah Implementasi Desain Didaktis II ... 229
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. 1 Komponen Pembelajaran ... 1
Gambar 2. 1Segitiga Metapedadidaktik ... 11
Gambar 2. 2Instrumen Penilaian Kinerja ... 19
Gambar 3. 1 Desain Penelitian ... 36
Gambar 3. 2 Alur Penelitian Desain Didaktis ... 37
Gambar 4. 1 Lintasan Lompat Kelinci ... 87
Gambar 4. 2 Garis Bilangan ... 90
Gambar 4. 3 Lagu Ada Sepeda dan Burung Kutilang ... 93
Gambar 4. 4 Kolom Menceritakan Pengalaman ... 97
Gambar 4. 5 Soal Evaluasi No 1 ... 114
Gambar 4.6 Soal Evaluasi No 2 ... 114
Gambar 4. 7 Soal Evaluasi No 3 ... 115
Gambar 4. 8 Soal Evaluasi No 4 ... 115
Gambar 4. 9 Soal Evaluasi No 5 ... 116
Gambar 4.10Soal Evaluasi No 6 ... 116
Gambar 4.11 Soal Evaluasi No 7 ... 117
Gambar 4.12 Soal Evaluasi No 8 ... 117
Gambar 4.13 Soal Evaluasi No 9 ... 118
Gambar 4.14 Soal Evaluasi No 10 ... 118
Gambar 4.15 Lintasan Lompat Kelinci ... 177
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A Instrumen Penelitian ... 255
Lampiran A. 1 Kisi-Kisi Instrumen ... 256
Lampiran A. 2 Instrumen Tes ... 259
Lampiran A. 3 Uji Validitas Instrumen Tes ... 271
Lampiran A. 4 Uji Reliabilitas Instrumen Tes ... 272
Lampiran A. 5 Uji Daya Pembeda Soal ... 273
Lampiran A. 6 Analisis Tingkat atau Indeks Kesukaran Butir Soal ... 274
Lampiran A. 7 Seleksi Butir Soal Instrumen Penelitian ... 275
Lampiran A. 8 Format Kuesioner ... 276
Lampiran A. 9 Format Observasi ... 280
Lampiran A. 10 Pedoman Wawancara... 282
Lampiran B Studi Pendahuluan ... 287
Lampiran B. 1 Kisi-kisi Instrumen Mengungkap Learning Obstacle Siswa ... 288
Lampiran B. 2 Instrumen Mengungkap Learning Obstacle Siswa ... 291
Lampiran B. 3 Kunci Jawaban Mengungkap Learning Obstacle Siswa ... 299
Lampiran B. 4 Hasil Kuesioner ... 300
Lampiran B. 5 Hasil Observasi ... 307
Lampiran B. 6 Hasil Wawancara ... 309
Lampiran B. 7 Hasil Analisis Studi Pendahuluan ... 315
Lampiran C Desain I ... 370
Lampiran C. 1 RPP ... 371
Lampiran C. 2 Evaluasi Pembelajaran ... 373
Lampiran C. 3 Rubrik Penilaian Kinerja... 378
Lampiran C. 7 Hasil Implementasi Desain Didaktis I ... 395
Lampiran D Desain II... 426
Lampiran D. 1 RPP ... 427
Lampiran D. 2 Rubrik Penilaian Kinerja Desain II... 436
Lampiran D. 3 Hasil Implementasi Desain Didaktis II ... 441
Lampiran E. 1Rubrik Penilaian Kinerja ... 472
Lampiran E. 2 Validasi Ahli ... 500
Lampiran F Dokumentasi ... 335
Lampiran F. 1 SK Dosen Pembimbing Skripsi ... 505
Lampiran F. 2Surat Ijin Penelitian dari KESBANG Kabupaten Ciamis ... 506
Lampiran F. 3 Surat Ijin Penelitian dari Dinas Pendidikan Kabupaten Ciamis 507 Lampiran F. 4 Surat Rekomendasi dari UPTD Pendidikan Kecamatan CiamisKabupaten Ciamis ... 508
Lampiran F. 5 Surat Rekomendasi dari UPTD Pendidikan Kecamatan Cijeunjing Kabupaten Ciamis ... 509
Lampiran F. 6 Surat Keterangan Penelitian dari Kepala Sekolah ... 510
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Pembelajaran menurut Oemar Hamalik (Hernawan, 2007, hlm.3) adalah ‘prosedur dan metode yang ditempuh oleh pengajar untuk memberikan kemudahan bagi peserta didik untuk melakukan kegiatan belajar secara aktif dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran’. Sedangkan menurut Mohammad
Surya (Hernawan, 2007, hlm.3) bahwa ‘pembelajaran adalah suatu proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan perilaku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.’Berdasarkan pendapat di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran adalah proses dan metode yang ditempuh oleh pengajar bagi peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran yang dimaksud yaitu perubahan perilaku yang menyeluruh dari hasil interaksi dengan lingkungannya secara berkesinambungan.
Di dalam sebuah pembelajaran terdapat beberapa komponen saling berkaitan. Komponen dalam pembelajaran tersebut adalah: a. Tujuan pembelajaran, b. Proses pembelajaran, c. Penilaian (assessment) pembelajaran. Keterkaitan antara komponen-komponen tersebut dapat dilihat melalui gambar berikut :
Tujuan Pembelajaran
Proses Pembelajaran Penilaian
Pembelajaran
Penilaian dalam suatu pembelajaran merupakan hal yang penting. Karena dengan hasil penilaian, guru dapat mengetahui tercapai atau tidaknya tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan sebelumnya, guru dapat mengetahui efektif tidaknya metode yang diterapkan dalam proses pembelajaran serta memperoleh umpan balik (feedback) untuk memperbaiki proses pembelajarannya. Menurut Arifin (2009,hlm. 5) mengungkapkan bahwa :
Kegiatan penilaian harus digunakan sebagai cara atau teknik untuk mendidik sesuai dengan prinsip pedagogis. Guru harus menyadari bahwa kemajuan belajar peserta didik merupakan salah satu indikator keberhasilannya dalam pembelajaran. Jika sebagian peserta didik tidak berhasil dalam belajarnya berarti pula merupakan kegagalan bagi guru itu sendiri.
Menurut Nana Sudjana (2006, hlm 3) “penilaian adalah proses memberikan atau menentukan nilai kepada objek tertentu berdasarkan suatu kriteria tertentu.”. Sedangkan menurut Dr. Kunandar (2013, hlm. 35) “penilaian (assessment) adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa memberikan
gambaran perkembangan siswa.”Dalam penilaian kinerja terdapat tugas-tugas yang akan diberikan kepada siswa. Tugas tersebut menuntut siswa untuk menerapkan pengetahuan yang telah mereka pelajari sebelumnya. Tugas tersebut hendaknya berkaitan dengan kehidupan sehari-hari dan menantang siswa untuk dipecahkan. Begitupun dengan guru, dalam menilai keterampilan siswa, guru harus bersikap adil dan berusaha untuk objektif dalam menilai keterampilan siswa.
