• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMAKNAAN KARIKATUR CLEKIT VERSI KENAIKAN HARGA BBM (Studi Semiotik Tentang Pemaknaan Karikatur Clekit Versi Kenaikan Harga BBM Edisi 3 Maret 2012 di Jawa Pos).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PEMAKNAAN KARIKATUR CLEKIT VERSI KENAIKAN HARGA BBM (Studi Semiotik Tentang Pemaknaan Karikatur Clekit Versi Kenaikan Harga BBM Edisi 3 Maret 2012 di Jawa Pos)."

Copied!
136
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Oleh : Irma Sofianti NPM : 0843010067

YAYASAN KESEJ AHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA TIMUR

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

(2)

Disusun Oleh: Irma Sofianti NPM : 0843010067

Telah disetujui untuk mengikuti Ujian Skr ipsi

Menyetujui, PEMBIMBING

Dr a. Her lina Suksmawati, Msi. NIP : 19641225 199309 2001

Mengetahui, D E K A N

(3)

IRMA SOFIANTI NPM : 0843010067

Telah diper tahankan di hadapan dan diter ima oleh Tim Penguji Sk r ipsi J ur usan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Univer sita s Pembangunan Nasional “Veter an” J awa Timur Pada tanggal 14 J uni 2012

PEMBIMBING Tim Penguji :

1. Ketua

Dr a. Her lina Suksmawati, M.Si. Ir. H. Didiek Tranggono, M.Si. NIP : 19641225 199309 2001 NIP : 19581225 199001 1001

2. Sekr etar is

Dr a. Sumar djijati, M.Si. NIP : 19620323 199309 2001 3. Anggota

Dr a. Her lina Suk smawati, M.Si. NIP : 19641225 199309 2001

Mengetahui, D E K A N

(4)

Pos)

Penelitian ini didasarkan pada fenomena kenaikan harga BBM oleh pemerintah yang dampaknya sangat dirasakan oleh rakyat kecil, yang kemudian dituangkan ke dalam gambar karikatur di surat kabar Jawa Pos edisi 3 Maret 2012 oleh seorang karikaturis.

Merujuk pada triangle meaning theory yang dikemukakan oleh Charles Sanders Peirce, maka tanda-tanda yang terdapat dalam karikatur tersebut dapat dimaknai sesuai dengan fungsinya. Peirce mengkatagorikan tanda-tanda tersebut dalam ikon, indeks, dan simbol. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan menggunakan analisis semiotik Peirce untuk menemukan makna yang terkandung dalam karikatur Clekit pada surat kabar Jawa Pos.

Data yang didapatkan dalam obyek penelitian yaitu dengan mengamati secara langsung karikatur Clekit pada surat kabar Jawa Pos edisi 3 Maret 2012 tentang kenaikan harga BBM yang kemudian diinterpretasikan menggunakan teori Peirce.

Kata kunci: pemaknaan, kenaikan harga BBM, karikatur Clekit, semiotik.

ABSTRACT

IRMA SOFIANTI. 0843010067. THE INTERPRETATION OF CARICATURE FUEL PRICE INCREASE CLEKIT VERSION (Semiotic Studies about The Inter pr etation of Clek it Car icatur e Fuel Pr ice Incr ease Ver sion Edition on Mar ch 3, 2012 in J awa Pos)

The study was based on the phenomenon of fuel price increase by the government that its impact is felt by ordinary people, which is then poured into a drawing caricatures in the Jawa Post newspaper edition on March 3, 2012 by a caricaturist.

The interpretation refers to the triangle theory put forward by Charles Sanders Peirce, the signs appearing in the caricature can be interpret according to its function. Peirce categorized signs in icons, index, and symbols. This research used a qualitative descriptive method by using Peirce's semiotic analysis to discover the meaning contained in the Clekit caricature at Jawa Pos newspaper.

Data obtained in the research object by looking directly at the Clekit caricature of Jawa Pos newspaper edition on March 3, 2012 about fuel price increase which are interpreted using the theory of Peirce.

(5)

Alhamdulillaahirabbil’aalamiin. Segala puja dan puji syukur atas kehadirat Allah SWT penulis panjatkan karena dengan limpahan rahmat, karunia serta hidayah-Nya, Skripsi yang berjudul “PEMAKNAAN KARIKATUR CLEKIT VERSI KENAIKAN HARGA BBM” dapat peneliti susun dan selesaikan dengan baik.

Peneliti mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dra. Herlina Suksmawati, Msi selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, nasehat serta motivasi kepada peneliti. Peneliti juga banyak menerima bantuan dari berbagai pihak, baik itu berupa moril, spirituil maupun materiil. Untuk itu peneliti mengucapkan terima kasih kepada:

1. Allah SWT yang senantiasa memberikan selimut rahmat dan petunjuk yang terang di setiap langkah.

2. Rasulullah Muhammad SAW sebagai tokoh panutan sejati yang senantiasa memberikan cahaya inspirasi dan tuntunannya dalam perjuangan memaknai hakekat kehidupan.

3. Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP, selaku Rektor UPN “Veteran” Jatim. 4. Dra. Ec.Hj.Suparwati, M.si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik (FISIP) UPN “Veteran” Jatim.

(6)

7. Adindasyah Putra, yang senantiasa memberikan hembusan-hembusan semangat dan motivasi kepada penulis. Thank you for loving me.

8. Dian Putri Puspitasari, S.Sos. (Mbak Dian / Biri Pesek) yang tak pernah lelah mendampingi dan memberikan dukungan serta motivasi di saat seperti apapun. Terima kasih untuk segalanya, a billion thank’s and kiss for you. 9. Anita Yudi Jayanti, S.Sos. (Mbak Nyit) dan Encik Lila Nindya Anantasari,

S.Sos. (Mbak Lila) yang tak pernah lelah memberikan motivasi, ilmu, dan dukungannya kepada penulis. BISA! BISA! BISA!

10.AK. Radio / AK. UPN Radio dan UK. Persma GITA UPN yang telah memberikan ruang untuk peneliti dalam belajar berorganisasi dan bersosialisasi.

11.Teman-teman KKN UPN Jatim kelompok 4 gelombang 2 tahun 2011. 12.Serta teman-teman Jurusan Ilmu Komunikasi dan seluruh Pihak yang belum

atau tidak dapat disebutkan satu per satu. Terima kasih atas doa dan dukungannya.

Peneliti menyadari bahwa di dalam skripsi ini masih ditemukan banyak kekurangan. Untuk itu kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sangat diharapkan demi kesempurnaan skripsi ini.

Surabaya, 5 Juni 2012

(7)

PERSETUJ UAN DAN PENGESAHAN UJ IAN SKRIPSI...…. ii

PENGESAHAN DAN PERSETUJ UAN SKRIPSI...……….. iii

KATA PENGANTAR... iv

DAFTAR ISI……….. vii

DAFTAR GAMBAR………. xi

DAFTAR LAMPIRAN………. xii

ABSTRAKSI... xiii

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah….………... 1

1.2. Perumusan Masalah………... 12

1.3. Tujuan Penelitian ……….. 12

1.4. Manfaat Penelitian………. 12

BAB II KAJ IAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori………….………. 14

2.1.1. Surat Kabar……..…………..…………... 14

2.1.2. Komunikasi Non Verbal...………... 15

2.1.3. Kenaikan Harga Bahan Bakar Minyak (BBM)... 19

2.1.4. Pemerintah………..………... 22

2.1.5. Awan... 23

(8)

2.1.10. Tali, Simpul dan Ikatan...…………... 29

2.1.11. Balon Udara...……….. 33

2.1.12. Api... 35

2.1.13. Pasak... 36

2.1.14. Rumput... 37

2.1.15. Kanan dan Kiri... 37

2.1.16. Kartun Editorial atau Karikatur... 39

2.1.17. Karikatur Dalam Media Massa... 41

2.1.18. Kritik Sosial... 43

2.1.19. Pendekatan Semiotika... 47

2.1.20. Model Semiotika Charles Sanders Peirce... 50

2.1.21. Konsep Makna... 53

2.2. Kerangka Berpikir………...………... 56

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian...………..……… 59

3.2. Definisi Konseptual…….………. 60

3.3. Unit Analisis... 61

3.3.1. Ikon... 62

3.3.2. Indeks... 63

(9)

4.1. Gambaran Umum Obyek Penelitian... 68

4.1.1. Gambaran Umum Harian Jawa Pos... 68

4.1.2. Sejarah Harian Jawa Pos... 70

4.1.3. Karikatur Clekit... 74

4.2. Penyajian Data... 77

4.3. Analisis Data... 78

4.3.1. Klasifikasi Tanda dalam Semiotik Peirce... 78

4.3.2. Karikatur Clekit pada Surat Kabar Jawa Pos “Kenaikan Harga BBM” Edisi Sabtu, 3 Maret 2012... 83

4.3.3. Karikatur Clekit pada Surat Kabar Jawa Pos “Kenaikan Harga BBM” Edisi Sabtu, 3 Maret 2012 dalam Kategori Tanda Peirce... 86

4.3.4. Ikon, Indeks dan Simbol (Tipologi Tanda)... 89

4.4. Pemaknaan, Analisis Karikatur Clekit pada Surat Kabar Jawa Pos “Kenaikan Harga BBM” Edisi Sabtu, 3 Maret 2012... 95

4.4.1. Ikon... 96

(10)

Edisi Sabtu, 3 Maret 2012... 114 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

(11)

Gambar 2.2 : Model Kategori Tanda Peirce... 52 Gambar 2.3 : Bagan Kerangka Berpikir... 58 Gambar 4.1 : Konsep Segitiga Tanda Peirce... 87 Gambar 4.2 : Gambar Karikatur “Kenaikan Harga BBM” dalam

Elemen Makna Peirce... 88 Gambar 4.3 : Gambar Karikatur “Kenaikan Harga BBM” dalam

(12)
(13)

1.1. Latar Belakang Masalah

Media adalah alat atau sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator pada khalayak. Masyarakat haus akan informasi, sehingga media massa sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Media massa terdiri dari media massa cetak dan media massa elektronik. Media massa cetak terdiri dari majalah, surat kabar dan buku. Sedangkan media massa elektronik terdiri dari televisi, radio, film, internet, dan lain-lain. Media cetak seperti majalah, buku dan surat kabar justru mampu memberikan pemahaman yang tinggi kepada pembacanya, karena ia sarat dengan analisa yang mendalam dibanding media lainnya. (Cangara, 2005:128)

Sebagai lembaga edukasi, media massa harus dapat memilah kepentingan pencerahan dengan kepentingan media massa sebagai lembaga produksi sehingga kasus-kasus pengaburan berita tidak harus terjadi dan merugikan masyarakat.

