62
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Pengujian Keausan
4.1.1. Pengujian Keausan Kering
Table 4.1. Hasil Penelitian rata rata Keausan kering
No Kampas kopling uji keausan kering Keausan rata-rata (mm/jam)
1 Variasi bahan 1 0,17
2 Variasi bahan 2 0,21
3 Variasi bahan 3 0,17
4 Indopart 0,22
Gambar4.1. Histogram Hasil pengujian Keausan kering
Dari gambar histogram 4.1 pengujian kering dengan beban 15 tempurung kelapa + 10% serbuk tembaga + 40% resin polyester
63
sebesar 0,17 mm/jm, Variasi bahan 2 sebesar 0,21 mm/jm, Variasi bahan 3 sebesar 0,17 mm/jm dan kampas indopart sebesar 0,22 mm/jm. Dari semua pengujian kering paling rendah tingkat
keausannya yaitu pada Variasi bahan 1 dan harga keausan yang mendekati kampas kopling indopart adalah Variasi bahan 2.
4.1.2. Pengujian Keausan Pengaruh Oli
Tabel 4.2. Hasil Penelitian Keausan Pengaruh Oli No Kampas kopling uji keausan
pengaruh oli
Keausan
rata-Gambar 4.2. Histogram Hasil uji Keausan Pengaruh Oli
0.19
40% serat kelapa + 10% tempurung kelapa + 10% serbuk tembaga + 40% resin polyester
64
Dari gambar histogram 4.2, pengujian yang diberi oli dengan beban 15 kg selama 1 jam maka didapat harga
keausan Variasi bahan 1 sebesar 0,19 mm/jm, Variasi bahan 2 sebesar 0,15 mm/jm, Variasi bahan 3 sebesar 0,13 mm/jm dan kampas kopling indopart sebesar 0,17 mm/jm. Dari semua pengujian oli paling rendah tingkat keausannya yaitu pada Variasi bahan 3 dan harga keausan Variasi bahan 2 yang
mendekati kampas kopling indopart.
Gambar 4.3. Histogram perbandingan hasil uji keausan kering dan pengaruh oli
0.17
Variasi bahan 1 Variasi bahan 2 Variasi bahan 3 indopart
65
4.2. Hasil Perhitungan Koefisien Gesek Kampas Kopling
4.2.1. Hasil Perhitungan Koefisien Gesek Kampas Kopling
Kering
Tabel 4.3. Hasil Penelitian Koefisien Gesek (µ)
no Kampas kopling koefisien gesek kering Koefisien Gesek
rata-Dari gambar histogram 4.3 pengujian koefisien gesek kering maka didapat koefisien gesek Variasi bahan 1 sebesar 0,480, Variasi bahan 2 sebesar 0,470 , Variasi bahan 3 sebesar 0,474 dan indopart sebesar 0,394. Dan variasi bahan yang mendekati kampas kopling
40% serat kelapa + 10% tempurung kelapa + 10% serbuk tembaga + 40% resin polyester
66
indipart adalah variasi bahan 2. Dari semua pengujian koefisien gesek kering yang paling rendah adalah kampas kopling indopart,
4.2.2. Hasil Perhitungan Koefisien Gesek Kampas Kopling
Pengaruh Oli
Tabel 4.4. Hasil penelitian Koefisien Gesek (µ) oli
no Kampas kopling koefisien gesek pengaruh oli
Koefisien
Gambar 4.4. Histogram Hasil Koefisien Gesek Pengaruh Oli.
0.474 tempurung kelapa + 10% serbuk tembaga + 40% resin polyester
67
Dari Histogram 4.4, pengujian koefisien gesek oli maka didapat harga koefisien gesek Variasi bahan 1 sebesar 0,474. Variasi bahan 2 sebesar 0,460. Variasi bahan 3 sebesar 0.469 dan kampas
kopling indopart sebesar 0,390. Dan variasi bahan yang mendekati kampas kopling indopart adalah variasi bahan 2 dari pengujian koefisien gesek oli yang paling rendah adalah kampas kopling indopart.
Gambar 4.5. Histogram perbandingan koefisien gesek kering dan pengaruh oli
4.3. Data Hasil Pengujian Kekerasan Brinell
Tabel 4.5. Hasil Pengujian Brinell
Variasi bahan 1 Variasi bahan 2 Variasi bahan 3 indopart
68
Keterangan : Variasi bahan pembuatan kampas uji masing-masing diuji kekerasan dengan tiga titik pada ketiga spesimen. (Beban 153,2 N = 15,6 Kg) dan perbesaran microskop (d) = 100x
Gambar 4.6. Histogram Hasil uji kekerasan
Dari pengujian kekerasan Brinell dengan tekanan 153,2 N di dapat nilai kekerasan kampas kopling spesimen 1 sebesar 19,294 HB, kampas kopling spesimen 2 sebesar 22,0806 HB, kampas
kopling spesimen 3 sebesar 18,3206 HB, dan kampas kopling indopart sebesar 13,248 HB. Dari semua pengujian kekerasan
19.898 20.642 20.341 tempurung kelapa + 10% serbuk tembaga + 40% resin polyester
69
Brinell nilai yang paling keras adalah kampas spesimen 2. Dilihat dari besarnya nilai kekerasan Brinell (BHN), kampas kopling spesimen 1,2 dan 3 mempunyai nilai kekerasan yang lebih besar
dari pada kampas kopling indopart dikarenakan semakin banyak kandungan berat logam semakin menambah nilai kekerasan dari kampas kopling, campuran variasi bahan yang digunakan pada kampas spesimen 1, 2 dan 3 adalah serbuk arang tempurung kelapa, serbuk tembaga serat serabut kelapa dan resin polyester
sehingga lebih keras dari kampas kopling indopart.
