• Tidak ada hasil yang ditemukan

MATERI DAN METODE. Prosedur

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "MATERI DAN METODE. Prosedur"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu

Penelitian ini dilaksanakan di Mitra Tani (MT) Farm Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor, Rumah Pemotongan Hewan (RPH) Pancoran Mas Depok dan Balai Penyuluhan dan Peternakan Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan Sumatera Barat. Pengambilan data untuk jantan sapi PO dilakukan pada bulan Nopember 2010, jantan sapi Pesisir pada bulan Pebruari 2011 dan jantan sapi Bali pada bulan Maret 2011.

Materi

Materi yang digunakan pada penelitian ini adalah jantan sapi Peranakan Ongole (PO), sapi Bali dan sapi Pesisir yang sudah dewasa tubuh dengan masing- masing sebanyak 46, 32 dan 17 ekor. Sapi PO didatangkan dari Jawa Tengah dan Jawa Timur dan sapi Bali didatangkan dari Pulau Bali. Peralatan yang digunakan adalah pita ukur, tongkat ukur, alat tulis, kamera digital dan kaliper.

Prosedur Pengukuran Variabel

Variabel ukuran-ukuran tubuh yang diamati meliputi panjang badan (X1), lebar dada (X2), dalam dada (X3), lingkar dada (X4), tinggi pinggul (X5), lebar pinggul (X6), tinggi pundak (X7), lingkar pergelangan kaki (X8), lebar kelangkang (X9) dan panjang kelangkang (X10). Metode pengukuran dilakukan berdasarkan metode Amano et al. (1980).

1. Panjang badan (cm) diukur jarak garis lurus dari tepi tulang processus spinosus sampai dengan tonjolan tulang lapis (os ichium) dengan menggunakan tongkat ukur.

2. Lebar dada (cm) diukur dari jarak penonjolan sendi bahu (os scapula) kiri dan kanan dengan menggunakan tongkat ukur.

3. Dalam dada (cm) diukur dari jarak titik tertinggi pundak dan tulang dada dengan menggunakan tongkat ukur.

4. Lingkar dada (cm) diukur melingkar tepat di belakang scapula dengan menggunakan pita ukur.

(2)

12 5. Tinggi pinggul (cm) diukur dari jarak tertinggi pinggul secara tegak lurus ke

tanah dengan menggunakan tongkat ukur.

6. Lebar pinggul (cm) diukur pada sendi pinggul dengan menggunakan pita ukur.

7. Tinggi pundak (cm) diukur dari jarak tertinggi pundak melalui belakang scapula, tegak lurus ke tanah dengan menggunakan tongkat ukur.

8. Lingkar cannon (cm) diukur melingkar di radius ulna dengan menggunakan pita ukur.

9. Lebar kelangkang (cm) diukur jarak lurus antara benjolan tulang tapis sebelah kanan dan sebalah kiri dengan menggunakan kaliper.

10. Panjang kelangkang (cm) diukur jarak lurus antara muka pangkal paha sampai di benjolan tulang tapis dengan menggunakan tongkat ukur.

Analisis Data Deskriptif Data

Rataan, simpang baku dan koefisien keragaman pada masing-masing variabel dihitung berdasarkan Walpole (1993).

Keterangan :

X : rata-rata

Xi : ukuran ke-i dari peubah x N : jumlah sampel

√∑ ( ) Keterangan :

s : simpangan baku X : rata-rata

Xi : ukuran ke-i dari peubah x n : jumlah sampel

(3)

13 Keterangan :

KK : koefisien Keragaman s : simpangan baku X : rata-rata

T2- Hotelling

Vektor nilai rata-rata dari ketiga kelompok sapi yang diamati diuji untuk memperoleh apakah ditemukan nilai rata-rata dari sifat yang diamati berbeda secara statistik. Pengujian tersebut dilakukan dengan perumusan hipotesis sebagai berikut :

H0 : U1 = U2 ; artinya vektor nilai rata-rata dari kelompok pertama sama dengan dari kelompok kedua.

H1 : U1 ≠ U2 ; artinya vektor nilai rata-rata dari kelompok pertama berbeda dengan dari kelompok kedua.

Uji T2 Hotteling digunakan untuk menguji hipotesis dengan rumus sebagai berikut (Gaspersz, 1992):

( ) ( ) Selanjutnya besaran:

( )

akan berdistribusi F dengan derajat bebas V1 = p dan V2 = n1 + n2 – p – 1 Keterangan:

T2 = nilai statistik T2 Hotteling F = nilai hitung untuk T2 Hotteling

n1 = jumlah data pengamatan pada kelompok pertama n2 = jumlah data pengamatan pada kelompok kedua

x1 = vektor nilai rata-rata variabel acak dari kelompok pertama x2 = vektor nilai rata-rata variabel acak dari kelompok kedua SG-1

= invers matriks peragam gabungan (invers dari matriks SG) P = jumlah variabel ukur

(4)

14 Hasil pengujian terhadap hipotesis yang menunjukkan menolak H0 atau nyata mengindikasikan kedua nilai rata-rata dari sifat-sifat yang diamati berbeda, sehingga fungsi diskriminan digunakan untuk mengkaji perbedaan sifat-sifat yang ditemukan di antara setiap kedua kelompok sapi dari tiga kelompok sapi yang diamati.