Tabel 1.1
Kompetensi Inti Kelas IV
No Kompetensi Kompetensi Inti
1. Kompetensi 1 (Sikap Keagamaan)
Menerima, menjalankan dan menghargai ajaran agama yang dianutnya
2. Kompetensi 2 (Sikap Sosial )
Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah dan tempat bermain.
4. Kompetensi 4
(Penerapan Pengetahuan )
Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis, dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia
Guru dapat menilai kompetensi inti keempat melalui penilaian kinerja. Penilaian kinerja menurut Penilaian kinerja menurut Usman (2006, hlm. 172)“penilaian kinerja (performance assessment) yaitu asesmen yang menghendaki siswa untuk mendemonstrasikan kemampuan baik pengertian maupun keterampilan dalam bentuk kinerja yang nyata yang ditunjukkan dalam bentuk satu tugas atau seperangkat tugas”. Selain itu Menurut Stiggins(2004,
hlm 6). “performance assessment is assessment based on observation and judgment; we look at performance or product and make a judgment as to its
Ana Ratna Wulan (2010, hlm. 2) memandang bahwa Penilaian kinerja dapat menunjukan aspek kognitif, afektif dan psikomotor siswa. Seperti yang dikemukakannya:
Hasil pembelajaran tidak harus berupa tes pengetahuan kemampuan siswa saja tetapi bisa saja dilihat dari aspek keterampilan (skill) siswa pada saat melakukan kegiatan praktikum. Dalam kegiatan praktikum, siswa dapat menunjukkan hasil dari pemahaman aspek kognitif dan menunjukan sikap afektif dalam kegiatan dapat dilihat kemampuan siswa.
Dalam melakukan praktikum, siswa dapat mengembangkan kemampuan
saintis yang ada pada dirinya. Hal ini sesuai dengan kurikulum 2013 yang lebih menuntut dimensi pedagogik modern dalam kegiatan pembelajaran. Dimensi pedagogik yang dimaksud adalah dengan menggunakan pendekatan ilmiah (scientific approach). Pendekatan ilmiah (scientific approach) dalam kegiatan pembelajaran meliputi mengamati, menanya, menalar, mencoba, menyajikan, menyimpulkan, mengolah dan mengkomunikasikan.
Pendekatan scientific menurut Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (2013, hlm. 212)
Pendekatan ini bercirikan penonjolan dimensi pengamatan, penalaran, penemuan, pengabsahan dan penjelasan tentang suatu kebenaran. Dengan demikian, proses pembelajaran harus dilaksanakan dengan dipandu nilai-nilai, prinsip-prinsip atau kriteria ilmiah.
Pembelajaran yang menggunakan pendekatan ilmiah (scientific approach) sangat sesuai dengan karakter siswa pada usia SD. Anak memiliki sifat saintis di
dalam dirinya, anak memiliki rasa ingin tahu yang tidak pernah terpuaskan. Dan seorang guru harus dapat memfasilitasi anak untuk membuktikan dan menemukan sendiri konsep yang dipelajarinya.
melakukan penilaian otentik itu membuang waktu dan energi serta terlalu mahal..”. akibatnya guru hanya mengukur aspek pengetahuan siswa saja tanpa mengukur skill yang mencerminkan kemampuan siswa.
Saat ini meski kurikulum 2013 sudah diterapkan di sebagian sekolah, mayoritas guru belum memahami pembelajaran menggunakan kurikulum 2013 dengan menggunakan pendekatan scientific. Sebagian guru belum terbiasa untuk menerapkan pembelajaran secara tematik dan belum paham mengenai pendekatan scientific yang kompleks. Guru merasa kesulitan dalam menerapkan pembelajaran
yang menggunakan kurikulum 2013 terutama dalam kegiatan menilai kegiatan siswa. Dalam menilai kegiatan siswa, guru tidak mengembangkan rubrik penilaian sendiri tapi hanya menggunakan rubrik penilaian yang tersedia dalam buku guru dan buku siswa yang telah diterbitkan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti di kelas IV SD Negeri 3 Benteng Ciamis, guru jarang menggunakan penilaian kinerja pada pembelajaran satu sub tema Gaya dan Gerak. Guru hanya menggunakan tes kognitif saja untuk mengukur kemampuan siswa. Selain itu, dalam pembelajaran tidak adakegiatan siswa yang ditujukan untuk menggali pengetahuan dan menerapkan pengetahuan yang dimilikinya. Padahal dalam pembelajaran satu sub tema Gaya dan Gerak terdapat beberapa konsep yang memerlukan keterampilan siswa dalam menemukan konsep yang dipelajarinya. Akibatnya siswa merasa jenuh dalam belajar sehingga hasil belajarnya kurang optimal dan mengalami hambatan dalam belajar (learning obstacle).Learning obstacle siswa dalam pembelajaran satu sub tema gaya dan gerak yaitu siswa memiliki hambatan belajar dalam mata pelajaran IPA yaitu sebanyak 64,29% siswa mengalami hambatan pada indikator mengamati gaya dan gerak dalam kehidupan sehari-hari. Siswa belum memahami bahwa kegiatan mengoper bola merupakan kegiatan
yang menunjukkan sifat gaya yaitu gaya dapat mengubah arah benda, siswa juga
belum memahami bahwa kegiatan menarik mobil-mobilan merupakan kegiatan
yang menunjukkan sifat gaya yang mempengaruhi kecepatan benda. Hal ini
arah dan kecepatan benda. Dalam pelajaran matematika sebanyak 87,50% siswa memiliki hambatan pada indikator menjelaskan konsep yang berhubungan dengan KPK. Hal ini menunjukkan bahwa siswa belum memahami cara menyelesaikan soal cerita yang melibatkan KPK dalam kehidupan sehari hari terutama angka yang cukup tinggi.Dan 63,10% siswa mengalami hambatan pada indikator membedakan panjang pendeknya bunyi dan tinggi rendahnya nada melalui gerak tangan dan badan. Hal ini menunjukkan bahwa siswa belum memahami cara memperagakan nada rendah dan nada tinggi. Kemudian sebanyak
64,28% siswa mengalami kesulitan dalam menyanyikan lagu dengan gerak tangan dan badan sesuai dengan tinggi rendah nada. Siswa masih keliru membedakan gerakan badan untuk membedakan nada rendah dan nada tinggi. Sebanyak 57,14% siswa mengalami hambatan dalam indikator menyajikan teks laporan hasil pengamatan tentang gaya dan gerak secara tertulis menggunakan kosakata baku. Siswa belum memahami dengan benar cara menyajikan teks laporan pengamatan terutama dalam menggunakan kosakata baku.
