• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh penggunaan metode Inkuiri terhadap kemampuan membangun empati dan memahami diri pada pelajaran IPA di SD Kanisius Sengkan Yogyakarta.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh penggunaan metode Inkuiri terhadap kemampuan membangun empati dan memahami diri pada pelajaran IPA di SD Kanisius Sengkan Yogyakarta."

Copied!
149
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

Erantika, Benedicta. (2015). Pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan membangun empati dan memahami diri pada pelajaran IPA di SD Kanisius Sengkan togyakarta. Skripsi. Yogyakarta: Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma.

Kata kunci: Metode Inkuiri, kemampuan membangun empati, kemampuan memahami diri, mata pelajaran IPA

Penelitian ini memiliki latar belakang untuk mengujicobakan metode inkuiri terhadap kemampuan membangun empati dan memahami diri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap 1) Kemampuan membangun empati 2) kemampuan memahami diri. Penelitian ini menggunkan metodequasi experimental

tipenon-equivalent control group design. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SDK Sengkan sebanyak 82 siswa. Sampel penelitian adalah siswa kelas IVA sebanyak 39 siswa sebagai kelompok eksperimen dan IVB sebanyak 43 siswa sebagai kelompok kontrol.

(2)

ABSTRACT

Erantika, Benedicta. (2015). The effect ofusing inquiry methodon the abilityof empathy buildingand self understandingthrough IPA subjectinSDKanisiusSengkantogyakarta. Thesis. togyakarta: Elementary Teacher Education Study Program, Sanata Dharma University.

Keywords: inquiry method, the ability of empathy building, the ability of self understanding, IPA subject.

The background of the study isto test the inquirymethod on the abilityof empathy buildingandself understanding. The aim of the study is to determinethe effect of using inquiry methods against1) The abilityof empathy building2) The abilityof self understanding. This researchuses themethod ofquasi-experimental,typenon-equivalent control group design. The participantsin this study are thestudents from IV grade of SDKSengkan which are 82students. The samples of the research are the students of IVA which are 39 studentsasthe experimental groupand the students of IVBwhich are 43studentsas a control group.

(3)

PENGARUH PENGGUNAAN METODE INKUIRI

TERHADAP KEMAMPUAN

MEMBANGUN EMPATI DAN MEMAHAMI DIRI

PADA PELAJARAN IPA

DI SD KANISIUS SENGKAN YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Benedicta Erantika

NIM: 111134078

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(4)

i

PENGARUH PENGGUNAAN METODE INKUIRI

TERHADAP KEMAMPUAN

MEMBANGUN EMPATI DAN MEMAHAMI DIRI

PADA PELAJARAN IPA

DI SD KANISIUS SENGKAN YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Benedicta Erantika

NIM: 111134078

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(5)
(6)
(7)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Dengan tulus karya ini saya persembahkan kepada:

 Bapak dan ibuku yang selalu memberikan kasih sayang dan doa yang sungguh luar biasa

 Adik-adikku yang selalu memberikan dukungan dan semangat

 Saudara-saudaraku yang selalu memberikan nasehat dan dukungan

 Sahabat-sahabatku yang telah memberi motivasi dan banyak bantuan

(8)

v

MOTTO

“Serahkan hidupmu kepada Tuhan dan percayala kepada-Nya, dan Ia akan

bertindak” (Mazmur 37: 5)

(9)
(10)
(11)

viii

ABSTRAK

Erantika, Benedicta. (2015). Pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan membangun empati dan memahami diri pada pelajaran IPA di SD Kanisius Sengkan Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta: Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma.

Kata kunci: Metode Inkuiri, kemampuan membangun empati, kemampuan memahami diri, mata pelajaran IPA

Penelitian ini memiliki latar belakang untuk mengujicobakan metode inkuiri terhadap kemampuan membangun empati dan memahami diri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap 1) Kemampuan membangun empati 2) kemampuan memahami diri. Penelitian ini menggunkan metode quasi experimental tipe non-equivalent control group design. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SDK Sengkan sebanyak 82 siswa. Sampel penelitian adalah siswa kelas IVA sebanyak 39 siswa sebagai kelompok eksperimen dan IVB sebanyak 43 siswa sebagai kelompok kontrol.

(12)

ix ABSTRACT

Erantika, Benedicta. (2015). The effect of using inquiry method on the ability of empathy building and self understanding through IPA subjectin SD Kanisius Sengkan Yogyakarta. Thesis. Yogyakarta: Elementary Teacher Education Study Program, Sanata Dharma University.

Keywords: inquiry method, the ability of empathy building, the ability of self

understanding, IPA subject.

The background of the study isto test the inquiry method on the ability of empathy building and self understanding. The aim of the study is to determine the effect of using inquiry methods against1) The ability of empathy building 2) The ability of self understanding. This research uses the method of quasi-experimental, typenon-equivalent control group design. The participants in this study are the students from IV grade of SDK Sengkan which are 82 students. The samples of the research are the students of IVA which are 39 students as the experimental group and the students of IVB which are 43 students as a control group.

(13)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala rahmat, kasih, dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan tepat waktu.

Skripsi dengan judul “pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan membangun empati dan memahami diri pada pelajaran ipa di sd kanisius sengkan

yogyakarta” disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar serjana Pendidikan

Gurur Sekolah Dasar.

Penulis menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segenap hati dan rasa syukur penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. G. Ari Nugrahanta, SJ, S.S., BST, M.A. selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, sekaligus dosen pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan motivasi dengan penuh kesabaran dan kebijaksanaan dari awal peyusunan hingga selesai.

3.Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. selaku Wakaprodi PGSD.

4. Irene Kurniastuti, S.Psi., M.Psi.selaku Dosen Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan motivasi dengan penuh kesabaran dan kebijaksanaan dari awal hingga akhir penyusunan skripsi.

6. M. Sri Wartini, selaku kepala sekolah SD Kanisius Sengkan yang telah memberikan ijin kepada peneliti untuk melakukan penelitian di SD Kanisius Sengkan Yogyakarta.

7. KikiFasak, S.Pd. selaku guru SD peneliti yang sudah banyak membantu peneliti sehingga penelitian dapat berjalan dengan lancar.

(14)

xi 9. Sekretariat PGSD yang telah membantu proses perijinan penelitian sampai

skripsi ini selesai.

10. Kedua orang tua terkasih, Yakobus Hardiyanto dan Bertila Mutmainah yang selalu memberikan dukungan dan doa kepada penulis.

11. Adik terkasih, Laurentius Nico Waskito dan Maria Sekaring Tyas atas semangat, motivasi dan doanya.

12. Sahabat terkasih Bonifatius.R, Ita, Maya, Ana, Eci, Boni,

13. Teman-teman penelitian kolaboratif payung IPA (Silvi, Eden, Sisca, Ratri, Rossa, Linda, Eta, Eli, Yulita, Shandy, Ika) yang memberikan masukan dan bantuan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini

14. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih atas semuanya.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca. Penulis berharap karya ilmiah sederhana ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa Universitas Sanata Dharma.

(15)

xii

DAFTAR ISI

Judul Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING………...ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN...iv

MOTTO ………...….…v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN ... vii

ABSTRAK...viii

ABSTRACT. ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR TABEL ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xix

BAB IPENDAHULUAN...1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 2

1.3 Tujuan Penelitian ... 3

1.4 Manfaat Penelitian ... 3

1.5 Definisi Operasional... 3

BAB II LANDASAN TEORI ... 5

2.1 Kajian Pustaka ... 5

2.1.1 Teori-teori yang mendukung ... 5

2.1.1.1 Teori Perkembangan Kognitif ... 5

2.1.1.2 Metode Pembelajaran ... 6

2.1.1.3 Metode inkuiri ... 6

(16)

xiii

2.1.1.5 Kemampuan memahami diri ... 12

2.1.1.6 Ilmu Pengetahuan Alam ... 12

2.1.1.7 Materi sifat-sifat cahaya ... 14

2.1.2 Hasil Penelitian Terdahulu yang Relevan ... 18

2.1.2.1 Penelitian Tentang Inkuiri ... 18

2.1.2.2 Penelitian tentang IPA... 18

2.2 Kerangka Berpikir ... 22

2.3 Hipotesis Penelitian ... 22

BAB III METODE PENELITIAN...23

3.1 Jenis penelitian ... 23

3.2 Setting penelitian ... 24

3.2.1 Lokasi penelitian ... 24

3.2.2 Waktu penelitian ... 24

3.3 Populasi dan sampel ... 25

3.4 Variabel Penelitian ... 26

3.4.1 Variabel Independen ... 26

3.4.2 Variabel Dependen ... 26

3.5 Teknik pengumpulan data ... 27

3.6 Instrumen Penelitian... 28

3.7 Teknik Pengujian instrumen ... 30

3.7.1 Uji Validitas ... 31

3.7.2 Uji Reliabilitas ... 33

3.8 Teknik Analisis Data (tes) ... 34

3.8.1 Uji Normalitas Distribusi Data ... 34

3.8.2 Uji Pengaruh perlakuan ... 34

3.8.2.1 Uji Perbedaan Rerata Skor Pretest ... 34

3.8.2.2 Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan ... 35

3.8.3 Analisis lebih lanjut ... 36

3.8.3.1 Uji Kenaikan Rerata Skor Pretest-posttest ... 36

3.8.3.2 Uji Besar Pengaruh (effect size) ... 37

(17)

