BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
A. Hasil Penelitian
1. Sejarah Tentang Koperasi Karyawan LISNA PT PLN (Persero) Area Barabai secara singkat
Koperasi Karyawan LISNA PT PLN (Persero) Area Barabai yang
didirikan oleh Perusahaan Listrik Negera (PLN) Area Barabai pada
tanggal 04 Maret 1986 dan modal dasar sebesarRp. 2.500.000.000,00
dengan Akta Penderirian Nomor : 1170/BH/IX Tanggal 09 Januari 1987
dan telah dirubah pada Rapat Anggota Tahunan (RAT) Tahun 1996
dengan Akta Perubahan Nomor : 1770.a/IX/1996 Tanggal 28 Mei 1996.
Koperasi ini yang beralamat di Jalan Abdul Muis Redhani No.62
Barabai. Koperasi Karyawan LISNA sampai saat ini memiliki anggota
sebanyak 279 orang yang terdiri dari 234 orang laki-laki dan 45 orang
anggota wanita.Keberadaan Koperasi Karyawan LISNA sangat membantu
kesejahteraan anggota, terutama bagi mereka yang membutuhkan
barang-barang keperluan rumah tangga dan sebagainya.
2. Struktur Organisasi
Sebagai organisasi ekonomi, Koperasi harus melakukan
kegiatan-kegiatan yang produktif. Untuk maksud itu koperasi
memerlukan faktor-faktor produksi yang pada dasarnya terdiri dari 3
macam, yaitu : alam, tenaga kerja dan modal. Faktor-faktor produksi 26
itu masing-masing mendapatkan imbalan karena jasa-jasanya dalam
proses produksi.
Manajemen Koperasi mempunyai 3 unsur pokok, yaitu : Rapat
Anggota, Pengurus dan Manajer. dan Badan Pengawas. Rapat
Anggota merupakan unsur dalam manajemen koperasi, karena
koperasi merupakan badan usaha milik para anggotanya. Hal ini
sesuai dengan prinsip demokrasi yang merupakan ketentuan di
koperasi. Pengurus merupakan bagian eksekutif dari koperasi.
Manajer melaksanakan kegiatan sehari-hari dan bertanggung jawab
atas kelancaran koperasi sedangkan badan pengawas melakukan
pengawasan, apakah pengurus dan manajer melaksakan tugasnya
dengan baik.
Berat ringannya tugas dan kewajiban masing-masing karyawan
tersebut dapat diketahui berdasarkan jabatan dan tanggung jawabnya
di koperasi. Pada organisasi koperasi kewajiban serta kekuasaan
Bagan 1 Struktur Organisasi Koperasi Karyawan LISNA PT PLN (Persero) Area Barabai
Sumber : Koperasi Karyawan LISNA PT PLN (Persero) Area Barabai Rapat Anggota
Badan Pengawas Pengurus
Pembina
Unit Usaha
Pengadaan Barang dan Jasa Unit Usaha
Payment Point
(Penjualan Rekening Listrik)
Unit Usaha
Baca Meter Listrik (CATER) Unit Usaha
Simpan Pinjam (Uang dan Barang)
Kasir Juru Buku Manajer
Susunan Pengurus :
Manager : RUSNAWATI, SE
Kepengurusan :
Ketua : HERY KURNIAWAN. I,SE.Ak
Wakil Ketua : H.RASYIDI
Sekretaris : IBRAMSYAH, SE
Bendahara : H.MAHYUDDIN.Y, SE
Wakil Bendahara : MELYSA RUSELLI
Pengawas :
Ketua : ASHRIKURNIATI R.
Anggota : H.BUDIMAN, SE
Anggota : H.WAWAN RIDWAN
Unit Penagihan : MUHAMMAD YUSUF
Juru Buku/Akuntansi : RIZALI FAHMI
3. Aktifitas Koperasi Karyawan LISNA PT PLN (Persero) Area Barabai
Aktifitas Koperasi Karyawan LISNA PT PLN (Persero) Area
pinjam, pengadaan barang dan jasa untuk anggotanya, diantaranya
adalah sebagai berikut :
a. Unit Simpan Pinjam
1) Jasa simpan pinjam dan sembako untuk para anggota.
2) Jasa tenaga kerja borongan, service, penjualan reklis, warlis,
baca meter listrik dan pemeliharaan jaringan distribusi.
b. Unit Pengadaan Barang
1) Pengadaan alat teknik mekanikal, listrik, elektrikal, ukur survey,
bahan konstruksi, trafo, KWH meter, kabel.
2) Pengadaan alat tulis kantor, barang cetakan, pengecatan
bangunan kantor, pergudangan, perlengkapan pegawai, barang
konveksi dan perabot rumah tangga/mebelair.
3) Pengadaan alat radio/pos, telekomunikasi, komputer, AC, dan
fotocopy.
4) Pengadaan alat pembaca meter listrik, route baca meter,
pemeliharaan jaringan distribusi.
c. Unit Jasa
1) Jasa penyewakan kendaraan bermotor (rental) seperti mobil.
B. Pembahasan Hasil Penelitian
Setiap koperasi pada hakikatnya ingin mempertahankan usahanya
dengan cara menetapkan kebijakan-kebijakan yang tetap bagi koperasi,
khususnya penetapan kebijakan financial, karena keberhasilan dan kegagalan
usaha sebuah koperasi sebagian bisa ditentukan dengan keputusan keuangan
yang diambil.
Untuk meningkatkan kebijakan financial yang baik, perlu dilakukan
analisis terhadap laporan keuangan koperasi yang berupa neraca dan laporan
laba rugi dengan menggunakan rasio keuangan pada Koperasi Karyawan
LISNA PT PLN Persero Area Barabai. Dengan melakukan perhitungan rasio
tersebut, akan diperoleh informasi tentang kekuatan dan kelemahan yang
dihadapi oleh Koperasi Karyawan LISNA PT PLN Persero Area Barabai.
Adapun laporan keuangan yang berupa neraca dan laporan laba rugi dari
tahun 2011 sampai dengan 2014 yang akan dianalisis lebih jelas akan dilihat
sebagai berikut :
1. Laporan Keuangan
Laporan Keuangan Koperasi Karyawan LISNA PT PLN Persero
Area Barabai yang disajikan adalah berupa neraca dan laporan laba rugi
dari tahun 2011 sampai dengan 2014 yang akan digunakan sebagai dasar
dalam menghitung rasio keuangan koperasi berdasarkan Peraturan Menteri
Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia
Nomor: 14/Per./M./KUKM/XII/2009.
2. Perhitungan rasio keuangan pada Koperasi Karyawan LISNA PT PLN Persero Area Barabai.
Untuk mengetahui kondisi keuangan Koperasi Karyawan LISNA PT
PLN Persero Area Barabai maka dilakukan analisis untuk melihat
gambaran tentang perkembangan financial koperasi.
Berikut adalah aspek-aspek penilaian kesehatan koperasi simpan
pinjam dan unit simpan pinjam berdasarkan Peraturan Menteri Negara
Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor:
14/Per./M./KUKM/XII/2009 sebagai berikut :
a. Aspek Permodalan
1) Rasio Modal Sendiri terhadap Total Asset
Untuk memperoleh rasio antara modal sendiri terhadap total
asset ditetapkan sebagai berikut :
a) Untuk rasio antara modal sendiri dengan total asset lebih kecil
atau sama dengan 0% diberikan nilai 0.
b) Untuk setiap kenaikan rasio 4% mulai dari 0% nilai ditambah
dengan maksimum nilai 100.
c) Untuk rasio lebih besar dari 60% sampai rasio 100% setiap
kenaikan rasio 4% nilai dikurangi 5.
d) Nilai dikalikan bobot sebesar 6% diperoleh skor permodalan.
Hasil perhitungan rasio modal sendiri terhadap total asset
adalah sebagai berikut :
Tabel 4
Koperasi Karyawan LISNA PT PLN (Persero) Area Barabai Perhitungan Rasio Modal Sendiri terhadap Total Asset
Tahun Modal Sendiri Total Asset Rasio modal
sendiri terhadap total asset 2011 141.508.151,51 415.312.876,91 34.07 2012 183.987.014,30 697.876.094,91 26,36 2013 217.138.252,93 811.702.776,91 26,75 2014 280.539.937,00 749.924.025,20 37,40 Sumber : Diolah oleh penulis
Grafik 1
Rasio modal sendiri terhadap total asset
Koperasi Karyawan LISNA PT PLN (Persero) Area Barabai
Sumber : Diolah oleh penulis
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa pada
Koperasi Karyawan PT PLN (Persero) Area Barabai dari tahun
2011-2014 rasio modal sendiri terhadap total asset mengalami
fluktuasi. Pada tahun 2011 rasio modal sendiri adalah 34,07 jika
dibandingkan dengan total asset. Karena rasio modal sendiri 34,07 26,36 26,75 37,4 0 5 10 15 20 25 30 35 40 2011 2012 2013 2014
Rasio modal sendiri terhadap total asset
Rasio modal sendiri terhadap total asset
terhadap total asset adalah 34,07 (berada pada rentang kurang
dari 20 hingga 40) maka nilainya adalah 50 dan skor untuk rasio
modal sendiri terhadap total asset adalah 3. Pada tahun 2012
rasio modal sendiri adalah 26,36 jika dibandingkan dengan total
asset. Karena rasio modal sendiri terhadap total asset adalah
26,36 (berada pada rentang kurang dari 20 hingga 40) maka
nilainya adalah 50 dan skor untuk rasio modal sendiri terhadap
total asset adalah 3. Pada tahun 2013 rasio modal sendiri adalah
26,75 jika dibandingkan dengan total asset. Karena rasio modal
sendiri terhadap total asset adalah 26,75 (berada pada rentang
kurang dari 25) maka nilainya adalah 50 dan skor untuk rasio
modal sendiri terhadap total asset adalah 3. Pada tahun 2014
rasio modal sendiri adalah 37,40 jika dibandingkan dengan total
asset. Karena rasio modal sendiri terhadap total asset adalah
37,40 (berada pada rentang kurang dari 20 hingga 40) maka
nilainya adalah 50 dan skor untuk rasio modal sendiri terhadap
total asset adalah 3. Berdasarkan penjelasan di atas dapat
diketahui bahwa terjadi penurunan pada rasio modal sendiri
terhadap total asset dari tahun 2011-2012 sebesar 7,71% dan
mengalami peningkatan pada tahun 2012-2013 sebesar 0,39%
dan mengalami kenaikan kembali pada tahun 2013-2014 sebesar
dari tahun 2011 sampai 2014 tetapi pembaginya total asset
mengalami fluktuasi.
