SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari
Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
AMY PRASETYA WINATA
0901608
DEPARTEMEN KURIKULUM DAN TEKNOLOGI
PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
Amy Prasetya Winata, 2015
PENGEMBANGAN ALAT ASESMEN IMAJINASI MELALUI TULISAN KOLABORASI D ENGAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI KOMPUTASI AWAN D I SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 10 KOTA BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
PENGEMBANGAN ALAT ASESMEN IMAJINASI MELALUI TULISAN KOLABORASI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI KOMPUTASI AWAN DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 10 KOTA BANDUNG
Oleh
Amy Prasetya Winata
Abstrak
Penelitian ini diangkat seiring dengan perkembangan dunia pendidikan yang semakin pesat. Pada saat ini kita dihadapkan dengan pembelajaran masa depan yaitu pembelajaran abad 21. Dimana pembelajaran abad 21 menuntut kita harus memiliki beberapa kemampuan diantaranya kreatifitas, Imajinasi, berfikir kritis, berkolaborasi dan proses pembelajaran yang berubah arah menuju lingkungan jejaring dimana pembelajaran bisa dilakukan dimana saja dengan menggunakan internet tanpa harus bertatap muka dengan guru. Penelitian ini berusahan menjawab permasalahan yang telah dirumuskan yaitu “bagaimana mengembangkan alat penilaian kemampuan imajinasi melalui tulisan kolaborasi dengan menggunakan komputasi awan” sehubungan dengan luasnya permasalahan maka pembatasan masalah perlu dilakukan untuk memperoleh kedalaman kajian. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu (D&D) Design and Development yang digunakan untuk mengembangkan, menerpakan dan menilai hasil alat penilaian kemampuan imajinasi. Pengembangan alat penilaian kemampuan imajinasi ini diadaptasi dari alat asesmen menulis Lesley Reid (2002). Pada penelitian ini tes tulisan yang diberikan berupa penugasan menulis yang sudah ditentukan berdasarkan tema dan dibuat oleh siswa pada Google Docs. Kemudian tulisan siswa dianalisa oleh para penilai yang dipilih oleh peneliti secara acak. Adapun lokasi penelitian yang dipilih yaitu SMA negeri 10 kota Bandung dengan populasi siswa kelas XII dengan responden berjumlah 203 siswa. Penelitian yang menggunakan analisis teks sederhana ini menghasilkan nilai rata-rata karangan untuk semua tulisan adalah 51,32%. Hal ini menunjukan bahwa semua siswa yang menjadi subjek ujicoba dapat dikatakan cukup memiliki kemampuan imajinasi. Dengan nilai cronbach alpha yang didapat sebesar 0,841 hal ini menggambarkan reliabilitas yang baik pada alat penilaian kemampuan imajinasi dan tingkat kelayakan alat penilaian yang ditunjukan oleh para ahli sebesar 81,4% yang berarti alat penilaian kemampuan imajinasi ini layak untuk digunakan. Penelitian ini menghasilkan 1). Alat penilaian kemampuan imajinasi. 2). Prosedur penggunanan alat penilaian kemampuan imajinasi.
Amy Prasetya Winata, 2015
PENGEMBANGAN ALAT ASESMEN IMAJINASI MELALUI TULISAN KOLABORASI D ENGAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI KOMPUTASI AWAN D I SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 10 KOTA BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
THE DEVELOPMENT OF IMAGINATION SKILL ASESSMENT TOOL THROUGH COLLABORATION WRITING USING CLOUD COMPUTING TECHNOLOGY IN THE STATE HIGH SCHOOL 10
BANDUNG
By
Amy Prasetya Winata
ABSTRACT
This research was appointed in line with the development of education is rapidly increasing. At this time we are faced with a future of learning is learning where learning 21st century demands of the 21st century we must have some ability to include creativity , imagination , critical thinking , collaboration and learning process that changed the direction towards networking environment where learning can be done anywhere by using internet without having to meet with teachers. This study tried to answer the problems that have been formulated, namely " how to develop an assessment tool of imagination through writing collaboration capabilities by using cloud computing " with respect to the extent of the problem , the restriction of the problem needs to be done to obtain the depth of study . This research used (D & D) Design and Development method to develop, deploy and assess the results of assessment tools imagination capabilities. Development assessment tool adapted from the imagination capability assessment tool writes Lesley Reid (2002). In this research, the writing test is given in the form of written assignments that have been determined based on the theme and created by students on Google Docs. Then writing the students analyzed by assessors chosen by the researchers randomly. The study sites were chosen ie public SMA 10 Bandung city with a population of students of class XII with the respondent amounted to 203 students. The study, using a simple text analysis produces an average value for all posts bouquet is 51.32%. This shows that all the students were the subject of the trial can be quite have the ability of imagination. With Cronbach alpha values were obtained for 0,841 this represents a good reliability on the tool capability assessment imagination and feasibility level assessment tools shown by experts at 81.4%, which means imagination capability assessment tool is feasible to be used. This research resulted in 1). Imagination capability assessment tool. 2). Procedures use assessment tools imagination capability.
Amy Prasetya Winata, 2015
PENGEMBANGAN ALAT ASESMEN IMAJINASI MELALUI TULISAN KOLABORASI D ENGAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI KOMPUTASI AWAN D I SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 10 KOTA BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu DATAR ISI
ABSTRAK... i
ABSTRACT ... ii
PERNYATAAN ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
UCAPAN TERIMA KASIH... v
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL... vii
DAFTAR GAMBAR ... ix
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A Latar Belakang Masalah ... 1
B Perumusan Masalah... 12
C Tujuan Penelitian... 12
D Manfaat Penelitian... 13
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 15
A Konsep Pembelajaran ... 15
B. Pembelajaran Abad 21 ... 17
C Asesmen ... 22
D Model Assure ... 24
E Imajinasi ... 28
F Komputasi Awan ... 37
BAB III METODE PENELITIAN ... 42
A. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 42
Amy Prasetya Winata, 2015
PENGEMBANGAN ALAT ASESMEN IMAJINASI MELALUI TULISAN KOLABORASI D ENGAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI KOMPUTASI AWAN D I SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 10 KOTA BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
C. Desain Penelitian ... 46
D. Definisi Operasional... 50
E. Instrumen Penelitian... 51
F. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data ... 54
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 58
A. Gambaran Umum ... 58
B. Hasil Penelitian ... 59
1. Uji Reliabilitas... 59
2. Uji Validitas ... 60
3. Merancang Alat Penilaian Kemampuan Imajinasi ... 63
4. Penerapan Alat Penilaian Kemampuan Imajinasi ... 74
5. Hasil Alat Penilaian Kemampuan Imajinasi ... 77
6. Pendapat Para Ahli ... 95
C. Pembahasan ...………97
1. Merancang Alat Penilaian Kemampuan Imajinasi………..…...97
2. Penerapan Alat Penilaian Kemampuan Imajinasi ….………..105
3. Hasil Alat Penilaian..………112
4. Pendapat Para Ahli...………114
BAB V SIMPULAN, REKOMENDASI DAN SARAN ... 116
A. Simpulan... 116
B. Rekomendasi ... 117
B. Saran ... 118
Amy Prasetya Winata, 2015