Analisis Fungsi Diskriminan Fisher

Fungsi diskriminan linier Fisher menurut Gaspersz (1992) yaitu:

( ) Keterangan :

a = vektor koefisien pembobot fungsi diskriminan

X = vektor variabel acak yang diidentifikasi dalam model fungsi diskriminan x1 = vektor nilai rata-rata variabel acak dari kelompok pertama

x2 = vektor nilai rata-rata variabel acak dari kelompok kedua SG -1

= invers matriks peragam gabungan (invers dari matriks SG)

Fungsi diskriminan yang dibentuk setelah melalui persamaan Fisher, melibatkan variabel pembeda diantara setiap dua kelompok ternak. Pada hasil olahan, akan ditunjukkan jumlah variabel dari fungsi diskriminan. Pengujian selang kepercayaan serempak digunakan untuk menerangkan kontribusi variabel-variabel yang diukur sebagai variabel pembeda dari fungsi diskriminan yang dibentuk. Bila selang kepercayaan mengandung nilai nol maka kedua rata-rata kelompok untuk variabel dianggap tidak berbeda pada taraf tertentu sehingga variabel tersebut dikeluarkan dari fungsi diskriminan. Pengujian selang kepercayaan menurut Gaspersz (1992) dirumuskan sebagai berikut:

( ) √ √

Keterangan :

c = vektor nilai yang mengikuti perbandingan variabel Xi

c' = invers dari vektor nilai yang mengikuti perbandingan variabel Xi x1 = vektor nilai rata-rata variabel acak dari kelompok pertama x2 = vektor nilai rata-rata variabel acak dari kelompok kedua

(5)

15 T2 = nilai statistik T2 Hotelling

n1 = jumlah data pengamatan pada kelompok pertama n2 = jumlah data pengamatan pada kelompok kedua

Keeratan hubungan antara sifat-sifat sebagai pembeda dan fungsi diskriminan yang dibentuk pada kelompok sapi yang diamati, dilakukan berdasarkan analisis korelasi menurut Gaspersz (1992) sebagai berikut:

Keterangan:

RY, Xi = korelasi antara fungsi diskriminan dan variabel Xi dalam model

di = selisih antara rataan variabel Xi yang diperoleh dari kedua kelompok sapi Sii = ragam dari variabel Xi yang diperoleh dari matriks SG

D2 = nilai statistik jarak genetik Mahalanobis yang diperoleh melalui ( ) ( )

Analisis Wald-Anderson

Penggolongan individu dalam kelompok sapi yang diamati didasarkan pada uji statistik Wald-Anderson menurut Gaspersz (1992) yang dirumuskan sebagai berikut:

( ) ( ) ( ) Keterangan :

W = nilai uji statistik Wald-Anderson x' = vektor variabel acak individu

x1 = vektor nilai rata-rata variabel acak dari kelompok pertama x2 = vektor nilai rata-rata variabel acak dari kelompok kedua SG -1

= invers matriks peragam gabungan (invers dari matriks SG) Kriteria penggolongan berdasarkan statistik W adalah:

1. Pengalokasikan x ke dalam kelompok (populasi) pertama, jika: W > 0 2. Pengalokasikan x ke dalam kelompok (populasi) kedua, jika: W ≤ 0

(6)

16 Penggolongan Wald-Anderson menyatakan penggolongan individu yang telah dikoreksi antara setiap dua kelompok sapi yang diamati; ditabulasikan berdasarkan Afifi dan Clark (1999). Persen koreksi diperoleh berdasarkan perhitungan tersebut.

Analisis D2 Mahalanobis

Jarak ketidakserupaan morfometrik antara setiap dua kelompok sapi dihitung berdasarkan morfometrik ukuran tubuh. Jarak minimum D2 Mahalanobis yang sudah diakarkan dihitung menurut Gaspersz (1992) adalah sebagai berikut:

( ) ( ) Keterangan :

D2 = nilai statistik Mahalanobis sebagai ukuran jarak genetik antar dua kelompok x1 = vektor nilai rata-rata variabel acak dari kelompok pertama

x2 = vektor nilai rata-rata variabel acak dari kelompok kedua SG -1 = invers matriks peragam gabungan (invers dari matriks SG)

Pengolahan data dibantu dengan menggunakan perangkat lunak statistika Minitab 14, sedangkan penyajian dendogram dengan program MEGA 4.1 (Molecular Evolutionary Genetic Analysis).

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan analisis data yang dilakukan oleh peneliti dapat disimpulkan bahwa hasil belajar matematika siswa kelas VII SMP Negeri 7 Lubuklinggau tahun pelajaran

Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Nurrahman dan Isworo (2002), hal-hal yang diperoleh dari perendaman menggunakan tawas antara lain: a) Umur atau daya simpan dari

Seseorang yang sedang jatuh cinta dan masih terus berharap cintanya akan tersampaikan gambaran -Menjelaskan gambaran -Menghidupkan gambaran -Menimbulkan efek keindahan 20.

Beberapa pengembangan melihat PAC sebagai suatu pendekatan yang membantu dalam e-commerce baru, lingkungan berbasis web dimana status langkah pertama dari suatu bisnis sanga

Secara keseluruhan ideologi serta penampilan maupun aksesoris yang digunakan punkers merupakan salah satu cara para punkers mengexpresikan dirinya terhadap dunia

Hasil dari penelitian yang yang berjudul Scale and Study of Student Attitudes Toward Business Education’s Role in Addressing Social Issues yang dilakukan

Dalam penjilidan kembali bahan pustaka atau buku pada Perpustakaan Universitas HKBP Nommensen di lakukan dengan menggunakan lem.. Penjilidan dengan menggunakan paku dan hekter