2) Rasio Modal Sendiri terhadap Pinjaman diberikan yang beresiko
Untuk memperoleh rasio modal sendiri terhadap pinjaman
diberikan yang beresiko, ditetapkan sebagai berikut :
a) Untuk rasio modal sendiri terhadap pinjaman diberikan yang
beresiko lebih kecil atau sama dengan 0% diberikan nilai 0.
b) Untuk setiap kenaikan rasio 1% mulai dari 0% nilai ditambah
dengan maksimum nilai 100.
c) Nilai dikalikan bobot sebesar 6% diperoleh skor permodalan.
Hasil perhitungan rasio modal sendiri terhadap pinjaman
diberikan yang beresiko adalah sebagai berikut :
% ……… (2)
Tabel 5
Koperasi Karyawan LISNA PT PLN (Persero) Area Barabai Perhitungan Rasio Modal Sendiri terhadap Pinjaman Diberikan
yang beresiko Tahun Modal Sendiri Pinjaman
diberikan yang beresiko Rasio Modal Sendiri terhadap Pinjaman Diberikan yang beresiko 2011 141.508.151,51 375.210.112 37,71 2012 183.987.014,30 453.482.123 40,57 2013 217.138.252,93 638.687.065 33,99 2014 280.539.937,00 585.763.235 47,89 Sumber : Diolah oleh penulis
Grafik 2
Rasio Modal Sendiri terhadap Pinjaman Diberikan yang beresiko Koperasi Karyawan LISNA PT PLN (Persero) Area Barabai
Sumber : Diolah oleh penulis
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa pada
Koperasi Karyawan PT PLN (Persero) Area Barabai dari tahun
2011-2014 rasio modal sendiri terhadap pinjaman diberikan yang
beresiko mengalami fluktuasi. Pada tahun 2011 rasio modal
sendiri adalah 37,71 jika dibandingkan dengan pinjaman
diberikan yang beresiko. Karena rasio modal sendiri terhadap
pinjaman diberikan yang beresiko adalah 37,71 (berada pada
rentang kurang dari 30 hingga 40) maka nilainya adalah 30 dan
skor untuk rasio modal sendiri terhadap pinjaman diberikan yang
beresiko adalah 1,8. Pada tahun 2012 rasio modal sendiri adalah
37,71 40,57 33,99 47,89 0 10 20 30 40 50 60 2011 2012 2013 2014
Rasio Modal Sendiri terhadap Pinjaman
Diberikan yang beresiko
Rasio Modal Sendiri terhadap Pinjaman Diberikan yang beresiko
40,57 jika dibandingkan dengan pinjaman diberikan yang
beresiko. Karena rasio modal sendiri terhadap pinjaman
diberikan yang beresiko adalah 40,57 (berada pada rentang
kurang dari 40 hingga 50) maka nilainya adalah 40 dan skor
untuk rasio modal sendiri terhadap pinjaman diberikan yang
beresiko adalah 2,4. Pada tahun 2013 rasio modal sendiri adalah
33,99 jika dibandingkan dengan pinjaman diberikan yang
beresiko. Karena rasio modal sendiri terhadap pinjaman
diberikan yang beresiko adalah 33,99 (berada pada rentang
kurang dari 30 hingga 40) maka nilainya adalah 30 dan skor
untuk rasio modal sendiri terhadap pinjaman diberikan yang
beresiko adalah 1,8. Pada tahun 2014 rasio modal sendiri adalah
47,89 jika dibandingkan dengan pinjaman diberikan yang
beresiko. Karena rasio modal sendiri terhadap pinjaman
diberikan yang beresiko adalah 47,89 (berada pada rentang
kurang dari 40 hingga 50) maka nilainya adalah 40 dan skor
untuk rasio modal sendiri terhadap pinjaman diberikan yang
beresiko adalah 2,4. Berdasarkan penjelasan di atas dapat
diketahui bahwa terjadi peningkatan pada rasio modal sendiri
terhadap pinjaman diberikan yang beresiko dari tahun
2011-2012 sebesar 2,86% dan mengalami penurunan pada tahun 2011-
2012-2013 sebesar 6,58% dan mengalami kenaikan pada tahun 2012-
besar, tetapi pembaginya yang berupa pinjaman yang beresiko
mengalami fluktuasi setiap tahunnya.
3) Rasio Kecukupan Modal Sendiri terhadap ATMR
Rasio kecukupan modal sendiri yaitu perbandingan antara
Modal Tertimbang dengan Aktiva Tertimbang Menurut Resiko
(ATMR) kemudian dikalikan 100% Modal tertimbang adalah
jumlah dari hasil kali setiap komponen modal Koperasi Simpan
Pinjam (KSP) atau Unit Simpan Pinjam (USP) koperasi yang
terdapat pada neraca dengan bobot pengakuan resiko.
ATMR adalah jumlah hasil kali setiap komponen aktiva
Koperasi Simpan Pinjam (KSP) atau Unit Simpan Pinjam (USP)
koperasi yang terdapat pada neraca dengan bobot pengakuan
resiko.
Hasil perhitungan rasio kecukupan modal sendiri terhadap
ATMR adalah sebagai berikut :
Tabel 6
Koperasi Karyawan LISNA PT PLN (Persero) Area Barabai Perhitungan Modal Tertimbang Koperasi Simpan Pinjam (KSP)
No
Kompo
nen
Modal
Nilai (Rp) 2011 Nilai (Rp) 2012 Nilai (Rp) 2013 Nilai (Rp) 2014 Bob ot Pen gak uan Resi ko (%) Modal Tertimbang 2011 Modal Tertimbang 2012 Modal Tertimbang 2013 Modal Tertimbang 2014 1 Modal Sendiri i. 1.Modal Sendiri a. Simpan an Pokok 1.770.000 9.150.000 8.800.000 9.100.000 100 1.770.000 9.150.000 8.800.000 9.100.000 b. Simpan an Wajib 55.457.000 70.459.000 95.806.000 105.093.000 100 55.457.000 70.459.000 95.806.000 105.093.000 3.Cadangan Koperasi 63.933.159 93.803.330 98.033.204 147.063.463 100 63.933.159 93.803.330 98.033.204 147.063.463 4.SHU 20.347.992 10.574.683 14.499.048 19.283.473 50 10.173.996 5.287.341 7.249.524 7.249.524 2 Kewajiban 1.Simpanan mana suka 10.915.052 13.891.385 10.018.050 12.960.393 50 5.457.526 6.945.692,5 5.009.025 6.480.196,5 2.Simpanan In-Gub 8.612.000 9.347.000 9.885.000 9.990.000 50 4.306.000 4.673.500 4.942.500 4.995.000 3.Simpanan Perumahan 32.977.500 40.328.500 48.299.000 56.767.500 50 16.488.750 20.164.250 24.149.500 28.383.750 4.Simp.Ram adhan/Insent if 55.713.806 82.264.625 106.940.508 129.461.875 50 27.856.903 41.132.312 53.470.254 64.730.937 5.Dana Sosial 3.319.624 3.828.324 4.092.691 4.455.167 50 1.659.812 1.914.162 2.046.345 2.227.583 6.Dana Pemb.daerah kerja 3.247.885 3.756.585 4.020.952 4.383.429 50 1.623.942 1.878.292 2.010.476 2.191.714 7.Dana pendidikan 3.918.856 4.936.256 5.464.990 6.189.942 50 1.959.428 2.468.128 2.732.495 3.094.971 Modal Tertimbang 190.686.516 257.876.007 304.249.323 380.610.138 Sumber : Diolah oleh penulisTabel 7
Koperasi Karyawan LISNA PT PLN (Persero) Area Barabai Perhitungan ATMR Koperasi Simpan Pinjam (KSP)
No Komponen aktiva Nilai 2011 Nilai 2012 Nilai 2013 Nilai 2014 Bob ot Pen gak uan Resi ko( %) ATMR 2011 ATMR 2012 ATMR 2013 ATMR 2014 1 Kas/Bank 29.654.254 226.370.111 152.503.951 100.069.738 0 0 0 0 0 2 Simpanan 2.029.860 12.365.260 13.513.260 58.079.352 20 405.972 2.473.052 2.702.652 11.615.870 3 Pendapatan yang masih harus diterima (Piutang) 375.210.112 453.482.123 638.687.065 585.763.235 50 187.605.056 226.741.061 319.343.532 292.881.617 4 Harta Tetap 944.000 708.000 472.000 236.000 70 660.800 495.600 330.400 165.200 ATMR 188.671.828 229.709.713 322.376.584 304.662.687
Sumber : Diolah oleh penulis
Tabel 8
Koperasi Karyawan LISNA PT PLN (Persero) Area Barabai Perhitungan Rasio Kecukupan Modal Sendiri
Tahun Modal Tertimbang ATMR Rasio Kecukupan Modal Sendiri (%) 2011 190.686.516 188.671.828 101,06 2012 257.876.007 229.709.713 112.261 2013 304.249.323 322.376.584 94,37 2014 380.610.138 304.662.687 124,92
Sumber : Diolah oleh penulis
Grafik 3
Rasio Kecukupan Modal Sendiri
Sumber : Diolah oleh penulis
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa pada
Koperasi Karyawan PT PLN (Persero) Area Barabai dari tahun
2011-2014 rasio kecukupan modal sendiri mengalami fluktuasi.