4.4. Data Hasil Mencari tsentuh
Tabel 4.6Data Hasil Mencari tsentuh Pengujian Kering
No Arus beulm diberi beban (A)
Arus setelah
diberi
beban (A)
(detik) Rata-rata (detik)
1 2,8 3,1 1,85
1,81
2,7 3 1,8
2,8 3,1 1,78
2 2,6 2,9 1,6
1,67
2,6 2,8 1,69
2,8 3,1 1,71
3 2,9 3,2 1,9
1,87
2,8 3 1,84
70
Tabel 4.7Data Hasil Mencari tsentuh Pengujian Kering Indopart
No Arus beulm diberi beban
(A)
Arus setelah diberi beban
(A)
(detik) Rata-rata (detik)
1
2,6 2,8 1,50
1,57
2,6 2,8 1,59
2,7 2,9 1,63
Gambar 4.7. Histogram tsentuh Pengujian Kering
Dari gambar histogram 4.6 pengujian pencarian tsentuh maka didapat tsentuh Variasi bahan 1 waktunya mencapai 1,81 detik , Variasi bahan 2 waktunya mencapai 1,67 detik Variasi bahan 3
waktunya mencapai 1,87 detik dan indopart waktunya mencapai 1,57 detik. Maka dari semua hasil pencarian tsentuh yang paling cepat dan mendekati kampas kopling indopart adalah Variasi bahan 2 dengan waktu 1,67 detik.
40% serat kelapa + 10% tempurung kelapa + 10% serbuk tembaga + 40% resin polyester
20% serat kelapa + 20% tempurung kelapa + 20% serbuk tembaga + 40% resin polyester
30% serat kelapa + 15% tempurung kelapa + 15% serbuk tembaga + 40% resin polyester 2
71
Tabel4.8 Data Hasil Mencari tsentuh Pengujian Pengaruh Oli
No Arus beulm diberi
beban (A)
Arus setelah
diberi beban (A)
(detik) Rata-rata (detik)
1 2,6 2,8 1,5
1,51
2,7 2,9 1,52
2,7 2,8 1,53
2 2,8 2,9 1,45
1,47
2,8 2,9 1,48
2,6 2,8 1,5
3 2,7 2,8 1,7
1,69
2,8 2,9 1,69
2,6 2,7 1,7
Tabel 4.9Data Hasil Mencari tsentuh Pengujian Pengaruh Oli Indopart
No Arus beulm diberi beban
(A)
Arus setelah diberi beban
(A)
(detik) Rata-rata (detik)
1
2,6 2,7 1,43
1,45
2,6 2,8 1,5
72
Gambar 4.8. Histogram tsentuh Pengujian Pengaruh Oli
Dari gambar histogram 4.6 pengujian pencarian tsentuh maka
didapat tsentuh Variasi bahan 1 waktunya mencapai 1,51 detik , Variasi bahan 2 waktunya mencapai 1,47 detik Variasi bahan 3 waktunya mencapai 1,69 detik dan indopart waktunya mencapai 1,45 detik. Maka dari semua hasil pencarian tsentuh yang paling cepat dan mendekati kampas kopling indopart adalah Variasi bahan 2 dengan
waktu 1,47 detik.
