• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KEMAMPUAN VERBAL DAN KEMAMPUAN NUMERIK TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH 1 MAKASSAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH KEMAMPUAN VERBAL DAN KEMAMPUAN NUMERIK TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH 1 MAKASSAR"

Copied!
143
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KEMAMPUAN VERBAL DAN KEMAMPUAN NUMERIK TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII

SMP MUHAMMADIYAH 1 MAKASSAR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Makassar

OLEH : NUR HASNI 10536 11065 16

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA 2021

(2)
(3)
(4)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Nur Hasni

Nim : 10536 11065 16

Program Studi : Pendidikan Matematika

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Judul Skripsi : Pengaruh Kemampuan Verbal dan Kemampuan Numerik terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas VII SMP Muhammadiyah 1 Makassar. Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya ajukan didepan tim penguji adalah asli hasil karya sendiri dan bukan hasil ciptaan atau dibuatkan oleh siapapun.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan saya bersedia menerima sanksi apabila pernyataan ini tidak benar.

Makassar, 27 Agustus 2021 Yang Membuat Pernyataan

Nur Hasni

NIM. 10536 11065 16

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR iv

(5)

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

SURAT PERJANJIAN

Nama : Nur Hasni

Nim : 10536 11065 16

Program Studi : Pendidikan Matematika

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Judul Skripsi : Pengaruh Kemampuan Verbal dan Kemampuan Numerik terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas VII SMP Muhammadiyah 1 Makassar.

Dengan ini menyatakan perjanjian sebagai berikut:

1. Mulai dari penyusunan proposal sampai selesai penyusunan skripsi ini, saya yang menyusunnya sendiri (tidak dibuatkan oleh siapapun).

2. Dalam penyusunan skripsi ini saya selalu melakukan konsultasi dengan pembimbing yang telah ditetapkan oleh pimpinan fakultas.

3. Saya tidak akan melakukan penciplakan (plagiat) dalam penyusunan skripsi ini.

4. Apabila saya melanggar perjanjian saya seperti butir 1, 2, dan 3 maka saya bersedia menerima sanksi sesuai aturan yang ada.

Demikian perjanjian ini saya buat dengan penuh kesadaran.

Makassar, 27 Agustus 2021 Yang Membuat Perjanjian

Nur Hasni

NIM. 10536 11065 16

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

(6)

Menjalankan dengan Penuh Keikhlasan, Menyelesaikan dengan Penuh Kebahagiaan.

“ Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan,Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan, Maka apabila engkau telah selesai( dari satu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain), Dan hanya kepada Tuhanmulah

engkau berharap”(Q.S Al-Insyirah : 5-8)

Kupersembahkan skripsi ini buat : Kedua orang tuaku, saudaraku, keluargaku, sahabatku, dan teman seperjuangan, atas keikhlasan dan doanya dalam penulis mewujudkan harapan menjadi kenyataan.

Almamater tercinta Universitas Muhammadiyah Makassar. Agama, Bangsa, dan Negara.

ABSTRAK

(7)

NUR HASNI. 2021. Pengaruh Kemampuan Verbal dan Kemampuan Numerik terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas VII SMP Muhammadiyah 1 Makassar. Skripsi. Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Muhammadiyah Makassar. Pembimbing I Wahyuddin dan pembimbing II Andi Quraisy.

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh kemampuan verbal dan kemampuan numerik terhadap prestasi belajar matematika siswa, baik secara parsial maupun secara simultan. Penelitian ini merupakan ex post facto. dengan populasi sebanyak 144 orang siswa kelas VII SMP Muhammadiyah 1 Makassar dan sampel sebanyak 57 orang siswa yang diambil melalui teknik proportional stratified random sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan instrumen tes kemampuan verbal dan tes kemampuan numerik yang selanjutnya dianalisis dengan menggunakan statistik deskriptif dan statistik inferensial dengan menggunakan analisis regresi linear berganda.

Hasil analisis statistik deskriptif menunjukkan bahwa kemampuan verbal siswa berada dalam kategori sedang, kemampuan numerik siswa berada dalam kategori sedang, dan prestasi belajar siswa berada dalam kategori tinggi. Hasil analisis statistik inferensial menunjukkan bahwa: (1) tidak terdapat pengaruh kemampuan verbal terhadap prestasi belajar matematika siswa, dengan nilai signifikan sebesar 0,84 > 0,05, atau thitung < ttabel (0,19 < 2,00), (2) kemampuan

numerik berpengaruh positif terhadap prestasi belajar matematika siswa, dengan nilai signifikan sebesar 0,004 < 0,05, atau thitung > ttabel (2,98 > 2,00), (3)

kemampuan verbal dan kemampuan numerik berpengaruh positif secara bersama-sama terhadap prestasi belajar matematika (Y) siswa kelas VII SMP Muhammadiyah 1 Makassar. Dengan nilai signifikansi sebesar 0,016 < 0,05, atau Fhitung > Ftabel (4,468 > 3,16), koefisien determinasi sebesar 14,2%.

Kata Kunci : kemampuan verbal, kemampuan numerik, dan prestasi belajar matematika

KATA PENGANTAR

(8)

skripsi yang sangat sederhana ini untuk memenuhi dan melengkapi syarat-syarat guna mencapai gelar Sarjana pada Prodi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar, dengan judul “Pengaruh Kemampuan Verbal dan Kemampuan Numerik terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas VII SMP Muhammadiyah 1 Makassar.”

Penulis menyadari bahwa tugas ini merupakan tugas yang amat berat. Penulisan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa izin Allah SWT. Berbagai pengarahan, bimbingan dan bantuan dari pembimbing telah penulis peroleh, untuk itu penulis menyampaikan ucapan rasa terima kasih kepada pihak yang telah membantu kelancaran penulisan skipsi ini, yaitu:

1. Motivasi dari berbagai pihak sangat membantu dalam perampungan tulisan ini. Segala rasa hormat, penulis mengucapkan terima kasih kepada kedua orang tua tercinta yang telah berjuang, berdoa, mengasuh, membesarkan, mendidik dan membiayai penulis dalam pencarian ilmu. Demikian pula, penulis mengucapkan terima kasih kepada saudara saya yang selalu memberi dukungan baik berupa materi maupun motivasi.

2. Prof. Dr.H.Ambo Asse, M.Ag., selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar.

(9)

3. Erwin Akib, M.Pd., Ph.D., selaku Dekan FKIP Universitas Muhammadiyah Makassar.

4. Mukhlis, S.Pd., M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Makassar.

5. Wahyuddin, S.Pd., M.Pd. selaku Dosen Pembimbing I dan Andi Quraisy, S.Si., M,Si. selaku Dosen Pembimbing II yang telah banyak memberikan arahan, saran, dan bimbingan dengan penuh kesabaran dan keikhlasan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

6. Mutmainnah, S.Pd., M.Pd. selaku dosen validator I dan Fathrul Arriah, S.Pd., M.Pd., selaku dosen validator II yang telah memvalidasi instrument penelitian. 7. Husain Abdul Rahman, S.Pd., M.Pd.I., selaku Kepala sekolah SMP Muhammadiyah 1 Makassar dan Armina, S.Pd., selaku Guru Mata Pelajaran Matematika beserta staf yang telah memberikan izin dan kemudahan dalam penelitian.

Berbagai upaya telah dilakukan untuk menyempurnakan skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak. Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan sebagai masukan untuk kesempurnaan skripsi ini di masa yang akan datang.

Akhirnya kepada Allah lah penulis berserah diri dan berharap semoga apa yang telah disajikan dalam karya ini mendapat keridhaan dari-Nya dan bermanfaat bagi sekalian. Amin ya Rabball ‘Alamin.

