PERBANDINGAN KINERJA SIMPANG BERSINYAL BERDASARKAN PROGRAM KAJI DAN SIDRA
(STUDI KASUS SIMPANG SETIA BUDI - DR. MANSYUR DAN DR.MANSYUR - JAMIN GINTING)
Zulkarnain A. Muis1 dan Muhammad agung2
1Staff Pengajar DepartemenTeknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, Jl. Perpustakaan No.1 Kampus USU Medan
2Mahasiswa Bidang Studi Transportasi Depaetemen Teknik Sipil Universitas Sumatera Utara, , Jl. Perpustakaan No.1 Kampus USU Medan
Email : [email protected]
ABSTRAK
Perbandingan Kinerja Simpang Bersinyal Berdasarkan Program Kaji dan Sidra ini di Evaluasi dengan menghitung besar tundaan, kapasitas, derajat kejenuhan, Level Of Servis (LOS), and panjang antrian pada persimpangan yang diteliti sehingga didapat output atau hasil dari keluaran kedua program diatas dan diketahui perbedaan yang terjadi pada kedua hasil dari program yang di teliti. Pada Program Kaji dilakukan beberapa survei pada persimpangan guna menjadi data masukan pada program kaji yang meliputi data geometrik, volume, dan data kecepatan dari lalu lintas dua persimpangan Dr.Mansur-setia Budi dan persimpangan Dr.Mansur-Jamin Ginting. Data di olah untuk mendapatkan data masukan pada kedua program yang meliputi data volume lalu lintas, lebar per-lajur, lebar median, kecepatan kendaran, data diinput pada kedua program guna mendapatkan output atau hasil dari kinerja kedua persimpangan yang diteliti. Dari hasil evaluasi menggunakan program Kaji dari Manual Kapasitas Jalan Indonesia didapat derajat kejenuhan pada simpang Setia Budi-Dr. Mansur yaitu 0,933 pada pendekat Dr.mansur, 0,933 pada pendekat Tanjung Sari dan 0,859 pada pendekat Tanjung rejo. Dalam hasil output menggunakan program Sidra mendapatkan pada setiap persimpangan yaitu derajat kejenuhan pada persimpangan Setia Budi-Dr.mansur 0,816 pada pendekat Budi-Dr.mansur, 0,885 pada pendekat Tanjung sari dan 0,856 pada pendekat Tanjung rejo.
Kata Kunci: Kaji, Sidra, tundaan, Level of servis, panjang antrian, derajat kejenuhan
ABSTRACT
Performance Comparison in signal intersection basses Kaji software and Sidra software by calculating a delay , capacity , degree of saturation , Level Of Service ( LOS ) , and long queues at the intersections studied in order to get the output of the two programs above and be discovered of the differences that occur on both the results of the program are examined. Assess Program Kaji conducted several surveys on the intersection of the data to be input in the review program that includes geometric data ,volume and traffic speed data from the two
intersections Dr . Mansur-Setia Budi and intersections Dr. Mansur - Jamin Ginting . The data be treated to get input on the both of program as data traffic volume , width of lane , median width , vehicle speed , the data inputted in both programs in order to get the output of the performance of both intersection studied. From the results of evaluation using the Kaji program Assess in Indonesian Highway Capacity Manual obtained the degree of saturation at the intersection Setia Budi-Dr. Mansur is the Dr.mansur approach 0.933 , 0.933 on Tanjung Sari approach and 0.859 Tanjung Rejo approach. In the results of using the output of the Sidra program get degree of saturation at the intersection Setia Budi-Dr. Mansur on Dr.mansur approach 0.816 , 0.885 at Tanjung Rejo approach and 0.856 on the Cape rejo approach.
Keywords: Kaji, Sidra, delay, level of service, queue length, degree of saturation I.Pendahuluan
Latar Belakang
Persimpangan menjadi bagian yang harus diperhatikan dalam rangka melancarkan arus transportasi di perkotaan karena keberadaan persimpangan tidak dapat dihindari pada sistem transportasi perkotaan. Keberadaaan persimpangan harus dikelola dengan cermat sehingga didapatkan suatu simpang yang baik. Hal yang dapat dilakukan untuk memperoleh kelancaran pergerakan tersebut adalah dengan menghilangkan konflik pada persimpangan. Cara yang dapat digunakan adalah dengan mengatur pergerakan yang terjadi pada persimpangan.
