• Tidak ada hasil yang ditemukan

FUNGSI PENGAWASAN PEMERINTAH DALAM PENGENDALIAN DAMPAK PEMBANGUNAN PABRIK BATU DAN ASPAL DI DESA PADANG LOANG KECAMATAN UJUNG LOE KABUPATEN BULUKUMBA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "FUNGSI PENGAWASAN PEMERINTAH DALAM PENGENDALIAN DAMPAK PEMBANGUNAN PABRIK BATU DAN ASPAL DI DESA PADANG LOANG KECAMATAN UJUNG LOE KABUPATEN BULUKUMBA"

Copied!
91
0
0

Teks penuh

(1)

FUNGSI PENGAWASAN PEMERINTAH DALAM

PENGENDALIAN DAMPAK PEMBANGUNAN PABRIK BATU

DAN ASPAL DI DESA PADANG LOANG KECAMATAN UJUNG

LOE KABUPATEN BULUKUMBA

ASWAR AMRULLAH Nomor Stambuk : 10561 03699 10

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

(2)

FUNGSI PENGAWASAN PEMERINTAH DALAM

PENGENDALIAN DAMPAK PEMBANGUNAN PABRIK BATU

DAN ASPAL DI DESA PADANG LOANG KECAMATAN UJUNG

LOE KABUPATEN BULUKUMBA

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Administrasi Negara

Disusun dan Diajukan Oleh ASWAR AMRULLAH Nomor Stambuk : 10561 03699 10

Kepada

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

(3)
(4)
(5)
(6)

ABSTRAK

ASWAR AMRULLAH. “FUNGSI PENGAWASAN PEMERINTAH DALAM PENGENDALIAN DAMPAK PEMBANGUNAN PABRIK BATU DAN ASPAL DI DESA PADANG LOANG KECAMATAN UJUNG LOE KABUPATEN BULUKUMBA” (dibimbing oleh Mappamiring dan Ansyari Mone).

Fungsi pengawasan pemerintah memiliki dua fungsi dasar, yaitu fungsi primer atau fungsi pelayanan, dan fungsi sekunder atau fungsi pemberdayaan. Fungsi pengawasan pemerintah yaitu pengawasan melekat, pengawasan fungsional, pengawasan masyarakat.

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif yaitu metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah sebagai lawannya adalah eksperimen, dimana peneliti merupakan instrumen kunci dengan analisis data bersifat induktif dan hasil penelitian lebih menekankan makna dari pada generalisasi. Hasil penelitian menunjukkan adanya pengawasan pemerintah dalam menaggulangi dampak pembangunan pabrik batu dan aspal di desa padang loang kecamatan UjungLoe kabupaten Bulukumba dan mengetahui faktor-faktor penghambat dan pendukung pemerintah dalam menanggulangi dampak pembangunan pabrik batu dan aspal diwilayah tersebut. Peran pemerintah tesebut sangat dipengaruhi oleh kehidupan masyarakat. Walaupun kegiatan penambangan sudah diatur secara jelas dalam Undang-Undang. Pembangunan Industri Konstruksi Terpadu yang sudah dilaksanakan meliputi pembangunan AMP (Asphalt Mixing Plant), Pemecah Batu (Stone Crusher), dampak negatif yang mungkin timbul dan perlu di lakukan tindakan pencegahan adalah mengenai pencemaran udara berupa debu yang timbul dari cerobong asap AMP, debu yang berasal dari kegiatan pengangkutan material masuk dan keluar kawasan Industri. Adanya dampak-dampak tersebut sangat berpengaruh bagi lingkungan hidup di desa padang loang kecamatan Ujung loe kabupaten Bulukumba.

Untuk mengendalikan permasalahan yang timbul karena adanya perusahaan pabrik batu dan aspal di Desa Padang Loang Kecamatan Ujung Loe maka pemerintah seharusnya melakukan tindakan – tindakan dengan memperhatikan variabel yang ada di wilayah tersebut yaitu sebagai berikut : sumber berdirinya perusahaan, mekanisme, finansial, kelembagaan, sumber daya manusia aparatur, pendapatan asli daerah (PAD), pendapatan masyarakat, jumlah penambangan tanpa izin, dan bangunan check dam (bangunan pengendali).

Kata Kunci: Fungsi Pengawasan Pemerintah, Dampak Pembangunan Pabrik industri, Pengendalian Dampak Pabrik.

(7)

KATA PENGANTAR

Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “peran pemerintah dalam pengendalian dampak pembangunan pabrik batu dan aspal di desa padang loang kecamatan ujung loe kabupaten bulukumba”

Skripsi ini merupakan tugas akhir yang diajukan untuk memenuhi syarat dalam memperoleh gelar sarjana Ilmu Administrasi Negara pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.

Pada lembaran ini penulis hendak menyampaikan terima kasih kepada bapak Dr. H. Mappamiring, M.Si dan Drs. Ansyari Mone, M.Pd selaku pembimbing I dan pembimbing II yang senantiasa meluangkan waktu dan tenaganya dalam membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

Tak lupa pula saya ucapkan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada kedua orang tua terkasih Ayahanda H. Amrullah. BA dan Ibunda tercinta Hj. Husni atas semua segala cinta dan kasih sayang yang telah diberikan serta segenap do’a yang dipanjatkan dalam mendidik dan membesarkan penulis dengan penuh keikhlasan. Juga buat semua saudarak Chaerul Ichsan, S.pd.MPd

(8)

dan Resky Wahyuni amin, Amd .keb yang selalu memberiku semangat, motivasi dan memberi dukungan baik moril maupun non moril.

Tak lupa penulis haturkan terima kasih kepada yang terhormat:

1. BapakDr. H. Muhlis Madani, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.

2. Bapak Dr. Burhanuddin, S.Sos, M.Si selaku ketua Jurusan Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Ibu Dr. Hj. Ihyani Malik, S.Sos, M.Si selaku penasehat akademik yang telah banyak membantu penulis selama masa perkuliahan.

4. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Ilmu Administrasi Negara yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis selama menempuh pendidikan di Universitas Muhammadiyah Makassar.

5. Seluruh Staf dan Pegawai Jurusan Ilmu Administrasi Negara FISIPOL Universitas Muhammadiyah Makassarterima kasih atas segalabantuannya selama ini.

6. Teman- teman seperjuanganku di jurusan Ilmu Administrasi Negara FISIPOL Universitas Muhammadiyah Makassar “Angkatan 010”terima kasih atas bantuan dan motivasinya selama ini.

(9)

Dan kepada rekan, Sahabat, saudara dan berbagai pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, penulis ucapkan banyak terimakasih atas setiap bantuan dan doa yang diberikan.

Akhirnya dengan segala kerendahan hati, penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak terdapat kekeliruan dan kesalahan oleh karena itu saran dan kritiknya sangat diharapkan untuk penyempurnaan skripsi ini. Semoga segala bantuan, petunjuk, dorongan dan pengorbanan yang telah diberikan yang memungkinkan terselesaikannya skripsi ini, bernilai ibadah dan memperoleh imbalan yang berlipat ganda disisi Allah SWT, Amin.

Wassalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Makassar,08 Mei 2015

ASWAR AMRULLAH

(10)

DAFTAR ISI

Halaman Pengajuan Skripsi……… . i

Halaman Persetujuan ... ii

Halaman Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah ...iii

Abstrak ……….. .. iv

Kata Pengantar ……….. .. v

Daftar Isi... vi

Daftar Tabel……….vii

BAB I.PENDAHULUAN A. Latar Belakan Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Kegunaan Penelitian... 8

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian, Konsep dan Teori ... 9

B. Kerangka Pikir...29

C. Fokus Penelitian...29

D. Deskripsi Fokus Penelitian...30

BAB III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Lokasi Penelitian...31

(11)

B. Jenis dan Tipe penelitia...31

C. Sumber Data...33

D. Informan Penelitian...32

E. Teknik Pengumpulan data...33

F. Teknik Analisa Data...34

G. Pengesahan Data...35

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi atau Karakteristik Objek Penelitian...37

1. Sejarah Singkat Kabupaten Bulukumba………..37

2. Slogan Kabupaten Bulukumba………38

3. Keadaan Geografis Kabupaten Bulukumba………....40

4. Visi dan Misi Kabupaten Bulukumba……….43

B. Profil Desa Padang Loang………...44

1. Iklim Desa Padang Loang………....44

2. Sejarah Desa Padang Loang………45

3. Keadaan Statistik Sosial danBudaya...46

4. Visi...47

5. Misi...48

C. Gambaran Umum Industri Pabriik Batu Dan Aspal PT. Purnama Karya Nugraha...48 D. Pengawasan Pemerintah dalam Penngendalian Dampak Pabrik Batu dan

(12)

Aspal di Desa Padang Loang Kecamatan Ujung Loe Kab. Bulukumba…...49 E. Pemerintah Sebagai Stabilisator dalam Pengendalian Dampak Pabrik Batu

dan Aspal di Desa Padang Loang Kecamatan Ujung Loe Kabupaten

Bulukumba...52 F. Pemerintah Sebagai Inovator dalam pengendalian dampak Pabrik Batu

dan Aspal di Desa Padang Loang Kecamatan Ujung Loe Kabupaten

Bulukumba...54 G. Pemerintah Sebagai Moderenisator dalam pengendalian dampak Pabrik Batu

dan Aspal di Desa Padang Loang Kecamatan Ujung Loe Kabupaten

Bulukumba...56 H. Faktor-faktor yang menghambat dan mendukung koordinasi Pemerintah

dalam menanggulangi dampak pembangunan pabrik batu dan aspal……... 58

BAB V. PENUTUP

A. Kesimpulan……… 64 B. Saran……….. 65

(13)

DAFTAR TABEL

1. Informan Penelitian………32

2. Perekonomian Desa Padang Loang………44

3. Riwayat Pemerintah Desa Padang Loang………..45

4. Jumlah Penduduk………...46

(14)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tidak dapat dipungkiri bahwa pembangunan suatu industri adalah merupakan pedang bermata dua Disatu sisi kegiatan tersebut membuka kesempatan kerja, menambah pemasukan pajak bagi daerah, tetapi disisi lain berpotensi menimbulkan pencemaran lingkungan. Berkaitan dengan hal tersebut diatas, maka pelaksanaan kegiatan industri yang baik harus mendatangkan manfaat yang sebesar-besarnya bagi perusahaan dan masyarakat.

