ABSTRAK
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA
TENTANG SOAL CERITA HITUNG CAMPURAN DENGAN
MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN
PADA SISWA KELAS II SEMESTER GENAP SDN KEMBARAN
CANDIMULYO KABUPATEN MAGELANG
Jumartinah
Universiats Sanata Dharma 2014
Penelitian ini didasari oleh prestasi belajar siswa kelas II SD Negeri Kembaran dalam mata pelajaran Matematika yang masih rendah. Hal ini terlihat dari rata-rata nilai ulangan Matematika yang hanya mencapai 58,82. Hal ini disebabkan karena tidak digunakannya metode pembelajaran yang menarik yang dapat membuat siswa termotivasi dalam belajar.
Peneltian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) bagaimanakah penerapan metode bermain peran dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas II SD Negeri Kembaran Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang dalam mata pelajaran Matematika tahun pelajaran 2013/2014 dan (2) apakah penerapan metode bermain peran dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas II SD Negeri Kembaran Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang dalam mata pelajaran Matematika tahun pelajaran 2013/2014.
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan dengan 2 siklus. Pada siklus I pembelajaran dilakukan dalam 1 kali pertemuan dengan menggunakan metode bermain peran dengan membagi siswa dalam kelompok sesuai dengan peran yang ada dalam soal cerita tersebut. Pada siklus II pembelajaran dilakukan dalam 1 kali pertemuan dengan menggunakan metode bermain peran dengan membagi siswa dalam kelompok sesuai dengan peran yang ada dalam soal cerita tersebut. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai Maret 2014 pada siswa kelas II SD Negeri Kembaran dengan jumlah siswa 17 orang. Data dikumpulkan menggunakan instrumen tes tertulis. Validitas instrumen diuji dengan ujicoba yang dilakukan di kelas III SD Negeri Kembaran.
ABSTRACT
STUDY ACHIEVEMENT IMPROVEMENT MATHEMATIC SUBJECT ON THE MATERIAL ARITMETIC OPERATION MIX BY USING ROLE
PLAYING METHOD IN STUDENT CLASS TWO SDN KEMBARAN MAGELANG SECOND SEMESTER IN THE SCHOOL YEAR 2013/2014
Jumartinah
Sanata Dharma University 2014
This research is constituted by achievement learn class two students of SDN Kembaran for Mathematic subject which still lower. This matter seen from flattening value of Mathematic subject which only reaching 58,82. It was caused the teacher didn’t use the interesting methode in learning activity so the students were not motivated.
This study aimed to determine : (1) how the using of role playing methode can improve students achievement class two SDN Kembaran Candimulyo, Magelang Regency for Mathematic subject in school year 2013/2014 and (2) whether the using of role playing methode can improve students achievement class two SDN Kembaran Candimulyo, Magelang Regency for Mathematic subject in school year 2013/2014.
This research is a class action research who carried on with two cycles. In the first cycle is done in once meetings by using role playing methode by dividing student in some groups based on the role in the aritmetic. In the second cycle is done in once meetings by using role playing methode by dividing student in some groups based on the role in that aritmetic. This research is done on January until March 2014 to the scond grade students of SD N Kembaran with seventeen students. Data collected to use instrument of tes written. Validity of instrument was examined by try out which was done in class three SD N Kembaran.
Result of research indicated that : (1) the applying of role playing can be done to improve students achievement and (2) the using of role playing methode can improve students achievement class two SD N Kembaran Candimulyo Magelang Regency school year 2013/2014 for Mathematic subject specially at basic competence doing aritmetic operation mix. Improved student achievement is marked with an average rating of grade reptition in the initial conditions 58,82 improve 66,47 in the first cycle and 75,88 in the second cycle. While the students reach KKM (65) in the initial condition are 35,29% in the first cycle improve 52,94% and 88,24% in the second cycle
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA
TENTANG SOAL CERITA HITUNG CAMPURAN DENGAN
MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN
PADA SISWA KELAS II SEMESTER GENAP SDN KEMBARAN
CANDIMULYO KABUPATEN MAGELANG
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh :
JUMARTINAH NIM. 101132019
PROGRAM SARJANA (S1) KEPENDIDIKAN BAGI GURU DALAM JABATAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
SKRIPSI
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA
TENTANG SOAL CERITA HITUNG CAMPURAN DENGAN
MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN
PADA SISWA KELAS II SEMESTER GENAP SDN KEMBARAN
CANDIMULYO KABUPATEN MAGELANG
Oleh : JUMARTINAH NIM. 101132019
Telah disetujui oleh :
Pembimbing I
SKRIPSI
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA
TENTANG SOAL CERITA HITUNG CAMPURAN DENGAN
MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN
PADA SISWA KELAS II SEMESTER GENAP SDN KEMBARAN
CANDIMULYO KABUPATEN MAGELANG
Dipersiapkan dan ditulis oleh Jumartinah
NIM : 101132019
Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji Pada tanggal 15 Maret 2014
dan dinyatakan memenuhi syarat
Susunan Panitia Penguji
Nama Lengkap Tanda Tangan Ketua : Gregorius Ari Nugrahanta, SJ., SS., BST., M.A. ...
Sekretaris : E. Catur Rismiati, S.Pd.MA.Ed.D ...
Anggota 1 : Rusmawan, S.Pd, M.Pd ... Anggota 2 : Drs. YB. Adimassana, M.A ... Anggota 3 : Drs. Paulus Wahono, M.Hum ...
Yogyakarta, 15 Maret 2014
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma
PERSEMBAHAN
1. Suamiku tercinta yang senantiasa menjadi motivsi bagiku untuk menjadi yang
terbaik
2. Anakku tersayang
MOTTO
- Selalu mensykuri apa yang Tuhan telah berikan - Bekerja dan berdoa
- Barangsiapa yang taat kepada Allah dan Rasulnya dan takut kepada Allah, dan
bertaqwa kepadaNya, maka merekalah orang-orang yang mendapatkan kemenangan
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 10 Maret 2014
Penulis
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertnda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :
Nama : Jumartinah NIM : 101132019
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya berjudul :
PENINGKATAN
PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA TENTANG SOAL CERITA
HITUNG CAMPURAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL
PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN PADA SISWA KELAS II
SEMESTER
GENAP
SDN
KEMBARAN
CANDIMULYO
KABUPATEN MAGELANG
TAHUN PELAJARAN 2013/2014 beserta perangkat yang diperlukan (bila ada)Dengan demikian, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal : 10 Maret 2014 Yang menyatakan
ABSTRAK
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA
TENTANG SOAL CERITA HITUNG CAMPURAN DENGAN
MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN
PADA SISWA KELAS II SEMESTER GENAP SDN KEMBARAN
CANDIMULYO KABUPATEN MAGELANG
Jumartinah
Universiats Sanata Dharma 2014
Penelitian ini didasari oleh prestasi belajar siswa kelas II SD Negeri Kembaran dalam mata pelajaran Matematika yang masih rendah. Hal ini terlihat dari rata-rata nilai ulangan Matematika yang hanya mencapai 58,82. Hal ini disebabkan karena tidak digunakannya metode pembelajaran yang menarik yang dapat membuat siswa termotivasi dalam belajar.
Peneltian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) bagaimanakah penerapan metode bermain peran dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas II SD Negeri Kembaran Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang dalam mata pelajaran Matematika tahun pelajaran 2013/2014 dan (2) apakah penerapan metode bermain peran dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas II SD Negeri Kembaran Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang dalam mata pelajaran Matematika tahun pelajaran 2013/2014.
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan dengan 2 siklus. Pada siklus I pembelajaran dilakukan dalam 1 kali pertemuan dengan menggunakan metode bermain peran dengan membagi siswa dalam kelompok sesuai dengan peran yang ada dalam soal cerita tersebut. Pada siklus II pembelajaran dilakukan dalam 1 kali pertemuan dengan menggunakan metode bermain peran dengan membagi siswa dalam kelompok sesuai dengan peran yang ada dalam soal cerita tersebut. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai Maret 2014 pada siswa kelas II SD Negeri Kembaran dengan jumlah siswa 17 orang. Data dikumpulkan menggunakan instrumen tes tertulis. Validitas instrumen diuji dengan ujicoba yang dilakukan di kelas III SD Negeri Kembaran.
