• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sikap Terhadap Lingkungan Alam (Ditinjau Islam Dalam Menyelesaikan Masalah Lingkungan)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Sikap Terhadap Lingkungan Alam (Ditinjau Islam Dalam Menyelesaikan Masalah Lingkungan)"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

SI KAP TERH AD AP LI N GKUN GAN ALAM

( TI N JAUAN I SLAM D ALAM M EN YELESAI KAN M ASALAH LI N GKUN GAN )

ARI W I D I YAN TA, S.Psi Fa k u lt a s Ke dok t e r a n Pr ogr a m St u di Psik ologi Un ive r sit a s Su m a t e r a Ut a r a

LATAR BELAKAN G KEM AH ASI SW AAN

Bendera Republik I ndonesia y ang k it a k ibarkan adalah m engem bangk an pola pem bangunan berkelanj ut an y ang m encak up t iga dim ensi ekonom i, sosial buday a dan polit ik sert a lingk ungan, y ang dilak sanak an oleh professionals y ang m engabdik an diriny a pada m asy arak at sesuai dengan hat i nurani m asy arak at ( Salim , 1997)

Kem erosot an lingk ungan hidup di bany ak negara berkem bang berada pada sit uasi y ang berbahay a. Seandainy a m erek a t idak sanggup m enginv est asikan sum ber day a- sum ber day a secuk upny a di bidang pelest arian t anah, perbaik an efisisensi energi m ak a sist em k ehidupan m erek a ak an rusak dan t idak dapat diperbaik i lagi. Ket ik a perm asalahan lingk ungan hidup sudah bersifat global, dunia sebagai sat u k esat uan m em puny ai beban y ang sem ak in besar ak an k em am puanny a unt uk m enghim pun upaya pem bangunan yang dapat berkelanj ut an secara lingk ungan hidup di dunia k et iga.

Sem akin m araknya perm asalahan lingkungan dan sem akin m enonj olnya perhat ian berbagai kalangan m enunj ukkan kesadaran akan pent ingnya pem eliharaan lingkungan hidup agar penghuni bum i ini j uga bisa hidup secara berkelanj ut an. Kesadaran sepert i ini m uncul ant ara lain karena pert um buhan penduduk yang relat if cepat ( Muscat dalam Fat urochm an dan Him am , 1995) .

Keny at aan bahw a pem bangunan j uga m elaj u dengan cepat agar k ebut uhan penduduk dapat t ercapai. Kedua hal ini sebenarny a t idak ak an m enim bulk an m asalah j ika eksploet asi lingkungan bisa dikendalikan.

Kenyat aannya sering t erj adi bahw a orient asi pem bangunan di m asa lalu seolah- olah m engorbankan lingkungan dem i kepent ingan m anusia. Pada t ahap selanj ut nya m uncul konsep yang m encerm inkan besarnya perhat ian t erhadap m asalah lingkungan. Diant aranya adalah konsep daya dukung dan daya t am pung lingkungan, keserasian int eraksi kependudukan dengan lingkungan, sert a pem bangunan berkelanj ut an. Berbagai konsep t ersebut m enem pat kan pent ingnya k epedulian m anusia t erhadap lingk ungan y ang harus diim plem ent asik an k e dalam berbagai bent uk perilak u m anusia ( Fat urochm an dan Him am , 1995) .

Selanj ut ny a ( Fat urochm an dan Him am , 1995) m eny at ak an, bahw a usaha unt uk m ew uj udk an k onsep t ersebut m enj adi t indak an ny at a t am pak ny a t idak selam any a dapat berj alan dengan baik. Berbagai bent uk perilak u y ang m encerm ink an k et idak pedulian t erhadap lingk ungan m asih t erus berlangsung. Pelak uny a t idak hany a sek elom pok orang t ert ent u, t et api m eliput i berbagai k alangan. Pada lev el indiv idu, rum ah t angga at au k om unit as k ecil, dik enal peram bah hut an y ang perilak uny a j elas m engarah pada perusak an lingk ungan. Pada lev el organisasi bisnis m asih sering dij um pai pem buat an area indust ri yang m elanggar rencana t at a lahan, pem buangan lim bah y ang t idak sesuai at uran, sert a peny alahgunaan k epercay aan unt uk m engelola lingkungan.

(2)

t ersebut disinyalir m engandung bakt eri yang berbahaya st rept ococcus. Hal ini diindik asik an dengan bany ak ny a w arga set em pat y ang m enderit a bat uk ( produk t if) dan dahak berw arna k uning ( Republika , 4 Okt ober 1997) . Bagi hew an dan t um buh-t um buhan buh-t enbuh-t u m engalam i kepunahan akibabuh-t kebakaran buh-t ersebubuh-t .

Unt uk dapat t erpenuhi kebut uhannya yang berupa sandang, pangan dan papan, m anusia m em anfaat kan penem uan- penem uan baru ilm u penget ahuan dan t eknologi unt uk m engeruk hasil kekayaan alam yang ada sebanyak- banyaknya dan secepat - cepat ny a ( Wardhana, 1995) . Perkem bangan t ek nologi dan indust ri y ang pesat dew asa ini di lain pihak m enim bulk an dam pak - dam pak bagi k ehidupan m anusia. Dam pak yang bersifat posit ip m em ang diharapkan unt uk m eningkat kan k ualit as dan k eny am anan hidup nam un dam pak y ang bersifat negat if t idak diharapkan karena akan m enurunkan kualit as dan kenyam an hidup, unt uk it u harus dapat diat asi dengan baik.

Shaw ( dalam Harahap, 1997) m eny at ak an bahw a pert um buhan penduduk m erupakan salah sat u kunci yang m enyebabkan kem erosot an kualit as lingkungan saat ini. Fak t a pok ok y ang m enj adi m asalah global adalah pengem bangan t ek nologi yang sifat nya m encem ari lingkungan ( pollut ing t echnology) , m endorong konsum si kem ew ahan ( affluent consum pt ion) , dan m eraup sum ber daya alam t anpa m em perhit ungk an dam pak ny a bagi m asa depan ( eksploit at ing t echnology) .

Dalam m enangani perm asalahan lingkungan ini, disiplin ilm u yang ada t idak dapat berdiri sendiri, m elainkan harus m elibat kan banyak disiplin ilm u. Di sini peny usun ak an m encoba m eny orot i perm asalahan lingk ungan dari k aca m at a disiplin ilm u psikologi.

Berbicara t ent ang lingk ungan berart i k it a bebicara j uga t ent ang lingk ungan hidup. Lingkungan hidup m erupakan ket erpaduan secara holist ik, evolusioner dan int erak si ant ara ekosist em y ang berm oral alam dengan sosiosist em y ang berm oral m anusia disebut lingk ungan hidup ( Mart opo, 1997) . Berangk at dari pengert ian ini lingk ungan hidup dapat j uga didefinisik an sebagai k esat uan ruang dengan sem ua benda, day a, k eadaan dan m ak hluk hidup t erm asuk di dalam ny a m anusia dan perilakunya yang m em pengaruhi kelangsungan peri kehidupan dan kesej aht eraan m anusia sert a m akhluk hidup lainnya ( UU RI No. 4 t ahun 1982) .