(10)

Nur Hasni

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i LEMBAR PENGESAHAN ... ii

(11)

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

SURAT PERNYATAAN ... iv

SURAT PERJANJIAN ... v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Rumusan Masalah... 5 C. Tujuan Penelitian... 6 D. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 8

A. Kajian Teori... 8

1. Pengertian Belajar ...8

2. Pengertian Belajar Matematika...9

3. Prestasi Belajar... 10 4. Kemampuan Verbal ... 15 5. Kemampuan Numerik... 17 B. Penelitian Terdahulu... 18 C. Kerangka Pikir... 21 D. Hipotesis ... 22

BAB III METODE PENELITIAN... 24

A. Metode Penelitian ... 24

(12)

F. Teknik Pengumpulan Data ... 29

G. Teknin Analisis Data ... 29

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 35

A. Hasil Penelitian ... 35

B. Pembahasan ... 49

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 53

A. Kesimpulan ... 53 B. Saran ... 54 DAFTAR PUSTAKA ... 55 LAMPIRAN-LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Jenis, Indikator, dan Cara Evaluasi Prestasi ... 13

(13)

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Kemampuan Verbal ... 26

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Kemempuan Numerik ... 26

Tabel 3.3 Kriteria Skor Standar Umum Depdikbud ... 29

Tabel 4.1 Statistik Skor Kemampuan Verbal ... 35

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Dan Persentase Skor Kemampuan Verbal ... 36

Tabel 4.3 Statistik Skor Kemampuan Numerik ... 37

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Dan Persentase Skor Kemampuan Numerik .... 38

Tabel 4.5 Statistik Prestasi Belajar ... 39

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Dan Persentase Skor Prestasi Belajar ... 40

Tabel 4.7 Hasil Uji Normalitas ... 42

Tabel 4.8 Hasil Uji Liniearitas Y Dengan X1 ... 43

Tabel 4.9 Hail Uji Liniearitas Y Dengan X2 ... 43

Tabel 4.10 Hasil Uji Multikolinieritas ... 44

Tabel 4.11 Hasil Uji Autokorelasi ...46

Tabel 4.12 Analisis Regresi Berganda ... 46

Tabel 4.13 Hasil Analisis Uji F ... 47

Tabel 4.14 Hasil Analisis Uji t... 48

Tabel 4.15 Hasil Uji Koefisien Determinasi... 49

DAFTAR GAMBAR Gambar 3.1 desain penelitian ... 27

(14)

Gambar 4.4 hasil uji heteruskedastisitas ... 45

DAFTAR LAMPIRAN

(15)

LAMPIRAN

1. Instrumen penelitian 2. Hasil Penelitian 3. Hasil Analisis 4. Lembar Kerja Siswa 5. Dokumentasi

6. Persuratan 7. Presentasi 8. Hasil Turnitin

(16)

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan bagian penting dari kehidupan manusia. Pendidikan merupakan pembeda antara manusia dan makhluk hidup lainnya. Manusia hidup menggunakan akal dan pikiran yang dimilikinya yang kemudian pada hakikatnya pendidikan adalah suatu usaha manusia untuk meningkatkan ilmu pengetahuan. Hakikat pendidikan sangatlah luas, hakikatnya pendidikan bukanlah hanya sekedar pengertian serta defenisi pendidikan semata. Pendidikan juga merupakan sebuah upaya untuk memanusiakan manusia yang didasarkan atas pandangan hidup atau filsafat hidup, bahkan latar belakang sosial kultur tiap masyarakat, serta pemikiran pisikologis tertentu.

Pendidikan merupakan hak dari setiap warga Negara dan diatur dalam undang-undang. Menurut UU No. 20 tahun 2003, pendidikan adalah usaha sadardan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Dalam proses pendidikan perluadanya kreasi dan inovasi bagi guru untuk membuat pembelajaran menjadi lebih bermakna dan menyenangkan.

(17)

2

Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk meningkatkan kualitas hidup manusia. Upaya yang ditempuh melalui pendidikan adalah dengan memberikan sejumlah mata pelajaran diantaranya adalah mata pelajaran matematika. Matematika merupakan bagian tidak terpisahkan dari kehidupan manusia dan perkembangan teknologi.

Matematika merupakan keterampilan dasar dalam kehidupan dan aplikasinya yang bertebaran di seluruh lapisan masyarakat. Menurut Siagian (2013:125), matematika merupakan suatu cara atau teknik yang digunakan dalam berpikir logis. Kebenaran dalam matematika merupakan kebenaran yang berdasarkan logika bukan empiris atau kenyataan. Secara teoretis matematika adalah ilmu yang bertujuan mendidik siswa agar dapat berpikir secara logis, kritis, rasional, dan percaya diri sehingga mampu membentuk kepribadian yang mandiri, kreatif serta mempunyai kemampuan dan keberanian dalam menghadapi masalah-masalah dalam kehidupan sehari-hari.

Matematika merupakan pengetahuan yang memiliki objek dasar abstrak, menjelaskan kebenaran konsistensi berdasarkan penalaran. Di lain pihak materi yang disebut sebagai matematika madrasah harus diberikan kepada peserta didik dengan trik-trik yang tepat dan benar. Matematika madrasah dipandang sebagai salah satu unsur instrumental dalam sistem proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan pendidikan (Muhammad dalam Hardiani, 2014:65). Dalam pembelajaran matematika di sekolah,

(18)

sering dijumpai keluhan dari siswa maupun guru tentang sulitnya siswa menyelesaikan soal matematika, khususnya pada soal yang berbentuk cerita. Hal ini disebabkan karena kurangnya kemampuan dasar siswa, seperti kemampuan verbal maupun kemampuan numerik. Adapun tujuan dari pembelajaran matematika adalah: (1) Mempersiapkan siswa agar sanggup menghadapi perubahan keadaan dan pola pikir dalam kehidupan dan dunia selalu berkembang, (2) Mempersiapkan siswa menggunakan matematika dan pola pikir matematika dalam kehidupan sehari dan dalam mepelajari berbagai ilmu pengetahuan. (Soedjadi, 2000: 43).

Uraian diatas jelas bahwa kehidupan dunia ini akan terus sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi oleh karena itu siswa harus memiliki kemampuan memperoleh, memilih dan mengelola informasi untuk bertahan pada keadaan yang selalu berubah. Kemampuan ini membutuhkan pemikiran yang kritis, sistematis, logis, kratif dan kemamuan bekerja sama yang efektif.

Mengingat pentingnya pembelajaran matematika, sehingga pembelajaran matematika wajib dipahami oleh semua siswa. Namun kenyataan yang terjadi tidak sesuai dengan harapan yang dapat dilihat dari rendahnya rata-rata nilai ulangan harian mata pelajaran matematika seperti: nilai rata rata siswa kelas A 79.80, kelas B 77.00, kelas C 76.60, dan kelas D 74,70 (sumber: SMP Muhammadiyah 1 Makassar)

Berdasarkan permasalahan diatas, sehingga perlu dicarikan solusi agar pemahaman dan prestasi belajar matematika siswa dapat sesuai

(19)

4

standar yang ditetapkan. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar matematika siswa diantaranya adalah kemampuan verbal dan kemampuan numerik.

Kemampuan verbal adalah salah satu faktor yang mempengaruhi kemampuan matematika siswa. Kemampuan verbal merupakan kemampuan seseorang dalam menguasai bahasa baik secara lisan maupun tulisan. Kemampuan verbal dibutuhkan dalam pemecahan masalah matematika karena tidak semua soal-soal merupakan soal numerik. Soal matematika juga ada yang berupa soal verbal contohnya soal cerita. Penyelesaian soal cerita inilah yang membutuhkan analisis yang tepat. Untuk menganalisis soal tersebut dengan baik, maka siswa harus mempunyai kemampuan verbal yang baik pula (Muhammad, 2018). Hasil penelitian yang menemukan bahwa terdapat pengaruh kemampuan verbal terhadap prestasi belajar matematika siswa yang dilakukan oleh Zuhriyah (2013).

Selain kemampuan verbal, kemampuan numerik juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kemampuan matematika siswa. Kemampuan numerik merupakan kemampuan seseorang dalam melakukan perhitungan dan pengoperasian bilangan-bilangan. Setelah siswa memahami soal dengan kemampuan verbal, maka siswa dituntut mengerjakan soal dengan kemampuan numerik yang dimilikinya. Kemampuan verbal dan numerik yang luas sangat diperlukan untuk menyelesaikan soal matematika. Siswa yang memiliki kemampuan

(20)

numerik yang kurang, akan menghadapi kesulitan ketika menyelesaikan soal-soal matematika (Muhammad, 2018). Terdapat hasil penelitian yang menmukan bahwa terdapat pengaruh kemampuan numerik terhadap prestasi belajar matematika siswa yang dilakukan oleh Yunida (2012).

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis melihat bahwa kemempuan verbal dan kemampuan numerik siswa merupakan faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar matematika siswa. Oleh karena itu, penulis bermaksud mengkaji dan membuktikan adanya pengaruh antara kemampuan verbal dan kemampuan numerik terhadap prestasi belajar matematika siswa di sekolah, dengan memberi judul: "Pengaruh Kemampuan Verbal dan Kemampuan Numerik terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas VII SMP Muhammadiyah 1 Makassar".

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini antara lain:

1. Apakah kemampuan verbal dan kemampuan numerik berpengaruh positif secara bersama-sama terhadap prestasi belajar matematika siswa kelas VII SMP Muhammadiyah 1 Makassar?