PENGEMBANGAN ALAT ASESMEN IMAJINASI MELALUI TULISAN KOLABORASI D ENGAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI KOMPUTASI AWAN D I SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 10 KOTA BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL
TABEL 3.1 Jumlah Responden Penilaian Kelas XII ... 42
TABEL 3.2 Sampel Penelitian ... 44
TABEL 3.3 Sampel Ahli ... 44
TABEL 3.4 Konversi Nilai... 53
TABEL 3.5 Indikator Penilaian Imajinasi ... 54
TABEL 4.1 Reliability Statistic... 59
TABEL 4.2 Hasil Validasi MIF Baihaqi M.S ... 60
TABEL 4.3 Hasil Validasi Holin Sulistyo S.Pd ... 61
TABEL 4.4 Hasil Validasi Wahyu Jati A S.Pd ... 62
TABEL 4.5 Skala Penskoran... 64
TABEL 4.6 Uraian Kategori Eksplorasi... 65
TABEL 4.7 Uraian Kategori Novelty... 66
TABEL 4.8 Uraian Kategori Produktifitas... 67
TABEL 4.9 Uraian Kategori Instuisi... 67
TABEL 4.10 Uraian Kategori Efektifitas... 68
TABEL 4.11 Template Rubrik Penilaian Kemampuan Imajinasi ... 70
TABEL 4.12 Interval Nilai dan Uraian Pencapaian Siswa ... 73
TABEL 4.13 Subjek Penelitian ... 74
TABEL 4.14 Penilai alat asesmen kemampuan imajinasi... 75
TABEL 4.15 Cara memberikan penilaian terhadap tulisan siswa ... 76
TABEL 4.16 Perolehan Nilai Aspek Eksplorasi ... 77
TABEL 4.17 Perolehan Nilai Aspek Novelty ... 80
TABEL 4.18 Perolehan Nilai Aspek Produktifitas ... 83
TABEL 4.19 Perolehan Nilai Aspek Instuisi ... 86
TABEL 4.20 Perolehan Nilai Aspek Efektifitas ... 89
TABEL 4.21 Nilai Akhir Siswa ... 91
Amy Prasetya Winata, 2015
PENGEMBANGAN ALAT ASESMEN IMAJINASI MELALUI TULISAN KOLABORASI D ENGAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI KOMPUTASI AWAN D I SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 10 KOTA BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
TABEL 4.23 Kelayakan Setiap Aspek ... 95
TABEL 4.24 Alat Penilaian Kemampuan Imajinasi ... 108
DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1 Model Kreatifitas ... 8
Gambar 2.1 Pembelajaran Abad 21 ... 18
Gambar 3.1 Prosedur Tahapan Pengembangan Alat Penilaian ... 47
Gambar 4.1 Hasil Validasi... 62
Gambar 4.2 Nilai Siswa Aspek Eksplorasi... 79
Gambar 4.3 Rata-Rata Nilai Siswa Aspek Eksplorasi... 79
Gambar 4.4 Nilai Siswa Aspek Novelty... 82
Gambar 4.5 Rata-Rata Nilai Siswa Aspek Novelty... 82
Gambar 4.6 Nilai Siswa Aspek Produktifitas ... 85
Gambar 4.7 Rata-Rata Nilai Siswa Aspek Produktifitas ... 85
Gambar 4.8 Nilai Siswa Aspek Instuisi ... 88
Gambar 4.9 Rata-Rata Nilai Siswa Aspek Instuisi ... 88
Gambar 4.10 Nilai Siswa Aspek Efektifitas ... 91
Gambar 4.11 Frekuensi Nilai Akhir Siswa ... 94
Amy Prasetya Winata, 2015
PENGEMBANGAN ALAT ASESMEN IMAJINASI MELALUI TULISAN KOLABORASI D ENGAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI KOMPUTASI AWAN D I SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 10 KOTA BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan memegang peranan sangat penting dalam kehidupan
karena pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan dan
mengembangkan kualitas Sumber daya Manusia (SDM). (Sisdiknas,
2003) No. 20 menjelaskan
“Pendidikan adalah usaha sadar terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan darinya, masyarakat, bangsa, dan Negara”
Seiring dengan perkembangan dunia pendidikan yang semakin
pesat menuntut lembaga pendidikan agar lebih dapat menyesuaikan
dengan perkembangan ilmu pengetahuan yang berkembang saat ini.
Saat ini kita dihadapkan pada sebuah kurikulum baru yang dapat
kita kenal dengan kurikulum 2013. Tema pengembangan Kurikulum
2013 adalah dapat menghasilkan insan Indonesia yang produktif, kreatif,
inovatif, dan afektif melalui penguatan sikap (tahu mengapa),
keterampilan (tahu bagaimana), dan pengetahuan (tahu apa) yang
terintegrasi (kemendikbud, 2013). Hal tersebut selaras dengan
pengembangan filsafat konstruktivisme, muncul pemikiran kritis dalam
merenovasi pembelajaran yaitu PAIKEM (Pembelajaran Aktif, Inovatif,
kreatif, Efektif, dan Menyenangkan). Perubahan-perubahan dalam
aktivitas pembelajaran dikelas sangat diperlukan sebagai upaya
merenovasi pembelajaran yang berlandaskan pada pemikiran kritis
PAIKEM. Perubahan-perubahan itu bisa berupa dari isi model
Amy Prasetya Winata, 2015
PENGEMBANGAN ALAT ASESMEN IMAJINASI MELALUI TULISAN KOLABORASI D ENGAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI KOMPUTASI AWAN D I SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 10 KOTA BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
terdapat strategi pencapaian kompetensi siswa dengan pendekatan,
metode, dan teknik (kemendikbud, 2013).
Pada saat ini kita dihadapkan dengan pembelajaran masa depan
yaitu pembelajaran abad 21. Dimana pembelajaran abad 21 menuntut
kita harus memiliki beberapa kemampuan diantaranya kreatifitas,
Imajinasi, berfikir kritis, berkolaborasi dan proses pembelajaran yang
berubah arah menuju lingkungan jejaring dimana pembelajaran bisa
dilakukan dimana saja dengan menggunakan internet tanpa harus
bertatap muka dengan guru. Peran guru atau pendidik di masa silam
memanglah sangat sederhana dimana keterampilan baca tulis dan
numerasi dasar merupakan tujuan utama pendidikan. Standar untuk guru
di abad kesembilan belas lebih ditekankan pada bagaimana mereka
menjalani kehidupan pribadi dari pada kemampuan profesionalnya,
perubahan yang cepat selama abad kesembilan belas menentukan banyak
elemen sistem pendidikan yang kita miliki saat ini. Caprio 1994 dalam
(Romeo, 2013) menjelaskan bahwa :
“Pembelajaran tradisional, pada umumnya dilakukan berupa instruksi berbasis diktat, dimana informasi dipresentasikan ke siswa untuk belajar dengan sedikit perhatian terhadap bagaimana informasi tersebut digunakan. Siswa duduk di kelas sebagai penerima pasif dari informasi, dan pengajar adalah pemberi informasi tunggal, yang menangani pengajaran sejumlah besar siswa. Kelas diisi dengan pembicaraan pengajar, sebagai pemberi informasi, sesuai dengan silabi yang telah ditetapkan. Informasi dipecah menjadi bagian-bagian kecil yang terpisah dan membentuk suatu konsep keseluruhan”.
Tujuan pengajar adalah untuk meneruskan pemikiran dan
pemaknaan mereka ke siswa pasif. Tidak mudah mengahadapi
pendidikan abad 21, banyak sekali tantangan-tantangan yang harus
ditempuh untuk seorang peserta didik dan seorang pendidik tentunya.
satu unsur yang paling bertanggung jawab dalam mewujudkan tujuan
pendidikan berada ditangan pendidik. Menurut UU No. 15 tahun 2005
Amy Prasetya Winata, 2015
PENGEMBANGAN ALAT ASESMEN IMAJINASI MELALUI TULISAN KOLABORASI D ENGAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI KOMPUTASI AWAN D I SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 10 KOTA BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
“guru adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal dasar dan menengah”.
Tantangan pendidikan abad 21 sangatlah berbanding terbalik
dengan masa silam dimana pembelajaran yang hanya terpusat kepada
guru kini beralih berpusat kepada siswa, pembelajaran yang dulu bersifat
satu arah kini berubah menjadi interaktif. Dari isolasi menjadi jejaring
dimana siswa yang dulu hanya bertanya pada guru dan berguru hanya
pada buku yang ada namun sekarang siswa dapat mencari segala
informasi yang ia butuhkan lewat jaringan internet. Dari pasif menjadi
aktif, dari alat tunggal menuju alat multimedia, dulu seorang guru hanya
menjelaskan materi lewat papan tulis saja yang berbeda dengan
pembelajaran sekarang dimana seorang guru harus dapat menggunakan
berbagai peralatan dan teknologi yang tersedia untuk menunjang proses
pembelajaran.
