• Tidak ada hasil yang ditemukan

POLA ASUH KELUARGA PEDAGANG IKAN DI PASAR CIROYOM KOTA BANDUNG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "POLA ASUH KELUARGA PEDAGANG IKAN DI PASAR CIROYOM KOTA BANDUNG."

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Keluarga merupakan kelompok sosial terkecil di dalam masyarakat

yang terdiri dari dua orang atau lebih yang dibentuk atas dasar tali

perkawinan yang sah, darah atau pun adopsi dimana kelompok tersebut hidup

bersama, berinteraksi antara individu di dalam keluarga maupun hubungan

keluarga dengan lainnya, dengan setiap anggota yang memiliki peranan

masing-masing untuk memenuhi fungsi keluarga. Sebagaimana yang

diungkapan Kartono (Prijatna, 2012, hlm. 5) bahwa “keluarga merupakan

persekutuan hidup primer dan alami di antara seorang wanita, yang dekat

dengan tali pekawinan dan cinta kasih”.

Keluarga mempunyai peran penting dalam mengembangkan

kepribadian individu, khususnya kepribadian anak. Keluarga harus dapat

mendidik anak dengan baik dan benar. Pendampingan orang tua diwujudkan

melalui pendidikan cara-cara orang tua dalam mendidik anaknya. Cara orang

tua mendidik anaknya disebut sebagai pola pengasuhan. Interaksi anak

dengan orang tua, anak cenderung menggunakan cara-cara tertentu yang

dianggap paling baik bagi anak. Disinilah letaknya terjadi beberapa

perbedaan dalam pola asuh. Disatu sisi orang tua harus bisa menentukan pola

asuh yang tepat dalam mempertimbangkan kebutuhan dan situasi anak, di sisi

lain sebagai orang tua juga mempunyai keinginan dan harapan untuk

membentuk anak menjadi sesorang yang dicita-citakan yang tentunya lebih

dari orang tuanya. (Wahyuning 2003, hlm. 126)

Pola asuh dalam keluarga terdiri dari berbagai tipe pola asuh,

sebagaimana dikemukakan oleh Gerungan (2002, hlm. 188) tipe pola asuh

diantaranya pola pengasuhan otoriter (authoritarian parenting), yaitu pola

asuh dimana anak mengikuti pendapat dan keinginan dari orang tuanya. Pola

pengasuhan otoritatif (authoritative parenting), yaitu pola asuh yang lebih

menekankan anak terhadap aspek pendidikan dibanding aspek hukuman. Pola

pengasuhan permissive (permissive parenting), yaitu pola asuh diterapkan

(2)

2

Banyak faktor yang berpengaruh terhadap pola asuh yang diterapkan

oleh orang tua terhadap anaknya. Diantaranya adalah budaya, agama, bahasa,

pekerjaan orang tua, pendidikan orang tua dan lain-lain yang akhirnya

menimbulkan dampak pula terhadap anak, apalagi dengan faktor pendidikan

orang tua yang rendah yang dapat menyebabkan pola pengasuhan yang salah

terhadap anak.

Pola asuh yang seharusnya diterapkan dalam keluarga yaitu pola asuh

otoritatif (authoritative parenting), dikarenakan pola asuh ini merupakan pola

asuh yang paling ideal bagi keluarga. Hal ini disebabkan karena pola asuh

otoritatif lebih menekankan aspek pendidikan dibandingkan aspek hukuman,

dalam hal ini anak dan orang tua saling terbuka dan anak diberikan kebebasan

untuk memilih dan menentukan suatu tindakan, serta anak dilibatkan dalam

hal membuat keputusan walaupun orang tua tetap yang berwenang dalam

pengambilan keputusan sehingga anak berhak mengeluarkan pendapat ketika

ada musyawarah keluarga.

