• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI KRITIS KONSEP GOD SPOT ESQ 165 Studi Kritis Konsep God Spot ESQ 165.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "STUDI KRITIS KONSEP GOD SPOT ESQ 165 Studi Kritis Konsep God Spot ESQ 165."

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

STUDI KRITIS KONSEP GOD SPOT ESQ 165

NASKAH PUBLIKASI Diajukan Kepada

Program Studi Pemikiran Islam

Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta

untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Magister dalam Pemikiran Islam

Oleh :

EDY WIRASTHO

NIM : O 000 100 031

MAGISTER PEMIKIRAN ISLAM PROGRAM PASCASARJANA

(2)

ABSTRACT

God Spot is the most important concept of the ESQ. He is the center of the orbit of the ESQ model and be a place where conscience is the key to spiritual truths source even for humans according to the concept ESQ. The concept is thought to contain errors from the point of view of Islamic thought for misunderstanding in understanding the concept of aql and qalb giving rise to the notion that the human conscience is universal and conscience as a source of truth.

This study aims to explain the concept of aql and qalb based on the Qur'an and Hadith are the Salaf understood and explained how the rules of Islam in response to a scientific discovery.

Research thesis entitled Studies in Critical Concepts God Spot ESQ 165 is qualitative research. Using the Research library methods and data processing with constant comparative analysis and description. Document of ESQ form of books, and the official website ESQ studied. The view of the scholars of the Salaf about aql and qalb and their scientific principles in addressing a scientific discovery is used as a reference for comparison.

The results of this thesis can be seen some misconceptions of God Spot ESQ 165 according to the Islamic thought; ESQ stated that God Spot is a place where qalb or heart sounds that are in the brain, whereas the scholars consider that qalb in the chest not in the head. ESQ stated that inner voice inside God Spot as the source of truth, but in Islam, the Quran and the hadith is used as the source of truth. ESQ understanding would undoubtedly deviate from the point of view of Islamic thought.

(3)

PENGESAHAN

NASKAH PUBLIKASI

STUDI KRITIS KONSEP GOD SPOT ESQ 165

Telah disetujui oleh :

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Dr. M. Muinudinillah Basri, M.A Dr. Syamsul Hidayat, M.Ag

PROGRAM STUDI MAGISTER PEMIKIRAN ISLAM

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

(4)

1 A. PENDAHULUAN

Dalam satu dawarsa terakhir ada fenomena menarik dalam kehidupan masyarakat

perkotaan di Indonesia, yaitu munculnya minat yang tinggi terhadap jalan spiritual. Berbagai

training atau pelatihan bernuansa spiritual menjamur di mana-mana, terutama di kota-kota

besar.

Salah satu pelatihan spiritual yang terkenal dan diikuti oleh banyak pihak atau lembaga

di Indonesia adalah Pelatihan ESQ . Pelatihan ini diselenggarakan oleh lembaga yang

menamakan dirinya ESQ Leadership Center. Lembaga yang didirikan oleh Ary Ginanjar Agustian

ini mengklaim telah menjadi salah satu lembaga pelatihan sumber daya manusia terbesar di

Indonesia.

Namun mendadak masyarakat dikejutkan oleh keluarnya fatwa haram dari mufti

Malaysia wilayah persekutuan tentang pelatihan ESQ. Beberapa alasan pengharaman antara

lain bahwa ESQ didakwa mendukung faham liberalisme dan mencampuradukkan ajaran Islam

dengan ajaran lain, salah satu buktinya adalah penggunaan konsep God Spot1

God Spot memang menjadi pilar penting ketika Ary Ginanjar (2001:10) menjelaskan

konsep ESQ. Tak heran jika kata God Spot tersebar hampir di seluruh bagian buku ajar ESQ dan

training-trainingnya. Sebenarnya konsep God Spot bukanlah murni hasil temuan Ary Ginandjar,

ia mengutip beberapa hasil penelitian neurologist (dokter ahli saraf), antara lain dari V.S.

Ramachandran. Ary Ginanjar menyamakan God Spot dengan makna fitrah di dalam Islam.

