• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dasar Mekanisme Apoptosis (Studi Pustaka).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Dasar Mekanisme Apoptosis (Studi Pustaka)."

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

DASAR MEKANISME APOPTOSIS

Arief Ismail Khalik, 2004, Pembimbing : Hanna Ratnawati. dr., M.Kes. Apoptosis merupakan komponen penting dalam perkembangan dan homeostasis dari organisme eukariotik multiseluler. Ia bertanggungjawab dalam beberapa proses fisiologis, adaptif, dan patologis. Kematian sel karena apoptosis dapat dibedakan dengan kematian sel akibat nekrosis berdasarkan beberapa kriteria, termasuk morfologi yang karakteristik dan tidak terjadinya reaksi inflamasi.

Sebuah sel yang mengalami apoptosis menunjukkan perubahan morfologi yang karakteristik. Dalam beberapa jam, sel akan mengecil; nukleus dan sitoplasmanya mengkerut; mikrovili akan menghilang; sitoplasma membentuk fragmen yang terbungkus oleh membran sitoplasma (blebbing); kromatin nukleus memadat dan endonuklease seluler memecah kromosom DNA menjadi segmen-segmen.

Apoptosis terdiri dari fase inisiasi, fase efektor, dan fase eksekusi atau degradasi dan fagositosis dari sel yang mengalami apoptosis tersebut. Keluarga protein Bcl-2 dan ICE-related protease memiliki peranan penting dalam mengendalikan apoptosis. Regulasi apoptosis bergantung pada keseimbangan antar anggota keluarga protein Bcl-2. Reseptor permukaan sel, termasuk keluarga tumor necrosis factor receptor (TNFR), mampu memodifikasi sensitifitas sel terhadap proses apoptosis. Anggota keluarga TNFR lainnya dapat mempromosikan atau menginhibisi apoptosis.

Onkogen seluler dan viral yang menstimulasi proliferasi merupakan penginduksi yang kuat dari apoptosis. Induksi tersebut kemungkinan bergantung pada checkpoints dari siklus sel (produk dari tumor supressor gene) yang mendeteksi sel-sel yang bereplikasi abnormal dan memicu apoptosis. Inhibisi dari apoptosis merupakan salah satu tahap penting dari onkogenesis.

Dengan mengetabui dasar mekanisme apoptosis, diharapkan dapat diterapkan sebagai salah satu terapi kanker dan menekan angka kematian penderita kanker.

(2)

ABSTRACT

THE BASIC MECHANISM OF APOPTOSIS

Arief1smail Khalik. 2004, Tutor: Hanna Ratnawati, dr., M.Kes.

Apoptosis is a critical component of development and homeostasis in multicellular eukaryotic organisms. It is responsible for numerous physiologic, adaptive, and pathologic events. Apoptotic cell death can be distinguished from necrotic cell death by several criteria, including the characteristics morphology and the absence of resulting inflammatory reaction.

A cell undergoing apoptosis shows characteristic morphologic changes. Over the course of several hours, it shrinks overall as its nucleus and cytoplasm contract; surface features such as microvili disappear; fragments of cytoplasm pinch of! from the surface (blebbing); the nuclear chromatin condenses and cellular endonuclease." cleave the chromosomal DNA into segments.

.lhere are the initiaton phase, the effector phase, and the execution phase or degradation phase, also the phagocytosis of the apoptotic cells. The Bcl-2 family of proteins and the ICE-related proteases plays a central role in apoptosis control. Apoptotic regulation is dependent on the relative balance of opposing Bcl-2 family members. Many cell surface receptors, including the tumor necrosis factor receptor (TNFR) family, have been shown to mod~fy the apoptotic sensitivity of cells. D~frerent memhers of the INFRfamily can promote or inhibit apoptosis.

Cellular and viral oncogenes that stimulate proliferation are strong inducers of apoptosis. This induction prohably is dependent on cell cycle checkpoints (tumor supressor gene products) that detect ahnormally replicating cells and trigger apoptosis. Inhihition of apoptosis therefore is frequently an essential step in the process o{oncogenesis. By knowing the mechanism ofapoptosis, this knowledge can

be used as a cancer therapy and supress the death numbers for the cancer patients.