Pada tahun 2011 rasio kecukupan modal sendiri adalah 101,06
jika dibandingkan dengan jumlah ATMR. Karena rasio
kecukupan modal sendiri adalah 101,06 (lebih dari 8%) maka
nilainya adalah 100 dan skor untuk rasio modal sendiri terhadap
pinjaman diberikan yang beresiko adalah 3. Pada tahun 2012
rasio kecukupan modal sendiri adalah 112.261 jika dibandingkan
dengan jumlah ATMR. Karena rasio kecukupan modal sendiri
adalah 112.261 (lebih dari 8%) maka nilainya adalah 100 dan
skor untuk rasio modal sendiri terhadap pinjaman diberikan yang
beresiko adalah 3. Pada tahun 2013 rasio kecukupan modal
sendiri adalah 94,37 jika dibandingkan dengan jumlah ATMR. 101,06 112,261 94,37 124,92 0 20 40 60 80 100 120 140 2011 2012 2013 2014
Rasio Kecukupan Modal Sendiri (%)
Rasio Kecukupan Modal Sendiri (%)
Karena rasio kecukupan modal sendiri adalah 94,37 (lebih dari
8%) maka nilainya adalah 100 dan skor untuk rasio modal sendiri
terhadap pinjaman diberikan yang beresiko adalah 3. Pada tahun
2014 rasio kecukupan modal sendiri adalah 124,92 jika
dibandingkan dengan jumlah ATMR. Karena rasio kecukupan
modal sendiri adalah 124,92 (lebih dari 8%) maka nilainya
adalah 100 dan skor untuk rasio modal sendiri terhadap pinjaman
diberikan yang beresiko adalah 3.Berdasarkan penjelasan di atas
dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan pada rasio kecukupan
modal sendiri terhadap ATMR dari tahun 2011-2012 sebesar
11,20% dan mengalami penurunan pada tahun 2012-2013
sebesar 17,89% dan mengalami peningkatan pada tahun
2013-2014 sebesar 30,55%. Hal ini disebabkan modal tertimbang terus
meningkat disetiap tahunnya tetapi pembaginya yaitu ATMR
mengalami fluktuasi setiap tahunnya.
b. Aspek Kualitas Aktiva Produktif
1) Rasio Volume Pinjaman pada anggota terhadap volume pinjaman diberikan
Untuk mencari rasio volume pinjaman pada anggota terhadap
volume pinjaman diberikan dapat dihitung dengan rumus seperti
berikut :
Tabel 9
Koperasi Karyawan LISNA PT PLN (Persero) Area Barabai Perhitungan Volume Pinjaman pada anggota
Keterangan 2011 2012 2013 2014 Pendapatan jasa Simpan Pinjam 64.420.425 75.578.722 72.699.032 78.515.500 Pengembangan Usaha Anggota 20.145.000 40.950.000 95.685.000 108.076.600 Jumlah 84.565.425 116.528.722 168.384.032 186.592.100 Sumber : Diolah oleh penulis
Tabel 10
Koperasi Karyawan LISNA PT PLN (Persero) Area Barabai Perhitungan Volume Pinjaman
Keterangan 2011 2012 2013 2014
Piutang 375.210.112 453.482.123 638.687.065 585.763.235 Sumber : Diolah oleh penulis
Tabel 11
Koperasi Karyawan LISNA PT PLN (Persero) Area Barabai Perhitungan Rasio Volume Pinjaman diberikan
Tahun Volume pinjaman pada anggota Volume Pinjaman Rasio Volume Pinjaman pada anggota terhadap volume pinjaman diberikan (%) 2011 84.565.425 375.210.112 22,53 2012 116.528.722 453.482.123 25,69 2013 168.384.032 638.687.065 26,36 2014 186.592.100 585.763.235 31,85
Sumber : Diolah oleh penulis
Grafik 4
Rasio Volume Pinjaman pada anggota terhadap volume pinjaman diberikan Koperasi Karyawan LISNA PT PLN (Persero) Area Barabai
Sumber : Diolah oleh penulis
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa pada
Koperasi Karyawan PT PLN (Persero) Area Barabai dari tahun
2011-2014 rasio volume pinjaman anggota terhadap volume
pinjaman diberikan mengalami kenaikan. Pada tahun 2011 rasio
volume pinjaman anggota adalah 22,53 jika dibandingkan
dengan jumlah volume pinjaman diberikan. Karena rasio volume
pinjaman anggota adalah 22,53 (kurang dari 25) maka nilainya
adalah 0 dan skor untuk rasio Volume Pinjaman pada anggota
terhadap volume pinjaman diberikan 0. Pada tahun 2012 rasio
volume pinjaman anggota adalah 25,69 jika dibandingkan
dengan jumlah volume pinjaman diberikan. Karena rasio volume
pinjaman anggota adalah 25,69 (berada pada rentang 25 sampai
50) maka nilainya adalah 50 dan skor untuk rasio Volume
Pinjaman pada anggota terhadap volume pinjaman diberikan 5. 22,53 25,69 26,36 31,85 0 5 10 15 20 25 30 35 2011 2012 2013 2014
Rasio Volume Pinjaman pada anggota
terhadap volume pinjaman diberikan (%)
Rasio Volume Pinjaman pada anggota terhadap volume pinjaman diberikan (%)
Pada tahun 2013 rasio volume pinjaman anggota adalah 26,36
jika dibandingkan dengan jumlah volume pinjaman diberikan.
Karena rasio volume pinjaman anggota adalah 26,36 (berada
pada rentang 25 sampai 50) maka nilainya adalah 50 dan skor
untuk rasio Volume Pinjaman pada anggota terhadap volume
pinjaman diberikan 5. Pada tahun 2014 rasio volume pinjaman
anggota adalah 31,85 jika dibandingkan dengan jumlah volume
pinjaman diberikan. Karena rasio volume pinjaman anggota
adalah 31,85 (berada pada rentang 25 sampai 50) maka nilainya
adalah 50 dan skor untuk rasio Volume Pinjaman pada anggota
terhadap volume pinjaman diberikan 5. Berdasarkan penjelasan
di atas dapat diketahui bahwa terjadi kenaikan pada rasio Volume
Pinjaman pada anggota terhadap volume pinjaman dari tahun
2011-2012 sebesar 3,16% dan mengalami kenaikan pada tahun
2012-2013 sebesar 0,67% dan mengalami kenaikan kembali pada
tahun 2013-2014 sebesar 5,49%. Hal ini disebabkan Volume
pinjaman pada anggota mengalami peningkatan disetiap
tahunnya tetapi pembaginya yaitu volume pinjaman mengalami
fluktuasi.
2) Rasio Risiko Pinjaman pada anggota terhadap volume pinjaman
diberikan
Koperasi Karyawan LISNA PT PLN (Persero) Area Barabai
sistem potong gaji setiap bulannya. Apabila ada pinjaman yang
bermasalah dari anggota yang pindah dari pekerjaannya maka
koperasi mempunyai pinjaman yang dapat menanggung pinjaman
tersebut, sehingga rasio risiko pinjaman bermasalah terhadap
pinjaman yang diberikan selamaa tahun 2011 sampai dengan 2014
adalah 0. Memiliki rasio risiko pinjaman bermasalah terhadap
pinjaman yang diberikan sebesar 0 merupakan keadaan yang bagus
maka koperasi mendapatkan nilai maksimal selama tahun 2011
sampai dengan 2014 maka skornya adalah 5.
3) Rasio Cadangan Risiko Terhadap Pinjaman Bermasalah
Pinjaman bermasalah Koperasi Karyawan LISNA PT PLN
(Persero) Area Barabai selama tahun 2011 sampai dengan 2014
adalah 0, sehingga cadangan risiko tidak digunakan untuk menutupi
pinjaman bermasalah. Hal ini menunjukkan kondisi yang baik, karena
semakin kecil pinjaman bermasalah maka semakin baik. Oleh karena
itu, Koperasi Karyawan LISNA PT PLN (Persero) Area Barabai
mendapatkan nilai maksimal selama tahun 2011 sampai dengan 2014
dengan skor 5.
4) Rasio Pinjaman yang beresiko terhadap pinjaman yang diberikan
Koperasi Karyawan LISNA PT PLN (Persero) Area Barabai
tidak memiliki pinjaman berisiko, hal ini karena adanya system
potong gaji yang dilakukan setiap bulan untuk melunasi pinjaman dan
dari itu rasio pinjaman yang beresiko terhadap pinjaman yang
diberikan memiliki rasio 0 selama tahun 2011 sampai dengan 2014
dan mendapatkan skor maksimal yaitu 5.