(14)

motivasi, mendorong serta mengembangkan pola pikir bagi masyarakat untuk semakin kritis dan selektif dalam menyikapi berita-berita yang ada di dalam media, khususnya surat kabar. (Sumadria, 2005:86)

Seiring perkembangan surat kabar saat ini, perubahan-perubahan dalam isi atau content yang ditampilkan oleh koran sangat bervariasi, mulai dari informasi berita (baik dalam maupun luar negeri), hiburan, gaya hidup, informasi lowongan pekerjaan, iklan dan tips-tips kesehatan. Koran (dari Bahasa Belanda : Krant, dari Bahasa Perancis : Courant) atau surat kabar adalah suatu penerbitan yang ringan dan mudah dibuang, biasanya dicetak pada kertas berbiaya rendah yang disebut kertas koran, yang berisi berita-berita terkini dalam berbagai topik. Topiknya bisa berupa hal-hal yang berhungan dengan politik, kriminalitas, hiburan, olahraga, tajuk rencana, dan cuaca. Ada juga surat kabar yang dikembangkan untuk bidang-bidang tertentu, penggemar olahraga tertentu, penggemar seni atau partisipasi kegiatan tertentu. Ada jenis surat kabar yang diterbitkan harian dan ada pula yang diterbitkan mingguan. Kebanyakan negara mempunyai setidaknya satu surat kabar nasional yang terbit di seluruh bagian negara. Di Indonesia contohnya adalah Jawa Pos. Pemilik surat kabar atau penanggung jawab adalah Penerbit, orang yang bertanggung jawab terhadap isi surat kabar disebut Editor.

(15)

menarik emosi pembaca, dapat menolong seseorang untuk menganalisa, merencanakan, dan memutuskan suatu problema dengan mengkhayalkannya pada kejadian yang sebenarnya. Media verbal gambar merupakan media yang paling cepat untuk menanamkan pemahaman. Informasi bergambar lebih disukai dibandingkan dengan informasi tertulis karena menatap gambar jauh lebih mudah dan sederhana. Gambar berdiri sendiri, memiliki subjek yang mudah dipahami dan merupakan “simbol” yang jelas dan mudah dikenal.

Karikatur sebagai wahana penyampai kritik sosial seringkali kita temui di dalam berbagai media massa, baik media cetak maupun media elektronik. Di dalam media ini, karikatur menjadi pelengkap artikel dan opini. Keberadaannya biasanya disajikan sebagai selingan atau dapat dikatakan sebagai penyejuk setelah para pembaca menikmati artikel-artikel yang lebih serius dengan sederetan huruf yang cukup melelahkan mata dan pikiran. Meskipun sebenarnya pesan-pesan yang disampaikan dalam sebuah karikatur sama seriusnya dengan pesan-pesan yang disampaikan lewat berita dan artikel, namun pesan-pesan dalam karikatur lebih mudah dicerna karena sifatnya yang menghibur. Seringkali gambar itu terkesan lucu dan menggelikan sehingga membuat kritikan yang disampaikan oleh karikatur tidak begitu dirasakan melecehkan atau mempermalukan. (Indarto, 1999:5)

(16)

tipografi dan tata visual) karikatur dengan menggunakan pendekatan semiotika. Sementara itu, pesan yang dikemukakan dalam pesan karikatur disosialisasikan kepada khalayak sasaran melalui tanda. Secara garis besar, tanda dapat dilihat dari dua aspek, yaitu tanda verbal dan tanda visual. Tanda verbal akan didekati dari ragam bahasanya, tema dan pengertian yang didapatkan, sedangkan tanda visual akan dilihat dari cara menggambarkannya apakah secara ikon, indeks, maupun simbol.

Kesengajaan dalam membentuk sebuah pesan menggunakan bahasa simbol atau non verbal dalam karikatur lebih diarahkan kepada pengembangan interpretasi oleh pembaca secara kreatif, sebagai respon terhadap apa yang diungkapkan melalui karikatur tersebut. Dengan kata lain, meskipun dalam suatu karya karikatur terdapat ide dan pandangan-pandangan seorang karikaturis, namun melalui suatu proses interpretasi muatan makna yang terkandung di dalamnya akan dapat berkembang secara dinamis, sehingga dapat menjadi lebih kaya serta lebih dalam pemaknaannya.

(17)

Dalam sebuah karikatur yang baik, kita menemukan perpaduan dari unsur-unsur kecerdasan, ketajaman, dan ketepatan berpikir secara kritis serta ekspresif melalui seni lukis dalam menanggapi fenomena permasalahan yang muncul dalam kehidupan masyarakat luas, yang secara keseluruhan dikemas secara humoris, dengan demikian memahami karikatur juga perlu memiliki referensi-referensi sosial agar mampu menangkap pesan yang ingin disampaikan oleh karikaturisnya. Tokoh, isi, maupun metode pengungkapan kritik yang dilukiskan secara karikatural sangat bergantung pada isu besar yang berkembang yang dijadikan headline.

Dari uraian di atas, dapat dilihat bahwa karikatur merupakan salah satu wujud lambang (symbol) atau bahasa visual yang keberadaannya dikelompokkan dalam kategori komunikasi non verbal dan dibedakan dengan bahasa verbal yang berwujud tulisan atau ucapan. Karikatur merupakan ungkapan ide atau pesan dari karikaturis kepada publik yang dituju melalui simbol yang berwujud gambar, tulisan dan lainnya.

(18)

pesan yang terkandung dalam isi dan menampilkan tokoh yang sudah dikenal. Gambar mempunyai kekuatan berupa fleksibilitas yang tinggi untuk menghadirkan bentuk atau perwujudan gambar menurut kebutuhan informasi visual yang diperlukan. Simbol atau tanda pada sebuah karikatur mempunyai makna yang dapat digali kandungan faktualnya. Dengan kata lain, bahasa simbolis menciptakan situasi yang simbolis pula. Dimana di dalamnya terkandung makna, maksud, dan arti yang harus diungkap.

Simbol pada gambar merupakan simbol yang disertai maksud (signal). Sobur (2003:163) menyatakan bahwa pada dasarnya simbol adalah sesuatu yang berdiri atau ada sesuatu yang lain, kebanyakan diantaranya tersembunyi atau tidak jelas. Sebuah simbol dapat berdiri untuk institusi, ide, cara berpikir, harapan, dan banyak hal lain. Dapat disimpulkan bahwa simbol atau tanda pada sebuah gambar memiliki makna yang dapat digali, dengan kata lain, bahasa simbolis menciptakan situasi yang simbolis pula atau memiliki sesuatu yang mesti diungkap maksud dan artinya.

(19)

Kartun merupakan symbolic speech (komunikasi tidak langsung), artinya bahwa penyampaian pesan yang terdapat dalam gambar kartun tidak dilakukan secara langsung tetapi dengan menggunakan bahasa simbol. Dengan kata lain, makna yang terkandung dalam gambar kartun tersebut merupakan makna yang terselubung. Simbol-simbol pada gambar kartun tersebut merupakan simbol yang disertai signal (maksud) yang digunakan dengan sadar oleh orang yang mengirimnya dan mereka yang menerimanya.

Karikatur (latin : caricature) sebenarnya memiliki arti sebagai gambar yang didistorsikan, diplesetkan atau dipelototkan secara karakteristik tanpa bermaksud melecehkan si pemilik wajah. Seni memelototkan wajah ini sudah berkembang sejak abad ke – 17 di Eropa, Inggris dan sampai ke Amerika bersamaan dengan perkembangan media cetak pada saat itu. Karikatur adalah bagian kartun yang diberi muatan pesan yang bernuansa kritik atau usulan terhadap seseorang atau suatu masalah. Meski dibumbui dengan humor, namun karikatur merupakan kartun yang terkadang tidak menghibur, bahkan dapat membuat orang tersenyum kecut. (Pramoedjo, 2008:13)

(20)

mampu mempersuasi khalayak yang dituju. Sementara itu, pesan yang dikemukakan dalam pesan karikatur disosialisasikan kepada khalayak melalui tanda. Secara garis besar, tanda dapat dilihat dari dua aspek, yaitu tanda verbal dan tanda visual. Tanda verbal akan didekati dari ragam bahasanya, tema dan pengertian yang didapatkan, sedangkan tanda visual akan dilihat dari cara menggambarkannya apakah secara ikon, indeks, maupun simbols.

Clekit merupakan opini redaksi media Jawa Pos yang dituangkan dalam bentuk gambar karikatur yang menggambarkan berbagai permasalahan bangsa ini. Baik masalah sosial, ekonomi, politik, budaya, bahkan musibah yang sedang dialami masyarakat. Isi pesan dari gambar tersebut biasanya ditujukan untuk mengkritik kebijakan atau langkah pemerintah atau lembaga dalam menyelesaikan suatu permasalahan yang berkaitan dengan kepentingan masyarakat luas. Kritik yang diopinikan merupakan kritik yang membangun, untuk perbaikan semua pihak yang bersangkutan.

