• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEKTIVITAS PROGRAM QUR AN SCHOOL DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR AN SISWA SMA MUHAMMADIYAH 6 MAKASSAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "EFEKTIVITAS PROGRAM QUR AN SCHOOL DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR AN SISWA SMA MUHAMMADIYAH 6 MAKASSAR"

Copied!
107
0
0

Teks penuh

(1)

EFEKTIVITAS PROGRAM QUR’AN SCHOOL DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA

AL-QUR’AN SISWA SMA MUHAMMADIYAH 6 MAKASSAR

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi Pendidikan Agama Islam

Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar

Oleh:

Husril Mardiansyah Hamsan NIM: 105191105217

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 1442 H/2021 M

(2)
(3)
(4)
(5)

SURAT PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Husril Mardiansyah Hamsan NIM : 105191105217

Jurusan : Pendidikan Agama Islam Fakultas : Agama Islam

Kelas : B

Dengan ini menyatakan hal sebagai berikut:

1. Mulai dari penyusunan proposal sampai selesai penyusunan skripsi, saya menyusun sendiri skripsi saya (tidak dibuatkan oleh siapapun)

2. Saya tidak melakukan penjiplakan (Plagiat) dalam menyusun skripsi

3. Apabila saya melanggar perjanjian seperti pada butir 1, 2, dan 3 maka saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku.

Demikian perjanjian ini saya buat dengan penuh kesadaran.

Gowa, 27 Syawal 1442 H 8 Juni 2021

Yang Membuat Pernyataan

Husril Mardiansyah Hamsan NIM: 105191105217

(6)

ABSTRAK

Husril Mardiansyah Hamsan. 105 191 1052 17. 2021. Efektivitas Program Qur’an School Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Al-Qur’an Siswa SMA Muhammadiyah 6 Makassar. Dibimbing oleh Mahlani dan Ahmad Nashir.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas program qur’an school dalam meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur’an Siswa SMA Muhammadiyah 6 Makassar, faktor penunjang dan penghambat efektivitas program qur’an school dalam meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur’an Siswa SMA Muhammadiyah 6 Makassar, dan upaya-upaya yang dilakukan untuk meningkatkan efektivitas program qur’an school terhadap kemampuan membaca Al-Qur’an Siswa SMA Muhammadiyah 6 Makassar.

Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian lapangan (field research) dengan pendekatan penelitian kualitatif. Sumber data dalam penelitian ini adalah kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru/pembina qur’an school, siswa dan buku- buku atau unsur lainnya yang berkaitan dengan pokok pembahasan. Instrumen penelitian yang digunakan yaitu observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah data collection (pengumpulan data), reduction (reduksi data), display (penyajian data), dan conclusion drawing/verification (penarikan kesimpulan/verifikasi).

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa efektivitas program qur’an school dalam meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur’an siswa belum efektif. Faktor penunjang proqram qur'an school diantaranya: Al-Qur’an tersedia disetiap kelas, membaca Al-Qur’an disetiap awal mata pelajaran, dan pembina dibekali tahsinul qiro’ah. Adapun yang menjadi faktor penghambat yaitu: siswa kurang disiplin mengikuti program qur’an school, keluarga kurang memberikan pembinaan, keterbatasan waktu dikarenakan padatnya kurikukulum, dan pandemi covid 19.

Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan efektivitas program qur’an school yaitu: memberikan motivasi kepada siswa, memberikan tugas, fasilitasi siswa dengan iqra untuk pembinaan khusus, program qur’an school masuk dalam penilaian rapor, Setiap mata pelajaran KD yang diajarkan harus punya landasan baik dalam Al-Qur’an atau hadits.

Kata Kunci: Program Qur’an School, Kemampuan Membaca Al-Qur’an

(7)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan rasa syukur senantiasa teriring dalam setiap hela nafas atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan limpahan rahmat, nikmat dan taufik-Nya. Shalawat beriring salam senantiasa tercurah kepada kekasih Allah manusia terbaik sepanjang zaman yang menjadi pemimpin bani adam pada hari kiamat yakni, Rasulullah Muhammad SAW beserta keluarga dan ummat islam yang istiqomah mengikuti setiap inci kehidupan-Nya.

Tiada kesuksesan tanpa sebuah perjuangan, tiada puncak tanpa tanjakan.

Dengan keyakinan yang kuat dan kesungguhan untuk terus melangkah, akhirnya sampai pada titik akhir penyelesaian skripsi. Namun, hal tersebut tidak lepas dari uluran tangan berbagai pihak lewat dukungan, bimbingan, arahan serta bantuan yang bersifat moril dan materil.

Ucapan terima kasih yang tak terhingga, peneliti haturkan kepada:

1. Prof. Dr. H. Abd. Ambo Asse, M.Ag selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar.

2. Dr. Amirah Mawardi, S.Ag., M.Si selaku Dekan Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Nurhidaya M, S.Pd.I., M.Pd.I selaku Ketua Prodi Pendidikan Agama Islam dan sekretaris prodi serta para dosen Prodi Pendidikan Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar.

(8)

4. Mahlani, S.Th.I., MA selaku Dosen Pembimbing I yang telah banyak meluangkan waktu, tenaga, dan pikirannya untuk membimbing dan mengarahkan penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

5. Ahmad Nashir, S.Pd.I., M.Pd.I selaku Dosen Pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktu, tenaga, dan pikirannya untuk membimbing dan mengarahkan penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

6. Saiful Kaharuddin, S.Pd.I selaku Kepala Sekolah SMA Muhammadiyah 6 Makassar yang telah bersedia menerima dan bekerjasama dengan penulis dalam menyelesaikan penelitian di sekolah tersebut.

7. Akbar Aba, S.Pd Selaku Wakil Kepala Sekolah Bidang HUMAS dan Nur Rezki Octavia S.Pd selaku Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum SMA Muhammadiyah 6 Makassar yang telah banyak membantu dan membimbing penulis dalam melakukan penelitian di sekolah tersebut.

8. Asbatin Ramadhan, S.Pd dan Mahendra selaku guru dan pembina Qur’an School serta para siswa SMA Muhammadiyah 6 Makassar yang bersedia bekerjasama dengan penulis dalam menyelesaikan penelitian di sekolah tersebut.

9. Kedua orangtua tercinta Bapak Hamsan dan Ibu Martati yang tiada hentinya mendoakan dan memberikan dukungan moril maupun materil selama menempuh pendidikan.

10. Teman-teman dan sahabat penulis yang senantiasa memberikan semangat dan dukungan dalam menyelesaikan skripsi ini.

(9)

Penulis senantiasa mengharapkan kritikan dan saran dari berbagai pihak yang sifatnya konstruktif karena penulis yakin bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan masih banyak kekurangan dan kelemahan.

Semoga segala dukungan dan bantuan dari semua pihak mendapatkan balasan berupa pahala yang tak terhingga dari Allah SWT dan semoga karya ilmiah ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca dan diri pribadi penulis.