Hal ini dapat dilakukan dengan mengusahakan seminim mungkin terjadinya kerusakan lingkungan. Pembangunan Industri di Dusun Salebboe Desa Padang Loang PT. PURNAMA KARYA NUGRAHA Kecamatan Ujung loe Kabupaten Bulukumba dilakukan pada tanah seluas 3 (tiga) ha. Tanah itu merupakan daerah yang memiliki beda ketinggian yang cukup besar.

Lokasi lahan yang dibangun merupakan lahan perkebunan yang terdiri tumbuhan kelapa sedangkan sebagian kecil lahan disekitarnya merupakan areal persawahan penduduk. Areal yang dipilih untuk pembangunan Industri tersebut antara lain adalah dengan pertimbangan cukup jauh dengan perumahan penduduk dan daerah sekitarnya kurang memungkinkan untuk dibangun menjadi areal permukiman,sedangkan areal perkebunan yang mengelilingi kawasan industri tersebut diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai pengendali pencemaran udara

(15)

sebelum penghijauan yang dilakukan dapat terlaksana dengan baik. Pembangunan Industri Konstruksi Terpadu yang sudah dilaksanakan meliputi pembangunan AMP (Asphalt Mixing Plant), Pemecah Batu (Stone Crusher). Dampak negatif yang mungkin timbul dan perlu di lakukan tindakan pencegahan adalah mengenai pencemaran udara berupa debu yang timbul dari cerobong asap AMP, debu yang berasal dari kegiatan pengangkutan material masuk dan keluar kawasan Industri, kebisingan yang di akibatkan oleh beroperasinya alat pemecah batu ataupun akibat beroperasinya genset untuk penggerak mesin AMP, Batching Plant, Stone Crusher dan peralatan lain serta kebisingan yang timbul sebagai akibat dari pengoperasian alat alat berat dan seperti di ketahui aspek sosial merupakan salah satu komponen dalam Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) disamping komponen fisik kimia dan biologi. Sejak AMDAL secara resmi diberlakukan mulai tahun 1987, metode aspek sosial dalam AMDAL mengikuti alur metode aspek fisik kimia dan biologi. Di Indonesia, perkembangan aspek sosial AMDAL berkaitan erat dengan penerapan AMDAL yang di atur melalui Undang-Undang no 4 tahun 1982 tentang pokok-pokok pengelolaan lingkungan hidup dan peraturan pemerintah 29 tahun1986 yang kemudian di revisi dengan peraturan pemerintah ni 51 tahun 1993 tentang analisis mengenai dampak ;ingkunga. Undang-Undang no 4 kemudian di revisi menjadi Undang-Undang no.23 tahun 1997.Sedangkan P.P 51 direvisi menjadi PP 27 tahun 1999. Dalam bab pembukaan dari dua Undang-Undang tersebut disebutkan bahwa lingkungan hidup merupakan kesatuan ruang dengan semua benda, daya dan keadaan

(16)

dan mahluk hidup termasuk didalamnya manusia dan peri kehidupan dan kesejahtraan manusia serta mahluk hidup lainya.

Elsam (2003), menyatakan bahwa kehadiran perusahaan pertambangan di suatu daerah niscaya membawa kemajuan terhadap warga di sekitarnya. Berdiri atau beroperasinya sebuah pertambangan di suatu daerah akan menghadirkan kehidupan yang lebih sejahtera, keamanan yang terjamin, dan kehidupan sosial yang lebih baik. Pemikiran demikian didasarkan pada pandangan bahwa perusahaan pertambangan merupakan agen perubahan sosial-ekonomi bagi masyarakat di sekitar lokasi pertambangan. Asumsinya, perusahaan pertambangan akan membawa serta arus investasi, membongkar isolasi warga, dan membuka akses masyarakat terhadap dunia luar. Dengan kehadiran perusahaan pertambangan, akan dibangun berbagai infrastruktur yang diperlukan masyarakat, seperti jalan, aliran listrik, air bersih, transportasi, dan jaringan komunikasi. Namun, asumsi seperti yang diuraikan di atas, saat ini perlu diubah total. Hal ini disebabkan, hingga saat ini di berbagai lokasi pertambangan di Indonesia, asumsi seperti itu tidak pernah menjadi kenyataan. Dalam kerangka pikir yang demikian itu, satu hal yang perlu ditekankan, tetapi kerap kali dilupakan, sebuah perusahaan pertambangan pada hakikatnya adalah pengejawantahan dari sistem ekonomi kapitalistis dunia.

Secara ekonomi, kegiatan penambangan mampu mendatangkan keuntungan yang sangat besar yaitu mendatangkan devisa dan menyerap tenaga kerja sangat banyak dan bagi Kabupaten/Kota bisa meningkatkan Pendapatan Asli

(17)

Daerah (PAD) dengan kewajiban pengusaha membayar retribusi dan lain-lain. Namun, keuntungan ekonomi yang didapat tidak sebanding dengan kerusakan lingkungan akibat kegiatan penambangan yang syarat dengan eksplorasi dan eksploitasi sumber daya alam. (Hasibuan, 2006).

Menurut Dyahwanti (2007), berdasarkan perhitungan pendapatan yang diperoleh serta biaya kerugian lingkungan yang ada maka diperoleh nilai perbandingan sebesar 0.67. Angka ini menunjukkan bahwa nilai pendapatan tiap tahun yang diperoleh dari kegiatan penambangan pasir sesungguhnya sangat kecil dan tidak sebanding dengan total kerugian lingkungan yang terjadi. Padahal kerugian tersebut belum termasuk adanya perkiraan biaya lingkungan dari total erosi yang terjadi, polusi udara, biaya menyusutnya air serta biaya reklamasi lahan. Reklamasi lahan yang merupakan kegiatan pemulihan dari tanah kritis dan mati menjadi tanah produktif sangat mahal dari segi biaya, tenaga dan waktu. Memerlukan waktu tersendiri untuk menghitung biaya reklamasi lahan bekas penambangan pasir. Jadi apabila dihitung keseluruhan biaya kerugian lingkungan yang terjadi dengan adanya kegiatan penambangan pasir akan menghasilkan nilai yang sangat kecil dan tidak berarti sama sekali. Manfaat yang diperoleh dari kegiatan penambangan pasir,batu dan timbunan, tidak akan ada artinya bila dibandingkan dengan nilai kerugian lingkungan yang terjadi secara keseluruhan.Walaupun kegiatan penambangan sudah diatur secara jelas dalam Undang-Undang.

(18)

Pembangunan Industri Konstruksi Terpadu yang sudah dilaksanakan meliputi pembangunan AMP (Asphalt Mixing Plant), Pemecah Batu (Stone Crusher), dampak negatif yang mungkin timbul dan perlu di lakukan tindakan pencegahan adalah mengenai pencemaran udara berupa debu yang timbul dari cerobong asap AMP, debu yang berasal dari kegiatan pengangkutan material masuk dan keluar kawasan Industri, kebisingan yang di akibatkan oleh beroperasinya alat pemecah batu ataupun akibat beroperasinya genset untuk penggerak mesin AMP, Batching Plant, Stone Crusher dan peralatan lain serta kebisingan yang timbul sebagai akibat dari pengoperasian alat alat berat dan kegiatan pengangkutan material masuk dan keluar dari kawasan Industri. Pada musim penghujan kegiatan pengangkutan material masuk dan keluar dari kawasan Industri berpotensi menimbukan dampak negatif karena jalan lingkungan di lokasi masih berupa jalan tanah sehingga akan menjadi becek dan tanah yang becek akan terbawa oleh roda truk keluar kawasan Industri.

