AKUNTANSI
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Diajukan oleh :
Kartika Ludhira Sari 0713010099/FE/EA
Kepada
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR
AKUNTANSI
SKRIPSI
Diajukan oleh :
Kartika Ludhira Sari 0713010099/FE/EA
Kepada
DAFTAR TABEL……….. vii
DAFTAR GAMBAR………. ix
DAFTAR LAMPIRAN………. x
ABSTRAKSI………... xi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang………. 1
1.2. Perumusan Masalah……….. 6
1.3. Tujuan Penelitian……….. 6
1.4. Manfaat Penelitian……… 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu………. 8
2.2. Landasan Teori………. 13
2.2.1. Jalur Pendidikan Akuntansi di Indonesia………. 13
2.2.1.1. Sebelum Adanya Program PPAk………... 13
2.2.1.2. Pendidikan Profesi Akuntansi……….. 15
2.2.2. Profesi Akuntan……… 17
2.2.3. Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI)……… 18
2.2.4. Pengertian Minat……… 19
2.2.5. Pengertian dan Jenis Motivasi………... 20
2.2.5.1 Pengertian Motivasi………... 20
2.2.5.2 Jenis Motivasi……… 21
2.2.6. Karakteristik Motivasi……….. 22
2.2.8.1. Teori Hierarki Kebutuhan oleh Abraham Maslow… 24
2.2.8.2. Teori Eksistensi-Keterkaitan-Pertumbuhan……… 26
2.2.8.3. Teori Prestasi oleh McClelland……… 27
2.2.8.4. Teori X dan Y oleh Mc Gregor……… 27
2.3. Kerangka Pemikiran………. 28
2.3.1. Pengaruh Motivasi Karir Terhadap Minat Mahasiswa Untuk Mengikuti PPAk………. 28
2.3.2. Pengaruh Motivasi Kualitas Terhadap Minat Mahasiswa Untuk Mengikuti PPAk………. 29
2.3.3. Pengaruh Motivasi Ekonomi Terhadap Minat Mahasiswa Untuk Mengikuti PPAk……….. 30
2.3.4. Kerangka Pikir……….. 31
2.4. Hipotesis……….. 31
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Definisi Operasional………. 32
3.1.1 Definisi Operasional………. 32
3.1.2 Pengukuran Variabel……… 33
3.2. Teknik Penentuan Sampel………. 35
3.2.1 Objek Penelitian……… 35
3.2.2 Populasi………. 35
3.2.3 Sampel……….. 35
3.3. Teknik Pengumpulan Data……… 37
3.3.1. Jenis Data……….. 37
3.4.6. Uji Hipotesis……….. 42
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Objek Penelitian……… 45
4.1.1. Sejarah Lembaga………... 45
4.1.2. Falsafah, Visi, Misi dan Tujuan………. 46
4.1.2.1. Falsafah………. 46
4.1.2.2. Visi……… 46
4.1.2.3. Misi……… 46
4.1.2.4. Tujuan……… 47
4.1.3. Visi, Misi dan Tujuan Fakultas Ekonomi 4.1.3.1. Visi……… 47
4.1.3.2. Misi………... 47
4.1.3.3. Tujuan……… 47
4.1.4. Riwayat Progdi Akuntansi……… 48
4.1.4.1 Visi Progdi Akuntansi………... 49
4.1.4.2 Misi Progdi Akuntansi……….. 49
4.1.4.3 Tujuan Progdi Akuntansi……….. 49
4.2. Deskripsi Hasil Penelitian……….. 50
4.2.1. Motivasi Karir (X1)……… 50
4.2.2. Motivasi Kualitas (X2)………... 52
4.2.3. Motivasi Ekonomi (X3)………. 53
4.2.4. Minat Untuk Mengikuti PPAk (Y)……… 55
4.3. Uji Validitas, Reliabilitas, dan Normalitas……… 56
4.3.1. Validitas……… 56
4.3.2. Reliabilitas………. 59
4.4.3.1. Uji Kecocokan Model (Uji F)……… 66 4.4.3.2. Uji Pengaruh (Uji t)………... 67 4.5. Pembahasan………... 70
4.5.1. Pengaruh Motivasi Karir Terhadap Minat
Mahasiswa Akuntansi Mengikuti PPAk……… 70 4.5.2. Pengaruh Motivasi Kualitas Terhadap Minat
Mahasiswa Akuntansi Mengikuti PPAk……… 72 4.5.3. Pengaruh Motivasi Ekonomi Terhadap Minat
Mahasiswa Akuntansi Mengikuti PPAk……… 73 4.6. Implikasi Penelitian………... 74 4.7. Perbedaan Penelitian Sekarang dengan Penelitian Terdahulu….. 75 4.8. Keterbatasan Penelitian………. 76
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan………...……. 78 5.2 Saran……….. 79
Penelitian Sekarang……… 12
Tabel 4.1 Deskripsi Jawaban Responden Mengenai Motivasi Karir……… 50
Tabel 4.2 Deskripsi Jawaban Responden Mengenai Motivasi Kualitas……….. 52
Tabel 4.3 Deskripsi Jawaban Responden Mengenai Motivasi Ekonomi………. 53
Tabel 4.4 Deskripsi Jawaban Responden Mengenai Minat Unuk Mengikuti PPAk……….. 55
Tabel 4.5 Hasil Uji Validitas Variabel Motivasi Karir………. 57
Tabel 4.6 Hasil Uji Validitas Variabel Motivasi Kualitas………. 57
Tabel 4.7 Hasil Uji Validitas Variabel Motivasi Ekonomi……… 58
Tabel 4.8 Hasil Uji Validitas Variabel Minat Untuk Mengikuti PPAk……… 59
Tabel 4.9 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Penelitian………. 60
Tabel 4.10 Hasil Uji Normalitas………. 61
Tabel 4.11 Hasil Uji Multikolinieritas……… 62
Tabel 4.12 Hasil Uji Heteroskedastisitas……… 63
Tabel 4.13 Hasil Estimasi Koefisien Regresi……….. 64
Tabel 4.14 Hasil Uji F………. 66
Tabel 4.15 Nilai Koefisien Determinasi (R Square)……… 67
Tabel 4.16 Hasil Uji t……….. 68
Lampiran 2 Tabel Frekuensi Jawaban Responden Lampiran 3 Uji Validitas dan Reliabilitas
Lampiran 4 Uji Normalitas Lampiran 5 Uji Asumsi Klasik
Kartika Ludhira Sari
ABSTRAK
Sejalan dengan perkembangan kebutuhan akan jasa akuntansi, dibutuhkan seorang akuntan yang professional. Akuntan yang tidak memiliki profesionalisme, tidak akan laku di pasaran tenaga kerja. Melalui Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk), seorang mahasiswa akuntansi bisa menjadi seorang akuntan yang professional. Mengingat pentingnya PPAk bagi mahasiswa akuntansi, maka diperlukan motivasi dari dalam diri mahasiswa untuk mengikuti PPAk. Dari hasil survey awal diketahui bahwa masih banyak mahasiswa akuntansi Universitas Pembanguan Nasional “Veteran” Jawa Timur yang tidak berminat mengikuti PPAk. Berdasarkan hal tersebut penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis serta membuktikan secara empiris apakah faktor motivasi karir, motivasi kualitas dan motivasi ekonomi berpengaruh terhadap minat mahasiswa akuntansi Universitas Pembanguan Nasional “Veteran” Jawa Timur untuk mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk).
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh dari hasil penyebaran kuesioner. Responden penelitian adalah mahasiswa akuntansi di Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur, konsentrasi keuangan kelas pagi angkatan tahun 2007 dan 2008, dengan jumlah responden sebanyak 56 orang. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda.
Berdasarkan hasil analisis data diperoleh kesimpulan bahwa motivasi karir dan motivasi ekonomi berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat mahasiswa mahasiswa akuntansi di Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur untuk mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk), sedangkan motivasi kualitas berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap minat mahasiswa mahasiswa akuntansi di Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur untuk mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk).
1.1. Latar Belakang
Perkembangan lingkungan bisnis yang sangat ketat menjadi suatu tantangan yang harus dihadapi bagi setiap pelaku bisnis. Pada hakekatnya pendidikan merupakan usaha yang dilakukan oleh manusia untuk meningkatkan taraf hidup kearah yang lebih baik. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat besar bagi kehidupan bangsa karena pendidikan dapat mendorong dan menentukan maju mundurnya proses pembangunan bangsa dalam segala bidang.
Akuntansi merupakan salah satu jurusan di fakultas ekonomi yang banyak
diminati oleh mahasiswa saat ini. Akuntansi banyak mengalami proses
perkembangan baik dalam dunia pendidikan maupun bisnis, hal ini wajar
mengingat adanya interaksi terhadap nilai-nilai politik, sosial maupun budaya
disetiap lingkungan, tetapi hal yang banyak mempengaruhi keragaman tersebut
adalah kuantitas maupun kualitas opini, solusi maupun ide atau gagasan yang
dilontarkan pada scientist melalui eksperimen terhadap akuntansi baik secara
umum maupun khusus, artinya eksperimen tersebut (riset empiris) dilakukan pada
bidang akuntansi secara total maupun parsial.