Gowa, 27 Syawal 1442 H 8 Juni 2021

Penulis

(10)

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ...i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ...ii

PENGESAHAN SKRIPSI ...iii

BERITA ACARA MUNAQASYAH ...iv

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ...v

ABSTRAK ...vi

KATA PENGANTAR ...vi

DAFTAR ISI ...x

DAFTAR TABEL ...xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ...1

B. Rumusan Masalah ...6

C. Tujuan Penelitian ...6

D. Manfaat Penelitian ...7

BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Program Qur’an School ...8

1. Pengertian Program Qur’an School ...8

2. Landasan Pelaksanaan Program Qur’an School ...11

3. Fungsi dan Tujuan Program Qur’an School ...13

B. Kemampuan Membaca Al-Qur’an ...14

1. Pengertian Kemampuan Membaca Al-Qur’an ...14

2. Keutamaan Membaca Al-Qur’an ...16

3. Indikator Kemampuan Membaca Al-Qur’an ...21

4. Metode-Metode Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Al-Qur’an ...31

BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ...41

1. Jenis Penelitian ...41

2. Pendekatan Penelitian ...41

B. Lokasi dan Objek Penelitian ...42

C. Fokus Penelitian ...42

D. Deskripsi Fokus Penelitian ...42

E. Sumber Data ...43

F. Instrumen Penelitian ...44

G. Teknik Pengumpulan Data ...45

H. Teknik Analisis Data ...46

(11)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ...48

B. Efektivitas Program Qur’an School Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Al-Qur’an Siswa SMA Muhammadiyah 6 Makassar ...54

C. Faktor Penunjang dan Penghambat Efektivitas Program Qur’an School Dalam Meningkatan Kemampuan Membaca Al-Qur’an Siswa SMA Muhammadiyah 6 Makassar ...59

D. Upaya-Upaya yang Dilakukan Untuk Meningkatan Efektivitas Program Qur’an School terhadap Kemampuan Membaca Al-Qur’an Siswa SMA Muhammadiyah 6 Makassar ...67

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ...74

B. Saran ...75

DAFTAR PUSTAKA ...77

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ...80

LAMPIRAN ...81

(12)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Nama - Nama Pendiri SMA Muhammadiyah 6 Makassar ...49 Tabel 4.2 Profil SMA Muhammadiyah 6 Makassar ...51 Tabel 4.3 Data Siswa SMA Muhammadiyah 6 Makassar Tahun Ajaran

2020/2021 ...52 Tabel 4.4 Data Guru dan Karyawan SMA Muhammadiyah 6 Makassar ...53 Tabel 4.5 Data Sarana dan Prasarana SMA Muhammadiyah 6 Makassar ...54 Tabel 4.6 Hasil Observasi Kemampuan Membaca Al-Qur’an Siswa SMA

Muhammadiyah 6 Makassar ...56

(13)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Al-Qur’an merupakan kitab suci umat islam yang menjadi pedoman hidup untuk meraih keberhasilan dalam kehidupan dunia dan akhirat yang diturunkan kepada manusia termulia Rasulullah Muhammad SAW melalui perantara pemimpin para malaikat yakni Jibril dalam bentuk lafal Arab untuk disampaikan kepada manusia sebagai petunjuk, pedoman hidup dan membacanya termasuk salah satu bentuk ibadah kepada Allah SWT.

Membaca merupakan kegiatan yang sangat dianjurkan untuk semua umat manusia tanpa terkecuali umat islam karena manfaat yang didapatkan dari kegaiatan tersebut sangatlah besar. Firman Allah SWT yang diturunkan pertama kali dalam Al-Qur’an diawali dengan perintah membaca. Sebagaimana firman Allah SWT dalam QS Al-‘Alaq/96: 1-5,

َقَلَخ يِذَّلٱ َكِ بَر ِمۡسٱِب ۡ أَر ۡ قٱ ١

ٍقَلَع ۡنِم َنََٰسنِ ۡلۡٱ َقَلَخ ٢

َۡلٱ َكُّبَرَو ۡ أَر ۡ قٱ ُمَر ۡك

٣ َمَّلَع يِذَّلٱ

ِمَلَق ۡلٱِب ۡمَلۡعَ ي َۡلَ اَم َنََٰسنِ ۡلۡٱ َمَّلَع ٤

٥

Terjemahnya:

(1) Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan. (2) Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. (3) Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Mahamulia. (4) Yang mengajar (manusia) dengan pena.

(5) Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya.1

1 Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya (Bandung: Cordoba, 2019) h.

597

(14)

Wahyu pertama yang diturunkan kepada Rasulullah Muhammad SAW yaitu perintah membaca karena dengan membaca Allah SWT mengajarkan manusia sesuatu atau ilmu pengetahuan yang belum diketahuinya. Maka secara tersirat dapat dipahami bahwa perintah membaca dalam Al-Qur’an memiliki arti yakni melalui membaca manusia akan memperoleh ilmu pengetahuan.

Banyak keutamaan yang diperoleh ketika seorang muslim rutin berinteraksi atau membaca Al-Qur’an dalam kesahariannya, salah satu diantaranya firman Allah SWT dalam Q.S Fatir/35: 29,

ِس ۡمُهََٰن ۡ قَزَر اَِّمِ ْاوُقَفنَأَو َةَٰوَلَّصلٱ ْاوُماَقَأَو َِّللَّٱ َبََٰتِك َنوُلۡ تَ ي َنيِذَّلٱ َّنِإ َةِن َانَعَّو ا ر

َنوُجۡرَّ ي ةَرََِٰت

نَّل

َروُبَ ت .

Terjemahnya:

Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah (Al-Qur’an) dan melaksanakan salat dan menginfakkan sebagian rezeki yang Kami anugerahkan kepadanya dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perdangan yang tidak akan merugi.2

Berdasarkan ayat di atas bahwasanya orang-orang yang senantiasa membaca Al-Qur’an tidak akan pernah merugi atau kata lainnya selalu mendapatkan keuntungan karena setiap huruf yang dibaca mendapatkan ganjaran pahala yang senilai sepuluh kebaikan. Hal ini sesuai dengan hadits Rasulullah SAW, dari Abdullah bin Mas’ud beliau berkata Rasulullah SAW bersabda,

2 Ibid h. 437

(15)

الله ِدْبَع ْنَع ُهْنَع ُالله َيِضَر ٍدْوُعْسَم ِنْب

ِالله ُلوُسَر َلاَق :َلاَق َمَّلَسَو ِهْةَلَع ُالله َّل َص

ْنَم :

ُهَلَ ف ِالله ِباَتِك ْنِما فْرَحَأَرَ ق ِهِب

َل ،اَِلِ اَثْمَأ ِرْشَعِب ُ َنَسَْلْاَو ،ٌ َنَسَح {:ُلْوُ قَأ

}مملَا :ْنِكَلَو ،ٌفْرَح

ٌفِلَأ .ٌفْرَح ٌمْةِمَو ،ٌفْرَح ٌمَلَو ،ٌفْرَح )يذمترلا هاور(

Artinya:

Dari Abdullah bin Mas’ud RA, bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa yang membaca satu huruf dari Kitabullah (Al-Qur’an) maka dengannya ia akan mendapatkan satu kebaikan, satu kebaikan itu akan dilipatgandakan menjadi sepuluh kebaikan semisal. Aku tidak mengatakan alif lam mim itu satu huruf, tapi alif satu huruf, lam satu huruf, dan mim satu huruf”. (HR.Tirmidzi) 3

Membaca Al-Qur’an tidak hanya mendatangkan dan mendapatkan balasan dari Allah SWT berupa pahala yang diganjar senilai sepuluh kebaikan, berinteraksi dengan kitabullah Al-Qur’an dapat juga meningkatkan kecerdasan otak manusia.

Berdasarkan hasil penelitian, membaca Al-Qur’an ba’da sholat Magrib dan setelah sholat subuh dapat meningkatkan kecerdasan otak manusia sebanyak 80 % karena pada waktu tersebut terjadi pergantian dari siang ke malam dan sebaliknya dari malam ke siang yang merupakan siklus yang baik untuk otak. Apalagi dalam membaca Al-Qur’an ada tiga aktivitas yang diperoleh mulai dari membaca, melihat, dan mendengarkan ayat-ayat Al-Qur’an yang sangat bermanfaat bagi stimulisasi sel-sel otak manusia.4

Membaca Al-Qur’an bukan hanya sekedar dapat meningkatkan kerja otak saja, namun lebih daripada itu yakni dapat juga menentramkan jiwa dan hati

3 Ali bin Nayif Asy-Syuhud, Al-Khulaashah fii Fadhaa’il Al-A’maal, terj. Yasir, Himpunan Hadits Keutamaan Amal-Amal Saleh (Solo: AQWAM. 2009) h.382

4 Iskandar Mirza, Sehat dengn Al-Qur’an (Bandung: Grafindo Media Pratama, 2014) h. 104

(16)

sehingga membuat pembacanya menjadi tenang karena ketika seorang muslim secara khusyu membaca kalam Allah SWT dalam Al-Qur’an maka hal itu dapat menghasilkan cairan beta endorphin pada otak manusia yang membuat seseorang menjadi sangat bahagia.5

Anjuran membaca Al-Qur’an dengan bersungguh-sungguh dan khusyu merupakan suatu hal yang mendasar bagi seorang muslim agar dapat mengenal arti dan makna secara terbuka dan ini merupakan sebuah pengerahan jiwa yang selalu memegang ayat-ayat Allah menjadi tujuan hidup yang koheren6.

