i
PENGARUH EFIKASI DIRI TERHADAP ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR DENGAN KEPUASAN KERJA SEBAGAI VARIABEL MEDIASI DI PT.
PLN (PERSERO) RAYON DENPASAR
SKRIPSI
Oleh :
NI MADE SINTYA DEWI NIM : 1215251161
PROGRAM EKSTENSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS UDAYANA
i
PENGARUH EFIKASI DIRI TERHADAP ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR DENGAN KEPUASAN KERJA SEBAGAI VARIABEL MEDIASI DI PT.
PLN (PERSERO) RAYON DENPASAR
SKRIPSI
Oleh :
NI MADE SINTYA DEWI NIM : 1215251161
Skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Udayana Denpasar
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi ini telah diuji oleh tim penguji dan disetujui oleh pembimbing, serta diuji pada tanggal 18 Februari 2016 :
Tim Penguji: Tanda tangan
1. Ketua : Dr. I Made Artha Wibawa, SE, MM ...
2. Sekretaris : Dr. I Gd adnyana Sudibya, SE, M. Kes, Ak ...
3. Anggota : Ayu Desi Indrawati, SE, MM ...
Mengetahui,
Ketua Jurusan Manajemen
Dr. I Gst Ayu Ketut Giantari., SE., M.Si NIP. 19611002 198601 2 002
Pembimbing
iii
PERNYATAAN ORISINALITAS
Saya menyatakan dengan sebenarnya bahwa sepanjang pengetahuan saya, di dalam naskah skripsi ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik di suatu Perguruan Tinggi, dan tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Apabila ternyata di dalam naskah skripsi ini dapat dibuktikan terdapat unsur-unsur plagiasi, saya bersedia diproses sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Denpasar, 10 Mei 2016
Mahasiswa
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadiran Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “ Pengaruh Efikasi Diri
Terhadap Organizational Citizenship Behavior Dengan Kepuasan Kerja Sebagai Variabel Mediasi Di PT. PLN (Persero) Rayon Denpasar”
Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan berhasil tanpa bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak yang telah meluangkan waktunya dalam penyusunan skripsi ini. Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan terima kasih kepada :
1. Bapak Dr. I Nyoman Mahaendra Yasa, SE., M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana atas kesempatan yang diberikan sehingga penulis dapat melanjutkan studi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.
2. Ibu Prof. Dr. Ni Nyoman Kerti Yasa, SE.,MS., selaku Pembantu dekan I Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana atas kesediaannya membantu penulis memenuhi segala administrasi mengenai kemahasiswaan.
3. Ibu Prof. Dr. Luh Putu Wiagustini, SE, MSi selaku Pembantu dekan II serta pembingbing akademik Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana atas kesediaannya membingbing dan membantu penulis memenuhi segala administrasi mengenai kemahasiswaan
v
5. Bapak Dr. I Gede.Adnyana Sudibya, SE,M.Kes,Ak selaku dosen pembimbing atas waktu, bimbingan, masukan, serta motivasi sehingga skripsi dapat terselesaikan. 6. Bapak Dr. I Made Artha Wibawa, SE.,MM selaku dosen pembahas, ketua ujian
skripsi serta penguji atas waktu, bimbingan, masukan, serta motivasi sehingga skripsi dapat terselesaikan.
7. Ibu Ayu Desi Indrawati, SE, MM selaku dosen penguji , anggota ujian skripsi serta penguji skripsi atas waktu, bimbingan , masukan, serta motivasi sehingga skripsi dapat terselesaikan.
8. Segenap dosen pengajar di lingkungan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana atas segala bimbingan yang diberikan selama penulis menempuh pendidikan.
9. Kepada Orang tua ( I Ketut Wira Adnyana dan Ni Nyoman Merta Asih) serta keluarga yang senantiasa mendukung dan mendoakan tiada hentinya untuk memotivasi penulis dalam studi.
10.Kepada Sahabat, Denny Iswara, Wira, Aditya Triana, Arya, Yudit, Ratna, Nindy, Dea, Adi dan teman-teman Ekionomo, dan teman-teman angkatan 2012 penulis ucapkan terima kasih dukungan dan persahabatan nya selama penulis mengikuti studi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan berhasil tanpa bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak. Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pihak yang berkepentingan.
Denpasar, 10 Mei 2016
vi
Judul : Pengaruh Efikasi Diri terhadap Organiztioal Citizenship Behavior dengan Kepuasan Kerja sebagai variabel mediasi di PT. PLN (Persero) Rayon Denpasar
Nama :Ni Made Sintya Dewi Nim :1215251161
ABSTRAK
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) merupakan instrumen pemerintahan yang memiliki peranan yang penting, tidak hanya bagi pemerintah tetapi juga bagi masyarakat luas. PT. PLN (Persero) merupakan satu-satunya BUMN yang memiliki peranan yang strategis dalam menyediakan listik di Indonesia. Penelitian ini dilakukan pada Karyawan PT.PLN (Persero) Rayon Denpasar. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh efikasi diri terhadap organization citizenship behaviour dengan kepuasan kerja sebagai variabel mediasi di PT. PLN (Persero) Rayon Denpasar. Sampel yang diambil sebanyak 52 responden.
Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan penyebaran kuesioner dengan menggunakan skala likert 5 poin untuk mengukur 17 item pernyataan. Teknik analisis yang digunakan adalah Path Anaylsis.
vii `DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PENGESAHAN ... ii
PERNYATAAN ORISINALITAS ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
ABSTRAK ... vi
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR GAMBAR ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 8
1.3 Tujuan Penelitian ... 9
1.4 Kegunaan Penelitian ... 9
1.4.1 Kegunaan Teoritis ... 9
1.4.2 Kegunaan Praktis ... 10
1.5 Sistematika Penelitian ... 10
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori ... 12
2.1.1 Teori Sosial Kognitif ... 12
2.1.2Efikasi Diri ... 12
2.1.3 Aspek Efikasi Diri ... 13
2.1.4 Sumber-sumber Efikasi Diri ... 14
2.1.5 Organizational Citizenship Behavior ... 15
2.1.6 Motif yang mendasari Organizational Citizenship Behavior ... 15
2.1.7 Manfaat Organizational Citizenship Behavior ... 16
2.1.8 Sebab timbulnya Organizational Citizenship Behavior 17 2.1.9 Skala Pengukuran Organizational Citizenship Behavior17 2.1.10 Kepuasan kerja ... 19
2.1.11 Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja ... 20
2.2 Rumusan Hipotesis ... 22
2.2.1 Pengaruh Efikasi Diri Terhadap Kepuasan Kerja .... 22
2.2.2 Pengaruh Efikasi Diri Terhadap Organizational Citizenship Behavior ... 22
2.2.3 Pengaruh Kepuasan Kerja Terhadap Organizational Citizenship Behavior ... 23
2.2.4 Pengaruh Efikasi diri Terhadap Orgnizational Citizenship Behavior Melalui Kepuasan Kerja Sebagai Variabel Mediasi ... 23
viii BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian... 25
3.2 Lokasi Penelitian ... 25
3.3 Obyek Penelitian ... 25
3.4 Identifikasi Variabel ... 26
3.5 Definisi Operasional Variabel ... 26
3.5.1 Efikasi Diri ... 27
3.5.2 Organizational Citizenship Behavior... 27
3.5.3 Kepuasan Kerja ... 29
3.6 Jenis dan Sumber data ... 30
3.6.1 Jenis Data ... 30
3.6.2 Sumber Data ... 31
3.7 Populasi, Sampel dan Metode Penentuan Sampel ... 31
3.7.1 Populasi ... 31
3.7.2 Sampel... 32
3.8 Metode Pengumpulan Data ... 33
3.9 Skala Pengukuran Data ... 35
3.10 Pengujian Instrumen Penelitian ... 35
3.10.1 Uji Validitas ... 35
3.10.2 Uji Reliabilitas ... 36
3.10.3 Analisis Faktor konfirmatori ... 37
3.11 Teknik Analisis Data……… .. 39
3.11.1 Analisis Deskriptif ... 39
3.11.2 Analisis Jalur (Path Analysis) ... 39
3.11.3 Uji Sobell ... 43
BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum PT. PLN (Persero) Rayon Denpasar .. 46
4.1.1 Sejarah Berdirinya PT. PLN (Persero) Rayon Denpasar ... 46
4.1.2 Makna Logo PT. PLN (Persero) ... 49
4.1.3 Struktur Organisasi PT. PLN (Persero) Rayon Denpasar ... 52
4.2 Karakteristik Responden ... 53
4.3 Hasil Pengujian Instrumen Penelitian ... 54
4.4 Deskripsi Variabel Penelitian ... 55
4.4.1 Efikasi Diri ... 55
4.4.2 Kepuasan Kerja ... 57
4.4.3 Organizational Citizenship Behavior ... 59
4.6 Analisis Jalur (Path Analysis) ... 59
4.7 Menentukan Pengaruh Variabel Mediasi ... 65
4.8 Uji Sobell ... 66
4.8 Pembahasan Pengaruh Setiap Variabel ... 71
4.8.1 Pengaruh Efikasi Diri Terhadap Kepuasan Kerja ... 71
4.8.2 Pengaruh Efikasi Diri Terhadap Organizational Citizenship Behavior ... 72
4.8.3 Pengaruh Kepuasan Kerja terhadap Organizational Citizenship Behavior ... 73 4.8.4 Pengaruh Efikasi Diri Terhadap Organizational
ix
Sebagai Variabel Mediasi ... 74
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 76
5.2 Saran... 77
DAFTAR RUJUKAN ... 79
x
DAFTAR TABEL
No. Tabel Halaman
1.1 Data Absensi dan Keterlambatan karyawan pada PT. PLN
(Persero) Rayon Denpasar Periode 2015 ... 3
3.1 Tabel Jumlah Karyawan ... 32
3.2 Tabel Jumlah Sempel ... 32
3.3 Tabel Uji Validitas Variabel Efikasi Diri, Kepuasan Kerja dan Organizational Citizenship Behavior ... 36
3.4 Tabel Uji Reliabelitas Variabel Efikasi Diri, Kepuasan Kerja dan Organizational Citizenship Behavior ... 37
3.5 Tabel Hasil Analisis Faktor Konfirmatori ... 38
4.1 Tabel Karakteristik Responden ... 53
4.2 Tabel Klasifikasi Penilian Responden Terhadap Variabel Penelitian ... 55