(21)

informasi, juga dapat dengan memaknai gambar kartun. Sebagai koran nasional, peredaran Jawa Pos meliputi hampir seluruh kota di Indonesia dan selalu menjadi market leader.

Dalam hal ini peneliti tertarik untuk mengambil objek penelitian gambar karikatur editorial Clekit yang bertema “Kenaikan Harga BBM”. Naiknya harga BBM yang rencananya akan diumumkan per 1 April 2012 akan menambah beban yang cukup besar bagi masyarakat. Apalagi bagi rakyat miskin yang berpendapatan pas-pasan. Meski setelah sidang paripurna DPR RI kenaikan harga BBM ditunda, namun dapat dipastikan harga-harga berbagai kebutuhan pokok akan lebih dulu melambung, disusul dengan kenaikan tarif dasar listrik (TDL) dan kebutuhan-kebutuhan yang lainnya. Hal ini akan membuat rakyat miskin semakin merasa terbebani dan tertekan dengan keadaan perekonomian Indonesia. Yang miskin semakin miskin dan merasa “tercekik” dengan naiknya harga BBM dan disertai naiknya harga-harga kebutuhan terutama kebutuhan pokok.

(22)

compang-camping yang sedang memejamkan mata, terlihat pasrah dengan apa yang akan terjadi.

Dari beberapa uraian di atas, pemilihan gambar karikatur Clekit yang bertema “Kenaikan Harga BBM” sebagai objek penelitian karena gambar karikaturnya yang unik, aktual dan menarik. Dapat dikatakan unik karena gambar tersebut jelas merupakan suatu sindiran kepada pemerintah tentang akibat dinaikkannya harga BBM bagi masyarakat kecil. Aktual dan menarik karena apa yang disajikan dalam gambar karikatur editorial tersebut seakan-akan menggambarkan tanggapan permasalahan yang sedang terjadi dan tengah menjadi sorotan masyarakat, dalam sudut pandang masyarakat Indonesia. Sebuah kontrol politik yang bisa dianggap tulus dan tidak ditumpangi kepentingan apapun. Dalam mengungkapkan makna karikatur tersebut, peneliti menggunakan pendekatan Semiotik, yaitu studi mengenai tanda dan segala yang berhubungan dengan acuannya.

(23)

tanda adanya api. Tanda dapat pula mengacu pada denotatum melalui konvensi. Tanda seperti itu adalah tanda konvensional yang biasa disebut simbol. Jadi, simbol tanda yang menunjuk hubungan alamiah antara penanda dan petandanya. Hubungan diantaranya bersifat arbitrer atau semena, hubungan berdasarkan konvensi atau perjanjian masyarakat (Sobur, 2004: 42).

(24)

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut : “Bagaimana makna karikatur Clekit Versi Kenaikan Harga BBM pada Surat Kabar Jawa Pos Edisi Sabtu, 3 Maret 2012.”

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui makna yang ada di dalam karikatur Clekit Versi Kenaikan Harga BBM pada Surat Kabar Jawa Pos Edisi Sabtu, 3 Maret 2012 dengan menggunakan pendekatan semiotika.

1.4. Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Akademis

(25)

1.4.2 Manfaat Pr ak tis

Secara praktis, penelitian ini diharapkan bisa digunakan sebagai referensi bagi mahasiswa komunikasi yang membutuhkan referensi tentang semiotika. Khususnya tentang karikatur berdasarkan pemahaman dari teori Charles S. Peirce.

1.4.3 Manfaat Sosial

(26)

2.1. Landasan Teor i 2.1.1. Surat Kabar

Salah satu komunikasi massa dalam bentuk media cetak adalah surat kabar. Dengan sendirinya surat kabar juga mempunyai fungsi-fungsi komunikasi massa. Hal ini dapat diketahui batasan ataupun kriteria standar surat kabar.

Menurut Assegaf (1991: 140) surat kabar adalah penerbitan yang berupa lembaran yang berisi berita-berita, karangan-karangan dan iklan yang dicetak dan terbit secara tetap dan periodik dan dijual untuk umum. Selain itu surat kabar juga mempunyai beberapa karakteristik. Menurut Pareno (2005: 24) karakteristik surat kabar adalah sebagai berikut :

1. Berita merupakan unsur utama yang dominan. 2. Memiliki ruang yang relatif lebih leluasa.

3. Memiliki waktu untuk “dibaca ulang” lebih lama. 4. Umpan balik relatif lebih lamban.

(27)

Ada beberapa alasan orang membaca surat kabar. Seseorang ingin tahu sesuatu karena berbagai alasan : untuk meraih prestise, menghilangkan kebosanan, agar merasa lebih dekat dengan lingkungannya, atau untuk menyesuaikan perannya di masyarakat. Bagi sebagian orang, koran merupakan sumber informasi dan gagasan tentang berbagai masalah publik yang serius. Bagi sebagian yang lain, koran bukan untuk mencari informasi, melainkan untuk mengisi rutinitas. Sebagian pembaca juga menjadikan koran sebagai alat kontak sosial. Ada pula yang menjadikan koran untuk membuang kejenuhan dari kehidupan sehari-hari. (Rivers dan Peterson, 2003: 313).

2.1.2. Komunikasi Non Ver bal

Istilah non verbal biasanya digunakan untuk melakukan semua peristiwa komunikasi diluar kata-kata terucap dan tertulis. Pada saat yang sama kita harus menyadari bahwa banyak peristiwa dan perilaku non verbal ini ditafsirkan melalui simbol-simbol verbal. Dalam pengertian ini, peristiwa dan perilaku non verbal itu tidak sungguh-sungguh bersifat non verbal. (Mulyana, 2001: 312).

Jurgen Ruesch mengklasifikasikan isyarat non verbal menjadi beberapa bagian, antara lain:

1. Isyarat Tangan

(28)

subkultur. Meskipun isyarat tangan yang digunakan sama, maknanya boleh jadi berbeda, atau isyarat fisiknya berbeda namun maksudnya sama. 2. Postur Tubuh

Postur tubuh yang sering bersifat simbolik. Postur tubuh memang mempengaruhi citra diri. Beberapa penelitian dilakukan untuk mengetahui hubungan antara fisik dan karakter atau tempramen. Klasifikasi bentuk tubuh yang dilakukan William misalnya menunjukkan hubungan antara bentuk tubuh dan tempramen.

3. Ekspresi Wajah dan Tatapan Mata

Ekspresi emosi dan sedih sampai tersenyum sudah ada sejak awal kehidupan manusia. Ada ekspresi positif seperti tersenyum dan tertawa, dan ada emosi negatif seperti sedih, marah, dan takut. Ekspresi sedih akan tampak ketika ujung alis tertarik ke atas, sedangkan bagian tepi luarnya ke bawah. Begitupun kedua ujung bibir membentuk lengkungan ke bawah. Semakin kuat rasa sedih, semakin tampak jelas kedua tanda ekspresi ini. Dan semakin sedih rasa sedih, kedua tanda ini terlihat samar atau hanya muncul satu tanda.

(29)

untuk berinteraksi sosial atau untuk menyembunyikan emosi yang sesungguhnya. (Ekman, Friesen, & Hager, 2002: 69)

Mata adalah organ penglihatan yang mendeteksi cahaya. Yang dilakukan mata yang paling sederhana tak lain hanya mengetahui apakah lingkungan sekitarnya adalah terang atau gelap. Mata yang lebih kompleks dipergunakan untuk memberikan pengertian visual. Bagian-bagian pada organ mata bekerjasama mengantarkan cahaya dari sumbernya menuju ke otak untuk dapat dicerna oleh sistem saraf manusia. Bagian-bagian tersebut adalah:

1. Kornea

Merupakan bagian terluar dari bola mata yang menerima cahaya dari sumber cahaya.

2. Pupil dan Iris / Selaput Pelangi

Dari kornea, cahaya akan diteruskan ke pupil. Pupil menentukan kuantitas cahaya yang masuk ke bagian mata yang lebih dalam. Pupil mata akan melebar jika kondisi ruangan yang gelap, dan akan menyempit jika kondisi ruangan terang. Lebar pupil dipengaruhi oleh iris di sekelilingnya. Iris berfungsi sebagai diafragma. Iris inilah terlihat sebagai bagian yang berwarna pada mata.

3. Lensa Mata

(30)

datang dari jauh), lensa mata akan menipis. Sedangkan untuk melihat objek yang dekat (cahaya datang dari dekat), lensa mata akan menebal. 4. Retina / Selaput Jala

Retina adalah bagian mata yang paling peka terhadap cahaya, khususnya bagian retina yang disebut bintik kuning. Setelah retina, cahaya diteruskan ke saraf optik.

5. Saraf Optik

Saraf yang memasuki sel tali dan kerucut dalam retina, untuk menuju ke otak.

Sedangkan definisi mata terbelalak adalah melihat sesuatu dengan membelalakkan mata karena penegasan.

Tangan adalah bagian tubuh di ujung suatu lengan. Sebagian besar manusia akan memiliki dua tangan, biasanya dengan empat jari dan satu ibu jari. Bagian dalam tangan adalah telapak tangan. Jika jari-jari ditekuk erat, tangan akan membentuk suatu kepalan. Selain manusia, banyak jenis hewan lain yang memiliki tangan, terutama dari kelompok primata.

Berabad-abad, manusia berusaha untuk memahami karakter seseorang dilihat dari wajahnya. Unsur yang terdapat dalam wajah seperti mata, hidung, bentuk wajah, hingga kerutan memiliki makna tertentu yang mampu mencermikan kepribadian seseorang.

