• Tidak ada hasil yang ditemukan

Parasite Single dan Perilaku Konsumtif Wanita Single Di Jepang.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Parasite Single dan Perilaku Konsumtif Wanita Single Di Jepang."

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

Universitas Kristen Maranatha

日本

消費的性格

ヌ .マ セ

0342012

マ タ スチ教大学文学部

(2)

Universitas Kristen Maranatha

日本 ン 女 消費的性格 イ ン

1. 序論

原宿 東京 ここ 日本 青年 ァ ンスタイ 通 自分

自身 表現 ッチ う 有 ァ ン ーチッ

ァース ー ス ン ェ 彼 ァ ン 服装

見 所 青年 社会 自分 存在 承認 う 思い

い 社会 ー部 あ あ 努力 鬼魅力的 生 た 彼

え え 合身形態 試 こ い 例え 彼 流行 乗

あ 流行 一般的 あ 関わ あ た

青年 い 不満 感 現在 青年 消費的 生活

迸 こ い あ

東京 大都市 生 う 青年 父母 依存

実際彼 自分 生 こ あ 程度 収入 あ 家

族 住 こ あ 家族 住 こ 自分 需要

漓た え あ

イ ン 1990年代 入 日本社会 関心 引

あ 結婚 延期 父母 住 こ 選ぶ日本 青年 山

田 イ ン 呼 い 彼 食費 居住費 う

(3)

Universitas Kristen Maranatha

自分 収入 自分 興味 高品物 購買 旅行者 使うこ

本論文 イ ン 青年 消費的性格 分析

イ ン 生 えた イ ン 消費的

性格 い 関 あ 分析 自的 あ

2. 本論

イ ン 現象 日本 青年 生 あ べ

ース いえ イ ン 生 青年消費的性格

あ 文化 社会集団 家族 個人的 要素 青年 消費性格

形成 影響 及 い 社会環境 要素 第一 要素 あ 一

般的 青年 自分 価値観 身 い 見 こ 価値観 事実

他 人 合う 限 い 青年 消費者 ー

ス 直甬 収入 あ 消費 金 方 多い場 合 あ

生産者 青年 い 父母 金 こ 分 あ

日本 産業 発展 消費者 消費的性格 持 う 影響 及

い あ 日本 経済 成長 続け た 消費者 要求 増

く あ こ 若い消費者 自分 楽 た 絶え

品物 探 求 あ

日本 流行 た 速い国 あ 生産者 乗 作

(4)

Universitas Kristen Maranatha

あ 会社階層 い ン 使用 こ 社会

的 位 高く あ 見 他 者 憧憬 抱 自 投

う あ 投 こ 社会 け 存在 認

う あ 社会 認 い 他人 様 立場 付くた

若者たち 流行 流 乗 あ ン 身 け

こ 社会 認 う方法 ー あ

家族 自分 子 消費的 性格 投 こ 拍車 け 重

要 要紊 場合 あ え 家族 購買 各 定

権 有 い あ 一方 若者 自分 金 何性質 使う

い 買う い 自己 選択 多く投 い

彼 消費者 非現実的 人 連 く え 宣伝

乗 性質 投 い あ

3. 結論

第三課 述べた う 日本 若者 大人 た 拘わ

親 住 こ た 多い 親 住 こ 生活 負担

わ い 自分 収入 べ 自分 好 こ 自分 買い

たい 使うこ あ

現在 日本 い イ ン 現わ た 分化的

要素 社会階層 家族及び自己 性格 いう要素 影響 い あ

(5)

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR... i

DAFTAR ISI ... iv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah... 1

1.2 Pembatasan Masalah……….. 6

1.3 Tujuan Penelitian……… 6

1.4 Metode Penelitian………... 6

1.5 Organisasi Penulisan..……… 7

BAB II PARASITE SINGLE DAN PERILAKU KONSUMTIF……. 10

2.1 Parasite Single……… 10

2.1.1 Struktur Keluarga……….. 14

2.1.2 Kehidupan Kota Besar………. 14

2.1.3 Standar Hidup yang Lebih Tinggi... 15

2.2 Perilaku Konsumtif……… 22

2.2.1 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen 24

BAB III ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB MUNCULNYA PARASITE SINGLE………. 29

