PENGELOLAAN KEDISIPLINAN DAN KEMANDIRIAN PESERTA DIDIK
DI SMP NEGERI 2 PRACIMANTORO
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan Kepada Program studi Manajemen Pendidikan Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta untuk Memenuhi salah Satu Syarat Guna Memperoleh
Gelar Magister dalam Ilmu Manajemen Pendidikan
Disusun oleh :
PUSPITA WIDJAYANTI Q 100 110 157
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN
PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
Halaman Persetujuan Naskah Publikasi
PENGELOLAAN KEDISIPLINAN DAN KEMANDIRIAN PESERTA DIDIK
DI SMP NEGERI 2 PRACIMANTORO
Disusun oleh :
PUSPITA WIDJAYANTI
Q 100 110 157
Telah disetujui oleh Pembimbing
Pembimbing I Pembimbing II
Prof. Dr. Budi Murtiyasa, M.Kom Drs. Maryadi, MA
PENGELOLAAN KEDISIPLINAN DAN KEMANDIRIAN PESERTA DIDIK Self‐ reliance in SMP Negeri 2 Pracimantoro. Post Graduate Program. Muhammadiyah University Surakarta. Thesis. 2013. This studynis intended to determine and describe The Management of student’s dicipline and Self – reliance in SMP Negeri 2 Pracimantoro in data the researcher takes interview, observation and document analysis. Data analysis is a unit of three stage. The stages are reduction process, presentation of data and the conclusion. The result of the study yields: (1) The plan of student’s diciplin is implemented by making rules with sanctions and involving all the school stakeholder. The plan of student’s self reliance is implemented by providing extracurricular activities that meet student’s need. (2) The organization of student’s deciplin and self – reliance is examining the student’s record of violations. When the vioation’s record decreaces every mont, it means the dicipline is accepted well by the students.
Password: Students management, discipline, self‐reliance
PENDAHULUAN
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (UU No. 20 Tahun 2003).
Dalam rangka mempersiapkan peserta didik yang berkualitas dan mampu
untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, maka SMP Negeri 2
Pracimantoro berusaha untuk menerapkan komponen – komponen pengelolaan
peserta didik secara maksimal. Penggelolaan peserta didik itu diantaranya adalah
penerapan kedisiplinan dan kemandirian dari peserta didik.
Keberhasilan dan kesuksesan peserta didik dikemudian hari tentunya tidak
lepas dari bagaimana SMP Negeri 2 Pracimantoro sebagai institusi pendidikan
mengelola peserta didiknya lewat sumber daya – sumber daya yang ada secara
maksimal. Pendidikan yang diberikan tidak hanya pendidikan dalam ilmu
pengetahuan saja, tetapi juga pendidikan karakter dan moral. Karena pendidikan
merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia.
Oleh karena itu peneliti tertarik untuk meneliti tentang kedisiplinan dan
kemandirian peserta didik di SMP Negeri 2 Pracimantoro, pada objek
pengelolaan kedisiplinan dan kemandirian peserta didik.
Jika di lacak dari akar bahasanya ternyata kata “manajemen” berasal dari
melakukan. Kata – kata sebagaimana diuraikan, jika digabung menjadi kata kerja
“manager” yang artinya menangani. Hal ini juga dikatakan oleh Terry (Wibowo,
2013: 29) yang mendefinisikan bahwa manajemen sebagai proses yang terdiri
dari perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengontrolan, guna
mencapai tujuan dengan sumber daya – sumber daya yang ada. Berdasarkan
pendapat beberapa ahli di atas, secara singkat dapat disimpulkan bahwa yang
dimaksud dengan manajemen atau pengelolaan adalah usaha untuk mencapai
tujuan yang dilakukan secara bersama – sama yang meliputi perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian.
Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasioanal
(Sisdiknas), peserta didik didefinisikan sebagai setiap manusia yang berusaha
mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran pada jalur pendidikan
baik pada pendidikan formal maupun pendidikan non formal, pada jenjang
pendidikan dan jenis pendidikan tertentu. Peserta didik adalah manusia yang
memiliki diferensiasi potensi dasar kognitif atau inteliktual, afektif, dan
psikomotorik (Danim, 2010: 2). Dari definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa
yang disebut dengan peserta didik adalah manusia yang berusaha untuk
mengembangkan potensi pada jalur formal dan nonformal.
Pengelolaan peserta didik atau pupil personnel administration dapat
diartikan sebagai suatu layanan yang memusatkan perhatian pada pengaturan,
pengawasan dan layanan peserta didik di kelas dan di luar kelas seperti:
kemampuan, minat, kebutuhan sampai ia matang di sekolah (Imron, 2012: 6).
Menurut Arikunto (Wibowo, 2013: 71) pengelolaan peserta didik adalah kegiatan
pencataan peserta didik, mulai dari proses penerimaan hingga peserta didik
tersebut lulus dari sekolah bersangkutan, disebabkan karena sudah purna
belajar. Dari beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa pengelolaan
peserta didik adalah pencatatan dan pengaturan peserta didik dimulai dari
proses penerimaan sampai dengan kelulusan. Pengelolaan peserta didik secara
umum bertujuan untuk mengatur kegiatan‐kegiatan peserta didik agar kegiatan‐
kegiatan tersebut menunjang proses belajar mengajar di sekolah, sehingga
proses belajar mengajar di sekolah dapat berjalan lancar, tertib dan teratur yang
akhirnya dapat memberikan kontribusi bagi pencapaian tujuan sekolah dan
tujuan pendidikan secara keseluruhan. Sedangkann tujuan pengelolaan
pendidikan secara khusus adalah menyalurkan dan mengembangkan
kemampuan umum (kecerdasan), bakat dan minat peserta didik.
Kedisiplinan sangat penting artinya bagi peserta didik. Oleh karena itu
kedisiplinan harus ditanamkan secara terus menerus kepada peserta didik.
Penanaman kedisiplinan secara terus menerus akan menjadikan sebuah
kebiasaan bagi peserta didik. Orang – orang yang berhasil dalam bidangnya
masing – masing, umumnya mempunyai kedisiplinan yang tinggi. Sebaliknya
orang gagal, umumnya tidak disiplin. Menurut The Liang Gie (Imron, 2012: 172)
memberikan pengertian kedisiplinan adalah suatu keadaan tertib di mana orang
peraturan yang telah ada dengan senang hati. Good’s (Imron, 2012: 172)
mengartikan kedisiplinan sebagai : 1). Proses atau hasil pengarahan atau
pengendalian keinginan, dorongan atau kepentingan guna mencapai maksud
atau untuk mencapai tindakan yang lebih efektif, 2). Mencari tindakan terpilih
dengan ulet, aktif dan diarahkan sendiri, meskipun menghadapi rintangan, 3).
Pengendalian perilaku secara langsung dan otoriter dengan hukuman atau
hadiah, 4). Pengekangan dorongan dengan cara yang tak nyaman dan bahkan
menyakitkan. Berdasarkan pengertian – pengertian tersebut dapat disimpulkan
bahwa yang disebut dengan kedisiplinan adalah suatu keadaan di mana sesuatu
itu dalam keadaan tertib, teratur dan tidak ada pelanggaran – pelanggaran baik
secara langsung maupun tidak langsung yang dilakukan sejak kecil.
Menurut Hetherington (Susanto, 2010), kemandirian menunjukkan kepada
adanya kemampuan untuk mengambil inisiatif, kemampuan mengatasi masalah,
penuh ketekunan, mengatasi sendiri kesulitannya dan ingin melakukan hal – hal
untuk dan oleh dirinya sendiri. Kemandirian berarti kemampuan seseorang untuk
melakukan, memikirkan dan merasakan sesuatu, untuk mengatasi masalah,
bersaing, mengerjakan tugas, dan mengambil keputusan dengan tingkat
kepercayaan diri yang tinggi, bertanggung jawab, serta tidak bergantung pada
bantuan orang lain. Kemandirian merupakan aspek yang berkembang dalam diri
setiap orang, yang bentuknya sangat beragam, pada tiap orang yang berbeda,
tergantung pada proses perkembangan dan proses belajar yang dialami masing‐
dengan kemandirian adalah suatu keadaan dimana seseorang dapat mengatasi
masalah sendiri tanpa bergantung orang lain.
