• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS DAMPAK KENAIKAN HARGA KEDELAI TERHADAP PENDAPATAAN USAHA TAHU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "ANALISIS DAMPAK KENAIKAN HARGA KEDELAI TERHADAP PENDAPATAAN USAHA TAHU"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

187 Jurnal DINAMIKA Vol. 6 No. 2 – Desember 2020 | ISSN:2460-3643

ANALISIS DAMPAK KENAIKAN HARGA KEDELAI TERHADAP PENDAPATAAN USAHA TAHU

(Studi Kasus: Pengrajin Tahu Pak Sardi Desa Rajabasa Baru Kecamatan Mataram Baru Kabupaten Lampung Timur)

Buchori1, Rika Rida Sari2, Fauzi3

1,2 Prodi Manajeman, STIE Lampung Timur, Lampung

3Prodi Sustem Informasi, STMIK Pringsewu, Lampung

1,2Jl. Pramuka, Labuhan Ratu Dua, Way Jepara, Kab. Lampung Timur, Lampung

3Jl. Wisma Rini No.09 Pringsewu, Lampung Email : buchirisp@gmail.com

Abstract

This study aims to: Analyze the impact of the increase in soybean prices on the income received by Pak Sardi and to analyze the feasibility of Pak Sardi's tofu industry after the increase in soybean prices. The data used are secondary data, secondary data obtained from literature studies sourced from the annual report of the Mataram Baru District Office, the Central Statistics Agency, as well as the East Lampung City Trade and Industry Service. The results showed that it can be seen that the average income of Pak Sardi's tofu craftsmen before the increase in soybean prices was IDR 6,254,918.00 per 3 months, and after the increase in soybean prices was IDR 5,847,188.00 per 3 months. Based on the calculation of the average R / C ratio, it is known that the tofu craftsman business before the soybean price increase had an average R / C ratio of 2.21. This means that every expenditure of Rp. 1.00 will result in an average income of Rp. 2.21 so that the business of a tofu craftsman is feasible because the average value of R / C ratio is>1.The tofu craftsman business after the increase in soybean prices is still feasible because of its the average R / C ratio is greater than one (average R / C ratio> 1), which is IDR 2.13.

Keywords: Price Increase, Income

I. PENDAHULUAN

Menurut Salim (2013:11), Kedelai merupakan salah satu tanaman polong- polongan yang telah dibudidayakan sejak 3.500 tahun yang lalu di Asia Timur.

Bagi perekonomian Indonesia, kedelai memiliki peran besar karena merupakan sumber bahan baku yang utama bagi industri tahu, tauco, kecap, dan pakan ternak. Seiring dengan meningkatnya pertumbuhan penduduk serta

meningkatnya kesadaran penduduk tentang pentingnya mengkonsumsi makanan bergizi, mengakibatkan permintaan terhadap makanan olahan kedelai meningkat. Namun tingginya permintaan kedelai tersebut tidak diimbangi dengan meningkatnya produksi kedelai di dalam negeri. Setiap tahun kedelai mengalami peningkatan permintaan. Kesenjangan antara produksi kedelai di Indonesia selama puluhan

(2)

188 Jurnal DINAMIKA Vol. 6 No. 2 – Desember 2020 | ISSN:2460-3643

tahun telah memicu ketergantungan pada kedelai impor (Hasan. et al, 2015).

Menurunnya luas area panen kedelai salah satunya disebabkan harga kedelai dalam negeri tidak mampu bersaing dengan harga kedelai luar negeri sehingga petani kurang mendapat insentif dalam menanam kedelai. Rata-rata pertumbuhan produksi kedelai Indonesia tiap tahunnya sebesar 2,62 persen.

Kedelai mempunyai banyak kegunaan di Indonesia yaitu sebagai konsumsi manusia, pakan ternak, dan benih. Hanya sedikit kedelai yang dipakai untuk pakan ternak, khususnya ayam.

Biasanya hanya bungkil kedelai impor yang dipakai untuk pakan karena harganya lebih murah.

Pada era perdagangan bebas, pasar kedelai Indonesia masuk dalam competitive market yang sangat terbuka terhadap masuknya kedelai impor.

