• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pros. SemNas. Peningkatan Mutu Pendidikan Volume 1, Nomor 1, Januari 2020 Halaman E-ISSN: Pengembangan Instrumen penilaian berbasis

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pros. SemNas. Peningkatan Mutu Pendidikan Volume 1, Nomor 1, Januari 2020 Halaman E-ISSN: Pengembangan Instrumen penilaian berbasis"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Pros. SemNas. Peningkatan Mutu Pendidikan Volume 1, Nomor 1, Januari 2020

Halaman 497 - 501 E-ISSN: 2745-5297

Pengembangan Instrumen penilaian berbasis kemampuan berpikir tingkat tinggi (HOTS) untuk pembelajaran sifat koligatif larutan

pada siswa kelas XII IPA SMA Negeri 12 Medan

Nurhetty Hutapea 1 , Ajat Sudrajat 2 dan Manihar Situmorang 2

1)

Program Studi Pendidikan Kimia Pascasarjana Universitas Negeri Medan, Medan

2)

Dosen Jurusan Kimia FMIPA dan Pascasarjana, Universitas Negeri Medan Jalan W.Iskandar Psr.V, Medan, Sumatera Utara, Indonesia, 20221

Email: hettyhutapea006@gmail.com

ABSTRAK

Pengembangan instrumen penilaian berbasis HOTS berupa tes disusun berdasarkan kebutuhan siswa pada kurikulum 2013. Tujuan penelitian ini adalah untuk menghasilkan instrument penilaian berbasis HOTS yang valid, praktis dan efektif digunakan dalam pembelajaran. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (R and D) dengan model pengembangan Brog and Gall yang telah disesuaikan dengan kebutuhan penelitian.

Instrumen pengumpulan data menggunakan angket lembar validasi, tes, dan angket respon siswa. Untuk teknik analisis data digunakan analisis validasi dari pakar, analisis kepraktisan melalui angket praktisi (guru), analisis keefektifan melalui tes serta angket respon siswa. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil validasi materi yang terdiri dari isi, penyajian dan bahasa sebesar 84.86% pada kategori sangat baik, validasi evaluasi sebesar 92,21% pada kategori sangat baik, hasil tanggapan guru sebesar 82% pada kategori sangat baik dan kemampuan siswa dalam memahami soal-soal kemampuan berpikir tinggi (HOTS) sebesar 40.829 pada kategori sedang/cukup dengan tingkat respon siswa sebesar 86% dalam kategori sangat praktis. Hal tersebut menunjukkan bahwa kemampuan berpikir tingkat tinggi sudah terdapat dalam instrumen penilaian sehingga dapat menjadi bahan pertimbangan dan alternatif bagi guru dalam pemilihan instrumen penilaian pembelajaran yang berorientasi pada kemampuan berpikir tingkat tinggi yang mendukung proses belajar mengajar

Kata kunci: Instrumen Penilaian, HOTS, Sifat Koligatif Larutan

ABSTRACT

The development of HOTS-based assessment instrument in the form of text is arranged according to the student needs in the 2013 curriculum. The aims of this study is to produce a valid, practical, and effective HOTS-based assessment instrument. This research is a research and development (R&D) study using Borg and Gall development model adjusted with the research needs. Data collection instrument uses test and validation questionnaires, as well as student response questionnaires. The data analysis technique uses expert’s validation analysis,the practical analysis uses questionnaires for the teacher, effectiveness analysis uses students test and response. The research result shows the material validation test, including content, presentation, and language, as much as 92.21% in “very good” criteria, teacher response result of 82% in “very good” criteria, and the student’s ability in understanding the HOTS questions totaling 40.829 in”moderate/satisfactory” criteria with the students response of 86% in “very practical” criteria. The results indicate that higher order thinking skill has already been implemented in the assessment instrument.

Keyword: assessment instrument, HOTS, colligative properties of solutions

(2)

1. PENDAHULUAN

Dalam pencapaian suatu keberhasilan pendidikan untuk meningkatkan sumber daya manusia sangat dipenggaruhi oleh berbagai faktor. Faktor utama yang sangat mempengaruhi keberhasilan ini adalah kemampuan guru dalam melakukan dan memanfaatkan penilaian, evaluasi proses, dan hasil belajar. Kemampuan dalam penilaian, evaluasi proses dan hasil belajar sangat diperlukan untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan pembelajaran yang sudah ditetapkan dalam kurikulum. Dan diharapkan bahwa kemampuan guru dalam melakukan dan memanfaatkan penilaian memperbaiki atau meningkatkan proses pembelajaran yang telah dilakukan guru (Nur Atikah dkk, 2017). Berkaitan dengan hal tersebut pemerintah telah memberikan pedoman yaitu dengan mengeluarkan permendiknas nomor 16 tahun 2007 tentang standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru mata pelajaran dinyatakan bahwa kompetensi guru mata pelajaran antara lain adalah mengembangkan instrumen penilaian.

