• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PRAGMATIK TERHADAP CERITA NOVEL MOMIJI KARYA ORIZUKA ORIZUKA NO SAKUHIN MOMIJI TO IU SHOUSETSU NI OKERU JUTTEKI BUNSEKI SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS PRAGMATIK TERHADAP CERITA NOVEL MOMIJI KARYA ORIZUKA ORIZUKA NO SAKUHIN MOMIJI TO IU SHOUSETSU NI OKERU JUTTEKI BUNSEKI SKRIPSI"

Copied!
62
0
0

Teks penuh

(1)ANALISIS PRAGMATIK TERHADAP CERITA NOVEL “MOMIJI” KARYA ORIZUKA ORIZUKA NO SAKUHIN “MOMIJI” TO IU SHOUSETSU NI OKERU JUTTEKI BUNSEKI SKRIPSI Skipsi Ini Diajukan Kepada Pnitia Ujian Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Medan Untuk Melengkapi Salah Satu Syarat Ujian Sarjana Dalam Bidang Ilmu Sastra Oleh: Suci Wahyuni NIM: 140708013. PROGRAM STUDI SASTRA JEPANG FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2019. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(2) UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(3) UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(4) UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(5) KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis ucapkan kehadiran Allah SWT, karena atas rahmat dan hidayah-Nya sampai saat ini penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Skripsi ini adalah langkah awal bagi penulis untuk menyelesaikan studi S1 untuk menggapai cita-cita yang sudah dirangkai demi masa depan yang baik. Usaha dan doa merupakan dua hal yang membuat penulis mampu menyelesaikan skripsi ini. Skripsi yang berjudul ANALISIS PRAGMATIK TERHADAP CERITA NOVEL “MOMIJI” KARYA ORIZUKA ini disusun sebagai salah satu syarat meraih gelar Sarjana pada jurusan Sastra Jepang Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara. Dalam penulisan skripsi ini penulis mengucapkan terimakasih yang sebesarbesarnya kepada pihak yang telah membantu dalam penyelesaian studi dan skripsi ini, antara lain kepada: 1. Bapak Dr. Budi Agustono, M.S selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara. 2. Bapak Prof. Hamzon Situmorang,M.S,Ph.D., selaku ketua Program studi Sastra Jepang Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara. 3. Bapak Eman Kusdiyana M.Hum, selaku Dosen pembimbing yang telah banyak membantu dan membimbing penulis dengan kesabarannya dalam memberikan arahan, dukungan, tenaga serta waktu untuk menyelesaikan skripsi ini.. i UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(6) 4. Dosen penguji Ujian Skripsi yang telah menyediakan waktu untuk membaca dan menguji skripsi ini. 5. Seluruh Dosen pengajar beserta staf pegawai Program Studi Sastra Jepang Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan ilmu dan pengetahuan yang bermanfaat selama perkuliahan di Sastra Jepang sehingga penulis dapat menyelesaikan perkuliahan sampai penulisan skripsi ini. 6. Secara khusus penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada orang tua yang sangat penulis cintai. Ibu saya Sumiati dan ayah saya Muhammad Yusuf, atas kasih sayang, kesabaran, dan tidak pernah lelah mendidik dan memberikan cinta yang tulus ikhlas kepada penulis sejak kecil sampai sekarang yang tidak akan pernah terbalaskan sampai kapan pun. Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan mereka. Juga terimakasih kepada abang saya Bobi Hermawan dan kakak saya Intan Citra Yuastuti, S.S yang telah memberikan banyak dukungan financial maupun moral. 7. Terima kasih juga penulis sampaikan kepada Kak Putri sebagai administrasi jurusan Sastra Jepang yang selalu membantu mengurus keperluan dan berkasberkas penulis. 8. Terima kasih kepada Ridho Fauji yang selalu meluangkan waktunya dan membantu saya dalam meningkatkan kualitas berfikir saya khususnya mengenai analisis novel yang menjadi bahan dari skripsi saya sendiri. Kepada teman-teman tersayang Cindy, Dilla, Sasa, Fanni, Deli yang selalu ada untuk penulis dan senang hati membantu penulis dalam proses pembuatan skripsi ini. ii UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(7) 9. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah memberikan doa serta bantuan dalam menyelesaikan skripsi ini. Penulis juga menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna, karena menyadari segala keterbatasan yang ada. Untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar penulis dapat memperbaiki kesalahan pada masa yang akan datang.. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat, khususnya bagi penulis sendiri dan bagi para mahasiswa Sastra Jepang.. Medan, 8 februari 2019 Penulis,. Suci Wahyuni 140708013. iii UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(8) DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI .............................................................................................................iv BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah.................................................................... 1 1.2 Perumusan Masalah ........................................................................... 5 1.3 Ruang Lingkup Pembahasan .............................................................. 6 1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian ......................................................... 6 1.5 Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori .............................................. 7 1.6 Metode Penelitian ............................................................................ 10. BAB II. TINJAUAN UMUM TERHADAP CERITA NOVEL “MOMIJI” KARYA ORIZUKA, STUDI PRAGMATIK DAN SEMIOTIK SASTRA 2.1 Defenisi Novel ................................................................................ 12 2.2 Resensi Novel “Momiji” karya Orizuka .......................................... 15 2.2.1 Tema ..............................................................................................15. iv UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(9) 2.2.2 Tokoh ............................................................................................ 17 2.2.3 Alur atau Plot .............................................................................. 18 2.2.4 Latar atau Setting ....................................................................... 21. 2.3 Biografi Pengarang .......................................................................... 24 2.4 Studi Pragmatik dan Semiotik Sastra ............................................... 24 BAB III. ANALISIS PRAGMATIK TERHADAP CERITA NOVEL “MOMIJI” KARYA ORIZUKA 3.1 Sinopsis cerita novel “Momiji” karya Orizuka ............................... 27 3.2 Nilai-nilai pragmatik yang terdapat dalam novel “Momiji” karya Orizuka .................................................................................. 30. BAB IV. KESIMPULAN DAN SARAN 4.2 Kesimpulan ................................................................................... 44 4.2 Saran .............................................................................................. 45. DAFTAR PUSTAKA ABSTRAK. v UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(10) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Menurut Fananie (2000:6), sastra adalah karya fiksi yang merupakan hasil kreasi berdasarkan luapan emosi yang spontan yang mampu mengungkapkan aspek estetik baik yang didasarkan aspek kebahasaan maupun aspek makna untuk dapat menikmati karya sastra, diperlukan pengetahuan tentang sastra. Jika tidak, maka karya sastra hanya bersifat dangkal dan sepintas karena kurangnya pemahaman yang tepat.Menurut Semi (1988:8) sastra adalah suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya menggunakan bahasa sebagai mediumnya. Secara umum pengertian karya sastra adalah ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, ide, semangat, keyakinan dalam suatu bentuk gambaran kehidupan, yang dapat membangkitkan pesona dengan alat bahasa dan dilukiskan dalam bentuk tulisan. (http://pelitaku.sabda.org/pemahaman_tentang_karya_sastra) Pada dasarnya karya sastra memiliki banyak manfaat bagi kehidupan karena karya sastra dapat memberi kesadaran bagi pembaca tentang kebenaran-kebenaran hidup meskipun dilukiskan secara fiksi. Karya sastra dapat memberikan kegembiraan dan kepuasan batin baik intelektual maupun spiritual. Karya sastra dapat juga dijadikan sebagai pengalaman untuk berkarya, karena siapapun dapat menuangkan isi. 1 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(11) hati dan pikiran dalam sebuah tulisan yang bernilai seni. Karya sastra dapat digolongkan kedalam dua kelompok, yakni karya sastra imajinatif dan karya sastra non imajinatif. Ciri karya sastra imajinatif adalah karya sastra yang lebih menonjolkan sifat khayali, menggunakan bahasa yang konotatif dan memenuhi syarat-syarat estetika seni. Genre yang termasuk dalam karya sastra imajinatif yaitu puisi, fiksi atau prosa naratif (novel, cerpen, roman) dan drama. Sedangkan ciri karya sastra non imajinatif adalah karya sastra yang lebih banyak unsur faktualnya daripada khayalinnya, cenderung menggunakan bahasa denotatif dan tetap memenuhi syaratsyarat estetika seni. Genre yang termasuk dalam karya sastra non imaginatif, yaitu esay, kritik, biografi, autobiografi sejarah, memori, catatan harian dan surat-surat. Salah satu karya sastra imajinatif yang paling digemari penikmat karya sastra adalah novel. Menurut Nursisto dalam Gunawan (2010:4) novel adalah penuangan pikiran, perasaan dan gagasan penulis dalam merespon kehidupan disekitarnya. Ketika dalam kehidupan muncul permasalahan baru, novel lebih menitikberatkankepada tokoh manusia (peran) di dalam karangannya.Berdasarkan konsep diatas novel dapat menggambarkan realitas kehidupan manusia yang terjadi dalam kehidupan masyarakat dan dapat memberikan nilai positif kepada pembaca. Dalam hal ini banyak novel Jepang yang memberikan nilai pendidikan maupun moral yang