• Tidak ada hasil yang ditemukan

USAHA INSTRUKTUR DALAM OPTIMALISASI MOTIVASI BELAJAR BAHASA INGGRIS : Studi Deskriptif di Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) English Education For All (EEA) Tanjungsari Kabupaten Sumedang.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "USAHA INSTRUKTUR DALAM OPTIMALISASI MOTIVASI BELAJAR BAHASA INGGRIS : Studi Deskriptif di Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) English Education For All (EEA) Tanjungsari Kabupaten Sumedang."

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

USAHA INSTRUKTUR DALAM OPTIMALISASI MOTIVASI BELAJAR BAHASA INGGRIS

(Studi Deskriptif di Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) English Education For All (EEA) Tanjungsari Kabupaten Sumedang)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Luar Sekolah

Oleh:

Siti Robiah Adawiah 1001745

JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

USAHA INSTRUKTUR DALAM

OPTIMALISASI MOTIVASI BELAJAR

BAHASA INGGRIS

Oleh

Siti Robiah Adawiah

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Siti Robiah Adawiah 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

SITI ROBIAH ADAWIAH

USAHA INSTRUKTUR DALAM OPTIMALISASI MOTIVASI BELAJAR BAHASA INGGRIS

(Studi Deskriptif di Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) English Education for All (EEA) Tanjungsari Kabupaten Sumedang)

Disetujui dan disahkan oleh pembimbing :

Pembimbing I

Prof.Dr.H Oong Komar, M.Pd 19561107 198303 1 003

Pembimbing II

Dr.Iip Saripah, M.Pd 19701210 199802 2 001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Luar Sekolah

Dr.Jajat S. Ardiwinata, M.Pd

(4)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMAKASIH ... iv

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A.Latar Belakang Penelitian ... 1

B.Identifikasi Masalah Penelitian ... 5

C.Rumusan Masalah Penelitian ... 6

D.Tujuan Penelitian ... 6

E. Manfaat Penelitian ... 7

F. Struktur Organisasi Skripsi ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 9

A.Konsep Motivasi ... 9

1. Pengertian motivasi ... 9

2. Macam-macam Motivasi ... 11

B.Motivasi Belajar ... 13

1. Pengertian Motivasi Belajar ... 13

2. Fungsi Motivasi dalam Belajar ... 16

3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Belajar ... 16

C.Konsep Instruktur ... 17

1. Pengertian Instruktur ... 17

2. Usaha Instruktur ... 18

3. Peran Instruktur sebagai Tenaga Profesional ... 25

D.Konsep Pembelajaran ... 26

1. Pengertian Pembelajaran ... 26

(5)

3. Proses pembelajaran ... 28

4. Prinsip-prinsip Pembelajaran ... 29

E. Penelitian Terdahulu yang Relevan ... 32

1. Penelitian tentang Peran Instruktur dalam Menumbuhkan Motivasi Warga Belajar pada Pelatihan Kewirausahaan (Sri Rohmawati: 2013) ... 32

2. Penelitian tentang Upaya Widyaiswara dalam Peningkatan Motivasi Belajar Peserta Pelatihan Kewirausahaan Agribisnis di Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang (Winda Nelinda Putri: 2011) ... 33

F. Kerangka Pemikiran ... 34

BAB III METODE PENELITIAN ... 36

A.Lokasi atau Subjek Populasi/Sampel ... 36

B.Desain Penelitian ... 36

C.Metode Penelitian ... 38

D.Definisi Operasional ... 41

E. Instrumen Penelitian ... 43

F. Proses Pengembangan Instrumen ... 44

G.Teknik Pengumpulan Data ... 45

H.Analisis Data ... 49

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 52

A.Hasil Penelitian ... 52

1. Profil Lembaga ... 52

2. Prosedur Pengolahan ... 58

3. Analisis Data ... 60

B.Pembahasan dan Analisis Temuan ... 80

1. Usaha Instruktur dalam Mengoptimalkan Motivasi Intrinsik Peserta Didik di LKP English Education For All (EEA) Tanjungsari Kabupaten Sumedang ... 80 2. Usaha Instruktur dalam Mengoptimalkan Motivasi

(6)

ix

(EEA) Tanjungsari Kabupaten Sumedang ... 84

3. Usaha Instruktur yang Dominan yang Dominan Memotivasi Belajar Peserta Didik di LKP English Education For All (EEA) Tanjungsari Kabupaten Sumedang ... 86

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 90

A. Simpulan ... 90

B. Saran ... 92

DAFTAR PUSTAKA ... 94

(7)

For All (EEA) Tanjungsari Kabupaten Sumedang)

Penelitian ini bertitik tolak pada permasalahan pokok tentang bagaimana usaha yang dilakukan instruktur dalam optimalisasi motivasi belajar peserta didik di Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) English Education For All (EEA). Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu (1) Memperoleh gambaran tentang usaha instruktur dalam mengoptimalkan motivasi intrinsik peserta didik di LKP English Education For All (EEA) Tanjungsari Kabupaten Sumedang, (2) Memperoleh gambaran tentang usaha instruktur dalam mengoptimalkan motivasi ekstrinsik peserta didik di LKP English Education For All (EEA) Tanjungsari Kabupaten Sumedang, (3) Memperoleh gambaran tentang usaha instruktur yang dominan dalam memotivasi belajar peserta didik di LKP English Education For All (EEA) Tanjungsari Kabupaten Sumedang.

Landasan teori dari penelitian ini yaitu mengacu pada konsep motivasi, konsep motivasi belajar, konsep instruktur, dan konsep pembelajaran. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Sedangkan teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu melalui wawancara, observasi, studi dokumentasi. Jumlah subjek penelitian ini terdiri dari enam orang yaitu satu orang instruktur, empat orang peserta didik dan satu orang pengelola LKP English Education For All

(EEA).

(8)

iii

ABSTRACT

INSTRUCTOR’S EFFORT ON THE OPTIMIZATION OF ENGLISH LEARNING MOTIVATION

(Descriptive Study at Courses and Training Institute (CTI) English Education For All (EEA) Tanjungsari Sumedang Regency)

This study starts with the fundamental problem on how the instructors efforts has done in optimizing the motivation of learners at the Courses and Training Institute (CTI) of English Education For All (EEA). The objectives of this research are (1) to obtain an overview of the instructors efforts in optimizing the intrinsic motivation of learners at CTI English Education For All (EEA) Tanjungsari Sumedang Regency (2) to obtain an overview of the instructors efforts in optimizing extrinsic motivation of learners at CTI English Education For All (EEA) Tanjungsari Sumedang Regency (3) to obtain an overview of the instructor’s dominant efforts in motivating learners at CTI English Education For All (EEA) Tanjungsari Sumedang Regency.