Penelitian yang dilakukan dalam pembuatan proposal ini di fokuskan pada peranan pemerintah terhadap dampak mesin MP kawasan Industri karena dilihat dari potensinya ketika berproduksi mesin AMP (Asphalt Mixing Plant), diprediksi dapat menimbulkan pencemaran udara yang terbanyak dibandingkan dengan mesin yang lain pada kompleks Industri Konstruksi terpadu tersebut, salah satu kegiatan seperti pengangkutan material masuk dan keluar kawasan Industri berpotensi menimbulkan pencemaran berupa debu terutama karena jalan lingkungan di kawasan Industri masih berupa jalan tanah. Ketika mesin Asphalt Mixing Plant (AMP) tersebut berproduksi

(19)

maka yang paling potensial menimbulkan pencemaran adalah pada proses pembakaran material pasir dan batu pecah, karena akan menghasilkan sisa pembakaran sebagai pencemar udara seperti gas dan debu, sehingga perlu dilakukan usaha untuk mengatur agar mesin tetap dapat berproduksi tetapi pencemaran udara masih berada dibawah ambang batas yang diijinkan, untuk itu perlu dilakukan langkah-langkah pengendalian pencemaran udara dengan mengevaluasi proses penanganan serta mengatur laju alir air yang disemprotkan oleh alat water scrubber untuk meminimalisir pencemaran udara yang timbul identifikasi dan perumusan masalah diperoleh secara sepintas tampak menguntungkan namun apabila dikaji lebih dalam dan dibandingkan dengan kerugian lingkungan maka tampak jelas bahwa tidak ada keuntungan yang diperoleh.

Proses produksi mesin AMP berpotensi menghasilkan dan mendispersikan gas dan debu keudara sehingga dapat menurunkan kualitas udara disekitarnya. Oleh karenanya studi evaluasi dampak pengoperasian pencemaran udara pada mesin AMP perlu dilakukan untuk mengetahui seberapa besar perubahan kualitas udara akibat pencemaran udara yang dihasilkan oleh mesin AMP dengan membandingkannya terhadap standar baku mutu kualitas udara yang diijinkan oleh Pemerintah kabupatenn Bulukumba. Pengangkutan material masuk dan keluar di lokasi industri AMP menimbulkan dampak pencemaran udara berupa partikulat debu yang cukup tinggi, sehingga perlu adanya evaluasi kadar polutan yang timbul dari

(20)

kegiatan pengangkutan material yang dibandingkan dengan standar baku mutu udara lingkungan yang diijinkan oleh Pemerintah kabupaten Bulukumba.

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka penulis sebagai peneliti bermaksud untuk mengangkat judul tentang “Fungsi pengawasan pemerintah dalam pengendalian dampak pembangunan pabrik batu dan aspal di Desa Padang Loang Kecamatan Ujung Loe Kabupaten Bulukumba.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka yang menjadi masalah pokok dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimana fungsi pengawasan pemerintah dalam menanggulangi dampak pembangunan pabrik batu dan aspal di Desa Padang Loang Kecamatan Ujung Loe Kabupaten Bulukumba ?

2. Faktor-faktor apa yang menghambat dan mendukung fungsi pengawasan Pemerintah dalam menanggulangi dampak pembangunan pabrik batu dan aspal desa padang loang kecamatan Ujung Loe kabupaten Bulukumba ?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui fungsi pengawasan pemerintah dalam menaggulangi dampak pembangunan pabrik batu dan aspal di desa padang loang kecamatan Ujung Loe kabupaten Bulukumba

(21)

2. Untuk mengetahui faktor-faktor pengahambat dan pendukung fungsi pengawasan pemerintah dalam menanggulangi dampak pembangunan pabrik batu dan aspal di desa padang loang kecamatan Ujung Loe kab Bulukumba.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan beberapa mannfaat sebagai berikut:

1. Manfaat akademik

Diharapkan dapat memberikan konstribusi dalam pengembangan ilmu

pengetahuan dan teori-teori adminitrasi khusunya yang berkaitan dengan teori fungsi pengawasan pemerintah

2. Manfaat praktis

Diharapkan dapat dijadikan bahan masukan bagi pemerintah, khususnya pemerintah daerah Bulukumba dalam melakukan fungsi pengawasan pemerintah dalam penggulangan dampak pembangunan pabrik batu dan aspal di Desa Padang Loang Kecamatan Ujung Loe kab Bulukumba.

(22)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pemerintah

1. Defenisi pemerintah

Pemerintah berasal dari kata “perintah” yang setelah ditambah awalan “pe” menjadi pemerintah, dan seketika ditambah akhiran “an” menjadi pemerintahan, dalam hal ini beda antara “pemerintah” dengan “pemerintahan” adalah karena pemerintah merupakan badan atau oraganisasi yang bersangkutan, sedangkan pemerintahan berarti perihal ataupun hal ikwal pemerintah itu sendiri. Kata perintah itu sendiri, paling sedikit ada empat unsur yang terkandung di dalamnya, yaitu sebagai berikut:

a. Ada dua pihak yang terlibat

b. Yang pertama pihak yang memerintah disebut penguasa atau pemerintah c. Yang kedua adalah pihak yang diperintah yaitu rakyat

d. Antara kedua pihak tersebut terdapat hubungan

Istilah Pemerintah menurut Finer dalam Muhaddam (2011: 14), setidaknya menunjukkan pada empat pengertian pokok, yaitu pertama, pemerintah merujuk pada suatau proses pemerintahan, dimana kekuasaan di opersionalakan oleh mereka yang memegang kekuasaan secara sah. Kedua, istila pemerintah menunjukkan pada keberadaan dimana proses pemerintahan tersebut berlangsung. Ketiga, pemerintah menunjukkan secara lagsung person (orang) yang menduduki jabatan-jabatan

(23)

pemerintah sebagai pelaksana kekuasaan. Keempat, istilah pemerintah mengacu pada aspek pembentuk, metode atau sistem pemerintahan dalam suatu masyarakat, yakni struktur dan pengelolaan badan pemerintah serta hubunngan antara yang di perintah dan yang memerintah.

Menurut Sayre dalam Inu Kencana Syafiie (2011: 6), pemerintah adalah sebagai organisasi dari negara yang memperlihatkan dan menjalankan kekuasaannya, Menurut Strong dalam Inu Kencana Syafiie (2011:6-7), pemerintahan dalam arti luas mempunyai kewenangan untuk memelihara kedamaian dan keamanan negara, oleh karena itu pertama harus mempunyai kekuatan militer atau kemampuan untuk mengendalikan angkatan perang, yang kedua harus mempunyai kekuatan legislatif atau dalam arti pembuatan undang-undang, yang ketiga harus mempunyai kekuatan finansial atau kemampuan untuk mencukupi keuangan masyarakat dalam rangka membiayai ongkos keberadaan negara dalam penyelenggaraan peraturan, hal tersebut dalam rangka penyelenggaraan kepentingan negara.

Menurut Robert Mac Iver dalam Inu Kencana Syafiie (2011: 7), pemerintah adalah sebagai suatu organisasi dari orang-orang yang mempunyai kekuasaan, bagaimana manusia itu diperintah ?. jadi pemerintah mempunyai kekuasaan untuk memerintah.

David Apter dalam Inu Kencana Syafiie (2011:8) pemerintah itu adalah merupakan satuan anggota yang paling umum yang memiliki (a) tanggung jawab tertentu untuk mempertahankan sistem yang mencakupnya itu dalah bagian dan (b) monopoli praktis mengenai kekuasaan paksaan.

(24)

Keseluruhan definisi tersebut di atas dapat disimpulan bahwa pemerintahan adalah kelompok orang-orang tertentu yang secara baik dan benar serta indah melakukan sesuatu (eksekusi) atau tidak melakukan sesuatu (not to do) dalam mengkoordinasikan, memimpin dalam hubungan antara dirinya dengan masyarakat,

antara departemen dan unit dalam tubuh pemerintahan itu sendiri . 2. Fungsi pemerintah

Rasyid dalam Muhaddam (2011: 32), membagi fungsi pemerintah menjadi empat bagia, yaitu pelayanan (publi service), pembangunan (develoment), pemberdayaan (empowering), dan pengaturan (regulation).

Ndraha dalam Muhaddam (2011: 35), pemerintah memiliki dua fungsi dasar, yaitu fungsi yaitu fungsi primer atau fungsi pelayanan, dan fungsi sekunder atau fungsi pemmberdayaan. Fungsi primer, yaitu fungsi pemerintah sebagai provider jasa-jasa publik yang tidak dapat diprivatisasikan termasuk jasa hankam, layanan sipil, dan layanan birokrasi. Sedangkan Fungsi sekunder yaitu fungsi sebagai provider kebutuhan dan tuntuan yang diperintah akan barang dan jasa yang mereka tidak mampu penuhi sendiri karena masih lemah dan tidak berdaya (powerless) termasuk penyediaan dan pembangunan sarana dan prasarana.

Menurut Sondang P Siagian dalam administrasi pembagunan (2012: 142), peran pemerintah dalam pembangunan nasional yaitu Peran selaku stabilisator, Peran selaku inovator, Peran selaku modernisator, dan Peran pelaku pelaksana sendiri, Sementara itu dari aspek manajemen, pemerintahan terkait dengan fungsi-fungsi

(25)

memimpin, memberi petunjuk, memerintah, menggerakkan, koordinasi, pengawasan dan motifasi dalam hubungan pemerintahan.