Fokus penelitian ini, “Bagaimana Pengelolaan Kedisiplinan dan
Kemandirian Peserta Didik di SMP Negeri 2 Pracimantoro?”. Fokus tersebut
dirinci menjadi empat subfokus. (1) Bagaimana Perencanaan Kedisiplinan dan
Kemandirian Peserta Didik ? (2) Bagaimana Pengorganisasian Kedisiplinan dan
Kemandirian Peserta Didik ? (3) Bagaimana Penggerakan Kedisiplinan dan
Kemandirian Peserta Didik ? (4) Bagaimana Pengendalian Kedisiplinan dan
Kemandirian Peserta Didik ?
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mendiskripsikan, (1) Perencanaan
Kedisiplinan dan Kemandirian Peserta Didik, (2) Pengorganisasian Kedisiplinan
dan Kemandirian Peserta Didik, (3) Penggerakan Kedisiplinan dan Kemandirian
Peserta Didik, (4) Pengendalian Kedisiplinan dan Kemandirian Peserta Didik
METODE PENELITIAN
Penelitian yang dilakukan adalah jenis penelitian kualitatif, dengan desain
penelitian etnografi (ethnographic problems) yang memfokuskan pada fenomena
yang berjalan, serta gejala yang sedang berlangsung. Penelitian mengambil lokasi
di SMP Negeri 2 Pracimantoro, yang berlokasi di desa Tubokarto, Pracimantoro,
Wonogiri. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pengamatan, wawancara dan dokumentasi. Data yang digunakan adalah data
pengambilan foto. Sebagai nara sumber dalam penelitian ini adalah Kepala
Sekolah, Guru Bimbingan Konseling, Wakas Kesiswaan dan Karyawan. Dalam
penelitian ini peneliti hadir secara langsung di lanpangan untuk mengumpulkan
data yang diperlukan dalam situasi yang sesungguhnya. Analisis data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah analisis model interaktif. Untuk
memproses analisis data model ini, diperlukan tiga proses:
Pengumpulan Data
Reduksi Data Penyajian Data
Penarikan Kesimpulan/ Verivikas
Gambar 1
Model Analisis Interaktif Miles dan Huberman (2007: 20)
Uji keabsahan data penelitian terbagi dalam empat kriteria yaitu: derajat
kepercayaan (kredibilitas), keteralihan (transferabilitas), kebergantungan
(dependabilitas), dan kepastian (konfirmabilitas).
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian, perencanaan kedisiplinan dan kemandirian
peserta didik di SMP Negeri 2 Pracimantoro dilaksanakan dengan cara membuat
seluruh stake holder sekolah. Sedangkan perencanaan kemandirian peserta didik
dilakukan dengan cara membuat kegiatan ekstrakurikuler oleh sekolah yang
disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik. Dalam mengorganisasikan
kedisiplinan dan kemandirian peserta didik adalah dengan cara melibatkan
semua pihak dengan satu komando. Penggerakan kedisiplinan peserta didik
dilakukan secara internal dan eksternal. Secara internal dengan melibatkan OSIS,
Guru dan Karyawan. Pelaksanaannya lewat MOS, upacara, penempelan tata
tertib di kelas – kelas, dan keteladanan. Secara eksternal dengan melibatkan
pihak kepolisian, koramil, kecamatan, serta puskesmas. Kegiatannya disesuaikan
dengan masing – masing instansi. Penggerakan kemandirian peserta didik dapat
dilaksanakan dengan membuat tempat untuk menampung aspirasi dan bakat
siswa, yang disebut dengan kegiatan ekstrakurikuler. Pelaksanaan kemandirian
melibatkan pihak intern, yaitu dengan melibatkan guru yang sesuai dengan
keahliannya. Evaluasi kedisiplinan dilakukan dengan cara melihat catatan –
catatan pelanggaran peserta didik. Semakin sedikit catatan pelanggaran peserta
didik setiap bulannya, berarti program kedisiplinan sudah diterima oleh peserta
didik. Evaluasi untuk kemandirian bisa dilihat dari hasil lomba siswa mulai dari
tingkat kecamatan sampai dengan tingkat propinsi. Apabila digambarkan dengan
model, maka model yang digunakan oleh SMP Negeri 2 Pracimantoro dalam
pengelolaan kedisiplinan dan kemandirian peserta didik adalah seperti pada
gambar 2.