Kemampuan membaca Al-Qur’an merupakan dasar bagi seorang peserta didik untuk mengenal, memahami dan mengamalkan isi kandungan dalam Al- Qur’an, oleh karena itu peningkatan kemampuan bacaan Al-Qur’an adalah suatu tuntunan dan kebutuhan. Hal ini dimaksud agar tujuan pendidikan nasional dapat terwujud, sesuai yang diamanatkan oleh Undang-Undang Republik Indonesia No.

20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pasal 3 tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.7

Guru pendidikan agama islam di sekolah tidak sedikit problem atau masalah yang dihadapi dalam pembelajaran agama islam, terkhusus yang berkaitan dengan

5 Ibid h.127

6 Muhammad Makhdlori, Keajaiban Membaca Al-Qur’an (Jogjakarta: Diva Pers 2007) h.13

7 Republik Indonesia, Undang-Undang RI Nomor 20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3

(17)

kemampuan siswa dalam membaca Al-Qur’an. Keberhasilan pendidikan agama islam di sekolah Dewasa ini banyak yang menanyakan, salah satu indikasinya adalah melihat realita yang terjadi saat ini bahwa siswa yang telah belajar agama islam mulai dari sekolah dasar sampai tingkat menengah atas atau selama 12 tahun menempuh pendidikan, umumnya mereka belum mampu membaca Al-Qur’an secara baik dan benar sesuai kaidah tajwid.

Mengadakan suatu pelajaran tambahan yang khusus untuk belajar membaca Al-Qur’an di sekolah merupakan salah satu langkah strategis yang harus dilakukan oleh lembaga pendidikan untuk memperbaiki dan menigkatkan kemampuan membaca Al-Qur’an peserta didik.

Sehubungan dengan hal tersebut maka pada tahun 2017 bulan desember SMA Muhammadiyah 6 Makassar sebagai lembaga pendidikan islam membuat suatu program khusus yang diperuntukkan bagi peserta didik dalam rangka membantu mereka untuk memperbaiki dan meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur’an secara baik dan benar sesuai kaidah tajwid. Program ini disebut program Qur’an School.

Program Qur’an School merupakan program muatan lokal di SMA Muhammadiyah 6 Makassar, program tersebut diluncurkan berawal dari keprihatinan sekolah melihat banyaknya siswa yang belum mampu membaca Al- Qur’an dengan baik dan benar sesuai kaidah tajwid. Oleh karena itu, melalui program ini akan menjadi sarana bagi siswa untuk memperbaiki dan meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur’an.

(18)

Berdasarkan latar belakang di atas peneliti sangat tertarik mengangkat judul penelitian “Efektivitas Program Qur’an School Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Al-Qur’an Siswa SMA Muhammadiyah 6 Makassar”.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana efektivitas program qur’an school dalam meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur’an siswa SMA Muhammadiyah 6 Makassar?

2. Apa saja faktor penunjang dan penghambat efektivitas program qur’an school dalam meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur’an siswa SMA Muhammadiyah 6 Makassar?

3. Upaya-upaya apa yang dilakukan untuk meningkatkan efektivitas program qur’an school terhadap kemampuan membaca Al-Qur’an siswa SMA Muhammadiyah 6 Makassar?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui efektivitas program qur’an school dalam meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur’an siswa SMA Muhammadiyah 6 Makassar?

2. Untuk mengetahui faktor penunjang dan penghambat efektivitas program qur’an school dalam meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur’an siswa SMA Muhammadiyah 6 Makassar?

3. Untuk mengetahui upaya-upaya apa yang dilakukan untuk meningkatkan efektivitas program qur’an school terhadap kemampuan membaca Al- Qur’an siswa SMA Muhammadiyah 6 Makassar

(19)

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran dan pemahaman yang konprehensif kepada siswa, guru, kepala sekolah serta masyarakat mengenai program qur’an school yang dilaksanakan SMA Muhammadiyah 6 Makassar sebagai sarana bagi siswa untuk mempebaiki dan meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur’an secara baik dan benar sesuai kaidah tajwid.

2. Manfaat praktis

Adapun yang menjadi manfaat praktis dalam penelitian ini dibagi menjadi dua bagian yaitu:

a. Bagi pembaca, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai pedoman dan referensi dalam melakukan suatu penelitian yang objek kajiannya berbeda namun memiliki fenomena yang sama.

b. Bagi peniliti, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana (S1) serta dapat memperoleh informasi secara langsung mengenai program qur’an school yang dilaksanakan SMA Muhammadiyah 6 Makassar dan efektivitas program tersebut dalam meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur’an.

(20)

BAB II

TINJAUAN TEORITIS A. Program Qur’an School

1. Pengertian program qur’an school

Dalam kamus besar bahasa Indonesia program diartikan sebagai rancangan yang terkait dengan asas atau usaha (dalam perekonomian, ketatanegaraan, dan sebagainya) yang akan dilaksanakan.

Program adalah suatu kesatuan atau unit kegiatan yang merupakan perwujudan atau implementasi dari suatu kebijakan, berlangsung dalam proses yang berkelanjutan dan terjadi dalam suatu organisasi yang melibatkan sekolompok orang.8

Berdasarkan penjelasan di atas maka program dapat diartikan sebagai suatu rancangan kegiatan yang direalisasikan dari suatu kebijakan dan dilaksanakan melalui kerja sama dengan orang lain untuk mencapai tujuan atau hasil tertentu.

Menurut sebagian ulama, lafaz Qur’an (نءارق) serupa dengan lafaz qira’ah (ةءارق) yang mana ia merupakan bentuk masdar dari kata qara’a. kata qara’a itu sendiri mempunyai arti mengumpulkan dan menghimpun; dan qira’ah berarti menghimpun huruf-huruf dan kata-kata yang satu dengan yang lainnya dalam satu ucapan yang tersusun dengan rapi. Maka kata qara’a – qira’atan berarti membaca.

8 Siti Sumaitun, Pelaksanaan Program Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ) Roudlotut Ta’limil Qur’an di Desa Karang Rejo Lor Jakanen Pati, (Skripsi Jurusan Pendidikan Luar Sekolah UIN Yogyakarta. 2013) h. 17

(21)

Sedangkan qur’anan bermakna maqru’ (isim maf”ul dari qara’ah) yang berarti suatu yang dibaca (bacaan).9

Selain pendapat di atas, menurut sebagaian ulama yang lain lafaz Qur’an bukan masdar dari kata qara’ah, tetapi lafaz Qur’an itu merupakan bentuk isim

‘alam (sebagai nama diri). Ia merupakan nama khusus yang dipakai untuk kitab suci yang diberikan kepada Nabi Muhammad SAW sebagaimana halnya nama khusus untuk kata Taurat dan Injil yang diberikan kepada nabi Musa dan Isa.10

Berdasarkan penjelasan para ulama di atas maka dapat disimpulkan bahwa Al-Qur’an secara harfiah dapat diartikan sebagai suatu yang dibaca atau bacaan dan suatu nama khusus yang Allah berikan untuk kitab suci yang diturunkan kepada Rasulullah Muhammad SAW.