(3)

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL... ... ... ... ... ...i

LEMBAR PERSETUJUAN ... ... ... ... ... ... ... ... ii

SURAT PERNY ATAAN .,. ... iii

ABSTRAK ... ... ... ... ... ... ... iv

ABSll?AC:T... ... v

KA T A PENGANT AR... ... ... ... ... ... ... ... .., ... ... ... ... ... ... ... ... ..' ... ... ... .. .vi

DAFTAR ISI... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... .,. vii

DAFTAR GAMBAR ... ... ... ... .,. ... ... ix

DAFT AR T ABEL. . . .. . ... ... .. . . .. ... .. . .. . .. . .. . ... . . ... ... . . . .. . .. . . .. . .. . . . .. . . x

BABI PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang... ... ... ... ... ... ... ..1 1.2.ldentifikasi masalah... ... ... ... ... ... ..2 1.3. Maksud dan Tujuan... ... ... ... '.' ... ... ... ... ... ...

'" ... ... ... ... ... ..2 1.4. Metodo1ogi penelitian... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ..2 1.5. Lokasi dan waktu... ... ... ..2

BAB II TINJAUAN PUST AKA

2. I. Pengertian Apoptosis. . . .. .. . . ... .. . . .. . . . .

3

2.2. lnsidensi Apoptosis ... ... ... ...3

2.3. Morfologi dan Gambaran Histologik... 5

2.3.1. Se1 Nekrosis... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...5 2.3.2. Sel Apoptosis... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ..5 2.4. Mekanisme Apoptosis... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ..6

2.4.1. Penyampaian Sinyal-sinyal yang Menginisiasi Apoptosis..7

2.4. \.] Sinyal Proapoptosis... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...9

(4)

2.4.1.2 Sinyal Antiapoptosis... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...11

.

2.4.2. Tahap Kontrol dan Integrasi (Fase Efektor) ... ... ... .12

2.4.2.1 Gen p53 dan Retinoblastoma (Rb) ... ..13

2.4.2.2. Keluarga Bcl- 2... . . .. ... .. . .. . .. . .. . .. . . ... . . .15

2.4.2.3 Gen myc... .. . . .. . .. .. . .. . .. . . .. . . . ... . .. .. . .. . . ..18

2.4.3. Fase Degradasi atau Fase Eksekusi... ... ... ... ... ... ... ... ...19

2.5. Disregulasi Apoptosis pada Kanker.. . .. . .. . . .. ... .. . .. . . ... ...22

2.6.Suicide Gene Iherapy sebagai Salah Satu Cara Pengobatan

Kanker

... ... ... ... ... ... ... ... ... ...

'" ... ... ... ... ... .24

BABIII PEMBAHASAN ...25

BABIV KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... .30

5.2. Saran ... ... ... ... ... ... ... ... ... .30

DAFT AR PUST AKA... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... .31 RIW A Y A T HIDUP... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...33

(5)

DAFTARGAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Proses Perubahan Sel Dalam Proses Apoptosis Gambar 2.2 Proses cleavage DNA dan Perubahan Inti Gambar 2.3 Beberapa Stimuli yang Memicu Apoptosis Gambar 2.4 Aktifasi Apoptosis oleh CD95/Fas

Gambar 2.5 Pensinyalan reseptor TNF

Gambar 2.6 Peranan Mitokondria dalam Proses Apoptosis Gambar 2.7 Peranan Gen p53

Gambar 2.8 Peranan Bcl-2 Gambar 2.9 Peranan Gen c-Myc Gambar 2.10 Formasi caspases

4 6 8 10 II 12 14 15 18 22

(6)

Tabel2.1 Keluarga Caspase

DAFTAR TABEL

Halaman

20

(7)

BABI

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Apoptosis berasal dari bahasa Yunani yang berarti "gugur" atau "rontok"

atau dikenal sebagai kematian sel terprogram (programmed cell death). -,,-ematian

sel

terprogram

1m terjadi

selama

masa

pertumbuhan

(embriogenesis,

organogenesis) dan pada sel-sel dewasa.