Penelitian ini dilakukan secara tim yang terdiri dari empat orang dengan fokus pengembangan penelitian yang berbeda-beda.Penelitian ini dilakukan untuk mengatasi learning obstacle yang dialami oleh siswa dan untuk mengetahui bagaimana mengukur kemampuan siswa dengan penilaian kinerja menggunakan rubrik sehingga guru dapat menilai kemampuan siswa dan memperoleh feedback untuk meningkatkan proses pembelajaran.Maka dari itu, peneliti tertarik untuk mengembangkan penilaian kinerja pada sub tema gaya dan gerak, sehingga judul penelitian iniadalah Pengembangan Penilaian Kinerja Berbasis Pendekatan Scientific pada Sub Tema Gaya dan Gerak.
B. Perumusan Masalah
1. Identifikasi dan Analisis Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, maka masalah yang dapat
1. Guru belum memahami bagaimana cara mengimplementasikan penilaian kinerja pada pembelajaran yang menggunakan kurikulum 2013 berbasis pendekatan scientific pada sub tema gaya dan gerak.
2. Penilaian kinerja siswa terkadang tidak dilakukan oleh guru.
3. Gaya dan gerak adalah konsep yang tidak dimengerti oleh siswa sehingga menimbulkan hambatan belajar (learning obstacle)
2. Perumusan masalah a. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, secara umum masalah utama dalam penelitian ini adalah bagaimana pengembangan penilaian kinerja berbasis pendekatan scientificpada sub tema gaya dan gerak.
Untuk memfokuskan penelitian, peneliti merumuskan masalah yang lebih khusus sebagai berikut:
1. Bagaiman hambatan belajar (learning obstacle) yang dialami siswa dalam
konsep gaya dan gerak di Kelas IV SD?
2. Bagaimana desain penilaian kinerja dalam berbasis pendekatan scientific
mengatasi learning obstacle siswa pada sub tema gaya dan gerak di kelas IV SD?
3. Bagaimana desain penilaian kinerja kurikulum 2013 yang menggunakan
pendekatan scientific dalam konsep gaya dan gerak di Kelas IV SD ? 4. Batasan Masalah
Agar pembahasan permasalahan lebih terarah dan tidak meluas maka permasalahan dibatasi sebagai berikut:
1. Subyek penelitian adalah siswa kelas IV SD Negeri 3 Benteng Kecamatan Ciamis Kabupaten Ciamis dan siswa kelas IV SD Negeri 1 Cijeunjing Kecamatan Cijeunjing Kabupaten Ciamis Tahun Ajaran 2013/2014.
2. Desain pengembangan penilaian kinerja berbasis pendekatan scientific didasarkan pada hubungan segitiga didaktis dan hambatan belajar (learning
3. Sub tema yang dibahas adalah sub tema gaya dan gerak pada pembelajaran satu meliputi tarikan dan dorongan, Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK), menyanyikan lagu dan menceritakan pengalaman
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah penelitian tersebut, tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan penilaian kinerja berbasis pendekatan scientific pada sub tema gaya dan gerak. Selain tujuan umum, tujuan khusus penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi hambatan belajar (learning obstacle) yang dialami siswa
dalam konsep gaya dan gerak di Kelas IV.
2. Mendeskripsikan desain penilaian kinerja berbasis pendekatan
scientifikdalam mengatasi learning obstacle siswa pada sub tema gaya dan
gerak di kelas IV SD.
3. Mendeskripsikan desain penilaian kinerja pada pembelajaran kurikulum
2013 berbasis pendekatan scientificSub tema gaya dan gerak di Kelas IV SD.
D. Manfaat Penelitian 1. Bagi siswa
a. Siswa akan lebih mengerti dan memahami bahwa tidak hanya aspek pengetahuan saja yang dinilai, akan tetapi proses belajar mereka dinilai oleh guru.
b. Penilaian kinerja dapat membuat siswa lebih termotivasi untuk meningkatkan kemampuan yang dimilikinya dan memperbaiki kekurangannya
2. Bagi guru
a. Guru akan mengetahui hambatan belajar (learning obstacle) yang dialami siswa dalam pembelajaran gaya dan gerak sehingga dapat merancang
penilaian kinerja yang tepat.
b. Guru dapat memahami penilaian kinerja sehingga dapat mereviu kembali
Sehingga dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. 3. Bagi peneliti
a. Menambah wawasan mengenai penilaian kinerja yang diterapkan dalam sub tema gaya dan gerak di kelas IV SD.
b. Menambah pengalaman dalam mengembangkan penilaian kinerja berbasis pendekatan scientific pada sub tema gaya dan gerak di kelas IV SD.
4. Bagi Peneliti lain
Manfaat penelitian ini untuk peneliti lain adalah penelitian ini diharapkan
dapat menjadi acuan untuk melakukan penelitian selanjutnya. Sehingga dapat meningkatkan kualitas pendidikan.
E. Struktur Organisasi Skripsi
Penulisan skripsi ini disusun dengan struktur organisasi sebagai berikut: 1. Bab I Pendahuluan
Bab I terdiri dari latar belakang penelitian, identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi skripsi. Latar belakang penelitian berisi alasan peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dan pentingnya masalah untuk diteliti serta pendekatan untuk mengatasi masalah tersebut. Identifikasi masalah adalah proses menginventarisasi masalah sehingga peneliti dapat menentukan batasan permasalahan dan merumuskan masalah dalam bentuk kalimat tanya. Tujuan penelitian menyajikan hasil yang ingin dicapai oleh peneliti yang dirumuskan dengan kalimat operasional. Manfaat penelitian ditujukan untuk memberikan manfaat bagi siswa, guru, peneliti sendiri dan bagi peneliti lain. Struktur organisasi skripsi memaparkan urutan penulisan dari setiap bab dan bagian bab dalam skripsi.
2. Bab II Kajian Pustaka
Bab II memberikan penjelasan mengenai landasan teori yang berisikan metapedadidaktik, Penelitian Desain Didaktis (Didactical Design research),
3. Bab III Metode Penelitian
Bab III berisi komponen metode penelitian yang terdiri dari lokasi penelitian, desain penelitian, metode penelitian, definisi operasional dan konseptual, instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen, teknik pengumpulan data dan analisis data penelitian.
4. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan
Bab IV berisi hasil penelitian dari pengolahan data untuk menghasilkan temuan berkaitan dengan masalah penelitian dan pembahasanyang dikaitkan
dengan landasan teori yang dibahas dalam bab kajian pustaka. 5. Bab V Kesimpulan dan Rekomendasi
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
Penelitian DDR (Didactical Design Research) dilaksanakan di Sekolah Dasar di wilayah Kabupaten Ciamis. Penelitian ini dibagi menjadi dua tahap yaitu tahap pertama merupakan studi pendahuluan dan tahap kedua adalah tahap implementasi. Tahap pertama studi pendahuluan dan implementasi desain I
dilaksanakan di SD Negeri 3 Benteng yang berlokasi di Kecamatan Ciamis Kabupaten Ciamis, sedangkan implementasi desain II dilaksanakan di SD Negeri 1 Cijeunjing yang berlokasi di Kecamatan Cijeunjing Kabupaten Ciamis. Kedua sekolah tersebut merupakan sekolah yang ditunjuk oleh Pemerintah Daerah sebagai sampel sekolah yang menggunakan kurikulum 2013.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik sampling secara purposive dan snowball sampling yangdikemukakan oleh Sugiyono (2009, hlm.