Berdasarkan observasi awal yang dilakukan oleh peneliti, ditemukan

bahwa terdapat pola asuh yang berbeda, yakni pada keluarga yang berprofesi

sebagai pedagang ikan di Pasar Ciroyom Kota Bandung. Pasar Ciroyom Kota

Bandung merupakan salah satu pasar induk sebagai pusat perdagangan

tradisonal yang beroperasi pada malam hingga pagi hari. Kondisi ini

menyebabkan orang tua kurang dapat memantau aktifitas anak sehari-hari,

karena pada umumnya baik orang tua maupun anak memiliki kegiatan atau

aktivitas yang sama yaitu pada siang hari, dan malam hari digunakan untuk

berkumpul bersama dan beristirahat. Sedangkan para orang tua yang bekerja

sebagai pedagang ikan di pasar Ciroyom kota Bandung memiliki kegiatan

yang berbeda dengan kegiatan orang tua pada umumnya. Orang tua para

pedagang ikan di pasar Ciroyom harus mampu mempertahankan keluarga,

memenuhi kebutuhan ekonomi, serta memenuhi pendidikan untuk

anak-anaknya. Hal tersebut jika dibiarkan maka akan berdampak negatif bagi

pendidikan anak. Orang tua tidak dapat menjalankan fungsi dan perannya

secara maksimal. Padahal dalam keluargalah proses pendidikan pertama kali

(3)

Pendidikan keluarga sangat mempengaruhi perilaku anak dalam

kehidupan sehari-hari dikarenakan pendidikan keluarga merupakan proses

pendidikan yang diperoleh seseorang dari pengalaman sehari- hari dengan

sadar atau tidak sadar, pada umumnya tidak sistematis dan tidak teratur,

diperoleh sejak manusia lahir sampai manusia meninggal, seperti contoh; di

dalam keluarga, tetangga, pekerjaan, atau di dalam pergaulan sehari-hari.

Pendidikan dalam keluarga adalah pendidikan yang pertama dan utama bagi

setiap orang. Seperti yang kita ketahui bahwa, keluarga yang terdiri dari ayah,

ibu, dan anak, mempunyai suatu ikatan yang erat sehingga dapat membantu

seorang anak untuk mengembangkan sifat cinta kasih, persahabatan,

hubungan kerja sama, rasa saling menghormati dan menghargai satu sama

lain, kedisiplinan dan lain sebagainya. Jadi dapat dikatakan setiap orang

mendapatkan pendidikan keluarga (informal) yang sangat penting sebelum

mendapatkan pendidikan formal yang sesuai dengan usianya.

Ditinjau dari segi sosiologis, permasalahan pola asuh keluarga di atas

merupakan fungsi sosialisasi keluarga yang termasuk ke dalam teori

fungsionalisme struktural. Seperti halnya yang dikemukakan oleh Parsons

(dalam ihromi, 2004, hlm. 37), teori fungsionalisme struktural

mengungkapkan proses bagaimana seseorang dalam keluarga dapat memiliki

nilai dan norma yang ada dalam lingkungan sekitarnya. Proses dari fungsi

sosialisasi dalam keluarga digambarkan dalam kerangka A-G-I-L, teori

fungsional struktural dalam menganalisis tindakan-tindakan sosial. Fase-fase

dalam teori tersebut yaitu Adaptation (Fase Adaptasi), Goal Attainment (Fase

Pencapaian Tujuan), Integration ( Fase Integrasi) , dan Lattent Pattern

Maintenance (Fase Latensi) yang tidak memiliki batas jelas karena hal ini

merupakan suatu proses berkesinambungan.

Para orang tua yang bekerja sebagai pedagang ikan di pasar Ciroyom

Kota Bandung pada umumnya melaksanakan fungsi sosialisasinya dengan

mengajarkan anak untuk hidup disiplin dari mulai bangun tidur sampai

dengan anak tidur lagi, mengajarkan anak berbicara sampai anak

mendapatkan pendidikan formal. Ada banyak usaha berupa adaptasi-adaptasi

(4)

4

memenuhi perannya terhadap pendidikan informal anak dalam keluarga

maupun perannya sebagai pedagang ikan yang bekerja pada malam hari.