baik, salah satunya adalah novel “Momiji” karya Orizuka. Novel “Momiji” adalah salah satu karya Orizuka, novel ini salah satu novel yang menyampaikan pesan berupa pendidikan dan pengajaran kehidupan kepada pembaca adalah novel yang berjudul “Momiji” karya Orizuka. Novel ini merupakan novel 2 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(12) Jepang yang menarik dikalangan remaja. Novel ini menceritakan seorang tokoh utama bernama Patriot Bela Negara atau disingkat dengan panggilan Pabel. Tokoh Pabel ini dikisahkan memiliki sifat dan. kepribadian yang tidak sesuai dengan. namanya. Seorang patriot yang seharusnya memiliki sifat berani, pekerja keras dan bertanggung jawab. Namun dalam novel ini Pabel. justru bersifat sebaliknya ia. memiliki sifat penakut, lemah, dan tidak percaya diri sehingga Pabel pun menjadi bahan olok-olokan teman-temannya semasa sekolah. Karena itu Pabel berniat untuk pergi ketempat dimana tidak ada seorangpun yang mengenal dan mengerti arti namanya. Pabelpun memutuskan untuk pergi kenegara Jepang. Hal ini dikarenakan masyarakat Jepang adalah orang-orang yang tidak suka campur tangan dengan urusan orang lain. Ketika sudah tinggal di Jepang Pabel bertemu dengan Momiji. Momiji adalah keluarga dari anak inang pabel selama tinggal di Jepang. Momiji dikisahkan memiliki nama yang juga tidak sesuai dengan sikap dan kepribadian seperti dirinya. Momiji yang mekar dan berubah warna saat musim gugur, namun tokoh yang bernama Momiji dikisahkan memiliki sifat yang kasar. Selain itu Momiji juga merupakan anak Yanki. Namun setelah pabel dan momiji bertemu mereka saling terbuka terhadap masalah kehidupan masing-masing. Setelah itu mereka pun saling membantu dalam menghadapi permasalahan. Akhirnya Pabel pun menjadi berani, kemudian Momiji yang kasar dan merupakan anak Yanki berubah menjadi anak perempuan yang baik. Berdasarkan cerita diatas dalam Novel ini penggarang ingin mencoba mengungkapkan kebiasaan yang dilakukan oleh bangsa Jepang atau masyarakat Jepang diterapkan pada masyarakat Indonesia melalui tokoh utama Pabel. Tokoh 3 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(13) Pabel dilukiskan sebagai tokoh yang lemah dan penakut. Kemudian sipengarang, menjadikan sitokoh Pabel menjadi tokoh yang tegar dan kuat atau tidak penakut dengan cara memberikan sentuhan kebiasaan. Kebiasaan yang dimaksud adalah kebiasaan masyarakat Jepang yang selalu menghindari hal-hal yang bersifat lemah dan penakut. Dengan demikian menurut penulis novel “Momiji” karya Orizuka sangat bermanfaat bagi diri penulis maupun pembaca khususnya dalam menghadapi masalah sosial yang sama jika masalah tersebut terjadi di dunia nyata. Seperti jadilah diri sendiri, menjadi lebih berani dan tidak penakut dari sebelumnya. Maka secara pragmatik novel “Momiji” karya Orizuka adalah novel yang baik. Berdasarkan uraian tersebut penulis tertarik untuk membahas cerita novel “Momiji” karya Orizuka berdasarkan teori pragmatik. Teori pragmatik sastra adalah landasan. teori. yang. di. kemukakan. oleh. Teeuw,1994. dalam. http://dhanisusilowati.blogspot.com,teori pragmatik adalah salah satu bagian ilmu sastra yang merupakan kajian sastra yang menitikberatkan dimensi pembaca sebagai penangkap dan pemberi makna terhadap karya sastra. Dengan kata lain,pendekatan ini memandang karya sastra sebagai sarana untuk menyampaikan tujuan tertentu kepada pembacanya.tujuan tersebut memberikan nilai-nilai yang dapat mendidik para pembaca seperti pendidikan atau ajaran moral, dan tujuan lain. Dengan demikian, penulis tertarik untuk membahas novel “Momiji” karya Orizuka dan menyajikannya dalam bentuk sripsi dengan judul ANALISIS PRAGMATIK DALAM NOVEL “MOMIJI” KARYA ORIZUKA .. 4 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(14) 1.2. Rumusan Masalah Novel “Momiji” adalah karya Orizuka merupakan Setelah penulis membaca beberapa kali penulis mendapatkan pembelajaran mengenai bagaimana nilai percaya diri, berbakti kepada orang tua. Yang diungkapkan oleh pengarang Orizuka melalui para tokoh ceritanya. Dengan demikian novel “Momiji” karya Orizuka sangat bermanfaat bagi diri penulis dan pembaca khususnya dalam menghadapi kehidupan yang lebih baik. Dalam novel ini si pengarang ingin mencoba mengungkapkan kebiasaan yang dilakukan oleh bangsa Jepang atau masyarakat Jepang diterapkan pada masyarakat indonesia, melalui tokoh utama Pabel. Tokoh Pabel dilukiskan sebagai tokoh yang lemah dan penakut kemudian sipengarang, ini menjadikan si Pabel menjadi tokoh yang tegar dan kuat atau tidak penakut dengan cara memberikan sentuhan kebiasaan masyarakat Jepang yang selalu menghindari hal-hal yang bersifat lemah dan penakut. Berdasarkan uraian diatas menurut penulis, novel “Momiji” karya Orizuka ini secara pragmatik baik. Penulis banyak mendapatkan pelajaran yang berguna bagi kehidupan untuk menghadapi masalah yang sama jika terjadi di kehidupan nyata, maka penulis merumuskan masalah dalam bentuk pertanyaan, sebagai berikut: 1. Apa saja nilai-nilai pragmatik yang terdapat dalam Novel “Momiji” karya Orizuka yang dapat dijadikan teladan bagi pembaca ? 2. Bagaimana bentuk nilai-nilai pragmatik diungkapkan oleh Orizuka dalam novel “Momiji” melalui para tokoh cerita ?. 5 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(15) 1.3. Ruang Lingkup Pembahasan Dari permasalahan diungkapkan di latar belakang maka penulis menganggap perlu adanya pembatasan ruang lingkup dalam pembahasan. Hal ini dimaksudkan agar masalah penelitian tidak terlalu luas dan berkembang jauh sehingga dapat terarah dan sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Data yang dijadikan dalam penelitian ini adalah Novel “Momiji” Karya Orizuka(Okke Rizka Septania) yang terdiri dari 203 halaman yang diterbitkan pada tahun 2017 oleh Penerbit INARI. Dalam analisis ini, penulis memfokuskan pembahasannya mengenai nilai-nilai pragmatik pada Novel “Momiji” karya Orizuka yang terungkap lewat tokoh utama yaitu Patriot Bela Negara dengan mengambil beberapa cuplikan kalimat yang mengindeksikalkan bentuk nilai-nilai pragmatik kemudian menunjukan dan menjelaskan tindakan para tokoh cerita yang dianggap menunjukan bentuk nilai pragmatik. Agar pembahasanmasalah dalam sripsi ini memiliki akulasi data yang jelas maka pada bab II penulis juga akan menjelaskan mengenai defenisi novel, resensi novel Momiji karya Orizuka, serta biografi pengarang, studi pragmatik & semiotik sastra.. 1.4. Tujuan Dan Manfaat Penelitian 1.Tujuan Penelitian Adapun tujuan dalam penelitian ini, sesuai dengan latar belakang yang penulis kemukakan diatas adalah sebagai berikut: 6 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(16) 1. Untuk mengetahui nilai-nilai Pragmatik apa saja yang terdapat dalam Novel “Momiji” karya Orizuka 2. Untuk. mendekskripsikan. bentuk. nilai-nilai. preagmatik. yang. diungkapkan dalam Novel “Momiji” karya Orizuka. Yang dapat dijadikan cerminan yang baik bagi pembaca.. 2. Manfaat Penelitian Dengan adanya penelitian pada Novel “Momiji” karya Orizuka ini, diharapkan dapat memberikan manfaat kepada pembaca, yaitu: 1. Untuk menambah pengetahuan dan wawasan tentang nilai-nilai yang mendidik dan membinan diri kita jika yang terjadi terhadap tokoh utama Patriot Bela Negara menimpa kita. 2. Untuk menambah pengetahuan dan wawasan mengenai kerja keras, penolong dalam diri yang harus dimiliki setiap orang.. 1.5. Tinjauan Pustaka Dan Kerangka Teori 1.Tinjauan Pustaka Menurut tarigan dalam Gunawan (2010:4), novel adalah suatu cerita prosa yang fiktif dalam panjang tertentu, yang melukiskan para tokoh, gerak serta adegan kehidupan yang nyata yang respentif dalam suatu alur atau suatu keadaan yang agak kacau atau kusut. Hal ini di karenakan didalam sebuah novel akan menceritakan kisah tentang suatu keadaan yang terjadi dalam masyarakat. 7 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(17) Penelitian teori pragmatik telah dilakukan sebelumnya oleh Betrik K Tarigan program studi Sastra Jepang Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara dengan judul Analisis Pragmatik pada Novel “Aku Terlahir 500 gram dan Buta” karya Miyuki Inove. Dalam penelitian Betrik diawali dengan kelahiran tokoh Miyuki dikisahkan buta sejak lahir dan bedrat 500 gram. Seiring berjalannya waktu Miyuki dibesarkan oleh ibunya sendiri. Sang ibu menerapkan disiplin dan metode belajar tidak biasa kepadanya, seperti diajarkan untuk mandiri. Kecacatan yang dialami Miyuki menuntutdia harus berusaha lebih keras dari pada orang normal. Miyuki juga harus berani bertindak atau melakukan semua hal meski dengan resiko yang dapat melukai dirinya Penelitian tersebut mengkaji novel “Aku Terlahir 500 gram dan Buta” dari segi pragmatik dengan mengambil nilai pragmatik: perjuangan seorang Miyuki untuk hidup seperti orang normal. Sedangkan pada penelitian ini penulis mengkaji novel “Momiji” dari segi pragmatik dengan mengambil nilai pragmatik seperti nilai kerja keras, penolong, percaya diri, dan berbakti kepada orang tua. . 2. Kerangka Teori Dalam penelitian karya sastra, dibutuhkan satu pendekatan yang berfungsi sebagai acuan penulis dalam menganalisis karya tersebut, dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan pendekatan pragmatik sastra dan pendekatan semiotik. Dengan kata lain, pendekatan ini memandang karya sastra sebagai sarana untuk menyampaikan tujuan tertentu kepada pembacanya. Tujuan tersebut memberika nilai-. 