• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

22 BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Data Ekstrak Buah Tomat (Solanum lycopersicum L.)

Ekstark buah tomat memiliki organoleptis dengan warna kuning kecoklatan, bau khas tomat, rasa manis agak asam, dan bentuk cairan kental. Memiliki kadar air sebanyak 13,27%. Memiliki senyawa karotenoid yang dibuktikan dengan pengujian secara selektif dengan metode KLT, menggunakan fase gerak N- heksan dan kloroform (4:1) (5 ml). Mempunyai efek sebagai antioksidan dengan nilai IC50 sebesar 29,018 (Febriana, N.A., 2015).

4.2. Pembuatan Krim Ekstrak Buah Tomat

Pembutana krim ekstrak tomat dengan variasi nilai HLB menggunakan basis campuran Tween 80 dan Span 80 dibuat dengan melelehkan fase air dan fase lemak secara terpisah, kemudian fase air di campur sedikit demi sedikit kedalam fase minyak, dicampurkan diaduk hingga dingin kemudian di tambah ekstrak tomat.

Tujuan dari variasi nilai HLB adalah untuk mengetahui pengaruh basis terhadap kestabilan fisik sediaan krim. Nilai HLB tiap formula dihitung berdasarkan metode Aligasi. Bahan yang digunakan antara lain setil alkohol untuk meningkatkan viskositas krim, parafin cair sebagai fase minyak, kombinasi Tween-Span 80 sebagai zat pengemulsi atau emulgator, metil paraben dan propil paraaben sebagai zat pengawet. Penggunaan kombinasi dua zat pengawet dikarenakan pertumbuhan mikroba dapat terjadi pada kedua fase, baik minyak maupun air, sehingga pengawet harus berada dalam konsentrasi efektif dalam kedua fase. Metil paraben bekerja pada fase air sedangkan propil paraben bekerja pada fase minyak.

4.3. Stabilitas Fisik Krim 4.3.1. Hasil Uji Organoleptik

Organoleptik merupakan salah satu kontrol kualitas untuk spesifikasi produk jadi sediaan semi padat seperti krim. Uji organoleptik merupakan

(2)

pengujian subjektif. Pengamatan organoleptik yang dilakukan adalah pengamatan konsistensi, warna, dan bau. Sifat-sifat ini akan berhubungan dengan kenyamanan pengguna sediaan.

Masing-masing krim dibedakan nilai HLB dan suhu penyimpanan, terdiri dari HLB 10, 11, dan 12 dan suhu penyimpananya di suhu 4˚, 25˚ dan 40˚ C.

Krim dengan HLB 10, 11 dan 12 tidak memiliki perbedaan warna dan bau, yaitu berwarna putih kekuningan (cream) dengan bau khas ektrak tomat. Selama penyimpanan 4 minggu krim di tempatkan pada suhu 4˚, 25˚ dan 40˚ C. Krim dengan variasi HLB yang di tempatakan pada suhu 4˚ dan 25˚ C tidak mengalami perubahan warna dan bau yang signifikan. Sedangkan pada suhu 40˚

C krim mengalami perubahan warna dari putih kekuningan menjadi lebih kuning dan bau krim khas ekstrak tomat berkurang.

Perubahan warna pada krim tomat dengan variasi HLB yang disimpan pada 40˚C mengalami perubahan. Hal ini dapat disebabkan oleh faktor suhu yang tinggi sehingga dapat mempercepat reaksi kimia karena tiap kenaikan suhu sebesar 10˚C dapat mempercepat reaksi kimia 2 sampai 3 kalinya(16).

Perubahan bau yang dapat disebabkan oleh oksigen dari udara terhadap minyak atau lemak. Selain itu cahaya juga merupakan penyebab timbulnya bau pada sediaan krim. Dengan adanya dua faktor tersebut dapat menyebabkan oksidasi lemak dipercepat (16). Krim dari berbagai variasi nilai HLB yang di simpan pada suhu 4˚, 25˚ dan 40˚C tidak menunjukan adanya bau atau ketengikan selama penyimpanan 4 minggu.