2. Apakah kemampuan verbal berpengaruh positif terhadap prestasi belajar matematika siswa kelas VII SMP Muhammadiyah 1 Makassar? 3. Apakah kemampuan numerik berpengaruh positif terhadap prestasi

(21)

6

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini antara lain:

1. Mengetahui dan mendeskripsikan kemampuan verbal dan kemampuan numerik berpengaruh positif secara bersama-sama terhadap prestasi belajar matematika siswa kelas VII SMP Muhammadiyah 1 Makassar. 2. Mengetahui dan mendeskripsikan pengaruh positif kemampuan verbal

terhadap prestasi belajar matematika siswa kelas VII SMP Muhammadiyah 1 Makassar.

3. Mengetahui dan mendeskripsikan pengaruh positif kemampuan numerik terhadap prestasi belajar matematika siswa kelas VII SMP Muhammadiyah 1 Makassar.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini antara lain:

1. Bagi siswa

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada siswa tentang kemampuan yang dimiliki siswa dalam menyelesaikan soal khususnya soal-soal bilangan bulat.

2. Bagi guru

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada guru matematika tentang kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh siswa dalam menyelesaikan soal-soal matematika pada pokok bahasan

(22)

bilangan bulat sehingga guru dapat mencari metode/strategi belajar mengajar untuk meningkatkan kemampuan siswa.

3. Bagi Sekolah

Penelitian ini diharapkan menjadi bahan masukan yang bermanfaat bagi sekolah, dengan memberikan sumbangsih yang berharga dalam meningkatkan kreatifitas dan prestasi belajar siswa.

4. Bagi peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan dengan terjun langsung ke lapangan dan memberikan pengalaman belajar yang menumbuhkan kemampuan dan keterampilan peneliti.

(23)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Pengertian Belajar

Menurut wikipedia, belajar adalah perubahan yang relatif permanen dalam perilaku atau potensi perilaku sebagai hasil dari pengalaman atau latihan yang diperkuat.Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon.Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan perilakunya. Menurut teori ini, dalam belajar yang penting adalah input yang berupa stimulus dan output yang berupa respons.

Belajar menurut Trianto (2010: 9) adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat diindikasikan dalam berbagai bentuk seperti berubah pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku, kecakapan, keterampilan dan kemampuan, serta perubahan aspek–aspek yang lain yang ada pada individu yang belajar. Belajar mengandung pengertian terjadinya perubahan dari persepsidan perilaku, termasuk juga perbaikan perilaku misalnya pemuasan kebutuhan masyarakat dan pribadi secara lebih lengkap (Hamalik 2002:45).

Menurut Mustaqim (2004:34) bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif tetap yang terjadi karena latihan dan

(24)

pengalaman dengan kata lain yaitu suatu aktifitas atau usaha yang disengaja aktifitas tersebut menghasilkan perubahan, berupa sesuatu yang baru baik yang segera nampak atau tersembunyi tetapi juga hanya berupa penyempurnaan terhadap sesuatu yang pernah dipelajari. Perubahan-perubahan itu meliputi perubahan ketrampilan jasmani, kecepatan perseptual, isi ingatan, abilitas berfikir, sikap terhadap nilai–nilai dan inhibisi serta lain–lain fungsi jiwa (perubahan yang berkenaan dengan aspek psikis dan fisik) perubahan tersebut relatif konstan.

Berdasarkan beberapa pengertian belajar diatas dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu proses yang terjadi pada semua orang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku, pengetahuan, dan keterampilan yang mencakup ranah kognitif, efektif, dan psikomotor yang berlangsung terus menerus.

2. Pengertian Belajar Matematika

Ensiklopedia Indonesia menyebutkan istilah matematika berasal dari bahasa Yunani “Mathematikos” secara ilmu pasti atau “Mathesis” yang berarti ajaran, pengatahuan abstrak dan deduktif, dimana kesimpulan tidak ditarik berdasarkan pengalaman keinderaan, tetapi atas kesimpulan yang ditarik dari kaidah-kaidah tertentu melalui deduksi.

Tidak dapat dipungkiri bahwa kebanyakan siswa menganggap matematika adalah mata pelajaran yang sukar dipahami, akan tetapi

(25)

10

mereka tidak dapat menghindarinya karena matematika diperlukan dalam memecahkan masalah kehidupan sehari-hari. Matematika sebagai bahan objek yang kajiannya berupa fakta, konsep, operasi, relasi, dan prinsip yang abstrak tetapi harus dipelajari sejak anak-anak. Nurhadi (2004: 8) mengatakan bahwa “belajar matematika berarti belajar ilmu pasti. Belajar ilmu pasti berarti belajar bernalar. Jadi belajar matematika berarti berhubungan dengan penalaran.

Depdiknas (2001:8) menyatakan tujuan umum pembelajaran matematika ditekankan pada peserta didik untuk memiliki: 1) kemampuan yang berkaitan dengan matematika yang dapat digunakan dalam memecahkan masalah matematika, pelajaran lain, ataupun masalah yang berkaitan dengan kehidupan nyata, 2) kemampuan menggunakan matematika sebagai alat komunikasi, 3) kemampuan menggunakan matematika sebagai cara bernalar yang dapat dialih gunakan pada setiap keadaan, seperti berpikir kritis, berpikir logis, berpikir sistematis, bersifat objektif, bersifat jujur, bersifat disiplin dalam memandang dan menyelesaikan masalah.

3. Prestasi Belajar

a. Pengertian prestasi belajar

Prestasi belajar matematika merupakan indikator keberhasilan siswa terhadap penguasaan matematika setelah melalui proses belajar di sekolah yang direpresentasikan melaui skor yang diperoleh dari hasil tes (Nasution dalam Jelatu, dkk.

(26)

2019). Selaras dengan pendapat ini, Kurniati (dalam Jelatu, dkk. 2019), menambahkan bahwa pencapaian standar kompetensi matematika dapat dilihat dari prestasi belajar. Pengukurannya menggunakan alat penilaian berupa tes yang memuat standar kompetensi serta kompetensi dasar yang diukur. Kurniati (dalam Jelatu, dkk. 2019) juga menggambarkan prestasi belajar matematika dalam perspektif yang sama yakni penilaian yang berbentuk angka untuk menggambarkan pencapaian belajar atau indikator mengenai penguasaan materi setelah guru melakukan proses pembelajaran matematika.

Prestasi belajar Matematika adalah skor yang diperoleh siswa melalui tes prestasi belajar setelah mengikuti pembelajaran Matematika (Suradi dalam Yunida, 2012). Prestasi belajar Matematika adalah tingkat penguasaan yang dicapai siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar matematika sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan (Said dalam Yunida, 2012). Sedangkan menurut Tambunan dalam Yunida (2012), prestasi belajar matematika adalah skor tes matematika.

Berdasarkan teori-teori yang telah dipaparkan diatas, dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar Matematika adalah tingkat penguasaan yang disimbolkan menggunakan skor/angka yang dicapai siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar matematika sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.

(27)

12

b. Indikator Prestasi Belajar

Prinsipnya, pengungkapan hasil belajar ideal meliputi segenap ranah psikologis yang berubah sebagai akibat pengalaman dan proses belajar siswa. Namun demikian, pengungkapan perubahan tingkah laku seluruh ranah itu, khususnya ranah rasa murid sangat sulit. Hal ini disebabkan perubahan hasil belajar itu ada yang bersifat intangible (tidak dapat diraba). Oleh karena itu, yang dapat dilakukan guru dalam hal ini adalah hanya mengambil cuplikan perubahan tingkah laku yang dianggap penting dan diharapkan dapat mencerminkan perubahan yang terjadi sebagai hasil belajar siswa, baik yang berdimensi cipta dan rasa maupun yang berdimensi karsa.( Syah, 2015: 216).

Kunci pokok untuk memperoleh ukuran dan data hasil belajar siswa sebagaimana yang terurai di atas adalah mengetahui garis-garis besar indikator (penunjuk adanya prestasi tertentu) dikaitkan dengan jenis prestasi yang hendak diungkapkan atau di ukur.

(28)

Tabel 2.1: Jenis, Indikator, dan Cara Evaluasi Prestasi.

Ranah/jenis prestasi Indikator Cara evaluasi A. Ranah cipta (Kognitif)

1. Pengamatan 1. Dapat menunjukkan 2. Dapat membandingkan 3. Dapat menghubungkan

1. Tes lisan 2. Tes tertulis 3. Observasi 4. Ingatan 1. Dapat mewujudkan

2. Dapat mengingat kembali

1. Tes lisan 2. Tes tertulis 3. Observasi. 5. Pemahaman 1. Dapat menjelaskan

2. Dapat mendefenisikan dengan lisan sendiri

1. Tes lisan 2. Tes tertulis

6. Aplikasi/penerapan 1. Dapat memberikan contoh 2. Dapat menggunakan secara cepat 1. Tes tertulis 2. Pemberian tugas 3. Observasi 7. Analisis (pemerikasaan dan pemeliharaan secara teliti) 1. Dapat menguraikan 2. Dapat mengklasifikasikan/ memilah-milah 1. Tes tertulis 2. Pemberian tugas 8. Sintesis (membuat paduan baru dan utuh)

1. Dapat menghubungkan materi-materi, sehinggah menjadi kesatuan baru 2. Dapat menyimpulkan 3. Dapat menggeneralisasikan (membuat prinsip umum) 1. Tes tertulis 2. Pemberian tugas.