Lingkungan hidup m encakup dua hal yait u sosiosist em ( kom ponen sosial) dan ekosist em ( k om ponen alam at au day a duk ung alam ) y ang saling berkait an dan ikut pula m enent uk an k elangsungan hidup m anusia ( Wardhana, 1995) . k om ponen day a dukung alam ( lingkungan alam ) yait u kem am puan alam unt uk m endukung kehidupan m anusia. Daya dukung alam m eliput i segala kekayaan alam yang t erdapat di m uk a bum i, t erm asuk j uga k ek ay aan alam y ang ada di perut bum i, singkat nya segala kekayaan alam yang ada dicipt akan oleh Tuhan unt uk kepent ingan hidup m anusia di bum i ini ( Wardhana, 1995) .

Sosiosist em ( dibent uk oleh m anusia dengan m oral m anusianya) yait u t at anan dan sist em k esat uan ruang y ang dibent uk oleh k om ponen- k onponen hum an concern y ang t erdiri ant ara lain dem ografi, sosial, ekonom i, k ebuday aan, agam a, pendidikan, et ik, est et ik, polit ik, hankam , kesehat an dan t eknologi ( UU RI No. 4. Tahun 1982) . Sosiosist em ( kom ponen sosial) m eliput i unsur - unsur pokok sepert i m anusia, k elom pok m asyarak at dan organisasi ( Wardhana, 1995) .

(3)

ant ara m ahluk hidup dengan m ahluk hidup, lingkungan geofisik kim ianya yang di dalam ny a selalu t erj adi k eseim bangan ant ara m asuk an dan pengeluaran m at eri dan energi ( Cassels, 1982) .

Sebagai m ahluk hidup m anusia dalam ekosist em bersifat im anen y ait u m em punyai kedudukan yang sam a dengan m akhluk lainnya di perm ukaan bum i ini. Sebenarny a m anusia di dalam k ehidupan ini j uga bersifat t ransenden ( exclusive) yait u m anusia bert anggung j aw ab lebih besar dari pada m ahluk lainnya.

Telah dikem ukakan di at as bahw a m anusia dalam lingkungan bersifat im anen dan t ransenden, nam un seringkali pem usat an perhat ian pada m anusia ini m enim bulkan subyekt ivit as yang berlebihan t ent ang peranan, pengaruh dan dom inasi m anusia dalam lingk ungan hidup ( Soerj ani, 1985) .

Berdasarkan pengenalan t ent ang liku- liku dan seluk beluk lingkungan hidup, j elaslah m anusia sam pai saat ini t elah m engelola secara sepihak. Yakni dengan kecenderungan dan perhat ian yang besar bagi pencapaian kebut uhan sendiri dalam j angka yang pendek, bersikap sangat eksploit at if dan t anpa disadari m engelabui diri sendiri k arena berbagai k egiat anny a dalam j angk a panj ang ak an m eracuni kelangsungan dan kesej aht eraan sendiri. Terlihat bahw a m anusia m em andang bahw a k ebut uhan dan k epent inganny a diat as segalany a dalam k ehidupan ini.

Paling t idak ada t iga m ot if at au nilai y ang m endasari duk ungan indiv idu t erhadap perm asalahan lingk ungan, y ait u ekosent rik ( ecocent ric) , ant roposent rik ( ant hropocent ric) dan apat is. I ndiv idu y ang berpandangan ekosent rik m enilai bahw a perlindungan t erhadap lingkungan dilakukan unt uk kepent ingan lingkungan it u sendiri, sehingga m erek a berpendapat bahw a lingk ungan m em ang pat ut m endapat kan perlindungan karena nilai- nilai int rinsik yang dikandungnya. I ndividu yang berpandangan ant roposent rik berpendapat bahw a lingkungan perlu dilindungi k arena nilai y ang t erkandung dalam lingk ungan sangat berm anfaat t erhadap kelangsungan hidup m anusia Sedangkan apat is adalah ket idakpedulian t erhadap perm asalahan- perm asalahan lingk ungan ( Thom pson dan Bart on, 1994) .

Hasil penelit ian Thom pson dan Bart on ( 1994) m enunj ukkan bahw a individu yang m em iliki sikap ekosent rik cenderung lebih banyak m em berikan perhat ian t erhadap perm asalahan lingk ungan dan lebih bany ak t erlibat dalam k egiat an konservasi lingkungan. Sebaliknya individu yang m em iliki sikap ant roposent rik cenderung m em iliki perhat ian yang kurang t erhadap perm asalahan lingkungan dan j arang m elak uk an k egiat an k onserv asi at au perlindungan lingk ungan. Perhat ian m erek a t erhadap lingk ungan lebih disebabk an k arena k epent ingan diriny a. Dapat dik at ak an bahw a perbedaan ant ara ekosent rik dan ant roposent rik t erlet ak pada cara pandang indiv idu t erhadap alam dim ana ekosent rik m enilai dari segi spirit ual at au m oral sedangk an ant roposent rik m enilainy a sebagai sum ber day a y ang dapat dim anfaat k an ( Farhat i, 1995) .

Sik ap dan perilak u seseorang dalam m engam bil k eput usan t erhadap lingkungan hidup m erupakan kunci ut am a dalam usaha m eningkat kan kualit as lingk ungan ( Farhat i, 1995) . Hal ini dapat dij elaskan dengan m odel Curriculum Developm ent Program Theory of Act ion y ang dik em bangk an West ra ( 1990) . Pada m odel ini dit unj uk k an t ahap- t ahap m ulai dari k esadaran sam pai dengan perbaik an lingk ungan hidup. Sehingga ak an t erlihat pent ingny a subst ansi hubungan ant ara sikap m anusia dengan persoalan lingkungan .

(4)

Sadar ak an ak ibat ulah m anusia y ang t erny at a cuk up serius t ersebut , berbagai upaya t elah dilakukan baik di t ingkat lokal, regional, nasional m aupun int ernasional, sadar pula ak an k et erbat asan k em am puan day a pik irny a, m anusia m ulai m encari landasan agam a sebagai salah sat u alt ernat if. Sebagai bangsa y ang m ay orit as penduduknya beragam a I slam , pant as kiranya m elihat bagaim ana I slam m ensikapi m asalah lingkungan t ersebut .

Pem bent ukan sikap sangat dipengaruhi oleh sist em nilai yang dianut seseorang ( Loudon dan Bit t a, 1984) . Agam a sebagai sist em nilai ikut m em berikan k ont ribusi bagi pem bent uk an sik ap seseorang ( Azw ar, 1997, Adisubrot o, 1987 ) .

(5)

TI N JAUAN PUSTAKA

A. Sik a p

1. Penger t ian Sikap

Dalam m em berikan definisi t ent ang sik ap, diant ara para ahli bany ak t erj adi perbedaan. Terj adiny a hal ini k arena sudut pandang y ang berbeda t ent ang sik ap it u sendiri.

St udi m engenai sik ap m erupak an st udi y ang pent ing dalam bidang psikologi sosial. Konsep t ent ang sik ap sendiri t elah m elahirkan berbagai m acam pengert ian diant ara para ahli psikologi. Sik ap pada aw alny a diart ik an sebagai suat u syarat unt uk m unculnya suat u t indakan. Konsep it u kem udian berkem bang sem akin luas dan digunakan unt uk m enggam barkan adanya suat u niat yang khusus at au um um , berkait an dengan k ont rol t erhadap respon pada k eadaan t ert ent u ( Young, 1956) .