3.1 Budaya……… 30

3.2 Kelas dan Status Sosial……….. 39

3.3 Pengaruh Keluarga………. 44

(6)

Universitas Kristen Maranatha BAB IV KESIMPULAN……….. 61

SINOPSIS……….. vi

DAFTAR PUSTAKA……… x

LAMPIRAN

(7)

RIWAYAT HIDUP PENULIS

Nama : Nuke Marshella

Agama : Islam

Alamat : Jl. Sukajadi Atas No: 375

Tempat, Tanggal lahir : Bandung, 4 Maret 1984

Nama Ayah : H. Wawan Koswara

Nama Ibu : Hj. Anita Laela

RIWAYAT PENDIDIKAN

Thn 1987 - Thn 1990 : TK Assalam Bandung

Thn 1990 - Thn 1996 : SD Assalam Bandung

Thn 1996 - Thn 1999 : SMPN 13 Bandung

Thn 1999 - Thn 2002 : SMAN 22 Bandung

Thn 2003 -Thn 2009: Universitas Kristen Maranatha, Fakultas Sastra, Jurusan

(8)

Universitas Kristen Maranatha

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

Harajuku, Tokyo, disinilah pusat para remaja Jepang mengekpresikan dirinya

melalui gaya berpakaian. Berderetnya fashion butik terkenal seperti Gucci, Zara juga

sampai restoran siap saji dan café-café yang juga merupakan tempat-tempat pilihan

para remaja Tokyo1 sebagai tempat mempertunjukan gaya-gaya berpakaian mereka

yang fashionable. Mulai dari rambut yang dicat warna-warni, baju-baju yang

bermerek, sepatu yang berhak tinggi hingga 20 cm, sampai gaya punk rock yang

lengkap dengan jaket kulit berpaku, rantai dan anting-anting. Para remaja selalu ingin

diakui eksistensinya oleh lingkungan dengan berusaha menjadi bagian dari

lingkungan itu. Gaya hidup yang glamour telah mendorong mereka untuk mencoba

berbagai konfigurasi. Seperti dapat mengikuti mode terbaru saat itu, padahal seiring

berjalannya waktu mode itu sendiri selalu berubah, sehingga mereka selalu tidak puas

dengan apa yang dimilikinya. Oleh karena itulah muncul perilaku konsumtif dalam

kehidupan remaja-remaja masa kini.

Konsumtif menjelaskan mengenai keinginan untuk mengkonsumsi

barang-barang yang sebenarnya bukan lagi menjadi kebutuhan pokok namun secara

1

(9)

Universitas Kristen Maranatha

2

berlebihan diperlukan untuk mencapai suatu kepuasaan maksimal. Pada awalnya

konsumsi akan sesuatu merupakan suatu konsep untuk menunjukan suatu sikap untuk

mendapatkan barang sesuai dengan kegunaanya. Namun pada saat ini konsep itu

sendiri berkembang menjadi sebuah cerminan gaya hidup. Para penganut budaya

konsumer membuat gaya hidup menjadi suatu proyek kehidupan yang merancang

kebutuhan menjadi sebuah gaya hidup ( Featherstone,1991). Dimana kebutuhan dasar

manusia saat ini tidak hanya sekedar terkait pada kebutuhan pokok (seperti makan

dan perumahan), namun juga kebutuhan-kebutuhan ekstra yang berkaitan dengan

penunjang gaya hidup (seperti pakaian, handphone, dll).

