• Tidak ada hasil yang ditemukan

Efek Infusa Herba Sambiloto (Andrographidis Herba ) Sebagai Antialergi Terhadap Dermatitis Alergika Pada Hewan Coba Mencit.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Efek Infusa Herba Sambiloto (Andrographidis Herba ) Sebagai Antialergi Terhadap Dermatitis Alergika Pada Hewan Coba Mencit."

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

Pembimbing : Diana Krisanti Jasaputra, dr, M. Kes.

Dermatitis alergika merupakan reaksi hipersensitivitas tipe I (tipe akut / anafilaktik), yang berperan utama dalam reaksi tersebut adalah mediator histamin. Bentuk sediaan fraksi etanol dari herba sambiloto berperan sebagai antihistamin yang dapat digunakan untuk dermatitis alergika.

Penelitian ini untuk mengetahui infusa herba sambiloto sebagai antialergi. Desain penelitian prospektif longitudinal eksperimental laboratoris, bersifat komparatif, menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Hewan coba yang digunakan mencit jantan dewasa galur swiss webster umur 8 minggu dengan berat badan 20 gram sebanyak 20 ekor.

Analisis data dengan Analisis Varian (ANAVA) dilanjutkan uji lanjut Student Newman Keuls dengan α = 0,05.

Hasil penelitian didapatkan diameter peradangan rata-rata kelompok II / kontrol positif (6,64 mm) ada perbedaan yang signifikan (p<0,05) dengan kelompok III (5,82 mm), IV (5,68 mm), dan V (0 mm). Sedangkan persentasi eosinofil rata-rata kelompok II / kontrol positif (24%) menunjukkan perbedaan yang signifikan dengan kelompok III (14,13%), IV (7,6%), dan V (4,93%) (p<0,05). Diameter peradangan dan persentasi eosinofil dari kelompok V tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan dengan kelompok I / kontrol negatif (p>0,05).

Kesimpulan : infusa sambiloto sebagai antialergi mengurangi diameter peradangan dan menurunkan persentasi eosinofil pada SADT mencit dengan dermatitis alergika.

Kata kunci : herba sambiloto, dermatitis alergika, diameter peradangan, persentase eosinofil

(2)

ABSTRACT

EFFECT OF SAMBILOTO HERBA IN INFUSA ( Andrographidis Herba )

AS ANTIALLERGY TO ALLERGIC DERMATITIS ON EKSPERIMENTAL ANIMAL ( MALE MICE )

Tiara Apriani, 2006

Tutor : Diana Kristianti Jayaputra, dr, M.Kes.

Allergic dermatitis is a type I hipersensitivity reaction I (acute type / anaphylactic), in that reaction is histamine mediator. Form of etanol fraction from sambiloto plant have effect like antihistamine that can use for alergic dermatitis.

This research had been done to know the influent of sambiloto infusa as antialergy medicine with decreasing of diameter inflamation area on experimental (male mice) and the laboratory experimental prospective of eosinofil declination of eosinofil presentation Peripheral Blood Slide (SADT).

This research is using prospektif eksperimental laboratoris method which has comparative character using Complete Random Design. This research also use 8 week old swiss webster strain adult male mice as experimental animal which has 20 g weight and used 20.

The data analysis using Analize of Variant (ANOVA) and is continued with Student Newman Keuls test with α=0,05.

From this research we get the diameter of inflamation area in group II / positive control is (6,64 mm) there is significan (p<0,05) with group III is (5,82 mm), IV is (5,68 mm), and V is (0 mm). While the total rate of eosinofil percentage (%) in group II / positive control is (24 %) show significan different with group III is (14,13 %), IV is (7,6 %), and V is (4,93 %) (p<0,05). Diameter of inflamation and eosinofil percentage from group V there is no different significan with group I / negative control (p>0,05).

As a conclusion, sambiloto infusa as antiallergy decrease the diameter of inflamation area and decline the eosinofil percentage in SADT on mile mice with allergic dermatitis.