Adapun kajian terdahulu yang dilakukan oleh Irianto (2014, hlm. 160)

tentang “Pola Pengasuhan Anak Pada Keluarga Etnik Jawa di Desa

Margahayu Selatan Kecamatan Margahayu Kabupaten Bandung”

menunjukan bahwa pola asuh yang dominan pada keluarga etnik Jawa di desa

Margahayu yang dilakukan terhadap anak-anaknya adalah pola asuh

demokrasi (authoritative). Hal ini dapat dilihat melalui pengasuhan yang

dilakukan oleh keluarga etnik jawa yaitu memberikan kebebasan kepada sang

anak dalam pemilihan yang diinginkan oleh anak namun orang tua tetap

memberikan pengawasan, sehingga anak tetap di bawah kontrol orang tua.

Hal lain yang dapat terlihat adalah dalam setiap keputusan berkaitan dengan

sang anak maka orang tua mengikut sertakan anak tersebut untuk

memberikan pendapat, sehingga anak dan orang tua terjadi mussyawarah

dalam berbagai permasalahan di keluarga. Orang tua selalu berinteraksi

dengan sang anak seperti halnya mencoba menggali situasi dan keadaan

anak-anaknya ketika berada di luar rumah seperti di sekolah, mengetahui

teman-teman sepergaulan.

Kajian lainnya dilakukan oleh Siregar ( 2014, hlm. 104 ) tentang “Pola

Asuh Pada keluarga Migran Asal Sumatera Utara ( Studi Kasus Terhadap

Keluarga Migran yang Berprofesi Sebagai Supir Angkutan Umum di

Bandung)” menunjukan bahwa secara umum keluarga migran tidak mengetahui mengenai pola asuh yang baik untuk diterapkan di dalam

keluarga, hal ini terjadi karena memang pendidikan keluarga migran

tergolong rendah. Pola pengasuhan yang diterapkan di dalam keluarga migran

yakni keluarga 2 dan keluarga 4 adalah pola pengasuhan yang melalaikan

(neglectful parenting). Sedangkan keluarga 1 menggunakan pola pengasuhan

yang memanjakan (indulgent parenting), adapun keluarga 3 menggunakan

pola pengasuhan otoritatif (authoritatif parenting). Keluarga yang

menggunakan pola asuh permisif (memanjakan) mengakui bahwa pola asuh

(5)

Kajian terdahulu tersebut menunjukkan bahwa pola asuh sangat

berperan penting dalam usaha mendidik anak agar terlaksananya fungsi

sosialisasi dengan baik dalam keluarga. Jika keluarga tidak menjalankan

fungsi sosialisasi dengan baik maka akan berdampak negatif bagi

pertumbuhan anak. Tentu saja harus terdapat pola asuh yang sesuai dengan

kebutuhan maupun karakteristik anak.

Berdasarkan latar belakang yang telah penulis uraikan di atas, maka

penulis merasa tertarik untuk mengetahui lebih tentang gambaran pola asuh

keluarga pedagang ikan di Pasar Ciroyom Kelurahan Ciroyom Kecamatan

Andir Kota Bandung. Maka dari itu penulis akan melakukan sebuah

penelitian dengan judul “ Pola Asuh Keluarga Pedagang Ikan di Pasar

Ciroyom Kota Bandung”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan data yang terangkum sebelumnya, penulis merangkum

pokok masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini, yaitu “Bagaimana cara

pedagang ikan di Pasar Ciroyom Kota Bandung menerapakan pola asuh

terhadap anak sebagai bentuk pendidikan keluarga”.

Agar penelitian ini lebih terarah dan terfokus pada pokok permasalahan,

maka masalah pokok tersebut penulis jabarkan dalam beberapa

pertanyaan-pertanyaan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana profil kehidupan keluarga pedagang ikan di Pasar Ciroyom?

2. Bagaimana upaya yang dilakukan oleh pedagang ikan di Pasar Ciroyom

dalam memenuhi kebutuhan pendidikan anaknya?