Kegiatan konsumsi adalah salah satu proses yang membentuk kita sebagai

seseorang2. Dimana proses seseorang terbentuk pada usia remaja yang juga

merupakan masa pencarian identitas diri atau bisa disebut juga dengan masa

”peralihan”, yaitu suatu perubahan dari masa kanak-kanak menuju ke masa dewasa3.

Usia yang rentang dan mudah terbawa arus biasanya lebih mudah terbujuk oleh

iklan 4 , suka ikut-ikutan teman, tidak realistis dan cenderung boros dalam

menggunakan uangnya. Sifat-sifat remaja inilah yang dimanfaatkan oleh sebagian

produsen untuk memasuki pasar dikalangan remaja yang memiliki orang tua dengan

kelas ekonomi yang cukup berada. Karena bagi produsen, kelompok usia remaja

2

Chris Barker , Cultural Studies, hal 14 3

De Burn, 1990 4

(10)

Universitas Kristen Maranatha

3

adalah salah satu pasar yang potensial yang juga menjadi bagian dari keseluruhan

proses perubahan dan masuk kedalam kehidupan masyarakat konsumer.

Pada masa ini mereka seperti dituntut untuk menyesuaikan mental dan diri

mereka yang akhirnya membentuk sikap, nilai serta minat yang terus berkembang

seiring berkembangnya jaman. Yang menjadi masalah, ketika kecenderungan mereka

untuk terus dapat mengikuti perkembangan yang ada yang sebenarnya wajar, justru

para remaja ini melakukannya secara berlebihan. Dan apa yang dituntut oleh remaja

ini tidak lepas dari kemampuan orang tuanya sebagai sumber dana. Perilaku ini dapat

terus mengakar di dalam gaya hidup sekelompok remaja. Dalam perkembangannya

mereka akan menjadi orang-orang dewasa dengan gaya hidup konsumtif. Tentu saja

gaya hidup ini harus didukung oleh kekuatan finansial yang memadai. Masalah lebih

besar terjadi apabila pencapaian tingkat finansial itu dilakukan dengan segala macam

cara. Mulai dari pola kerja yang berlebihan sampai menggunakan cara instan seperti

korupsi.

Seperti yang sedang terjadi di kota-kota besar seperti Tokyo saat ini sebagian

besar remajanya tetap melibatkan orang tua mereka sebagai salah satu penunjang

hidup mereka. Sebenarnya mereka sudah bisa hidup mandiri akan tetapi mereka

memilih tetap tinggal bersama orang tuanya dan dilayani segala kebutuhannya

meskipun telah memiliki penghasilan sendiri. Banyak diantara mereka yang

mendapat uang jajan sekitar 100.000 yen per bulan. Dan uang itu mereka pakai hanya

(11)

Universitas Kristen Maranatha

4

peralatan software dan video games yang juga merupakan sebagai penunjang gaya

hidup mereka telah disediakan oleh orang tua mereka.

Profesor Masahiro Yamada seorang pengajar di Fakultas Pendidikan,

Departemen Sosiologi, Tokyo Gakusei University menamakan istilah “Parasite

Single” (パラサイトシングル) sebagai kritikan untuk perilaku remaja modern di

Jepang saat ini5.

Dalam bukunya yang berjudul The Age of Parasite Singles (パラサイトシン

グ ル の 時 代) yang diterbitkan oleh Chikuma Shinsho pada tahun 1999, dalam

ungkapan bahasa Jepang Parasite Single disebut sebagai anak muda Jepang, baik

wanita maupun pria berumur 15 sampai 39 tahun dan belum menikah, yang

menggantungkan hidup pada orang tuanya. Dengan tidak adanya kewajiban untuk

membayar biaya hidup seperti sewa tempat tinggal dan makan. Mereka dapat

membelanjakan semua nafkah mereka untuk bersenang-senang seperti melakukan

hobi, membeli barang-barang merek terkenal yang mahal, melakukan suatu

perjalanan dan lain-lain6.