ABSTRACT
STUDY ACHIEVEMENT IMPROVEMENT MATHEMATIC SUBJECT ON THE MATERIAL ARITMETIC OPERATION MIX BY USING ROLE
PLAYING METHOD IN STUDENT CLASS TWO SDN KEMBARAN MAGELANG SECOND SEMESTER IN THE SCHOOL YEAR 2013/2014
Jumartinah
Sanata Dharma University 2014
This research is constituted by achievement learn class two students of SDN Kembaran for Mathematic subject which still lower. This matter seen from flattening value of Mathematic subject which only reaching 58,82. It was caused the teacher didn’t use the interesting methode in learning activity so the students were not motivated.
This study aimed to determine : (1) how the using of role playing methode can improve students achievement class two SDN Kembaran Candimulyo, Magelang Regency for Mathematic subject in school year 2013/2014 and (2) whether the using of role playing methode can improve students achievement class two SDN Kembaran Candimulyo, Magelang Regency for Mathematic subject in school year 2013/2014.
This research is a class action research who carried on with two cycles. In the first cycle is done in once meetings by using role playing methode by dividing student in some groups based on the role in the aritmetic. In the second cycle is done in once meetings by using role playing methode by dividing student in some groups based on the role in that aritmetic. This research is done on January until March 2014 to the scond grade students of SD N Kembaran with seventeen students. Data collected to use instrument of tes written. Validity of instrument was examined by try out which was done in class three SD N Kembaran.
Result of research indicated that : (1) the applying of role playing can be done to improve students achievement and (2) the using of role playing methode can improve students achievement class two SD N Kembaran Candimulyo Magelang Regency school year 2013/2014 for Mathematic subject specially at basic competence doing aritmetic operation mix. Improved student achievement is marked with an average rating of grade reptition in the initial conditions 58,82 improve 66,47 in the first cycle and 75,88 in the second cycle. While the students reach KKM (65) in the initial condition are 35,29% in the first cycle improve 52,94% and 88,24% in the second cycle
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa
berkat rahmat dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyusun skripsi ini
selesai pada waktunya.
Skripsi ini dimaksudkan guna memenuhi salah satu syarat
memperoleh gelar sarjana S1 Kependidikan Program Studi Pendidikan Guru
Sekolah Dasar. Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis telah mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada :
1. Bapak Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sanata Dharma.
2. Romo G. Ari Nugrahanta, SJ., SS., BST., M.A., selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.
3. Bapak Drs. YB Adimassana, M.A., selaku Koordinator SKGJ PGSD
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
4. Bapak Rusmawan S.Pd, M.Pd., selaku dosen pembimbing I, yang telah
memberikan arahan, dorongan, semangat, serta sumbangan pemikiran yang
penulis butuhkan untuk menyelesaikan skripsi ini.
5. Bapak Sunudin, S.Ag, selaku Kepala Sekolah SD Negeri Kembaran yang
memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian di kelas.
6. Siswa kelas II SD Negeri Kembaran yang telah bersedia menjadi subjek
dalam penelitian ini.
8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, yang telah
memberikan dukungan dan bantuan selama penelitian ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu penulis dengan rendah hati bersedia menerima
sumbangan baik pemikiran, kritik maupun saran yang membangun demi
kesempurnaan skripsi ini.
Akhirnya semoga penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi
penulis khususnya dan para pembaca pada umumnya
Magelang, 15 Maret 2014
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ……….. i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN MOTTO ... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vii
ABSTRAK ... viii
ABSTRACT ... ix
KATA PENGANTAR ... x
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR TABEL ... xv
DAFTAR GAMBAR ... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ... xvii
BAB I PENDAHULUAN ………... 1
A. Latar Belakang Masalah ……….... 1
B. Pembatasan Masalah ... 4
C. Rumusan Masalah ………... 4
D. Batasan Pengertian ... 5
E. Tujuan Penelitian ...………... 5
BAB II LANDASAN TEORI ……… 7
A. Kajian Pustaka ... 7
1. Prestasi Belajar Siswa ... 7
2. Metode Mengajar ... 9
3. Metode Bermain Peran ... 10
4. Pembelajaran Matematika ... 12
5. Pembelajaran Matematika Menggunakan Model Bermain Peran ... 15
B. Kerangka Pikir ………... 17
C. Hipotesis Tindakan ………...……… 18
BAB III METODE PENELITIAN ………... 20
A. Jenis Penelitian ...……… 20
B. Setting Penelitian ……….. 21
1. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 21
2. Subyek Penelitian ... 22
3. Obyek Penelitian ... 22
C. Langkah-langkah Tindakan Penelitian ...……….. 22
1. Persiapan ... 23
2. Rencana Tindakan setiap Siklus ... 23
1) Siklus I ... 23
2) Siklus II ... 25
D Teknik Pengumpulan Data ... 26
E. Instrumen Penelitian ... 27
G. Teknik Analisis Data ... 31
H. Jadwal Penelitian ... 33
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 34
A. Hasil Penelitian ... 34
1. Siklus I ... 34
a. Perencanaan ... 34
b. Pelaksanaan Penelitian ... 34
c. Pengamatan ... 36
d. Refleksi ... 36
2. Siklus II ... 37
a. Perencanaan ... 37
b. Pelaksanaan Penelitian ... 37
c. Pengamatan ... 39
d. Refleksi ... 39
B. Pembahasan ... 39
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 45
A. Kesimpulan ... 45
B. Saran ... 46
DAFTAR TABEL
Tabel 1 : Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus I ... 28
Tabel 2 : Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus II ... 28
Tabel 3 : Kualifikasi Reliabilitas ... 31
Tabel 4 : Indikator Keberhasilan Penelitian ... 32
Tabel 5 : Jadwal Penelitian ... 33
Tabel 6 : Hasil Nilai Ulangan Matematika Siklus I ... 35
Tabel 7 : Hasil Nilai Ulangan Matematika Siklus II ... 38
Tabel 8 : Perbandingan Nilai Rata-rata Kelas dan Ketuntasan Nilai Siswa ... 40
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Siklus PTK Model Kurt Lewin ... ... 20
Gambar 2. Peningkatan Nilai Rata-rata Kelas ... 42
Gambar 3. Capaian KKM ... 43
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Silabus ... 49
Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 51
Lampiran 3. Lembar Kerja Siswa (LKS) ... 61
Lampiran 4. Kisi-kisi Soal Evaluasi ... 63
Lampiran 5. Soal Evaluasi dan Kunci Jawaban Siklus ... 65
Lampiran 6. Soal untuk Uji Validitas ... 73
Lampiran 7. Uji Validitas Soal ... 83
Lampiran 8. Reliabilitas Soal Siklus ... 84
Lampiran 9. Data Prestasi Belajar Siswa ... 88
Lampiran 10. Surat Ijin Melakukan Penelitian dari Dekan ... 91
Lampiran 11. Surat Keterangan telah Melakukan Penelitian di SD ... 92
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan wahana yang sangat penting dalam upaya
menciptakan manusia yang berkualitas. Dalam proses pendidikan, terjadi
proses transformasi budaya, adat, maupun norma yang mampu mengubah
pola pikir manusia. Pendidikan yang baik akan mampu mengubah manusia ke
arah kedewasaan dan kesempurnaan yang ideal.