Tuntutan perdagangan bebas meliputi penghapusan monopoli BULOG dan penghapusan tarif impor sampai nol persen mengakibatkan melonjaknya impor kedelai dan persaingan antara perusahaan-perusahaan swasta importir kedelai. Pemerintah memberikan kewenangan kepada beberapa importir yang terdaftar, dan memberikan jatah besaran kedelai yang dapat masuk ke Indonesia. Namun sejak bulan Juli 2019, harga kedelai naik sehingga membuat konsumen, terutama para perajin tahu dan tempe resah.:

Tabel 1 Perkembangan Harga Kedelai Indonesia Tahun 2019

No Bulan Harga Kedelai Pendapatan Keuntungan

1 Januari 7.300,00 7.500.000,00 4.500.000,00

2 Februari 7.500,00 6.300.000,00 3.300.000,00

3 Maret 7.000,00 10.100.000,00 7.100.000,00

4 April 7.000,00 10.100.000,00 7.100.000,00

5 Mei 7.500,00 6.300.000,00 3.300.000,00

6 Juni 7.600,00 6.100.000,00 3.100.000,00

7 Juli 8.600,00 5.000.000,00 2.000.000,00

8 Agustus 7.700,00 5.800.000,00 2.800.000,00

9 September 8.500,00 5.150.000,00 2.150.000,00

10 Oktober 7.500,00 6.300.000,00 3.300.000,00

11 November 7.500,00 6.300.000,00 3.300.000,00

12 Desember 7.000,00 10.100.000 7.100.000,00

Kenaikan harga kedelai juga dirasakan oleh pengrajin tahu Pak Sardi di Desa Rajabasa Baru Kecamatan Mataram Baru Kabupaten Lampung Timur. Pada tahun 2019, harga rata-rata

bulanan kedelai di Kota Lampung Timur pada bulan Juni untuk kedelai impor Rp 7.600,00. Pada bulan Juli untuk kedelai impor meningkat sebesar Rp 8.600,00.

Bulan Juli 2019, harga rata-rata bulanan

(3)

189 Jurnal DINAMIKA Vol. 6 No. 2 – Desember 2020 | ISSN:2460-3643

kedelai untuk kedelai impor meningkat 0,1 persen dari bulan Juni 2019.

Kenaikan harga kedelai impor juga diikuti oleh kenaikan kedelai lokal.

Pada tahun 2019, harga rata-rata bulanan kedelai di Kota Lampung Timur pada bulan Juli untuk kedelai lokal Rp 8.090,00. Pada tahun 2019, harga rata- rata bulanan kedelai di bulan Juni dan Juli untuk kedelai lokal meningkat sebesar Rp 8.520,00.

Harga kedelai impor di kota Lampung Timur yang mencapai Rp 8.600,00 pada bulan Juli 2019 memberikan dampak yang cukup besar bagi industri tahu di kota Lampung Timur terutama industri tahu yang dijalankan Pak Sardi. Kenaikan harga kedelai mengakibatkan biaya produksi tahu meningkat. Meskipun telah menaikkan harga jual tahu, namun hasil penerimaan dari penjualan tahu tidak sebanding dengan biaya produksi yang dikeluarkan. Kondisi ini menyebabkan pengrajin terancam kehilangan mata pencahariannya. Konsumen juga akan

kesulitan dalam mendapatkan tahu sebagai bahan pangan yang memiliki nilai gizi yang tinggi dan harga terjangkau.

Untuk mensiasatinya, Pak Sardi mengubah ukuran tahu menjadi sedikit lebih kecil dengan harga yang sama.

Kenaikan harga kedelai ini cukup berpengaruh terhadap pendapatan yang diterima oleh Pak Sardi.

II. TINJAUAN PUSTAKA 1. Pengertian Harga

Harga adalah suatu nilai tukar yang bisa disamakan dengan uang atau barang lain untuk manfaat yang diperoleh dari suatu barang atau jasa bagi seseorang atau kelompok pada waktu tertentu dan tempat tertentu. Istilah harga digunakan untuk memberikan nilai finansial pada suatu produk barang atau jasa. Biasanya penggunaan kata harga berupa digit nominal besaran angka terhadap nilai tukar mata uang yang menunjukkan tinggi rendahnya nilai suatu kualitas barang atau jasa.

Tabel 2. Daftar Harga Kedelai Januari 2019

Jenis Kedelai Harga

Kacang Kedelai Putih Rp 6.500/Kg Kacang Kedelai Hitam Rp 9.000/Kg Kacang Kedelai Edamame Rp 12.000/Kg Kacang Kedelai Import Rp 7.300/Kg Kacang Kedelai Lokal Rp 6.000/Kg

(4)

190 Jurnal DINAMIKA Vol. 6 No. 2 – Desember 2020 | ISSN:2460-3643

a. Kenaikan Harga Kedelai

Kalangan pengusaha Tahu di Lampung Timur mengeluhkan kenaikan harga kedelai Impor dari harga Rp7.000 menjadi Rp7.300 per kilogram yang berdampak menurunnya produksi hingga 30 prersen. Harga kedelai Impor meningkat sedangkan harga jual Tahu tidak naik.

2. Dampak Kenaikan Harga Kedelai

Dampak kenaikan harga kedelai Impor kepada kalangan pengusaha tahu yang kebanyakan industri rumah tangga terpaksa mengurangi produksi hingga 30 persen. Meski terjadi kenaikan bahan baku kedelai, produksi tahu tetap berjalan normal guna memenuhi kebutuhan konsumen. Namun begitu, keuntungan yang didapatkan pengusaha tahu berkurang.

