• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBUATAN SISTEM APLIKASI PEMINJAMAN RUANG DAN PERALATAN PADA JURUSAN DIII TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS MIPA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PEMBUATAN SISTEM APLIKASI PEMINJAMAN RUANG DAN PERALATAN PADA JURUSAN DIII TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS MIPA."

Copied!
149
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

i

PENGANTAR TUGAS AKHIR

PERANCANGAN PROMOSI

BARAPAN KEBO (KARAPAN KERBAU)

SEBAGAI WISATA BUDAYA KABUPATEN SUMBAWA

MELALUI DESAIN KOMUNIKASI VISUAL

Diajukan sebagai prasyarat untuk mencapai

Gelar Sarjana Seni Rupa Jurusan Desain Komunikasi Visual

Oleh :

ABDURROZAQ C0704001

JURUSAN DESAIN KOMUNIKASI VISUAL

FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

(2)

commit to user

ii

PERSETUJUAN

Konsep Karya Tugas Akhir dengan judul:

“PERANCANGAN PROMOSI

BARAPAN KEBO (KARAPAN KERBAU)

SEBAGAI WISATA BUDAYA KABUPATEN SUMBAWA

MELALUI DESAIN KOMUNIKASI VISUAL”

Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji TA

Pada tanggal : 22 Juli 2011

Disetujui oleh:

Pembimbing Tugas Akhir I Pembimbing Tugas Akhir II

Arief Iman Santoso, S.Sn Hermansyah Muttaqin, S.Sn, M.Sn

NIP.1979 0327 200501 1 1002 NIP. 1971 1115 200604 1 001

Koordinator Tugas Akhir

Arief Iman Santoso, S.Sn

(3)

commit to user

iii

PENGESAHAN

Disahkan dan dipertanggungjawabkan pada Sidang Tugas Akhir

Jurusan Desain Komunikasi Visual Fakultas Sastra dan Seni Rupa

Universitas Sebelas Maret Surakarta

2011

Pada tanggal: 22 Juli 2011

Ketua Sidang Tugas Akhir:

1. Drs. M, Suharto, M.Sn (...)

NIP. 1956 1220 198603 1 003

Sekretaris Sidang Tugas Akhir:

2. Andreas S. Widodo, S.Sn, M.Hum (...)

NIP. 1975 1201 200112 1 002

Pembimbing Tugas Akhir I:

3. Arief Iman Santoso, S.Sn (...)

NIP.1979 0327 200501 1 1002

Pembimbing Tugas Akhir II:

4. Hermansyah Muttaqin, S.Sn, M.Sn (...)

NIP. 1971 1115 200604 1 001

Mengetahui,

Dekan Ketua Jurusan Studi

Fakultas Sastra dan Seni Rupa Desain Komunikasi Visual

Drs. Riyadi Santosa, M.Ed, Ph.D Drs. M, Suharto, M.Sn

(4)

commit to user

iv

PERSEMBAHAN

Tugas Akhir ini Saya persembahkan untuk:

(5)

commit to user

v

MOTTO

(6)

commit to user

vi

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr. wb.

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala

limpahan karunia dan nikmat sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir

yang berjudul ”PERANCANGAN PROMOSI BARAPAN KEBO (KARAPAN

KERBAU) SEBAGAI WISATA BUDAYA KABUPATEN SUMBAWA

MELALUI DESAIN KOMUNIKASI VISUAL”. Dalam proses penyusunan

Tugas Akhir ini, penulis memperoleh banyak sekali petunjuk, bimbingan dan

dukungan dari berbagai pihak. Oleh karenanya, dengan segala kerendahan hati,

penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Drs. Riyadi Santosa, M.Ed, Ph.D, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa

2. Drs. M. Soeharto, M.Sn, selaku Ketua Jurusan Desain Komunikasi Visual

3. Arief Iman Santoso, S.Sn, selaku Pembimbing Tugas Akhir I

4. Hermansyah Muttaqin, S.Sn, M.Sn selaku Pembimbing Tugas Akhir II

5. Andreas S. Widodo, S.Sn, M.Hum selaku Pembimbing Akademik

6. Seluruh Dosen dan Staf Jurusan Desain Komunikasi Visual UNS

7. Dinas Pemuda Olah Raga Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sumbawa

Penulis menyadari bahwa penulisan Tugas Akhir ini masih jauh dari

sempurna. Untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran demi

perbaikan dan kesempurnaan Tugas Akhir ini. Akhirnya, penulis berharap semoga

Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan. Amin.

Surakarta, Juli 2011

(7)

commit to user

vii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR BAGAN ... x

ABSTRAKSI ... xi

ABSTRACT ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 2

C. Tujuan Perancangan Promosi ... 3

D. Target Visual ... 3

E. Target Market dan Target Audience ... 4

F. Metode Pengumpulan Data ... 5

BAB II KAJIAN TEORI ... 6

A. Tinjuan Kabupaten Sumbawa dan Barapan Kebo ... 6

B. Tinjauan Pariwisata ... 10

C. Tinjauan Periklanan dan Promosi ... 12

D. Tinjauan Desain Komunikasi Visual ... 25

BAB III IDENTIFIKASI DATA ... 38

A. Obyek Perencanaan ... 38

B. Studi Komparasi ... 65

(8)

commit to user

viii

D. Positioning... 78

E. USP (Unique Selling Prepotition) ... 79

BAB IV PERANCANGAN PROMOSI ... 80

A. Metode Perancangan Promosi ... 80

B. Konsep Kreatif ... 81

C. Standar Visual ... 83

D. Pemilihan Media dan Penempatan Media ... 95

E. Prediksi Biaya ... 119

BAB V VISUALISASI KARYA ... 120

A. Media Lini Atas ... 120

B. Media Lini Bawah ... 126

BAB VI PENUTUP ... 136

A. Kesimpulan ... 136

B. Saran ... 136

DAFTAR PUSTAKA

UCAPAN TERIMA KASIH

(9)

commit to user

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Analisis SWOT ... 71

(10)

commit to user

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Bagan Bidang-bidang Kesenian ... 9

Gambar 2. Bagan Struktur Organisasi Dinas Pemuda Olah Raga Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sumbawa ... 42

Gambar 3. Contoh Ilustrasi ... 86

Gambar 4. Logo Promosi Barapan Kebo ... 91

Gambar 5. Kerbau Karapan beserta sang Joki dalam Barapan Kebo ... 91

Gambar 6. Foto-foto Barapan Kebo ... 94

(11)

commit to user

xi

Perancangan Promosi Barapan Kebo (Karapan Kerbau) sebagai Wisata Budaya Kabupaten Sumbawa melalui Desain Komunikasi Visual

Abdurrozaq¹

Arif Iman Santoso, S.Sn.² Hermansyah Muttaqin, S.Sn, M.Sn. ³

ABSTRAKSI

2011. Tugas Akhir ini berjudul Perancangan Promosi Barapan Kebo (Karapan Kerbau) sebagai Wisata Budaya Kabupaten Sumbawa melalui Desain Komunikasi Visual. Adapun permasalahan yang dikaji adalah bagaimana cara mempromosikan Barapan Kebo (Karapan Kerbau) menjadi sebuah wisata budaya dari Kabupaten Sumbawa melalui Desain Komunikasi Visual. Barapan Kebo merupakan sebuah permaianan rakyat khas masyarakat Kabupaten Sumbawa yang tidak dapat ditemui di wilayah manapun di Indonesia. Barapan Kebo tetap lestari hingga sekarang karena tidak dapat dilepaskan dari kehidupan masyarakat Kabupaten Sumbawa yang sebagian besar bermatapencaharian sebagai petani dan peternak. Kekayaan budaya yang unik dan khas ini, sangat disayangkan jika belum bisa dimanfaatkan secara maksimal untuk kesejahteraan masyarakat. Melalui konsep perancangan promosi ini, Pemerintah Kabupaten Sumbawa melalui Dinas Pemuda Olah Raga Kebudayaan dan Pariwisata, mampu mengembangkan Barapan Kebo menjadi sebuah bentuk wisata budaya. Keunikan dan kekhasan yang dimiliki Barapan Kebo, berusaha dikenalkan kepada masyarakat luas. Dengan perancangan konsep promosi, desain visual, dan pemilihan media promosi yang tepat, diharapkan target market dan target audience sebagai sasaran promosi, akan tertarik untuk datang dan menyaksikan Barapan Kebo secara langsung. Dengan perencanaan dan pengelolaan yang baik, diharapkan Barapan Kebo dapat menjadi ikon pariwisata Kabupaten Sumbawa, sehingga dunia pariwisata Kabupaten Sumbawa kembali bergairah yang akhirnya akan berdampak bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat.

____________________________

¹ Mahasiswa Jurusan Desain Komuniukasi Visual. Fakultas Sastra dan Seni Rupa UNS dengan NIM. C0704001

(12)

commit to user

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kebudayaan Indonesia begitu kaya dan beragam. Setiap daerah memiliki

kebudayaan atau adat istiadat tersendiri. Hal ini merupakan aset berharga

sekaligus identitas bangsa Indonesia yang wajib kita lestarikan.