Dewasa ini tingkat pertumbuhan kendaraan sangat cepat, maka dari itu tidak dapat dihindari bahwa persoalan kemacetan menjadi masalah yang cukup serius. Hal tersebut disebabkan kerena pertumbuhan jaringan jalan tidak seimbang dengan laju pertumbuhan kendaraan. Pada umumnya permasalahan lalu lintas saat ini mendekati ambang kritis terutama di persimpangan-persimpangan. Maka diperlukan sebuah solusi yang tepat untuk mengatasinya, sehingga kelancaran lalu lintas tetap dapat dipelihara dengan baik.
Elemen kritis pada jalan raya yang merupakan salah satu titik rawan kemacetan adalah persimpangan. Tingkat kemacetan pada persimpangan dipengaruhi oleh kapasitas jalan. Karena data kapasitas jalan sangat penting bagi setiap proses penanganan jalan, baik itu dalam hal merencanakan, merancang, maupun dalam pengoperasiannya guna menampung dan melayani arus lalu lintas kendaraan. Nilai kapasitas jalan yang dihasilkan digunakan untuk mengkoreksi kekurangan-kekurangan dan mengusulkan perubahan terhadap jalan lama baik mengenai pengaturan lampu lalulintasnya atau arahnya. Jika memang diperlukan, dapat direncanakan suatu jalan baru dengan kondisi geometri dan sistem operasi lalu lintas yang aman, nyaman, efisien dan juga dapat menampung suatu volume lalu lintas sesuai dengan yang direncanakan untuk jangka panjang dengan memperhatikan tingkat pertumbuhan arus lalu lintas.
Maka dari itu diperlukan suatu metode dalam menentukan kapasitas jalan supaya ekonomis dan fungsional terhadap sistem transportasi jalan. Dalam menghitung kapasitas jalan, beberapa negara mengeluarkan cara atau perumusan yang didasari dari hasil riset di negara tersebut yang diperbaharui dari waktu ke waktu sesuai dengan kemajuan teknologi dan perkembangan lingkungannya. Di
Indonesia metode yang dipakai saat ini adalah MKJI (Manual Kapasitas Jalan Raya Indonesia) dan program KAJI (Kapasitas Jalan Indonesia). Namun di negara lain telah ada metode dari Australia yaitu SIDRA (Signalised and Unsignalised
Intersection Design and Research Aid) yang dapat disesuaikan untuk suatu
kondisi daerah.
Maksud dan Tujuan Penelitian
Maksud dan tujuan dari tugas akhir ini adalah :
1. Membandingkan antara metode perhitungan persimpangan bersinyal menurut KAJI dan SIDRA serta mencari perbedaan dan persamaan antara kedua program tersebut.
2. Mencari solusi pemecahan masalah yang ada di persimpangan sehingga akan mendapatkan hasil yang maksimal dari persimpangan yang diteliti. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Mengetahui persamaan dan perbedaan dari program KAJI dan SIDRA. 2. Mengetahui kapasitas optimum, derajat kejenuhan dan panjang antrian
kendaraan dari simpang yang akan diteliti sehingga dapat mengurangi tundaan di persimpangan tersebut.
3. Sebagai masukan bagi instansi yang terkait yaitu Dinas Perhubungan dan Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kota Medan untuk melakukan tindakan yang tepat guna mengurangi waktu tundaan dari simpang yang diteliti.