1. Bulat

(31)

muka bulat memiliki fantasi seksual yang sangat kuat dan nyaman dalam menjalami hubungan yang stabil dan jangka panjang.

2. Oval

Bentuk muka oval cenderung lebih praktis, sistematis dan pekerja keras. Orang yang memiliki bentuk muka oval juga cenderung memiliki fisik yang atletis yang cenderung menciptakan narsisme pribadi yang mampu merusak hubungan.

3. Kotak

Orang dengan bentuk muka kotak cenderung agresif, ambissius, serta dominant. Orang tersebut juga memiliki pemikiran yang tajam, ahli dalam melakukan analisis, dan kritis.

4. Segitiga

Bentuk muka seperti ini biasanya dimiliki oleh tubuh yang kurus dan memiliki kemampuan persuasi. Bentuk muka ini juga biasa dimiliki oleh orang Tionghoa yang memiliki pribadi yang kreatif dan sensitive tetapi juga temperamental. (http://loverlem.blogspot.com/2010/08/cara-melihat-karakter-orang-dari-bentuk.html, diakses 19/04/2012, 08:01)

2.1.3. Kenaikan Har ga Bahan Bakar Minyak (BBM)

(32)

memanjat, mengendarai. Sedangkan kenaikan adalah perihal naik; penambahan; peningkatan, yakni sesuatu yang dibubuhkan kepada yang sudah ada supaya menjadi lebih banyak atau lebih besar.

Menurut KBBI, harga merupakan nilai barang yang ditentukan atau dirupakan dengan uang. Harga memegang andil yang sangat kuat dalam penjualan produk. Menurut Basu Swastha (1997: 241) harga adalah jumlah uang (ditambah beberapa produk kalau mungkin) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari produk dan pelayanannya.

Sedangakan menurut Philip Kotler (2000: 272) harga merupakan jumlah nilai yang ditukarkan konsumen dengan manfaat dari memiliki atau menggunakan produk. Dari definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pada dasarnya harga adalah suatu barang atau jasa yang dapat memberikan manfaat dan kepuasaan pada seseorang dengan mengeluarkan sejumlah uang.

Bahan Bakar Minyak (BBM) merupakan hasil minyak bumi yang bisa diubah menjadi energi. BBM adalah salah satu bagian dari bahan bakar yang berbentuk cair, mengandung energi panas yang dapat dilepaskan dan dimanipulasi. Komoditas dari BBM antara lain: Avgas (Aviation Gasoline), Avtur (Aviation Turbine), Bensin, Minyak Tanah (Kerosene), Minyak Solar (High Speed Diesel), Minyak Diesel (Marine Diesel Fuel), Minyak Bakar (Marine Fuel Oil), dan Biodiesel.

(33)

kekhawatiran atas terganggunya pasokan minyak mentah dari produsen minyak terbesar kedua dunia tersebut serta terus membaiknya ekonomi Amerika Serikat (AS) dan upaya komprehensif penyelesaian krisis hutang Zona Eropa, yakni membaiknya pasar tenaga kerja selama 3 bulan berturut-turut yang sejalan dengan pertumbuhan penjualan dan meningkatnya konsumsi di AS serta suksesnya rencana penyelesaian hutang dengan kreditor swasta dan persetujuan parlemen atas paket bail-out kedua untuk menanggulangi krisis hutang Yunani.

Untuk kawasan Asia Pasifik, peningkatan harga minyak mentah selain disebabkan oleh hal-hal tersebut, juga dipengaruhi oleh terus meningkatnya konsumsi minyak di Jepang untuk keperluan pembangkit listrik dan masih relatif tingginya permintaan produk minyak dari China dan India.

(34)

2.1.4. Pemer inta h

Pemerintah sebagai sekumpulan orang-orang yang mengelola kewenangan-kewenangan, melaksanakan kepemimpinan dan koordinasi pemerintahan serta pembangunan masyarakat dari lembaga-lembaga dimana mereka ditempatkan. Pemerintah merupakan organisasi atau wadah orang yang mempunyai kekuasaan dan lembaga yang mengurus masalah kenegaraan dan kesejateraan rakyat dan negara.

Goverment dari bahasa Inggris dan Gouvernment dari bahasa Perancis yang keduanya berasal dari bahasa Latin, yaitu Gubernaculum, yang berarti kemudi, tetapi diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi Pemerintah atau Pemerintahan dan terkadang juga menjadi Penguasa. Pemerintahan dalam arti luas adalah segala kegiatan badan-badan publik yang meliputi kegiatan legislatif, eksekutif dan yudikatif dalam usaha mencapai tujuan negara. Pemerintahan dalam arti sempit adalah segala kegiatan badan-badan publik yang hanya meliputi kekuasaan eksekutif. (C.F. Strong) Pemerintah dalam arti luas adalah segala urusan yang dilakukan oleh negara dalam menyelenggarakan kesejahteraan rakyatnya dan kepentingan negara sendiri, jadi tidak diartikan sebagai pemerintah yang hanya menjalankan tugas eksekutif saja, melainkan juga meliputi tugas-tugas lainnya termasuk legislatif dan yudikatif.

(35)

negara (Ermaya Suradinata). Pemerintah adalah organisasi yang memiliki kekuasaan untuk membuat dan menerapkan hukum serta undang-undang di wilayah tertentu. Ada beberapa definisi mengenai sistem pemerintahan. Sama halnya, terdapat bermacam-macam jenis pemerintahan di dunia. Sebagai contoh: Republik, Monarki/Kerajaan, Persemakmuran (Commonwealth). Dari bentuk-bentuk utama tersebut, terdapat beragam cabang, seperti: Monarki Konstitusional, Demokrasi, dan Monarki Absolut/Mutlak.

2.1.5. Awan

Menurut KBBI, awan adalah kelompok butiran air, es, atau kedua-duanya yg tampak mengelompok di atmosfer; mega; titik-titik air yg halus dng diameter 0,02-0,06 mm. Awan adalah massa terdiri dari tetesan air atau kristal beku tergantung di atmosfer di atas permukaan bumi atau tubuh planet lain. Awan juga massa terlihat yang tertarik oleh gravitasi, seperti massa materi dalam ruang yang disebut awan antar bintang dan nebula.

(36)

bergerak ke daratan. Di atas daratan suhu awan menurun yang menyebabkan uap air yang ada mengalami kondensasi (mengembun) dan turun ke bumi dalam bentuk hujan. (http://id.wikipedia.org/wiki/Awan)

2.1.6. Pemaknaan War na

Para teoritis bangsa mengemukakan bahwa kebanyakan kata memiliki makna majemuk. Setiap kata dari kata-kata seperti: merah, kuning, hitam, dan putih memiliki makna konotatif yang berlainan. Dalam roget’s thesaurus, seperti dikutip mulyana ( 2003 : 260-261), terdapat kira-kira 12 sinonim untuk kata hitam, dalam beberapa kepercayaan warna-warna seperti warna-warna hitam dan abu-abu memiliki asosiasi yang kuat dengan bahasa, hitam tidak dapat dipisahkan dari hal-hal yang bersifat buruk dan negatif, misal: daftar hitam, dunia hitam, dan kambing hitam.

(37)

1. Abu-abu

Melambangkan intelek, masa depan, kesederhanaan, kesedihan, keamanan, reabilitas, kepandaian, tenang, serius, kedewasaan, konservatif, praktis, bosan, profesional, ketidakpastian, kualitas, diam dan tenang.

2. Putih

Putih melambangkan positif, ketepatan, ketidakbersalahan, steril, kematian, kedamaian,pencapaian ketinggian diri, spiritualitas, kedewasaan, keperawanan atau kesucian, kesederhanaan, kebersihan, kesempurnaan, cahaya, persatuan, lugu, murni, ringan, netral, dan fleksibel.

3. Hitam

Hitam melambangkan power, seksualitas, kecanggihan, kematian, misteri, ketakutan, kesedihan, keanggunan, perlindungan, pengusiran, sesuatu yang negatif, mengikat, formalitas, kekayaan, kejahatan, perasaan yang dalam, kemarahan, harga diri dan ketangguhan.

2.1.7. Pakaian

(38)

fungsi umum dari pakaian saja. Padahal fungsi dan makna pakaian tidak hanya itu saja, yakni sebagai alat komunikasi identitas, adat, dan sifat individu. Fungsi identitas pakaian meliputi identitas agama, sosial, budaya, dan sebagainya. Itulah alasan mengapa pakaian mempunyai motif dan model yang variatif. Fungsi dan makna tersebut yang membuat Eco, seorang ahli komunikasi, melontarkan kata “I speak with my cloth “.

Pakaian sering digunakan untuk menunjukkan nilai sosial, dan orang kerap membuat penilaian terhadap nilai sosial orang lain berdasarkan apa yang dipakai orang tersebut. Nilai sosial merupakan hasil atau perkembangan dari pelbagai sumber, dari jabatan, keluarga, jenis kelamin, gender, usia, atau ras. Kolektor, pejabat pemerintah, atau dosen dari nilai social jabatan. Usia balita, remaja, atau dewasa dari nilai sosial usia (Barnard, 1996: 214)

(39)

Masih berhubungan dengan status ekonomi, pakaian dapat menunjukkan klasifikasi tingkat ekonomi seseorang. Seperti yang kita ketahui, di dunia ini secara tidak langsung manusia membuat batas tingkat gaya ekonomi sendiri. Ada tiga macam tingkat ekonomi, yakni ekonomi tingkat rendah, ekonomi menengah ke atas (sedang), dan tingkat ekonomi kelas atas. Hal ini dapat dilihat ketika seseorang itu menghadiri sebuah perayaan atau pesta.