Tujuan pendidikan hanya akan menjadi cacatan dalam kertas jika
kompetesi guru tidak selaras dengan perkembangan teknologi yang
begitu pesat. Sesuai data dari sekretaris BNSP dalam (Kompas, 1 April
2009), secara rasional jumlah guru SD tidak layak mengajar mencapai
609.217 orang atau sekitar 49,3 persen dari seluruh tenaga pendidik di
indonesia dikarenakan buta akan teknologi untuk menunjang
pembelajaran. Dari pembelajaran individu menjadi pembelajaran yang
berbasis tim, dimana dulu sebuah pembelajaran lebih bersifat personal
atau masing-masing individu, maka yang terjadi sekarang adalah model
pembelajaran yang mengedepankan kerjasama antar individu pada
sebuah kelompok. (Sudrajat, 2013). Serta banyak sekali
paradigma-paradigma pembelajaran abad 21 lainnya yang mengharuskan seorang
pendidik mengubah gaya berpikir mereka tentang sebuah pembelajaran.
Amy Prasetya Winata, 2015
PENGEMBANGAN ALAT ASESMEN IMAJINASI MELALUI TULISAN KOLABORASI D ENGAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI KOMPUTASI AWAN D I SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 10 KOTA BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
pesat, dan peran guru mendapat banyak dimensi tambahan serta
tantangan-tantangan dalam mengajar.
Dalam mencapai tujuan pembelajaran abad 21 seperti diatas,
seorang pendidik harus dapat mengetahui terlebih dahulu latar belakang
peserta didik, hal ini didukung pula oleh model assure dimana tahap
pertama model assure yaitu Analyse Learner atau analisis pebelajar.
Dalam tahap ini seorang guru idealnya bereperan aktif untuk
menganalisis kemampuan belajar siswa baik faktor sosiologis maupun
ekonomis siswa, karakteristik siswa serta kekurangan dan kelebihan
siswa. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Sanusi (2006 : 203) dalam (lutfhi : 2014) “Guru belum dapat diandalkan dalam berbagai aspek kinerjanya yang standar karena ia belum memiliki keahlian dalam isi dari
bidang studi, pedagogis, didaktik, dan metodik serta keahlian pribadi dan
social, khususnya berdisiplin dan bermotivasi, kerja tim antar sesam guru dan tenaga kependidikan lain”
Fakta di lapangan yang terjadi guru tidak pernah memperhatikan
aspek analisis pebelajar tersebut, sehingga yang terpenting dalam
pelajaran adalah tercapainya tujuan pembelajaran tanpa memperhatikan
keefektifan pembelajaran dan pengetahuan siswa. Dalam melakukan
tugasnya guru bukanlah sebatas kata-kata, akan tetapi juga dalam bentuk
prilaku, tindakan dan contoh-contoh (Syaiful Sagala : 2011). Dengan
kompetensi yang dimilikinya seorang guru mampu diharapkan
membentuk watak peserta didik kearah yang lebih baik. guru dikatakan
ideal apabila telah memenuhi standar kompetensi guru. Adapun standar
kompetensi guru yang dapat dijadikan pedoman tertuang dalam
Permendiknas No 16 tahun 2007 tentang standar kompetensi guru yaitu
kompetensi kepribadian, social, pedagogi dan professional. Selain itu
dalam permendiknas tersebut juga dijalaskan bahwa kualifikasi akademik
guru SD/MI, SMP/MTS dan SMA/MA minimal diploma 4 (D-4) atau
Amy Prasetya Winata, 2015
PENGEMBANGAN ALAT ASESMEN IMAJINASI MELALUI TULISAN KOLABORASI D ENGAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI KOMPUTASI AWAN D I SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 10 KOTA BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Kualitas pendidik sangat berpengaruh terhadap kualitas
pendidikan. Apabila kualitas pendidiknya bagus, maka akan
menghasilkan output yang bagus pula, begitupun sebaliknya. Kompetensi
seorang pendidik dianggap sebagai salah satu hal yang menentukan
tercapainya tujuan pembelajaran. Jika kita lihat kondisi guru dilapangan
maka hanya sedikit guru yang bias dikatakan professional. Hal ini dapat
kita lihat dari data Ditjen PMPTK dalam (Kompas, 11 April 2009). yang
menyatakan bahwa “Hingga tahun 2007 tercatan baru 16,57 persen guru
SD yang berkualifikasi S-1 dan guru SMP sebanyak 61,31 persen. Dan
pada jenjang pendidikan menengah guru SMA yang berkualifikasi S-1
sebanyak 83,34 persen dan SMK sebanyak 77,53 persen.
Reformasi pendidikan yang ditetapkan oleh pemerintah melahirkan
kebijakan reformasi guru. Selanjutnya lahir Undang-undang Guru dan
Dosen dimana disatu sisi memberikan jaminan hukum dan kesejahteraan
ekonomi guru melalui sertifikasi, disisi lain melahirkan tuntutan
masyarakat atas profesionalisme guru. Harapannya adanya sertifikasi
mampu meningkatkan profesionalisme dan kinerja guruterutama dalam
proses pembelajaran dikelas. Namun Menteri Pendidikan Nasional
Muhammad Nuh dalam (Kompas, 2010), menyatakan bahwa guru-guru
yang lolos sertifikasi umumnya tidak menunjukkan kemajuan, baik sisi
pedagogis, kepribadian, profesioanl, dan sosial. Guru hanya aktif
menjelang sertifikasi, tetapi setelah lolos, kualitas guru cenderung
menurun. Jika kita menerima anggapan bahwa guru yang berkualitasakan
menghasilkan murid yang berkualitas pula, maka prestasi peserta didik
yang rendah atau kurang maksimal dapat dikaitkan dengan rendahnya
kualitas guru di Indonesia
Sebagai contoh metode yang digunakan dari model pembelajaran
Amy Prasetya Winata, 2015
PENGEMBANGAN ALAT ASESMEN IMAJINASI MELALUI TULISAN KOLABORASI D ENGAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI KOMPUTASI AWAN D I SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 10 KOTA BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
diskusi kelas tidak memperhatikan keadaan siswa. Pelaksanaan metode
diskusi kelas hanya mencakup sekedar diskusi biasa antar kelompok
maupun individu dengan menggunakan metode lain yaitu tanya jawab.
Hal ini menyebabkan siswa yang kurang mampu berpartisipasi akan
semakin mundur dalam akademik, karena siswa tidak bisa
mengungkapkan hal-hal yang tidak dimengerti maupun untuk
mengkonstruksi pengetahuannya. Berdasarkan hasil dari Trends in
International Math and Science Survey pada tahun 2007, Indonesia berada pada tingkat terendah untuk anak-anak yang mampu
menyelesaikan soal dengan kategori tinggi dan advance yang
membutuhkan penjelasan jawaban dibandingkan dengan beberapa negara
Asia seperti Malaysia, Thailand, Singapura, Korea, Jepang, Taiwan dan
Hongkong. Sementara untuk soal dengan kategori rendah yang hanya
membutuhkan pengetahuan dasar berupa hafalan, Indonesia berada di
puncak dengan persentase 78 persen. Ini membuktikan bahwa anak-anak
Indonesia terbiasa dengan metode pembelajaran konvensional yang lebih
bersifat satu arah, dalam hal ini siswa Indonesia dalam kelas cenderung
diajarkan menghafal atau hanya mendengarkan ocehan guru tanpa
memberikan kesempatan untuk bertanya dan menjelaskan. (Kompas,
2013).
Para siswa hanya mengerti ketika saat-saat tertentu saja, tetapi
setelah pelajaran usai para siswa seakan-akan lupa apa yang telah
dipelajarinya. Anggapan peserta didik sudah belajar jika mereka sudah
hafal dengan hal-hal yang telah dipelajarinya. Dalam hal ini peran guru
sangatlah penting untuk merancang sebuah strategi pembelajaran dalam
kelas agar meminimalisir masalah yang akan timbul dalam kelas. Strategi
pembelajaran adalah upaya merenovasi untuk membuat inovasi dalam
proses pembelajaran menjadi terarah dan lebih baik (Suprijono, 2010: 3)
Saat guru berupaya menggunakan strategi baru terhadap siswa,
Amy Prasetya Winata, 2015
PENGEMBANGAN ALAT ASESMEN IMAJINASI MELALUI TULISAN KOLABORASI D ENGAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI KOMPUTASI AWAN D I SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 10 KOTA BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Sebagian besar guru tidak pernah mencoba strategi yang tidak biasa
digunakan kecuali jika mereka mendapat dukungan. Menurut Joyce
dalam Deporter (2010) Sebagian besar guru berpendapat dan merasa
bahwa penggunaan strategi baru sangatlah tidak nyaman. Alasannya
adalah ketidaknyamanan muncul terkadang disebabkan guru harus
beradaptasi dengan hal-hal yang sama sekali baru, dan harus memiliki
kemampuan yang baik untuk mempengaruhi siswa agar bisa
menggunakan strategi baru. kebanyakan guru tidak memiliki kemampuan
untuk mengembangkan kurikulum untuk pembelajaran di sekolahnya.