Keyword : sambiloto plant, allergic dermatitis, inflamation diameter, eosinofil precentage

(3)

DAFTAR ISI

1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian... .3

1.5.1 Kerangka Pemikiran... 3

1.5.2 Hipotesis... 3

1.6 Metodologi Penelitian ... 4

1.7 Lokasi dan Waktu ... 4

(4)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sistem Imun dan Terjadinya Alergi ... 5

2.1.1. Kekebalan Tubuh ... 5

2.5 Sambiloto (Andrographis paniculata )... 25

2.6 Hubungan Sambiloto dengan Alergi... 28 4.1 Hasil Penelitian dan Pembahasan ... 34

4.2 Pengujian Hipotesis Penelitian... 40

(5)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ... 41

5.2 Saran... 41

DAFTAR PUSTAKA... 42

LAMPIRAN... 44

RIWAYAT HIDUP... 47

(6)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 4.1 Diameter Peradangan / Lesi Dermatitis Rata-rata... 34 Tabel 4.2 Hasil Pengujian Perbedaan Lebar Diameter

Peradangan / Lesi Dermatitis Rata-rata Mencit Rata-rata Mencit Antar Kelompok Perlakuan

Dengan p < 0,05 ... 35 Tabel 4.3 Presentase Eosinofil Rata-rata pada Sediaan Apus

Darah Tepi (SADT) Mencit Antar Kelompok

Perlakuan... 37 Tabel 4.4 Presentase Eosinofil Rata-rata pada Sediaan Apus

Darah Tepi (SADT) Mencit Antar Kelompok

Perlakuan Dengan p< 0,05 ... 38

(7)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Skema Reaksi Hipersensitivitas Tipe I, II, III, IV... 12

Gambar 2.2 Mastosit Pada Reaksi Hipersensitivitaas Tipe I ... 13

Gambar 2.3 Reaksi Hipersensitivitas Tipe I ... 14

Gambar 2.4 Reaksi Hipersensitivitas Tipe I ... 15

Gambar 2.5 Reaksi Hipersensitivitas Tipe II ... 16

Gambar 2.6 Reaksi Hipersensitivitas Tipe III... 19

Gambar 2.7 Reaksi Hipersensitivitas Tipe IV... 21

Gambar 2.8 Tanaman Sambiloto... 26

Gambar 2.9 Bunga Sambiloto ... 27

Gambar 2.10 Histamin dan Antihistamin Reseptor ... 29

(8)

DAFTAR DIAGRAM

Halaman Diagram 4.1 Diameter Peradangan / Lesi Dermatitis Rata-rata

(dalam mm) ... 35 Diagram 4.2 Presentase Eosinofil Rata-rata pada Sediaan Apus Darah

Tepi (SADT) Mencit Antar Kelompok Perlakuan ... 38

(9)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran I... 44 Lampiran II ... 45 Lampiran III ... 46

(10)

42

DAFTAR PUSTAKA

Barker Louis A. and Winbery Stephen L. 1998. Histamine and Antihistamines In: Brody, Larner, Minneman, editors: Human Pharmacology Molecular to

Clinical.3 rd ed. United States of America: Mosby-Year Book Inc. p. 811-826.

Brown Nancy J. and Roberts L. Jackson II. 2001. Histamine, Bradykinin, and Their Antagonist In: Hardman Joel G., Limbird Lee E., Gilman Alferd Goodman, editors: The Pharmacological Basis Of Therapeuticus. 10th ed, International edition. United States of America: McGraw-Hill Companies. p. 645-669.

Bruneton Jean. 1999. Phenolics, Shikimates, Acetates In: Pharmacognosy

Phytochemistry Medicinal Plants.2nd ed. New York: Lavoiser Publishing Inc. p. 322-3.

Chang J., Ali Declan, Belosevic M., 2001., Characteristics Of The Immune

System.,

http://www.biology.valberta.ca/courses.hp/zoo242/belosevic/immune_system/ img025.GIF., January 4th , 2006.

_______.2001., Characteristics Of The Immune System.,

http://www.biology.valberta.ca/courses.hp/zoo242/belosevic/immune_system/ img039.GIF., January 4th , 2006.

