commit to user
i
PENGANTAR TUGAS AKHIR
PERANCANGAN PROMOSI
BARAPAN KEBO (KARAPAN KERBAU)
SEBAGAI WISATA BUDAYA KABUPATEN SUMBAWA
MELALUI DESAIN KOMUNIKASI VISUAL
Diajukan sebagai prasyarat untuk mencapai
Gelar Sarjana Seni Rupa Jurusan Desain Komunikasi Visual
Oleh :
ABDURROZAQ C0704001
JURUSAN DESAIN KOMUNIKASI VISUAL
FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
commit to user
ii
PERSETUJUAN
Konsep Karya Tugas Akhir dengan judul:
“PERANCANGAN PROMOSI
BARAPAN KEBO (KARAPAN KERBAU)
SEBAGAI WISATA BUDAYA KABUPATEN SUMBAWA
MELALUI DESAIN KOMUNIKASI VISUAL”
Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji TA
Pada tanggal : 22 Juli 2011
Disetujui oleh:
Pembimbing Tugas Akhir I Pembimbing Tugas Akhir II
Arief Iman Santoso, S.Sn Hermansyah Muttaqin, S.Sn, M.Sn
NIP.1979 0327 200501 1 1002 NIP. 1971 1115 200604 1 001
Koordinator Tugas Akhir
Arief Iman Santoso, S.Sn
commit to user
iii
PENGESAHAN
Disahkan dan dipertanggungjawabkan pada Sidang Tugas Akhir
Jurusan Desain Komunikasi Visual Fakultas Sastra dan Seni Rupa
Universitas Sebelas Maret Surakarta
2011
Pada tanggal: 22 Juli 2011
Ketua Sidang Tugas Akhir:
1. Drs. M, Suharto, M.Sn (...)
NIP. 1956 1220 198603 1 003
Sekretaris Sidang Tugas Akhir:
2. Andreas S. Widodo, S.Sn, M.Hum (...)
NIP. 1975 1201 200112 1 002
Pembimbing Tugas Akhir I:
3. Arief Iman Santoso, S.Sn (...)
NIP.1979 0327 200501 1 1002
Pembimbing Tugas Akhir II:
4. Hermansyah Muttaqin, S.Sn, M.Sn (...)
NIP. 1971 1115 200604 1 001
Mengetahui,
Dekan Ketua Jurusan Studi
Fakultas Sastra dan Seni Rupa Desain Komunikasi Visual
Drs. Riyadi Santosa, M.Ed, Ph.D Drs. M, Suharto, M.Sn
commit to user
iv
PERSEMBAHAN
Tugas Akhir ini Saya persembahkan untuk:
commit to user
v
MOTTO
commit to user
vi
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr. wb.
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
limpahan karunia dan nikmat sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir
yang berjudul ”PERANCANGAN PROMOSI BARAPAN KEBO (KARAPAN
KERBAU) SEBAGAI WISATA BUDAYA KABUPATEN SUMBAWA
MELALUI DESAIN KOMUNIKASI VISUAL”. Dalam proses penyusunan
Tugas Akhir ini, penulis memperoleh banyak sekali petunjuk, bimbingan dan
dukungan dari berbagai pihak. Oleh karenanya, dengan segala kerendahan hati,
penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Drs. Riyadi Santosa, M.Ed, Ph.D, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa
2. Drs. M. Soeharto, M.Sn, selaku Ketua Jurusan Desain Komunikasi Visual
3. Arief Iman Santoso, S.Sn, selaku Pembimbing Tugas Akhir I
4. Hermansyah Muttaqin, S.Sn, M.Sn selaku Pembimbing Tugas Akhir II
5. Andreas S. Widodo, S.Sn, M.Hum selaku Pembimbing Akademik
6. Seluruh Dosen dan Staf Jurusan Desain Komunikasi Visual UNS
7. Dinas Pemuda Olah Raga Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sumbawa
Penulis menyadari bahwa penulisan Tugas Akhir ini masih jauh dari
sempurna. Untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran demi
perbaikan dan kesempurnaan Tugas Akhir ini. Akhirnya, penulis berharap semoga
Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan. Amin.
Surakarta, Juli 2011
commit to user
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN MOTTO ... v
KATA PENGANTAR ... vi
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR BAGAN ... x
ABSTRAKSI ... xi
ABSTRACT ... xii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 2
C. Tujuan Perancangan Promosi ... 3
D. Target Visual ... 3
E. Target Market dan Target Audience ... 4
F. Metode Pengumpulan Data ... 5
BAB II KAJIAN TEORI ... 6
A. Tinjuan Kabupaten Sumbawa dan Barapan Kebo ... 6
B. Tinjauan Pariwisata ... 10
C. Tinjauan Periklanan dan Promosi ... 12
D. Tinjauan Desain Komunikasi Visual ... 25
BAB III IDENTIFIKASI DATA ... 38
A. Obyek Perencanaan ... 38
B. Studi Komparasi ... 65
commit to user
viii
D. Positioning... 78
E. USP (Unique Selling Prepotition) ... 79
BAB IV PERANCANGAN PROMOSI ... 80
A. Metode Perancangan Promosi ... 80
B. Konsep Kreatif ... 81
C. Standar Visual ... 83
D. Pemilihan Media dan Penempatan Media ... 95
E. Prediksi Biaya ... 119
BAB V VISUALISASI KARYA ... 120
A. Media Lini Atas ... 120
B. Media Lini Bawah ... 126
BAB VI PENUTUP ... 136
A. Kesimpulan ... 136
B. Saran ... 136
DAFTAR PUSTAKA
UCAPAN TERIMA KASIH
commit to user
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Analisis SWOT ... 71
commit to user
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Bagan Bidang-bidang Kesenian ... 9
Gambar 2. Bagan Struktur Organisasi Dinas Pemuda Olah Raga Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sumbawa ... 42
Gambar 3. Contoh Ilustrasi ... 86
Gambar 4. Logo Promosi Barapan Kebo ... 91
Gambar 5. Kerbau Karapan beserta sang Joki dalam Barapan Kebo ... 91
Gambar 6. Foto-foto Barapan Kebo ... 94
commit to user
xi
Perancangan Promosi Barapan Kebo (Karapan Kerbau) sebagai Wisata Budaya Kabupaten Sumbawa melalui Desain Komunikasi Visual
Abdurrozaq¹
Arif Iman Santoso, S.Sn.² Hermansyah Muttaqin, S.Sn, M.Sn. ³
ABSTRAKSI
2011. Tugas Akhir ini berjudul Perancangan Promosi Barapan Kebo (Karapan Kerbau) sebagai Wisata Budaya Kabupaten Sumbawa melalui Desain Komunikasi Visual. Adapun permasalahan yang dikaji adalah bagaimana cara mempromosikan Barapan Kebo (Karapan Kerbau) menjadi sebuah wisata budaya dari Kabupaten Sumbawa melalui Desain Komunikasi Visual. Barapan Kebo merupakan sebuah permaianan rakyat khas masyarakat Kabupaten Sumbawa yang tidak dapat ditemui di wilayah manapun di Indonesia. Barapan Kebo tetap lestari hingga sekarang karena tidak dapat dilepaskan dari kehidupan masyarakat Kabupaten Sumbawa yang sebagian besar bermatapencaharian sebagai petani dan peternak. Kekayaan budaya yang unik dan khas ini, sangat disayangkan jika belum bisa dimanfaatkan secara maksimal untuk kesejahteraan masyarakat. Melalui konsep perancangan promosi ini, Pemerintah Kabupaten Sumbawa melalui Dinas Pemuda Olah Raga Kebudayaan dan Pariwisata, mampu mengembangkan Barapan Kebo menjadi sebuah bentuk wisata budaya. Keunikan dan kekhasan yang dimiliki Barapan Kebo, berusaha dikenalkan kepada masyarakat luas. Dengan perancangan konsep promosi, desain visual, dan pemilihan media promosi yang tepat, diharapkan target market dan target audience sebagai sasaran promosi, akan tertarik untuk datang dan menyaksikan Barapan Kebo secara langsung. Dengan perencanaan dan pengelolaan yang baik, diharapkan Barapan Kebo dapat menjadi ikon pariwisata Kabupaten Sumbawa, sehingga dunia pariwisata Kabupaten Sumbawa kembali bergairah yang akhirnya akan berdampak bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat.
____________________________
¹ Mahasiswa Jurusan Desain Komuniukasi Visual. Fakultas Sastra dan Seni Rupa UNS dengan NIM. C0704001
commit to user
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kebudayaan Indonesia begitu kaya dan beragam. Setiap daerah memiliki
kebudayaan atau adat istiadat tersendiri. Hal ini merupakan aset berharga
sekaligus identitas bangsa Indonesia yang wajib kita lestarikan.