c. Aspek Manajemen
Berdasarkan data yang diperoleh penulis dari kousioner yang diisi oleh
Koperasi Karyawan LISNA PT PLN (Persero) Area Barabai atas aspek
penilaian manajemen dari tahun 2011 sampai dengan 2014 adalah :
Tabel 12
Koperasi Karyawan LISNA PT PLN (Persero) Area Barabai Perhitungan Aspek Penilaian Manajemen
Aspek Jumlah Jawaban YA 2011 2012 2013 2014 Manajemen Umum 11 11 11 11 Manajemen Kelembagaan 6 6 6 6 Manajemen Permodalan 5 5 5 5 Manajemen Aktiva 10 10 10 10 Manajemen Likuiditas 4 4 4 4 Total 36 36 36 36
Sumber : Diolah oleh penulis
Tabel 13
Koperasi Karyawan LISNA PT PLN (Persero) Area Barabai Hasil Skor Penilaian Aspek Penilaian Manajemen
Tahun Aspek Jumlah
Jawaban YA Nilai Skor 2011 Manajemen Umum 11 3 2,75 Manajemen Kelembagaan 6 3 3 Manajemen Permodalan 5 3 3 Manajemen 10 3 3
Aktiva Manajemen Likuiditas 4 3 2,40 2012 Manajemen Umum 11 3 2,75 Manajemen Kelembagaan 6 3 3 Manajemen Permodalan 5 3 3 Manajemen Aktiva 10 3 3 Manajemen Likuiditas 4 3 2,40 2013 Manajemen Umum 11 3 2,75 Manajemen Kelembagaan 6 3 3 Manajemen Permodalan 5 3 3 Manajemen Aktiva 10 3 3 Manajemen Likuiditas 4 3 2,40 2014 Manajemen Umum 11 3 2,75 Manajemen Kelembagaan 6 3 3 Manajemen Permodalan 5 3 3 Manajemen Aktiva 10 3 3 Manajemen Likuiditas 4 3 2,40 Rata-rata Manajemen Umum 11 3 2,75 Manajemen Kelembagaan 6 3 3 Manajemen Permodalan 5 3 3 Manajemen Aktiva 10 3 3 Manajemen Likuiditas 4 3 2,40
Grafik 5
Perhitungan Manajemen
Koperasi Karyawan LISNA PT PLN (Persero) Area Barabai
1) Manajemen umum
Aspek manajemen umum Koperasi Karyawan LISNA PT
PLN (Persero) Area Barabai dari tahun 2011 sampai dengan 2014
rata-rata tergolong baik. Pada aspek manajemen umum, Koperasi
Karyawan LISNA PT PLN (Persero) Area Barabai tergolong baik
walaupun masih ada manajemen yang tidak terpengaruhi tetapi hal
tersebut tidak mempengaruhi. Oleh karena itu, manajer perlu
mempertahankan kondisi tersebut dan meningkatkan manajemen
yang masih belum terpenuhi.
Manajemen umum 12 pertanyaan (bobot 3 atau 0,25 nilai untuk setiap jawaban pertanyaan ya”)
2,75 3 3 3 2,4 0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5
Manajemen
Manajemen2) Kelembagaan
Penilaian terhadap manajemen kelembagaan Koperasi
Karyawan LISNA PT PLN (Persero) Area Barabai pada tahun
2011-2014 juga sudah baik dilihat semua manajemen kelembagaan
terpenuhi . Artinya Koperasi Karyawan LISNA PT PLN (Persero)
Area Barabai dalam mengelola manajemen kelembagaan sudah
memiliki kemampuan yang baik.
Kelembagaan 6 pertanyaan (bobot 3 atau 0,5 nilai untuk setiap jawaban pertanyaan ya”)
3) Manajemen permodalan
Penilaian terhadap manajemen permodalan Koperasi Karyawan
LISNA PT PLN (Persero) Area Barabai pada tahun 2011-2014 juga
sudah baik dilihat semua manajemen kelembagaan terpenuhi .
Artinya Koperasi Karyawan LISNA PT PLN (Persero) Area Barabai
dalam mengelola manajemen kelembagaan sudah memiliki
kemampuan yang baik. Namun koperasi harus tetap
mempertahankan dalam mengelola manajemen permodalan tersebut
agar kinerjanya tidak menurun dan tetap pada kondisi yang baik.
Manajemen permodalan 5 pertanyaan (bobot 3 atau 0,6 nilai untuk setiap jawaban pertanyaan ya”)
4) Manajemen aktiva
Penilaian terhadap manajemen aktiva Koperasi Karyawan
sudah baik dilihat semua manajemen kelembagaan terpenuhi .
Artinya Koperasi Karyawan LISNA PT PLN (Persero) Area Barabai
dalam mengelola manajemen aktiva sudah memiliki kemampuan
yang baik.
Manajemen aktiva 10 pertanyaan (bobot 3 atau 0,3 nilai untuk setiap jawaban pertanyaan ya”)
5) Manajemen likuiditas
Penilaian terhadap manajemen likuiditas Koperasi Karyawan
LISNA PT PLN (Persero) Area Barabai pada tahun 2011-2014
tergolong baik walaupun masih ada manajemen yang tidak terpenuhi.
Oleh karena itu, manajer perlu meningkatkan manajemen yang masih
belum terpenuhi.
Manajemen likuiditas 5 pertanyaan (bobot 3 atau 0,6 nilai untuk
setiap jawaban pertanyaan ya”)
d. Aspek Efisiensi
1) Rasio biaya operasional pelayanan terhadap partisipasi bruto
Cara perhitungan rasio beban operasi anggota atas partisipasi
bruto ditetapkan sebagai berikut:
a) Untuk rasio sama dengan atau lebih besar dari 100 diberi nilai 0
dan untuk rasio antara 95% hingga lebih kecil dari 100 diberi nilai
50, selanjutnya setiap penurunan rasio sebesar 5% nilai
ditambahkan dengan 25 sampai dengan maksimum nilai 100.
Hasil perhitungan rasio beban operasi anggota terhadap
partisipasi bruto adalah sebagai berikut :
x 100% ……… (5)
Tabel 14
Koperasi Karyawan LISNA PT PLN (Persero) Area Barabai Perhitungan Beban Operasi Anggota
Keterangan 2011 2012 2013 2014 1.Beban Operasional Santunan 2.875.000 5.500.000 0 0 Barang Primer 491.000 701.500 1.500.000 1.582.000 Insentif pengelola pengembangan usaha 2.960.000 6.914.750 15.446.749 10.806.750 Insentif anggota dan karyawan 9.855.106 11.846.125 18.223.508 13.375.875 Kerugian Barang Rusak/Hilang 747.000 159.500 122.900 162.050 Jumlah beban operasional 16.928.106 25.121.875 35.293.157 25.926.675 2.Beban Adm & Umum Biaya Adm 18.749.250 26.286.300 56.315.000 70.872.000 Pajak 2.101.100 4.094.144 2.741.568 2.113.000 Biaya perjalanan 20.475.000 22.550.000 280.000 280.000 Cadangan pengembangan usaha 11.736.275 21.730.975 23.921.250 43.230.640 Jasa bank 7.266.975 22.331.775 44.690.558 28.141.376 Penyusutan 236.000 236.000 236.000 236.000 Jumlah beban adm & umum
60.564.600 97.229.194 128.184.376 144.873.016
Beban operasi anggota
77.492.706 122.351.069 163.477.534 170.799.691
Sumber : Diolah oleh penulis Lanjutan
Tabel 15
Koperasi Karyawan LISNA PT PLN (Persero) Area Barabai Perhitungan Partisipasi Bruto
Tahun Beban Operasi
Anggota
Partisipasi Bruto Rasio beban operasi anggota terhadap partisipasi bruto (%) 2011 77.492.706 64.420.425 120,29 2012 122.351.069 75.578.722 161,88 2013 163.477.534 72.699.032 224,86 2014 170.799.691 78.515.500 217,53
Sumber : Diolah oleh penulis
Grafik 6
Rasio beban operasi anggota terhadap partisipasi bruto Koperasi Karyawan LISNA PT PLN (Persero) Area Barabai
Sumber : Diolah oleh penulis
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa pada
Koperasi Karyawan PT PLN (Persero) Area Barabai dari tahun
2011-2014 beban operasi anggota terhadap volume partisipasi
bruto mengalami fluktuasi. Pada tahun 2011 beban operasi 120,29 161,88 224,86 217,53 0 50 100 150 200 250 2011 2012 2013 2014
Rasio beban operasi anggota terhadap
partisipasi bruto (%)
Rasio beban operasi anggota terhadap partisipasi bruto (%)
anggota adalah 120,29 jika dibandingkan dengan jumlah
partisipasi bruto. Karena beban operasi anggotan adalah 120,29
(lebih besar dari 100) maka nilainya adalah 0 dan skor untuk
Rasio beban operasi anggota terhadap partisipasi bruto 1. Pada
tahun 2012 beban operasi anggota adalah 161,88 jika
dibandingkan dengan jumlah partisipasi bruto. Karena beban
operasi anggotan adalah 161,88 (lebih besar dari 100) maka
nilainya adalah 0 dan skor untuk Rasio beban operasi anggota
terhadap partisipasi bruto 1. Pada tahun 2013 beban operasi
anggota adalah 224,86 jika dibandingkan dengan jumlah
partisipasi bruto. Karena beban operasi anggotan adalah 224,86
(lebih besar dari 100) maka nilainya adalah 0 dan skor untuk
Rasio beban operasi anggota terhadap partisipasi bruto 1. Pada
tahun 2014 beban operasi anggota adalah 217,53 jika
dibandingkan dengan jumlah partisipasi bruto. Karena beban
operasi anggota adalah 217,53 (lebih besar dari 100) maka
nilainya adalah 0 dan skor untuk Rasio beban operasi anggota
terhadap partisipasi bruto 1. Berdasarkan penjelasan di atas dapat
diketahui bahwa terjadi peningkatan untuk Rasio beban operasi
anggota terhadap partisipasi bruto dari tahun 2011-2012 sebesar
41,59% dan mengalami peningkatan kembali pada tahun
2012-2013 sebesar 62,98% dan mengalami penurunan pada tahun
Anggota mengalami kenaikan setiap tahunnya tetapi pembaginya
partisipasi bruto mengalami fluktuasi.
2) Rasio aktiva tetap terhadap total asset
Rasio beban usaha terhadap SHU kotor ditetapkan sebagai
berikut :
a) Untuk rasio lebih dari 80% diberi nilai 25 dan untuk setiap
penurunan rasio 20% nilai ditambahkan dengan 25 sampai
dengan maksimum nilai 100.
b) Nilai dikalikan dengan bobot sebesar 4% diperoleh skor
penilaian.