Penilaian pendidikan menurut permendiknas nomor 20 tahun 2007 tentang standar penilaian pendidikan adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik. Prinsip dan standar penilaian menekankan dua ide pokok yaitu penilaian harus meningkatkan belajar peserta didik dan penilaian merupakan sebuah alat yang berharga untuk membuat keputusan pengajaran. Penilaian terhadap hasil belajar peserta didik tidak sekedar pengumpulan data, tetapi lebih menekankan pada pengolahan data untuk memperoleh gambaran proses dan hasil belajar peserta didik. Penilaian tidak hanya berfokus dalam pemberian soal kepada peserta didik dan kemudian selesai tanpa ditindak lanjuti, tetapi pendidik harus berupaya melakukan terobosan baru untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Dalam proses pelaksanan pembelajaran yang baik penilaian adalah tindak lanjut yang dilakukan pendidik untuk mengetahui perkembangan kemampuan peserta didik (Cici Fitri dkk, 2016).

Mengembangkan kemampuan berpikir harus terus dilakukan karena dapat membentuk individu yang berhasil dalam menghadapi segala tantangan.

Kemampuan seseorang untuk dapat berhasil dalam kehidupannya antara lain ditentukan oleh kemampuan berpikirnya, terutama dalam upaya memecahkan masalah yang dihadapinya. Salah satu kemampuan berpikir yang harus dimiliki peserta didik adalah kemampuan berpikir tingkat tinggi (higher order thinking). Proses berpikir merupakan suatu proses yang dilakukan seseorang dalam mengingat kembali pengetahuan yang sudah tersimpan di dalam memorinya untuk suatu saat dipergunakan dalam menerima informasi, mengolah, dan menyimpulkan sesuatu (Rany widyastuti, 2015).

Kemampuan menghubungkan, memanipulasi, dan mentransformasi pengetahuan serta pengalaman yang

sudah dimiliki untuk berpikir secara kritis dan kreatif dalam upaya menentukan keputusan dan memecahkan masalah pada situasi baru yang menghasilkan daya ingat yang lama adalah tujuan pencapaian dari kemampuan berpikir kritis.

Kemampuan menafsirkan, menganalisis atau memanipulasi informasi yang diperoleh merupakan hasil kemampuan berpikir kritis dari seorang individu. Kemampuan berpikir tingkat tinggi dapat diketahui dari kemampuan peserta didik pada tingkat analisis, sintesis dan evaluasi. Tidak hanya memerlukan kemampuan mengingat saja, akan tetapi dalam kemempuan berpikir tingkat tinggi dan kreatif harus mampu juga dalam praktiknya. Apabila peserta didik memiliki kemampuan berpikir kreatif dan kritis, maka peserta didik akan mampu mengembangkan diri dalam membuat keputusan, penilaian dan menyelesaikan masalah dengan tepat.

Instrumen penilain yang disajikan oleh guru hanya terpaku pada buku peserta didik dan hanya menilai pada pengetahuan peserta didik. Sebaiknya jenis pertanyaan yang diajukan oleh pendidik harus berpengaruh terhadap keterampilan berpikir peserta didik. Pertanyaan dan tugas harus dapat menggali potensi belajar peserta didik bukan hanya terfokus pada kegiatan peserta didik saja. Pertanyaan dan tugas yang memicu peserta didik untuk berpikir analitis, evaluative, dan kreatif dapat melatih peserta didik dalam keterampilan berpikir tingkat tinggi.

Berikut pernyataan (Arifin, 2016) menyatakan bahwa:

“Kemampuan guru dalam menyusun instrument penilaian terdapat beberapa kelemahan yaitu 30 soal (75%) tidak valid dan hanya 10 soal (25%) yang valid. Reliabilitas soal sebesar 0,46 yang artinya masuk kategori cukup. Sejumlah 42,5% soal masuk kategori mudah, 40% kategori sedang dan 17,5% soal termasuk kategori sukar. Daya beda dapat hasil 7,5%

sangat jelek, 13% cukup, 15% baik, dan tidak ada yang masuk kategori baik sekali. Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa pesera didik hanya sebagai pembuat instrument penilaian, kurang memahami bagaiman cara menganalisis instrument penilaian dan untuk memahami kategori instrument penilaian yang baik itu masih kurang.”