Masri ( 1972) , m engart ik an sik ap sebagai k esediaan y ang diarahk an unt uk m enilai at au m enanggapi sesuat u. Berkm an dan Gilson ( 1981) m endefinisikan sik ap adalah evaluasi indiv idu y ang berupa k ecenderungan ( inclinat ion) t erhadap berbagai elem en di luar diriny a. Allfort ( dalam Assael, 1984) m endefinisikan sik ap adalah k eadaan siap ( predisposisi) yang dipelaj ari unt uk m erespon obj ek t ert ent u yang secara konsist en m engarah pada arah yang m endukung ( favor able) at au m enolak ( unfav orable) . Haw k ins Dk k ( 1986) m eny ebut k an, sik ap adalah pengorganisasian secara aj eg dan bert ahan ( enduring) at as m ot if, k eadaan em osional, persepsi dan proses- proses k ognit if unt uk m em berikan respon t erhadap dunia luar.

Azw ar ( 1995) , m enggolongk an definisi sik ap dalam t iga k erangk a pem ik iran. Pert am a, kerangka pem ikiran yang diw akili oleh para ahli psikologi sepert i Louis Thurst one, Rensis Likert dan Charles Osgood. Menurut m ereka sikap adalah suat u bent uk evaluasi at au reak si perasaan. Berart i sik ap seseorang t erhadap suat u obj ek adalah perasaan m enduk ung at au m em ihak ( fav orable) m aupun perasaan t idak m endukung at au t idak m em ihak( unfav orable) pada obj ek t ersebut .

Kedua, kerangka pem ikiran ini diw akili oleh ahli sepert i Chief, Bogardus, LaPierre, Mead dan Gordon Allport . Menurut kelom pok pem ikiran ini sikap m erupak an sem acam k esiapan unt uk bereak si t erhadap suat u obj ek dengan cara-cara t ert ent u. Dapat dik at ak an bahw a k esiapan y ang dim ak sudk an m erupak an kecenderungan yang pot ensial unt uk bereaksi dengan cara t ert ent u apabila individu dihadapkan pada suat u st im ulus yang m enghendaki adanya respon .

Ket iga, k elom pok pem ik iran ini adalah k elom pok y ang berorient asi pada skem a t riadik ( t riadic schem a) . Menurut pem ikiran ini suat u sikap m erupakan konst elasi k om ponen k ognit if, afekt if dan k onat if y ang saling berint erak si didalam m em aham i, m erasak an dan berperilak u t erhadap suat u obj ek .

Secord and Bacm an ( 1964) m em bagi sik ap m enj adi t iga k om ponen y ait u : a. Kom ponen kognit if, adalah kom ponen yang t erdiri dari penget ahuan Penget ahuan

inilah yang akan m em bent uk keyakinan dan pendapat t ert ent u t ent ang obj ek sikap.

b. Kom ponen afekt if, adalah k om ponen y ang berhubunganny a dengan perasaan senang at au t idak senang, sehingga bersifat evaluat if. Kom ponen ini erat hubungannya dengan sist em nilai yang dianut pem ilik sikap.

c. Kom ponen k onat if, adalah k om ponen sik ap y ang berupa k esiapan seseorang unt uk berperilaku yang berhubungan dengan obj ek sikap.

(6)

t idak ny a aspek dari obj ek sik ap. Karak t erist ik spont anit as m engindik asik an sej auh m ana k esiapan indiv idu dalam m erespon at au m eny at ak an sik apny a secara spont an.

Dari definisi- definisi y ang dik em uk ak an di at as dapat disim pulk an bahw a sik ap adalah suat u bent uk evaluasi perasaan dan kecenderungan pot ensial unt uk bereaksi y ang m erupak an hasil int erak si ant ara k om ponen k ognit if, afekt if dan k onat if y ang saling bereak si didalam m em aham i, m erasak an dan berperilak u t erhadap suat u obj ek.

2. Pem bent uk an Sik ap

Seseorang t idak dilahirkan dengan sik ap dan pandanganny a, m elaink an sik ap t ersebut t erbent uk sepanj ang perkem banganny a. Dim ana dalam int erak si sosialny a, indiv idu bereak si m em bent uk pola sik ap t ert ent u t erhadap berbagai obj ek psikologis y ang dihadapiny a ( Azw ar, 1995) .

Loudon dan Bit t a ( 1984) m enulis bahw a sum ber pem bent uk sik ap ada em pat , y ak ni pengalam an pribadi, int erak si dengan orang lain at au k elom pok , pengaruh m edia m assa dan pengaruh dari figur y ang dianggap pent ing. Sw ast ha dan Handoko ( 1982) m enam bahk an bahw a t radisi, k ebiasaan, k ebuday aan dan t ingk at pendidikan ikut m em pengaruhi pem bent ukan sikap.

Dari beberapa pendapat di at as, Azw ar ( 1995) m eny im pulkan bahw a fak t or- fak t or y ang m em pengaruhi pem bent uk an sik ap adalah pengalam an pribadi, k ebuday aan, orang lain y ang dianggap pent ing, m edia m assa, inst it usi at au lem baga pendidikan dan lem baga agam a, sert a fak t or em osi dalam diri indiv idu.

a. Pengalam an pribadi

Middlebrook ( dalam Azw ar, 1995) m engat ak an bahw a t idak adany a pengalam an yang dim iliki oleh seseorang dengan suat u obj ek psikologis, cenderung akan m em bent uk sik ap negat if t erhadap obj ek t ersebut . Sik ap ak an lebih m udah t erbent uk j ik a y ang dialam i seseorang t erj adi dalam sit uasi y ang m elibat k an em osi, karena penghayat an akan pengalam an lebih m endalam dan lebih lam a m em bekas.

b. Pengaruh orang lain y ang dianggap pent ing

I ndividu pada um um nya cenderung m em iliki sifat yang konform is at au searah dengan sik ap orang y ang dianggap pent ing y ang didorong oleh k einginan unt uk berafiliasi dan keinginan unt uk m enghindari konflik.

c. Pengaruh kebudayaan

Burrhus Frederic Skin, sepert i yang dikut ip Azw ar sangat m enekankan pengaruh lingk ungan ( t erm asuk k ebuday aan) dalam m em bent uk pribadi seseorang. Kepribadian m erupakan pola perilaku yang konsist en yang m enggam barkan sej arah reinforcem ent y ang k it a alam i ( Hergenhan dalam Azw ar, 1995) . Kebuday aan m em berikan corak pengalam an bagi indiv idu dalam suat u m asy arak at . Kebuday aanlah y ang m enanam k an garis pengarah sik ap indiv idu t erhadap berbagai m asalah.

d. Media m assa

Berbagai bent uk m edia m assa sepert i t elev isi, radio, surat k abar, m aj alah dan lain- lain m em punyai pengaruh yang besar dalam pem bent ukan opini dan k epercay aan orang. Media m assa m em berikan pesan- pesan y ang sugest if y ang m engarahk an opini seseorang. Adany a inform asi baru m engenai sesuat u hal m em berikan landasan k ognit if baru bagi t erbent uk ny a sik ap t erhadap hal t ersebut . Jik a cuk up k uat , pesan- pesan sugest if ak an m em beri dasar afekt if dalam m enilai sesuat u hal sehingga t erbent uk lah arah sik ap t ert ent u.

e. Lem baga pendidikan dan lem baga agam a

(7)

buruk , garis pem isah ant ara sesuat u y ang boleh dan t idak boleh dilak uk an, diperoleh dari pendidikan dan dari pusat k eagam aan sert a aj aran- aj aranny a. Dik arenak an k onsep m oral dan aj aran agam a sangat m enet uk an sist em kepercayaan m aka t idaklah m engherankan kalau pada gilirannya kem udian k onsep t ersebut ikut berperanan dalam m enent uk an sik ap indiv idu t erhadap sesuat u hal.