Kabupaten Sumbawa-Provinsi Nusa Tenggara Barat, merupakan salah satu

daerah yang memiliki warisan budaya yang begitu kaya. Kebudayaan masyarakat

Kabupaten Sumbawa merupakan warisan turun temurun beberapa generasi

terdahulu hingga masa Kesultanan Sumbawa yang pernah menguasai Kabupaten

Sumbawa sampai tahun 1959. Kebudayaan tersebut masih ada hingga sekarang,

seperti Bahasa dan Kesastraan, Kesenian Tradisional, Upacara Keagamaan, dan

sebagainya.

Salah satu budaya masyarakat Kabupaten Sumbawa di bidang Kesenian

Tradisional, khususnya permainan rakyat adalah Barapan Kebo. Barapan Kebo

tetap lestari dan dapat kita jumpai hingga sekarang, karena mempunyai fungsi dan

makna yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat Kabupaten Sumbawa.

Barapan Kebo merupakan sebuah kesenian yang begitu identik dengan

Kabupaten Sumbawa karena tidak dapat ditemui di daerah mana pun di Indonesia.

Kelebihan ini merupakan aset berharga, karena jika dapat dikelola dengan

maksimal, maka dapat memberikan nilai tambah bagi seluruh aspek kehidupan

(13)

commit to user

Salah satu bentuk pengelolaan yang dilaksanakan pemerintah Kabupaten

Sumbawa selama ini adalah dengan menjadikan Barapan Kebo sebagai salah satu

daya tarik wisata di bidang Kebudayaan. Namun kenyataanya, pengembangan

Barapan Kebo sebagai daya tarik wisata budaya belum dilakukan secara

maksimal. Animo wisatawan yang datang untuk menyaksikan Barapan Kebo

masih sangat kurang. Alangkah baiknya jika kesenian budaya seperti ini bisa lebih

diperkenalkan. Tidak mustahil, Barapan Kebo akan menasional bahkan mendunia,

seperti halnya Karapan Sapi di Madura-Provinsi Jawa Timur. Bahkan ke

depannya, Barapan Kebo bisa dijadikan sebagai Ikon Pariwisata Kabupaten

Sumbawa. Dengan demikian, para wisatawan, baik wisatawan lokal maupun

mancanegara akan mengagendakan Barapan Kebo sebagai salah satu tujuan

wisata budaya mereka.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis bermaksud menelaah dan

mencari solusi permasalahan yang ada melalui sebuah penelitian kualitatif yang

kemudian dituangkan dalam sebuah konsep perancangan dengan judul :

“PERANCANGAN PROMOSI BARAPAN KEBO (KARAPAN KERBAU)

SEBAGAI WISATA BUDAYA KABUPATEN SUMBAWA MELALUI

DESAIN KOMUNIKASI VISUAL“.

B. Rumusa n Masalah

Melihat latar belakang yang telah dipaparkan di atas maka dapat dirumuskan

masalah yang dihadapi dalam pengembangan Barapan Kebo. Adapun masalah yang

tampak adalah sebagai berikut:

(14)

commit to user

budaya Kabupaten Sumbawa melalui media komunikasi visual, sehingga

wisatawan tertarik untuk datang dan menyaksikan Barapan Kebo?

2. Bagaimana memilih media komunikasi visual yang tepat dalam perancangan

promosi Barapan Kebo sebagai sebuah wisata budaya Kabupaten Sumbawa?

C. Tujua n Perancangan Promosi

Berdasarkan rumusan masalah yang telah disampaikan di atas maka dapat

dijadikan acuan dalam menentukan tujuan perancangan Promosi Barapan Kebo,

sebagai berikut:

1. Berhasil merancang sebuah konsep promosi Barapan Kebo sebagai wisata

budaya Kabupaten Sumbawa melalui media komunikasi visual sehingga

wisatawan tertarik untuk datang dan menyaksikan Barapan Kebo.

2. Dapat memilih media komunikasi visual yang tepat dalam perancangan promosi

Barapan Kebo sebagai wisata budaya Kabupaten Sumbawa.

D. Target Visual

Direncanakan, promosi Barapan Kebo akan menggunakan media-media

komunikasi visual sebagai berikut :

1. Logo

2. Media Lini Atas :

a. Video Profile

b. Iklan Televisi (TVC)

c. Iklan Advetorial Surat Kabar

(15)

commit to user

e. Website

f. Baliho

3. Media Lini Bawah :

a. Event Profile

b. Poster

c. Leaflet

d. X-Banner

e. Display Pameran

f. Merchandise :

1) Kalender Dinding

2) T-Shirt

3) Topi

4) Pembatas Buku

5) Mangkar (Souvenir Khas Barapan Kebo)

E. Target Market dan Target Audience

1. Target Market

a. Segmentasi Geografis

Warga Negara Indonesia (WNI) yang berdomisili dan bertempat tinggal di

Indonesia dan Warga Negara Asing (WNA) yang sedang berada di

Indonesia.

b. Segmentasi Demografis

1) Jenis Kelamin : Laki-laki dan Perempuan

(16)

commit to user

3) Tingkat pendidikan : Perguruan Tinggi

4) Status sosial-ekonomi : ekonomi menengah-ekonomi atas

2. Target Audience

Seseorang atau kelompok yang secara psikologis :

a. Tertarik dengan keunikan suatu kebudayaan

b. Gemar melakukan perjalanan wisata

c. Berjiwa petualang

F. Metode Pengumpulan Data

Guna mewujudkan validitas data sesuai dengan jenis penelitian, maka

penulis menggunakan metode pengumpulan data sebagai berikut :

1. Studi pustaka terhadap dokumen atau literatur yang berhubungan dengan

objek yang diteliti.

2. Wawancara dengan beberapa nara sumber yang paham atau lebih mengetahui

tentang objek yang diteliti.

3. Survey ke tempat yang sedang dijadikan objek penelitian dalam hal ini adalah

(17)

commit to user

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Tinjauan Kabupaten Sumbawa dan Barapan Kebo

1. Sejarah Kabupaten Sumbawa

Kabupaten Sumbawa lahir dari sebuah Kesultanan, yaitu Kesultanan

Samawa. Sejak sekitar abad ke 14 Masehi, Pulau Sumbawa dikuasai oleh

beberapa Kerajaan. Salah satunya adalah Kerajaan Samawa. Setelah ada invasi

meliter dari Kesultanan Goa-Makassar sekitar tahun 1618, Kerajaan-kerajaan

di bagian barat Pulau Sumbawa disatukan dalam sebuah Kesultanan, yaitu

Kesultanan Samawa.(Julmansyah, 2008)

Kesultanan Sumawa dipimpin oleh beberapa Sultan. Salah salah satu

Sultan yang paling besar dan berpengaruh dalam sejarah Kesultanan Samawa

adalah Sultan Muhammad Kaharuddin III. Sultan Muhammad Kaharuddin III

sangat berperan dalam perlawanan Kesultanan Samawa terhadap invasi

Kerajaan Belanda (VOC Belanda).

Setelah lahirnya Proklamasi Negara Republik Indonesia pada 17 Agustus

1945, maka penjajahan oleh VOC Belanda yang kemudian diteruskan oleh

pendudukan Jepang pun berakhir. Dan pada tahun 1950, seiring diterbitkannya

Resolusi DPR RS tertanggal 18 April 1950 Kesultanan Samawa resmi

bergabung ke dalam Negara Republik Indonesia menjadi daerah Swapraja

Sumbawa (Ibrahim Effendi, 1998).

Dengan lahirnya Daerah Swatantra Tingkat II Sumbawa pada tanggal 22

(18)

commit to user

1958, maka berakhirlah masa Kesultanan Samawa dengan Sultan Muhammad

Kaharuddin III sebagai Sultan terakhir. Tanggal 22 Januari kemudian

ditetapkan sebagai hari jadi Kabupaten Sumbawa. (Begawan Hamid BcHk,

2003)

Berlanjut degan sistem Otonomi Daerah, maka pada tanggal 18

Desember 2003 ditetapkanlah Undang-undang Nomor 30 Tahun 2003 tentang

pemekaran Kabupaten Sumbawa, yakni Kabupaten Sumbawa secara resmi

dimekarkan menjadi Kabupaten Sumbawa dan Kabupaten Sumbawa Barat.

2. Kebudayaan Masyarakat Kabupaten Sumbawa

Jika menilik apa yang disampaikan oleh Koentjaraningrat mengenai

definisi konsep kebudayaan, kebudayaan adalah “keseluruhan gagasan dan

karya manusia, yang harus dibiasakannya dengan belajar, beserta keseluruhan

dari hasil budi dan karyanya itu” (Koentjaraningrat, 1983 : 9), maka

kebudayaan masyarakat Kabupaten Sumbawa dapat didefenisikan sebagai

keseluruhan gagasan dan karya masyarakat Kabupaten Sumbawa beserta hasil

budi dan karya masyarakat Kabupaten Sumbawa itu sendiri.