4.3.2. Hasil Uji pH

Uji pH bertujuan mengetahui keamanan sediaan krim saat digunakan sehingga tidak mengiritasi kulit. Nilai pH tidak boleh terlalu asam karena dapat menyebabkan iritasi pada kulit sedangkan nilai pH yang terlalu tinggi (basa) dapat menyebabkan kulit bersisik. Nilai pH tidak terlalu berpengaruh selama masih pada batas 4,5-6,5(22). Ketiga krim ekstrak tomat dengan variasi HLB di simpan pada suhu 4˚ C, 25˚ C dan 40˚ C selama 4 minggu secara umum tidak mengalami perubahan pH yang signifikan. Nilai pH dari setiap krim dengan

(3)

variasi nilai HLB masih pada batas pH yang dapat digunakan sebagai krim utuk kulit pH 4,5-6,5(22). Berikut hasil uji pH selama 4 minggu di suhu 4˚, 25˚ dan 40˚ C pada sediaan krim HLB 10, HLB 11 dan HLB 12.

Tabel 4.1. Hasil Uji pH pada Minggu ke-0 hingga Minggu ke-4 pada Suhu Penyimpanan 4˚C, 25˚C, 40˚C Menggunakan pH meter (n:3)

Pengamatan Minggu ke-

Suhu pH

HLB 10 X ± SD

HLB 11 X ± SD

HLB 12 X ± SD

0 - 4,83 ± 0,01 4,83 ± 0,02 4,84 ± 0,01

1 4˚C 4,84 ± 0,01 4,83 ± 0,01 4,84 ± 0,01 25˚C 4,83 ± 0,00 4,83 ± 0,01 4,84 ± 0,00 40˚C 4,83 ± 0,01 4,83 ± 0,01 4,84 ± 0,00 2 4˚C 4,84 ± 0,00 4,84 ± 0,02 4,85 ± 0,02 25˚C 4,83 ± 0,01 4,83 ± 0,01 4,83 ± 0,01 40˚C 4,84 ± 0,01 4,84 ± 0,00 4,85 ± 0,01 3 4˚C 4,85 ± 0,01 4,84 ± 0,000 4,85 ± 0,01 25˚C 4,82 ± 0,01 4,83 ± 0,01 4,82 ± 0,01 40˚C 4,84 ± 0,01 4,84 ± 0,01 4,85 ± 0,01 4 4˚C 4,85 ± 0,01 4,85 ± 0,02 4,86 ± 0,01 25˚C 4,81 ± 0,01 4,82 ± 0,01 4,82 ± 0,02 40˚C 4,84 ± 0,01 4,83 ± 0,01 4,86 ± 0,03 Ket : n:3 = 3 kali replikasi

4.3.3. Hasil Uji Homogenitas

Uji homogenitas merupakan salah satu ukuran dari kualitas sediaan krim karena zat aktif yang digunakan berupa ekstrak kental yang harus terdistribusi merata dalam basis krim agar aktivitas dari sediaan krim dapat seragam. Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah variasi nilai terhadap nilai HLB dan lama penyimpanan mempengaruhi sifat fisik berupa penyebaran zat aktif pada sediaan. Homogenitas berpengaruh terhadap efektivitas terapi karena berhubungan dengan kadar obat yang sama pada setiap pemakaian. Jika sediaan telah homogen maka kadar zat aktif diasumsikan pada saat pemakaian atau pengambilan akan selalu sama.

Berdasarkan hasil uji homogenitas pada tabel 4.2. menunjukan bahwa variasi nilai HLB dan lama penyimpanan mempengaruhi homogenitas dari krim tersebut. HLB 10 pada minggu ke 3 di suhu 40˚C, di minggu ke 4 di suhu 25˚C