B. Rana Rasa (Afekti)

1. Penerimaan 1. Menunjukkan sikap menerima

2. Menunjukkan sikap menolak

1. Tes tertulis 2. Tes skala sikap 3. Observasi

(29)

14

Ranah/jenis prestasi Indikator Cara evaluasi 2. Sambutan

1. Kesediaan

berpartisipasi/ terlibat 2. Kesediaan

memanfaatkan

1. Tes skala sikap 2. Pemberian

Tugas 3. Observasi 3. Apresiasi (Sikap

menghargai) 1. Menganggap penting dan bermanfaat

2. Menganggap indah dan harmonis

3. Mengagumi

1. Tes skala sikap 2. Pemberian

Tugas 3. Observasi

4. Internalisasi

1. Mengakui dan meyakini 2. mengingkari

1. Tes skala sikap 2. Pemberian tugas

ekspresif (yang menyatakan sikap) dan tugas proyektif (yang menyatakan perkiraan atau ramalan).

5. Karakterisasi

(Penghayatan) 1. Melembagakan atau Meniadakan

2. Menjelmakan dalam pribadi dan perilaku sehari-hari

3. Pemberian tugas ekspresif dan proyektif 2. Observasi

C. Ranah Karsa (Psikomotor) 1. Keterampilan bergerak

dan bertindak Kecakapan mengkoordinasi-kan gerak mata, tangan, kaki, dan anggota tubuh lainnya.

1. Observasi 2. Tes tindakan

2. Kecakapan ekspresi verbal dan non verbal

1. Kefasihan melafalkan/ mengucapkan

2. Kecakapan membuat mimic dan gerakan jasmani.

1. Tes lisan 2. Observasi 3. tes tindakan

(30)

4. Kemampuan Verbal

Seorang dapat berfikir dengan baik, dan bahkan secara abstrak, karena kemampuannya berbahasa. Berkat bahasa, seorang dapat berfikir secara berlanjut, teratur dan sistematis. Pikiran dan bahasa akan terwujud melalui kemampuan verbal, hal inilah yang merupakan landasan siswa dalam menyusun suatu konsep. Seorang dengan kemampuan verbal yang tinggi tidak akan menunjukkan suatu penggunaan bahasa yang sesuai. Seorang yang memiliki kemampuan verbal berciri utama adanya kecakapan berbicara dengan jelas, teratur dan lancar. Ciri-ciri khusus seorang yang memiliki kemampuan verbal yang tinggi yaitu: (1) memiliki kosakata yang baik, (2) membaca dengan penuh pemahaman, (3) ingin tahu secara intelektual, (4) menunjukkan keingintahuan.

Kemampuan verbal adalah kemampuan penalaran tentang analogi verbal yang penekanannya tertuju pada komponen penalaran bukan pada kesulitan kata-kata (Simbolon, 2014). Dari pengertian di atas maka dapat disimpulkan kemampuan verbal adalah kemampuan untuk memberikan penalaran dalam bahasa.

Kemampuan verbal adalah kemampuan menjelaskan pemikiran atau kemampuan mengaitkan berbagai informasi yang

(31)

16

diperoleh dan membuat hipotesis (Levy dan Ransdell, dalam Irawan, 2016). Dari pengertian di atas maka dapat disimpulkan kemampuan verbal adalah kemampuan yang dimiliki seseorang untuk menjelaskan pemikirannya dan mengaitkan informasi yang diperolehnya serta dapat membuat suatu hipotesis.

Menurut Manullang dalam wahyuddin (2016:148-160). Kemampuan verbal adalah kemampuan memahami gagasan dalam bentuk kata-kata. Kemampuan verbal sesorang dapat dilihat pada kemampuannya dalam pembendaharaan kata-kata, pembedaan lawan kata-kata, kemampuan mengisi kalimat-kalimat yang tidak lengkap dengan kata-kata yang tepat, menyelesaikan cerita, penafsiran, pepatah-pepatah, membentuk analogi-analogi, mengetahui humor-humor dalam karangan-karangan, dan mengikuti petunjuk atau intruksi tertulis.

Berdasarkan beberapa pengertian tentang kemampuan verbal, dapat disimpulkan bahwa kemapuan verbal matematika merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang sebagai syarat keakraban dengan bahasa tertulis maupun lisan untuk menyimak, menelaah isi dari suatu pernyataan sehingga mendapatkan kesimpulan dalam bidang matematika.

Memahami makna yang terkandung dalam simbol matematika kedalam bahasa sendiri sesuai dengan tingkat perkembangan intelektual.Aspek penilaian untuk mengukur kemampuan verbal

(32)

matematika adalah: (1) sinonim, (2) antonim, (3) definisi, (4) simbol, dan (5) gambar.

5. Kemampuan Numerik

Kemampuan numerik dimaksudkan adalah kemampuan berpikir, mengorganisasi informasi untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan angka. Kemampuan numerik meliputi kemampuan menghitung dalam hal penjumlahan, kemampuan menghitung dalam hal pengurangan, kemampuan menghitung dalam hal perkalian, dan kemampuan menghitung dalam hal pembagian. Kemampuan numerik dapat ditingkatkan melalui latihan-latihan secara teratur dan mencoba berbagai macam hitungan sehingga pada akhirnya dapat menemukan cara-cara baru dalam kalkulasi bilangan. (Sumada, dkk, 2013).

Kemampuan numerik adalah kemampuan dalam menggunakan angka-angka dan penalaran (logika) meliputi bidang matematika, mengklasifikasikan dan mengkategorikan informasi, berpikir dengan konsep abstrak untuk menemukan hubungan antara suatu hal dengan hal lainya. Dari pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan numerik adalah kemampuan seseorang dalam menggunakan angka-angka setelah orang tersebut memberikan klasifikasi dengan konsep-konsep abstrak yang dimilikinya. (Irawan, 2016).

(33)

18

Seseorang yang memiliki kemampuan numerik yang tinggi secara umum memiliki cara berpikir matematis. Kemampuan berpikir matematis merupakan bentuk akumulasi dari konsep berpikir secara matematis yang mengindikasikan adanya pengembangan kemampuan: (1) pemahaman matematika, (2) pemecahan masalah matematika, (3) penlaran matematika, (4) koneksi matematika, dan (5) komunkasi matematika (Fajri, 2017).

Berdasarkan uraian-uraian pengetian diatas maka dapat disimpulkan kemampuan numerik adalah kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk menggunakan angka-angka, melakukan perhitungan dan merubah permasalahan uraian cerita menjadi angka-angaka yang selanjutnya dapat dilakukan perhitungan dengan matematika.

Aspek untuk mengukur kemampuan numerik antara lain: menghitung secara matematis, berpikir logis, pemecahan masalah, ketajaman pola-pola numerik serta hubungan. Kompenen tersebut sebagai indikator untuk mengembangkan instrumen kemampuan numerik.

B. Penelitian Terdahulu

Beberapa hasil penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini diantaranya:

1. Daniyati dan Sugiman (2015), dengan hasil penelitian menyimpulkan bahwa ketiga variabel bebas baik secara simultan maupun parsial,

(34)

berhubungan dengan prestasi belajar matematika dengan persamaan regresi Y = -1,385 + 0,635X1 + 0,039X2 + 0,085X3 . Dari ketiga variabel bebas, kemampuan verbal memberikan kontribusi terbesar terhadap prestasi belajar matematika yaitu 23,60%.

2. Indrawati dalam jurnal formatif 3(3): 215-223, dengan hasil penelitian menyimpulkan bahwa: (1) Dari persamaan regresi ganda Y = 77,047 -0,009 X1 – 0,101 X2, antara kemampuan numerik dan cara belajar secara bersama-sama diketahui tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap prestasi belajar matematika karena mempunyai nilai FHitung (0,144) yang lebih kecil dari Ftabel (3,106) dan nilai

signifikansi (0,866) yang lebih besar dari 0,05. (2) Kemampuan numerik tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap prestasi belajar matematika karena mempunyai nilai tHitung (-0,015) yang lebih

kecil dari ttabel (1,98874). (3) Cara belajar tidak mempunyai pengaruh

yang signifikan terhadap prestasi belajar matematika karena mempunyai nilai tHitung (-0,534) yang lebih kecil dari ttabel (1,98874).

