• Tidak ada hasil yang ditemukan

Solusi Analisis Aliran Daya dengan Metode Newton-Raphson

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Solusi Analisis Aliran Daya dengan Metode Newton-Raphson"

Copied!
69
0
0

Teks penuh

(1)

Solusi Analisis Aliran Daya dengan Metode

Newton-Raphson

(2)

REVIEW LAGI : ANALISIS ALIRAN DAYA ( LOAD FLOW STUDY )

• Analisis aliran daya ini terdiri dari perhitungan-perhitungan aliran daya dan tegangan dari suatu jaringan pada suatu kondisi tertentu.

• Kajian tentang aliran daya ini sangat penting karena merupakan kajian dasar dan kajian paling pokok dari semua analisis dalam sistem tenaga listrik.

• Kajian aliran daya ini terbagi dalam tiga cakupan sebagai berikut :

❖Perhitungan aliran daya secara pendekatan

❖Solusi iterasi Gauss- Seidel

❖Solusi iterasi Newton-Raphson

(3)

•Analisis Aliran Daya (Beban) Sistem Tenaga

Listrik dimaksudkan untuk penyempurnaan operasi sistem tenaga listrik baik pada saat dianalisis ataupun masa yang

akan datang yang menyangkut masalah operasi jaringan atau jatuh tegangan pada jaringan yang harus dipertahankan

konstan, perluasan sistem berupa lokasi beban baru atau

lokasi pembangkit baru, kondisi sistem masa yang akan

datang karena pertumbuhan beban yang pesat maupun

interkoneksi sistem tenaga listrik untuk mengantisipasi

pertumbuhan beban yang begitu cepat.

(4)

• Sebelum analisis aliran daya itu dilakukan sistem itu harus terlebih dahulu direpresentasikan dengan suatu

diagram pengganti atau diagram impedansi dan diagram reaktansi.

• Generator sinkron direpresentasikan sebagai suatu

sumber daya dan tegangan yang diperoleh dari analisis ini adalah tegangan busbar dimana generator itu

tersambung.

REPRESENTASI SISTEM

(5)

•Transformator direpresentasikan sebagai reaktansi X dengan mengabaikan eksitasi dari trafo.

•Kawat transmisi direpresentasikan sesuai dengan kelas transmisi itu : pendek, sedang atau panjang.

•Beban-beban terdiri dari dua golongan yaitu : beban statis dan beban berputar. Beban statis dan beban

berputar direpresentasikan sebagai impedansi Z atau

sebagai daya konstan P dan Q.

(6)

1. JENIS-JENIS BUSBAR

• Dalam analisis sistem tenaga listrik busbar (disingkat bus) itu dibagi dalam 3 jenis yaitu :

➢slack bus atau swing bus atau bus referensi

➢voltage control bus atau bus generator ( PV bus)

➢load bus atau bus beban (PQ bus)

(7)

MACAM BESARAN DLM STL

• Pada tiap-tiap bus terdapat 4 besaran yaitu : oDaya nyata (P)

oDaya reaktif (Q)

oHarga skalar tegangan |V|

oSudut fasa (θ)

• Pada tiap-tiap bus hanya 2 macam besaran ditentukan

sedangkan kedua besaran lain merupakan hasil perhitungan.

(8)

BESARAN YG DITENTUKAN

Besaran yang ditentukan itu adalah :

• Slack bus : harga skalar |V| dan sudut fasa θ

• Voltage control bus : daya nyata (P) dan harga skalar tegangan |V| → PV bus

• Load bus : daya aktif (P) dan daya reaktif (Q) → PQ bus

Slack bus itu berfungsi untuk menyuplai kekurangan daya aktif dan daya reaktif termasuk rugi-rugi pada kawat

transmisi, karena rugi-rugi ini baru dapat diketahui setelah

solusi akhir diperoleh.

(9)

ADMITANSI BUS

• Untuk memecahkan persoalan aliran daya, cara yang

paling tua tetapi masih luas penggunaannya adalah dalam bentuk “admitansi bus” :

• I

bus

= Y

bus

V

bus

• Dimana I, Y dan V merupakan matriks.