Indikator untuk mengukur kemampuan berpikir

tingkat tinggi atau yang disebut Higher Order

Thinking Skill (HOTS) meliputi menganalisis,

mengevaluasi dan mengkreasi. Adapun manfaat

menggunakan HOTS pada pembelajaran yaitu

informasi yang didapat akan tersimpan lebih lama

dalam otak dari pada menggunakan lower order

thinking skill yang berakar pada proses mengingat

dan tersimpan didalam otak dengan jangka waktu

pendek (Saputra, 2016). Soal yang melibatkan proses

berpikir tingkat tinggi cenderung kompleks dan

merupakan soal yang memiliki banyak solusi

sehingga dapat dikatakan bahwa jenis soal hots salah

satunya merupakan soal opended. Ketika peserta

didik dihadapkan oleh soal open ended akan

(3)

menghasilkan berbagai macam jawaban sesuai dengan pengalaman dan pengetahuan masing-masing individu peserta didik. Hal ini tidak terlepas dari kemampuan tinggi, sedang, dan rendah peserta didik.

Adapun dampak dari pengukuran hots terhadap peserta didik adalah diperoleh adanya tingkatan HOTS peserta didik untuk dijadikan sebagai tolak ukur bagi pendidik dalam memilih sebuah permasalahan. Permasalahan yang bermutu dan mampu dijalankan dengan baik maka akan terjadi keseimbangan dengan tercapainya tujuan pembelajaran yaitu meningkatkan prestasi belajar yang baik serta terjadi perubahan yang berarti bagi peserta didik. Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas, penelitian ini bertujuan untuk untuk menghasilkan instrument penilaian berbasis hots yang valid, praktis dan efektif digunakan dalam pembelajaran. Penulis berharap dengan dikembangkannya instrumen assessment HOTS yang menghasilkan soal tes yang valid dan baik, dapat membantu peserta didik melatih dan mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi para peserta didik.

2. METODE PENELITIAN

Dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan (Research and Development) yaitu metode penelitian untuk menghasilkan produk pendidikan, dan menguji keefektifan produk tersebut dalam bidang pendidikan (Erma Novitasari, 2016). Penelitian dan pengembangan adalah metode penelitian yang

digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan produk tertentu. Selain itu bahwa penelitian dan pengembangan merupakan metode penelitian yang secara sengaja, sistematis bertujuan/diarahkan untuk mencari temuan, merumuskan, memperbaiki, mengembangkan, menghasilkan, menguji keefektifan produk, model, metode/strategi/cara, jasa prosedur tertentu yang lebih unggul, baru, efektif, efisien, produktif dan bermakna (Putra, 2012). Teknik analisis data digunakan analisis validasi dari pakar, analisis kepraktisan melalui angket praktisi (guru), analisis keefektifan melalui tes serta angket respon siswa.

Hasil analisis pakar (ahli) digunakan untuk menentukan tingkat ketepatan hasil pengembangan instrumen penilaian kemudian data dianalisis dengan menghitung persentase skor instrument penilaian yang dikembangkan menggunakan deskrpitif kualitatif. Selanjutnya menghitung persentase skor untuk setiap kriteria pada instrumen penilaian yang dikembangkan, menurut Sudujono (2012) yang dapat dilihat pada tabel 1.

(1) Keterangan:

P = Persentasi Kategori

Σ = Jumlah Skor Jawaban Kategori Yang Dipilih N = Total Skor Ideal

Selanjutnya persentase untuk mengukur ketrampilan berpikir tingkat tinggi dengan nilai akhir dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

(2)

Tabel 1. Kategori Kevalidan Produk Interval

Persentase Kriteria Kualifikasi

81%≤X<100% Sangat baik Produk instrument penilaian siap dimanfaatkan dilapangan sebenarnya untuk kegiatan pembelajaran/tidak ada revisi

61%≤X<80% Baik Produk instrument penilaian dapat dimanfaatkan dilapangan untuk kegiatan pembelajaran/tidak ada revisi

41%≤X<60% Sedang Produk instrument penilain dapat dilanjutakn denggan menambahkan sesuatu yang kurang, melakukan pertimbangan-pertimbangan tertentu, penambahan yang dilakukan tidak terlau besar

21%≤X<40% Kurang baik

Merevisi instrument penilaian dengan meneliti kembali secara seksama dan mencari kelemahan-kelemahan produk untuk disempurnakan.