Lebih jauh lagi, Koentjaraningrat juga menganalisa bahwa konsep

kebudayaan itu terdiri dari beberapa unsur di dalamnya. Unsur-unsur tersebut

dinamakan “unsur-unsur kebudayaan yang universal“ karena pasti bisa

ditemukan di semua kebudayaan di dunia. Unsur-unsur universal, yang

merupakan isi dari kebudayaan, adalah :

a. Sistem Religi dan Upacara Keagamaan,

(19)

commit to user

c. Sistem Pengetahuan,

d. Bahasa,

e. Kesenian,

f. Sistem Mata Pencaharian Hidup, dan

g. Sistem Teknologi dan Peralatan.

Kebudayaan masyarakat Kabupaten Sumbawa begitu beragam, mulai

dari sistem kepercayaan, sistem organisasi kemasyarakatan, sistem

pengetahuan, bahasa, kesenian, dan sebagainya. Kebudayaan-kebudayaan

tersebut ada yang telah punah dan ada yang masih bertahan hingga sekarang,

namun telah bergeser dan berkembang seiring berubahnya zaman dan waktu.

3. Barapan Kebo Sebagai Budaya Masyarakat Kabupaten Sumbawa

Barapan Kebo adalah sebuah kesenian tradisional dalam budaya

masyarakat kabupaten Sumbawa yang berupa permainan rakyat. Dalam

bahasa Indonesia, Barapan Kebo berarti karapan kerbau (barapan = karapan;

kebo = kerbau).

Menurut Koentjaraningrat, kesenian merupakan salah satu unsur

kebudayaan yang dapat menonjolkan sifat khas dan mutu sebagai unsur paling

utama dari kebudayaan nasional Indonesia. (Koentjaraningrat, 1983 : 113)

Jika melihat ruang lingkup kesenian, kesenian dapat dibagi dalam

(20)

commit to user

Gambar 1. Bagan Bidang-bidang Kesenian

Berdasarkan bagan di atas, Barapan Kebo dapat dikategorikan sebagai

sebuah kesenian, karena dalam Barapan Kebo terdapat unsur-unsur kesenian

berupa :

a. Seni rias, dalam hal hiasan yang dipakai dan dipasang pada kerbau;

b. Seni kerajinan, dalam hal ukiran dari alat yang dipasang pada kerbau;

c. Seni olah raga, dalam hal karapan / adu cepat itu sendiri; serta

d. Seni vokal, sastra, dan tari, dalam hal ekspresi seni pemilik kerbau saat

karapan berlangsung.

Maka dapat kita simpulkan, bahwa Barapan Kebo adalah salah satu

bentuk kesenian dari kebudayaan nasional Indonesia yang lahir dan

(21)

commit to user

4. Fungsi dan Makna Barapan Kebo dalam Kehidupan Masyarakat

Kabupaten Sumbawa

Ada banyak fungsi dan makna yang terkandung dalam permainan rakyat

Barapan Kebo. Menurut Aries Zulkarnaen, seorang Budayawan dan Tokoh

Masyarakat di Sumbawa Besar; fungsi dan makna dalam Barapan Kebo

adalah :

a. Fungsi :

1) Penyubur tanah dalam pengolahan sawah

2) Pemeliharaan dan pemuliaan hewan ternak kerbau

b. Makna :

1) Ucapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa

2) Ajang sillaturrahim, persahabatan, dan kekeluargaan

3) Sportivitas dan kekesatriaan

4) Ekspresi seni

5) Pelestarian lingkungan hidup

B. Tinjauan Pariwisata

1. Pengertian Pariwisata

Pemerintah Indonesia melalui Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1990

tentang Kepariwisataan, juga telah memberikan pengertian terhadap segala

(22)

commit to user

a. Wisata

Adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang

dilakukan secara sukarela, serta bersifat sementara untuk menikmati objek

dan daya tarik wisata.

b. Wisatawan

Adalah orang yang melakukan kegiatan Wisata.

c. Pariwisata

Adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata, termasuk

pengusahaan objek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang terkait di

bidang tersebut.

d. Kepariwisataan

Adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan penyelenggaraan

pariwisata.

e. Usaha pariwisata

Adalah kegiatan yang bertujuan menyelenggarakan jasa pariwisata atau

menyediakan atau mengusahakan objek dan daya tarik wisata, usaha

sarana pariwisata, dan usaha lain yang terkait di bidang tersebut.

f. Objek dan daya tarik wisata

Adalah segala sesuatu yang menjadi sasaran wisata.

g. Kawasan pariwisata

Adalah kawasan dengan luas tertentu yang dibangun atau disediakan untuk

memenuhi kebutuhan pariwisata.

(23)

commit to user

2. Wisata Budaya Sebagai Sebuah Bentuk / Jenis dari Pariwisata

Menurut Nyoman S. Pendit, pariwisata dapat dikategorikan berdasarkan

jenis-jenisnya. Pengelompokan ini bertujuan untuk memberikan pengertian

dan tempat wajar dalam pembangunan sektor pariwisata. Jenis-jenis

pariwisata tersebut adalah Wisata Budaya, Wisata Kesehatan, Wisata Olah

Raga, Wisata Komersial, Wisata Industri, Wisata Politik, Wisata Konvensi,

Wisata Sosial, Wisata Pertanian, Wisata Maritim atau Bahari, Wisata Cagar

Alam, Wisata Buru, Wisata Peligrm, Wisata Bulan Madu, dan Wisata

Petualangan.( Nyoman S. Pendit, 2003 : 38 - 43 )

Lebih jauh tentang Pariwisata Budaya / Wisata Budaya, Nyoman S.

Pendit memberikan definisi bahwa Wisata Budaya Wisata budaya adalah

perjalanan wisatawan yang dilakukan atas dasar keinginan untuk memperluas

pandangan hidup sesorang terhadap budaya suatu masyarakat di suatu tempat

atau negara tertentu. Kegiatan budaya menjadi fokus objek wisata, seperti

eksposisi seni (seni tari, seni drama, seni musik, dan sebagainya), atau

kegiatan yang bermotif kesejarahan, adat-istiadat, dan sebagainya.

C. Tinjauan Periklanan dan Promosi

1. Pengertian Periklanan dan Promosi

Rhenald Kasali dengan mengutip Masyarakat periklanan Indonesia

mendefinisikan iklan sebagai segala bentuk pesan tentang suatu produk yang

disampaikan lewat media, ditujukan kepada sebagian atau seluruh masyarakat.

Sedangkan pengertian periklanan didefinisikan sebagai keseluruhan

(24)

commit to user

penyampaian iklan. (Rhenald Kasali,1995 : 13). Ada pun Frank Jefkins,

memberikan pengertian periklanan dari pandangan Institut Praktisi Periklanan

Inggris bahwa periklanan adalah pesan-pesan penjualan yang paling persuasif

yang diarahkan kepada para calon pembeli yang paling potensial atas produk

barang atau jasa tertentu dengan biaya yang semurah-murahnya. (Frank

Jefkins, 1996 : 5)

Jadi, dari pendapat-pendapat tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa

iklan adalah pesan persuasif yang diarahkan atau disampaikan kepada

konsumen atau masyarakat dengan tujuan tertentu yang disampaikan melalui

media tertentu pula. Dan proses awal hingga proses akhir penyampaian iklan

tersebut dinamakan periklanan.

Sedangkan promosi adalah bauran komunikasi pemasaran (marketing

communication mix), yaitu perpaduan antara periklanan, penjualan dan

publisitas. Promosi pada dasarnya adalah upaya memberi tahu, membujuk

atau mengingatkan secara lebih khusus kepada khalayak. Sedangkan secara

garis besar yang dimaksud dengan strategi promosi adalah keseluruhan

metode dengan mempergunakan berbagai media dan dibantu dengan

faktor-faktor psikologis, statistik, sosiodemografi serta penelitian untuk menyebarkan

gagasan, menjual hasil produksi dan menjadikan organisasi yang terkenal.

(Nyoman S. Pendit,1981)

Orang masih sering menyamakan pengertian iklan dengan promosi.

Pandangan yang salah ini hendaknya jangan ditiru oleh mereka yang telah

mempelajari konsep-konsep pemasaran. Sebab menyamakan kedua hal itu

(25)

commit to user

promosi. Di samping iklan masih banyak bentuk promosi lainnya yang

memiliki peranan yang sama pentingnya dengan promosi dalam strategi

pemasaran. (Rhenald Kasali,1995 : 10)

Iklan adalah bagian dari bauran promosi (promotion mix) dan bauran

promosi adalah bagian dari bauran pemasaran (marketing mix). Dan sebagai

bagian dari bauran pemaran, bersama-sama dengan komponen lainnya dalam

bauran promosi (personal selling, promosi penjualan, dan publisitas) iklan

bagaikan salah satu dari empat buah roda mobil. Ketiga roda lainnya adalah

produk, harga dan jalur distribusi. Jika salah satu roda tersebut kempis, maka

ketiga roda lainnya pun akan kehilangan fungsinya sebagai penggerak strategi

pemasaran. (Rhenald Kasali,1995:10)

2. Promosi sebagai penunjang kegiatan pemasaran (Marketing Mix)

Para akademisi pemasaran, biasanya menyebutkan promosi dengan

menggunakan istilah “promosi penjualan”. Sedangkan para praktisi

pemasaran, hanya menggunakan istilah “promosi” saja. Perbedaan ini

disebabkan karena salah satu unsur yang ada dalam pemasaran / marketing

mix (produk, jalur distribusi / tempat, harga, dan promosi) ditetapkan oleh para

akademisi pemasaran dengan mengacu pada semua bentuk komunikasi

pemasaran / promotion mix (periklanan, promosi penjualan, public relations,

personal selling, dan sebagainya). (Terence A. Shimp, 2003)

Jadi, dapat disimpulkan menurut pandangan akademisi pemasaran,

(26)

commit to user

produk atau jasa kepada konsumen melalui media periklanan, promosi

penjualan, personal selling, dan sebagainya.