(10)

* p

p p

p

V

jQ I P −

=

Daya aktif dan daya reaktif pada salah satu bus p :

Dan arus :

... (2) ... (1)

2. PERSAMAAN PEMBEBANAN

P p − jQ p = V p I p

(11)

I

p bertanda positif bila arus mengalir ke bus dan bertanda negatif bila arus mengalir dari bus. Bila elemen shunt tidak

termasuk dalam matriks parameter maka arus total pada bus p adalah :

... (3)

dengan : yp = admitansi shunt total pada bus p

ypVp = arus shunt yang mengalir dari bus p ke tanah

p

* p p

p p

p

y V

V

jQ

I P − −

=

(12)

3. Persamaan Aliran Kawat

Arus yang mengalir dari bus p ke bus q adalah :

( )

2

' pq p

pq q

p pq

V y Y

V V

i = − +

... (4)

dengan :

Ypq = admitansi kawat p ke q

ypq = admitansi shunt kawat p – q

Vpypq/2 = kontribusi arus pada bus p oleh arus shunt

(13)

4. Persamaan Daya

Daya yang mengalir dari bus p ke bus q :

pq

* p pq

pq

jQ V i

P − =

atau :

( )

+ 

=

' pq p

pq q

p

* p pq

pq

V y y

V V

V jQ

P

.…(5)

(14)

Sedangkan daya yang mengalir dari bus q ke bus p :

( )

+ 

=

' pq q

pq p

q

* q qp

qp

V y y

V V

V jQ

P

...(6)

Jumlah aljabar persamaan (5) dan persamaan (6) adalah rugi-rugi pada

transmisi.

(15)

Teknik Pemecahan

Pemecahan yang paling banyak digunakan adalah

”metoda iterasi” dari Gauss-Seidel dan Newton- Raphson dengan menggunakan admitansi bus.

Dalam metoda ini tegangan-tegangan pada bus-bus, kecuali pada slack bus diberi harga sembarang dan

biasanya 1,0 pu. Sesudah itu arus dihitung untuk

semua bus, kecuali slack bus dengan persamaan (2).

(16)

Misalkan kita mempunyai sistem yang terdiri dari 4 bus, jadi n = 4. Bus no.1 dipilih sebagai slack bus.

Jadi persamaan arus-arus adalah :

I

1

= Y

11

V

1

+ Y

12

V

2

+ Y

13

V

3

+ Y

14

V

4

I

2

= Y

21

V

1

+ Y

22

V

2

+ Y

23

V

3

+ Y

24

V

4

I

3

= Y

31

V

1

+ Y

32

V

2

+ Y

33

V

3

+ Y

34

V

4

I

4

= Y

41

V

1

+ Y

42

V

2

+ Y

43

V

3

+ Y

44

V

4

..…(7)

dengan :

Y

pp

= y

pq

+ y

p

Y

pq

= - y

pq

= admitansi kawat p – q

(17)

Karena bus 1 dipilih sebaga slack bus, maka I

1

tidak perlu dihitung,

jadi perhitungan dimulai dari I

2

dan seterusnya.

Karena I

p

adalah arus total pada bus p maka :

* p

p p

p

V

jQ

I P −

=

atau :









=

− = Y V + Y V + Y V + Y V

V

jQ

I P

*

(18)

Maka :

 

 

 − − − −

= 

  



Y V Y V Y V

V

jQ P

V Y

*

Dalam bentuk umum :

 

 

 − −

=  

= n

q pq q

* p

p p

pp

p

Y V

V

jQ P

V Y ...(8)

dengan : p = 1, 2, 3,….,n p ≠ q

(19)

Jadi bila ada

n

bus maka jumlah persamaan simultan adalah n – 1.

Untuk menghemat waktu sebaiknya perhitungan-perhitungan dilakukan secara terpisah.

(1) Misalkan : p

pp

Y  = L

( )

p

pp p

p

KL

jQ Y

P −  =

dan

(20)

(2) Sedangkan

pq p

pq

L YL

Y =

Maka persamaan (8) menjadi :

=

=

n

q pq q

* p

p

p

YL V

V

V KL ……. (9)

(21)

Perhitungan aliran daya secara Pendekatan

❖Dalam teknik pemecahan ini dibuat asumsi-asumsi sebagai berikut :

oKarena tahanan-tahanan kecil dan diabaikan, jadi rugi-rugi = 0 o δp – δq kecil ( ≤ π/6 ) sehingga

sin ( δp – δq ) ≈ δp – δq

oSemua bus, kecuali slack bus dikerjakan sebagai PV-bus

(22)