Kabupaten Sumbawa-Provinsi Nusa Tenggara Barat, merupakan salah satu
daerah yang memiliki warisan budaya yang begitu kaya. Kebudayaan masyarakat
Kabupaten Sumbawa merupakan warisan turun temurun beberapa generasi
terdahulu hingga masa Kesultanan Sumbawa yang pernah menguasai Kabupaten
Sumbawa sampai tahun 1959. Kebudayaan tersebut masih ada hingga sekarang,
seperti Bahasa dan Kesastraan, Kesenian Tradisional, Upacara Keagamaan, dan
sebagainya.
Salah satu budaya masyarakat Kabupaten Sumbawa di bidang Kesenian
Tradisional, khususnya permainan rakyat adalah Barapan Kebo. Barapan Kebo
tetap lestari dan dapat kita jumpai hingga sekarang, karena mempunyai fungsi dan
makna yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat Kabupaten Sumbawa.
Barapan Kebo merupakan sebuah kesenian yang begitu identik dengan
Kabupaten Sumbawa karena tidak dapat ditemui di daerah mana pun di Indonesia.
Kelebihan ini merupakan aset berharga, karena jika dapat dikelola dengan
maksimal, maka dapat memberikan nilai tambah bagi seluruh aspek kehidupan
commit to user
Salah satu bentuk pengelolaan yang dilaksanakan pemerintah Kabupaten
Sumbawa selama ini adalah dengan menjadikan Barapan Kebo sebagai salah satu
daya tarik wisata di bidang Kebudayaan. Namun kenyataanya, pengembangan
Barapan Kebo sebagai daya tarik wisata budaya belum dilakukan secara
maksimal. Animo wisatawan yang datang untuk menyaksikan Barapan Kebo
masih sangat kurang. Alangkah baiknya jika kesenian budaya seperti ini bisa lebih
diperkenalkan. Tidak mustahil, Barapan Kebo akan menasional bahkan mendunia,
seperti halnya Karapan Sapi di Madura-Provinsi Jawa Timur. Bahkan ke
depannya, Barapan Kebo bisa dijadikan sebagai Ikon Pariwisata Kabupaten
Sumbawa. Dengan demikian, para wisatawan, baik wisatawan lokal maupun
mancanegara akan mengagendakan Barapan Kebo sebagai salah satu tujuan
wisata budaya mereka.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis bermaksud menelaah dan
mencari solusi permasalahan yang ada melalui sebuah penelitian kualitatif yang
kemudian dituangkan dalam sebuah konsep perancangan dengan judul :
“PERANCANGAN PROMOSI BARAPAN KEBO (KARAPAN KERBAU)
SEBAGAI WISATA BUDAYA KABUPATEN SUMBAWA MELALUI
DESAIN KOMUNIKASI VISUAL“.
B. Rumusa n Masalah
Melihat latar belakang yang telah dipaparkan di atas maka dapat dirumuskan
masalah yang dihadapi dalam pengembangan Barapan Kebo. Adapun masalah yang
tampak adalah sebagai berikut:
commit to user
budaya Kabupaten Sumbawa melalui media komunikasi visual, sehingga
wisatawan tertarik untuk datang dan menyaksikan Barapan Kebo?
2. Bagaimana memilih media komunikasi visual yang tepat dalam perancangan
promosi Barapan Kebo sebagai sebuah wisata budaya Kabupaten Sumbawa?
C. Tujua n Perancangan Promosi
Berdasarkan rumusan masalah yang telah disampaikan di atas maka dapat
dijadikan acuan dalam menentukan tujuan perancangan Promosi Barapan Kebo,
sebagai berikut:
1. Berhasil merancang sebuah konsep promosi Barapan Kebo sebagai wisata
budaya Kabupaten Sumbawa melalui media komunikasi visual sehingga
wisatawan tertarik untuk datang dan menyaksikan Barapan Kebo.
2. Dapat memilih media komunikasi visual yang tepat dalam perancangan promosi
Barapan Kebo sebagai wisata budaya Kabupaten Sumbawa.
D. Target Visual
Direncanakan, promosi Barapan Kebo akan menggunakan media-media
komunikasi visual sebagai berikut :
1. Logo
2. Media Lini Atas :
a. Video Profile
b. Iklan Televisi (TVC)
c. Iklan Advetorial Surat Kabar
commit to user
e. Websitef. Baliho
3. Media Lini Bawah :
a. Event Profile
b. Poster
c. Leaflet
d. X-Banner
e. Display Pameran
f. Merchandise :
1) Kalender Dinding
2) T-Shirt
3) Topi
4) Pembatas Buku
5) Mangkar (Souvenir Khas Barapan Kebo)
E. Target Market dan Target Audience
1. Target Market
a. Segmentasi Geografis
Warga Negara Indonesia (WNI) yang berdomisili dan bertempat tinggal di
Indonesia dan Warga Negara Asing (WNA) yang sedang berada di
Indonesia.
b. Segmentasi Demografis
1) Jenis Kelamin : Laki-laki dan Perempuan
commit to user
3) Tingkat pendidikan : Perguruan Tinggi4) Status sosial-ekonomi : ekonomi menengah-ekonomi atas
2. Target Audience
Seseorang atau kelompok yang secara psikologis :
a. Tertarik dengan keunikan suatu kebudayaan
b. Gemar melakukan perjalanan wisata
c. Berjiwa petualang
F. Metode Pengumpulan Data
Guna mewujudkan validitas data sesuai dengan jenis penelitian, maka
penulis menggunakan metode pengumpulan data sebagai berikut :
1. Studi pustaka terhadap dokumen atau literatur yang berhubungan dengan
objek yang diteliti.
2. Wawancara dengan beberapa nara sumber yang paham atau lebih mengetahui
tentang objek yang diteliti.
3. Survey ke tempat yang sedang dijadikan objek penelitian dalam hal ini adalah
commit to user
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Tinjauan Kabupaten Sumbawa dan Barapan Kebo
1. Sejarah Kabupaten Sumbawa
Kabupaten Sumbawa lahir dari sebuah Kesultanan, yaitu Kesultanan
Samawa. Sejak sekitar abad ke 14 Masehi, Pulau Sumbawa dikuasai oleh
beberapa Kerajaan. Salah satunya adalah Kerajaan Samawa. Setelah ada invasi
meliter dari Kesultanan Goa-Makassar sekitar tahun 1618, Kerajaan-kerajaan
di bagian barat Pulau Sumbawa disatukan dalam sebuah Kesultanan, yaitu
Kesultanan Samawa.(Julmansyah, 2008)
Kesultanan Sumawa dipimpin oleh beberapa Sultan. Salah salah satu
Sultan yang paling besar dan berpengaruh dalam sejarah Kesultanan Samawa
adalah Sultan Muhammad Kaharuddin III. Sultan Muhammad Kaharuddin III
sangat berperan dalam perlawanan Kesultanan Samawa terhadap invasi
Kerajaan Belanda (VOC Belanda).
Setelah lahirnya Proklamasi Negara Republik Indonesia pada 17 Agustus
1945, maka penjajahan oleh VOC Belanda yang kemudian diteruskan oleh
pendudukan Jepang pun berakhir. Dan pada tahun 1950, seiring diterbitkannya
Resolusi DPR RS tertanggal 18 April 1950 Kesultanan Samawa resmi
bergabung ke dalam Negara Republik Indonesia menjadi daerah Swapraja
Sumbawa (Ibrahim Effendi, 1998).
Dengan lahirnya Daerah Swatantra Tingkat II Sumbawa pada tanggal 22
commit to user
1958, maka berakhirlah masa Kesultanan Samawa dengan Sultan Muhammad
Kaharuddin III sebagai Sultan terakhir. Tanggal 22 Januari kemudian
ditetapkan sebagai hari jadi Kabupaten Sumbawa. (Begawan Hamid BcHk,
2003)
Berlanjut degan sistem Otonomi Daerah, maka pada tanggal 18
Desember 2003 ditetapkanlah Undang-undang Nomor 30 Tahun 2003 tentang
pemekaran Kabupaten Sumbawa, yakni Kabupaten Sumbawa secara resmi
dimekarkan menjadi Kabupaten Sumbawa dan Kabupaten Sumbawa Barat.
2. Kebudayaan Masyarakat Kabupaten Sumbawa
Jika menilik apa yang disampaikan oleh Koentjaraningrat mengenai
definisi konsep kebudayaan, kebudayaan adalah “keseluruhan gagasan dan
karya manusia, yang harus dibiasakannya dengan belajar, beserta keseluruhan
dari hasil budi dan karyanya itu” (Koentjaraningrat, 1983 : 9), maka
kebudayaan masyarakat Kabupaten Sumbawa dapat didefenisikan sebagai
keseluruhan gagasan dan karya masyarakat Kabupaten Sumbawa beserta hasil
budi dan karya masyarakat Kabupaten Sumbawa itu sendiri.