Mereka yang menjadi Parasite sering dikaitkan dengan orang yang senang

menumpang, kepentingannya terhadap usaha orang lain tanpa mau berusaha sendiri.

Dan istilah ini ditujukan kepada orang yang merugikan atau menyusahkan hidup

orang tempat dia menumpang. Sebenarnya hal tersebut bukan suatu masalah yang

besar bagi keluarga mereka, orang tua memberikan kemudahan untuk anaknya.

5

Masahiro Yamada, The Age of Parasite Singles, Oktober 1999 6

(12)

Universitas Kristen Maranatha

5

Karena generasi muda yang lahir sekitar tahun 1970 sampai 1980an adalah generasi

yang diturunkan oleh orang tua yang berhasil membangun ekonomi Jepang dari

keruntuhan Perang Dunia II7. Keberhasilan itu tentu saja diperoleh dengan kerja keras

juga pengabdian yang tinggi terhadap negara. Ini adalah paradoks terbesar Jepang

saat ini. Generasi pekerja keras, hemat dan disiplin telah menghasilkan keturunan

yang hedonis8, manja dan apatis9. Bahkan banyak ibu di Jepang yang menjadi

pembantu bagi anaknya sendiri.

Berikut ini adalah kutipan-kutipan yang diperoleh dari media massa di Jepang

mengenai Parasite single.

TOKYO—Miki Takasu is 26 years old, beautiful, drives a BMW and carries a $2,800 Chanel handbag--when she isn't using her Gucci, Prada or Vuitton purses. She vacations in Switzerland, Thailand, Los Angeles, New York and Hawaii.

Happily unmarried, living with her parents while working as a bank teller, she is what people here call a "parasite single." There are so many women like Miki that they have become the focus of a heated controversy.

Tokyo-Miki Takasu, 26 tahun, cantik, mengendarai BMW dan membawa tas Chanel seharga $ 2,800 ketika dia sedang tidak menggunakan Gucci, Prada atau dompet Vouitonnya. Dia berlibur ke Switzerland, Thailand, Los Angeles, New York, dan Hawaii.

Bujangan yang bahagia, tinggal bersama orang tuanya sementara ia bekerja sebagai kasir bank. Yang seperti dia

7

Kompas, September 2000, Akan Kemana Generasi Muda Jepang 8

Hedonis adalah paham yang mementingkan kesenangan dan kebahagiaan sebagai satu-satunya tujuan hidup.

9

(13)

Universitas Kristen Maranatha

6

orang-orang menyebutnya “parasite single”. Sangat banyak wanita yang seperti Miki dimana mereka menjadi fokus suatu kontraversi yang sedang panas.

(By Kathryn Tolbert, Washington Post Foreign Service,Thursday, February 10, 2000; Page A01)

Mereka yang menjadi Parasite Single pada dasarnya tidak lepas dari pengaruh

lingkungan seperti budaya, kelas atau status sosial, pengaruh keluarga, dan pengaruh

pribadi. Hal tersebutlah yang melatar belakangi penulis untuk menganalisis penyebab

munculnya Parasite Single dan perilaku konsumtif pada remaja-remaja kota besar

seperti di Tokyo, Jepang.

1.2 PEMBATASAN MASALAH

Penulis akan membahas faktor-faktor penyebab munculnya Parasite Single

dan perilaku konsumtif dikalangan remaja kota-kota besar di Jepang khususnya kota

Tokyo.

1.3 TUJUAN PENELITIAN

Penelitian ini dimaksudkan untuk menganalisis faktor-faktor penyebab

munculnya Parasite Single dan perilaku konsumtif pada remaja Jepang masa kini.