Jadi :

(

pq q p

)

pq n

q q

p

p

V V Y cos

P =   +  − 

=

(

p q

)

n

q q pq

p

p

V V Y

P    − 

=

.... (10)

atau

(23)

(

pq q p

)

pq n

q q

p

p

V V Y sin

Q = −   +  − 

=

(

p q

)

p pp

pq n

q q

p

p

V V Y cos V Y

Q

=

+

 

... (11)

dan

(24)

• Karena semua bus adalah PV-bus, harga-harga |Vp| diberikan maka persamaan (10) memberikan satu set persamaan aljabar linear dalam δp yang terdiri dari (n-1) jumlah persamaan,

karena δ1 untuk slack bus diberikan. Persamaan (10) dapat dipecahkan langsung untuk δ2 , δ3 , . . ., δn dan dengan

memasukkan harga-harga δ2 , δ3 , . . ., δn dalam persamaan (11) diperoleh harga-harga Qp.

• Dengan asumsi-asumsi diatas persamaan (10) dan (11) telah dipisahkan, jadi tidak perlu dipecahkan secara simultan.

(25)

SOAL LATIHAN 1

G G

G G

Gambar 2. Sistem terdiri dari 4 bus

1

2 3

4

(26)

Tabel 1. Data Tegangan dan Beban

Bus Tegangan

Beban Generator

Keterangan PD QD PG QG

1 1,0 1,0 0,5 ….. …. Slack bus

2 1,0 1,0 0,4 4,0 ….. PV-bus

3 1,0 2,0 1,0 …. ….. PV-bus

4 1,0 2,0 1,0 ….. ….. PV-bus

Tentukan aliran daya dari sistem pada gambar 1 diatas.

(27)

JAWABAN

• Karena rugi-rugi diabaikan, maka dapat segera dihitung daya P

G1

dari generator slack bus :

P

G1

= P

D1

+ P

D2

+ P

D3

+ P

D4

– P

G2

– P

G3

– P

G4

= 1,0 + 1,0 + 2,0 + 2,0 – 4,0

= 2 pu

(28)

PERHITUNGAN Y

BUS

• PERSAMAAN : 𝐘𝐁𝐔𝐒 = 𝟏

𝐙𝐁𝐔𝐒

• CONTOH PERHITUNGAN :

• Diketahui : z12 = j 0.2

• maka : 𝑦12 = 1

𝑧12 = 1

𝑗 0.2

𝑦12 = 1

𝑗 0.2 × − 𝑗 0.2

− 𝑗 0.2

𝑦12 = −𝑗 0.2

0.04 = −𝑗 5

(29)

Y

BUS

=

1 2 3 4

1 -j 21,667 -j 5,0 -j 6,667 -j 10,0

2 -j 5,0 - j 21,667 -j 10, 0 -j 6,667

3 -j 6,667 -j 10,0 - j 16,667 0

4 -j 10,0 -j 6,667 0 - j 16, 667

Untuk perhitungan selanjutnya

diberikan pada matriks berikut :

(30)

Jadi :

P

2

: 3 = 5 (δ

2

– δ

1

) + 10 ( δ

2

– δ

3

) + 6,667 ( δ

2

– δ

4

) P

3

: - 2 = 6,667 ( δ

3

– δ

1

) + 10 ( δ

3

– δ

2

)

P

4

: - 2 = 10 ( δ

4

– δ

1

) + 6,667 ( δ

4

– δ

2

)

... (12)

(31)

• Bila δ

1

= 0 (referensi) maka dengan memecahkan persamaan (12) secara simultan diperoleh :

δ

2

= 4,41

0

δ

3

= - 4,23

0

δ

4

= - 5,11

0

(32)

Substitusi harga-harga ini dalam persamaan (11) :

Q1 = - 5 Cos 4,410 – 6,667 Cos 4,230 10 Cos 5,110 + 21,667

= 0,07 pu

Q2 = - 5 Cos 4,410 – 10 Cos 8,640 6,667 Cos 9,520 + 21,667

= 0,22 pu

Q3 = - 6,667 Cos 4,230 – 10 Cos 8,640 + 16,667

= 0,132 pu

Q4 = - 10 Cos 5,110 – 6,667 Cos 9,520 + 16,667

= 0,132 pu

(33)