8 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(18) nilai yang dapat mendidik para pembaca seperti pendidikan atau ajaran moral, dan tujuan lain. Menurut abrams dalam jabrohim (2012:67), pendekatan pragmatik karya sastra adalah model pendekatan yang melihat karya sastra berdasarkan sudut pandang pembaca. Artinya, semakin banyak pembelajaran dan nilai yang bisa diambil dalam sebuah karya sastra maka semakin baik pula karya itu dihadapan pembaca. Berdasarkan teori tersebut, penulis akan menganalisis nilai-nilai pragmatik yang terdapat dalam novel “Momiji” yang berguna untuk mendidik atau mengedukasi penulis sebagai pembaca selain sebagai media hiburan yang menyenangkan. Hal ini dilakukan dengan cara mengambil beberapa cuplikan yang mengindeksikalkan nilainilai yang dapat dijadikan teladan atau contoh dalam kehidupan. Selain pendekatan pragmatik penulis juga menggunakan pendekatan semiotik. Semiotik adalah ilmu atau metode analisis untuk mengkaji tanda yang dikemukakan. oleh. Ferdinand. De. Saussure. (1857-1913). dalam. http://junaedi2008.blogspot.com dalam teori ini semiotik dibagi menjadi dua bagia yaitu penanda dan pertanda. Penanda dilihat sebagai bentuk atau wujud sedangkan pertanda dilihat sebagai makna yang terungkap melalui konsep atau nilai-nilai yang terkandung didalam karya arsitektur. Dengan pendekatan semiotik penulis dapat menjelaskan segala tanda yang merujuk pada nilai-nilai pesan pragmatik yang terdapat dalam novel “Momiji” karya Orizuka. Yang dapat menjadi cerminan bagi pembaca. Dalam sebuah novel tanda itu terdapat dalam cuplikan-cuplikan yang dirangkai pengarang dalam suatu alur cerita. Berdasarkan uraian diatas, penelitian ini terlebih dahulu membaca dan menganalisis isi cuplikan yang berkaitan dengan 9 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(19) pendekatan nilai pragmatik. Kemudian, mengambil beberapa cuplikan yang ada kaitannya dengan nilai-nilai pragmatik. Selanjutnya, penulis menafsirkan tanda-tanda tersebut untuk mengetahui nilai-nilai pragmatik yang diungkapkan oleh Orizuka.. 1.6. Metode Penelitian Karya sastra adalah fenomena yang unik. Didalamnya penuh serangkaian makna dan fungsi yang sering kabur dan tak jelas, terkait bahwa karya sastra memang syarat dan imajinatif. Karena itu, peneliti sastra harus mengungkapkan kekaburan itu menjadi jelas dengan suatu metode. Dalam menulis sebuah karya ilmiah dibutuhkan sebuah metode penelitian sebagai alat untuk mencapai tujuan yang di maksud. Metode merupakan cara mengungkapkan kebenaran yang objektif. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Menurut Juniyah dan Arifin (2010:113), metode penelitian dekskriptif adalah metode yang digunakan untuk menggambarkan, menguraikan dan menjelaskan fenomena objek penelitian secara alami, objektif dan apa adanya (faktual). Metode dekskriptif umunya dimulai dengan mengklasifikasikan objek kemudian hasil klasifikasi tersebut dianalisis secara dekskriptif. Kemudian Sukmadinata menjelaskan bahwa penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang ditunjukan untuk mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena alamiah maupun fenomena buatan (http://nurfatimahdaulay18.blogspot.co.id). Penulis menggunakan metode penelitian deksriptif karena penelitian ini mempunyai tujuan untuk memperoleh jawaban yang terkait dengan pendapatan, 10 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(20) tanggapan atau persepsi seseorang sehingga pembvahasannya harus secara kualitatif atau menggunakan uraian-uraian kata-kata. Selain itu, penulis juga menggunakan metode pustaka (liblary research yang diakses pada 29 November dan 12 Desember 2017) digunakan untuk mengumpulkan data-data yang berguna untuk mendukung teori. Penulis mengambil data kepustakaan yang bersumber dari buku, hasil-hasil penelitian (skripsi), internet, dan sumber-sumber lainnya yang dibutuhkan. Tujuan dari pustaka ini adalah untuk mencari fakta-fakta dan mengetahui konsep metode yang digunakan. Adapun langkah-langkah yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah: 1. Mengumpulkan data dan referensi atau buku-buku yang berhubungan dengan objek penelitian, tentang kajian pragmatik sastra dan semiotik. 2. Membaca novel “Momiji” karya Orizuka. 3. Mencari, mengumpulkan, menganalisis, dan mendeskripsikan nilai-nilai yang terdapat dalam novel “Momiji” yang dianggap memberikan cerminan yang bagus bagi pembaca. 4. Menyusun seluruh data yang telah dianalisis menjadi sebuah laporan berbentuk skripsi.. 11 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(21) BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP CERITA NOVEL “MOMIJI” KARYA ORIZUKA, STUDI PRAGMATIK DAN SEMIOTIK SASTRA 2.1 Definisi Novel Novel berasal dari bahasa Italia Novella. Secara harfiah, Novella berarti sebuah “barang baru yang kecil” dan kemudian diartikan sebagai “cerita pendek dalam bentuk prosa” (Abram dakam Nurgiantoro, 1995:4). Dewasa ini Novella mengandung pengertian yang berarti sebuah karya prosa fiksi yang panjangnya cukup, tidak terlalu panjang, namun tidak terlalu pendek. Novel adalah kisahan atau cerita yang diemban oleh pelaku-pelaku tertentu dengan pemeranan, latar serta tahapan dan rangkaian cerita tertentu yang bertolak dari hasil imajinasi pengarangnya sehingga menjalin suatu cerita (Aminuddin, 2000:66). Menurut H.B Jassin dalam Suroto (1989:19), Novel ialah suatu kejadian yang luar biasa dari kehidupan orang-orang (tokoh cerita), luar biasa karena dalam kejadian ini terlahir suatu konflik atau suatu pertikaian yang mengalihkan perubahan nasib mereka. Berdasarkan perkembangannya, novel terdiri dari beberapa jenis, yaitu; A. Novel Picaresque Novel Picaresque merupakan novel yang dibangun diatas tradisi ceita-cerita Spanyol abad ke-16, yang secara tipikal melukiskan bagaimana seorang picaro (bandit). 12 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(22) dengan segala kecerdikannya hidup dalam satu perjalanan ke perjalanan lainnya. Latar ceritanya kehidupan “rendah” kehidupan kumal, bersifat episodic, sering tidak memiliki plot yang baik, serta langkahnya tokoh yang mengalami perubahan psikologis. B.Novel Teenlint Novel yang ditujukan untuk para remaja. Segala yang diceritakan dalam novel jenis ini disesuaikan dengan tumbuh kembang remaja pada umumnya,dan sulitnya proses mencari jati diri. Biasanya topik cerita untuk jenis ini adalah tentang cinta dan persahabatan. C. Novel Regional Novel Regional adalah novel yang latarnya, atau “warna daerahnya” memainkan peranan yang sangat penting. Dalam pandangan tradasional daerah yang dimaksud adalah daerah terpencil atau pegunungan. D. Novel Satir Novel ini merupakan novel yang tidak harus berbentuk prosa dan bersifat rekaan namun didalamnya mengandung makna “melebih-lebihkan”, yang melibatkan khayalan fiktif dalam kadar tertentu. E. Novel Tesis Novel ini mengisyaratkan bahwa ia tesis atau argument tertentu yang mendasari ceritanya. 13 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(23) F. Novel Gotik (Roman Noir) Novel Gotik merupakan novel yang memunculkan tokoh-tokoh, latar, dan situasi khas yang berkaitan dengan abad pertengahan. G. Roman Feuileton Novel ini merupakan novel yang diterbitkan secara “mencicil” dan tanpa mengalami pemotongan dalam suatu surat kabar. H. Roman – Fleuve Novel ini berkenaan dengan tokoh-tokoh atau peristiwa-peristiwa yang sama dan selalu muncul dari satu novel ke novel lain yang membentuk urutan dan melengkapi satu sama lain. I. Metafiksi Novel jenis ini merujuk pada sejenis novel atau cerpen yang secara sengaja mengoyak ilusi fiktif dan mengomentari secara langsung hakikat fiksinya. J. Fiksi Ilmiah Dalam maknanya novel ini merupakan karya cerita yang merupakan penggambaran ilmu pengetahuan modern, terutama perjalanan antar planet dan dunia luar angkasa.. 14 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(24) K. Faksi Dalam karya ini teknik-teknik novel digunakan untuk memunculkan kembali peristiwa-peristiwa sejarah bagi pembacanya. Berdasarkan pemaparan diatas, novel “momiji” karya Orizuka tergolong jenis novel Teenlint. Dimana dalam novel tersebut ditujukan pada remaja, disesuaikan dengan tumbuh kembangnya remaja pada umumnya dan sulitnya mencari jati diri seperti yang terjadi pada tokoh Patriot Bela Negara dan Momiji. 2.2 Resensi Novel “Momiji” karya Orizuka Sebuah karya sastra dibangun atas unsur instrinsik seperti tema, penokohan, alur atau plot, dan latar atau setting. Hal ini merupakan struktur formal dalam sebuah novel “Momiji” karya Orizuka. 2.2.1 Tema Tema adalah pokok pikiran atau pokok permasalahan yang hendak disampaikan oleh pengarang kepada pembaca melalui jalinan cerita yang dibuatnya (Aminuddin,2000:88) Dalam upaya pemahaman tema pembaca perlu memperhatikan beberapa langkah sebagai berikut: 1. Memahami setting Dalam prosa fiksi yang dibaca. 2. Memahami penokohan dan perwatakan para perilaku. 3. Memahami satuan peristiwa, pokok pikiran serta tahapan peristiwa.. 15 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(25) 4. Memahami plot atau alur cerita. 5. Menghubungkan pokok-pokok pikiran yang satu dengan lainya yang disimpulkan dari satuan-satuan peristiwa yang terpapar dalam cerita. 6. Menentukan sikap penyair terhadap pokok-pokok pikiran yang ditampilkan. 7.Mengidentifikasi tujuan pengarang memaparkan ceritanya dengan bertolak dari satuan pokok pikiran serta sikap penyair terhadap pokok pikiran yang ditampilkan. Dalam menemukan tema dalam suatu novel, pembaca sebetulnya juga dapat menentukan nila-nilai yang berhubungan dengan masalah manusia dan kemanusiaan, hidup dan kehidupan serta perbuatan dan tingkah laku manusia. Seperti yang diungkapkan Walter Loban dalam Siswanto (2008: 161) yang mengatakan bahwa dalam mengungkapkan masalah kehidupan dan kemanusiaan lewat karya prosa, pengarang berusaha memahami keseluruhan masalah itu secara internal dengan jalan mendalami sejumlah masalah itu dan hubungannya dengan satu individu atau dengan kelompok masyarakat. Berdasarkan konsep yang telah diuraikan diatas maka tema dalam novel “Momiji” karya Orizuka ini adalah perubahan sifat dan pola pikir tokoh pabel dari penakut dan lemah menjadi tokoh yang tegar, kuat atau tidak penakut, dengan cara memberikan sentuhan kebiasaan. Kebiasaan yang dimaksud adalah kebiasaan masyarakat Jepang yang selalu menghindari hal-hal yang bersifat lemah dan penakut.. 