Lebih jauh lagi, Koentjaraningrat juga menganalisa bahwa konsep
kebudayaan itu terdiri dari beberapa unsur di dalamnya. Unsur-unsur tersebut
dinamakan “unsur-unsur kebudayaan yang universal“ karena pasti bisa
ditemukan di semua kebudayaan di dunia. Unsur-unsur universal, yang
merupakan isi dari kebudayaan, adalah :
a. Sistem Religi dan Upacara Keagamaan,
commit to user
c. Sistem Pengetahuan,d. Bahasa,
e. Kesenian,
f. Sistem Mata Pencaharian Hidup, dan
g. Sistem Teknologi dan Peralatan.
Kebudayaan masyarakat Kabupaten Sumbawa begitu beragam, mulai
dari sistem kepercayaan, sistem organisasi kemasyarakatan, sistem
pengetahuan, bahasa, kesenian, dan sebagainya. Kebudayaan-kebudayaan
tersebut ada yang telah punah dan ada yang masih bertahan hingga sekarang,
namun telah bergeser dan berkembang seiring berubahnya zaman dan waktu.
3. Barapan Kebo Sebagai Budaya Masyarakat Kabupaten Sumbawa
Barapan Kebo adalah sebuah kesenian tradisional dalam budaya
masyarakat kabupaten Sumbawa yang berupa permainan rakyat. Dalam
bahasa Indonesia, Barapan Kebo berarti karapan kerbau (barapan = karapan;
kebo = kerbau).
Menurut Koentjaraningrat, kesenian merupakan salah satu unsur
kebudayaan yang dapat menonjolkan sifat khas dan mutu sebagai unsur paling
utama dari kebudayaan nasional Indonesia. (Koentjaraningrat, 1983 : 113)
Jika melihat ruang lingkup kesenian, kesenian dapat dibagi dalam
commit to user
Gambar 1. Bagan Bidang-bidang Kesenian
Berdasarkan bagan di atas, Barapan Kebo dapat dikategorikan sebagai
sebuah kesenian, karena dalam Barapan Kebo terdapat unsur-unsur kesenian
berupa :
a. Seni rias, dalam hal hiasan yang dipakai dan dipasang pada kerbau;
b. Seni kerajinan, dalam hal ukiran dari alat yang dipasang pada kerbau;
c. Seni olah raga, dalam hal karapan / adu cepat itu sendiri; serta
d. Seni vokal, sastra, dan tari, dalam hal ekspresi seni pemilik kerbau saat
karapan berlangsung.
Maka dapat kita simpulkan, bahwa Barapan Kebo adalah salah satu
bentuk kesenian dari kebudayaan nasional Indonesia yang lahir dan
commit to user
4. Fungsi dan Makna Barapan Kebo dalam Kehidupan Masyarakat
Kabupaten Sumbawa
Ada banyak fungsi dan makna yang terkandung dalam permainan rakyat
Barapan Kebo. Menurut Aries Zulkarnaen, seorang Budayawan dan Tokoh
Masyarakat di Sumbawa Besar; fungsi dan makna dalam Barapan Kebo
adalah :
a. Fungsi :
1) Penyubur tanah dalam pengolahan sawah
2) Pemeliharaan dan pemuliaan hewan ternak kerbau
b. Makna :
1) Ucapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa
2) Ajang sillaturrahim, persahabatan, dan kekeluargaan
3) Sportivitas dan kekesatriaan
4) Ekspresi seni
5) Pelestarian lingkungan hidup
B. Tinjauan Pariwisata
1. Pengertian Pariwisata
Pemerintah Indonesia melalui Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1990
tentang Kepariwisataan, juga telah memberikan pengertian terhadap segala
commit to user
a. WisataAdalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang
dilakukan secara sukarela, serta bersifat sementara untuk menikmati objek
dan daya tarik wisata.
b. Wisatawan
Adalah orang yang melakukan kegiatan Wisata.
c. Pariwisata
Adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata, termasuk
pengusahaan objek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang terkait di
bidang tersebut.
d. Kepariwisataan
Adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan penyelenggaraan
pariwisata.
e. Usaha pariwisata
Adalah kegiatan yang bertujuan menyelenggarakan jasa pariwisata atau
menyediakan atau mengusahakan objek dan daya tarik wisata, usaha
sarana pariwisata, dan usaha lain yang terkait di bidang tersebut.
f. Objek dan daya tarik wisata
Adalah segala sesuatu yang menjadi sasaran wisata.
g. Kawasan pariwisata
Adalah kawasan dengan luas tertentu yang dibangun atau disediakan untuk
memenuhi kebutuhan pariwisata.
commit to user
2. Wisata Budaya Sebagai Sebuah Bentuk / Jenis dari Pariwisata
Menurut Nyoman S. Pendit, pariwisata dapat dikategorikan berdasarkan
jenis-jenisnya. Pengelompokan ini bertujuan untuk memberikan pengertian
dan tempat wajar dalam pembangunan sektor pariwisata. Jenis-jenis
pariwisata tersebut adalah Wisata Budaya, Wisata Kesehatan, Wisata Olah
Raga, Wisata Komersial, Wisata Industri, Wisata Politik, Wisata Konvensi,
Wisata Sosial, Wisata Pertanian, Wisata Maritim atau Bahari, Wisata Cagar
Alam, Wisata Buru, Wisata Peligrm, Wisata Bulan Madu, dan Wisata
Petualangan.( Nyoman S. Pendit, 2003 : 38 - 43 )
Lebih jauh tentang Pariwisata Budaya / Wisata Budaya, Nyoman S.
Pendit memberikan definisi bahwa Wisata Budaya Wisata budaya adalah
perjalanan wisatawan yang dilakukan atas dasar keinginan untuk memperluas
pandangan hidup sesorang terhadap budaya suatu masyarakat di suatu tempat
atau negara tertentu. Kegiatan budaya menjadi fokus objek wisata, seperti
eksposisi seni (seni tari, seni drama, seni musik, dan sebagainya), atau
kegiatan yang bermotif kesejarahan, adat-istiadat, dan sebagainya.
C. Tinjauan Periklanan dan Promosi
1. Pengertian Periklanan dan Promosi
Rhenald Kasali dengan mengutip Masyarakat periklanan Indonesia
mendefinisikan iklan sebagai segala bentuk pesan tentang suatu produk yang
disampaikan lewat media, ditujukan kepada sebagian atau seluruh masyarakat.
Sedangkan pengertian periklanan didefinisikan sebagai keseluruhan
commit to user
penyampaian iklan. (Rhenald Kasali,1995 : 13). Ada pun Frank Jefkins,
memberikan pengertian periklanan dari pandangan Institut Praktisi Periklanan
Inggris bahwa periklanan adalah pesan-pesan penjualan yang paling persuasif
yang diarahkan kepada para calon pembeli yang paling potensial atas produk
barang atau jasa tertentu dengan biaya yang semurah-murahnya. (Frank
Jefkins, 1996 : 5)
Jadi, dari pendapat-pendapat tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa
iklan adalah pesan persuasif yang diarahkan atau disampaikan kepada
konsumen atau masyarakat dengan tujuan tertentu yang disampaikan melalui
media tertentu pula. Dan proses awal hingga proses akhir penyampaian iklan
tersebut dinamakan periklanan.
Sedangkan promosi adalah bauran komunikasi pemasaran (marketing
communication mix), yaitu perpaduan antara periklanan, penjualan dan
publisitas. Promosi pada dasarnya adalah upaya memberi tahu, membujuk
atau mengingatkan secara lebih khusus kepada khalayak. Sedangkan secara
garis besar yang dimaksud dengan strategi promosi adalah keseluruhan
metode dengan mempergunakan berbagai media dan dibantu dengan
faktor-faktor psikologis, statistik, sosiodemografi serta penelitian untuk menyebarkan
gagasan, menjual hasil produksi dan menjadikan organisasi yang terkenal.
(Nyoman S. Pendit,1981)
Orang masih sering menyamakan pengertian iklan dengan promosi.
Pandangan yang salah ini hendaknya jangan ditiru oleh mereka yang telah
mempelajari konsep-konsep pemasaran. Sebab menyamakan kedua hal itu
commit to user
promosi. Di samping iklan masih banyak bentuk promosi lainnya yang
memiliki peranan yang sama pentingnya dengan promosi dalam strategi
pemasaran. (Rhenald Kasali,1995 : 10)
Iklan adalah bagian dari bauran promosi (promotion mix) dan bauran
promosi adalah bagian dari bauran pemasaran (marketing mix). Dan sebagai
bagian dari bauran pemaran, bersama-sama dengan komponen lainnya dalam
bauran promosi (personal selling, promosi penjualan, dan publisitas) iklan
bagaikan salah satu dari empat buah roda mobil. Ketiga roda lainnya adalah
produk, harga dan jalur distribusi. Jika salah satu roda tersebut kempis, maka
ketiga roda lainnya pun akan kehilangan fungsinya sebagai penggerak strategi
pemasaran. (Rhenald Kasali,1995:10)
2. Promosi sebagai penunjang kegiatan pemasaran (Marketing Mix)
Para akademisi pemasaran, biasanya menyebutkan promosi dengan
menggunakan istilah “promosi penjualan”. Sedangkan para praktisi
pemasaran, hanya menggunakan istilah “promosi” saja. Perbedaan ini
disebabkan karena salah satu unsur yang ada dalam pemasaran / marketing
mix (produk, jalur distribusi / tempat, harga, dan promosi) ditetapkan oleh para
akademisi pemasaran dengan mengacu pada semua bentuk komunikasi
pemasaran / promotion mix (periklanan, promosi penjualan, public relations,
personal selling, dan sebagainya). (Terence A. Shimp, 2003)
Jadi, dapat disimpulkan menurut pandangan akademisi pemasaran,
commit to user
produk atau jasa kepada konsumen melalui media periklanan, promosi
penjualan, personal selling, dan sebagainya.