0%≤X<20% Sangat

kurang baik Produk gagal, merevisi secara besar-besaran dan mmendasar tentang produk.

Sumber: Sugiyono (2010)

Tabel 2. Kategori Tingkat Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi

Nilai Peserta Didik Tingkat Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Peserta Didik 81<nilai≤100 Sangat baik

61<nilai≤80 Baik

41<nilai≤60 Cukup/sedang

21<nilai≤40 Kurang

0<nilai≤20 Sangat kurang

(4)

Gambar 1. Desain pengembangan Borg & Gal yang digunakan

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan, sehingga produk dari penelitian ini adalah instrumen penilaian berbasis HOTS. Tujuan penelitian pengembangan ini adalah (1) Mendeskripsikan pengembangan instrumen penilaian sifat koligatif larutan berbasis kemampuan berpikir tingkat tinggi (HOTS). (2) Mendeskripsikan kelayakan instrumen penilaian sifat koligatif larutan berbasis kemampuan berpikir tingkat tinggi (HOTS).

(3) Mendeskripsikan hasil uji coba instrumen penilaian sifat koligatif

larutan berbasis kemampuan berpikir tingkat tinggi (HOTS). Analisis data dan hasil penelitian yang diperoleh dalam setiap tahapan pengembangan disajikan sebagai berikut.

1. Analisis Ahli materi

• Penyajian data

Hasil penilaian materi instrument penilaian berbasis HOTS untuk SMA kelas XII yang diajukan melalui metode kuisioner dengan instrument angket disajikan secara deskriptif. (gambar 2)

Dari Gambar 2 diketahui nilai rata-rata persentase ahli materi diperoleh pada aspek kelayakan isi pada tahap 1 sebesar 61,50% dengan kriteria “cukup baik”

sedangkan pada tahap 2 sebesar 84.38% dengan kriteria “sangat baik”. Aspek kelayakan penyajian pada tahap 1 sebesar 62.7% dengan kriteria “cukup baik” sedangkan pada tahap 2 sebesar 85.58%

dengan kriteria “sangat baik”. Aspek kelayakan

Bahasa pada tahap 1 sebesar 64.5% dengan kriteria

“cukup baik” sedangkan pada tahap 2 sebesar 84.62% dengan kriteria “sangat baik”. Hasil dari validasi tahap 1 dan validasi tahap 2 terjadi peningkatan pada tiap aspek, sehingga produk yang dikembangkan sudah masuk ke dalam kriteria layak dan siap digunakan

2. Analisis Ahli Evaluasi

Validasi Instrumen Pilihan Berganda

Berdasarkan hasil penilaian ahli evaluasi pada soal pilihan berganda didapatkan jumlah skor 140 dengan persentase sebesar 92,11% dan berada pada kualifikasi sangat valid, hal ini berarti bahwa soal pilihan berganda tidak perlu diperbaiki.

3. Analisis Kepraktisan Terhadap Instrumen Penilaian Berbasis Hots

Jumlah skor yang didapatkan dari penilaian guru terhadap instrumen penilaian sebesar 49 dengan persentase 82% dan berada pada kualifikasi sangat valid, hal ini berarti soal pilihan berganda tidak perlu diperbaiki.

4. Angket Respon Siswa

Angket respon siswa dilakukan uuntuk melihat sejauh mana ketertarikan siswa, perasaan senang, dan kepuasan serta kemudahan dalam memahami komponen-komponen instrument penilaian yang telah dikembangkan. Respon siswa yang diperoleh melalui angket seebesar 86% sehingga seluruh aspek yang terdapat pada instrumen penilaian tersebut tergolong praktis.