Menurut Sundem, 1993 (dalam Widyastuti, dkk : 2004) pendidikan
akuntansi harus menghasilkan akuntan yang professional sejalan dengan
perkembangan kebutuhan akan jasa akuntansi pada abad mendatang. Pendidikan
akuntan tentunya tidak akan laku di pasaran tenaga kerja. Saat ini berbagai sudut
pandang menyoroti sistem pendidikan nasional kita. Pro dan kontra muncul
diantara pemerintah, pengamat, pemerhati, dan atau bahkan guru sebagai pelaku
pendidikan Indonesia tentang arah pendidikan Indonesia ini. Walaupun
Undang-Undang Dasar Negara Indonesia sudah tegas menerangkan hal terkait dengan
pendidikan, namun pada kenyataannya pemerintah Indonesia belum memiliki
orientasi yang jelas mengenai penyelenggaraan pendidikan di Indonesia. Faktanya
adalah orientasi penyelenggaraan pendidikan di Indonesia masih belum dapat
menciptakan pemerataan untuk semua unsur masyarakat.
Namun belakangan ini muncul banyak kasus dalam profesi akuntan yang
dilakukan oleh oknum-oknum tertentu dalam profesi akuntan sehingga timbul
keraguan atas keandalan pendidikan tinggi akuntansi dalam menghasilkan tenaga
akuntan yang profesional di Indonesia (Benny dan Yuskar, 2006:2). Oleh karena
itu pendidikan akuntansi harus menghasilkan akuntan yang profesional sejalan
dengan perkembangan kebutuhan akan jasa akuntansi pada abad mendatang,
pendidikan tinggi akuntansi yang tidak menghasilkan sesorang yang
profesionalisme sebagai akuntan akan tidak laku dipasaran tenaga kerja.
Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk) penting bagi mahasiswa Fakultas
Ekonomi jurusan akuntansi sebab PPAk dapat memberikan kontribusi untuk
menjadi seorang akuntan yang profesional. Mengingat pentingnya PPAk bagi
akuntan di Indonesia didasarkan kepada Undang-Undang No.34 tahun 1954, yang
menyatakan bahwa gelar akuntan diberikan kepada lulusan perguruan tinggi yang
memenuhi syarat untuk menghasilkan akuntan atas proses pendidikannya. Dengan
demikian, terlihat adanya ketidak adilan (diskriminatif) di antara perguruan tinggi,
terutama di antara perguruan tinggi negri dan swasta di Indonesia.
Melalui Surat Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor.179/U/2001
tentang penyelenggaraan Pendidikan Profesi Akuntan (PPAk), dan Surat
Keputusan Mendiknas No. 180/P/2001 tentang pengangkatan panitia ahli
persamaan ijazah akuntan, serta ditandatanganinya Nota Kesepahaman (MoU)
pada tanggal 28 Maret 2002, antara Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dengan Dirjen
Dikti Depdiknas atas pelaksanaan pendidikan profesi akuntan, yang pada akhirnya
Pendidikan Profesi Akuntan (PPAk) di Indonesia dapat terealisasi setelah sekian
lama ditunggu oleh berbagai kalangan khususnya para penyelenggara pendidikan
akuntansi yang lulusannya tidak secara otomatis mendapatkan gelar dengan
sebutan akuntan.
Seperti yang dikutip dari PPA UGM (2005) menyatakan bahwa akuntan
dapat berperan baik di bisnis, organisasi sosial maupun lembaga pemerintahan.
Akuntan juga dapat berperan dalam menjaga kepentingan publik melalui
pemberian jasa attestation, audit atau jasa assurance. Jika berprofesi sebagai
akuntan, maka dituntut memiliki pengetahuan dan keahlian teknis di bidang
akuntansi yang memadai. Melalui pendidikan profesi akuntansi yang dirancang
dengan baik, anda akan menjadi akuntan yang memiliki kompetensi dan
"Akuntan" (Ak).
(http://www.akuntan-ugm.or.id/profil.php?d=1)
Penelitian ini dimotivasi oleh penelitian Widyastuti, dkk, (2004) yang
meneliti pengaruh motivasi (yaitu motivasi kualitas, motivasi karir dan motivasi
ekonomi) terhadap minat mahasiswa untuk mengikuti PPAk di enam universitas di
Yogyakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi karir merupakan
faktor yang signifikan mempengaruhi minat mahasiswa untuk mengikuti PPAk,
dan adanya perbedaan minat untuk mengikuti PPAk antara mahasiswa tingkat
awal dan mahasiswa tingkat akhir.
Berdasarkan hasil survey pendahuluan awal terhadap 30 mahasiswa akuntansi angkatan 2008 diketahui mahasiswa akuntansi yang tidak berminat mengikuti PPAk tergolong banyak yaitu 14 orang atau 46,7%. Hasil kuesioner selengkapnya yang telah disebar terhadap 30 mahasiswa program studi akuntansi perguruan tinggi UPN di Jawa Timur secara acak untuk angkatan tahun 2008 dapat disajikan dalam tabel di bawah ini :
Tabel 1.1 Laporan Hasil Survey Pendahuluan
No Item Pertanyaan Jumlah
1 Mengetahui PPAk 21
Tidak Mengetahui PPAk 9
2 Berminat Mengikuti PPAk 16
Tidak Berminat Mengikuti PPAk 14
Sumber : Survey Pendahuluan
mengetahui PPAk. Dan dari 30 mahasiswa, 16 diantaranya berminat untuk
mengikuti PPAk, sedangkan 14 lainnya tidak berminat untuk mengikuti PPAk.
Alasan 14 mahasiswa tersebut tidak berminat untuk mengikuti PPAk antara lain
belum ada jaminan pekerjaan atau karir sehingga mereka beranggap buat apa
mengikuti pendidikan profesi akuntansi apabila tidak sesuai dengan bidang
pekerjaannya dan adanya anggapan bahwa buat apa mengikuti pendidikan profesi
akuntansi karena ilmu yang didapat selama ini sudah cukup untuk mendapat
pekerjaan dan masih banyak lagi alasannya yang mereka kemukakan. Sedangkan
16 mahasiswa lainnya memilih mengikuti pendidikan profesi akuntansi sebagai
pilihan karena mereka menginginkan tambahan keterampilan sebagai penunjang
bagi karir mereka.
Pada penelitian ini penulis ingin melakukan pengujian kembali tentang
pengaruh motivasi terhadap minat mahasiswa akuntansi untuk mengikuti
pendidikan profesi akuntansi (PPAk), Variabel yang diteliti adalah motivasi karir,
motivasi kualitas, dan motivasi ekonomi dengan objek penelitian mahasiswa
akuntansi khususnya konsentrasi keuangan di UPN “Veteran” Jawa Timur.
Dengan mengetahui pengaruh motivasi terhadap minat mahasiswa akuntansi
untuk mengikuti pendidikan profesi akuntansi (PPAk), maka kalangan akademik
diharapkan dapat memberikan nilai tambah dalam upaya untuk meningkatkan
kualitas pengajaran dalam rangka menambah mutu lulusan sebagai pekerja
intelektual yang siap pakai sesuai dengan kebutuhan pasar. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini peneliti ingin meneliti dengan judul “Pengaruh Motivasi
Jawa Timur untuk mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk)”.
Untuk itu dipandang perlu untuk meneliti guna mencari faktor-faktor
motivasi karir, motivasi kualitas dan motivasi ekonomi yang paling dominan
dalam mempengaruhi minat mahasiswa progdi akuntansi di UPN Jatim yang
diharapkan akan menempuh pendidikan profesi akuntansi (PPAk), guna
memenuhi tuntutan profesi akuntansi agar dapat bekerja lebih professional dan
mempunyai sense of entrepreneurship yang lebih responsive dengan perubahan
kondisi agar tetap survive.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka perumusan masalah dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
“Apakah motivasi karir, motivasi kualitas, dan motivasi ekonomi
berpengaruh terhadap minat mahasiswa akuntansi di UPN untuk mengikuti
Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk)?”
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah dan rumusan masalah diatas, maka
tujuan penelitian adalah :
“Untuk mengetahui dan menganalisis serta membuktikan secara empiris
1.4. Manfaat Penelitian
Peneliti berharap penelitian ini dapat bermanfaat bagi berbagai pihak
terutama bagi :
1. Bagi Universitas
Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk menambah pembendaharaan
kepustakaan Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur,
khususnya Fakultas Ekonomi sehingga dapat digunakan sebagai referensi
bagi penelitian yang lain.
2. Bagi Peneliti
Sebagai sarana menerapkan ilmu pengetahuan, dan teori-teori yang telah
diperoleh dibangku kuliah dan diharapkan dapat menambah wawasan dan
pengerahuan peneliti akan ilmu akuntansi.
3. Bagi Praktisi
Diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat bagi peneliti yang lain yang
akan mengadakan penelitian lebih lanjut, yang berkaitan dengan masalah
ini.
4. Bagi Progdi Akuntansi
Sebagai motivasi kepada pihak universitas khususnya jurusan akuntansi
agar memberikan bimbingan maupun penjelasan kepada mahasiswa
tentang arti pentingnya pendidikan profesi akuntansi, demi peningkatan
karir, kualitas maupun ekonomi mahasiswa khususnya para mahasiswa
akuntansi, sehingga lebih meningkatkan minat mahasiswa untuk mengikuti
2.1. Hasil-hasil Penelitian Terdahulu
Terdapat penelitian terdahlu yang dijadikan sebagai acuan penelitian, ada
penelitian ini mengacu pada tiga penelitian yang dilakukan oleh Widyastuti,
Suryaningsum dan Juliana (2004), Beny dan Yuskar (2006), dan Aprianto (2010).