Apabila t erdapat sesuat u hal yang bersifat kont roversial, pada um um nya orang ak an m encari inform asi lain unt uk m em perk uat posisi sik apny a at au m ungk in j uga orang t ersebut t idak m engam bil sik ap m em ihak . Dalam hal sepert i it u, aj aran m oral y ang diperoleh dari lem baga pendidikan at au lem baga agam a sering kali m enj adi det erm inan t unggal yang m enent ukan sikap.

f. Fakt or em osional

Suat u bent uk sik ap t erkadang didasari oleh em osi, y ang berfungsi sebagai sem acam peny aluran prust rasi at au pengalihan bent uk m ek am ism e pert ahanan ego. Sik ap dem ik ian dapat m erupak an sik ap y ang sem ent ara dan segera berlalu begit u prust rasi t elah hilang ak an t et api dapat pula m erupak an sik ap y ang lebih persist en dan bert ahan lam a.

3. Perubahan dan Fungsi Sikap

Sik ap t erny at a dapat berubah dan berkem bang k arena hasil dari proses belaj ar, proses sosialisasi, arus inform asi, pengaruh k ebuday aan dan adany a pengalam an- pengalam an baru y ang dialam i indiv idu ( Dav idoff, 1991) .

Kat z ( dalam Azw ar ,1995) m eny ebut k an pungsi sik ap ada em pat , y ait u :

a. Fungsi penyesuaian at au fungsi m anfaat yang m enunj ukkan bahw a individu dengan sikapnya berusaha unt uk m em aksim alkan hal- hal yang diinginkannya dan m enghindari hal- hal yang t idak diinginkannya. Dengan dem ikian, m aka indiv idu ak an m em bent uk sik ap posit if t erhadap hal- hal y ang dirasak an ak an m endat angkan keunt ungan dan m em bent uk sikap negat if t erhadap hal- hal yang m erugikannya.

b. Fungsi pert ahanan ego yang m enunj ukkan keinginan individu unt uk m enghindarkan diri sert a m elindungi dari hal- hal yang m engancam egonya at au apabila ia m enget ahui fak t a y ang t idak m engenak k an , m ak a sik ap dapat berfungsi sebagai m ek anism e pert ahanan ego y ang ak an m elindunginy a dari kepahit an kenyat aan t ersebut .

c. Fungsi pernyat aan nilai, m enunj ukkan keinginan individu unt uk m em peroleh k epuasan dalam m eny at ak an sesuat u nilai y ang dianut ny a sesuai dengan penilaian pribadi dan konsep dirinya.

d. Fungsi penget ahuan m enunj ukkan keinginan individu unt uk m engekspresikan rasa ingin t ahunya, m encari penalaran dan unt uk m engorganisasikan pengalam anny a.

4. Penerj em ahan Sik ap Dalam Tindak an

Werner dan Pefleur ( Azw ar, 1995) m engem uk ak an 3 post ulat guna m engident ifikasikan t iga pandangan m engenai hubungan sikap dan perilaku, yait u post ulat of consist ency, post ulat of independent variat ion, dan post ulat e of cont igent consist ency.

Berik ut ini penj elasan t ent ang k et iga post ulat t ersebut : a. Post ulat Konsist ensi

(8)

b. Post ulat Variasi I ndependen

Post ulat ini m engat ak an bahw a m enget ahui sik ap t idak berart i dapat m em predik si perilak u k arena sik ap dan perilak u m erupak an dua dim ensi dalam diri indiv idu y ang berdiri sendiri, t erpisah dan berbeda.

c. Post ulat Konsist ensi Kont igensi

Post ulat konsist ensi kont igensi m enyat akan bahw a hubungan sikap dan perilaku sangat dit ent uk an oleh fak t or- fak t or sit uasional t ert ent u. Norm a- norm a, peranan, k eanggot aan k elom pok dan lain sebagainy a, m erupak an k ondisi k et ergant ungan yang dapat m engubah hubungan sikap dan perilaku. Oleh karena it u, sej auh m ana prediksi perilak u dapat disandark an pada sik ap ak an berbeda dari w ak t u k e w akt u dan dari sat u sit uasi ke sit uasi lainnya. Post ulat yang t erakhir ini lebih m asuk akal dalam m enj elaskan hubungan sikap dan perilaku.

Apabila indiv idu berada dalam sit uasi y ang bet ul- bet ul bebas dari berbagai bent uk t ek anan at au ham bat an y ang dapat m engganggu ekspresi sik apny a m ak a dapat diharapk an bahw a bent uk - bent uk perilak u y ang dit am pak k anny a m erupak an ekspresi sik ap y ang sebenarny a. Art iny a, pot ensi reak si sik ap y ang sudah t erbent uk dalam diri indiv idu it u ak an m uncul berupa perilak u ak t ual sebagai cerm inan sik ap yang sesungguhnya t erhadap sesuat u. Sebaliknya j ika individu m engalam i at au m erasak an ham bat an y ang dapat m engganggu k ebebasanny a dalam m engat ak an sikap yang sesungguhnya at au bila individu m erasakan ancam an fisik m aupun ancam an m ent al y ang dapat t erj adi pada diriny a sebagai ak ibat perny at aan sik ap yang hendak dikem ukakan m aka apa yang diekspr esikan oleh individu sebagai perilaku lisan at au perbuat an it u sangat m ungkin sej alan dengan sikap hat i nuraniny a, bahk an dapat sangat bert ent angan dengan apa y ang dipegangny a sebagai suat u keyakinan,

Sem akin kom pleks sit uasinya dan sem akin banyak fakt or yang m enj adi pert im bangan dalam bert indak m aka sem akin sulit lah m em pediksikan perilaku dan sem ak in sulit pula m enafsirk anny a sebagai indik at or ( Azw ar, 1995) .

B. Sik a p t e r h a da p lin gk u n ga n a la m 1. Penger t ian lingkungan alam

Unt uk sam pai pada pengert ian lingk ungan m ak a ak an lebih baik dim ulai dari pengert ian lingk ungan hidup. Lingk ungan hidup dapat diart ik an sebagai suat u t em pat dim ana t erdapat organism e ( m ak hluk hidup) at au k epent ingan organism e di dalam ny a ( Harahap, 1997) . Lingk ungan hidup m erupak an k et erpaduan secara holist ik , evolusioner dan int erak si ant ara ekosist em y ang berm oral alam dengan sosiosist em y ang berm oral m anusia ( m art opo, 1997) . Lingk ungan hidup j uga didefinisik an sebagai k esat uan ruang dengan sem ua benda, day a, k eadaan dan m akhluk hidup yang t erm asuk di dalam nya m anusia dan perilakunya yang m em pengaruhi kelangsungan peri kehidupan dan kesej aht eraan m anusia sert a m akhluk hidup lainnya ( UU RI No. 4 t ahun 1982) . Dari definisi t ersebut m aka dapat dilihat dua sist em dalam lingkungan hidup yait u sosiosist em dan ekosist em .

Sosiosist em y ait u t at anan dan sist em k esat uan ruang y ang dibent uk oleh kom ponen- kom ponen hum an concern yang t erdiri ant ara lain dem ografi, sosial, ekonom i, k ebuday aan, agam a pendidikan, et ik, est et ik , polit ik, hank am , k esehat an dan t eknologi ( UU RI No. 4 t ahun 1982) .