3. Periklanan sebagai penunjang kegiatan Promosi

Dari uraian tentang pengertian periklanan dan promosi, dapat

disimpulkan bahwa iklan / periklanan merupakan salah satu bagian yang

menunjang sebuah kegiatan promosi dari suatu produk atau jasa.

a. Jenis-jenis Iklan

Menurut Frank Jefkins, secara garis besar iklan dapat dikategorikan

ke dalam tujuh kategori, yaitu iklan konsumen, iklan antarbisnis, iklan

perdagangan, iklan eceran, iklan keuangan, dan iklan lowongan kerja.

1) Iklan Konsumen (Consumer Advertising)

Adalah iklan yang mempromosikan produk atau jasa berupa

barang konsumen, barang tahan lama, dan jasa konsumen. Barang

konsumen contohnya : makanan, minuman, pasta gigi, sabun, dan

sebagainya (barang konsumen disebut juga Fast Moving Consumer

Goods – FMCGs). Barang tahan lama contohnya : pakaian, perabotan

rumah, barang-barang hiburan seperti televisi, video game, radio,

sepeda motor; dan lain sebagainya. Sedangkan jasa konsumen

contohnya : pelayanan kesehatan, asuransi, layanan hotel, restoran, dan

(27)

commit to user

2) Iklan Antarbisnis (Business to Business Advertising)

Adalah iklan yang mempromosikan barang-barang dan jasa

non-konsumen, yaitu barang antara yang harus diolah atau menjadi unsur

produksi. Contoh barang antara : bahan mentah, suku cadang, fasilitas

pabrik dan mesin, pasokan alat tulis kantor, dan sebagainya.

3) Iklan Perdagangan (Trade Advertising)

Adalah iklan yang ditujukan kepada waktungan distributor,

eksportir / importir, agen penjualan, pedagang besar, pedagang kecil,

dan sebagainya guna mempromosikan barang – barang yang dapat

dijual kembali. Contohnya : iklan pameran produk otomotif, iklan

diskon produk pakaian ternama, dan sebagainya.

4) Iklan Eceran (Retail Advertising)

Adalah iklan yang mempromosikan barang atau jasa yang

dilakukan langsung oleh produsen barang atau jasa tersebut, kemudian

iklan tersebut ditempatkan di semua lokasi yang menjual produk atau

jasa tadi kepada para konsumen. Contohnya : iklan oli motor di

bengkel motor yang menyediakan oli tersebut, iklan kecap di rumah

makan yang menggunakan kecap tersebut, dan sebagainya.

5) Iklan Bersama (Cooperative Advertising)

Adalah iklan yang mempromosikan barang atau jasa secara

bersama-sama antara sebuah perusahaan dengan para pengecernya,

antara perusahaan sejenis, ataupun dengan perusahaan lain. Contonya :

iklan bersama antara produk roti dan mentege, iklan bersama antara

(28)

commit to user

6) Iklan Keuangan (Financial Advertising)

Adalah iklan yang mempromosikan keuangan sebuah bank, jasa

tabungan, asuransi, investasi, dimana terkadang perusahaan yang

bersangkutan juga menyertakan laporan keuangan, penerbitan saham

baru, catatan investasi dalam berobligasi, dan sebagainya; yang

ditujukan kepada masyarakat umum. Contohnya : iklan yang

diluncurkan asosiasi perumahan atau lembaga tabungan nasional, iklan

di koran-koran bisnis dan keuangan, dan sebagainya.

7) Iklan Lowongan Kerja (Recruitment Advertising)

Adalah iklan yang bertujuan merekrut calon pegawai (seperti

anggota polisi, angkatan bersenjata, perusahaan swasta, dan

badan-badan umum lainnya) dan bentuknya antara lain iklan kolom yang

menjanjikan kerahasiaan pelamar (classified) atau iklan selebaran

biasa. (Frank Jefkins, 1996)

b. Media Periklanan dalam kegiatan Promosi

Menurut Frank Jafkins, media periklanan adalah perangkat yang

dapat memuat atau membawa pesan-pesan penjualan kepada para calon

pembeli. (Frank Jafkins, 1996 : 84)

Dalam dunia periklanan, dikenal dua kategori media periklanan,

yaitu Media lini atas (Above the line) dan Media lini bawah (Below the

line). Pembagian ini diciptakan oleh Procter dan Gamble guna

memisahkan aneka ragam iklan yang mereka gunakan dalam memasarkan

(29)

commit to user

1) Media lini atas (Above the line)

Iklan media lini atas, merupakan iklan yang menggunakan media,

dimana media tersebut berhak mengatur pengakuan dan pembayaran

komisi kepada biro-biro iklan. Media tersebut adalah : pers (koran dan

majalah), radio, televisi, lembaga jasa iklan luar-ruang (outdoor), dan

sinema / bioskop. ( Frank Jefkins, 1996 : 86 )

2) Media lini bawah ( Below the line )

Iklan media lini bawah, merupakan iklan yang menggunakan

media di luar lima media iklan lini atas. Contoh dari media lini bawah

bagitu banyak, diantaranya : literature penjualan (seperti leaflet,

brosur, katalog, dan sebagainya), benda-benda pajangan di tempat

penjualan (seperti mobil atau alat peraga bergerak, poster, stiker,

contoh kemasan, stand perdagangan, dan sebagainya), iklan di udara

(seperti spanduk di langit, balon udara, proyeksi iklan di langit, dan

sebagainya), kalender (seperti kalender bergambar, kalender blok, dan

sebagainya), cindera mata (seperti pena, gantungan kunci, cangkir, dan

sebagainya). (Frank Jefkins, 1996 : 135 - 150)

Berdasarkan media yang digunakan iklan dapat dibagi dalam

beberapa jenis, yaitu sebagai berikut:

1) Iklan Media Cetak

Media cetak merupakan media statis dan mengutamakan pesan –

(30)

commit to user

gambar atau foto dalam tat warna dan halaman hitam putih. (Renald

Kasali, 1992: 99). Yang termasuk media cetak antara lain:

a) Surat kabar

Surat kabar merupakan media cetak yang dapat menjangkau

hampir semua khalayak sasaran karena harganya relatif murah dan

jangkauan distribusi yang tidak dibatasi.

b) Majalah

Berbeda dengan surat kabar, selain bersifat long term,

majalah juga lebih menspesialisasikan produknya untuk

menjangkau konsumen tertentu yang umumnya memiliki pasar

yang lebih mengelompok, sehingga iklan yang dipasang akan lebih

efektif.

Iklan berdasarkan luas space yang digunakan pada media cetak

surat kabar, majalah dan sejenisnya adalah :

a) Iklan baris yaitu pesan yang dibuat hanya terdiri beberapa baris

kata / kalimat saja dan biaya yang dikenakan juga dihitung per

baris.

b) Iklan kolom yaitu iklan yang memiliki lebar satu kolom namun

lebih tinggi dari iklan baris. Biaya yang dikenakan juga lebih

mahal dari iklan baris.

c) Iklan advertorial adalah iklan yang memiliki ukuran luas

sebagaimana iklan display, hanya saja teknik penyampaian pesan

[image:30.612.178.506.210.468.2]
(31)

commit to user

d) Iklan display memiliki ukuran yang luas sehingga memungkinkan

berisi ilustrasi, gambar maupun tulisan yang cukup besar dan

banyak.

Selain media cetak koran dan majalah ada beberpa media iklan

dengan teknik cetak antara lain :

a) Stationary

Adalah alat pendukung dalam bidang administrasi, meliputi

amplop, kop surat, kartu nama, nota, map, dan lain sebagainya.

Media ini lebih bersifat eksklusif dan terbatas.

b) Poster

Yaitu media iklan warna pada selembar kertas dengan ukuran

yang bervariasi A3 atau A4), dicetak dalam jumlah banyak dan

yang ditempel pada lokasi tertentu. (Kamus Istilah Periklanan

Indonesia, 1996:130)

c) Brosur

Informasi promo yang biasanya dituangkan pada selembar

kertas atau lebih, yang berisi keterangan produk barang dan jasa

yang ditawarkan secara ringkas dan jelas.

d) Banner

Banner atau kain rentang adalah jenis iklan yang dicetak di

kain lebar yang direntangkan atau di pasang di jalan, di depan toko,

(32)

commit to user

: 15). Media iklan ini memiliki ukuran yang bervariasi. Selain

dengan cetak offset, pengerjaaan media ini juga dapat

menggunakan teknik sablon.

e) Merchandise

Yaitu hadiah ekstra yang biasa diberikan kepada audience

seperti misalnya kipas, bag, topi dan lain sebagainya.