3. Periklanan sebagai penunjang kegiatan Promosi
Dari uraian tentang pengertian periklanan dan promosi, dapat
disimpulkan bahwa iklan / periklanan merupakan salah satu bagian yang
menunjang sebuah kegiatan promosi dari suatu produk atau jasa.
a. Jenis-jenis Iklan
Menurut Frank Jefkins, secara garis besar iklan dapat dikategorikan
ke dalam tujuh kategori, yaitu iklan konsumen, iklan antarbisnis, iklan
perdagangan, iklan eceran, iklan keuangan, dan iklan lowongan kerja.
1) Iklan Konsumen (Consumer Advertising)
Adalah iklan yang mempromosikan produk atau jasa berupa
barang konsumen, barang tahan lama, dan jasa konsumen. Barang
konsumen contohnya : makanan, minuman, pasta gigi, sabun, dan
sebagainya (barang konsumen disebut juga Fast Moving Consumer
Goods – FMCGs). Barang tahan lama contohnya : pakaian, perabotan
rumah, barang-barang hiburan seperti televisi, video game, radio,
sepeda motor; dan lain sebagainya. Sedangkan jasa konsumen
contohnya : pelayanan kesehatan, asuransi, layanan hotel, restoran, dan
commit to user
2) Iklan Antarbisnis (Business to Business Advertising)
Adalah iklan yang mempromosikan barang-barang dan jasa
non-konsumen, yaitu barang antara yang harus diolah atau menjadi unsur
produksi. Contoh barang antara : bahan mentah, suku cadang, fasilitas
pabrik dan mesin, pasokan alat tulis kantor, dan sebagainya.
3) Iklan Perdagangan (Trade Advertising)
Adalah iklan yang ditujukan kepada waktungan distributor,
eksportir / importir, agen penjualan, pedagang besar, pedagang kecil,
dan sebagainya guna mempromosikan barang – barang yang dapat
dijual kembali. Contohnya : iklan pameran produk otomotif, iklan
diskon produk pakaian ternama, dan sebagainya.
4) Iklan Eceran (Retail Advertising)
Adalah iklan yang mempromosikan barang atau jasa yang
dilakukan langsung oleh produsen barang atau jasa tersebut, kemudian
iklan tersebut ditempatkan di semua lokasi yang menjual produk atau
jasa tadi kepada para konsumen. Contohnya : iklan oli motor di
bengkel motor yang menyediakan oli tersebut, iklan kecap di rumah
makan yang menggunakan kecap tersebut, dan sebagainya.
5) Iklan Bersama (Cooperative Advertising)
Adalah iklan yang mempromosikan barang atau jasa secara
bersama-sama antara sebuah perusahaan dengan para pengecernya,
antara perusahaan sejenis, ataupun dengan perusahaan lain. Contonya :
iklan bersama antara produk roti dan mentege, iklan bersama antara
commit to user
6) Iklan Keuangan (Financial Advertising)Adalah iklan yang mempromosikan keuangan sebuah bank, jasa
tabungan, asuransi, investasi, dimana terkadang perusahaan yang
bersangkutan juga menyertakan laporan keuangan, penerbitan saham
baru, catatan investasi dalam berobligasi, dan sebagainya; yang
ditujukan kepada masyarakat umum. Contohnya : iklan yang
diluncurkan asosiasi perumahan atau lembaga tabungan nasional, iklan
di koran-koran bisnis dan keuangan, dan sebagainya.
7) Iklan Lowongan Kerja (Recruitment Advertising)
Adalah iklan yang bertujuan merekrut calon pegawai (seperti
anggota polisi, angkatan bersenjata, perusahaan swasta, dan
badan-badan umum lainnya) dan bentuknya antara lain iklan kolom yang
menjanjikan kerahasiaan pelamar (classified) atau iklan selebaran
biasa. (Frank Jefkins, 1996)
b. Media Periklanan dalam kegiatan Promosi
Menurut Frank Jafkins, media periklanan adalah perangkat yang
dapat memuat atau membawa pesan-pesan penjualan kepada para calon
pembeli. (Frank Jafkins, 1996 : 84)
Dalam dunia periklanan, dikenal dua kategori media periklanan,
yaitu Media lini atas (Above the line) dan Media lini bawah (Below the
line). Pembagian ini diciptakan oleh Procter dan Gamble guna
memisahkan aneka ragam iklan yang mereka gunakan dalam memasarkan
commit to user
1) Media lini atas (Above the line)Iklan media lini atas, merupakan iklan yang menggunakan media,
dimana media tersebut berhak mengatur pengakuan dan pembayaran
komisi kepada biro-biro iklan. Media tersebut adalah : pers (koran dan
majalah), radio, televisi, lembaga jasa iklan luar-ruang (outdoor), dan
sinema / bioskop. ( Frank Jefkins, 1996 : 86 )
2) Media lini bawah ( Below the line )
Iklan media lini bawah, merupakan iklan yang menggunakan
media di luar lima media iklan lini atas. Contoh dari media lini bawah
bagitu banyak, diantaranya : literature penjualan (seperti leaflet,
brosur, katalog, dan sebagainya), benda-benda pajangan di tempat
penjualan (seperti mobil atau alat peraga bergerak, poster, stiker,
contoh kemasan, stand perdagangan, dan sebagainya), iklan di udara
(seperti spanduk di langit, balon udara, proyeksi iklan di langit, dan
sebagainya), kalender (seperti kalender bergambar, kalender blok, dan
sebagainya), cindera mata (seperti pena, gantungan kunci, cangkir, dan
sebagainya). (Frank Jefkins, 1996 : 135 - 150)
Berdasarkan media yang digunakan iklan dapat dibagi dalam
beberapa jenis, yaitu sebagai berikut:
1) Iklan Media Cetak
Media cetak merupakan media statis dan mengutamakan pesan –
commit to user
gambar atau foto dalam tat warna dan halaman hitam putih. (Renald
Kasali, 1992: 99). Yang termasuk media cetak antara lain:
a) Surat kabar
Surat kabar merupakan media cetak yang dapat menjangkau
hampir semua khalayak sasaran karena harganya relatif murah dan
jangkauan distribusi yang tidak dibatasi.
b) Majalah
Berbeda dengan surat kabar, selain bersifat long term,
majalah juga lebih menspesialisasikan produknya untuk
menjangkau konsumen tertentu yang umumnya memiliki pasar
yang lebih mengelompok, sehingga iklan yang dipasang akan lebih
efektif.
Iklan berdasarkan luas space yang digunakan pada media cetak
surat kabar, majalah dan sejenisnya adalah :
a) Iklan baris yaitu pesan yang dibuat hanya terdiri beberapa baris
kata / kalimat saja dan biaya yang dikenakan juga dihitung per
baris.
b) Iklan kolom yaitu iklan yang memiliki lebar satu kolom namun
lebih tinggi dari iklan baris. Biaya yang dikenakan juga lebih
mahal dari iklan baris.
c) Iklan advertorial adalah iklan yang memiliki ukuran luas
sebagaimana iklan display, hanya saja teknik penyampaian pesan
[image:30.612.178.506.210.468.2]commit to user
d) Iklan display memiliki ukuran yang luas sehingga memungkinkan
berisi ilustrasi, gambar maupun tulisan yang cukup besar dan
banyak.
Selain media cetak koran dan majalah ada beberpa media iklan
dengan teknik cetak antara lain :
a) Stationary
Adalah alat pendukung dalam bidang administrasi, meliputi
amplop, kop surat, kartu nama, nota, map, dan lain sebagainya.
Media ini lebih bersifat eksklusif dan terbatas.
b) Poster
Yaitu media iklan warna pada selembar kertas dengan ukuran
yang bervariasi A3 atau A4), dicetak dalam jumlah banyak dan
yang ditempel pada lokasi tertentu. (Kamus Istilah Periklanan
Indonesia, 1996:130)
c) Brosur
Informasi promo yang biasanya dituangkan pada selembar
kertas atau lebih, yang berisi keterangan produk barang dan jasa
yang ditawarkan secara ringkas dan jelas.
d) Banner
Banner atau kain rentang adalah jenis iklan yang dicetak di
kain lebar yang direntangkan atau di pasang di jalan, di depan toko,
commit to user
: 15). Media iklan ini memiliki ukuran yang bervariasi. Selain
dengan cetak offset, pengerjaaan media ini juga dapat
menggunakan teknik sablon.
e) Merchandise
Yaitu hadiah ekstra yang biasa diberikan kepada audience
seperti misalnya kipas, bag, topi dan lain sebagainya.