Secara terminology pengertian Al-Qur’an adalah Kalam Allah SWT yang diturunkan terhadap Nabi SAW, yang lafaznya mu’jizat, membacanya menjadi ibadah, diriwayatkan secara mutawatir, tertulis dalam mashhaf, dimulai dengan surat al-Fatihah dan diakhiri dengan surat al-Nas.11

Berikut beberapa definisi tentang Al-Qur’an yang dikemukakan oleh para ahli:

a. Al-Qur’an adalah kalam Allah yang mengandung Mukjizat (sesuatu yang luar biasa yang melemahkan lawan) diturunkan kepada penghulu para Nabi dan Rasul (yaitu Muhammad SAW) melalui Malaikat Jibril yang tertulis pada Mushaf dan dinilai ibadah bagi yang membacanya, dimulai dari surah Al-Fatihah dan diakhiri dengan surah An-Nas.12

9 Abdul, Wahid dan Muhammad Zaini, Pengantar ‘Ulumul Qur’an & ‘Ulumul Hadis (Banda Aceh: PeNA 2016) h 1

10 Ibid h.2

11 Mawardi, Junaidi, Pengantar Ulumul Qur’an (Banda Aceh: PeNA, 2013) h. 3

12 Abdul Majid Khon, Praktikum Qira’at (Cet. 1; Jakarta: Amzah, 2008) h. 2

(22)

b. Al-Qur’an adalah kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW dalam bentuk lafal Arab dengan perantaraan Malaikat Jibril.13

c. Al-Qur’an adalah Kalam Allah SWT, yang diturunkan kepada nabi-Nya, Muhammad SAW, menjadi mukjizat baginya dan dianggap ibadah jika membacanya14

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Al-Qur’an adalah Kalam Allah SWT yang diturunkan kepada manusia termulia yakni Rasulullah Muhammad SAW melalui perantara Malaikat Jibril dan membacanya termasuk salah satu bentuk ibadah kepada Allah SWT yang dimulai dari surah Al-Fatihah dan diakhiri dengan surah An-Nas.

School merupakan kata yang berasal dari bahasa Inggris, jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia berarti sekolah. Dalam kamus besar bahasa Indonesia sekolah diartikan sebagai lembaga atau bangunan yang digunakan untuk belajar dan mengajar serta tempat menerima dan memberi pelajaran (menurut tingkatannya) mulai dari dasar, lanjutan, tinggi dan (menurut jurusannya) dari dagang, guru, teknik, pertanian dan sebagainya.

Sekolah adalah suatu lembaga pendidikan yang bersifat formal, non formal, dan informal yang mana pendirinya adalah negara atau swasta dengan tujuan utama memberikan pengajaran, mengelola, serta juga mendidik para murid dengan melalui bimbingan yang diberikan oleh para pendidik atau guru.15

Dari definisi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa sekolah adalah suatu lembaga pendidikan yang didalamnya terdapat proses belajar mengajar, tempat

13 Muhammad Amin, Ulumul Qur’an, (Jakarta: Rajawali Pers, 2014) h.20

14 Ahsin Sakho Muhammad, Jalan Penghafal Al-Qur’an (Jakarta: PT Gramedia 2017) h. 2

15Parta ibeng, Pengertian Sekolah, Fungsi, Unsur, Beserta Jenjangnya https://pendidikan.

co.id/pengertian-sekolah-fungsi-unsur-beserta-jenjangnya (diakses 12 Desember 2020)

(23)

menerima dan memberi pelajaran serta mendidik para siswa melalui bimbingan yang diberikan oleh para pendidik dengan tujuan membentuk insan yang bertakwa kepada tuhan yang Maha Esa.

Adapun yang dimaksud dengan program qur’an school adalah suatu bentuk program pengajaran yang diwujudkan untuk siswa sebagai sarana bagi mereka dalam memperbaiki dan meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur’an secara baik dan benar sesuai kaidah tajwid.

2. Landasan pelaksanaan program qur’an school

Dalam kamus besar bahasa Indonesia istilah landasan memiliki arti dasar, alas atau tumpuan. Berdasar pada pengertian tersebut maka landasan dapat diartikan sebagai tumpuan atau dasar pijakan dari suatu hal. Sedangkan pelaksanaan mengandung arti cara, proses, perbuatan melaksanakan (keputusan, rancangan dan sebagainya).

Adapun yang menjadi landasan dalam pelaksanaan program qur’an school adalah firman Allah SWT dalam Q.S Al-Baqarah ayat 121:

ُف ۡكَي نَمَو ۗۦِهِب َنوُنِمۡؤُ ي َكِئمََٰلْوُأ مۦِهِتَوَانِت َّقَح ۥُهَنوُلۡ تَ ي َبََٰتِكۡلٱ ُمُهََٰنۡ ةَ تاَء َنيِذَّلٱ ُمُه َكِئمََٰلْوُأَف ۦِهِب ۡر

َنوُرِسََٰ ۡلٱ .

Terjemahnya:

Orang-orang yang telah Kami beri kitab, mereka membacanya sebagaimana mestinya, mereka itulah yang beriman kepadanya. Dan barangsiapa ingkar kepadanya, maka mereka itulah orang-orang yang rugi.16

16 Kementerian Agama, op.cit h.19

(24)

Landasan membaca kitab (Al-Qur’an) yang terdapat dalam ayat di atas merupakan perintah Allah SWT kepada semua umat islam tanpa terkecuali agar membaca kitabullah Al-Qur’an sebagaimana mestinya atau membacanya secara baik dan benar sesuai kaidah tajwid. hal ini Allah tegaskan pula dalam surah yang lain yakni Q.S Al-Muzammil ayat 4:

انةِتۡرَ ت َناَءۡرُق ۡلٱ ِلِ تَرَو

Terjemahnya:

Dan bacalah Al-Qur’an itu dengan perlahan-lahan.17

Kata Ratl yang berarti indah dan serasi, dalam Kamus bahasa Arab merumuskan bahwa segala sesuatu yang baik dan indah dinamai ratl, seperti gigi yang putih dan tersusun rapi, demikian pula dengan benteng yang kuat dan kuku.

Perkataan-perkataan yang disusun secara rapi dan diucapkan dengan baik dan benar digambarkan dengan kata-kata Tartil al-Kalam. Tartil Al-Qur’an adalah membaca secara perlahan-lahan sambil memperjelas huruf-huruf berhenti dan memulai (Ibtida’) sehingga pembaca dan pendengarnya dapat menghayati dan memahami isi kandungannya.18

Rasulullah SAW menyampaikan sebuah pesan berupa dorongan dan motivasi kepada ummatnya untuk selalu berinteraksi atau mendawamkan bacaan Al-Qur’an dalam kesehariannya karena sesungguhnya ketika kehidupan dunia dan alam semesta ini berakhir atau yang biasa disebut dengan hari kiamat, maka kelak pada hari tersebut Al-Qur’an akan memberikan syafa’at (pertolongan) kepada para

17 Kementerian Agama, op.cit h.574

18 M. Quraish Shihab, Tafsir Al- Misbah vol 14 (Jakarta: Lentera Hati, 2010) h. 405

(25)

sahabatnya yakni orang-orang yang senantiasa membacanya. Sebagaimana sabda Nabi SAW,

ْنَع ْ قا :ُلوُقَ ي َمَّلَسَو ِهْةَلَع ُالله َّلَص ِالله َلوُسَر ُتْعَِسَ :َلاَق يِلِه اَبْلا َ َماَمُأ بيَأ َننْرُقْلا اوُءَر

)ملسم هاور( ،ِهِباَحْصَِل ا عةِفَش ِ َماَةِقْلا َمْوَ ي ِتَِْيَ ُهَّنِإَف

Artinya:

Dari Abu Umamah Al-Bahili RA, ia berkata, “Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, Bacalah Al-Qur’an! Sesungguhnya, Al-Qur’an akan datang pada hari kiamat sebagai pemberi syafaat bagi pembacanya.(HR. Muslim)19 3. Fungsi dan tujuan program qur’an school

Al-Qur’an merupakan kalam Allah SWT yang diturunkan kepada penghulu para Nabi dan Rasul yakni Muhammad SAW melalui perantara Malaikat Jibril dalam bentuk lafal arab yang kemudian disampaikan kepada manusia untuk menjadi pedoman hidup dalam menjalani kehidupan dunia dan akhirat.