2) Iklan elektronik

Adalah iklan yang dipasang dengan menggunakan media yang

berbasis perangkat elektronik. Yang termasuk media elektronik yaitu:

a) Radio

Radio memiliki karakteristik yang khas, yaitu hanya dapat

dinikmati melalui audio (suara) saja. Suara dalam iklan radiodapat

berupa salah satu atau perpaduan dari kata-kata (voice), musik dan

sound effect.

b) Televisi

Media televisi merupakan media audio visual yang memiliki

unsur suara, gerak dan gambar sehingga sangat berpotensi untuk

menarik perhatian dan impresif.

Luasnya masyarakat yang dijangkau oleh televisi terkadang

menyebabkan penyiaran bersifat umum dan menjemukan. Oleh

karena itu segmentasi pasar suatu stasiun terbagi-bagi menurut

(33)

commit to user

c) Internet

Internet adalah media yang memiliki cakupan jangkauan

mengglobal sehingga memungkinkan untuk mempromosikan

produk pada masyarakat dunia. Hanya saja untuk masyarakat

Indonesia, media ini hanya bisa diakses oleh masyarakat perkotaan

besar.

4. Bentuk Pesan dalam Sebuah Desain Iklan

Untuk menciptakan atau mendesain sebuah iklan yang baik, kita harus

terlebih dahulu memahami bentuk-bentuk pesan yang menjadi inti dari iklan

tersebut. Ada dua macam bentuk pesan dalam iklan yaitu:

a. Pesan Verbal

Yaitu pesan yang berupa tulisan. Ada beberapa unsur dalam pesan

verbal, antara lain:

1) Judul / headline

Menurut Frank Jefkins, headline merupakan rangkaian kalimat

atau kata – kata pendek dan ditampilkan secara mencolok, bahkan

headline terkadang lebih mudah dilihat daripada dibaca. (Frank

Jefkins, 1996 : 233)

2) Subheadline

Adalah tulisan yang berisi penjelasan tentang headline.

Subheadline yang baik adalah dengan kata-kata yang sederhana, jelas,

(34)

commit to user

Menurut Frank Jefkins, subheadline yang baik dapat diarahkan

untuk :

a) Menjaga kesan gerakan sehingga pembaca dapat diarahkan untuk

tetap mengikuti dan membaca teks iklan (body copy).

b) Menyediakan kekontrasan tipografi.

c) Membagi iklan menjadi bagian-bagian terutama apabila ternyata

terdapat ide atau item-item yang berbeda.

d) Menjadikan iklan lebih menarik, lebih mudah dibaca, lebih jelas.

( Frank Jefkins, 1996 : 234 )

3) Body copy

Pada bagian ini ditulis apa saja yang hendak disampaikan

produsen kepada calon pembeli. Body copy harus dapat mendukung

headline.

Menurut Frank Jefkins, ada beberapa pendekatan atau cara dalam

membuat sebuah body copy yang menarik, diantaranya :

a) Pendekatan emosional, seperti penampilan (self assertion), seks

dan cinta kasih, persahabatan (companionship), pemeliharaan diri

(self preservation), rasa ingin memiliki (acquisitiviness), rasa ingin

tahu, serta keamanan dan kenyamanan.

b) Narasi, dimana body copy dibuat menyerupai suatu cerita.

c) Gambar beserta keterangannya, seperti seri gambar, foto, atau

kartun dengan keterangan-keterangan di bawahnya.

(35)

commit to user

e) Kutipan, seperti kutipan pendapat para ahli di bidang tertentu.

(Frank Jefkins, 1996 : 235 - 237)

b. Pesan non verbal

Adapun yang termasuk dalam unsur-unsur non verbal adalah sebagai

berikut:

1) Ilustrasi

Ilustrasi sering dianggap sebagai bahasa universal yang dapat

menembus rintangan yang ditimbulkan dari perbedaan bahasa. Dalam

iklan ilustrasi berfungsi untuk memperjelas atau menerangkan teks

atau pesan yang sekaligus sekaligus penghias serta daya tarik bagi

pemirsanya. Ilustrasi bisa berupa gambar atau foto.

2) Tipografi

Menurut Frank Jefkins, tipografi adalah seni memilih jenis huruf,

dari ratusan jumlah rancangan atau desain jenis huruf yang tersedia;

menggabungkannya dengan jenis huruf yang berbeda; menggabungkan

sejumlah kata-kata yang sesuai dengan ruang yang tersedia; dan

menandai naskah untuk proses typesetting, menggunakan ketebalan

dan ukuran huruf yang berbeda. (Frank Jefkins, 1996 : 248)

3) Warna

Warna adalah salah satu unsur dalam menambah daya tarik

(36)

commit to user

membangkitkan emosi manusia. Warna merupakan pelengkap gambar

serta mewakili suasana hati pelukisnya dalam berkomunikasi

Warna merupakan unsur poko dalam seni rupa yang memiliki

fungsi diantaranya:

a) menarik perhatian

b) memperoleh suasana sesuai dengan pesan yang dibuat

c) untuk menambah/menimbulkan suasana meriah

d) membantu membangkitkan perasaan tertentu.

4) Layout / tata letak

Layout adalah desain awal sebuah iklan yang belum jadi. Pada

layout unsur ketepatan sangat diperhitungkan baik teks dan ilustrasi

sudah dibuat rapi lengkap dengan hasil setting.

D. Tinjauan Desain Komunikasi Visual

1. Pengertian Desain Komunikasi Visual

Menurut pendapat Leonardo Widjaya dan Indarsjah Tirtawidjaja yang

dikutip oleh Adi Kusrianto dalam bukunya Pengantar Desain Komunikasi

Visual, Desain Komunikasi Visual adalah

suatu disiplin ilmu yang bertujuan mempelajari konsep-konsep komunikasi serta ungkapan kreatif melalui berbagai media untuk menyampaikan pesan dan gagasan secara visual dengan mengelola elemen-elemen grafis yang berupa bentuk dan gambar, tatanan huruf, serta komposisi warna serta layout (tata letak atau perwajahan). Dengan demikian, gagasan bisa diterima oleh orang atau kelompok yang menjadi sasaran penerima pesan. ( Adi Kusrianto,

(37)

commit to user

Adi Kusrianto juga mendefenisikan bahwa Desain Komunikasi Visual

merupakan salah satu cabang Seni Rupa dan Seni Grafis. Namun, ada

perbedaan yang cukup jelas antara Seni Rupa Murni dengan Desain

Komunikasi Visual. Konsep umum Seni rupa murni adalah suatu ekspresi seni

dari seorang perupa (secara subjektif) yang ingin disalurkan kepada penikmat

karyanya melalui kemasan pandang maupun cita rasa. Sedangkan Desain

Komunikasi Visual adalah sebuah bidang studi yang mendasarkan pada tiga

konsep utama (main conceptual), yaitu Konsep berkomunikasi, Konsep

melalui ungkapan kreatif, dan konsep melalui berbagai media. ( Adi

Kusrianto, 2007)

2. Desain

a. Pengertian Desain

Design atau desain merupakan elemen visual yang dikembangkan

dengan dalih tertentu dan diolah sesuai dengan pengiklanan dan

pengemasan. Desain juga bisa disebut sebagai sebuah usaha guna

mendeskripsikan gagasan mengenai bentuk, rupa, ukuran, warna dan

ukuran tata letak beserta unsur-unsurnya yang membentuk wajah suatu

benda. (Kamus Istilah Periklanan Indonesia, 1996:52)

b. Prinsip Desain

Prinsip adalah sesuatu yang bersifat pokok dan paling mendasar.

Jadi, dapat ditarik kesimpulan bahwa Prinsip Desain merupakan hal yang

(38)

commit to user

sebuah gagasan atau ide tentang bentuk, rupa, ukuran, warna, dan tata

letak dalam penciptaan sebuah karya desain.

Menurut Frank Jafkins, prinsip dasar desain terdiri dari : hukum

kesatuan, hukum keberagaman, hukum keseimbangan, hukum ritme,

hukum harmoni, hukum proporsi, hukum waktu, dan hukum penekanan.

(Frank Jefkins, 1996 : 245 - 246)

Prinsip dasar desain yang digunakan untuk menciptakan sebuah

desain adalah sebagai berikut:

1) Keseimbangan / Hukum Keseimbangan (Balance)

Yaitu nilai timbang yang sama beratnya. Adalah mendasar sekali

bahwa suatu komposisi desain harus menampilkan keseimbangan

unsur – unsur pembentukannya. Kerseimbangan merupakan prinsip

dalam komposisi yang menghindari kesan berat sebelah atas suatu

bidang atau ruang yang diisi dengan unsur-unsur rupa (Adi

Kusrianto,2007).