_______.2001., Characteristics Of The Immune System.,

http://www.biology.valberta.ca/courses.hp/zoo242/belosevic/immune_system/ img041.GIF., January 4th , 2006.

_______.2001., Characteristics Of The Immune System.,

http://www.biology.valberta.ca/courses.hp/zoo242/belosevic/immune_system/ img047.GIF., January 4th , 2006.

Dalimartha Setiawan. 2003. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia. Jakarta: Trubus Agriwidya. p. 120.

Djuanda Suria, Sularsito Adi. 1999. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi ke-3. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.p. 111-118.

Karnen Garna Baratawidjaja. 2004. Imunologi Dasar. Edisi 6. Jakarta: Balai Pustaka. p. 1, 3, 6-12, 14-17, 172, 174, 177, 179-189.

Mills Simon and Bone Kerry. 2000. Principles And Practice Of Phytotherapy

(11)

43

Roitt I., Brostoff J., Male D., 1998., Immunology., http://www.immunocapinvitrosight.com/upload/2979/a-1-1-1.gif., January 4th , 2006.

Roitt I., Brostoff J., Male D., 1998., Immunology., http://www.immunocapinvitrosight.com/upload/2979/a-1-2-1.gif., January 4th , 2006.

Schlippe Gerrit., 1998., Allergic Skin Reaction: Diagnosis And Treatment., http://www.dermatest.de/publ/publ-grafiken/allergic-8_gr.jpg., January 4th , 2006.

Stringer Janet L. 2001. Basic Concepts In Pharmacology A Students Survival

Guide. 2nd ed. Singapore: McGraw-Hill Companies. p. 239-241.

Sugindo Adi. 2000. Imunodermatologi Bagi Pemula.Bandung: Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran.

Widjaja M.C. 2002. Mencegah Dan Mengatasi Alergi Dan Asma Pada

Balita.Tanggerang: Kawan Pustaka. p. 1-58.

Winarto W.P. 2003. Sambiloto Budi Daya Dan Pemanfaatan Untuk Obat.Bogor: Penebar Swadaya. p. 1-10.

(12)

44

Lampiran I

Analisis Statistik Anova on ranks Diameter Daerah Peradangan / Lesi Dermatitis Rata-rata Tiap Kelompok Perlakuan

One Way Analysist Variance Date source: Data 1 in Notebook

Normality Test: Failed (P= <0,001)

Test execution ended bu user request, ANOVA on Ranks begun

Kruskal-Wallis One Way Analysis of Variance on Ranks Data source: Data 1 in Notebook

The differences in the median values among the treatment groups are greater than would be

expected by chance, there is a statistically significant difference (P = <0,001)

To isolate the group or groups that differ from the others use a multiple comparison procedure

All Fairwise Multiple Comparison Procedures (Student-Newman-Keuls Method) :

(13)

45

Power of performed test with alpha = 0,050 : 1,000

Source of Variation DF SS MS F P

Between Treatments 4 1433,946 358,487 65,204 <0,001 Residual 20 109,958 5,498

Total 24 1543,904

The differences in the median values among the treatment groups are greater than would be expected by chance, there is a statistically significant difference (P = <0,001)

To isolate the group or groups that differ from the others use a multiple comparison procedure.

All Fairwise Multiple Comparison Procedures (Student-Newman-Keuls Method) :

(14)

46

Lampiran III

Perhitungan Konfersi Dosis

Dosis manusia = 5 g kering sambiloto 2 x Dosis manusia = 10 g kering sambiloto

4 x Dosis manusia = 20 g kering sambiloto ( untuk mencari dosis 3 )

Konversi dosis dari manusia 70 kg ke mencit 20 g = 0,0026 BB mencit yang digunakan = 20 g

Maka, dosis sambiloto untuk manusia dengan BB 70 kg adalah 20 g, dosis tersebut dikonversikan untuk mencit 20 g menjadi :

20 g x 0,0026 = 0,052 g

Dosis tersebut di atas diberikan dengan cara oral dalam 0,5 ml air.