Hasil perhitungan rasio aktiva tetap terhadap total asset adalah
sebagai berikut :
x 100% ……… (6)
Tabel 16
Koperasi Karyawan LISNA PT PLN (Persero) Area Barabai Perhitungan Beban Usaha dan SHU Kotor
Keterangan 2011 2012 2013 2014 1.Pendapatan & Penjualan Pengembangan usaha anggota 64.420.425 75.578.722 72.699.032 78.515.500 Provisi 20.145.000 40.950.000 95.685.000 108.076.600 Iuran Kesejahteraan 1.940.000 4.180.000 4.510.000 1.610.000 Lain lain 7.452.000 8.135.000 0 0 Penjualan 667.462 707.795 2.302.905 0 Barang Primer 64.312.880 70.921.650 66.684.950 52.018.300 Barang Sekunder 0 0 0 0
Jumlah pendapatan dan penjualan 158.937.767 200.473.167 241.781.887 240.220.400 2.Beban Operasional Santunan 2.875.000 5.500.000 0 0 Barang Primer 491.000 701.500 1.500.000 1.582.000 Insentif Pengelola dan pengembangan usaha 2.960.000 6.914.750 15.446.749 10.806.750 Insentif anggota dan karyawan 9.855.106 11.846.125 18.223.508 13.375.875 Kerugian Barang Rusak/Hilang 747.000 159.500 122.900 162.050 Jumlah beban operasional 16.928.106 25.121.875 35.293.157 25.926.675 3.Beban Adm & Umum Biaya Adm 18.749.250 26.286.300 56.315.000 70.872.000 Pajak 2.101.100 4.094.144 2.741.568 2.113.000 Biaya Perjalanan 20.475.000 22.550.000 280.000 280.000 Cadangan Pengembangan Usaha anggota 11.736.275 21.730.975 23.921.250 43.230.640 Jasa Bank 7.266.975 22.331.775 44.690.558 28.141.376 Penyusutan 236.000 236.000 236.000 236.000 Jumlah beban adm & umum
60.564.600 97.229.194 128.184.376 144.873.016
Jumlah beban usaha
77.492.706 122.351.069 163.477.534 170.799.691
SHU KOTOR 81.445.061 78.122.098 78.304.353 69.420.709 Sumber : Diolah oleh penulis
Tabel 17
Koperasi Karyawan LISNA PT PLN (Persero) Area Barabai Perhitungan Rasio Beban Usaha terhadap SHU Kotor
Tahun Beban Usaha SHU kotor Rasio Aktiva
Tetap terhadap Total Asset 2011 77.492.706 81.445.061 95,14 2012 122.351.069 78.122.098 156,61 2013 163.477.534 78.304.353 208,77 2014 170.799.691 69.420.709 246,03
Sumber : Diolah oleh penulis
Grafik 7
Rasio Aktiva Tetap terhadap Total Asset
Koperasi Karyawan LISNA PT PLN (Persero) Area Barabai
Sumber : Diolah oleh penulis
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa pada
Koperasi Karyawan PT PLN (Persero) Area Barabai dari tahun
2011-2014 rasio beban usaha terhadap SHU kotor mengalami
peningkatan. Pada tahun 2011 rasio beban usaha adalah 95,14
jika dibandingkan dengan jumlah SHU kotor. Karena rasio beban 95,14 156,61 208,77 246,03 0 50 100 150 200 250 300 2011 2012 2013 2014
Rasio Aktiva Tetap terhadap Total Asset
Rasio Aktiva Tetap terhadap Total Asset
usaha adalah 95,14 (lebih dari 80 maka nilainya adalah 25 dan
skor untuk rasio beban usaha terhadap SHU kotor 1. Pada tahun
2012 rasio beban usaha adalah 156,61 jika dibandingkan dengan
jumlah SHU kotor. Karena rasio beban usaha adalah 156,61
(lebih dari 80 maka nilainya adalah 25 dan skor untuk rasio
beban usaha terhadap SHU kotor 1. Pada tahun 2013 rasio beban
usaha adalah 208,77 jika dibandingkan dengan jumlah SHU
kotor. Karena rasio beban usaha adalah 208,77 (lebih dari 80
maka nilainya adalah 25 dan skor untuk rasio beban usaha
terhadap SHU kotor 1. Pada tahun 2014 rasio beban usaha adalah
246,03 jika dibandingkan dengan jumlah SHU kotor. Karena
rasio beban usaha adalah 246,03 (lebih dari 80 maka nilainya
adalah 25 dan skor untuk rasio beban usaha terhadap SHU kotor
1. Berdasarkan penjelasan di atas dapat diketahui bahwa terjadi
peningkatan untuk rasio beban usaha terhadap SHU kotor dari
tahun 2011-2012 sebesar 61,47% dan mengalami peningkatan
kembali pada tahun 2012-2013 sebesar 52,16% dan mengalami
peningkatan kembali pada tahun 2013-2014 sebesar 37,26%. Hal
ini disebabkan Beban Usaha mengalami kenaikan setiap
tahunnya tetapi pembaginya SHU kotor mengalami fluktuasi.
3) Rasio efisiensi pelayanan
Perhitungan rasio efisiensi pelayanan ditetapkan sebagai
a) Untuk rasio lebih dari 15% diberi nilai 0 dan untuk rasio antara
10% hingga 15% diberi niali 50, selanjutnya setiap penurunan
rasio 1% nilai ditambah dengan 5 sampai dengan maksimum
nilai 100.
b) Nilai dikalikan dengan bobot sebesar 2 % diperoleh skor
penilaian.
Hasil perhitungan rasio efisiensi pelayanan adalah sebagai
berikut :
x 100% ……… (7)
Tabel 18
Koperasi Karyawan LISNA PT PLN (Persero) Area Barabai Perhitungan Biaya Karyawan
Keterangan 2011 2012 2013 2014 Biaya Karyawan : Biaya Adm & Rapat/HR Pengurus 18.749.250 26.286.300 56.315.000 70.872.000 Biaya Perjalanan 20.475.000 22.550.000 280.000 280.000 Jumlah 39.224.250 48.836.300 56.595.000 71.152.000 Sumber : Diolah oleh penulis
Tabel 19
Koperasi Karyawan LISNA PT PLN (Persero) Area Barabai Perhitungan Volume Pinjaman
Keterangan 2011 2012 2013 2014
Piutang 375.210.112 453.482.123 638.687.065 585.763.235 Sumber : Diolah oleh penulis
Tabel 20
Koperasi Karyawan LISNA PT PLN (Persero) Area Barabai Perhitungan Rasio Efisiensi Pelayanan
Tahun Biaya karyawan Volume
Pinjaman Rasio Efisiensi Pelayanan (%) 2011 39.224.250 375.210.112 10,45 2012 48.836.300 453.482.123 10,76 2013 56.595.000 638.687.065 8,86 2014 71.152.000 585.763.235 12,14
Sumber : Diolah oleh penulis
Grafik 8
Rasio Efisiensi Pelayanan
Koperasi Karyawan LISNA PT PLN (Persero) Area Barabai
Sumber : Diolah oleh penulis
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa pada
Koperasi Karyawan PT PLN (Persero) Area Barabai dari tahun
2011-2014 mengalami fluktuasi rasio efisiensi pelayanan. Pada
tahun 2011 rasio efisiensi pelayanan adalah 10,45 ini berarti
10,45 10,76 8,86 12,14 0 2 4 6 8 10 12 14 2011 2012 2013 2014
Rasio Efisiensi Pelayanan (%)
Rasio Efisiensi Pelayanan (%)
biaya karyawan adalah 10,45 jika dibandingkan dengan volume
pinjaman. Karena rasio efisiensi pelayanan adalah 10,45 (berada
pada rentang 10 sampai dengan 15) maka nilainya adalah 50 dan
skor untuk rasio efisiensi pelayanan adalah 1. Pada tahun 2012
rasio efisiensi pelayanan adalah 10,76 ini berarti biaya karyawan
adalah 10,76 jika dibandingkan dengan volume pinjaman. Karena
rasio efisiensi pelayanan adalah 10,76 (berada pada rentang 10
sampai dengan 15) maka nilainya adalah 50 dan skor untuk rasio
efisiensi pelayanan adalah 1. Pada tahun 2013 rasio efisiensi
pelayanan adalah 8,86 ini berarti biaya karyawan adalah jika
dibandingkan dengan volume pinjaman. Karena rasio efisiensi
pelayanan adalah 8,86 (berada pada rentang 5 sampai 10) maka
nilainya adalah 75 dan skor untuk rasio efisiensi pelayanan
adalah 1,5. Pada tahun 2014 rasio efisiensi pelayanan adalah
12,14 ini berarti biaya karyawan adalah jika dibandingkan
dengan volume pinjaman. Karena rasio efisiensi pelayanan
adalah 12,14 (berada pada rentang 10 sampai 15) maka nilainya
adalah 50 dan skor untuk rasio efisiensi pelayanan adalah 1.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat diketahui bahwa terjadi
peningkatan untuk rasio efisiensi pelayanan tahun 2011-2012
sebesar 0,31% dan mengalami penurunan pada tahun 2012-2013
sebesar 1,9% dan mengalami peningkatan kembali pada tahun
mengalami kenaikan setiap tahunnya tetapi pembaginya Volume
Pinjaman mengalami fluktuasi.
e. Aspek Likuiditas
1) Rasio kas
Pengukuran rasio kas ditetapkan sebagai berikut :
a) Untuk rasio kas lebih besar dari 10% hingga 15% diberi nilai 100,
untuk rasio lebih kecil dari 15% sampai dengan 20% diberi nilai
50, untuk rasio lebih kecil atau sama dengan 10% diberi nilai 25,
sedangkan untuk rasio lebih dari 20% diberi nilai 25.
b) Nilai dikalikan dengan bobot 10% diperoleh skor penilaian.