(9)

yang dibent uk oleh j alinan hubungan int eraksi dan int erdefendensi yang dinam is ant ara m ak hluk hidup dengan m ak hluk hidup, lingk ungan geofisik k im iany a y ang di dalam ny a selalu t erj adi k eseim bangan ant ara m asuk an dan k eluaran m at eri dan energi ( Cassells, 1982) .

Dalam pem bahasan ini lingk ungan alam adalah day a duk ung alam y ak ni hal- hal yang dim iliki oleh alam sert a kem am puannya unt uk m endukung kehidupan m anusia. Berkurangny a day a duk ung alam ak an berak ibat pula t erhadap k em am puan alam unt uk m endukung kehidupan m anusia. Daya dukung alam m eliput i segala kekayaan alam y ang t erdapat dim uk a bum i t erm asuk j uga k ek ay aan alam y ang ada di dalam perut bum i. Ringkasnya segala kekayaan alam yang ada dicipt akan oleh Tuhan unt uk k epent ingan k ehidupan m anusia di m uk a bum i ini ( Wardhana, 1995) .

2. Konsep m engenai sik ap t erhadap lingk ungan alam

Sast rosupeno ( 1984) m eny at ak an bahw a dalam sej arah dan perkem bangan m anusia, t am pak lah sem acam perkem bangan pola sik ap m anusia t erhadap alam dan lingkungannya. Perkem bangan pola sikap t ersebut adalah: Manusia m em perlakukan alam secara berlebihan dengan m enyem bahnya dan m em uj anya ( 1) ; Manusia m em anfaat kan alam dan t ergant ung padanya ( 2) ; Manusia m enguras dan m enggerogot i alam dan lingk unganny a ( 3) ; Manusia m erasa dit inggalkan alam dan oleh sebab it u m em but uhkannya ( 4) ; Manusia sadar bahw a alam harus diraw at dan didekat i sebagai lingkungan hidup yang m enent ukan kelangsungannya sebagai m ahluk ( 5) .

Sem ent ara it u Thom pson dan Bart on ( 1994) y ang m eny at ak an paling t idak ada t iga sik ap y ang m endasari duk ungan indiv idu t erhadap perm asalahan lingk ungan yait u ekosent rik ( ecocent ric) , ant roposent rik ( ant hropocent ric) dan apat is ( apat ic) . 1. Ekosent rik

I ndiv idu y ang bersikap ekosent rik m em andang bahw a perlindungan t erhadap lingkungan alam dilakukan unt uk kepent ingan lingkungan it u sendiri, oleh karenanya m erek a berpendapat bahw a lingk ungan alam m em ang pat ut m endapat perlindungan karena nilai- nilai int rinsik yang dikandungnya. I ndividu yang m em iliki sikap ekosent rik cenderung lebih bany ak m em berikan perhat ian t erhadap perm asalahan lingk ungan dan lebih bany ak t erlibat dalam k egiat an k onserv asi lingk ungan. Sik ap ekosent rik m enunj ukkan dukungan t erhadap perm asalahan lingkungan karena m erasa bahw a alam pat ut m endapat perlindungan buk an k arena pert im bangan-pert im bangan ekonom is, t et api lebih k ebangan-pert im bangan spirit ual ( Kat z dan Oescle, 1993) at au perim bangan m oral ( Seligm an dalam Thopson dan Bart on, 1994) 2. Ant roposent rik

Ant roposent rik adalah k ecenderungan unt uk m em andang alam sebagai suat u sum ber yang bisa dim anfaat kan ( expendable) unt uk kepent ingan m anusia. Konsep ini m enggunak an k esej aht eraan m anusia sebagai alasan ut am a dari set iap t indak anny a ( Shrivast av a, 1995) . I ndiv idu dengan k ecenderungan ant roposent rik berpendapat bahw a lingkungan perlu dilindungi karena nilai yang t erkandung di dalam lingk ungan sangat berm anfaat bagi k elangsungan hidup m anusia. I ndiv idu dengan sikap ant roposent rik cenderung m em iliki perhat ian yang kurang t erhadap perm asalahan lingk ungan alam dan j arang m elak uk an k egiat an k onserv asi at au perlindungan lingk ungan alam . Perhat ian m erek a t erhadap lingk ungan alam lebih k arena k epent ingan diriny a ( Thom pson dan Bart on, 1994) .

(10)

-obat an unt uk m enyelam at kan m anusia, berkurangnya sum ber bahan bakar di dunia akan m enurunkan st andar kehidupan m anusia, dan lain- lain.

Dari uraian di at as dapat dik at ak an bahw a ekosent ris dan ant roposent ris m enunj ukkan sikap yang posit ip t erhadap perm asalahan lingkungan alam , perbedaanny a adalah pada alasan dari sik ap t ersebut ( Thom pson dan Bart on, 1994) .

St okols sepert i y ang dik ut ip oleh Thom pson dan Bart on ( 1994) m eny at ak an bahw a ada dua bent uk hubungan m anusia dengan lingkungannya, yait u :

a. I nst rum ent alis, sam a halnya dengan ant roposent ris m elihat lingkungan fisik sebagai sesuat u yang biasa dim anfaat kan unt uk m encapai t uj uan.

Kat z dan Oescsli ( 1993) , berpendapat bahw a ant roposent rik t idak j auh berbeda dengan faham inst rum ent alis yang m elihat alam sebagai sum ber yang bernilai t inggi apabila bisa m enyediakan kebut uhan hidup m ausia.

b. Spirit ualis, sam a sepert i ekosent ris yang m enilai lingkungan sebagai sesuat u yang dapat m eningkat kan spirit ulism e m anusia yang secara t idak langsung alam it u sendiri ak an m em berikan k ont ribusi bagi k eperluan fisik at au m at eri bagi m anusia.

Seligm an ( dalam Thom pson dan Bart on ( 1994) m eny at ak an bahw a perbedaan ant ara ekosent rik dan ant roposent rik t idak j auh berbeda dengan pandangan ut ilit arian dan m oralis. Ut ilit arian sepert i halnya dengan ant roposent rik beranggapan bahw a alam m em iliki nilai karena alam dapat m em enuhi kebut uhan m anusia. Sedangk an pandangan m oralis, m em andang alam dengan pert im bangan-pert im bangan m oral t erhadap hal- hal yang t idak berhubungan dengan kebut uhan m anusia di dunia.

3. Apat is

Apat is adalah k et idak pedulian t erhadap perm asalahan- perm asalahan lingkungan. Orang yang m em iliki sikap apat is t erhadap lingkungan alam m em iliki k ecenderungan t idak m engadak an k onserv asi t erhadap lingk ungan alam .

C. Aga m a da n Re ligiu sit a s

1.

Pengert ian agam a dan religiusit as

Menurut Daradj at ( 1991) agam a adalah proses hubungan m anusia y ang dirasak an t erhadap sesuat u y ang diy ak ininy a, bahw a sesuat u lebih t inggi dari pada m anusia. Sedangk an Glock dan St ark ( dalam Polout zian, F.R.,1996) m endefinisikan agam a sebagai sist em sim bol, sist em keyakinan, sist em nilai, dan sist em perilaku y ang t erlem baga, y ang k esem uany a t erpusat pada persoalan- persoalan y ang dihay at i sebagai y ang paling m ak naw i ( ult im at e m eaning) .