Kurikulum sangatlah memegang peran penting dalam keberhasilan dan
ketercapaian tujuan pembelajaran. hal ini bisa terjadi karena seorang
kepala sekolah atau guru tidak megetahui kerakteristik yang dimiliki oleh
setiap siswanya. Padahal seorang pendidik yang baik adalah pendidik
yang tahu karakteristik masing-masing peserta didiknya, karena setiap
peserta didik mempunyai gaya belajar yang berbeda-beda. Dalam proses
pembelajaran, pendidik harus menyiapkan materi, metode dan media
yang disesuaikan dengan kondisinya.
Hal ini didukung pula oleh hasil desertasi seorang dosen jurusan
kurikulum dan teknologi pendidikan di universitas pendidikan Indonesia.
Dalam penelitiannya ia menyimpulkan bahwa
“Ditemukan fakta bahwa secara format dan isi KTSP pada setiap SD di Kecamatan P memiliki kesamaan. Penelaah menemukan bahwa di satu daerah, sebagian besar (lebih dari setengahnya) KTSP tersebut memiliki indikasi sebagai hasil copy paste. Indikasi kesamaan tersebut terletak pada poin: latar belakang, tujuan pengembangan, prinsip, tujuan pendidikan, pengaturan beban belajar, ketuntasan belajar, jumlah hari efektif belajar yang sama dari sisi redaksionalnya...Padahal, seharusnya terdapat perbedaan, karena masing-masing sekolah memiliki potensi dan karakteristik yang beragam.
Amy Prasetya Winata, 2015
PENGEMBANGAN ALAT ASESMEN IMAJINASI MELALUI TULISAN KOLABORASI D ENGAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI KOMPUTASI AWAN D I SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 10 KOTA BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Dari hasil desertasi diatas sudah sangatlah jelas kemampuan
pendidik yang ada dilapangan saat ini. dalam membuat format KTSP pun
para guru masih banyak terindikasi copy paste dari format KTSP lain
yang sudah ada, sedangkan guru dalam pembelajaran abad 21 dituntut
lebih seperti menggunakan strategi-strategi baru dalam pembelajaran.
Sampai saat ini kebanyakan pendidik di lembaga pendidikan masih
terpaku pada metode pembelajaran tradisional yaitu metode
pembelajaran konvesional atau metode ceramah. Kebanyakan siswa
memang memiliki kemampuan teknis yang mencukupi, namun mereka
masih kurang dalam kemampuan proses, seperti komunikasi dan
pemecahan masalah, yang dibutuhkan untuk keberhasilan kerja. College
Placement Council, 1994 dalam (Romeo, 2013). Dengan menggunakan
metode seperti ini guru jelas sekali menyampingkan kemampuan
kreatifitas siswa dalam hal ini imajinasi tentunya. sebagian besar orang di
dunia hidup dengan lebih mengandalkan otak kirinya. Hal ini disebabkan
oleh pendidikan formal (sekolah) lebih banyak mengasah kemampuan
otak kiri dan hanya sedikit mengembangkan otak kanan bahkan sama
sekali tidak mengembangkannya.
Penelitian kreativitas telah berkembang selama bertahun-tahun,
tetapi pemahaman imajinasi dan indikator masih tetap tidak jelas. Sejauh
ini, beberapa studi telah dengan jelas membahas bagaimana imajinasi
memanifestasikan dirinya, apalagi dikembangkan alat evaluasi untuk
menilai imajinasi. Karena potensi penerapan bagi profesi teknologi
pendidikan dan berbagai bidang, beberapa konsep umum imajinasi harus
dijelaskan sebelum mengacu secara spesifik dengan indikator yang dapat
diamati atau dinilai. Imajinasi adalah dasar untuk budidaya berpikir
Amy Prasetya Winata, 2015
PENGEMBANGAN ALAT ASESMEN IMAJINASI MELALUI TULISAN KOLABORASI D ENGAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI KOMPUTASI AWAN D I SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 10 KOTA BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu Gambar 1.1 Model Kreatifitas (www.p21.org : 2013)
Pada gambar diatas dapat dilihat kedudukan imajinasi dalam
kreatifitas. imajinasi memungkinkan orang untuk melampaui pengalaman
aktual dan membangun kemungkinan alternatif di mana Situasi
terfragmentasi menjadi satu keutuhan yang maknawi. Individu memiliki
potensi untuk membuat penemuan kreatif melalui citra mereka. Oleh
karena itu, imajinasi dapat dianggap sebagai dasar untuk budidaya
berpikir kreatif, dan dengan demikian adalah kekuatan pendorong inovasi
(Finke, 1996, hal. 381-93).
Berpikir kreatif dan imajinatif adalah kemampuan seseorang untuk
mengasah kekuatan kreatif dan imajinatifnya dalam menciptakan hal-hal
baru. Tak salah bila orang yang berpikir kreatif selalu diikuti dengan
kemampuan imajinatif. kemampuan kreasi dan imajinasi selalu
beriringan mengkristal menjadi hasil. Imajinasi dalam sebuah
pembelajaran dianggap sebagian orang sebagai sesuatu yang tidak
penting dan sering dikesampingkan namun sebenarnya keterlibatan
imajinasi dalam pembelajaran merupakan kunci pembelajaran yang
berhasil. Penulis buku dan pencetus Model Sistem Pendidikan Bunyan,
Djauharah Bawazir dalam bukunya model system bunyan mengatakan
Amy Prasetya Winata, 2015
PENGEMBANGAN ALAT ASESMEN IMAJINASI MELALUI TULISAN KOLABORASI D ENGAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI KOMPUTASI AWAN D I SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 10 KOTA BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
memberikan rangsangan secara seimbang antara otak kiri dan otak kanan
sehingga potensi dasar anak terutama kreativitas dan imajinasinya dapat
berkembang secara seimbang dengan memberikan sentuhan-sentuhan
pada kognisi, afeksi dan psikomotor anak. (Bawajir, 2015)
Imajinasi dianggap serupa dengan ilusi, khayalan, dan fantasi.
persepsi ini berakibat pada masih kurang dipertimbangkannya imajinasi
sebagai sumber pengetahuan yang sangat penting. Padahal fungsi otak
kiri dan kanan haruslah seimbang. Otak besar dibagi menjadi belahan kiri
dan belahan kanan, atau yang lebih dikenal dengan Otak Kiri dan Otak
Kanan. Masing-masing belahan mempunyai fungsi yang berbeda. Otak
kiri berfungsi dalam hal-hal yang berhubungan dengan logika, rasio,
kemampuan menulis dan membaca, serta merupakan pusat matematika.
Sementara itu otak kanan berfungsi dalam perkembangan Emotional
Quotient (EQ). Misalnya sosialisasi, komunikasi, interaksi dengan manusia lain serta pengendalian emosi. Pada otak kanan ini pula terletak
kemampuan intuitif, kemampuan merasakan, memadukan, dan ekspresi
tubuh, seperti menyanyi, menari, melukis dan segala jenis kegiatan
kreatif lainnya (Gondokusumo, 2013). Idealnya, otak kiri dan otak kanan
haruslah seimbang dan semuanya berfungsi secara optimal. Orang yang
otak kanan dan otak kirinya seimbang, maka dia bisa menjadi orang yang
cerdas sekaligus pandai bergaul atau bersosialisasi.
Kita sekarang dihadapkan kurikulum dan paradigma pembelajaran
yang modern dimana Pembelajaran abad 21 lebih mengedepankan
pembelajaran yang kreatif dan berkolaborasi. Imajinasi merupakan aspek
dasar yang sangat menunjang kreatifitas seseorang. Seorang pendidik dan
peserta didik dituntut untuk lebih kreatif dalam mengembangkan sebuah
proses pembelajaran agar hasil belajar yang di inginkan dapat tercapai.