Adapun fungsi program qur’an school di SMA Muhammadiyah 6 Makassar yaitu melakukan pembinaan tahsinul Qur’an khusus untuk semua siswa.20 Setiap jenjang kelas ada seorang guru yang diberikan tanggung jawab untuk memberikan bimbingan kepada siswa dalam tahsinul qur’an atau memperbaiki dan meningkatan kemampuan membaca Al-Qur’an.

Tujuan pelaksanaan program qur’an school di SMA Muhammadiyah 6 Makassar yakni siswa diharapkan mampu membaca Al-Qur’an sesuai dengan

19 Imam Al-Mundziri, Mukhtashar Shahih Muslim, terj. Rohmad Arbi Nur Shoddiq, dkk, Ringkasan Shahih Muslim, (Jakarta Timur: Ummul Qura, 2016) h. 977

20 Akbar, Selaku Wakasek Humas dan Keislamanan SMA Muhammadiyah 6 Makassar Sekaligus Pembina Qur’an School, (Wawancara tanggal 19 Desember 2020)

(26)

tajwid.21 Dengan adanya program qur’an school yang merupakan sarana bagi siswa untuk memperbaiki dan meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur’an secara baik dan benar sesuai kaidah tajwid, melalui program ini siswa diharapkan dapat lebih dekat dengan Al-Qur’an sehingga tertanam nilai-nilai Qur’an pada dirinya yang menjadi landasan moral, akhlak serta spiritual yang kuat dan mampu mengamalkan ajaran-ajaran agama islam dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini sejalan dengan salah satu misi SMA Muhammadiyah 6 Makassar yaitu mewujudkan peserta didik yang bernafas qur’ani.

B. Kemampuan Membaca Al-Qur’an

1. Pengertian kemampuan membaca al-qur’an

Dalam kamus besar bahasa Indonesia kemampuan memiliki kata dasar mampu yang dapat diartikan sebagai kuasa (sanggup, bisa) melakukan sesuatu. Jadi kemampuan memiliki arti kesanggupan, kecakapan, dan kekuatan. Sedangkan membaca diartikan sebagai melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis (dengan melisankan atau hanya dalam hati).

Kata iqra’ yang secara gramatikal berarti bacalah. Kata iqra’ terambil dari kata qaraa yang berarti membaca, serta bermakna menelaah dan mendalami dalam hal pengucapan22. Adapun perintah pertama yang diterima Rasulullah Muhammad SAW adalah perintah membaca yang diabadikan oleh Allah SWT dalam Q.S Al-

‘Alaq/96 ayat pertama:

21 Ibid. Wawancara tanggal 19 Desember 2020

22 Abdul Chaer, Perkenalan Awal dengan Al-Qur’an (Jakarta: Rineka Cipta, 2002) h. 43

(27)

َقَلَخ يِذَّلٱ َكِ بَر ِم ۡسٱِب ۡ أَر ۡ قٱ

Terjemahnya:

Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan.23

Wahyu pertama yang diturunkan kepada Rasulullah Muhammad SAW adalah perintah membaca karena melalui membaca manusia akan memperoleh suatu ilmu pengetahuan dan melalui membaca pula manusia akan mengenal dan mengetahui sang pencipta alam semesta yakni Allah SWT.

Membaca adalah proses koginif atau suatu kegiatan yang berupaya untuk menemukan berbagai informasi yang terdapat dalam sebuah tulisan. Jadi, membaca merupakan proses berfikir untuk mengerti dan memahami isi teks yang dibaca.

Oleh karena itu, membaca bukan hanya sekedar melihat gabungan huruf yang telah membentuk kata, kalimat, paragraf, dan wacana saja, namun lebih dari itu yakni membaca merupakan kegiatan memahami dan menginterpretasikan lambang, tanda atau tulisan yang memiliki makna sehingga pesan yang disampaikan penulis dapat diterima oleh pembaca.24

Sedangkan pengertian Al-Qur’an secara istilah adalah kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW dalam bentuk lafal Arab dengan perantaraan Malaikat Jibril.25 Adapun menurut Abdul Majid Khon Al-Qur’an adalah kalam Allah SWT yang mengandung Mukjizat (suatu yang luar biasa yang melemahkan lawan) yang diturunkan kepada penghulu para Nabi dan Rasul (yaitu Muhammad SAW) melalui perantara Malaikat Jibril yang tertulis dalam Mushaf

23 Kementerian Agama RI, loc.cit

24 Dalman, Keterampilan Membaca (Jakarta: Rajawali Pers, 2014) h. 5

25 Muhammad Amin, loc.cit

(28)

dan bernilai ibadah bagi yang membacanya, diawali dari surah Al-Fatihah dan diakhiri dengan surah An-Nas.26

Dua definisi di atas mengenai Al-Qur’an dapat ditarik kesimpulan bahwa Al-Qur’an adalah kalam Allah SWT yang diturunkan kepada Nabi dan Rasul termulia Muhammad SAW melalui perantara penghulu para Malaikat yakni Jibril dalam bentuk lafal Arab yang dimulai dari surah Al-Fatihah dan diakhiri dengan surah An-Nas serta membacanya bernilai ibadah.

Berdasarkan uraian di atas maka yang dimaksud dengan kemampuan membaca Al-Qur’an adalah kesanggupan seseorang dalam hal melihat, mengucapkan, melisankan kalam Allah SWT yang terdapat dalam mushaf Al- Qur’an yang diturunkan kepada Rasulullah Muhammad SAW dalam bentuk lafal Arab melalui perantara Malaikat Jibril yang dimulai dari surah Al-Fatihah dan diakhiri dengan surah An-Nas.

2. Keutamaan membaca al-qur’an

Membaca Al-Qur’an merupakan aktifitas yang sangat dianjurkan bagi umat islam karena besarnya manfaat dan keutamaan yang diperoleh bagi para pembacanya. Hal tersebut Allah SWT telah informasikan dalam Al-Qur’an dan Rasulullah Muhammad SAW telah mengabarkan dalam beberapa haditsnya.

Diantara keutamaan membaca Al-Qur’an adalah sebagai berikut:

26 Abdul Majid Khon, loc.cit

(29)

a. Perdagangan yang tidak akan merugi

رِس ۡمُهََٰن ۡ قَزَر اَِّمِ ْاوُقَفنَأَو َةَٰوَلَّصلٱ ْاوُماَقَأَو َِّللَّٱ َبََٰتِك َنوُلۡ تَ ي َنيِذَّلٱ َّنِإ َةِن َانَعَّو ا

َنوُجۡرَ ي ةَرََِٰت

نَّل

َروُبَ ت ْوُفَغ ۥُهَّنِإ ٓۚ ،

مۦِهِل ۡضَف نِ م مُهَديِزَيَو ۡمُهَروُجُأ ۡمُهَ ةِ فَوُ ةِل ٌر

ٌرْوُك َش

،

Terjemahnya:

Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan salat dan menginfakkan sebahagian rezeki yang Kami anugerahkan kepadanya dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perdagangan yang tidak akan rugi. Agar Allah menyempurnakan pahalanya kepada mereka dan menambah karunia-Nya.