Jadi :

Q

G1

= Q

1

+ 0,5 = 0,570 pu Q

G2

= Q

2

+ 0,4 = 0,620 pu Q

G3

= Q

3

+ 1,0 = 1,132 pu Q

G4

= Q

4

+ 1,0 = 1,132 pu

3,454 pu

(34)

𝑸

𝐋𝐎𝐒𝐒

= ෍

𝐩=𝟏 𝟒

𝐐

𝐆𝐩

− ෍

𝐩=𝟏 𝟒

𝐐

𝐃𝐩

= 𝟑, 𝟒𝟓𝟒 − 𝟐, 𝟗

= 𝟎, 𝟓𝟓𝟒 𝒑𝒖

(35)

(

p q

)

pq q p

pq

sin

X

V

P = V  − 

(

p q

)

pq q p

pq p

pq

cos

X

V V

X

Q = V −  − 

(36)

( )

15 , 0

23 ,

4 sin sin

15 , 0

1

0

3 1

13

=  −  =

P

(

1 3

)

13

cos

15 , 0

1 15

, 0

1 −  − 

= Q

(

)

= =

=

= 0,2

41 , 4 sin sin

2 , 0

1 0

2 1

21

12 P

P

= 0,492 pu

= 0,018 pu

- 0,385 pu

(37)

Q

12

= Q

21

= 0,015 pu P

14

= 0,891 pu

Q

14

= 0,04 pu

Q

Loss

= 2 ( 0,018 + 0,113 + 0,015 + 0,092 + 0,04 )

= 0,556 pu

(38)

Solusi Iterasi Newton-Raphson

Pandanglah satu set persamaan aljabar nonliner yang terdiri dari n persamaan,

f1 ( x1 , x2 ,...,xn ) = y1 f2 ( x1 , x2 ,...,xn ) = y2

. .

. .

. .

fn ( x1 , x2 ,...,xn ) = yn

...(20)

(39)

• Misalkan harga estimasi mula-mula,

• Misalkan harga koreksi ∆x1 , ∆x2...,∆xn sehingga persamaan (20) dapat dipenuhi.

• Jadi persamaan (20) dapat ditulis :

. .

. .

. .

...(21)

) ( n )

( )

(

, x ,... .., x

x

( )

x + x ,x + x ,......,x + x = y

f ( ) ( ) n( ) n

(

( ) ( ) n( ) n

)

n

n x x , x x ,......,x x y f + + + =

(40)

Persamaan (21) dapat diekspansi dengan Teorema Taylor, sbb :

...(22)

Dimana Φ1 adalah fungsi pangkat yang lebih tinggi dari

∆x1 , ∆x2 ,...,∆xn dan turunan kedua, ketiga dan seterusnya dari f1.

Bila harga estimasi mula-mula dekat dengan harga solusi persamaan tersebut, maka ∆xi akan kecil dan semua

suku-suku dengan pangkat yang lebih tinggi dapat diabaikan.

( )

+

+

=

+

+

+

x

x f x

x f x

,...

x , x f x

x ..., ,...

x x

, x x

f ( ) ( ) n( ) n ( ) ( ) (n )

+

+ +

n

n x

x f .

...

(41)

Jadi persamaan (21) menjadi :

...(23)

dan seterusnya.

Dalam bentuk matriks :

....(24)

atau D = J C ...(25)





=

+

+

+

+

y

x x f

...

x x f

x x f

x ,...., x

, x f

n n

) ( n )

( ) (

( )

( )

( )

=

n

n n n

n

n n

) (n )

) ( n (

n

) ( n )

) ( (

) n( )

( )

(

x x x

x ... f x

f x

f

x ... f x

f x

f

x ... f x

f x

f

x ,...., x

, x f y

x ,...., x

, x f y

x ,...., x

, x

f y

(42)

atau D = J C

...(25)

J = matriks Jacobian

C = matriks perobahan ∆xi

Harga baru dari xi :

atau

Proses ini diulangi sampai perbedaan harga dari dua hasil perhitungan / iterasi kecil

( ε ≤ ). 10-2

) ( i )

( i )

(

i

x x

x

=

+ 

) k i( )

k i( )

k

(i

x x

x

+

= + 

(43)

Dalam proses ini, elemen J dapat dihitung kembali pada tiap-tiap iterasi.