Menurut Charles Merriam dalam Inu Kencana Syafiie (2011: 8), tujuan pemerintahan meliputi external security, internal order, juctice, general welfare, dan freedom. Sedangkan menurut Soemandar dalm Inu Kencana Syafiie (2011: 8) ,pemerintah sebagai badan yang penting dalam rangka pemerintahannya, pemerintah mesti memperhatikan pula ketentraman dan ketertiban umum, tuntutan dan harapan serta pendapat rakyat, kebutuhan dan kepentingan masyarakat, pengaruh-pengaruh lingkungan, pengaturan-pengaturan, komunikasi peran serta seluruh lapisan mayarakat dan legitimasi. Keseluruhan fungsi pemerintah di atas dapat disimpulkan bahwa fungsi pemerintah terhadap terhadap warganya yaitu fungsi politik,hukum, kesejahtraan,dan administratif sedangkan peran pemerintah dalam pembangunan Nasional yaitu sebagai stabilisator, inovator, modernisator, pelopor, pelaksana sendiri.

3. Pengawasan Pemerintah

Pengawasan adalah sesuatu yang bersifat kodrati.kita perlukan kehidupan manusia,kita perlukan dalam kehidupan organisasi.dalam kehidupan manusia saja kita tahu,apabila kita tidak awas dan waspada akan timbul kecelakaan.ibarat seorang pengemudi yang mengemudi kendaraan di jalan raya,apabila tidak awas dan waspada tidak tau lobang-lobang di jalan,maka dapat terperosok.

Demikian juga dalam kehidupan organisasi mungkin ada lobang-lobang yang menghadang dan untuk itu pula perlu di hadapi dengan sikapn awas dan waspada.

(26)

Pengawasan yang dilaksanakan tanpa pemikiran matang,bukan ikut memperlancar pembangunan, malah sebaliknya salah-salah menghambatnya.sebab pengawasan adalah sebagian dari mekanisme deri sebuah matarantai yang mempunyai peranan tertentu. Maka jika pengawasan diterapkan secara salah,ia bakal menghasilkan dampak negative terhadap mekanisme sistem matarantai yang terkait.untuk harus lebih dulu menyadari makna dan arti pengawasan serta tujuan tempat dan pengawasanya.

Presiden soekarno sendiri menegaskan bahwa pengawasan harus mampu sebagai sesuatu yang wajar oleh semua pihak, bukan sebagai sesuatu menyinggung perasaan atau mencurigai. Jika pengertian ini di sadari tidak perlu lagi ada “ewuh pakewuh”(basa basi atau keengganan) dalam menjalankan pengawasan dan menyampaikan hasil-hasilnya.Ismail Saleh (1988 : 12 )

B. Pengawasan dan Pengendalian

1. Pengertian pengawasan

Pertama-tama,mestilah disadari pengawasan pembangunan bukan unsur berdiri yang sendiri, ia merupakan salah satu unsur dari pembagian pembangunan lainnya, seperti factor-faktor yang menciptakan dan mengembangkan pembangunan atau prestasi. Sehingga pengawasan harus dalam kaitan dengan seluruh struktur unsur yang membentuk system. tujuan dari pengawasan ialah ikut melaksanakan memperlancar pembangunan serta mengamankan hasil-hasil pembangunan.

(27)

Pengawasan adalah proses dalam menetapkan ukuran kinerja dan pengambilan tindakan yang dapat mendukung pencapaian hasil yang diharapkan sesuai dengan kinerja yang telah ditetapkan tersebut. Controlling is the process of measuring performance and taking action to ensure desired results. Pengawasan adalah proses untuk memastikan bahwa segala aktifitas yang terlaksana sesuai dengan apa yang telah direncanakan . The process of ensuring that actual activities conform the planned activities.

Menurut Winardi “Pengawasan adalah semua aktivitas yang dilaksanakan oleh pihak manajer dalam upaya memastikan bahwa hasil aktual sesuai dengan hasil yang direncanakan”. Sedangkan menurut Basu Swasta “Pengawasan merupakan fungsi yang menjamin bahwa kegiatan-kegiatan dapat memberikan hasil seperti yang diinginkan”. Sedangkan menurut Komaruddin “Pengawasan adalah berhubungan dengan perbandingan antara pelaksana aktual rencana, dan awal Unk langkah perbaikan terhadap penyimpangan dan rencana yang berarti”.

Pengawasan adalah suatu upaya yang sistematik untuk menetapkan kinerja standar pada perencanaan untuk merancang sistem umpan balik informasi, untuk membandingkan kinerja aktual dengan standar yang telah ditentukan, untuk menetapkan apakah telah terjadi suatu penyimpangan tersebut, serta untuk mengambil tindakan perbaikan yang diperlukan untuk menjamin bahwa semua sumber daya perusahaan atau pemerintahan telah digunakan seefektif dan seefisien mungkin guna mencapai tujuan perusahaan atau pemerintahan. Dari beberapa pendapat tersebut diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pengawasan merupakan hal

(28)

penting dalam menjalankan suatu perencanaan. Dengan adanya pengawasan maka perencanaan yang diharapkan oleh manajemen dapat terpenuhi dan berjalan dengan baik.

Pengawasan pada dasarnya diarahkan sepenuhnya untuk menghindari adanya kemungkinan penyelewengan atau penyimpangan atas tujuan yang akan dicapai. melalui pengawasan diharapkan dapat membantu melaksanakan kebijakan yang telah ditetapkan untuk mencapai tujuan yang telah direncanakan secara efektif dan efisien. Bahkan, melalui pengawasan tercipta suatu aktivitas yang berkaitan erat dengan penentuan atau evaluasi mengenai sejauhmana pelaksanaan kerja sudah dilaksanakan. Pengawasan juga dapat mendeteksi sejauhmana kebijakan pimpinan dijalankan dan sampai sejauhmana penyimpangan yang terjadi dalam pelaksanaan kerja tersebut.

Dari segi hukum administrasi negara, pengawasan dimaknai sebagai :

“proses kegiatan yang membandingkan apa yang dijalankan, dilaksanakan, atau diselenggarakan itu dengan apa yang dikehendaki, direncanakan, atau diperintahkan.”

Hasil pengawasan ini harus dapat menunjukkan sampai di mana terdapat kecocokan dan ketidakcocokan dan menemukan penyebab ketidakcocokan yang muncul. Dalam konteks membangun manajemen pemerintahan publik yang bercirikan good governance (tata kelola pemerintahan yang baik), pengawasan merupakan aspek penting untuk menjaga fungsi pemerintahan berjalan sebagaimana mestinya. Dalam konteks ini, pengawasan menjadi sama pentingnya dengan penerapan good governance itu sendiri.

(29)

Dalam kaitannya dengan akuntabilitas publik, pengawasan merupakan salah satu cara untuk membangun dan menjaga legitimasi warga masyarakat terhadap kinerja pemerintahan dengan menciptakan suatu sistem pengawasan yang efektif, baik pengawasan intern (internal control) maupun pengawasan ekstern (external control). Di samping mendorong adanya pengawasan masyarakat (social control).

Sasaran pengawasan adalah temuan yang menyatakan terjadinya penyimpangan atas rencana atau target. Sementara itu, tindakan yang dapat dilakukan adalah:

a) mengarahkan atau merekomendasikan perbaikan; b) menyarankan agar ditekan adanya pemborosan;

c) mengoptimalkan pekerjaan untuk mencapai sasaran rencana.

Mempertebal rasa tanggung jawab. Dengan adanya pengendalian dari pihak manajemen, maka karyawan diharapkan memiliki rasa tanggung jawab terhadap pekerjaan yang diembannya. Dalam penjelasan UUD 1945, tersirat tuntutan terhadap pemegang kekuasaan pemerintah Negara serta lembaga-lembaga kenegaraan untuk selalu dan secara terus menerus mengawasii serta mengendalikann setiap pengambilan keputusan serta pelaksanaanya didalam gerakan pembangunan,agar tetap berada di dalam gerakan pembangunan,agar tetap berada dalam jalur jiwa dan semangat Pancasila dan UUD 1945.Sistem pengawasan Nasional yang berlapis terdiri dari:

(30)

a. Pengawasan Melekat (waskat)

LAN RI mengemukakan pengertian Pengawasan melekat (Waskat) yaitu pengawasan yang dilakukan oleh setiap pimpinan terhadap bawahan dan satuan kerja yang dipimpinnya.

Pengawasan melekat sebagai salah satu kegiatan pengawasan, merupakan tugas dan tanggung jawab setiap pimpinan untuk menyelenggarakan manajemen atau administrasi yang efektif dan efisien di lingkungan organisasi atau unit kerja masing-masing, baik di bidang pemerintahan maupun swasta. Peningkatan fungsi pengawasan melekat di lingkungan aparatur pemerintah bertolak dari motivasi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pelaksanaan tugas-tugas umum pemerintahan dan pembangunan, dengan cara sedini mungkin mencegah terjadinya kekurangan dan kesalahan dalam merencanakan dan melaksanakan tugas-tugas di lingkungan organisasi atau unit kerja masing-masing. Pelaksanaan pengawasan melekat yang demikian tersebut dapat mengurangi dan mencegah secara dini terjadinya berbagai kelemahan dan kekurangan aparatur pemerintah dalam melaksanakan tugas pokok masing-masing.