16 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(26) 2.2.2 Tokoh Tokoh menurut Abram dalam Nurgiyantoro adalah orang-orang yang ditampilkan dalam suatu karya naratif, atau drama yang pembaca tafsirkan memiliki kualitas moral dan kecenderungan tertentu seperti yang diekspresikan dalam ucapan dan apa yang dilakukan dalam tindakan (Nurgiyantoro, 2002:165), Melalui tokoh cerita, penulis juga dapat menyampaikan pesan, amanat, moral atau sesuatu yang memang ingin disampaikan oleh pembaca (Nurgiyantoro, 2002:167). Berdasarkan perannya tokoh terbagi dua yaitu : yaitu tokoh utama dan tokoh pembantu. Tokoh utama adalah tokoh yang memiliki peranan penting dalam suatu cerita. Tokoh ini merupakan tokoh yang paling banyak diceritakan, baik sebagai pelaku kejadian maupun yang dikenai kejadian. Bahkan pada novel-novel tertentu, tokoh utama senantiasa hadir dalam setiap kejadian dan dapat ditemui dalam tiap halaman buku cerita yang bersangkutan. Sedangkan tokoh pembantu adalah tokoh yang memiliki peranan tidak penting dalam cerita dan kehadiran tokoh ini hanya sekedar menunjang tokoh utama (Aminuddin, 2000: 79-80). Berdasarkan penjelasan diatas pada penelitian ini penulis akan membahas tokoh utama dalam novel “Momiji” karya Orizuka bernama Patriot Bela Negara. Patriot Bela Negara (Pabel) dikisahkan memiliki sifat dan kepribadian yang tidak sesuai dengan namanya, seorang Patriot yang seharusnya memiliki sifat berani dan bertanggung jawab namun dalam novel ini Pabel justru bersifat sebaliknya ia memiliki sifat penakut, lemah, dan tidak percaya diri sehingga Pabel pun menjadi. 17 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(27) bahan olok-olokan teman semasa sekolah. Pabelpun memutuskan pergi ke Jepang dan bertemu dengan tokoh pembantu (Momiji). 2.2.3 Alur atau Plot Menurut Aminuddin (2000: 83) alur ialah rangkaian cerita yang dibentuk oleh tahapan-tahapan peristiwa sehingga menjalin suatu cerita yang dihadirkan oleh para pelaku dalam suatu cerita. Kemudian menurut Aziez dan Hasim (2007: 83) alur bukan hanya sekedar cerita melainkan alat yang digunakan pengarang untuk mengakap dan mempertahankan perhatian atau minat baca pembaca. Sehubungan dengan pendapat diatas, Loban dkk. dalam Aminuddin (2000: 84) menggambarkan gerak tahapan alur cerita seperti halnya gelombang. Gelombang itu berawal dari eksposisi, komplikasi atau intrik-intrik awal yang akan berkembang menjadi konflik, klimaks, relevasi atau penyingkatan tabir suatu problema, dan penyelesaikan yang membahagiakan. Alur sendiri mempunyai sejumlah tahapan, dimana tahapan-tahapan tersebut adalah sebagai berikut : 1. Tahap pengenalan (Eksposition atau Orientasi) adalah tahapan pertama dalam alur cerita. Dalam tahap ini, unsur-unsur dalam cerita seperti tokoh, latar tempat, waktu, dan suasana dihadirkan ditahap ini. 2. Tahap kemunculan konflik (Rising Action) merupakan tahap munculnya konflik dalam cerita. Konflik biasanya muncul dari pertentangan antar tokoh, atau si tokoh utama mengalami masalah yang tidak diduga.. 18 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(28) 3. Tahap konflik memuncak (Turning Point atau Klimaks) permasalahan yang sudah di perkenalkan di tahap sebelumnya kemudian memuncak di tahap ini. Hal itu membuat sang tokoh mengalami ketegangan dan kesulitan dalam menghadapi konflik yang dia hadapi. 4. Tahap Konflik Menurun (Antiklimaks) permasalahan yang memuncak di dalam suatu cerita mulai menurun di tahap ini. Dalam tahap ini, sang tokoh mulai mengetahui cara mengatasi konflik yang tengah dia hadapi. Ketegangan yang dialami pembaca atau penonton pun mulai menurun di tahap ini. 5. Tahap Penyelesaian (Resolution) ditahap ini, semua masalah yang tersaji di dalam cerita sudah terselesaikan. Tidak ada konflik lanjutan karena semua konflik sudah diselesaikan oleh sang tokoh di dalam cerita yang disajikan. Dengan demikian berdasarkan cerita diatas penulis akan membahas tahap-tahap alur. Dimulai dari tahap pertama yaitu tahap pengenalan, dalam tahap ini tokoh Pabel dikisahkan mempunyai nama Patriot Bela Negara tetapi dalam cerita novel ini Pabel dikisahkan memiliki sifat dan kebribadian yang tidak sesuai dengan namanya. Seorang Patriot yang seharusnya memiliki sifat berani dan bertanggung jawab namun sebaliknya Pabel memiliki sifat penakut, lemah dan tidak bertanggung jawab. Dalam tahap kedua yaitu tahap kemunculan konflik, saat Pabel berada di Jepang muncul konflik-konflik baru dalam hidupnya karena telah bertemu dengan Momiji. Dalam cerita ini Momiji dikisahkan memiliki sifat yang kasar dan egois sehingga Pabel merasa dirugikan dalam bentuk materi. Karena harus mengeluarkan banyak uang selama kehidupannya di Jepang bersama Momiji.. 19 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(29) Tahap ketiga, tahap konflik memuncak Pabel harus kehilangan wanita impiannya karena salah paham oleh Momiji. Dan Pabel harus berjuang untuk kehidupannya di Jepang pada sementara waktu dikarenakan uang tabungannya mulai menipis. Dimana juga Momiji salah paham dengan Pabel dan Nanami-san (ibu Momiji) dan memutuskan untuk pergi dari rumah Tahap keempat, yaitu tahap konflik menurun Pabel berusaha untuk mencari Momiji untuk menjelaskan salah paham yang terjadi, saat bertemu dengan Momiji, Momiji sedang dianiaya oleh mantan temannya yaitu para yanki. Pabelpun memutuskan untuk menolong Momiji walaupun dalam keadaan takut dan terkena pukulan. Tahap kelima, yaitu tahap penyelesaian atau tahap akhir. Nanami-san datang untuk menolong Momiji dan karena kejadian itu semua orang tau bahwa Nanami-san adalah seorang mantan ketua yanki. Akhirnya Momiji meminta maaf kepada Nanamisan dan keluarganya, karena telah mengambil keputusan yang salah dan mereka pun berpelukan hangat dengan rasa cinta. Pabelupun merasa senang, puas karena telah membantu Momiji dan kebersamaanya bersama Momiji selama ini berhasil membuat Pabel menjadi tidak penakut dan bertanggung jawab. Berikut ini penjelasan jenis-jenis alur yaitu : 1. Alur Maju adalah tahapan peristiwa, dalam alur ini diawali dengan pengenalan cerita, awal perselisihan, menuju konflik, konflik memuncak, dan diakhiri dengan penyelesaian konflik.. 20 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(30) 2. Alur Mundur adalah tahapan peristiwa dimulai dari konflik dan akhir cerita, diungkapkan latar belakang terjadinya konflik. 3. Alur Campuran merupakan gabungan antara alur maju dan alur mundur. Alur jenis ini memang tidak mudah dipahami tahapan melompat-lompat. Cerita jenis ini membutuhkan konsentrasi tinggi untuk memahami jalan cerita. http://pengertianahli.id/2014/09/pengetian-alur-dan-jenis-alur.html Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa alur berfungsi sebagai kerangka karangan yang dijadikan pedoman dalam mengembangkan cerita dan bagvi pembaca alur berfungsi untuk memberikan pemahaman terhadap keseluruhan isi cerita secara jelas dan runjut. Alur yang terdalam dalam novel “Momiji” karya Orizuka adalah alur maju dimana menceritakan dari masa tokoh Pabel di Indonesia sampai akhirnya bersekolah singkat di Jepang. 2.2.3 Latar atau Setting Dalam karya sastra tokoh diceritakan tidak luput dari peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam cerita. Peristiwa atau kejadian, tempat, waktu maupun keadaan masyarakat sekitar yang mendukung cerita disebut latar atau setting. Menurut Abrams dalam Siswanto (2000:149) latar adalah tempat umum (general locate), waktu kesejarahan (historical time), dan kebiasaan masyarakat (social circumstances). Sedangkan menurut Aziez dan Halim (2010: 74) latar atau setting merupakan istilah yang berkaitan dengan elemen-elemen yang memberikan kesan abstrak tentang lingkungan, baik tempat maupun waktu, dimana para tokoh menjalankan perannya.. 21 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(31) Latar biasanya diwujudkan dengan menciptakan kondisi-kondisi yang melengkapi cerita. Pada umumnya latar dibagi menjadi tiga, yaitu latar waktu, latar tempat, latar suasana(sosial). 2.2.4.1 Latar Waktu latar waktu menggambarkan kapan sebuah peristiwa itu terjadi. Dalam sebuah cerita sejarah, hal ini penting diperhatikan. Sebab waktu yang tidak konsisten akan menyebabkan racunya sejarah itu sendiri. Latar waktu juga meliputi lamanya proses penceritaan. Latar waktu dalam novel “Momiji” karya Orizuka adalah pada masa Jepang sudah modern. Hal ini bisa dilihat dari transportasi kereta api bawah tanah, bangunan mewah, arena seluncur, minimarket, Osaka loop line. Peristiwa- peristiwa dalam novel berlangsung pada awal desember saat musim Momiji atau musim gugur. 2.2.4.2 Latar Tempat Latar tempat menggambarkan lokasi terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam lokasi terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam sebuah cerita. Penggambaran latar tempat ini hendaklah tidak bertentangan dengan realita tempat yang bersangkutan, hingga pembaca (terutama yang mengenal tempat tersebut) menjadi tidak yakin dengan apa yang kita sampaikan. Agar dapat mendekskripsikan suatu tempat secara meyakinkan, pengarang perlu menguasai situasi geografis lokasi yang bersangkutan. Sebab, tentunya tidak ada satupun desa, kota atau daerah yang précis dengan daerah lainnya.. 