Sungguh Allah Maha Pengampun, Maha Mensyukuri. (Q.S Fathir : 29-30)27 Firman Allah SWT di atas merupakan salah satu ayat yang menjadi pendorong dan motivasi bagi setiap umat islam untuk senantiasa membaca kitabullah Al-Qur’an dalam kesehariannya. Dalam ayat ini Allah menerangkan bahwa siapapun yang merutinkan membaca Al-Qur’an, sesungguhnya mereka itu mengharapkan perdagangan yang tidak akan pernah merugi atau selalu mendapatkan keuntungan karena setiap huruf yang dibaca akan diberi ganjaran berupa pahala disisi Allah SWT.

b. Pemberi syafa’at pada hari kiamat

ْنَع ْ قا :ُلوُقَ ي َمَّلَسَو ِهْةَلَع ُالله َّلَص ِالله َلوُسَر ُتْعَِسَ :َلاَق يِلِه اَبْلا َ َماَمُأ بيَأ َننْرُقْلا اوُءَر

)ملسم هاور( ،ِهِباَحْصَِل ا عةِفَش ِ َماَةِقْلا َمْوَ ي ِتَِْيَ ُهَّنِإَف

27 Kementerian Agama RI, loc.cit

(30)

Artinya:

Dari Abu Umamah Al-Bahili RA, ia berkata, “Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, Bacalah Al-Qur’an! Sesungguhnya, Al-Qur’an akan datang pada hari kiamat sebagai pemberi syafaat bagi pembacanya.(HR. Muslim)28 Rasulullah SAW memberikan sebuah pesan dan anjuran kepada ummatnya melalui hadits di atas agar selalu meluangkan waktu untuk berinteraksi atau membaca kalam Allah SWT yang terdapat dalam kitabullah Al-Qur’an karena kelak di akhirat Al-Qur’an akan memberi syafa’at (pertolongan) kepada para sahabatnya yaitu orang-orang yang rutin membaca Al-Qur’an dan menjadikan Al- Qur’an sebagai petunjuk dan pedoman hidupnya.

c. Bersama malaikat yang mulia dan baik

لا َعَم ِننْرُقْلِبِ ُرِه اَمْلا :َمَّلَسَو ِهْةَلَع ُالله َّلَص ِالله ُلوُسَر َلاَق :ْتَلاَق َ َشِئ اَع ْنَع ِماَرِكْلا ِةَرَفَّس

ِذَّلاَو ،ِةَرََبَْلا ( ،ِناَرْجَأ ُهَل ٌّقاَش ِهْةَلَع َوُهَو ِهْةِف ُعَتْعَ تَ تَ يَو َننْرُقْلا ُأَرْقَ ي ي

)ملسم هاور

Artinya:

Dari Aisyah RA, Rasulullah SAW Bersabda, “Orang yang mahir dalam membaca Al-Qur’an, maka ia akan beserta para malaikat yang mulia.

Sedangkan orang yang membaca Al-Qur’an dengan terbata-bata dan merasa kesulitan, maka ia akan memperoleh dua pahala”. (HR. Muslim)29

Dari penjelasan hadits di atas Rasulullah SAW menyampaikan suatu kemuliaan dan keutamaan serta motivasi kepada ummatnya agar senantiasa membaca kalam Allah SWT yang terdapat dalam kitabullah Al-Qur’an, Nabi SAW memberikan gambaran bagi orang yang mahir atau lancar membaca Al-Qur’an

28 Imam Al-Mundziri, loc.cit

29 Ibid, h. 980

(31)

maka ia akan bersama para malaikat yang mulia, adapun yang belum lancar atau masih terbata-bata membaca Al-Qur’an maka baginya dua pahala, hal tersebut diperoleh karena melihat kesungguhannya dalam mempelajari Al-Qur’an berkali- kali.

d. Mendapat kebaikan berlipat ganda

ُلوُسَر َلاَق :َلاَق ُهْنَع ُالله َيِضَر ٍدْوُعْسَم ِنْب الله ِدْبَع ْنَع ِالله

َسَو ِهْةَلَع ُالله َّل َص َمَّل

ْنَم :

ُهَلَ ف ِالله ِباَتِك ْنِما فْرَحَأَرَ ق ِهِب

َل ،اَِلِ اَثْمَأ ِرْشَعِب ُ َنَسَْلْاَو ،ٌ َنَسَح {:ُلْوُ قَأ

}مملَا :ْنِكَلَو ،ٌفْرَح

)يذمترلا هاور( .ٌفْرَح ٌمْةِمَو ،ٌفْرَح ٌمَلَو ،ٌفْرَح ٌفِلَأ

Artinya:

Dari Abdullah bin Mas’ud RA, bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa yang membaca satu huruf dari Kitabullah (Al-Qur’an) maka dengannya ia akan mendapatkan satu kebaikan, satu kebaikan itu akan dilipatgandakan menjadi sepuluh kebaikan semisal. Aku tidak mengatakan alif lam mim itu satu huruf, tapi alif satu huruf, lam satu huruf, dan mim satu huruf”. (HR.Tirmidzi) 30

Berdasarkan hadits di atas Rasulullah SAW menyatakan bahwa membaca satu huruf kitabullah Al-Qur’an akan diberi ganjaran satu kebaikan yang kemudian dilipatgandakan menjadi sepuluh kebaikan. hal ini menujukkan bahwasanya membaca Al-Qur’an merupakan salah satu amalan yang harus didawamkan bagi setiap umat islam karena amalan ini ringan dikerjakan namun balasannya amatlah besar disisi Allah SWT.

30 Ali bin Nayif Asy-Syuhud, loc.cit

(32)

e. Seumpama buah utrajah yang harum dan enak

ا ِنِمْؤُمْلا ُلَثَم :َمَّلَسَو ِهْةَلَع ُالله َّلَص ِالله ُلوُسَر َلاَق :َلاَق يِرَعْشَلا َسوُم ِبيَأ ْنَع ُأَرْقَ ي يِذَّل

ا ُأَرْقَ ي َل يِذَّلا ِنِمْؤُمْلا ُلَثَمَو ،ٌبِ ةَطاَهُمْعَطَو ٌبِ ةَط اَهُيحِر ،ِ َّجُرْ ت ُْلا ُلَثَم َننْرُقْلا ُلَثَم َننْرُقْل

َناَيحَّرلا ُلَثَم َننْرُقْلا ُأَرْقَ ي يِذَّلا ِقِفاَنُمْلا ُلَثَمَو ،ٌوْلُحاَهُمْعَطَو اََلِ َحيِرَل ،ِةَرْمَّتلا ٌبِ ةَط اَهُْيحِر ،ِ

َو ٌحيِر اََلِ َسْةَل ،ِ َلَظْنَْلْا ِلَثَمَك َننْرُقْلا ُأَرْقَ يَل يِذَّلا ِقِفاَنُمْلا ُلَثَمَو ،ٌرُماَهُمْعَطَو ْعَط

ٌرُم اَهُم

)ملسم هاور(

Artinya:

Dari Abu Musa Al-Asy’ari RA, Rasulullah SAW bersabda, “perumpamaan orang mukmin yang membaca Al-Qur’an adalah seperti buah utrajah, bauhnya harum dan rasanya juga enak, dan perumpamaan orang mukmin yang tidak membaca Al-Qur’an adalah seperti buah kurma, baunya tidak semerbak tapi rasanya manis. Sedangkan perumpamaan orang munafik yang membaca Al-Qur’an adalah laksana buah raihanah, baunya harum tapi rasanya pahit. Dan perumpamaan orang munafik yang tidak membaca Al- Qur’an adalah seperti buah hanzhalah, baunya tidak wangi dan rasanya juga pahit.” (HR. Muslim)31

Dalam hadits di atas, Rasulullah SAW mengelompokkan manusia menjadi empat kategori kepribadian yaitu:

1) Orang mukmin yang membaca Al-Qur’an digambarkan seperti buah utrajah yang baunya harum dan rasanya manis. Maka ini menunjukkan pribadi yang menyenangkan secara lahir maupun bathin, dan bukan hanya sholeh secara individu tapi juga sholeh secara sosial yang berdampak positif bagi manusia lainnya.

31 Imam Al-Mundziri, op.cit h.980

(33)

2) Orang mukmin yang tidak membaca Al-Qur’an seperti buah kurma rasanya manis tapi tidak memiliki bau, artinya seseorang yang secara individual mempunyai kualitas kepribadian yang cakap, namun kesholehan individualnya tidak seimbang dengan kesholehan sosial.