Untuk itu, pemerintah sedang mengupayakan pendidikan
berkualitas di segala bidang. Salah satunya adalah melalui Sistem Pendidikan
Nasional, yang bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Adapun upaya pencapaian
tujuan tersebut merupakan tanggung jawab seluruh komponen pendidikan,
mulai dari pemerintah, guru, siswa, maupun masyarakat. Dan secara khusus,
pencapaian tujuan pendidikan ditentukan oleh proses pembelajaran yang
berkualitas.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No.19 Tahun 2005 pasal 19,
“Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara
interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik
untuk berpatisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarya
pembelajaran tersebut adalah memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi
aktif dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, diperlukan metode
pembelajaran yang sesuai dengan situasi dan kondisi siswa, sekolah maupun
masyarakat guna menumbuhkan partisipasi aktif siswa sehingga prestasi
belajarnya tinggi. Selain itu, penerapan metode pembelajaran yang cocok
dapat menciptakan pembelajaran yang menyenangkan sehingga materi mudah
dipahami siswa.
Akan tetapi pada kenyataannya, kebanyakan guru hanya terpusat
pada metode tertentu saja dan mengabaikan penerapan metode lain. Selama
ini, guru lebih sering menggunakan metode ceramah. Guru belum
menerapkan metode kreatif serta kurang memberdayakan siswa di kelasnya.
Guru juga masih terkesan textbook sehingga proses pembelajaran tampak
berorientasi pada guru. Demikian pula yang terjadi pada pembelajaran
Matematika. Pembelajaran yang dialami siswa kurang menyenangkan, dan
proses pembelajarannya masih berpihak pada peningkatan aspek kognitif
dibandingkan aspek psikomotor dan afektif.
Tujuan pembelajaran Matematika tidak hanya sebatas pada
diperolehnya hasil berbagai operasi bilangan, namun lebih dari itu,
mengembangkan rasa ingin tahu, perhatian, dan minat terhadap sesuatu, serta
mengembangkan nalar berpikir logis dalam kehidupan sehari-hari. Tidak
hanya itu, Matematika merupakan salah satu cabang ilmu yang dinilai dapat
memberikan kontribusi positif dalam memicu ilmu pengetahuan dan
teknologi. Hal ini sejalan dengan pendapat Hudoyo (1988:74) bahwa
utamanya sains dan teknologi, sehingga Matematika mempunyai peranan
yang sangat penting dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan. Oleh
karena itu, para siswa dituntut untuk menguasai matematika. Namun, menurut
data UNESCO menunjukkan peringkat prestasi belajar Matematika di
Indonesia berada di deretan 34 dari 38 negara. Sejauh ini, Indonesia masih
belum mampu lepas dari deretan penghuni papan bawah.
Pencapaian prestasi belajar Matematika yang rendah ini juga
dialami oleh para siswa kelas II (dua) SD Negeri Kembaran Kecamatan
Candimulyo. Hasil tes formatif yang diadakan oleh peneliti menunjukkan dari
17 siswa, hanya 6 siswa yang tuntas sedangkan 11 siswa belum tuntas dengan
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 65 dan nilai rata-rata ulangan 58,82.
Padahal, guru sudah menjelaskan berulang-ulang. Namun tetap saja, guru
harus mengalokasikan waktu lebih lama untuk menyampaikan materi. Hal ini
disebabkan karena tidak digunakannya metode pembelajaran yang menarik
yang dapat membuat siswa termotivasi dalam belajar.
Maka, salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah dengan
penerapan metode Bermain Peran (role playing) pada pembelajaran
Matematika. Melalui metode bermain peran, siswa diajak untuk meresapi
materi secara lebih mendalam. Siswa diajak membayangkan
(mengimajinasikan) serta memerankan dengan nyata kondisi atau suasana
yang berkaitan dengan materi. Dengan pembelajaran melalui pengalaman
langsung, diharapkan kemampuan siswa akan meningkat dan prestasi belajar
B. Pembatasan Masalah
Dalam penelitian ini peneliti membatasi penelitian pada hal-hal
sebagai berikut:
1. Masalah dalam penelitian ini difokuskan pada materi operasi hitung
campuran dengan kompetensi dasar 3.3 Melakukan operasi hitung
campuran.
2. Tindakan yang dipilih dalam penelitian ini adalah menggunakan model
bermain peran.
C. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimanakah model bermain peran dapat meningkatkan prestasi belajar
mata pelajaran matematika soal cerita hitung campuran siswa kelas II SD
Negeri Kembaran, Kecamatan Candimulyo, Kabupaten Magelang?
2. Apakah penerapan model bermain peran dapat meningkatkan prestasi
belajar mata pelajaran matematika soal cerita hitung campuran siswa
kelas II SD Negeri Kembaran Kecamatan Candimulyo, Kabupaten
D. Batasan Pengertian
Agar tidak menimbulkan pertanyaan dan tidak menimbulkan
penafsiran yang beragam tentang suatu istilah yang akan dipakai penulis
memberikan batasan pengertian sebagai berikut :
1. Soal cerita matematika adalah soal yang diungkapkan melalui
serangkaian kalimat dan dapat diubah menjadi kalimat matematika.
2. Model bermain peran adalah salah satu metode pembelajaran yang
diarahkan pada upaya pemecahan masalah-masalah yang berkaitan
dengan hubungan antar manusia (interpersonal relationship).
3. Prestasi Belajar adalah hasil yang diraih/didapat setelah seseorang
melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya. Prestasi Belajar juga
berubahnya tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh
pengalaman belajar.
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan utama dalam
penelitian ini adalah :
1. Mengetahui bagaimana penerapan model pembelajaran bermain peran
dapat meningkatkan prestasi mata pelajaran matematika soal cerita
hitung campuran siswa kelas II SD Negeri Kembaran Kecamatan
2. Mengetahui apakah penerapan model pembelajaran bermain peran dapat
meningkatkan prestasi mata pelajaran matematika soal cerita hitung
campuran siswa kelas II SD Negeri Kembaran Kecamatan Candimulyo
Kabupaten Magelang.
F. Manfaat Penelitian
Berdasarkan uraian di atas, hasil dari penelitian ini diharapkan
dapat memberikan kontribusi secara positif dalam kegiatan pembelajaran
matematika. Kontribusi tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagi siswa, penggunaan metode bermain peran dalam kegiatan
pembelajaran dapat lebih meningkatkan pemahaman konsep bahan ajar
Matematika, sehingga dapat meningkatkan prestasi belajarnya.
2. Bagi guru, hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan
pertimbangan dalam memilih metode dan mengembangkan model
pembelajaran yang sesuai dengan kondisi tertentu yang dialami oleh siswa,
sehingga dapat meningkatkan penguasaan materi pelajaran sesuai dengan
tujuan yang diharapkan.
3. Bagi Kepala Sekolah, hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan
sebagai bahan masukan untuk merumuskan kebijakan yang mengarah pada
BAB II LANDASAN TEORI
A. Kajian Pustaka
1. Prestasi Belajar Siswa
Menurut Arifin (1988: 2) kata ”prestasi” berasal dari bahasa
Belanda yaitu prestatie. Kemudian dalam bahasa Indonesia menjadi
prestasi yang berarti hasil usaha.
Winkel (1984: 162) mengemukakan bahwa prestasi belajar
merupakan bukti keberhasilan usaha yang dapat dicapai.
Sedangkan Jamarah (1991: 19) mengemukakan bahwa prestasi
adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, baik
secara individual maupun kelompok. Prestasi tidak akan pernah dihasilkan
selama seseorang tidak melakukan suatu kegiatan.
Jadi prestasi adalah hasil yang telah dicapai oleh seseorang
setelah melakukan atau mengerjakan kegiatan atau aktivitas tertentu.
Prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai oleh seseorang karena
usahanya dalam belajar sesuatu. Setiap siswa mempunyai cara yang
berbeda-beda dalam belajar untuk meningkatkan prestasi belajarnya.
Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008; 101) menyatakan bahwa
prestasi adalah hasil yang telah dicapai (dari yang telah dilakukan atau
dikerjakan).
Kata belajar identik dengan kegiatan menghafalkan catatan,
dipergunakan. Pemahaman tentang belajar tersebut hanyalah makna sempit
saja.
Jika dicermati kata belajar tidak hanya berhenti pada kegiatan
mengingat ataupun menghafal. Belajar merupakan suatu proses atau
kegiatan yang ditandai dengan perubahan tingkah laku yang positif dari
orang yang belajar. Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007; 17), belajar
berarti 1. Berusaha memperoleh kepandaian ilmu; 2. Berlatih; 3. Berubah
tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman.