1. Widyastuti, Suryaningsum, dan Juliana (2004) a. Judul
“Pengaruh Motivasi Terhadap Minat Mahasiswa Akuntansi Untuk
Mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk)” (Studi Empiris Pada
Perguruan Tinggi di Yogyakarta)
b. Permasalahan
“Apakah motivasi mempengaruhi mahasiswa akuntansi untuk mengikuti
PPAk dan apakah ada perbedaan minat antara mahasiswa tingkat awal
dan mahasiswa tingkat akhir terhadap minat untuk mengikuti PPAk?’
c. Hipotesis
1. Motivasi berpengaruh terhadap minat mahasiswa akuntansi untuk
mengikuti PPAk.
2. Motivasi kualitas mempengaruhi minat mahasiswa akuntansi untuk
mengikuti PPAk.
4. Motivasi ekonomi mempengaruhi minat mahasiswa akuntansi untuk
mengikuti PPAk.
5. Ada perbedaan signifikan antara mahasiswa tingkat Awal dan
mahasiswa tingkat akhir terhadap minat untuk mengikuti PPAk.
d. Kesimpulan
1. Ada pengaruh motivasi terhadap minat mahasiswa akuntansi untuk
mengikuti PPAk.
2. Tidak ada pengaruh motivasi kualitas terhadap minat mahasiswa
akuntansi untuk mengikuti PPAk.
3. Ada pengaruh motivasi karir terhadap minat mahasiswa akuntansi
untuk mengikuti PPAk.
4. Tidak ada pengaruh motivasi ekonomi terhadap minat mahasiswa
akuntansi untuk mengikuti PPAk.
5. Ada perbedaan minat antara mahasiswa akuntansi tingkat awal dan
mahasiswa tingkat akhir untuk mengikuti PPAk.
2. Benny dan Yuskar (2006) a. Judul
“Pengaruh Motivasi terhadap Minat Mahasiswa Akuntansi untuk
mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk).” (Studi Empiris pada
perguruan tinggi di padang)
b. Permasalahan
mengikuti pendidikan profesi akuntansi dan untuk menguji kemungkinan
terjadinya perbedaan minat antara mahasiswa yang belum mendapatkan
atau mengikuti mata kuliah auditing dengan mahasiswa yang sudah
memperoleh mata kuliah auditing.
c. Hipotesis
1. Motivasi kualitas mempengaruhi minat mahasiswa untuk mengikuti
PPAk.
2. Motivasi karir mempengaruhi minat mahasiswa untuk mengikuti
PPAk.
3. Motivasi ekonomi mempengaruhi minat mahasiswa untuk mengikuti
PPAk.
4. Ada perbedaan signifikan antara mahasiswa yang belum mengambil
mata kuliah auditing dan mahasiswa yang sudah mengambil mata
kuliah auditing untuk mengikuti PPAk.
d. Kesimpulan
“Bahwa motivasi karir mempunyai pengaruh signifikan terhadap
minat mahasiswa untuk mengikuti PPAk, motivasi ekenomi tidak
berpengaruh signifikan terhadap minat mahasiswa untuk mengikuti
PPAk, motivasi kualitas mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap minat mahasiswa untuk mengikuti pendidikan profesi
3. Aan Aprianto (2010) a. Judul
“Pengaruh motivasi terhadap minat mahaiswa Akuntansi di UPN
“Veteran” Jawa Timur untuk mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi
(PPAk)”.
b. Permasalahan
“Apakah motivasi karir, motivasi kualitas, dan motivasi ekonomi
berpengaruh terhadap minat mahasiswa akuntansi di UPN untuk mengikuti
Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk)”
c. Hipotesis
Diduga motivasi karir, motivasi ekonomi dan motivasi kualitas
berpengaruh terhadap minat mahasiswa konsentrasi akuntansi keuangan
untuk mengikuti PPAk.
d. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pengujian hipotesis yang telah
dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa secara parsial motivasi karir
dan motivasi kualitas terdapat pengaruh tetapi yang mampu berpengaruh
secara signifikan dan dominan terhadap minat mahasiswa akuntansi Progdi
Akuntansi untuk mengikuti PPAk adalah motivasi karir, sedangkan
Tabel 2.1. Perbedaan Antara Penelitian Terdahulu Dengan Penelitian Sekarang
Sumber : Penelitian Terdahulu
Penulis Judul Variabel Penelitian Responden
Sri Wahyuni Widyastuti,dkk (2004) Pengaruh Motivasi Terhadap Minat Mahasiswa Akuntansi Untuk Mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi
(Studi Empiris Pada Perguruan tinggi di Yogjakarta)
Motivasi Karir (X1) Motivasi Ekonomi (X2) Motivasi Kualitas (X3)
Minat Mahasiswa Akuntansi untuk mengikuti PPAk (Y)
Mahasiswa tingkat awal dan mahasiswa
tingkat akhir pada enam perguruan tinggi yaitu : UGM, UII, UAJY, STIE YKPN, UPN, Sanata Dharma. Ellya Benny dan Yuskar (2006) Pengaruh Motivasi Terhadap Minat Mahasiswa Akuntansi Untuk Mengikuti PPAK (Studi empiris perguruan tinggi dipadang)
Motivasi Karir (X1) Motivasi Ekonomi (X2) Motivasi Kualitas (X3) Minat Mahasiswa Akuntansi untuk Mengikuti PPAk (Y)
Perguruan tinggi atau unversitas negeri atau universitas
swasta di kota Padang, Sumatra Barat Aan Aprianto (2010) Pengaruh Motivasi Terhadap Minat Mahasiswa Akuntansi Untuk Mengikuti PPAK
Motivasi Karir (X1) Motivasi Ekonomi (X2) Motivasi Kualitas (X3)
Minat Mahasiswa Akuntansi untuk Mengikuti PPAk (Y)
Mahasiswa Akuntansi UPN ”Veteran” yang mengambil konsentrasi keuangan Kartika Ludhira Sari (2012) Pengaruh Motivasi Terhadap Minat Mahasiswa Akuntansi Untuk Mengikuti PPAK
Motivasi Karir (X1) Motivasi Kualitas (X2) Motivasi Ekonomi (X3)
Minat Mahasiswa Akuntansi untuk Mengikuti PPAk (Y)
2.2. Landasan Teori
2.2.1. Jalur Pendidikan Akuntansi di Indonesia 2.2.1.1.Sebelum Adanya Program PPAk
Sebelum adanya Program PPAk, di Indonesia ada dua jalur untuk
mendapat gelar akuntan dengan nomor register, yaitu :
I. Fakultas Ekonomi Negeri
Bagi mereka yang ingin menjadi Akuntan sekaligus berhak
memakai gelar Akuntan dapat memasuki jalur Fakutas Ekonomi Negeri
yang telah mempunyai jurusan akuntansi seperti UI Jakarta, UGM
Yogyakarta, UNPAD Bandung, UNDIP Semarang, USU Medan,
UNBRAW Malang, UNSYIAH Aceh, dan lain-lain.
Untuk berhak memakai gelar Akuntan, mereka yang telah lulus
Sarjana Ekonomi jurusan Akuntansi dapat membuat permohonan tertulis
kepada Panitia Persamaan Ijazah Akuntan disertai Ijazah Sarjana dan
pasfoto kepada BPKP di Jakarta.
Proses permohonan ini adalah untuk mendapatkan nomor Register
Negara dari Panitia Persamaan Ijazah Akuntan. Dengan keluarnya nomor
register ini maka otomatis Sarjana Ekonomi yang bersangkutan berhak
memakai gelar Akuntan dengan nomor Register yang diberikan (Ellya
Benny dan Yuskar, 2006:6).
II. Fakultas Ekonomi Swasta
Untuk mendapatkan gelar Akuntan, seorang yang kuliah di
Fakultas Ekonomi Swasta memiliki beberapa perbedaan dengan lulusan
Fakultas Ekonomi Negeri. Kalau alumni FE Negeri dapat langsung
tahap sesuai dengan SK Dirjen Pendidikan Tinggi No.28/Dikti Kep/1986
tanggal 6 Juli 1986 sebagai berikut:
a. Sarjana Ekonomi Negara
Untuk menjadi Sarjana Ekonomi Negara maka seorang alumni FE
Swasta memiliki jalur yang berbeda yang didasarkan pada status
Perguruan Tinggi yang bersangkutan, apakah terdaftar, diakui atau
disamakan. Namun prinsipnya Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
telah memberikan kelonggaran bagi alumni Perguruan Tinggi Swasta
untuk lulus ujian ujian negara seperti melalui ujian negara cicilan.