3) Orang munafik yang membaca Al-Qur’an seperi buah raihana, tampilan luarnya bagus, namun rasanya sangat pahit dan tidak enak. orang munafiq memiliki pondasi keimanan yang tidak benar sehingga sebanyak apapun amal kebaikan yang ia lakukan hanya memberikan manfaat bagi orang lain dalam kehidupan dunia saja, sedangkan dia sendiri tidak menikmati amal sholehnya ketika berada dalam kehidupan akhirat.

4) Orang munafiq yang tidak membaca Al-Qur’an seperti buah hanzhalah baunya tidak wangi dan rasanya pahit. Maka ini menunjukkan kepribadian seseorang yang akan selalu berbuat kerusakan dan menebar kebencian, hati dan pikirannya sudah terkunci oleh perilakunya, sehingga tidak ada lagi celah bagi mereka untuk mendapatkan sedikit cahaya dari kebenaran Allah SWT dalam Al-Qur’an.32

3. Indikator kemampuan membaca al-qur’an

Indikator kemampuan membaca Al-Qur’an yang dimaksud adalah kesanggupan seseorang membaca kalam Allah SWT dalam bentuk lafal Arab yang terdapat pada mushaf Al-Qur’an secara baik dan benar sesuai kaidah tajwid. Dalam

32 Rifqi Rosyidi, Berinteraksi Dengan Al-Qur’an, https://kaltimtoday.co/berinteraksi- dengan-al-quran/ (diakses 29 Desember 2020)

(34)

penelitian ini pembahasan tajwid peneliti membatasi hanya dari segi memahami makharijul huruf, hukum nun sukun dan tanwin, hukum mim sukun, dan mad.

a. Makharijul huruf

Makharijul huruf ditinjau dari segi bahasa berasal dari kata kharaja (ََج َرَج)َ

yang berarti keluar. Apabila disandarkan pada wazan maf’alun (َ لَعْفَم) dengan sigat isim makan, maka menjadi makhrajun (َ ج َرْخَم) yang berarti tempat keluar.

Sedangkan jamaknya adalah makharijun (َ ج ِراَجَم) yang berarti tempat-tempat keluar.

Jadi, makharijul huruf (فْو ُرُحْلاَ ُج ِراَخَم) adalah tempat-tempat keluarnya huruf.

Sedangkan secara istilah, makharijul huruf adalah suatu tempat yang membentuk huruf atau ucapan. Atau dengan kata lain tempat keluarnya huruf pada waktu huruf tersebut diucapkan atau dibunyikan.33

Makharijul huruf terbagi atas 17 makhraj yang dikelompok menjadi lima tempat, yaitu34:

1) Al-Jauf (َُف ْوَجْلا) secara bahasa berarti kekosongan dan kehampaan.

Sedangkan menurut istilah berarti ruang kosong (rongga) yang terdapat pada mulut dan tenggorokan. Dari makhraj jauf, keluar tiga huruf mad, yaitu alif (ا) yang selamanya mati dan huruf sebelumnya selalu dibaca fathah, wawu mati (َْو) yang sebelumnya dibaca dhammah, dan ya’ mati (َْي) yang huruf sebelumnya dibaca kasrah.

33 Nur, Hadi dan Ahmad Riyanto, Ilmu Tajwid 2 (Semarang: Mutiara Aksara, 2019) h. 31

34 Muhammad Isham Muflih al-Qudhat, Al-Wadhih fi Ahkami at-Tajwid, terj. Abdul Majid, Panduan Lengkap Ilmu Tajwid Untuk Segala Tingkatan. (Jakarta Selatan: Turos 2015) h. 41-45

(35)

2) Al-Halq (َُقْلَحْلا), Di dalam tenggorokan (al-halq), terdapat tiga makhraj bagi enam huruf:

a) Pangkal tenggorokan, keluar huruf hamzah (ء) dan ha’ (ه) b) Bagian tengah tenggorokan, keluar huruf ‘ain (ع) dan ha’ (ح) c) Ujung tenggorokan, keluar huruf ghain (غ) dan kha’ (خ)

3) Al-Lisan (َْناَسِلْلا), makhraj huruf yang keluar dari lidah. Di dalamnya terdapat 10 makhraj yang menjadi tempat keluarnya 18 huruf.

a) Pangkal lidah bagian belakang dekat dengan tenggorokan dan bersentuhan dengan langit-langit mulut bagian belakang. Dari sini keluar huruf qaf (ق)

b) Pangkal lidah sedikit belakang setelah makhraj huruf qaf dan bersentuhan dengan langit-langit mulut bagian belakang. Darinya keluar huruf kaf (ك)

c) Lidah bagian tengah bersentuhan dengan langit-langit bagian atas.

Darinya keluar tiga huruf jim (ج), syin (ش) dan ya’ (ي)

d) Salah satu tepi lidah bagian kanan atau kiri bersentuhan dengan gigi geraham atas. Darinya keluar huruf dhad (ض)

e) Bagian ujung mendekati kedua tepi lidah ke arah ujung tepi lidah bersentuhan dengan gusi gigi seri atas. Darinya keluar huruf lam (ل) f) Ujung lidah yang bersentuhan dengan gusi gigi seri atas. Darinya keluar

huruf nun (ن)

(36)

g) Ujung lidah dan sedikit punggung lidah yang bersentuhan dengan bagian tengah lidah dan bersentuhan dengan gusi gigi seri atas setelah makhraj nun. Darinya keluar huruf ra’ (ر)

h) Ujung lidah bersentuhan dengan pangkal gigi seri atas. Darinya keluar huruf ta’ (ت), tha (ط) dan dal (د)

i) Ujung lidah dan bagian atas gigi seri bawah dengan menyisakan lubang kecil antara ujung lidah dan gigi seri. Darinya keluar huruf sin (س), shad (ص) dan za’ (ز)

j) Ujung lidah bertemu ujung gigi seri atas sambil mengeluarkan sedikit ujung lidah sampai keluar gigi seri. Darinya keluar huruf tsa’ (ث), dzal (ذ) dan zha’ (ظ)

4) Asy-Syafatain (َِنْيَتَفَّشلا), Makhraj yang keluar di dalam dua bibir atau syafatain terdapat dua makhraj untuk empat huruf:

a) Ketika mengatupkan dua bibir, keluar darinya dua huruf, yaitu ba’ (ب) dan mim (م)

b) Bagian dalam bibir bawah bertemu dengan ujung gigi seri atas. Darinya keluar huruf fa’ (ف)

5) Al-Khaisyum (َُم ْوُشْيَجْلا) adalah lubang hidung yang condong ke arah mulut.

Al-Khaisyum juga celah yang terbuka dari pangkal hidung sampai tenggorokan. Darinya keluar suara ghunnah.

Ghunnah (َُةَّنُغلا) adalah suara indah yang menyusun bunyi huruf nun dan mim. Sejumlah ulama ilmu tajwid berpandangan bahwa nun dan mim jika dibaca gunnah. Maka keduanya berpindah dari makhraj semula menuju

(37)

makhraj hidung, karena keduanya keluar dari makhraj asalnya diiringi dengan bunyi ghunnah. Menurut pendapat ini, hidung adalah makhraj tersendiri karena menjadi sifat dari nun dan mim sewaktu berada dalam keadaan ghunnah. Oleh karena itu, makhraj hidung selayaknya disebutkan bersama makhraj-makhraj yang lain.

b. Hukum nun sukun dan tanwin

Nun sukun (َْن) dan tanwin (ََـِـُـ) apabila bertemu dengan salah satu huruf hijaiyah yang banyaknya ada 29 huruf, maka hukumnya ada lima hukum bacaan, yaitu35:

1) Izhar halqi (قاحراهظا) adalah jika ada nun mati (َْن) atau tanwin (ََـِـُـ) bertemu dengan salah satu huruf halqi (huruf yang keluar dari tenggorokan) yang jumlahnya ada enam, yaitu (غَعَهَءَخَح) maka hukumnya dibaca jelas serta bunyi suaranya tanpa disertai samar, dengung, dan tasydid.