3. Bagaimana pola asuh yang diterapkan oleh pedagang ikan di Pasar

Ciroyom kepada anak-anaknya?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Secara umum, tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah

mendapatkan gambaran mengenai kehidupan keluarga pedagang ikan

(6)

6

2. Tujuan Khusus

Secara khusus, tujuan yang hendak dicapai adalah :

a. Mengkaji dan menganalisis profil kehidupan keluarga pedagang ikan

di Pasar Ciroyom.

b. Menganalisis upaya yang dilakukan oleh pedagang ikan di Pasar

Ciroyom dalam memenuhi kebutuhan pendidikan anaknya.

c. Mengidentifikasi dan menganalisis pola asuh yang diterapkan oleh

pedagang ikan di Pasar Ciroyom kepada anak-anaknya.

D. Manfaat Penelitian

1. Secara Teoretis

Secara teoretis manfaat dari penelitian ini adalah dapat memperluas

wawasan serta bermanfaat untuk perkembangan ilmu pengetahuan dalam

bidang sosiologi pada umumnya, khususnya sosiologi keluarga yang

berhubungan dengan pola asuh dalam keluarga.

2. Secara Kebijakan

a. Memberikan sumbangsih pemikiran kepada pemerintah terutama

pemerintahan di daerah industri tentang kondisi masyarakat guna

menentukan kebijakan yang tepat dalam menangani permasalahan

sosial yang ada khususnya yang terkait dengan keluarga ibu buruh

pabrik.

b. Memberikan sumbangan pada kementrian perlindungan anak dan

pemberdayaan perempuan dalam memilih kebijakan yang tepat

khususnya bagi pedagang ikan yang telah berkeluarga dan menjadi

orang tua agar terwujud pola asuh yang sesuai dengan perkembangan

anak .

3. Secara Praktis

a. Memberikan informasi kepada mahasiswa mengenai pola asuh

keluarga pada masyarakat pedagang ikan.

b. Memberikan sumbangsih pemikiran bagi masyarakat dalam upaya

memberikan pengasuhan yang dapat dilakukan dalam mendidik

(7)

c. Untuk Prodi Pendidikan Sosiologi, memberikan sumbangsih bahan

bacaan dalam perkuliahan mahasiswa, khususnya pada mata kuliah

Sosiologi Keluarga dan Gender.

E. Struktur Organisasi Skripsi

Gambaran jelas tentang isi dari keseluruhan skripsi disajikan dalam

struktur organisasi skripsi berikut dengan pembahasannya, yaitu :

Bab 1 Pendahuluan, merupakan bagian awal dari skripsi yang di

dalamnya menguraikan latar belakang penelitian yang menjelaskan mengapa

penelitian ini perlu diteliti atas dasar masalah yang ditemukan merupakan

kesenjangan antara harapan dan kenyataan, identifikasi masalah penelitian,

rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penjelasan

istilah, dan struktur organisasi skripsi.

Bab II Kajian Pustaka, berisi tentang kajian teoritis mengenai kerjasama

beserta teori dari para ahli sosiologi yang mendukung (Seperti teori struktural

fungsional dari Talcott Parson dan hubungan patron dan klien dari James

C.Scott), stratifikasi sosial, kemiskinan, dan penelitian terdahulu yang

relevan.

Bab III Metode Penelitian, berisi tentang deskripsi mengenai

pendekatan penelitian, metode penelitian, lokasi dan subjek penelitian,

instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, uji keabsahan penelitian,

teknik pengolahan data, dan teknik analisis data.

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, mengemukakan tentang hasil

penelitian yang telah dicapai meliputi pengolahan data, analisis data, dan

pembahasannya yang di dalamnya berisi tentang deskripsi umum profil

kehidupan keluarga pedagang ikan di Pasar Ciroyom, deskripsi hasil

penelitian dan pembahasan penelitian mengenai upaya yang dilakukan oleh

orang tua untuk memenuhi kebutuhan pendidikan anaknya, pola asuh yang

diterapkan oleh orang tua terutama ibu kepada anak-anaknya.

