25 BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, yang mana penelitian kuantitatif adalah suatu proses menemukan pengetahuan yang menggunakan data berupa angka sebagai alat menemukan keterangan mengenai apa yang ingin kita ketahui. Dalam penelitian kuantitatif, peneliti menggunakan teori secara deduktif dan meletakkannya di awal proposal penelitian. Karena tujuannya adalah untuk menguji atau menverifikasi suatu teori (Thoifah, 2016:155).
2. Jenis penelitian
Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah jenis penelitian korelasi, yakni korelasi yang dimaksudkan adalah korelasi sebab-akibat, yakni adanya hubungan sebab-akibat antara variabel X dengan variabel Y. Penelitian korelasi digunakan untuk mengetahui adanya hubungan antara kecerdasan spiritual (x), terhadap kedisiplinan beribadah (y). Jenis penelitian ini menjelaskan tentang ada tidaknya korelasi antara kecerdasan spiritual terhadap kedisiplinan beribadah. Penelitian korelasi melibatkan pengumpulan data untuk menentukan apakah dan untuk tingkat apa terdapat korelasi dua atau lebih variabel yang dapat dikuantitatifkan.
26 3. Format penelitian
Format yang digunakan pada penelitian ini adalah format eksplanasi dengan menggunakan pendekatan melalui survey. Tujuan dari penelitian format eksplanasi untuk menjelaskan ada tidaknya korelasi antar variabel yang dihipotesiskan, yaitu variabel x (kecerdasan spiritual) terhadap variabel y (kedisiplinan beribadah), maka diperlukan pengujian hipotesis dengan alat uji statistika melalui penyebaran angket.
B. Sasaran Penelitian
Sasaran yang dituju pada penelitian ini adalah seluruh siswa SMAIT Al Uswah Tuban, yang mana keseluruhan siswa dari kelas X sampai XII berjumlah 102 siswa.
C. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian yakni berada di SMAIT Al Uswah Tuban yang beralamat di Jl. Masjid Al Falah, Bongkol 1, Sumurgung, Kec.Tuban, Kab.Tuban, Jawa Timur.
D. Teknik Sampling
Adapun teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik random sampling, yakni dengan sampel diambil secara acak pada siswa SMAIT Al Uswah Tuban. Berdasar pada sasaran yang dituju, maka dapat
27
diambil sampel secara acak dengan jumlah sampel ditentukan menggunakan rumus slovin yaitu:
Di mana:
n = Ukuran sampel
N = Populasi (Jumlah siswa SMAIT Al Uswah Tuban). e = Taraf kesalahan
𝑛 =
1021+(102×0,12 )
𝑛 =
10.200202𝑛 = 51
Jadi sampel yang diperlukan sebanyak 51 responden/siswa, dimaksudkan agar nantinya mempermudah peneliti dalam melakukan pengolahan data serta guna mengantisipasi jika terdapat responden yang kurang relevan.
E. Variabel
Variabel dalam penelitian kuantitatif dapat dibedakan menjadi dua, yaitu variabel bebas (independent variable) dan variabel terikat (dependent variable) (Priyono, 2016:58).
28
1. Variabel bebas (Independent Variable) merupakan variabel yang mempengaruhi variabel lain atau menghasilkan akibat pada variabel yang lain, yang pada umumnya berada dalam urutan tata waktu yang terjadi lebih dulu. Keberadaan variabel ini dalam penelitian kuantitatif adalah sebagai variabel yang menjelaskan terjadinya fokus atau topik penelitian. Variabel ini biasanya disimbolkan dengan variabel “x”.
2. Variabel terikat (dependent variable) merupakan variabel yang diakibatkan atau dipengaruhi oleh variabel bebas. Keberadaan variabel ini dalam penelitian kuantitatif adalah sebagai variabel yang dijelaskan dalam fokus atau topik penelitian. Variabel ini biasanya disimbolkan dengan variabel “y”.