(4)

dan 40˚C tidak homogen. HLB 11 minggu ke 1 hingga minggu ke 3 di suhu 25˚C dan pada minggu ke 4 di suhu 4˚C dan 25˚C tidak homogen. Hal ini disebabkan oleh nilai HLB dan suhu penyimpanan yang berbeda dapat mempengaruhi stabilitas krim. HLB (Tween 80, Span 80) sebagai emulgator campuran surfaktan non ionik yang sistem kerjanya sebagai bahan pengemulsi adalah menjaga keseimbangan antara gugus hidrofil dan lipofil, sehingga jika komposisi HLB tidak optimum mengakibatkan krim tidak stabil dan tidak homogen. Sedangkan pada HLB 12 tetap homogen hingga minggu ke 4 selama penyimpanan. Krim dengan HLB 12 tetap homogen dan stabil. Hasil pengamatan homogenitas HLB 12 menunjukkan bahwa krim ekstrak tomat memberikan warna berwarna putih kekuningan yang merata pada basisnya.

Pada akhir pengamatan krim ekstrak tomat warna yang dihasilkan tetap homogen. Hal ini menunjukan bahwa zat aktif tetap terdispersi pada basisnya dengan penyimpanan selama 4 minggu di suhu 4˚C, 25˚C dan 40˚C.

Tabel 4.2. Hasil Uji Homogenitas Pengamatan Minggu ke-0 Hingga Minggu ke-4 pada Suhu Penyimpanan 4˚C, 25˚C, 40˚C

Minggu ke-

Suhu HLB 10 HLB 11 HLB 12

0 4˚ Homogen Homogen Homogen

25˚ Homogen Homogen Homogen

40˚ Homogen Homogen Homogen

1 4˚ Homogen Homogen Homogen

25˚ Homogen Tidak homogen Homogen

40˚ Homogen Homogen Homogen

2 4˚ Homogen Homogen Homogen

25˚ Homogen Tidak homogen Homogen

40˚ Homogen Homogen Homogen

3 4˚ Homogen Homogen Homogen

25˚ Homogen Tidak homogen Homogen

40˚ Tidak homogen Homogen Homogen

4 4˚ Homogen Tidak homogen Homogen

25˚ Tidak homogen Tidak homogen Homogen

40˚ Homogen Homogen Homogen

(5)

4.3.4. Hasil Uji Daya Lekat

Uji daya lekat merupakan uji yang digunakan untuk mengetahui kemampuan maksimal daya lekat krim pada kulit saat di gunakan agar dapat berfungi maksimal sehingga zat aktif dapat terabsorbsi oleh kulit. Namun proses perlekatannya tidak mempengaruhi proses fisiologi dan penyumbatan terhadap pori-pori kulit. Uji daya lekat dilakukan setiap minggu selama 4 minggu, berikut hasil uji daya lekat sediaan krim pada berbagai variasi nilai HLB selama penyimpanan 4 minggu di suhu 4˚ C, 25˚ C dan 40˚ C.

Tabel 4.3. Hasil Uji Daya Lekat Pengamatan Minggu ke-0 Hingga Minggu ke-4 pada Suhu Penyimpanan 4˚C, 25˚C, 40˚C (n:3) Pengamatan

Minggu ke-

Suhu

Daya Lekat/ detik HLB 10

X ± SD

HLB 11 X ± SD

HLB 12 X ± SD

0 2,24 ± 0,04 1,49 ± 0,01 1,10 ± 0,10

1 4˚ C 0,59 ± 0,01 0,39 ± 0,01 0,95 ± 0,01 25˚ C 1,73 ± 0,03 0,90 ± 0,10 1,16 ± 0,05 40˚ C 1,23 ± 0,01 0,73 ± 0,05 0,67 ± 0,02 2 4˚ C 0,57 ± 0,01 0,38 ± 0,01 0,94 ± 0,01

25˚ C 1,69 ± 0,01 0,83 ± 0,05 1,16 ± 0,05 40˚ C 1,22 ± 0,01 0,60 ± 0,10 0,66 ± 0,02 3 4˚ C 0,55 ± 0,01 0,37 ± 0,01 0,92 ± 0,01 25˚ C 1,68 ± 0,01 0,76 ± 0,05 1,13 ± 0,15 40˚ C 1,17 ± 0,06 0,60 ± 0,00 0,65 ± 0,01 4 4˚ C 0,55 ± 0,00 0,36 ± 0,01 0,92 ± 0,00 25˚ C 1,67 ± 0,01 0,70 ± 0,00 1,13 ± 0,11 40˚ C 1,16 ± 0,05 0,63 ± 0,05 0,65 ± 0,01 Ket : n:3 = 3 kali replikasi