1.4 METODE PENELITIAN

Dalam penelitian ini penulis melakukan analisis dengan menggunakan metode

(14)

Universitas Kristen Maranatha

7

Penelitian deskriptif analitik mempelajari dan menganalisis masalah-masalah

dalam masyarakat, serta tata cara yang berlaku dalam masyarakat, termasuk tentang

hubungan kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, pandangan-pandangan serta proses-proses

yang sedang berlangsung dan pengaruh-pengaruh dari suatu fenomena.10

Secara harafiah, metode deskriptif analitik ini adalah metode penelitian untuk

membuat gambaran mengenai situasi atau kejadian, sehingga metode ini berkehendak

mengadakan akumulasi data. Kerja penelitian bukan saja memberikan gambaran

terhadap fenomena-fenomena, tetapi juga menerangkan hubungan, menguji

hipotesa-hipotesa, membuat prediksi serta mendapatkan makna dan implikasi dari suatu

masalah yang akan dipecahkan.

Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok

manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu system pemikiran ataupun suatu kelas

peristiwa pada masa sekarang. Menurut Withney (1960) metode deskriptif merupakan

pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat11.

Tujuan dari penelitian deskriptif analitik adalah untuk memecahkan masalah

secara sistematis dan faktual mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi12. Seperti

pada kasus Parasite Single yang penulis bahas, hal yang dilakukan adalah dengan

menganalisis data-data yang didapat dapat menyajikan potret keadaan yang nantinya

dapat digunakan sebagai suatu hipotesa ataupun tidak.

Langkah-langkah umum dalam metode deskiptif analitik:

10

Moh.Nazir,Phd, Metodologi Penelitian, hal.63 11

F.L. Withney, ibid, 1960, p.160 12

(15)

Universitas Kristen Maranatha

8

1. Memilih dan merumuskan masalah yang menghendaki konsepsi

ada kegunaan masalah tersebut serta dapat diselidiki dengan sumber

yang ada.

2. Menentukan tujuan dari penelitian yang akan dikerjakan karena

tujuan dan penelitian harus konsisten dengan rumusan dan definisi

dari masalah.

3. Memberi limitasi dari area atau scope atau sejauh mana penelitian

deskriptif tersebut akan dilaksanakan.

4. Pada ilmu yang telah mempunyai teori-teori yang kuat maka perlu

dirumuskan kerangkan teori atau kerangka konseptual yang

kemudian diturunkan dalam bentuk hipotesa-hipotesa.

5. Menelusuri sumber-sumber kepustakaan yang ada hubungannya

dengan masalah yang akan dipecahkan.

6. Merumuskan Hipotesa-hipotesa yang ingin diuji, baik secara

eksplisit maupun implisit.

7. Membuat laporan penelitian dengan cara ilmiah analisa ditujukan

untuk menguji hipotesa-hipotesa.

Jadi penelitian deskriptif analitik merupakan suatu metode pendekatan yang

menganalisis, kemudian memaparkan segala sesuatunya dengan bersifat apa adanya

dan terfokus pada sebuah struktur fenomena, menguraikan inti dari struktur tersebut

(16)

Universitas Kristen Maranatha

9

Data yang bisa digunakan dalam pendekatan ini berupa pengumpulan

informasi yang kemudian di analisis melalui pandangan penulis berdasarkan

artikel-artikel yang telah dibaca.

1.5 ORGANISASI PENULISAN

Untuk mendapatkan karya tulis yang sistematis, maka penulis membagi

penelitian ini dalam IV bab, dimana setiap babnya terdiri dari beberapa sub bab.

Bab I merupakan pendahuluan yang berisikan latar belakang masalah yang

disertai dengan pembatasan masalah, tujuan penelitian, metode penelitian dan

organisasi penulisan.

Bab II merupakan landasan teori yang terbagi atas 2 sub bab, yaitu Parasite

Single dan Perilaku Konsumtif.

Bab III merupakan analisis Faktor-faktor penyebab munculnya Parasite

Single yang terbagi atas 4 sub bab yaitu budaya, kelas dan status sosial, pengaruh

pribadi, pengaruh keluarga, dan pengaruh situasi.