Jam es ( dalam Daradj at , 1991) m endefinisikan agam a sebagai perasaan dan pengalam an m anusia secara indiv idual, y ang m engganggap m erek a berhubungan dengan apa y ang dipandang sebagai Tuhan. Thouless ( dalam Daradj at , 1991) m eny at ak an bahw a agam a adalah proses hubungan m anusia y ang dirasak an t erhadap sesuat u yang diyakininya, bahw a sesuat u it u lebih t inggi dari pada m anusia.

Ada beberapa ist ilah lain dari agam a, ant ara lain religi, religion ( I nggris) , religie ( Belanda) religio ( Lat in) dan dien ( Arab) .

(11)

Adisubrot o ( 1987) m enj elask an bahw a m anusia religius adalah m anusia y ang st ruk t ur m ent al k eseluruhanny a secara t et ap diarahk an k epada pencipt a nilai m ut lak, m em uaskan dan t ert inggi yait u Tuhan.

Dari pendapat y ang t elah dik em uk ak an di at as dapat disim pulk an bahw a religiusit as adalah penghay at an dan pengam alan indiv idu t erhadap aj aran agam a at au k epercay aan y ang di anut ny a.

Beberapa ahli m enganggap bahw a diri m anusia t erdapat suat u inst ink at au naluri y ang disebut sebagai naluri beragam a ( religious inst ink) , yait u suat u naluri unt uk m eyakini dan m engadakan penyem bahan t erhadap suat u kekuat an di luar diri m anusia. Naluri inilah yang m endorong m anusia unt uk m engadakan kegiat an-k egiat an religius ( Spinan-k s, 1963) . Kuy pers ( dalam Walgit o, 1986) m enggunaan-k an ist ilah m ot if t eologis unt uk m enj elaskan dorongan pada m anusia unt uk m engadakan hubungan dengan Tuhan.

Dradj at ( 1991) m engem uk ak an ist ilah k esadaran agam a ( religious consciousness) dan pengalam an agam a ( religious experience) . Kesadaran agam a m erupak an segi agam a y ang t erasa dalam pik iran dan dapat diuj i m elalui int rospek si, at au dapat dik at ak an sebagai aspek m ent al dari ak t iv it as agam a. Pengalam an agam a adalah unsur perasaaan dalam k esadaran agam a, y ait u perasaaan y ang m em baw a k epada k ey ak inan y ang dihasilkan oleh t indak an.

Apapun ist ilah yang digunakan oleh para ahli unt uk m enyebut aspek religius di dalam diri m anusia, kesem uanya m enunj uk kepada suat u fakt a bahw a kegiat an-k egiat an religius it u m em ang t idaan-k bisa dipisahan-k an dari an-k ehidupan m anusia.

2. Dim ensi- dim ensi religiusit as

Menurut Glock dan St ark ( dalam Polout zian, F.R., 1996) ada lim a dim ensi religiusit as, yait u :

a. Religious Pract ice ( t he rit ualist ic dim ension) .

Tingkat an sej auh m ana seseorang m engerj akan kew aj iban rit ual di dalam agam any a, sepert i shalat , zak at , puasa dan sebagainy a.

b. Religious belief ( t he ideological dim ension) .

Sej auh m ana orang m enerim a hal- hal y ang dogm at ik di dalam aj aran agam any a. Misalny a k epercay aan t ent ang adany a Tuhan, m alaikat , k it ab- k it ab, Nabi dan Rasul, hari kiam at , surga, neraka dan yang lain- lain yang bersifat dogm at ik. c. Religious Know ledge ( t he int ellect ual dim ension)

Seberapa j auh seseorang m enget ahuai t ent ang aj aran agam any a. Hal ini berhubungan dengan akt ivit as seseorang unt uk m enget ahui aj aran- aj aran dalam agam any a.

d. Religious feeling ( t he experient al dim ension)

Dim ensi y ang t erdiri dari perasaan- perasaan dan pengalam an- pengalam an k eagam aan y ang pernah dirasak an dan dialam i. Misalny a seseorang m erasa dek at dengan Tuhan, seseorang m erasa t ak ut berbuat dosa, seseorang m erasa doany a dik abulkan Tuhan, dan sebagainy a.

e. Religious effect ( t he consequent ial dim ension)

Dim ensi yang m engukur sej auh m ana perilaku seseorang dim ot ivasikan oleh aj aran agam any a di dalam k ehidupanny a. Misalny a ikut dalam k egiat an konversasi lingkungan, ikut m elest arikan lingkungan alam dan lain- lain.

Dari penelit ian Kem ent erian Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup ( 1987) j uga m enunj ukkan bahw a ada lim a dim ensi religiusit as di dalam aj aran I slam yang m em iliki persam aan dengan dim ensi religiusit as yang diungkapkan oleh Glock dan St ar k , yakni :

a. Dim ensi I m an

(12)

b. Dim ensi I slam

Sej auh m ana t ingkat frekuensi, int ensit as dan pelaksanaan ibadah seseorang. Dim ensi ini m encak up pelak sanaan shalat , zak at , puasa dan haj i.

c. Dim ensi I khsan

Mencakup pengalam an dan perasaan t ent ang kehadiran Tuhan dalam kehidupan, ket enangan hidup, t akut m elanggar perint ah Tuhan, keyakinan m enerim a balasan, perasaan dekat dengan Tuhan dan dorongan unt uk m elaksanakan perint ah agam a.

d. Dim ensi I lm u

Seberapa j auh penget ahuan seseorang t ent ang agam anya, m isalnya penget ahuan t ent ang t auhid, fiqh dan lain- lain.

e. Dim ensi am al

Meliput i bagaim ana pengam alan k eem pat dim ensi di at as y ang dit unj uk k an dalam perilaku seseorang. Dim ensi ini m enyangkut hubungan m anusia dengan m anusia dan dengan lingkungan alam nya.

Kelim a dim ensi t ersebut adalah m erupak an aspek - aspek y ang t idak bisa dipisahk an- pisahk an.

Berikut ini akan diperlihat kan persam aan ant ara dim ensi religiusit as yang dikem ukan oleh Glock dan St ar k dengan dim ensi r eligiusit as yang dikem ukan dalam penelit ian Kem ent erian Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup :

1. Aspek I m an ( religious belief) 2. Aspek I slam ( religious pract ice) 3. Aspek I khsan ( religious feeling) 4. Aspek Am al ( religious effect ) 5. Aspek I lm u ( religious know ladge)

3. Fungsi agam a bagi m anusia

Menurut Hendropuspit o ( 1990) fungsi agam a bagi m anusia m eliput i : a. Fungsi edukat if

Manusia m em percayakan fungsi edukat if pada agam a yang m encakup t ugas m engaj ar dan m em bim bing. Keberhasilan pendidikan t erlet ak pada pendayagunaan nilai- nilai r ohani yang m er upakan pokok- pokok kepecayaan agam a. Nilai y ang diresapk an ant ara lain: m ak na dan t uj uan hidup, hat i nurani, rasa t anggung j aw ab dan Tuhan.

b. Fungsi peny elam at an

Agam a dengan segala aj aranny a m em berikan j am inan k epada m anusia keselam at an di dunia dan akhirat .

c. Fungsi pengaw asan sosial

Agam a ikut bert anggung j aw ab t erhadap norm a- norm a sosial sehingga agam a m enyeleksi kaidah- kaidah sosial yang ada, m engukuhkan yang baik dan m enolak k aidah y ang buruk agar selanj ut ny a dit inggalkan dan dianggap sebagai larangan. Agam a j uga m em beri sanksi- sanksi yang harus dij at uhkan kepada orang y ang m elanggar larangan dan m engadak an pengaw asan y ang k et at at as pelak sanaanny a.