Perencanaan : ‐ Membuat draff tata tertib
berdasar pemikiran pihak
sekolah
‐ Melibatkan Stake Holder
Pengorganisasian : ‐ Melibatkan semua pihak,
dengan pembagian tugas
yang belum jelas
Penggerakan : ‐ Melibatkan pihak eksternal
dan internal
Pengelolaan
Kedisiplinan dan
Kemandirian
Peserta Didik
Pengendalian: ‐ Membuat catatan bagi siswa
yang melanggar , tetapi
masih dijadikan satu
‐ Pembuatan Buku Saku
Gambar 2
Produk yang digunakan dalam pengelolaan kedisiplinan dan kemandirian
KESIMPULAN DAN SARAN
Perencanaan kedisiplinan peserta didik dilaksanakan dengan cara
membuat tata tertib beserta sanksinya. Perencanaan kemandirian peserta didik
dilakukan dengan pembuatan ekstrakurikuler yang disesuai dengan keinginan
peserta didik. Pengorganisasian kedisiplinan dan kemandirian peserta didik
adalah dengan mengoptimalkan semua kegiatan yang ada di sekolah dengan
melibatkan semua pihak mulai dari OSIS, tukang kebun, staf tata usaha sampai
dengan dewan guru, di bawah garis kepemimpinan Kepala Sekolah. Penggerakan
kedisiplinan peserta didik dilakukan secara internal dan eksternal. Penggerakan
kedisiplinan peserta didik dilakukan dengan internal. Evaluasi kedisiplinan
dilakukan dengan cara melihat catatan – catatan pelanggaran peserta didik.
Semakin sedikit catatan pelanggaran peserta didik setiap bulannya, berarti
program kedisiplinan sudah diterima oleh peserta didik. Evaluasi kemandirian
bisa dilihat dari catatan buku saku siswa, baik dalam bidang keagamaan maupun
non keagamaan, serta dari hasil prestasi dari tingkat kecamatan sampai dengan
tingkat propinsi.
Agar pengelolaan kedisiplinan dan kemandirian peserta didik bisa berhasil
dengan baik, maka perlu bantuan komite sekolah untuk mensosialisasikan
program kedisiplinan dan kemandirian sekolah kepada orang tua wali siswa;
sekolah secara periodik melakukan operasi ketertiban ke kelas – kelas dengan
yang baik dengan peserta didik; seluruh guru hendaknya selalu berusaha untuk
konsisten dalam menegakkan kedisiplinan.
DAFTAR PUSTAKA
Imron Ali ( 2012 ), Manajemen Peserta Didik Berbasis Sekolah, Jakarta: PT. Bumi
Aksara
Moleong, J (2012). Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya
Prihatin Eka (2011). Manajemen Peserta Didik, Bandung: Alfabeta
Susanto Adi Rizky (2010). “Definisi kemandirian dari berbagai tokoh”. Ariesh‐ uzumaki.blogspot.com. Diakses tanggal 29 April 2013, pukul 20.10.
Undang – Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
(Sisdiknas). Jakarta: CV.MedyaDuta
Wibowo Agus (2013). Manajemen Pendidikan Karakter Di Sekolah, Yogyakarta :
Pustaka Pelajar.