3. Pengertian Pendapatan

Pendapatan adalah seluruh penerimaan baik berupa uang maupun berupa barang yang berasal dari pihak lain maupun hasil industri yang dinilai atas dasar sejumlah uang dari harta yang berlaku saat itu. Pendapatan merupakan sumber penghasilan seseorang untuk memenuhi kebutuhan sehari – hari dan sangat penting artinya bagi kelangsungan

hidup dan penghidupan seseorang secara langsung mau pun tidak langsung.

4. Industri Kecil dan Kerajinan Rumah Tangga

Berdasarkan jumlah tenaga kerja yang dimiliki, Badan Pusat Statistik (BPS) membagi industri di Indonesia menjadi empat kelompok, yaitu:

a. Industri besar adalah perusahaan atau industri pengolahan yang memiliki tenaga kerja lebih dari 100 orang.

b. Industri sedang adalah perusahaan atau industri pengolahan yang memiliki tenaga kerja antara 20 sampai 99 orang.

c. Industri kecil adalah perusahaan atau industri pengolahan yang memiliki tenaga kerja antara 5 sampai 19 orang.

d. Industri kerajinan rumah tangga adalah perusahaan atau industry pengolahan yang memiliki tenaga kerja antara 1 sampai 4 orang.

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 1995 pasal 1 ayat 1 tentang “Usaha Kecil”, menyebutkan bahwa usaha kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dan memenuhi kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan serta kepemilikan sebagaimana yang diatur dalam Undang-

(5)

191 Jurnal DINAMIKA Vol. 6 No. 2 – Desember 2020 | ISSN:2460-3643

Undang. Kriteria usaha kecil dalam Undang-Undang tersebut tercantum dalam pasal 5 ayat 1, yang menyatakan bahwa:

a. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan tempat usaha, atau

b. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah).

c. Milik Warga Negara Indonesia.

d. Berdiri sendiri bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau berafiliasi, baik langsung dengan usaha Menengah atau Usaha Besar.

e. Berbentuk usaha perorangan, badan usaha yang tidak berbadan hukum, atau badan usaha yang berbadan hukum, termasuk koperasi.

Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Perindustrian Nomor 133/M/SK/8/1979, industri kecil dibagi dalam 4 (empat) golongan, yaitu:

1) Industri kecil yang mempunyai kaitan erat dengan industri menengah dan industri besar:

a. Industri yang menghasilkan barang- barang yang diperlukan oleh industri menengah dan besar.

b. Industri kecil yang membutuhkan produk-produk dari industry menengah dan besar.

c. Industri kecil yang memerlukan bahan-bahan limbah dari industri besar dan menengah.

2) Industri yang berdiri sendiri, yaitu industri yang langsung menghasilkan barang-barang untuk konsumen.

Industri ini tidak mempunyai kaitan dengan industri lain.

3) Industri yang menghasilkan barang- barang seni.

4) Industri yang mempunyai pasaran lokal dan bersifat pedesaan.

Keberadaan pengusaha kecil dalam kancah perekonomian nasional peranannya cukup strategis, mengingat dari pengusaha golongan ini telah banyak diserap tenaga kerja dan telah memberikan andil bagi pertumbuhan ekonomi yang dicapai selama ini. Namun demikian, bukan berarti bahwa pengusaha kecil sudah tidak perlu lagi mendapat perhatian, mengingat masih banyaknya kelemahan-kelemahan yang mereka miliki sehingga dalam menghadapi persaingan global nantinya tidak akan tertindas dan punah.

Kondisi perekonomian Indonesia yang labil mempengaruhi iklim dunia usaha di Indonesia tidak terkecuali golongan usaha Industri Kecil dan

(6)

192 Jurnal DINAMIKA Vol. 6 No. 2 – Desember 2020 | ISSN:2460-3643

Kerajinan Rumah Tangga (IKKR).

Meskipun pengaruh krisis ekonomi terhadap golongan usaha Industri Kecil dan Kerajinan Rumah Tangga (IKKR) tidak sebesar pengaruh yang terjadi pada golongan usaha Industri Besar dan Sedang tetapi pengaruhnya terhadap masyarakat cukup berarti, antara lain melemahnya daya beli masyarakat.

Masalah eksternal Industri Kecil dan Kerajinan Rumah Tangga (IKKR) adalah persaingan perdagangan dengan negara lain yang cenderung semakin ketat dan tidak lagi mengenal batas wilayah pada era globalisasi. Masalah internal usaha Industri Kecil dan Kerajinan Rumah Tangga (IKKR) pada umumnya masih tergolong usaha tradisional, seperti penguasaan teknologi yang rendah, kekurangan modal, akses pasar terbatas serta kelemahan dalam pengelolaan usaha. Permasalahan eksternal ditambah dengan permasalahan internal menjadikan IKKR sarat akan kompleksitas masalah. Hal tersebut mengakibatkan akses terhadap sumber pembiayaan dan pasar menjadi sangat rendah serta rentan dalam persaingan dengan industri skala menengah dan besar maupun dengan produk impor.