Dari hasil uji daya lekat pada minggu ke-0, dapat dilihat bahwa semakin tinggi nilai HLB, daya lekat yang diperoleh semakin menurun. Hal ini disebabkan karena jumlah fase minyak dalam sediaan yang berkurang seiring dengan meningkatnya fase air dalam sediaan. Pada minggu ke-1, krim dengan HLB 10 dan HLB 11 mengalami penurunan daya lekat yang cukup jauh, sedangkan pada krim HLB 12 mengalami penurunan daya lekat tidak begitu jauh. Dari minggu ke-1 hingga minggu ke-4 ketiga krim dengan variasi nilai HLB mengalami penurunan daya lekat secara perlahan atau tidak terjadi penurunan daya lekat yang drastis. Faktor suhu penyimpanan juga

(6)

mempengaruhi daya lekat, dimana semakin tinggi suhu daya lekat akan semakin menurun, dikarenakan fase air maupun fase minyak yang ada pada krim teroksidasi oleh suhu tinggi.

4.3.5. Hasil Uji Pemisahan Suhu

Sediaan krim memiliki dua fase yakni fase air dan fase minyak, dimana salah satu fase akan terdispersi pada fase lain. Uji pemisahan bertujuan untuk melihat apakah pada krim ekstrak tomat terjadi pemisahan anatara fase minyak dan air. Pada uji ini dilakukan untuk melihat seberapa besar pemisahan yang terjadi akibat adanya variasi nilai HLB selama penyimpanan 4 minggu di suhu 4˚C, 25˚C dan 40˚C. Berikut hasil pengamatannya.

Tabel 4.4. Hasil Uji Pemisahan (F=Hu/Ho) Pengamatan Minggu ke-0 Hingga Minggu ke-4 pada Suhu Penyimpanan 4˚C, 25˚C, 40˚C (n:3)

Ket : F = Rasio pemisahan fase n:3 = 3 kali replikasi

Pemisahan fase merupakan salah satu parameter ketidakstabilan dari sediaan emulsi. Sediaan emulsi dikatakan baik apabila nilai rasio volume pemisahan (F) = 1 yang artinya emulsi tidak mengalami pemisahan fase.

Apabila nilai F semakin mendekati 1 maka dikatakan emulsi semakin stabil (23). Minggu

ke-

Suhu HLB 10 HLB 11 HLB 12

F ( X ± SD )

0 4˚ 1,00 ± 0,00 1,00 ± 0,00 1,00 ± 0,00 25˚ 1,00 ± 0,00 1,00 ± 0,00 1,00 ± 0,00 40˚ 1,00 ± 0,00 1,00 ± 0,00 1,00 ± 0,00 1 4˚ 1,00 ± 0,00 1,00 ± 0,00 1,00 ± 0,00 25˚ 1,00 ± 0,00 0,06 ± 0,02 1,00 ± 0,00 40˚ 1,00 ± 0,00 1,00 ± 0,00 1,00 ± 0,00 2 4˚ 1,00 ± 0,00 1,00 ± 0,00 1,00 ± 0,00 25˚ 1,00 ± 0,00 0,06 ± 0,02 1,00 ± 0,00 40˚ 1,00 ± 0,00 1,00 ± 0,00 1,00 ± 0,00 3 4˚ 1,00 ± 0,00 1,00 ± 0,00 1,00 ± 0,00 25˚ 1,00 ± 0,00 0,09 ± 0,02 1,00 ± 0,00 40˚ 0,05 ± 0,02 1,00 ± 0,00 1,00 ± 0,00 4 4˚ 1,00 ± 0,00 0,04 ± 0,00 1,00 ± 0,00 25˚ 0,04 ± 0,00 0,10 ± 0,20 1,00 ± 0,00 40˚ 0,05 ± 0,02 1,00 ± 0,00 1,00 ± 0,00