4.3 Deskripsi Jawaban Responden Terhadap Variabel Persepsi Efikasi Diri ... 56
4.4 Deskripsi Jawaban Responden Terhadap Variabel Persepsi Kepuasan Kerja ... 58
4.5 Deskripsi Jawaban Responden Terhadap Variabel Persepsi Organizationl Citizenship Behavior ... 60
4.6 Hasil Analisis Jalur (Regresi Substruktur I) ... 63
4.7 Hasil Analisis Jalur (Regresi Substruktur II) ... 63
xi
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Halaman
2.3 Kerangka Berfikir Penelitian ... 24
3.1 Gamabar Analisis Jalur ... 40
4.1 Lambang PT. PLN (Persero) Rayon Denpasar ... 50
4.2 Struktur Organisasi PT. PLN (Persero) Rayon Denpasar ... 52
4.3 Model Jalur Pengaruh Efikasi Diri Terhadap OCB Dengan Kepuasan Kerja Sebagai Variabel Mediasi ... 61
4.4 Validasi Model Gambar Diagram Jalur Akhir ... 67
4.5 Gambar Pengaruh Langsung Variabel Eksogen Terhadap Variabel Endogen Dengan Melibatkan Variabel Mediasi ... 68
xii
DAFTAR LAMPIRAN
No. Lampiran Halaman
1 Instrumen Penelitian ... 84
2 Uji Validitas ... 86
3 Uji Reliabilitas ... 87
4 Rekapitulasi Skor Jawaban Responden ... 91
5 Hasil Deskriptif Penelitian ... 94
6 Karakteristik Responden ... 95
7 Distribusi Frekuensi Responden ... 97
8 Analisis Faktor ... 103
1 BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Eksistensi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di Indonesia sebagai salah satu instrumen pemerintahan dalam pembangunan dirasakan sangat penting peranannya, tidak hanya oleh pemerintah, tetapi juga oleh masyarakat luas. Dari sisi pemerintah, BUMN sering kali digunakan sebagai salah satu instrumen penting dalam pembangunan ekonomi, khusunya pembangunan di bidang industri industri strategis seperti telekomunikasi, transportasi, industri manufaktur dan lain sebagainya. Sementara dari sisi masyarakat, BUMN merupakan instrumen yang penting sebagai penyedia layanan yang cepat, murah dan efisien (Kimbal et al 2015).
Peran PT. PLN (Persero) di Indonesia sangatlah besar, mengingat PT. PLN (Persero) adalah satu-satunya BUMN yang bertugas untuk memasok dan menyalurkan listrik, seperti misi PT. PLN (Persero) yaitu : (1) Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang usaha lain yang terkait berorientasi kepada kepuasan pelanggan, anggota perusahaan dan pemegang saham, (2) Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat, (3) Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi dan (4) menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan.
2
kinerja seoptimal mungkin maka diharapkan karyawan berperilaku sesuai dengan harapan perusahaan atau organisasi. Oleh karenanya terdapat deskripsi mengenai perilaku yang harus dilaksanakan (perilaku intra-role). Dalam dunia kerja tidak cukup hanya intra-role namun diperlukan juga perilaku di luar job description untuk mendukung tugas yang terpapar dalam intra-role, misalnya membantu rekan kerja dalam menyelesaikan tugas, bersungguh-sungguh mengikuti rapat atau kegiatan yang diadakan oleh perusahaan, sedikit mengeluh mengenai kondisi dan fasilitas dalam perusahaan, giat bekerja serta lain-lain. Perilaku seperti ini disebut sebagai perilaku extra-role. Perilaku extrarole ini memiliki kontribusi yang tidak kalah pentingnya dengan perilaku intra-role(Robbins & Judge, 2008:40).
PT. PLN (Persero) merupakan perusahaan yang bergerak di bidang jasa atau pelayanan masayarakat, sehingga tentu saja perusahaan mengharapkan setiap karyawannya memberikan kinerja lebih (extra job-role) atau yang kita sebut OCB. OCB telah dicatat sebagai pemberi kontribusi terhadap hasil kinerja organisasi seperti kualitas pelayanan, organizational commitment, keterlibatan kerja, dan leader-member exchange. Perilaku OCB di dalam tim kerja dapat menciptakan suasana yang kondusif, saling menguatkan, saling menopang dan saling mengisi, sehingga stabilitas perusahaan terjaga dan kinerja akan semakin membaik.
3
terpercaya. Untuk dapat mencapai tujuannya perusahaan pasti akan mengharapkan karyawannya berperilaku sesuai bahkan melebihi persyaratan yang ada di perusahaan. Namun, persyaratan yang terkait dengan tingkat kehadiran di PT. PLN (Persero) Rayon Denpasar masih kurang diindahkan oleh karyawannya.