2) Iklan elektronik
Adalah iklan yang dipasang dengan menggunakan media yang
berbasis perangkat elektronik. Yang termasuk media elektronik yaitu:
a) Radio
Radio memiliki karakteristik yang khas, yaitu hanya dapat
dinikmati melalui audio (suara) saja. Suara dalam iklan radiodapat
berupa salah satu atau perpaduan dari kata-kata (voice), musik dan
sound effect.
b) Televisi
Media televisi merupakan media audio visual yang memiliki
unsur suara, gerak dan gambar sehingga sangat berpotensi untuk
menarik perhatian dan impresif.
Luasnya masyarakat yang dijangkau oleh televisi terkadang
menyebabkan penyiaran bersifat umum dan menjemukan. Oleh
karena itu segmentasi pasar suatu stasiun terbagi-bagi menurut
commit to user
c) InternetInternet adalah media yang memiliki cakupan jangkauan
mengglobal sehingga memungkinkan untuk mempromosikan
produk pada masyarakat dunia. Hanya saja untuk masyarakat
Indonesia, media ini hanya bisa diakses oleh masyarakat perkotaan
besar.
4. Bentuk Pesan dalam Sebuah Desain Iklan
Untuk menciptakan atau mendesain sebuah iklan yang baik, kita harus
terlebih dahulu memahami bentuk-bentuk pesan yang menjadi inti dari iklan
tersebut. Ada dua macam bentuk pesan dalam iklan yaitu:
a. Pesan Verbal
Yaitu pesan yang berupa tulisan. Ada beberapa unsur dalam pesan
verbal, antara lain:
1) Judul / headline
Menurut Frank Jefkins, headline merupakan rangkaian kalimat
atau kata – kata pendek dan ditampilkan secara mencolok, bahkan
headline terkadang lebih mudah dilihat daripada dibaca. (Frank
Jefkins, 1996 : 233)
2) Subheadline
Adalah tulisan yang berisi penjelasan tentang headline.
Subheadline yang baik adalah dengan kata-kata yang sederhana, jelas,
commit to user
Menurut Frank Jefkins, subheadline yang baik dapat diarahkan
untuk :
a) Menjaga kesan gerakan sehingga pembaca dapat diarahkan untuk
tetap mengikuti dan membaca teks iklan (body copy).
b) Menyediakan kekontrasan tipografi.
c) Membagi iklan menjadi bagian-bagian terutama apabila ternyata
terdapat ide atau item-item yang berbeda.
d) Menjadikan iklan lebih menarik, lebih mudah dibaca, lebih jelas.
( Frank Jefkins, 1996 : 234 )
3) Body copy
Pada bagian ini ditulis apa saja yang hendak disampaikan
produsen kepada calon pembeli. Body copy harus dapat mendukung
headline.
Menurut Frank Jefkins, ada beberapa pendekatan atau cara dalam
membuat sebuah body copy yang menarik, diantaranya :
a) Pendekatan emosional, seperti penampilan (self assertion), seks
dan cinta kasih, persahabatan (companionship), pemeliharaan diri
(self preservation), rasa ingin memiliki (acquisitiviness), rasa ingin
tahu, serta keamanan dan kenyamanan.
b) Narasi, dimana body copy dibuat menyerupai suatu cerita.
c) Gambar beserta keterangannya, seperti seri gambar, foto, atau
kartun dengan keterangan-keterangan di bawahnya.
commit to user
e) Kutipan, seperti kutipan pendapat para ahli di bidang tertentu.
(Frank Jefkins, 1996 : 235 - 237)
b. Pesan non verbal
Adapun yang termasuk dalam unsur-unsur non verbal adalah sebagai
berikut:
1) Ilustrasi
Ilustrasi sering dianggap sebagai bahasa universal yang dapat
menembus rintangan yang ditimbulkan dari perbedaan bahasa. Dalam
iklan ilustrasi berfungsi untuk memperjelas atau menerangkan teks
atau pesan yang sekaligus sekaligus penghias serta daya tarik bagi
pemirsanya. Ilustrasi bisa berupa gambar atau foto.
2) Tipografi
Menurut Frank Jefkins, tipografi adalah seni memilih jenis huruf,
dari ratusan jumlah rancangan atau desain jenis huruf yang tersedia;
menggabungkannya dengan jenis huruf yang berbeda; menggabungkan
sejumlah kata-kata yang sesuai dengan ruang yang tersedia; dan
menandai naskah untuk proses typesetting, menggunakan ketebalan
dan ukuran huruf yang berbeda. (Frank Jefkins, 1996 : 248)
3) Warna
Warna adalah salah satu unsur dalam menambah daya tarik
commit to user
membangkitkan emosi manusia. Warna merupakan pelengkap gambar
serta mewakili suasana hati pelukisnya dalam berkomunikasi
Warna merupakan unsur poko dalam seni rupa yang memiliki
fungsi diantaranya:
a) menarik perhatian
b) memperoleh suasana sesuai dengan pesan yang dibuat
c) untuk menambah/menimbulkan suasana meriah
d) membantu membangkitkan perasaan tertentu.
4) Layout / tata letak
Layout adalah desain awal sebuah iklan yang belum jadi. Pada
layout unsur ketepatan sangat diperhitungkan baik teks dan ilustrasi
sudah dibuat rapi lengkap dengan hasil setting.
D. Tinjauan Desain Komunikasi Visual
1. Pengertian Desain Komunikasi Visual
Menurut pendapat Leonardo Widjaya dan Indarsjah Tirtawidjaja yang
dikutip oleh Adi Kusrianto dalam bukunya Pengantar Desain Komunikasi
Visual, Desain Komunikasi Visual adalah
suatu disiplin ilmu yang bertujuan mempelajari konsep-konsep komunikasi serta ungkapan kreatif melalui berbagai media untuk menyampaikan pesan dan gagasan secara visual dengan mengelola elemen-elemen grafis yang berupa bentuk dan gambar, tatanan huruf, serta komposisi warna serta layout (tata letak atau perwajahan). Dengan demikian, gagasan bisa diterima oleh orang atau kelompok yang menjadi sasaran penerima pesan. ( Adi Kusrianto,
commit to user
Adi Kusrianto juga mendefenisikan bahwa Desain Komunikasi Visual
merupakan salah satu cabang Seni Rupa dan Seni Grafis. Namun, ada
perbedaan yang cukup jelas antara Seni Rupa Murni dengan Desain
Komunikasi Visual. Konsep umum Seni rupa murni adalah suatu ekspresi seni
dari seorang perupa (secara subjektif) yang ingin disalurkan kepada penikmat
karyanya melalui kemasan pandang maupun cita rasa. Sedangkan Desain
Komunikasi Visual adalah sebuah bidang studi yang mendasarkan pada tiga
konsep utama (main conceptual), yaitu Konsep berkomunikasi, Konsep
melalui ungkapan kreatif, dan konsep melalui berbagai media. ( Adi
Kusrianto, 2007)
2. Desain
a. Pengertian Desain
Design atau desain merupakan elemen visual yang dikembangkan
dengan dalih tertentu dan diolah sesuai dengan pengiklanan dan
pengemasan. Desain juga bisa disebut sebagai sebuah usaha guna
mendeskripsikan gagasan mengenai bentuk, rupa, ukuran, warna dan
ukuran tata letak beserta unsur-unsurnya yang membentuk wajah suatu
benda. (Kamus Istilah Periklanan Indonesia, 1996:52)
b. Prinsip Desain
Prinsip adalah sesuatu yang bersifat pokok dan paling mendasar.
Jadi, dapat ditarik kesimpulan bahwa Prinsip Desain merupakan hal yang
commit to user
sebuah gagasan atau ide tentang bentuk, rupa, ukuran, warna, dan tata
letak dalam penciptaan sebuah karya desain.
Menurut Frank Jafkins, prinsip dasar desain terdiri dari : hukum
kesatuan, hukum keberagaman, hukum keseimbangan, hukum ritme,
hukum harmoni, hukum proporsi, hukum waktu, dan hukum penekanan.
(Frank Jefkins, 1996 : 245 - 246)
Prinsip dasar desain yang digunakan untuk menciptakan sebuah
desain adalah sebagai berikut:
1) Keseimbangan / Hukum Keseimbangan (Balance)
Yaitu nilai timbang yang sama beratnya. Adalah mendasar sekali
bahwa suatu komposisi desain harus menampilkan keseimbangan
unsur – unsur pembentukannya. Kerseimbangan merupakan prinsip
dalam komposisi yang menghindari kesan berat sebelah atas suatu
bidang atau ruang yang diisi dengan unsur-unsur rupa (Adi
Kusrianto,2007).