Penelitian ini memiliki dua variabel penelitian pokok, yaitu :
a) Variabel bebas (Independent Variable) yakni kecerdasan spiritual (ruhiyah) dengan indikator sebagai berikut:
Tabel 3.1
Indikator variabel kecerdasan spiritual
Indikator Sub Indikator
Item Angket Positif Negatif Kemampuan
bersikap fleksibel.
Mampu bersikap adaptif 1 20
Menghargai dan tidak memaksakan kehendak
29 Tingkat kesadaran
yang dimiliki tinggi.
Mampu mengenal
dengan baik siapa
dirinya dan Tuhannya.
3, 4 22 Mudah mengendalikan diri 5 23 Mudah memahami orang lain 6 Kemampuan untuk menghadapi penderitaan.
Tidak mudah mengeluh dan putus asa
7, 8 24
Menjadikan problem
sebagai motivasi
9
Lebih mudah bersyukur dalam setiap kondisi
10 25 Kemampuan untuk menghadapi dan melampaui rasa sakit
Bisa mengelola rasa takut dengan baik.
11
Tabah dan senantiasa
bersabar 12 26
Kualitas hidup yang diilhami oleh visi dan nilai-nilai.
Memiliki tujuan hidup 13 27
Tidak goyah dalam
30 Keengganan untuk menyebabkan kerugian yang tidak perlu. Berfikir sebelum bertindak 15 28 Cenderung berhati-hati dalam melakukan sesuatu 16 Kemampuan untuk melihat keterkaitan dalam berbagai hal. Selalu mempertimbangkan sesuatu (baik/buruknya) 17 Memiliki kecenderungan bertanya “mengapa?” atau “bagaimana jika?” dalam rangka mencari jawaban yang mendasar. Mampu mendaptkan
solusi dan mengambil keputusan dengan baik
18 29 Memiliki kemampuan untuk bekerja mandiri. Tidak mudah
bergantung pada orang lain
31
b) Variabel terikat (Dependent variable) yakni kedisiplinan beribadah dengan indikator sebagai berikut:
Tabel 3.2
Indikator variabel kedisiplinan beribadah
Indikator Sub Indikator
Item Angket Positif Negatif Mentaati perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya
Paham mengenai hak dan kewajiban dalam beribadah
1, 2 13
Takut ketika melanggar aturan dari-Nya
3 14
Ikhlas dalam beramal 4, 5 15
Tepat waktu
dalam menjalankan ibadah
Paham mengenai waktu-waktu sholat
6, 7
Tidak suka terlambat
dalam melaksanakan ibadah 8, 9 16 Teratur (continue) dalam melaksanakan ibadah
Rajin dalam melaksanakan ibadah
10, 11 17
Memperhatikan
rukun-rukun dalam beribadah
32 F. Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data (Priyono, 2016:58).
Berdasarkan rumusan masalah yang telah ditetapkan, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
Ho: Tidak terdapat korelasi yang signifikan antara kecerdasan spiritual dan kedisiplinan beribadah siswa SMAIT Al Uswah Tuban.
Ha: Terdapat korelasi yang signifikan antara kecerdasan spiritual dan kedisiplinan beribadah siswa SMAIT Al Uswah Tuban.
G. Metode Pengumpulan Data 1. Angket
Metode pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini yakni kuesioner (angket). Angket ini yang nantinya digunakan untuk mencari data mengenai tingkat kecerdasan spiritual dan kedisiplinan santriwati. Dimana angket ini menjadi sumber data primer yang digunakan dalam menggali data. Dari data-data yang diperoleh kemudian diolah, dianalisis dan diambil kesimpulan.
Pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini yaitu korelasi antara kecerdasan spiritual terhadap kedisiplinan beribadah menggunakan
33
instrumen kuesioner. Semua pertanyaan dalam kuesioner tersebut dinilai menggunakan skala Likert.
H. Sumber Data
1. Sumber data primer, yaitu data yang langsung dikumpulkan oleh peneliti dari sumber pertamanya (Suryabrata, 1987: 93). Adapun yang menjadi sumber data primer dalam penelitian ini adalah angket (kuesioner) yang nantinya diisi oleh siswa secara acak.