300) “purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu.” Sugiono (2009, hlm. 300) “Snowball sampling adalah teknik sampel sumber data, yang pada awalnya jumlahnya sedikit, lama-lama menjadi besar.” Beberapa hal yang menjadi pertimbangan peneliti dalam menentukan sampel, diantaranya:
a. Informasi mengenai kriteria SD Negeri 3 Benteng dan SD Negeri 1 Cijeunjing dari UPTD Pendidikan Kecamatan Ciamis dan CijeunjingKabupaten Ciamis.
b. Kesesuaian materi dengan kurikulum yang berlaku.
c. Narasumber yang memiliki pengetahuan dan wawasan yang luas sesuai dengan kajian penelitian.
d. Kesedian narasumber terlibat dalam penelitian.
B. Desain Penelitian
dalam penelitian ini adalah desain penelitian didaktis. Penelitian Desain Didaktis (Didactical Design Research) merupakan penelitian yang cukup kompleks. Penelitian ini dirancang untuk mengetahui hambatan belajar (learning obstacle) yang dialami oleh siswa dalam memahami sub tema gaya dan gerak. Selanjutnya dirancang suatu desain rancangan penilaian kinerja. Desain penelitian ini diadopsi dari desain penelitian Ayu Nur Aisyah, adapun desain penelitian ini bisa digambarkan sebagai berikut:
C. Metode Penelitian
Menurut Sugiyono (2009, hlm 3) “metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”. Cara
ilmiah dapat diartikan kegiatan penelitian harus memenuhi ciri-ciri keilmuan yaitu rasional, empiris dan sistematis.
Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan metode Penelitian Desain Didaktis (Didactical Design Research). Menurut Suryadi (2011, hlm. 12) penelitian desain didaktis terdiri dari tiga tahap, yaitu:
(1) Analisis situasi didaktis sebelum pembelajaran (prospective analysis) yang wujudnya berupa Desain Didaktis Hipotesis termasuk ADP, (2) analisis Metapedadidaktik, dan (3) analisis restrosfektif (restrospective analysis) yakni analisis yang mengaitkan hasil analisis situasi didaktis hipotesis dengan hasil analisis Metapedadidaktik. Dari ketiga tahapan ini akan diperoleh desain didaktis empirik yang tidak tertutup kemungkinan untuk disempurnakan melalui tiga tahapan DDR tersebut.
Penelitian Desain Didaktis terdiri dari tiga tahap, yaitu:
1. Analisis situasi didaktis sebelum pembelajaran yang wujudnya berupa Desain Didaktis Hipotetis termasuk ADP,
2. Analisis metapedadidaktik,
3. Analisis retrosfektif yakni analisis yang mengaitkan hasil analisis situasi
didaktis hipotetis dengan hasil analisis metapedadidaktik.
Fokus penelitian ini adalah merancang desain rubrik penilaian kinerja pada desain didaktis sub tema gaya dan gerak. Adapun alur Penelitian Desain Didaktis sebagai berikut:
1. Prospective analysis, meliputi:
b. Melakukan rekontekstualisasi dan repersonalisasi terhadap bahan ajar serta berdiskusi dengan dosen pembimbing.
c. Membuat instrumen untuk mengetahui hambatan belajar (learning obstacle) siswa pada sub tema gaya dan gerak.
d. Membuat desain didaktis awal/baru berdasarkan HLT. 2. Metapedadidaktik analysis, meliputi:
a. Mengimplementasikan desain rubrik penilaian kinerja, dengan memperhatikan ADP, HD, dan HP.
b. Melakukan observasi untuk mengungkap learning obstacle siswa pada
pelaksanaan pembelajaran.
c. Memberikan tes untuk membandingkan learning obstacle awal dangan
learning obstacle implementasi desain didaktis.
3. Retrospective analysis, meliputi:
a. Mengaitkan hasil metapedadidaktik analysisdengan prospective analysis. b. Mengkategorikan jenis hambatan belajar (learning obstacle) siswa. c. Melakukan perbaikan desain didaktis awal yaitu rubrik penilaian kinerja
D. Definisi Operasional dan Konseptual Variabel dalam penelitian ini, yaitu : a. Penilaian Kinerja
Penilaian kinerja adalah penilaian yang menuntut siswa menampilkan suatu proses yang menggambarkan keterampilannya. Aspek yang diukur adalah keterampilan ketika melaksanakan kegiatan dalam pembelajaran yang dapat diobservasi (observeble) misalnya saat siswa melaksanakan praktikum. Instrumen penilaian kinerja terdiri dari daftar cek (check list ) dan skala penilaian (rating scale).Penilaian kinerja yang dirancang adalah penilaian kinerja yang berbasis
pendekatan scientific pada pembelajaran satu sub tema gaya dan gerak. b. Pendekatan Scientific
mengamati, menanya, menalar, mencoba, mengolah, menyimpulkan, menyajikan, dan mengkomunikasikan dalam pembelajaran.
Rubrik penilaian kinerja yang dirancang adalah rubrik penilaian kinerja yang berbasis pendekatan scientific untuk menilai kegiatan pembelajaran pada pembelajaran satu sub tema gaya dan gerak.
c. Sub Tema Gaya dan Gerak
Sub tema gaya dan gerak adalah salah satu sub tema pada tema selalu berhemat energi dalam pembelajaran tematik kelas IV di SD Negeri 3 Benteng
kecamatan Ciamis dan SD Negeri 1 Cijeunjing Kecamatan Cijeunjing Kabupaten Ciamis. Namun, dibatasi dalam pembelajaran satu. Pembelajaran satu meliputi konsep gaya (tarikan dan dorongan), KPK, Menyanyikan lagu dan menceritakan pengalaman.
E. Jenis Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah human instrumen yaitu peneliti sendiri. Menurut Sugiyono (2009, hlm. 306) “peneliti sebagai human instrument, berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas temuannya”.
