iv ABSTRAK
TIARA RIZKIA MARGANA 110110120017
Keterlambatan proses bongkar muat/dwelling time salah satunya disebabkan oleh terhambatnya proses perizinan pengeluaran petikemas dari beberapa instansi terkait yang menyebabkan kerugian bagi pengguna jasa bongkar muat karena biaya logistik menjadi melonjak disebabkan peti kemas perlu “menginap” lebih lama di kawasan KSO TPK Koja. Tujuan penelitian yang diajukan dalam skripsi ini untuk mengetahui pihak manakah yang dapat dimintai pertanggungjawaban dalam pengurusan perizinan pengeluaran petikemas yang menyebabkan keterlambatan dan bagaimanakah bentuk pertanggungjawaban dalam memberikan ganti kerugian yang diberikan oleh operator terminal pelabuhan bersama-sama dengan pihak pengurusan perizinan petikemas.
Jenis penelitian ini adalah penelitian yuridis normatif yang dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka atau data sekunder belaka dengan menjalankan dua tahap penelitian, yaitu penelitian kepustakaan dan didampingi dengan penelitian lapangan. Data primer didapatkan melalui pengumpulan bahan dari beberapa narasumber, yaitu pihak KSO TPK Koja, pihak Direktorat Jenderal Bea Cukai (DJBC) dan pihak pengguna jasa bongkar muat. Data-data ini kemudian diolah dan dianalisis secara normatif kualitatif, yaitu metode yang menganalisis data-data yang diperoleh secara kualitatif untuk menemukan kejelasan atas pokok permasalahan.
v ABSTRACT
TIARA RIZKIA MARGANA
110110120017
Delays in the process of unloading / dwelling time one of them caused by delays in the licensing process container expenditure of some agencies who are causing harm to the loading service for logistics costs be increased due to the container needs to "stay" longer in the KSO TPK Koja. The purpose of the proposed research in this paper to find out which of the parties can be held accountable in a container licensing expenses caused the delay and how is a form of accountability in providing the compensation provided by the operator of port terminals together with the licensing of container.
This research is a normative juridical research conducted by examining the library materials or secondary data merely by running two stages of research, the research literature and accompanied with field research. The primary data obtained through the collection of material from several sources, namely the KSO TPK Koja, the Directorate General of Customs (DJBC) and the stevedore service users. These data are then processed and analyzed qualitatively normative, a method that analyzes the data obtained qualitatively to find clarity on the subject matter.