Bab V Kesimpulan dan Saran, mengemukakan kesimpulan dan saran

sebagai penutup dari hasil penelitian dan permasalahan yang telah

(8)

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A.Simpulan

Dalam bab ini peneliti akan dikemukakan kesimpulan dan rekomendasi

penelitian yang dirumuskan dari deskripsi temuan penelitian dan pembahasan

hasil-hasil penelitian dalam bab IV, dapat dirumuskan beberapa simpulan

sesuai dengan rumusan masalah sebagai berikut:

1. Pada keluarga yang berprofesi sebagai pedagang ikan di Pasar Ciroyom

Kecamatan Andir Kota Bandung, keempat keluarga tersebut berasal dari

daerah yang sama yaitu Kecamatan Losari Kabupaten Brebes. Rata-rata

penghasilan bersih pedagang ikan sekitar Rp.3.000.000 sampai

Rp.5.000.000 perbulan, hal ini dikategorikan pada taraf penghasilan

cukup. Adapun tingkat pendidikan pedagang ikan sangat bervariasi yaitu

dari SD sampai SMA. Keluarga pedagang ikan merupakan keluarga muda

yang terdiri dari 3 sampai dengan 6 orang anak dengan jumlah tanggungan

yang berbeda-beda. Anak dalam keluarga pedagang ikan rata-rata sedang

menempuh pendidikan yaitu tingkat Sekolah Dasar (SD) sampai dengan

S1. Dalam kehidupan sehari-hari, keempat keluarga tidak menggunakan

jasa asisten rumah tangga. Semua anggota keluarga sudah mengetahui

pembagian tugas dan peran masing-masing dalam pelaksanaan kegiatan

sehari-hari di rumah, sehingga semua anggota keluraga berpartisipasi dan

berperan aktif. Lama masing-masing keluarga berjualan ikan

berbeda-beda, ada yang sudah mulai berjualan sejak tahun 1989 ada juga yang

memulai berjualan sejak tahun 2010. Adapun waktu yang digunakan oleh

keluarga tersebebut untuk berjualan berbeda-beda ada yang mulai jam

20.00, jam 22.00 dan jam 00.00, sedangkan pulang berjualan antara jam

04.30 – 10.00 pagi.

2. Ada perbedaan aktivitas memanfaatkan waktu luang yang dilakukan antara

tiga keluarga dengan satu keluarga lainnya. Aktivitas yang dilakukan tiga

keluarga dalam menggunakan waktu luang adalah berkumpul dan

(9)

sekolah ataupun pulang kuliah. Sedangkan pada satu keluarga lainnya

waktu luang digunakan untuk mengurus dan bermain bersama karena

anaknya yang belum bersekolah yakni berumur 2 tahun.. Dalam hal

pengaturan waktu, keempat keluarga tersebut memilki cara sendiri dalam

membagi waktu antara istirahat, bekerja, dan memperhatikan pendidikan

anaknya. Perihal memperhatikan pendidikan anak di rumah keempat

keluarga tersebut mendidik anak dengan mengajarkan sopan santun,

mengajarkan ilmu agama, dan mengajarkan nilai-nilai sosial yang ada di

masyarakat, selain itu keempat keluarga tersebut menyekolahkan anaknya

baik di sekolah formal maupun sekolah non formal. Dalam pemilihan

sekolah keluarga pedagang ikan menuturkan biasanya masing-masing

anak-anak yang sudah besar mencari tempat sekolah masing-masing

kemudian didiskusikan bersama-sama dengan orang tua tentang

kualitasnya. Sedangkan untuk anak yang kecil ketiga keluarga tersebut

mencarikan tempat sekolah.

3. Pola asuh yang dominan diterapkan pada keluarga pedagang ikan yaitu

pola asuh demokrasi (authoritative parenting). Hal ini dapat terlihat

melalui cara penerapan pola asuh yang dilakukan oleh keempat keluarga

tersebut yaitu dengan cara anak diberikan kesempatan mengeluarkan

pendapat atau keinginannya Adapun alasan dalam pemilihan pola asuh

tersebut keluarga pedagang ikan memiliki alasan yang hampir sama, yaitu

agar anak menjadi mandiri, disiplin, patuh terhadap orang tuanya, dan

tejalin komunikasi yang baik anatara anak dengan orang tua. Dalam hal

pemilihan pola asuh, tiga dari empat keluarga tersebut tidak menyamakan

diri dengan pola asuh yang digunakan oleh orang tua, karena kurang

mendapat perhatian dari orang tua. Sedangkan satu kelurga menyatakan

bahwa pola asuh yang diterapakan menyamakan diri dengan pola asuh

yang digunakan oleh orang tua dulu karena menurut keluarga tersebut

ketika mereka bekerja anaknya diasuh oleh neneknya. Ada kemiripan

dalam mendidik anak sesuai dengan apa yang diajarkan oleh guru ketika

keluarga tersebut sekolah. Menurut keluarga tersebut, tetangga atau

(10)