Hasil perhitungan rasio kas terhadap kewajiban lancar adalah
sebagai berikut :
x 100% ………..……… (8)
Tabel 21
Koperasi Karyawan LISNA PT PLN (Persero) Area Barabai Perhitungan Rasio Kas Terhadap Kewajiban Lancar
Tahun Kas + Bank Kewajiban
Lancar Rasio Kas terhadap Kewajiban Lancar 2011 29.654.254 118.704.725 24,98 2012 226.370.111 158.352.676 142,95 2013 152.503.951 188.721.192 80,80 2014 100.069.738 224.208.308 44,63
Grafik 9
Rasio Kas terhadap Kewajiban Lancar
Koperasi Karyawan LISNA PT PLN (Persero) Area Barabai
Sumber : Diolah oleh penulis
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa pada
Koperasi Karyawan PT PLN (Persero) Area Barabai dari tahun
2011-2014 mengalami fluktuasi Rasio Kas terhadap Kewajiban
Lancar. Pada tahun 2011 Rasio Kas terhadap Kewajiban Lancar
adalah 24,98 ini Kas+Bank adalah 24,98 jika dibandingkan
dengan Kewajiban Lancar. Karena Rasio Kas terhadap
Kewajiban Lancar adalah 24,98 (lebih dari 20) maka nilainya
adalah 25 dan skor untuk Rasio Kas terhadap Kewajiban Lancar
adalah 2,5. Pada tahun 2012 Rasio Kas terhadap Kewajiban
Lancar adalah 142,95 ini Kas+Bank adalah 142,95 jika
dibandingkan dengan Kewajiban Lancar. Karena Rasio Kas
terhadap Kewajiban Lancar adalah 142,95 (lebih dari 20) maka
nilainya adalah 25 dan skor untuk Rasio Kas terhadap 24,98 142,95 80,8 44,63 0 20 40 60 80 100 120 140 160 2011 2012 2013 2014
Rasio Kas terhadap Kewajiban
Lancar
Rasio Kas terhadap Kewajiban Lancar
Kewajiban Lancar adalah 2,5. Pada tahun 2013 Rasio Kas
terhadap Kewajiban Lancar adalah 80,80 ini Kas+Bank adalah
80,80 jika dibandingkan dengan Kewajiban Lancar. Karena
Rasio Kas terhadap Kewajiban Lancar adalah 80,80 (lebih dari
20) maka nilainya adalah 25 dan skor untuk Rasio Kas terhadap
Kewajiban Lancar adalah 2,5. Pada tahun 2014 Rasio Kas
terhadap Kewajiban Lancar adalah 44,63 ini Kas+Bank adalah
44,63 jika dibandingkan dengan Kewajiban Lancar. Karena
Rasio Kas terhadap Kewajiban Lancar adalah 44,63 (lebih dari
20) maka nilainya adalah 25 dan skor untuk Rasio Kas terhadap
Kewajiban Lancar adalah 2,5. Berdasarkan penjelasan di atas
dapat diketahui bahwa terjadi kenaikan untuk Rasio Kas
terhadap Kewajiban Lancar tahun 2011-2012 sebesar 117,97%
dan penurunan pada tahun 2012-2013 sebesar 62,15% dan
mengalami penurunan kembali pada tahun 2013-2014 sebesar
36,17%. Hal ini disebabkan Kas+Bank mengalami fluktuasi
setiap tahunnya tetapi pembaginya Kewajiban Lancar
mengalami kenaikan setiap tahunnya.
2) Rasio volume pinjaman terhadap dana yang diterima
Pengukuran rasio pinjaman yang diberikan terhadap dana yang
a) Untuk rasio pinjaman lebih kecil dari 60% diberi nilai 25, untuk
setiap kenaikan rasio 10% nilai ditambah dengan 25 sampai
dengan maksimum 100.
b) Nilai dikalikan dengan bobot 5% diperoleh skor penilaian.
Hasil perhitungan rasio pinjaman yang diberikan terhadap
dana yang diterima lancar adalah sebagai berikut :
x 100% ……… (9)
Tabel 22
Koperasi Karyawan LISNA PT PLN (Persero) Area Barabai Perhitungan Pinjaman yang diberikan
Keterangan 2011 2012 2013 2014
Piutang 375.210.112 453.482.123 638.687.065 585.763.235 Sumber : Diolah oleh penulis
Tabel 23
Koperasi Karyawan LISNA PT PLN (Persero) Area Barabai Perhitungan Dana yang diterima
Keterangan 2011 2012 2013 2014 Kewajiban lancar: Simpanan mana suka 10.915.052 13.891.385 10.018.050 12.960.393 Simpanan In-gub 8.612.000 9.347.000 9.885.000 9.990.000 Simpanan Perumahan 32.977.500 40.328.500 48.299.000 56.767.500 Simpanan ramadhan 55.713.806 82.264.625 106.940.508 129.461.875 Dana sosial 3.319.624 3.828.324 4.092.691 4.455.167 Dana Pembangunan 3.247.885 3.756.585 4.020.952 4.383.429 Dana Pendidikan 3.918.856 4.936.256 5.464.990 6.189.942 Jumlah kewajiban 118.704.725 158.352.676 188.721.192 224.208.308
Lancar Kewajiban Jangka Panjang : Pinjaman dari BKE 0 244.586.404 173.514.136 150.160.175 Modal Penyertaan 125.000.000 93.750.000 62.500.000 31.250.000 Pinjaman dari PT ASKES 30.100.000 17.200.000 169.829.195 63.765.605 Jumlah kewajiban jangka panjang 155.100.000 355.536.404 405.843.331 245.175.780 Kekayaan Bersih : Simpanan Pokok 1.770.000 9.150.000 8.800.000 9.100.000 Simpanan Wajib 55.457.000 70.459.000 95.806.000 105.093.000 Cadangan 63.933.159 93.803.330 98.033.204 147.063.463 Sisa Hasil Usaha 20.347.992 10.574.683 14.499.048 19.283.473 Jumlah kekayaan bersih 141.508.151 183.987.014 217.138.252 280.539.937 Dana yang diterima 415.312.876 697.876.094 811.702.776 749.924.025
Sumber : Diolah oleh penulis
Tabel 24
Koperasi Karyawan LISNA PT PLN (Persero) Area Barabai Perhitungan Rasio Pinjaman yang Diberikan Terhadap Dana Yang
Diterima
Tahun Pinjaman yang
diberikan Dana yang diterima Rasio Pinjaman yang diberikan terhadap dana yang diterima (%) 2011 375.210.112 415.312.876 90,34 2012 453.482.123 697.876.094 64,98 2013 638.687.065 811.702.776 78,68 2014 585.763.235 749.924.025 78,10
Grafik 10
Rasio Pinjaman yang diberikan terhadap dana yang diterima Koperasi Karyawan LISNA PT PLN (Persero) Area Barabai
Sumber : Diolah oleh penulis
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa pada
Koperasi Karyawan PT PLN (Persero) Area Barabai dari tahun
2011-2014 mengalami fluktuasi Rasio Pinjaman yang diberikan
terhadap dana yang diterima. Pada tahun 2011 Rasio Pinjaman
yang diberikan terhadap dana yang diterima 90,34 ini Pinjaman
yang diberikan adalah 90,34 jika dibandingkan dengan Dana
yang diterima. Karena Rasio Pinjaman yang diberikan terhadap
dana yang diterima adalah 90,34 (berada pada rentang dari 80
sampai 90) maka nilainya adalah 100 dan skor untuk Rasio
Pinjaman yang diberikan terhadap dana yang diterima adalah 5.
Pada tahun 2012 Rasio Pinjaman yang diberikan terhadap dana
yang diterima 64,98 ini Pinjaman yang diberikan adalah 64,98 90,34 64,98 78,68 4,5 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 2011 2012 2013 2014
Rasio Pinjaman yang diberikan terhadap
dana yang diterima (%)
Rasio Pinjaman yang diberikan terhadap dana yang diterima (%)
jika dibandingkan dengan Dana yang diterima. Karena Rasio
Pinjaman yang diberikan terhadap dana yang diterima adalah
64,98 (berada pada rentang dari 60 sampai 70) maka nilainya
adalah 50 dan skor untuk Rasio Pinjaman yang diberikan
terhadap dana yang diterima adalah 2,5. Pada tahun 2013 Rasio
Pinjaman yang diberikan terhadap dana yang diterima 78,68 ini
Pinjaman yang diberikan adalah 78,68 jika dibandingkan dengan
Dana yang diterima. Karena Rasio Pinjaman yang diberikan
terhadap dana yang diterima adalah 78,68 (berada pada rentang
dari 70 sampai 80) maka nilainya adalah 75 dan skor untuk Rasio
Pinjaman yang diberikan terhadap dana yang diterima adalah
3,75. Pada tahun 2014 Rasio Pinjaman yang diberikan terhadap
dana yang diterima 78,10 ini Pinjaman yang diberikan adalah
78,10 jika dibandingkan dengan Dana yang diterima. Karena
Rasio Pinjaman yang diberikan terhadap dana yang diterima
adalah 78,10 (berada pada rentang dari 70 sampai 80) maka
nilainya adalah 75 dan skor untuk Rasio Pinjaman yang diberikan
terhadap dana yang diterima adalah 3,75. Berdasarkan penjelasan
di atas dapat diketahui bahwa terjadi penurunan untuk Rasio
Pinjaman yang diberikan terhadap dana yang diterima tahun
2011-2012 sebesar 25,36% dan mengalami kenaikan pada tahun
2012-2013 sebesar 13,7% dan mengalami penurunan pada tahun
diberikan mengalami fluktuasi setiap tahunnya tetapi
pembaginya Dana yang diterima juga mengalami fluktuasi setiap
tahunnya.
f. Aspek Kemandirian dan Pertumbuhan
1) Rentabilitas asset
Rasio rentabilitas asset yaitu SHU sebelum pajak dibandingkan
dengan total asset, perhitungannya ditetapkan sebagai berikut :
a) Untuk rasio rentabilitas asset lebih kecil dari 5% diberi nilai 25,
untuk setiap kenaikan rasio 2,5% nilai ditambah dengan 25 sampai
dengan maksimum 100.
b) Nilai dikalikan dengan bobot 3% diperoleh skor penilaian.
Hasil perhitungan rasio rentabilitas asset adalah sebagai berikut :
Tabel 25
Koperasi Karyawan LISNA PT PLN (Persero) Area Barabai Perhitungan SHU sebelum pajak
Keterangan 2011 2012 2013 2014
PENDAPATAN I.Pendapatan dan penjualan
158.937.767 200.473.167 241.781.887 240.220.400
II. Harga pokok penjualan
61.097.250 67.547.428 63.806.159 50.137.786
Jumlah 220.035.017 268.020.595 305.588.046 290.358.186
BEBAN
III. Beban operasional 16.928.106 25.121.875 35.293.157 25.926.675 IV.Beban adm &
umum
60.564.600 97.229.194 128.184.376 144.873.016
Jumlah 77.492.706 122.351.069 163.477.534 170.799.691
SHU sebelum pajak (I+II)-(III+IV)
142.542.311 145.669.526 142.110.512 119.558.495
Sumber : Diolah oleh penulis
Tabel 26
Koperasi Karyawan LISNA PT PLN (Persero) Area Barabai Perhitungan Rasio Rentabilitas Asset
Tahun SHU sebelum
pajak
Total Asset Rasio Rentabilitas Asset (%)
2011 142.542.311 415.312.876 34,32
2012 145.669.526 697.876.094 20,87
2013 142.110.512 811.702.776 17,50
2014 119.558.495 749.924.025 15,94
Grafik 11
Rasio Rentabilitas Asset
Koperasi Karyawan LISNA PT PLN (Persero) Area Barabai
Sumber : Diolah oleh penulis
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa pada
Koperasi Karyawan PT PLN (Persero) Area Barabai dari tahun
2011-2014 mengalami penurunan Rasio Rentabilitas Asset. Pada
tahun 2011 Rasio Rentabilitas Asset 34,32 ini SHU sebelum
pajak adalah 34,32 jika dibandingkan dengan total asset. Karena
Rasio Rentabilitas Asset adalah 34,32 (lebih dari 10) maka
nilainya adalah 100 dan skor untuk Rasio Rentabilitas Asset
diterima adalah 3. Pada tahun 2012 Rasio Rentabilitas Asset
20,87 ini SHU sebelum pajak adalah 20,87 jika dibandingkan
dengan total asset. Karena Rasio Rentabilitas Asset adalah 20,87
(lebih dari 10) maka nilainya adalah 100 dan skor untuk Rasio
Rentabilitas Asset diterima adalah 3. Pada tahun 2013 Rasio 34,32 20,87 17,5 15,94 0 5 10 15 20 25 30 35 40 2011 2012 2013 2014
Rasio Rentabilitas Asset (%)
Rasio Rentabilitas Asset (%)
Rentabilitas Asset 17,50 ini SHU sebelum pajak adalah 17,50
jika dibandingkan dengan total asset. Karena Rasio Rentabilitas
Asset adalah 17,50 (lebih dari 10) maka nilainya adalah 100 dan
skor untuk Rasio Rentabilitas Asset diterima adalah 3. Pada
tahun 2014 Rasio Rentabilitas Asset 15,94 ini SHU sebelum
pajak adalah 15,94 jika dibandingkan dengan total asset. Karena
Rasio Rentabilitas Asset adalah 15,94 (lebih dari 10) maka
nilainya adalah 100 dan skor untuk Rasio Rentabilitas Asset
diterima adalah 3. Berdasarkan penjelasan di atas dapat diketahui
bahwa terjadi penurunan untuk Rasio Rentabilitas Asset pada
tahun 2011-2012 sebesar 13,45% dan mengalami penurunan
pada tahun 2012-2013 sebesar 3,37% dan mengalami penurunan
kembali pada tahun 2013-2014 sebesar 1,56%. Hal ini
disebabkan SHU sebelum pajak mengalami fluktuasi disetiap
tahunnya tetapi pembaginya yaitu total asset mengalami
fluktuasi.
2) Rentabilitas Modal sendiri
Rasio rentabilitas modal sendiri yaitu SHU bagian anggota
dibandingkan total ekuitas, perhitungannya ditetapkan sebagai
berikut :
a) Untuk rasio rentabilitas ekuitas lebih kecil dari 3% diberi nilai
25, untuk setiap kenaikan rasio 1% nilai ditambah dengan 25
b) Nilai dikalikan dengan bobot 3% diperoleh skor penilaian.
Hasil perhitungan rasio rentabilitas modal asset adalah
sebagai berikut :
x 100% ……… (11)
Tabel 27
Koperasi Karyawan LISNA PT PLN (Persero) Area Barabai Perhitungan SHU Bagian Anggota
Keterangan 2011 2012 2013 2014 SHU setelah pajak 20.347.892 10.574.683 14.499.048 19.283.473 SHU Bagian Anggota (SHU Setelah Pajak dari 35%) 7.121.762,2 3.701.139,05 5.074.666,8 6.749.215,55
Sumber : Diolah oleh penulis
Tabel 28
Koperasi Karyawan LISNA PT PLN (Persero) Area Barabai Perhitungan Rasio Rentabilitas Modal Sendiri
Tahun SHU Bagian
Anggota
Modal Sendiri Rasio
Rentabilitas Modal Sendiri (%) 2011 7.121.762,2 141.508.151,51 5,03 2012 3.701.139,05 183.987.014,30 2,02 2013 5.074.666,8 217.138.252,93 2,34 2014 6.749.215,55 280.539.937,00 2,41
Grafik 12
Rasio Rentabilitas Modal Sendiri
Koperasi Karyawan LISNA PT PLN (Persero) Area Barabai
Sumber : Diolah oleh penulis
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa pada
Koperasi Karyawan PT PLN (Persero) Area Barabai dari tahun
2011-2014 mengalami fluktuasi Rasio Rentabilitas Modal
Sendiri. Pada tahun 2011 Rasio Rentabilitas Modal Sendiri ini
5,03 berarti SHU bagian anggota adalah 5,03 jika dibandingkan
dengan modal sendiri. Karena Rasio Rentabilitas Modal Sendiri
adalah 5,03 (lebih dari 5) maka nilainya adalah 100 dan skor
untuk Rasio Rentabilitas Modal Sendiri adalah 3. Pada tahun
2012 Rasio Rentabilitas Modal Sendiri ini 2,02 berarti SHU
bagian anggota adalah 2,02 jika dibandingkan dengan modal
sendiri. Karena Rasio Rentabilitas Modal Sendiri adalah 2,02 5,03 2,02 2,34 2,41 0 1 2 3 4 5 6 2011 2012 2013 2014
Rasio Rentabilitas Modal Sendiri (%)
Rasio Rentabilitas Modal Sendiri (%)
(kurang dari 3) maka nilainya adalah 25 dan skor untuk Rasio
Rentabilitas Modal Sendiri adalah 0,75. Pada tahun 2013 Rasio
Rentabilitas Modal Sendiri ini 2,34 berarti SHU bagian anggota
adalah 2,34 jika dibandingkan dengan modal sendiri. Karena
Rasio Rentabilitas Modal Sendiri adalah 2,34 (kurang dari 3)
maka nilainya adalah 25 dan skor untuk Rasio Rentabilitas
Modal Sendiri adalah 0,75. Pada tahun 2014 Rasio Rentabilitas
Modal Sendiri ini 2,41 berarti SHU bagian anggota adalah 2,41
jika dibandingkan dengan modal sendiri. Karena Rasio
Rentabilitas Modal Sendiri adalah 2,41 (kurang dari 3) maka
nilainya adalah 25 dan skor untuk Rasio Rentabilitas Modal
Sendiri adalah 0,75. Berdasarkan penjelasan di atas dapat
diketahui bahwa terjadi penurunan untuk Rasio Rentabilitas
Modal Sendiri pada tahun 2011-2011 sebesar 3,01% dan
mengalami kenaikan pada tahun 2012-2013 sebesar 0,32% dan
mengalami kenaikan kembali pada tahun 2013-2014 sebesar
0,07%. Hal ini disebabkan SHU bagian anggota mengalami
fluktuasi disetiap tahunnya tetapi pembaginya yaitu modal
sendiri mengalami kenaikan.
3) Kemandirian Operasional Pelayanan
Rasio kemandirian operasional yaitu partisipasi netto
dibandingkan beban usaha ditambah beban perkoperasian,
a) Untuk rasio kemandirian operasional lebih kecil atau sama
dengan 100% diberi nilai 0, dan untuk rasio lebih besar dari
100% diberi nilai 100.
b) Nilai dikalikan dengan bobot 4% diperoleh skor penilaian.