Orang dengan tingkat ekonomi kelas atas biasanya menggunakan pakaian yang sangat rapi, serasi, bermerk, dan tentu saja mewah dibandingkan dengan tingkat ekonomi lainnya. Tapi tingkah laku di atas tidak berlaku ketika orang dengan tiga kalangan ini melakukan refreshing (rekreasi). Orang dengan tingkat rendah dan sedang mengenakan pakaian yang lebih rapi dibandingkan saat menghadiri pesta ataupun bekerja. Sedangkan orang kelas atas mengenakan pakaian kurang formal dan sederhana dari biasanya untuk melepaskan kepenatan (Roach dan Eicher, 1979: 13).

Menurut KBBI, jas merupakan baju resmi (potongan eropa) berlengan panjang, berkancing satu sampai tiga, dipakai di luar kemeja. Jas merupakan simbol keformalan. Sedangkan arti kata compang-camping dalam KBBI adalah koyak-koyak memanjang, tidak rapi, kusut, ataupun juga terdapat tambalan kain.

(40)

seperti sepatu, tas, topi, kaus kaki, kaca mata, selendang, dasi, scraf, shawl, jam tangan dan lain-lain. Dasi merupakan salah satu tanda yang sering digunakan untuk membentuk kesan, gambaran, dan identitas yang juga memuat makna (petanda) yang sering berlaku pada masyarakat. Dasi dengan ikatan simpul petandanya adalah orang terpelajar, dasi tebal petandanya adalah orang kuno, sedangkan dasi berupa tali petandanya adalah orang kampung, bangsa barat (Berger, 2000: 87).

2.1.8. J am Tangan

Jam tangan adalah penunjuk waktu yang dipakai di pergelangan tangan manusia. Jam tangan (arloji) elektrik pertama kali diperkenalkan pada tahun 1957 di Lancaster, Pennsylvania, Amerika Serikat oleh Hamilton Watch Company. Penelitian untuk menghasilkan arloji elektrik tersebut telah dimulai sejak tahun 1946.

(41)

suka mengenakan jam tangannya di tangan sebelah kiri. (http://wartawarga.gunadarma.ac.id)

2.1.9. Gunting

Gunting adalah salah satu teknologi sederhana yang sering dipakai dalam kehidupan sehari-hari. Gunting dipakai untuk memotong kertas, bungkus, rambut, dan lain-lain. Kehebatan gunting adalah dapat memotong tanpa banyak memakan tenaga, tanpa konstruksi yang rumit. Kesederhanaannya membuat disukai semua orang.

Para ahli sejarah berpendapat, gunting ditemukan kira-kira 1500 tahu sebelum masehi di Mesir, masih berupa dua buah pisau yang terhubung ujungnya. Gunting berbentuk pisau yang saling terkait ditengah seperti sekarang ditemukan oleh bangsa romawi sekitar tahun 100. Berabad selanjutnya, gunting “modern” pertama dibuat oleh Robert Hinchcliffe, yang dibuat dari baja yang terasah. Dan kini gunting terus berkembang, tanpa banyak perubahan dari desain dasar. (spitod.wordpress.com)

2.1.10. Tali, Simpul dan Ikatan

(42)

mampatan (contohnya, ia boleh digunakan bagi menarik, bukan menolak). Tali lebih tebal dan kokoh berbanding dengan benang atau akar.

Bahan yang biasa digunakan bagi menghasilkan tali termasuk serat semula jadi seperti gentian manila, hem, linen, kapas, sabut, jut dan sisal. Serat buatan dalam penghasilan tali termasuklah polipropilena, nilon, poliester (contoh. PET, Vectran), polietilena (contoh. Spectra) dan Aramid (contoh. Twaron, Technora dan Kevlar). Setengah tali dihasilkan melalui campuran beberapa serat atau menggunakan serat ko-polimer. Tali juga boleh dibuat dari serat logam. Selain itu, tali juga telah dihasilkan dari bahan berserat seperti sutera, bulu biri-biri, dan rambut, tetapi tali sedemikian tidak didapati secara meluas. Rayon merupakan serat dikitar yang digunakan bagi menghasilkan tali hiasan.

Sejak jaman pra sejarah, kegunaan tali sangatlah penting dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam bidang seperti pembinaan, pelautan, pengembaraan dan perhubungan. Untuk mengikat tali, sejumlah besar simpul telah direka bagi pelbagai kegunaan.

Takal telah digunakan bagi mengarah kuasa tarikan ke arah lain, dan mungkin telah digunakan bagi mencipta kelebihan mekanikal, membenarkan beberapa utas tali bagi berat beban dan menggandakan kekuatan yang diberikan pada ujungnya.

(43)

hubungan antara tali dengan benda lainnya, misal kayu, balok, bambu dan sebagainya.

1. Simpul Ujung Tali

Gunanya agar tali pintalan pada ujung tali tidak mudah lepas. 2. Simpul Mati

Gunanya untuk menyambung 2 utas tali yang sama besar dan tidak licin. 3. Simpul Anyam

Gunanya untuk menyambung 2 utas tali yang tidak sama besarnya dan dalam keadaan kering.

4. Simpul Anyam Berganda

Gunanya untuk menyambung 2 utas tali yang tidak sama besarnya dan dalam keadaan basah.

5. Simpul Erat

Gunanya untuk memendekkan tali tanpa pemotongan. 6. Simpul Kembar

Gunanya untuk menyambung 2 utas tali yang sama besarnya dan dalam keadaan licin.

7. Simpul Kursi

Gunanya untuk mengangkat atau menurunkan benda atau orang pingsan. 8. Simpul Penarik

(44)

9. Simpul Laso

Gunanya untuk menjerat dan mencekik binatang. Selain itu, biasanya digunakan juga dalam melaksanakan hukuman gantung.

Jenis ikatan yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari adalah sebagai berikut:

1. Ikatan Pangkal

Gunanya untuk mengikatkan tali pada kayu atau tiang, akan tetapi ikatan pangkal ini dapat juga digunakan untuk memulai suatu ikatan.

2. Ikatan Tiang

Gunanya untuk mengikat sesuatu sehingga yang diikat masih dapat bergerak leluasa misalnya untuk mengikat leher binatang supaya tidak tercekik.

3. Ikatan Jangkar

Gunanya untuk mengikat jangkar atau benda lainnya yang berbentuk ring.

4. Ikatan Tambat

(45)

5. Ikatan Tarik

Gunanya untuk menambatkan tali pengikat binatang pada suatu tiang, kemudian mudah untuk membukanya kembali. Dapat juga untuk turun ke jurang atau pohon.

(http://pramuka.webege.com/index.php?option=com_content&view=arti cle&id=138:mengenal-jenis-tali-temali&catid=46:tekpram&Itemid=66, diakses pada 14/05/2012, pukul 13:00)

2.1.11.Balon Udar a

Balon terbang atau udara merupakan sejenis pesawat terbang, sebuah balon yang dipompa dengan udara. Balon terbang dapat mengambang di udara karena daya apungnya. Awalnya, udara yang dipompakan itu adalah hidrogen. Karena resiko ledakan, sekarang gas mulia helium digunakan sebagai media penggerak.

(46)

1. Envelope

Bentuknya berupa kantong berupa balon tempat udara dipanaskan. Envelope ini biasanya terbuat dari bahan nilon dan diperkuat dengan panel-panel yang di anyam. Karena nilon ini tidak tahan api, maka bagian bawah envelope di lapisi dengan bahan anti api (skirt).

2. Burner

Merupakan alat yang berfungsi untuk memanaskan udara di dalam Envelope. Burner di letakan di atas kepala penumpang dekat ke mulut envelope.

3. Basket atau Keranjang

Merupakan tempat penumpang. Basket dibuat dari bahan yang ringan dan lentur. (http://science.howstuffworks.com, diakses pada 18/04/2012 pukul 22:00)

Cara kerja balon udara sangat sederhana yaitu dengan cara memanaskan udara di dalam balon agar lebih panas dari udara di luarnya sehingga balon udara mengembang dan dapat naik (terbang). Udara yang lebih panas akan lebih ringan karena masa per unit volumenya lebih sedikit. Untuk dapat terbang, udara di dalam envelope dipanaskan menggunakan burner dengan temperatur sekitar 100 derajat Celcius.

(47)

envelope membuat balon bergerak turun. Balon udara berpindah dari satu lokasi ke lokasi lain dengan cara memanfaatkan hembusan angin untuk bergerak secara horizontal. Arah tiupan angin berbeda pada setiap ketinggian tertentu. Perbedaan arah tiupan angin inilah yang dimanfaatkan oleh pengemudi balon udara untuk mengendalikan balon udara dari satu lokasi ke lokasi yang diinginkan. Balon udara mempunyai dua tipe yaitu: 1. Balon udara yang diisi dengan udara panas, yaitu balon udara yang

mempunyai pembakar yang berfungsi untuk memanaskan udara dalam balon sehingga udara dalam balon menjadi lebih ringan dari udara luar sekitarnya.

2. Balon udara yang diisi dengan gas yang memang ringan, yaitu balon udara yang diisi gas yang ringan seperti contohnya gas hydrogen. Namun kelemahan gas hidrogen ini adalah mudah terbakar. Jika ingin aman bisa menggunakan gas helium, namun sangat mahal. (www.engineeringtown.com, diakses pada 19/04/2012, pukul 09:30)

2.1.12.Api

(48)

bahan bakar termasuk dalam tingkatan kombusi sehingga dapat digunakan untuk keperluan manusia (misal digunakan sebagai bahan bakar api unggun, perapian atau kompor gas) atau tingkat pembakar yang keras yang bersifat sangat penghancur, membakar dengan tak terkendali sehingga merugikan manusia (misal, pembakaran pada gedung, hutan, dan sebagainya).