[image:16.595.67.542.369.488.2]Hal ini terlihat dari hasil pengamatan peneliti dan laporan absensi karyawan PT. PLN (Persero) Rayon Denpasar, dimana masih ada beberapa karyawan yang melakukan tindakan-tindakan yang kurang mematuhi aturan seperti datang terlambat masuk kerja dan tidak melakukan absensi pada jam sebelum bekerja (07.00 – 07.30) maupun pada jam setelah bekerja (16.30 – 17.00). Seperti terlihat pada Tabel 1.1 berikut ini :
Tabel 1.1 Tabel Absensi dan Keterlambatan Karyawan Caturwulan Pertama ( Januari – April) 2015
Bulan Jumlah Karyawan
Sakit Ijin Tanpa
Keterangan
Terlambat
Orang % Orang % Orang % Orang % Januari 125 2 2,13 3 3,19 21 22,34 12 12,76 Februari 125 4 4,25 7 7,44 14 14,89 15 15,95 Maret 125 4 4,25 5 4,25 35 37,23 14 14,89 April 125 5 5,32 4 5,32 27 28,72 23 24,46
Sumber: PT.PLN (Persero) Rayon Denpasar,2015
4
sedangkan jumlah karyawan tanpa keterangan terendah terjadi pada bulan februari yaitu sebanyak 14 orang dengan presentase 14,89 persen dan yang terakhir jumah karyawan terlambat tertinggi terjadi pada bulan april yaitu sebanyak 12 orang dengan presentase 24,46 persen, sedangkan jumlah karyawan terlambat terendah terjadi pada bulan januari yaitu sebanyak 12 persen dengan presentase 12,76 persen.
5
Skala Morisson (dalam Slamet, 2013) merupakan salah satu pengukur dimensi-dimensi OCB yang sudah disempurnakan dan memiliki kemampuan pengukuran terhadap sikap dan perilaku (psikonometrik) yang baik. Dalam skala ini salah satu dimensi OCB yaitu conscienctiousness diukur berdasarkan kehadiran, kepatuhan terhadap aturan dan sebagainya. Berdasarkan data tersebut dapat ditemukan bahwa tingkat keterlambatan dan ketidakpatuhan karyawan terhadap aturan yang berlaku di perusahaan masih cukup tinggi. Sehingga hal ini dapat mengindikasi terciptanya OCB karyawan pada dimensi conscientiousness masih belum terpenuhi. Jumlah karyawan yang sakit, ijin, dan terlambat mengalami kenaikan dalam 4 bulan terakhir, sedangkan jumlah karyawan yang yang bekerja tanpa absen mengalami penurunan. Namun penurunan ini tidak terlalu signifikan dan masih tergolong tinggi. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa perilaku OCB pada karyawan PT. PLN (Persero) Rayon Denpasar masih rendah.
6
dapat meningkatkan kinerja organisasi (organizational performance) karena perilaku ini merupakan “pelumas” dari mesin sosial dalam organisasi, dengan kata
lain dengan adanya perilaku ini maka interaksi sosial pada anggota-anggota organisasi menjadi lancar, mengurangi terjadinya perselisihan, dan meningkatkan efisiensi.
Selain OCB , kepuasan kerja karyawan juga merupakan aspek penting dari filosofi manajemen sumber daya manusia. Locke (1997) berpendapat bahwa kepuasan kerja adalah perasaan positif dan negatif meningkatkan tentang pekerjaannya. Sementara itu, menurut Saks (2002) kepuasan kerja karyawan dan sikap tentang kepuasan kerja dapat dinilai sebagai keseluruhan atau dalam hal kepuasan individu. Sedangkan menurut As'ad (2005:105) faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja yaitu 1) faktor psikologis merupakan faktor yang
berhubungan dengan kejiwaan karyawan yang meliputi minat, ketentraman dalam
kerja, sikap terhadap kerja, bakat dan ketrampilan, 2) faktor sosial merupakan
faktor yang berhubungan dengan interaksi sosial baik antara sesama karyawan
dengan atasannya, maupun karyawan yang berbeda jenis pekerjaannya, 3) faktor
fisik merupakan faktor yang berhuhungan dengan kondisi fisik lingkungan kerja
dan kondisi fisik karyawan meliputi jenis pekerjaan, pengaturan waktu kerja dan
istirahat, perlengkapan kerja, pertukaran udara, kondisi kesehatan karyawan dan
juga umur, 4) faktor finansial, merupakan faktor yang berhubungan dengan
jaminan kesejahteraan karyawan yang meliputi sistem dan besarnya gaji, jaminan
7
Karyawan yang merasa puas akan tugas dan pekerjaaannya senantiasa
akan memiliki Efikasi diri yang tinggi. Bandura (1997) mendifinisikan efikasi diri
sebagai derajat keyakinan seseorang akan kemampuannya dalam menyelesaikan tugas pekerjaannya dan mencapai hasil tertentu. Choi, Price, dan Vinokur (2003) menjelaskan efikasi diri sebagai keyakinan yang secara signifikan memprediksi perilaku untuk memilih pencapaian tujuan, upaya penyelesaian tugas dan kinerja yang aktual. Bandura dengan teori efikasi diri baik individu ataupun kolektif memiliki fokus pada keyakinan akan kemampuan dan diaktualkan dengan perilaku atau kinerja yang bertujuan untuk mencapai tujuan (Conley, 2006).
Efikasi diri secara nyata dan langsung mempengaruhi kepuasan kerja, karena dapat memperoleh keyakinan akan kemampuan diri untuk menyelesaikan tugas khusus menjadi lebih nyata (Conley, 2006; Schepman & Richmond, 2003). Dijelaskan pula oleh Copper (2010) bahwa konstruk dari efikasi diri adalah teori sosial kognitif dan hubungan antar manusia dari hubungan sebab akaibat dan timbal balik. Efikasi diri terdiri dari tiga dimensi (Bandura, 1997), yaitu: pertama, Magnitude merupakan keyakinan dalam menyelesaikan tugas berdasarkan tingkat kesulitan pekerjaan yang dihadapi. Kedua, Strength merupakan tingkat kekuatan dan keyakinan untuk dapat menyelesaikan tugas pekerjaannya dan ketiga, Generality merupakan keyakinan dalam menyelesaiakan berbagai tugas yang berbeda dan saling membutuhkan.