22 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(32) Dalam novel “Momiji” karya Orizuka lokasi berlangsungnya cerita bervariasi sesuai dengan peristiwa-peristiwa yang terjadi yaitu di rumah, minimarket, Stasiun Shin-Imamamiya, Darcy Academy, taman istana Osaka, Universitas Osaka, Stasiun Osaka Jokoen, Dotonbori, jembatan Ebisu, Stasiun Hiroshima, Osaka Loop Line, arena seluncur es. 2.2.4.3 Latar Suasana (sosial) Latar sosial mencakup hal-hal yang berhubungan dengan kondisi tokoh atau masyarakat yang diceritakan dalam sebuah cerita. Termasuk didalamnya adat istiadat, keyakinan, perilaku, budaya, dan sebagainya. Latar sosial sangat penting diketahui secara benar sebagaimana latar tempat, sebab hal ini berkaitan erat dengan nama, bahasa dan status tokoh cerita. Latar sosial dapat meyakinkan dan menggambarkan suasana kedaerahan tertentu melalui kehidupan sosial masyarakat. Status sosial tokoh merupakan salah satu hal yang perlu diperhitungkan dalam pemilihan latar. Dalam novel “Momiji” karya Orizuka. kehidupan tokoh Pabel tergambar. memiliki sifat dan kepribadian yang tidak sesuai dengan namanya. Seorang patriot yang seharusnya memiliki sifat berani, pekerja keras. Namun sebaliknya tokoh Pabel bersifat penakut, lemah, tidak percaya diri sehingga Pabel pun menjadi bahan olokolokan teman-temannya semasa sekolah. Karena itupun Pabel berniat untuk pergi ketempat dimana tidak ada seorangpun yang mengenal dan mengerti arti namanya. Pabelpun memutuskan untuk pergi ke Negara Jepang. Hal ini dikarenakan masyarakat Jepang adalah orang-orang yang tidak suka ikut campur dengan urusan oarng lain.. 23 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(33) Latar sosial yang diambil adalah kehidupan tokoh Pabel yang penakut dan lemah menjadi tokoh yang tegar, kuat atau tidak penakut, dengan cara memberikan sentuhan kebiasaan. Kebiasaan yang dimaksud adalah kebiasaan masyarakat Jepang yang selalu menghindari hal-hal yang bersifat lemah dan penakut. Dan kebiasaan yang dilakukan Pabel dan Momiji untuk saling terbuka dengan masalah masingmasing sehingga Pabel menjadi baik dari sifatnya sebelum pergi ke Jepang. Dalam novel ini pengarang juga menggambarkan kehidupan antar sesama manusi meskipun orang tersebut baru kita kenal. 2.3 Biografi Pengarang Pengarang novel “Momiji” adalah Orizuka (nama asli Okke Rizka Septiani) lahir di Palembang pada tanggal 14 september 1986. Orizuka adalah pengarang novel remaja Indonesia yang telah menghasilkan 22 karya. Salah satunya yaitu summer breeze telah diangkat ke layar lebar pada tahun 2008. Ia merupakan penggemar thiller yang senang mempelajari bahasa asing. Selain menulis, Orizuka juga gemar membaca, menonton, dan mendengarkan musik. 2.4 Studi Pragmatik Semiotika Sastra Dalam penelitian ini penulis menggunakan pragmatik sastra untuk menganalisis nilai-nilai yang terkandung dalam cerita novel “Momiji” karya Orizuka, penulis menggambil beberapa cuplikan yang mengindeksikalkan nilai-nilai yang dapat dijadikan teladan atau contoh dalam kehidupan. Menurut Siswanto (2008: 190) pendekatan pragmatik adalah pendekatan kajian sastra yang menitikberatkan. 24 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(34) kajiannya terhadap peranan pembaca dalam menerima, memahami, dan menghayati karya sastra. Maksudnya pembaca sangat berperan penting dalam menentukan sebuah karya itu merupakan karya sastra atau bukan. Karena sadar atau tidak sadar, sengaja atau tidak sengaja, akhirnya karya sastra akan sampai juga kepada pembaca, ditujukan kepada pembaca. Maka pada hakikatnya karya yang tidak sampai ketangan pembaca, bukanlah karya sastra. Hal ini selaras dengan pendapat Horatuis dalam Siswanto (2008: 190) yang menyatakan bahwa tujuan penyair/ pengarang untuk member nikmat, ataupun sekaligus mengatakan hal-hal yang enak dan berfaedah untuk kehidupan. Menurut Endrawasra (2008: 115) pragmatik sastra adalah cabang penelitian yang mengarah ke aspek kegunaan sastra. Penelitian ini muncul atas dasar ketidakpuasan terhadap penelitian sruktural murni yang memandang karya sastra itu sebagai teks saja. Hal ini disebabkan kajian struktural dianggap hanya mampu menjelaskan makna karya sastra dari aspek permukaan. Maksudnya kajian structural sering melupakan aspek pembaca sebagai aspek penerima makna atau pemberi makna. Karena itu muncul kajian pragmatik yakni kajian yang berorientasi pada kegunaan karya sastra bagi pembacanya. Dari teks pragmatik, karya sastra dapat dikatakan berkualitas apabila memenuhi keinginan pembaca. Maksudnya, betapapun hebatnya sebuah karya sastra, jika tidak dapat dipahami oleh pembaca karya tersebut dapat dikatakan gagal. Karya sastra tersebut tergolong black literature (sastra hitam) yang hanya dibaca oleh pengarangnya. Karena itu yang terpenting dari aspek pragmatik adalah mampu. 25 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(35) menumbuhkan kesenangan pembacanya. Hal ini selaras dengan pendapat Sidney dalam Endraswara (2008: 117) yang mengatakan bahwa sastra hendaknya mempunyai fungsi to teach (memberikan ajaran) dan delight (member kenikmatan). Selain pendekatan pragmatik, penulis juga menggunakan teori semiotik untuk melihat tanda (makna) nilai-nilai dalam novel dan manfaat novel tersebut bagi para pembaca. Semiotik berasal dari bahasa yunani semeion yang berarti tanda. Hoed dalam Nurgiyantoro (1995: 40) berpendapat bahwa semiotika adalah ilmu atau metode analisi mengkaji tanda. Tanda adalah sesuatu yang mewakili sesuatu yang lain yang dapat berupa pengalaman, pikiran, gagasan mata, mulut, bentuk tulisan, warna, bendera, bentuk dan potongan rumah, pakaian, karya seni dan lain-lain yang berada dalam kehidupan kita. Teori Saussure dalam Nurgiyantoro (1995: 39) berpendapat bahwa bahasa merupakan sebuah sistem tanda, dan sebagai suatu tanda bahasa yang mewakili sesuatu yang lain yang disebut makna. Dengan demikian, penulis akan menggunakan kajian semiotika untuk menjelaskan makna melalui tanda-tanda dalam kutipan teks novel “Momiji” karya Orizuka yang memiliki nilai pragmatik.. 26 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(36) BAB III ANALISIS PRAGMATIK TERHADAP CERITA NOVEL “MOMIJI” KARYA ORIZUKA 3.1 Sinopsis cerita novel “Momiji” karya Orizuka Novel “Momiji” karya Orizuka ini menceritakan kehidupan seorang tokoh bernama Patriot Bela Negara atau disingkat dengan panggilan Pabel. Tokoh Pabel dikisahkan memiliki sifat dan kepribadian yang tidak sesuai dengan namanya. Seorang Patriot yang seharusnya memiliki sifat berani, pekerja keras. Namun dalam novel ini Pabel justru bersifat sebaliknya ia memiliki sifat penakut, lemah, tidak percaya diri. Sehingga Pabelpun menjadi bahan olok-olokan temannya semasa sekolah. Karena itu Pabel berniat untuk pergi ke tempat dimana tidak ada seorangpun yang mengenal dan mengerti arti namanya. Pabel pun memutuskan pergi ke Negara Jepang. Hal ini dikarenakan masyrakat Jepang adalah orang-orang yang tidak suka ikut campur tangan dengan urusan orang lain dan alasan lainya Pabel ingin ke Negara Jepang karena ingin bertemu dengan Yamato Nadeshiko (wanita idieal/ wanita impian Pabel). untuk itu Pabel membekali diri dengan bertahun-tahun les bahasa Jepang dan berkuliah bahasa Jepang. Saking seriusnya, Pabel sudah lulus N2 di tahun kedua kuliahnya. Pabel juga menabung mati-matian untuk ikut program pendek di sebuah sekolah bahasa swasta, bahkan rela mengambil cuti kuliah satu semester untuk menjalaninya.. 27 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(37) Ketika sudah di Jepang, pagi ini: Jepang, Osaka, lebih tepatnya lagi, rumah keluarga Shiraishi. Keluarga Shiraishi adalah keluarga angkat tempat Pabel tinggal selama di Jepang. Keluarga Shiraishi mempunyai anak perempuan yang berusia sebaya dengan Pabel, namanya Momiji. Momiji yang berarti dedaunan yang berubah merah di musim gugur, dedaunan yang seolah memberikan rasa hangat di tengah kedinginan musim itu, tetapi Momiji dikisahkan memiliki nama yang juga tidak sesuai dengan arti namanya. Dalam novel ini Momiji dikisahkan memiliki sifat yang kasar selain itu Momiji juga merupakan anak yanki (sekumpulan anak muda Jepang yang dianggap badung dan pemberontak). Dalam novel ini juga terjadi konflik antara ibu dan anak yaitu Momiji dan Nanami-san (ibu Momiji). Setelah Pabel dan Momiji bertemu mereka saling terbuka terhadap masalah kehidupan masing-masing . dalam novel ini Momiji dikisahkan bekerja menjadi pengawal Pabel selama di Jepang, pekerjaan ini diusulkan oleh Nanami-san karena ingin tahu apa saja yang dilakukan Momiji dan gaji yang di terima Momiji dari Pabel akan diganti dua kali lipat oleh Nanami-san. Walaupun gaji Momiji yang diberikan Nanami-san melalui Pabel dua kali lipat, Pabel tetap saja merasakan kerugian karena biaya yang ia keluarkan selama di Jepang dengan Momiji lebih besar dari pada gaji yang diberikan Nanami-san. Selama Momiji dan Pabel bersama mereka saling membantu dalam menghadapi permasalah. Pada saat di sekolah Pabel bertemu dengan Yamato Nadeshiko dan Momiji membantu Pabel untuk mewujudkan citacitanya mendekati Yamato Nadeshiko dengan cara taruhan dengan Yamato Nadeshiko agar mau berkencan dengan Pabel, cara Momiji berhasil membuat Pabel. 