(5)

2

Makalah ini berusaha meneliti bagaimana sebenarnya konsep God Spot dalam ESQ dan

apakah dalam konsep tersebut memang terdapat ide-ide pluralisme agama sebagaimana yang

tuduhkan oleh mufti Malaysia di wilayah persekutuan tersebut.

Untuk itu penulis merumuskan dua hal pokok untuk dibahas lebih lanjut

1. Bagaimana pandangan ESQ 165 dalam memahami konsep God Spot ?

2. Bagaimana pandangan ulama salaf terhadap konsep God Spot sebagaimana dipahami

oleh ESQ 165 ?

Adapun kontribusi penelitian ini adalah :

1. Memperkaya literatur pengetahuan Islam yang membahas tentang konsep

pengembangan diri yang sejalan dengan ajaran Islam.

2. Memberikan informasi yang jelas kepada pembaca akan konsep Islam yang menyeluruh

termasuk dalam urusan pengembangan diri

3. Sebagai panduan praktis bagi para praktisi motivasi dan pengembangan diri Islam agar

berjalan sesuai aturan yang digariskan dalam syariah Islam

4. Sebagai acuan untuk peneliti yang akan datang.

Penulis mengkategorikan penelitian ini bagian dari penelitian pustaka (library research).

Karena itu, sumber data diambil dari berbagai jenis tulisan, misalnya buku, makalah, manuskrip,

jurnal dan sumber lainnya yang menguatkan terhadap temuan-temuan yang diinginkan dalam

(6)

3

Penelitian ini bersifat deskriptif-analisis (Sudarto,1996:47) yaitu berusaha memaparkan

latar belakang masalah yaitu timbulnya pemikiran tentang God Spot kemudian dianalisa secara

seksama dengan dikaitkan dengan pendapat-pendapat para pemikir lainnya sehingga dapat

menemukan bagaimana pemikiran Islam tentang konsep ini

Pengumpulan data yang digunakan penulis adalah dokumenter, yakni pengumpulan

data dari dokumen yang berkaitan dengan obyek yang diteliti. Kemudian menggali data topik

yang dimaksud dengan membaca bibliografi dan dengan membaca sumber primer dari topik

yang diteliti.

Data-data yang dihimpun dalam penelitian ini dianalisis dengan Metode deskriptif, yaitu

suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu obyek, suatu set kondisi, suatu

sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang (M. Nazir, 1988:63).

B. ESQ 165, TOKOH DAN PEMIKIRANNYA

1. Sejarah ESQ

Ke u ula E“Q di I do esia erawal dari se uah uku erjudul E“Q : Rahasia “ukses

Membangun Kecerdasan Emosi & “piritual ya g diter itka da dipasarka se diri oleh

penulisnya, Ari Ginanjar Agustian. Selaku pencetus konsep ESQ, Ari Ginanjar mencoba

menggabungkan antara kecerdasan intelektual (IQ), kecerdasan emotional (EQ), dan

kecerdasan spritual (SQ) dalam satu konsep yang saling terintergasi yang disebut ESQ. Menurut

konsep ESQ, semua manusia punya intelektual dan punya emosional, tapi kedua hal tersebut

(7)

4

bertransformasi menjadi sebuah lembaga pelatihan sumber daya manusia bernama ESQ

Leadership Center pada 16 Mei 2001 di Jakarta.

2. Pendiri ESQ

Tokoh pencetus ide sekaligus pendiri ESQ Leadership Center adalah Ary Ginanjar

Agustian. Seorang lelaki yang lahir di Bandung pada tanggal 24 Maret 1965. Masa kecil hingga

menempuh pendidikan menengah atas ia habiskan di kota kelahirannya, Bandung. Ia kemudian

melanjutkan kuliahnya di Politeknik Universitas Udayana Bali.

Sejak kecil Ary memperoleh pendidikan agama secara langsung dari orang tuanya.

Namun ketika memasuki masa remaja, Ary sempat mengalami kenakalan khas anak muda. Titik

balik kehidupan spiritual Ary Ginanjar terjadi ketika ia mulai mengkaji Islam bersama KH Habib

Adnan, Ketua Majelis Ulama Indonesia di Bali pada masa itu. Metode kebebasan berfikir yang

diterapkan gurunya itu mampu mengubah persepsinya tentang agama dan kehidupan.