Perbedaan antara status diatas sebenarnya hanya terletak pada
pengujiannya, kalau status Perguruan Tinggi yang bersangkutan terdaftar,
pengujiannya 50% berasal dari Perguruan Tinggi yang bersangkutan,
selebihnya dari Kopertis. Kalau statusnya diakui, pengujiannya 75% dari
Perguruan Tinggi yang bersangkutan, selebihnya dari Kopertis. Kalau
statusnya disamakan, pengujiannya 100% dari Perguruan Tinggi yang
bersangkutan. Kalau seorang sudah lulus ujian negara untuk Sarjana
Ekonomi/Sarjana Mudanya maka yang bersangkutan berhak mengikuti
Ujian Negara Akuntansi (Ellya Benny dan Yuskar, 2006:7).
b. Ujian Negara Akuntansi
Ujian Negara Akuntansi (UNA) diselenggarakan oleh Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan melalui Konsorsium Ilmu Ekonomi dengan
bimbingan Panitia Ahli Pertimbangan Persamaan Ijazah Akuntansi. UNA
1. UNA Dasar
UNA Dasar dapat diikuti oleh mereka yang berpendidikan Fakultas
Ekonomi Swasta jurusan Akuntansi minimal terdaftar pada Kopertis
dengan kualifikasi minimal 110 SKS dengan Indeks Prestasi (IP) minimal
2 dan nilai rata-rata C untuk tiap mata kuliah yang diujikan. Adapun mata
kuliah yang diujikan adalah sebagai berikut:
- Statistik Deskriptif dan Inferensial
- Akuntansi Dasar, Intermediate, dan Lanjutan
- Akuntansi Biaya
- Pembelajaran (Finanacial Management)
2. UNA Profesi
UNA Profesi dapat diikuti oleh mereka yang sudah lulus UNA
Dasar dan sudah lulus ujian negara Sarjana Ekonomi jurusan Akuntansi.
Adapun mata kuliah yang diujikan adalah:
- Auditing
- Controllership
- Teori Akuntansi
- Akuntansi Pemerintah
- Sistem Akuntansi
- Perpajakan
(Ellya Benny dan Yuskar:2006:7)
2.2.1.2.Pendidikan Profesi Akuntansi
Keputusan Mendiknas Nomor 179/U/2001 menyebutkan
pendidikan tinggi setelah program sarjana Ilmu Ekonomi pada program
studi akuntansi. Pendidikan profesi akuntansi bertujuan menghasilkan
lulusan yang menguasai keahlian bidang profesi akuntansi dan
memberikan kompensasi keprofesian akuntansi. Lulusan Pendidikan
Profesi Akuntansi berhak menyandang sebutan gelar profesi akuntan yang
selanjutnya disingkat Ak (Ellya Benny dan Yuskar, 2006:8 ).
Kurikulum dan silabus Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk) tahun
2006 telah dimutakhirkan sesuai dengan surat keputusan KERPA Nomor:
KEP-003/SK/KERPA/IAI/II/2006 tanggal 14 Februari 2006 tentang
penetapan dan pemutakhiran silabus dan kurikulum PPAk tahun 2006.
Penyelenggaraan PPAk meliputi paling sedikit 21 SKS yang ditempuh
selama 2 sampai 6 semester. Kurikulum nasional yang dimaksud adalah :
1. Etika bisnis dan profesi
2. Seminar perpajakan
3. Praktik audit
4. Lingkungan bisnis
5. Pengetahuan pasar modal
6. Seminar akuntansi keuangan
7. Seminar akuntansi manajemen
Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk) merupakan pendidikan
tambahan bagi lulusan sarjana ekonomi akuntansi yang ingin mendapatkan
sebutan Akuntan, sehingga dengan mendapat sebutan akuntan tersebut
yang bersangkutan dapat melanjutkan karir sebagai seorang akuntan
2.2.2. Profesi Akuntan
Profesi akuntan adalah semua bidang pekerjaan yang
mempergunakan keahlian dibidang akuntansi, termasuk bidang pekerjaan
akuntan publik, akuntan intern yang bekerja pada perusahaan industri,
keuangan atau dagang, akuntan yang bekerja di pemerintahan, dan akuntan
sebagai pendidik (Regar, 1993:7-8).
Menurut Carey (1970) dan Loeb (1978) dalam Regar (1993:8-9)
menyebutkan bahwa profesi menurut pengertian sempit adalah suatu jenis
pekerjaan yang dipangku untuk suatu jabatan khusus tertentu dalam
masyarakat dengan memenuhi syarat dan ciri tertentu, antara lain :
1. Pengetahuan yang diperlukan yang diperoleh dengan cara
mengikuti pendidikan yang teratur dan dibuktikan dengan tanda
atau ijazah keahlian dan memiliki kewenangan dan keahliannya.
2. Jasa yang diberikan dibutuhkan oleh masyarakat dan memiliki
monopoli dalam memberikan pelayanan.
3. Memiliki organisasi yang mendapat pengakuan masyarakat atau
pemerintah dengan perangkat kode etik untuk mengatur anggota
nya serta memiliki budaya profesi.
4. Suatu ciri yang membedakannya dengan perusahaan yakni tidak
mengejar keuntungan yang sebesar-besarnya, tetapi lebih
mengutamakan pelayanan dengan memberikan jasa yang bermutu
dengan balas jasa yang setimpal. Pada dasarnya ciri profesi ini
berlaku untuk semua profesi seperti kedokteran, pengacara,
Untuk menjadi akuntan harus lebih dahulu mendapatkan izin kerja
yang dikeluarkan oleh Departemen Keuangan. Dan izin kerja hanya dapat
diberikan bila yang bersangkutan telah dianggap cakap untuk melakukan
fungsi akuntan publik dengan cara meneliti pengalaman yang
bersangkutan. Karena pengetahuan teori yang diperoleh selama proses
pendidikan dianggap tidak cukup untuk melakukan fungsinya sebagai
akuntan. Pengalaman yang relevan merupakan modal yang penting untuk
dapat melakukan fungsi sebagai akuntan.
2.2.3. Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI)
IAPI mempunyai latar belakang sejarah yang cukup panjang,
dimulai dari didirikannya Ikatan Akuntan Indonesia di tahun 1957 yang
merupakan perkumpulan akuntan Indonesia yang pertama. Perkembangan
profesi dan organisasi Akuntan Publik di Indonesia tidak bisa dipisahkan
dari perkembangan perekonomian, dunia usaha dan investasi baik asing
maupun domestik, pasar modal serta pengaruh global. Secara garis besar
tonggak sejarah perkembangan profesi dan organisasi akuntan publik di
Indonesia memang sangat dipengaruhi oleh perubahan perekonomian
negara pada khususnya dan perekonomian dunia pada umumnya. Setelah
hampir 50 tahun sejak berdirinya perkumpulan akuntan Indonesia,
tepatnya pada tanggal 24 Mei 2007 berdirilah Institut Akuntan Publik
Indonesia (IAPI) sebagai organisasi akuntan publik yang independen dan
Berdirinya Institut Akuntan Publik Indonesia adalah respons
terhadap dampak globalisasi, dimana Drs. Ahmadi Hadibroto sebagai
Ketua Dewan Pengurus Nasional IAI mengusulkan perluasan keanggotaan
IAI selain individu. Hal ini telah diputuskan dalam Kongres IAI X pada
tanggal 23 Nopember 2006. Keputusan inilah yang menjadi dasar untuk
mengubah IAI – Kompartemen Akuntan Publik menjadi asosiasi yang
independen yang mampu secara mandiri mengembangkan profesi akuntan
publik. IAPI diharapkan dapat memenuhi seluruh persyaratan International
Federation of Accountans (IFAC) yang berhubungan dengan profesi dan
etika akuntan publik, sekaligus untuk memenuhi persyaratan yang diminta
oleh IFAC sebagaimana tercantum dalam Statement of Member Obligation
(SMO).
Pada tanggal 4 Juni 2007, secara resmi IAPI diterima sebagai
anggota asosiasi yang pertama oleh IAI. Pada tanggal 5 Februari 2008,
Pemerintah Republik Indonesia melalui Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 17/PMK.01/2008 mengakui IAPI sebagai organisasi profesi
akuntan publik yang berwenang melaksanakan ujian sertifikasi akuntan
publik, penyusunan dan penerbitan standar profesional dan etika akuntan
publik, serta menyelenggarakan program pendidikan berkelanjutan bagi
seluruh akuntan publik di Indonesia.
(http://id.wikipedia.org/wiki/Institut_Akuntan_Publik_Indonesia)
2.2.4. Pengertian Minat
Menurut Widyastuti, dkk (2004) Minat adalah keinginan yang
didorong oleh suatu keinginan setelah melihat, mengamati dan
diinginkannya.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002:744), minat adalah
kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu, gairah, keinginan.
Menurut Benny (2006:4-5) menyimpulkan bahwa ada beberapa
hal yang perlu diperhatikan pada minat ini, yaitu:
a. Minat dianggap sebagai perantara faktor-faktor motivasional yang
mempunyai dampak pada suatu perilaku.
b. Minat menunjukkan seberapa keras seseorang berani mencoba
melakukan sesuatu.
c. Minat menunjukkan seberapa banyak upaya yang direncanakan
seseorang untuk melakukan sesuatu.
2.2.5. Pengertian dan Jenis Motivasi
2.2.5.1. Pengertian Motivasi
Motivasi adalah dorongan yang timbul pada diri seseorang, sadar
atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu,
atau Motivasi adalah usaha-usaha yang dapat menyebabkan seseorang atau
kelompok orang tertentu tergerak melakukan sesuatu karena ingin
mencapai tujuan yang dikehendakinya atau mendapat kepuasan dengan
perbuatannya (Kamus Besar Bahasa Indonesia,2002).
Selanjutnya Widyastuti,dkk (2004) menyatakan bahwa motivasi
seringkali diartikan sebagai dorongan. Dorongan atau tenaga tersebut
merupakan gerak jiwa dan jasmani untuk berbuat, sehingga motivasi
1. Motivasi dimulai dari adanya perubahan energi atau tenaga dalam diri
pribadi seseorang.
2. Motivasi ditandai dengan timbulnya perasaan yang mengarah tingkah
laku seseorang.