I. Skala Pengukuran
Penelitian ini menggunakan skala Likert, skala Likert merupakan alat yang digunakan untuk mengembangkan instrumen yang digunakan untuk mengukur sikap, persepsi, dan pendapat seseorang atau sekelompok orang terhadap potensi dan permasalahan suatu objek, rancangan suatu produk, proses membuat produk dan produk yang telah dikembangkan atau diciptakan (Sugiono, 2015:165). Melalui skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan titik untuk menyusun item instrumen berupa pertanyaan dan pernyataan. Untuk keperluan analisis kuantitatif, disediakan pilihan skala dengan kriteria sebagai berikut:
34 Tabel 3.3
Kriteria Skala Pengukuran
No Jawaban Kode Bobot Positif Negatif 1 Selalu SL 5 1 2 Sering SR 4 2 3 Kadang-kadang KD 3 3 4 Jarang JR 2 4 5 Tidak Pernah TP 1 5
J. Uji Validitas dan Reliabilitas
Teknik uji persyaratan analisis data dilakukan dengan uji validitas dan reliabilitas. Menurut Sugiyono, instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid, dengan kata lain instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiono,2015: 203).
1) Uji validitas
Uji validitas yang dipakai adalah validitas internal. Untuk menguji validitas tiap item instrumen adalah dengan mengkorelasikan antara skor-skor tiap item dengan skor-skor total keseluruhan instrumen. Item dikatakan valid, jika r hit > r tab dan sebaliknya.
35
Di mana :
r = Koefisien korelasi antara variabel x dan y
n = Banyaknya pasangan data
Ʃ𝑥𝑦 = Jumlah perkalian antara variabel x dan y Ʃ𝑥2 = Jumlah dari kuadrat nilai x
Ʃ𝑦2 = Jumlah dari kuadrat nilai y
(Ʃx)2 = Jumlah nilai x kemudian dikuadratkan (Ʃy)2 = Jumlah nilai y kemudian dikuadratkan
2) Uji reliabilitas
Uji reliabilitas yang dipakai adalah reliabilitas internal, yaitu menganalisis data dari satu kali hasil uji. Tehnik yang dipakai antara lain adalah tehnik belah dua (split-half-method) dengan rumus
Spearman-Brown:
Caranya terlebih dahulu angket dibagi menjadi dua bagian, misalnya ganjil dan genap. Setelah itu dilakukan perhitungan dengan SPSS.
Pengujian realibilitas dapat juga dilakukan dengan menggunakan rumus
36 Di mana:
r = Koefisien reliabilitas alpha
k = Banyaknya butir pertanyaan
= Total varian butir = Total varian
K. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan rumus tes korelasi koefisien kontingensi (C). Penelitian ini seringkali digunakan untuk data yang memiliki jumlah besar dan berbentuk kategori.
Pengertian korelasi koefisien kontingensi (C) adalah salah satu analisis korelasi dua variabel (bivariate) yang berbentuk kategori, atau merupakan data ordinat (urutan kedudukan) dan bersifat diskrit (terpisah secara tajam), biasanya korelasi C ini sering digunakan untuk data dengan jumlah besar (respondennya, N>30) (Purwadi, 2014: 73).
Pertama kali yang harus dilakukan yakni pengumpulan data dari angket (kuesioner) yang telah disebar sebelumnya, kemudian dari data yang telah ada dibuat kategorisasi. Kategorisasi dibuat berdasarkan frekuensi yang muncul, dan bukan berdasarkan skor.
37
Pada penelitian ini kategori yang digunakan oleh peneliti ada 4 (empat) kategori untuk kecerdasan spiritual dan 3 (tiga) kategori untuk kedisiplinan beribadah.
Kategori yang digunakan untuk kecerdasan spiritual meliputi: - Sangat baik
- Baik - Cukup - Rendah
Kategori yang digunakan untuk kedisiplinan beribadah meliputi: - Tinggi
- Sedang - Rendah
Kategorisasi pada variabel kecerdasan spiritual ditentukan dengan menggunakan rumus skala rentang melalui langkah-langkah sebagai berikut: 1. Menghitung jumlah jawaban berdasarkan scoring setiap jawaban dari
responden
2. Menentukan skor terendah dan skor tertinggi : (jumlah responden x skor nilai rendah)
38
Penelitian ini jumlah responden sebanyak 51 dan skor nilai terendah alternative jawaban yakni (1). Jadi 51 x 1 = 51, sedangkan skor nilai tertinggi yaitu (4). 51 x 4 = 204.