Ary Gi a jar lalu e ulis se uah uku ya g ke udia e jadi sa gat fe o e al E“Q:

Rahasia “ukses Me a gu Ke erdasa E osi & “piritual . Ia kemudian merancang sebuah

konsep yang disebutnya The ESQWay165, yaitu sebuah konsep pembangunan karakter yang

komprehensif dan integratif berdasarkan 1 nilai universal, 6 prinsip pembanguan mental dan 5

langkah aksi.

Untuk menyampaikan konsep tersebut, Ia kemudian mendirikan lembaga training

pembangunan karakter yaitu ESQ Leadership Center yang kemudian berkembang pesat ke

(8)

5 3. Pokok-Pokok Pemikiran ESQ 165

Misi pokok ESQ 165 sebagaimana tercantum dalam web site resmi lembaga adalah

Melakukan percepatan transformasi karakter dan budaya bangsa melalui ESQ Way 165, yaitu:

1 (satu) Hati (Value) yang ihsan pada God Spot, 6 (enam) Prinsip Moral berdasarkan Rukun

Iman, 5 (lima) Langkah Sukses berdasarkan Rukun Islam.

C. God Spot Sebagai Fenomena Ilmiah

Definisi umum God Spot adalah sebuah titik yang merupakan bagian dari otak manusia

bernama lobus temporal yang terletak di bagian bawah pelipis manusia. Titik ini merupakan

area yang bertanggung jawab terhadap respons-respons spiritual dan mistis pada manusia,

hingga disebut God Spot (Taufik Pasiak, 2002:377)

Istilah ini sebenarnya merujuk pada temuan ilmiah yang lahir dari penelitian yang

dilakukan Prof. VS. Ramachandran, seorang ahli syaraf (neurolog) dan Direktur Center for Brain

and Cognition di Universitas California, San Diego. Istilah ini kemudian semakin populer saat

Danar Zohar dan Ian Marshall memakainya sebagai dasar ilmiah bagi teori kecerdasan

spiritualnya (SQ). Menurut mereka, Spiritual Quotient (SQ) bertumpu pada satu titik pada otak

yang diberinya nama God Spot yang berfungsi sebagai pusat mekanisme aktivitas Spiritual

Quotient (SQ) (Danah Zohar, 2000:79)

Ary Ginanjar sebagai penulis ESQ 165 pun merujukkan konsep God Spot-nya

(9)

6

Dari buku yang ditulis dan apa yang disampaikan dalam berbagai trainingnya nampak

bahwa ESQ sangat mengistimewakan God Spot ini. Hingga menjadikannya sebagai pusat orbit

(spiritual center ) dari ESQ model.

Inilah salah satu kesalahan fatal Ary Ginanjar berkaitan dengan konsep God Spot, dia

terlalu mengagungkan penemuan tentang God Spot dan menganggapnya sebagai sebuah

temuan yang sudah final hingga menjadikannya sebagai sebuah model kebenaran. Bahkan

untuk itu ia merasa perlu mencarikan berbagai dalil Quran sebagai pembenaran konsepsinya.

Ia juga mengklaim bahwa God Spot merupakan tempat keberadaan Suara hati, hal yang

dianggapnya sebagai pusat spiritual sekaligus sumber kebenaran. Klaim ini tentu saja

menimbulkan satu pemahaman bahwa suara hati (qalb) berada di dalam otak karena God Spot

letaknya berada di dalam otak. Pemahaman ini tentu saja berbeda dengan pemahaman ulama

salaf yang menyatakan bahwa letak qalb adalah di jantung bukan di otak.

D. Antara God Spot dan Suara Hati Fitrah

Menurut Ary Ginanjar (2001:10) suara hati yang ada dalam god spot tersebut

bersumber pada sifat-sifat Allah atau asmaul husna. ESQ 165 kemudian menyebut god spot

sebagai fitrah karena menganggap bahwa semua manusia sejatinya mempunyai suara hati yang

sama (universal).

Dalam edisi revisinya, ESQ kemudian menyebut suara hati sebagai suara hati fitrah yang

ia definisikan sebagai dorongan atau kehendak hati yang sesuai dengan fitrah dan terbebas dari

(10)

7

Ary Ginanjar (2001:68) berkesimpulan bahwa suara hati manusia bersifat universal

dengan catatan manusia telah mencapai titik fitrah (god spot) dan terbebas dari segala

paradigma dan belenggu.