Ada tiga jenis keseimbangan dalam desain :

a) Keseimbangan simetris;

Keseimbangan ini dicapai dengan membalikkan bentuk

dengan batas poros tertentu, seperti manusia, hewan, kapal terbang,

mobil dan lain sebagainya. Komponen desain seakan dicerminkan

pada garis sumbu khayal. Keseimbaangan ini memiliki kesan statis,

agung, formal, tenang, tradisional atau kuno bahkan terkadang

(39)

commit to user

b) Keseimbangan asimetris;

Keseimbangan ini terwujud dengan pengaturan bentuk yang

berbeda besar, warna, beratnya dalam kedudukan yang berlawanan.

Keseimbangan ini terkesan dinamis, riang, modern, informal,

menarik dan berani.

c) Keseimbangan radial

Dalam keseimbangan ini arah perhatianakan terarah pada

bagian tengah, kesan yang ditampilkan seperti ada pancaran dari

tengah lingkaran, mudah ditangkap mata karena seakan diaahkan

fokus ke titik pusat lingkaran.

2) Irama / Hukum Ritme (Rhythm)

Irama adalah pengulangan unsur-unsur desain pembentukannya

Ia dibentuk dengan menempatkan unsur pembentukannya secara

berkesinambuingan dan berselang-seling, sehingga kesan yang timbul

merupakan kesan gerak yang harmonis dan teratur.

Ada beberapa jenis pengulangan irama yaitu:

a) Reguler, yakni pengulangan komponen grafis dengan jarak dan

bentuk yang sama. Biasa dipakai dalam desain border atau bingkai,

ubin loantai, kertas dan motif fashion.

b) Mengalir (flowing) adalah pengulangan bentuk seakan

menciptakan kesan bergerak, dinamis, dan mengalir. Pengulangan

(40)

commit to user

c) Progresif / Gradual adalah pengulangan yang terdapat peralihan

antar stepnya, sehingga menimbulkan kesan berproses sedikit demi

sedikit. Dalam animasi disebut morphing. Sebagai contoh gambar

kotak berubah menjadi lingkaran secara bertahap, gradasi warna

dan lainnya.

3) Proporsi dan waktu / Hukum waktu

Proporsi atau sering disebut perbandingan adalah suatu acuan

yang digunakan merancang, meliputi masalah panjang-pendek,

besar-kecil, berat-ringan untuk mencapai suatu kesatuan bentuk yang utuh.

4) Fokus (pusat perhatian)

Merupakan suatau pandangan yang terarahkan kepada sesuatu

titik yang terpusat, fokus tidak selamanya berada di tengah. Ada

beberapa jenis fokus atau pusat perhatian dalam pembuatan suatu

desain:

a) Hirarki

Tidak semua komponen grafis sama pentingnya, audien harus

fokuskan atau arahkan pada satu titik. Ada beberapa tahap fokus,

mulai dari yang terpenting (dominant), pendukung (sub-dominant)

dan pelengkap (sub-ordinant).

(1)Dominant adalah objek yang paling menonjol dan paling

menarik.

(2)Sub-dominant adalah objek yang mendukung penampilan dari

(41)

commit to user

b) Kontras

Kontras adalah penekanan karena adanya perbedaan atau

konflik pada komponen desain. Sebagai contohnya kontras warna

hitam dan warna putih, kontras garis tebal dan tipis, kontras huruf

yang berukuran besar dan kecil.

5) Kesatuan (unity)

Kesatuan / Unity, yaitu keutuhan suatu komposisi yang terdiri

dari berbagai unsur yang berbeda. Kesatuan dalam komposisi

merupakan hal yang penting dalam desain, tidak adaunsur yang tidak

berguna, tidak ada unsur yang saling mengganggu, tidak kurang dan

tidak lebih, saling melengkapi, tidak cacat dan sempurna.

3. Komunikasi

a. Pengertian Komunikasi

Secara etimologi, istilah komunikasi berasal dari perkataan latin

“communication” yang berarti “pemberitahuan” atau “pertukaran pikiran”.

Istilah communicatio tersebut bersumber pada kata “communis” yang

berarti “sama”. “Sama” di sini berarti “kesamaan makna”. (Drs Onong

Uchjana Efendy, M.A, 1983)

Drs Onong Uchjana Efendy, M.A memberikan pengertian

komunikasi yakni, “Komunikasi adalah proses penyampaian pikiran atau

perasaan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan

lambang-lambang yang bermakna sama bagi ke-dua pihak” (Drs Onong Uchjana

(42)

commit to user

isyarat, gambar, dan warna. Dari keempat lambang yang digunakan dalam

komunikasi, yang paling umum dipergunakan adalah bahasa. “Bahasa

adalah lambang yang mewakili sesuatu, baik yang berwujud maupun yang

tidak berwujud;dengan perkataan lain: baik yang konkrit, maupun yang

abstrak” (Drs Onong Uchjana Efendy, M.A, 1983:12). Sedangkan

komunikasi dapat efektif jika di dalamnya terjadi perpaduan antara

berbagai lambang yang menunjang lambang bahasa tersebut.

b. Komponen Komunikasi

Harold Lassswell mngemukakan suatu paradigmanya dalam The

Structure and Function of Communication in Society yang dikutip oleh

Prof. Drs. Onong Uchjana Effendy, M.A dalam bukunya Ilmu komunikasi

Teori dan Praktek, yang terkenal dengan kalimat: “Who Say What In

Which In Which Channel it Whom With What Effect?” Berdasarkan

paradigma tersebut terdapat beberapa unsur pokok yang menjadi

komponen komunikasi yakni:

1) Komunikator

“Komunnikator adalah seseorang atau sekelompok orang yang

menyampaikan pikirannya atau perasaannya kepada orang lain.”

(Onong Uchjana Effendy,1983 : 14)

“Pesan sebagai terjemahan dari message adalah lambang makna

(meaningful symbols), yakni lambang yang membawakan pikiran atau

(43)

commit to user

2) Komunikan

“Komunikan adalah seseorang atau sejumlah orang yang menjadi

sasaran komunikator ketika menyampaikan pesannya”. (Onong

Uchjana Effendy,1983 : 15)

“Media adalah sarana untuk menyalurkan pesan-pesan yang

disampaikan oleh komunikator kepada komunikan” (Onong Uchjana

Effendy,1983:16). Penggunaan media sangat tergantung pada kondisi

komunikan, baik itu jumlah maupun jarak. Media yang akan digunakan

dalam promosi ini adalah surat kabar, majalah, website, serta

media-media luar ruangan.

3) Efek

Efek adalah tanggapan, respons atau reaksi komunikan ketika ia

atau mereka menerima pesandari komunikator. Jadi efek adalah akibat

dari proses komunikasi. Apabila tanggapan komunikan disampaikan

olehnya kepada komunikator, atau merupakan hasil kegiatan

komunikator maka itu dinamakan umpan balik atau feedback. Efek

atau tanggapan yang diharapkan setelah proses promosi ini adalah

terjadinya perubahan sikap (attitude), pendapat (opinion), dan tingkah

laku (behavior) target audien, sehingga tujuan promosi ini bisa

(44)

commit to user

c. Proses Komunikasi

Onong Uchjana Effendy juga memaparkan tentang proses

komunikasi yang terbagi menjadi dua tahap, yaitu secara primer dan secara

sekunder.

1) Proses komunikasi secara primer

Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian

pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan

menggunakan lambang (lambang) sabagai media. Lambang tersebut

yang secara langsung dapat menerjemahkan pikiran komunikator

kepada komunikan. Sebagai contohnya penggunaan bahasa, isyarat,

gambar, warna dan lain-lain. Komunikasi primer dapat dilakukan

secara tatap muka (face to face), seperti contohnya seminar, workshop

budaya, pidato, kuliah dan lain sebagainya. Dalam proses komunikasi

ini komunikator dapat mengetahui tanggapan atau reaksi yang

diberikan oleh komunikan secara langsung, karena umpan balik balik

yang diberikan komunikan dinamakan umpan balik seketika

(immendiate feedback).

2) Proses komunikasi secara sekunder

Proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian

pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau

sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media

yang pertama. Sebagai contohnya penggunaan surat, telepon, televisi,

(45)

commit to user

Komunikasi bermedia dapat dikategorikan dalam proses

komunikasi secara sekunder. Sejalan dengan perkembangan peradaban

dan kebudayaannya komunikasi bermedia (mediated communication)

mengalami kemajuan yang sangat pesat, dengan memadukan

komunikasi berlambang bahasa dengan komunikasi gambar dan warna.

Misalnya televisi dan film merupakan media yang mengandung

bahasa, gambar dan warna yang merupakan hasil dari perkembangan

teknologi.

Peranan media dalam proses komunikasi sangat penting,

disebabkan keefisiennya dalam mencapai komunikan, dengan media

jangkauan terhadap target sasaran sangat luas. Surat kabar, dan

televisi misalnya, merupakan media yang efisien dalam mencapai

komunikan dalam jumlah yang banyak. Umpan balik dalam

komunikasi bermedia massa, dinamakan umpan balik tertunda

(delayed feedback) karena sampainya tanggapan atau reaksi khalayak

kepada komunikator memerlukan tenggang waktu.