Industri kecil merupakan bagian dari industri nasional yang mempunyai misi utama yaitu penyerapan tenaga kerja

dan kesempatan berusaha, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, penyedia barang dan jasa serta berbagai komposisi baik untuk keperluan pasar dalam negeri maupun luar negeri. Produk industri kecil dewasa ini sudah cukup memadai dengan pemasaran yang sudah cukup luas, baik pasar dalam negeri maupun luar negeri yang semuanya mensyaratkan mutu dan kontinuitas yang lebih terjamin.

Meskipun industri kecil telah menunjukkan hasil-hasil yang menggembirakan, namun masih banyak dijumpai permasalahan yang dihadapi oleh para industri kecil tersebut.

Hambatan tersebut antara lain bahan baku yang tersedia belum memadai sebagai bahan baku industri baik kualitas maupun kuantitasnya. Proses produksi yang sederhana dengan peralatan yang sederhana serta cara-cara pengawasan yang terbatas, yaitu secara kualitatif berdasarkan kebiasaan seringkali memberikan hasil yang tidak seragam dan bervariasi. Keadaan ini menjadi kendala bagi industri kecil untuk memenuhi permintaan pasar dalam jumlah besar dan mutu yang seragam.

Selain masalah-masalah di atas, tingkat pengetahuan, keterampilan dan pendidikan yang dimiliki pengrajin masih sangat terbatas untuk dapat menjalankan usaha industri. Umumnya mereka masih

(7)

193 Jurnal DINAMIKA Vol. 6 No. 2 – Desember 2020 | ISSN:2460-3643

lemah dalam jiwa kewiraswastaannya sehingga usaha-usaha untuk melakukan pekerjaan yang memerlukan kreativitas dan inovasi belum menjadi pola hidupnya. Usaha-usaha pembinaan dan pengembangan industri kecil di Indonesia untuk menghadapi masalah-masalah tersebut telah banyak dilakukan baik oleh pemerintah, lembaga-lembaga pendidikan, pengusaha swasta nasional, oleh yayasan maupun lembaga bantuan internasional. Upaya yang telah ditempuh oleh pemerintah untuk mendorong perkembangan industri kecil yaitu dengan pola keterkaitan usaha. Pola keterkaitan usaha didasarkan pada premis bahwa industry kecil mengandung kelemahan inheren sehingga sulit berkembang atas kemampuan sendiri. Agar dapat berkembang, industri kecil tersebut haruslah dibantu atau bekerja sama dengan pihak lain.

5. Penelitian Terdahulu

Pada penelitian ini terdapat beberapa penelitian terdahulu yang

digunakan sebagai referensi dalam penulisan yaitu Analisis Dampak Kenaikan harga Kedelai Terhadap Pendapatan Usaha Pengrajin Tahu Skala Kecil dan Rumah tangga (Studi Kasus:

Desa Sukadana Jaya, Kecamatan Sukadana, Kabupaten Lampung Timur) ditulis oleh Fatmawaty. Analisis Dampak Kenaikan Harga Kedelai di Sentra Industri Tahu Kelurahan Semanan Jakarta Barat ditulis oleh Evi Kurniasari.

Dampak Kenaikan Harga Bahan Bakar Minyak Terhadap Pendapatan Usaha Pengrajin Tahu (Kasus Pada Anggota Koperasi Primer Tahu Tahu (PRIMKOPTI), Kelurahan Cileduk, Kotamadya Bogor) yang ditulis oleh Farida Nur Latifah. Strategi Pengembangan Industri Kecil Tahu di Kecamatan Pedan Kabupaten Klaten ditulis oleh Nurul Laela Fatmawati.

Ringkasan penelitian terdahulu dapat dilihat pada table berikut:

Tabel 2 Penelitian Terdahulu

No Judul Penelitian Tujuan Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian 1 Fatmawaty.

Analisis Dampak Kenaikan harga Kedelai Terhadap Pendapatan Usaha

Pengrajin Tahu Skala Kecil dan Rumah tangga

1.Mengidentifikasi Karakteristik industri tahu di Desa Sukadana Jaya, Kecamatan Sukadana,

Kabupaten Lampung Timur.