Kekeliruan Ary Ginanjar dalam konsep God Spotnya sebenarnya berawal dari

kesalahannya memahami makna fitrah, yakni dirujukkan pada konsep god spot yang kemudian

ia artikan sebagai keinginan bertuhan serta sifat suci dan mulia yang dianugerahkan Tuhan

kepada setiap manusia. Tanpa menjelaskan siapa yang ia maksud dengan tuhan itu.

Sementara para ulama, baik salaf maupun kalaf tidak ada yang menjelaskan bahwa

fitrah adalah sebagaimana yang dipahami oleh Ary Ginanjar yang berimplikasi bahwa suara hati

manusia itu bersifat universal.

Pandangan Ary Ginanjar dan ESQ 165-nya yang menjadikan suara hati sebagai sumber

kebenaran dan menyamakannya dengan fitrah adalah suatu kesalahan yang fatal, apalagi jika

menganggap bahwa suara hati semua manusia sama (universal) tanpa memandang agama dan

latar belakangnya.

Selain itu, entah disadari atau tidak doktrin menjadikan suara hati sebagai hal yang

utama dan mengesampingkan perbedaan agama-agama yang ada ternyata mirip dengan

doktrin gerakan Theosofi. Mereka mengutamakan ajaran tentang hikmah dalam kehidupan

(11)

8 E. Simpulan

ESQ 165 menganggap God Spot yang berada di kepala (otak) sebagai tempat

keberadaan suara hati (qalb) dan menganggapnya sebagai sumber kebenaran sejati atau suara

hati serta menyamakannya dengan fitrah yang berlaku universal bagi seluruh manusia.

Pemahaman di atas bertentangan dengan pandangan ulama salaf, karena menurut

pemahaman ulama salaf letak qalb adalah di jantung bukan di otak. Selain itu menempatkan

suara hati (fitrah) sebagai sumber kebenaran adalah suatu kesalahan, sebab hati setiap orang

tidaklah sama (universal). Para ulama salaf berpendapat bahwa yang dimaksud dengan fitrah

adalah sama dengan Islam. Ada pula yang memaknainya dengan Tauhid.

Untuk itu penulis mempunyai beberapa rekomendasi antara lain:

1. Para ulama umat hendaknya memberikan nasihat kepada ESQ Ary Ginanjar untuk

mengoreksi pemahaman God Spot yang menyimpang dari pemikiran Islam.

2. Kaum muslimin hendaknya memahami berbagai penemuan ilmiah dengan mengembalikan

pemahamannya kepada para ulama yang terpercaya sehingga pemahaman masalah yang

penting ini tidak menyimpang.

3. Para pemikir Islam hendaknya mengembangkan suatu metode pelatihan yang komunikatif,

modern namun tetap berlandaskan syariat islam sehingga ummat lebih bisa menerimanya.

4. Penulis berharap adanya penelitian lain yang lebih mendalam tentang hal ini sehingga umat menjadi semakin tercerahkan dan tidak tertipu berbagai hal yang Nampak gemerlap dan

(12)

9

DAFTAR PUSTAKA

Agustian, Ary Ginanjar, 2001, Rahasia Sukses Membangun ESQ Power Sebuah Inner Journey Melalui Ihsan. Jakarta: Penerbit Arga, cet. 2

2002, Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi & Spiritual ESQ Emotional Spiritual Quotient Berdasarkan 6 Rukun Iman dan 5 Rukun Islam. Jakarta: PT Arga Tilanta, cet. 7

Al Mishri, Muhammad Abdul Hadi, 1992. Ma haj A idah Ahlus Su ah wal Ja a’ah Me u ut

Pemahaman Ulama Salaf. Jakarta: Gema Insani Press.

Al Aqil, Muhammad, 2005. Ma haj A idah I a Syafi’i. Jakarta: Pustaka I a “yafi’i.

Al Ghazali, 2008. Mutiara Ihya Ulumuddin. Bandung: Mizan Dian Semesta.

Al Rasyidin, 2008. Falsafah Pendidikan Islam. Bandung: Citapustaka Media Perintis.