28 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(38) kencan dengan Yamato Nadeshiko tetapi lama-kelamaan Yamato Nadeshiko merasa salah paham. Yamato Nadeshiko merasa bahwa ia menjadi bahan candaan Pabel dan Momiji dan memutuskan untuk tidak mau lagi bertemu dengan Pabel dan Momiji. Pada pagi hari, dirumah keluarga Shiraishi Momiji tidak sengaja mendegar percakapan Pabel dan Nanami-san. Momiji merasa di khianati karena Pabel dan Nanami-san bekerja sama untuk memata-matai Momiji dan Momijipun tidak terima dan pergi dari rumah. Akhirnya Pabel memutuskan untuk pergi mengejar Momiji karena merasa bersalah pada Momiji dan ingin menjelaskan sesuatu kepada Momiji bahwa itu hanya salah paham. Pabel memutuskan untuk pergi mencari di Dotonbori, tempat dimana Momiji sering menenangkan diri. Sesampainya di Dotonbori Pabel melihat kerumunan para yanki yang sedang bertengkar. Benar saja Momiji ada di tengah-tengah lingkarang tersebut, kumpulan para yanki itu adalah mantan teman Momiji. Dan mereka ingin mengeroyok Momiji. Pada saat itu Pabel memberanikan diri untuk membela Momiji dan Pabelpun terkena beberapa pukulan dari satu orang gadis yanki. Tidak lama kemudian Nanami-san datang untuk membantu anaknya Momiji dari pengeroyokan tersebut, Nanami-san memberikan satu ketokan dengan bambo yang dibawanya dari rumah dan membuat ketua yanki tersebut jatuh. Akhirnya semua sadar bahwa Nanami-san adalah mantan ketua yanki yang bisa dilihat dari tato dilengannya. Momijipun akhirnya meminta maaf kepada Nanami-san (ibunya). Ia menyesal telah mengambil keputusan yang salah dan tidak pernah peduli dengan keluarganya. Dan mereka pun berpelukan saling memberikan rasa cinta. Kemudian dengan cara. 29 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(39) memberikan sentuhan kebiasaan Pabel berubah menjadi baik. Pabel yang dulunya penakut, lemah tidak percaya diri menjadi lebih kuat, tidak penakut, lebih percaya diri. Sentuhan kebiasaan yang dimaksud adalah kebiasaan masyarakat Jepang yang selalu menghindari hal-hal yang bersifat lemah dan penakut. 3.2 Nilai-nilai pragmatik yang terdapat dalam novel “Momiji” karya Orizuka 1. Cuplikan cerita halaman 6-7 Diam-diam aku punya jiwa pemberontak. Setiap anak introvert yang tumbuh besar bersama ejekan pasti pernah berkhayal untuk balas dendam sekali- dua kali. Karena semua itulah, aku disini di Jepang, untuk membalas dendam dengan meninggalkan sejenak kekacauan yang dibuat namaku di Negaraku sendiri. Alasan utama? Aku ingin bertemu dengan gadis yang tidak tahu arti namaku. Gadis yang tidak punya ekspetasi apapun terhadap diriku. Gadis jelmaan Yamato Nadeshiko (wanita ideal) yang kalau bisa seperti Chitanda Eru (karakter anime-anime / gadis idamanku). Untuk menemuinya, aku membekali diri dengan bertahun-tahun les bahasa Jepang dan berkuliah dijurusan Sastra Jepang. Saking seriusnya, aku sudah lulus N2 ditahun kedua kuliahku. Aku juga menabung mati-matian untuk ikut program pendek disebuah sekolah bahasa swasta (bukan beasiswa karena aku pernah gagal dan sudah tidak sabar lagi untuk pergi), bahkan rela mengambil cuti kuliah satu semester untuk menjalaninya.. 30 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(40) Sebenarnya, aku bisa saja datang ke Jepang tanpa harus bersekolah, tetapi jika demikian, kemungkinan besar aku hanya akan diberi izin tinggal di Negara ini selama maksimal lima belas hari oleh kedutaan. Aku harus punya alasan kuat supaya bisa tinggal sedikit lenih lama di sini. Beruntung, aku menemukan sekolah bahasa yang biayanya tidak terlalu mahal. Analisis : Dalam cuplikan kalimat ini Untuk. menemuinya, aku membekali diri dengan. bertahun-tahun les bahasa Jepang dan berkuliah dijurusan Sastra Jepang. Saking seriusnya, aku sudah lulus N2 ditahun kedua kuliahku. Dari kalimat tersebut mengindeksikalkan adanya keseriusan dari seorang tokoh Pabel untuk membekali diri mengikuti program jangka pendek di Jepang. Hal ini dapat dilihat dari tokoh Pabel yang belajar bahasa Jepang sehingga lulus N2, ditahun kedua kuliahnya. Selain itu Pabel juga menabung mati-matian untuk mengikuti program pendek Jepang yang dapat dilihat dari kalimat. Aku juga menabung mati-matian untuk ikut program pendek disebuah sekolah bahasa swasta (bukan beasiswa karena aku pernah gagal dan sudah tidak sabar lagi untuk pergi), bahkan rela mengambil cuti kuliah satu semester untuk menjalaninya. Dari kalimat tersebut mengindeksikalkan adanya unsur keseriusan menabung dari tokoh Pabel untuk mewujudkan keinginanya. Nilai pendidikan yang diajarkan dalam cuplikan teks diatas adalah keseriusan dalam mencapai tujuan yang diinginkan. Hal ini dikarenakan untuk mencapai tujuan yang kita inginkan, kita harus berusaha dengan berbagai cara yang baik untuk. 31 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(41) mencapai tujuan tersebut. Dan Pabel juga ingin menunjukkan bahwa Pabel bisa menjadi orang yang lebih berguna untuk orang lain dan tidak selemah yang di bilang orang kepadanya. Pabel ingin menunjukkan ke teman-temannya di Indonesia yang telah menyepelekan dirinya. Dengan cara belajar bahasa Jepang bersungguh-sungguh, dibuktikan dengan bertahun-tahun les bahasa Jepang dan berkuliah bahasa Jepang. hingga di tahun keduanya kuliah Pabel sudah lulus N2. Pabel juga menabung matimatian agar bisa ikut program pendek bahasa Jepang di Negara Jepang. Bahkan Pabel rela mengambil cuti kuliah satu semester untuk menjalani program pendek bahasa Jepang di Negara Jepang. 2. Cuplikan cerita halaman 28-30 Apasih yang dipikirkan gadis itu? Apa dia benar-benar mau lompat? Kalau dia benar-benar melompat, bagaimana dengan Nanami-san?. Wanita itu pasti akan. menyesal setengah mati sudah mengusir anaknya sendiri dari rumah. Selain itu, itu artinya aku akan menghadapi tragedi dikunjunganku di Jepang. Kemungkinan itu mengerikan itu sontak membuatku berteriak, “Momiji-san!” Aku langusng mendapatkan perhatian penuh Momiji. “oh, pencuri susu,” kata Momiji ketika mengenaliku, tetapi kemudian dia mengernyit curiga. “Bagaimana kau tahu namaku?” “Itu tidak penting!” seruku. “Anda harus turun, nanti jatuh!” “Memangnya kenapa kalau aku jatuh?” balas Momiji.. 32 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(42) “Jangan!” pekikku, cukup yakin tidak akan bisa bangkit dari trauma kalau aku menyaksikannya melakukan itu. Momiji mendengus keras-keras. “kalau aku tidak lompat, kau mau bertanggung jawab atas hidupku?” “Momiji-san, saya mohon, pikirkanlah baik-baik.”. Bujukku lagi, sambil. berusaha keras memutar otak. “Nanami-san ibu anda, dia tidak serius saat mengusir anda tadi.” “Begini saja.” Momiji tahu-tahu berkata lagi dengan nada dipanjangpanjangkan ala yankiinya. “kau kembali ke rumahku. Bilang kepadanya aku sedang mencoba melompat. Kalau dia datang dan membujukku pulang, aku baru mau turun,” Sesampainya di rumah Pabel menceritakan apa yang terjadi kepada Nanamisan ibu Momiji. “Biarkan saja dia melompat.” Di depanku, Nanami-san mengupas apel tanpa ekspresi, jelas- jelas tidak mengambil pusing kekhawatiranku. “Dia tidak akan mati. Dia hanya akan kseleo dan pualng untuk minta diobati,” Analisis Dari cuplikan kalimat “Itu tidak penting!” seruku. “Anda harus turun, nanti jatuh!” dan “Momiji-san, saya mohon, pikirkanlah baik-baik.” Bujukku lagi, sambil berusaha keras memutar otak. “Nanami-san ibu anda, dia tidak serius saat mengusir 33 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(43) anda tadi.” Mengindeksikalkan kepedulian Pabel kepada Momiji yang ingin melompat karena diusir dari rumah oleh Nanami-san ibu Momiji.walaupun baru bertemu untuk pertama kalinya dengan Momiji. Pabel membujuk Momiji agar tidak melompat. tetapi Momiji tidak memperdulikan kekhawatiran Pabel dan Momiji menyuruh Pabel pulang kerumah agar membujuk Nanami-san ibu Momiji, agar ibunya yang menyuruh Momiji pualng barulah Momiji mau pulang dan tidak jadi melompat. Saat Pabel pulang kerumah menyampaikan kepada Nanami-san , bahwa Momiji mau melompat Nanami-san pun tidak mengambil pusing akan kekhawatiran Pabel dan Nanami-san mengatakan kepada Pabel bahwa Momiji hanya akan kseleo dan pulang untuk minta diobati. Nilai pendidikan yang diajarkan dalam cuplikan teks diatas adalah sikap kepedulian terhadap kehidupan orang lain atau saling tolong menolong walaupun kita baru mengenali orang tersebut, kita harus saling peduli dan menolong sesama. Hal ini disebabkan manusia tidak dapat hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. Dibuktikan dengan kepedulian Pabel kepada Momiji dengan cara membujuk Momiji agar tidak melompat dan Momiji mempunyai syarat agar Momiji tidak melompat Momiji berkata kepada Pabel untuk menyampaikan kepada Nanami-san (ibu Momiji) agar mau membujuknya pulang dan barulah Momiji tidak jadi melompat dan pulang. Pabel pun memenuhi syarat tersebut dengan menemui Nanami-san dan berkata kepada Nanami-san untuk mau membujuk Momiji pulang.. 34 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(44) 3. Cuplikan cerita halaman 44 Sebenarnya, ada sesuatu yang Momiji, ayahnya, dan adiknya tidak ketahui. Saat aku bangun tadi subuh, Nanami-san memanggilku ke dapur dan berbicara empat mata denganku. Dia memintaku menyetujui keinginan Momiji untuk jadi pengawalku . ketika aku berniat untuk menolak , dia akan berkata akan mengganti gaji momiji dua kali lipatnya. Dia juga berkata bahwa meski Momiji menyangka akan mengawalku, sesungguhnya, akulah yang bekerja mengawasi gadis itu untuk Nanami-san. Jadi, pada dasarnya, Nanami-san membayarkaku untuk menjadi mata-mata Momiji. Ini merupakan hal yang benar-benar baru bagiku yang selama ini selalu mendapatkan peran sebagai korban. Meskipun takut, di saat yang sama aku juga merasa tertantang , hal yang tidak pernah tejadi padaku di Indonesia. Di sini, aku bisa mencoba jadi sesuatu yang baru. Analisis : Dari cuplikan kalimat Dia memintaku menyetujui keinginan Momiji untuk jadi pengawalku . ketika aku berniat untuk menolak , dia akan berkata akan mengganti gaji momiji dua kali lipatnya. Dia juga berkata bahwa meski Momiji menyangka akan mengawalku, sesungguhnya, akulah yang bekerja mengawasi gadis itu untuk Nanami-san. Cuplikan diatas mengindeksikalkan perbuatan saling tolong-menolong hal ini dapat dilihat dari sikap Pabel yang mau membantu Nanami-san untuk mengawal Momiji dengan cara berpura-pura mau dikawal Momiji. Hal ini dilakukan. 