Ada tiga jenis keseimbangan dalam desain :
a) Keseimbangan simetris;
Keseimbangan ini dicapai dengan membalikkan bentuk
dengan batas poros tertentu, seperti manusia, hewan, kapal terbang,
mobil dan lain sebagainya. Komponen desain seakan dicerminkan
pada garis sumbu khayal. Keseimbaangan ini memiliki kesan statis,
agung, formal, tenang, tradisional atau kuno bahkan terkadang
commit to user
b) Keseimbangan asimetris;Keseimbangan ini terwujud dengan pengaturan bentuk yang
berbeda besar, warna, beratnya dalam kedudukan yang berlawanan.
Keseimbangan ini terkesan dinamis, riang, modern, informal,
menarik dan berani.
c) Keseimbangan radial
Dalam keseimbangan ini arah perhatianakan terarah pada
bagian tengah, kesan yang ditampilkan seperti ada pancaran dari
tengah lingkaran, mudah ditangkap mata karena seakan diaahkan
fokus ke titik pusat lingkaran.
2) Irama / Hukum Ritme (Rhythm)
Irama adalah pengulangan unsur-unsur desain pembentukannya
Ia dibentuk dengan menempatkan unsur pembentukannya secara
berkesinambuingan dan berselang-seling, sehingga kesan yang timbul
merupakan kesan gerak yang harmonis dan teratur.
Ada beberapa jenis pengulangan irama yaitu:
a) Reguler, yakni pengulangan komponen grafis dengan jarak dan
bentuk yang sama. Biasa dipakai dalam desain border atau bingkai,
ubin loantai, kertas dan motif fashion.
b) Mengalir (flowing) adalah pengulangan bentuk seakan
menciptakan kesan bergerak, dinamis, dan mengalir. Pengulangan
commit to user
c) Progresif / Gradual adalah pengulangan yang terdapat peralihan
antar stepnya, sehingga menimbulkan kesan berproses sedikit demi
sedikit. Dalam animasi disebut morphing. Sebagai contoh gambar
kotak berubah menjadi lingkaran secara bertahap, gradasi warna
dan lainnya.
3) Proporsi dan waktu / Hukum waktu
Proporsi atau sering disebut perbandingan adalah suatu acuan
yang digunakan merancang, meliputi masalah panjang-pendek,
besar-kecil, berat-ringan untuk mencapai suatu kesatuan bentuk yang utuh.
4) Fokus (pusat perhatian)
Merupakan suatau pandangan yang terarahkan kepada sesuatu
titik yang terpusat, fokus tidak selamanya berada di tengah. Ada
beberapa jenis fokus atau pusat perhatian dalam pembuatan suatu
desain:
a) Hirarki
Tidak semua komponen grafis sama pentingnya, audien harus
fokuskan atau arahkan pada satu titik. Ada beberapa tahap fokus,
mulai dari yang terpenting (dominant), pendukung (sub-dominant)
dan pelengkap (sub-ordinant).
(1)Dominant adalah objek yang paling menonjol dan paling
menarik.
(2)Sub-dominant adalah objek yang mendukung penampilan dari
commit to user
b) KontrasKontras adalah penekanan karena adanya perbedaan atau
konflik pada komponen desain. Sebagai contohnya kontras warna
hitam dan warna putih, kontras garis tebal dan tipis, kontras huruf
yang berukuran besar dan kecil.
5) Kesatuan (unity)
Kesatuan / Unity, yaitu keutuhan suatu komposisi yang terdiri
dari berbagai unsur yang berbeda. Kesatuan dalam komposisi
merupakan hal yang penting dalam desain, tidak adaunsur yang tidak
berguna, tidak ada unsur yang saling mengganggu, tidak kurang dan
tidak lebih, saling melengkapi, tidak cacat dan sempurna.
3. Komunikasi
a. Pengertian Komunikasi
Secara etimologi, istilah komunikasi berasal dari perkataan latin
“communication” yang berarti “pemberitahuan” atau “pertukaran pikiran”.
Istilah communicatio tersebut bersumber pada kata “communis” yang
berarti “sama”. “Sama” di sini berarti “kesamaan makna”. (Drs Onong
Uchjana Efendy, M.A, 1983)
Drs Onong Uchjana Efendy, M.A memberikan pengertian
komunikasi yakni, “Komunikasi adalah proses penyampaian pikiran atau
perasaan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan
lambang-lambang yang bermakna sama bagi ke-dua pihak” (Drs Onong Uchjana
commit to user
isyarat, gambar, dan warna. Dari keempat lambang yang digunakan dalam
komunikasi, yang paling umum dipergunakan adalah bahasa. “Bahasa
adalah lambang yang mewakili sesuatu, baik yang berwujud maupun yang
tidak berwujud;dengan perkataan lain: baik yang konkrit, maupun yang
abstrak” (Drs Onong Uchjana Efendy, M.A, 1983:12). Sedangkan
komunikasi dapat efektif jika di dalamnya terjadi perpaduan antara
berbagai lambang yang menunjang lambang bahasa tersebut.
b. Komponen Komunikasi
Harold Lassswell mngemukakan suatu paradigmanya dalam The
Structure and Function of Communication in Society yang dikutip oleh
Prof. Drs. Onong Uchjana Effendy, M.A dalam bukunya Ilmu komunikasi
Teori dan Praktek, yang terkenal dengan kalimat: “Who Say What In
Which In Which Channel it Whom With What Effect?” Berdasarkan
paradigma tersebut terdapat beberapa unsur pokok yang menjadi
komponen komunikasi yakni:
1) Komunikator
“Komunnikator adalah seseorang atau sekelompok orang yang
menyampaikan pikirannya atau perasaannya kepada orang lain.”
(Onong Uchjana Effendy,1983 : 14)
“Pesan sebagai terjemahan dari message adalah lambang makna
(meaningful symbols), yakni lambang yang membawakan pikiran atau
commit to user
2) Komunikan
“Komunikan adalah seseorang atau sejumlah orang yang menjadi
sasaran komunikator ketika menyampaikan pesannya”. (Onong
Uchjana Effendy,1983 : 15)
“Media adalah sarana untuk menyalurkan pesan-pesan yang
disampaikan oleh komunikator kepada komunikan” (Onong Uchjana
Effendy,1983:16). Penggunaan media sangat tergantung pada kondisi
komunikan, baik itu jumlah maupun jarak. Media yang akan digunakan
dalam promosi ini adalah surat kabar, majalah, website, serta
media-media luar ruangan.
3) Efek
Efek adalah tanggapan, respons atau reaksi komunikan ketika ia
atau mereka menerima pesandari komunikator. Jadi efek adalah akibat
dari proses komunikasi. Apabila tanggapan komunikan disampaikan
olehnya kepada komunikator, atau merupakan hasil kegiatan
komunikator maka itu dinamakan umpan balik atau feedback. Efek
atau tanggapan yang diharapkan setelah proses promosi ini adalah
terjadinya perubahan sikap (attitude), pendapat (opinion), dan tingkah
laku (behavior) target audien, sehingga tujuan promosi ini bisa
commit to user
c. Proses KomunikasiOnong Uchjana Effendy juga memaparkan tentang proses
komunikasi yang terbagi menjadi dua tahap, yaitu secara primer dan secara
sekunder.
1) Proses komunikasi secara primer
Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian
pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan
menggunakan lambang (lambang) sabagai media. Lambang tersebut
yang secara langsung dapat menerjemahkan pikiran komunikator
kepada komunikan. Sebagai contohnya penggunaan bahasa, isyarat,
gambar, warna dan lain-lain. Komunikasi primer dapat dilakukan
secara tatap muka (face to face), seperti contohnya seminar, workshop
budaya, pidato, kuliah dan lain sebagainya. Dalam proses komunikasi
ini komunikator dapat mengetahui tanggapan atau reaksi yang
diberikan oleh komunikan secara langsung, karena umpan balik balik
yang diberikan komunikan dinamakan umpan balik seketika
(immendiate feedback).
2) Proses komunikasi secara sekunder
Proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian
pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau
sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media
yang pertama. Sebagai contohnya penggunaan surat, telepon, televisi,
commit to user
Komunikasi bermedia dapat dikategorikan dalam proses
komunikasi secara sekunder. Sejalan dengan perkembangan peradaban
dan kebudayaannya komunikasi bermedia (mediated communication)
mengalami kemajuan yang sangat pesat, dengan memadukan
komunikasi berlambang bahasa dengan komunikasi gambar dan warna.
Misalnya televisi dan film merupakan media yang mengandung
bahasa, gambar dan warna yang merupakan hasil dari perkembangan
teknologi.