Theoretical basis of this research were refering to the concept of motivation, the concept of learning motivation, the concept of instructor, and the concept of learning. The method used in this research is descriptive research methods with qualitative approach. While the data collection techniques used were through interviews, observation and documentation studies. The number of subjects of this study were consisted of six people: one instructor, four students and one manager CTI English Education For All (EEA).

(9)
(10)

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Penelitian

Motivasi merupakan suatu upaya untuk menumbuhkan dorongan yang paling berpengaruh terhadap bentuk perilaku seseorang. Motivasi itu dapat tumbuh di dalam diri seseorang, tetapi motivasi juga dirangsang oleh faktor dari luar. Motivasi penting bagi seseorang terutama dalam melakukan proses pembelajaran. Dalam kegiatan belajar mengajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri peserta didik yang menimbulkan keinginan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh peserta didik dapat tercapai. Maka dari itu, intruktur harus melakukan kegiatan pembelajaran yang dapat membangkitkan motivasi belajar peserta didik dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik atau tenaga professional yang bertugas dalam merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan terhadap peserta didik untuk mencapai suatu tujuan yang dicapai.

Motivasi belajar dalam mengikuti proses pembelajaran merupakan bentuk respon dari warga belajar, dimana motivasi tersebut berasal dari dalam (motivasi instrinsik) dan dari luar (motivasi ekstrinsik), serta responnya terhadap proses pelaksanaan tersebut. Hal ini merupakan upaya untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Sebagaimana dikemukakan oleh Uno (2010, hlm. 3) bahwa motivasi merupakan dorongan yang terdapat dalam diri seseorang untuk berusaha mengadakan perubahan tingkah laku yang lebih baik dalam memenuhi kebutuhannya.

(11)

kurang mendukung yaitu kurangnya dorongan dari instruktur, orang tua dan lingkungan belajar terhadap peserta didik sehingga peserta didik kurang termotivasi dalam melakukan pembelajaran. Oleh karena itu, dalam proses pembelajarannya usaha instruktur dalam mengoptimalkan motivasi belajar peserta didik harus sesuai dengan ketentuan usaha dan peran instruktur.

Usaha instruktur begitu kompleks di dalam proses belajar mengajar, dalam usahanya untuk mengantarkan warga belajarnya ke taraf yang dicita-citakan. Salah satu peran instruktur ialah mendidik. Mendidik adalah suatu usaha memanusiakan manusia (Rohmawati, 2013, hlm. 5-6). Dengan demikian, seorang instruktur tidak hanya pembawa ilmu pengetahuan, akan tetapi juga menjadi contoh seorang pribadi manusia. Oleh karena itu setiap rencana instruktur harus didudukan dan dibenarkan semata-mata demi kepentingan warga belajar khususnya untuk memotivasi warga belajar sesuai dengan profesi dan tanggung jawabnya. Proses pembelajaran tidak lepas dari usaha instruktur dalam memberikan pengarahan, motivasi dan meningkatkan kualitas pembelajaran peserta didik. Usaha instruktur sangatlah penting dalam keseluruhan kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu tenaga pendidik memiliki peranan yang besar, maka pendidik harus memiliki kualifikasi dan kompetensi yang baik agar ia dapat menjalankan tugasnya secara profesional, sebagaimana telah dituliskan pada PP 32 Tahun 2013 Pasal 28 mengenai Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan yaitu:

1. Pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan utnuk mewujudkan pndidikan nasional.

2. Kompetensi sebagai agen pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar dan menengah serta pendidikan anak usia dini meliputi:

a. Kompetensi pedagogik, b. Kompetensi kepribadian, c. Kompetensi profesional, dan d. Kompetensi sosial.

(12)

3

kursus dan pelatihan keterampilan terdidri atas, pengajar, pembimbing, pelatih atau instruktur dan penguji.” Instruktur merupakan salah satu komponen manusiawi dalam proses belajar mengajar, yang ikut berperan dalam usaha pembentukan sumber daya yang potensial di bidang pembangunan. (Rohmawati, Sri, 2013, hlm. 4). Oleh karena itu instruktur harus berperan aktif menempatkan kedudukannya sebagai tenaga profesional, sesuai dengan tuntutan masyarakat yang semakin berkembang. Pada setiap diri pendidik terletak tanggung jawab untuk membawa para peserta didiknya pada suatu kedewasaan atau taraf kematangan tertentu. Jadi tugas instruktur tidak hanya menyampaikan materi dalam pembelajaran, tetapi hendaknya dapat menanamkan konsep-konsep yang benar dari materi yang disampaikan. Pengoptimalan motivasi biasanya dilakukan oleh instruktur di setiap melakukan proses pembelajaran terutama dalam pembelajaran kursus dan pelatihan. Hal mengenai kursus dan pelatihan diperjelas dalam undang-undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 26 ayat 5, yaitu kursus dan pelatihan diselenggarakan bagi masyarakat yang memerlukan bekal pengetahuan, keterampilan, kecakapan hidup, dan sikap untuk mengembangkan diri, mengembangkan profesi, bekerja, usaha mandiri, dan/atau melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Salah satu lembaga kursus dan pelatihan yaitu lembaga kursus bahasa inggris.

(13)

juga masih banyak yang kurang sadar akan pentingnya bahasa inggris di zaman sekarang ini. Masyarakat banyak yang beranggapan bahwa bahasa inggris merupakan bahasa yang sulit untuk dipelajari dan merasa takut untuk berbicara atau mengucapkan kata dengan bahasa inggris.