3. Motivasi ditandai oleh reaksi-reaksi untuk mencapai tujuan.
2.2.5.2. Jenis Motivasi
Menurut Hasibuan (2003:99) ada dua jenis motivasi, yaitu
motivasi positif dan motivasi negatif.
a. Motivasi Positif
Motivasi positif maksudnya manajer memotivasi (merangsang)
bawahan dengan member hadiah (penghargaan) kepada mereka
yang berprestasi diatas prestasi standart, dengan motivasi positif,
semangat kerja bawahan akan meningkat karena umumnya
manusia senang menerima yang baik-baik saja.
b. Motivasi Negatif
Maksudnya negatif maksudnya manajer memotivasi bawahan
dengan standar mereka akan mendapat hukuman, dengan
memotivasi negatif ini semangat bekerja bawahan dalam jangka
pendek akan meningkat karena bawahan takut dihukum, tetapi
untuk jangka panjang dapat berakibat kurang baik.
Dalam penggunaan masing-masing jenis motivasi ini dengan
segala bentuknya haruslah mempertimbangkan situasi karyawan, sebab
pada hakekatnya setiap karyawan secara individual berbeda satu dengan
yang lainnya. Suatu dorongan yang mungkin efektif bagi orang lain (Rivai
2.2.6. Karakteristik Motivasi
Dalam penelitian ini yang termasuk dalam karakteristik motivasi
dibedakan menjadi tiga, adalah sebagai berikut:
2.2.6.1. Motivasi Karir
Karir merupakan keahlian atau professional seorang dibidang
ilmunya yang dinilai berdasarkan pengalaman kerja yang akan
memberikan kontribusi kepada organisasi. (Ariani 2004 dalam Beny
dan Yuskar, 2006:10)
Motivasi karir merupakan dorongan yang timbul dari dalam diri
seseorang untuk meningkatkan kemampuan pribadinya dan dalam
rangka mencapai kedudukan, jabatan atau karir yang lebih baik dari
sebelumnya (Widyastuti, 2004:317). Karir sebagai akuntan diminati
oleh banyak mahasiswa akuntansi karena mereka ingin memperoleh
kesempatan berkembang yang lebih baik dibandingkan dengan karir
yang lain dan karir tersebut sesuai dengan latar belakang pendidikan
serta memperoleh pengakuan atas prestasi yang telah diraih.
2.2.6.2. Motivasi Ekonomi
Motivasi ekonomi adalah suatu dorongan yang timbul dalam diri
seseorang untuk meningkatkan kemampuan pribadinya dalam rangka
untuk memperoleh penghargaan finansial yang diinginkan (Benny,
2006:11).
maka manajemen memberikan balas jasa atau reward dalam berbagai
bentuk, termasuk didalamnya finansial reward atau penghargaan keuangan
(Benny, 2006:10).
Imbalan finansial adalah imbalan yang diterima sesorang bagi
jasa-jasa yang diberikan kepada organisasi, yang dapat berupa gaji/upah,
bonus, premi, tunjangan istri, tungjangan anak, biaya pengobatan, biaya
pendidikan anak, pembayaran dana pensiun, dan lain-lain (Siagian,
2004:138)
2.2.6.3. Motivasi Kualitas
Motivasi kualitas merupakan dorongan yang timbul dari diri
sesorang untuk memiliki dan meningkatkan kualitas atau kemampuannya
dalam bidang yang ditekuni nya sehingga dapat melaksanakan tugasnya
dengan baik dan benar (Widyastuti, 2004:316).
Dalam penelitian widyastuti, dkk (2004:323) mengemukakan
bahwa motivasi kualitas didorong oleh kemauan mahasiswa ingin
memiliki keahlian dibidang yang saat ini ditekuninya, memiliki
kemampuan dalam mengambil keputusan untuk memberikan kontribusi
terhadap organisasi dan menguasai ilmu pengetahuan yang menyangkut
bidang pekerjaannya.
2.2.7. Pengaruh Motivasi Terhadap Minat
Pengaruh motivasi terhadap minat mahasiswa untuk mengikuti
pendidikan profesi akuntansi didasari oleh teori motivasi yang
dikemukakan oleh David McClelland (1961) yang mengemukakan bahwa
pada dorongan motivasi, situasi dan peluang yang ada. Kebutuhan yang
dapat memotivasi gairah adalah (Hasibuan, 2003:111-113):
Kebutuhan Kebutuhan akan prestasi
Kebutuhan akan afiliasi
Kebutuhan akan kekuasaan
Pengaruh motivasi dilandasi oleh teori penetapan tujuan yang
dikemukakan oleh Edwin Locke, bahwa maksud-maksud untuk bekerja
kearah suatu tujuan merupakan sumber utama dari motivasi kerja. Artinya,
tujuan memberitahu karyawan apa yang perlu dikerjakan dan betapa
banyak upaya akan dihabiskan. Bukti dengan kuatnya mendukung nilai
dari tujuan. Lebih tepatnya, ini dapat mengatakan bahwa tujuan-tujuan
khusus meningkatkan kinerja bahwa tujuan sulit, bila diterima baik,
menghasilkan kinerja yang lebih tinggi dari pada tujuan mudah dan bahwa
umpan balik mengantar ke kinerja yang lebih tinggi daripada yang bukan
umpan balik. (Robbins, 2001:177).
2.2.8. Teori Motivasi
2.2.8.1.Teori Hierarki Kebutuhan oleh Abraham Maslow
Teori Maslow menjelaskan suatu hirarki kebutuhan yang
menunjukkan adanya 5 tingkatan yang lebih tinggi akan
mendorong seseorang untuk mendapatkan kepuasan tersebut,
setelah kebutuhan yang lebih rendah (sebelumnya) telah dipuaskan.
Hirarki 5 kebutuhan dasar manusia menurut Maslow adalah:
Gambar 1 : Hirarki Kebutuhan Maslow
Aktualisasi
diri
Penghargaan diri
Kepemilikan sosial
Rasa aman
Kebutuhan fisiologis
Sumber : Arfan Ikhsan dan Muhammad Ishak (2006:50-51)
Aktulisasi diri
Kebutuhan untuk menggunakan kemampuan, skill, potensi, kebutuhan
untuk berpendapat dengan menggunakan ide-ide, memberikan
penilaian dan kritik terhadap sesuatu.
Penghargaan diri
Kebutuhan akan harga diri, kebutuhan dihormati dan dihargai orang
lain.
Kepemilikan Sosial
Kebutuhan rasa memiliki, kebutuhan untuk diterima dalam kelompok
berafiliasi, berinteraksi dan kebutuhan untuk mencintai dan dicintai.
Rasa Aman
Kebutuhan rasa aman, kebutuhan perlindungan diri dari ancaman,
bahaya pertentangan dan lingkungan hidup.
Kebutuhan fisiologis, kebutuhan makan, minum, perlindungan fisik,
seksual sebagai kebutuhan terendah.
2.2.8.2.Teori Eksistensi – Keterkaitan – Pertumbuhan (ERG)
Menurut Gibson dkk (1987:100-101) Teori motivasi ini dikenal
sebagai Teori ERG sebagai singkatan dari Existence, Related and Growth,
dikembangkan oleh Alferder dam merupakan satu modifikasi dan
reformulasi dari teori hirarki kebutuhan dari Maslow. Alferder
mengelompokkan kebutuhan dalam tiga kelompok, yaitu:
1. Kebutuhan Eksistensi : kebutuhan-kebutuhan terpuaskan oleh
faktor-faktor seperti makanan, udara, air, gaji, dan kondisi
pekerjaan. Kebutuhan ini mencakup kebutuhan fisik dan rasa aman
dari Maslow.
2. Kebutuhan Keterkaitan : kebutuhan-kebutuhan terpuaskan dengan
adanya hubungan social dan interpersonal yang berarti kebutuhan
ini mencakup kebutuhan social dari Maslow.
3. Kebutuhan Pertumbuhan : kebutuhan-kebutuhan yang terpuaskan
oleh seorang individu yang menciptakan kontribusi yang kreatif
atau produktif. Kebutuhan ini serupa dengan kebutuhan
penghargaan dan aktualisasi diri dari Maslow.
Beberapa dasar pemikiran tentang teori ERG ialah bahwa:
1. Makin lengkap satu kebutuhan yang lebih konkret terpuasi, makin
besar keinginan untuk memuaskan kebutuhan yang kurang
Teori ERG ini sama dengan teori hirarki kebutuhan Maslow, tidak
mencerminkan adanya kebutuhan yang mengarah ke motivasi kerja yang
proaktif ataupun yang reaktif.
2.2.8.3.Teori Prestasi Oleh McClelland
Teori ini mendasarkan pada anggapan bahwa orang berkeinginan
untuk menghadapi tantangan, berinovasi, dan menggunakan perilaku yang
berorientasi pada prestasi. Motivasi seseorang pada dasarnya ditentukan
oleh tiga kebutuhan: kebutuhan untuk berprestasi, kebutuhan untuk
berkuasa, dan kebutuhan untuk berafiliasi.
Seseorang yang mengutamakan pencapaian prestasi yang tinggi selalu
mempertimbangkan pekerjaan dengan langkah sebagai berikut:
1. Apakah pekerjaan yang dilakukan cukup menantang atau tidak.
2. Jika pekerjaan tersebut cukup menantang, maka orang tersebut akan
Kendala-kendala, strategi-strategi, dan antisipasi strategi yang akan
dilakukan.