xiv

3.9. Dampak pengaruh perlakuan... 39

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...42

4.1 Hasil Penelitian ... 42

4.1.1 Implementasi Penelitian ... 42

4.1.1.1 Deskripsi Populasi Penelitian ... 42

4.1.1.2 Deskripsi Implementasi Pembelajaran ... 43

1. Kelompok Kontrol ... 43

2. Kelompok Eksperimen ... 43

4.1.2 Hasil Uji Hipotesis Penelitian Pengaruh Penggunaan Metode Inkuiri terhadap Kemampuan Membangun Empati ... 44

4.1.2.1 Uji Normalitas Distribusi Data... 44

4.1.2.2 Uji Perbedaan Kemampuan Awal ... 45

4.1.2.3 Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan ... 46

4.1.2.4 Analisis Lebih Lanjut ... 48

1. Uji Peningkatan Rerata Skor Pretest-posttest ... 48

2. Uji Besar Pengaruh (effect size) ... 49

3. Uji Retensi Pengaruh Perlakuan... 50

4.1.3 Hasil Uji Hipotesis Penelitian Pengaruh Penggunaan Metode Inkuiri terhadap Kemampuan Memahami Diri ... 52

4.1.3.1 Uji Normalitas Distribusi Data... 52

4.1.3.2 Uji Perbedaan Rerata Skor Pretest ... 53

4.1.3.3 Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan ... 54

4.1.3.4 Analisis Lebih Lanjut ... 56

1. Uji Kenaikan Rerata Skor Pretest-posttest ... 56

2. Uji Besar Pengaruh (Effect Size) ... 58

3. Uji Retensi Pengaruh Perlakuan... 59

4.2 Pembahasan ... 61

4.2.1 Hipotesis Pengaruh Penerapan Metode Inkuri terhadap Kemampuan Membangun Empati ... 61

(18)

xv

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN...65

5.1 Kesimpulan ... 65

5.2 Keterbatasan Penelitian ... 66

5.3 Saran...66

DAFTAR REFERENSI ... 67

(19)

DAFTAR GAMBAR

Judul Halaman

Gambar 2.1 Cahaya Merambat Lurus ... 14

Gambar 2.2 Pemantulan Baur dan Pemantulan Teratur ... 15

Gambar 2.3 Cermin Datar ... 15

Gambar 2.4 Cermin Cekung ... 16

Gambar 2.5 Cermin Cembung ... 16

Gambar 2.6 Cahaya Dapat Dibiaskan ... 17

Gambar 2.7 Literature map penelitian yang relevan ... 21

Gambar 3.1 Desain Penelitian ... 24

Gambar 3.2 Variabel Penelitian ... 27

Gambar 3.3 Pemetaan Pengumpulan Data Triangulasi... 40

Gambar 4.3 Diagram Rerata Selisih Skor Pretest-Posttest Kelompok Eksperimen dan Kontrol Kemampuan Membangun Empati ... 47

Gambar 4.2 Diagram Uji Retensi Kemampuan Membangun Empati Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen... 52

Gambar 4.3 Diagram Rerata Selisih Skor Pretest-Posttest Kelompok Eksperimen dan Kontrol Kemampuan Memahami Diri ... 56

(20)

xvii

DAFTAR TABEL

Judul Halaman

Tabel 3.1 Waktu Pengambilan Data... 23

Tabel 3.2 Teknik Pengumpulan Data ... 26

Tabel 3.3 Matriks Pengembangan Instrumen... 27

Tabel 3.4 Rubrik Penilaian ... 27

Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas ... 30

Tabel 3.6 Tabel Perhitungan Reliabilitas semua indikator ... 31

Tabel 3.7 Topik Wawancara dengan Guru ... 38

Tabel 3.8 Topik Wawancara dengan Siswa ... 39

Tabel 3.9 Jadwal penelitian ... 39

Tabel 4.1 Hasil Uji Normalitas Kemampuan Membangun Empati ... 42

Tabel 4.2 Perbandingan Skor Pretest Kemampuan Membangun Empati ... 43

Tabel 4.3 Hasil Uji Selisih Skor Pretest-Posttest Kemampuan Membangun Empati44 Tabel 4.4 Hasil Uji Perbandingan Skor Pretest ke Posttest IMembangun Empati .. 46

Tabel 4.5 Perbandingan Skor Pretest ke Posttest I Kemampuan Membangun Empati Kelompok Kontrol ... 46

Tabel 4.6 Perbandingan Skor Pretest ke Posttest I Kemampuan Membangun Empati Kelompok Eksperimen ... 47

Tabel 4.7 Hasil Uji Besar Pengaruh Perlakuan pada Kemampuan membangun empati ...47

Tabel 4.8 Hasil Uji Perbandingan Skor Posttest I ke Posttest II Membangun Empati... ... 48

Tabel 4.9 Hasil Uji Perbandingan per Variabel Skor Posttest I ke Posttest II Kemampuan Membangun Empati ... 49

Tabel 4.10 Hasil Uji Normalitas Kemampuan Memahami Diri ... 50

Tabel 4.11 Perbandingan Skor Pretest Kemampuan Mambangun Empati ... 52

Tabel 4.12 Hasil Uji Selisih Skor Pretest-Postest Kemampuan Mamahami Diri ... 53

Tabel 4.13 Hasil Uji Perbandingan Skor Pretest ke Posttest I Memahami Diri ... 54

(21)

xviii Tabel 4.15 Perbandingan Skor Pretest ke Posttest Kemampuan Memahami Diri

Kelompok Eksperimen ... 55

Tabel 4.16 Hasil Uji Besar Pengaruh Perlakuan pada Kemampuan Memahami Diri..56 Tabel 4.17 Hasil Uji Perbandingan Skor Posttest I ke Posttest II Memahami Diri...56 Tabel 4.18 Hasil Uji Perbandingan per Variabel Skor Posttest I ke Posttest II

(22)

xix

DAFTAR LAMPIRAN

Judul Halaman

LAMPIRAN ... 69

Lampiran 1.1 Silabus Kelompok Kontrol ... 70 Lampiran 1.2 Silabus Kelompok eksperimen ... 72 Lampiran 1.3 RPP Kelompok Kontrol ... 74

Lampiran 1.4 RPP Kelompok Eksperimen ... 77 Lampiran 2.1 Lembar Kerja Siswa...82

Lampiran 2.2 Soal Penelitian ... 86 Lampiran 2.3 Kunci Jawaban ... 90 Lampiran 2.4Expert Judgement Instrumen soal... 91

Lampiran 3.1 Hasil Analisi SPSS Uji Validitas ... 88 Lampiran 3.2 Hasil Uji Reliabilitas ... 90 Lampiran 3.3 Transkrip wawancara ... 91

Lampiran 3.4 Tabulasi Nilai Pretest, Posttest I, dan Posttest II ... 94 Lampiran 4.1 Hasil SPSS Uji Normalitas Data ... 100 Lampiran 4.2 Hasil SPSS Uji Perbedaan Kemampuan Awal ... 101

Lampiran 4.4 Hasil SPSS Uji Kenaikan pretest posttest ... 105 Lampiran 4.5 Hasil SPSS Uji retensi... 112 Lampiran 5.1 Surat Ijin Penelitian ... 119 Lampiran 5.2 Surat Bukti Penelitian ... 120

(23)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil pengamatan individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif dan psikomotorik (Djamarah 2002: 850). Belajar dan pendidikan suatu kesatuan yang penting bagi kehidupan manusia. Pada jaman ini pendidikan di Indonesia menjadi sorotan karena dari tahun ke tahun semakin menurun. Menurunnya pendidikan di Indonesia terlihat dari hasil PISA (Program for International Student Assesment) tahun 2012 diantara 65 negara, Indonesia menduduki peringkat kedua dari bawah dengan skor sains 382 (OECD, 2013: 232) sedangkan pada tahun 2009 Indonesia menduduki peringkat 57 dengan skor sains 383 (OECD, 2010: 8). Pemerintah Indonesia selama ini sudah berusaha untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia salah satunya dengan beberapa tahun sekali memperbaharui kurikulum dengan kurikulum baru yang lebih baik. Namun kenyataanya usaha pemerintah untuk meningkatkan kualitas

pendidikan itu belum berhasil.