8
antara kepuasan kerja dan OCB. Kepuasan kerja adalah hasil dari presepsi karyawan tentang seberapa baik pekerjaan seseorang memberikan segala sesuatu yang dipandang sebagai sesuatu yang penting melalui pekerjaan mereka (Luthans, 2011). Robbins (2006) menemukan bahwa kepuasan kerja adalah refrensi dari sikap umum individu terhadap pekerjaannya. Seseorang dengan tingkat kepuasan yang tinggi menunjukkan sikap positif terhadap pekerjaan. Fitzgerald et al. (1994 di Crossman, dan Bassem, 2003) mengungkapkan bahwa kepuasan kerja adalah emosi positif yang dihasilkan dari perasaan nyaman setiap karyawan saat melakukan pekerjaan.
Motowidlo dkk. (1997) OCB akan dipengaruhi oleh tingkat individu dari self-efficacy. Dukungan empiris untuk proposisi ini diteliti oleh Speier dan Frese (1997) dan Morrison dan Phelps (1999), yang menemukan bahwa secara umum self-efficacy berpengaruh positif terhadap OCB.
1.2 Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas, maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut :
1) Apakah efikasi diri berpengaruh signifikan secara positif terhadap kepuasan kerja di PT. PLN (Persero) rayon Denpasar ?
2) Apakah efikasi diri berpengaruh signifikan secara positif terhadap OCB di PT. PLN (Persero) Rayon Denpasar ?
9
4) Apakah efikasi diri berpengaruh signifikan secara positif terhadap OCB melalui kepuasan kerja sebagai variabel mediasi di PT. PLN (Persero) Rayon Denpasar?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan spesifik sesuai dengan rumusan masalah, antara lain :
1) Untuk menganalisis pengaruh efikasi diri terhadap kepuasan kerja di PT. PLN (Persero) Rayon Denpasar.
2) Untuk menganalisis pengaruh efikasi diri terhadap OCB di PT. PLN (Persero) Rayon Denpasar.
3) Untuk menganalisis pengaruh kepuasan kerja terhadap OCB di PT. PLN (Persero) Rayon Denpasar.
4) Untuk menganalisis pengaruh efikasi diri terhadap OCB melalui kepuasan kerja sebagai variabel mediasi pada PT. PLN (Persero) Rayon Denpasar.
1.4 Kegunaan Penelitian
Kegunaan Penelitian secara langsung maupun tidak langsung terhadap pihak-pihak yang terkait, antara lain :
1.4.1 Kegunaan Teoritis
10
kerja serta dapat belajar lebih banyak mengenai fakta dan isu-isu yang terjadi PT. PLN (Persero) Rayon Denpasar.
1.4.2 Kegunaan Praktis
Penelitian ini dapat menjadi refrensi bagi perusahaan sebagai bahan pertimbangan evaluasi kinerja. Diharapkan penelitian ini bermanfaat bagi pihak PT. PLN (Persero) Rayon Denpasar untuk meningkatkan kepuasan kerja karyawan sehingga OCB serta efikasi diri di PT. PLN (Persero) Rayon Denpasar dapat diterapkan dengan baik.
1.5 Sistematika Penelitian
Untuk mendapatkan gambaran mengenai penelitian ini, maka penyajiannya disusun dalam beberapa bab secara sistematis sehingga antara bab yang satu dengan lainnya mempunyai hubungan yang erat. Adapun sistematika penulisan adalah sebagai berikut:
BAB I Pendahuluan
Merupakan bab yang menguraikan tentang latar belakang masalah yang diikuti rumusan pokok permasalahan yang diteliti, tujuan, kegunaan penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II Kajian Pustaka dan Hipotesis Penelitian
11 BAB III Metode Penelitian
Merupakan bab yang berisikan metode penelitian yang meliputi objek penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional variabel, jenis data, metode penentuan sampel, metode pengumpulan data, dan teknik analisis data.
BAB IV Pembahasan Hasil Penelitian
Merupakan bab yang berisikan gambaran umum perusahaan dan pembahasan hasil penelitian.
BAB V Simpulan dan Saran
12 BAB II
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Social Cognitive Theory diungkapkan oleh Bandura (1986).
Teori ini memandang pembelajaran sebagai penguasaan pengetahuan melalui proses kognitif terhadap informasi yang diterima. Aspek “Sosial”
mengandung pengertian bahwa pemikiran dan kegiatan manusia berawal dari apa yang dipelajari dalam masyarakat. Sedangkan “Kognitif” mengandung pengertian
bahwa terdapat proses kognitif yang berkontribusi secara positif terhadap motivasi, sikap, dan perilaku manusia.
2.1.2 Efikasi Diri
13
kemampuan untuk berhasil melaksanakan pekerjaaan dan tantangan serta untuk mengejar karir pekerjaan yang terlepas dari bidang pekerjaan. Abele dan Spurk (2009), Higgins et al., (2008 ) dalam Jungert (2012). Self-efficacy merupakan keyakinan individu bahwa ia dapat berhasil menjalankan perilaku yang dibutuhkan oleh situasi tertentu Bandura (dalam Betz, 2006).