II. Tinjauan Pustaka II.1 Persimpangan
Persimpangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari semua sistem jalan. Ketika berkendara di dalam kota, orang dapat melihat bahwa kebanyakan jalan di daerah perkotaan biasanya memiliki persimpangan, di mana pengemudi dapat memutuskan untuk jalan terus atau berbelok dan pindah jalan. Menurut Departemen Perhubungan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat (1996), persimpangan adalah simpul pada jaringan jalan di mana jalan-jalan bertemu dan lintasan kendaraan berpotongan. Lalu lintas pada masing-masing kaki persimpangan bergerak secara bersama-sama dengan lalu lintas lainnya. Persimpangan-persimpangan merupakan faktor-faktor yang paling penting dalam menentukan kapasitas dan waktu perjalanan pada suatu jaringan jalan, khususnya di daerah-daerah perkotaan. Karena persimpangan harus dimanfaatkan bersama-sama oleh setiap orang yang ingin menggunakannya, maka persimpangan tersebut harus dirancang dengan hati-hati, dengan mempertimbangkan efisiensi, keselamatan, kecepatan, biaya operasi dan kapasitas. Pergerakan lalu lintas yang terjadi dan urutan-urutannya dapat ditangani dengan berbagai cara, tergantung pada jenis persimpangan yang dibutuhkan (C. Jotin Khisty, 2003)
II.2 Simpang Bersinyal
Simpang-simpang bersinyal merupakan bagian dari sistem kendali waktu tetap yang dirangkai atau sinyal aktual kendaraan terisolir. Simpang bersinyal biasanya memerlukan metode dan perangkat lunak khusus dalam analisanya.
Kapasitas simpang dapat ditingkatkan dengan menerapkan aturan prioritas sehingga simpang dapat digunakan secara bergantian. Pengendalian lampu lalu lintas dapat digunakan alat pemberi isyarat lalu intas (traffic signal) atau sinyal lalu lintas.
Menurut MKJI (1997), pada umumnya penggunaan sinyal lalu lintas pada persimpangan dipergunakan untuk satu atau lebih alasan berikut ini.
1. Untuk menghindari kemacetan simpang akibat adanya konflik arus lalu lintas, sehingga terjamin bahwa suatu kapasitas tertentu dapat dipertahankan, bahkan selama kondisi lalu lintas jam puncak.
2. Untuk memberi kesempatan kepada kendaraan dan/atau pejalan kaki dari jalan simpang (kecil) untuk memotong jalan utama.
3. Untuk mengurangi jumlah kecelakaan lalu lintas akibat tabrakan antara kendaraankendaraan dari arah yang bertentangan.
II.3 Kinerja Simpang Bersinyal
Banyak bentuk kontrol lalu lintas yang dikembangkan untuk mengurangi jumlah konflik dan meningkatkan keamanan pada persimpangan jalan, tetapi yang jelas paling penting adalah lampu (sinyal) pengatur lalu lintas. Disamping kontrol ini mencegah arus berjalan terus, dengan mengatur kesempatan untuk kendaraan berjalan setelah dihentikan dengan urutan tertentu pada arus lalu lintas yang mengalami konflik.
Kinerja suatu persimpangan dapat dilihat dari beberapa parameter pada persimpangan. Salah satu parameter ini adalah waktu tundaan per mobil yang dialami oleh arus yang melalui simpang. Waktu tundaan ini adalah waktu tempuh tambahan yang diperlukan untuk melalui simpang apabila dibandingkan lintasan tanpa melalui suatu simpang. Tundaan terdiri atas tundaan lalu lintas (traffic delay) dan tundaan geometri (geometric delay). Tundaan lalu lintas (traffic delay) adalah waktu menunggu yang disebabkan interaksi lalu lintas dengan gerakan lalu lintas yang bertentangan. Sedangkan tundaan geometri (geometric delay) disebabkan oleh perlambatan dan percepatan kendaraan yang membelok di simpangan dan/atau yang terhenti oleh lampu merah.
Pada umumnya pengaturan lalu lintas dengan menggunakan sinyal digunakan untuk beberapa tujuan, antara lain adalah :
Menghindari terjadinya kemacetan pada simpang yang disebabkan oleh adanya konflik
arus lalu lintas yang dapat dilakukan dengan menjaga kapasitas yang tertentu selama kondisi lalu lintas puncak
Memberi kesempatan kepada kendaraan lain dan atau pejalan kaki dari jalan simpang yang lebih kecil untuk memotong jalan utama
Mengurangi terjadinya kecelakaan lalu lintas akibat pertemuan kendaraan yang berlawanan arah.