LKP English Education For All (EEA) adalah salah satu program non formal yang dirancang untuk melatih peserta didik dalam berkomunikasi bahasa inggris untuk keperluan umum dengan pendekatan komunikatif yang mengharapkan peserta didiknya dapat berkomunikasi dalam bahasa inggris dengan lancar dan penuh rasa percaya diri. Program yang tersedia yaitu dari tingkat dasar, menengah dan mahir. LKP English Education For All (EEA) bertujuan untuk melatih peserta didik menguasai kemampuan berkomunikasi dalam bahasa inggris. Kurikulum dirancang untuk meningkatkan kompetensi komunikasi melalui kegiatan intra maupun ekstra kurikuler. Sasaran peserta didik di lembaga ini adalah seluruh masyarakat secara umum baik dengan status pelajar SD, SMP, SMA, mahasiswa serta untuk umum. Peserta didik yang mengikuti pembelajaran adalah mereka yang ingin mendapatkan materi tambahan bahasa inggris. Peserta didik yang ada di lembaga ini sebagian didominasi oleh peserta didik yang berasal dari SD dan SMP. Sebagian dari mereka beranggapan bahwa bahasa inggris sangat diperlukan untuk masa depannya dan sebagian juga disebabkan karena ada dorongan dari keluarganya. Oleh karena itu, instruktur memberikan pembelajaran dengan berbagai strategi pembelajaran agar peserta didik termotivasi untuk terus mengikuti kursus dan pelatihan bahasa inggris. Usaha instruktur menjadi faktor penentu motivasi belajar peserta didik kursus bahasa inggris.

(14)

5

B.Identifikasi Masalah Penelitian

Berdasarkan hasil pengamatan peneliti di lapangan, masalah yang diidentifikasi adalah sebagai berikut:

1. Motivasi belajar peserta didik di LKP English Education For All (EEA) diasumsikan menurun karena faktor intrinsik dan ekstrinsik yang kurang mendukung sehingga dibutuhkan motivasi dari instruktur agar peserta didik termotivasi dalam belajar.

2. Usaha instruktur dalam menunjang pembelajaran yaitu mengarahkan, membimbing, dan mendidik peserta didiknya dalam belajar khususnya dalam memotivasi peserta didik sesuai profesi dan tanggung jawabnya. Oleh karena itu, usaha instruktur diduga sangat berpengaruh terhadap motivasi belajar peserta didik.

3. Perbedaan latar belakang pendidikan, sosial, ekonomi, dan lingkungan peserta didik yang berbeda merupakan hal yang dapat mempengaruhi terhadap motivasi dan keberhasilan proses pembelajaran.

4. Pentingnya usaha instruktur dalam proses pembelajaran untuk mengoptimalkan motivasi belajar peserta didik. Kualifikasi instruktur pun menentukan kualitas pembelajaran, karena itu dibutuhkan instruktur yang berkompeten dan professional. Perekrutan instruktur dilakukan dengan melihat nilai IPK, prestasi yang pernah diraih, dan kompetensi yang dimiliki oleh calon tutor.

(15)

C.Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan hasil identifikasi masalah diatas, dapat disimpulkan aspek yang teliti dalam penelitian ini, yaitu:

1. Usaha instruktur dalam optimalisasi motivasi intrinsik, 2. Usaha instruktur dalam optimalisasi motivasi ekstrinsik,

3. Faktor intrinsik dan ekstrinsik dominan dalam memotivasi belajar.

Dari hasil simpulan aspek penelitian diatas, rumusan masalah/pertanyaan penelitian yang akan dibahas dalam penelitian ini diantaranya:

1. Bagaimana usaha instruktur dalam mengoptimalkan motivasi intrinsik peserta didik di LKP English Education For All (EEA) Tanjungsari Kabupaten Sumedang?

2. Bagaimana usaha instruktur dalam mengoptimalkan motivasi ekstrinsik peserta didik di LKP English Education For All (EEA) Tanjungsari Kabupaten Sumedang?

3. Apa usaha instruktur yang dominan dalam memotivasi belajar peserta didik di LKP English Education For All (EEA) Tanjungsari Kabupaten Sumedang?

D.Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Memperoleh gambaran tentang usaha instruktur dalam mengoptimalkan motivasi intrinsik peserta didik di LKP English Education For All (EEA) Tanjungsari Kabupaten Sumedang.

2. Memperoleh gambaran tentang usaha instruktur dalam mengoptimalkan motivasi ekstrinsik peserta didik di LKP English Education For All (EEA) Tanjungsari Kabupaten Sumedang.

(16)

7

E.Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi Teori

a. Sebagai referensi bagi instruktur di LKP English Education For All (EEA) Tanjungsari Kabupaten Sumedang sehingga dalam mengenalkan konsep tentang usaha instruktur dalam optimalisasi motivasi belajar bahasa inggris. b. Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan peneliti

dalam melakukan penelitian yang menjadi salah satu garapan Pendidikan Luar Sekolah.

2. Bagi Kebijakan

Sebagai syarat utama bagi instruktur yang ada di LKP English Education For All (EEA) maupun lembaga lainnya dalam memotivasi peserta didik baik secara intrinsik maupun ekstrinsik.

3. Bagi Praktek

Sebagai bahan masukan bagi instruktur mengenai usaha instruktur sesuai dengan standar pendidik dan tenaga kependidikan yang mana pendidik harus memiliki kualifikasi dan kompetensi yang baik agar ia dapat menjalankan tugasnya secara profesional.

F. Struktur Organisasi Skripsi

(17)

BAB I PENDAHULUAN

Berisi tentang latar belakang penelitian yang membahas mengenai temuan di lapangan yang dirangkum secara mendalam, identifikasi masalah penelitian yang mendorong penulis untuk mengadakan penelitian ini, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi skripsi yang memuat daftar isi dari seluruh halaman skripsi.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Berisi mengenai kajian teori yang akan membahas berbagai teori yang mendukung pelaksanaan penelitian dan kaitannya dengan kenyataan di lapangan. Beberapa teori yang dipaparkan dalam kajian teori yaitu motivasi, motivasi belajar, konsep instruktur, dan konsep pembelajaran, penelitian terdahulu, kerangka pemikiran dan hipotesis penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN

Membahas tentang prosedur penelitian mengenai lokasi dan subjek populasi/sampel penelitian, desain penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, proses pengembangan instrument, teknik pengumpulan data dan analisis data.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Berisi tentang pengolahan atau analisis data untuk menghasilkan temuan berkaitan dengan masalah penelitian, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian dan pembahasan atau analisis temuan.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

(18)

BAB III

METODE PENELITIAN

A.Lokasi atau Subjek Populasi/Sampel 1. Lokasi Penelitian

Lembaga : LKP English Education For All (EEA)

Alamat : Jl. Tungturunan No. 1 Tanjungsari Kabupaten Sumedang 2. Subjek Populasi/Sampel

Subjek yang diteliti pada penelitian ini adalah instruktur, peserta didik, dan pengelola. Dalam penelitian ini peneliti mengambil sampel penelitian yaitu satu instruktur, empat peserta didik dan satu pengelola lembaga. Peneliti juga melakukan observasi berupa tempat yang meliputi fasilitas gedung, kondisi lokasi, kegiatan belajar mengajar, aktifitas, kinerja dan sebagainya yang ada di LKP

English Education For All (EEA). Kemudian peneliti juga melihat arsip, buku-buku, catatan-catatan serta dokumen yang ada di lembaga seperti absensi kehadiran peserta didik, catatan instruktur, dan catatan ataupun arsip lainnya yang dianggap penting oleh peneliti.

