KOMPAS
.
Selasa0
Rabu0
Kamis0
Jumat4 5 6 7 8
l!)
10 1120
21
22
23
24
25
26
o
Mar OApr
OMei
OJun
OJul
0
Ags
o
Sabtu
0
Minggu
12 13 14 15 16
27 28 29 30 31
OSep OOkt ONov ODes
Masuk
PTN Ruwet
Otonomi Penerimaan Mahasiswa Dievaluasi
JAKARTA,
KOMPAS
-
Pemerintah akan
mengevaluasi kembali otonomi perguruan tinggi
dalam hal penerimaan calon mahasiswa barn. Kajian
akan dilakukan secara akademis, sosial, dan ekonomi
sehingga semua pihak diuntungkan serta
mencerminkan prinsip keadilan.
Demikian dikemukakan Men-teri Pendidikan Nasional Mo-hammad Nub seusai rapat La-poran Anggaran Kementerian Pendidikan Nasional dengan Ko-misi X DPR, Senin (8/2).
Keputusan untuk meninjau ulang !!istem penerimaan calon mahasiswa perguruan tinggi ne-geri (PTN) dilakukan karena ba-nyaknya keluban masyarakat so-al banyaknya jso-alur masuk ke PTN. Selain membuat bingung calon mahasiswa, banyaknya ja-lur juga merugikan karena calon mahasiswa harns berkali-kali membeli formulir yang harganya berkisar Rp 200.000-Rp 850.000 per formulir.
Di sisi lain, beberapajalur ma-suk PTN pendaftarannya dibuka sebelum siswa mengikuti ujian nasional (UN) sehingga konsen-trasi siswa terbagi antara meng-ikuti UN dan mengmeng-ikuti seleksi masuk PTN.
"Falsafah dasarnya otonomi. PTN diberi keleluasaan dalam penerimaan calon mahasiswa ba-ru. Tetapi, akan ditinjau apakah otonomi sebebas-bebasnya ini
--- -~---
-mengganggu sistem
belajar-mengajar atau tidak. Merugikan siswa atau tidak," kata Moham-mad Nub. "Jika merugikan, akan ada regulasi yang khusus meng-atur penerimaan calon mahasis-wa barn itu," ujarnya. .
Mendiknas juga mengakui, ba-nyaknya jalur masuk PTN de-ngan biaya pendaftaran yang be-ragam dikhawatirkan akan me-ngurangi kesempatan anak dari keluarga yang kurang mampu untuk membeli formulir seleksi masuk PTN.
Sebenarnya, kata Mohammad Nub, sudah ada seleksi nasional masuk perguruan tinggi negeri (SNMPTN) yang dilakukan se-cara serentak oleh sejumIah PTN. "Ide SNMPTN itu supaya ada semangat kebersamaan sesama PTN. Selain itu, juga supaya calon mahasiswa tidak perlu menge-luarkan biaya pendaftaran ber-kali-kali untuk seleksi masuk PTN. Dengan SNMPTN,anak cu-ma perlu mendaftar satu kali dan bisa memilih PTN mana saja. ltu bagian dari upaya untuk efisiensi dan optimalisasi," ujarnya.
.~~.~~~~..~.~~.~!..~.~.~.~.~~.~~~~~~~.!.!~~~!..~.~.~~~!... .~.~.~.~~!~.~ ~~~~~~~.!!~~9.t~~~~...
.
Seleksi
Masuk
UI(Simak
UI)
i
UI
·
SeleksiNasionalMasukPerguruanTlnggli
UGM,UnivSriwijaya,ITB,UnivNegeri(SNMPTN)
i
NegeriJakarta,UnivNegerii
Yogyakarta, U~~ad, UNS, IPB.
UjianTulls(Utul)i
UGM.
PenelusuranBakat Olahraga dan Seni (PBOS)i UGM.
PenelusuranBibitUnggul(PBU)!
UGM.
PenelusuranMinat dan Kemampuan(PMDK)1
UNS·
PenelusuranMinatPrestasi(PMP)i
Unsri.
UndanganSeleksiMasukIPB(USMI)!
IPB. PenelusuranMinat,Bakat,danPotensiITB i ITB (PMBP-ITB)Terpusat
.
PenerimaanMahasiswaBaruSeleksi Khusus(PMB-SK).
Jalur Khusu~Program Eksakta.
PenelurusanMinatdanKemampuan (PMDK)Berprestasi.
PMDKReguler.
PMDKBerbeasiswa.
Prestasi,Seni,danKeilmuan,.Ujian Saringan Masuk (USM) Daerah
.
JalurKhususKedolster"n(
ITS ITS Unhas .ITB ~'lJ~pad
roTo;-KOMP.-\.~,'BAIIAN,\ PATHIA (tUPTA GRXFiK:-pANDU
WakiI Menteri Pendidikan Na-sional Fasli Jalal mengingatkan, melalui SNMPTN setiap anak di mana pun dia berada bisa me-milih dan mengikuti seleksi PTN yang dia minati.
"Dengan sistem penerimaan
calon mahasiswa PTN yang ber-variasi sekarang, harus dievaluasi apakah lebih lil1enguntungkan atau menghambat, atau adakah jalan tengahnya. Kita belum bisa meniIai apakah ini benar atau salah," kata Fasli. (LUK)