Ukuran Kinerja Simpang Bersinyal berdasarkan MKJI 1997 yaitu: II.3.1 Waktu Siklus
C = (1,5 x LTI + 5) / (1 - �FRcrit)... 2.1 di mana:
C = Waktu siklus sinyal (detik)
LTI = Jumlah waktu hilang per siklus (detik) FR = Arus dibagi dengan arus jenuh (Q/S)
FRcrit = Nilai FR tertinggi dari semua pendekat yang berangkat pada suatu fase sinyal.
E(FRcrit) = Rasio arus simpang = jumlah FRcrit dari semua fase pada siklus tersebut
Rasio Arus Persimpangan II.3.2 Kapasitas Simpang dan Derajat Kejenuhan
Kapasitas pada persimpangan didasarkan pada konsep dan angka arus aliran jenuh (Saturation Flow). Angka Saturation Flow didefinisikan sebagai angka maksimum arus yang dapat melewati pendekat pertemuan jalan menurut kontrol lalu lintas yang berlaku dan kondisi jalan Satuation Flow dinyatakan dalam unit kendaraan per jam pada waktu lampu hijau, di mana hitungan kapasitas masing-masing pendekat adalah :
C = S x cg (smp/jam)... 2.2 Dimana : C = kapasitas S = arus jenuh g = waktu hijau c = waktu siklus
Derajat kejenuhan masing-masing diperoleh dari :
DS = ... 2.3 Dimana :
DS = derajat kejenuhan
Q = arus lalu lintas pada pendekat tersebut (smp/jam) C = kapasitas 0 30 60 90 120 150 180 210 240 270 300 330 360 0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1 Intersection flow ratio IFR
C y c le t ime (s e c o n d ) LT = 20 LT = 15 LT = 10 LT = 5 Q C
Derajat kejenuhan untuk seluruh simpang, (DS), dihitung sebagai berikut: DS = Qsmp / C ... 2.8 di mana:
Qsmp = Arus total (smp/jam) dihitung sebagai berikut: Qsmp = Qkend × Fsmp
Fsmp = Faktor smp, dihitung sebagai berikut:
Fsmp = (empLV×LV%+empHV×HV%+empMC×MC%)/100
dimana empLV, LV%, empHV, HV%, empMC dan MC% adalah emp dan komposisi lalu lintas untuk kendaraan ringan, kendaraan berat dan sepeda motor II.3.3 Tundaan
Tundaan pada suatu simpang dapat terjadi karena dua hal:
1) Tundaan lalu lintas (DT) karena interaksi lalu-lintas dengan gerakan lainnya pada suatu simpang.
2) Tundaan geometrik (DG) karena perlambatan dan percepatan saat membelok pada suatu simpang dan/atau terhenti karena lampu merah. Tundaan rata-rata untuk suatu pendekat j dihitung sebagai:
Dj = DTj + DGj ... 2.14
dimana:
Dj = Tundaan rata-rata untuk pendekat j (det/smp)
DTj = Tundaan lalu-lintas rata-rata untuk pendekat j (det/smp) DGj = Tundaan geometri rata-rata untuk pendekat j (det/smp)
Tundaan lalu-lintas rata-rata pada suatu pendekat j dapat ditentukan dari rumus berikut (didasarkan pada Akcelik 1988):
DT = c x h+ ... 2.15 dimana:
DTj = Tundaan lalu-lintas rata-rata pada pendekat j (det/smp) GR = Rasio hijau (g/c)
DS = Derajat kejenuhan C = Kapasitas (smp/jam)
NQ1 = Jumlah smp yang tertinggal dari fase hijau sebelumnya
Perhatikan bahwa hasil perhitungan tidak berlaku jika kapasitas simpang dipengaruhi oleh faktor-faktor "luar" seperti terhalangnya jalan keluar akibat kemacetan pada bagian hilir, pengaturan oleh polisi secara manual dsb. Tundaan geometri rata-rata pada suatu pendekat j dapat diperkirakan sebagai berikut
DGj = (1-psv) × PT × 6 +(psv×4)... 2.16
dimana:
DGj = Tundaan geometri rata-rata pada pendekat j (det/smp) Psv = Rasio kendaraan terhenti pada suatu pendekat
PT = Rasio kendaraan membelok pada suatu pendekat 0,5 x (1-GR)2
(1-GR x DS )
NQ1 x 3600
II.4 Program KAJI
Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) adalah panduan yang diperlukan untuk perencanaan, perancangan dan operasi fasilitas lalu-lintas jalan di Indonesia. Perangkat lunak KAJI menerapkan metoda perhitungan yang dikembangkan dalam MKJI. Tujuannya adalah menganalisis kapasitas dan perbedaan kinerja dari fasilitas lalulintas jalan (misalnya: ruas jalan, simpang dll) pada geometri dan arus lalu-lintas yang ada.