Suratinah Tirtonegoro (1984; 43) menyatakan bahwa
pencapaian hasil belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, angka,
huruf maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai
oleh setiap anak dalam periode tertentu.
Prestasi belajar juga berubahnya tingkah laku atau tanggapan
yang disebabkan oleh pengalaman belajar. Sukirin berpandangan bahwa
belajar adalah suatu perilaku pada saat orang belajar maka responnya
menjadi baik. Sebaliknya bila ia tidak belajar maka responnya menurut
Sukirin tidak baik. Menurut Sukirin dalam bukunya yang berjudul
“Pokok-pokok Psikologi Pendidikan” dikemukakan sebagai berikut : belajar adalah
suatu kegiatan yang disengaja untuk mengubah tingkah laku sehingga
diperoleh kecakapan baru (Sukirin, 1978: 36).
Dari beberapa pendapat tersebut dapat dirumuskan prestasi
belajar adalah suatu proses kognitif yang terjadi secara aktif untuk
memperoleh pengetahuan sehingga menimbulkan perubahan tingkah laku
2. Metode Mengajar
Metode mengajar memiliki peranan yang sangat besar dalam
proses belajar mengajar. Metode mengajar menjadi mediasi bagi siswa
untuk dapat menyerap konsep-konsep keilmuan dari setiap materi
pelajaran yang sedang dikomunikasikan dalam proses belajar mengajar.
Penggunaan metode mengajar yang tepat dapat membantu proses
pencapaian tujuan dalam kegiatan belajar mengajar.
Secara prinsip, semakin banyak metode yang dikuasai oleh guru
akan semakin baik dalam proses belajar mengajar. Tetapi dalam kenyataan
sehari-hari sering kita lihat bahwa setiap guru selalu menggunakan metode
mengajar yang sama untuk semua materi pelajaran. Sehingga proses
belajar mengajar banyak mengalami kendala dan kurang dapat mencapai
tujuan secara optimal. Keadaan seperti ini sangat perlu untuk memperoleh
perhatian yang lebih besar dari setiap guru, agar kegiatan belajar mengajar
dapat berjalan semakin baik.
Pada saat terjadi interaksi dengan siswa, maka guru memilih dan
melakukan dengan cara-cara tertentu agar kegiatan interaksi dengan siswa
dapat berjalan dengan kondusif sehingga tujuan yang diharapkan dapat
tercapai. Cara-cara yang dilakukan oleh guru dalam melakukan interaksi
dengan siswa ini disebut metode mengajar.
Metode mengajar memiliki peranan yang sangat penting dalam
proses belajar mengajar. Soetomo (1993: 144) menyebutkan “ Metode
mengajar sebagai suatu alat untuk mencapai tujuan pengajaran yang ingin
berhasillah pencapaian tujuan, …”. Penggunaan metode mengajar secara
tepat dapat menumbuhkan minat siswa untuk dapat mengikuti kegiatan
belajar mengajar dengan baik, sehingga kreatifitas anak akan muncul dan
berkembang dengan baik pula. Namun sebaliknya, jika penggunaan
metode mengajar ini kurang tepat, maka akan menjadi tidak bermakna
bahkan dapat mematikan kreatifitas siswa.
Pemilihan metode mengajar sangat tergantung pada situasi dan
kondisi pada saat guru mengajar. Tidak semua metode mengajar selalu
tepat digunakan untuk menyampaikan materi pelajaran. Metode mengajar
sangat banyak ragamnya, antara lain: metode ceramah, metode tanya
jawab, metode diskusi, metode pemberian tugas, metode bermain peran,
metode inkuiri, metode demontrasi, metode pemecahan masalah. Berbagai
metode tersebut memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing.
3. Metode Bermain Peran
Metode bermain peran (role-play) merupakan metode mengajar
yang dilakukan dengan jalan pemeranan sebuah situasi dalam kehidupan
manusia dengan spontan, tanpa diadakan latihan. Pemeranan ini dapat
dilakukan oleh dua orang atau lebih, yang selanjutnya dipakai sebagai
bahan untuk analisa bagi kelompok yang lain. Kegiatan analisa dapat
bersumber dari karakter dari pelaku yang melakukan pemeranan, maupun
isi dari kegiatan pemeranan yang dilakukan oleh pelaku.
Menurut Slameto (1991: 104), gunakan Role-play:
1. Jika peserta perlu mengetahui lebih banyak tentang pandangan yang
2. Jika peserta mempunyai kemampuan untuk memakainya.
3. Pada waktu membantu peserta “memahami” suatu masalah.
4. Jika ingin mencoba mengubah sikap.
5. Jika pengaruh emosi dapat membantu dalam penyajian masalah.
6. di dalam dan untuk pemecahan masalah.
Berdasarkan pendapat tersebut jelas bahwa metode ‘Role-play’
dapat membantu siswa untuk memahami suatu masalah. Selain itu juga
dapat mengubah sikap atau perilaku yang kurang baik dalam diri siswa.
Dengan ‘role-play’ akan muncul secara alami sikap-sikap yang kurang
baik maupun yang baik dalam diri siswa. Sehingga setiap guru dapat
memberikan koreksi yang mendalam terhadap sikap tersebut.
Selanjutnya disebutkan oleh Slameto (1991:105) tentang
keunggulan dan kekurangan metode ‘Role-play’.
Keunggulan:
1. Segera mendapat perhatian.
2. Dapat dipakai pada kelompok besar maupun kecil.
3. Membantu anggota untuk menganalisa situasi.
4. Menambah rasa percaya diri pada peserta.
5. Membantu anggota dan siswa menyelami masalah.
6. Membantu anggota mendapat pengalaman yang ada pada pikiran orang
lain.
7. Membangkitkan minat dan perhatian pada saat untuk pemecahan
Kekurangan:
1. Mungkin masalahnya disatukan dengan pemerannya.
2. Banyak yang tidak senang memerankan sesuatu yang salah.
3. Membutuhkan pemimpin yang terlatih.
4. Terbatas pada beberapa situasi saja.
5. Ada kesulitan dalam memerankan.
Berbagai keunggulan tersebut dapat dikembangkan sehingga
akan benar-benar dapat dirasakan manfaatnya oleh setiap siswa.
Kepercayaan dalam diri siswa akan tumbuh untuk melakukan sesuatu
kegiatan dalam dimasyarakat karena telah memperoleh bekal yang
memadai. Siswa juga memiliki kebiasaan untuk menganalisa setiap sikap
atau perilaku yang dilakukan oleh orang lain dalam kehidupan
bermasyarakat. Untuk selanjutnya dapat mengambil nilai-nilai mana yang
benar dan mana yang kurang baik bagi dirinya.
Sedangkan berbagai kekurangan yang ada digunakan sebagai
bahan pertimbangan untuk mempersiapkan kegiatan secara baik, sehingga
kekurangan-kekurangan tersebut tidak akan muncul dalam proses kegiatan
belajar mengajar.
4. Pembelajaran Matematika
Menurut Sri Rumini (2000: 59) belajar adalah suatu proses
usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah
laku yang relatif menetap, baik yang dapat diamati maupun tidak dapat
diamati secara langsung, yang terjadi sebagai suatu hasil latihan atau
Ciri-ciri belajar menurut Sri Rumini (2000: 59-60) sebagai
berikut:
1. Dalam belajar ada perubahan tingkah laku, baik tingkah laku yang
dapat diamati maupun tingkah laku yang tidak dapat diamati secara
langsung.
2. Dalam belajar, perubahan tingkah laku meliputi tingkah laku afektif,
kognitif, psikomotor, dan campuran.
3. Dalam belajar, perubahan yang terjadi melalui pengalaman atau latihan.
4. Dalam belajar, perubahan tingkah laku menjadi sesuatu yang relatif
menetap.