Infusa herbal Sambiloto 10 % dibuat dari 10 g herbal dalam 100 ml air sesuai dengan farmakope Indonesia.

0,052 g = x 0,5 ml 100 ml

x = 0,052 x 100 = 10,4 g 0,5

Jadi, infusa sambiloto 10 % dibuat dari 10,4 g herbal dalam 100 ml air

Dilakukan pengenceran, maka dosis :

(15)

47

RIWAYAT HIDUP

Nama : Tiara Apriani

Nomor Pokok Mahasiswa : 0110183

Tempat dan tanggal lahir : Jakarta, 7 April 1983

Alamat : Jl. Merah Delima no.9 Buah Batu Bandung

Riwayat Pendidikan:

SDN Merdeka 5, Bandung, Tahun 1995

SLTP 13, Bandung, Tahun 1998

SMU 8, Bandung, Tahun 2001

Tahun 2001, mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha,

(16)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Alergi merupakan sesuatu yang umum ditemukan di kalangan masyarakat

Indonesia. Penyakit alergi yang sering dijumpai antara lain dermatitis alergika.

Dermatitis alergika merupakan reaksi hipersensitivitas tipe I (tipe akut /

anafilaktik), dengan gejala akut berupa gatal-gatal dan kemerahan pada kulit yang

sebagian besar dipengaruhi oleh histamin sebagai mediator alergi..

Bentuk sediaan fraksi etanol dari herba sambiloto berperan sebagai

antihistamin dengan menghambat masuknya histamin ke dalam sel penerima yang

menghambat kontraksi ileum marmut setelah diinduksi histamine

dihidroksiklorida (Dalimartha, 2003). Komponen lainnya adalah

neoandrografolid, andrografolid, deoksiandrografolid dan 14-deoksi-11,

12-didehidroandrografolid yang berkhasiat antiradang. Sehingga keduanya

bekerjasama untuk mengurangi diameter daerah peradangan dan mengurangi

jumlah sel eosinofil yang berperan dalam proses peradangan yang terjadi pada

dermatitis alergika. (Dalimartha, 2003).

Oleh karena itu, peneliti ingin mengetahui pengaruh tanaman sambiloto

sebagai antialergi untuk mengatasi dermatitis alergika.

(17)

2

1.2 Identifikasi masalah

1. Apakah infusa herba sambiloto mempunyai efek sebagai antialergi dengan

indikator berkurangnya diameter daerah peradangan pada dermatitis alergika

dengan hewan coba mencit ?

2. Apakah infusa herba sambiloto mempunyai efek sebagai antialergi dengan

indikator penurunan persentase eosinofil pada Sediaan Apus Darah Tepi

(SADT) mencit dengan dermatitis alergika ?

1.3 Maksud dan Tujuan

1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud penelitian ini untuk memperoleh alternatif pengobatan dermatitis

alergika yang lebih baik.

1.3.2 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui efek infusa herba sambiloto sebagai obat antialergi

dengan indikator berkurangnya diameter daerah peradangan pada

dermatitis alergika dengan hewan coba mencit.

2. Untuk mengetahui efek infusa herba sambiloto sebagai antialergi

dengan indikator penurunan persentase eosinofil pada SADT mencit

dengan dermatitis alergika.

1.4 Kegunaan Penelitian

Kegunaan akademis penelitian ini adalah untuk memperluas cakrawala ilmu

farmakologi herbal, khususnya sambiloto dalam mengatasi dermatitis alergika.

Kegunaan praktis penelitian ini adalah sebagai dasar pengembangan

(18)

3

1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian

1.5.1 Kerangka Pemikiran

Dermatitis alergika melibatkan beberapa mediator diantaranya histamin,

bradikinin, dan serotonin. Histamin memegang peranan penting dalam

patofisiologi penyakit alergi dan histamin yang terikat pada reseptornya

bertanggung jawab untuk terjadinya reaksi radang.

Infusa herba sambiloto dapat berefek sebagai antihistamin yaitu menghambat

histamin menuju ke reseptor sel targetnya (Widjaya, 2002), sehingga diharapkan

dapat digunakan sebagai antialergi.