Tampilan Software KAJI II.5 Program SIDRA
Sidra singkatan dari Signalized and unsignalised Intersection Design Research Aid dan digunakan sebagai bantuan untuk mendesain dan mengevaluasi macam-macam persimpangan sebagai berikut:
Signalized intersection/persimpangan bersinyal
Roundabout/persimpangan yang berputar(bundaran)
Two way stop sign control
All way stop sign control dan
Give way sign control
SIDRA INTERSECTION 5.1 di kembangkan pada tahun 2011 dengan masukan metode HCM 2010, dengan pengembangan pada tampilan yang lebih canggih. Program SIDRA untuk mendesain dan mengevaluasi simpang bersinyal (fixed
time/actuated). Mempunyai perhitungan pada pejalan kaki (pedestrian). Pada
program SIDRA dikembangkan evaluasi micro-analitical lalu lintas dengan perhitungan lajur per lajur (line by line).
tampilan software SIDRA
Sidra menggunakan model analisa lalu lintas secara detail dan digabungkan dengan metode perkiraan untuk memberikan perkiraan kapasitas dan tampilan statistic dari keterlambatan, antrian, perhentian, dan lain-lain.
SIDRA 5.1 dikeluarkan pada bulan januari 1998. Pada versi ini terjadi perbaikan signifikan pada bundaran dan pada metode analisis actuated signal. Sidra dapat digunakan untuk:
1. Memperoleh perkiraan kapasitas dan ciri-ciri tampilan seperti keterlambatan, antrian, perhentian dan juga pemakaian bahan bakar, emisi polusi serta biaya operasi untuk semua bentuk persimpangan
2. Menganalisa beberapa alternatif desain untuk mengoptimalkan desain persimpangan, menandai tahapan-tahapan dan waktu untuk menentukan strategi yang berbeda
3. Melakukan analisa desain
4. Mendesain panjang jalur yang pendek (pada belokan, jalur daerah parkir dan hilangnya jalur pada jalan keluar)
5. Menangani persimpangan yang memiliki lebih dari empat kaki atau maksimum sampai dengan persimpangan dengan delapan kaki
6. Menganalisa akibat dari kendaraan berat pada persimpangan
7. Menganalisa masalah yang rumit dari jalur yang terbagi dan belokan yang berlawanan serta jalur pendek pada hulu dan hilir
8. Menentukan waktu tanda lampu bagi setiap geometrik persimpangan sesederhana mungkin sesuai dengan penyusunan taraf yang komplek 9. Menganalisa kondisi tingkat kepadatan yang tinggi dengan menggunakan
III. Hasil Dan Pembahasan
Data geometrik persimpangan Setia Budi–Dr.Mansur tersaji pada gambar berikut:
Data geometrik persimpangan Setia budi – Dr.Mansur
Berikut adalah data geometrik persimpangan Dr.Mansur–Jamin Ginting dalam gambar tersaji di bawah ini
data Geometrik persimpangan Dr.mansur – Jamin Ginting
Dari perhitungan KAJI didapat hasil output seperti yang ditampilkan pada tabel 4.12 untuk keterlambatan dan tingkat pelayanan, nilai antrian, nilai perhentian, nilai derajad kejenuhan, dan kapasitas. Sedangkan pada table 4.13 adalah data output untuk persimpangan Dr.mansyur-Jamin Ginting
Hasil output persimpangan pada program KAJI Simpang Setia Budi-Dr.mansur Setia Budi-Dr.Mansur Intersection