Daya pada bus p :

Misalkan :

...(26)

...(27)

V

p

= e

p

+ j f

p

Y

pq

= G

pq

– j B

pq

=

=

n

q pq q

* p p

p

jQ V Y V

P

(44)

Maka :

...(28)

Dan

...(29)

....(30)

( ) ( )( )

=

+

− +

=

n

q pq pq q q

p p

p

p jQ e jf G jB e jf

P

( ) ( )

 

=

+

+

= n

q p q pq q pq p q pq q pq

p e e G f B f f G e B

P

( ) ( )

 

=

+

= n

q p q pq q pq p q pq q pq

p f e G f B e f G e B

Q

(45)

Jadi disini diperoleh dua set persamaan simultan nonliner, dua persamaan untuk tiap bus. Qp

Harga-harga Pp dan Qp diketahui, tetapi harga-

harga

e

p dan

f

p tidak diketahui, kecuali pada slack bus.

Jadi ada dua persamaan yang harus dipecahkan :

...(31)

(46)

Persamaan untuk menghitung elemen Jacobian diturunkan dari persamaan daya bus.

Elemen-elemen Off-Diagonal dari

J

1 diperoleh dengan mendiferensier :

pq p

pq p

q

p

e G f B

e

P = −

 q ≠ p

(47)

Elemen Diagonal J1 :

( )

=

+ +

+

=

n

p

qq q pq q pq

pp p

pp p

pp p

q

p e G f B f B e G f B

e

P ....(32)

Elemen Off-Diagonal dari J2 :

pq q

pq q

q

p e B f G

f

P = +

q ≠ p

Elemen Diagonal J2 :

( )

=

+

+

=

n

p

qq q pq q pq

pp p

pp p

pp p p

p e B f G e B f G e B

f

P ....(33)

(48)

Elemen Off-Diagonal dari J

3

pq p

pq p

q

p

e B f G

e

Q = +

 q ≠ p

Elemen Diagonal dari J

3

:

p pp

p pp

p p

p

e B f G d

e

Q = + −

(49)

Elemen Off-Diagonal dari J

4

:

pq p

pq p

p

p

e G f B

f

Q = − +

 q ≠ p

Elemen Diagonal dari J

4

:

p pp

p pp

p p

p

e G f B c

f

Q = − + +

(50)

Jadi bila diberikan tegangan estimasi mula-mula, daya aktif dan daya reaktif dihitung dari persamaan (29) dan persamaan (30). Perobahan-perobahan dalam daya adalah selisih antara daya yang dijadualkan dan daya hasil perhitungan :

Tegangan bus estimasi dan daya hasil perhitungan digunakan untuk menghitung arus-arus supaya dapat ditentukan elemen dari Jacobian.

k p )

skedul (

p k

p

pk )

skedul (

k p p

Q Q

Q

P P

P

=

=

……..(34)

(51)

SOAL LATIHAN 3

Gambar 4. Sistem 3 busbar

(52)

Selesaikan Soal Latihan 2 dengan Metoda Iterasi Newton-Raphson.

Matriks admitansi bus ditulis dalam bentuk kordinat polar :

Jawaban

Y

bus

=

19,7642 ∕ -71,6° 3,95285 ∕ 108,4° 15,8114 ∕ 108,4°

3,95285 ∕ 108,4° 9,22331 ∕ - 71,6° 5,27046 ∕ 108,4°

15,8114 ∕ 108,4° 5,27046 ∕ 108,4° 21,0819 ∕ - 71,6°

(53)

Perhitungan dimulai pada bus 2 karena bus 1 adalah slack bus

Daya aktif dan reaktif pada bus 2 dihitung sebagai berikut :

( )  ( )  ( )



= V V Y cos + V Y cos + V V Y cos

P

= (1,0) (1,05) (3,9528) cos (- 108,4°) + (1,0)2 (9,22331) cos 71,6°

+ (1,0) (1,0) (5,27064) cos (- 108,4°)

= 0,02575

( )  ( )  ( )



= V V Y sin + V Y sin + V V Y sin

Q

= (1,0) (1,05) (3,95285) sin (- 108,4°) + (1,0)2 (9,22331) sin 71,6°

+ (1,0) (1,0) (5,27046) sin (- 108,4°)