(7)

Berdasarkan dari hasil uji pemisahan, krim dengan HLB 10 terjadi pemisahan pada minggu ke 3 dan minggu ke 4, minggu ke 3 disuhu 40˚C (F = 0,052) dan minggu ke 4 di suhu 25˚C (F = 0,038) dan 40˚C (F = 0,052). Krim dengan HLB 11 terjadi pemisahan pada minggu ke 1 hingga minggu ke 4 di suhu 25˚C (M1 F = 0,064, M2 F = 0,064, M3 F = 0,09, M4 F = 0,103), dan pada minggu ke 4 di suhu 4˚ C (F = 0,038) juga terjadi pemisahan. Sedangkan sediaan krim dengan HLB 12 pada penyimpanan (4˚C, 25˚C dan 40˚C) selama penyimpanan memiliki nili F = 1, yang artinya sediaan krim HLB 12 tidak mengalami pemisahan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa sediaan krim dengan HLB 12 stabil secara fisik.

4.3.6. Hasil Uji Sentrifugasi

Hasil uji setrifugasi pada kecepatan 3750 rpm selama 5 jam menunjukan adanya pemisahan fase. Sediaan krim ekstrak tomat dengan nilai HLB 10 dan HLB 11 menunjukan adanya pemisahan fase pada suhu penyimpanan 4˚ C, 25˚

C dan 40˚ C. Sedangkan krim dengan HLB 12 terlihat stabil pada suhu 4˚ C dan 25˚ C, namum pada suhu 40˚ C terjadi pemisahan. Berikut tabel hasil setrifugasi.

Tabel 4.5. Hasil Uji Sentrifugasi 3750 rpm selama 5 jam Pengamatan Minggu ke-0 dan Minggu ke-4 pada Suhu Penyimpanan 4˚C, 25˚C, 40˚C

Uji setrifugasi bertujuan untuk mengetahui kestabilan krim setelah adanya pengocokan dengan kecepatan tinggi 3750 rpm selama 5 jam yang setara dengan efek gravitasi selama 1 tahun(22). Hasil yang diperoleh dapat dilihat pada tabel 4.4. sehingga dapat disimpulkan krim dengan HLB 12 stabil di suhu penyimpanan 4˚ C dan 25˚ C.

Minggu ke-

Suhu ˚C HLB 10 HLB 11 HLB 12

0 Tidak stabil Tidak stabil Satbil

4 4˚ Tidak stabil Tidak stabil Stabil 25˚ Tidak stabil Tidak stabil Stabil 40˚ Tidak stabil Tidak stabil Tidak stabil

(8)

4.3.7. Hasil Uji Viskositas

Uji viskositas merupakan suatu uji yang di gunakan untuk melihat konsistensi dari sediaan krim dengan menggunakan viskometer. Angka yang ditunjukan viskometer merupakan besarnya nilai viskositas dari sediaan yang di uji. Viskositas dapat mempengaruhi stabilitas fisik karena menyebabkan perubahan konsistensi atau kekentalan dari suatu sediaan. Hasil pengukuran viskositas pada krim ekstrak tomat dengan berbagai variasi nilai HLB yang di simpan pada suhu 4˚ C, 25˚C dan 40˚ C selama 4 minggu dapat di lihat pada tabel 4.6.

Tabel 4.6. Hasil Uji Viskositas (Rhion Digital) Pengamatan Minggu ke-0 Hingga Minggu ke-4 pada Suhu Penyimpanan 4˚C, 25˚C, 40˚C (n:3)

Minggu ke-

Suhu HLB 10 HLB 11 HLB 12

Viskositas ( X ± SD )