2.1.3 Aspek Efikasi Diri
Menurut Lauster (1988), orang yang memiliki efikasi diri yang positif dapat diketahui dari beberapa aspek berikut ini:
1) Keyakinan akan kemampuan diri yaitu sikap positif seseorang tentang dirinya bahwa ia mengerti sungguh-sungguh akan apa yang dilakukan.
2) Optimis yaitu sikap positif seseorang yang selalu berpandangan baik dalam menghadapi segala hal tentang diri, harapan dan kemampuannya.
3) Objektif yaitu orang yang percaya diri memandang permasalahan atau sesuatu sesuai dengan kebenaran yang semestinya, bukan menurut kebenaran pribadi atau yang menurut dirinya sendiri.
4) Bertanggung jawab yaitu kesediaan orang untuk menanggung segala sesuatu yang telah menjadi konsekuensinya.
14 2.1.4 Sumber-sumber Efikasi Diri
Menurut Bandura (1997), efikasi diri dapat ditumbuhkan melalui sumber-sumber informasi berikut:
1) Pengalaman Individu (enactive mastery experience)
Interpretasi individu terhadap keberhasilan yang dicapai individu pada masa lalu akan mempengaruhi efikasi dirinya. Individu dalam melakukan suatu tugas akan menginterpetasikan hasil yang dicapai. Interpretasi tersebut akan mempengaruhi keyakinan diri terhadap kemampuan untuk melakukan suatu tugas-tugas selanjutnya.
2) Pengalaman keberhasilan orang lain (vicarious experience)
Proses modeling atau belajar dari pengalaman orang lain akan mempengaruhi efikasi diri. Efikasi diri individu akan berubah dengan dipengaruhi model yang relevan. Pengalaman yang dimiliki oleh orang lain menentukan persepsi akan keberhasilan atau kegagalan individu.
3) Persuasi verbal (verbal persuation).
Persuasi verbal dari orang-orang yang menjadi panutan atau yang memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan dapat meningkatkan efikasi diri individu. Persuasi verbal yang diberikan kepada individu bahwa individu memiliki kemampuan untuk melakukan suatu tugas menyebabkan individu berusaha keras untuk menyelesaikan tugas tersebut.
4) Keadaan fisiologis dan emosional (physiological and affective states)
15
yang sedang dihadapi individu akan mempengaruhi keyakinan individu dalam menjalankan tugas.
2.1.5 Organizational Citizenship Behavior
Organizational Citizenship Behavior merupakan perilaku pilihan yang tidak menjadi bagian dari kewajiban kerja formal seorang karyawan, namun mendukung berfungsinya organisasi tersebut secara efektif (Robbins & Judge, 2008:31). Organ (1988) dalam Bolino, Turnley dan Bloodgood (2002:505), OCB adalah perilaku karyawan yang melebihi peran yang diwajibkan, yang tidak secara langsung atau eksplisit diakui oleh sistem reward formal dan merupakan perilaku pilihan yang tidak menjadi bagian dari kewajiban kerja formal seorang karyawan, namun mendukung berfungsinya organisasi tersebut secara efektif. Srirang dan Shweta (2010) menyatakan bahwa OCB ditandai dengan usaha dalam bentuk apapun yang dilakukan berdasarkan kebijaksanaan pegawai yang memberikan manfaat bagi organisasi tanpa mengharapkan imbalan apapun.
2.1.6 Motif –motif yang mendasari Organizational Citizenship Behavior
16
1) Motif berprestasi (nAch), mendorong orang untuk menunjukkan suatu standar keistimewaan (excellence), mencari prestasi, dorongan untuk unggul, mencapai sederetan standar guna meraih kesuksesan.
2) Motif akan Afiliasi (nAff), mendorong individu untuk mewujudkan, memelihara hubungan dengan orang lain, adanya hasrat akan hubungan persahabatan dan kedekatan personal.
3) Motif kekuasaan (nPow), mendorong orang untuk mencari status dan situasi dimana mereka dapat mengontrol pekerjaan atau tindakan orang lain, kebutuhan untuk membuat orang lain berperilaku dengan cara yang diinginkan.
2.1.7 Manfaat Organizational Citizenship Behavior
Menurut Podsakof, et al. (dalam Maria Wikantari, 2014), OCB dapat mempengaruhi efektivitas organisasi karena beberapa alasan yang antara lain:
1) OCB dapat membantu meningkatkan produktivitas rekan kerja. 2) OCB dapat membantu meningkatkan produktivitas manajer.
3) OCB dapat membantu mengefisienkan penggunaan sumber daya organisasional untuk tujuan-tujuan produktif.
4) OCB dapat membantu menghemat energi sumber daya yang langka untuk memelihara fungsi kelompok.
17
6) OCB dapat meningkatkan kemampuan organisasi untuk mendapatkan dan mempertahankan sumber daya-sumber daya yang andal dengan memberikan kesan bahwa organisasi merupakan tempat bekerja yang lebih menarik.
7) OCB dapat meningkatkan stabilitas kinerja organisasi.
8) OCB dapat meningkatkan kemampuan organisasi untuk beradaptasi terhadap perubahan-perubahan lingkungan bisnisnya.