2.Menganalisis dampak kenaikan

Alat analisis yang dipakai adalah Analisis Pendapatan Usaha, Analisis Titik Impas, Analisis R/C ratio

Karakteristik industri tahu di Desa Sukadana Jaya antar lain adalah memiliki skala usaha kecil dengan modal terbatas, penggunaan peralatan yang masih tradisional dan sederhana, volume produksi tahu yang masih kecil, sebagian besar menggunakan tenaga kerja keluarga, dan jangkauan pemasaran yang masih kecil. Kenaikan harga

(8)

194 Jurnal DINAMIKA Vol. 6 No. 2 – Desember 2020 | ISSN:2460-3643 (Studi Kasus:

Desa Sukadana Jaya, Kecamatan Sukadana, Kabupaten Lampung Timur),2010.

harga kedelai terhadap keragaan industri tahu dan pendapatan yang diterima

pengrajin.

kedelai yang mencapai 92,94 persen berdampak pada kemampuan pengrajin dalam produksi, diantaranya perubahan siklus produksi, penurunan volume produksi, penurunan penggunaan faktor input, peningkatan harga jual, penurunan penerimaan dan penurunan pendapatan usaha.

2 Evi Kurniasari.

Analisis Dampak Kenaikan Harga Kedelai di Sentra

Industri Tahu Kelurahan Semanan Jakarta Barat,2010.

1. Menganalisis struktur

biaya produksi usaha

tahu.

2. Menganalisis dampak

kenaikan harga kedelai

pada usaha tahu, dilihat

dari respon yang diberikan

pengrajin tahu.

Metode penelitian yang dipakai adalah analisis kualitatif dan kuantitatif.

Peranan kedelai dalam struktur biaya produksi tahu sangat dominan. Sekitar 80 persen biaya tunai untuk produksi tahu digunakan untuk pembelian bahan baku kedelai. Konsekuensinya struktur biaya produksi tahu sangat dipengaruhi oleh perubahan harga kedelai. Penggunaan tenaga kerja dalam keluarga pun juga menjadi salah satu komponen biaya yang cukup dominan dalam struktur biaya pengrajin tahu, khususnya pada pengrajin tahu skala kecil yang seluruhnya menggunakan tenaga kerja dalam keluarga. Secara umum respon pengrajin tahu skala kecil dan menengah dalam menghadapi kenaikan harga kedelai yaitu dengan memperkecil ukuran tahu. Berdasarkan simulasi kenaikan harga kedelai ternyata pengrajin tahu skala kecil paling sensitive dalam menghadapi kenaikan harga kedelai relative terhadap jumlah ketersediaan sumberdaya yang dimiliki pengrajin.

3 Farida Nur Latifah.

Dampak Kenaikan Harga BBM Terhadap Pendapatan Usaha

Pengrajin Tahu (Kasus Pada Anggota Koperasi Primer Tahu Kelurahan Cilendek Timur, Kotamadya Bogor),2010.

1.Untuk menganalisis dampak kenaikan harga

BBM terhadap kondisi

usaha dan

pendapatan usah pengrajin tahu di

Kelurahan Cilendek Timur.

Analisis fungsi produksi Cobb Douglas

Hasil penelitian memperlihatkan

bahwa kenaikan BBM

mempengaruhi kondisi usaha dan hasil produksi mengalami penurunan yang ditandai dengan menurunnya jumlah input yang dipakai. Baik pada kondisi sebelum dan sesudah kenaikan harga BBM, penggunaan faktor produksi tahu di Daerah Cilendek Timur masih belum efisien.

Penelitian ini menitik beratkan pada analisis dampak kenaikan harga kedelai

terhadap pendapatan usaha pengrajin tahu skala kecil dan rumah tangga di

(9)

195 Jurnal DINAMIKA Vol. 6 No. 2 – Desember 2020 | ISSN:2460-3643

Kecamatan Mataram Baru, Kabupaten Lampung Timur yang merupakan sentra industri tahu di Kota Lampung Timur.

Alat analisis yang digunakan adalah analisis pendapatan usaha dan analisis R/C rasio.

Hasil analisis diharapkan dapat menjawab permasalahan yang dialami oleh para pengrajin tahu dan pemerintah terkait dengan kenaikan harga kedelai yang cukup besar, terkait dengan bagaimana karakteristik industri tahu di Kecamatan Mataram Baru, Kabupaten Lampung Timur Barat? Bagaimana dampak kenaikan harga kedelai terhadap pendapatan yang diterima pengrajin?

Bagaimana analisis kelayakan industri tahu jika dilihat dari R/C rasio?

III. METODE PENELITIAN 1. Variabel Penelitian dan Definisi

Operasional

Adapun variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Harga adalah suatu nilai tukar yang bisa disamakan dengan uang atau barang lain untuk manfaat yang diperoleh dari suatu barang atau jasa bagi seseorang atau kelompok pada waktu tertentu dan tempat tertentu.

b. Kenaikan Harga Kedelai. Harga kedelai Impor meningkat

sedangkan harga jual Tahu tidak naik.

c. Dampak Kenaikan Harga Kedelai.

Keuntungan yang didapatkan pengusaha tahu berkurang.

d. Kedelai adalah bahan baku utama dalam pembuatan tahu dan diukur dalam satuan kilogram per bulan.