Salah satu tanda klinis alergi adalah meningkatnya sel eosinofil ke daerah lesi

(peningkatan eosinofil dapat terjadi dikarenakan ikatan antigen-IgE-mastosit yang

mengalami degranulasi sehingga terjadi pelepasan mediator inflamasi yang

menyebabkan perekrutan sel-sel eosinofil ke daerah lesi). Infusa herba sambiloto

dalam penelitian ini diharapkan dapat menurunkan persentase eosinofil dan

mengurangi diameter peradangan (Sugindo, 2000).

1.5.2 Hipotesis

1. Infusa herba sambiloto sebagai antialergi mengurangi diameter peradangan

pada dermatitis alergika dengan hewan coba mencit.

2. Infusa herba sambiloto sebagai antialergi menurunkan persentase eosinofil

(19)

4

1.6 Metodologi Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian prospektif longitudinal eksperimental

laboratoris bersifat komparatif dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap

(RAL). Penelitian ini menggunakan hewan coba mencit jantan dewasa galur swiss

webster umur 8 minggu dengan berat badan 20 gram sebanyak 20 ekor. Penelitian ini menilai efek pemberian infusa herba sambiloto terhadap model dermatitis

alergika pada hewan coba mencit.

Data yang diamati adalah diameter daerah peradangan dan persentase eosinofil

sebagai respon terhadap efek antialergi herba sambiloto. Data yang diperoleh

dianalisis dengan menggunakan Analisis Varian (ANAVA) satu arah dilanjutkan

uji beda rata-rata Student Newman Keuls dengan α = 0,05. Kemaknaan ditentukan

berdasarkan nilai p < 0,05.

1.7 Lokasi dan waktu

Tempat penelitian ini dilakukan di Laboratorium Farmakologi Fakultas

Kedokteran Universitas Kristen Maranatha. Dikerjakan pada bulan April sampai

(20)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Infusa sambiloto sebagai antialergi mengurangi diameter peradangan pada

dermatitis alergika dengan hewan coba mencit.

2. Infusa sambiloto sebagai antialergi menurunkan persentasi eosinofil pada

SADT mencit dengan dermatitis alergika.

1.2 Saran

Penelitian pengaruh infusa sambiloto sebagai antialergi terhadap dermatitis

alergika pada hewan coba mencit ini, kiranya dapat menjadi dasar bagi

penelitian-penelitian selanjutnya seperti : uji toksisitas dan uji klinik sehingga pada

gilirannya sambiloto dapat digunakan sebagai obat antialergi.

Referensi

Dokumen terkait

Nilai signifikansi sebesar 0,001, oleh karena nilai signifikansi kurang dari 0,05 (0,001&lt;0,05) maka koefisien korelasi signifikan dan dapat digeneralisasikan ke

Mengingat, bahwa dalam kasus penyanderaan dua wartawan Indonesia di Irak yang telah dilakukan oleh Faksi Tentara Mujahidin Irak sama sekali tidak menimbulkan suatu

RusliLutan(2001: 78)menyatakan bahwa kualitas bergantung pada perceptual motorik. Berkaitan dengan hal tersebut,dalam pemberian atau contoh pelaksanaan tugas gerak, kemampuan

The results showed that the content of chlorophyll-a was highest in grass jelly leaves and the lowest was in the green betel leaves, while the highest chlorophyll-b was found in

Kebudayaan meliputi ilmu, kepercayaan, kesenian, tata sosial, hukum, adat istiadat yang diperoleh dari anggota-anggota masyarakat.Bagi komunitas Titawai adat – istiadat merupakan

Tabel 4.5.. Untuk mengetahui tebal taksiran pelat beton apakah aman atau tidak digunakan analisa fatik dan erosi yang dapat dilihat pada Tabel di bawah ini.. Tebal pelat

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui komponen fitokimia, pengaruh suhu pengeringan, angka lempeng total, aktivitas antioksidan dan tingkat toksisitas teh daun

hujan dari stasiun pencatat otomatis, maka cara empiris yang sesuai