89

pemilihan pola pengasuhan. Ada perbedaan cara mendidik anak

berdasarkan usia anak dan jenis kelamin dalam pola pengasuhan yang

dilakukan orang tua. Perbedaan pola pengasuhan berdasarkan usia terlihat

dalam hal penyampaian sesuatu antara anak yang masih kecil dengan yang

sudah besar, untuk anak yang masih kecil ketika anak melakukan maka

orang tua akan menyampaikan dengan pelan-pelan, sedangkan untuk anak

yang sudah besar orang tua akan menyampaikan secara langsung jika anak

melakukan kesalahan. Perbedaan pola pengasuhan berdasarkan jenis

kelamin terlihat ketika anak laki-laki izin untuk pulang malam atau

menginap, orang tua tidak terlalu khawatir akan terjadi sesuatu di jalan.

Sedangkan ketika anak perempuan yang izin untuk pulang malam atau

menginap, orang tua akan khawatir karena takut terjadi hal yang tidak

diinginkan.

B.Rekomendasi

Dari hasil penelitian mengenai pola asuh keluarga pedagang ikan di Pasar

Ciroyom Kota Bandung pada penelitian ini, dapat direkomendasikan beberapa

hal sebagai berikut:

1. Bagi keluarga yang berprofesi sebagai pedagang ikan, keluarga merupakan

agen sosialisasi pertama dan utama. Keluarga menjadi tempat anak untuk

belajar dan mendapatkan pendidikan. Orang tua hendaknya mampu

memaksimalkan waktu yang mereka miliki bagi anak-anaknya. Pola asuh

orang tua juga hendaknya disesuaikan dengan kondisi anak sehingga tidak

terjadi ketimpangan antara pola pengasuhan dengan kondisi anak.

2. Bagi anak dari keluarga yang berprofesi sebagai pedagang ikan, anak

merupakan bagian dari keluarganya. Sewajarnya anak mendapatkan kasih

sayang dari orang tua, akan tetapi mendidik dan memberikan pengasuhan

kepada anak tidaklah mudah oleh karena itu anak hendaknya mengerti

kondisi orang tua dan menjadikan motivasi agar bisa menjadi anak yang

mandiri

3. Bagi masyarakat, baik masyarakat yang berada disekitar keluarga yang

berprofesi sebagai pedagang ikan maupun masyarakat luas pada

(11)

berprofesi sebagai pedagang ikan, masayarakat dapat mengambil contoh

dari penelitian ini agar dapat menyesuaikan pola asuh yang disesuaikan

dengan keadaan dan kebutuhan anak.

4. Bagi penelitian selanjutnya, diharapkan dapat mengkaji aspek-aspek yang

lebih mendalam mengenai pola asuh dalam keluarga yang belum

terungkap dalam penelitian ini. Pada penelitian ini, peneliti tidak

membahas secara mendalam mengenai pola asuh yang sesuai dengan

perkembangan anak. Selain itu, peneliti juga tidak membahas mengenai

dampak pola asuh yang dilakukan oleh orang tua yang bekerja sebagai

pedagang ikan. Peneliti berharap masalah-masalah tersebut dapat dikaji

lebih mendalam lagi pada penelitian selanjutnya.

5. Bagi pembelajaran sosiologi, keluarga sebagai suatu kajian yang dipelajari

dalam mata pelajaran Pendidikan Sosiologi memuat aspek tentang pola

pengasuhan. Dalam proses pembelajaran sosiologi, pendidik diharapkan

mampu memberikan contoh tentang pola pengasuhan seperti yang

ditanamkan pada komunitas pedagang ikan yang menggunakan pola

pengasuhan otoritatif (authoritative parenting). Pola pengasuhan tersebut

dapat dijadikan sebagai rujukan dalam pembelajaran yang berkenaan

(12)

DAFTAR PUSTAKA

Basrowi dan Suwandi. (2008). Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta.