approac h kode Capa city Degree of saturation Green ratio No of queuing Queue length Total Delay No of Stop DS = Q/C gr = g/c NQ=NQ1 +NQ2 Ql(m) DT(se c) NSV(p cu/h) S2. Dr.mans 256 0,933 0,116 26,20 60 151.2 286 E2. T.rejo 409 0,859 0,156 38,54 73.2 117.2 388 W2. T.sari 1979 0,933 0,678 166,46 331 41.2 1550 Tabel 4.12 Hasil output persimpangan pada program KAJI Simpang Dr.mansur-Jamin Ginting
Dr.Mansur- Jamin Ginting Intersection approac h kode Capa city Degree of saturation Green ratio No of queuing Queue length Total Delay No of Stop DS = Q/C gr = g/c NQ=NQ 1+NQ2 Ql(m) DT(se c) NSV(p cu/h) S2. Dr.mans ur 197 1,107 0,136 40,30 120 404.2 356 E2. P.bulan 620 1,119 0,362 131,34 371 351.1 1114 W2. S.hajar 1387 1,116 0,452 299,49 831 313.3 2482 1.3 Persamaan dan Perbedaan Program KAJI dan SIDRA
Dari hasil output Sidra dan KAJI untuk nilai derajat kejenuhan, keterlambatan tingkat pelayanan, antrian, dan perhentian dapat dilihat pada gambar 4.14, sedangkan untuk grafik perbandingan LOS antara Sidra dan KAJI dapat dilihat pada gambar.
Tabel 4.13 Perbandingan Hasil Output antara Sidra dan KAJI Persimpangan Setia Budi-Dr.Mansyur
approach kode Program Capacity Degree S LOS Ql Delay No. Stop
Q/C (m) (sec) (pcu/h) Dr.mansur SIDRA 405 0.816 D 76 37,9 581 KAJI 256 0.933 E 60 151.2 286 T.Sari SIDRA 2016 0.885 D 336 17,0 1453 KAJI 1979 0.933 E 331 41.2 1550 T.Rejo SIDRA 525 0.856 C 109 45,3 504 KAJI 409 0.859 E 73.2 117.2 388
Tabel 4.14 Perbandingan Hasil Output antara Sidra dan KAJI Persimpangan Setia Budi-Dr.Mansyur
approach kode Program Capacity Degree S LOS Ql Delay No. Stop
Q/C (m) (sec) (pcu/h) Dr.mansur SIDRA 535 0,904 E 187 75 491 KAJI 197 1.107 F 120 404.2 356 P.Bulan SIDRA 1586 0,904 D 477 43,1 1374 KAJI 620 1.119 F 371 351.1 1114 S.hajar SIDRA 1341 0,907 D 430 49,2 1115 KAJI 1387 1.116 F 831 313.3 2482 berikut data ouput dari kedua program dalam bentuk grafik
grafik perbandingan output program SIDRA dan KAJI Simpang Setia Budi-Dr.Mansyur
perbandingan output program SIDRA dan KAJI Simpang Dr.Mansyur-Jamin Ginting
Berikut grafik perbandingan degree of saturation dari program KAJI dan SIDRA
perbandingan derajat kejenuhan dari program KAJI dan SIDRA simpang Setia Budi-Dr.Mansur
perbandingan derajat kejenuhan dari program KAJI dan SIDRA simpang Dr.mansur-Jamin ginting
dapat dilihat bahwa ternyata hasil output untuk Sidra dan KAJI ternyata ada banyak perbedaan, dan dapat disimpulkan apabila mempunyai nilai derajad kejenuhan yang baik/rendah maka akan memiliki nilai capacity yang lebih rendah, sehingga memiliki nilai keterlambatan yang lebih baik. dan pada tabel dapat dilihat tingkat pelayanan antara Sidra dan KAJI ternyata banyak memiliki tingkat pelayanan yang berbeda. Hal ini terjadi karena perbedaan metode analisa dan standard dari masing-masing program serta data masukan pada setiap program. Dari hasil perbandingan diatas dapat diketahui bahwa ada beberapa hasil output Sidra yang lebih baik dari pada KAJI dan begitu pula sebaliknya, karena adanya beberapa persamaan dan perbedaan antara kedua metode analisa tersebut.