Harga kedelai yang digunakan adalah harga kedelai yang berlaku di pengrajin tahu Pak Sardi pada saat wawancara.

e. Pendapatan. Pendapatan merupakan sumber penghasilan seseorang untuk memenuhi kebutuhan sehari – hari.

2. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer berupa profil pengrajin dan performa usaha tahu sebelum dan setelah kenaikan harga kedelai diperoleh melalui survei dengan menggunakan teknik wawancara yang dipandu oleh kuesioner terstruktur.

Sedangkan data sekunder diperoleh dari studi literatur yang bersumber dari laporan tahunan Kantor Kecamatan Mataram Baru, Badan Pusat Statistik, Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Lampung Timur, buku, skripsi, website dan media informasi lainnya yang berkaitan dengan penelitian.

(10)

196 Jurnal DINAMIKA Vol. 6 No. 2 – Desember 2020 | ISSN:2460-3643

Metode Pengumpulan Data

Data dikumpulkan melalui kuesioner dan wawancara dengan responden dan pihak terkait. Selain itu juga mengambil data dari internet.

3. Metode Analisis

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kuantitatif. Tahap analisis data yang dilakukan adalah tahap transfer data dalam bentuk tabulasi, editing serta pengolahan data dengan menggunakan paket perangkat lunak Microsoft Excel, kemudian dilanjutkan dengan tahap interpretasi data. Analisis yang dilakukan adalah berupa analisis pendapatan usaha, analisis R/C rasio.

4. Analisis Pendapatan Usaha

Menurut Kieso, Warfield dan Weygantd (2011;955), Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal entitas selama satu periode, jika arus masuk tersebut mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal. Analisis pendapatan digunakan untuk mengetahui tingkat pendapatan yang diperoleh dari kegiatan produksi. Untuk menghitung pendapatan bersih usaha atau keuntungan usaha terlebih dahulu harus diketahui tingkat penerimaan total dan pengeluaran total

pada periode tertentu. Rumus penerimaan total sebagai berikut:

Penerimaan Total = TR = P x Q dimana :

TR = Total Revenue = penerimaan total (Rp)

P = Price = harga jual produk per Kg Q = Quantity = jumlah produk tahu per Kg yang dihasilkan

Pendapatan bersih atau keuntungan diperoleh dengan rumus sebagai berikut:

= TR – TC (3.3) TR = P x Q

TC = TFC + TVC dimana:

Pendapatan Bersih/ laba usaha tahu (Rp)

TR = Total penerimaan usaha tahu (Rp)

TC = Total pengeluaran/ biaya usaha tahu (Rp)

adalah pendapatan bersih atau keuntungan yang diperoleh dari selisih antara penerimaan total dengan biaya total. TR adalah penerimaan total dari penjualan jumlah produk tahu per Kg yang dihasilkan sebulan (jumlah produk tahu per Kg dikalikan harga tahu per Kg).

TC adalah pengeluaran/biaya total untuk memproduksi tahu. TC terdiri dari total biaya tetap (TFC) dan total biaya variabel (TVC). Total biaya tetap meliputi penyusutan alat dan sewa bangunan.

Total biaya variabel meliputi biaya pembelian bahan baku kedelai, gas LPG, air, ragi, daun pisang, plastik, tenaga

(11)

197 Jurnal DINAMIKA Vol. 6 No. 2 – Desember 2020 | ISSN:2460-3643

kerja, dan biaya transportasi untuk memasarkan tahu.

3.6.2. Analisis R/C Ratio

Analisis imbangan antara jumlah penerimaan dengan jumlah biaya merupakan suatu pengujian keuntungan suatu jenis usaha. Analisis penerimaan dan biaya (R/C Ratio) didapat berdasarkan pembagian antara total penerimaan dengan total biaya. Kriteria yang digunakan dalam analisis ini adalah apabila nilai R/C lebih besar dari satu maka usaha dikatakan untung, karena memberikan penerimaan yang lebih besar dari pengeluaran. Nilai R/C lebih kecil dari satu dikatakan rugi, karena penerimaan yang diterima lebih kecil dari jumlah pengeluaran. Nilai R/C sama dengan satu dikatakan impas yaitu kondisi dimana usaha memberikan

jumlah penerimaan sama dengan jumlah pengeluaran. Semakin besar nilai R/C rasio, maka semakin menguntungkan usaha tersebut. Perhitungan R/C rasio adalah sebagai berikut:

R/C rasio = ୘ =

Dimana:

Y1 : Total produksi tahu dijual (Kg) P : Harga tahu (Rp/Kg)

BT : Biaya total (FC+VC)

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Analisis Dampak Kenaikan Harga Kedelai Dan Pendapatan Usaha Tahu 1. Pendapatan Usaha Tahu