Bungin, Burhan. (2012). Penelitian Kualitatif. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.

Creswell, J.W. (1994). Research Design Qualitative & Quantitative Approach. London : Publication.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (1989). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Desmita. (2012). Psikologi Perkembangan. Bandung: PT. Rosda Karya.

Emzir (2011). Analisis Data : Metodelogi Penelitian Kualitatif. Jakarta : Rajawali Press.

Eshleman, J. Ross, dkk. (1993). Sociology An Introduction. New York: Harper Collins College Publisher.

Fuad, Ihsam. (2005). Dasar-dasar Kependidikan. Jakarta: PT. Asdi Mahastya.

Goode, W.J. (2002). Sosiologi Keluarga. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Goode, W.J. (2007). Sosiologi Keluarga. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Gerungan. (2002). Psikologi Sosial. Bandung: Refika Aditama.

Idris,Z. (1986). Dasar-Dasar Kependidikan. Bandung : Angkasa,

Ihromi, T. (2004). Sosiologi Keluarga. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Kartono, kartini. (1992). Psikologi Wanita: Mengenal Gadis Remaja dan Wanita

Dewasa (jilid 1). Jakarta: Mandar Maju

Khairuddin. (2008). Sosiologi Keluarga. Yogyakarta: Liberty.

Lincoln, Y.S dan Guba, E.G.(1985). Naturalistic Inquiry. Baverly Hills : Sage Publication.

Martono, Nanang. 2011. Metode penelitian kuantitatif. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

Miles, M dan Huberman, AM. (2007). Analisis Data Kualitatif : Buku Sumber

tentang Metode-Metode Baru. Diterjemahkan oleh Tjetjep Rohindi Rohidi.

(13)

Moleong, Lexy J (2000). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Moleong, Lexy J (2007). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Nasution, S. (1992). Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung : Tarsito.

Pribadi, Sikun (1981). Menuju Keluarga Bijaksana. Bandung: Yayasan Sekolah Istri Bijaksana.

Prijatana, Hendra. (2012). Sosiologi Keluarga (Modul). Bandung: Universitas Bale Bandung.

Priyatna, H. (2013) Kamus Sosiologi: Deskriptif dan Mudah Dipahami. Bandung: Nuansa Cendekia.

Purwanto, M. Ngalim. (2011). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rosda Karya.

Puspitawati, Herien. (2009). Teori Struktural Fungsional dan Aplikasinya dalam

Kehidupan Keluarga. Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen, Fakultas

Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor.

Ritzer, George. (2012). Teori Sosiologi (Dari Sosiologi Klasik Sampai

Perkembangan Terakhir Post Modern) – Edisi Kedelapan 2012.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Roucek, S. Joseph dan L. Warren, Rolland. (1992). Sociology An Introduction. America: United States.

Satori, Djam’an dan Komariah, Aan. (2009). Metodologi Penelitian Kualitatif.

Bandung: Alfabeta.

Setiadi, Elly. M dan Kolip, Usman. (2011). Pengantar Sosiologi.Jakarta: Kencana.

Silalahi, Ulber. (2010). Metode Penelitian Sosial. Bandung : Refika Aditama.

Sugiyono.(2009). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung : Alfabeta.

Sugiyono. (2010). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

(14)

93

Sukardjo, M. dan Ukim Komarudin. (2012). Landasan Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.

Supanto, dkk. (1990). Pola Pengasuhan Anak Secara Tradisional Daerah

Istimewa Yogyakarta. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Suryasubroto, B. (2010). Beberapa Aspek Dasar-dasar Kependudukan. Jakarta: Rineka

Cipta

Tim pengembang ilmu pendidikan FIP-UPI. (2011). Ilmu dan Aplikasi

Pendidikan Bagian 1-Imlu pendidikan Teoritis. Bandung: UPI.