0 4506,66 ±

370,02

4489,33 ± 174,40

5554,00 ± 162,08 1 4˚ C 4230,33 ±

117,13

4383,33 ± 336,34

5426,33 ± 353,35 25˚ C 4381,66 ±

1222,93

4259,00 ± 1168,78

5302,00 ± 262,17 40˚ C 2214,33 ±

697,16

2593,33 ± 1238,17

2699,00 ± 173,34 2 4˚ C 4168,66 ±

225,07

4338,33 ± 1158,30

5408,33 ± 113,14 25˚ C 4263,00 ±

1095,54

4047,33 ± 718,05

5213,33 ± 244,43 40˚ C 1882,333 ±

125,03

1552,00 ± 414,61

2291,00 ± 527,18 3 4˚ C 4176,33 ±

4176,33

4046,66 ± 4046,66

5379,33

±5379,33 25˚ C 3993,33 ±

336,56

3738,66

±712,05

5160,66 ± 156,07 40˚ C 1523,33 ±

343,66

1464,66 ± 491,82

1932,33 ± 75,63 4 4˚ C 4096,33 ±

205,20

3716,00 ± 647,10

5223,66 ± 180,48 25˚ C 3804,66 ±

751,69

3414,66 ± 302,02

4955,66 ± 49,16 40˚ C 1453,33 ±

251,78

1343,33 ± 142,30

1881,33 ± 136,61

(9)

Hasil pengamatan dapat dilihat di tabel 4.6. pada minggu ke 0 bahwa semakin tinggi nilai HLB maka viskositas krim ekstrak tomat cenderung lebih tinggi. Dikarenakan semakin tinggi nilai HLB maka krim tersebut lebih encer sehingga tahanan cairan untuk mengalir semakin tinggi. Hasil pengamatan dari minggu ke-0 hingga minggu ke-5 viskositas krim ketiga formula krim dengan variasi HLB pada suhu 4˚C (lemari pendingin)¸25˚C (suhu ruangan) dan 40˚C (Oven), yaitu semakin lama disimpan maka viskositasnya juga semakin turun, tetapi tingkat penurunnya berbeda-beda. Pada suhu 40˚ C viskositas krim terlihat jelas terjadi penurunan yang drastis, hal ini dikarenakan pada suhu 40˚C sediaan krim mengeras di akibatkan oleh suhu tinggi. Penurunan viskositas tersebut kemungkinan dapat disebabkan oleh menurunnya stabilitas emulsi dari waktu ke waktu. Penurunan stabilitas ditandai dengan meningkatnya ukuran globul fase internal dan berkurangnya kerapatan globul sehingga tahanan cairan untuk mengalir semakin berkurang. Semakin tinggi penurunan atau kenaikan viskositas selama penyimpanan maka dapat dikatakan bahwa krim tersebut semakin tidak stabil.

4.3.8. Hasil Uji Zeta Potensial

Zeta potensial diukur untuk mengetahui kestabilan sediaan. Zeta potensial merupakan ukuran kekuatan tolak menolak antar partikel. Ukuran permukaan muatan partikel yang tersebar dalam kaitannya dengan medium pendispersi.

Partikel harus memiliki muatan atau zeta potensial yang tinggi dibandingkan dengan medium pendispersi untuk mencegah agregasi(18).

Potensial listrik pada batas lapisan ganda dikenal sebagai potensi Zeta dari partikel dan memiliki nilai-nilai yang biasanya berkisar (100 mV sampai -100 mV). Nanopartikel dengan nila zeta potensial lebih besar dari +25 mV atau kurang dari -25 mV biasanya memiliki derajat stabilitas tinggi. Dispersi dengan nilai zeta potensial rendah akan menghasilkan agregat karena atraksi Van Der Waals antar-partikel(22).

(10)

Berdasarkan hasil pengamatan zeta potensial (tabel 4.7) pada minggu ke-0 hingga minggu ke-4, ketiga krim dengan variasi nilai HLB yang di simpan pada suhu yang berbeda memiliki derajat stabilitas yang tinggi. Dapat disimpulkan bahwa krim dengan HLB 12 memiliki derajat stabilitas paling baik atau tinggi karena memiliki nilai zeta potensial paling tinggi di bandingkan dengan krim HLB 10 dan HLB 11. Berikut hasil uji zeta potensial pada minggu ke-0 dan pada minggu ke-4 :