Penemuan cara membuat api merupakan salah satu hal yang paling berguna bagi manusia, karena dengan api, golongan hominids (manusia dan kerabatnya seperti kera) dapat aman dari hewan buas, memasak makanan, dan mendapat sumber cahaya serta menjaga dirinya agar tetap hangat Pada balon udara api digunakan untuk menciptakan udara panas agar balon udara memiliki massa yang lebih ringan dibandingkan massa udara di sekitar balon udara.

(http://www.engineeringtown.com/kids/index.php/kamu-harus-tahu/202-bagaimana-balon-udara-bisa-terbang, diakses pada 19/04/2012 pukul 07:00)

2.1.13.Pasak

(49)

tali yang menghubungkan balon udara dan pasak. (http://gambarteknik.blogspot.com, diakses pada 19/04/2012, pukul 9:39)

2.1.14.Rumput

Menurut KBBI, rumput adalah tumbuhan jenis ilalang yang berbatang kecil, banyak jenisnya, batangnya beruas, daunnya sempit panjang, bunganya berbentuk bulir dan buahnya berupa biji-bijian, seperti bambu, benggala, betung, dan ilalang.

Rumput adalah tumbuhan pendek yang sering ada di halaman, pinggir jalan atau lapangan. Rumput dianggap sebagai gulma pengganggu tanaman bila berada di sekitar tanaman yang sengaja ditanam, tapi merupakan aset utama lapangan sepak bola. Jenis rumput yang sering kita jumpai adalah Rumput Gajah, Rumput Jepang, dll.

(http://id.wikipedia.org/wiki/Rumput, diakses pada 19/04/2012, pukul 11:51).

2.1.15.Kanan dan Kir i

(50)

partai-partai yang menghendaki perubahan dalam struktur Negara dan masyarakat.

Sementara itu kiri sebagai gerakan protes yang dilancarkan oleh sebagian besar mahasiswa dan kaum cendikiawan di negara-negara Barat yang menentang masyarakat dan yang mereka tentang adalah lembaga-lembaga sosial, ekonomi dan politik, pandangan hidup, nilai-nilai moral dan cita-cita moral masyarakat. Gerakan ini tidak memiliki pedoman-pedoman ideologis yang sama atau program praktis. Mereka terdiri dari banyak kelompok dan orang yang datang dari berbagai latar belakang dan orientasi politis. Gerakan ini terdiri dari unsur-unsur pemberontakan spontan melawan kenyataan sosial. Tetapi ia tidak memiliki metode, cara dan alat efektif untuk mengubah kenyataan sosial itu secara praktis.

(51)

2.1.16. Kar tun Editor ial atau Kar ikatur

Secara etimologi, karikatur berasal dari bahasa Italia caricare, artinya melebih-lebihkan. Kata caricare itu sendiri dipengaruhi kata carattere yang juga bahasa Italia yang berarti karakter dan dalam bahasa Spanyol berarti wajah. Perkataan karikatur mulai digunakan untuk pertama kalinya oleh Mussolini, orang Perancis, dalam salah satu karyanya yang berjudul Diverse Figure. Sedangkan orang pertama yang memperkenalkan kata caricature adalah Lorenzo Bernad, seorang pemahat patung pada zaman Renaissance. (Lukman dalam Sumadria, 2005 : 8).

Dalam Encyclopedia of The Art dijelaskan karikatur merupakan representasi sikap atau karakter seseorang dengan cara melebih-lebihkan sehingga melahirkan kelucuan. Karikatur juga sering dipakai sebagai sarana kritik sosial dan politik. Dari penjelasan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa karikatur adalah gambar wajah, sikap atau karakter seseorang yang dilebih-lebihkan sehingga menjadi lucu.

(52)

penting, karena ide yang bagaimanapun kuatnya akan berkurang nilainya apabila tidak didukung oleh kualitas gambar yang baik. Sebagaimana seni lukis dalam karikatur juga dituntut komposisi untuk membuat gambar yang enak dipandang .

Menggambar karikatur termasuk proses kreatif seorang ahli grafis yang sekaligus seorang jurnalis. Sebagai ahli grafis, ia harus dapat menyajikan gambar yang memenuhi kaidah komposisi gradasi dan aksentuasi secara tajam dan serasi. Sebagai jurnalis ia pandai memilih topik yang sedang aktual, menyangkut kepentingan masyarakat umum dan mengemasnya dalam paduan gambar serta kata-kata yang singkat, lugas, dan sederhana.

Secara teknik jurnalistik, karikatur diartikan sebagai opini redaksi media dalam bentuk gambar yang sarat dengan muatan kritik sosial dengan memasukkan unsur kelucuan, anekdot, dan humor agar siapa pun yang melihatnya bisa tersenyum, termasuk tokoh atau obyek yang dikarikaturkan itu sendiri. (Sumadria, 2005 : 9).

Sebuah karikatur dikatakan efektif apabila karikatur itu telah menjalankan fungsinya, yaitu karikatur harus membuat tersenyum untuk semua. Senyum untuk yang dikritik agar tidak marah dan senyum untuk masyarakat yang merasa terwakili aspirasinya.

(53)

politik ( Setiawan, 2002 : 17). Selain itu elemen pembentuk komik – kartun pun cukup komplek, yakni terdiri atas unsur-unsur berbagai disiplin, misalnya bidang seni rupa, sastra, linguistik, dan sebagainya. Meski begitu, menurut Benedict R. O’G. Anderson, dibandingkan dengan bentuk komunikasi politik lain, mungkin kartun merupakan bentuk yang paling terbaca. (Sobur, 2004 : 133).

Sebuah gambar lelucon yang muncul di media massa, yang hanya berisikan humor semata, tanpa membawa beban kritik sosial apapun, biasanya kita sebut sebagai kartun. Sedangkan gambar lelucon yang membawa pesan kritik sosial sebagaimana kita lihat di setiap ruang opini surat kabar, kita sebut karikatur.

Karikatur adalah bagian dari opini penerbit yang dituangkan dalam bentuk gambar-gambar khusus. Semula karikatur ini hanya merupakan selingan atau ilustrasi belaka. Namun pada perkembangan selanjutnya, karikatur dijadikan sarana untuk menyampaikan kritik yang sehat. Dikatakan kritik yang sehat karena penyampaiannya disampaikan deangan gambar-gambar lucu dan menarik ( Sobur, 2004 : 140).

2.1.17. Kar ikatur Dalam Media Massa

(54)

media massa. Baik kartun maupun karikatur di Indonesia belakangan ini sudah bisa menjadi karya seni yang menyimpan gema panjang, sarat oleh pesan dan estetika, disamping kadar humornya. Karikatur penuh dengan perlambangan-perlambangan yang kaya akan makna, oleh karena itu karikatur merupakan ekspresi dari situasi yang menonjol di dalam masyarakat. Setajam atau sekeras apapun kritik yang disampaikan sebuah gambar karikatur, tidak akan menyebabkan terjadinya evolusi. Dengan kata lain, karikatur dapat mengetengahkan suatu permasalahan yang sedang hangat di permukaan.

Menurut Anderson, dalam memahami studi komunikasi politik di Indonesia akan lebih mudah dianalisa mengenai konsep politik di Indonesia dengan membedakan dalam dua konsep, yaitu dengan Direct Speech (komunikasi langsung) dan Symbolic Speech (komunikasi tidak langsung). Komunikasi langsung merupakan konsepsi politik yang analisanya dipahami sejauh penelitian tersebut ditinjau dari komunikasi yang bersifat langsung, seperti humor, gossip, diskusi, argumen, intrik dan lain-lain. Sedangkan komunikasi tidak langsung, tidak dapat secara langsung dipahami maupun diteliti seperti patung, monumen dan simbol-simbol lainnya (Bintoro dalam Marliani, 2004: 49).

(55)

yang sehat dan juga suatu keahlian karikaturis adalah bagaimana dia memilih topik-topik isu yang tepat dan masih hangat.

2.1.18. Kr itik Sosial

Indonesia terbangun ketika budaya tulis sudah menyebar luas, ketika segala tatanan kehidupan dirumuskan secara tertulis dan tidak tertulis, baik dalam bentuk buku, majalah, surat kabar, radio, televisi dan internet. Semakin luas melalui pendidikan modern dan yang tak kalah pentingnya, ketika segala bentuk tulisan sebagian besar menyampaikan berbagai informasi melalui bahasa Indonesia dijadikan media resmi pendidikan nasional dan sebagai alat komunikasi dalam birokrasi (Masoed, 1999: 42).

Dengan demikian melestarikan atau mempertahankan kritik terselubung dalam konteks budaya yang tidak lagi menopangnya, sama saja dengan membunuh eksistensi kritik sehingga sebuah institusi sosial yang lahir dari kebutuhan pengembangan hidup bersama manusia. Dalam konteks budaya tulis, budaya modern materialistis yang berpenopang pada budaya tulis di atas pembangunan, pengembangan dan penyebaran kritik sama statusnya dengan pembangunan dan pengembangan, dan penyebaran kritik itu sendiri.

(56)

yang cermat (Masoed, 1999: 36). Dukungan “kritik” menurut kamus Oxford adalah “one who appreises literaryor artistic work” atau suatu hal yang membentuk dan memberikan penilaian untuk menemukan kesalahan terhadap sesuatu. Kritik awalnya dari bahasa Yunani (Kritike = pemisahan, Krinoo = memutuskan) dan berkembang dalam bahasa Inggris “critism” yang berarti evaluasi atau penilaian tentang sesuatu. Sementara sosial adalah suatu kajian yang menyangkut kehidupan dalam bermasyarakat menciptakan suatu kondisi sosial yang tertib dan stabil (Susanto, 1986: 7).