3. Zuhriyah (2013), dengan hasil penelitian tersebut menyimpulkan bahwa (1) pengaruh kemampuan verbal terhadap prestasi belajar matematika siswa dapat diterangkan oleh koefisien determinasi (𝑅2) = 0,8543 yang artinya ada pengaruh yang signifikan kemampuan verbal terhadap prestasi belajar matematika siswa sebesar 85,43% dengan persamaan regresinya 𝑌 = 65,7 + 0,299𝑋1 + 𝑒. (2) pengaruh kemampuan numerik terhadap prestasi belajar matematika siswa dapat

(35)

20

diterangkan oleh koefisien determinasi (𝑅2) = 0,81 yang artinya ada pengaruh yang signifikan kemampuan numerik terhadap prestasi belajar matematika siswa sebesar 81% dengan persamaan regresinya 𝑌= 76,3 + 0,162𝑋2 + 𝑒. (3) pengaruh kemampuan verbal dan kemampuan numerik terhadap prestasi belajar matematika siswa diterangkan oleh koefisien determinasi (𝑅2) = 0,88 yang artinya ada pengaruh yang signifikan kemampuan verbal dan kemampuan numerik terhadap prestasi belajar matematika siswa sebesar 88% dengan persamaan regresinya 𝑌= 66,9 +0,2321𝑋1 + 0,0547𝑋2 + 𝑒.

4. Irawan dan Gita Kencanawaty (2016) dengan hasil dari penelitian tersebut menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara kemampuan verbal dan kemampuan numerik secara bersama-sama terhadap kemampuan berpikir kritis matematika. Terdapat pengaruh yang signifikan antara kemampuan verbal terhadap kemampuan berpikir kritis matematia, terdapat pengaruh yang signifikan antara kemampuan numerik terhadap keamapuan berpikir kritis matematika, sehingga diharapkan guru dan siswa dapat mengetahui bahwa kemampuan verbal dan numerik saling menunjang untuk peningkatan kemampuan berpikir kritis matematika.

5. Yunida (2012), dengan hasil analisis data, dapat disimpulkan bahwa r = 0,252, p = 0,015, p < 0,05. Taraf signifikansi p = 0,015 lebih kecil dari 0,05, maka hipotesis nol ditolak dan hipotesis alternatif diterima. Artinya “terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat kemampuan

(36)

numerik dengan tingkat prestasi belajar matematika siswa kelas XI IPA Program SBI di SMA Nahdlatul Ulama 1 Gresik”.

C. Kerangka Pikir

Proses pembelajaran matematika disekolah tidak selalu efektif. Salah satu aspek yang menyebabkan tidak efektifnya proses pembelajaran adalah siswa kurang minat pada pembelajaran matematika yang diajarkan. Keberhasilan proses pembelajaran dapat diliahat dari prestasi belajar siswa. Banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam proses pembelajaran, diantaranya adalah kemampuan verbal dan kemampuan numerik. Dimana siswa yang mempunyai kemampuan verbal dan kemampuan numerik yang tinggi maka prestasi belajar matematika akan tercapai secara optimal.

Matematika juga membutuhkan kemampuan verbal dan kemampuan numerik. Dimana kemampuan verbal sama dengan kemampuan lisan, tujuannya untuk bisa memahami dan menyimpan dalam memori siswa untuk bisa diungkapkan secara lisan dalam menyampaikan suatu informasi. Sedangkan kemampuan numerik mencakup standar tentang bilangan, kemampuan berhitung yang mengandung penalaran dan keterampilan aljabar, kemampuan mengoperasiaan bilangan. Kemampuan numerik yang dimiliki siswa akan mempercepat dalam proses berhitung. Jadi, jika siswa mempunyai kemampuan verbal dan kemampuan numerik yang baik, besar kemungkinan akan sangat membantu dalam permasalahan-permasalahan

(37)

22

matematika dan turut berperan dalam meningkatkan prestasi belajar matematika.

Berdasarkan penjelasan di atas, kerangka berfikir dapat dilihat dalam gambar di bawah:

D. Hipotesis

Berdasarkan kerangka pikir yang telah dikemukakan, maka rumusan hipotesis sebagai berikut:

1. H0 : Tidak terdapat pengaruh positif antara kemampuan verbal dan

kemampuan numerik secara bersama-sama terhadap prestasi belajar matematika siswa kelas VII SMP Muhammadiyah 1 Makassar.

Jenis-Jenis Kemampuan

Kemampuan numerik (Melakukan perhitungan

secara matematis)

Prestasi belajar matematika (Mengingat, memahami, mengaplikasikan, menganalisis, mengevaluasi, dan menciptakan) Kemampuan verbal ( Definisi, simbol, gambar, antonim dan

(38)

H1 : Terdapat pengaruh positif antara kemampuan verbal dan

kemampuan numerik secara bersama-sama terhadap prestasi belajar matematika siswa kelas VII SMP Muhammadiyah 1 Makassar.

H0 : β1,β2 ≤ 0 ; H1 : β1,β2 > 0

2. H0 : Tidak terdapat pengaruh positif antara kemampuan verbal terhadap

prestasi belajar matematika siswa kelas VII SMP Muhammadiyah 1 Makassar.

H1 : Terdapat pengaruh positif antara kemampuan verbal terhadap

prestasi belajar matematika siswa kelas VII SMP Muhammadiyah 1 Makassar.

H0 : β1 ≤ 0 ; H1 : β1 > 0

3. H0 : Tidak terdapat pengaruh positif antara kemampuan numerik

terhadap prestasi belajar matematika siswa kelas VII SMP Muhammadiyah 1 Makassar.

H1 : Terdapat pengaruh positif antara kemampuan numerik terhadap

prestasi belajar matematika siswa kelas VII SMP Muhammadiyah 1 Makassar.

(39)

BAB III

METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kauntitatif yang data penelitiannya menggunakan angka-angka dan analisis menggunakan statistik dengan jenis penelitian ex post facto. Menurut Gey penelitian kausal komparatif (causal-comparative research) atau ex post facto adalah penelitian dimana peneliti berusaha menentukan penyebab atau alasan, untuk keberadaan perbedaan dalam perilaku atau status dalam kelompok individu. dengan kata lain, telah diamati bahwa kelompok berbeda pada beberapa variabel dan peneliti berusaha mengidentifikasi faktor utama yang menyebabkan perbedaan tersebut. Penelitian ini menerangkan pengaruh antara kemampuan verbal dan kemampuan numerik terhadap prestasi belajar matematika siswa serta menguji hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya.

B. Populasi Dan Sampel 1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Muhammadiyah 1 Makassar yang terdiri dari 4 kelas (144 siswa). Kelas VII A sebanyak 38 siswa, kelas VII B sebanyak 38 siswa, kelas VII C sebanyak 35 siswa, dan VII D sebanyak 33 siswa.

(40)

2. Sampel

Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik proportional stratified random sampling. Teknik proportional stratified random sampling adalah teknik pengambilan sampel pada populasi yang heterogen dan berstrata dengan mengambil sampel dari tiap-tiap sub populasi yang jumlahnya disesuaikan dengan jumlah anggota dari masing-massing sub populasi secara acak.

Teknik proportional stratified random sampling digunakan dengan tujuan memperoleh sampel representatif dengan melihat populasi yang berstrata. Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah sebanyak 57 orang dari 4 kelas yaitu sebanyak 15 orang VII A, sebanyak 15 orang VII B, sebanyak 14 orang VII C, dan sebanyak 13 orang VII D secara proporsional 40% dari banyaknya populasi secara acak (Arikunto, 2006).

C. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian atau biasa dinamakan alat ukur adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Secara spesifik fenomena ini disebut variabel penelitian (Sugiyono, 2018). Adapun instrumen yang digunakan antara lain:

1. Tes kemampuan verbal

Instrumen yang digunakan adalah tes kemampuan verbal berbentuk soal essay yang terdiri dari 5 butir soal, dimana soalnya

(41)

26

berkaitan dengan indikator tes kemampuan verbal. Kisi- kisi kemampuan verbal sebagai berikut:

Tabel 3.1 kisi-kisi kemampuan verbal No Indikator Jumlah soal

1. Defenisi 1

2. Antonim 1

3. Sinonim 1

4. Simbol 1

5 Gambar 1

2. Tes kemampuan numerik

Instrumen yang digunakan untuk mengetahui kemampuan numerik siswa adalah tes yang berkaitan dengan hitung menghitung dan penerapan konsep matematika.Tes dalam penelitian ini berjumlah 5 butir soal essay. Kisi – kisi kemampuan numerik sebagai berikut:

Tabel 3.2 kisi kisi kemampuan numerik

3. Prestas

i Belajar Matematika Siswa

Prestasi belajar digunakan untuk mengukur tingkat penguasan peserta didik terhadap mata pelajaran matematika. Prestasi belajar matematika siswa dilihat dari nilai ulangan semester 1 kelas VII SMP Muhammadiyah 1 Makassar.