Tabel 4.7. Hasil Uji Zeta Potensial (zetasizer) Pengamatan Minggu ke-0 dan Minggu ke-4 pada Suhu Penyimpanan 4˚C, 25˚C, 40˚C Pengamatan

minggu ke-

suhu Zeta Potensial

HLB 10 HLB 11 HLB 12

0 53,6 mV 49,6 mV 75,8 mV

4

4˚ C 57 mV 31,0 mV 69,9 mV

25˚ C 32,9 mV 29,9 mV 55,7 mV 40˚ C 74,0 mV 71,9 mV 55,4 mV

4.4. Hasil Uji Cemaran Mikroba Krim Ekstrak Buah Tomat

Uji cemaran mikroba dilakukan untuk memperkirakan jumlah mikroba baik Angka Lempeng Total (ALT) maupun Angka Kapang Khamir (AKK) dalam sediaan tersebut apakah masih sesuai dengan yang dipersyaratkan. Nilai HLB yang tinggi menyebabkan fase hidrofilik (fase air) dalam sediaan meningkat, dimana sumber-sumber pencemaran mikroba yang mencemari sediaan farmasi dapat berasal dari bahan baku, air, peralatan, manusia dan lingkungan (25). Sehingga nilai HLB dapat mempengaruhi cemaran mikroba pada sediaan krim.

Pengamatan dilakukan 2X replikasi, untuk perhitungan digunakan angka rata-rata dari jumlah koloni (2 cawan petri). Intepretasi hasil berupa angka CFU (colony forming units) per miliLiter atau angka cfu per gram. Selama inkubasi cawan petri dibalik, hal ini dimaksudkan untuk menghidari jatuhnya air hasil pengembunan disebabkan oleh suhu inkubator. Apabila terdapat tetesan air yang jatuh maka akan mempengaruhi pertumbuhan mikroba, sehingga dapat mempengaruhi perhitungan jumlah mikroba (ALT dan AKK) dari sampel yang diuji. Sebagai kontrol negatif disertakan blanko, yaitu cawan petri yang

(11)

mengandung media dan larutan yang tidak mengandung sampel yang kemudian diinkubasi bersama cawan petri yang berisikan sampel.

Tabel 4.8. Hasil Uji Cemaran Mikroba Pengamatan Minggu ke-0 dan Minggu ke- 4 (n:2)

No. Minggu ke- ALT AKK

1. 0 2,8 x 105 CFU/mL 1,1 x 102 CFU/mL 2. 4 5,2 x 102 CFU/mL 9 x 102 CFU/mL

Ket : (n:2) = 2 kali replikasi

4.4.1. Hasil Uji Angka Lempeng Total (ALT)

Uji Angka Lempeng Total (ALT) merupakan metode kuantitatif yang digunakan untuk mengetahui jumlah angka bakteri aerob dan mesofil pada suatu sampel sediaan kosmetik. Uji ALT menggunakan media padat Plate Count Agar (PCA) untuk memudahkan perhitungan koloni dengan hasil akhir berupa koloni yang dapat diamati secara visual dan dihitung. Perhitungan jumlah kaloni untuk ALT pada cawan petri yang mengandung 30-300 koloni.

Berdasarkan data yang diperoleh pada minggu ke- 0 jumlah koloni bakteri 2,8 x 105 CFU/mL, hasil ini tidak memenuhi syarat kesehatan BPOM (Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia Nomor HK.03.1.23.07.11.6662 Tahun 2011) tentang batas cemaran mikroba kosmetika selain untuk (anak dibawah 3 tahun, area sekitar mata dan membran mukosa) dengan jumlah ALT tidak lebih dari 103 koloni/gram atau koloni/miliLiter(19). Sedangkan data yang diperoleh pada minggu ke- 4 jumlah koloni bakteri 5,2 x 102, hasil ini memenuhi syarat kesehatan BPOM.

Tingginya nilai ALT pada minggu ke- 0 dimungkinkan karena proses pengujian ALT yang kurang aseptis. Sedangkan data ALT pada minggu ke- 4 memenuhi syarat, dapat disimpulkan bahwa sediaan krim ekstrak buah tomat stabil secara biologi selama penyimpanan 4 minggu.