Peranan media dalam proses komunikasi sangat penting,
disebabkan keefisiennya dalam mencapai komunikan, dengan media
jangkauan terhadap target sasaran sangat luas. Surat kabar, dan
televisi misalnya, merupakan media yang efisien dalam mencapai
komunikan dalam jumlah yang banyak. Umpan balik dalam
komunikasi bermedia massa, dinamakan umpan balik tertunda
(delayed feedback) karena sampainya tanggapan atau reaksi khalayak
kepada komunikator memerlukan tenggang waktu.
Media yang digunakan dalam proses komunikasi secara sekunder
dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis yakni Media massa
(massmedia) dan Media nirmassa atau media non-massa (non-mass
media). Media massa contohnya radio, televisi, surat kabar memiliki
ciri massif (massive) atau massal yakni tertuju kepada sejumlah orang
yang relatif banyak. Sedangkan media nirmassa atau media non massa
commit to user
contohnya media nirmassa atau media non-massa yaitu, surat, poster,
telegram, spanduk, buletin dan papan pengumuman.
4. Visual
a. Pengertian Visual
Visual adalah hal-hal yang berhubungan dengan penglihatan atau
berhubungan dengan indera mata.
b. Unsur-unsur Visual
Seperti yang disampaikan oleh Adi Kusrianto (2007:30-32), untuk
mewujudkan suatu tampilan visual, ada beberapa unsur yang diperlukan,
yaitu :
1) Titik
Titik adalah suatu unsur visual yang wujudnya relatif kecil, di
mana dimensi memanjang dan melebarnya dianggap tidak berarti. Titik
cendrung ditampilkan dalam bentuk kelompok, dengan variasi jumlah,
susunan, dan kepadatan tertentu.
2) Garis
Garis dianggap sebagai unsur visual yang banyak berpengaruh
terhadap pembentukan suatu objek sehingga garis, selain dikenal
sebagai goresan atau coretan, juga menjadi batas limit suatu bidang
atau warna. Ciri khas garis adalah terdapatnya arah serta dimensi
memanjang. Garis dapat tampil dalam bentuk lurus, lengkung,
commit to user
hal, yaitu orang yang membuatnya, alat yang digunakan serta bidang
dasar tempat garis digoreskan.
3) Bidang
Bidang merupakan unsur visual yang berdimensi panjang dan
lebar. Ditinjau dari bentuknya, bidang bisa dikelompokkan menjadi
dua, yaitu bidang geometri / beraturan dan bidang nongeometri / tidak
beraturan. Bidang geometri adalah bidang yang relatif mudah diukur
keluasannya, sedangkan bidang nongeometri merupakan bidang yang
relatif sukar diukur keluasannya. Bidang bisa dihasilkan dengan
menyusun titik maupun garis dalam kepadatan tertentu, dan dapat pula
dihadirkan dengan mempertemukan potongan hasil goresan satu garis
atau lebih.
4) Ruang
Ruang dapat dihadirkan dengan adanya bidang. Pembagian
bidang atau jarak diantara objek berunsut titik, garis, bidang, dan
warna. Ruang lebih mengarah pada perwujudan tiga dimensi sehingga
ruang dapat dibagi dua, yaitu ruang nyata dan ruang semu. Keberadaan
ruang sebagai salah satu unsur visual sebenarnya tidak dapat diraba
tetapi dapat dimengerti.
5) Warna
Warna sebagai unsur visual yang berkaitan dengan bahan yang
mendukung keberadaannya ditentukan oleh jenis pigmennya. Kesan
yang diterima oleh mata lebih ditentukan oleh cahaya. Permasalahan
commit to user
Saturation (nilai kepekatan), dan lightness (nilai cahaya dari gelap ke
terang). Ketiga unsur tersebut memiliki nilai 0 hingga 100. Hal yang
paling menentukan adalah lightness. Jika ia bernilai 0, maka seluruh
palet warna akan menjadi hitam (gelap tanpa cahaya), sebaliknya jika
lightness bernilai 100, maka warna akan berubah menjadi putih, alias
tidak berwarna karena terlalu silau.
6) Tekstur
Tekstur adalah nilai raba dari suatu permukaan. Secara fisik,
tekstur dibagi menjadi tekstur kasar dan halus, dengan kesan pantul
mengkilap dan kusam. Ditinjau dari efek tampilannya, tekstur
digolongkan menjadi tekstur nyata dan tekstur semu. Disebut tekstur
nyata bila ada kesamaan antara hasil raba dengan penglihatan.
Misalnya, bila suatu permukaan terlihat kasar dan ketika diraba juga
terasa kasar. Sementara itu, pada tekstur semu terdapat perbedaan
antara hasil penglihatan dan perabaan. Misalnya, bila dilihat tanpak
kasar, tetapi ketika diraba ternyata sebaliknya, yaitu terasa halus.
Dalam penerapannya, tekstur dapat berpengaruh terhadap unsur visual
lainnya, yaitu kejelasan titik, kualitas garis, keluasan bidang dan ruang,
commit to user
BAB III
IDENTIFIKASI DATA
A. Obyek Perancangan
1. Gambaran Umum Pariwisata Kabupaten Sumbawa
Jika berbicara mengenai jenis pariwisata berdasarkan obyek wisatanya,
maka di Kabupaten Sumbawa jenis pariwisata yang paling menonjol adalah
pariwisata alam dan pariwisata budaya. Pengembangan pariwisata di
Sumbawa, tidak lepas dari kerja sama komponen - komponen pendukung
pariwisata yaitu pemerintah, masyarakat, dan pelaku usaha di bidang
pariwisata. Kerja sama ini telah terjalin dengan baik dan akan ke depan, akan
dikembangkan lebih optimal, mengingat tantangan pariwisata ke depan bagi
Kabupaten Sumbawa sangat besar.
Seperti yang disampaikan oleh Ir. Padusung, MM. bahwa pariwisata
Kabupaten Sumbawa ke depan akan dikembangkan secara maksimal. Untuk
jangka pendek, pariwisata Kabupaten Sumbawa mulai menyiapkan diri
menyambut program pariwisata provinsi NTB yaitu Visit Lombok - Sumbawa
2012, seiring telah dibangunnya Bandara Udara Internasional di Kabupaten
Lombok Tengah. Pengembangan pariwisata Kabupaten Sumbawa, melalui
Dinas Pemuda, Olah Raga, Kebudayaan dan Pemuda Kabupaten Sumbawa,
mulai merintis beberapa trobosan baru, dengan melakukan pembenahan pada
obyek - obyek pariwisata yang telah ada maupun mengeksplor obyek - obyek
wisata baru yang potensial untuk dikembangkan. Masyarakat dan pelaku
commit to user
lagi pariwisata Kabupaten Sumbawa hanya menjadi “lokasi transit” wisatawan
dari Pulau Bali, Lombok, maupun Pulau Komodo, tapi akan menjadi Daerah
Tujuan Wisata utama dan diperhitungkan dalam Pariwisata Indonesia.
Namun, semenjak tahun 2000 keadaan pariwisata Kabupaten
Sumbawa mulai mengalami penurunan, ditandai dengan berkurangnya animo
wisatawan yang datang berkunjung. Seperti yang disampaikan oleh M.
Swatidika, Manager Kencana Beach Cottages; bahwa semenjak krisis moneter
dan tragedi Bom Bali yang terjadi di Indonesia, kunjungan wisatawan
khususnya wisatawan asing ke Kabupaten Sumbawa mulai menurun. Apalagi
di tahun 2009 ini, saat terjadinya krisis global, hampir 50% wisatawan asing
yang telah menjadwalkan perjalanan ke Kabupaten Sumbawa telah
membatalkan perjalanannya. Hal ini merupakan kondisi terkini yang sedang di
alami oleh pariwisata Kabupaten Sumbawa. Perlu adanya pembenahan segera
oleh seluruh pihak terkait, baik dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan
masyarakat guna mengangkat kembali citra pariwisata Indonesia, termasuk
citra pariwisata Kabupaten Sumbawa di dalamnya.
2. Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten
Sumbawa
a. Arah Pengembangan Pariwisata Kabupaten Sumbawa
1) Menciptakan iklim yang kondusif bagi pertumbuhan usaha dan industri
kepariwisataan di Kabupaten Sumbawa.
2) Tetap menjaga dan memelihara kepribadian bangsa, membangun dan
commit to user
melestarikan fungsi dan mutu lingkungan hidup di Kabupaten
Sumbawa.
3) Peningkatan kualitas dan kuantitas promosi serta pemasaran wisata
yang dilaksanakan baik di dalam daerah, luar daerah, maupun di luar
negeri.
4) Perbaikan sarana dan prasarana kepariwisataan guna meningkatkan
mutu pelayanan kepada para wisatawan yang mengunjungi Kabupaten
Sumbawa.
5) Peningkatan mutu sumber daya manusia melalui penyuluhan
(pokdarwis), kursus - kursus terhadap aparat pengelola jasa usaha
sarana pariwisata dan kelompok seni budaya, industri kerajinan, dan
lain - lain.
b. Sasaran Pengembangan Pariwisata Kabupaten Sumbawa
1) Peningkatan arus kunjungan wisata.