B.Desain Penelitian

Pertimbangan peneliti dalam penggunaan dan penafsiran makna yang terkandung di dalam fenomena temuan sangat diperlukan. Analisis yang digunakan dalam penelitian kualitatif lebih bersifat deskriptif-analitik yang berarti interpretasi terhadap isi dibuat dan disusun secara sistematik/menyeluruh dan sistematis. Menurut Bogdan dan Taylor (dalam Margono, 2009, hlm. 36) penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.

(19)

dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah.

Adapun langkah-langkah dalam penelitian yang digunakan dibagi dalam beberapa tahap, yaitu:

1. Tahap Persiapan

Tahap ini merupakan kegiatan yang dilakukan peneliti sebelum pengumpulan data. Beberapa kegiatan yang dilakukan peneliti pada tahp ini diantaranya:

a. Menyusun rancangan penelitian. Penyusunan rancangan penelitian ini dengan membuat proposal penelitian. Pada tahap ini peneliti menentukan lapangan penelitian, penentuan jadwal penelitian, memilih alat penelitian, rancangan pengumpulan data, menentukan latar belakang masalah dan alasan pelaksanaan penelitian, serta kajian kepustakaan yang dijadikan dasar dalam menentukan fokus yaitu mencari teori atau konsep yang berkaitan dengan usaha instruktur dalam optimalisasi motivasi belajar bahasa inggris.

b. Memilih lapangan penelitian. Dalam memilih lokasi penelitian, peneliti melakukan kesesuaian antara teori dengan kenyataan/praktek lapangan.

c. Mengurus perizinan. Perizinan dibuat kepada pihak-pihak yang berkaitan dan berwenang memberikan izin mengadakan penelitian.

d. Menjajaki dan meneliti keadaan lapangan. Peneliti terlebih dahulu membaca teori kepustakaan dan mencari tahu dari orang tentang objek penelitian sehingga peneliti mengenali situasi dan kondisi daerah tempat penelitian yang akan dilakukan serta memiliki gambaran umum tentang keadaan dilapangan. e. Memilih responden. Responden yang dipilih oleh peneliti disesuaikan dengan

informasi yang dibutuhkan oleh peneliti. Dalam memilih responden dibutuhkan responden yang mempunyai kredibilitas penelitian untuk menguji keshahihan data. Oleh karena itu peneliti memilih narasumber yang kredibel yaitu instruktur, peserta didik, dan pengelola kursus bahasa inggris .

(20)

38

mengadakan penelitian dari universitas, kontak dengan lembaga tempat penelitian yaitu LKP English Education For All (EEA).

2. Tahap Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan merupakan kegiatan penelitian yang dilaksanakan langsung oleh peneliti dengan objek penelitian yang telah ditentukan sebelumnya. Beberapa kegiatan yang dilakukan peneliti pada tahap ini diantaranya:

a. Persiapan diri dan memahami latar penelitian. Pada tahap ini peneliti mengklasifikasi subjek penelitian yang sesuai dengan alat pengumpul data yang digunakan oleh peneliti dengan melihat subjek penelitian yang ada pada latar penelitian serta data yang harus dikumpulkan.

b. Penelitian di lapangan. Pada tahap ini peneliti melakukan penelitian dengan memasuki lapangan serta menyesuaikan diri dengan karakteristik lapangan penelitian. Dalam tahap ini juga peneliti dan subjek penelitian manjalin keakraban sehingga tidak ada kecanggungan diantara keduanya. Kegiatan yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu melakukan wawancara dengan instruktur, peserta didik, dan pengelola LKP English Education For All (EEA) dan melakukan observasi terhadap lingkungan dan kegiatan yang dilakukan oleh instruktur, peserta didik dan pengelola.

3. Tahap Akhir

Tahap akhir merupakan tahap penyusunan data yang telah diperoleh dari hasil penelitian. Pada tahap ini peneliti menuangkan hasil penelitian yang telah diperoleh dalam pembahasan yang tertera di dalam skripsi dengan didukung dengan teori yang relevan dengan usaha instruktur dalam optimalisasi motivasi belajar bahasa inggris.

C.Metode Penelitian

(21)

hipotesis dengan mempergunakan teknik serta alat-alat tertentu. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif.

Menurut Winarno (1990, hlm. 139) metode deskriptif tertuju kepada pemecahan masalah yang ada pada masa sekarang, pelaksanaan metode deskriptif tidak hanya terbatas sampai pengumpulan data dan penyusunan data, tetapi meliputi analisa dan interpretasi arti data. Metode deskriptif dipergunakan untuk berupaya memecahkan atau menjawab permasalahan yang sedang dihadapi pada situasi sekarang. Dilakukan dengan menempuh langkah-langkah pengumpulan, klasifikasi dan analisis/pengolahan data, membuat kesimpulan dan laporan dengan tujuan utama untuk membuat penggambaran tentang suatu keadaan secara objektif dalam suatu deskripsi situasi.

Menurut Masyhuri dan Zainuddin (2008, hlm. 34) penelitian deskriptif atau survey adalah penelitian yang bermaksud membuat penyandaran secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi tertentu. Pendekatan kualitatif digunakan untuk menganalisa kajian literatur yang berkenaan dengan variabel-variabel yang digunakan dalam pengumpulan data.

Menurut Kirk dan Miller (Margono, 2009, hlm. 36) mendefinisikan bahwa penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada pengetahuan terhadap manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasannya dan dalam peristiwanya. Penelitian kualitatif memerlukan ketajaman analisis, objektivitas, sistematik, dan sistemik sehingga diperoleh ketepatan dalam interpretasi, sebab hakikat dari suatu fenomena atau gejala bagi penganut penelitian kualitatif adalah totalitas atau gestalt. Analisis yang digunakan dalam penelitian kualitatif lebih bersifat deskriptif-analitik yang berarti interpretasi terhadap isi dibuat dan disusun secara sistemik/menyeluruh dan sistematis.