(12)

4.4.2. Hasil Uji Angka Kapang Khamir (AKK)

Uji Angka Kapang Khamir (AKK) merupakan metode kuantitatif yang digunakan untuk mengetahui jumlah angka kapang dan khamir pada suatu sampel sediaan kosmetik. Uji AKK menggunakan media padat Sabouraud Dextrose Agar (SDA) untuk memudahkan perhitungan koloni dengan hasil akhir berupa koloni yang dapat diamati secara visual dan dihitung. Perhitungan jumlah kaloni untuk AKK pada cawan petri yang mengandung 15-150 koloni.

Berdasarkan hasil data yang diperoleh, pada minggu ke-0 dan minggu ke-4 terdapat pertumbuhan kapang khamir. Hasil pengamatan pada minggu ke-0 jumlah koloni kapang khamir 1,1 x 102 CFU/mL dan pada minggu ke- 4 jumlah koloni kapang khamir 9 x 102 CFU/mL. Berdasarkan data yang diperoleh jumlah koloni kapang khamir pada sediaan krim ekstrak buah tomat memenuhi syarat kesehatan yang ditetapkan BPOM (HK.03.1.23.07.11.6662 Tahun 2011) dengan jumlah AKK tidak lebih dari 103 koloni/gram atau koloni/miliLiter(19). Jumlah koloni kapang khamir minggu ke- 0 meningkat pada minggu ke-4, namun masih dalam batas persyaratan. Hal ini dimungkinkan sediaan krim tercemar oleh bakteri pada proses pengujian pada minggu ke- 0 dan bakteri yang ada pada sediaan krim berkembang biak sehingga jumlahnya meningkat pada minggu ke-4.

Gambar

Tabel 4.1. Hasil Uji pH pada Minggu ke-0 hingga Minggu ke-4 pada Suhu  Penyimpanan 4˚C, 25˚C, 40˚C Menggunakan pH meter (n:3)
Tabel 4.2. Hasil Uji Homogenitas Pengamatan Minggu ke-0 Hingga  Minggu ke-4 pada Suhu Penyimpanan 4˚C, 25˚C, 40˚C
Tabel 4.3. Hasil Uji Daya Lekat Pengamatan Minggu ke-0 Hingga  Minggu ke-4 pada Suhu Penyimpanan 4˚C, 25˚C, 40˚C (n:3)  Pengamatan
Tabel 4.4. Hasil Uji Pemisahan (F=Hu/Ho) Pengamatan Minggu ke-0  Hingga Minggu ke-4 pada Suhu Penyimpanan 4˚C, 25˚C, 40˚C (n:3)
+5

Referensi

Dokumen terkait

Hal tersebut terjadi karena dari awal kadar nikotin pada otak cukup tinggi sehingga reseptor nikotin (nAChRs) yang berpengaruh terhadap tingkat ketergantungan merokok

Perbandingan volume emulsi dengan volume fasa eksternal dan konsentrasi larutan ion timbal(II) yang digunakan didasarkan pada penelitian Alam (2014) yang memperoleh hasil

Objek yang diteliti dalam penelitian ini adalah bahasa figuratif dan pesan moral dengan tinjauan stilistika dan implementasinya sebagai bahan ajar Bahasa dan Sastra di SMA

Hasil observasi dan wawancara dengan beberapa orang guru kelas IV SDN 016 Pekanbaru Kota pada bulan Februari 2007, diketahui bahwa terdapat beberapa permasalahan yang

Pada umumnya, terminology yang dipakai untuk menamai bagian-bagian dari perahu dan perlengkapannya sama saja baik untuk sculling maupun sweep rowing.. Gambar 1

Pemeliharaan yang dapat dilakukan untuk kebersihan lantai granit adalah dengan melakukan pembersihan lantai dengan menggunakan vacuum atau sapu untuk membersihkan

Sehingga untuk meningkkatkan riset diperlukan biaya alokasi untuk pendidikan yang besar salah satunya dengan memberi beasiswa bidikmisi pada mahasiswa di Indonesia agar