Untuk menghitung pendapatan bersih usaha atau keuntungan usaha terlebih dahulu harus diketahui tingkat penerimaan total dan pengeluaran total.

a. Penerimaan

Tabel 3 Rata-rata Penerimaan Sebelum dan Setelah Kenaikan Harga Kedelai Usaha Pengrajin Tahu Pak Sardi Tahun 2019

Uraian

Sebelum kenaikan harga kedelai Setelah kenaikan harga kedelai Volume Harga

(Rp/Kg)

Total

penerimaan Volume Harga

(Rp/Kg) Total penerimaan Tahu putih (buah) 18.369,00 444,29 8.173.200,00 15.876,00 485,58 7.709.100,00 Tahu goreng (buah) 14.616,00 219,54 3.208.800,00 14.028,00 244,61 3.431.400,00 Ampas tahu (Kg) 70,56 3.500,00 246.960,00 67,20 3.500,00 235.200,00

Jumlah 11.268.960,00 11.375.700,00

Sumber: Analisis Data Primer 2019

Berdasarkan Tabel diatas dapat diketahui bahwa besarnya rata-rata penerimaan usaha pengrajin tahu sebelum kenaikan harga kedelai sebesar Rp 11.628.960,00 dan setelah kenaikan harga

kedelai sebesar Rp 11.375.700,00. Hal ini berarti bahwa terjadi penurunan peneriman yang disebabkan adanya penurunan jumlah produksi tahu.

b. Pengeluaran

(12)

198 Jurnal DINAMIKA Vol. 6 No. 2 – Desember 2020 | ISSN:2460-3643

Tabel 4 Rata-rata Pengeluaran Sebelum dan Setelah Kenaikan Harga Kedelai Usaha Pengrajin Tahu Pak Sardi 2019

No Uraian

Sebelum kenaikan harga kedelai Setelah kenaikan harga kedelai Biaya pengeluaran Total biaya Biaya

pengeluaran

Total biaya 1 Saprodi 4.721.855,00 4.721.855,00 4.997.325,00 4.997.325,00 2 Peralatan 363.194,00 363.194,00 363.194,00 363.194,00 Jumlah 5.085.049,00 5.085.049,00 5.336.444,00 5.336.444,00 Sumber: Analisis Data Primer 2019

Berdasarkan Tabel 4.9 dapat diketahui bahwa rata-rata pendapatan pengrajin tahu sebelum kenaikan harga kedelai sebesar Rp.6.254.918,00 per 3 bulan, dan setelah kenaikan harga kedelai sebesar Rp.5.847.188,00 per 3 bulan.

2. R/C Ratio

Rata-rata R/C rasio sebelum kenaikan

harga kedelai = =

= 2.21

Berdasarkan perhitungan rata-rata R/C rasio diketahui bahwa usaha pengrajin tahu sebelum kenaikan harga kedelai mempunyai nilai rata-rata R/C rasio sebesar 2.21. Artinya bahwa setiap pengeluaran sebesar Rp 1,00 akan menghasilkan rata-rata penerimaan sebesar Rp.2.21 sehingga usaha pengrajin tahu layak untuk diusahakan karena nilai rata-rata R/C rasio > 1

R/C rasio setelah kenaikan harga kedelai

= = = 2.13

Berdasarkan perhitungan R/C rasio, R/C rasio sebelum kenaikan harga kedelai sebesar Rp 2,21 dan R/C rasio

setelah kenaikan harga kedelai sebesar Rp 2,13. Usaha pengrajin tahu setelah kenaikan harga kedelai tetap layak diusahakan karena nilai rata-rata R/C rasio lebih besar dari satu (rata-rata R/C rasio > 1) yaitu sebesar Rp 2,13.

V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah:

a. Dapat diketahui bahwa rata-rata pendapatan pengrajin tahu Pak Sardi sebelum kenaikan harga kedelai sebesar Rp.6.254.918,00 per 3 bulan, dan setelah kenaikan harga kedelai sebesar Rp.5.847.188,00 per 3 bulan.

b. Berdasarkan perhitungan rata-rata R/C rasio diketahui bahwa usaha pengrajin tahu sebelum kenaikan harga kedelai mempunyai nilai rata- rata R/C rasio sebesar 2.21. Artinya bahwa setiap pengeluaran sebesar Rp 1,00 akan menghasilkan rata-rata penerimaan sebesar Rp.2.21 sehingga usaha pengrajin tahu layak

(13)

199 Jurnal DINAMIKA Vol. 6 No. 2 – Desember 2020 | ISSN:2460-3643

untuk diusahakan karena nilai rata- rata R/C rasio > 1.

c. Usaha pengrajin tahu setelah kenaikan harga kedelai tetap layak diusahakan karena nilai rata-rata R/C rasio lebih besar dari satu (rata-rata R/C rasio > 1) yaitu sebesar Rp 2,13.