Media yang digunakan dalam proses komunikasi secara sekunder

dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis yakni Media massa

(massmedia) dan Media nirmassa atau media non-massa (non-mass

media). Media massa contohnya radio, televisi, surat kabar memiliki

ciri massif (massive) atau massal yakni tertuju kepada sejumlah orang

yang relatif banyak. Sedangkan media nirmassa atau media non massa

(46)

commit to user

contohnya media nirmassa atau media non-massa yaitu, surat, poster,

telegram, spanduk, buletin dan papan pengumuman.

4. Visual

a. Pengertian Visual

Visual adalah hal-hal yang berhubungan dengan penglihatan atau

berhubungan dengan indera mata.

b. Unsur-unsur Visual

Seperti yang disampaikan oleh Adi Kusrianto (2007:30-32), untuk

mewujudkan suatu tampilan visual, ada beberapa unsur yang diperlukan,

yaitu :

1) Titik

Titik adalah suatu unsur visual yang wujudnya relatif kecil, di

mana dimensi memanjang dan melebarnya dianggap tidak berarti. Titik

cendrung ditampilkan dalam bentuk kelompok, dengan variasi jumlah,

susunan, dan kepadatan tertentu.

2) Garis

Garis dianggap sebagai unsur visual yang banyak berpengaruh

terhadap pembentukan suatu objek sehingga garis, selain dikenal

sebagai goresan atau coretan, juga menjadi batas limit suatu bidang

atau warna. Ciri khas garis adalah terdapatnya arah serta dimensi

memanjang. Garis dapat tampil dalam bentuk lurus, lengkung,

(47)

commit to user

hal, yaitu orang yang membuatnya, alat yang digunakan serta bidang

dasar tempat garis digoreskan.

3) Bidang

Bidang merupakan unsur visual yang berdimensi panjang dan

lebar. Ditinjau dari bentuknya, bidang bisa dikelompokkan menjadi

dua, yaitu bidang geometri / beraturan dan bidang nongeometri / tidak

beraturan. Bidang geometri adalah bidang yang relatif mudah diukur

keluasannya, sedangkan bidang nongeometri merupakan bidang yang

relatif sukar diukur keluasannya. Bidang bisa dihasilkan dengan

menyusun titik maupun garis dalam kepadatan tertentu, dan dapat pula

dihadirkan dengan mempertemukan potongan hasil goresan satu garis

atau lebih.

4) Ruang

Ruang dapat dihadirkan dengan adanya bidang. Pembagian

bidang atau jarak diantara objek berunsut titik, garis, bidang, dan

warna. Ruang lebih mengarah pada perwujudan tiga dimensi sehingga

ruang dapat dibagi dua, yaitu ruang nyata dan ruang semu. Keberadaan

ruang sebagai salah satu unsur visual sebenarnya tidak dapat diraba

tetapi dapat dimengerti.

5) Warna

Warna sebagai unsur visual yang berkaitan dengan bahan yang

mendukung keberadaannya ditentukan oleh jenis pigmennya. Kesan

yang diterima oleh mata lebih ditentukan oleh cahaya. Permasalahan

(48)

commit to user

Saturation (nilai kepekatan), dan lightness (nilai cahaya dari gelap ke

terang). Ketiga unsur tersebut memiliki nilai 0 hingga 100. Hal yang

paling menentukan adalah lightness. Jika ia bernilai 0, maka seluruh

palet warna akan menjadi hitam (gelap tanpa cahaya), sebaliknya jika

lightness bernilai 100, maka warna akan berubah menjadi putih, alias

tidak berwarna karena terlalu silau.

6) Tekstur

Tekstur adalah nilai raba dari suatu permukaan. Secara fisik,

tekstur dibagi menjadi tekstur kasar dan halus, dengan kesan pantul

mengkilap dan kusam. Ditinjau dari efek tampilannya, tekstur

digolongkan menjadi tekstur nyata dan tekstur semu. Disebut tekstur

nyata bila ada kesamaan antara hasil raba dengan penglihatan.

Misalnya, bila suatu permukaan terlihat kasar dan ketika diraba juga

terasa kasar. Sementara itu, pada tekstur semu terdapat perbedaan

antara hasil penglihatan dan perabaan. Misalnya, bila dilihat tanpak

kasar, tetapi ketika diraba ternyata sebaliknya, yaitu terasa halus.

Dalam penerapannya, tekstur dapat berpengaruh terhadap unsur visual

lainnya, yaitu kejelasan titik, kualitas garis, keluasan bidang dan ruang,

(49)

commit to user

BAB III

IDENTIFIKASI DATA

A. Obyek Perancangan

1. Gambaran Umum Pariwisata Kabupaten Sumbawa

Jika berbicara mengenai jenis pariwisata berdasarkan obyek wisatanya,

maka di Kabupaten Sumbawa jenis pariwisata yang paling menonjol adalah

pariwisata alam dan pariwisata budaya. Pengembangan pariwisata di

Sumbawa, tidak lepas dari kerja sama komponen - komponen pendukung

pariwisata yaitu pemerintah, masyarakat, dan pelaku usaha di bidang

pariwisata. Kerja sama ini telah terjalin dengan baik dan akan ke depan, akan

dikembangkan lebih optimal, mengingat tantangan pariwisata ke depan bagi

Kabupaten Sumbawa sangat besar.

Seperti yang disampaikan oleh Ir. Padusung, MM. bahwa pariwisata

Kabupaten Sumbawa ke depan akan dikembangkan secara maksimal. Untuk

jangka pendek, pariwisata Kabupaten Sumbawa mulai menyiapkan diri

menyambut program pariwisata provinsi NTB yaitu Visit Lombok - Sumbawa

2012, seiring telah dibangunnya Bandara Udara Internasional di Kabupaten

Lombok Tengah. Pengembangan pariwisata Kabupaten Sumbawa, melalui

Dinas Pemuda, Olah Raga, Kebudayaan dan Pemuda Kabupaten Sumbawa,

mulai merintis beberapa trobosan baru, dengan melakukan pembenahan pada

obyek - obyek pariwisata yang telah ada maupun mengeksplor obyek - obyek

wisata baru yang potensial untuk dikembangkan. Masyarakat dan pelaku

(50)

commit to user

lagi pariwisata Kabupaten Sumbawa hanya menjadi “lokasi transit” wisatawan

dari Pulau Bali, Lombok, maupun Pulau Komodo, tapi akan menjadi Daerah

Tujuan Wisata utama dan diperhitungkan dalam Pariwisata Indonesia.

Namun, semenjak tahun 2000 keadaan pariwisata Kabupaten

Sumbawa mulai mengalami penurunan, ditandai dengan berkurangnya animo

wisatawan yang datang berkunjung. Seperti yang disampaikan oleh M.

Swatidika, Manager Kencana Beach Cottages; bahwa semenjak krisis moneter

dan tragedi Bom Bali yang terjadi di Indonesia, kunjungan wisatawan

khususnya wisatawan asing ke Kabupaten Sumbawa mulai menurun. Apalagi

di tahun 2009 ini, saat terjadinya krisis global, hampir 50% wisatawan asing

yang telah menjadwalkan perjalanan ke Kabupaten Sumbawa telah

membatalkan perjalanannya. Hal ini merupakan kondisi terkini yang sedang di

alami oleh pariwisata Kabupaten Sumbawa. Perlu adanya pembenahan segera

oleh seluruh pihak terkait, baik dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan

masyarakat guna mengangkat kembali citra pariwisata Indonesia, termasuk

citra pariwisata Kabupaten Sumbawa di dalamnya.

2. Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten

Sumbawa

a. Arah Pengembangan Pariwisata Kabupaten Sumbawa

1) Menciptakan iklim yang kondusif bagi pertumbuhan usaha dan industri

kepariwisataan di Kabupaten Sumbawa.

2) Tetap menjaga dan memelihara kepribadian bangsa, membangun dan

(51)

commit to user

melestarikan fungsi dan mutu lingkungan hidup di Kabupaten

Sumbawa.

3) Peningkatan kualitas dan kuantitas promosi serta pemasaran wisata

yang dilaksanakan baik di dalam daerah, luar daerah, maupun di luar

negeri.

4) Perbaikan sarana dan prasarana kepariwisataan guna meningkatkan

mutu pelayanan kepada para wisatawan yang mengunjungi Kabupaten

Sumbawa.

5) Peningkatan mutu sumber daya manusia melalui penyuluhan

(pokdarwis), kursus - kursus terhadap aparat pengelola jasa usaha

sarana pariwisata dan kelompok seni budaya, industri kerajinan, dan

lain - lain.

b. Sasaran Pengembangan Pariwisata Kabupaten Sumbawa

1) Peningkatan arus kunjungan wisata.

2) Peningkatan rata-rata lama tinggal wisatawan asing maupun domestik.