Ajie Hermawan, Adi Sapta, 2013. Affect of ESQ Training To Organizational Commitment and Job Satisfaction, International Journal of Information Technology and Business Management, Islamabad, Vol 11, Iss 1: pg.40, 15 pgs.

Angela Bolding, Brick Johnstone, 2012. Right Parietal Lobe-Related Selflessness as the Neuropsychological Basis of Spiritual Transcendence , The International Journal of Psychology of Religion , Missouri, DOI: 10.1080/10508619.2011.657524

Al Zindany, Abdul Madjid, 1997. Mukjizat AlQuran dan Sunnah Tentang IPTEK. Jakarta: Gema Insani Press.

Arif, Syamsuddin, 2008. Orientalis dan Diabolisme Pemikiran. Jakarta: Gema Insani Press.

At Tirmidzi, Abu Abdullah, 1992. Biarkan Hati Bicara. Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta.

(13)

10

Ian Marshal, Danah Zohar, 2001. SQ, Kecerdasan Spiritual. Bandung: Mizan.

Katsir, Ibnu, 2006. Tafsir Ibnu Katsir. Jakarta: Pustaka I a “yafi’i.

Kukuh, Bambang, 2005. Di Mana Allah Bersemayam. Yogjakarta: Kanisius.

Madjid, Nur Cholis, 2007. Renungan di Bulan Ramadhan. Bandung: Mizan.

Mulkhan, Abdul Munir, 2007. Satu Tuhan Seribu Tafsir. Yogjakarta: Kanisius.

Munawwir, Ahmad Warson, 1984. Kamus Al Munawwir. Yogjakarta: PP al Munawwir.

Naution, Ahmad Taufik, 2009. Melejit SQ dengan Prinsip Asmaul Husna. Jakarta: Gramedia.

Pasya, Ahmad Fuad, 2004. Dimensi Sains AlQuran. Solo: Tiga Serangkai

Pasiak, Taufik, 2006. Manajemen Kecerdasan. Bandung: Mizan.

2007. Brain Management for Self Improvement. Bandung: Mizan.

2008. Revolusi IQ/EQ/SQ Menyingkap Rahasia Kecerdasan Berdasarkan Alquran dan Neurosains Mutakhir. Bandung: Mizan.

2012. Tuhan Dalam Otak Manusia. Bandung: Mizan.

Pranowo, Bambang, 2011. Orang Jawa Jadi Teroris. Jakarta: Alvabet

Qomar, Mudjamil, 2006. Epistimogi Pendidikan Islam. Surabaya: Erlangga.

Referensi

Dokumen terkait

yang bertajuk KRITIK MORALITAS MASYARAKAT MUSLIM DI INDONESIA DALAM SERI KARIKATUR GOD YOU MUST BE JOKING (Studi Semiotika tentang Moralitas Masyarakat Muslim di

Sebagai informasi untuk direnungkan secara pribadi oleh anggota siswa ANTS di SMA Negeri “X” bahwa penting untuk memiliki model attachment to God yang secure

Sedangkan temporal lobe yang berada di belahan otak yang dominan (biasanya di belahan otak kiri) lebih baik dalam menganalisa suara yang masuk dan mendengar jangka

a. Organ bagian dalam terdiri dari hati, otak, ginjal, lambung, jantung, pankreas dan paru-paru. 1) Hati berfungsi sebagai tempat untuk menawarkan racun yang ada di dalam

Karena Islam adalah agama tauhid yang tidak menyekutukan Allah, hal ini berbeda dengan Kristen yang mempunyai konsep trinitas, di mana. mereka menganggap Tuhan ada dalam tiga

Berkenaan dengan epistemologi tasawuf, paling tidak ada tiga dimensi, yaitu,dimensi esoterik, adalah dimensi batin manusia yang berada di hati

Di dalam ayat ini terdapat isyarat, bahwa hati orang-orang kafir adalah hampa, karena tidak rasa tenang dengan mengingat Allah, tetapi merasa tenang dengan dunia

Hal ini sering menimbulkan tanda tanya dan ketegangan4 di dalam hati dan kehidupan umat Tuhan, “Berapa lama lagi ya Tuhan kami harus berada di dunia ini hingga Engkau datang menjemput