35 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(45) Nanami-san semata-mata hanya ingin tahu apa saja yang dilakukan anaknya dan ingin anaknya berubah menjadi lebih baik. Nilai pendidikan yang diajarkan dalam cuplikan teks diatas adalah sikap tolong menolong antar sesama manusia dan walaupun Pabel, Momiji dan Nanami-san belum lama berkenalan dan Pabel belum lama tinggal dirumah Nanami-san. Pabel mau membantu Nanami-san untuk memata-matai Momiji. Hal ini dilakukannya karena tujuan yang baik, bukan berarti baru mengenal seseorang kita tidak mau membantu orang tersebut, apalagi untuk tujuan yang baik. karena manusia juga membutuhkan manusia lainnya. Dilihat dengan Pabel mau membantu Nanami-san untuk mau memata-matai Momiji agar Nanami-san mendapatkan informasi apa saja kegiatan yang di lakukan Momiji sehari-hari dan Pabel juga tertantang dengan apa yang Nanami-san suruh kepadanya. Selama di Indonesia Pabel belum pernah melakukan hal itu, di Jepang Pabel melakukan hal itu, hal yang dimaksud adalah untuk memata-matai Momiji anak yanki untuk Nanami-san. 4.Cuplikan cerita halaman 58-60 “Sanjo-san(wanita idaman Pabel), dia menyukai anda.Momiji berseru nyaring sambil menunjukku. Seakan dikomando, semua orang menoleh kearahnya, kemudian kearahku. Aku sendiri masih berdiri ditempat semula, melongo, kehilangan momen untuk melarikan diri.. 36 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(46) Keramaian itu kemudain terbelah seperti di drama remaja, membuatku bisa melihat kanon yang ternyata benar-benar ada di antaranya. Gadis itu balas menatapku dengan mata terbelalak. “Apa anda mau pergi kencan dengannya?” Tanya Momiji lagi. “oi!” aku berbisik keras, tetapi Momiji seperti tidak peduli. Di sekelilingnya, orang-orang yang paham perkataanya segera berkasak-kusuk heboh. “Kenapa kabur?” semburnya, malah lebih galak dariku. Aku ingin sekali marah, tetapi kemudian, aku sadar bahwa aku tak pernah marah seumur hidupku. Aku tak pernah punya cukup keberanian untuk melakukan itu, juga tak tahu caranya. Jadi, hanya balas menatapnya nyalang. “Kenapa?” tanyaku, dengan suara parau. “Kenapa anda melakukan itu?” Momiji mengerut dahu “Bukannya kau ingin punya pacar orang Jepang” “Iya sih, tapi…” aku menarik napas panjang-panjang berusaha tabah. “Ini kan hari pertama” “Kau cuman punya waktu sebulan disini,” tukas Momiji dengan nada bosan. “Jangan buang-buang waktu percuma untuk menatapnya dari jauh.”. 37 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(47) Analisis : Cuplikan diatas mengindeksikalkan adanya unsur kepedulian Momiji. Hal ini dapat diketahui dari “Apa anda mau pergi kencan dengannya?” Tanya Momiji lagi. Kalimat tersebut menunjukkan Momiji mau mendekati Pabel dengan wanita impiannya. Walaupun Momiji adalah wanita kasar, egois, tidak memperdulikan orang-orang disekitarnya, Momiji tetap membantu Pabel meskipun dengan cara yang sedikit mempermalukan Pabel. karena Momiji mengatakan “Sanjo-san (wanita idaman Pabel), dia menyukai anda. Momiji berseru nyaring sambil menunjukku. Nilai pendidikan yang dapat diajarkan dalam cuplikan teks diatas adalah kepedulian Momiji kepada Pabel. Momiji mengambil keputusan agar Pabel mau terbuka dengan wanita dan Momiji tidak mau melihat Pabel membuang-buang waktu selama di Jepang karena waktu Pabel di Jepang tidaklah lama dan agar Pabel berani untuk memulai mendekati wanita impiannya. Dilihat dari kepedulian Momiji kepada Pabel, walaupun Momiji gadis yang kasar, disisi lain ada kebaikan hati Momiji untuk mendekati Pabel dengan wanita impiannya. Momiji berusaha untuk menyampaikan kepada Sanjo-san (wanita impian Pabel) bahwa Pabel menyukainya. Hal itu bertujuan agar Pabel bisa cepat mendekati wanita impiannya dan tidak membuang-buang waktu. 5.Cuplikan cerita halaman 160-165 “Perkelahian yangkii!” “Kau pikir kau begitu hebat, ya?” seru salah satu dari mereka, itu juga jika aku tidak salah tangkap. Mereka menggunakan dialek yang baru kali ini kudengar.. 38 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(48) Mungkin dialek Hiroshima, karena seingatku Momiji pernah menyebutkan sesuatu tentang kota itu. “Setelah mencuri uang Kei-cchi, kau pikir kau bisa kabur?” cecar yang lain. “Sudah kubilang aku tidak mencuri, kan kau yang memfitnahku,” kata Momiji susah payah, sambil menunjuk seorang gadis yang mengenakan anting besar yang sepertinya adalah pimpinan kelompok ini. “Apa kau bilang?” seru gadis itu. Meski menor, aku bisa melihat wajahnya berubah merah padam. “Akan kubunuh kau!” “Bunuh…? Sebelum sempat berpikir panjang, aku sudah melempar diri ke depan, ke tengah arena, lebih tepatnya lagi ke antara Momiji dan kawanan itu. “Tolong,. tunggu. dulu!. Jangan. bunuh-bunuhan!”. seruku. sambil. mengancungkan dua tangan ke depan. “Anu… kumohon berhenti,” pintaku, benar-benar pusing. Telingaku sampai berdenging karena adu mulut itu. “Setidaknya boleh gunakan bahasa Jepang yang standar?” “Orang asing jangan ikut campur!” seru yang lain. “Jangan sok jadi pahlawan!”. 39 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(49) Dari sudut mataku, aku bisa melihat salah seorang penonton sudah menelpon polisi. Dengan perasaan sedikit lega, aku kembali menatap ke depan, sekarang, aku hanya harus mengulur waktu sampai polisi datang. Jadi aku menguatkan hati, lalu memasang kuda-kuda pencak silat yang kupelajari untuk pertunjukan tempo hari itu. Kalaupun aku harus tamat, aku akan melakukan perlawanan. Aku ingin melawan dalam bentuk yang berarti, untuk satu kali saja dalam hidupku. Analisis : Dari cuplikan kalimat Jadi aku menguatkan hati, lalu memasang kuda-kuda pencak silat yang kupelajari untuk pertunjukan tempo hari itu. Kalaupun aku harus tamat, aku akan melakukan perlawanan. Aku ingin melawan dalam bentuk yang berarti, untuk satu kali saja dalam hidupku. Mengindeksikalkan unsur keberanian. Unsur keberanian tersebut dapat dilihat dari sikap Pabel yang ingin melakukan perlawanan terhadap kumpulan mantan temen Momiji (para yanki). Saat itu Pabel memberanikan diri dan melakukan aksi pencak silatnya dan yang dulunya Pabel tidak akan pernah melakukan hal seperti itu. Nilai pendidikan yang diajarkan dalam cuplikan teks diatas adalah keberanian. Keberanian yang dimaksud adalah berani keluar dari zona nyaman yang biasa dilakukannya. Karena selama tinggal diIndonesia Pabel tidak pernah melakukan hal ini. Hal yang dimaksud adalah membela Momiji dari serangan para yanki dan Pabel menunjukkan bahwa adanya perubahan sikap dan sifatnya menjadi lebih berani.. 40 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(50) Dibuktikan dengan pembelaan Pabel kepada Momiji, Pabel berani melemparkan diri ketengan-tengah kawanan para yanki Dan Pabel juga memberanikan diri membela Momiji dari serangan mantan teman Momiji atau para yanki, Pabel mengambil kudakuda pencak silat untuk memberikan perlawanan kepada para yanki. Kalaupun Pabel kalah setidaknya Pabel sudah memberikan perlawanan atau melawan dalam bentuk yang berarti. 6. Cuplikan cerita halaman 172-173 Meski yang baru terjadi levelnya benar-benar di luar akal sehat, aku tetap mengembuskan napas lega. Di sampingku, Momiji dan kazuki masih menganga lebar-lebar. Sementara itu, kento-san hanya mendesah. Aku tahu yakin dia tahu semuanya. Dia seharusnya tahu sudah menikahi seorang mantan yankii legendaries yang bisa membuat geng motor kota lain lari terbirit-birit hanya melihat tatonya. “Bohongkan, kan?” gumam Momiji, benar-benar tampak terguncang. “Ibu… Sukeban Nana?” Kazuki ikut menggumam. “Itu kan keren sekali! Kenapa tidak member tahu kami?” “Itu masa laluku. Sekarang, aku ibu kalian,” sergah Nanamisan, kemudian menghampiri Momiji. “Kau tidak apa-apa?” Momiji menatap Nanami-san tanpa berkedip . “Itu sebabnya kau sangat marah saat melihatku?” tanyanya. Suaranya parau. “Ibu dulu juga yankii’. 41 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(51) Nanami-san belutut didepan Momiji, memberinya tatapan hangat yang baru kali ini kuliaht. “Ibu hanya tidak ingin kau mengalami apa yang ibu alami. Ibu ingin kau menghabiskan masa mudamu dengan baik, mengejar cita-citamu.” Momiji menggigit bibir, seperti menahan tangis. “Aku… cita-citaku…” ucapnya lirih. “Aku tidak bisa…” Nanami-san mengangguk-angguk pelan seraya mengelus rambut kusut Momiji, tampak memahami meski masih belum tahu persis alasan Momiji dulu pergi. “Tidak apa-apa, Momiji. Tidak apa-apa.” “Maafkan aku…” kata Momiji lagi. Setetes air mata menitik ke pahanya. “Maafkan aku, bu…” Nanami-san merenguh Momiji, lalu mendekapnya erat-erat, membiarkannya terisak di bahunya. Benar… inilah pemandangan yang seharusnya kulihat antara ibu dan anak gadisnya, tentunya minus tato Sukeban Nana itu. Sejurus kemudian, Kazuki dan Kento-san bergabung berpelukan. Nakajimasan dan teman-temannya menatap mereka dengan ekspresi haru, mungkin merindukan keluarga masing-masing. Analisis : Dari cuplikan kalimat “Ibu hanya tidak ingin kau mengalami apa yang ibu alami. Ibu ingin kau menghabiskan masa mudamu dengan baik, mengejar cita42 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(52) citamu.” mengindeksikalkan rasa cinta yang besar dan kepedulian ibu Nanami-san kepada Momiji. Nanami-san tidak mau anaknya Momiji menjadi seperti dirinya di masa lalu, yaitu seorang yankii. Nanami-san ingin anaknya menghabiskan masa muda dan mengejar cita-citanya. Momijipun tampak memahami maksud ibunya dan mengatakan. “Maafkan aku…” kata Momiji lagi. Setetes air mata menitik ke. pahanya. “Maafkan aku, bu…” hal ini mengindeksikalkan hubungan yang tulus dari sebuah keluarga. Dan penyesalan Momiji kepada ibunya, karena telah mengambil keputusan yang salah. Karena pada dasarnya bagi setiap anak, orang tua dan keluarga adalah sosok yang kuat dan abadi yang tak akan bisa terkalahkan oleh apapun. Nilai pendidikan yang diajarkan dalam cuplikan teks diatas adalah hubungan yang tulus dari sebuah keluarga dan rasa cinta baik itu orang tua dan anak ataupun anak dan orang tua. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan keluarga tidak akan pernah berakhir. Dilihat dari ucapan dan ketulusan hati Nanami-san bahwa Nanamisan tidak mau anaknya Momiji menjadi seperti masa lalunya yang buruk yaitu menjadi anak yanki, Nanami-san mau melihat anaknya mengejar cita-citanya dan mau menikmati masa mudanya dan Momiji meminta maaf kepada ibunya karena telah mengambil keputusan yang salah, Momiji juga menyesal telah tidak pernah mendengar ibu dan keluarga yang menyayanginya dengan tulus.. 