• Tidak ada hasil yang ditemukan

US Behind The "Two Korean" ConflictAmerika Dibalik Konflik "Dua Korea"

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "US Behind The "Two Korean" ConflictAmerika Dibalik Konflik "Dua Korea""

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

US Behind The "Two Korean" ConflictAmerika Dibalik Konflik "Dua Korea"

Iran had ever conflicted for years with Iraq. Iraq had attacked Kuwait. Iran

frequently arguing with Israel. Israel attacked Gaza's tens of times. Rockets and Israeli warplanes had bombed Hezbollah bases in Lebanon. Israeli-Palestinian problem has been decades of never completed. That's some conflict in the Middle East.

In East Asia, China leads a lot of missiles to Taiwan. North Korea frequently locked horns with South Korea. Lately, the conflict "Two of Korea" was even up at alarming rates.

That a handful of conflicts in various parts of the world. The question is: Why is all this happening? Is it just coincidence?Iran pernah berkonflik bertahun-tahun dengan Irak. Irak pernah menyerang Kuwait. Iran sering bersitegang dengan Israel. Israel puluhan kali menyerang Gaza. Roket-roket dan pesawat tempur Israel pernah membombardir basis Hizbullah di Lebanon. Masalah Israel-Palestina sudah puluhan tahun tidak pernah selesai. Itulah beberapa konflik yang terjadi di Timur Tengah.

Di Asia Timur, Cina mengarahkan banyak rudalnya ke Taiwan. Korea Utara sering bersitegang dengan Korea Selatan. Akhir-akhir ini, konflik “Dua Korea” itu bahkan sampai pada tingkat mengkhawatirkan.

Itulah segelintir konflik yang terjadi di berbagai belahan dunia. Pertanyaannya:

Mengapa semua itu terjadi? Apakah semua itu cuma kebetulan?

U.S. Role

Indeed, not all conflicts in various countries is because of the United States.

However, it must be said, that the United States triggered a lot of conflict around the world, including North and South Korean conflict. Even the United States makes

(2)

conflict between countries as a new strategy for world domination after the era of colonialism ended.

It could be argued that the variety of conflicts in various regions of the Western world is very profitable, especially the United States, in an attempt to continue to rule the world, especially the forces that are considered to interfere with their establishment. In the context of North and South Korean conflict, Americans

actually want to provoke China. With the lure China into the conflict "two Korea", it is clear the U.S. could indirectly undermine the current Chinese economy is very strong and its economic power that threatens the U.S..

As we know, the Chinese are in East Asia with Korea (South and North) and Japan.

East Asia is considered to have potential that could rival the Western hegemony in the world, the mastery of technology and population. Japan and Korea is known as the two countries that have the yellow race and the master of high technology. As China is the largest contributor to the inhabitants of the earth with about 2 billion inhabitants. Recently, China even beat Japan from an economic standpoint, as well as mastery of technology. Additionally, in terms of ideology, the communist Chinese clearly contrary to American capitalists.

Therefore, to weaken China, conflict strategies are also applied to the United States in East Asia this. Step is to assist Taiwan's military forces in the island nation effort to ward off possible attacks by the Chinese military who consider this country a rebel province. The same steps apply with the help of South Korean military in anticipation of the possibility of nuclear attack its neighbors, North Korea. Currently the United States has at least two military bases in East Asia, namely in Okinawa Japan as part of the agreement in the Second World War and in South Korea.

With nuclear power that was allegedly owned by North Korea and China, then its neighboring countries would be very worried. Because of the imbalance of military power in the region, the Western military assistance become indispensable. As a result, until recently South Korea, Japan and Taiwan are very dependent on

Western military assistance, primarily the United States. This condition would favor the West who want to keep control of the world by placing a variety of strengths in different parts of the world, especially in areas that could pose a threat

kemapanannya.

(3)

As a result, conflicts in various regions on earth proved beneficial West, particularly the United States. Conflict certainly makes a variety of forces are not united.