40% serat kelapa + 10% tempurung kelapa + 10% serbuk tembaga + 40% resin polyester
20% serat kelapa + 20% tempurung kelapa + 20% serbuk tembaga + 40% resin polyester
30% serat kelapa + 15% tempurung kelapa + 15% serbuk tembaga + 40% resin polyester 2
73
Gambar 4.9. Histogram tsentuh pengujian kering dan pengaruh oli
4.5 Data Temperatur Kampas Kopling Saat Gesekan
4.5.1 Temperatur kampas kopling Saat Gesekan
Temperatur Kampas kopling ( 0C )
Temperatur Kampas kopling
Rata-rata( 0C )
Variasi bahan 1Variasi bahan 2Variasi bahan 3 indopart
74
Gambar 4.10. Histogram temperatur kampas kopling saat gesekan kering
Dari gambar 4.7. terlihat bahwa Variasi bahan 1
memiliki temperatur yang paling tinggi yaitu dengan 68,60C dan yang paling rendah adalah Variasi bahan 2 yaitu 65,60C. Sementara dari kampas kopling indopart memiliki temperatur 64,30C, sehingga dari ketiga Variasi bahan yang bisa diaplikasikan dikendaraan bermotor adalah Variasi
bahan 2 karena yang paling mendekati kampas kopling
75
4.5.2 Temperatur kampas kopling Saat Gesekan Pengaruh Oli
Tabel 4.9. Data temperatur kampas kopling saat gesekan
pengaruh oli
Variasi bahan
Temperatur Kampas kopling (0C )
Temperatur Kampas kopling Rata-rata( 0C )
1
57
57,3 57
58
2
54
54,6 55
55
3
56
56,3 57
56
indopart
59
58,3 58
76
Gambar 4.11. Histogram temperatur kampas kopling saat gesekan pengaruh oli
Dari gambar 4.15. terlihat bahwa Variasi bahan 1 memiliki temperatur yang paling tinggi yaitu dengan 57,30C
dan yang paling rendah adalah Variasi bahan 2 yaitu 54,60C. Sementara dari kampas kopling indopart memiliki temperatur 58,30C, sehingga dari ketiga Variasi bahan yang bisa diaplikasikan dikendaraan bermotor adalah Variasi bahan 2 karena yang paling mendekati kampas kopling
40% serat kelapa + 10% tempurung kelapa +10% serbuk tembaga + 40% resin polyester
20% serat kelapa + 20% tempurung kelapa + 20% serbuk tembaga + 40% resin polyester
77
Gambar 4.12. Histogram perbandingan temperatur kampas kopling saat gesekan kondisi kering dan pengaruh oli
4.6. Hasil foto Mikro Spesimen
Variasi bahan yang telah diuji kekerasan dan keausan dapat dilihat dari beberapa foto mikro, sehingga dapat memperlihatkan bentuk dan distribusi campuran homogen dari Variasi bahan
kampas kopling dengan bahan penyusun yaitu serbuk tembaga, serbuk arang tempurung kelapa, serat sabut kelapa dan resin
polyester. Foto mikro diambil dengan menggunakan alat Inverted
Metalurgy Microskope merk Olimpus dengan perbesaran 100x,
dimana pada satu strip pada mikroskop sama dengan 10 mikron. Berikut ketiga gambar foto makro Variasi bahan 1 kampas kopling :
68.6 65.6 66.6
Variasi bahan 1 Variasi bahan 2 Variasi bahan 3 indopart
78
1. Foto mikro 1 (40% serat kelapa + 10% tempurung kelapa + 10% serbuk tembaga + 40% resin polyester
10µm Gambar 4.13. Foto Mikro Spesimen
10µ
Gambar 4.13. Foto Mikro Spesimen 1
Foto mikro diambil dengan menggunakan alat Inverted
Metalurgy Microskope merk Olimpus dengan perbesaran
100x, dimana pada satu strip pada mikroskop sama dengan 10 mikron.
Keterangan :
1. Serbuk Tembaga.
2. Serbuk Arang Tempurung Kelapa.
3. Serat Sabut Kelapa. 4. Resin polyester.
Serat kelapa tampak jelas dengan warna kecoklatan. Serbuk tembaga terlihat berbentuk serpihan sedikit lebih kecil dari serat sabut kelapa yang bercampur dengan
bahan-bahan lainnya dan terikat oleh resin yang bercampur merata.
3
4
1
79
2. Foto mikro 2 (20% serat sabut kelapa + 20% tempurung
kelapa + 20% serbuk tembaga + 40% resin polyester)
10µm Gambar 4.14. Foto Mikro 10µ Gambar 4.14. Foto Mikro Spesimen 2
.Foto mikro diambil dengan menggunakan alat
Inverted Metalurgy Microskope merk Olimpus dengan
perbesaran 100x, dimana pada satu strip pada mikroskop sama dengan 10 mikron.
Keterangan :
1. Serbuk Tembaga.
2. Serbuk Arang Tembpurung Kelapa. 3. Serat Sabut Kelapa.
4. Resin polyester.
Serat sabut kelapa dan serbuk arang tempurung
kelapa telah bercampur merata dengan resin polyester.
Sedangkan serbuk tembaga terlihat tidak dominan. Serbuk arang tempurung kelapa dapat menutupi rongga yang kosong sehingga kampas semakin padan dan keras
1
2
80
3. Foto makro3 (30% serat kelapa + 15% tempurung kelapa + 15% serbuk tembaga + 40% resin polyester)
10µm Gambar 4.15. Foto Mikro Spesimen 3
.Foto mikro diambil dengan menggunakan alat
Inverted Metalurgy Microskope merk Olimpus dengan
perbesaran 100x, dimana pada satu strip pada mikroskop sama dengan 10 mikron.
Keterangan :
1. Serbuk Tembaga.
2. Serbuk Arang Tembpurung Kelapa. 3. Serat Sabut Kelapa.
4. Resin polyester.
Serat kelapa tampak jelas dan serbuk tembaga pada
spesimen kampas dua terlihat seimbang dan terlihat sangat jelas dengan resin polyester dan bahan-bahan lain yang tercampur merata.
1
2