Dalam penelitian kualitatif peneliti adalah instrumen utama, setelah fokus penelitian sudah jelas, maka instrumen penelitian dikembangkan lagi menjadi lebih sederhana untuk melengkapi data yang diperlukan oleh peneliti. Instrumen yang mendukung penelitian ini diantaranya yaitu lembar observasi dan lembar wawancara untuk melakukan observasi dan wawancara. Selain itu peneliti mengembangkan instrumen berupa kuisioner, lembar tes objektif dengan bentuk soal Pilihan Ganda dan tes uraian untuk mendapatkan informasi mengenai hambatan belajar (learning obstacle) pada sub tema gaya dan gerak, serta perangkat pembelajaran yang terdiri dari silabus, RPP, LKS, dan media
F. Pengembangan Instrumen 1. Uji Keabsahan Data Kualitatif
“Uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif ini terdiri dari uji credibility, dependability, dan confirmability” (Sugiyono, 2009, hlm. 366). Uji keabsahan
data dalam penelitian kualitatif meliputi : a. Uji Credibility
Uji credibility (kredibilitas/kepercayaan) dilaksanakan untuk
meningkatkan kepercayaan terhadap hasil penelitian. Uji kredibilitas dapat
dilakukan dengan cara, yaitu perpanjang pengamatan, peningkatan ketekunan, triangulasi, diskusi dengan teman, analisis kasus negatif, dan member check. b. Uji Transferability
Uji transferability (keteralihan) dilaksanakan untuk menunjukkan derajat ketepatan atau dapat diterapkannya hasil penelitian ke populasi dimana sampel tersebut diambil. Hal ini bertujuan untuk menunjukkan bisa atau tidaknya hasil penelitian ini diterapkan di tempat lain. Dalam membuat laporannya peneliti memberikan uraian yang rinci, jelas, sistematis, dan dapat dipercaya sehingga pembaca mendapatkan kejelasan dari hasil penelitian ini.
c. Uji Dependability
Uji dependability (kebergantungan) dilaksanakan untuk mengetahui penelitian yang dilaksanakan reliabel atau tidak. Penelitian yang reliabel adalah apabila orang lain dapat mengulang proses penelitian tersebut. Uji dependability dilakukan dengan cara melakukan audit terhadap keseluruhan proses penelitian, dilakukan oleh auditor yang independen atau pembimbing untuk mengaudit keseluruhan aktivitas peneliti dalam melakukan penelitian. Hal ini dilakukan dengan cara memperlihatkan dokumentasi dari seluruh rangkaian proses penelitian.
d. Uji Confirmability
Uji confirmability (kepastian) berarti menguji hasil penelitian, dikaitkan
dengan proses yang dilakukan. Suatu penelitian dikatakan memenuhi standar confirmability, apabila hasil penelitian merupakan fungsi dari proses penelitian
banyak orang. Uji confirmability dapat dilakukan secara bersamaan dengan uji dependability.
2. Hasil Uji Instrumen Tes
Instrumen tes yang digunakan untuk mengungkap learning obstacle siswa dilakukan uji instrumen terlebih dahulu. Uji instrumen dilaksanakan di kelas IV SD Negeri Cibeureum 2. Pertimbangan peneliti memilih SD Negeri Cibeureum 2 karena memiliki karakteristik yang sama yaitu sudah menerapkan kurikulum 2013 dalam proses pembelajarannya.
Pengujian ini bertujuan untuk memperoleh instrumen tes yang valid dan reliabel sehingga mendapatkan hasil penelitian yang valid dan reliabel. Hasil pengujian instrumen tes sebagai berikut:
a. Pengujian Validitas
Menurut Sugiyono (2009, hlm. 173) “ valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur”dengan menggunakan instrumen yang valid, peneliti berharap hasil penelitian akan valid.Uji validitas pada penelitian ini menggunakan pearson product moment dengan perhitungan uji validitas menggunakan Microsoft excel2010.Menurut Nurcahyanto (1956, hlm. 2), rumus pearson product moment adalah sebagai berikut :
Dengan ketentuan :
rxy = Koefisien korelasi suatu butir/item N = Jumlah subyek (siswa)
X = Skor suatu butir/item Y = Skor total
Dengan syarat, jika r hitung lebih besar dari r table, maka item yang berkorelasi signifikan terhadap skor total dinyantakan valid. Sebaliknya jika r
hitung lebih kecil dari r table, maka item tidak berkorelasi signifikan terhadap skor total maka item tersebut dapat dinyatakan tidak valid.
Menurut Guilford (Nurcahyanto, 1956, hlm. 2), ketentuan kategori validitas instrumen adalah sebagai berikut :
Untuk menguji validitas instrumen, peneliti menggunakan Microsoft Excel
2010.Dari hasil uji validitas, dari 30 item soal yang diujikan, 21 item soal tes
dinyatakan valid dan 9 item soal tes dinyatakan tidak valid. Soal yang tidak valid adalah soal nomor 2, 6, 7, 18, 23, 24, 25, 26 dan 29. Nomor soal yang diperbaiki yaitu nomor 2, 6, 7, 24, sedangkan nomor soal yang dihilangkan yaitu nomor 18, 23, 25, 26, 29. Kategori item valid yaitu sangat rendah sebanyak 2 item soal, kategori rendah sebanyak 9 item soal, kategori sedang sebanyak 9 item soal, kategori tinggi sebanyak 10 item soal.
Soal yang tidak valid kemudian diperbaiki dan diuji validitas untuk kedua kalinya di SD Negeri Cibeureum 2 kepada 32 orang siswa. Berdasarkan hasil uji validitas ke-2, dari 26 soal 23 soal dinyatakan valid dan soal yang dinyatakan tidak valid sebanyak 3 soal. Nomor soal yang tidak valid yaitu nomor 1, 11, dan 16. Hasil validitas tersebut didapatkan kategori rendah sebanyak 12, kategori sedang sebanyak 10 dan kategori tinggi sebanyak 2.
b. Pengujian Reliabilitas
Menurut Sugiyono (2009, hlm 173) “Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama.”Sedangkan menurut Rakhmat (2006, hlm. 70) “Istilah reliabilitas menunjukan tingkat keterandalan atau kemantapan suatu tes (the level of consistency) maksudnya sejauh mana suatu tes mampu menghasilkan skor-skor secara konsisten”. Perhitungan uji reliabilitas ini
menggunakan metode Cronbach’s Alpha menggunakan program Microsoft Excel 2010 dan program SPSS (Statistical Package for Social Sciences) versi 16. 0.
0,80 – 1,00 : validitas sangat tinggi (sangat baik 0,60 – 0,80 : validitas tinggi (baik)
0,40 – 0,60 : validitas sedang (cukup) 0,20 – 0,40 : validitas rendah (kurang)
Setelah melakukan uji reliabilitas menggunakan program SPSS, kemudian dilanjutkan dengan membandingkan Alpha Cronbachdengan soal tes pada kolom Alpha if item Deleted. Jika nilai koefisien soal tes pada kolom Alpha if item
Deletedlebih kecil dari nilai Alpha Cronbachkeseluruhan, maka soal tes
dinyatakan reliabel. Sebaliknya jika nilai koefisien soal tes pada kolom Alpha if item Deletedlebih tinggi dari nilai Alpha Cronbachkeseluruhan, maka soal tes
dinyatakan tidak reliabel. Hasil uji reliabilitas dapat dilihat pada lampiran A4. Berdasarkan hasil perhitungan uji reliabilitas, dari 30 item soal yang diujikan
diketahui 21 soal yang reliabel dan 9 soal yang tidak reliabel yaitu soal nomor 2, 6, 7, 14, 18, 24, 25, 26, dan 29. Soal yang tidak reliabel tersebut ada yang direvisi dan ada yang d tidak digunakan pada penelitian.