Conversely, the West and the U.S. with the vision and mission kapitalistiknya continue to maintain this condition to continue to rule the world.

Indonesia's position

Indonesia would have to learn from any conflict. Indonesia should not be caught up in world conflicts. Moreover, if the conflicts are deliberately created by the major countries of the capitalist-imperialists, such as the United States. Therefore, in the context of North and South Korean conflict was, Indonesia should be wary.

Indonesia should not be involved much in the conflict between the two countries, which really only benefits the capitalist countries, especially the United States.

Instead, Indonesia should become an independent country. Indonesia is indeed a great country. Total population is the world's largest Muslim majority. Abundant natural resources-bulk. Indonesia's geopolitical position in Southeast Asia is also very strategic. Therefore, Indonesia is actually not only capable of independent, even a potential superpower. However, it will only happen if Indonesia became a Khilafah Islamiyah, which only rely on the ideology of Islam with managing all business-economic affairs, politics, international relations, law, judiciary,

government, educational, social, cultural and security-with sharia Islam. [] Taken from Al Islam newsletter  edition of 534

Peran Amerika

Memang, tidak semua konflik di berbagai negara adalah karena faktor Amerika Serikat. Namun, harus dikatakan, bahwa Amerika Serikat banyak memicu terjadinya konflik di seluruh dunia, termasuk konflik Korea Utara dan Selatan.

Bahkan Amerika Serikat menjadikan konflik antarnegara sebagai strategi baru untuk menguasai dunia setelah era Kolonialisme berakhir.

Dapat dikatakan bahwa ragam konflik di berbagai wilayah dunia sangat

menguntungkan Barat, khususnya Amerika Serikat, dalam upayanya untuk terus

(4)

menguasai dunia, terutama kekuatan-kekuatan yang dianggap dapat mengganggu kemapanan mereka. Dalam konteks konflik Korea Utara dan Selatan, Amerika sesungguhnya ingin memancing Cina. Dengan memancing Cina masuk dalam konflik “Dua Korea” ini, jelas AS bisa secara tidak langsung melemahkan Cina yang saat ini amat kuat secara ekonomi dan kekuatan ekonominya itu tengah

mengancam AS.

Sebagaimana kita ketahui, Cina berada di Asia Timur bersama Korea (Selatan dan Utara) dan Jepang. Wilayah Asia Timur ini dianggap memiliki potensi yang mampu menyaingi hegemoni Barat di dunia, yaitu penguasaan teknologi dan jumlah

penduduknya. Jepang dan Korea selama ini dikenal sebagai dua negara ras kuning yang memiliki dan menguasai teknologi tinggi. Adapun Cina adalah penyumbang terbesar penghuni bumi dengan sekitar 2 miliar penduduknya. Akhir-akhir ini, Cina bahkan mengalahkan Jepang dari sisi ekonomi, selain juga penguasaan

teknologinya. Selain itu, dari sisi ideologi, Cina yang komunis jelas berseberangan dengan Amerika yang kapitalis.

Karena itu, untuk melemahkan Cina, strategi konflik juga diterapkan Amerika

Serikat di kawasan Asia Timur ini. Langkahnya adalah dengan membantu kekuatan militer Taiwan dalam upaya negara pulau tersebut menangkal kemungkinan

serangan militer Cina yang menganggap negara ini provinsinya yang

membangkang. Langkah yang sama juga diterapkan dengan membantu militer Korea Selatan dalam mengantisipasi kemungkinan serangan nuklir tetangganya, Korea Utara. Saat ini Amerika Serikat memiliki setidaknya dua pangkalan militernya di Asia Timur, yaitu di Okinawa Jepang sebagai bagian perjanjian di Perang Dunia Kedua dan di Korea Selatan.