(24)

2 inovatif dalam proses pembelajaran diharapkan siswa tidak hanya mengingat materi pembelajaran tetapi memahami.

Wiggins (2004: 155) menyebutkan enam unsur memahami, yakni penjelasan, interprestasi, aplikasi, perspektif, empati, pengetahuan diri. Perlu dilakukan ujicoba dengan menggunakan metode yang inovatif dalam pembelajaran untuk mengembangkan kemampuan memahami siswa yakni kemampuan membangun empati dan memahami diri. Salah satu metode inovatif yang dapat mengembangkan kemampuan membangun empati dan kemampuan memahami diri adalah metode inkuiri.

Menurut Sanjaya (2006: 194) mengemukakan bahwa metode inkuiri merupakan rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Sanjaya (2006: 199-203) langkah-langkah pembelajaran metode inkuiri secara umum adalah orientasi, merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, menguji hipotesis, merumuskan kesimpulan.

Penelitian ini dibatasi pada pengaruh pengunaan metode inkuiri untuk meningkatkan kemampuan membangun diri dan memahami diri pada mata pelajaran IPA materi sifat-sifat cahaya pada siswa kelas IV SD Kanisius

Sengkan Tahun Ajaran 2014/2015. Kemampuan membangun empati dan memahami diri diukur dari hasil pretest, posttest I, posttest II. Tema Selalu berhemat energi dan Subtema Macam-macam sumber energi.

1.2Rumusan Masalah

1.2.1 Apakah penggunaan metode inkuiri berpengaruh terhadap kemampuan membangun empati pada mata pelajaran IPA materi sifat-sifat cahaya siswa kelas IV SD Kanisius Sengkan Yogyakarta Tahun Ajaran 2014/2015?

(25)

3

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Mengetahui pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan membangun empati pada mata pelajaran IPA materi sifat-sifat cahaya siswa kelas IV SD Kanisius Sengkan Yogyakarta Tahun Ajaran 2014/2015.

1.3.2 Mengetahui pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan memahami diri mata pelajaran IPA materi sifat-sifat cahaya siswa kelas IV SD Kanisius Sengkan Yogyakarta Tahun Ajaran 2014/2015.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Guru

Menambah wawasan guru tentang metode pembelajaan yang sesuai dan dapat diterapkan dalam pembelajaran IPA

1.4.2 Bagi siswa

Dapat memberikan pengalaman baru dalam cara belajar siswa serta membantu meningkatkan kemampuan memahami diri dan membangun empati dalam diri siswa

1.4.3 Bagi Sekolah

Menambah wawasan sekolah tentang metode pembelajaran yang dapat diterapkan dalam mata pelajaran IPA

1.4.4 Bagi Penulis

Menambah pengetahuan terhadap penggunaan metode inkuri dalam proses pembelajrana IPA di SD

1.5 Definisi Operasional

1.5.1 Metode inkuiri adalah metode pembelajaran yang mendorong siswa untuk menemukan sendiri jawaban terhadap permasalahan yang dipelajarai dengan menggunakan 7 langkah, yaitu orientasi, merumuskan permasalahan merumuskan hipotesis, melakukan eksperimen, menarik kesimpulan, mempresentasikan hasil, dan mengevaluasi.

(26)

4 1.5.3 Ilmu Pengetahuan Alam adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari hubungan sebab akibat alam disekitarnya dengan menggunakan observasi dan eksperimen.

1.5.4 Kemampuan membangun empati adalah kemampuan membangun empati adalah kemampuan untuk memahami dan peka terhadap perasaan orang lain.

(27)

5

BAB II

LANDASAN TEORI

Pada bagian Bab II ini akan membahas (1) kajian pustaka, (2) kerangka berpikir, (3) hipotesis tindakan.

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Teori-teori yang mendukung

2.1.1.1 Teori Perkembangan Kognitif

Perkembangan kognitif seseorang terjadi dari bayi sampai dewasa. Menurut Piaget (dalam Suparno 2001: 26-100) ada beberapa tahap perkembangan kognitif, antara lain:

1. Tahap sensorimotorik (0-2 tahun)

Tahap sensorimotorik merupakan tahap paling awal perkembangan kognitif. Pada tahap ini, intelegensi anak lebih didasarkan pada tindakan inderawi anak terhadap lingkungannya, seperti melihat, meraba, menjamah mendengar, membau dan lain-lain.

2. Tahap praoperasi (2-7 tahun)

Tahap pemikiran praoperasi dicirikan dengan adanya fungsi semiotik, yaitu penggunaan simbol atau tanda untuk menyatakan atau menjelaskan

suatu objek yang saat itu tidak berada bersama subjek. 3. Tahap operasi konkret (7-11 tahun)

Tahap operasi konkret dicirikan dengan perkembangan sistem pemikiran yang didasarkan pada aturan-aturan tersebut yang logis. Anak sudah memperkembangkan operasi-operasi logis. Dengan operasi itu, anak telah mengembangkan sistem pemikiran logis yang dapat diterapkan dalam memecahkan persoalan-persoalan konkret yang dihadapi.

4. Tahap operasi formal (11tahun keatas)

(28)

6

2.1.1.2 Metode Pembelajaran

1. Pengertian Metode Pembelajaran

Menurut Sanjaya (2006: 145) Metode pembelajaran adalah cara yang digunakan untukmengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal. Dengan demikian, metode pembelajaran memegang peranan sangat penting dalam rangkaian sistem pembelajaran. Keberhasilan implementasi strategi pembelajaran sangat tergantung pada cara guru menggunakan metode pembelajaran, karena suatu strategi pembelajaran hanya mungkin dapat diimplementasikan melalui penggunaan metode pembelajaran. Sedangkan menurut Riyanto (dalam Taniredja 2011: 1) metode pembelajaran adalah seperengkat komponen yang telah dikombinasikan secara optimal untuk kualitas pembelajaran. Dari beberapa pengertian diatas metode pembelajaran adalah cara yang digunakan untuk melakukan pembelajaran yang telah disusun sebelumnya agar tujuan pembelajaran tercapai.

2.1.1.3 Metode inkuiri

1. Pengertian metode inkuiri

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, inkuiri berasala dari bahasa Inggris

“inquiry” yang memiliki arti pernyataan, pemeriksaan, penyelidikan. Sanjaya (2006:194) mengemukakan bahwa metode inkuiri merupakan rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Selanjutnya Hanafiah (2009:77) inkuiri merupakan suatu rangkaian kegiatan pembelajaran yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan peserta didik untuk mencari dan menyelediki secara sistematis, kritis, dan logis sehingga mereka dapat menemukan sendri pengetahuan, sikap, dan keterampilan sebagai wujud adanya perubahan perilaku. Dari beberapa pengertian diatas metode inkuiri adalah metode pembelajaran yang melibatkan siswa untuk mencari tahu dan menemukan jawaban atas permasalahan yang ada

(29)

7 Pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri dapat mengacu pada prinsip-prinsip metode inkuiri. Menurut sanjaya (2006: 197-199) ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan guru dalam penggunaan metode inkuiri, yaitu:

a. Berorientasi pada pengembangan intelektual

Strategi pembelajaran inkuiri ini selain berorientasi kepada hasil belajar juga berorientasi pada proses belajar. Kriteria keberhasilan dari proses pembelajaran dengan menggunakan strategi inkuiri bukan ditentukan oleh sejauh mana siswa dapat menguasai materi, akan tetapi sejauh mana siswa beraktivitas mencari dan menemukan sesuatu.

b. Prinsip interaksi

Pembelajaran sebagai proses interaksi berarti menempatkan guru bukan sebagai sumber belajar, tetapi sebagai pengatur lingkungan atau pengatur interaksi itu sendiri. Guru perlu mengarahkan (directing) agar siswa bisa mengembangkan kemampuan berpikirnya melalui interaksi mereka.

c. Prinsip bertanya

Peran yang harus guru lakukan dalam pengajaran menggunakan metode

inkuiri adalah guru sebagai penanya. Kemampuan guru untuk bertanya dalam setiap langkah inkuiri sangat diperlukan. Oleh karena itu, guru harus menguasai jenis dan teknik bertanya.

d. Prinsip belajar untuk berpikir

Belajar bukan hanya mengingat sejumlah fakta, akan tetapi belajar adalah proses berpikir. Pembelajaran berpikir adalah pemanfaatan dan penggunaan otak secara maksimal.

e. Prinsip keterbukaan

Belajar adalah suatu proses mencoba berbagai kemungkinan. Tugas guru adalah menyediakan ruang untuk memberikan kesempatan kepada iswa mengembangkan hipotesis dan secara terbuka membuktikan kebenaran hipotesis yang diajukan.