3) Peningkatan jumlah akomodasi pariwisata.

4) Peningkatan jumlah biro perjalanan wisata.

5) Peningkatan mutu pelayanan pariwisata.

6) Peningkatan dan kelancaran arus transportasi.

7) Peningkatan daya tampung dan penyerapan tenaga kerja bidang

kepariwisataan.

8) Peningkatan promosi dan pemasaran pariwisata.

(52)

commit to user

10)Peningkatan fungsi kawasan wisata dengan pembangunan terpadu.

11)Peningkatan pendapatan masyarakat, daerah dan negara.

12)Peningkatan pendayagunaan produksi regional (lokal) dan nasional.

c. Peluang pengembangan pariwisata Kabupaten Sumbawa

1) Lancarnya arus transportasi darat, laut, dan udara guna mendukung

kunjungan perjalanan wisatawan.

2) Kebijaksanaan pariwisata pemerintah Kabupaten Sumbawa yang

menetapkan pariwisata sebagai sektor andalan dan penunjang

peningkatan sektor ekonomi.

3) Tingkat pendapatan penduduk yang semakin membaik dan rata-rata

pendidikan masyarakat yang semakin tinggi.

4) Keamanan dan kenyamanan yang cukup kondusif.

d. Hambatan / kendala pengembangan pariwisata Kabupaten Sumbawa

1) Belum tersedianya data yang akurat tentang lokasi dan kawasan

pariwisata yang diprioritaskan, karena sistem pendataan yang masih

manual.

2) Masih terkosentrasinya perhatian wisatawan mancanegara pada daerah

atau obyek wisata utama, yaitu pulau Bali, pulau Lombok, pulau

Komodo, dan Toraja; sehingga Sumbawa hanya sebagai daerah transit.

3) Penyediaan sarana dan prasarana sebagai penunjang pembangunan

(53)

commit to user

4) Kegiatan promosi dan pemasaran wisata, khususnya ke luar negeri

masih sangat kurang karena keterbatasan dana.

5) Pengembangan obyek wisata unggulan yang bermutu dan yang

bervariatif masih sangat terbatas.

6) Pusat-pusat informasi pariwisata (Tourist Information Center) yang

masih terbatas, baik pada fasilitas dan sumber daya manusianya.

7) Kurangnya minat para investor untuk menanamkan modalnya,

disebabkan oleh kurangnya informasi dan promosi tentang pariwisata

Kabupaten Sumbawa.

8) Kurang tersedianya fasilitas penunjang di kawasan wisata, seperti

listrik, air bersih, dan telekomunikasi.

e. Struktur Organisasi Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata

Kabupaten Sumbawa ( SK Bupati Sumbawa Nomor 11 Tanggal 21 Januari

[image:53.612.150.521.223.644.2]

2008 )

Gambar 2. Bagan Struktur Organisasi Dinas Pemuda Olah Raga Kebudayaan

(54)

commit to user

3. Analisa Potensi Obyek Wisata

a. Keadaan Obyek dan Daya Tarik Wisata

Berdasarkan data BAPPEDA Pemerintah Kabupaten Sumbawa

Tahun 2008, Obyek priwisata di Kabupaten Sumbawa yang terdiri dari

obyek wisata alam, obyek wisata buatan, rekreasi bahari, rekreasi

non-bahari, dan rekreasi budaya; yaitu :

1) Obyek wisata Alam 41 lokasi.

2) Obyek wisata Buatan 17 lokasi.

3) Tempat Hiburan/ Rekreasi Bahari 30 lokasi.

4) Tempat Hiburan/ Rekreasi NonBahari 16 lokasi.

5) Tempat Hiburan/ Rekreasi Budaya 12 lokasi.

b. Sarana dan Prasarana Penunjang Pariwisata

Data dari analisa pasar wisatawan Kabupaten Sumbawa tahun 2007,

menerangkan bahwa :

1) Transportasi Udara

Kabupaten Sumbawa memiliki 2 buah bandara udara, yaitu

Bandara Brang Biji di kota Sumbawa Besar dan Bandara Lunyuk di

kecamatan Lunyuk. Bandara Brang Biji dengan daya dukung F-27

terbatas, Run Way 1.450 mx 30 m, Taxi Way 93 x 15 m2 dengan jam

oprasi antara 07.00 s/d 17.00. (Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan

(55)

commit to user

Bandara Brang Biji melayani rute perbangan

Bali-Mataram-Sumbawa empat kali dalam seminggu melalui perusahaan

penerbangan Trans Nusa. (Julmansyah, 2008)

2) Transportasi Darat

Jaringan transportasi di Kabupaten Sumbawa terdiri dari jalan

nasional, jalan provinsi, dan jalan kabupaten. Jalan nasional

membentang longitudinal melalui pusat-pusat ekonomi pulau

Sumbawa dan menghubungkan pusat-pusat pemasaran dan pelabuhan.

Sedangakan jalan-jalan provinsi dan kabupaten berfungsi sebagai

Feeder Roads (arteri kolektor), yang menghubungkan penduduk

pedesaan dan daerah-daerah produksi dengan jalan nasional.

3) Transportasi Laut

Hubungan antar pulau bagi masyarakat Kabupaten Sumbawa

dihubungkan dengan kapal Ferry (Regular Service Line). Ada dua

penyebrangan melalui Kabupaten Sumbawa, yaitu Pelabuhan Poto

Tano-Pelabuhan Kayangan (Pulau Lombok) dilayani 16 jam dan

Pelabuhan Badas (Mulut Kali)-Pulau Moyo dan Pulau Medang.

4) Akomodasi

Jumlah hotel di Kabupaten Sumbawa pada tahun 2007 mencapai

27 buah dengan jumlah tempat tidur 864 buah. Dari jumlah tersebut,

hotel berbintang terdiri dari 3 buah dengan jumlah kamar 52 buah dan

lokasi hotel terkosentrasi di Kecamatan Sumbawa dan Kecamatan

(56)

commit to user

5) Biro Perjalanan Wisata / Agen Perjalanan Wisata

Jumlah Biro Perjalanan Wisata / Agen Perjalanan Wisata di

Kabupaten Sumbawa sebanyak empat buah.

6) Pelayanan Informasi Pariwisata

Pelayanan informasi pariwisata selain dilayani oleh para

pengusaha di bidang pariwisata, juga melalui Dinas Pemuda Olah

Raga Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sumbawa. Informasi

disampaikan melalui media promosi seperti Brossure, Tourist Map,

Calender Of Event, Website; Lombok Sumbawa Promo; dan

sebagainya.

4. Barapan Kebo sebagai Wisata Budaya Kabupaten Sumbawa

a. Sejarah Barapan Kebo

Menurut Aries Zulkarnain, seorang budayawan dan tokoh

masyarakat di kota Sumbawa Besar, sejarah Barapan Kebo dimulai ketika

masyarakat kabupaten Sumbawa yang pada waktu itu bermata pencaharian

sebagai petani dan peternak, mengenal pengolahan lahan pertanian

(sawah) secara teknis. Pengolahan lahan pertanian (sawah) secara teknis

maksudnya adalah bahwa waktu itu, masyarakat Sumbawa yang memiliki

sawah berhektar-hektar dan ternak beratus-ratus ekor, berusaha

menemukan cara / sistem tekonologi pengolahan sawah yang baik. Dengan

potensi ternak yang mereka punyai, khususnya ternak kerbau; masyarakat

mencoba memanfaatkan ternak kerbau ini untuk dijadikan alat dalam

(57)

commit to user

sistem pengolahan sawah dengan memanfaatkan ternak kerbau, yang

disebut Maruma.

Maruma adalah memasukkan beberapa ekor kerbau ke dalam

sawah, kemudian kerbau-kerbau tersebut digiring, dikejar, dan dihadang

agar tidak keluar dari sawah. Hal ini dimaksudkan agar dengan injakan

kaki kerbau-kerbau tersebut, maka kondisi tanah sawah menjadi hancur

dan berlumpur. Dengan kondisi tanah sawah yang hancur dan berlumpur,

maka proses menanam padi pun siap dilaksanakan.

Setelah padi mulai tumbuh, ternyata ditemukan banyak sekali

rumput atau gulma pengganggu di dalam sawah. Maka kemudian

masyarakat pada waktu itu, mulai mengembangkan sistem maruma

dengan membuat dan menambahkan Kareng serta Noga pada kerbaunya.

Kareng adalah alat pembersih rumput yang terbuat dari kayu. sedangkan

Noga adalah kayu penyatu untuk menyatukan dua ekor kerbau (agar

berpasangan), dimana di tengahnya diikatkan kareng yang nanti akan

ditarik oleh kerbau tersebut. Untuk menngendalikan arah jalan kerbau, si

pemilik pun menggunakan Mangka

Gambar

Tabel 2. Prediksi Biaya Promosi .................................................................
Gambar 2. Bagan Struktur Organisasi Dinas Pemuda Olah Raga
Gambar 1. Bagan Bidang-bidang Kesenian
gambar atau foto dalam tat warna dan halaman hitam putih. (Renald
+7

Referensi

Dokumen terkait