Seseorang yang menganut teori prestasi akan bersedia memikul
tanggung jawab atas pencapaian tujuan, berani mengambil resiko yang
sudah diperhitungkan, bersedia mencari informasi untuk mengetahui
kemajuan dan ingin memperoleh kepuasan dari pekerjaan yang telah
dilaksanakannya. (Supriyono, 2000:253).
2.2.8.4.Teori X dan Y oleh Mc Gregor
a. Teori X
Teori X yang pada dasarnya mengatakan bahwa manusia cenderung
gejala bahwa para pekerja yang tergolong pada kategori “X” akan lebih
mementingkan pemuasan kebutuhan tingkat rendah seperti kebutuhan
pokok dan kurang memberikan perhatian pada kebutuhan pada anak
tangga teratas yaitu aktualisasi diri (Siagian, 2004:162).
b. Teori Y
Teori Y pada dasarnya mengatakan bahwa manusia cenderung
berperilaku positif. Yang terjadi pada manusia yang tergolong pada
Kategori “Y” dalam arti bahwa pemuasan yang sifatnya psikologis dan
non materiil lebih diutamakan ketimbang pemuasan kebutuhan yang
bersifat kebendaan (Siagian, 2004:163).
2.3. Kerangka Pemikiran
2.3.1. Pengaruh Motivasi Karir Terhadap Minat Mahasiswa Untuk Mengikuti PPAk
Widyastuti, dkk (2004:317) menjelaskan bahwa terdapat hubungan
yang saling berkaitan antara variabel motivasi karir dengan minat
mahasiswa untuk mengikuti PPAk. Dalam penelitian ini dijelaskan bahwa
mahasiswa akuntansi termotivasi untuk mengikuti PPAk dikarenakan
adanya kesempatan karir yang luas dibidang akuntansi dibandingkan karir
dibidang lain, serta ingin mendapat pengakuan atas prestasi yang
diraihnya.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi karir
berpengaruh kepada mahasiswa untuk mengikuti Pendidikan Profesi
menghadapi tantangan, berinovasi, dan menggunakan perilaku yang
berorientasi pada prestasi. Hal ini disebabkan karena mahasiswa
beranggapan bahwa karir yang semakin tinggi lebih penting sehingga
mampu mendorong mahasiswa untuk mengikuti PPAk agar dapat
memperoleh pengakuan atas prestasi yang diraih.
2.3.2. Pengaruh Motivasi Kualitas Terhadap Minat Mahasiswa Untuk Mengikuti PPAk
Dalam penelitian Widyastuti, dkk (2004:316) menjelaskan bahwa
terdapat hubungan yang saling berkaitan antara variabel motivasi kualitas
dengan minat mahasiswa untuk mengikuti PPAk. Dalam penelitian ini
dijelaskan bahwa mahasiswa akuntansi termotivasi untuk mengikuti PPAk
dikarenakan ingin memiliki dan meningkatkan kualitas diri, kemampuan
serta keahlian pada bidang akuntansi agar menjadi seorang akuntan yang
professional dan siap bersaing dengan akuntan belahan dunia lain.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi kualitas
berpengaruh terhadap minat mahasiswa mengikuti Pendidikan Profesi
Akuntansi (PPAk) karena, dengan mengikuti PPAk maka kualitas
mahasiswa tersebut akan semakin meningkat dari mahasiswa lain yang
belum menempuh PPAk.
Motivasi ini terkait dengan teori kebutuhan Maslow yaitu
Aktualisasi diri adalah kebutuhan untuk menggunakan kemampuan, skill,
potensi, kebutuhan untuk berpendapat dengan menggunakan ide-ide,
memberikan penilaian dan kritik terhadap sesuatu. Hal ini disebabkan
mahasiswa ingin memiliki dan meningkatkan kualitas diri, kemampuan
professional dan siap bersaing dengan akuntan belahan dunia lain.
2.3.3. Pengaruh Motivasi Ekonomi Terhadap Minat Mahasiswa untuk mengikuti PPAk
Dalam penelitian Widyastuti, dkk(2004:318) menjelaskan bahwa
terdapat hubungan yang saling berkaitan antara variabel motivasi ekonomi
dengan minat mahasiswa untuk mengikuti PPAk. Dalam penelitian ini
dijelaskan bahwa mahasiswa akuntansi termotivasi untuk mengikuti PPAk
dikarenakan ingin memperoleh penghargaan finansial yang diinginkan
seperti gaji awal yang tinggi, fasilitas yang memadai, serta adannya
bonus-bonus.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi ekonomi
berpengaruh terhadap mahasiswa untuk memenuhi keutuhan ekonominya
yang akan lebih mudah dicapai apabila pendidikan yang diperoleh semakin
bertambah dengan demikian semakin banyak peluang yang terbuka untuk
mahasiswa tersebut dan segala kebutuhan ekonominya dapat tercapai.
Motivasi ini terkait dengan teori “Y” pada dasarnya mengatakan
bahwa manusia cenderung berperilaku positif. Yang terjadi pada manusia
yang tergolong pada kategori “Y” dalam arti bahwa pemuasan yang
sifatnya psikologis dan non materiil lebih diutamakan ketimbang
pemuasan kebutuhan yang bersifat kebendaan. Hal ini disebabkan factor
dalam diri mahasiswa tersebut yang tidak terdorong untuk mencari
penghargaan finansial atau ekonomi tetapi lebih terdorong untuk
2.3.4. Kerangka Pikir
Berdasarkan penjelasan yang ada dalam kerangka pemikiran yang
telah dikemukakan diatas, maka dapat digambarkan bagan pemikiran
sebagai berikut :
Gambar 2 : Regresi Linier Berganda
2.4. Hipotesis
Berdasarkan latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian
dan landasan teori serta kerangka pikir diatas, maka dapat dirumuskan
hipotesis sebagai berikut:
“Diduga bahwa motivasi karir, motivasi kualitas, dan motivasi ekonomi
berpengaruh terhadap minat mahasiswa untuk mengikuti pendidikan
profesi akuntansi”. Motivasi Karir (X1)
Motivasi Kualitas (X2)
Motivasi Ekonomi (X3)
3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel 3.1.1. Definisi Operasional
Definisi operasional sebuah ide dalam istilah yang dapat diukur
dengan mengurangi tingkat abstraksinya melalui penggambaran dimensi
dan elemennya. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel
independen dan variabel dependen.
1. Variabel Dependen (Variabel terikat) adalah tipe variabel yang
dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel independen atau variabel
yang diduga sebagai akibat dari variabel independen. Dalam penelitian
ini variabel dependen adalah minat mahasiswa akuntansi untuk
mengikuti PPAk.
2. Variabel Independen (Variabel bebas) adalah tipe variabel yang
menjelaskan atau mempengaruhi variabel lain atau variabel yang
diduga sebagai sebab dari variabel dependen.
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari variabel
dependen (Y) minat mahasiswa akuntansi untuk mengikuti PPAk,
sedangkan variabel independen (X1) motivasi karir, (X2) motivasi
1. Motivasi Karir (X1)
Motivasi karir, yaitu dorongan yang timbul dari dalam diri
seseorang untuk meningkatkan kemampuan pribadinya dalam
rangka mencapai karir yang lebih baik dari sebelumnya.
2. Motivasi Kualitas (X2)
Motivasi kualitas, yaitu dorongan yang timbul dari dalam diri
seseorang untuk memiliki dan meningkatkan kualitas atau
kemampuannya dalam melaksanakan tugasnya dengan baik dan
benar.
3. Motivasi Ekonomi (X3)
Motivasi ekonomi, yaitu suatu dorongan yang timbul dalam diri
seseorang untuk meningkatkan kemampuan pribadinya dalam
rangka untuk mencapai penghargaan finansial yang diinginkan.
4. Minat Mahasisawa Untuk Mengikuti PPAk (Y)
Minat mahasiswa mengikuti PPAk, yaitu keinginan yang didorong
oleh suatu keinginan, setelah melihat, mengamati dan
membandingkan serta mempertimbangkan dengan kebutuhan yang
diinginkan.
3.1.2. Pengukuran Variabel
Skala pengukuran yang digunakan dalam pengukuran variabel
tersebut baik itu variabel terikat maupun variabel bebas adalah
menggunakan skala interval dengan teknik Semantic Deferensial yaitu alat
mengukur makna konotatif konsep. Skala ini tersusun dalam suatu garis
kontinum dengan jawaban sangat positif terletak disebelah kanan dan
jawaban sangat negatif disebelah kiri atau sebaliknya
(Sumarsono,2004:25).
Dimana angka 1 menunjukkan nilai terendah, sedangkan angka 7
menunjukkan angka tertinggi.
1 2 3 4 5 6 7
Sangat tidak setuju sangat setuju
Dimana :
Variabel bebas (X1) skor 1-3 menunjukkan rendahnya motivasi karir
terhadap minat untuk mengikuti PPAk, skor 4 menunjukkan adanya
motivasi karir terhadap minat untuk mengikuti PPAk, skor 5-7
menunjukkan tingginya motivasi karir terhadap minat untuk mengikuti
PPAk.
Variabel bebas (X2) skor 1-3 menunjukkan rendahnya motivasi
kualitas terhadap minat untuk mengikuti PPAk, skor 4 menunjukkan
adanya motivasi kualitas terhadap minat untuk mengikuti PPAk, skor
5-7 menunjukkan tingginya motivasi kualitas terhadap minat untuk
mengikuti PPAk.