3. Menentukan rentang skala
N = jumlah responden n = nilai skor maksimal Jadi, 𝑅𝑆 =51 (4−1)4 = 38,25
4. Menentukan kategori sesuai dengan kriteria penilaian yang sudah ditentukan sebelumnya
Tabel 3.4
Rentang Skala Kecerdasan Spiritual
No Skor Keterangan
1 51 – 89,25 Rendah
2 89,26 – 127,51 Cukup
3 127,52 – 165,77 Baik
4 165,78 – 204 Sangat Baik
Sumber: Data diolah, 2019
Sedangkan kategori variabel kedisiplinan ibadah ditentukan dengan jalan mencari rata-rata skor (𝑥̅) dan standar deviasinya (sd) dengan ketentuan katagorisasi sebagai berikut (Purwadi, 2014: 74):
39 Tabel 3.5
Ketentuan Katagorisasi Kedisiplinan Ibadah Tinggi Sedang Rendah = bila [skor/nilai > (𝑥̅ + sd)] = bila [(𝑥̅ + sd) ≥ skor/nilai ≥ (𝑥̅ – sd)] = bila [skor/nilai < (𝑥̅ – sd)]
Setelah data diolah (dibuat kategorisasinya) dan dibuatkan tabel penolong kategorisasi, maka akan diperoleh hasil yang kemudiaan dibuat tabel kontingensi sesuai dengan yang dibutuhkan. Pada penelitian ini tabel kontingensi menggunakan tabel 3 x 4 sebagai berikut.
Tabel 3.6
Tabel kontingensi 3 x 4 D. I
Tinggi Sedang Rendah Jumlah
K.S Sangat Baik Ʃ Baik Cukup Rendah Jumlah Ʃ Ʃ DI &K S
Setelah kategorisasi ditentukan, dalam menguji keeratan hubungan maka dapat dihitung menggunakan perhitungan koefisien kontingensi (C). Terlebih dahulu yang harus dihitung adalah harga chi kuadrat (2), kemudian menguji
40
harga 2 yang didapat dengan taraf signifikansi (α) tertentu, dan db=(baris – 1)(kolom -1).
Adapun kriteria pengujian statistika utuk harga 2 adalah sebagai berikut: Ho ditolak, jika 2 ≥ 2
tabel
Ho diterima, jika 2 < 2
Rumus chi kuadrat:
Keterangan : x2 = Chi Kuadrat
Fo = frekuensi observasi (frekuensi empiris) Fo = frekuensi harapan
Adapun rumus yang digunakan untuk menguji tingkat keeratan hubungan antar dua variabel adalah:
Keterangan:
C = Koefisien kontingensi x2 = Chi Kuadrat
41
Selanjutnya untuk memberikan interpretasi, harga C harus diubah terlebih dahulu menjadi korelashi phi (ⱷ), dengan rumus:
ⱷ = √(1−𝐶𝐶 2)
Kemudian harga phi (ⱷ) yang didapat dikonsultasikan dengan nilai tabel korelasi (r) product moment, dengan terlebih dahulu menentukan taraf signifikasi (α), dan derajat bebas (db) = N – b (b=jumlah baris).
Kriteria uji statistiknya: - H0 ditolak, jika ⱷ > rtabel - H0 diterima, jika ⱷ < rtabel
Jika harga phi (ⱷ) sudah diketahui, maka untuk memberi penafsiran terhadap besar-kecilnya koefisien korelasi, dapat berpedoman pada ketentuan baku sebagai berikut (Purwadi, 2014: 73-74):
Tabel 3.7
Penafsiran Koefisien Korelasi Interval Koefisien Drajat Korelalsi
0,00 – 0,199 Sangat Rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat