PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM DAN KECERDASAN INTERPERSONAL TERHADAP HASIL
BELAJAR IPA DI SMP 1 INGINJAYA ACEH BESAR
TESIS
Diajukan guna memenuhi salah satu syarat Untuk memperoleh gelar magister pendidikan
Program studi pendidikan dasar
Oleh : PUTRI RAHMI NIM : 8146181028
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
ABSTRAK
PUTRI RAHMI. 8146181028. Pengaruh Model Pembelajaran Quantum dan Kecerdasan Interpersonal terhadap Hasil Belajar IPA pada Siswa Kelas VII SMP Inginjaya Kecamatan Aceh Besar Tahun Ajaran 2015/2016.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis: (1) pengaruh model pembelajaran Quantum terhadap hasil belajar IPA siswa di kelas VII SMP 1 Inginjaya Aceh Besar; (2) hasil belajar IPA siswa yang memiliki kecerdasan interpersonal tinggi dan kecerdasan interpersonal rendah di kelas VII SMP 1 Inginjaya Aceh Besar; dan (3) interaksi antara model pembelajaran Quantum dan kecerdasan interpersonal terhadap hasil belajar IPA siswa kelas VII SMP 1 Inginjaya Aceh Besar. Penelitian berbentuk Quasi Experimental Design dengan faktorial 2x2. Instrumen yang digunakan yaitu tes hasil belajar IPA dan instrumen kecerdasan interpersonal. Analisis data menggunakan anava dua jalur. Hasil penelitian menunjukkan: (1) Terdapat pengaruh model pembelajaran Quantum terhadap hasil belajar IPA siswa di kelas VII SMP 1 Inginjaya Aceh Besar; (2) Hasil belajar IPA siswa yang mempunyai kecerdasan interpersonal tinggi lebih baik dari siswa yang mempunyai kecerdasan interpersonal rendah di kelas VII SMP 1 Inginjaya Aceh Besar; (3) Terdapat interaksi antara model pembelajaran Quantum dan kecerdasan interpersonal terhadap hasil belajar IPA siswa kelas VII SMP 1 Inginjaya Aceh Besar.
ABSTRACT
PUTRI RAHMI. 8146181028. The Effect of Quantum Learning Model and Interpersonal Intelligence towards Science Learning outcomes of seventh grade students in SMP 1 Inginjaya Aceh Besar.
This study aimed to analyze: (1) Effect of the Quantum learning model on the science learning outcomes of seventh grade students in SMP 1 Inginjaya Aceh Besar; (2) Science learning outcomes of students who have a high interpersonal intelligence and lower interpersonal intelligence of seventh grade students in SMP 1 Inginjaya Aceh Besar; and (3) the interaction between the Quantum learning model and interpersonal intelligence on science learning outcomes IPA of seventh grade students in SMP 1 Inginjaya Aceh Besar. This study was Quasi-Experimental Design with 2x2 factorial. The instruments are science learning outcome test and interpersonal intelligence instrument. Data analysis using ANOVA two paths. The results showed: (1) There is Effect of Quantum learning model on science learning outcomes of seventh grade students in SMP 1 Inginjaya Aceh Besar; (2) Science learning outcome students who have high interpersonal intelligence is better than students who have poor interpersonal intelligence of seventh grade students in SMP 1 Inginjaya Aceh Besar; (3) There is an interaction between Quantum learning model and interpersonal intelligence on science learning outcomes of seventh grade students in SMP 1 Inginjaya Aceh Besar.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. atas rahmat dan karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan tesis yang berjudul “Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Quantum dan Kecerdasan Interpersonal terhadap Hasil Belajar IPA di SMP 1 Inginjaya Aceh Besar”. Penulisan tesis ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Master Pendidikan pada Prodi Pendidikan Dasar Pascasarjana Universitas Negeri Medan.
Penulisan tesis ini tidak terlepas dari hambatan-hambatan yang dihadapi, namun tesis ini dapat terselesaikan dengan usaha peneliti dan bantuan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd. selaku Rektor Unimed yang telah memberikan kesempatan kepada peneliti untuk melaksanakan perkuliahan. 2. Bapak Prof. Dr. Bornok Sinaga, M.Pd. selaku Direktur PPs Unimed.
3. Bapak Dr. Deny Setiawan, M.Si. selaku Ketua Prodi Pendidikan Dasar, dan Ibu Prof. Dr. Anita Yus, M.Pd. selaku Sekretaris Prodi Pendidikan Dasar. 4. Bapak Dr. Hasruddin, M.Pd dan Ibu Dr. Naeklan Simbolon, M.pd selaku
dosen pembimbing yang telah membimbing, memberikan ilmu, dan memotivasi dalam penyelesaian tesis.
5. Bapak Dr. Fauziah Harahap, M.Si. Ibu Prof. Dr. Anita Yus, M.Pd. dan Bapak Dr. Arif Rahman, M.Pd. selaku dosen narasumber/penguji tesis yang telah memberikan saran untuk penyempurnaan tesis ini.
6. Bapak/Ibu dosen Prodi Pendidikan Dasar yang telah memberikan ilmu, motivasi dan saran yang bermanfaat selama perkuliahan berlangsung.
8. Ibu hj. Fakrina, S.Pd. selaku Kepala SMP 1 Inginjaya, Ibu Dahniar S.Pd selaku Wakil kepala sekolah, Ibu Zainab dan Ibu Khatijah. selaku guru kelas VII yang telah memberikan izin penelitian.
9. Yang tercinta Ayahanda A.Majid Yahya dan Ibunda Fathimah yang telah memberikan semangat dan bantuan secara riil maupun materil, memberikan ilmu yang bermanfaat dunia akhirat, serta tidak hentinya memberikan doa untuk keberhasilan dan kebahagiaan peneliti.
10. Abang, dan Adik tersayang yaitu Zahrul Fuadi, dan Riska Fajri yang senantiasa menemani suka duka, memberikan bantuan, saran, motivasi, serta selalu mendoakan peneliti.
11. Teman-teman seperjuangan kelas A1 Reguler 2014 dan konsentrasi Matematika, khususnya teman-teman yang telah membantu penelitian yaitu Maisarah, Suci Perwita Sari, Isma Yunita, Inge Ayudia, Lia Sa’adah, Kautsar Iranda, Raysyah Putri Sitanggang, Indriani Susiwi dan teman-teman yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
12. Sahabat tersayang Lisma Linda, Suci Fajari, Mecita Afdillah, Ahmad Asyari, Fitriani, Yusrawati, Anidar, Windi Wahyudi, dan Siti Raiyani yang senantiasa menemani, membantu, memotivasi, memberikan doa serta dukungan kepada peneliti.
13. Abang/Kakak di PPs Unimed yaitu Juliati dan Rafidhah Hanum yang telah banyak membantu peneliti, dan memberikan saran mengenai perkuliahan.
“Tiada Gading yang Tak Retak” kiranya pepatah tersebut dapat mengungkapkan bahwa penulisan tesis masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penelitin harapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan tesis ini. Semoga tesis ini bermanfaat bagi semua pihak.
Medan, 7 April 2016 Penulis
DAFTAR ISI
2.1.1.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ... 15
2.1.1.2 Pembelajaran IPA di SMP ... 16
2.1.2 Kecerdasan Interpersonal ... 18
2.1.2.1 Karakteristik Kecerdasan Interpersonal ... 20
2.1.2.2 Ciri-ciri Anak yang Memiliki Kecerdasan Interpersonal ... 21
2.1.2.3 Peran Kecardasan Interpersonal dalam Belajar ... 24
2.1.3 Model Pembelajaran Quantum ... 27
2.1.3.1 Prinsip-prinsip dalam Model Pembelajaran Quantum ... 28
2.1.3.2 Langkah-langkah Model Pembelajaran Quantum ... 33
2.1.3.3 Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Quantum ... 34
2.1.4 Model Pembelajaran Ekspositori ... 35
2.1.4.1 Prinsip-prinsip Model Pembelajaran Ekspositori ... 37
2.1.4.2 Langkah-langkah Model Pembelajaran Ekspositori ... 38
2.1.4.3 Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Ekspositori ... 39
2.1.5 Teori Belajar Relevan ... 40
2.2 Penelitian Relevan ... 42
2.4 Hipotesis Penelitian ... 49
3.8 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ... 56
3.8.1 Tes Hasil Belajar ... 56
3.8.2 Instruen Kecerdasan Interpersonal ... 58
3.8.3 Validasi Ahli ... 68
3.8.4 Uji Coba Instrumen ... 68
3.8.5 Hasil Uji Coba Instrumen ... 71
3.9 Teknik Analisis Data ... 73
3.9.1 Deskripsi Data ... 73
3.9.2 Uji Persyaratan Analisis ... 74
3.9.3 Hipotesis Statistik ... 74
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian ... 77
4.4 Keterbasan Penelitian ... 104
BAB V : SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 106
5.2. Saran ... 106
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1 Hasil Belajar IPA SMP I Inginjaya Aceh Besar ... 3
Tabel 2.1 Kirikulum Tingkat Satuan Pendidikan IPA ... 17
Tabel 2.2 Langkah-langkah Model Pembelajaran Quantum ... 33
Tabel 3.1 Rancangan Penelitian dengan Faktorial 2 x 2 ... 52
Tabel 3.2 Kisi-kisi Tes Hasil Belajar ... 57
Tabel 3.3 Skor Tes Kecerdasan Interpersonal ... 58
Tabel 3.4 Kisi-kisi Tes Kecerdasan Interpersonal... 60
Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas ... 71
Tabel 3.6 Hasil Uji Tingkat Kesukaran ... 72
Tabel 3.7 Hasil Uji Daya Beda ... 72
Tabel 3.8 Keterkaitan Rumusan Masalah, Hipotesis, dan Uji Statistik ... 74
Tabel 4.1 Data Pretes Hasil Belajar IPA ... 78
Tabel 4.2 Uji Normalitas Data Pretes ... 79
Tabel 4.3 Uji Homogenitas Data Pretes ... 80
Tabel 4.4 Data Postes Hasil Belajar IPA ... 81
Tabel 4.5 Pengelompokan Nilai Hasil Belajar IPA Siswa Berdasarkan Tingkat Kecerdasan Interpersonal ... 83
Tabel 4.6 Desain Faktorial Rata-Rata 2 x 2 Anava ... 85
Tabel 4.7 Data Faktor antar Subjek ... 86
Tabel 4.8 Uji Homogenitas antar Kelompok... 86
Tabel 4.9 Hasil Uji Anava Dua Jalur ... 87
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 3.1 Skema Rancangan Penelitian ... 53 Gambar 4.2 Normalitas Pretes Hasil Belajar IPA ... 79 Gambar 4.3 Rata-rata Hasil Belajar IPA ... 82 Gambar 4.4 Hasil Belajar IPA Siswa berdasarkan Tingkat Kecerdasan
Interpersonalnya ... 84 Gambar 4.5 Interaksi antara Model Pembelajaran dengan Kecerdasan
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1. Silabus ... 112
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Model Quantum ... 115
3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaaran Model ekspositori ... 127
4. Lembar Kerja Siswa ... 137
5. Validasi Ahli terhadap Tes Hasil Belajar IPA ... 145
6. Tes Hasil Belajar IPA ... 151
7. Validasi Ahli terhadap Tes Kecerdasan Interpersonal ... 156
8. Tes Kecerdasan Interpersonal ... 169
9. Hasil Uji Coba Tes Hasil Belajar IPA ... 172
10. Pretes Hasil Belajar IPA di Kelas Kontrol ... 173
11. Pretes Hasil Belajar IPA di Kelas Eksperimen ... 174
12. Postes Hasil Belajar IPA di Kelas Kontrol ... 175
13. Postes Hasil Belajar IPA di Kelas Eksperimen ... 176
14. Data Kecerdasan Interpersonal di Kelas Kontrol ... 177
15. Data Kecerdasan Interpersonal di Kelas Eksperimen ... 178
16. Menghitung Tabel Distribusi Frekuensi ... 179
17. Pengelompokkan Siswa Berdasarkan Kecerdasan Interpersonal ... 183
18. Analisis Data ... 185
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan suatu proses untuk mengembangkan potensi yang
dimiliki oleh siswa tanpa memaksakan kehendak orang dewasa, baik itu guru
maupun orang tua. Pendidikan diharapkan dapat mengupayakan kondisi yang
kondusif bagi perkembangan siswa untuk mengembangkan potensi yang ada pada
diri siswa seoptimal mungkin. Hal ini berarti dalam proses belajar, peran guru
hanya sebagai fasilitator yang mampu menciptakan suasana pembelajaran yang
aktif dan menyenangkan.
Mata pelajaran IPA di sekolah menengah pertama merupakan salah satu
sarana untuk mengembangkan potensi yang dimiliki oleh siswa. Hal ini
dikarenakan IPA merupakan mata pelajaran yang sangat erat kaitannya dengan
kehidupan siswa, melalui IPA siswa secara sistematis mempelajari tentang dirinya
dan alam sekitarnya. Pada mata pelajaran IPA, siswa dituntut untuk tidak hanya
mengumpulkan pengetahuan dari gurunya tetapi juga harus mampu menemukan
sendiri informasi berupa fakta-fakta, konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang
berkaitan dengan IPA.
Menurut Depdiknas (2006:2) fungsi dari mata pelajaran IPA antara lain:
(1) memberikan bekal pengetahuan dasar, baik untuk dapat melanjutkan
pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi maupun untuk diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari; (2) mengembangkan keterampilan-keterampilan dalam
sikap ilmiah dan melatih siswa menggunakan metode ilmiah untuk memecahkan
masalah yang dihadapinya; (4) menyadarkan siswa akan ketergantungan alam
dan segala keindahanya sehingga siswa terdorong mencintai dan mengangungkan
Penciptanya; (5) memupuk daya kreatif dan inovatif siswa; (6) membantu siswa
memahami gagasan atau informasi baru dalam bidang IPTEK; dan (7) memupuk
serta mengembangkan minat siswa terhadap IPA.
Berdasarkan fungsi pembelajaran IPA di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa mata pelajaran IPA bertujuan agar siswa mempunyai pengetahuan tentang
alam sekitar, mempunyai keterampilan dalam menerapkan pengetahuannya,
mencintai dan memperoleh keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dengan
segala keindahan ciptaanNya, serta mempunyai akhlak yang mulia. Oleh karena
itu, proses pembelajaran tidak hanya berfokus pada kognitif saja namun juga
afektif dan psikomotorik. Hal ini sejalan dengan Taksonomi Bloom dalam
Gunawan (2008:17) yang membagi tujuan pendidikan menjadi tiga domain yaitu:
(1) domain kognitif berkaitan dengan tujuan belajar yang berorientasi pada
kemampuan berpikir; (2) domain afektif berhubungan dengan perasaan,emosi
sistem nilai, sikap hati dan penyesuaian diri; dan (3) domain psikomotorik yang
berorientasi pada keterampilan motorik atau penggunaan otot kerangka.
Hasil belajar siswa merupakan perwujudan dari tujuan yang ingin dicapai
oleh tujuan pendidikan yaitu untuk memperoreh ilmu pengetahuan, penguasaan
kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan rasa percaya diri. Oleh karena
itu, guru harus merancang suatu proses pembelajaran yang melibatkan siswa
untuk mampu mengelola kelas, menata bahan ajar, menentukan kegiatan-kegiatan
dalam kelas, menentukan metode, model dan media yang tepat, bahkan menjawab
pertanyaan dengan bijaksana.
Kenyataannya, guru cenderung menggunakan model pembelajaran yang
kurang bervariasi dan kurang menarik perhatian siswa, sehingga menyebabkan
pelajaran IPA dianggap sebagai salah satu mata pelajaran yang sulit dan
membosankan. Hal ini berimbas pada hasil belajar IPA di sekolah yang tidak
sesuai dengan harapan. Hasil belajar IPA siswa SMP 1 Inginjaya Aceh Besar
berada di bawah Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang diterapkan oleh
sekolah tersebut sebagaimana disajikan pada Tabel 1.1. berikut:
Tabel 1.1. Hasil Belajar IPA Siswa SMP 1 Inginjaya Aceh Besar
Tahun Pelajaran Nilai Rata-Rata
2012/2013 5,98
2013/2014 6,50
2014/2015 6,90
( Sumber : Data Nilai kelas VII SMP 1 Inginjaya Aceh Besar)
Bedasarkan Tabel 1.1 maka dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata siswa
dari tahun 2012 sampai tahun 2015 belum mencapai KKM. Selain masalah
tersebut, juga ditemukan berbagai masalah seperti siswa yang tidak aktif pada
proses belajar siswa hanya datang, duduk, dan diam. Siswa cenderung menerima
begitu saja apa yang disampaikan guru dan hanya berpatokan pada buku. Pada
proses pembelajaran IPA siswa diposisikan sebagai pendengar ceramah guru
layaknya botol kosong yang harus diisi ilmu pengetahuan. Hal ini menyebabkan
kurang terjadinya interaksi sosial. Siswa cenderung bekerja secara individual tidak
Siswa harus diberdayakan agar mau dan mampu berbuat untuk
memperkaya pengalaman belajar (Learning to do) dengan meningkatkan interaksi
dengan lingkungannya, baik lingkungan fisik, sosial, maupun budaya, sehingga
mampu membangun pemahaman dan pengetahuan konsep IPA terhadap dunia
sekitarnya (Learning to know). Kesempatan berinteraksi dengan lingkungan dapat
membangun kesadaran siswa tentang pentingnya pengetahuan dan kepercayaan
dirinya (Learning to be) dan kesempatan untuk berinteraksi menggali makna
dengan berbagai kelompok atau individu yang bervariasi (Learning to live
together). Jika model pembelajaran yang diterapkan pada siswa melibatkan
keempat aspek tersebut maka dapat dipastikan bahwa hasil belajar siswa akan
menjadi lebih baik.
Sehubungan dengan masalah yang disebutkan di atas maka diperlukan
upaya untuk mengatasi kesulitan belajar siswa yaitu dengan penerapan model
pembelajaran yang membuat siswa untuk berinteraksi langsung dengan sesuatu
yang dialami dan dirasakan. Menekankan keterlibatan siswa dalam belajar,
membuat siswa secara aktif terlibat dalam proses pembelajaran, pembuatan
keputusan serta menumbuhkan kecerdasan interpersonal.
Salah satu model pembelajaran yang menggunakan interaksi antar siswa
dan dianggap bisa meningkatkan hasil belajar siswa adalah model pembelajaran
Quantum. Model pembelajaran ini menekankan pada kegiatan pengembangan
potensi diri siswa melalui cara yang manusiawi yaitu: mudah, menyenangkan, dan
memberdayakan. Hal ini sejalan dengan yang dinyatakan Shoimin (2014:128)
lingkungan kelas, interaksi yang mendirikan landasan dan kerangka untuk belajar.
Model pembelajaran ini menitik beratkan pada partisipasi yang tinggi yang
dilakukan siswa dalam belajar berkelompok dengan mencari sendiri informasi
materi. Model Pembelajaran Quantum sangat memperhatikan lingkungan belajar
yang didesain sedemikian rupa sehingga siswa merasa penting, aman, nyaman dan
dapat belajar seoptimal mungkin.