Dalam kritik sosial, pers dan politik Indonesia, kritik sosial adalah salah satu bentuk komunikasi dalam masyarakat yang bertujuan atau berfungsi sebagai sumber kontrol terhadap jalannya sebuah sistem sosial atau proses bermasyarakat. Dalam konteks inilah kritik sosial merupakan salah satu unsur penting dalam memelihara sistem sosial. Dengan kata lain, kritik sosial dalam hal ini berfungsi sebagai wahana untuk konservasi dan reproduksi sebuah sistem sosial atau masyarakat (Abar dalam Masoed, 1999: 47).

(57)

demikian yang lebih banyak dianut kaum oleh kritis dan struktualis. Mereka melihat kritik sosial adalah wahana komunikatif untuk suatu tujuan perubahan sosial. Suatu kritik sosial selalu menginginkan perbaikan, ini berarti bahwa suatu kritik sosial yang murni kurang didasarkan pada peneropongan kepentingan diri saja, melainkan justru menitikberatkan dan mengajak masyarakat atau khalayak untuk memperhatikan kebutuhan-kebutuhan nyata dalam masyarakat. Suatu kritik sosial kiranya didasarkan pada rasa tanggung jawab atas perkembangan lingkungan sosialnya, sehingga diharapkan dapat menuju ke arah perbaikan dalam masyarakat untuk mewujudkan suatu ketertiban sosial (Susanto, 1986: 105).

(58)

budi, sehingga apabila pemerintah mempunyai program kerja maka partisipasi masyarakat akan muncul dengan sendirinya (Panuju, 1999: 49).

Kritik sosial itu sebenarnya merupakan sesuatu yang positif karena ia mendorong sesuatu yang terjadi di dalam masyarakat untuk kembali ke kriteria yang dianggap wajar dan telah disepakati bersama. Menurut Aris Susanto, dalam bidang politik istilah kritik sosial seringkali memperoleh konotasi negatif karena diartikan mencari kelemahan-kelemahan pihak lain dalam pertarungan politik sehingga arti yang substansial dari kritik sosial itu menjadi kabur (Masoed, 1999: 71).

Kesan oposisi sejauh mungkin harus dapat dihindarkan, masyarakat awam menganggap kritik sama dengan oposisi, yang artinya “pihak sana” (out group) sehingga kritik tertuju kebijaksanaan atau oknum aparat pemerintah, diidentifikasi sebagai penentang atau melawan pemerintah. Padahal, kritik bukanlah seperti itu. Kritik tidak selamanya berarti melawan. Kritik itu mengandung muatan-muatan saling memberi arti. Setidaknya menjadi masukan yang dapat dipertimbangkan dalam merumuskan kebijaksanaan dan tindak lanjutnya (Ali, 1999: 84).

(59)

Sesuai dengan ciri makhluk rasional, maka keterbukaan dan kritik harus mengandung beberapa unsur utama. Diantaranya adalah peningkatan supremasi individu, kompetisi dan membuka peluang pengarahan bagi tindakan manusia untuk meraih sukses dan keuntungan di planet bumi ini (Ali, 1999: 194).

Dengan demikian, melestarikan atau mempertahankan kritik terselubung dalam konteks budaya yang tidak lagi menopangnya sama saja membunuh eksistensi kritik sebagai sebuah institusi sosial yang lahir dari kebutuhan pengembangan hidup kebersamaan manusia. Dalam konteks budaya tulis, budaya modern materialistis yang berpenopang pada budaya tulis di atas, pembangunan, pengembangan, penyebaran kritik sama statusnya dengan pembangunan, pengembangan, dan penyebaran kritik itu sendiri.

2.1.19. Pendekatan Semiotika

(60)

semuanya dapat juga dipandang sebagai tanda. Hal ini dimungkinkan karena luasnya pengertian tanda itu sendiri (Piliang, 1998 : 262).

Semiotika menurut Berger memiliki dua tokoh, yakni Ferdinand de Saussure (1857-1913) dan Charles Sander Peirce (1839-1914). Kedua tokoh tersebut mengembangkan ilmu semiotika secara terpisah dan tidak mengenal satu sama lain. Saussure di Eropa dan Peirce di Amerika Serikat. Latar belakang keilmuan dari Saussure adalah linguistic, sedangkan Peirce filsafat, Saussure menyebut ilmu yang dikembangkannya semiologi (semiology).

Semiologi menurut Saussure seperti dikutip Hidayat, didasarkan pada anggapan bahwa selama perbuatan dan tingkah laku manusia membawa makna atau selama berfungsi sebagai tanda harus ada di belakangnya sistem pembedaan dan konvensi yang memungkinkan makna itu. Di mana ada tanda, di sana ada sistem (Hidayat, 1998 : 26).

Sedangkan Peirce menyebut ilmu yang dibangunnya semiotika (semiotics). Bagi Peirce, yang ahli filsafat dan logika, penalaran manusia senantiasa dilakukan lewat tanda. Artinya, manusia hanya dapat bernalar lewat tanda. Dalam pikirannya, logika sama dengan semiotika dan semiotika akan diterapkan pada segala macam tanda (Berger, 2000 : 11-12). Dalam perkembangan selanjutnya, istilah semiotika lebih popular daripada semiologi.

(61)

sesuatu yang dapat diamati atau dibuat teramati dapat disebut tanda. Karena itu, tanda tidaklah terbatas pada benda. Ada atau tidak adanya peristiwa, struktur yang ditemukan dalam sesuatu, suatu kebiasaan, semua ini dapat disebut tanda.

Sebuah bendera kecil, sebuah isyarat tangan, sebuah kata, suatu keheningan, suatu kebiasaan makan, sebuah gejala mode, suatu gerak syaraf, peristiwa memerahnya wajah, suatu kesukaan tertentu, letak bintang tertentu, suatu sikap, setangkai bunga, rambut uban, sikap diam membisu, gagap, berbicara cepat, berjalan sempoyongan, menatap, api, putih, bentuk, bersudut tajam, kecepatan, kesabaran, kegilaan, kekhawatiran, kelengahan, semuanya itu dianggap sebagai tanda (Zoest, 1993 : 18).

Menurut John Fiske pada intinya semua model yang membahas mengenai makna dalam studi semiotik memiliki bentuk yang sama, yaitu membahas tiga elemen antara lain:

1. Sign atau tanda itu sendiri

(62)

2. Codesi atau kode

Sebuah sistem yang terdiri dari berbagai macam tanda yang terorganisasikan dalam usaha memenuhi kebutuhan masyarakat atau budaya untuk mengeksploitasi media komunikasi yang sesuai dengan transmisi pesan mereka.

3. Budaya

Lingkungan dimana tanda atau kode itu berada. Kode dan lambang tersebut segala sesuatunya tidak dapat lepas dari latar belakang budaya dimana tanda dan lambang itu digunakan.

Dalam semiotik model yang digunakan dapat berasal dari berbagai ahli, seperti Ferdinand De Saussure, Roland Barthes, dan sebagainya. Pada penelitian ini yang akan digunakan adalah model semiotik milik Charles Sanders Pierce karena adanya kelebihan yang dimiliki yaitu tidak mengkhususkan analisanya pada studi linguistik.

2.1.20. Model Semiotika Char les Sander s Peir ce

(63)

tanda. Artinya, tanda baru dapat berfungsi sebagai tanda bila dapat ditanggapi dan pemahaman terjadi berkat ground, yaitu pengetahuan tentang sistem tanda dalam suatu masyarakat. Hubungan ketiga unsur yang dikemukakan Peirce terkenal dengan nama segitiga semiotic, seperti tersaji pada gambar berikut :

Tanda

Interpretant Objek Gambar 2.1 : Model Semiotika Peir ce

Selanjutnya dikatakan, tanda dalam hubungan dengan acuannya dibedakan menjadi tanda yang dikenal dengan ikon, indeks, dan simbol. Ikon adalah tanda yang antara tanda dengan acuannya ada hubungan kemiripan dan biasa disebut metafora. Bila ada hubungan kedekatan eksistensi, tanda demikian disebut indeks. Sedangkan simbol adalah tanda yang diakui keberadaannya berdasarkan hukum konvensi. (Tinarbuko, 2008 : 14).

(64)

Ikon

Indeks Simbol

Gambar 2.2 : Model Kategor i Tanda Peir ce

Sementara itu, Peirce menandaskan bahwa kita hanya berpikir dengan medium tanda. Manusia hanya dapat berkomunikasi lewat sarana tanda. Tanda dalam kehidupan manusia bisa tanda gerak atau isyarat. Lambaian tangan yang bisa diartikan memanggil atau anggukan kepala dapat diterjemahkan setuju. Tanda bunyi, seperti tiupan peluit, terompet, genderang, suara manusia, dering telepon. Tanda tulisan diantaranya huruf dan angka. Bisa juga tanda gambar berbentuk rambu lalu lintas, dan masih banyak ragamnya (Noth, 1995 : 44).

(65)

Hamengkubuwono X sebagai raja keraton Ngayogyakarta adalah ikon dari pak Sultan.

Indeks merupakan tanda yang memiliki hubungan sebab akibat dengan apa yang diwakilinya atau disebut juga sebagai tanda bukti. Contohnya asap dan api, asap menunjukkan adanya api. Jejak telapak kaki di tanah merupakan tanda indeks orang yang melewati tempat itu. Tanda tangan (signature) adalah indeks dari keberadaan seseorang yang menorehkan tanda tangan itu.

Simbol merupakan tanda berdasarkan konvensi, peraturan, atau perjanjian yang disepakati bersama. Simbol baru dapat dipahami jika seseorang sudah mengerti arti yang telah disepakati sebelumnya. Jadi, simbol adalah tanda yang menunjukkan hubungan alamiah antara penanda dengan petandanya. Hubungan diantaranya bersifat arbitrer/semena, hubungan berdasarkan konvensi (perjanjian) masyarakat (Sobur, 2004 : 41-42). Contohnya, Garuda bagi bangsa Indonesia adalah burung yang memiliki perlambang yang kaya makna. Namun, bagi orang Eskimo garuda hanya dipandang sebagai burung elang biasa (Tinarbuko, 2008 : 16-17).