Menurut Hamalik (2001:159) “bahwa hasil belajar menunjukkan kepada
prestasi belajar, sedangkan prestasi belajar itu merupakan indikator
Amy Prasetya Winata, 2015
PENGEMBANGAN ALAT ASESMEN IMAJINASI MELALUI TULISAN KOLABORASI D ENGAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI KOMPUTASI AWAN D I SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 10 KOTA BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Belajar kreatif seharusnya menjadi bagian penting dalam wacana
peningkatan mutu pembelajaran. Namun sampai saat ini kreatifitas masih
kurang diterima sebagai hal penting dalam peningkatan mutu
pembelajaran. Inti kreativitas adalah menghasilkan sesuatu yang lebih
baik atau sesuatu yang baru Sesungguhnya setiap individu memiliki
kemampuan menghayal, namun individu imajinatif mampu mewujudkan
hayalannya dalam ide dan karya yang unik. Ujung dari hayalnya adalah
berkarya. Individu imajinatif mengeksplorasi ide-ide baru, menciptakan
tata artistik baru, mewujudkan produk baru, membangun pelayanan baru,
memecahkan masalah dengan cara-cara baru. Potensinya akan
berkembang jika didukung dengan kultur lingkungan yang menghargai
dengan baik percobaan, melakukan langkah-langkah spekulatif, fokus
pada pengembangan ide-ide baru, bahkan melakukan hal yang tidak
dapat dilakukan orang sebelumnya.
Seorang guru dituntut untuk menguasai kemampuan memberikan
penilaian kepada peserta didiknya. Kemampuan ini adalah kemampuan
terpenting dalam evaluasi pembelajaran. Dari penilaian itulah seorang
guru dapat mengetahui kemampuan yang telah dikuasai oleh para peserta
didiknya. Selain itu seorang guru harus mengetahui kompetensi dasar apa
saja yang telah dikuasai oleh peserta didik dan segera mengambil
tindakan perbaikan ketika nilai peserta didiknya lemah atau kurang
sesuai dengan harapan.
Penilaian dapat menjadi salah satu aspek yang paling sulit dalam
mengajar. Salah satu kesulitan dalam membuat instrumen penilaian
adalah kebingungan antara apa pengaruh penilaian dengan tujuan
sesungguhnya. Pada umumnya masyarakat menganggap bahwa penilaian
adalah tes-tes yang dikerjakan oleh peserta didik dan bertumpu pada
hasil akhir yaitu angka perolehan nilai, sedangkan bagi peserta didik
penilaian sering dianggap sebagai sarana bersaing dengan teman-teman
Amy Prasetya Winata, 2015
PENGEMBANGAN ALAT ASESMEN IMAJINASI MELALUI TULISAN KOLABORASI D ENGAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI KOMPUTASI AWAN D I SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 10 KOTA BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
skor yang tinggil. Semakin tinggi nilai angka yang diperoleh peserta
didik semakin bangga peserta didik tersebut, padahal hal tersebut tidak
akan ada artinya jika tanpa tahu tujuan penilaian sesungguhnya. Pada
dasarnya penilaian itu adalah lebih dari sekedar menuliskan angka nilai.
Penilaian harus memberikan guru informasi terperinci yang dapat dibagi
dengan orangtua peserta didik. Lebih jauh lagi, penilaian yang dilakukan
sepanjang tahun ajaran berlangsung akan mengukur kemajuan yang telah
dicapai peserta didik, menunjukan kelebihan dan kelemahan peserta
didik, dan memungkinkan guru dapat memeriksa sejauh mana siswa
memahami pelajaran yang diberikan
Penelitian ini sendiri bertujuan untuk membantu guru dalam
mengembangkan alat asesmen kemampuan imajinasi. Pengembangan
alat asesmen ini dapat digunakan untuk memperoleh informasi tentang
penguasaan atau kemampuan imajinasi dalam menulis yang telah
dimiliki siswa saat ini, serta untuk menemukan kesulitan dan hambatan
dalam mengembangkan kemampuan imajinasi yang dituangkan pada
tulisan yang siswa tulis. Dengan demikian hasil asesmen akan menjadi
landasan utama dalam mengembangkan alat asesmen kemampuan
imajinasi melalui tulisan.
Berdasarkan latar balakang dan identifikasi masalah, permasalahan
dalam penelitian secara umum adalah “Bagaimana mengembangkan alat
asessmen untuk melihat kemampuan imajinasi melalui tulisan kolaborasi
dengan menggunakan teknologi komputasi awan di sekolah menengah
atas negeri 10 kota Bandung”
B. Perumusan Masalah
Amy Prasetya Winata, 2015
PENGEMBANGAN ALAT ASESMEN IMAJINASI MELALUI TULISAN KOLABORASI D ENGAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI KOMPUTASI AWAN D I SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 10 KOTA BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Imajinasi melalui Tulisan kolaborasi Dengan Menggunakan Teknologi
Komputasi awan?”
Berdasarkan permasalahan yang ada maka peneliti membatasi
permasalahan menjadi sub masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana cara merancang alat asesmen kemampuan imajinasi siswa
melalui tulisan kolaborasi dengan menguunakan teknologi komputasi
awan?
2. Bagaimana menerapkan alat asesmen kemampuan imajinasi siswa
melalui tulisan kolaborasi dengan mengunakan teknologi komputasi
awan?
3. Bagaimana hasil produk asesmen Kemampuan Imajinasi Siswa melaui
Tulisan kolaborasi Dengan Menggunakan Teknologi Komputasi awan?
4. Bagaimana pendapat para ahli tentang alat penilaian kemampuan
imajinasi siswa melalui tulisan kolaborasi dengan mengunakan teknologi
komputasi awan?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan Rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian
ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui cara merancang alat asesmen kemampuan Imajinasi
siswa melalui tulisan kolaborasi dengan menguunakan teknologi
komputasi awan?
2. Untuk mengetahui bagaimana penerapan alat asesmen kemampuan
Imajinasi siswa melalui tulisan kolaborasi dengan mengunakan
Teknologi komputasi awan?
3. Untuk mengetahui hasil produk alat asesmen kemampuan Imajinasi
Siswa melalui tulisan kolaborasi dengan menguunakan teknologi
Amy Prasetya Winata, 2015
PENGEMBANGAN ALAT ASESMEN IMAJINASI MELALUI TULISAN KOLABORASI D ENGAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI KOMPUTASI AWAN D I SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 10 KOTA BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
4. Untuk mengetahui pendapat para penilai tentang alat penilaian
kemampuan imajinasi siswa melalui tulisan kolaborasi dengan
mengunakan teknologi komputasi awan?
D. Manfaat Penelitian
Dengan tujuan yang telah ditetapkan di atas, hasil penelitian ini
diharapkan dapat mengungkapkan tentang bagaimana mengembangkan
sessment Imajinasi Metode Tulisan kolaborasi Dengan Menggunakan
Teknologi Komputasi awan. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat
berguna bagi berbagai pihak diantaranya:
1. Bagi Peneliti, Penelitian ini dapat bermanfaat untuk mengetahui
bagaimana mengembangkan, menerapkan dan hasil kemampuan berfikir
Imajinasi Melalui Tulisan kolaborasi Dengan Menggunakan Teknologi
Komputasi awan. Di samping itu, peneliti akan mendapatkan
pengalaman berfikir dan memecahkan permasalahan pendidikan yang
ada.
2. Bagi Guru dan Sekolah, Assesment Imajinasi dengan penggunaan
Komputasi awan dan Pembelajaran Kolaborasi dapat membantu guru
dan pihak sekolah melihat kemampuan imajinatif siswa secara objektif
beradasarkan alat penilaian kemampuan imajinasi yang telah dibuat.
3. Bagi siswa, penelitian ini dapat bermanfaat untuk meningkatkan
kemampuan berfikir kreatif khususnya mengembangkan imajinasi.
4.Bagi Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan, diharapkan dengan
adanya penelitian ini dapat dimanfaatkan untuk peningkatan
pengembangan ilmu pendidikan yang berkaitan dalam bidang
pengembangan dan pengelolaan sumber belajar peserta didik.