Pengawasan melekat yaitu berupa tindakan atau kegiatan usaha untuk mengawasi dan mengendalikan anak buah secara langsung, yang harus dilakukan sendiri oleh setiap pimpinan organisasi yang bagaimanapun juga.

Suatu proses pemantauan, pemeriksaan dan evaluasi yang dilakukan secara berdaya dan berhasil guna oleh pimpinan unit/organisasi kerja terhadap fungsi semua komponen untuk mewujudkan kerja di lingkungan masing-masing agar secara terus

(31)

menerus berfungsi secara maksimal dalam melaksanakan tugas pokok yang terarah pada pencapaian tujuan yang telah dirumuskan sebelumnya.

Menurut Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 1989 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengawasan, Waskat adalah serangkaian kegiatan yang bersifat sebagai pengendalian yang terus menerus dilakukan oleh atasan langsung terhadap bawahannya, secara preventif atau represif agar pelaksanaan tugas bawahan tersebut berjalan secara efektif dan efisien sesuai dengan rencana kegiatan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pengertian Pengawasan Melekat seperti yang termuat dalam Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 1989 tentang Pedoman Pengawasan Melekat merupakan serangkaian kegiatan yang bersifat sebagai pengendalian yang terus-menerus, dilakukan atasan langsung terhadap bawahannya, secara preventif dan represif agar pelaksanaan tugas bawahan tersebut berjalan secara efektif dan efisien sesuai dengan rencana kegiatan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Namun, suatu kebijakan tidak begitu saja dapat diimplementasikan dengan baik. Disisi lain, kenyataan menunjukkan bahwa tuntutan masyarakat terhadap kualitas pelayanan publik terus meningkat seiring dengan meningkatnya dinamika masyarakat itu sendiri. Bila tidak diimbangi dengan konsestensi pelaksanaan kebijakan atau betapa banyak kebijakan yang telah diambil oleh pemerintah maka hasilnya tetap saja dirasakan kurang memuaskan.

(32)

Pengawasan yang dilaksanakan oleh pihak yang memahami substansi kerja objek yang diawasi dan ditunjuk khusus untuk melakukan audit independent terhadap objek yang diawasi.

c. Pengawasan Masyarakat (Wasmas)

Wasmas sangat diperlukan karena keterbatasan kemampuan pengawasan melekat Waskat) dan pengawasan fungsional (Wasnal). Adapun tujuannya adalah makin meningkatnya tanggung jawab pada peran serta masyarakat dalam pelaksanaan tugas-tugas umum pemerintahan dan pembangunan. Oleh karena itu aparatur pemerintah berkewajiban untuk selalu memberikan kesempatan agar masyarakat mampu dan mau melaksanakan Wasmas dengan sebaik-baiknya. Bagaimanapun kecilnya nilai informasi yang disampaikan, Wasmas harus diperhatikan dan dihargai. Surat kaleng sekalipun perlu mendapat perhatian, karena seringkali isi informasi yang disampaikan ternyata benar dan sangat berharga.

Meskipun demikian, pelaksanaan Wasmas itu sebaiknya memenuhi kriteria-kriteria tertentu seperti obyektif (tidak bersifat memfitnah), dimaksudkan untuk perbaikan, disampaikan secara jelas dan lengkap (kalau perlu dengan bukti-bukti), serta memberitahukan bentuk-bentuk pelanggaran, penyimpangan, penyalahgunaan wewenang atau kesalahan yang terjadi. Disamping itu hendaknya dijelaskan pula patokan-patokan yang dilanggar, dan memuat saran-saran serta identitas orang yang menyampaikannya. Agar Wasmas dapat berjalan lebih optimal, maka pemerintah harus memperhatikan beberapa hal antara lain : Secepatnya memberikan tanggapan dengan menjelaskan tindakan-tindakan yang telah diambil, atau menjelaskan duduk

(33)

persoalannya. Dalam hal tanggapan belum dapat dilakukan karena masih memerlukan penelitian, maka tanggapan dilakukan secara bertahap : pertama, menyampaikan penghargaan dengan penjelasan akan segera dilakukan penelitian, dan setelah penelitian selesai, baru disampaikan tanggapan. Mengambil langkah tindak lanjut dalam bentuk usaha penertiban, peningkatan dan pembinan untuk merehabilitasi, meningkatkan dan membina citra instansi.

2. Pengertian Pengendalian

Pengertian Pengendalian, Pengendalian merupakan tahap yang menentukan dari proses manajemen. Oleh sebab itu, kemampuan untuk melakukan pengendalian merupakan salah satu fungsi dan peran manajer yang sangat penting. Pengendalian diartikan sebagai “proses pemantauan aktivitas untuk menjamin bahwa standar dapat terlaksana sebagaimana yang direncanakan dan melakukan langkah koreksi terhadap penyimpangan yang berarti.” Yang dimaksud dengan standar adalah pedoman datau tolak banding yang ditetapkan sebagai dasar untuk pengukuran kapasitas, kuantitas, isi, nilai, biaya, kualitas, dan kinerja. Pengendalian Sosial adalah segenap cara dan proses yang di tempuh kelompok atau orang masyarakat, sehingga para anggotanya dapat bertindak sesuai denagn harapan kelompok atau masyarakat. Dalam sistem pemerintahan , pengendalian sosial di artikan sebagai pengawasan yang di lakukan masyarakat terhadap jalannnya pemerintahan, khususnya pemerintah beserta aparatnya . pengertian pengendalian sosial tersebut mencakup segala proses yang di rencanakan atau tidak serta bersifat mendidik, mengajak, atau bahkan memaksa warga masyarakat mematuhi kaidah dan nilai-nilai sosial yang berlaku.

(34)

Menurut Soerjono Soekanto (1990), pengendalian sosial bertujuan untuk mencapai keserasian antara stabilitas dengan perubahan-perubahan dalam masyarakat. Atau, suatu sistem pengendalian sosial bertujuan untuk mencapai keadaan damai melalui keserasian antara kepastian dengan keadilan/kesebandingan. Pengendalian sosial , sangat berkaitan erat dengan norma dan nilai sosial . hal ini di sebabkan bagi anggota masyarakat, norma dan nilai sosial merupakan alat pengendali atau sebagai pedoman dalam berprilaku.pengendalian sangat penting dalam kehidupan bermasyarakat karena akan mengurangi terjadinya perilaku-perilaku yang menyimpang.

Pengendalian sosial sangat penting dalam kehidupan bermasyarakat karena akan mengurangi terjadinya perilaku-perilaku yang menyimpang.jika pengendalian social tidak di terapkan, maka akan mudah terjadi penyipangan-pemyimpangan dalam pelaksanaan nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku di masyarakat.

Adapun fungsi pokok dalam pengendalian adalah:

a) Mencegah terjadinya penyimpangan-penyimpangan atau kesalahan dengan melakukan pengendalian secara rutin disertai adanya ketegasan-ketegasan dalam pengawasan, yakni dengan pemberian sanksi yang sewajarnya terhadap penyimpangan yang terjadi.

b) Memperbaiki berbagai penyimpangan yang terjai. Jika penyimpangan telah terjadi, hendaknya pengendalian dapat mengusahakan cara-cara perbaikan.

(35)

c) Mendinamisasikan organisasi. Dengan adanya pengendalian maka diharapkan sedini mungkin dapat dicegah adanya penyimpangan, sehingga unit organisasi selalu dalam keadaan bekerja secara efektif dan efesien.

C. Pembangunan

1. Defenisi pembangunan

Saul M. Katz mendefinisikan pembangunan merupakan sebagai perubahan yang berlangsun secara luas dalam masyarakat dan bukan sekedar pada sektor ekonomi saja melainkan sektor lainya seperti perubahan pendapatan perkapita dan perubahan pada grafik tenaga kerja dan lainya.

Pembangunan yang merupakan rangkaian usaha perubahan dan pertumbuhan yang berencana yang di lakukan secara sadar suatu bangsa, negara, dan pemerintahan menuju moderenitas dalam rangka pembinaan bangsa. Gabungan kedua pengertian tersebut mengandung beberapa pikiran sebagai

berikut :

a. Pembangunan merupakan suatu proses. Oleh karena itu, harus di laksanakan secara terus – menerus, berkesinambungan, pentahapan jangka waktu, biaya,dan hasil tertentu yang di harapkan.

b. Pembangunan adalah suatu usaha yang dilakukan secara sadar dan merupakan hasil pemikiran sampai pada tingkat rasionalitas tertentu.

(36)

d. Pembangunan mengarah pada moderenitas dan bertujuan untuk menemukan cara hidup yang lebih baik dari sebelumnya, lebih maju, serta dapat menguasai ilmu pengetahuan pengetahuan dan teknologi dan iptek.

e. Pembangunan mempunyai tujuan yang bersifat multi dimensional, aspek politik, ekonomi, sosial budaya, serta pertahanan dan keamanan.

f. Pembangunan ditujukan untuk membina bangsa. Secara umum, administrasi pembangunan diartikan sebagai bidang studi yang mempelajari sistem admiistrasi negara di negara yang sedang mempelajari sistem administrasi negara di negara, yang sedang membangun serta upaya untuk meningkatkan kemampuanya.