Peranan proses apoptosis sangat penting dalam menJaga homeostasis

jaringan dengan menyeimbangkan perbandingan antara sel-sel yang hidup dengan

sel-sel yang mati.

Berbeda dengan kematian sel akibat nekrosis, apoptosis dikendalikan oleh

suatu kontrol genetik yang ketat, berlangsung melalui proteolisis, kondensasi

kromatin,

fragmentasi

disusul pengerutan

sel. Proses ini berakhir

dengan

difagositnya sel tersebut, baik oleh makrofaga ataupun sel parenkim di sekitarnya

tanpa kebocoran komponen-komponen

sitosol sehingga tidak terjadi respon

inflamasi.

Terdapat beberapa bukti bahwa pengendalian apoptosis dilakukan oleh

gen-gen yang mengatur siklus sel, seperti gen-gen p53, Rb, myc, dan lain-lain. Sedangkan

keluarga bel2 dan beberapa jenis virus onkogen dikenal sebagai penghambat

apoptosis, yang berpotensi mengakibatkan tranformasi sel menjadi ganas. Untuk

merangsang proses apoptosis tidak diperlukan ekspresi gen baru, melainkan

inhibisi ekspresi gen yang dapat menghambat apoptosis. lnhibisi sintesa protein

mengakibatkan berkurangnya protein inhibitor dengan cepat sehingga terjadi

induksi apoptosis.

Defek pada mekanisme apoptosis dapat meningkatkan ketahanan hidup sel,

menambah kemungkinan

ekspansi sel ganas tanpa bergantung pada proses

pembelahan sel. Oleh karena itu penting untuk diketahui peranan mekanisme

apoptosis terhadap proses timbulnya suatu keganasan dan kegunaannya sebagai

(8)

2

1.2. Identifikasi Masalah

Bagaimana dasar mekanisme dari proses apoptosis

1.3. Maksud dan Tujuan

Maksud dari penulisan 1m adalah memahami dasar mekanisme proses apoptosis

Tujuan dari karya tulis ini adalah menambah pengetahuan mengena1 apoptosis sehingga dapat dimanfaatkan sebagai suicide gene therapy

1.4. Metodologi Penelitian

Studi pustaka

1.5. Lokasi dan Waktu

(9)

BABIV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan

Apoptosis merupakan bentuk kematian sel yang diperlukan, baik untuk

perkembangan

sel

normal

maupun

homeostasis

jaringan.

Peristiwa

ini

dikendalikan secara ketat oleh berbagai gen, baik yang berslfat proapoptotik

maupun antiapoptotik. Apoptosis terjadi melalui tiga fase berturut-turut, yaitu fase

inisiasi, fase efektor, dan fase eksekusi atau degradasi. Kanker diketahui sebagai

akibat mutasi genetik, diantaranya mutasi gen yang terlibat dalam siklus sel dan

mekanisme apoptosis. Pengetahuan mengenai mekanisme apoptosis pada keadaan

normal maupun pada kanker penting untuk menentukan respons penderita

terhadap terapi, bahkan dapat digunakan sebagai landasan suicide gene therapy di

masa depan.

4.2. Saran

Melihat besamya manfaat apoptosis ini dalam menghambat timbulnya kanker, maka pengetahuan mengenai mekanisme apoptosis sebagai tambahan pengetahuan sangat dianjurkan. Sehingga pengetahuan tersebut dapat digunakan sebagai landasan pencegahan kanker. Dengan demikian apoptosis dapat meningkatkan kualitas hidup dan menekan angka kematian penderita kanker.