(17)

Universitas Kristen Maranatha

61

BAB IV

KESIMPULAN

Parasite Single adalah istilah terhadap penyimpangan yang dilakukan oleh

generasi muda jepang baik pria dan wanita yang menunda untuk menikah dan lebih

memilih untuk tetap tinggal bersama orang tua. Penyimpangan yang dilakukan oleh

para generasi muda ini membuat mereka tidak perlu lagi mengeluarkan biaya untuk

kebutuhan dasar seperti biaya untuk tempat tinggal, makan, dan kebutuhan rumah

sehari-hari lainnya. Dengan demikian mereka dapat membelanjakan seluruh

pendapatan mereka untuk kesenangan mereka seperti melakukan hobi,

bersenang-senang, membeli barang-barang merek terkenal, melakukan suatu perjalanan dan

lain-lain. Hal ini terlihat pada kasus-kasus yang telah diuraikan pada BAB III.

Mereka yang menjadi Parasite sering dikaitkan dengan orang yang senang

menumpang, kepentingannya terhadap usaha orang lain tanpa mau berusaha sendiri.

Dan istilah ini ditujukan kepada orang yang merugikan atau menyusahkan hidup

orang tempat dia menumpang. Sebenarnya hal tersebut bukan suatu masalah yang

besar bagi keluarga mereka, orang tua memberikan kemudahan untuk anaknya.

Sebagian besar masyarakat beranggapan bahwa Parasite Single dapat

merugikan orang lain termasuk orang tuanya sendiri. Sedangkan kegiatan konsumtif

(18)

Universitas Kristen Maranatha

62

positif bagi Negara mereka dalam segi ekonomi. Karena Parasite Single merupakan

aset terbesar bagi para produsen. Seperti pada kasus ke-1 dan ke-2 pada subbab 3.1.1

Perilaku konsumtif adalah suatu tindakan berkomnsumsi yang dilakukan

secara berlebihan. Keinginan untuk mengkonsumsi barang-barang yang sebenarnya

kurang diperlukan secara berlebihan hanya untuk mencapai kepuasan yang maksimal

dengan tidak lagi mempertimbangkan fungsi atau kegunaan ketika membeli

barang-barang tersebut, melainkan mempertimbangkan prestige yang melekat pada barang-barang

tersebut.

Semakin berkembangnya budaya konsumtif pada kehidupan kehidupan

remaja mempengaruhi banyak aspek dalam kehidupan, baik menyangkut hal fisik

maupun cara berfikir. Generasi muda Jepang masa kini mempunyai gaya hidup dan

cara berfikir yang berbeda tentang kebutuhan hidup. Seringkali para remaja membeli

barang karena didorong oleh kebutuhan yang dikagumi dan dihargai orang lain.

Remaja Jepang adalah pasar yang potensial bagi produsen. Hal ini disebabkan karena

ketertarikan mereka terhadap hal-hal yang bersifat baru, menarik, bermerek dan

sedang mengikuti tren. Seperti pada kasus ke-3 pada subbab 3.1.1

Gaya hidup yang terus berkembang membuat para remaja terus berfikir

bagaimana dapat bertahan hidup dengan segala kemudahan yang ada tanpa keluar

dari status sosial tertentu. Selalu mengikuti dorongan spontan seolah-olah memacu

para remaja untuk melakukan apapun untuk mendukung eksistensi mereka. Hal ini

yang menyebabkan mereka tumbuh dewasa dan menjadi Parasite Single dan menjadi

(19)

Universitas Kristen Maranatha

63

kegiatan ini dapat terus berlangsung adalah bantuan dan dukungan finansial orang tua

dan keinginan pribadi si pelaku agar mereka dapat terus melakukan kegiatan

konsumtif.