Berikut adalah persamaan-persamaan antara Sidra dan KAJI dalam hal variabel data input dan parameter-parameter lainnya adalah sebagai berikut:
1. Volume lalu lintas untuk Sidra dalam satuan smp untuk LV dan HV, sedankan KAJI dalam satuan sebelum dikonversi untuk UV,MV,LV, dan HV,
2. Siklus waktu dan intergreen,
3. Fase dari lampu lalu lintas (phasing)
4. Ada median atau tidak, hanya bedanya pada Sidra diinputkan berapa lebarnya sedangkan pada KAJI hanya diinputkan tentang kondisi ada atau tidaknya median saja,
5. Ada LTOR atau tidak, 6. Basic arus kepadatan,
7. Arah pergerakan untuk setiap mulut persimpangan (kiri, lurus, kanan) Berikut adalah tabel persamaan dan perbedaan antara Sidra dan KAJI
Keterangan SIDRA KAJI
Waktu siklus (cycle Time)
Pada Sidra mempunyai Stop penalty
konsep(k), konstanta 1,4
C = (1,5 x LTI + 5)/(1-∑Frcrit)
Tidak mempunyai stop penalty konsep (k) dan memakai konstanta 1,5
Waktu Hilang Lost Time Intersection)
L = ∑
l
Relatif pada Sidra penetuan waktu hilangpersimpangan menggunakan rumus
yang sama dengan MKJI
LTI = ∑(Merah Semua + Kuning)i =
∑IGi
Relatif pada Sidra penetuan waktu hilang persimpangan menggunakan
rumus yang sama dengan MKJI
Tundaan Rata-rata (average delay) Hanya menghitung tundaan Lalulintas dengan rumus Tundaan lalulintas
Dan tundaan geometrik DGj=(1-psw)x PT x 6 +(psw x 4)
Volume arus lalulintas
Ada, hanya dalam LV dan HV dalam proses
pemasukan data Menggunakan rumus
yg sama pada MKJI Q = s(g/c)
lebih baik, dalam MC, UV,LV,HV menggunakan rumus yang sama
C = S x g/c
Faktor koreksi side friction
Tidak ada Ada, melihat lingkungan persimpangan(COM, RES, dan RA) Pejalan
kaki(pedestrian )
Ada Tidak ada
Median Ada, juga dijelaskan berapa lebarnya
Ada, tapi hanya ditanya ada atau tidaknya Derajat Kejenuhan (degree of Menggunakan rumus X = Volume/Q Di tetapkan di bawah Menggunakan Rumus DS = Q/C Di tetapkan di bawah 0,9
Saturation) 0,95 Panjang Antrian (queue length) N = qr + N0 Dimana (q) adalah ratio arus kedatangan(kend/detik
) dan (r) adalah waktu merah efektif dan N0
adalah panjang antrian tersisa
NQ = NQ1 + NQ2
Dimana NQ1 adalah jumlah smp yg
tersisa dari fase hijau sebelumny dan NQ2 adalah jumlah smp pada fase
merah Waktu merah efektif (r) Ada r = c – g Tidak ada Pembagian lajur (shared line)
Ada Tidak ada
Angka Henti (Number of Stop) Kecepatan keluar atau masuk
Ada Tidak ada
Pergerakan opposed dan
protected
Ada, lebih detail Ada, tetapi kurang detail hanya secara garis besar
IV. Kesimpulan dan Saran IV.1 Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah dilakukan pada bab-bab sebelumnya, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Dari hasil pembahasan, di dapat perbedaan output pada derajat kejenuhan, tundaan, kapasitas, panjang antrian dan level of servis (LOS)
2. derajat kejenuhan pada KAJI lebih tinggi dibandingkan pada SIDRA yaitu pada KAJI persimpangan Setia budi-Dr.mansur mempunyai derajat kejenuhan 0,933 pada pendekat Dr.mansur, 0,933 pada pendekat Tanjung Sari dan 0,859 pada pendekat Tanjung Rejo sedangkan pada SIDRA mempunyai derajat kejenuhan 0,895 pada pendekat Dr.mansur, 0,893 pada pendekat Tanjung sari dan 0,742 pada pendekat Tajung Rejo
3. tundaan pada persimpangan setia budi-dr.mansur pada KAJI lebih besar dibandingkan pada SIDRA, hal ini disebabkan pada SIDRA mempunyai perhitungan pada tiap lajur (land by land method) sedangkan pada KAJI hanya pada satu jalur. KAJI menghasilkan angka tundaan sebesar 151,2 pada pendekat Dr.mansur, 41 pada pendekat Tanjung Sari dan 117,2 pada pendekat Tanjung Rejo. SIDRA menghasilkan angka 37,9 pada pendekat Dr.mansur, 17 pada pendekat Tanjung Sari dan 45,3 pada pendekat Tanjung Rejo.