2. Arti Pembangunan

Sondang P.Siagian mengemukakan arti pembangunan adalah :

a. Seluruh usaha yang di lakukan oleh suatu masyarakat untuk memperbaiki tata kehidupanya sebagai suatu bangsa, dalam berbagai aspek kehidupan bangsa tersebut dalam rangka usaha pencapaian tujuan yang telah di tetapkan sebelumnya.

b. Suatu usaha atau rangkaian usaha pertumbuhan dan perubahahan yang terencana yang dilakukan secara sadar oleh suatu bangsa, negara dan pemerintah, menuju moderenitas dalam rangka pembinaan bangsa (natonal Building).

3. Ide pokok pembangunan a. Perubahan (changes). b. Pertumbuhan (growth). c. Usaha sadar (modernization).

(37)

d. Berencana dan skala waktu.

e. Punya Goal (nation and Character Building).

Pembangunan adalah proses kearah kehidupan masyarakat yang lebih baik. (Hadjor :, 1992:100), or betterment, or “beneficial alternation” (crocker,1993:62) in the human condition.” (Donald Osborn,1993).

D. Definisi Lingkungan Hidup

Menurut Undang-Undang Nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan perikehidupan, dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain. Dalam Undang-Undang tersebut dinyatakan bahwa lingkungan hidup yang sehat dan bersih merupakan hak asasi setiap orang, sehingga diperlukan kesadaran pribadi dan lembaga baik lembaga pemerintah maupun non pemerintah agar tercipta lingkungan yang nyaman dan layak terhadap penghidupan manusia. Kebijakan pengelolaan lingkungan secara menyeluruh perlu diterapkan dari sisi pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya alam secara bijak menuju lingkungan yang berkelanjutan.

Danusaputro (1985), menyatakan bahwa lingkungan hidup merupakan “harta pusaka” bagi seluruh dan segenap insani sepanjang zaman, yang harus senantiasa dijaga kelestariaanya secara turun temurun, Memang tiap insani boleh dan

(38)

dapat memanfaatkan lingkungan hidup, tetapi siapapun tidak diwenangkan untuk merusak atau menanggung akibatnya, sebaliknya setiap pihak justru memikul kewajiban untuk selalu memeliharanya dengan baik dan menjaganya secara tertib dengan menghindarkan segala ancaman atau gangguan, yang mungkin dapat menimpanya. Sementara itu, menurut Irwan (2007), Lingkungan adalah suatu sistem kompleks yang berada di luar individu yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan organisme. Lingkungan merupakan ruang tiga dimensi, dimana organisme merupakan salah satu bagiannya. Lingkungan bersifat dinamis, perubahan dan perbedaan yang terjadi baik secara mutlak maupun relatif dari faktor-faktor lingkungan terhadap tumbuh-tumbuhan akan berbeda-beda menurut waktu, tempat dan keadaan.Mengelola lingkungan hidup berarti mengelola lingkungan alam, yang berarti mengelola lingkungan alam sekitar, agar mampu menunjang kehidupan dan kesejahteraan ekologi. Perlindungan terhadap ekologi, menjadi bagian penting dalam pengelolaan lingkungan hidup, saling menunjang, saling membutuhkan, dan saling menjaga ekologi dengan caranya masing-masing.

E. Usaha pertambangan dan Konsep Pengelolaan Pertambangan

Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 Usaha pertambangan adalah kegiatan dalam rangka pengusahaan mineral atau batubara yang meliputi tahapan kegiatan penyelidikan umum, eksplorasi, studi kelayakan, kostruksi, penambangan, pengolahan dan pemurnian,pengangkutan dan penjualan, serta pasca tambang.

(39)

Menurut Sudrajat (2010), cap atau kesan buruk bahwa pertambangan merupakan kegiatan usaha yang bersifat zero value sebagai akibat dari kenyataan berkembangnya kegiatan penambangan yang tidak memenuhi kriteria dan kaidahkaidah teknis yang baik dan benar, adalah anggapan yang segera harus segera diakhiri. Caranya adalah melakukan penataan konsep pengelolaan usaha pertambangan yang baik dan benar. Menyadari bahwa industri pertambangan adalah industri yang akan terus berlangsung sejalan dengan semakin meningkatnya peradaban manusia, maka yang harus menjadi perhatian semua pihak adalah bagaimana mendorong industri pertambangan sebagai industri yang dapat memaksimalkan dampak positif dan menekan dampak negatif seminimal mungkin melalui konsep pengelolaan usaha pertambangan berwawasan jangka panjang. Berdasarkan pada pengamatan dan pengalaman Sudrajat (2010), yang bergelut dalam dunia praktis di lapangan, munculnya sejumlah persoalan yang mengiringi kegiatan usaha pertambangan di lapangan diantaranya :

a. Terkorbankannya pemilik lahan

Kegiatan usaha pertambangan adalah kegiatan yang cenderung mengorbankan kepentingan pemegang hak atas kurang bagusnya administrasi pertanahan di tingkat bawah, juga karena faktor budaya dan adat setempat. Kebiasaan masyarakat adat di beberapa tempat dalam hal penguasaan hak atas tanah biasanya cukup dengan adanya pengaturan intern mereka, yaitu saling mengetahui dan menghormati antara batas-batas tanah. Keadaan tersebut kemudian dimanfaatkan oleh sekelompok orang dengan cara membuat surat tanah dari desa setempat.

(40)

b. Kerusakan lingkungan

Kegiatan usaha pertambangan merupakan kegiatan yang sudah pasti akan menimbulkan kerusakan dan pencemaran lingkungan adalah fakta yang tidak dapat dibantah. Untuk mengambil bahan galian tertentu, dilakukan dengan melaksanakan penggalian. Artinya akan terjadi perombakan atau perubahan permukaan bumi, sesuai karakteristik pembentukan dan keberadaan bahan galian, yang secara geologis dalam pembentukannya harus memenuhi kondisi geologi tertentu.

c. Ketimpangan sosial

Kebanyakan kegiatan usaha pertambangan di daerah terpencil dimana keberadaan masyarakatnya masih hidup dengan sangat sederhana, tingkat pendidikan umumnya hanya tamata SD, dan kondisi sosial ekonomi umumnya masih berada di bawah garis kemiskinan. Di lain pihak, kegiatan usaha pertambangan membawa pendatang dengan tingkat pendidikan cukup, menerapkan teknologi menengah sampai tinggi, dengan budaya dan kebiasaan yang terkadang bertolak belakang dengan masyarakat setempat. Kondisi ini menyebabkan munculnya kesenjangan sosial antara lingkungan pertambangan dengan masyarakat di sekitar usaha pertambangan berlangsung.

(41)

F. Pengertian Industri

Industri adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah atau barang setengah jadi menjadi barang jadi barang jadi yang memiliki nilai tambah untuk mendapatkan keuntungan. Usaha perakitan atau assembling dan juga reparasi adalah bagian dari industri. Hasil industri tidak hanya berupa barang, tetapi juga dalam bentuk jasa.

Industri merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kesejateraan penduduk. Selain itu industrialisasi juga tidak terlepas dari usaha untuk meningkatkan mutu sumberdaya manusia dan kemampuan untuk memanfaatkan sumber daya alam secara optimal. UU Perindustrian No 5 Tahun 1984, industri adalah kegiatan ekonomi yang mengelola bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi, dan atau barang jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi untuk penggunaanya termasuk kegiatan rancangan bangun dan perekayasaan industri. Dari sudut pandang geografi, Industri sebagai suatu sistem, merupakan perpaduan sub sistem fisis dan sub sistem manusia (Sumaatmaja,1981).

1. Pengelompokan Jenis Industri

Departemen Perindustrian mengelompokan industri nasional Indonesia dalam 3 kelompok besar yaitu:

a. Industri Dasar

Industri dasar meliputi kelompok industri mesin dan logam dasar (IMLD) dan kelompok industri kimia dasar (IKD). Yang termasuk dalam IMLD atara lain industri mesin pertanian, elektronika, kereta api, pesawat terbang, kendaraan

(42)

bermotor, besi baja, alumunium, tembaga dan sebagainya. Sedangkan yang termasuk IKD adalah industri pengolahan kayu dan karet alam, industri pestisida, industri pupuk, industri silikat dan sebagainya. Industri dasar mempunyai misi untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, membantu struktur industri dan bersifat padat modal. Teknologi yang digunakan adalah teknologi maju, teruji dan tidak padat karya namun dapat mendorong terciptanya lapangan kerja secara besar. b. Aneka industri (AL)

Yang termasuk dalam aneka industri adalah industri yang mengolah sumber daya hutan, industri yang menolah sumber daya pertanian secara luas dan lain-lain. Aneka industri mempunyai misi meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan atau pemerataan, memperluas kesempatan kerja, tidak padat modal dan teknologi yang digunakan adalah teknologi menengah atau teknologi maju.

c. Industri Kecil

Industri kecil meliputi industri pangan (makanan, minuman dan tembakau), industri sandang dan kulit (tekstil, pakaian jadi serta barang dari kulit), industri kimia dan bahan bangunan (industri kertas, percetakan, penebitan, barang-barang karet dan plastik), industri kerajinan umum (industri kayu, rotan, bambu dan barang galian bukan logam) dan industri logam (mesin, listrik, alat-alat ilmu pengetahuan, barang dan logam dan sebagainya).