(10)

DAFTAR PUSTAKA

Andrews D. 2000. Apoptosis is a form of programmed cell death. http://www. science. mcmaster. ca/biochemlfaculty /andrews/lab/projects/apoptosis/ index. ht mL March 14th, 2004

Bradley 1., Johnson D., Rubenstein D. 1995. Molecular Medicine. Oxford: Blackwell Science Ltd. p. 132-33

Cotran R.Z., Kumar V., Collins T. 1999. 6th ed. Robbins Pathologic Basis of Disease. USA: W.B. Saunders. p. 18-25

Dash P. 2000. Apoptosis.

http://www.sghms.ac.uk/depts/immunology/%7Edash/apoptosisl. March 14th , 2004

Diamond W.1., Lee Lowden W., Goldberg B. 1997. An Alternative Medicine: Definitive Guide to Cancer. California (USA): Future Medicine Publishing Inc. p. 850-52

Elyusrar A.J. 1999. Apoptosis dan Dasar Molekular Kematian Sel Terprogram. Jurnal Kedokteran Yarsi. 1(7): 35-41

Kimball J. 2004. Apoptosis.

http://www.users.rcn.com/jkimball.ma. ultranet/BiologyPages/ AI Apoptosis.ht mL March 14th, 2004

Levinson W., Jawetz E. 2002. Medical Microbiology and Immunology. ih ed. USA: McGraw-HilL p. 204

Lowell, C. 2003. Fundamentals of Blood cell Biology In: Parslow T.G., Stites D.P., Terr A.I., Imboden J.B., editors: Medical Immunology. 10th ed. USA: McGraw- HilL p. 14-17

MacDonald F., Ford C.H.1. 1997. Molecular Biology of Cancer. Oxford: BIOS Scientific Publisher. p. 57

Nairn R., Helbert M. 2002. Immunology for Medical Students. Edinburgh (UK): Mosby lnt. Ltd. p. 147-49, 186-88

Newell 1. 1994. Dying to live:why our cells self destruct. http://www.geocities.com/Omegaman_UK/apoptosi.htmL March 14th, 2004

Roitt 1, Brostoff J., Male D. 2001. Immunology. 6th ed. London: Mosby. p. 125, 167, 199-200

(11)

32

Ross D.W. 1996. Introduction to Molecular Medicine. 2nd ed. New York: Springer-Verlag. p. 144

Siti 8.K. 2002. Apoptosis. Jurnal Kursus Peningkatan Profesionalisme dalam llmu Dasar Kanker Modul A hal. 1-15

Stites D.P., Terr AI., Parslow T.G. 1997. Medical Immunology. 9th ed. USA: Appleton and Lange. p. 72, 113

Turner F.C., McLennan AG., Bares AD., White M.R.H. 2000. Instant Notes Molecular Biology. 2nd ed. Hongkong: BIOS Scientific Publisher Ltd. p.

312-15

Referensi

Dokumen terkait

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa civil society merupakan suatu ruang yang terletak antara negara di satu pihak, dan masyarakat di pihak lain, dalam ruang

Penurunan usia menarche dihubungkan karena beberapa faktor yang meliputi keadaan gizi, genetik, konsumsi makanan, hormon, sosial ekonomi, keterpaparan media massa orang dewasa

Iran, penelitian sejenis yang diikuti 129 partisipan menunjukkan prevalensi stres pada mahasiswa fakultas kedokteran adalah 61,47% dimana 26,22% diantaranya merupakan stres

Secara singkat dapat disimpulkan bahwa Leader Class Program tidak hanya mencetak anak-anak cerdas secara akademis saja, tetapi yang terpenting adalah bagaimana

Retribusi Pelayanan Laboratorium Kesehatan yang selanjutnya dapat disebut Retribusi adalah pembayaran atas pelayanan laboratorium kesehatan pada laboratorium kesehatan

Peraturan Walikota Yogyakarta Nomor 64 tahun 2007 tentang Pedoman Penyusunan Upaya Pengelolaan Lingkungan, Upaya Pemantauan Lingkungan dan Dokumen Upaya Pengelolaan

PROSES PEMBUAT PEMBUATAN OTAK-OTAK IKAN SWANGGI AN OTAK-OTAK IKAN SWANGGI (Priacanthus tayenus) (Priacanthus tayenus) DI UKM FANIA FOOD GEDONGKUNING, KEL. DI UKM FANIA

Pendidikan pasien dan keluarga membantu pasien berpartisipasi lebih baik dalam asuhan yang diberikan dan mendapat informasi dalam mengambil keputusan tentang