5. Belajar merupakan proses usaha, yang artinya belajar berlangsung
dalam kurun waktu cukup lama.
6. Belajar terjadi karena interaksi dengan lingkungan. Maksudnya, dalam
aplikasi kehidupan sehari-hari siswa menggunakan ketrampilan
berhitung. Misalnya saja, saat interaksi dengan temannya di rumah
bermain kelereng yang di dalamnya ada keterampilan berhitung yaitu
perkalian.
Dalam Undang-Undang Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 bab 1
pasal 1 ayat 20 “pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan
pendidik dan sumber belajar suatu lingkungan belajar”. Melalui proses
tersebut diharapkan tercipta hubungan yang baik, sehingga pembelajaran
menjadi lebih bermakna. Siswa juga dapat merasakan manfaat dari proses
Pembelajaran matematika di kelas dipandang sebagai suatu
proses aktif dan sangat di pengaruhi oleh apa yang sebenarnya ingin
dipelajari anak. Dari pandangan ini hasil belajar bukan semata-mata
bergantung pada apa yang disajikan guru, melainkan dipengaruhi oleh
interaksi antara berbagai informasi yang diminati kepada anak dan
bagaimana anak mengolah informasi berdasarkan pemahaman yang telah
dimiliki sebelumnya. Pada dasarnya, matematika adalah pemecahan
masalah karena itu, matematika sebaiknya diajarkan melalui berbagai
masalah yang ada disekitar siswa dengan memperhatikan usia dan
pengalaman yang mungkin dimiliki siswa.
Menurut Usman (1993: 4) belajar dapat diartikan sebagai
perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi individu
dengan individu dan individu dengan lingkungannya sehingga mereka
lebih mampu berinteraksi dengan lingkungannya. Lebih lanjut, Usman
(1993: 6) mengungkapkan bahwa mengajar pada prinsipnya adalah
membimbing siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Dapat pula dikatakan
bahwa mengajar merupakan suatu usaha mengorganisasi lingkungan
dalam hubungannya dengan anak didik dan bahan pengajaran sehingga
menimbulkan terjadinya proses belajar pada diri siswa.
Dalam hal belajar mengajar matematika, perlu diketahui
karakteristik matematika. Dengan mengetahui karakteristik matematika,
maka seharusnya dapat pula diketahui bagaimana belajar dan mengajar
matematika bersifat abstrak, materi matematika disusun secara hirarkis,
dan cara penalaran matematika adalah deduktif.
Objek matematika bersifat abstrak, maka belajar matematika
memerlukan daya nalar yang tinggi. Demikian pula dalam mengajar
matematika guru harus mampu mengabstraksikan objek-objek matematika
dengan baik sehingga siswa dapat memahami objek matematika yang
diajarkan.
Materi matematika disusun secara hirarkis artinya suatu topik
matematika akan merupakan prasyarat bagi topik berikutnya. Oleh karena
itu, untuk mempelajari suatu topik matematika yang baru, pengalaman
belajar yang lalu dari seseorang akan mempengaruhi proses belajar
mengajar matematika tersebut.
Ini berarti proses belajar matematika akan terjadi dengan lancar
bila belajar itu sendiri dilakukan secara kontinyu. Karena dalam belajar
matematika memerlukan materi prasyarat untuk memahami materi
berikutnya, maka dalam mengajar matematika guru harus
mengidentifikasikan materi-materi yang menjadi prasyarat suatu topik
mata pelajaran matematika.
5. Pembelajaran Matematika Menggunakan Model Pembelajaran Bermain Peran
Kesiapan guru tidak banyak berarti jika tidak diimbangi dengan
kesiapan siswa dalam melakukan kegiatan belajar mengajar. Dengan
berbagai permasalahan yang telah disiapkan oleh guru, akan memaksa
dapat secara aktif dan kreatif dalam mengikuti proses pembelajaran, maka
setiap siswa dituntut untuk mempersiapkan diri sebaik-baiknya. Persiapan
yang dimaksud adalah berbagai sumber yang dapat mendukung
pemecahan masalah yang sedang dibahas, maupun persiapan diri atau
mental dari setiap anggota kelompok untuk dapat melakukan presentasi di
depan kelas.
Jika setiap siswa selalu mempersiapkan diri dengan baik dalam
mengikuti kegiatan belajar mengajar, hal ini merupakan bukti bahwa
partisipasi siswa semakin meningkat. Peningkatan partisipasi yang disertai
dengan persiapan diri siswa sebelum mengikuti kegiatan pembelajaran,
maka dapat dikatan bahwa motivasi belajar siswa juga semakin meningkat.
Dengan motivasi yang semakin tinggi, akan membuat siswa selalu siap
dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar. Apabila kegiatan belajar
mengajar selalu diikuti dengan baik, diharapkan dapat meningkatkan
kemampuannya dalam penguasaan konsep materi pelajaran. Peningkatan
kemampuan penguasaan konsep atau prestasi belajar ditandai dengan
meningkatnya jumlah nilai yang diperoleh oleh siswa pada saat dilakukan
evaluasi.
Pelaksanaan belajar mengajar dengan menggunakan metode
bermain peran seperti diuraikan di atas, akan dapat membawa pada siswa
ke dalam situasi yang sebenarnya. Siswa dapat berperan sesuai dengan
materi yang akan dibahas. Dengan memperhatikan permainan peran, baik
yang dilakukan sendiri maupun yang dilakukan oleh temannya, anak akan
demikian diharapkan siswa dapat meningkatkan kemampuannya dalam
penguasaan konsep materi pelajaran matematika terutama dalam
memahami materi soal cerita hitung campuran.
Dengan metode bermain peran memberi kesempatan kepada
anak untuk dapat berpikir secara aktif dan kreatif dalam memecahkan
setiap permasalahan. Pemahaman yang semakin baik terhadap materi
pelajaran, ditunjang dengan aktifitas anak yang semakin baik dalam
mengikuti proses belajar mengajar, maka peserta didik juga akan dapat
meningkatkan kemampuannya dalam menguasai konsep materi pelajaran
yang diajarkan. Jadi dengan penggunaan metode bermain peran yang
dilaksanakan secara tepat, proses belajar mengajar dapat berjalan dengan
baik, sehingga prestasi belajar peserta didik dapat semakin meningkat.
B. Kerangka Berpikir
Selama ini, masih banyak guru yang mendesain siswa untuk
menghafal seperangkat fakta yang diberikan oleh guru. Seolah-olah guru
sebagai sumber utama pengetahuan. Umumnya, pembelajaran didominasi
oleh metode ceramah sehingga proses pembelajaran bersifat monoton dan
siswa cenderung pasif. Hal itu mengakibatkan kurangnya partisipasi siswa
dalam proses pembelajaran.
Untuk dapat meningkatkan pemahaman dan prestasi siswa, guru
harus menciptakan proses pembelajaran yang menarik. Salah satu upaya yang
dapat dilakukan adalah dengan memilih metode pembelajaran yang dapat
pembelajaran. Metode role playing (bermain peran) merupakan suatu cara
untuk mengembangkan cara belajar siswa aktif dengan
memperagakan/mempraktikkan pengalaman belajar secara langsung,
sehingga hasil yang diperoleh akan tahan lama dalam ingatan, tidak akan
mudah dilupakan siswa.
Dengan metode ini juga, anak belajar berpikir analisis dan
mencoba memecahkan problema yang dihadapi sendiri, kebiasaan ini akan
ditransfer dalam kehidupan bermasyarakat.
Pada pembelajaran Matematika dengan menggunakan metode
bermain peran diharapkan prestasi siswa dalam pembelajaran Matematika
akan meningkat. Kondisi di atas dapat digambarkan dengan bagan sebagai
berikut.
C. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir, maka diajukan
hipotesis penelitian sebagai berikut: (1) Cara penggunaan model bermain Keadaan Awal:
- Proses pembelajaran
dengan metode
ceramah saja, siswa
pasif.
- Prestasi belajar
matematika rendah Tindakan: Pembelajaran Matematika dengan metode role playing (bermain peran) Keadaan Akhir: - Proses pembelajaran
dengan metode
bermain peran, siswa
aktif.