Contoh: َ ُثْيَحَْنِمَ=َحََ ْن

2) Idgam bigunnah (َْةَّنُغِبَ ْماَغْدِا) adalah bila ada nun sukun (َْن) atau tanwin (ََـِـُـ) bertemu dengan salah satu huruf idgam bigunnah yaitu (نَوَمَي) maka cara membacanya adalah nun sukun atau tanwin itu dimasukkan menjadi satu huruf dengan huruf sesudahnya dan disertai dengan dengung.

Contoh: َُل ْوُقَّيَ ْنَمَ=َيََ ْن

3) Idgam bilagunnah (َْةَّنُغَلاِبَْماَغْدِا) adalah apabila ada nun sukun (َْن) atau tanwin (ََـِـُـ) bertemu dengan salah satu huruf idgam bilagunnah yang jumlahnya ada

35 Nurkholis, Ilmu Tajwid 1 (Semarang: Mutiara Aksara, 2019) h. 6-13

(38)

dua, yaitu (رَل) maka cara membacanya adalah nun sukun atau tanwin itu dimasukkan menjadi satu huruf dengan huruf sesudahnya dengan tanpa berdengung.

Contoh: مْي ِح َّر ر ْوُفَغَ=َر (ََـِـُـ) َ-َ

4) Iqlab (َْبَلاْقِا) adalah jika ada nun mati (َْن) atau tanwin (ََـِـُـ) bertemu dengan huruf ba (ب), maka bunyinya dimasukkan ke bunyi huruf ba dengan menyuarakan nun (َْن) atau tanwin ( -ً- ) menjadi suara mim (م), dengan ٍ- merapatkan kedua bibir serta mendengung.

Contooh: َِدْعَبَ ْن ِمَ=َبََ ْن

5) Ikhfa (ءاَف ْخِا) jika ada nun mati (َْن) atau tanwin (ََـِـُـ) bertemu dengan salah satu huruf ikhfa menjadi bunyi yang samar serta berdengung, yakni antara izhar dan idgam dan bersambung dengan makhraj huruf berikutnya, sehingga terdengar seperti bunyi: “NG”. Huruf ikhfa ada 15, yaitu ( َقَشَجَكَثَدَص ضَتَفَزَطَدَس)

Contoh:اًّفَصَاًّفَصَُكَلَمْلا َوَ=َص (ََـِـُـ) َ-َ c. Hukum mim sukun

Apabila ada mim sukun (َْم) yang bertemu dengan salah satu huruf hijaiyah, maka mempunyai tiga hukum bacaan yaitu36:

1) Idgam misli (يِلْث ِمَ ْماَغْدِا) adalah apabila ada mim sukun/mati (َْم) bertemu dengan huruf mim (م) yang sama. Maka cara membacanya adalah huruf

36 Ibid. h. 22-24

(39)

yang pertama dimasukkan ke dalam huruf yang kedua, sehingga seperti huruf yang bertasydid/huruf rangkap dan disertai dengung.

Contoh:ََنْيِنِم ْؤُمَْمُتْنُكَ ْنِاَ=َمََْم

2) Ikhfa Syafawi (يِوَفَشَءاَفْجِا) adalah apabila ada mim sukun/mati (َْم) bertemu dengan huruf ba’ (ب) maka dibaca samar di bibir dan disertai dengung.

Contoh: َللهاِبَْم ِصِتْعِاَ=َبََْم

3) Idzhar Syafawi (يِوَفَشَ راَهْظِا) adalah jika ada mim sukun/mati (َْم) bertemu dengan salah satu huruf hijaiyah selain mim (م) dan ba’ (ب), maka hukum bacaan mim tersebut dibaca jelas/terang (pada bibir) dan cepat dengan mulut tertutup, tanpai disertai samar atau berdengung.

Contoh:َ رْجَأَْمُهَلَفَ=َأََْم d. Mad

Mad secara bahasa adalah panjang sedangkan menurut istilah mad ialah membaca panjang satu huruf hijaiyah di dalam Al-Qur’an karena bertemu salah satu huruf bacaan mad (hamzah (ء) Wawu (و) dan ya’ (ي) ) dan untuk ketentuannya tergantung pada mad itu sendiri.37

Menurut ilmu tajwid, bacaan mad itu secara garis besar/global ada dua macam, yaitu38:

1) Mad tabi’i (ىِعْيِبَطَ ْدَم) adalah apabila ada mad setelah huruf mad tidak ada sukun, tasydid dan hamzah. Atau dengan istilah lain, yaitu bila ada huruf mad dibaca panjang bunyi suaranya karena huruf alif (ا) jatuh setelah huruf

37 Rois Mahfud, Pelajaran Ilmu Tajwid (Depok: PT RajaGrafindo Persada, 2017) h. 29

38 Nur, Hadi dan Ahmad Riyanto, Op.cit h. 13-19

(40)

fathahَ (ـَــ), huruf wau sukun (َْو) jatuh setelah harakat dammah (ـُــ) dan huruf ya sukun (َْي) jatuh setelah harakat kasrah (ـِــ) sedangkan panjangnya adalah satu alif (2 harakat)

Contoh: َِللهاِبُذ ْوُعَأ = huruf wau sukun (َْو) jatuh setelah harakat dammah (ـُــ) 2) Mad far’i (ىِع ْرَفْدَم) adalah mad cabang, artinya bacaan mad yang terjadi

karena salah satu sebab. Mad far’i dibagi menjadi 13 macam diantaranya yaitu:

a) Mad wajib muttasil adalah apabila ada mad dan setelah huruf mad ada huruf hamzah dan berada dalam satu kata. Adapun panjangnya dua setengah alif atau lima harakat.

Contoh: ََءآَمَّسلاَ،ََءآَج

b) Mad jaiz munfasil adalah apabila ada mad dan setelah huruf ada hamzah tidak dalam satu kata (serta terdiri atas dua kata). Adapun panjangnya adalah dua setelah alif (5 harakat)

Contoh: ُدُبْعَالآَ،ىَنْغَاآَم

c) Mad lazim kilmi, ada dua macam, yaitu

(1) Mad lazim kilmi musaqqal adalah apabila ada mad dan setelah mad ada huruf yang bertasydid dalam satu kata. Adapun panjangnya adalah tiga alif (6 harakat). Cara membacanya harus dipanjangkan kemudian ditasydidkan.

Contoh:ََّلآَضَ،ٍةَّبآَد

Referensi

Dokumen terkait

434 Mahmudah Guru Kelas MI MII Banyurip Ageng 02 Kota Pekalongan Ujian Tulis Ulang. 435 Nur Adilah Guru Kelas MI MSI 05 Sampangan Kota

Menghitung total cadangan karbon hutan didasarkan pada kandungan biomasa dan bahan organik pada lima carbon pool (biomassa atas permukaan tanah, biomassa bawah permukaan tanah,

Berdasarkan tabel MRP diketahui bahwa jumlah persediaan ekstrak kayumanis di gudang masih dapat memenuhi proses produksi pesanan - pesanan tersebut, sehingga Cokelat

Jika ada pekerjaan galian atau pengerukan yang dilakukan sebelum caisson, palung dan cofferdam terpasang pada tempatnya, maka setelah selesai pembuatan dasar pondasi, Kontraktor

[r]

Keefektifan tersebut berdasarkan hasil analisis data menggunakan sign test (tes tanda) menunjukkan hasil pengujian p= 0,031 lebih kecil dari p =0,05. Hasil tersebut

Mengenai bagaimana perilaku makan dari gajah sumatera (Elephas maximus sumatranus) Flying Squad dan jenis vegetasi yang dimakan oleh gajah sumatera (Elephas

Penggunaan nilai wajar dalam menilai aset perusahaan dapat menimbulkan keuntungan atau kerugian yang tidak direalisasi keuntugan atau kerugian yang tidak