Gambar 2. Hasil validasi ahli materi

Kelayakan Isi Kelayakan Penyajian

Kelayakan Bahasa 61,50%84,38% 62,70%85,58% 64,50%84,62%

Tahap 1 Tahap 2

(5)

4. SIMPULAN

Proses pengembangan instrumen penilaian berbasis HOTS pada mata pelajaran kimia di SMA Negeri 12 Medan melalui 4 tahapan yaitu: (1) Penyusunan Tes (2) Pemilihan Media (3) Pemilihan Format (4) Hasil perancangan awal dengan menyusun story board dan membuat lay out dengan kegiatan berisi pemetaan KI, KD dan indikator serta 25 soal pilihan berganda. Tingkat kelayakan instrumen penilaian berbasis HOTS menunjukkan bahwa validasi ahli materi pada kelayakan isi berada pada kriteria sangat valid sebesar 84,38%. Kelayakan penyajian berada pada kriteria sangat valid sebesar 85,58% dan kelayakan bahasa berada pada kriterian sangat valid sebesar 84,62%. Validasi evaluasi pada penilaian instrume pilihan berganda berada pada kriteria sangat valid sebesar 92,11%. Hasil angket tanggapan guru terhadap instrument penilaian berbasis kemampuan berpikir tingkat tinggi (HOTS) adalah 82% pada kategori sangat praktis dengan respon siswa sebesar 86% dengan kategori sangat baik.

5. UCAPAN TERIMAKASIH

Terima kasih kepada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Samudra Langsa yang sudah mendukung dan membantu penerbitan jurnal ini.

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zainal. (2016). Evaluasi Pembelajaran.

Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Cici Fitri, Arika, Dian. (2016). Pengembangan Paket Tes Matematika Berbasis Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Peserta

Didik Kelas X TKJ SMK Materi Sistem Persamaan Linier. Jurnal Edukasi UNEJ Volume 3 No.2.

Erma Novitasari. (2016). Pengembangan Modul Pembelajaran IPA Terpadu Berbasis IInquiri Terbimbing Tema Matahari

Sebagai Sumber Energi Alternatif di Kelas VII SMP/MTs. Jurnal Inquiri Vol. 5 No. 1 ISSN:

2252-7893.

Nur Atikah, dkk. (2017). Pengembangan Instrumen Assessment Higher Order Thinking Skill (Hots) Pada Lembar Kerja

Peserta Didik Kelas VII SMP. Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika

Putra, N. (2012). Research & Development Penelitian dan Pengembangan Suatu Pengantar.

Jakarta: Rajawali Pers.

Rany Widyastuti. (2015). Proses Berpikir Siswa dalam Menyelesaikan Masalah Matematika berdasarkan Teori Polya ditinjau dari Adversity Quotient Tipe Climber. Al-Jabar: Jurnal Pendidikan Matematika Vol. 6 No. 2.

Saputra, Hatta. (2016). Pengembangan Mutu pendidikan Menuju Era Global: Penguatan Mutu Pembelajaran Dengan Penerapan HOTS (Higher Order Thinking Skills). Bandung: CV Smiles Indonesia Institute.

Sugiyono. (2010). Metode penelitian pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R &D.

Bandung: Alfabeta.

Gambar

Tabel 1. Kategori Kevalidan Produk  Interval
Gambar 1. Desain pengembangan Borg &amp; Gal yang digunakan

Referensi

Dokumen terkait

terhadap persepsi korupsi. Variabel akuntabilitas kinerja berpengaruh negatif terhadap persepsi korupsi. Akuntabilitas dalam penyelenggaraan pemerintahan dapat mengurangi

kekerasan weld metal tanpa Heat Treatment maupun dengan perlakuan Heat Treatment serta Holding, maka kondisi optimal dalam komposisi terpilih material Mild Steel

Ukuran tubuh yang berbeda antara burung merpati balap datar dengan balap tinggi dan pedaging adalah berat badan, lingkar dada, panjang punggung, dan panjang bulu sayap

Berdasarkan Gambar 9 seperti terlihat pada Gambar (a), Gambar (b) dan Gambar (c) untuk solusi fluxon dapat dilihat bahwa arah pergerakan fluxon bergerak ke arah kanan dengan

Metode ini bertujuan untuk mengungkap suatu masalah atau keadaan sebagaimana adanya serta hubugan antara fenomena yang diteliti melalui pendeskrifsian,pengembangan

Misal untuk mengetahui beban maksimum, tidak perlu sistem diuji dengan beberapa input yang diberikan menaik sampai kinerja tidak berubah, namun dengan metoda

• Hasil Pembinaan Ketahanan Keluarga melalui Kelompok BKB bulan Oktober 2009 : jumlah keluarga yang jadi anggota, pertemuan/penyuluhan, keluarga hadir dalam pertemuan, mengalami

Permainan online yang sebelumnya hanya dilihat sebagai bentuk rekreasi, dalam perkembanganya menjadi referensi belajar bagi para pemain sekaligus bentuk representasi sosial