3. Macam-macam metode inkuiri

(30)

8 1. Inkuiri terpimpin

Peserta didik memperoleh pedoman sesuai dengan yang dibutuhkan. Pendekatan ini digunakan terutama bagi peserta didik yang belum berpengalaman belajar dengan metode inkuiri dalam hal ini guru memberikan bimbingan dan pengarahan yang cukup luas. Pada tahap awal bimbingan lebih banyak diberikan, dan sedikit demi sedikit dikurangi, sesuai dengan perkembangan pengalaman peserta didik. Dalam pelaksanaannya sebagian besar perencanaan dibuat oleh guru.

2. Inkuiri bebas

Peserta didik melakukan penelitian sendiri bagaikan seorang ilmuwan. Peserta didik harus dapat mengidentifikasi dan merumuskan berbagai topik permasalahan yang hendak diselidiki. Metodenya adalah inquiry role approach yang melibatkan peserta didik dalam kelompok tertentu, setiap anggota kelompok memiliki tugas sebagai, misalnya koordinator kelompok, pembimbing teknis, pencatatan data, dan pengevaluasi proses.

3. Metode inkuiri terbimbing

Metode inkuiri terbimbing menurut Sund & Trowbridge (dalam Mulyasa 2006: 109) peserta didik memperoleh pedoman sesuai dengan yang dibutuhkan. Pedoman-pedoman tersebut biasanya berupa

pertanyaan-pertanyaan yang membimbing. Pada tahap awal bimbingan lebih banyak diberikan, dan sedikit demi sedikit dikurangi, sesuai dengan perkembangan pengalaman peserta didik. Menurut Amien (1987: 137) metode inkuiri terbimbing metode inkuiri dimana guru menyediakan bimbingan atau petunjuk yang cukup luas kepada siswa. Metode inkuiri terbimbing sesuai jika diberikan kepada siswa sekolah dasar kelas atas (4-6), walaupun mungkin dapat diberikan secara berhasil kepada siswa kelas rendah, yaitu tergantung pada pengalaman siswa sebelumnya dan kemampuan-kemampuannya.

4. Langkah-langkah metode inkuiri

Sanjaya (2006: 199-203) mengemukakan langkah-langkah pembelajaran metode inkuiri secara umum antara lain:

(31)

9 Langkah orientasi adalah langkah untuk membina suasana atau iklim pembelajaran yang responsif. Pada langkah ini guru mengkondisikan agar siswa siap melaksanakan proses pembelajaran. Guru merangsang dan mengajak siswa untuk berpikir memecahkan masalah. Langkah orientasi merupakan langkah yang sangat penting. Beberapa hal yang dapat dilakukan dalam tahap orientasi ini adalah:

a. Menjelaskan topik, tujuan, dan hasil belajar yang diharapkan dapat dicapai oleh siswa.

b. Menjelaskan pokok-pokok kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa untuk mencapai tujuan. Pada tahap ini dijelaskan langkah-langkah inkuiri serta tujuan setiap langkah, mulai dari langkah merumuskan masalah sampai dengan merumuskan kesimpulan.

c. Menjelaskan pentingnya topik dan kegiatan belajar. Hal ini dilakukan dalam rangka memberikan motivasi belajar siswa

2. Merumuskan masalah

Merumuskan masalah merupakan langkah membawa siswa pada suatu

persoalan yang mengandung teka-teki. Persoalan yang disajikan adalah persoalan menantang siswa untuk berpikir memecahkan teka-teki itu. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam merumuskan masalah, diantaranya:

a. Masalah hendaknya dirumuskan sendiri oleh siswa

b. Masalah yang dikaji adalah masalah yang mengandung teka-teki yang jawabannya pasti

c. Konsep-konsep dalam masalah adalah konsep-konsep yang sudah diketahui terlebih dahulu oleh siswa.

3. Merumuskan hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang sedang dikaji. Kemampuan atau potensi individu untuk berpikir pada dasarnya sudah dimiliki sejak individu itu lahir. Potensi berpikir itu dimulai dari kemampuan setiap individu untuk menebak atau mengira-ngira (berhipotesis) dari suatu permasalahan.

(32)

10 Mengumpulkan data adalah aktivitas menjaring informasi yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Dalam strategi pembelajaran inkuiri, mengumpulkan data merupakan proses mental yang sangat penting dalam pengembangan intelektual. Tugas dan peran guru dalam tahapan ini adalah mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk berpikir mencari informasi yang dibutuhkan.

5. Menguji hipotesis

Menguji hipotesis adalah proses menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data. Yang terpenting dalam menguji hipotesis adalah mencari tingkat keyakinan siswa atas jawaban yang diberikan. Menguji hipotesis juga berarti mengembangkan kemampuan berpikir rasional. Artinya, kebenaran jawaban yang diberikan bukan hanya berdasarkan argumentasi, akan tetapi harus didukung oleh data yang ditemukan dan dapat dipertanggungjawabkan. 6. Merumuskan kesimpulan

Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang

diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Merumuskan kesimpulan merupakan gong-nya dalam proses pembelajaran. Untuk mencapai kesimpulan yang akurat sebaiknya guru mampu menunjukkan pada siswa data mana yang

relevan.

Mulyasa (2007: 109) mengungkapkan bahwa metode inkuiri merupakan metode penyelidikan yang melibatkan proses mental dengan kegiatan-kegiatan sebagai berikut:

1. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang fenomena alam 2. Merumuskan masalah yang ditemukan

3. Merumuskan hipotesis

4. Merancang dan melakukan eksperimen 5. Mengumpulkan dan menganalisis data

6. Menarik kesimpulan mengembangkan sikap ilmiah, yakni: objektif, jujur, hasrat ingin tahu, terbuka, kemauan, dan tanggung jawab

(33)

11 1. Orientasi

Pada tahap orientasi siswa dipersiapkan untuk mengikuti pembelajaran dengan memberikan motivasi, menyampaikan tujuan, menyampaikan langkah pembelajaran, pembagian kelompok dan membagikan LKS.

2. Merumuskan masalah

Dengan bimbingan guru, siswa diajak untuk merumuskan masalah yang berupa suatu pertanyaan dengan kata tanya apakah dan jawabanya Ya atau Tidak.

3. Merumuskan hipotesis

Siswa diminta untuk menuliskan hipotesis sesuai dengan rumusan masalah. Hipotesis merupakan jawaban sementara dari rumusan masalah yang telah dibuat. Setiap hipotesis yang diajukan siswa harus memilki landasan berpikir yang kuat.

4. Melakukan eksperimen

Guru membimbing siswa dalam melakukan eksperimen. Eksperimen dilakukan untuk menguji hipotesisi yang dibuat benar atau tidak. Pada

kegiatan percobaan ini, siswa mengamati dan mencatat proses dan hasil dari percobaan tersebut.

5. Membuat kesimpulan

Pada tahap ini siswa membuat kesimpulan berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan. Sehingga, dapat diketahui apakah hipotesis yang dibuat benar atau tidak. Dalam penyusunan kesimpulan, guru masih perlu membantu dan memberi arahan kepada siswa.

6. Mempresentasikan hasil

Siswa diminta untuk mempresentasikan hasil yang telah diperolehnya didepan kelas.

7. Mengevaluasi

(34)

12

2.1.1.4 Kemampuan membangun empati

1. Pengertian membangun empati

Empati menurut Kahut (dalam Taufik 2012: 40) adalah sebagai suatu suatu proses di mana seseorang berpikir mengenai kondisi orang lain yang seakan-akan dia berada pada posisi orang lain itu. Menurut Hogan (dalam Taufik 2012: 41) sebagai konsep kognitif, empati sebagai kemampuan intelektual atau imajinatif terhadap kondisi pikiran dan perasaan orang lain. Sedangkan menurut Rogers (dalam Taufik 2012: 40) memiliki dua konsepsi tentang empati, pertama dia menulis empati adalah melihat kerangka berpikir internal orang lain secara akurat, kedua dalam memahami orang lain tersebut individu seolah-olah masuk dalam diri orang lain sehingga bisa merasakan dan mengalami sebagaiman yang dirasakan dan dialami orang lain itu, tetapi tanpa kehilangan identitas dirinya sendiri. kalimat itu mengandung pengertian meskipun individu menempatkan pada posisi orang lain, namun dia tetap melakukan kontrol diri atas situasi yang ada, tidak dibuat-buat, dan tidak hanyut dalam situasi orang lain itu. Berdasarkan beberapa pengertian para ahli diatas, kemampuan membangun empati adalah

kemampuan untuk memahami dan peka terhadap perasaan orang lain.