d. Fungsi m em upuk persaudaraan

Per sam aan keyakinan m er upakan salah sat u per sam aan yang bisa m em upuk rasa persaudaraan y ang k uat . Manusia dalam persaudaraan buk an hany a m elibat kan sebagian dari dirinya saj a, m elainkan seluruh pribadinya j uga dilibat kan dalam suat u keint im an yang t erdalam dengan sesuat u yang t ert inggi y ang dipercay a bersam a.

e. Fungsi t ransform at if

(13)

nilai- nilai lam a dengan m enanam kan nilai- nilai baru. Transform asi ini dilakukan pada nilai- nilai adat yang kurang m anusiaw i. Sebagai cont oh kaum qurais pada j am an Nabi Muham m ad yang m em iliki kebiasaan j ahiliyah karena kedat angan I slam sebagai agam a yang m enanam kan nilai- nilai baru sehingga nilai- nilai lam a yang t idak m anusiaw i dihilangkan.

D. Hubungan ant ara Religiusit as dengan Sik ap t erhadap Lingk ungan Alam Pem bent ukan sikap sangat dipengaruhi oleh sist em nilai yang dianut seseorang ( Loudon dan Bit t a, 1984) . Salah sat u sist em nilai y ang ikut m em berikan k ont ribusi bagi pem bent uk an sik ap seseorang adalah agam a ( Azw ar, 1995, Adisubrot o, 1987 ) .

Dalam penelit ian ini yang m enj adi subj ek adalah pem eluk agam a I slam sehingga perlu diberi bat asan m engenai pengert ian agam a I slam . Agam a I slam adalah seluruh firm an Allah SWT yang t erkum pul dalam kit ab suci Al quran yang diam alk an dengan cara Nabi Muham m ad SAW dan k esem uany a it ulah y ang ak an m enj am in dat angnya kebahagian hidup m anusia lahir dan bat in sert a keselam at an dunia dan akhirat .

I slam m engaj arkan bahw a keberadaan m anusia berfungsi sebagai ham ba Allah y ang harus m engabdi at au beribadah k epadany a ( Quran surat Adz Dzaariyaat : 56) . Sem ent ara it u m isi m anusia adalah sebagai k halifah ( w ak il) Allah di m uk a bum i ( Quran surat Al Baqarah: 30) dengan kew aj iban m em akm urkan bum i ( Quran surat Hud: 51) dan m enj aga kelest arian lingkungan ( Quran surat Al Qashash: 77) . Jadi m enurut pandangan I slam , fungsi m anusia di dunia ini adalah sebagai w akil Allah. Dalam kait annya dengan lingkungan alam , m anusia m em punyai m isi m em anfaat kan sum ber day a alam ( m em ak m urkan bum i) dan m elest arikan sum ber day a alam . Dapat disim pulk an bahw a y ang diingink an oleh I slam adalah k eseim bangan ant ara ekosent ris dan ant roposent ris y ang dipay ungi oleh k eim anan dan k et aqw aan k epada Tuhan Yang Maha Esa ( Mart opo, 1997)

Agar dapat m elak sanak an m isi dan fungsi t ersebut m anusia dik aruniai ak al yang harus diasah dan dikem bangkan. Dalam m enj alankan m isi dan fungsinya t ersebut , m anusia m est i selalu m enj aga keseim bangn hubungan dengan Allah dan hubungan dengan sesam a m ahluk: m anusia dan lingkungan. Lingkungan yang dim akud m eliput i lingkungan fisik ( alam ) , lingkungan sosial dan j uga lingkungan non fisik ( spirit ual) . Dalam penelit ian ini lingkungan yang dim aksud adalah lingkungan fisik ( alam ) . Sat u hal pent ing y ang perlu dicat at adalah bahw a m anusia ak an dim int ai pert anggungj aw aban at as pelaksanaan fungsi dan m isinya t ersebut .

Dalam kait annya dengan lingkungan alam , Allah secara eksplisit m enegaskan dengan firm annya: Janganlah kam u berbuat kerusakan di m uka bum i ( lingkungan) sesungguhnya Allah t idak suka t erhadap orang yang berbuat kerusakan. Allah j uga m enyindir m anusia dengan firm an Nya ( Quran surat Al Baqaroh: 11) : Dan bila dik at ak an k epada m er ek a: “ Janganlah k am u ber buat k er usak an di m uk a bum i” , m erek a m enj aw ab: “ k am i t idak lain adalah berbuat k ebaikan” . Pada ay at y ang lain, Allah berfirm an: Dialah Allah yang m enj adikan segala yang ada di bum i unt uk kam u, dan Dia berkehendak m enuj u langit , lalu dij adikan- Nya t uj uh langit dan Dia m aha m enget ahui segala sesuat u ( Quran surat Al baqaroh: 29) . Ayat - ayat yang ada ini m enunj ukkan bahw a m anusia harus m enyeim bangkan sikap ekosent ris dan ant roposent ris sert a m enj auhi sik ap apat is.

(14)

Wardhana ( 1995) m em bagi peny ebab k erusak an day a duk ung alam m enj adi dua fakt or , yait u:

1. Kerusakan karena fakt or int ernal

Ker usakan kar ena fakt or int er nal adalah ker usakan yang ber asal dar i dalam lingkungan alam it u sendiri. Kerusakan karena fakt or ini sulit dicegah karena m erupak an proses alam i dari alam y ang sedang m encari k eseim bangan diriny a. Kerusak an day a duk ung alam k arena fak t or int ernal ant ara lain dapat t erj adi k arena: a. Let usan gunung berapi yang m erusak lingkungan alam sekit arnya.

b. Gem pa bum i yang m enyebabkan dislokasi lapisan t anah.

c. Kebak aran hut an k arena proses alam i pada m usim k em arau panj ang; disebabk an oleh em bun y ang berfungsi sebagai lensa pengum pul api ( pada t it ik fok usny a) pada saat t erkena cahay a m at ahari, t epat pada saat em bun belum m enguap. d. Banj ir besar dan gelom bang laut y ang t inggi ak ibat badai.

2. Kerusakan karena fakt or ekst ernal

Ker usakan kar ena fakt or ekst er nal adalah ker usakan yang diakibat kan oleh ulah m anusia dalam rangka m eningkat kan kualit as dan kenyam anan hidupnya. Kerusak an day a duk ung alam k arena fak t or ekst ernal ant ara lain disebabk an oleh: a. Pencem aran udara y ang berasal dari cerobong pabrik ( k egiat an indust ri) dan j uga

gas buangan dari hasil pem bak aran bahan bak ar fosil ( pada sist em t ransport asi) . b. Pencem aran air y ang berasal dari lim bah buangan indust ri.

c. Pencem aran darat an ( t anah) oleh kegiat an indust ri m aupun penum pukan lim bah padat at au barang bek as.

d. Penam bangan unt uk m engam bil k ek ay aan alam ( m ineral) dari perut bum i.

(15)

BAB I I I PEN UTUP

A. Ke sim pu la n

Kesim pulan y ang dapat dit arik dari penelit ian ini adalah religiusit as m em puny ai andil dalam m em bent uk sik ap ekosent ris dan ant roposent ris y ang seim bang t erhadap lingk ungan alam , sert a m enurunk an bahk an m enghilangk an sik ap apat is t erhadap lingk ungan alam .