Dengan kekuatan nuklir yang disinyalir dimiliki Korea Utara dan Cina, maka negara-negara tetangganya tentu menjadi sangat kuatir. Karena

ketidakseimbangan kekuatan militer di kawasan ini, maka bantuan militer Barat menjadi sangat dibutuhkan. Akibatnya, hingga saat ini Korea Selatan, Jepang dan Taiwan sangat bergantung pada bantuan militer Barat, utamanya Amerika Serikat.

Kondisi ini tentu menguntungkan Barat yang ingin tetap menguasai dunia dengan menempatkan beragam kekuatannya di berbagai belahan dunia, apalagi di

kawasan-kawasan yang dapat menjadi ancaman kemapanannya.

Walhasil, konflik di berbagai wilayah di muka bumi ini terbukti menguntungkan Barat, khususnya Amerika Serikat. Konflik tentu membuat beragam kekuatan tidak

(5)

bersatu. Sebaliknya, Barat dan AS dengan visi dan misi kapitalistiknya terus memelihara kondisi ini agar terus dapat menguasai dunia.

Posisi Indonesia

Indonesia tentu harus belajar dari berbagai konflik tersebut. Indonesia tidak boleh terjebak dalam konflik-konflik dunia. Apalagi jika konflik-konflik tersebut secara sengaja diciptakan oleh negara-negara besar kapitalis-imperialis, seperti Amerika Serikat. Karena itu, dalam konteks konflik Korea Utara dan Selatan pun, Indonesia harus bersikap waspada. Indonesia tidak boleh terlibat jauh dalam konflik kedua negara tersebut, yang sebetulnya hanya menguntungkan negara-negara kapitalis, khususnya Amerika Serikat.

Sebaliknya, Indonesia harus menjadi negara yang mandiri. Indonesia

sesungguhnya adalah sebuah negara besar. Jumlah penduduknya merupakan mayoritas Muslim terbesar di dunia. Sumberdaya alamnya melimpah-ruah. Posisi geopolitik Indonesia di Asia Tenggara juga sangat strategis. Karena itu, Indonesia sesungguhnya bukan hanya mampu mandiri, bahkan berpotensi menjadi negara adidaya. Hanya saja, hal itu hanya akan terjadi jika Indonesia menjadi negara Khilafah Islamiyah, yang hanya bersandar pada ideologi Islam dengan mengatur seluruh urusannya-urusan ekonomi, politik, hubungan internasional, hukum, peradilan, pemerintahan, pendidikan, sosial, budaya dan keamanannya-dengan syariah Islam. [] diambil dari buletin Al Islam edisi 534

Referensi

Dokumen terkait

Pasal 281 ayat (1) Undang ‐ undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 mengamanatkan bahwa hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak untuk tidak diperbudak, hak

Hasil penelitian disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang nyata antara komposisi nutrisi hidroponik dengan varietas pakchoy, tetapi terdapat pengaruh pertumbuhan yang

Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa osilasi Rabi dalam sistem SQD- MNP heterodimer dapat dimodifikasi dengan mengontrol parameter sistem maupun intensitas

Jumlah air yang perlu di tambahkan untuk pencampuran castable adalah salah satu hal yang sangat penting dalam instalasi atau pemasangan refractory, khususnya untuk tipe Low

terdiferensiasi menjadi unsur jaringan pembuluh yang akan menyambung dengan unsur pembuluh pada organ tempat terbentuknya akar adventif tersebut.. Pembentukan primordia akar

Bagaimana hasil yang muncul pada mahasiswa dalam pembelajaran dengan menggunakan situs Astana Gede sebagai sumber belajar untuk mengembangkan kesadaran sejarah

Kemampuan pemahaman matematis merupakan salah satu tujuan penting dalam pembelajaran, memberikan pengertian bahwa materi-materi yang diajarkan kepada siswa bukan hanya

Pada kesempatan ini disampaikan beberapa hasil penelitian dan uji lapang tentang pemanfaatan bahan pakan limbah pertanian dan agroindustri potensial yang bernilai harga