2.1.1.5 Kemampuan memahami diri

Memahami diri menurut Wiggins (2005: 100-103) adalah kebijaksanaan untuk mengetahui ketidaktahuan seseorang dan bagaimana satu pola pemikiran dan menginformasikan tindakan serta pemahaman prasangka. Dalam kehidupan sehari-hari, kemampuan kita secara akurat menilai diri dan mengatur diri mencerminkan suatu pemahaman. Metakognisi mengacu pada pengetahuan diri tentang bagaimana kita berpikir dan mengapa, dan hubungan antara metode belajar pilihan kami dan pemahaman kami. Memahami diri adalah aspek kunci dari pemahaman karena menuntut kita sadar diri mempertanyakan cara kita melihat dunia jika kita ingin menjadi lebih memahami.

2.1.1.6 Ilmu Pengetahuan Alam

1. Pengertian IPA

(35)

13 bersangkut paut dengan alam, science artinya ilmu pengetahuan. Jadi, Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dapat disebut sabagai ilmu tentang alam. Ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam ini (Usman 2011: 3). Menurut Powler (dalam Usman, 2011: 3) bahwa IPA merupakan ilmu yang berhubungan dengan gejala alam dan kebendaan yang sistematis yang tersusun secara teratur, berlaku umum yang berupa kumpulan dari hasil observasi dan eksperimen/sistematis. Selanjutnya menurut Winaputra (dalam Usman 2011: 3) mengemukakan bahwa tidak hanya merupakan kumpulan pengetahuan tentang benda atau makhluk hidup, tetapi memerlukan kerja, cara berpikir, dan cara memecahkan masalah.

Berdasarkan beberapa pengertian diatas, IPA merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari hubungan sebab akibat alam disekitarnya dengan menggunakan observasi dan eksperimen.

1. Hakikat Pembelajaran IPA

Menurut Usman (2011: 4) ada beberapa hakikat pembelajaran IPA antara lain:

a. Belajar Mengajar IPA

Pendekatan belajar mengajar paling cocok dan efektif untuk IPA adalah pendekatan yang mencakup kesesuaian antara situasi dan belajar anak dengan

situasi kehidupan nyata di masyarakat. Pembelajaran melalui pengalaman langsung (learning by doing) dapat memperkuat daya ingat anak dan biayanya sangat murah sebab menggunakan alat-alat dan media belajar yang ada di lingkungan anak sendiri.

b. IPA untuk sekolah dasar

Pembelajaran IPA untuk sekolah dasar didefinisikan oleh Paolo dan Marten (dalam Usman 2011: 5) adalah: mengamati, mencoba memahami apa yang diamati, mempergunakan pengetahuan baru untuk meramalkan apa yang terjadi, menguji ramalan-ramalan dibawah kondisi-kondisi untuk melihat apakah ramalan tersebut benar.

3. Tujuan Pembelajaran IPA

(36)

14 1. Mata pelajaran IPA berfaedah bagi suatu bangsa

2. Mata pelajaran IPA melatih anak berpikir kritis

3. Mata pelajaran IPA menuntut anak melakukan percobaan

4. Mata pelajaran IPA mempunyai nilai-nilai pendidikan yaitu mempunyai potensi yang dapat membentuk kepribadian anak secara keseluruhan

2.1.1.7 Materi sifat-sifat cahaya

Materi sifat-sifat cahaya merupakan materi mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di semester gasal. Materi ini membahas mengenai macan-macam sifat cahaya dan kegunaan cahaya dalam kehidupan sehari-hari.

1. Cahaya merambat lurus

Gambar 2.1Cahaya Merambat Lurus (Sumber: Rositawaty, 2008: 100)

Saat berjalan dikegelapan, kita memerlukan senter untuk menerangi.

Ketika senter dinyalakan, cahaya dari lampu senter arah rambatanya menurut garis lurus. Sifat cahaya yang merambat lurus ini dimanfaatkan

manusia salah satunya pada lampu kendaraan bermotor. 2. Cahaya dapat dipantulkan

(37)

15

Gambar 2.2Pemantulan Baur dan Pemantulan Teratur (Sumber: Azmiyawati, 2008: 112)

mengenai permukaan yang rata, licin dan mengkilap. Permukaan yang memiliki sifat seperti ini misalnya cermin.

Berdasarkan permukaannya, cermin dikelompokkan menjadi tiga, yaitu cermin datar, cermin cekung, cermin cembung.

a. Cermin datar

Cermin datar yaitu cermin yang permukaan bidang pantulnya datar dan tidak melengkung. Cermin datar biasanya digunakan untuk bercermin. Cermin datar mempunyai sifat-sifat berikut: 1. Ukuran (besar dan tinggi) bayangan sama dengan ukuran benda

2. Jarak bayangan ke cermin sama dengan jarak benda ke cermin 3. Kenmapakan bayangan berlawanan dengan benda. Misalnya,

tangan kiri akan menjadi tangan kanan bayanganmu 4. Bayangan tegak seperti bendanya

5. Bayangan bersifat semu atau maya. Artinya, bayangan dapat dilihat dalam cermin, tetapi tidak dapat ditangkap oleh layar.

(38)

16 b. Cermin cekung

Cermin cekung yaitu cermin yang bidang pantulnya melengkung kearah dalam. Cermin cekung biasanya digunakan sebagai reflektor pada lampu mobil dan lampu senter. Sifat bayangan benda yang dibentuk oleh cermin cekung sangat bergantung pada letak benda terhadap cermin.

1. Jika benda dekat dengan cermin cekung, bayangan benda bersifat tegak, lebih besar, dan semu (maya).

2. Jika benda jauh dari cermin cekung, bayangan benda bersifat nyata (sejati), dan terbalik.

Gambar 2.4Cermin Cekung

(Sumber: Azmiyawati, 2008: 114) c. Cermin cembung

Cermin cembung yaitu cermin yang permukaan bidang pantulnya melengkung kearah luar. Cermin cembung biasanya digunakan untuk spion kendaraan bermotor. Bayangan pada cermin cembung bersifat maya, tegak, dan lebih kecil (diperkecil) daripada benda yang sesungguhnya.

(39)

17 3. Cahaya dapat dibiaskan

Peristiwa pembelokkan arah rambatan cahaya setelah melewati medium rambatan yang berbeda disebut pembiasan. Pembiasan cahaya sering dijumpai dlam kehidupan sehari-hari. Misalnya dasar kolam terlihat lebih dangkal daripada kedalaman sebenarnya, pensil yang dimasukkan kedalam gelas yang berisi air pensil tersebut akan tampak patah.

Gambar 2.6Cahaya Dapat Dibiaskan (Sumber: Azmiyawati, 2008: 115)

Cahaya merambat dari zat yang kurang rapat ke zat yang lebih rapat, cahaya akan dibiaskan mendekati garis normal. Misalnya, cahaya

merambat dari udara ke air. Misalnya, cahaya merambat dari udara ke air. Sebaliknya, apabila cahaya merambat dari zat yang lebih rapat ke zat yang

kurang rapat, cahaya akan dibiaskan menjauhi garis normal. Misalnya cahaya merambat dari air ke udara.

4. Cahaya dapat menembus benda bening

(40)

18

2.1.2 Hasil Penelitian Terdahulu yang Relevan

Berikut ini penelitian-penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan penelitian ini.

2.1.2.1 Penelitian Tentang Inkuiri

Jika penelitian-penelitian ini ingin diletakkan dalam penelitian-penelitian sebelumnya maka akan dikemukakan sebagai berikut:

Istianto,dkk (2013) meneliti Penggunaan Metode Inkuiri dalam Peningkatan Hasil Belajar Matematika di Kelas V Sekolah Dasar. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan apakah dengan penggunaan metode inquiri dapat meningkatkan hasil belajar matematika di Kelas V. Metode yang digunakan untuk melakukan penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Subyek penelitian adalah siswa kelas V SD Negeri Indrosari Kecamatan Buluspesantren Kabupaten Kebumen. Jumlah subjek peneliti-an 15 siswa yang terdiri atas 8 siswa laki-laki dan 7 siswa perempuan. V Hasil penelitian ini adalah terjadi peningkatan hasil belajar matematika dari pratindakan mencapai 40%, di siklus I 60%, di siklus II 73% dan siklus III meningkat menjadi 80%.

Widuri (2012) meneliti Penggunaan Metode Inkuiri dalam Peningkatan Pembelajaran IPS di Kelas V SDN Benerkulon Kecamatan Ambal Kabupaten Kebumen Tahun Ajaran 2011/2012. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pembelajaran IPS kelas V SD. Metode penelitian yang digunakan ialah penelitian tindakan kelas. Subyek penelitian adalah siswa kelas V SD Benerkulon siswa laki-laki sebanyak 16 anak dan siswa perempuan sebanyak 9 anak. Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa penggunaan metode inkuiri dapat meningkatkan pembelajaran IPS di kelas V SDN Benerkulon.