43 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(53) BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan Berdasarkan uraian sebelumnya, maka dalam novel “Momiji” karya Orizuka terdapat beberapa nilai pragmatik antara lain sebagai berikut 1. Keseriusan, dalam mencapai tujuan yang diinginkan. Hal ini dikarenakan untuk mencapai tujuan yang kita inginkan, kita harus berusaha untuk tujuan tersebut. Usaha yang ditunjukkan oleh tokoh Pabel untuk merubah imets sebagai orang yang tidak lemah, tidak penakut, tidak percaya diri dan menjadi pembelajaran bagi yang menulis. 2. Sikap kepedulian atau saling tolong-menolong walaupun kita baru mengenali orang tersebut, kita harus saling peduli dan menolong sesama yang ditunjukkan oleh tokoh Pabel untuk menolong Momiji agar tidak melompat karena diusir oleh Nanami-san (ibu Momiji). Hal ini disebabkan manusia tidak dapat hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. 3. Perbuatan saling tolong menolong sesama manusia walaupun Pabel, Momiji dan Nanami-san baru kenal, Pabel mau membantu Nanami-san untuk memata-matai Momiji. Hal ini dilakukan Pabel karena tujuan yang baik dan Pabel juga merasa tertantang untuk melakukan hal yang belum pernah dilakukannya di Indonesia.. 44 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(54) 4. Sikap kepedulian, kepedulian Momiji kepada Pabel untuk membantu Pabel mendekati wanita impian Pabel agar Pabel berani terbuka dengan wanita dan Momiji tidak mau melihat Pabel membuang-buang waktu karena waktu Pabel di Jepang tidaklah lama. 5. Sikap dan sifat keberanian Pabel, keberanian yang dimaksud adalah berani keluar dari zona nyaman yang biasa dilakukan. Pabel menunjukkan bahwa adanya sikap dan sifatnya menjadi lebih berani. Ditunjukkan dari pembelaan Pabel untuk membela Momiji dari serangan para yanki dan selama di Indonesia Pabel tidak pernah melakukan hal itu. 6. Hubungan yang tulus dari sebuah keluarga, baik itu orang tua dan anak ataupun anak dan orang tua. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan keluarga tidak akan pernah berakhir. 4.2 Saran Melalui skripsi ini penulis berharap penelitian terhadap karya sastra seperti novel melalui pendekatan pragmatik Semakin meningkat. Karena penelitian dengan analisis pragmatic sangat berguna bagi pembaca untuk mendalami dan memahami nilai apa yang terkandung dalam karya sastra tersebut. Penulis juga berharap agar skripsi ini dapat menjadi bahan referensi bagi penelitian berikutnya dalam menganalisis nilai pragmatik dan meningkatkan minat pembaca khususnya novel.. 45 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(55) DAFTAR PUSTAKA Aminuddin. 2000. Pengantar Apresiasi Sastra. Bandung:Sinar Baru Algesindo Aziez, Furqonul dan Abdul Hasim. 2010. Menganalisi Fiksi Sebuah Pengantar. Bogor: Ghalia Indonesia Endraswara, Suwardi.2013. Metodologi Penelitian Sastra: Epistomologi, Model, Teori,dan Aplikasi. Yogyakarta:MedPress Fananie, Zainuddin. 2000. Telaah Sastra. Surakarta: Muhammadiyah University Press. Nurgiyantoro, Burhan. 1995. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta ; Gajah Mada University Press. . 2002. Pengkajian Fiksi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Orizuka, 2017. Momiji. Penerbit Inari, imprint Penerbit Spring. Semi, Atar. 1988. Kritik Sastra. Bandung : Angkasa Semi, M. Atar. 1988. Anatomi Sastra. Padang: Angkasa Raya Siswanto, Wahyudi. 2008. Pengantar Teori Sastra. Jakarta: PT Grasindo Suroto. 1989. Apresiasi Sastra Indonesia. Jakarta : Erlangga http://asemmanis.wordpress.com/2009/10/03/pengertian-sastra-secara-umum-danmenurut-para-ahli/ http://Dhanisusilowati.blogspot.com. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(56) http://dosenbahasa.com/tahapan-dalam-alur-cerita/amp http://junaedi2008.blogspot.com http://pelitaku.sabda.org/pemahaman_tentang_karya_sastra http://pengetahuanahli.id/2014/09/pengertian-alur-dan-jenis-alur.html http://nurfatimahdaulay18.blogspot.co.id http://www.zonareferensi.com/pengertian-tanggung-jawab. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(57) ABSTRAK Sastra adalah karya fiksi yang merupakan hasil kreasi berdasarkan luapan emosi yang spontan yang mampu mengungkapkan aspek estetik baik yang didasarkan aspek kebahasaan maupun aspek makna. Sastra juga merupakan suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya. Karya sastra adalah ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, ide, semangat, keyakinan, dalam suatu bentuk gambaran kehidupan, yang dapat membangkitkan pesona dengan alat bahasa dan dilukiskan dalam bentuk tulisan. Novel termasuk kedalam karya sastra yang merupakan penuangan pikiran, perasaan dan gagasan penulis dalam merespon kehidupan disekitarnya. Novel ialah suatu kejadian yang luar biasa dari kehidupan orang-orang atau tokoh cerita Berdasarkan pengertian tersebut novel merupakan cerminan realita kehidupan yang dapat memberikan pengaruh baik dan buruk yang dapat menjadi pelajaran bagi pembaca. Banyak novel yang menceritakan tentang kehidupan manusia, salah satunya adalah novel Momiji karya Orizuka. Novel “Momiji” karya Orizuka yaitu merupakan novel yang terbit pada tahun 2017. Novel yang berlatar masyarakat pada zaman modern ini menceritakan seorang tokoh utama bernama Patriot Bela Negara atau disingkat dengan panggilan Pabel. Tokoh Pabel ini dikisahkan memiliki sifat dan kepribadian yang tidak sesuai dengan namanya. Seorang patriot yang seharusnya memiliki sifat berani, pekerja keras dan. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(58) bertanggung jawab. Namun dalam novel ini Pabel. justru bersifat sebaliknya ia. memiliki sifat penakut, lemah, dan tidak percaya diri sehingga Pabel pun menjadi bahan olok-olokan teman-temannya semasa sekolah. Karena itu Pabel berniat untuk pergi ketempat dimana tidak ada seorangpun yang mengenal dan mengerti arti namanya. Pabelpun memutuskan untuk pergi kenegara Jepang. Hal ini dikarenakan masyarakat Jepang adalah orang-orang yang tidak suka campur tangan dengan urusan orang lain. Ketika sudah tinggal di Jepang Pabel bertemu dengan Momiji. Momiji adalah keluarga dari anak inang pabel selama tinggal di Jepang. Momiji dikisahkan memiliki nama yang juga tidak sesuai dengan sikap dan kepribadian seperti dirinya. Momiji yang mekar dan berubah warna saat musim gugur, namun tokoh yang bernama Momiji dikisahkan memiliki sifat. yang kasar. Selain itu Momiji juga. merupakan anak Yanki. Namun setelah pabel dan momiji bertemu mereka saling terbuka terhadap masalah kehidupan masing-masing. Setelah itu mereka pun saling membantu dalam menghadapi permasalahan. Akhirnya Pabel pun menjadi berani, kemudian Momiji yang kasar dan merupakan anak Yangki berubah menjadi anak perempuan yang baik. Kesimpulan dari novel “Momiji” karya Orizuka adalah perubahan tokoh Pabel yang sebelumnya tokoh yang penakut, lemah, tidak percaya diri menjadi tokoh yang tegar, kuat atau tidak penakut dan lebih percaya diri. Hal itu bisa dilihat dari perubahan sikap Pabel menjadi percayara diri dengan cara berani beradaptasi dengan orang-orang yang baru dikenal selama di Jepang dan pemberani yang dilakukannya dengan membantu dan menolong Momiji yang sebelumnya belum pernah dilakukan di Indonesia atau berani keluar dari zona nyaman. Dan perubahan tokoh Momiji yang. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

(59) sebelumnya adalah anak yanki dan selalu melawan ibunya menjadi anak yang baik, tidak menjadi anak yanki lagi dan tidak melawan ibunya lagi. Hal itu juga dilihat dari suatu kejadian. Kejadian yang dimaksud adalah pembelaan Nanami-san kepada Momiji dari serangan para yanki yang membuat Momiji sangat merasa bersalah karena telah mengambil keputusan yang salah dan meminta maaf kepada ibu dan keluarganya. Keputusan yang dimaksud adalah menjadi anak yanki dan melawan ibunya. Momiji melihat dan sadar bahwa orang-orang disekitarnya peduli, sayang kepadanya yang di tunjukan dari tokoh Pabel yang selalu membantunya dan Nanamisan(ibu Momiji) walaupun bersifat tidak lembut kepada Momiji Nanami-san sangat sayang kepada Momiji, Nanami-san tidak mau Momiji seperti masa lalunya yaitu mantan ketua yanki. Nanami-san mau anaknya Momiji mengejar cita-citanya dan menikmati masa mudanya. Berdasarkan pendekatan pragmatik yang saya gunakan, dalam novel Momiji karya Orizuka dapat memberikan pembelajaran bagi saya dan kehidupan saya sehingga secara pragmatik novel ini adalah novel yang baik.. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.

Referensi

Dokumen terkait

yang terdiri dari Belanja Tidak Langsung sebesar Rp 4.093.805.000 dan. Belanja Langsung sebesar

Unit Pelaksana Teknis Dinas Pengembangan Bibit dan Hijauan Makanan Ternak mempunyai tugas melaksanakan pelayanan dan kegiatan teknis yang

4 Program peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan. a Penyusunan laporan realisasi keuangan dan

(2) Sub Bidang Pemeriksaan kesehatan dan Kependudukan mempunyai tugas membantu bidang kesejahteraan social dalam melaksanakan pemeriksaaan terhadap penyelenggaraan

[r]

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan “ Citraan atau imaji apasajakah yang terdapat dalam lima sajak pada kumpulan puisi Terkenang Topeng Betawi karya Ajip Rosidi..

Pada Indikator Kinerja ”Jumlah dokumen perencanaan dan keuangan ket ahanan pangan”, realisasinya 10 0 persen (sangat berhasil) dari target, dengan output yaitu :

Pertama, Prinsip-prinsip kepemimpinan Yusuf dalam menghadapi perubahan adalah sebagai berikut, (1) Berpegang teguh pada visi yang berasal dari Allah yang ditunjang dengan