- Prestasi belajar
Matematika
peran dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas II SD Negeri
Kembaran, Kecamatan Candimulyo Kabupaten Magelang dalam mata
pelajaran Matematika pada Tahun Pelajaran 2013/2014 pada kompetensi
dasar soal cerita operasi hitung campuran serta pengalaman
menggunakannya. (2) Penggunaan model bermain peran dapat meningkatkan
prestasi belajar siswa kelas II SD Negeri Kembaran, Kecamatan Candimulyo
Kabupaten Magelang dalam mata pelajaran Matematika pada Tahun
Pelajaran 2013/2014 pada kompetensi dasar soal cerita operasi hitung
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk Penelitian Tindakan Kelas atau PTK.
Penilitian tindakan ini diharapkan dapat memperbaiki proses pembelajaran
yang telah dilakukan oleh guru. Penelitian Tindakan Kelas merupakan
kegiatan yang berhubungan dengan tugas guru di lapangan. Kegiatan
penelitian ini merupakan salah satu upaya guru untuk mengatasi masalah
nyata yang ditemukan dalam melaksanakan tugas pembelajaran. Masalah
tersebut benar-benar harus segera diatasi untuk meningkatkan mutu
pembelajaran yang dilakukan guru yang bersangkutan. Masalah yang segera
diatasi dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah kurangnya nilai hasil
belajar matermatika.
Adapun siklus spiral dari tahap-tahap penelitian tindakan kelas
[image:39.612.105.526.223.668.2]dapat dilihat pada gambar berikut.
Gambar : 1
Siklus Model Kurt Lewin
Siklus 1 Siklus 2
Penjelasan alur di atas adalah:
1. Rancangan/rencana awal, dimana sebelum mengadakan penelitian peneliti
menyusun rumusan masalah, tujuan dan membuat rencana tindakan,
termasuk di dalamnya instrumen penelitian dan perangkat pembelajaran.
2. Tindakan dan pengamatan, meliputi tindakan yang dilakukan oleh peneliti
sebagai upaya membangun pemahaman konsep siswa serta mengamati
hasil atau dampak dari diterapkannya metode pembelajaran role
playing/bermain peran.
3. Refleksi, yaitu peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil
atau dampak dari tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar
pengamatan yang diisi oleh pengamat.
4. Rancangan/rencana yang direvisi, berdasarkan hasil refleksi dari pengamat
membuat rancangan yang direvisi untuk dilaksanakan pada siklus
berikutnya.
B. Seting Penelitian
1. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Kembaran, Kecamatan
Candimulyo, Kabupaten Magelang.
Waktu penelitian mengenai peningkatan prestasi belajar siswa
menggunakan model bermain peran soal operasi hitung campuran dimulai
2. Subyek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas II SD Negeri
Kembaran Kecamatan Candimulyo, Kabupaten Magelang. Jumlah siswa
kelas II adalah 17 siswa. Dengan rincian siswa laki-laki sebanyak 10 orang
dan siswa perempuan sebanyak 7 orang.
3. Obyek Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti ingin mengetahui seberapa jauh
prestasi belajar siswa SD N Kembaran Kecamatan Candimulyo tahun
pelajaran 2013/2014 dalam memahami soal cerita operasi hitung campuran
dengan benar melalui penggunaan model bermain peran dilihat dari
indikator nilai rata-rata ulangan.
C. Langkah-langkah Tindakan Penelitian
Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian
tindakan, maka penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari
Kemmis dan Taggart (dalam Arikunto, 2006: 16), yaitu berbentuk spiral dari
siklus yang satu ke siklus yang berikutnya. Penelitian ini akan dilaksanakan
dalam 2 siklus, setiap sikus terdiri dari 2 kali pertemuan dan setiap siklus
didasarkan pada materi dan tujuan pembelajaran yang tercantum pada
kurikulum, khususnya pembelajaran tentang operasi hitung campuran. Setiap
siklus meliputi planning (rencana), action (tindakan), observation
(pengamatan), dan reflection (refleksi). Langkah pada siklus berikutnya
Sebelum masuk pada siklus 1 dilakukan tindakan pendahuluan yang berupa
identifikasi permasalahan.
1. Persiapan
a. Permintaan ijin kepada kepala sekolah
b. Melakukan observasi pada siswa kelas II untuk mengetahui
kemampuan siswa
c. Identifikasi masalah
d. Perumusan masalah
e. Penyusunan rencana penelitian dalam siklus-siklus
f. Penyusunan silabus, RPP, instrumen penelitian
2. Rencana Tindakan Tiap Siklus a. Siklus I
a) Rencana Tindakan
1) Mengidentifikasi masalah dan menetapkan alternatif pemecahan
masalah
2) Merencanakan pelaksanaan pembelajaran tematik harian yang
akan diterapkan dalam PBM
3) Menentukan materi pokok pembelajaran
4) Menyiapkan lembar kerja siswa
5) Menyiapkan sumber dan media yang digunakan dalam
mendukung model pembelajaran
6) Menyiapkan lembar kerja kelompok yang berupa soal cerita
operasi hitung campuran
b) Pelaksanaan tindakan
1) Mengorganisasikan siswa di kelas
2) Membagi siswa dalam kelompok / berpasangan
3) Menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai
4) Menyampaikan materi pembelajaran
5) Guru membagikan LKS tentang soal cerita operasi hitung
campuran
5) Siswa membaca soal cerita operasi hitung campuran
6) Guru memberi contoh menerapkan model bermain peran dalam
soal cerita operasi hitung capuran
7) Siswa mempraktekkan model bermain peran dari soal cerita
operasi hitung campuran yang telah dibagikan dengan
pasangannya
8) Siswa mengerjakan LKS
9) Guru mengamati model bermain peran yang dipraktekkan siswa
dan memeriksa LKS
10) Guru dan siswa membahas hasil kerja kelompok bersama-sama
11) Guru memberikan catatan materi
12) Guru memberikan soal evaluasi tentang operasi hitung
campuran
13) Guru memberikan tes formatif atau ulangan
c) Observasi
1) Guru menilai hasil tes siswa
d) Refleksi
1) Melakukan evaluasi terhadap hasil tes siswa selam PBM
2) Melakukan revisi untuk perbaikan proses pada siklus
selanjutnya.
b. Siklus II
a) Rencana Tindakan
Identifikasi masalah dan mencari alternatif pemecahannya
berdasarkan hasil evaluasi pada siklus I
b) Pelaksanaan Tindakan
1) Mengorganisasikan siswa di kelas
2) Membagi siswa dalam kelompok / berpasangan
3) Menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai
4) Menyampaikan materi pembelajaran
5) Guru membagikan LKS tentang soal cerita operasi hitung
campuran
5) Siswa membaca soal cerita operasi hitung campuran
6) Guru memberi contoh menerapkan model bermain peran dalam
soal cerita operasi hitung capuran
7) Siswa mempraktekkan model bermain peran dari soal cerita
operasi hitung campuran yang telah dibagikan dengan
pasangannya dengan maju di depan kelas sehingga guru mudah
untuk membimbing siswa
8) Siswa mengerjakan LKS
10) Guru dan siswa membahas hasil kerja kelompok bersama-sama
11) Guru memberikan catatan materi
12) Guru memberikan soal evaluasi tentang operasi hitung
campuran
13) Guru memberikan tes formatif atau ulangan
c) Observasi
1) Mencatat hasil tes anak
d) Refleksi
1) Melakukan evaluasi terhadap hasil tes siswa selam PBM
2) Menganalisis data
D. Teknik Pengumpulan Data
Data adalah nilai-nilai variabel yang diperoleh dari hasil
pengukuran sutu teknik pengumpulan data (Supratiknya, 2008: 1). Data
dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu data primer dan data sekunder. Data
primer yaitu data yang diperoleh dari sumber aslinya; sedangkan data
sekunder yaitu data yang diperoleh dari sumber aslinya yitu dengan
melakukan tes.