(22)

40

1. Lingkungan alamiah sebagai sumber data langsung.

2. Manusia merupakan alat (instrument) utama pengumpul data. 3. Analisis data dilakukan secara induktif.

4. Penelitian bersifat deskriptif analitik. 5. Tekanan penelitian berada pada proses 6. Pembatasan penelitian berdasarkan fokus. 7. Perencanaan bersifat lentur dan terbuka.

8. Hasil penelitian merupakan kesepakatan bersama. 9. Pembentukan teori berasal dari dasar.

10. Pendekatan penelitian menggunakan metode kualitatif 11. Teknik sampling cenderung bersifat purposive.

12. Penelitian bersifat menyeluruh (holistik). 13. Makna sebagai perhatian utama penelitian.

Karakteristik penelitian kualitatif menurut Bogdan dan Biklen (Moleong, 2010, hlm. 8) ada sebelas karakter, yaitu:

1. Latar alamiah.

2. Manusia sebagai alat (instrumen). 3. Metode kualitatif.

4. Analisis data secara induktif. 5. Teori dari dasar (grounded theory). 6. Deskriptif.

7. Lebih mementingkan proses daripada hasil. 8. Adanya batas yang ditentukan oleh fokus. 9. Adanya kriteria khusus untuk keabsahan data. 10. Desain yang bersifat sementara.

11. Hasil penelitian dirundingkan dan disepakati bersama.

(23)

D.Definisi Operasional 1. Usaha Instruktur

Usaha adalah kegiatan dengan mengerahkan tenaga, pikiran, atau badan untuk mencapai suatu maksud; pekerjaan (perbuatan, prakarsa, ikhtiar, daya upaya) untuk mencapai sesuatu. Artikata. (2014). Definisi Usaha. [Online]. Tersedia di: http://artikata.com/arti-356039-usaha. Diakses 9 Juli 2014. Tenaga pendidik dalam kursus dan pelatihan disebut instruktur sebagaimana telah diungkapkan dalam PP 32 Tahun 2013 pasal 30 ayat 8, pendidik pada lembaga kursus dan pelatihan keterampilan terdiri atas pengajar, pembimbing, pelatih atau instruktur dan penguji. Dalam Undang-Undang Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 Pasal 39 ayat 2, pendidik merupakan tenaga professional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi.

Usaha instruktur yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik atau tenaga professional yang bertugas dalam merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan terhadap peserta didik untuk mencapai suatu tujuan yang dicapai.

2. Optimalisasi

(24)

42

3. Motivasi Belajar

Menurut Mohamad Surya (2004, hlm. 64), motivasi dapat diartikan sebagai suatu upaya untuk menimbulkan atau meningkatkan dorongan untuk mewujudkan perilaku tertentu yang terarah kepada pencapaian suatu tujuan tertentu. Menurut Uno (2010, hlm. 22) belajar adalah proses perubahan perilaku atau pribadi seseorang berdasarkan interaksi antara individu dan lingkungannya yang dilakukan secara formal, informal, dan nonformal.

Motivasi belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah suatu dorongan intrinsik dan ekstrinsik untuk mewujudkan perubahan tingkah laku dalam diri seseorang yang dilandasi suatu tujuan tertentu.

4. Kursus

Menurut Undang-undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 26 ayat 5, kursus dan pelatihan diselenggarakan bagi masyarakat yang memerlukan bekal pengetahuan, keterampilan, kecakapan hidup, dan sikap untuk mengembangkan diri, mengembangkan profesi, bekerja, usaha mandiri, dan/atau melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

Kursus yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pelayanan terhadap warga belajar yang memerlukan bekal dalam mengembangkan diri berupa pengetahuan, keterampilan, sikap, keahlian, dan kemahiran untuk meningkatkan proses belajar mengajar untuk mencapai pendidikan yang lebih tinggi dalam waktu singkat .

5. Peserta Didik

Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 pasal 1 ayat 4 tentang sistem pendidikan nasional, peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan dirinya melalui proses pendidikan pada jalur jenjang dan jenis pendidikan tertentu.

(25)

E.Instrumen Penelitian

Pada umumnya penelitian akan berhasil apabila banyak menggunakan instrumen, sebab data yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan penelitian (masalah) dan menguji hipotesis diperoleh melalui instrumen. Instrumen sebagai alat pengumpul data harus betul-betul dirancang dan dibuat sedemikian rupa sehingga menghasilkan data empiris sebagai mana adanya. Data yang salah atau tidak menggambarkan data empiris bisa menyesatkan peneliti, sehingga kesimpulan penelitian yang ditarik/dibuat peneliti bisa keliru. (Margono, 2009, hlm. 155).

Menurut Sugiyono (2010, hlm. 102), instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Sebagaimana diungkapkan oleh Margono (2009, hlm. 157), ada beberapa langkah umum yang biasa ditempuh dalam menyusun instrumen penelitian. Langkah-langkah tersebut adalah:

1. Analisis variabel penelitian, yakni mengkaji variabel menjadi sub penelitian sejelas-jelasnya, sehingga indikator tersebut bisa diukur dan menghasilkan data yang diinginkan peneliti.

2. Menetapkan jenis instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel/subvariabel/indikator-indikatornya.

3. Setelah ditetapkan jenis instrumennya, peneliti menyusun kisi-kisi atau lay out

instrumen.

4. Berdasarkan kisi-kisi tersebut lalu peneliti menyusun item atau pertanyaan sesuai dengan jenis instrument dan jumlah yang telah ditetapkan dalam kisi-kisi.

5. Instrumen yang sudah dibuat sebaiknya diuji coba digunakan untuk revisi instrumen, misalnya membuang instrumen yang tidak perlu, menggantinya dengan item.

(26)

44

1. Responsif manusia sebagai instrumen responsif terhadap lingkungan dan terhadap pribadi-pribadi yang menciptakan lingkungan.

2. Dapat menyesuaikan diri. 3. Menenkankan keutuhan.

4. Mendasarkan diri atas perluasan pengetahuan.

5. Dalam hal-hal tertentu pada manusia sebagai instrumen penelitian ini terdapat kemampuan untuk memperluas dan meningkatkan pengetahuan itu berdasarkan pengalaman-pengalaman praktisnya.

6. Memproses data secepatnya.

7. Memanfaatkan kesempatan untuk mengklarifikasikan dan mengikhtisarkan. 8. Memanfaatkan kesempatan untuk respon yang tidak lazim dan idiosinkratik.