Hasil perhitungan rasio kemandirian operasional pelayanan
adalah sebagai berikut :
x 100% ………..……… (12)
Tabel 29
Koperasi Karyawan LISNA PT PLN (Persero) Area Barabai Perhitungan Beban Usaha + Beban Perkoperasian
Keterangan 2011 2012 2013 2014 Beban Usaha 16.928.106 25.121.875 35.293.157 25.926.675 Beban adm & umum 60.564.600 97.229.194 128.184.376 144.873.016 Jumlah 77.492.706 122.351.069 163.477.534 170.799.691 Sumber : Diolah oleh penulis
Tabel 30
Koperasi Karyawan LISNA PT PLN (Persero) Area Barabai Perhitungan Partisipasi Bruto
Keterangan 2011 2012 2013 2014
Pendapatan Jasa Simpan
Pinjam
64.420.425 75.578.722 72.699.032 78.515.500
Tabel 31
Koperasi Karyawan LISNA PT PLN (Persero) Area Barabai Perhitungan Rasio Kemandirian Operasional Pelayanan
Keterangan Partisipasi Bruto Beban Usaha + Beban Perkoperasian Rasio kemandirian operasional pelayanan (%) 2011 64.420.425 77.492.706 83,13 2012 75.578.722 122.351.069 61,77 2013 72.699.032 163.477.534 44,47 2014 78.515.500 170.799.691 45,96
Sumber : Diolah oleh penulis
Grafik 13
Rasio kemandirian operasional pelayanan
Koperasi Karyawan LISNA PT PLN (Persero) Area Barabai
Sumber : Diolah oleh penulis
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa pada Koperasi Karyawan PT PLN (Persero) Area Barabai dari tahun 2011-2014 mengalami fluktuasi Rasio kemandirian operasional pelayanan. Pada tahun 2011 Rasio kemandirian operasional pelayanan 83,13 berarti partisipasi bruto adalah 83,13 jika 83,13 61,77 44,47 45,96 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 2011 2012 2013 2014
Rasio kemandirian operasional pelayanan
(%)
Rasio kemandirian operasional pelayanan (%)
dibandingkan dengan Beban Usaha + Beban Perkoperasian. Karena Rasio kemandirian operasional pelayanan adalah 83,13 (kurang dari 100) maka nilainya adalah 0 dan skor untuk Rasio kemandirian operasional pelayanan adalah 0. Pada tahun 2012 Rasio kemandirian operasional pelayanan 61,77 berarti partisipasi bruto adalah 61,77 jika dibandingkan dengan Beban Usaha + Beban Perkoperasian. Karena Rasio kemandirian operasional pelayanan adalah 61,77 (kurang dari 100) maka nilainya adalah 0 dan skor untuk Rasio kemandirian operasional pelayanan adalah 0. Pada tahun 2013 Rasio kemandirian operasional pelayanan 44,47 berarti partisipasi bruto adalah 44,47 jika dibandingkan dengan Beban Usaha + Beban Perkoperasian. Karena Rasio kemandirian operasional pelayanan adalah 44,47 (kurang dari 100) maka nilainya adalah 0 dan skor untuk Rasio kemandirian operasional pelayanan adalah 0. Pada tahun 2014 Rasio kemandirian operasional pelayanan 45,96 berarti partisipasi bruto adalah 45,96 jika dibandingkan dengan Beban Usaha + Beban Perkoperasian. Karena Rasio kemandirian operasional pelayanan adalah 45,96 (kurang dari 100) maka nilainya adalah 0 dan skor untuk Rasio kemandirian operasional pelayanan adalah 0. Berdasarkan penjelasan di atas dapat diketahui bahwa terjadi penurunan untuk Rasio kemandirian operasional pelayanan pada tahun 2012-2013 sebesar 21,36% dan mengalami penurunan kembali pada tahun 2012-2013 sebesar 17,3% dan mengalami peningkatan pada tahun 2013-2014 sebesar 1,49%. Hal ini disebabkan partisipasi bruto mengalami fluktuasi disetiap tahunnya tetapi pembaginya yaitu Beban Usaha + Beban Perkoperasian mengalami kenaikan.
g. Aspek Jati Diri Koperasi
1) Rasio partisipasi bruto
a) Untuk rasio lebih kecil dari 25% diberi nilai 25, untuk setiap
kenaikan rasio 25% nilai ditambah dengan 25 sampai dengan
maksimum 100.
b) Nilai dikalikan dengan bobot 7% diperoleh skor penilaian.
Hasil perhitungan rasio partisipasi bruto adalah sebagai berikut :
x 100% ……… (13)
Tabel 32
Koperasi Karyawan LISNA PT PLN (Persero) Area Barabai Perhitungan Partisipasi Bruto dan Partisipasi Bruto + Pendapatan
Keterangan 2011 2012 2013 2014 Pendapatan Simpan pinjam 64.420.425 75.578.722 72.699.032 78.515.500 Pengembangan Usaha Anggota 20.145.000 40.950.000 95.685.000 108.076.600 Provisi 1.940.000 4.180.000 4.510.000 1.610.000 Iuran Kesejahteraan 7.452.000 8.135.000 0 0 Lain – lain 667.462 707.795 2.302.905 0 Penjualan : Barang Primer 64.312.880 70.921.650 66.584.950 52.018.300 Barang Skunder 0 0 0 0 Jumlah pendapatan koperasi 158.937.767 200.473.167 241.781.887 240.220.400
Tabel 33
Koperasi Karyawan LISNA PT PLN (Persero) Area Barabai Perhitungan Rasio Partisipasi Bruto
Tahun Partisipasi Bruto Partisipasi Bruto + Pendapatan Rasio Partisipasi Bruto (%) 2011 64.420.425 158.937.767 40,53 2012 75.578.722 200.473.167 37,71 2013 72.699.032 241.781.887 30,06 2014 78.515.500 240.220.400 32,68
Sumber : Diolah oleh penulis
Grafik 14
Rasio Partisipasi Bruto
Koperasi Karyawan LISNA PT PLN (Persero) Area Barabai
Sumber : Diolah oleh penulis
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa pada
Koperasi Karyawan PT PLN (Persero) Area Barabai dari tahun
2011-2014 mengalami fluktuasi Rasio Partisipasi Bruto. Pada
tahun 2011 Rasio Partisipasi Bruto 40,53 berarti partisipasi bruto
adalah 40,53 jika dibandingkan dengan Partisipasi Bruto + 40,53 37,71 30,06 32,68 0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 2011 2012 2013 2014
Rasio Partisipasi Bruto (%)
Pendapatan. Karena Rasio Partisipasi Bruto adalah 40,53 (berada
pada rentang 25 sampai 50) maka nilainya adalah 50 dan skor
untuk Rasio Partisipasi Bruto adalah 3,50. Pada tahun 2012 Rasio
Partisipasi Bruto 37,71 berarti partisipasi bruto adalah 37,71 jika
dibandingkan dengan Partisipasi Bruto + Pendapatan. Karena
Rasio Partisipasi Bruto adalah 37,71 ((berada pada rentang 25
sampai 50) maka nilainya adalah 50 dan skor untuk Rasio
Partisipasi Bruto adalah 3,50. Pada tahun 2013 Rasio Partisipasi
Bruto 90,55 berarti partisipasi bruto adalah 90,55 jika
dibandingkan dengan Partisipasi Bruto + Pendapatan. Karena
Rasio Partisipasi Bruto adalah 90,55 (berada pada rentang 25
sampai 50) maka nilainya adalah 50 dan skor untuk Rasio
Partisipasi Bruto adalah 3,50. Pada tahun 2014 Rasio Partisipasi
Bruto 32,68 berarti partisipasi bruto adalah 32,68 jika
dibandingkan dengan Partisipasi Bruto + Pendapatan. Karena
Rasio Partisipasi Bruto adalah 32,68 (berada pada rentang 25
sampai 50) maka nilainya adalah 50 dan skor untuk Rasio
Partisipasi Bruto adalah 3,50. Berdasarkan penjelasan di atas
dapat diketahui bahwa terjadi penurunan untuk Rasio Partisipasi
Bruto pada tahun 2011-2012 sebesar 2,82% dan mengalami
penurunan kembali pada tahun 2012-2013 sebesar 7,65% dan
mengalami kenaikan pada tahun 2013-2014 sebesar 2,62%. Hal
tahunnya tetapi pembaginya yaitu Partisipasi Bruto + Pendapatan
mengalami fluktuasi.
Adapun penilaian tingkat kesehatan Koperasi Karyawan LISNA PT PLN
(Persero) Area Barabai berdasarkan Peraturan Menteri Negara Koperasi dan
Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor:
14/Per./M./KUKM/XII/2009 tentang pedoman penilaian kesehatan koperasi
simpan pinjam dan unit simpan pinjam yaitu :
Tabel 34
Koperasi Karyawan LISNA PT PLN (Persero) Area Barabai Perhitungan Penilaian Kesehatan
No SkorPenila
ian
2011 2012 2013 2014
Aspek Penilaian 1. Permodalan
a.Rasio modal sendiri terhadap total asset
3 3 3 3
b.Rasio modal sendiri terhadap pinjaman diberikan yang beresiko 1,8 2,4 1,8 2,4 c.Rasio kecukupan modal sendiri 3 3 3 3 2. Kualitas aktiva produktif a.Rasio volume
pinjaman pada anggota terhadap volume pinjaman diberikan
0 5 5 5
b.Rasio Risiko
Pinjaman Bermasalah terhadap Pinjaman yag diberikan 5 5 5 5 c.Rasio Cadangan Risiko terhadap Pinjaman Bermasalah 5 5 5 5
d.Rasio Pinjaman yang beresiko terhadap pinjaman yang diberikan 5 5 5 5 3. Manajemen Manajemen Umum 2,75 2,75 2,75 2,75 Kelembagaan 3,00 3,00 3,00 3,00 Manajemen Permodalan 3,00 3,00 3,00 3,00 Manajemen Aktiva 3,00 3,00 3,00 3,00 Manajemen Likuiditas 2,40 2,40 2,40 2,40 4. Efisiensi
a.Rasio beban operasi anggota terhadap partisipasi bruto
1 1 1 1
b.Rasio beban usaha terhadap SHU kotor
1 1 1 1 c.Rasio efisiensi pelayanan 1 1 1,5 1 5. Likuiditas a.Rasio kas 2,5 2,5 2,5 2,5 b.Pinjaman yang diberikan terhadap dana yang diterima
5 2,5 3,75 3,75 6. Kemandirian dan pertumbuhan a.Rentabilitas Asset 3 3 3 3 b.Rentabilitas modal sendiri 3 0,75 0,75 0,75 c.Kemandirian operasional pelayanan 0 0 0 0 7. Jatidiri koperasi a.Rasio partisipasi bruto 3,50 3,50 3,50 3,50 b.Rasio promosi ekonomi anggota(PEA)
Total Skor Penilaian : 56,9 Kurang Sehat 57,8 Kurang Sehat 61,45 Cukup Sehat 59,05 Kurang Sehat Sehat 80-100 Cukup sehat 60-80 Kurang sehat 40-60