Industri di Indonesia dapat digolongkan kedalam beberapa macam kelompok. Industri didasarkan pada banyaknya tenaga kerja dibedakan menjadi 4 golongan,yaitu:

(43)

1) Industri besar, memiliki jumlah tenaga kerja 100 orang atau lebih, 2) Industri sedang, memiliki jumlah tenaga kerja antara 20-99 orang, 3) Industri kecil, memiliki jumlah tenaga kerja antara 5-19 orang,

4) Industri rumah tangga, memiliki jumlah tenaga kerja antara 1-4 orang (BPS, 2002).

Dalam mendukung suatu industri dipengaruhi oleh faktor-faktor produksi antara lain (Partadirja, 1985) :

a. Faktor Produksi Modal, yang terdiri atas

1) Modal buatan manusia yang terdiri dari bangunan bangunan, mesin-mesin, jalan raya, kereta api, bahan mentah, persediaan barang jadi dan setengah jadi. 2) Lahan terdiri dari tanah, air, udara, mineral di dalamnya, termasuk sinar

matahari.

b. Faktor produksi tenaga kerja terdiri dari:

1) Tenaga kerja atau buruh berupa jumlah pekerja termasuk tingkat pendidikan dan tingkat keahliannya

2) Kewirausahaan sebagai kecakapan seseorang untuk mengoganisasi faktor-faktor produksi lain beserta resiko yang dipikulnya berupa keuntungan dan kerugian.

Dalam meningkatkan efisiensi penggunaan faktor produksi perlu didukung dengan kemajuan teknologi. Hicks mengklasifikasian kemajuan teknologi berdasarkan pengaruhnya terhadap kombinasi penggunaan faktor produksi (Rahardja, 1999) :

(44)

a. Teknologi padat modal, bila kemajuan teknologi mengakibatkan porsi pengunaan barang-barang modal menjadi lebih besar dibandingkan dengan tenaga kerja. b. Teknologi netral apabila tidak terjadi perubahan rasio faktor produksi modal dan

tenaga kerja.

c. Teknologi padat karya, apabila penggunaan faktor produksi tenaga kerja lebih dari penggunaan modal.

Untuk meningkatkan hasil produksi dalam sebuah perusahaan tidak cukup hanya dengan menggunakan teknologi yang canggih saja, tetapi juga memerlukan tenaga kerja yang memiliki skill yang tinggi untuk mengoperasikannya.

Dengan demikian diperlukan tenaga kerja yang mempunyai keahlian, kemampuan dan keterampilan kerja (Siswanto, 1989). Menurut undang-undang RI No.13 tahun 2003, tentang ketenagakerjaan, tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri atau masyarakat. Dalam kamus besar bahasa Indonesia (1991: 927), tenaga kerja adalah orang yang bekerja atau mengerjakan sesuatu, orang yang mampu melakukan pekerjaan baik di dalam maupun di luar hubungan kerja.

(45)

G. Kerangka Pikir Penelitian

H. Defenisi Fokus

Untuk lebih mengarahkan penelitian maka perlu mengembangkan defenisi operasional sebagai berikut :

1. Fungsi pengawasan pemerintah yang dimaksud dalam penelitian ini adalah sejauhmana peranan yang dicapai oleh pemerintah di dalam mengkoordinasi pengendalian dampak pabrik batu dan aspal di daerah tersebut.

Fungsi pengawasan pemerintah dalam pengendalian dampak pembangunan pabrik batu dan

aspal

Faktor penghambat Faktor pendukung pengawasan fungsional Pengawasan melekat

pengawasan masyarakat Pengendalian sosial Penanggulangan Dampak Optimalisasi fungsi pengawasan pemerintah dalam Penanggulangan Dampak

(46)

2. Fungsi pengawasan pemerintah dalam melaksanakan pengawasan dampak pabrik batu dan aspal di daerah tersebut. Yaitu pengawasan melekat,pengawasan fungsional, dan pengwasan masyarakat,

3. Penanggulangan dampak pabrik batu dan aspal agar terkendalinya dampak negatif terhadap beroperasinya perusahaan tersebut.

4. Optimalisasi fungsi pengawasan pemerintah, yang dimaksudkan ialah efektitas dan efisiensi pelaksanaan fungsi pengawasan melalui pengawasan melekat,fungsional,dan masyarakat dalam mengendalikan dampak negative beroperasinya perusahaan pabrik batu dan aspal di Desa Padang Loang Kecamatan Ujung Loe.

BAB III

(47)

A. Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kota Bulukumba disertai dengan dasar pertimbangan bahwa Kota Bulukumba adalah kota yang salah satu permasalahanya memiliki peningkatan pembangunan industri. salah satunya industri pabrik Batu dan Aspal di Desa Padang Loang kecamatan Ujung Loe kabupaten Bulukumba.

B. Jenis dan Tipe Penelitian. 1. Jenis penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif yaitu metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah sebagai lawannya adalah eksperimen, dimana peneliti merupakan instrumen kunci dengan analisis data bersifat induktif dan hasil penelitian lebih menekankan makna dari pada generalisasi.

2. Tipe penelitian

Tipe penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan didukung data kualitatif dimana peneliti berusaha untuk mengungkapkan suatu fakta atau realita fenomena sosial tertentu sebagaimana adanya dan memberikan gambaran secara objektif tentang keadaan atau permasalahan yang dihadapi.

C. Informan Penelitian

(48)

Penentuan narasumber (informan) dalam penelitian ini untuk diwawancarai secara mendalam dilakukan dengan cara, peneliti memilih orang tertentu yang dipandang memiliki pengetahuan dan informasi mengenai permasalahan yang diteliti yakni pihak-pihak yang terlibat sebagai partisipan dalam kegiatan pemerintah dalam pengendalian dampak pembangunan pabrik batu dan aspal yaiitu :

Informan yang dijadikan sumber penelitian setidaknya mengetahui hal- hal yang mengenai atau mengetahui Pabrik batu dan Aspal yang ada di Desa Padang Loang Kecamatan Ujung Loe Kabupaten Bulukumba . Ada 7 Informan yang dijadikan sumber data dalam penelitian.

Adapun Informan Penelitian di cantumkan dalam tabel berikut : Tabel 1: Informan

No Nama Keterangan

1. H. Abdul Jabbar Pengawas Umum

2. Asniar Staf PT. Purnama karya nugraha

3. Muh. Adil, S.Sos Kepala Desa

4. Andi Risal Kadus salebboe

5. Baharuddin, SE Tokoh masyarakat

6. Darmawati.S.Pdi Masyarakat

7. Sukardi Karyawan

8. Bahtiar Hanaping Masyarakat

Sumber Data : Olahan Data Primer

(49)

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini ada dua yaitu : 1. Data Primer

Yakni data dan informasi yang langsung dikumpulkan dari lokasi penelitian melalui informan yang telah dipilih dengan menggunakan teknik wawancara.

2. Data Sekunder

Yakni data dan informasi yang mendukung data primer, yang diperoleh lewat dokumen yang berhubungan dengan permasalahan yang dibahas.

E. Tehnik Pengumpulan Data

Teknik penelitian merupakan salah satu unsur penting dalam melakukan suatu penelitian. Teknik yang digunakan dalam menghimpun penelitian ini yaitu: 1. Observasi adalah penelitian yang dilakukan dengan cara melakukan pengamatan

secara langsung di lapangan yang berkaitan dengan peran pemerintah terhadapp pengendalian dampak pabrik batu dan aspal.

2. Wawancara yang digunakan oleh peneliti adalah wawancara bebas terpimpin, artinya peneliti mengadakan pertemuan langsung dengan petugas pemerintah, dan wawancara bebas artinya peneliti bebas mengajukan pertanyaan kepada responden sesuai dengan jenis pertanyaan-pertanyaan yang telah disiapkan sebelumnya.

(50)

3. Dokumentasi, yaitu pemanfaatan informasi melalui dokumen-dokumen tertentu yang dianggap mendukung. Adapun manfaat penggunaan dokumen dalam hal ini adalah

a. Dokumen membantu pemverifikasian ejaan dan judul atau nama yang benar dari organisasi yang telah disinggung dalam wawancara.

b. Dokumen dapat menambah rincian spesifik lainnya guna mendukung informasi dari sumber-sumber lain, jika bukti dokumenter bertentangan dan bukannya mendukung, peneliti mempunyai alasan untuk meneliti lebih jauh topik yang bersangkutan.

F. Tehnik Analisis Data

Analisa data ialah langkah selanjutnya untuk mengolah data dari hasil penelitian menjadi data, dimana data yang diperoleh, dikerjakan dan dimanfaatkan sedemikian rupa untuk menyimpulkan persoalan yang diajukan dalam menyusun hasil penelitian. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model analisa interaktif (interactive model of analysis). Dalam model ini terdapat tiga komponen pokok. Menurut Miles dan Huberman (Sugiyono 2012 : 91), ketiga komponen tersebut yaitu:

1. Reduksi Data

Reduksi data merupakan komponen pertama analisis data yang mempertegas, memperpendek, membuat fokus, membuang hal yang tidak

(51)

penting dan mengatur data sedemikian rupa sehingga simpulan peneliti dapat dilakukan.