Berikut merupakan penjelasan tentang pengumpulan data dan
evaluasinya :
a. Peubah
Dalam penelitian ini prestasi belajar siswa dalam mengerjakan
soal cerita operasi hitung campuran dengan menggunakan model
b. Jenis data
Jenis data yang dioalah dalam penelitian ini adalah data
kuantitatif berupa prestasi belajar siswa dalam mengerjakan soal cerita
operasi hitung campuran
c. Cara pengumpulan data
Dalam penelitian ini data dikumpulkan dengan melakukan tes
yang berupa pilihan ganda
E. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan alat pengukur yang
disebut tes. Berdasarkan masalah penelitian, jenis penelitian yang
dilakukan peneliti merupakan penelitian deskriptif kuantitatif. Bentuk
instrmen yang digunakan berupa bentuk tes yaitu bentuk tes pilihan ganda
(multiple choice).
Tes yaitu suatu alat pengukur yang berupa serangkaian
pertanyaan yang harus dijawab secara sengaja dalam suatu yang
distandarisasikan, dan yang dimaksudkan untuk mengukur kemampuan
dan hasil belajar individu atau kelompok. Biasanya yang digunakan untuk
mengukur kemampuan siswa adalah jenis tes prestasi belajar (masidjo,
1995: 38-39). Tes pilihan ganda (multiple choice) adalah bentuk penilaian
yang terdiri atas suatu pernyataan atau pertanyaan dan sejumlah pilihan
atau alternatif jawaban. Berikut adalah kisi-kisi soal evaluasi siklus I dan
Tabel 1. Kisi-kisi Soal Evaluasi pada Siklus I
No Indikator Nomor Soal
1 Siswa dapat menjawab operasi hitung campuran
tentang perkalian dan pembagian dalam soal
cerita
1, 2, 3, 4, 5, 6,
[image:47.612.101.515.97.517.2]7, 8, 9, 10
Tabel 2. Kisi-kisi Soal Evaluasi pada Siklus II
No Indikator Nomor Soal
1 Siswa dapat menjawab operasi hitung campuran
tentang perkalian dan pembagian dalam soal
cerita
1, 2, 3, 4, 5, 6,
7, 8, 9, 10
F. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen a. Pengujian Validitas
Validitas merupakan penilaian untuk mengetahui apakah
instrumen yang digunakan telah mengukur apa yang seharusnya diukur.
Dengan itu dapat diketahui kualitas instrumennya. Suatu meteran disebut
valid jika dapat digunakan untuk mengukur panjang dengan tepat.
Meteran tersebut tentu bukan instrumen yang valid jika digunakan untuk
mengukur berat. Dua prinsip validitas adalah kejituan dan ketelitian.
Instrumen yang valid harus mempunyai validitas internal dan
eksternal. Validitas internal instrumen tes harus memenuhi construct
relevan, diuji dengan konsultasi ahli atau expert judgment) dan content
validity (validitas isi, yaitu disusun berdasarkan rancangan yang telah
ada, diuji dengan membandingkan program yang telah ada, dan
konsultasi ahli). Instrumen memiliki validitas eksternal jika disusun
berdasarkan fakta-fakta empiris yang telah terbukti.
Untuk mengetahui korelasi skor tiap item dengan skor total
digunakan rumus korelasi product moment atau korelasi pearson
(Sugiyono, 2010a: 255)
= ∑
(∑ ) (∑ )
Keterangan :
rxy : Koefisien validitas
xy : Jumlah hasil kali skor x dan skor y berpasangan
x2 : Jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran x
y2 : Jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran y
Uji coba validitas soal tes tiap siklus dilaksanakan di SD Negeri
Kembaran kelas II yang berjumlah 17 siswa pada taraf signifikan
5%=0,482 (dilihat pada tabel harga kritis r product moment). Sedangkan
jumlah soal yang digunakan adalah 30 soal berbentuk pilihan ganda
untuk masing-masing siklus. Setelah diujikan guru melakukan uji
validitas terhadap soal-soal tersebut. Soal yang valid akan digunakan
b. Pengujian Reliabilitas
Instrumen disebut reliabel jika instrumen tersebut menghasilkan
data yang sama untuk objek yang sama dalam beberapa kali pengukuran.
Reliabilitas berarti keajegan. Intrumen yang reliabel belum tentu valid.
Instrumen yang valid dan reliabel menjadi syarat mutlak untuk
mendapatkan hasil penelitian yang valid dan reliabel.
Pengujian reliabilitas dapat dilakukan secara eksternal maupun
internal. Secara ekternal pengujian dapat dilakukan dengan tes-retest
(stability), ekuivalent, dan gabungan keduanya.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik belah dua
(split half) dari Spearman Brown (Sugiyono, 2010a: 190) dengan rumus
sebagai berikut :
= 2.
1 +
Keterangan :
ri : Koefisien reliabilitas
rb : Koofisien korelasi
Pengukuran reliabilitas menggunakan taraf signifikan 5%. Hasil
perhitungan reliabilitas soal-soal kemudian dikonsultasikan dengan tabel
Tabel 3. Tabel Kualifikasi Reliabilitas
Interval Koofisien Reliabilitas Kualifikasi 0,91 – 1,00 Sangat tinggi
0,71 – 0,90 Tinggi
0,41 – 0,70 Cukup
0,21 – 0,40 Rendah
Negatif – 0,20 Sangat Rendah
G. Teknik Analisis Data
Analisis data penelitian tindakan kelas berupa
deskriptif-kualitatif, yaitu suatu metode penelitian yang bersifat menggambarkan
kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk
mengetahui prestasi belajar yang dicapai siswa. Selain itu juga untuk
memperoleh respons siswa terhadap kegiatan pembelajaran serta aktivitas
siswa selama proses pembelajaran.
Sebelum membuat soal evaluasi, peneliti membuat kisi-kisi soal
terlebih dahulu dengan cakupan beberapa indikator yang ingin dicapai oleh
peneliti. Kisi-kisi dibuat sebagai panduan untuk mempermudah dalam
membuat soal evaluasi yang tepat dan sesuai dengan indikator dan tujuan
Tabel 4. Indikator Keberhasilan Penelitian
No Peubah Indikator Kondisi Awal
Kondisi yang diharapkan pada Siklus I Siklus II Prestasi
belajar
siswa
Nilai rata-rata
ulangan
58,82 70,00 75,00
Ketuntasan belajar
siswa
6 orang 10 orang 14 orang
Persentase jumlah
siswa yang
mencapai KKM
35,29% 59% 81%
Cara menghitung peningkatan prestasi belajar
a. Penyekoran
Benar : 1
Salah : 0
b. Menghitung jumlah skor setiap siswa
c. Menghitung nilai setiap siswa dengan rumus:
d. Menghitung Nilai Rata-rata
Nilai Akhir = jumlah skor setiap siswa x 5
Nilai rata-rata (N) = n
Ket : ∑N = Jumlah nilai yang diperoleh seluruh siswa
n = Jumlah seluruh siswa
e. Menghitung persentase siswa yang telah mencapai KKM, dengan
rumus:
H. Jadwal Penelitian
Penelitian dilakukan mulai dari persiapan, pelaksanaan, dan
penyusunan laporan. Penelitian ini dilaksanakan selama 2 minggu dengan
2 siklus.
[image:52.612.102.515.89.689.2]Jadwal penelitian selengkapnya dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 5. Jadwal Kegiatan Penelitian
No Kegiatan
Bulan / Tahun 2013-Tahun 2014
Nov Des Jan Feb Mar Apr
1 Pengumpulan data kondisi awal √
2 Observasi √
3 Ijin pengambilan data √
4 Pengambilan data √
5 Analisa data √
6 Penyusunan laporan √ √
7 Ujian skripsi √
8 Revisi laporan skripsi √ Persentase = Jumlah siswa yang mencapai KKM x 100%
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang berjudul “Peningkatan
Prestasi Belajar Dengan Menggunakan Model Bermain Peran Soal Cerita
Operasi Hitung Campuran Siswa Kelas II SDN Kembaran Kecamatan
Candimulyo, Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran 2013/2014” dilaksanakan
selama satu minggu. Dimulai pada tanggal 30 Januari 2014 untuk siklus I dan
tanggal 6 Februari 2014 untuk siklus II.