F. Proses Pengembangan Instrumen

Pada proses pengembangan instrumen yang menjadi titik tolak dari penyusunan ini adalah aspek-aspek penelitian yang telah ditetapkan untuk diteliti. Aspek-aspek penelitian yang telah ditetapkan tersebut dibuat definisi operasionalnya yang selanjutnya ditentukan indikator yang akan diteliti. Indikator yang telah dibuat kemudian dijabarkan menjadi butir-butir pertanyaan. Untuk memudahkan membuat butir-butir pertanyaan, maka perlu digunakan kisi-kisi instrumen.

(27)

untuk pengelola 9 pertanyaan mengenai faktor intrinsik dan ekstrinsik yang dominan.

Instrumen yang telah disusun dalam bentuk pedoman wawancara di uji cobakan kepada responden sebagai sampel dari penelitian. Hal tersebut bertujuan untuk mendapatkan data yang nyata dan sesuai dengan yang dibutuhkan. Peneliti juga melakukan observasi terhadap sampel yang telah diwawancarai sebagai bukti bahwa sampel melakukan sesuai dengan apa yang telah dijawab. Selain itu, observasi dilakukan terhadap lingkungan lembaga dan fasilitas yang ada di lembaga dan dokumen-dokumen lainnya yang menunjang pembelajaran.

G.Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data sangat erat hubungannya dengan masalah penelitian yang ingin dipecahkan. Masalah memberi arah dan mempengaruhi penentuan metode pengumpulan data. Teknik pengumpulan data dan informasi yang digunakan oleh peneliti antara lain adalah :

1. Observasi

Menurut Margono (2009, hlm. 158), observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian. Observasi atau pengamatan kegiatan adalah setiap kegiatan untuk melakukan pengukuran, pengamatan dengan menggunakan indera penglihatan yang berarti tidak mengajukan pertanyaan-pertanyaan. Dengan obervasi diharapkan dapat diperoleh data yang benar-benar alami mengenai Usaha Instruktur dalam Optimalisasi Motivasi Belajar Bahasa Inggris di LKP English Education For All (EEA).

Setelah berada di lapangan peneliti hendaknya dapat merekam perilaku atau objek yang disesuaikan dengan fokus penelitian. Hal-hal yang akan diamati adalah hal-hal yang sesuai dengan tujuan penelitian. J.P Spradley (dalam Djam’an dan Aan, 2010, hlm. 111) menyatakan bahwa dalam tiap situasi sosial terdapat tiga komponen yaitu:

a. Ruang (tempat) dalam aspek fisiknya.

(28)

46

c. Kegiatan, yaitu apa yang dilakukan orang pada situasi itu. d. Objek, yaitu benda-benda yang terdapat di tempat itu. e. Perbuatan, tindakan-tindakan tertentu.

f. Kejadian atau peristiwa, yaitu rangkaian kegiatan. g. Waktu, urutan kegiatan.

Dalam penelitian ini dilakukan observasi secara langsung dengan cara mengamati dan berinteraksi langsung antara peneliti dengan responden. Observasi yang dilakukan pun bersifat terbuka, disini peneliti terlibat langsung dalam kegiatan yang dilaksanakan oleh informan dengan melakukan pengamatan melalui lembar observasi sehingga data yang didapat benar-benar alami.

2. Wawancara

Menurut Djam’an dan Aan (2010, hlm. 130), wawancara adalah suatu teknik pengumpulan data untuk mendapatkan informasi yang digali dari sumber data langsung melalui percakapan atau tanya jawab. Wawancara adalah pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan secara langsung oleh pewawancara kepada responden, dan jawaban-jawaban responden dicatat atau direkam dengan alat perekam. Wawancara dalam penelitian kualitatif sifatnya mendalam karena ingin mengeksplorasi informasi secara holistik dan jelas dari informan. Dalam hal ini, wawancara dilakukan kepada pengelola kursus bahasa inggris. Dalam melakukan wawancara, peneliti mendengarkan secara teliti dan mencatat apa yang dikemukakan oleh informan. Wawancara dilakukan dengan

face to face atau tatap muka langsung dengan informan. Sehingga terjadi kontak pribadi dan melihat langsung kondisi informan.

Macam-macam wawancara menurut Berg (dalam Djam’an dan Aan, 2010, hlm. 133) yaitu:

a. Wawancara terstandar (standardized interview)

b. Wawancara tidak terstandar (unstandardized interview) c. Wawancara semi standar (semistandardized interview)

(29)

secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Menurut Sugiyono (2010, hlm. 322) mengungkapkan langkah-langkah wawancara, yaitu:

a. Menetapkan kepada siapa wawancara itu akan dilakukan.

b. Menyiapkan pokok-pokok masalah yang akan menjadi bahan pembicaraan. c. Mengawali atau membuka alur wawancara.

d. Melangsungkan alur wawancara.

e. Mengkonfirmasikan ikhtisar hasil wawancara dan mengakhirinya. f. Menuliskan hasil wawancara ke dalam catatan lapangan.

g. Mengidentifikasi tindak lanjut hasil wawancara yang telah diperoleh.

Sedangkan menurut Djam’an dan Aan (2010, hlm. 141) urutan langkah yang dapat ditempuh dalam melakukan wawancara dalam penelitian kualitatif, yaitu:

a. Membuat kisi-kisi untuk mengembangkan kategori/sub kategori yang akan memberikan gambaran siapa orang yang tepat mengungkapkannya.

b. Menetapkan informan kunci (gatekeepers).

c. Membuat pedoman wawancara yang berisi pokok-pokok masalah yang akan menjadi bahan pembicaraan.

d. Menghubungi dan melakukan perjanjian wawancara. e. Mengawali atau membuka alur wawancara.

f. Melangsungkan alur wawancara dan mencatat pokok-pokoknya atau merekam pembicaraan.

g. Mengkonfirmasikan ikhtisar hasil wawancara dan mengakhirinya. h. Menuangkan hasil wawancara ke dalam catatan lapangan.

i. Mengidentifikasi tindak lanjut hasil wawancara yang telah diperoleh.

(30)

48

membelajarkan peserta didik dan mengetahui faktor instrinsik dan ekstrinsik motivasi belajar yang dominan ada di dalam diri peserta didik.