2. Sajian Data

Sajian data merupakan suatu rakitan informasi yang memungkinkan kesimpulan. Secara singkat dapat berarti cerita sistematis dan logis supaya makna peristiwanya menjadi lebih mudah dipahami.

3. Penarikan Simpulan

Dalam awal pengumpulan data peneliti sudah harus mulai mengerti apa arti dari hal-hal yang ia temui dengan mencatat peraturan-peraturan sebab akibat, dan berbagai proporsi sehingga penarikan kesimpulan dapat dipertanggung jawabkan.

G. Keabsahan Data

Pengabsahan data dalam penelitian ini diperiksa dengan menggunakan teknik triangulasi. Triangulasi bermakna silang yakni mengadakan pengecekan akan kebenaran data yang akan dikumpulkan dari sumber data dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang lain serta pengecekan pada waktu yang berbeda. a. Triangulasi Sumber

Triangulasi Sumber dilakukan dengan cara mengecek pada data sumber lain yang telah diperoleh sebelumnya.

(52)

Triangulasi Metode bermakna data yang diperoleh dari satu sumber dengan menggunakan metode atau teknik tertentu, diuji keakuratan atau ketidak akuratannya. c. Triangulasi Waktu

Triangulasi waktu berkenaan dengan waktu pengambilan data penelitian.

1. Triangulasi sumber

Triangulasi sumber untuk menguji kredibilitas data dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber.

2. Triangulasi teknik

Triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda

3. Triangulasi waktu

Waktu juga sering mempengaruhi kredibilitas data. Data yang dikumpulkan dengan teknik wawancara di pagi hari pada saagt nara sumber masih segar, belum banyak masalah, akan memberikan data yang lebih valid sehingga lebih kredibel.

H. Jadwal Penelitian

Jadwal pelaksanaan penelitian dilakukan dalam tiga tahapan, yaitu: 1. Tahapan persiapan

Pada tahap ini peneliti mengurus perizinan penelitian pada lembaga terkait dan menyusun instrument penelitian.

(53)

Pada tahapan ini peneliti mulai mengumpulkan data dan menarik suatu kesimpulan.

3. Tahapan penyelesaian

Pada tahapan ini peneliti melakukan penulisan laporan penelitian, diskusi perbaikan dan penggandaan laporan (proposal).

(54)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Obyek Penelitian

1. Sejarah singkat pemerintah daerah kabupaten Bulukumba

Mitologi penamaan "Bulukumba", konon bersumber dari dua kata dalam bahasa Bugis yaitu "Bulu’ku" dan "Mupa" yang dalam bahasa Indonesia berarti "masih gunung milik saya atau tetap gunung milik saya". Mitos ini pertama kali muncul pada abad ke–17 Masehi ketika terjadi perang saudara antara dua kerajaan besar di Sulawesi yaitu Kerajaan Gowa dan Kerajaan Bone. Di pesisir pantai yang bernama "Tana Kongkong", di situlah utusan Raja Gowa dan Raja Bone bertemu, mereka berunding secara damai dan menetapkan batas wilayah pengaruh kerajaan masing-masing.Bangkeng Buki' (secara harfiah berarti kaki bukit) yang merupakan barisan lereng bukit dari Gunung Lompobattang diklaim oleh pihak Kerajaan Gowa sebagai batas wilayah kekuasaannya mulai dari Kindang sampai ke wilayah bagian timur. Namun pihak Kerajaan Bone berkeras memertahankan Bangkeng Buki' sebagai wilayah kekuasaannya mulai dari barat sampai ke selatan.

Berawal dari peristiwa tersebut kemudian tercetuslah kalimat dalam bahasa Bugis "Bulu'kumupa" yang kemudian pada tingkatan dialek tertentu mengalami perubahan proses bunyi menjadi "Bulukumba". Konon sejak itulah nama Bulukumba mulai ada dan hingga saat ini resmi menjadi sebuah kabupaten.Peresmian Bulukumba

(55)

menjadi sebuah nama kabupaten dimulai dari terbitnya Undang–Undang Nomor 29 Tahun 1959, tentang Pembentukan Daerah–daerah Tingkat II di Sulawesi yang ditindaklanjuti dengan Peraturan Daerah Kabupaten Bulukumba Nomor 5 Tahun 1978, tentang Lambang Daerah.

Akhirnya setelah dilakukan seminar sehari pada tanggal 28 Maret 1994 dengan narasumber Prof. Dr. H. Ahmad Mattulada (ahli sejarah dan budaya), maka ditetapkanlah hari jadi Kabupaten Bulukumba, yaitu tanggal 4 Februari 1960 melalui Peraturan Daerah Nomor 13 Tahun 1994.Secara yuridis formal Kabupaten Bulukumba resmi menjadi daerah tingkat II setelah ditetapkan Lambang Daerah Kabupaten Bulukumba oleh DPRD Kabupaten Bulukumba pada tanggal 4 Februari 1960 dan selanjutnya dilakukan pelantikan bupati pertama, yaitu Andi Patarai pada tanggal 12 Februari 1960.

2. Slogan Kabupaten Bulukumba

Paradigma kesejarahan, kebudayaan dan keagamaan memberikan nuansa moralitas dalam sistem pemerintahan yang pada tatanan tertentu menjadi etika bagi struktur kehidupan masyarakat melalui satu prinsip "Mali’ siparappe, Tallang sipahua." Ungkapan yang mencerminkan perpaduan dari dua dialek bahasa Bugis Makassar tersebut merupakan gambaran sikap batin masyarakat Bulukumba untuk mengemban amanat persatuan di dalam mewujudkan keselamatan bersama demi terciptanya tujuan pembangunan lahir dan batin, material dan spiritual, dunia dan akhirat.

(56)

Nuansa moralitas ini pula yang mendasari lahirnya slogan pembangunan "Bulukumba Berlayar" yang mulai disosialisasikan pada bulan September 1994 dan disepakati penggunaannya pada tahun 1996. Konsepsi "Berlayar" sebagai moral pembangunan lahir batin mengandung filosofi yang cukup dalam serta memiliki kaitan kesejarahan, kebudayaan dan keagamaan dengan masyarakat Bulukumba. "Berlayar" merupakan sebuah akronim dari kalimat kausalitas yang berbunyi "Bersih Lingkungan, Alam Yang Ramah". Filosofi yang terkandung dalam slogan tersebut dilihat dari tiga sisi pijakan, yaitu sejarah, kebudayaan dan keagamaan.

a. Pijakan Sejarah (History)

Bulukumba lahir dari suatu proses perjuangan panjang yang mengorbankan harta, darah dan nyawa. Perlawanan rakyat Bulukumba terhadap kolonial Belanda dan Jepang menjelang Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia Tahun 1945 diawali dengan terbentuknya "barisan merah putih" dan "laskar brigade pemberontakan Bulukumba angkatan rakyat". Organisasi yang terkenal dalam sejarah perjuangan ini, melahirkan pejuang yang berani mati menerjang gelombang dan badai untuk merebut cita–cita kemerdekaan sebagai wujud tuntutan hak asasi manusia dalam hidup berbangsa dan bernegara.

b. Pijakan Kebudayaan (Culture)

Dari sisi budaya, Bulukumba telah tampil menjadi sebuah "legenda modern" dalam kancah percaturan kebudayaan nasional, melalui industri budaya dalam bentuk perahu, baik itu perahu jenis phinisi, padewakkang, lambo, pajala, maupun jenis lepa–lepa yang telah berhasil mencuatkan nama Bulukumba di dunia internasional.

Gambar

Tabel 4.1.Perekonomian Desa Padang Loang
Tabel 4.2. Riwayat Pemerintahan Desa Padang Loang.
Tabel 4.3. Jumlah penduduk

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan gambar tersebut terlihat bahwa karakteristik kelinieran sensor dari 90 %RH sampai dengan 30 %RH untuk kondisi pengukuran kelembaban relatif semakin menurun, sedangkan

Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang standar Nasional Pendidikan mengisyaratkan bahwa setiap sekolah pada semua satuan, jenis dan jenjang

06 Memberikan dan memperkuat ketrampilan mahasiswa untuk merumuskan ide dan pemikiran ilmiah untuk membangun sebuah perencanaan, menyusun program-program masyarakat yang.

Unsur dari ayat 1 ini terpenuhi jika kehadiran Tersangka pada saat pemeriksaan Saksi telah mengakibatkan saksi akan menggunakan Hak untuk Tidak Memberikan Kesaksiaannya (right

[r]

7.2 Kondisi untuk penyimpanan yang aman, termasuk ketidakcocokan Bahan atau campuran tidak cocok.. Pertimbangan untuk nasihat lain •

Penelitian ini difokuskan pada permasalahan yang berkaitan dengan upacara ritual Bathok Bolu yang meliputi elemen-elemen pendukungnya seperti: gerak, tata rias dan

Berkaitan dengan uraian tersebut, maka dilakukan penelitian mengenai penambahan bahan alami dalam stock solution pengencer yang bertujuan untuk mengkaji pengaruh