5. Bagi para peneliti, maka penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk
Amy Prasetya Winata, 2015
PENGEMBANGAN ALAT ASESMEN IMAJINASI MELALUI TULISAN KOLABORASI D ENGAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI KOMPUTASI AWAN D I SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 10 KOTA BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Subjek Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian merupakan tempat dimana penelitian ini akan
dilakukan. Dalam penelitian ini peneliti akan melakukan penelitian di
Sekolah Menengah Atas Negeri 10 kota Bandung. yang beralamat di
Jalan Cikutra No.77 Kota Bandung. Pemilihan sekolah ini sebagai tempat
penelitian karena dianggap memiliki fasilitas laboratoirum komputer
yang cukup memadai untuk dilakukan penelitian. Adapun waktu
penelitian ini dilakukan dari tanggal 13 Januari 2015 – 13 Februari 2015.
2. Subjek Penelitian a. Populasi
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas 2 buah
responden yaitu responden besar dan responden kecil. Responden besar
terdiri dari seluruh siswa dari kelas dua belas Sekolah Menengah Atas
Negeri 10 kota Bandung. ini bertujuan untuk memperoleh gambaran
tentang kemampuan imajinasi siswa melalui tulisan. Dengan rincian
sebagai berikut:
Tabel 3.1
Jumlah Responden Penelitian Dari Kelas XII
No. Kelas Jumlah Siswa Total
Laki-Laki Perempuan
1. XII IPS 1 17 19 36
2. XII IPS 2 16 18 34
3. XII IPS 3 12 24 36
4. XII IPS 4 14 22 36
5. XII IPS 5 21 17 38
6. XII BAHASA 10 13 23
Amy Prasetya Winata, 2015
PENGEMBANGAN ALAT ASESMEN IMAJINASI MELALUI TULISAN KOLABORASI D ENGAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI KOMPUTASI AWAN D I SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 10 KOTA BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Sedangkan responden kecil bertujuan untuk memperoleh gambaran
tentang alat penilaian kemampuan imajinasi yang dibuat oleh peneliti.
Gambaran alat penilaian kemampuan imajinasi ini diperoleh dengan
menggunakan teknik delfhi. Responden kecil ditujukan kepada penilai
atau bahkan ahli dalam pengembangan alat penilaian kemampuan
imajinasi ini. Tim penilai atau ahli yang dipilih sebagai responden
berjumlah 3 orang. Rincian dapat dilihat pada sampel.
Pengertian Populasi menurut (Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan Praktik, 2010, hal. 118) adalah keseluruhan objek penelitian.
Dan menurut Encyclopedia of Educational Evaluation dalam (Arikunto,
Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, 2010, hal. 118) tertulis “a population is a set (or collection) of all elements processing one or more attibutes of interest”. Atau dengan kata lain populasi adalah kumpulan elemen-elemen yang memiliki atribut-atribut yang menjadi ciri khasnya.
Pengertian lain mengenai populasi dalam penelitian (Sugiyono,
2011, hal. 117). adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas:
objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulan.
b. Sampel
Sampel merupakan sebagian dari populasi yang akan diselidiki
atau dapat juga dikatakan sampel adalah populasi bentuk mini (miniature
population). Pengambilan sampel harus dapat merepresentasikan
populasi, sehingga dapat benar-benar dapat dijadikan sebagai contoh atau
wakil dari populasi yang dapat menggambarkan keadaan seluruh
populasi (Arifin, 2011:215). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan
2 buah sample yang mewakili dari setiap populasi yang dipilih. Pada
sampel besar peneliti menggunakan teknik random sampling dimana
teknik random sampling merupakan cara mengambil sample tanpa
Amy Prasetya Winata, 2015
PENGEMBANGAN ALAT ASESMEN IMAJINASI MELALUI TULISAN KOLABORASI D ENGAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI KOMPUTASI AWAN D I SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 10 KOTA BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Berdasarkan teknik ini, sampel besar diambil 41 (sekitar 20 %)
Dari total 203 tulisan siswa. Penentuan siswa yang dijadikan sampel
penelitian dilakukan dengan memilih secara acak tulisan siswa dari kelas
XII (dua belas) pada SMA Negeri 10 Kota Bandung dan akan dianalisis
berdasarkan alat penilaian kemampuan imajinasi yang telah digunakan
oleh peneliti. Dengan rincian sebagai berikut :
Tabel 3.2
Tabel sampel siswa
No Kelas Jumlah
1 XII IPS 1 8
2 XII IPS 2 8
3 XII IPS 3 7
4 XII IPS 4 8
5 XII IPS 5 5
6 XII BAHASA 5
Total 41 Siswa
Sedangkan untuk sampel kecil dalam penelitian ini terdiri atas 3
orang yang dipilih oleh peneliti berdasarkan kebutuhan penelitian.
Dengan rincian sebagai berikut :
Tabel 3.3
Tabel sampel ahli
NO Nama Status Keterangan
1 M.I.F Baihaqi, M.S Dosen
2 H.Holin Sulistyo,
S.pd
Dosen
Amy Prasetya Winata, 2015
PENGEMBANGAN ALAT ASESMEN IMAJINASI MELALUI TULISAN KOLABORASI D ENGAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI KOMPUTASI AWAN D I SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 10 KOTA BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu B. Metode Penelitian
Metode penelitian yang di gunakan dalam penelitian ini adalah
metode Desain dan Pengembangan atau Design and Development dan
menggunakan teknik delfhi sebagai alat validasi dan revisi
pengambangan alat penilaian kemampuan imajinasi. Penelitian
Pengembangan adalah suatu usaha untuk mengembangkan suatu produk
yang efektif untuk digunakan sekolah, dan bukan untuk menguji teori.
Penelitian ini berupa desain dan pengembangan atau design and
development (D&D) yaitu “penelitian sistematis yang dilakukan dalam konteks pengembangan produk atau program untuk tujuan meningkatkan
kearah yang lebih baik,” (Hasan, 2003, p. 7)
Metode penelitian adalah suatu cara ilmiah yang dilakukan untuk
mencari kebenaran atas suatu fenomena yang terjadi yang diperoleh dari
data-data yang mendukung serta dapat dipertanggung jawabkan
kebenarannya (Sugiyono, 2011, p. 3).
Metode penelitian sangatlah diperlukan dalam sebuah penelitian
dikarenakan metode penelitian ini merupakan pedoman yang akan
menjadi acuan seorang peneliti dalam mengumpulkan data, mengolah,
menganalisis, hingga membuat kesimpulan dari data tersebut.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode yang
dimaksudkan untuk memperoleh gambaran Bagaimana mengembangkan
alat asessment kemampuan Imajinasi Melalui tulisan kolaborasi dengan
menggunakan teknologi komputasi awan Di Sekolah Menengah Atas
Negeri 10 kota Bandung.
Menurut Gay (1990), penelitian pengembangan merupakan suatu
usaha untuk mengembangkan suatu produk yang efektif untuk digunakan
sekolah, dan bukan untuk menguji teori. Sedangkan menurut Borg &
Gall (1983), penelitian dan pengembangan merupakan suatu proses yang
dipakai untuk mengembangkan dan memvalidasi produk pendidikan.
Amy Prasetya Winata, 2015
PENGEMBANGAN ALAT ASESMEN IMAJINASI MELALUI TULISAN KOLABORASI D ENGAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI KOMPUTASI AWAN D I SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 10 KOTA BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
kajian tentang temuan penelitian produk yang akan dikembangkan,
mengembangkan produk berdasarkan temuan-temuan tersebut,
melakukan uji coba lapangan sesuai dengan latar belakang dimana
produk itu akan dipakai, dan melakukan revisi terhadap hasil yang
diperoleh dari uji coba lapangan.Penelitian pengembangan juga
didefinisikan sebagai kajian secara sistematik untuk merancang,
mengembangkan, dan mengevaluasi program-program.
Teknik delfhi pada penelititan ini digunakan untuk memperoleh
tanggapan tertulis (brainwriting) dari beberapa individu melalui
pendekatan survey dua putaran atau lebih. Hal ini sependapat dengan
skulmoski (2007 : 2) “Teknik delfhi adalah suatu proses interaksi yang
digunakan untuk mengumpulkan dan menyeleksi judgement dan para
ahli dengan menggunakan kuesioner berulang kali untuk menghasilkan
perbaikan dan umpan balik”
Ada beberapa langkah penelitian dalam teknik delfhi, secara
sederhana teknik delfhi dilakukan dalam tiga langkah besar. Yaitu:
persiapan, survey dalam dua babak atau lebih, dan analisa hasil survey.