Beberapa penelitian sebelumnya terkait dengan penerapan model
pembelajaran Quantum antara lain: (1) penelitian yang dilakukan oleh
Simanihuruk (2012:68), menyimpulkan bahwa hasil belajar siswa yang diajar
dengan menggunakan model pembelajaran Quantum lebih tinggi pada mata
pelajaran IPA di sekolah dasar SD Swasta Betania; (2) hasil penelitian yang
dilakukan oleh Huda (2013:9), menyimpulkan bahwa penerapan model Quantum
dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari
penguasaan aktivitas siswa pada siklus I berada pada kategori cukup, meningkat
menjadi kategori baik pada siklus II. Persentase ketuntasan hasil belajar siswa
pada siklus I mencapai 43,75% meningkat 17,85% menjadi 84,37% pada akhir
siklus II., dan (3) hasil penelitian yang dilakuan oleh Prastyo dan Fatah (2012:18)
penelitian menunjukkan bahwa penerapan strategi pembelajaran Quantum dalam
pembelajaran Dasar Otomotif dapat meningkatkan minat dan hasil belajar siswa
menunjukkan bahwa yaitu “ada peningkatan minat belajar siswa setelah
penerapan strategi pembelajaran Quantum.
Dari beberapa penelitian sebelumnya dapat disimpulkan bahwa model
siswa. Seiring dengan hal tersebut maka perlu dilakukan penelitian lebih lanjut
dengan memperhatikan faktor internal siswa. Hal ini disebabkan karena selain
dari faktor model dalam pembelajaran yang merupakan faktor eksternal, faktor
dari dalam diri siswa yaitu faktor internal juga sangat berpengaruh dan perlu
untuk diperhatikan agar siswa memperoleh hasil belajar yang baik. Salah satu
faktor yang berasal dari dalam diri siswa yaitu kecerdasan. Pernyataan diatas
berkatian dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Imanita (2014:9)
menyimpulkan bahwa selain penggunaan model pembelajaran yang tepat, ternyata
ada faktor lain yang juga berperan dalam peningkatan hasil belajar siswa yaitu
kecerdasan interpersonal.
Kecerdasan yang dimiliki setiap siswa berbeda-beda dan kecerdasan
seseorang tidak hanya terbatas pada IQ saja. Sebagaimana diungkapkan Gardner
dalam Lwin, etc. (2008:2) mengemukakan medefinisikan tujuh ukuran kecerdasan
majemuk: linguistik, matematik-logis, spasial-visual, interpersonal, intrapersonal,
musik, dan kinestetik. Dalam penelitian ini kecerdasan siswa yang akan dibahas
adalah kecerdasan interpersonal. Kecerdasan interpersonal merupakan kecakapan
atau kemapuan untuk memahami dan merespon serta berinteraksi dengan orang
lain dengan tepat, watak, tempramen, motivasi, dan kecendrungan terhadap orang
lain.
Menurut Wahyudi (2011:36) Kecerdasan interpersonal adalah kemampuan
untuk mengamati dan mengerti maksud, motivasi dan perasaan orang lain serta
mampu untuk masuk ke dalam diri orang lain, mengerti dunia orang lain, mengerti
kecerdasan interpersonal tinggi siswa terbiasa untuk bekerja dengan tim, belajar
sambil berinteraksi atau bekerja sama untuk berbagi pengetahuan, menjadi
penengah dalam pertikaian baik di lingkungan sekolah maupun di lingkungan
masyarakat. Proses kegiatan pembelajaran yang memupuk kecerdasan
interpersonal, menuntut adanya interkasi sosial siswa sehingga guru dapat
membagikan siswa kelompok-kelompok belajar.
Penelitian ini dianggap penting untuk dilakukan dikarenakan di sekolah
tersebut belum pernah menerapkan model Quantum dan juga belum penilaian
yang khusus terhadap kecerdasan interpersonal. Selain itu juga perlu dianalisis
apakah siswa dengan kecerdasan interpersonal tinggi memiliki hasil belajar yang
baik dengan menggunkan model Quantum dan menganalisis apakah siswa dengan
kecerdasan interpersonal rendah akan memiliki hasil belajar yang baik apabila
diajarkan dengan model pembelajaran yang selama ini digunakan guru yaitu
model ekspositori. Kemudian melihat interaksi antara model pembelajaran dan
kecerdasan interpersonal terhada mata pelajaran IPA. Dengan memperhatikan
faktor model pembelajaran dan faktor kecerdasan interpersonal siswa, maka
diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa.
Berdasarkan uraian-uraian diatas, maka peneliti ingin melakukan sebuah
penelitian dengan membandingkan dua model yaitu model pembelajaran Quantum
yang dianggap solusi dari permasalahan dan diharapkan dapat memperbaiki
pembelajaran dan membandingkan dengan model pembelajaran yang selama ini
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasi berbagai
masalah yang muncul, yaitu: (1) mata pelajaran IPA dianggap sulit dan
membosankan, (2) hasil belajar IPA berada di bawah KKM, (3) nilai rata-rata
siswa belum mencapai KKM, (4) pembelajaran cenderung monoton, (5) siswa
tidak terlibat aktif dalam pembelajaran IPA, (6) kecerdasan interpersonal siswa
tidak diperhatikan guru dalam proses pembelajaran IPA.
1.2. Pembatasan Masalah
Berdasarkan diidentifikasi masalah di atas, perlu dilakukan pembatasan
masalah agar penelitian ini lebih terarah dan terfokus pada masalah yang akan
diteliti. Masalah dalam penelitian ini dibatasi hanya pada Pengaruh penggunaan
model pembelajaran Quantum dan pengaruh kecerdasan interpersonal terhadap
hasil belajar di kelas VII SMP 1 Inginjaya Aceh Besar”.