= 0,07725

(54)

Bus 2 dalam bentuk Mvar :

= 0,2 + 0,07725 = 0,27725 = 27,725 Mvar

Daya aktif dan reaktif pada bus 3 dihitung dengan cara yang sama :

( )  ( )  ( )



= V V Y cos + V V Y cos + V Y cos

P

= (1,0)(1,05)(15,8114) cos (- 108,4°) + (1,0) (1,0) (5,27046) cos (- 108,4) + (1.0)2 (21,0819) cos 71,6°

= - 0,3

(55)

( ) ( ) ( )  ( )



= V V Y sin + V V Y sin + V Y sin

Q

= (1,0) (1,05) (15,8114) sin (-108,4°) + (1,0) (1,0) (5,27046) sin (- 108,4°) + (1,0)2 (21,0819) sin 71,6°

= - 0,9

Perbedaan antara daya perhitungan dengan skedul :

∆P2 = - 0,3 – 0,02575 = - 0,32575

∆P3 = - 0,6 – ( - 0,3 ) = - 0,3

∆Q3 = - 0,25 – ( - 0,9 ) = 0,65

(56)

Iterasi 1

= (1,0) (1,0) (5,27046) sin ( - 108,4°)

= - 5,15

= - (1,0) (1,05) (3,95285) sin (- 108,4°) + (1,0) (1,0) (5,27046) sin (- 108,4°)

= 9,2056266

(



)



=

P V V Y sin

(



)



(



)



= +

P V V Y sin V V Y sin

(57)

= (1,0) (5,27046) cos ( - 108,4°)

= - 1,7166724

(  )

 =



V Y cos

V P

(



)



=  −  − 

 P V V Y sin

= (1,0) (1,0) (5,27046) sin (- 108,4°)

= - 5,15

(58)

(



)



(



)



= +

P V V Y sin V V Y sin

= - (1,0) (1,05) ( 15,8114) sin (- 108,4°) – 5,15 ]

= 20,9

( )  ( )







= + +

V Y cos V Y cos V V cos

V P

= 2 (0,1) (21,0819) cos 71,6° + (1,05) (15,8114) cos (- 108,4°) + (1,0) (5,27046) cos (- 108,4°)

= 6,366604

(59)

(



)



= −  −  − 

 Q V V Y cos

= (1,0) (1,0) (5,27046) cos (- 108,4°)

= - 1,7166724

(



)



(



)



= +

Q V V Y cos V V Y cos

= (1,0) (1,05) (15,8114) cos (-108,4°) – 1,7166724

= - 6,9667

(60)

( )  ( )







= + +

V Y sin V Y sin V Y sin

V Q

= 2 (1,0) (21,0819) sin 71,6° + (1,05) (15,8114) sin (- 108,4°) + (1,0) (5,27046) sin (- 108,4°)

= 19,1

Dari persamaan (31) :

- 0,32575 9,20563 -5,15 -1,7166 ∆δ2

- 0,3 = - 5,15 20,9 6,36660 ∆δ3

0,65 1,71667 - 6,9667 19,1 ∆V3

(61)

Selanjutnya dengan metoda triangulasi dan substitusi balik :

- 0,035386 1 - 0,55944 - 0,18648 ∆δ2

- 0,3 = -5,15 20,9 6,36660 ∆δ3

0,65 1,71667 - 6,9667 19,1 ∆V3

- 0,035386 1 - 0,55944 - 0,18648 ∆δ2

- 0,48224 = 0 18,02 5,40623 ∆δ3

0,710746 0 - 6,00633 19,42012 ∆V3

- 0,035286 1 - 0,55944 - 0,18648 ∆δ2

- 0,0267613

= 0 1 0,3 ∆δ3

0,55 0 0 21,22202 ∆V3

Maka :

(62)

Jadi :

∆V3 = (0,55) / (21,22202) = 0,025917

∆δ3 = - 0,0267613 - (0,3) (0,025917)

= - 0,0345364 radian

= - 1,98°

∆δ2 = - 0,035286 – ( - 0,55944) ( - 0,0345364) – ( - 0,18648) ( 0,025917)

= - 0,049874 radian

= - 2,8575°

(63)

Tegangan bus pada akhir iterasi 1 :