c. Daya Pembeda
Menurut Arikunto (2008, hlm. 211) “Daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang bodoh (berkemampuan rendah).”. Sedangkan menurut Rakhmat (2006, hlm. 75) “Daya pembeda butir soal menunjukkan kepada kemampuan suatu soal untuk membedakan antara testi yang mampu dengan testi yang tidak mampu”. Adapun kategori untuk daya pembeda dapat dikategorikan sebagai berikut:
Tabel 3. 1
Kategori Daya Pembeda
Daya Pembeda Kategori
0,71 – 1,00 Baik Sekali (excellent)
0,41 – 0,70 Baik (good)
0,21 – 0,40 Cukup (satisfatory) 0,01 – 0,20 Jeilek (poor) negatif – 0 Jelek sekali
Untuk menghitung daya pembeda suatu soal dapat menggunakan rumus sebagai berikut:
Sumber: Arikunto (2008: 213)
Keterangan: J = Jumlah peserta tes
JA = Banyaknya peserta kelompok atas
JB = Banyaknya peserta kelompok bawah
BA = Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar
BB = Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar
PA = Proposi peserta kelompok atas yang menjawab benar PB = Proposi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
Sumber: Arikunto (2008: 213)
Untuk menghitung daya pembeda item soal, peneliti menggunakan program Microsoft Excel 2010. Berdasarkan hasil uji daya pembeda item soal pada
program Microsoft Excel 2010, dari 30 item soal yang diujikan diketahui 13 soal yang memiliki kategori daya pembeda kurang, 11 soal dengan kategori daya pembeda cukup, 6 soal dengan kategori daya pembeda baik, dan 0 untuk kategori daya pembeda baik sekali. Untuk item soal dengan kategori daya pembeda kurang, selanjutnya item soal dengan kategori kurang tersebut direvisi atau tidak digunakan pada penelitian. Hasil uji daya pembeda item soal dapat dilihat pada lampiran A. 5.
d. Tingkat Kesukaran
Menurut Rakhmat (2006, hlm. 75) “Secara empiris, suatu soal dikatakan sukar jika sebagian besar testi gagal menyelesaikannya” sedangkan menurut
Arikunto (2008, hlm 207). “Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar”. Untuk menunjukkan derajat kesulitan soal digunakan
tingkat kesukaran (difficulty index).Menurut Arikunto (2008, hlm. 208), rumus mencari indeks kesukaran (P) adalah:
Sumber: Arikunto, (2008: 208)
Keterangan: P = Indeks kesukaran
B = Banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes
Menurut Arikunto, indeks kesukaran dapat dikategorikan sebagai berikut Tabel 3. 2
Kategori Tingkat Kesukaran
Sumbe: Arikunto, (2008: 210)
Dalam menghitung indeks kesukaran item soal pada penelitian ini, peneliti menggunakan program Microsoft Excel 2010.Berdasarkan hasil perhitungan tingkat kesukaran, dari 30 item soal diketahui 24 soal tingkat kesukaran mudah, 6 soal dengan kategori kesukaran sedang. Dan 0 item soal kategori sukar. Analisis tingkat kesukaran soal dapat dilihat pada lampiran A.6.
e. Hasil Seleksi Butir Soal Instrumen Penelitian
Berdasarkan hasil perhitungan uji validitas, uji reliabilitas, uji daya beda, dan uji tingkat kesukaran, diperoleh 20 soal yang digunakan untuk mengungkap hambatan belajar (learning obstacle) sub tema gaya dan gerak. Soal yang digunakan pada penelitian ini dapat dilihat pada lampiran A. 7.
a. Analisis Hasil Studi Pendahuluan dan Implementasi. Indeks Kesukaran Kategori
0,00 – 0,30 Sukar
0,31 – 0,70 Sedang
0,71 – 1,00 Mudah
Studi pendahuluan dilaksanakan di SD Negeri 3 Benteng Kabupaten Ciamis. Kemudian setelah melaksanakan studi pendahuluan, peneliti menganalisis hasil studi pendahuluan,dengan cara menganalisis respon siswa terhadap instrumen tes yang diberikan kepada siswa kemudian menghitung presentasinya. Adapun rumus mencari persentase respons siswa adalah sebagai berikut:
Sumber: Aisyah( 2013, hlm72)
Keterangan: R = Persentase respons siswa
S = Banyaknya siswa yang memberikan respons JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes
Dengan menghitung presentasi respon siswa, akan memudahkan peneliti untuk mengklasifikasikan kategori pemahaman siswa dan kategori learning obstacle siswa berdasarkan kompetensi dasar dan indikator. Pemahaman siswa
adalah suatu proses atau cara memahamkan suatu konsep yang benar. Sedangkan learning obstacle siswa adalah hambatan belajar atau kesulitan belajar yang
dialami siswa pada proses pembelajaran karena siswa kurang memahami atau salah memahami suatu konsep. Adapun rumus mencari persentase pemahaman siswa sebagai berikut:
Sumber :Aisyah( 2013, hlm72)
Keterangan: P = Persentase pemahaman siswa
B = Banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes
Rumus mencari learning obstacle siswa sebagai berikut.
Sumber: Aisyah( 2013, hlm72) =
JS X 100 %
= B
JS X 100 %
=
Keterangan: L = Persentase learning obstacle siswa
S = Banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan salah JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes
Berikut ini interval kategori pemahaman siswa dan learning obstacle siswa : Tabel 3. 3
Interval Kategori Pemahaman Siswa dan Learning Obstacle Siswa
No. Interval Kategori
1. 67 % - 100 % Tinggi
2. 34 % - 66 % Sedang
3. 0 – 33 % Rendah
Sumber: Mulyana,( 2013)
Kategori pemahaman siswa dan learning obstacle siswa selalu memiliki perbandingan yang terbalik. Siswa dianggap memahami suatu konsep bila pemahaman siswa berada pada kategori tinggi sedangkan learning obstacle siswa berada pada kategori rendah. Sebaliknya, bila pemahaman siswa pada kategori sedang dan learning obstacle siswa berada pada kategori sedang artinya siswa kurang memahami suatu konsep. Kemudian apabila pemahaman siswa berada pada kategori rendah sedangkan learning obstacle siswa berada pada kategori
tinggi artinya siswa dianggap belum memahami suatu konsep.
Untuk kategori learning obstacle, apabila pemahaman siswa berada pada kategori tinggi dan learning obstaclenya berada pada kategori rendah berarti siswa tidak memiliki kesulitan dalam memahami suatu konsep. Apabila pemahaman siswa berada pada kategori rendah dan learning obstacle siswa berada pada kategori tinggi, siswa dianggap memiliki kesulitan dalam memahami suatu konsep. Hasil analisis studi pendahuluan dapat dilihat pada lampiran B. 8.
G. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian kualitatif pengumpulan data dilakukan dalam berbagai setting, sumber dan cara. Data dikumpulkan pada setting yang alamiah (natural
setting) yaitu di Sekolah Dasar 3 Benteng dan Sekolah Dasar Negeri 1 Cijeunjing,
Sumber data primer dan sekunder. Sumber data primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data sedangkan data sekunder adalah sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data. Selanjutnya, dalam penelitian ini, peneliti menggunakan cara trianggulasi dalam mengumpulkan data. Sugiyono menyatakan (2009, hlm. 330) “Trianggulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang ada.”