1.3. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah di atas, maka rumusan
masalahnya yaitu sebagai berikut:
1. Apakah terdapat pengaruh model pembelajaran Quantum terhadap hasil belajar
IPA siswa di kelas VII SMP 1 Inginjaya Aceh Besar?
2. Apakah hasil belajar IPA siswa yang mempunyai kecerdasan interpersonal
tinggi lebih baik dari siswa yang mempunyai kecerdasan interpersonal rendah
3. Apakah terdapat interaksi antara model pembelajaran Quantum dan kecerdasan
interpersonal terhadap hasil belajar IPA siswa kelas VII SMP 1 Inginjaya Aceh
Besar?
1.4. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dalam penelitian ini
yaitu untuk mengetahui:
1. Pengaruh model pembelajaran Quantum terhadap hasil belajar IPA siswa di
kelas VII SMP 1 Inginjaya Aceh Besar.
2. Hasil belajar IPA siswa yang memiliki kecerdasan interpersonal tinggi dan
kecerdasan interpersonal rendah di kelas VII SMP 1 Inginjaya Aceh Besar.
3. Interaksi antara model pembelajaran Quantum dan kecerdasan interpersonal
terhadap hasil belajar IPA siswa kelas VII SMP 1 Inginjaya Aceh Besar.
1.6 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi guru, siswa, sekolah, dan
peneliti sendiri dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran di Indonesia.
Manfaat penelitian ini secara praktis untuk membantu siswa meningkatkan
pemahaman mata pelajaran mata pelajaran IPA agar siswa memperoleh tujuan
dan hasil pembelajaran yang baik,memberikan sumbangan pemikiran bagi
guru-guru, pengelola, pengembang, dan lembaga-lembaga pendidikan dalam menjawab
dinamika kebutuhan siswa, dan untuk membantu sekolah dalam meningkatkan
meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan di sekolah tersebut agar menjadi
lebih baik.
Manfaat penelitian ini secara teoritis untuk dapat menambah dan
mengembangkan khasanah pengetahuan IPA karena penelitian ini menyajikan
alternatif dalam mengajarkan materi organisasi kehidupan di sekolah dengan
menggunakan model pembelajaran Quantum, untuk bahan informasi bagi peneliti
lain yang ingin mengembangkan model pembelajaran yang sesuai dengan mata
pelajaran IPA agar nantinya dapat meningkatkan pelayanan dan pengajaran dalam
proses pembelajaran yang lebih baik kepada para peserta didik, dan sebagai bahan
referensi yang dapat digunakan untuk memperoleh gambaran mengenai pengaruh
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian, dan pembahasan maka dapat diperoleh
beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Terdapat pengaruh model pembelajaran Quantum terhadap hasil belajar IPA
siswa di kelas VII SMP 1 Inginjaya Aceh Besar.
2. Hasil belajar IPA siswa yang mempunyai kecerdasan interpersonal tinggi
lebih baik dari siswa yang mempunyai kecerdasan interpersonal rendah di
kelas VII SMP 1 Inginjaya Aceh Besar.
3. Terdapat interaksi antara model pembelajaran Quantum dan kecerdasan
interpersonal terhadap hasil belajar IPA siswa kelas VII SMP 1 Inginjaya
Aceh Besar.
5.2. Implikasi
Berdasarkan hasil penelitian dan simpulan di atas menyatakan bahwa
pengaruh model pembelajaran Quantum lebih baik dibandingkan dengan
Ekspositori terhadap hasil belajar IPA.. Siswa yang diajar dengan Quantum
dengan kecerdasan interpersonal yang tinggi pada materi Organisasi kehidupan
memiliki hasil belajar yang tinggi dibandingkan siswa yang diajar dengan
Ekspositori.
Kegiatan pembelajaran Quantum menitikberatkan pada menyatakan ulang
Kegiatan pembelajaran Quantum menitiberatkan pada memberikan
contoh-contoh organ dan sistem organ. Hal tersebut sesuai dengan perhitungan ANAVA
hasil belajar siswa IPA di SMP 1 Inginjaya. Pada indikator mendeskripsikan
keanekargaman tingkat organ dan sistem organ berdasarkan hasil pengamatan,
kelas Quantum lebih tinggi daripada kelas Ekspositori.Pada indikator
mendeskripsikan keanekaragaman tingkat sel, kelas Ekspositori lebih tinggi
daripada kelas Quantum.
Sesuai dengan karakteristiknya, kegiatan pembelajaran Quantum pada
materi organisasi kehiduan di SMP 1 Inginjaya menggunakan mikroskop dan
Charta oleh siswa. Kegiatan pembelajaran Ekspositoti menggunakan masalah
kontesktual berbentuk cerita bergambar.