2.1.21. Konsep Makna

(66)

Meaning, (Odgen dan Richards dalam buku Kurniawan, 2008: 27) telah mengumpulkan tidak kurang dari 22 batasan mengenai makna.

Makna sebagaimana dikemukakan oleh Fisher (dalam Sobur, 2004: 248), merupakan konsep yang abstrak yang telah menarik perhatian para ahli filsafat dan para teoritis ilmu sosial selama 2000 tahun silam. Semenjak Plato mengkonseptualisasikan makna manusia sebagai salinan “ultrarealitas”, para pemikir besar telah sering mempergunakan konsep itu dengan penafsiran yang sangat luas yang merentang sejak pengungkapan mental dari Locke sampai ke respon yang dikeluarkan dari Skinner. “Tetapi”, (kata Jerold Katz dalam Kurniawan, 2008: 47), “setiap usaha untuk memberikan jawaban yang langsung telah gagal. Beberapa seperti misalnya Plato, telah terbukti terlalu samar dan spekulatif. Yang lainnya memberikan jawaban salah”.

Menurut Devito, makna bukan terletak pada kata-kata melainkan pada manusia. “Kita”, lanjut Devito, menggunakan kata-kata untuk mendekati makna yang ingin kita komunikasikan. Tetapi kata-kata ini secara sempurna dan lengkap menggambarkan makna yang kita maksudkan. Demikian pula makna yang didapat pendengar dari pesan-pesan akan sangat berbeda dengan makna yang ingin kita komunikasikan. Komunikasi adalah proses yang ingin kita gunakan untuk memproduksi dibenak pendengar dan apa yang ada dalam benak kita.

(67)

menjelaskan makna secara alamiah, (2) mendeskripsikan secara alamiah, (3) menjelaskan makna dalam proses komunikasi (Kempson dalam Sobur, 2004: 258).

Ada beberapa pandangan yang menjelaskan teori atau konsep makna. Model konsep makna (Johnson dalam Devito 1997: 123-125) sebagai berikut:

1. Makna dalam diri manusia. Makna tidak terletak pada kata-kata melainkan pada manusia. Kita menggunakan kata-kata untuk mendekati makna yang ingin kita komunikasikan, tetapi kata-kata tersebut tidak secara sempurna dan lengkap menggambarkan makna yang ingin kita gunakan untuk memproduksi dibenak pendengar apa yang ada dalam benak kita dan proses ini adalah proses yang bisa salah.

2. Makna berubah. Kata-kata relatif statis, banyak dari kata-kata yang kita gunakan 200 atau 300 tahun yang lalu. Tetapi makna dari kata-kata ini dan berubah khusus yang terjadi pada dimensi emosional makna.

3. Makna membutuhkan acuan, walaupun tidak semua komunikasi mengacu pada dunia nyata. Komunikasi hanya masuk akal bilamana ia mempunyai kaitan dengan dunia atau lingkungan eksternal.

(68)

mengaitkan acuan yang diamati. Bila kita berbicara tentang cerita, persahabatan, kebahagiaan, kejahatan dan konsep-konsep lain yang serupa tanpa mengaitkannya dengan sesuatu yang spesifik, kita tidak akan bisa berbagi makna dengan lawan bicara.

5. Makna tidak terbatas jumlahnya. Pada suatu saat tertentu, jumlah kata dalam suatu bahasa terbatas, tetapi maknanya tidak terbatas. Karena itu kebanyakan kita mempunyai banyak makna. Ini bisa menimbulkan masalah bila ada sebuah kata diartikan secara berbeda oleh dua orang yang sedang berkomunikasi.

Makna yang dikomunikasikan hanya sebagian. Makna yang kita peroleh dari suatu kejadian bersifat multi aspek dan sangat kompleks. Tetapi hanya sebagian saja dari makna-makna ini yang benar-benar dapat dijelaskan. Banyak dari makna tersebut yang tetap tinggal dalam benak kita, karenanya pemaknaan yang sebenarnya mungkin juga merupakan tujuan yang ingin kita capai tetap tidak pernah tercapai (Sobur, 2003: 285-289).

2.2.Ker angka Ber pikir

(69)

tersebut. Begitu juga penelitian yang memahami lambang dan tanda yang ada, dalam obyek yang berdasarkan pengalaman dan pengetahuan peneliti.

Berdasarkan landasan teori yang telah disampaikan, maka peneliti dalam memaknai kartun editorial Clekit melakukan pemaknaan terhadap tanda dan lambang berbentuk gambar dengan menggunakan teori segitiga makna Peirce (triangle meaning) yang meliputi tanda, obyek, dan interpretan sehingga diperoleh hasil interpretasi data mengenai kartun editorial Clekit tersebut.

(70)

Gambar 3 : Bagan Ker angka Ber pik ir Clekit

“Kenaikan Harga BBM”

Char les Sander s Pier ce

1. Ikon

• Pria berpakaian jas • Setelan jas

• Dasi dengan ikatan simpul • Jam tangan

• Gunting

• Pria berpakaian compang-camping • Pakaian compang-camping/ditambal • Balon udara yang siap terbang

• Api

• Tali dengan simpul laso dan ikatan pangkal • Pasak

• Awan berwarna hitam dan abu-abu • Rumput

2. Indeks

• Tulisan “HARGA” • Tulisan “BBM”

• Tanda garis-garis di atas telapak tangan yang sedang memegang gunting, di bawah sikut kiri, di bagian kiri basket/keranjang dan di bagian kiri envelope/kantong balon udara

• Posisi tangan kanan yang sedang membawa gunting dan bersiap-siap menggunting tali penahan balon udara yang bertuliskan “HARGA BBM”

• Posisi tangan kiri mengarahkan jam tangan • Posisi awan hitam dan abu-abu yang lebih terarah

ke kanan

• Posisi balon udara yang lebih condong ke awan hitam dan ke arah kanan

• Mata terbelalak

• Bibir melengkung ke atas dan ujung alis berada di bawah, sedangkan bagian tepi luarnya ke atas • Mata terpejam

• Bibir melengkung ke bawah dan ujung alis tertarik ke atas, sedangkan bagian tepi luarnya ke bawah

3. Simbol

• Pria berpakaian jas • Setelan jas

• Pria berpakaian compang-camping • Pakaian compang-camping • Dasi dengan ikatan simpul

(71)

3.1. J enis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan menggunakan pendekatan semiotik. Alasan digunakannya metode deskriptif kualitatif terdapat beberapa faktor pertimbangan, yaitu pertama, metode deskriptif kualitatif akan lebih mudah menyesuaikan bila dalam penelitian ini kenyataan ganda, kedua, metode deskriptif kualitatif menyajikan secara langsung hubungan antara peneliti dengan objek peneliti, ketiga, metode deskriptif kualitatif lebih peka serta dapat menyesuaikan diri dengan banyak pengaruh terhadap pola-pola nilai yang dihadapi (Moeloeng, 2002: 33).

Selain itu, pada dasarnya semiotik bersifat kualitatif interpretatif, yaitu suatu metode yang memfokuskan dirinya pada tanda dan teks sebagai objek kajian, serta bagaimana menafsirkan dan memahami kode dibalik tanda dan teks tersebut (Marliani, 2004:48).

(72)

dan diorganisasikan secara bersama. Ketiga adalah pembentukan secara bertahap dari makna sebuah pesan melalui pemahaman dan interpretasi.

Dalam penelitian ini, menggunakan metode semiotik. Semiotik adalah suatu ilmu atau metode analisis untuk mengkaji tanda (Sobur, 2004: 15). Dengan menggunakan metode semiotik, peneliti berusaha menggali realitas yang didapatkan melalui interpretasi simbol-simbol dan

Gambar

Gambar 2.1 : Model Semiotika Peirce
Gambar 2.2 : Model Kategori Tanda Peirce
Gambar 3 : Bagan Kerangka Berpikir tertarik ke atas, sedangkan bagian tepi luarnya ke
Gambar 4.1 : Konsep Segitiga Tanda Peirce
+3

Referensi

Dokumen terkait

sedangkan skor Addition Test setelah minum air gula sebesar 338 lebih tinggi daripada skor Addition Test sebelum minum air gula sebesar 283 .Terdapat perbedaan

Hasil penelitian ini dapat diigunakan sebagai sumber acuan atau sumber kepustakaan berkenan dengan proses pembelajaran menulis teks deskripsi dan berpikir kreatif, khususya

Pungukuran arah kiblat untuk masjid-masjid di desa Padamara dengan menggunakan alat bantu GPS, qibla locator dan menggunakan alat ukur theodolit diketahui bahwa hasil

yang berjudul “ Analisa Penggunaan Motor DC 12 Volt Pada Robot Pengintai Dengan Komunikasi Wireless Berbasis Mikrokontroller Arduino Severino ” yang dibuat untuk

Dukungan instrumental : sebagian besar keluarga memberikan dukungan instrumental pada anak, dengan menjaga kesehatan, menjaga dari kelelahan, makan, minum, dan istirahat,

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh rasio aktivitas yang terdiri dari perputaran kas, perputaran persediaan dan perputaran piutang terhadap likuiditas

Dari hasil uji hipotesis p < 0,01 (0,000<0,01) dan rhitung > r tabel (0,790 > 0,288) maka hipotesis diterima yaitu ada hubungan yang positif antara kecerdasan

Evaluasi dapat dilakukan dalam dua bentuk evaluasi yaitu formatif dan sumatif. Evaluasi formatif dilakukan selama dan di antara tahapan-tahapan tersebut. Tujuan