B. Sa r a n - Sa r a n

1. Bagi pem erint ah

Sebaiknya dalam pem bangunan dengan pengem bangan sist em lingkungan seharusnya didukung oleh pengem bangan sist em nilai yang ada di m asyarakat . I ndonesia y ang t erdiri dari sebagian besar penduduk y ang beragam a I slam . I slam sebagai sebuah agam a m em puny ai nilai- nilai y ang posit if t erhadap lingk ungan m engingat sikap yang didasari nilai- nilai agam a akan m enj adi det erm inan yang kuat unt uk t erj adinya perilaku, dalam hal ini perilaku peduli t erhadap lingkungan alam ( ek osent rism e dan ant roposent rism e) .

2. Bagi pem uk a agam a

(16)

D AFTAR PUSTAKA

Adisubrot o, D., 1992. Sifat Religiusit as Pada Suk u Bangsa Jaw a dan Minangk abau. Jurnal Psikologi, No. 1. Tahun ke XI X, 5- 11.

- - - , 1987. Orient asi Nilai Orang Jaw a sert a Ciri- Ciri Kepribadianny a. Disert asi. Yogyakart a: Fakult as Psikologi UGM.

Al- Quran dan Terj em ahannya, 1991., Depart em en Agam a, Jak art a.

Ancok , D. dan Suroso, FN. 1995. Psikologi I slam i. Cet . Ke- 2. Yogy ak art a: Pust ak a Pelaj ar.

Asap di Kalbar Mengandung Bak t eri “ St rept ococcus” . Republika, Sabt u 4 Okt ober 1997.

Assael, H., 1984. Consum er Behavior and Market ing Act ion. ( second edit ions) . Bost on: Kent Publishing Com pany.

Azw ar, S., 1995. Sik ap Manusia: Sikap dan Pengukurannya . Yogyakart a: Libert y.

Berkm an, H.W. dan Gilson, C., 1981. Consum er Behavior: Concept and St rat egies. ( second edit ions) . Bost on: Kent Publishing Com pany

Cassells,D,et al. 1982. Underst anding t he Role of Forest in Wat ershed Prot ect ion. Working Papers. East - West Cent er, Honolulu. Haw aii

Dav idoff, L.L., 1991. Psikologi Suat u Pengant ar ( Jilid 1, Edisi kedua) . Jakart a. Erlangga.

Daradj at , Z., 1991. I lm u Jiw a Agam a. Cet . Ke- 14. Jak art a. Bulan Bint ang.

Drikary a, N., 1978. Percikan Filsafat . Jakart a: PT. Pem bangunan.

Fat urochm an dan Him am , F., 1995. Waw asan Lingk ungan Masyarak at di Daerah I ndust ri. Jurnal Psikologi, No. 1, t ahun. XXI . 31- 40.

Farhat i, F., 1995. Sikap Ekosent rik dan Ant roposent rik Terhadap Lingkungan. Laporan St udi Kasus Sosial. Yogy ak art a: Fak ult as Psikologi UGM.

Hadi, S. 1991. St at ist ik Jilid I I . Yogy ak art a: Andi Offset .

Haw k ins, D.I , Best , R.J, dan Coney , K.A., 1986. Consum er Behavior: I m plicat ion for Market ing St rat egy. Plano- Texas: Bussiness Publicat ion, I nc.

Hendropuspit o, C., 1990. Sosiologi Agam a. Yogyakart a: Kanisius dan BPK Gunung Mulia.

(17)

Kat z, E., Oechsli, L., 1993. Mov ing Bey ond Ant t ropocent rism : Env ironm ent al Et hics, Dev elopm ent , And The Am azon, Environm ent al Et hics, Vol. 15, Spring, 49- 59. .

Kem ent erian Negara Kependuduk an dan Lingk ungan Hidup.1987. Pengem bangan Kualit as Non Fisik . Laporan Penelit ian. Jakart a.

Loudon, D.L. dan Bit t a, A.J.D., 1984. Consum er Behavior: Concept and Applicat ions. ( Second Edit ions) New York: McGraw Hill, I nc.

Mangunw ij ay a, Y.B., 1982. Sast ra dan Religiusit as. Jakart a: Penerbit Sinar Harapan.

Mart opo, S., 1994., Kebij aksanaan Lingkungan Hidup dan Pariw isat a. Pusat Penelit ian Lingkungan Hidup UGM. Yogyakart a.

- - - , 1997. Keserasian Lingk ungan Hidup. Makalah dalam Diskusi Panel I slam dan Lingkungan Hidup. Tanggal 19 april 1997.

Masri, A.W. 1972. Pragm ent a Psy ichology Social. Jilid I . Yogyakart a: Yayasan penerbit an FI F I KI P.

Polout zian, F.R., 1996. Psy chology of Religion. Needham Height s, Massachuset t s: A Sim on & Schust er Com p.

Robinson, J.P. dan Shav er, P.R. 1975. Measures of Social Psy chology At t it udes. Ann Arbor , Michigan: I nst it ut e for Social Reseach.

Salim , E. Pem bangunan Berkelanj ut an. Diskusi Panel I slam dan Lingkungan Hidup. 19 April 1997. Universit as Gadj ah Mada. Yogy ak art a.

Sast rosupeno, M.S., 1984. Manusia, Alam dan Lingkungan. Depart em en Pendidikan dan Kebuday aan. Jak art a.

Soerj ani, M., 1985. Lingkungan Hidup. Pusat Penelit ian Sum ber Daya Manusia dan Lingkungan. Universit as I ndonesia dan JKLH. Jakart a.

- - - , 1997. Aj aran Agam a Bagi Pengem bangan I lm u Penget ahuan, Teknologi dan Pengelolaan Lingkungan. Ceram ah Ram adhan 1417 H. 25 Januari 1997. Jak art a.

Srivast av a, p., 1995. Ecocent ric Managem ent For a Risk Societ y , Academ y of Managem ent Review , Vol. 20, No. 1, 118- 137.

Sw ast ha, B.D. dan Handoko, H., 1982. Manaj em en Pem asaran: Analisa Perilaku Konsum en. Yogy ak art a: Libert y .

Thom pson , S.C., Cagnon, Michelle A.B., 1994. Ecocent ric and Ant hropocent ric At t it udes Tow ard t he Env ironm ent , Journal of Environm ent Psychology, 14, 149- 157.

(18)

Referensi

Dokumen terkait

: memahami dan menjelaskan interpretasi analisis butir dan kegunaannya dalam pengukuran pendidikan. Tatap Muka OHP Praktek melakukan analisis butir

Sedangkan sertifikasi pendidik diterima setelah lulus Program Se rtifikasi Guru melalui pola Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) di Lembaga Pendidikan Tenaga

[r]

1 2011 Penelusuran Dokumen Abstrak Skripsi Mahasiswa sebagai Salah Satu Upaya Peningkatan Kualitas Penulisan Tugas Akhir di Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris (Penelitian

[r]

 Siswa melakukan tanya jawab bersama teman sebangku dan guru mengenai hasil kali vektor dengan

Semua data individu ini mengikuti perubahan data yang dilakukan pada dapodikdas, perubahan data pada aplikasi dapodikdas pada aplikasi sekolah yang sudah disinkron8. Jika ada

Bagi subjek, hasil penelitian dapat memberikan informasi kepada subjek tentang kebermaknaan hidup pada kaum homoseksual yang telah membuka jati diri, sehingga