5.3. Saran
Berdasarkan hasil dan kesimpulan penelitian ini, maka peneliti memiliki
beberapa saran untuk menerapkan model Quantum sebagai berikut:
1. Pendidik hendaknya menerapkan model pembelajaran Quantum pada materi
organisasi serta memperhatikan kelengkapan sumber belajar, alat serta bahan
yang diperlukan dalam mengoptimalkan dan mendukung langkah-langkah
pembelajaran Quantum yaitu tumbuhkan, alamai, namai, ulangi,
demonstrasikan, ulangi, dan rayakan.
2. Untuk peneliti selanjutnya diharapkan dapat menerapkan model pembelajaran
Quantum dalam meningkatkan hasil belajar siswa melalui berbagai variabel
moderator lain, bisa berupa kecerdasan naturalistik, motivasi belajar, minat
3. Model pembelajaran Quantum terbukti efektif dan peneliti anjurkan sebagai
alternatif model pembelajaran di sekolah bagi siswa yang memiliki
kecerdasan interpersonal baik yang tinggi maupun rendah untuk
meningkatkan hasil belajar IPA siswa.
4. Bagi peneliti lainnya yang meneliti model pembelajaran Quantum sebaiknya
diterapkan pada sampel ataupun sekolah penelitian yang mempunyai fasilitas
yang lengkap, dan mempunyai guru yang mampu mengatur waktu dengan
baik. Sedangkan peneliti lainnya yang meneliti model pembelajaran
ekspositori, sebaiknya diterapkan oleh guru yang memahami karateristik
siswa, dan diterapkan pada kelas yang siswanya tidak lebih dari 2O orang.
5. Apabila peneliti lain melakukan penelitian dengan model dan instrumen yang
sama namun sampel penelitiannya berbeda, maka kecenderungan hasilnya
DAFTAR PUSTAKA
A’la, M. (2010). Quantum Teaching. Yogyakarta: Diva Press.
Amstrong, T. (2002). 7 Kinds of Smart. (Terjemahan T. Hermaya). Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
__________. (2013). Kecerdasan Multiple di Dalam Kelas. Jakarta:Indeks
Aprilia, F. (2013). Hubungan Antara Kecerdasan Interpersonal Ddengan Perilaku
Kenakalan Remaja pada Siswa SMAN 1 Grobongan. Jurnal of Sicoal and
Industrial Psychology. 2(10):61. http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/sip. Diakses pada 20 januari 2016.
Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
Cahyono, A. (2014). Pengaruh Kecerdasan Intrapersonal Dan Interpersonal Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas XI Ipa Sma Negeri 1
Durenan Trenggalek Tahun Pelajaran 2013/2014.
Skripsi.Tulungagung:Institut Agama Islam Negeri Tulungagung
Depdiknas, (2006). Pengertian, Fungsi dan Tujuan Pembelajaran IPA. (Online), (http://www.langkahpembelajaran.com/2015/03/pengertian-fungsi-dan-tujuan.html. Diakses pada 30 Oktober 2015)
DePorter, B. dan Henacki, M. (2013). Quantum Learning: Membiasakan Belajar
Nyaman dan Menyenangkan. Bandung: Kaifa.
DePorter, B., Reardon, Mark., dan Singer-Nourie, Sarah. (2014). Quantum Teaching: Mempraktikan Quantum Learning di Ruang-ruang Kelas. Bandung: Kaifa.
Dimyati. (2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Ervani, A.Y. dan Rakhmawati, E. (2015). Upaya Meningkatkan Kecerdasan Interpersonal Melalui Metode Cooperative Play pada Kelompok B di Daqu School International Preschool Semarang Tahun Pelajaran 2014/2015. Jurnal Penelitian PAUDIA.
Hamalik, O. (2010). Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bumi Aksara. Hamid, S. (2011). Metode Edutaiment. Yogyakarta: Diva Press.
Hamiyah, N., dan Jauhar, M. (2014). Strategi Belajar Mengajar Di Kelas. Jakarta: Prestasi Pustakaraya.
Hanafiah, N. dan Cucu S. (2012). Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: Refika Aditama.
Harahap, S.A. (2014). Pengaruh Model Pembelajaran dan Motivasi Belajar Terhadap Kemampuan Menulis Teks Berita di Kelas VIII MTSN 2 Medan. Tesis. Medan: PPs Universitas Negeri Medan.
Huda, K.M. (2013). Penerapan Model Quantum Teaching dan Seqip untuk
Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar IPA. Jurnal Pendidikan,
(01:06):09.
Imanita, M. (2014). Pengaruh Metode Pembelajaran dan Kecerdasan Interpersonal Terhadap Hasil Belajar Sejarah Siswa SMA. Jurnal Pendidikan Sejarah, 03(01):45.
Istarani. (2012). 58 Model Pembelajaran Inovatif. Medan: Media Gersada. Jasmine, J. (2007). Mengajar Berbasis Multiple Inteligences. Bandung: Nuansa. Kardi, W., Arcana, W., dan Rasana, R. (2013). Hubungan Antara Kecerdasan
Emosional dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V
SDN Kelurahan Kintamani Tahun Pelajaran 2012/2013. Jurnal PGSD.