Variabel bebas (X3) skor 1-3 menunjukkan rendahnya motivasi
5-7 menunjukkan tingginya motivasi ekonomi terhadap minat untuk
mengikuti PPAk.
Variabel terikat (Y) skor 1-3 menunjukkan rendahnya minat untuk
mengikuti PPAk, skor 4 menunjukkan adanya minat untuk mengikuti
PPAk, skor 5-7 menunjukkan tingginya minat untuk mengikuti PPAk.
3.2. Teknik Penentuan Sample 3.2.1. Objek Penelitian
Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah Mahasiswa
Akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
kelas pagi yang aktif tahun ajaran 2011.
3.2.2. Populasi
Populasi adalah merupakan objek atau subjek yang berada pada
suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan
masalah penelitian (Riduwan 2004 : 55).
Populasi yang digunakan dalam penelitian kali ini adalah
mahasiswa akuntansi konsentrasi keuangan kelas pagi angkatan tahun
2007 dan 2008, pada Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa
Timur yang berjumlah 127 mahasiswa (ADMIK FE T.A 2011/2012).
3.2.3. Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang mempunyai ciri-ciri atau
keadaan tertentu yang akan diteliti, karena tidak semua data dan informasi
menggunakan sampel yang mewakilinya atau yang biasa disebut dengan
sampel yang representative (Sumarsono, 2004:44).
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini
menggunakan simple random sampling, yaitu cara pengambilan sampel
dari anggota populasi dengan menggunakan acak tanpa memperhatikan
strata (tingkatan) dalam anggota populasi tersebut (Riduwan, 2004 :58)
Untuk mengukur sampel menggunakan rumus dari Taro Yamane
yang dikutip oleh Rahmat dalam (Riduwan, 2004 : 65).
Dimana :
n = Jumlah Sampel
N = Jumlah Populasi
d2 = Presisi yang ditetapkan
Dimana :
3.3. Teknik Pengumpulan Data 3.3.1. Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer
yaitu data yang diperoleh langsung dari objek yang akan diteliti, baik
langsung maupun melalui angket (kuesioner). Data primer secara khusus
dikumpulkan oleh peneliti untuk menjawab pertanyaan peneliti.
3.3.2. Metode Pengumpulan Data
adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah :
Kuesioner
Yaitu suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
menyerahkan atau mengirimkan daftar pertanyaan untuk diisi oleh
responden. Responden adalah orang yang memberikan tanggapan
(respons) untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan
(Sugiyono:2008:199).
3.4. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis 3.4.1. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sejauh mana kuesioner mengukur
yang diinginkan. Suatu kuesioner dinyatakan valid apabila pertanyaan pada
kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner
mengkorelasikan antara skor total yang diperoleh dari penjumlahan semua skor
pertanyaan.
Menurut Azwar (2003 : 157-158) apabila koefisien validitas itu kurang
daripada 0,30 biasanya dianggap sebagai tidak memuaskan. Angka ini ditetapkan
sebagai konvensi yang didasarkan pada asumsi distribusi skor dari kelompok
subjek yang berjumlah besar.
Untuk menentukan validitas menggunakan corrected item-total correlation,
yaitu dengan mengkorelasikan antara skor total yang diperoleh pada
masing-masing butir pertanyaan. Dari uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa :
- Jika nilai rhitung > 0,30 berarti pernyataan valid
- Jika nilai rhitung ≤ 0,30 berarti pernyataan tidak valid
3.4.2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan
indikator dari variabel. Suatu kuesioner dikatakan reliabel jika jawaban seseorang
terhadap pertanyaan adalah konsisten dari waktu ke waktu. Reliabilitas dapat
dilihat dari nilai Cronbach’s Alpha (α), yaitu teknik pengujian reliabilitas suatu
kuesioner yang jawaban atau tanggapannya berupa pilihan. Cronbach’s Alpha
diperoleh instrument variabel dinyatakan reliable jika nilai Cronbach’s Alpha
lebih besar > 0,60 (Ghozali,2009:45-46).
3.4.3. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah suatu data mengikuti
sebaran normal dapat dilakukan dengan metode Kolmogorof Smirnov
(Sumarsono, 2004:40-43).
Pedoman suatu data berdistribusi normal adalah :
Bila nilai signifikan (nilai probabilitasnya) lebih kecil dari 5%, maka
distribusi adalah tidak normal.
Bila nilai signifikan (nilai probabilitasnya) lebih besar dari 5%, maka
disribusi adalah normal.
3.4.4. Uji Asumsi Klasik
Persamaan regresi linier berganda harus bersifat BLUE (Best Linier Unbiased
Estimator) artinya pengambilan keputusan uji F dan uji t tidak boleh bias. Untuk
menghasilkan yang BLUE maka harus dipenuhi di antara tiga asumsi dasar yang
tidak boleh dilanggar oleh regresi linier, yaitu:
a. Tidak boleh terjadi Autokorelasi
b. Tidak boleh terjadi Multikolinieritas
c. Tidak boleh terjadi Heteroskedasitas
Apabila salah satu dari ketiga asumsi tersebut dilanggar, maka persamaan
regresi yang diperoleh tidak lagi bersifat BLUE, sehingga pengambilan keputusan
uji F dan uji t menjadi bias, berikut ini uraian singkat mengenai ketiga asumsi
tersebut.
1. Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam suatu model regresi linier
terjadi korelasi, maka dinamakan ada problemautokorelasi. Autokorelasi muncul
karena observasi yang beruruan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain.
Masalah ini timbul karena residual (kesalahan pengganggu) tidak bebas dari satu
observasi ke observasi lainnya. Model regresi yang bebas dari autokorelasi
(Ghozali, 2009 : 99-100).
Pada data crossection (silang waktu), masalah autokorelasi relative jarang
terjadi karena “gangguan” pada observasi yang berbeda berasal dari
individu/kelompok yang berbeda. Model regresi yang baik adalah regresi yang
bebas dari autokorelasi. Penelitian ini data yang digunakan bukan data times
series tetapi data cross sectional yang diambil berdasarkan kuesioner, sehingga
untuk uji autokorelasi tidak dilakukan.
2. Heteroskedastisitas
Heteroskedasitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan variansi dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain.
Jika variansi dari residual suatu pengamat ke pengamat yang lain tetap, maka
disebut Heteroskedasitas. Model regresi yang baik adalah yang Homoskedasitas
atau tidak terjadi heteroskedasitas (Ghozali, 2009 : 125).
Jika nilai signifikan koefisien korelasi Rank Spearman untuk semua
variabel bebas terhadap nilai mutlak dari residual lebih besar 5%, maka tidak
3. Multikolinieritas
Uji multikolinieritas digunakan untuk menguji apakah dalam persamaan
regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas (independent). Model
regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas. Deteksi
adanya multikolinieritas dapat dilihat dari besaran VIF (Varians Inflation Factor),
yang dapat dihitung dengan (Ghozali, 2009:95-96).
a. Nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris
sangat tinggi.
b. Menganalisis matrik korelasi variabel-variabel bebas. Jika antar
variabel bebas ada korelasi yang cukup tinggi (umumnya diatas 0,90),
maka hal ini merupakan indikasi adanya multikolonieritas.
c. Menghitung nilai tolerance dan variance inflation (VIF). Kedua
ukuran ini menunjukan setiap variabel bebas manakah yang dijelaskan
oleh variabel bebas lainnya. Apabila VIF lebih besar dari 10, hal ini
berarti terdapat multikolinier pada persamaan regresi linier.
3.4.5. Teknik Analisis
Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui
bentuk hubungan menyeluruh tentang hubungan antara variabel motivasi
karir, motivasi kualitas, motivasi ekonomi terhadap minat mahasiswa
Untuk uji hipotesis dilakukan analisis regresi linier berganda.
Persamaan regresi berganda yang digunakan adalah dapat digambarkan
sebagai berikut :
Y = b0 + b1X1 + b2X2 + b3X3 +e
Keterangan :
Y = Minat Mahasiswa
X1 = Motivasi Karir
X2 = Motivasi Kualitas
X3 = Motivasi Ekonomi
b0 = Konstanta
b1 = Koefisien Regresi X1
b2 = Koefisien Regresi X2
b3 = Koefisien Regresi X3
e = Keasalahan Baku
(Anonim, 2010:L-21)
3.4.6. Uji Hipotesis a. Uji F
Model persamaan dalam regresi dihasilkan dari perhitungan
dengan menggunakan data masa lalu. Untuk menguji cocok atau
tidaknya model regresi yang dihasilkan guna mengetahui pengaruh X1,
X2, dan X3 terhadap Y digunakan uji F, dengan prosedur sebagai
Ha : βj≠ 0 (model regresi yang dihasilkan cocok)
Dimana j = 1,2,3,… , k : variabel ke j sampai ke k.
2. Dalam penelitian ini digunakan tingkat signifikannya 0,05
3. Dengan F hitung sebesar
Keterangan :
Fhit = F hasil perhitungan
R2 = koefisien regresi
k = jumlah variabel
n = jumlah sampel
(Anonim,2010:L-22)
b. Uji t
Untuk pengujian hipotesis penelitian guna menguji signifikan atau
tidaknya pengaruh parsial variabel X1, X2, atau X3 terhadap Y
digunakan uji t student dengan prosedur sebagai berikut :
1. H0 : βj = 0 (tidak terdapat pengaruh yang signifikan X1, X2, atau X3
terhadap Y)
H1 : βj ≠ 0 (terdapat pengaruh yang sigifikan X1, X2, atau X3
terhadap Y)
2. Dalam penelitian ini digunakan tingkat signifikan 0,05 dengan
derajat bebas [n-k], dimana n : jumlah pengamatan, dan k : jumlah
variabel.