2.1.8 Sebab-sebab timbulnya Organizational Citizenship Behavior
Menurut Organ dan Ryan (1995) dalam Maria Wikantari (2014), Corporate culture merupakan suatu kondisi awal yang utama yang memicu terjadinya OCB. Karyawan cenderung melakukan tindakan yang melampaui tanggung jawab kerja mereka, apabila mereka:
1) Merasa puas dengan pekerjaannya
2) Menerima perlakuan yang sportif dan penuh perhatian.
2.1.9 Skala Pengukuran Organizational Citizenship Behavior
Beberapa pengukuran tentang OCB seseorang telah dikembangkan. Skala Morrison (1995) merupakan salah satu pengukuran yang sudah disempurnakan dan memiliki kemampuan psikometrik yang baik (Aldag & Resckhe, 1997). Skala ini mengukur kelima dimensi OCB sebagai berikut (dalam Gunawan, 2011) :
1) Kategori Altruism meliputi:
a) Perilaku membantu orang tertentu
18
c) Membantu orang lain yang pekerjaannya overload
d) Membantu proses orientasi karyawan baru meskipun tidak diminta e) Membantu mengerjakan tugas orang lain pada saat mereka tidak masuk f) Meluangkan waktu untuk membantu orang lain berkaitan dengan
permasalahan pekerjaan
g) Menjadi volunteer untuk mengerjakan sesuatu tanpa diminta
h) Membantu orang lain di luar departemen ketika mereka memiliki permasalahan
i) Membantu pelanggan dan para tamu jika mereka memiliki permasalahan. 2) Kategori Conscientinousness meliputi:
a) Kehadiran, kepatuhan terhadap aturan dan sebagainya
b) Tiba lebih awal sehingga siap bekerja pada saat jadwal kerja dimulai c) Tepat waktu setiap hari tidak peduli pada musim ataupun lalu lintas dan
sebagainya
d) Berbicara seperlunya dalam percakapan ditelepon
e) Tidak menghabiskan waktu untuk pembicaraan di luar pekerjaan f) Datang segera jika dibutuhkan
g) Tidak mengambil kelebihan waktu meskipun memiliki ekstra 6 hari 3) Kategori Civic Virtue meliputi:
a) Kemauan untuk bertoleransi tapa mengeluh
b) Menahan diri dari aktivitas-aktivitas mengeluh dan mengumpat c) Tidak menemukan kesalahan dalam organisasi
19
e) Tidak membesar-besarkan permasalahan di luar proporsinya. 4) Kategori Cortesy meliputi:
a) Keterlibatan dalam fungsi –fungsi yang membantu organisasi
b) Memberikan perhatian terhadap fungsi-fungsi yang membantu image organisasi
c) Memberikan perhatian terhadap pertemuan yang dianggap penting d) Membantu mengatur kebersamaan secara departemental,
5) Kategori Sportmanship meliputi:
a) Menyimpan informasi tentang kejadian atau perubahan dalam organisasi b) Mengikuti perubahan dan perkembangan dalam organisasi
c) Membaca dan mengikuti pengumuman organisasi
d) Membuat pertimbangan dalam menilai apa yang terbaik untuk organisasi.
2.1.10 Kepuasan Kerja
Handoko (2001:193) menyatakan kepuasan kerja adalah keadaan
emosional yang menyenangkan atau tidak menyenangkan dimana para karyawan
memandang pekerjaan mereka. Sedangkan menurut Hasibuan (2007:202)
kepuasan kerja adalah sikap emosional yang menyenangkan dan mencintai
pekerjaannya. Menurut Martoyo (2000:142) kepuasan kerja adalah keadaan
emosional karyawan dimana terjadi ataupun tidak terjadi titik temu antara nilai
balas jasa karyawan dari perusahaaan atau organisasi dengan tingkat balas jasa
yang memang diinginkan oleh karyawan yang bersangkutan. Menurut Luthans
20
satu memberikan segala sesuatu yang dipandang sebagai hal yang penting melalui karyanya. Kepuasan kerja menurut Hasibuan (2007:202) merupakan sikap emosional yang menyenangkan dan mencintai pekerjaannya. Sikap ini
dicerminakan oleh moral kerja, kedisiplinan dan prestasi kerja. Secara umum
faktor-faktor yang lazim dicakup dalam kepuasan kerja menurut Hasibuan
(2007:203) adalah balas jasa yang adil dan layak, penempatan yang tepat dan
sesuai dengan keahlian, berat ringanya suatu pekerjaan, suasana dan lingkungan
pekerjaan, peralatan yang menunjang pelaksanaan pekerjaan, sikap pimpinan
dalam kepemimpinannya dan sikap pekerjaan yang monoton atau tidak.
2.1.11 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja
Faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja karyawan menurut Robbins
(2001:181) adalah sebagai berikut.
1) Kerja yang secara mental menantang.
Karyawan cendrung lebih menyukai pekerjaan-pekerjaan yang memberi
kesempatan untuk menggunakan ketrampilan dan kemampuannya dan
menawarkan beragam tugas, kebebasan dan umpan balik mengenai betapa
baik mereka bekerja.
2) Ganjaran yang pantas.
Para karyawan menginginkan sistem upah dan kebijakan promosi yang
dipersepsikan dengan adil, tidak merugikan dan segaris dengan
21
pekerjaan, tingkat ketrampilan individu dan standar pengupahan
komonitas maka kemungkinan besar akan dihasilkan kepuasan.