No Indikator Nomor soal Jumlah

1.  Menghitung secara matematis  Berpikir logis  Pemecahan masalah 1- 5 2 dan 4 1 dan 5 5 2 2

(42)

Sebelum tes ini diujikan, terlebih dahulu dikonsultasikan kepada tim validasi untuk mengetahui validitas butir soal. Validasi item berkenaan dengan kesanggupan alat penelitian dalam mengukur butir soal, artinya tes tersebut harus mampu mengungkapkan kemampuan verbal dan numerik berdasarkan indikator yang digunakan dalam penelitian ini. Suatu instrumen dikatakan valid jika instrumen yang digunakan dapat mengukur apa yang hendak diukur.

D. Variabel Dan Desain Penelitian 1. Variabel Penelitian

Variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas adalah variabel yang tidak dipengaruhi oleh variabel yang lain. Variabel bebasnya adalah kemampuan verbal dan kemampuan numerik. Sedangkan variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel yang lain. Variabel terikatnya yaitu prestasi belajar matematika siswa.

2. Desain Penelitian

Keterangan:

X1: Kemampuan verbal

X2: Kemampuan numerik

Y:Prestasi belajar matematika Gambar 3.1 desain ganda dengan dua variabel independen yaitu kemampuan verbal (X1) dan kemampuan numerik (X2)

dan satu variabel dependen yaitu prestasi belajar (Y). (sugiyono, 2018:44).

X1

Y X2

(43)

28

E. Definisi Operasional Variabel 1. Variabel bebas

a. Kemampuan verbal

Kemampuan verbal yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan bahasa seseorang baik secara lisan mupun tulisan tehadap ide-ide yang diekspresikan melalui kata-kata, dengan indikator kemampuan verbal antara lain: definisi, simbol, gambar, antonim, dan sinonim.

b. Kemampuan numerik

Kemampuan numerik yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan yang dimiliki seseorang untuk menggunakan angka-angka, dan melakukan perhitungan atau kemampuan mengoperasikan bilangan, dengan indikator kemampuan numerik antara lain: Melakukan perhitungan secara matematis, berpikir logis, dan pemecahan masalah.

2. Variabel Terikat Prestasi belajar

Prestasi belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah sebuah hasil pencapaian yang telah dilalui seorang siswa melalui sebuah proses belajar matematika yang dinyatakan dalam bentuk skor, dengan indikator prestasi yaitu mengingat, memahami, mengaplikasikan, menganalisis, mengevaluasi, dan menciptakan.

(44)

F. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini menggunakana metode tes untuk mendapatkan skor variabel-variabel penelitian. Tes ini akan digunakan untuk mendapatkan data kuantitatif pada soal kemampuan verbal, kemampuan numerik dan prestasi belajar.

Tabel 3.3 Kriteria Skor Kemampuan Verbal, Kemampuan Numerik Dan Prestasi Belajar

Rentang Nilai Kategori

0 – 54 Sangat Rendah 55 – 64 Rendah 65 – 79 Sedang 80 – 89 Tinggi 90 – 100 Sangat Tinggi Sumber : Depdiknas (2001)

G. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis statistik deskriptif dan teknik analisis statistik inferensial, dengan penjelasan sebagai bertikut:

1. Teknik Analisis Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku umum atau generalisasi. (sugiyono,

(45)

30

2018 : 147). Teknik analisis statistik deskriptif digunakan untuk mendeskipsikan karakteristik penyajian data melalui tabel, grafik, diagram lingkaran, pictogram, perhitungan modus, median, mean (pengukuran tendensi sentral), perhitungan desil, presentil, dan standar deviasi, perhitungan presentase.

2. Teknik Analisis Statistik Inferensial.

Analisis statistik inferensial digunakan untuk menguji hipotesis penelitian. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linear berganda (multiple linear anlyze regression). a. Pengujian Persyaratan Analisis.

1) Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak. Metode yang digunakan adalah metode Kolmogorov-Smirnov dengan taraf signifikan 5% atau 0,05. Jika nilai signifikan > dari taraf signifikan 0,05 maka data berdistribusi normal.

2) Uji Linearitas

Uji linearitas dilakukan untuk menguji apakah ada hubungan secara langsung antara variabel bebas (X) dengan variabel terikat (Y) serta untuk mengetahui apakah ada perubahan pada variabel X yang diikuti dengan perubahan variabel Y. pengujian ini dapat dilihat apabila nilai signifikan lebih besar dari

(46)

taraf signifikan 0,05, maka terdapat hubungan linear antara variabel bebas dengan variabel terikat.

3) Uji Multikolinieritas

Uji multikolinearitas digunakan untuk mengetahui ada tidaknya variabel independen yang memiliki kemiripan dengan variabel dalam satu model. Deteksi terhadap multikolinearitas juga bertujuan untk menghindari kebiasan dalam proses pengambilan keputusan mengenai pengaruh pada uji parsial masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen. Dasar pengambilan keputusan uji multikoliniearitas apabila nilai tolerance > 0,10 dan nilai VIF < 10,00 maka tidak terjadi multikoliniearitas.

4) Uji Heteroskedastisitas

Salah satu yang menjadi syarat model regresi yang baik adalah tidak adanya masalah heteroskedastisitas. Uji heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi tejadi ketidaksamaan variansi dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain. Jika variansi dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas. Untuk mengetahui apakah terjadi heterokedastisitas pada regresi dapat dilakukan dengan melihat menyebarnya data pada gambar “Scatterplot” antara variabel terikat dengan residu. Jika terjadi pola tertentu pada penyebaran

(47)

32

titik-titik, atau garis yang membatasi sebaran titik-titik relatif parallel maka varian error dikatakan kostan atau terjadi masalah heteroskedastisitas.

5) Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi adalah salah satu dari pengujian asumsi klasik pada analisis regresi linear. Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada tl (sebelumnya). Dasar pengambilan keputusan, jika nilai d < dl atau d > 4-dl maka terdapat autokorelasi dan jika nilai du < d < 4-du maka tidak terdapat autokorelasi

b. Analisis Regresi Berganda

Analisis regresi ganda digunakan untuk menguji variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel terikat. Analisis ini digunakan untuk menguji hipotesis pengaruh kemampuan verbal dan kemampuan numerik terhadap prestasi belajar matematika siswa.

Model regresi linear berganda tersebut adalah sebagai berikut: Ŷ =

α

1 + β1X1+ β2X2

Keterangan:

Ŷ = prestasi belajar matematika siswa X1 = kemampuan verbal yang dimiliki siswa

X2 = kemampuan numerik yang dimiliki siswa α = konstanta regresi

(48)

1) Uji F atau Simultan a) Perumusan Hipotesis

H0: Pengaruh kemampuan verbal dan kemampuan numerik

tidak berpengaruh secara simultan terhadap prestasi belajar matematika siswa.

H1: Pengaruh kemampuan verbal dan kemampuan numerik

berpengaruh postif secara simultan terhadap prestasi belajar matematika siswa.

b) Nilai kritis dalam distribusi F dengan tingkat siginifikansi (α) 5% dan degree of freedom (df) adalah: 95%.

Pengambilan keputusan

Pengambilan keputusan dilakukan berdasarkan perbandingan antara nilai Fhitung (FRatio) dengan nilai Ftabel

(nilai kritis), sesuai dengan tingkat signifikansi yang digunakan. Jika Fhitung lebih kecil dari pada Ftabel, maka

keputusannya adalah menerima daerah penerimaan hipotesis nol (H0). Artinya, secara statistik dapat dibuktikan

bahwa semua variabel independen (X1 dan X2) tidak

berpengaruh terhadap perubahan nilai variabel dependen (Y). Sedangkan jika Fhitung lebih besar dari pada Ftabel, maka

keputusannya adalah menolak hipotesis nol (H0) dan

menerima hipotesis alternatif (H1). Artinya, secara statistik

(49)

34

independen (X1 dan X2) berpengaruh terhadap nilai variabel

dependen (Y). 2) Uji t atau Uji Parsial

Uji t (uji parsial) digunakan untuk membuktikan apakah ada pengaruh antara variabel bebas (kemampuan verbal, kemampuan numerik), terhadap variabel terikat (prestasi belajar matematika) secara parsial.