3. Dengan nilai t hitung :
Keterangan :
thit = t hasil perhitungan
bj = koefisien regresi
se (bj) = Standart error
4.1. Deskripsi Obyek Penelitian 4.1.1. Sejarah Lembaga
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur merupakan
salah satu lembaga tinggi swasta di Indonesia yang berdiri sejak 5 Juli 1959.
Selama kurun waktu beberapa tahun, UPN “Veteran” Jawa Timur telah
mengalami berbagai perubahan status yaitu :
1. Sejak juli 1959 s/d 1965 Administrasi Perusahaan “Veteran” Cabang
Surabaya.
2. Pada 17 Mei 1968 Perguruan Tinggi Pembangunan Nasional (PTPN)
“Veteran” Cabang Jawa Timur dengan 3 Fakultas (Ekonomi, Pertanian
dan Teknik Kimia), berdasarkan Surat Keputusan Kementerian
Transmigrasi, Urusan Veteran dan Demobilisasi No.
062/Kpts/MENTRANVED/68.
3. Periode 1976-1994, terjadi peralihan status PTPN “Veteran” Cabang
Jawa Timur sebagai Perguruan Tinggi Kedinasan di baah Departemen
Pertahanan Keamanan RI.
4. Periode tahun 1977, terjadi perubahan PTPN “Veteran” Cabang Jawa
Timur menjadi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Cabang
5. Sejak tahun akademik 1994/1995 penyelenggaraan dilakukan secara
mandiri sebagai Perguruan Tinggi Swasta.
6. Berdasarkan Surat Keputusan Badan Akreditasi Nasional Perguruan
Tinggi No. 001/BAN-PT/AK-1/VII/1998 telah memperoleh status
terakreditasi penuh untuk semua Progdi (Program Studi).
4.1.2. Falsafah, Visi, Misi, dan Tujuan 4.1.2.1. Falsafah
Mencerdaskan sumber daya manusia Indonesia melalui wahana
pendidikan tinggi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” adalah
sebagian dari perbuatan mulia dan ibadah kepada Tuhan Yang Maha
Esa.
4.1.2.2. Visi
UPN “Veteran” Jawa Timur mempunyai cita-cita ke depan yang
dituangkan dalam bentuk visi : Menjadi Universitas terdepan dalam
pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi serta Sumber Daya
Manusia yang dilandasi nilai dan semangat kejuangan.
4.1.2.3. Misi
a. Menghasilkan SDM yang memiliki nilai-nilai moralitas, dan
intelektualitas serta jasmani yang sehat.
b. Mengembangkan Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Seni menuju
Research University.
d. Meningkatkan kerjasama dalam bidang akademik dan non
akademik dengan perguruan tinggi lain, pemerintah dan swasta.
4.1.2.4. Tujuan
Menunjang pembangunan nasional dibidang pendidikan tinggi
dalam rangka terciptanya sumber daya manusia yang cakap,
profesional, beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
memiliki disiplin, tanggung jawab dan pengabdian yang tinggi serta
rasa kepedulian terhadap pembangunan nasional.
4.1.3. Visi, Misi, dan Tujuan Fakultas Ekonomi 4.1.3.1. Visi
Menjadi Fakultas Ekonomi terdepan yang dilandasi semangat
ketahanan Nasional di Jawa Timur pada tahun 2020.
4.1.3.2. Misi
1. Menghasilkan lulusan yang memiliki kemampuan bersaing
dibidang ilmu ekonomi, manajemen dan akuntansi.
2. Mengembangkan dan menerapkan ilmu ekonomi dan bisnis
berbasis penelitian.
3. Menyelenggarakan pengabdian kepada masyarakat berbasis pada
kemanfaatan.
4.1.3.3. Tujuan
Mendidik mahasiswa peserta didik menjadi tenaga-tenaga yang
intelegensi, berfikir secara mendalam dan siap berprestasi dalam bidang
ekonomi.
4.1.4. Riwayat Progdi Akuntansi
Jurusan akuntansi UPN “Veteran” Jawa Timur yang berdiri pada tahun
1974 merupakan salah satu dari 17 (tujuh belas) jurusan akuntansi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur. Alasan
pendirian Progdi Akuntansi adalah :
a. Mendukung program pemerintah untuk mencerdaskan bangsa.
b. Pada tahun 1974 belum banyak perguruan tinggi di Surabaya dan Jawa
Timur mendirikan progdi akuntansi.
c. Perkembangan industri, perdagangan, perbankan dipropinsi Jawa
Timur khususnya kota Surabaya sangat pesat.
d. Kebutuhan pendidikan tinggi yang diminati masyarakat yang semakin
tinggi.
Pada awalnya jurusan memiliki status negeri kedinasan di bawah
pengelolaan Departemen Pertahanan. Pada tahun 1994 berdasarkan
Keputusan bersama Mendikbud No : Kep/0307/U/1994 dan Menhankam No
: Kep/10/XI/1994 status Progdi Akuntansi berubah menjadi swasta.
Pada tahun 1998 Progdi memperoleh akreditasi pertama dengan nilai
“B” berdasarkan Surat Keputusan BAN-PT Dirjen Dikti Depdiknas Nomor :
00177/Ak-I.1/UPIAKt/VIII/1998. Pada tahun 2003 memperoleh akreditasi
tahun 2009 Progdi Akuntansi memperoleh akreditasi dengan nilai “A”
berdasarkan Surat Keputusan BAN-PT Dirjen Dikti Depdiknas Nomor :
039/BAN-PT/Ak-XI/S1/1/2009.
4.1.4.1. Visi Progdi Akuntansi
Sebagai pusat keunggulan (centre of excellence) dalam proses
belajar mengajar bidang ilmu akuntansi dengan reputasi terpuji bagi dunia
akaemik dan praktis dalam menghadapi dinamika ilmu pengetahuan,
teknologi dan perusahaan global.
4.1.4.2. Misi Progdi Akuntansi
1. Menyiapkan dan mencetak tenaga profesional dibidang akuntansi
yang memiliki jiwa kepemimpinan dengan kemampuan intelektual
yang tinggi dan mampu berkarya pada jenjang profesional.
2. Menyiapkan dan mencetak tenaga profesional dibidang akuntansi
yang siap menjadi tulang punggung dalam pengelolaan perusahaan
yang memerlukan penataan diri secara terus menerus guna
meningkatkan kinerjanya.
3. Menyiapkan dan mencetak tenaga profesional yang mempunyai
komitmen terhadap nilai etika, budaya, kewirausahaan, dan
berorientasi global.
4.1.4.3. Tujuan Progdi Akuntansi
Mendidik mahasiswa menjadi tenaga-tenaga akuntansi yang
intelegensi, berpikir secara mendalam dan siap berprestasi dalam
bidang ilmu akuntansi, guna menunjang pembangunan nasional.
4.2. Deskripsi Hasil Penelitian
Responden pada penelitian ini adalah mahasiswa akuntansi pada
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur, konsentrasi keuangan
kelas pagi angkatan tahun 2007 dan 2008, dengan jumlah responden sebanyak 56
orang. Berikut ini akan dideskripsikan jawaban responden pada masing-masing
variabel penelitian yang meliputi motivasi karir, motivasi kualitas, motivasi
ekonomi dan minat untuk mengikuti PPAk.
4.2.1. Motivasi Karir (X1)
Berikut adalah deskripsi jawaban responden mengenai motivasi karir:
Tabel 4.1
Deskripsi Jawaban Responden Mengenai Motivasi Karir
1 2 3 4 5 6 7
0 0 1 13 14 16 12 305
0% 0% 2% 23% 25% 29% 21% 100%
0 3 0 8 14 22 9 303
0% 5% 0% 14% 25% 39% 16% 100%
0 1 3 7 19 16 10 300
0% 2% 5% 13% 34% 29% 18% 100%
0 0 4 9 14 17 12 304
0% 0% 7% 16% 25% 30% 21% 100%
0 0 0 16 10 23 7 301
0% 0% 0% 29% 18% 41% 13% 100%
Total 0 4 8 53 71 94 50 1513 5.40
5.36 X1.1
X1.2
X1.3
X1.5 5.38
X1.4 5.43
Item
Skor Jawaban
Total Mean
5.45
Berdasarkan Tabel 4.1 diketahui bahwa rata-rata jawaban responden pada
lima item pertanyaan variabel motivasi karir berada pada selang 5 hingga 7 yang
menunjukkan bahwa responden cenderung sangat setuju dengan item-item
pertanyaan variabel motivasi karir. Hal ini berarti mahasiswa akuntansi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur yang menjadi
responden penelitian mempunyai motivasi yang tinggi dalam hal meningkatkan
kesempatan promosi jabatan, mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan latar
belakang pendidikan, menyelesaikan beban pekerjaan yang diberikan dengan
baik, meningkatkan kemampuan berprestasi di dalam pekerjaan, serta
mendapatkan perlakuan professional dari atasan, rekan, dan bawahan di
lingkungan pekerjaan. Secara keseluruhan bisa dikatakan bahwa motivasi karir
yang dimiliki oleh mahas