Langkah pertama yang dilakukan oleh peneliti adalah wawancara terhadap
guru kelas IV SD terkait kajian penelitian. Setelah itu peneliti menyusun instrumen tes untuk mengetahui pemahaman siswa mengenai konsep yang terdapat pada sub tema gaya dan gerak untuk mengungkap learning obstacle yang dialami siswa. Peneliti membuat cakupan materi yang akan dibuat menjadi soal tes, kemudian membuat kisi-kisi soal tes dan selanjutnya membuat soal. Namusn sebelum diujikan, peneliti mengujikan soal tersebut sebanyak dua kali untuk memperoleh soal yang valid dan reliabel. Langkah selanjutnya peneliti mengujikan soal dan menganalisisis presentasi respon siswa untuk mengklasifikasikan pemahaman dan learning obstacle siswa. Setelah mendapatkan kategori learning obstacle siswa, peneliti kemudian menyusun kegiatan pembelajaran dan mendesain rubrik penilaian kinerja untuk menilai kinerja siswa. Peneliti memilih learning obstacle pada indikator yang memerlukan penilaian kinerja. Jadi peneliti hanya menilai indikator yang menuntut siswa untuk menampilkan proses kegiatannya dengan kata lain peneliti memilih kegiatan siswa yang dapat diobservasi (observeble) sehingga dapat dinilai dengan menggunakan penilaian kinerja
Selain mengujikan soal tes, peneliti juga melakukan wawancara secara mendalam kepada siswa untuk mengetahui hambatan belajar (learning obstacle)yang dialami oleh siswa pada proses pembelajaran. Selain itu, peneliti
memberikan kuisioner kepada guru dan siswa serta melaksanakan observasi
Studi dokumentasi yang peneliti lakukan adalah mengumpulkan dokumen-dokumen yang dapat mendukung serta melengkapi data penelitian diantaranya dokumen tertulis, gambar (foto), dan video. Studi dokumentasi adalah salah satu teknik pengumpulan data dalam penelitian kualitatif serta sebagai pelengkap wawancara dan observasi agar hasil penelitian lebih dapat dipercaya.
H. Teknik Analisis Data
Menurut Sugiyono (2009, hlm. 336) menyatakan “analisis data dalam
penelitian kualitatif dilakukans sejak sebelum memasuki lapangan, selama di lapangan, dan setelah di lapangan.”Pada penelitian ini. Peneliti mengacu pada pendapat Miles and Huberman (Sugiono, 2009, hlm. 337) “aktivitas dalam analisis Data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh.”
Aktivitas dalam analisis data yaitu : d. Data Reduction (Reduksi Data)
Reduksi data adalah proses pemilihan untuk menyederhanakan data yang muncul dari data penelitian di lapangan. Dalam tahap data reduction (reduksi data), peneliti merangkum data, memilih hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting dan memisahkan data-data yang kurang penting untuk penelitian. e. Data Display ( Penyajian Data)
Data yang ditemukan di lapangan setelah beberapa lama akan mengalami perkembangan. Untuk itu peneliti harus selalu menguji apakah data tersebut mengalami perkembangan atau tidak. Kemudian setelah data diuji terus menerus dan pola-pola yang baku ditemukan, maka pola tersebut didisplaykan pada laporan akhir.Menurut Sugiyono (2009, hlm,341 ) “ Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya.”
f. Conclusion Drawing (Verivication)
BAB V
SIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan hambatan belajar (learning obstacle) siswa pada sub tema gaya dan gerak pada pembelajaran satu di kelas IV Sekolah Dasar sebagai berikut:
1. Siswa merasa kesulitan dalam memahami kegiatan yang menunjukan gaya
dapat mempengaruhi arah dan kecepatan benda. Sebanyak 64,29% siswa kurang memahami bahwa kegiatan yang dilakukan siswa saat bermain seperti mengoper bola merupakan contoh kegiatan gaya dapat mempengaruhi arah gaya. Selain itu, siswa kurang memahami kegiatan menarik mobil-mobilan merupakan contoh kegiatan gaya dapat mempengaruhi kecepatan benda. Learning obstacle siswa berada pada kategori sedang.
2. Siswa mengalami kesulitan dalam memahami konsep KPK sehingga sulit
menyelesaikan soal yang berhubungan dengan KPK. Sebanyak 87,50% siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal yang berhubungan dengan KPK. Siswa kurang memahami cara menyelesaikan soal yang berhubungan dengan KPK. Learning obstacle siswa berada pada kategori tinggi.
3. Siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal cerita yang
berhubungan dengan konsep KPK yang bilangannya bernilai besar dalam kehidupan sehari-hari. Sebanyak 52,38% siswa mengalami learning obstacle dalam menyelesaikan soal cerita terutama soal cerita dengan bilangan besar yang berhubungan dengan konsep KPK. Learning obstacle siswa disebabkan karena siswa kesulitan dalam menentukan faktorisasi prima. Sebagian siswa juga keliru dalam mengalikan bilangan faktorisasi prima. Learning obstacle siswa ini berada pada kategori sedang.
4. Siswa sulit membedakan tinggi rendah dan panjang pendek nada dengan
melalui gerak tangan dan badan. Sebanyak 63,10% siswa mengalami learning obstacle dalam membedakan tinggi rendah dan panjang pendek nada melalui
untuk membedakan nada rendah, sedang dan tinggi. Learning obstacle siswa berada pada kategori sedang.
5. Siswa merasa kesulitan dalam menyanyikan lagu dengan menggunakan gerakan tangan dan badan sesuai dengan tinggi rendah nada. Sebanyak 64,28% siswa mengalami learning obstacle dalam menyanyikan lagu menggunakan gerakan tangan dan badan sesuai dengan tinggi rendah nada. Learning obstacle siswa berada pada kategori sedang.
6. Siswa kesulitan dalam memahami komponen-komponen laporan sehingga
kesulitan dalam menyajikan laporan tentang gaya dan gerak. Sebanyak 57,14% siswa mengalami learning obstacle dalam memahami komponen-komponen laporan. Sebagian siswa mengalami learning obstacle disebabkan karena jarangnya siswa membuat laporan mengenai suatu kegiatan sehingga siswa tidak mengetahui komponen-komponen dalam penyajian suatu laporan. Learning obstacle siswa berada pada kategori sedang.
Desain penilaian kinerja sub tema gaya dan gerak di kelas IV Sekolah Dasar, dirancang berdasarkan learning obstacle yang dialami siswa. Rubrik penilaian kinerja disusun sesuai dengan HLT (Hypotherical Learning Trajectory), yaitu tujuan pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan hipotesis proses belajar (PRS dan ADP).Selain itu, guru mempersiapkan bahan ajar berupa RPP, LKS, evaluasi, materi pelajaran dan media pembelajaran.