Lwin, M., Khoo, A., Lyne, K., dan Sim, C. (2008). Cara Mengembangkan Berbagai Komponen Kecerdasan. Jakarta: Indeks.
Manurung, N. (2013). Pemanfaatan Multiple Intigence dalam Proses Pembelajaran. Jurnal Keguruan.1(1):49-56 diakses pada 19 Oktober 2016. Mayasari. (2015). Pengaruh Metode Bercakap-cakap Terhadap Kecerdasan
Interpersonal Anak Usia 5-6 Tahun di TK Pelangi Medan TA. 2014/2015.
Skripsi. Medan: Universitas Negeri Medan.
Muhmidayeli. (2013). Filsafat Pendidikan. Bandung:Refika Aditama.
Mursid, R. (2012). Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Kecerdasan Interpersonal Terhadap Hasil Belajar Sosiologi. Jurnal Teknologi Pendidikan.
Prastyo, B. dan Fatah, A. (2012) Implementasi Strategi Pembelajaran Quantum Learning Untuk Meningkatkan Minat dan Hasil Belajar Dalam Pembelajaran Dasar Otomotif pada Siswa Kelas X Program Keahlian
Teknih Mekanik Otomotif SMK Ma’arif Al-Munawwir. Jurnal
Pendidikan.3(2):5
Rahayu, E. (2009). Pembelajaran Konstruktivisme Ditinjau Dari Gaya Belajar Siswa. Prosiding, Hal. 252-269. FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta. ISBN: 978-979-1653-3-2.
Ristyowati. (2010). Pengaruh Kecerdasan Interpersonal terhadap Prestasi Belajar siswa pada mata pelajaran sejarah di SMA Negeri 9 Malang Kelas XI IPS semester genap tahun ajaran 2009-2010. Jurnal Sejarah. 3(6):7
Romiyati. (2015). Pengaruh Model Pembelajaran Quantum Teaching Tipe TANDUR Terhadap Motivasi dan Hasil Belajar Pada Sub Konsep Sistem Organisasi Kehidupan Di MTs Ibnul Qoyyim Putri. Skipsi. Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga.
Safaria, T. (2005). Interpersonal Intelligence. Yogyakarta: Amara Books. Samatowa, U. (2011). Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Jakarta:Indeks.
Sanjaya, W. (2013). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group.
Saputra, R. (2014). Pengaruh Model Pembelajaran Kuantum Berseteng Lingkungan Sekolah Terhadap Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Siswa Tunanetra SMPLB-A YPAB Surabaya. Jurnal Pendidikan Khusus.
3(12):5-6.
Sardiman, A.M. (2011). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Shoimin, A. (2014). 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta: AR-RUZZ MEDIA.
Simanuhuruk, L. (2012).Pengaruh Quantum TeachingTerhadap Hasil Belajar dan Retensi Siswa pada Mata Pelajaran IPA di SD Swasta Betania Medan. Tesis. Medan: PPs Universitas Negeri Medan.
Siregar, E. dan Hartini, N. (2010). Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor: Ghalia Indonesia.
Suardana, G. Wiarta. Dan Sujana, W. (2013). Hubungan Antara Interpersonal Intelligence dan Motivasi Belajar Dengan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SDN Gugus Letkol I Gusti Ngurah Rai Denpasar. Jurnal Mimbar PGSD. 2(1):9.
Sudijono, A. (2011). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Sudjana. (2009). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidika. Bandung: Alfabeta.
Sujiono, Y.N. (2012). Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Indeks. Susanto, A. (2013). Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta:
Kencana.
Tambunan, H. P. (2014). Upaya Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Metode Inkuiri di Kelas IV SDN 060843 Medan TA 2013/2014. Jurnal Tematik, 003(15):264.
Trianto. (2014). Mendesain Model Pembelajaran Invatif, Progresif, dan
Kontekstual. Jakarta: Kencana.
Uno, H dan Kuadrat, M. (2009). Mengelola Kecerdasan Dalam Pembelajaran.
Jakarta:Bumi Aksara.
Wahyudi, D. (2011). Pembelajaran IPS Berbasis Kecerdasan Intrapersonal dan Interpersonal dan Eksistensial.Jurnal Pendidikan, 01(11), 36-37.
Widiyaningsih, E. dan Pujiastuti, E. (2013). Keefektifan Pembelajaran Model Quantum Teaching Berbantuan Cabri 3D Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah. Jurnal Kreano,, 04(01):98
Widodo dan Widayanti. (2013). Peningkatan Aktivitas Belajar dan Hasil Belajar Siswa dengan Metode Problem Based Learning pada Siswa Kelas VIIa Mts Negeri Donomulyo Kulon progo. Jurnal Fisika, 17(49):34.
Yaumi, M. dan Ibrahim, N. (2013). Pembelajaran Berbasi Kecerdasan Jamak. Jakarta:Kencana.
Yusriana, R. (2014). Perbedaan Hasil Belajar IPA Siswa yang Menggunakan Strategi Quantum Teaching dan Menggunakan Strategi Mind Maps di Kelas
V SDN 104607 Sei Rotan T.A 20013/2014. Skripsi:Unimed