Hipotesis yang akan diuji dengan taraf nyata α = 5%

Ho: β = 0, tidak ada pengaruh (X1) dan (X2)terhadap variabel

terikat yaitu (Y) seacara parsial. Dasar pengambilan keputusan:

Bila probabilitas t > 0,05 maka H0 diterima.

(50)

1. Hasil analisis statistik deskriptif

Hasil analisis statistik deskriptif dari skor masing-masing variabel hasil penelitian adalah sebagai berikut:

a. Kemampuan Verbal (X1)

Hasil analisis statistik deskriptif yang berhubungan dengan skor variabel kemampuan verbal matematika dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut:

Tabel 4.1 Statistik Skor Kemampuan Verbal Statistik Nilai Statistik

Jumlah data 57

Data yang hilang 0

Mean 76.67 Median 76.00 Modus 80 Std. Deviation 7.014 Variance 49.190 Range 28 Minimum 64 Maximum 92

Dari tabel 4.1 ditunjukkan bahwa rata-rata skor variabel kemampuan verbal yaitu 76,67 dari 57 jumlah data yang diperoleh dan tidak ada yang hilang, dengan median sebesar 76, dan modus sebesar 80 serta standar deviasi dan variansi yaitu 7,014 dan

(51)

36

49,190. Skor minimum dan skor maximum yang didapatkan siswa masing-masing 64 dan 92. Adapun kategori skor variabel kemampuan verbal disajikan dalam tabel 4,2 dibawah ini:

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Dan Persentase Skor Kemampuan Verbal

Interval Nilai Frekuensi Persentase Kategori

0 ≤ nilai ≤ 54 0 0% Sangat Rendah

55 ≤ nilai ≤ 64 4 7.0% Rendah

65 ≤ nilai ≤ 79 27 47.4% Sedang

80 ≤ nilai ≤ 89 23 40.3% Tinggi

90 ≤ nilai ≤ 100 3 5.3% Sangat Tinggi

Total 57 100%

Pada tabel 4.2 tentang distribusi frekuensi dan persentase skor kemampuan verbal dapat diuraikan bahwa tidak terdapat siswa yang berkategori sangat rendah, sebanyak 4 orang (7.0%) siswa berkategori rendah, sebanyak 27 orang (47,4%) siswa berkategori sedang, sebanyak 23 orang (40,3%) siswa berkategori tinggi, dan sebanyak 3 orang (5.3%) siswa berkategori sangat tinggi. Jadi dapat disimpulkan bahwa kecenderungan data siswa pada variabel kemampuan verbal berda pada kategori sedang. Bentuk distribusi frekuensi skor kemampuan verbal digambarakan pada gambar 4.1 berikut dibawah ini:

(52)

1 2 3 4 5 0% 5% 10% 15% 20% 25% 30% 35% 40% 45% 50% Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat tinggi

Gambar 4.1 Diagram Skor Kemampuan Verbal b. Kemampuan Numerik (X2)

Hasil analisis statistik deskriptif yang berhubungan dengan skor variabel kemampuan numerik matematika dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut:

Tabel 4.3 Statistik Skor Kemampuan Numerik

Statistik Nilai Statistik

Jumlah Data 57

Data Yang Hilang 0

Mean 77.09 Median 78.00 Modus 80 Std. Deviation 7.241 Variance 52.439 Range 30 Minimum 60 Maximum 90

(53)

38

Dari tabel 4.3 ditunjukkan bahwa rata-rata skor variabel kemampuan numerik yaitu 77,09 dari 57 jumlah data yang diperoleh dan tidak ada yang hilang, dengan median sebesar 78, dan modus sebesar 80, serta standar deviasi dan variansi yaitu 7,241 dan 52,439. Skor minimum dan skor maximum yang didapatkan siswa masing-masing 60 dan 90. Adapun kategori skor variabel kemampuan numerik disajikan dalam tabel 4.4 berikut ini:

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi dan Persentase Skor Kemampuan Numerik

Interval Nilai Frekuensi Persentase Kategori

0 ≤ nilai ≤ 54 0 0% Sangat Rendah

55 ≤ nilai ≤ 64 4 7.0% Rendah

65 ≤ nilai ≤ 79 28 49.2% Sedang

80 ≤ nilai ≤ 89 21 36.8% Tinggi

90 ≤ nilai ≤ 100 4 7.0% Sangat Tinggi

Total 57 100%

Dari tabel 4.4 diatas menunjukkan bahwa pada data variabel kemampuan numerik tidak terdapat siswa yang berkategori sangat sendah, sebanyak 4 orang (7.0%) siswa berkategori rendah, sebanyak 28 orang (49.2%) siswa berkategori sedang, sebanyak 21 orang (36.8%) siswa berkategori tinggi, dan sebanyak 4 orang (7.0%) siswa berkategori. Jadi dapat disimpulkan

(54)

bahwa kecenderungan pada data variabel kemampuan numerik ini berada pada kategori sedang. Bentuk distribusi frekuensi skor kemampuan numerik data digambarkan sebagai berikut:

1 2 3 4 5 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% Sangat rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat tinggi

Gambar 4.2 Diagram Skor Kemampuan Numerik c. Prestasi Belajar

Hasil analisis statistik deskriptif yang berhubungan dengan skor variabel prestasi belajar matematika dapat dilihat pada tabel4.5 berikut:

Tabel 4.5 Statistik Skor Prestasi Belajar Statistik Nilai Statistik

Jumlah Data 57

Data Yang Hilang 0

Mean 83.25

Median 83.00

Modus 80

Std. Deviation 2.668

(55)

40

Range 10

Minimum 80

Maximum 90

Dari tabel 4.5 ditunjukan bahwa rata-rata skor variabel prestasi belajar yaitu 83,25 dari 57 jumlag data yang diperoleh dan tidak ada yang hilang, dengan median sebesar 83, dan modus sebesar 80, serta standar deviasi dan variansi yaitu 2,668 dan 7,117. Skor minimum dan skor maximum yang didapatkan siswa masing-masing 80 dan 90. Adapun kategori skor variabel prestasi belajar disajikan dalam tabel berikut :

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi dan Persentase Skor Prestasi Belajar

Interval Nilai Frekuensi Persentase Kategori

0 ≤ nilai ≤ 54 0 0% Sangat rendah

55 ≤ nilai ≤ 64 0 0% Rendah

65 ≤ nilai ≤ 79 0 0% Sedang

80 ≤ nilai ≤ 89 54 94.7% Tinggi

90 ≤ nilai ≤ 100 3 5.3% Sangat Tinggi

Total 57 100%

Tabel 4.6 diatas tentang distribusi frekuensi dan persentase skor prestasi belajar memberikan gambaran yang berbeda dengan dua variabel sebelumnya. Perbadaan yang paling jelas dari tabel 4.6 tersebut adalah tidak terdapat perolehan jumlah siswa yang berada pada kategori sangat rendah (0%), rendah (0%), dan sedang (0%). Namun sebanyak 54 orang (94.7%) siswa berkategori tinggi, dan sebanyak 3 orang (5.3%) siswa berkategori sangat tinggi. Jadi,

(56)

dapat disimpulkan bahwa kecenderungan data siswa pada variabel ini berada pada kategori tinggi. Bentuk distribusi frekuensi skor prestasi belajar matematika dapat digambarakan dibawah ini:

1 2 3 4 5 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100% Sangat rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat tinggi

Gambar 4.3 Diagram Prestasi Belajar 2. Hasil Analisis Statistik Inferensial

a. Pengujian Prasyarat 1) Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah hasil data kemampuan verbal, kemampuan numerik, dan prestasi belajar matematika siswa berdistribusi normal atau tidak. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji Kolmogorov-simirnov dengan taraf signifikan 5% atau 0,05. Adapun hasil uji normalitas pada tabel 4.7 sebagai berikut:

(57)

42

Tabel 4.7 Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Simirnov Test

Unstandardized Residual

N 57

Asymp. Sig. (2-tailed) 0.200

Dari hasil output uji normalitas data menggunakan SPSS pada tabel diatas, terlihat bahwa nilai signifikan Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0,200. Yang menunjukkan bahwa nilai signifikan lebih besar dari 0,05. Jadi dapat disimpulkan bahwa data tersebut berdistribusi normal.

2) Uji Linearitas

Uji liniearitas dapat dilihat dari nilai signifikan Deviation From Linearity. Apabila nilai signifikan lebih besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa hubungan bersifat liniear. Hasil uji liniearitas dapat dilihat pada tabel dibawah ini

Tabel 4.8 Hasil Uji Liniearitas Y dengan X1 ANOVA TABLE Sum of Squares df Mean Squar e F Sig. Prestasi Belajar * Kemam puan Betwee n Groups (Combined) 113.139 13 8.703 1.311 0.244 Linearity 0.016 1 0.016 0.002 0.961 Deviation from Linearity 113.123 12 9.427 1.420 0.194

(58)

Verbal Within Groups 285.422 43 6.638

Total 398.561 56

Hasil uji liniearitas pada tabel 4.8 diatas diketahui regresi variabel kemampuan verbal (X1) terhadap prestasi

belajar matematika (Y) pada deviation from linearity yaitu 1,420 dan nilai signifikan sebesar 0,194 > 0,05. Dengan demikian terdapat hubungan linear antara variabel bebas dan variabel terikat.