2.1.2.2 Penelitian tentang IPA

Wahyuni (2013) meneliti penerapan model kooperatif tipe TGT Dalam peningkatan Pembelajaran IPA Kelas IV SD Negeri I Giritirto. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pembelajaran IPA hasil maupun proses tentang energi dan perubahannya dengan menggunakan model kooperatif tipe TGT. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. Subyek

(41)

19 siswa. Hasil penelitian ini menunjukkan dapat meningkatkan pembelajaran IPA pada siswa kelas IV SD Negeri I Giritirto.

Gede (2013) Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peningkatan keaktifan belajar, prestasi belajar, dan respons belajar siswa terhadap pembelajaran IPA menggunakan pendekatan pembelajaran kontekstual

(Contextual Teaching and Learning). Metode peneliian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas IV SD No. 3 Pegayaman tahun pelajaran 2012/ 2013 sebanyak 23 orang. Hasil penelitian Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) penerapan pendekatan pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan keaktifan belajar IPA siswa. Keaktifan siswa dari siklus I, II dan III berturut-turut adalah cukup aktif, aktif, dan aktif. (2)

Penerapan pendekatan pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan prestasi belajar IPA yang ditunjukkan dengan rata-rata prestasi belajar siswa dari siklus I, II dan III berturut-turut adalah 70,82, 76,20, dan 80,43. (3) Penerapan pendekatan pembelajaran kontekstual mendapat respons positif dari siswa.

2.1.2.3 Penelitian tentang softskill

Rismanto (2013) meneliti pengembangan soft skill siswa melalui metode cooperative learning tipe jigsaw di smk muda patria kalasan. Penelitian ini

bertujuan untuk menegembangkan serta meningkatkan softskill siswa dengan cara menerapkan strategi cooperative learning tipe jigsaw. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas model Kemmis. Subyek penelitian ini adalah 20 siswa yang kesemuanyaadalah siswa laki-laki. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada peningkatan soft skill siswa pada setiap siklusnya. Persentase hasil peningkatantersebut dari waktu ke waktu mengalami peningkatan, pada pra siklus rata-ratapersentase soft skill siswa adalah 40.38% (rendah), kemudian pada siklus I adalah51.79% (cukup), pada siklus II adalah 61.88% (tinggi) dan siklus III adalah73.82% (tinggi).

(42)

20 digunakan adalah Research and Development (R & D). Subyek penelitian ini adalah siswa kelas XI-6 IPA sebagai kelas uji coba luas (eksperimen), sedangkan siswa kelas XI-7 IPA sebagai kelas uji coba terbatas. . Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perangkat pembelajaran berbasis masalah pada materi hidrolisis garam yang dikembangkan memiliki kriteria valid dengan rata-rata skor sebesar 3,57, adanya peningkatan soft skill siswa dengan N-Gain sebesar 0,46 dalam kategori sedang, sebanyak 72,72% siswa mencapai ketuntasan soft skill

dengan kriteria tinggi atau sangat tinggi, pemahaman konsep siswa juga meningkat dengan perolehan N-Gain sebesar 0,69 dalam kategori sedang, sebanyak 84,85% siswa mencapai ketuntasan belajar dengan KKM ≥ 76, serta siswa memberikan respon positif.

Dari beberapa penelitian yang sudah ada, terdapat penelitian penggunaan metode inkuiri, pembelajaran IPA, penelitian terhadap softskill. Selanjutnya peneliti akan melakukan penelitian yang belum ada sebelumnya, yakni penelitian kuantitatifdengan jenis penelitian quasi eksperimenuntuk mengetahui pengaruh penggunaan metode inkuiri kemampuan membangun empati dan kemampuan

(43)

21

Gambar 2.7Literature map penelitian yang relevan Penelitian terhadap Inkuiri, peningkatan Hasil Belajar kooperatif tipe TGT , peningkatan hasil dan proses Pembelajaran IPA

Sugiarta I Gede (2013) Penggunaan soft skill dan pemahaman konsep.

Yang diteliti:

peningkatan kemampuan membangun empati dan memahami diri melalui metode inkuiri pada

(44)

22

2.2 Kerangka Berpikir

Pembelajaran IPA adalah pembelajaran yang mempelajari tentang alam sekitar. Metode inkuiri adalah metode pembelajaran yang melibatkan siswa untuk mencari tahu dan menemukan jawaban atas permasalahan yang ada. Penggunaan metode inkuiri dalam pembelajaran IPA dapat menjadikan siswa aktif dalam mencari tahu apa yang terjadi dilingkungan sekitar. Kegiatan pembelajaran dengan metode inkuiri tidak hanya menuntut siswa untuk aktif dalam proses kognitifnya saja. Tetapi, dalam menggunakan metode inkuiri ini anak dapat membangun kemampuan berempati serta dapat memahami diri mereka sendiri. Jika metode inkuiri diterapkan dalam pembelajaran IPA, maka penggunaan metode inkuiri dapat meningkatkan kemampuan membangun empati dan kemampuan memahami diri.

2.3 Hipotesis Penelitian

2.3.1 Penggunaan metode inkuiriberpengaruh terhadap kemampuan membangun empati kelas V SD Kanisius Sengkan Yogyakarta semester gasal tahun ajaran

2014/2015 pada mata pelajaran IPA.

2.3.2 Penggunaan metode inkuiri berpengaruh terhadap kemampuan memahami diri kelas V SD Kanisius Sengkan Yogyakarta semester gasal tahun ajaran

(45)

23

BAB III

METODE PENELITIAN

Pada bab ini akan diuraikan jenis penelitian, setting penelitian, populasi, sampel, variabel penelitian, definisi operasional, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, teknik pengujian instrumen, teknik analisis data, jadwal penelitian.

3.1 Jenis penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi experimental design dengan tipe nonequivalent control group design (Sugiyono, 2010: 114). Penelitian ini termasuk dalam quasi experimental design karena pemilihan sampel tidak dilakukan secara random, namun dilakukan pengundian untuk menentukan kelas yang menjadi kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Menurut Sugiyono (2012: 116-118)nonequivalent control group design pada design ini terdiri dari kelompok kontrol dan kelompok eksperimen,

dengan diberikannya pretest dan posttest kepada kedua kelompok. Pemberian treatment pada kelompok eksperimen sebelum pemberian posttest. Kedua kelas diberikan pretest untuk mengetahui kemampuan awal kedua kelompok.

(46)

24

Gambar 3.1 Desain Penelitian Keterangan:

O1 = Hasil pretest kelompok eksperimen O2 = Hasil posttest kelompok eksperimen O3 = Hasil prestest kelompok kontrol O4 = Hasil posttest kelompok kontrol

X = Treatment

Garis putus-putus = pemisah antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol

3.2 Setting penelitian

3.2.1 Lokasi penelitian

Penelitian kuantitatif eksperimen ini dilaksanakan di SD Kanisius Sengkan

yang beralamat di Jl. Kaliurang km 7, Gg. Sengkan 3, Condongcatur, Depok, Sleman Yogyakarta. Lokasi sekolah berada di tengah pemukiman padat penduduk dan berada didekat pasar. SD Kanisius Sengkan berdiri sejak tahun 1970. SD Kanisius Sengkan merupakan suatu SD yang berada dipinggiran kota Yogyakarta. Sebagian besar pekerjaan orang tua siswa adalah pegawai swasta yang memiliki kemampuan ekonomi menengah keatas. Pendirian sekolah ini berawal dari gagasan beberapa tokoh masyarakat desa Sengkan yang menginginkan agar di desanya ada sekolah Katolik. Sarana dan prasarana yang dimiliki sekolah cukup sederhana, meliputi 12 lokal kelas beserta ruang guru, ruang kepala sekolah, dan perpustakaan.

3.2.2 Waktu penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada saat pelaksanaan PPl yakni pada awal sampai pertengahan bulan September. Penelitian ini dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang sudah dikonsultasikan oleh guru kelas. Berikut ini adalah jadwl penelitian yang telah disusun.

O1 X O2

(47)

25

Tabel 3.1 Waktu Pengambilan Data

Kelompok Tanggal Alokasi Waktu Kegiatan

Kelompok Eksperimen

12 September 2014 2 x 40 menit Pre test

16 September 2014 1 x 40 menit Pengenalan tentang sifat-sifat cahaya dengan membuktikan sifat-sifat cahaya melalui praktikum

16 September 2014 2 x 40 menit Kesimpulan kesuluran hasil praktikum

17 September 2014 1 x 40 menit Pembahasan

keseluruhan materi sifat-sifat cahaya

17 September 2014 2 x 40 menit Kesimpulan keseluruhan tentang sifat-sifat cahaya

18 September 2014 2 x 40 menit Post test 1

10 Oktober 2014 2 x 40 menit Post test 2

3.3 Populasi dan sampel

Populasi menurut Sugiyono (2010: 117) adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek/subyek yang dipelajari,

tetapi meliputi karakteristik/sifat yang dmiliki oleh subyek atau obyek itu. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV SD Kanisius Sengkan.