3) Kondisi kerja yang mendukung.
Karyawan peduli akan lingkungan kerja baik untuk kenyamanan pribadi
maupun untuk memudahkan mengerjakan tugas. Studi-studi
memperagakan bahwa karyawan lebih menyukai keadaan fisik sekitar
yang tidak berbahaya atau merepotkan. Temperatur, cahaya, keributan dan
faktor-faktor lain seharusnya tidak ekstrim.
4) Rekan sekerja yang mendukung.
Orang-orang mendapatkan lebih dari pada sekedar uang atau prestasi yang
berwujud dari pekerjaannya. Bagi kebanyakan karyawan, kerja juga
mengisi kebutuhan akan interaksi sosial. Oleh karena itu, tidaklah
mengejutkan bila mempunyai rekan sekerja yang ramah dan mendukung
menghantar ke kepuasan kerja yang meningkat.
Menurut Hasibuan (2007:203) faktor-faktor yang mempengaruhi
kepuasan kerja adalah sebagai berikut:
1) Komunikasi yang tepat sesuai dengan keahlian.
2) Berat ringannya pekerjaan.
3) Suasana dan lingkungan kerja.
4) Peralatan yang menunjang pelaksanaan pekerjaan.
5) Sikap pimpinan dalam kepemimpinannya.
22 2.2 Rumusan Hipotesis
2.2.1 Pengaruh Efikasi Diri Terhadap Kepuasan Kerja di PT. PLN (Persero) Rayon Denpasar.
Peran efikasi diri secara signifikan berpengaruh terhadap kepuasan kerja (Frayne & Latham, 1987), Hal yang melandasi bahwa keyakinan efikasi baik secara individu atau kolektif dapat memperilaku terbentuknya perilaku ideal. Zellard et al. (51-52) menemukan hubungan positif antara efikasi diri dan kepuasan kerja. Ketika individu mengalami kesenangan dalam bekerja, maka mereka akan melakukan pekerjaan lain di luar persepsi peran mereka atau kewajiban. Lodjo (2013), dalam penelitiannya terhadap 127 karyawan PT. PLN Suluttenggo menyatakan bahwa kepuasan kerja karyawan sangatlah penting, karena kepuasan kerja berdampak pada tingkat produktivitas kerja. Semakin mampu dan yakin seseorang dalam mengerjakan tugasnya (semakin tinggi self- efficacy), semakin tinggi pula kepuasan kerjanya.
H1: Efikasi diri berpengaruh singnifikan secara positif terhadap kepuasan kerja 2.2.2 Pengaruh Efikasi Diri Terhadap Organizational Citizenship Behavior di
PT. PLN (Persero) Rayon Denpasar.
Choi, Price dan Vinokur (2003) menjelaskan efikasi diri sebagai keyakinan yang secara signifikan memprediksi perilaku untuk memilih pencapaian tujuan, upaya penyelesaian tugas dan kinerja yang aktual.
23
karyawan secara kolektif akan meningkatkan dan membangun perilaku ideal baik secara individu ataupun kelompok para karyawan sehingga kinerja organisasi lebih efekktif. (Mathieu, dkk, 1993). Copper (2013) juga menegaskan bahwa efikasi dan OCB akan memberikan kontribusi bagi keberhasilan dan efektitivitas oganisasi.
H2: Efikasi diri berpengaruh signifikan secara positif terhadap Organizational Citizenship Behavior.
2.2.3 Pengaruh Kepuasan Kerja Terhadap Organizational Citizenship Behavior di PT. PLN (Persero) Rayon Denpasar.
Banyak faktor yang dapat mempengaruhi OCB, salah satunya adalah kepuasan kerja. Pernyataan ini sangat logis karena diasumsikan bahwa kepuasan kerja berpengaruh positif terhadap OCB (Robbins, 2006). Penelitian terbaru menunjukkan bahwa kepuasan kerja secara signifikan mempengaruhi OCB (Murphy, Athanasou, Raja, 2002; Begum, 2006; Zeinabadi, 2010) mengatakan bahwa apabila karyawan merasa puas maka tingkat kesadaran untuk membantu rekan kerja atau melakukan pekerjaan diluar kewajiban akan semakin tinggi, hal ini membuktikan bahwa kepuasan kerja berpengaruh positif terhadap OCB.
H3: Kepuasan kerja berpengaruh signifikan secara positif terhadap Organizational Citizenship Behavior.
2.2.4 Pengaruh Efikasi Terhadap Organizational Citizenship Melalui Kepuasan Kerja Sebagai Variabel Mediasi di PT. PLN (Persero) Rayon Denpasar.
24 (+)
H1
(+) H3
(+) H2
dan OCB. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kepuasan kerja dan OCB. Efikasi diri secara signifikan berhubungan dengan kepuasan kerja. H4: Kepuasan kerja memediasi pengaruh efikasi diri terhadap Organizational Citizenship Behavior.
[image:37.595.118.491.291.494.2]2.3 Kerangka Berfikir Penelitian
Gambar 2.1 Kerangka Berfikir Penelitian
(+) H4
Sumber: H1: Copper, J.D (2010) H2: Lodjo, F.S (2013) H3: Zeinabadi, H (2010)
H4: Rahman U., Wan S.W.S., Rohany N., Fatimah O. (2014) Kepuasan Kerja
M
Efikasi Diri X
OCB