4. Level of servis (LOS) pada KAJI lebih rendah dibandingkan pada SIDRA yaitu pada KAJI persimpangan Setia budi-Dr.mansur mempunyai LOS E pada pendekat Dr.mansur, LOS E pada pendekat Tanjung Sari dan LOS E pada pendekat Tanjung Rejo sedangkan pada SIDRA mempunyai LOS D pada pendekat Dr.mansur, LOS D pada pendekat Tanjung sari dan LOS C pada pendekat Tajung Rejo
5. Perbedaan antara hasil output kinerja untuk Sidra dan KAJI disebabkan karena adanya perbedaan dalam proses input data dan parameter-parameternya,
6. Hasil analisa output kinerja untuk Sidra lebih baik, karena lebih banyak data input dan parameter-parameter yang lebih lengkap.
IV. 2 Saran
Dalam pengembangan pengaturan lalu lintas di kota medan pada umumnya dan pengaturan di persimpangan pada khususnya hendaknya ada kerja sama yang baik antara pemerintah yang diwakili oleh dinas tata kota dan dinas pengaturan lalu lintas dengan masyarakat. Adapun saran yang dapat saya sampaikan setelah membuat penelitian ini adalah sebagai berikut:
Masyarakat sebagai pengguna jalan diharapkan agar dapat semakin tertib dan teratur serta berdisiplin tinggi, serta pemerintah harus lebih bersikap tegas terhadap pelanggaran-pelanggaran lalu lintas yang ada dipersimpangan.
Pemerintah diharapkan untuk memperbaiki serta menyediakan fasilitas-fasilitas yang memadai untuk mengurangi resiko kecelakaan atau terjadinya kemacetan lalu lintas.
V. Daftar Pustaka.
Akcelik, Rahmi. 1998. Traffic Signal: Capacity and Timing Analysis. Australia: Arrb Group.
Akcelik, Rahmi, dkk. 1997. Recent Research on Actuated Signal Timing and Performance Evaluation and Its Applications in SIDRA 5. Akcelik &
Associates Pty Ltd.
Direktorat Jenderal Bina Marga. 1997. Manual Kapasitas Jalan Indonesia
(MKJI). Jakarta.
H. Al-Omari, B, & M. Ta’amneh Madhar. 2007. Validating HCS and SIDRA Software for Estimating Delay at Signalized Intersections in Jordan. Jordan
Journal of Civil Engineering.
K.Jameel, Abeer. 2011. Estimating Delay Time at Palestine Street Intersections in Baghdad City Using HCM and SIDRA Models. Al-Qadisiya Journal
Engineering Sciences.
Tamin, O. Z,2008 , Perencanaan dan Pemodelan Transportasi, Penerbit Institut Teknologi Bandung.
Hendarsin, Shirley (2000), Petunjuk Praktis Perencanaan Teknik Jalan Raya, Politeknik
Negeri Bandung – Jurusan Teknik Sipil.
Hadihardaja, Joetata (1997), Rekayasa Jalan Raya, Penerbit Gunadarma, Jakarta.
Budi Utomo, Rizki (1997), Prosedur perhitungan simpang bersinyal dengan