3. Studi dokumentasi

Studi dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang tidak langsung ditujukan kepada subjek penelitian. Studi dokumen dalam penelitian kualitatif merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara. Studi dokumentasi yaitu mengumpulkan dokumen dan data-data yang diperlukan dalam permasalahan penelitian lalu ditelaah secara intens sehingga dapat mendukung dan menambah kepercayaan dan pembuktian suatu kejadian. (Djam’an dan Aan, 2010, hlm. 149).

Dokumen dapat dibedakan menjadikan dokumen primer (dokumen yang ditulis oleh orang yang langsung mengalami suatu peristiwa), dan dokumen sekunder (jika peristiwa dilaporkan kepada orang lain yang selanjutnya ditulis oleh orang ini) contohnya otobiografi. Dalam studi dokumentasi, peneliti biasanya melakukan penelusuran data historis objek penelitian serta melihat sejauhmana proses yang berjalan telah terdokumentasikan dengan baik.

Berkenaan dengan studi dokumentasi Bogdan (dalam Djam’an dan Aan, 2010, hlm. 153) mengklasifikasikannya sebagai berikut:

a. Dokumen pribadi atau buku harian, adalah catatan atau karangan seseorang secara tertulis berisi perasaan, tindakan, pengalaman, dan kepercayaannya. b. Surat pribadi bisa menjadi dokumen penting untuk menyelami perasaan yang

berkembang di dalamnya, untuk mengetahui gaya bahasa, untuk mengetahui pikiran-pikiran.

(31)

d. Dokumen resmi, mencakup hal-hal mengenai dokumen organisasi yang sifatnya resmi. Dokumen resmi ini bisa dikelompokkan pada dokumen internal organisasi dan dokumen eksternal.

e. Fotografi, dapat dijadikan bahan pelengkap penelitian karena foto dapat menggambarkan situasi sebenarnya.

f. Data statistik dan data kuantitatif lain berupa data statistik dapat dimanfaatkan untuk kepentingan penelitian.

H.Analisis Data

Analisis data kualitatif menurut Bogdan & Biklen (dalam Moleong, 2010, hlm 248) adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain. Di pihak lain, analisis data kualitatif menurut Seiddel (dalam Moleong, 2010, hlm 248) prosesnya berjalan sebagai berikut:

1. Mencatat yang menghasilkan catatan lapangan, dengan hal itu diberi kode agar sumber datanya tetap dapat ditelusuri.

2. Mengumpulkan, memilah-milah, mengklasifikasikan, mensintesiskan, membuat ikhtisar, dan membuat indeksnya.

3. Berpikir, dengan jalan membuat agar kategori data itu mempunyai makna, mencari dan menemukan pola dan hubungan-hubungan, dan membuat temuan-temuan umum.

Untuk mempermudah proses pengolahan data yang sudah terkumpul, peneliti melakukan tahapan-tahapan sebagai berikut:

(32)

50

2. Menentukan kriteria perhitungan dengan menggunakan skala likert yang digunakan untuk mengetahui usaha instruktur yang dominan dalam memotivasi peserta didik melalui observasi. Dari data yang sudah terkumpul melalui observasi maka dapat dilihat kriteria perhitungan sebagai berikut:

Tabel 3.1

(33)

secara menyeluruh. Display data disajikan dalam berbagai macam tampilan seperti matrik, grafik, chart, bagan alur, gambar dan sebagainya.

(34)

90 BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini peneliti akan menjelaskan mengenai beberapa simpulan dan saran yang berkenaan dengan penelitian. Setelah dipaparkan dan dibahas pada bab sebelumnya mengenai analisis hasil dari penelitian ini yaitu usaha instruktur dalam optimalisasi motivasi belajar Bahasa Inggris, maka pada bab ini peneliti mencoba membuat kesimpulan dan saran sebagai berikut:

A.Simpulan

Bagian ini membahas mengenai simpulan tentang usaha instruktur dalam mengoptimalkan motivasi intrinsik peserta didik, usaha instruktur dalam mengoptimalkan motivasi ekstrinsik peserta didik dan mengenai faktor instrinsik dan ekstrinsik yang dominan memotivasi belajar peserta didik, yaitu sebagai berikut:

1. Usaha Instruktur dalam Mengoptimalkan Motivasi Instrinsik Peserta Didik di LKP English Education for All (EEA) Tanjungsari Kabupaten Sumedang

Berdasarkan gambaran hasil penelitian mengenai usaha instruktur dalam mengoptimalkan motivasi intrinsik peserta didik, diperoleh gambaran bahwa dalam memotivasi intrinsik peserta didik instruktur memberikan dorongan dan kebutuhan dalam belajar serta membangkitkan kesadaran peserta didik dengan memberikan cerita positif tentang pengalaman baru yang telah didapat, menekankan dan mengingatkan kepada peserta didik untuk selalu belajar, memberikan games agar peserta didik tidak jenuh belajar, mengukur kemampuan peserta didik melalui pemberian soal tes, memberikan kuis untuk mengetahui kecepatan berpikir.

(35)

merupakan kegiatan pendekatan antara instruktur dan peserta didik agar terjadi komunikasi dua arah dalam pembelajaran sehingga pengoptimalan motivasi intrinsik terhadap peserta didik dapat dilakukan secara optimal.

2. Usaha Instruktur dalam Mengoptimalkan Motivasi Ekstrinsik Peserta Didik di LKP English Education for All (EEA) Tanjungsari Kabupaten Sumedang

Berdasarkan hasil penelitian melalui wawancara dan observasi terhadap instruktur dan peserta didik diketahui bahwa dalam mengoptimalkan motivasi ekstrinsik peserta didiknya instruktur memberikan penghargaan, pujian dan hadiah dengan memberikan poin, menulis komentar positif, dan memilih siswa berprestasi yang bertujuan untuk menarik peserta didik agar selalu rajin mengikuti pembelajaran kursus dan memotivasi peserta didik ketika pembelajaran berlangsung.

Instruktur memberikan kegiatan pembelajaran yang menarik agar dapat menciptakan suasana pembelajaran yang menggembirakan dengan kegiatan yang bervariasi, menumbuhkan aktifitas dan kreativitas peserta didik. Pengoptimalan motivasi ekstrinsik juga dilakukan dengan menciptakan lingkungan pembelajaran yang kondusif dengan peserta didik. Hal ini dapat didukung dengan adanya fasilitas yang dapat menunjang pada proses pembelajaran, seperti sumber belajar, sarana dan prasarana pembelajaran dan lingkungan belajar yang memadai.