1. Siklus I
a. Perencanaan
Perencanaan siklus I untuk meneliti prestasi belajar siswa dalam
pembelajaran matematika menyusun rubrik pengamatan prestasi
belajar. Dan untuk menilai prestasi belajar siswa dalam pembelajaran
matematika, peneliti menyusun silabus, RPP, LKS, kisi-kisi tes
formatif, soal-soal tes formatif, peneliti juga menyiapkan media, alat
dan bahan yang dipergunakan dalam penerapan model pembelajaran
bermain peran yaitu : pensil, lidi, buku, batu kerikil, daun, dan lain-lain
yang bendanya ada di sekitar siswa agar siswa tertarik dan aktif dalam
pembelajaran.
b. Pelaksanaan Penelitian
Pelaksanaan tindakan kelas siklus yang pertama dilaksanakan
orang. Pembelajaran berlangsung dengan model bermain peran dan
berpedoman dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah
dibuat. Dan pada siklus pertama diadakan tes atau ulangan yang
berbentuk pilihan ganda sebanyak 10 soal kepada siswa untuk
mengetahui tingkat pemahaman siswa setelah menerima pembelajaran.
Setelah dilakukan penelitian, hasil yang didapat dari penelitian siklus
[image:54.612.102.511.257.629.2]pertama adalah nilai ulangan siswa sebagai berikut :
Tabel 6. Hasil Nilai Ulangan Matematika Siswa Kelas II Siklus I
No Nama Siswa Nilai Ketuntasan
Ya Tidak
1 Beny Lestari 70 √
2 Putra Novian 50 √
3 Anja Noval Aditya 70 √
4 Anang Surahmad 60 √
5 Fadhil Muflif Khanz 60 √ 6 Kyky Eygo Nugroho 70 √
7 Monalisa 70 √
8 Sulastri 90 √
9 Anggi Zaeni Handayani 70 √ 10 Dwi Ega Siyavirani 60 √ 11 Fassabila Azzahra 60 √ 12 Imam Fatkhur Royak 70 √
13 Noviansyah 50 √
14 Rizkia Saputri Rahayu 80 √ 15 Pangestu Yoga Asrofi 80 √ 16 Vika Avrilia Choiruniza 60 √ 17 Ibnu Alfadillah 60 √
Jumlah 1130 9 8
Nilai Rata-rata 66,47
c. Pengamatan
Pengamatan dilakukan dengan bantuan satu orang guru yang
telah ditunjuk. Pelaksanaan pengamatan dilakukan bersamaan dengan
berlangsungnya pembelajaran. Adapun tugas guru pengamat adalah
mengamati berlangsungnya pembelajaran dari kegiatan awal, kegiatan
inti, dan penutup yang menghasilkan data apakah guru telah
melaksanakan pembelajaran sesuai dengan rencana (RPP). Hal yang
masih kurang dalam siklus ini adalah guru kurang memberikan
penjelasan yang lebih rinci tentang model bermain peran sehingga
masih ada siswa yang masih bingung. Guru telah melaksanakan
pembelajaran sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran namun
perlu ditingkatkan dalam membimbing siswa. Pada akhir pertemuan
siklus I dilaksanakan tes atau ulangan untuk mengetahui tingkat
pemahaman siswa setelah menerima pembelajaran.
d. Refleksi
Dari hasil tes yang telah dikerjakan siswa pada tabel 4 di atas
diperoleh nilai rata kelas mencapai 66,47 meningkat dari nilai
rata-rata kondisi awal yaitu 58,82. dan ketuntasan belajar siswa yang
memperoleh nilai di atas KKM meningkat dari 6 siswa atau 35,3%
menjadi 9 orang atau 52,94%. Karena rata-rata nilai tes dan ketuntasan
belajar belum memenuhi indikator keberhasilan siklus II yaitu 75 maka
2. Siklus II a. Perencanaan
Sama dengan siklus I untuk meneliti prestasi belajar siswa
dalam pembelajaran matematika menyusun rubrik pengamatan prestasi
belajar. Dan untuk menilai prestasi belajar siswa dalam pembelajaran
matematika, peneliti menyusun silabus, RPP, LKS, kisi-kisi tes
formatif, soal-soal tes formatif, peneliti juga menyiapkan media, alat
dan bahan yang dipergunakan dalam penerapan model pembelajaran
bermain peran yaitu : pensil, lidi, buku, batu kerikil, daun, dan lain-lain
yang bendanya ada di sekitar siswa agar siswa tertarik dan aktif dalam
pembelajaran.
b. Pelaksanaan Penelitian
Pelaksanaan tindakan kelas siklus II dilaksanakan pada hari
Kamis, 6 Februari 2014 di kelas II dengan jumlah siswa 17 orang.
Pembelajaran berlangsung dengan model bermain peran dan
berpedoman dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah
dibuat. Setelah dilakukan penelitian selama dua minggu, hasil yang
Tabel 7. Hasil Nilai Ulangan Matematika Siswa Kelas II Siklus II
No Nama Siswa Nilai
Ketuntasan
Ya Tidak
1 Beny Lestari 80 √
2 Putra Novian 60 √
3 Anja Noval Aditya 70 √
4 Anang Surahmad 70 √
5 Fadhil Muflif Khanz 70 √ 6 Kyky Eygo Nugroho 80 √
7 Monalisa 90 √
8 Sulastri 90 √
9 Anggi Zaeni Handayani 70 √ 10 Dwi Ega Siyavirani 60 √ 11 Fassabila Azzahra 70 √ 12 Imam Fatkhur Royak 80 √
13 Noviansyah 70 √
14 Rizkia Saputri Rahayu 90 √ 15 Pangestu Yoga Asrofi 90 √ 16 Vika Avrilia Choiruniza 70 √ 17 Ibnu Alfadillah 80 √
Jumlah 1290 15 2
Nilai Rata-rata 75,88
c. Pengamatan
Pengamatan dilakukan dengan bantuan satu orang guru yang
telah ditunjuk. Pelaksanaan pengamatan dilakukan bersamaan dengan
berlangsungnya pembelajaran. Guru telah melaksanakan pembelajaran
sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran. Pada siklus II ini
siswa lebih aktif dan bersemangat dalam menerapkan model bermain
peran yang dilakukan bersama temannya karena mereka telah
memahami model bermain peran. Pada akhir pertemuan siklus II
dilaksanakan tes untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa setelah
menerima pelajaran.
d. Refleksi
Dari hasil tes yang telah dikerjakan siswa pada tabel 5 di atas
diperoleh nilai rata kelas mencapai 75,88 meningkat dari nilai
rata-rata kondisi awal yaitu 58,82 dan siklus I 66,47. Dan ketuntasan belajar
siswa yang memperoleh nilai di atas KKM meningkat dari 6 siswa atau
35,3% pada kondisi awal dan siklus I 9 orang atau 52,94% menjadi 15
atau 88,24%. Karena rata-rata nilai tes dan ketuntasan belajar sudah
memenuhi indikator keberhasilan siklus II yaitu 75 maka penelitian ini
dihentikan.
B. Pembahasan
Penelitian ini difokuskan pada peningkatan rata-rata nilai tes
telah dilakukan, maka akan diperlihatkan ringkasan hasil penelitian sebagai
[image:59.612.76.561.152.618.2]berikut :
Tabel 8. Perbandingan Nilai Tes siswa Sebelum dan Sesudah Tindakan
No Nama Siswa KKM Sebelum
Tindakan
Sesudah Tindakan
Siklus I Siklus II
Nilai Tuntas Tidak
Tuntas Nilai Tuntas
Tidak Tuntas
1 Beny Lestari 65 60 70 √ 80 √ 2 Putra Novian 65 50 50