Vembriarto, ST. (1990). Sosiologi Pendidikan. Yogyakarta: Andi Ofset.

Wahyuning, Wiwit. dkk. (2003). Mengomunikasikan Moral Kepada Anak. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.

Yusuf, Syamsu. (2002). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Sumber Jurnal dan Skripsi

Irianto, R. (2014). Pola Pengasuhan Anak Pada Keluarga Etnik Jawa di Desa

Margahayu Selatan Kecamatan Margahayu Kabupaten Bandung. Skripsi

Fakultas IPS UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Malina, R.I. (2014). Pola Asuh Pengurus Rumah Perlindungan Sosial Asuhan

Anak (RPSAA) Dalam Pembentukan Kepribadian Anak. Skripsi Fakultas

IPS UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Prasetyowati. (2010). Pola Relasi Gender dalam Keluarga Buruh Perempuan. Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret: tidak diterbitkan.

Rahayu, S.Y., Hernawati, T., Rakhmawati, W. (2008). “Hubungan Antara Pola Asuh Orang Tua (Parenting Style) Dengan Kesehatan Mental Remaja Di Ciawi Kabupaten Tasikmalaya”. Jurnal Kesehatan. 10, (18), 64-75.

Rahman, P.L, Yusuf, E.A., (2002). “Gambaran Pola Asuh Orang Tua Pada Masyarakat Pesisir Pantai”. Jurnal Predicara. 1, (1), 21-36.

Siregar, Anijar. (2014). Pola Asuh Pada keluarga Migran Asal Sumatera Utara (

Studi Kasus Terhadap Keluarga Migran yang Berprofesi Sebagai Supir Angkutan Umum di Bandung). Skripsi Fakultas IPS UPI Bandung: tidak

(15)

Suryani, Yusnita Marlia. (2010). Penyesuaian Diri Ibu Sebagai Kepala Keluarga. Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret.

Syaodih, Ernawulan. (1999). Peranan Bimbingan Guru, Pengasuhan Orang Tua,

Interaksi Teman Sebaya Terhadap Perkembangan Perilaku Sosial Anak.

PPS-IKIP Bandung: tidak diterbitkan.

Sumber Internet

Miel. (2012). Pola Asuh orag Tua. [Online]. Tersedia:

http://miliamiel.blogspot.com/2012/11/ pola-asuh-orang-tua.html [12 Maret 2014].

Rukana, Siti. (2007). Pola Asuh Orang tua Anak Berprestasi Akademik Di

Sekolah (Studi Pada Siswa Sd Plus Darul ‘Ulum Jombang). [Online]. Tersedia: http://lib.uin-malang.ac.id/?mod=th_detail&id=03410026. [ 19 Januari 2015].

Slicker,Ellen K, et.al. 2005. The Relationship of parenting style to older

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan kreativitas belajar IPA pada siswa melalui strategi problem based learning (PBL), yaitu: memperoleh skor rata-rata

Circuit training didasarkan pada asumsi bahwa seorang atlet akan dapat berkembang kekuatannya, daya tahannya, kelincahannya, total fitnesnya dengan jalan:

Untuk menganalisis fungsi partikel dalam pembentukan phrasal verbs digunakan teori Heaton (1985:114) yang menyatakan bahwa terdapat 5 fungsi yang ditemukan dalam pembentukan

Puji syukur dan terima kasih penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan kasihnya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan

Mengukur panjang baja siku yang akan dipotong sesuai dengan ukuran rangka atau dimensi

Prinsip kerjanya hampir sama dengan pembangkit listrik tenaga air, dimana air digunakan untuk memutar turbin untuk mengahasilkan energi listrik.Energi yang dihasilkan dari

Berdasarkan hasil uji t diketahui bahwa inflasi tidak berpengaruh secara parsial terhadap return saham perusahaan perkebunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Evaluasi dampak Jumlah Guru Mata Pelajaran Produktif pada Penyelenggaraan Pendidikan Dijurusan Teknik Gambar Bangunan SMK NEgeri Rajapolah.. Universitas Pendidikan Indonesia |