Desain penilaian kinerjaI dan II disusun sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar, dengan 9 indikator dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dalam kegiatan pembelajaran. Desain didaktis penilaian kinerja I dan II dilaksanakan untuk satu kalipertemuan dengan alokasi waktu 6 x 35 menit.
Desain penilaian kinerja I berbeda dengan desain penilaian kinerja II. Hal itu disebabkan karena proses perbaikan/revisi yang dilakukan peneliti. Adapun perbedaan-perbedaan tersebut antara lain:
1. Adanya perubahan media pembelajaran sehingga kegiatan pembelajaran pun
perlengkapan lompat kelinci dan notasi angka.Perubahan dalamdesain penilaian kinerja II yaituadanya penambahan media pembelajaran berupa bola ajaib dankomponen laporan. Di dalam bola ajaib tersebut terdapat kartu teka-teki yang harus dijawab oleh setiap kelompok. Kegiatan ini termasuk dalam rangkaian kegiatan menyiapkan alat dan bahan percobaan. Berdasarkan pertimbangan tersebut, peneliti menambahkan aspek kegiatan menyiapkan alat dan bahan percobaan, melakukan kegiatan percobaan dan kegiatan akhir percobaan ke dalam desain penilaian kinerja II.
2. Adanya perubahan skala penilaian dari skala 1-4 menjadi 1-5. Hal ini
dilakukan peneliti untuk memudahkan guru mengidentifikasi perbedaan kecil antar kinerja atau hasil kinerja siswa.
3. Adanya perbaikan redaksi kalimat dalam kriteria penilaian kinerja sehingga
kriteria dalam penilaian kinerja semakin jelas dan memudahkan guru menilai kinerja siswa.
4. Adanya penambahan hipotesis belajar pada desain II.
Desain penilaian kinerja yang telah disusun kemudian diimplementasikan di dua Sekolah Dasar.Desain penilaian kinerja I diimplementasikan di kelas IV SD Negeri 3 Benteng Kecamatan Ciamis dengan jumlah siswa sebanyak 28 orang siswa. Sedangkan desain didaktis penilaian kinerja II diimplementasikan di kelas IV SD Negeri 1 Cijeunjing Kecamatan Cijeunjing dengan jumlah siswa sebanyak 30 orang siswa.Pada studi pendahuluan learning obstaclerata-rata siswa sebanyak 64,78%. Setelah dilaksanakan implementasi desain didaktis I rata-rata learning obstacle siswa sebanyak 56,55%. Selanjutnya peneliti melakukan perbaikan/revisi
desain penilaian kinerja I dan mengimplementasikan desain penilaian kinerja II. Setelah dilaksanakan implementasi desain penilaian kinerja II diperoleh rata-rata learning obstacle siswa sebanyak 36,49 %.
Walaupun demikian, desain penilaian kinerja masih memerlukanperbaikan dan pengembangan untuk menghasilkan desain penilaian kinerja yang dapat
B. Rekomendasi
Berdasarkan kesimpulan yang telah dipaparkan, peneliti dapat merekomendasikan hal-hal sebagai berikut:
1. Guru diharapkan dapat menguasai 3 tahapan berpikir guru yaitu sebelum pembelajaran (rekontektualisasi dan repersonalisasi), pada saat pembelajaran (analisis metapedadidaktik) dan setelah pembelajaran (refleksi kesesuaian perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran).
2. Guru diharapkan dapat melaksanakan penilaian kinerja untuk menilai
keterampilan siswa. Bila guru merasa kesulitan dalam menilai kinerja siswa, guru dapat meminta bantuan guru yang lain atau menugaskan ketua kelompok untuk dapat menilai siswa.
3. Guru diharapkan dapat merancang penilaian kinerjadengan kriteria yang
jelas dan tugas yang jelas, nyata, dekat dengan kegiatan siswa dan tidak bias gender.
4. Pengembangan desain didaktis dapat dilakukan secara bertahap disesuaikan
dengan situasi dan kondisi pembelajaran.
5. Desain penilaian kinerjamemerlukan pengembangan, sehingga sehingga
DAFTAR PUSTAKA
Aisyah, Ayu, (2013),Desain Didaktis Pembelajaran IPA pada Materi Cahaya di Sekolah Dasar. Skripsi, S1 PGSD, Universitas Pendidikan Indonesia.
Arikunto, S. (2012). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta Bumi Aksara
Arikunto, S. (2008). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
Arikunto, S. (2005). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian.Yogyakarta : Rineka Cipta
Depdiknas, (2003). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
Sudjana, N (2006). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : Rosdakarya
Eko, W (2012). Evaluasi Program Pembelajaran. Yogyakarata : Pustaka Pelajar
Herliani, Elly, (2009). Penilaian Hasil Belajar Unttuk Guru SD. Jakarta: PPPIPA
Hernawan, (2007). Belajar dan PembelajaranSD. Bandung: UPI PRESS
Kemdikbud.(2013). Materi Pelatihan PLPG Konsep Tematik Scientifik Autentik. Jakarta: Depdikbud
Kemdikbud. (2013). Kurikulum 2013.Jakarta : Depdikbud
Kunandar. (2013) Penilaian Autentik . Depok : Rajagrafindo Persada
Lidinillah, D. (2012). Design Research Sebagai Model Penelitian Pendidikan. Makalah pada Kegiatan Pembekalan Penulisan Skripsi Mahasiswa S1 PGSD UPI Kampus Tasikmalaya
Lidinillah, D. A. M. (2011). Educational Design Research : a Theoretical
Framework for Action.
Margono, S (2010). Metodologi Penelitian Pendidikan Jakarta : Rineka Cipta
Mulyana, E.(2012). Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam di Sekolah Dasar. Tasikmalaya : UPI
Nurcahyanto, Guntur, (1956). Uji Instrumen Penelitian.
Poerwanti, Endang. (2008). Asesmen Pembelajaran SD. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Nasional.
Rakhmat, C & Solehudin, (2006). Pengukuran dan Penilaian Hasil Belajar. Bandung: CV. Andira
Stiggins, Richards. (2004). Classroom Assessmentt For Students Learning. Assessmentt Training Institute
Sugiyono. (2009) Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta
Suryadi, D & Turmudi. (2011) Kesetaraan Didactical Design Research (DDR) Dengan Matematika Realistik Dalam Pengembangan Pembelajaran Matematika. Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika UNS
Suryadi, D. (2013). Penelitian Pembelajaran Matematika Untuk Pembentukan Karakter Bangsa. Makalah pada Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika FMIPA UNY
Usman, (2006). Bagaimana membelajarkan IPA di Sekolah Dasar. Jakarta : Depdiknas
Widoyoko, E. (2009). Evaluasi Program Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Wulan, R. (2010). Skenario Baru Bagi Implementasi Asesmen Kinerja pada Pembelajaran Sains di Indonesia. Bandung : FPMIPA UPI
Wulan R, (2010). Penilaian Proses dan Hasil Belajar. Bandung : FPMIPA UPI
Zainal, Arifin, (2009). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.