Tabel 4.9 Uji Liniearitas Y dengan X2 ANOVA TABLE Sum of Squares df Mean Square F Sig. Prestasi Belajar * Kemam puan numerik Between Groups (Combined) 155.561 14 11.112 1.921 0.052 Linearity 56.346 1 56.346 9.739 0.003 Deviation from Linearity 99.215 13 7.632 1.319 0.241 Within Groups 243.000 42 5.786 Total 398.561 56

Hasil uji liniearitas pada tabel 4.9 diatas diketahui regresi variabel kemampuan numerik (X2) terhadap prestasi

belajar matematika (Y) pada deviation from linearity yaitu 1,319 dan nilai signifikan sebesar 0,241 > 0,05. Dengan demikian terdapat hubungan linear antara variabel bebas dan variabel terikat.

(59)

44

Uji multikolinearitas digunakan untuk mengetahui apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas. Dasar pengambilan keputusan berdasrkan nilai tolerance dan VIF. Jika nilai tolerance > 0,10 dan nilai VIF < 10,00 maka tidak terjadi multikolinearitas. Apabila tidak terjadi korelasi antara variabel bebas maka analisis dapat dilanjutkan. Hasil uji multikoliniaritas dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.10 Hasil Uji Multikolinearitas

Model Collinearity Statistics

Tolerance VIF

Kemampuan Verbal 0.998 1.002

Kemampuan Numerik 0.998 1.002

Dari tabel 4.10 diatas diketahui nilai tolerance sebesar 0.998 > 0.10 dan nilai VIF sebesar 1,002 < 10,00. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikoliniearitas antara variabel bebas.

4) Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastiditas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik heteroskedastisitas yaitu adanya ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengamatan pada model regresi. Sebuah model pengamatan (regresi linear) dikatakan baik apabila tidak terjadi gejala heteroskedastisitas. Jika terjadi pola tertentu pada penyebaran titik-titik maka dikatakan terjadi gejala

(60)

heteroskedastisitas. Untuk mengetahui apakah terjadi gejala heteroskedastisitas pada regresi dapat dilakukan dengan melihat penyebaran gambar “scatterplot” berikut dibawah ini:

Gambar 4.4 Hasil Uji Heteroskedastisitas “Scatterplot”

Dari hasil output SPSS pada gambar diatas, dapat diliht bahwa titik-titik menyebar secara merata dan tidak membentuk pola tertentu. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak adanya masalah heteroskedastisitas.

5) Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada tl (sebelumnya). Dasar pengambilan keputusan, jika nilai d < dl atau d > 4-dl maka terdapat autokorelasi dan jika nilai du < d < 4-du maka tidak terdapat autokorelasi. Hasil uji autokorelasi dapat dilihat pada tabel berikut:

(61)

46

Tabel 4.11 Uji Autokorelasi

Model Durbin-Watson

1 1.785

Dari hasi output SPSS, dilihat hasil durbin-Watson (d) sebesar 1,785, nilai du sebesar 1, 6452, dan 4-du sebesar 2,3548, sehingga du < d < du maka tidak terdapat autokorelasi.

b. Analisis Regresi Liniear Berganda

Analisis regresi berganda digunakan menguji variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel terikat. Hasil analisis regresi berganda dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.12 Analisis Regresi Berganda

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta (Constant) 71.817 5.270 13.627 0.000 Kemampuan Verbal 0.009 0.048 0.025 0.195 0.846 Kemampuan Numerik 0.139 0.046 0.377 2.989 0.004

Dari tabel diatas diketahui nilai konstan (a) sebesar 71,817 sedangkan nilai X1 dan X2 (b koefisien regresi) sebesar 0,009 dan

0,139. Sehingga persamaan regresi dapat ditulis Y = 71,816 + 0,009X1 + 0,139X2 , artinya setiap penambahan 1% nilai

(62)

kemampuan verbal maka nilai kemampuan verbal sebesar 0,009 dan setiap penambahan 1% nilai kemampuan numerik maka nilai kemampuan numerik sebesar 0,139 , koefisien regresi tersebut bernilai positif sehingga dapat dikatakan pengaruh variabel X1 dan

X2 terhadap Y adalah positif.

1. Uji F ( Simultan )

Apabila nilai signifikansi < 0,05, atau Fhitung > Ftabel maka

terdapat pengaruh variabel X secara simultan terhadap variabel Y. Sebaliknya apabila nilai signifikansi > 0,05 atau Fhitung < Ftabel

maka tidak terdapat pengaruh secara simultan terhadap variabel Y. Hasil analisis uji F dapat di lihat pada tabel berikut:

Tabel 4.13 Hasil Analisis Uji F ANOVAa Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. Regression 56.586 2 28.293 4.468 0.016 Residual 341.975 54 6.333 Total 398.561 56

Dari hasil analisis uji F diatas menunjukkan bahwa nilai signifikansi sebesar 0,016 < 0,05, dengan Fhitung sebesar 4,468

dan Ftabel = F (k ; n – k) = F (2 ; 57 – 2) = F (2;55) = 3,16.

2. Uji t ( Parsial)

Uji t digunakan untuk membuktikan apakah ada pengaruh antara variabel bebas (kemampuan verbal dan kemampuan numerik) terhadap variabel terikat (prestasi

(63)

48

belajar) secara parsial. Jika nilai signifikansi < 0,05, atau thitung >

ttabel maka terdapat pengaruh variabel X terhadap variabel Y.

Sebaliknya jika nilai signifikansi > 0,05 atau thitung < ttabel maka

tidak terdapat pengaruh terhadap variabel Y. Hasil analisis uji t dapat di lihat pada tabel berikut:

Tabel 4.14 Hasil Analisis Uji t

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta (Constant) 71.817 5.270 13.627 0.000 Kemampuan Verbal 0.009 0.048 0.025 0.195 0.846 Kemampuan Numerik 0.139 0.046 0.377 2.989 0.004

Berdasarkan tabel diatas dapat dijelaskan sebagai berikut: a) Pengaruh variabel kemampuan verbal terhadap prestasi

belajar matematika.

Dari tabel 4.12 diperoleh nilai signifikan sebesar 0,846 > 0,05, dengan thitung sebesar 0,195 dan ttabel = t (α/2; n

– k - 1) = t (0,05/2 ; 57 – 2 – 1) = t (0,025 ; 54) = 2,00488. sehingga thitung < ttabel (0,195 < 2,00488).

b) Pengaruh variabel kemampuan numerik terhadap prestasi belajar matematika.

Dari tabel 4.12 diperoleh nilai signifikan sebesar 0,004 < 0,05, dengan thitung sebesar 2,989 dan ttabel = t ( α/2; n

Gambar

Gambar  4.4  hasil uji heteruskedastisitas  ........................................................
Tabel 2.1: Jenis, Indikator, dan Cara Evaluasi Prestasi.
Tabel 3.1 kisi-kisi kemampuan verbal No Indikator Jumlah  soal
Tabel 3.3  Kriteria Skor Kemampuan Verbal, Kemampuan Numerik Dan Prestasi Belajar
+7

Referensi

Dokumen terkait

Untuk menganalisis kontribusi kemampuan awal terhadap prestasi

Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mendiskripsikan proses pembelajaran matematika dengan model Jigsaw untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.. Secara

Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji dan menganalisis kontribusi kemampuan berpikir kreatif, number sense , dan komunikasi matematis terhadap prestasi belajar

Berdasarkan hasil pengamatan dalam penelitian ini terdapat faktor lain yang menjadi penyebab kemampuan verbal dan kemampuan numerik tidak berpengaruh terhadap

Puji syukur penulis ucapkan kepada tuhan yang maha kuasa, karena berkat dan limpahannya selalu menyertai penulis dalam menyusun dan menyelesaikan skripsi yang sederhana ini

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) perbedaan hasil belajar matematika antara siswa yang mengikuti pembelajaran dengan pendekatan matematika realistik dan

Karena metode yang dilakukan dalam pembelajaran dan prestasi peserta didik tidak memberikan pengaruh terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika peserta didik,

Kemampuan penalaran dalam matematika yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah kemampuan peserta didik dalam hal: mentransformasikan bagian-bagian masalah dari