(48)

26 Sampel adalah sebagian dari populasi (Azwar, 2013: 79). Sedangkan menurut Sugiyono (2010: 118) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimilki oleh populasi tersebut. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IVA sebagai kelompok eksperimen dan seluruh siswa IVB sebagai kelompok kontrol. Pemilihan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dilakukan secara undi.

3.4 Variabel Penelitian

Variabel menurut (Creswell 2010: 76) merujuk pada karakteristik atau atribut seorang individu atau suatu organisasi yang dapat diukur atau diobservasi. Variabel yang digunakan dipenelitian ini ada dua yaitu variabel independen dan dependen.

3.4.1 Variabel Independen

Variabel independen disebut juga variabel bebas, menurut (Creswell 2010: 77) variabel bebas merupakan variabel yang (mungkin) menyebabkan,

mempengaruhi, atau berefek pada outcome. Di dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen adalah metode inkuiri dengan langkah-langkah 1) orientasi; 2) merumuskan masalah; 3) merumuskan hipotesis; 4) mengumpulkan data; 5)

menguji hipotesis; 6) merumuskan kesimpulan; 7) mengevaluasi.

3.4.2 Variabel Dependen

(49)

27

Variabel independen Variabel dependen

Gambar 3.2 Variabel Penelitian

3.5 Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik tes, yaitu dengan tes essay. Menurut Widoyoko (2009: 45) tes adalah salah satu alat untuk melakukan pengukuran, yaitu alat untuk mengumpulkan informasi karakteristik suatu obyek. Sedangkan menurut Djemari (dalam widoyoko, 2009: 45) tes merupakan salah satu cara menaksir besarnya kemampuan seseorang secara tidak langsung, yaitu melalui respons seseorang terhadap stimulus atau pertanyaan. Ada

berbagai macam bentuk tes, salah satu bentuk tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes essai. Menurut Purwanto (2009: 35) tes essai adalah tes

yang berbentuk pertanyaan tulisan, yang jawabannya merupakan karangan atau kalimat yang panjang-panjang. Tes essai pada penelitian ini dilakukan dengan memberikan pretest dan posttest. Kelompok kontrol dan kelompok eksperimen diberikan pretest dan posttest.Pretest diberikan untuk mengetahui kondisi awal sebelum kedua kelompok tersebut diberikan perlakuan. Posttest diberikan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh setelah diberikan perlakuan. Soal Pretest dan soal posttest yang diberikan merupakan soal yang sama.

Tabel 3.2 Teknik Pengumpulan Data No. Kelas dan

kelompok

Variabel Pengukuran data Data yang diperoleh

Skor Pretest Prestest Soal essay nomer 5 Skor Posttest Posttest Soal essay

nomer 5 2 Kelas IVB

kelompok kontrol

Membangun empati

Skor Pretest Prestest Soal essay nomer 6 Skor Posttest Posttest Soal essay

nomer 6 3 Kelas IVA

kelompok eksperimen

Memahami diri Skor Pretest Prestest Soal essay nomer 5 Skor Posttest Posttest Soal essay

nomer 5 4 Kelas IVB Memahami Skor PrestestData Soal essay

(50)

28 No Kelas dan

kelompok

diriVariabel PretestPengukuran data

yang diperoleh

Instrumen

kelompok kontrol nomer 6

Skor Posttest Posttest Soal essay nomer 6

3.6 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan alat bantu bagi peneliti guna mengumpulkan data. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes essai. Tes essai menurut Widoyoko, (2012: 79) adalah bentuk tes uraian yang memberikan kebebasan kepada siswa untuk untuk mengekspresikan pikiran dan gagasanya dengan menjawab soal.

Penelitian ini menggunakan Tema selalu berhemat energi, subtema macam-macam sumber energi. Terdapat enam soal untuk mewakili 6 unsur memahami yakni menjelaskan, menginterprestasi, menerapkan, mengembangkan perspektif, membangun empati, memahami diri. Peneliti hanya meneliti dua unsur saja yakni kemampuan membangun empati dan memahami diri. Penelitian pada mata pelajaran IPA dengan berdasarkan Tema Selalu berhemat energi, Subtema: Macam-macam sumber energi. Berikut ini merupakan tabel matriks pengembangan instrumen, dengan:

Tabel 3.3 Matriks Pengembangan Instrumen

No. Variabel Aspek Indikator No.

soal 1. Membangun

empati

Mengambil peran sebagai Mengambil peran untuk memecahkan kasus

5

Mempertimbangkan Mempertimbangkan jawaban dari teman

Membayangkan Membayangkan jika berada disituasi tersebut

Menghubungkan Menghubungkan sifat cahaya yang merambat lurus dengan kehidupan sehari-hari 2. Memahami diri Menyadari Menyadari manfaat sifat

cahaya yang merambat lurus dalam kehidupan sehari-hari

6

Mengenali Mengenali sifat cahaya yang merambat lurus

Merefleksikan Merefleksikan apa yang belum dipahami

(51)

29 Kriteria penentuan skor atau rubrik penelitian dapat dilihat dalam tabel berikut:

Tabel 3.4 Rubrik Penilaian

No. Variabel Indikator Kriteria Skor

1. Membangun empati

Mengambil peran untuk memecahkan kasus

Jika memecahkan kasus dengan memberikan 3 alasan dengan tepat

4

Jika memecahkan kasus dengan memberikan 2 alasan dengan tepat

3

Jika memecahkan kasus dengan memberikan 1 alasan dengan tepat

2

Jika tidak dapat memecahkan kasus 1 Mempertimbangkan

jawaban dari teman

Jika menerima / menolak jawaban dari teman dengan memberikan 3 alasan dengan tepat

4

Jika menerima / menolak jawaban dari teman dengan memberikan 2 alasan dengan tepat

3

Jika menerima / menolak jawaban dari teman dengan memberikan 1 alasan dengan tepat

2

Jika langsung menerima/ menolak jawaban dari teman tanpa alasan

1

Membayangkan jika berada disituasi tersebut

Jika mampu membayangkan jika berada disituasi tersebut dan dapat menjelaskan 3 alasan dengan tepat

4

Jika mampu membayangkan jika berada disituasi tersebut dan dapat menjelaskan 2 alasan dengan tepat

3

Jika mampu membayangkan jika berada disituasi tersebut dan dapat menjelaskan 1 alasan dengan tepat

2

Jika tidak mampu membayangkan jika berada disituasi tersebut

1

Jika mampu menghubungkan sifat cahaya yang merambat lurus dengan kehidupan sehari-hari dengan sangat tepat

4

Jika mampu menghubungkan sifat cahaya yang merambat lurus dengan kehidupan sehari-hari dengan tepat

3

Jika mampu menghubungkan sifat cahaya yang merambat lurus dengan kehidupan sehari-hari dengan kurang tepat

2

Jika tidak mampu menghubungkan sifat cahaya yang merambat lurus dengan kehidupan sehari-hari

1

Jika menyadari dan mampu menjelaskan 2 manfaat sifat cahaya yang merambat lurus dalam kehidupan sehari-hari dengan tepat

(52)

30

3.7 Teknik Pengujian instrumen

Instrumen penelitian diuji coba terlebih dahulu sebelum nantinya diberikan kepada responden. Hal ini dilakukan untuk menghindari adanya pertanyaan dan bahasa yang digunakan kurang jelas. Pengujian instrumen ini dilakukan juga dimaksudkan untuk mngetahui validitas dan reliabilitas instrumen penelitian yang telah dibuat.

No. Variabel Indikator Kriteria Skor

Jika menyadari dan mampu menjelaskan 1 manfaat sifat cahaya yang merambat lurus dalam kehidupan sehari-hari dengan tepat

3

Jika menyadari namun tidak

menjelaskan manfaat sifat cahaya yang merambat lurus dalam kehidupan sehari-hari

2

Jika tidak menyadari dan tidak mampu menjelaskan manfaat sifat cahaya yang merambat lurus dalam kehidupan sehari-hari

Jika mampu mengenali dan menyebutkan 2 benda yang dapat menjadikan cahaya merambat lurus

4

Jika mampu mengenali dan menyebutkan 1 benda yang dapat menjadikan cahaya merambat lurus

3

Jika mampu mengenali namun tidak menyebutkan benda yang dapat menjadikan cahaya merambat lurus

2

Jika tidak mampu mengenali dan tidak menyebutkan benda yang dapat menjadikan cahaya merambat lurus

1

Merefleksikan apa yang belum dipahami

Jikamampu merefleksikan apa yang belum dipahami dengan sangat jelas

4

Jikamampu merefleksikan apa yang belum dipahami dengan jelas

3

Jikamampu merefleksikan apa yang belum dipahami dengan kurang jelas

2

Jika mampu menjelaskan sejauh mana memahami materi dengan alasan yang sangat logis