Pemilihan metode design and development dengan menggunakan
teknik delfhi pada penelitian ini dikarenakan prosedur kerjanya yang
sistematik dan bersifat siklus. Sehingga diharapkan teknik ini mampu
merangkum pendapat dan penilaian para ahli serta responden terkait
dengan alat penilaian kemampuan imajinasi yang dikembangkan oleh
peneliti. Teknik delfhi dalapam penelitian ini dikembangkan melalui
survey dengan menggunakan kuesioner untuk responden yang akan
memberikan penilaian bagi pengembangan alat penilaian kemampuan
Amy Prasetya Winata, 2015
PENGEMBANGAN ALAT ASESMEN IMAJINASI MELALUI TULISAN KOLABORASI D ENGAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI KOMPUTASI AWAN D I SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 10 KOTA BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu C. Desain Penelitian
Desain penelitian akan diawali dengan analisis variabel,
pengembangan alat penilaian, uji coba alat penilaian, analisis hasil
penilaian dan menyimpulkan temuan dari hasil penilaian tersebut.
Gambar 3.1
Skema Prosedural Tahapan Pengembangan Alat Penilaian Tulisan
Siswa
Berdasarkan pada kesesuian dengan sifat penelitian yang
dilakukan, yaitu untuk mengembangkan alat asesmen keterampilan
menulis kolaboratif. Penelitian ini menggunakan metode Desain and
Amy Prasetya Winata, 2015
PENGEMBANGAN ALAT ASESMEN IMAJINASI MELALUI TULISAN KOLABORASI D ENGAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI KOMPUTASI AWAN D I SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 10 KOTA BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
information gathering dan synthesis; (3) design; (4) early development and pilot testing; (5) evaluation and advanced development; dan (6) disemination. (Caspi, 2008, hal. 576)
Tahap 1. Analisis masalah dan perencanaan program
Pentingnya sebelum melakukan penelitian adalah adanya masalah
yang menjadi awal dari pelaksanaan penelitian ,dan mengidentifikasi
apakah masalah penelitian tersebut layak menggunakan metode Design
and Developmen research, karena tidak semua masalah yang di temukan
layak ketika penggunaan metode Design and Developmen research
Tahap pertama adalah menganalisis masalah yang terjadi
dilapangan dan memprediksi masalah yang timbul. Selanjutnya
merencakan pembuatan produk awal. Bagian terpenting dalam
perencanaan adalah penjelasan tentang tujuan yang akan dicapai pada
instrumen yang akan dikembangkan.
Tujuan utama dari penelitian ini adalah peneliti berharap
mengetahui bagaimana merancang sebuah alat asesmen kemampuan
imajinatif siswa, mengetahui bagaimana penerapan alat asesmen
kemampuan imajinatif siswa dan mengetahui hasil atau produk alat
asesmen kemampuan imajinasi siswa.
Tahap 2. Pengumpulan informasi dan sintesis
Proses pengumpulan informasi dalam penelitian ini dilakukan
dengan melakukan studi pendahuluan ke lapangan dengan
mengidentifikasi kebutuhan dalam melakukan penilaian terhadap tulisan
siswa dan mempelajari referensi penunjang penelitian. Peneliti
memberikan angket yang digunakan sebagai acuan dasar pengumpulan
informasi agar meminimalisir masalah yang akan timbul. Selanjutnya
informasi yang dikumpulkan disintesa dengan mengambil inti masalah
Amy Prasetya Winata, 2015
PENGEMBANGAN ALAT ASESMEN IMAJINASI MELALUI TULISAN KOLABORASI D ENGAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI KOMPUTASI AWAN D I SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 10 KOTA BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu Tahap 3. Desain
Tahap desain merupakan tahapan inti dalam penelitian desain dan
pengembangan, yang nantinya akan dibuat produk awal untuk ujicoba.
Dalam tahap ini dilakukan pembuatan rubrik dengan mengikuti
langkah-langkah Donna dan Ellyn (1995) yaitu, menentukan model rubrik yang
digunakan, menentukan kategori, menentukan skala penilaian,
menentukan gradasi mutu dan mendeskripsikannya dari kompetensi
terendah sampai tertinggi, membuat tempalte, dan yang terakhir adalah
membuat pencapaian kompetensi siswa.
Desain dari penelitian ini diambil atau diadaptasi dari Betts (1916)
dalam (Liang, 2012). Dimana Betts menjelaskan tentang imajinasi
beserta indikator-indikator pendukung yang membangun imajinasi itu
sendiri. Dalam hal ini betts menjelaskan ada 5 indikator imajinasi. Selain
itu peneliti juga menggabungkan konstruk yang dibuat oleh (Reid, 2007)
yang dimana dalam konstruk ini terdapat komponen-komponen yang
dapat menjadi sub dari indikator imajinasi yang dikembangkan oleh
Betts.
Tahap 4. Pengembangan awal dan uji coba
Setelah pengembangan produk selesai, alat asesmen yang telah
dikembangkan selanjutnya dilakukan ujicoba lapangan dengan menilai
data yang sebenarnya, yakni berupa tulisan yang dibuat siswa dalam
google dokumen. Hasil data yang dianalisis, di interpretasikan ke dalam
tabel dan diagram kemampuan imajinasi siswa. Sedangkan uji instrumen
penilaian kepada ahli untuk mengetahui validitas isi produknya,
dilakukan dengan pengambilan keputusan dengan teknik delphi.
Tahap 5. Evaluation dan pengembangan lanjutan
Setelah produk di uji coba, tahap berikutnya adalah mengevaluasi
produk yang diujicobakan, mengidentifikasi kekurangan dari produk dan
Amy Prasetya Winata, 2015
PENGEMBANGAN ALAT ASESMEN IMAJINASI MELALUI TULISAN KOLABORASI D ENGAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI KOMPUTASI AWAN D I SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 10 KOTA BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
hasil tulisan siswa dengan menggunakan alat asesmen yang telah dibuat.
Tulisan siswa dievaluasi oleh 3 orang penilai yang dipilih secara acak.
Penilai diberikan panduan alat penilaian kemampuan imajinasi yang
telah dibuat. evaluasi disini adalah terkait dengan ketersesuaian desain
dan kevalidan standar penilaian yang telah dibuat. apakah perlu
dilakukan revisi atau tidak. Pada tahap ini peneliti melakukan analisis
data menggunakan rumus yang digunakan untuk menghitung persentase.
Tahap 6. Diseminasi
Tahap terakhir adalah tahap penyebarluasan, yaitu kegiatan yang
ditujukan kepada kelompok atau target tertentu agar mereka memperoleh
informasi, timbul insisasi, menerima hingga akhirnya memanfaatkannya.
D. Definisi Operasional
Menurut (Zainal, 2011) definisi operasional adalah definisi khusus
yang didasarkan atas sifat-sifat yang didefinisikan, dapat diamati dan
dilaksanakan oleh peneliti.
1. Pengembangan alat asessmen imajinasi
Pengembangan alat asesmen dalam penelitian ini mencakup
perencanaan dan penerapan alat asesmen di sekolah. Perencanaan yang
meliputi analisis dan identifikasi masalah, pemilihan dan pembuatan alat
asesmen. Penerapan meliputi uji coba dan evaluasi alat asesmen yang
dirancang peneliti. Adapun pengertian asesmen dalam penelitian ini
berarti proses penilaian terhadap siswa guna memperoleh data yang
relevan, obyektif, akurat, dan komprehensif tentang kemampuan
imajinatif pada siswa yang akan menjadi sampel penelitian.
Menurut (Smith, 2002) asesmen adalah suatu penilaian yang
komprehensif dan melibatkan anggota tim untuk mengetahui kelemahan
Amy Prasetya Winata, 2015
PENGEMBANGAN ALAT ASESMEN IMAJINASI MELALUI TULISAN KOLABORASI D ENGAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI KOMPUTASI AWAN D I SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 10 KOTA BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
layanan pendidikan yang dibutuhkan anak sebagai dasar untuk menyusun
suatu rancangan pembelajaran.