5.2. SARAN

a. Pengrajin tahu sebaiknya lebih memperhatikan kebersihan tempat pembuatan tahu sehingga mutu tahu lebih terjamin dan lebih terjaga kesehatannya.

b. Kebersihan lingkungan lebih diperhatikan dengan pembuatan tempat pembuangan limbah misalnya membuat tempat penampungan limbah atau memanfaatkan limbah tahu menjadi bio gas.

c. Tetap berproduksi walaupun harga bahan baku kedelai naik.

d. Pengrajin tahu lebih berinovasi dalam memproduksi tahu, misalnya pembuatan tahu pong (tahu bulat).

e. Pengrajin tahu dapat memanfaatkan ampas tahu menjadi bernilai jual seperti keripik atau cemilan lainya.

f. Mesin penggiling yang sudah tua untuk diganti yang baru supaya produksi lebih maksimal.

DAFTAR PUSTAKA

Case and Fair, 2011. Prinsip-prinsip ekonomi, ERLANGGA, Jakarta.

Hasan, Nur, et a. 2015. Analysis of Soybean Production and Demand to Develop Strategic Policy of Food Self Sufficiency: A System Dinamics Framework.

Procedia Computer Science, 72, pp.605-612.

Hatta, Drs. Mohammad. 2019:4.

Pengertian Prduksi. https://b- pikiran.cekkembali.com/produksi/.

pengertian-produksi. (2019).

Kieso, Warfield dan Weygantd (2011;955), Pengertian Pendapatan http://thedefinisi.blogspot.com/201 5/04/definisi-dan-pengertian- pendapatan-menurut-para- ahli.html. (2015).

Margono. 2014.

https://www.seputarpengetahuan.co .id/2015/06/7-pengertian-populasi- menurut- para-ahli

lengkap.html. (07 Juni 2015).

Salim, E, 2013, Kiat Cerdas Wirausaha Aneka Olahan Kedelai, Penerbit Andi, Yogyakarta.

Sugiyono, 2011,261. Regresi Sederhana https://amanahtp.wordpress.com/2 012/04/05/regresi- linier- sederhana/.(2012).

Suryatini N. Ganie dalam Dapur Naga di Indonesiahttps://historia.id/kultur/ar ticles/sejarah-tahu-tahu-sejarah- P97mD.(2012).

Theodurus,M.Tuanakotta. 2010;152.

Teori Akuntansi

https://www.gurupendidikan.co.id /pengertian-pendapatan/.(2010).

(14)

200 Jurnal DINAMIKA Vol. 6 No. 2 – Desember 2020 | ISSN:2460-3643

Warisno dan Dahana, K. (2010). Meraup untung dari olahan kedelai. Jakarta:

Agro Media Pustaka.

Widiyanto, 2010:5. Populasi https://www.dosenpendidikan.co.id /pengertian- populasi-menurut- para-ahli/.

Zakia 2011, ‘Dampak impor terhadap Produksi Kedelai Nasiona’, Jurnal Agrisep, vol. 12, no.1, pp.1-10.

Gambar

Tabel 1 Perkembangan Harga Kedelai Indonesia Tahun 2019
Tabel 2 Penelitian Terdahulu
Tabel 3 Rata-rata Penerimaan Sebelum dan Setelah Kenaikan Harga Kedelai  Usaha Pengrajin Tahu Pak Sardi Tahun 2019
Tabel  4 Rata-rata Pengeluaran Sebelum dan Setelah Kenaikan Harga Kedelai   Usaha Pengrajin  Tahu Pak Sardi 2019

Referensi

Dokumen terkait

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah jenis pekerjaan, frekuensi paparan, masa kerja, penggunaan alat pelindung diri, faktor mekanis, usia, jenis kelamin,

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya hubungan beban kerja dengan kelelahan kerja pada pekerja industri rumah tangga rambak kering Desa Doplang

”Kyllä sen huomaa, että ne jotka kerää vaan rahaa esimerkiksi jollekin tsunamin uhreille, niin ei niiden sydän oo siinä sillä tavalla, ei se voi olla siinä sillai mukana, se ei

Turnover Intention adalah derajat kecenderungan sikap yang dimiliki oleh karyawan untuk mencari pekerjaan baru di tempat lain atau adanya rencana untuk

Bab III, Kondisi Umum Pondok pesantren Modern Bina Insani Ketapang Susukan Kabupaten Semarang Dalam Meningkatkan Kemahiran Berbicara Bahasa Arab Santri yang

Manajemen waktu yang terdapat dalam proyek ini dapat dikatakan masih belum begitu baik, hal ini dapat dilihat dari adanya kesimpangan antara jadwal yang direncanakan dengan

Pentingnya kualitas bagi aparat pemerintah desa dalam pelaksanaan pemerintahan dan pembangunan dari hasil penelitian menunjukan bahwa faktor sikap mental, faktor