Kegiatan konsumtif yang dilakukan oleh sebagian besar generasi muda Jepang

ini telah menarik mereka kedalam kehidupan Parasite Single. Selain pengaruh dari

orang tua, Parasite Single dan kegiatan konsumtif ini muncul karena adanya

pengaruh dari faktor budaya, kelas sosial dan tentu saja atas dasar kemauan dan

keinginan si pelaku sendiri.

(20)

Universitas Kristen Maranatha x

DAFTAR PUSTAKA

Masahiro Yamada, The Age of Parasite Singles, Oktober 1999

A.A. Anwar Prabu Mangkunegara. 1988, "Perilaku Konsumen"'. Bandung: Penerbit Eresco.

Engel J.R., D. Blackwell, 1992, "Consumer Behavior". Chicago : The Dryden Press, International Edition.

Hawkins, D.I., R.J. Best, and K.A. Coney, 1992."consumer Behavior implications for Strategy"'. Homewood: Richard D. Irwin Inc.

Abraham sperling, (1967), Psychology: Made Simple. London: The Publisher W.H. Allen & Co. Ltd.

David L. Louden and Albert J. Della Bitta, (1984), Consumer Behavior: Concept and Applications. The United State of America: By McGraw Hill Inc.

Gerald Zaltman and Melanie Wallendrof, (1971), Consumer Behavior: Basic findings and Management Implications. The United States of America: By John Willey & Sons Inc.

Hansen Flemming, (1972), Consumer Behavior: A Cognitive Behavior Theory. New York: The Free Press.

James F. Engel et. all, (1968), Consumer Behavior. Illinois: The Dryden Press.

William J. Stanton, (1978), Fundamental of Marketing . New York: McGraw Hill Book Company Inc.

H. Djaslim Saladin, Se, (2003) "Perilaku Konsumen dan Pemasaran Strategik" Bandung Penerbit Karya.

Moh.Nazir,Phd, Metodologi Penelitian

Cholid Narbuko, Drs, H. Abu Achmadi, Drs, Metodologi Penelitian

Nikkei Bussiness Magazine oct 26,2006

Mainichi Daily News 2001

News week Japan 2002

(21)

Universitas Kristen Maranatha xi

日本のパラサイトシングル blooger

http://web-japan.org/trends00/honbun/tj010329.html

http://ginageh.wordpress.com/2007/10/27/harajuku-japan/

www.bestshop.co.jp/1.deaikekkon/cat1763/

http://www.japanecho.co.jp/docs/html/270314.html

www.web-across.co.jp

http://www.thingsasian.com/stories-photos/2248

Referensi

Dokumen terkait

Berbeda dengan penelitian yang dilakukan Khotim (2014), penelitian ini menganalisis besarnya return dan risiko portofolio dengan menggunakan model Single Index Model

Sampel dikelompokkan menjadi yang berusia di bawah 30 tahun, berusia antara 30-50 tahun dan diatas 50 tahun untuk melihat trend keadaan ekonomi, latar

Penelitian ini menerapkan metode deskriptif dengan data kualitatif dimana sumber data diperoleh dari wawancara mendalam dengan narasumber yang telah ditetapkan

Hipotesis dalam penelitian ini adalah ada hubungan negatif antara citra tubuh dengan perilaku konsumtif pada wanita dewasa awal yang sudah bekerja dan belum

Data hasil penyebaran kuesioner disajikan secara statistik deskriptif yaitu statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau

assosiasi perubahan satu variabel (X) terhadap variabel yang lain (Y), sehingga diperlukan pengumpulan data, proses pengolahan, menyederhanakan, menyajikan dan menganalisis

2. Monitoring dan analisis yang dilakukan selama ini hanya didapat data dalam bentuk grafik harian, mingguan dan data grafik bulanan. Sebaiknya dilanjutkan untuk menganalisis data

1) Pendeteksian kasus (case detection): proses mengidentifikasi peristiwa atau keadaan kesehatan. Unit sumber data menyediakan data yang diperlukan dalam penyelenggaraan