2. Kemampuan imajinasi
Imajinasi merupakan salah satu kemampuan yang akan di nilai oleh
peneliti, kemampuan Kolaboratif di sini yaitu kemampuan imajinatif
siswa dalam proses pembelajarannya, dan juga menentukan sejauh mana
kemampuan imajinatif yang dimiliki oleh siswa di sekolah menengah
atas negeri 10 kota Bandung. Dalam peneilitan ini, kemampuan imajinasi
yang dinilai lebih fokus terhadap kemampuan imajinasi dalam menulis.
Adapun aspek-aspek yang dinilainya adalah eksplorasi, novelty,
produktifitas, instuisi dan efektifitas.
Pada penelitian ini peniliti memfokuskan siswa agar mampu
menulis bersama melalui media yang sudah disediakan. Tema tulisan
yang ditentukan yaitu “kemacetan dikota bandung”.
3. Teknologi komputasi awan
Penelitian ini mengharuskan siswa untuk menulis sesuai dengan
tugas yang diberikan oleh peneliti. Tugas menulis dilakukan dengan
menggunakan media komputasi awan dimana teknologi komputasi awan
dinilai cukup efektif dan efisiean. Karena selain tidak berbayar, aplikasi
google document cukup mudah dalam aksesbilitas dan penggunaan
dibanding aplikasi sejenis lainnya. Teknologi komputasi awan adalah
gabungan pemanfaatan teknologi komputer ('komputasi') dan
pengembangan berbasis Internet ('awan'). Awan (cloud) adalah metafora
dari internet, sebagaimana awan yang sering digambarkan di diagram
jaringan komputer. awan (cloud) dalam Cloud Computing juga
merupakan abstraksi dari infrastruktur kompleks yang
Amy Prasetya Winata, 2015
PENGEMBANGAN ALAT ASESMEN IMAJINASI MELALUI TULISAN KOLABORASI D ENGAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI KOMPUTASI AWAN D I SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 10 KOTA BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu E. Instrumen Penelitian
Instrument penelitian pengumpulan data adalah alat bantu yang
dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan
agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan mudah.
1. Angket
Menurut Zaenal Arifin (2011 : 228) “angket adalah instrument
penelitian yang berisi serangkaian pertanyaan atau pernyataan untuk
menjaring data atau informasi yang harus dijawab responden secara
bebas sesuai dengan pendapatnya”
Angket yang digunakan dalam penelitian ini berisi daftar
pertanyaan tertutup yang telah disusun berdasarkan kisi-kisi untuk
memperoleh data kuantitatif berupa persentase terkait alat penilaian
kemampuan imajinasi melalui tulisan yang diberikan kepada para penilai.
a. Kisi-kisi angket
Angket yang disusun untuk mengumpulkan data ketercapaian
penilaian pada alat penilaian kemampuan imajinasi melalui tulisan.
Substansi pertanyaan dalam angket mengacu pada indikator dan
sub-indikator yang disusun berdasarkan teori pengembangan kemampuan
menulis Tom Lumley (2002). Sub-sub indikator tersebut selanjutnya
dijadikan acuan dalam menyusun pertanyaan angket tentang
pengembangan alat penilaian kemampuan imajinasi melalui tulisan.
Kisi-kisi angket selengkapnya terlampir dalam lampiran 2.
Setelah kisi-kisi dibuat, selanjutnya dibuat daftar pertanyaan dan
alternatif jawaban untuk memperoleh data ketercapaian aspek-aspek
penilaian pada alat penilaian kemampuan imajinasi melalui tulisan.
Ketercapaian pelaksanaan penilaian bertolak dari indikator 1-4. Angket
yang telah dibuat selanjutnya diuji keabsahannya, sehingga angket
Amy Prasetya Winata, 2015
PENGEMBANGAN ALAT ASESMEN IMAJINASI MELALUI TULISAN KOLABORASI D ENGAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI KOMPUTASI AWAN D I SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 10 KOTA BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
lima alternatif jawaban, yaitu „Sangat setuju sekali‟, „Setuju‟, „Ragu‟, „tidak setuju‟, dan „sangat tidak setuju‟. Lembar instrumen angket dapat dilihat pada lampiran.
2. Alat tes imajinasi
Peniliti memutuskan untuk mengembangkan skala imajinasi
sebagai alat intrument dalam penelitian ini. kelima indikator yang
dirangkum terkait dengan konstruk imajinasi yaitu efektivitas, eksplorasi,
intuisi, kebaruan, dan produktivitas.
Dalam menentukan tingkat ketercapaian, pemberian makna dan
pengambil keputusan digunakan table perbandingan berikut:
Tabel 3.4
Konversi nilai
Data-data yang diperoleh selanjutnya dikelola dan dianalisa dengan
menggunakan teknik analisis teks, kemudian dilanjutkan dengan teknik
analisis deskriptif persentase. Rumus yang digunakan untuk menghitung
persentase dari masing- masing subjek adalah:
∑
Skala Predikat
84-100 Baik Sekali
68-83 Baik
51-67 Cukup
36-51 Kurang Baik
Amy Prasetya Winata, 2015
PENGEMBANGAN ALAT ASESMEN IMAJINASI MELALUI TULISAN KOLABORASI D ENGAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI KOMPUTASI AWAN D I SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 10 KOTA BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
keterangan : n= jumlah seluruh item (skor ideal) (Harjasujana,
1996)
Setelah data responden di dapat, pada akhirnya peneliti akan
mengelompokan kemampuan siswa sesuai dengan indicator-indikator
kemampuan imajinasi yang di milikinya. Namun dalam penelitian ini
peniliti membatasi aspek-aspek atau indicator-indikator yang dicari oleh
peneliti. Jumlah keseluruhan indicator imajinasi berjumlah 10 buah,
namun peneliti pada akhirnya mengkerucutkan menjadi 5 buah indikator
imajinasi yang dapat di operasionalkan. Berikut tabel
pengelompokannya,
Tabel 3.5
Indikator Penilaian Kemampuan Imajinasi
NO ASPEK INDIKATO R
1. Explorasi Saya suka mengexplorasi sesuatu yang
belum saya ketahui
2. Instuisi Saya sering datang dengan ide-ide baru
melalui intuisi saya
3. Produktifitas Saya selalu memiliki ide-ide terhadap
sebuah desain yang saya buat
4. Novelty Ide-ide yang saya miliki seringkali
berbeda dengan orang lain
5. Efektifitas Saya sering menyelesaikan tugas-tugas
saya dengan berfokus pada ide-ide yang
Amy Prasetya Winata, 2015
PENGEMBANGAN ALAT ASESMEN IMAJINASI MELALUI TULISAN KOLABORASI D ENGAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI KOMPUTASI AWAN D I SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 10 KOTA BAND UNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu F. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data
1. Teknik Pengumpulan Data
b. Angket
Dalam penelitian ini, angket digunakan untuk mengumpulkan data
kuantitatif terkait alat penilaian kemampuan imajinasi yang akan
diberikan kepada setiap penilai yang akan menilai tulisan siswa yang
menjadi subjek penelitian. Tipe pertanyaan yang digunakan adalah rating
scale questionnaire karena data yang diungkap berupa tanggapan yang
memiliki tingkatan. Sementara itu, skala yang digunakan adalah skala
Likert dengan lima alternatif jawaban. Pertanyaan yang diajukan dalam
angket disusun untuk mendapatkan informasi tentang tingkat
ketercapaian aspek-aspek pada alat penilaian kemampuan imajinasi yang
dilakukan oleh para penilai atau assesor dalam menilai tulisan siswa.
Skor dari jawaban jawaban yang diperoleh selanjutnya dihitung untuk
mendapatkan nilai rata-rata, yang selanjutnya ditentukan kategori
ketercapaiannya.
c. Tes Tulisan
Pada penelitian ini tes tulisan yang diberikan berupa penugasan
menulis dan dibuat oleh siswa pada Google Docs. Hal ini bertujuan
untuk mengetahui kemampuan imajinasi siswa dalam sebuah proses
pembelajaran yang berlangsung.
Teknik pengumpulan data yang dilakukan peneliti yaitu
memberikan tugas mengarang pada peserta didik dengan ketentuan
sebagai berikut:
1. Tugas mengarang harus dilakukan pada Google doc. Tulisan yang ditulis oleh siswa mengacu pada artikel dengan tema yang sudah