2) Peningkatan rata-rata lama tinggal wisatawan asing maupun domestik.
3) Peningkatan jumlah akomodasi pariwisata.
4) Peningkatan jumlah biro perjalanan wisata.
5) Peningkatan mutu pelayanan pariwisata.
6) Peningkatan dan kelancaran arus transportasi.
7) Peningkatan daya tampung dan penyerapan tenaga kerja bidang
kepariwisataan.
8) Peningkatan promosi dan pemasaran pariwisata.
commit to user
10)Peningkatan fungsi kawasan wisata dengan pembangunan terpadu.
11)Peningkatan pendapatan masyarakat, daerah dan negara.
12)Peningkatan pendayagunaan produksi regional (lokal) dan nasional.
c. Peluang pengembangan pariwisata Kabupaten Sumbawa
1) Lancarnya arus transportasi darat, laut, dan udara guna mendukung
kunjungan perjalanan wisatawan.
2) Kebijaksanaan pariwisata pemerintah Kabupaten Sumbawa yang
menetapkan pariwisata sebagai sektor andalan dan penunjang
peningkatan sektor ekonomi.
3) Tingkat pendapatan penduduk yang semakin membaik dan rata-rata
pendidikan masyarakat yang semakin tinggi.
4) Keamanan dan kenyamanan yang cukup kondusif.
d. Hambatan / kendala pengembangan pariwisata Kabupaten Sumbawa
1) Belum tersedianya data yang akurat tentang lokasi dan kawasan
pariwisata yang diprioritaskan, karena sistem pendataan yang masih
manual.
2) Masih terkosentrasinya perhatian wisatawan mancanegara pada daerah
atau obyek wisata utama, yaitu pulau Bali, pulau Lombok, pulau
Komodo, dan Toraja; sehingga Sumbawa hanya sebagai daerah transit.
3) Penyediaan sarana dan prasarana sebagai penunjang pembangunan
commit to user
4) Kegiatan promosi dan pemasaran wisata, khususnya ke luar negeri
masih sangat kurang karena keterbatasan dana.
5) Pengembangan obyek wisata unggulan yang bermutu dan yang
bervariatif masih sangat terbatas.
6) Pusat-pusat informasi pariwisata (Tourist Information Center) yang
masih terbatas, baik pada fasilitas dan sumber daya manusianya.
7) Kurangnya minat para investor untuk menanamkan modalnya,
disebabkan oleh kurangnya informasi dan promosi tentang pariwisata
Kabupaten Sumbawa.
8) Kurang tersedianya fasilitas penunjang di kawasan wisata, seperti
listrik, air bersih, dan telekomunikasi.
e. Struktur Organisasi Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata
Kabupaten Sumbawa ( SK Bupati Sumbawa Nomor 11 Tanggal 21 Januari
[image:53.612.150.521.223.644.2]2008 )
Gambar 2. Bagan Struktur Organisasi Dinas Pemuda Olah Raga Kebudayaan
commit to user
3. Analisa Potensi Obyek Wisata
a. Keadaan Obyek dan Daya Tarik Wisata
Berdasarkan data BAPPEDA Pemerintah Kabupaten Sumbawa
Tahun 2008, Obyek priwisata di Kabupaten Sumbawa yang terdiri dari
obyek wisata alam, obyek wisata buatan, rekreasi bahari, rekreasi
non-bahari, dan rekreasi budaya; yaitu :
1) Obyek wisata Alam 41 lokasi.
2) Obyek wisata Buatan 17 lokasi.
3) Tempat Hiburan/ Rekreasi Bahari 30 lokasi.
4) Tempat Hiburan/ Rekreasi NonBahari 16 lokasi.
5) Tempat Hiburan/ Rekreasi Budaya 12 lokasi.
b. Sarana dan Prasarana Penunjang Pariwisata
Data dari analisa pasar wisatawan Kabupaten Sumbawa tahun 2007,
menerangkan bahwa :
1) Transportasi Udara
Kabupaten Sumbawa memiliki 2 buah bandara udara, yaitu
Bandara Brang Biji di kota Sumbawa Besar dan Bandara Lunyuk di
kecamatan Lunyuk. Bandara Brang Biji dengan daya dukung F-27
terbatas, Run Way 1.450 mx 30 m, Taxi Way 93 x 15 m2 dengan jam
oprasi antara 07.00 s/d 17.00. (Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan
commit to user
Bandara Brang Biji melayani rute perbangan
Bali-Mataram-Sumbawa empat kali dalam seminggu melalui perusahaan
penerbangan Trans Nusa. (Julmansyah, 2008)
2) Transportasi Darat
Jaringan transportasi di Kabupaten Sumbawa terdiri dari jalan
nasional, jalan provinsi, dan jalan kabupaten. Jalan nasional
membentang longitudinal melalui pusat-pusat ekonomi pulau
Sumbawa dan menghubungkan pusat-pusat pemasaran dan pelabuhan.
Sedangakan jalan-jalan provinsi dan kabupaten berfungsi sebagai
Feeder Roads (arteri kolektor), yang menghubungkan penduduk
pedesaan dan daerah-daerah produksi dengan jalan nasional.
3) Transportasi Laut
Hubungan antar pulau bagi masyarakat Kabupaten Sumbawa
dihubungkan dengan kapal Ferry (Regular Service Line). Ada dua
penyebrangan melalui Kabupaten Sumbawa, yaitu Pelabuhan Poto
Tano-Pelabuhan Kayangan (Pulau Lombok) dilayani 16 jam dan
Pelabuhan Badas (Mulut Kali)-Pulau Moyo dan Pulau Medang.
4) Akomodasi
Jumlah hotel di Kabupaten Sumbawa pada tahun 2007 mencapai
27 buah dengan jumlah tempat tidur 864 buah. Dari jumlah tersebut,
hotel berbintang terdiri dari 3 buah dengan jumlah kamar 52 buah dan
lokasi hotel terkosentrasi di Kecamatan Sumbawa dan Kecamatan
commit to user
5) Biro Perjalanan Wisata / Agen Perjalanan Wisata
Jumlah Biro Perjalanan Wisata / Agen Perjalanan Wisata di
Kabupaten Sumbawa sebanyak empat buah.
6) Pelayanan Informasi Pariwisata
Pelayanan informasi pariwisata selain dilayani oleh para
pengusaha di bidang pariwisata, juga melalui Dinas Pemuda Olah
Raga Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sumbawa. Informasi
disampaikan melalui media promosi seperti Brossure, Tourist Map,
Calender Of Event, Website; Lombok Sumbawa Promo; dan
sebagainya.
4. Barapan Kebo sebagai Wisata Budaya Kabupaten Sumbawa
a. Sejarah Barapan Kebo
Menurut Aries Zulkarnain, seorang budayawan dan tokoh
masyarakat di kota Sumbawa Besar, sejarah Barapan Kebo dimulai ketika
masyarakat kabupaten Sumbawa yang pada waktu itu bermata pencaharian
sebagai petani dan peternak, mengenal pengolahan lahan pertanian
(sawah) secara teknis. Pengolahan lahan pertanian (sawah) secara teknis
maksudnya adalah bahwa waktu itu, masyarakat Sumbawa yang memiliki
sawah berhektar-hektar dan ternak beratus-ratus ekor, berusaha
menemukan cara / sistem tekonologi pengolahan sawah yang baik. Dengan
potensi ternak yang mereka punyai, khususnya ternak kerbau; masyarakat
mencoba memanfaatkan ternak kerbau ini untuk dijadikan alat dalam
commit to user
sistem pengolahan sawah dengan memanfaatkan ternak kerbau, yang
disebut Maruma.
Maruma adalah memasukkan beberapa ekor kerbau ke dalam
sawah, kemudian kerbau-kerbau tersebut digiring, dikejar, dan dihadang
agar tidak keluar dari sawah. Hal ini dimaksudkan agar dengan injakan
kaki kerbau-kerbau tersebut, maka kondisi tanah sawah menjadi hancur
dan berlumpur. Dengan kondisi tanah sawah yang hancur dan berlumpur,
maka proses menanam padi pun siap dilaksanakan.
Setelah padi mulai tumbuh, ternyata ditemukan banyak sekali
rumput atau gulma pengganggu di dalam sawah. Maka kemudian
masyarakat pada waktu itu, mulai mengembangkan sistem maruma
dengan membuat dan menambahkan Kareng serta Noga pada kerbaunya.
Kareng adalah alat pembersih rumput yang terbuat dari kayu. sedangkan
Noga adalah kayu penyatu untuk menyatukan dua ekor kerbau (agar
berpasangan), dimana di tengahnya diikatkan kareng yang nanti akan
ditarik oleh kerbau tersebut. Untuk menngendalikan arah jalan kerbau, si
pemilik pun menggunakan Mangka