V1 = 1,05 ∕ 0°

V2 = 1,0 ∕ - 2,85°

V3 = 1,025917 ∕ - 1,98°

Daya aktif dan daya reaktif pada bus 2 :

P2(1) = - 0,30009 Q2(1) = 0,04853

Daya reaktif pada bus 2 dalam Mvar :

Q2 = 0,2 + 0,043853 = 0,243853 pu

= 24,3853 Mvar

(64)

Daya aktif dan daya reaktif pada bus 3 : P3(1) = - 0,60407

Q3(1) = - 0,2224

Perbedaan antara daya hasil perhitungan dan skedul :

∆P2(1) = - 0,3 – ( - 0,30009 ) = 0,00009

∆P3(1) = - 0,6 – ( - 0,60407 ) = 0,00407

∆Q3(1) = - 0,25 – ( - 0,2224 ) = - 0,0276

(65)

Aliran daya pada saluran :

Line Power flow

P Q

1 – 2 0,2297 0,016533 2 – 1 - 0,22332 - 0,0049313 1 – 3 0,68396 0,224

3 – 1 - 0,674565 - 0,195845

2 – 3 - 0,074126 0,0554

3 – 2 0,07461 - 0,054

(66)

RANGKUMAN :

Persamaan Aliran Daya :

1. Daya aktif yang mengalir dari bus p ke bus q :

atau pq

* p pq

pq jQ V i

P =

( )

+

=

' pq p

pq q

p

* p pq

pq

V y y

V V

V jQ

P

Sedangkan daya yang mengalir dari bus q ke bus p :

( )

+

=

' pq q

pq p

q

* q qp

qp

V y y

V V

V jQ

P

(67)

2. Daya reaktif yang mengalir pada bus p ke bus q :

(

p q

)

n

q q pq

p

p

V V Y

P    − 

=

3. Arus yang mengalir dari bus p ke bus q adalah :

4. Tegangan pada bus :

=

= n

q pq q

* p

p p

pp

p Y V

V

jQ P

V Y

(68)

2. Diketahui : (Lihat gambar) Bus 1 = slack bus

V1 = 1,05 + j 0,00

Faktor percepatan = 1,6 untuk P dan Q.

Indeks presisi = 0,001 Daya dasar = 100 MVA

Selesaikan dengan metode Newton-Raphson

(69)

a.Data kawat transmisi

Kode Bus p - q

Impedansi zpq

Admitansi Shunt Ypq/2

1 – 2 0,06 + j 0,18 0

1 – 3 0,08 + j 0,24 0

2 – 3 0,02 + j 0,06 0

b. Data Pembangkitan, Beban dan Tegangan

Kode p Tegangan bus permulaan

Generator Beban Keterangan

MW MVAR MW MVAR

1 1,05 + j 0,00 - - 0 0 Slack bus

2 1,00 + j 0,00 20 0 50 20 PQ-bus

3 1,00 + j 0,00 0 0 60 25 PQ-bus

Referensi

Dokumen terkait

Pada uji coba pemakaian modul berbasis budaya Jambi dengan menggunakan pendekatan kontekstual pada materi teorema pythagoras dilakukan sesuai dengan rencana

Manfaat tanggung  jawab untuk diri kita sendiri yaitu antara lain target dan tujuan kita yang telah kita tetapkan tidak akan melayang begitui saja karena dengan

Alat Penelitian Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah GPS (Global Position System) untuk menentukan letak lokasi penelitian, bor tanah untuk mengambil sampel tanah,

BSDE  1560‐1700.  Tekanan  jual  kembali  melanda  saham  sektor  properti  di  tengah  meningkatnya  kekhawatiran 

Diungkapkan, mesin pembuat gula semut karya siswa SMKN 1 Purworejo sudah diuji coba oleh para siswa dengan didampingi UMKM pengrajin gula semut dari Desa Somongari dan

pasien pada kasus di atas menderita penyakit hepatitis akut yang disebabkan virus hepatitis A dengan melihat gejala (demam, mual), pemeriksaan fisik (ikterus, nyeri tekan

Simpulan dari penelitian dan pengembangan instrumen penilaian karakter pada siswa kelas IV di sekolah dasar yaitu: (1) Instrumen penilaian terdiri atas instrumen observasi

Penelitian yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kemampuan Daya Serapan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) di Wilayah Pembayaran Kantor