Jika mampu menjelaskan sejauh mana memahami materi dengan alasan yang logis

4

Jika mampu menjelaskan sejauh mana memahami materi dengan alasan yang kurang logis

3

Jika tidak mampu menjelaskan sejauh mana memahami materi

2

Tidak mampu menjelaskan sejauh mana memahami materi

(53)

31

3.7.1 Uji Validitas

Validitas merupakan derajat ketepatan antara data yang terjadi pada obyek penelitian dengan daya yang dapat dilaporkan oleh peneliti (Sugiyono, 2012: 267). Suatu skala pengukuran dikatakan valaid apabila skla tersebut digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Sarwono, 2006: 99). Menurut Masidjo (1995: 243-245) mengungkapkan ada 3 (tiga) macam atau jenis validitas, yaitu validitas isi, validitas konstruk, dan validitas kriteria. Validitas isi adalah suatu validitas yang menunjukkan sampai dimana isi suatu tes atau alat pengukur mencerminkan hal-hal yang mau diukur atau diteskan. Validitas konstruksi atau konsep adalah suatu validitas yang menunjukkan sampai dimana isi suatu tes atau alat pengukur sesuai dengan suatu konsep yang seharusnya menjadi isi tes atau alat pengukur tersebut atau konstruksi teoritis yang mendasari disusunnya tes atau alat pengukur tersebut. Validitas kriteria adalah suatu validitas yang memperhatikan hubungan yang ada anatara tes atau alat pengukur dengan pengukur lain yang berfungsi sebagai kriteria atau bahan pembanding.

Penelitian ini menggunakan validitas isi dan konstruk. Tahapan pertama adalah dilakukannya validitas isi. Validitas isi dilakukan dengan cara expert

judgment.Expert judgment dilakukan dengan cara melakukan konsultasi kepada ahli IPA dan guru pengajar SD Kanisius Sengkan guna melihat kualitas kisi-kisi materi sifat-sifat cahaya yang akan digunakan sebagai penelitian. Tahapan kedua adalah validitas konstruk. Validitas ini dilakukan dengan berdasarkan analisis analisis faktor. Untuk mempermudah perhitungan validitas konstruk maka peneliti menggunakan program komputer IBM SPSS Statistic 20 for Windows.

Pengujian validitas ini dilakukan di SDK Demangan dengan mempertimbangkan bahwa SD ini memilki kelas paralel, dan memilki akreditasi yang sama dengan SD yang dijadikan tempat penelitian. Uji validitas ini dilakukan dengan jumlah responden kelas IV adalah 83 siswa.

Instrumen atau item soal dikatakan valid jika harga sig. (2-tailed) di bawah

(54)

32 Berikut adalah hasil perhitungan validitas yang dilakukan di SD Kanisius Demangan dengan menggunakan perhitungan SPSS.

Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas

No

Memperkirakan 0,213 0,241 0,028 Valid

Memberi contoh 0,213 0,322 0,003 Valid

2 Mengiterpretasi Menginterpretasi 0,213 0,277 0,11 Valid

Mengritisi 0,213 0,277 0,11 Valid

Memberi ilustrasi 0,213 0,385 0,000 Valid

Menceritakan 0,213 0,307 0,005 Valid

Membandingkan 0,213 0,613 0,000 Valid

5 Membangun Empati

Mengambil peran sebagai

0,213 0,577 0,000 Valid

Mempertimbangkan 0,213 0,553 0,000 Valid

Membayangkan 0,213 0,637 0,000 Valid

Menghubungkan 0,213 0,674 0,000 Valid

6 Memahami Diri Menyadari 0,213 0, 417 0,000 Valid

Mengenali 0,213 0,334 0,002 Valid

Merefleksikan 0,213 0,519 0,000 Valid

Menilai diri 0,213 0,549 0,000 Valid

(55)

33 Hasil perhitungan pearson correlation variabel membangun empati yang terdiri dari empat indikator yakni mengambil peran sebagai sebanyak 0,577, indikator mempertimbangkan sebanyak 0,553, indikator membayangkan sebanyak 0,637, indikator menghubungkan sebanyak 0,674. Untuk variabel memahami diri juga terdiri dari empat indikator yakni indikator menyadari sebanyak 0,417, indikator mengenali sebanyak 0,334, indikator merefleksikan 0,519, indikator menilai diri 0,549. Variabel membangun empati dan memahami diri nilai sig. (2-tailed)

dibawah 0,05 (p <0,05) sehingga dinyatakan valid.

3.7.2 Uji Reliabilitas

Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa

kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama (Sugiyono, 2010: 173). Untuk melakukan uji realibilitas digunakan teknik pengujian untuk memeriksa internal consistensy yaitu dengan Alpha Cronbach. Untuk itu digunakan program SPSS 20 dengan tingkat kepercayaan 95%. Suatu konstrak dikatakan reliabel jika harga Alpha Cronbach > 0,60 Nunnally (dalam Ghozali, 2009: 46). Hasil perhitungan reliabilitas dihitung dengan menggunakan

IBM SPSS Statistic 20 for Windows untuk pengujian di SD Kanisius Demangan adalah sebagai berikut:

Tabel 3.6 Tabel Perhitungan Reliabilitas semua indikator

No. Variabel Indikator Cronbach Alpha Kualifikasi

1. Menjelaskan Menunjukkan 0,803 Reliabel

Tinggi Menjelaskan

Memperkirakan

Memberi contoh

2. Mengiterpretasi Menginterpretasi Mengritisi Memberi ilustrasi Menceritakan

(56)

34

No Variabel Indikator Cronbach Alpha Kualifikasi

Memberi Argumen 0,803 Reliabel

tinggi Menganalisis

Membandingkan 5. Membangun

Empati

Mengambil peran sebagai Mempertimbangkan Membayangkan Menghubungkan 6. Memahami Diri Menyadari

Mengenali Merefleksikan Menilai diri

3.8 Teknik Analisis Data (tes)

Teknik yang digunakan oleh peneliti merupakan teknik analisis data

dengan menggunakan program komputer IBM SPSS 20 for Windows yang meliputi beberapa langkah, yaitu:

3.8.1 Uji Normalitas Distribusi Data

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data terdistribusi dalam kurva normal atau tidak (Priyanto, 2012: 132). Uji normalitas data yang digunakan pada penelitian ini adalah Kolmogorov-Smirnov dengan tingkat kepercayaan 95%. Metode pengambilan keputusan uji normalitas adalah sebagi berikut:

1. Jika harga Sig. (2-tailed) > 0,05 maka data berdistribusi normal. Jika data terdistribusi normal maka teknik analisis selanjutnya menggunakan teknik statistik parametrik, dalam hal ini dapat digunakan independent samples t-test atau paired samples t-test (Priyanto, 2012: 17-25).

2. Jika harga Sig. (2-tailed) < 0,05 maka distribusi data tidak normal. Jika data tidak normal maka teknik statistik yang digunakan adalah statistik non-parametrik Mann-WhitneyU test atau Wilcoxon signed ranks test.

3.8.2 Uji Pengaruh perlakuan

3.8.2.1 Uji Perbedaan Rerata Skor Pretest

Uji perbedaan kemampuan awal dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya

perbedaan skor pretest pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Uji perbedaan kemampuan awal ini bertujuan untuk memastikan apakah kedua

Gambar

Gambar 2.1Cahaya Merambat Lurus
Gambar 2.2Pemantulan Baur dan Pemantulan Teratur
Gambar 2.4Cermin Cekung
Gambar 2.6Cahaya Dapat Dibiaskan
+7

Referensi

Dokumen terkait

dijangkau, calon mahasiswa akan mendapatkan informasi wilayah FT lebih cepat daripada harus datang ke kampus FT. Berbagai informasi wilayah FT bisa berisi mengenai

dengan judul “ Pengaruh Lingkungan Kerja Non Fisik dan Karakteristik Pekerjaan Terhadap Kepuasan Kerja (Studi pada Karyawan Hotel Bintang Dua di Yogyakarta) ”.. Semoga skripsi

Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa diperlukan basis data yang digunakan untuk menyimpan data barang masuk, barang keluar, dan data permintaan barang yang akan

K[ltrrAlAN UJr

Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Guna Menyelesaikan Studi pada Program Diploma III. Fakultas Ekonomi Universitas

Apabila pelayanan yang diterima atau dirasakan sesuai dengan yang diharapkan, maka kualitas pelayanan dipersepsikan baik dan memuaskan, sehingga melalui kepuasan itu

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan nilai ujian nasional SLTP dengan prestasi belajar mata pelajaran alat ukur siswa kelas X Mekanik Otomotif di

Banyaknya Sekolah Negeri Dirici Menurut Desa di Kecamatan Teluk Ambon Baguala Baguala, 2014 Number of State Schools by Village in Teluk Ambon Baguala Baguala District, 2014 ……… 33