3. Usaha Instruktur yang Dominan dalam Memotivasi Belajar Peserta Didik di LKP English Education For All (EEA) Tanjungsari Kabupaten Sumedang

(36)

92

kegiatan belajar yang menarik. Namun pada dasarnya tidak semua indikator dari motivasi tersebut dapat terlaksanakan dalam proses pembelajaran.

Dalam proses pembelajaran di LKP English Education for All (EEA) usaha instruktur dalam memotivasi peserta didik dapat dikatakan baik. Usaha instruktur yang dominan memotivasi peserta didik dilihat dari faktor intrinsik yaitu instruktur memberikan dorongan dan kebutuhan belajar serta memberikan kesempatan mengungkapkan harapan dan cita-cita masa depan peserta didik. Sedangkan usaha instruktur yang dominan memotivasi peserta didik dilihat dari faktor ekstrinsik yaitu memberikan penghargaan, pujian dan hadiah, serta menciptakan kegiatan pembelajaran yang menarik yang dilakukan secara berulang-ulang sehingga menjadi kebutuhan belajar kepada peserta didik.

B.Saran

Berdasarkan hasil temuan penelitian mengenai usaha instruktur dalam optimalisasi motivasi belajar Bahasa Inggris, maka dapat dikemukakan beberapa saran diantaranya yaitu:

1. Segi Kebijakan

Kemampuan instruktur dalam meningkatkan dan mengoptimalkan motivasi belajar peserta didik perlu dipertahankan dengan upaya-upaya yang lebih beragam lagi melalui cara-cara yang inovatif sehingga peserta didik lebih terdorong dalam melakukan pembelajaran. Upaya instruktur dalam memberikan pembelajaran yang menarik dapat dikembangkan lagi dengan berbagai variasi kegiatan pembelajaran seperti penerapan metode yang disampaikan perlu disesuaikan dengan kebutuhan belajar peserta didik sehingga dapat meningkatkan motivasi belajarnya.

2. Segi Pengguna

(37)

3. Bagi Peneliti Lanjutan

(38)

DAFTAR PUSTAKA

Sumber dari Buku:

Barnawi, dan Arifin, M. (2012). Etika dan Profesi Kependidikan. Jogjakarta: Ar-ruzz Media.

Depdiknas. (1996). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Depdiknas.

Dimyati dan Mudjiono. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Kurniasih, Tatang S. (2010). Pedagogik Teoritis Sistematis. Bandung: Percikan

Ilmu.

Margono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Masyhuri dan Zainuddin, M. (2008). Metodologi Penelitian (Pendekatan Praktis dan Aplikatif). Bandung: Refika Aditama.

Moleong, L. J. (2010). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Pedoman Karya Tulis Ilmiah. 2013. Bandung: UPI.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 Tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Standar Nasional Pendidikan.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

Profil Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) English Education For All (EEA). Sardiman. (2004). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali

Pers.

Satori, D dan Komariah, A. (2010). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Soemanto, W. (1990). Psikologi Pendidikan (Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan). Malang: PT. Renika Cipta.

(39)

. (2013). Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: Alfabeta.

. (2013). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta

Surakhmad, W. (1990). Pengantar Penelitian Ilmiah (Dasar, Metode, Teknik). Bandung: Tarsito.

Surya, M. (2004). Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran. Bandung: Pustaka Bani Quraisy.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Uno, H. (2010). Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: PT Bumi Aksara. Sumber dari Internet:

Artikata. (2014). Definisi Usaha. [Online]. Tersedia di: http://artikata.com/arti-356039-usaha. Diakses 9 Juli 2014.

Hapidz. (2011). Gejala-gejala Hasrat. [Online]. Tersedia di: http://hapidzcs.blogspot.com/2011/10/gejala-gejala-hasrat.html. Diakses 27 Agustus 2014

Joe, Golan. (2009). Motivasi Belajar. [Online]. Tersedia di: http://joegolan.wordpress.com/2009/04/13/motivasi-belajar/. Diakses 6 Juli 2014

Paonganan, Ria. (2011). Optimalisasi Penerimaan Pajak Hotel dan Restoran

Kabupaten Tana Toraja. [Online]. Tersedia di:

http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/263/BAB%20I,2,3 ,4,5.pdf?sequence=2. Diakses 11 Juli 2014

Psikologi. (-). Pengertian Dorongan. [Online]. Tersedia di: http://ok-review.com/pengertian-dorongan/. Diakses 27 Agustus 2014

(40)

96

Siti Robiah Adawiyah, 2014

Sumber dari Skripsi:

Putri, Winda N. (2011). Upaya Widyaiswara dalam Peningkatan Motivasi Belajar Peserta Pelatihan Kewirausahaan Agribisnis di Balai Pelatihan Pertanian (BBPP). Skripsi Sarjana pada FIP UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Gambar

Tabel 3.1 Kriteria Perhitungan

Referensi

Dokumen terkait

Hasilnya adalah bahwa bentuk kabinet yang sudah dilakasanakan pemerintahan Jokowi saat ini, masih tetap mengakomodir kepentingan partai politik pengusung pada saat Pemilu

Dari hasil survey pada responden pengguna jaringan jalan tol JIUT untuk skenario dengan kenaikan tarif 10% pada saat jam sibuk memberikan dampak berkurangnya minat penggunaan

Dari tahun 1913 hingga 1925, Thailand mengeluarkan sejumlah undang-undang untuk membendung nasionalisme Cina dan memaksa orang Cina menjadi warga negara Thailand. Pada tahun

Beribu manfaat tentang informasi dan teknologi di bidang pendidikan dan kebudayaan bisa didapatkan oleh masyarakat melalui kanal-kanal di laman http://kemdikbud.go.id sesuai dengan

Profil Berpikir Logis Siswa Dalam Memecahkan Masalah Matematika Menggunakan Test Of Piage’s Logical Operations (TLO) Ditinjau Dari Kemampuan Matematika.. Jurnal

Kebijakan Pemberian Penghargaan dan Penegakan Disiplin, yaitu kebijakan pemerintah daerah dalam memberikan penghargaan kepada pegawai dan/atau unit pelayanan publik

We proposed an iris database for helping medical doc- tors in detecting colon disorder using image processing, however this database still need to be improved since the

Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa sebagian kecil bayi baru lahir di Rumah Sakit Syarifa Ambami Rato Ebu Bangkalan lahir dari ibu dengan usia kehamilan aterm,