• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS MANFAAT GAWAI DALAM PEMBELAJARAN BERBICARA SD KELAS BAWAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "ANALISIS MANFAAT GAWAI DALAM PEMBELAJARAN BERBICARA SD KELAS BAWAH"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

Bidang unggulan: Pendidikan

LAPORAN PENELITIAN

ANALISIS MANFAAT GAWAI DALAM PEMBELAJARAN BERBICARA SD KELAS BAWAH

TIM PENELITI :

WAHYU NUNING BUDIARTI M. Pd MAWAN AKHIR RIWANTO M. Pd

SITI FATIMAH MAULIDIANA SOFI RAHMAWATI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA AL GHAZALI CILACAP 2020

(2)

2

HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN PENELITIAN UNUGHA CILACAP

Judul Penelitian : Analisis Manfaat Gawai Dalam Pembelajaran Berbicara SD Kelas Bawah

Bidang Unggulan : Pendidikan Ketua Peneliti

a. Nama Lengkap : Wahyu Nuning Budiarti M.Pd b. NIP/NIDN

c. Pangkat/Golongan : Asisten Ahli/ IIIb d. Jabatan Fungsional : Asisten Ahli

e. Jurusan : Pendidikan Dasar

f. Alamat Rumah :

g. Telp Rumah/HP : 085729100841

h. E-mail :

Jumlah Anggota Peneliti : 2 Orang Jumlah Mahasiswa : 2 Orang Lama Penelitian : 6 Bulan

Jumlah Biaya : Rp 2.000.000,00

Cilacap, 7 November 2020 Ketua Program Studi

( MAWAN AKHIR RIWANTO, M.Pd.) NIDN 0628098501

Ketua Peneliti

( Wahyu Nuning Budiarti, M.Pd ) NIDN 0628098303

Mengetahui, Kepala LP2M

(Fahrur Rozi, M.Hum ) NIDN 951011074

(3)

3

Judul Usulan Penelitian : Analisis Manfaat Gawai Dalam Pembelajaran Berbicara SD Kelas Bawah

1. Bidang Unggulan : Pendidikan 2. Ketua Peneliti :

a. Nama Lengkap : Wahyu Nuning Budiarti M. Pd b. NIP/NIDN : 0620018902

c. Pangkat/Golongan : Asisten Ahli/ III b d. Jabatan Fungsional : Asisten Ahli e. PS/Fakultas : PGSD/KIP

f. Alamat Rumah : Jl. Kambing 30 RT4/1 g. Telp Rumah/HP : 085729100841

h. E-mail : wahyu.nuning.b@gmail.com 3. Anggota peneliti

4. Objek penelitian yang diteliti : Keterampilan Berbicara 5. Masa pelaksanaan penelitian : 6 bulan

6. Anggaran yang diusulkan : Rp 2.000.000,00

7. Lokasi penelitian : SDN 2 Tipar, Kecamatan Rawalo

No Nama Bidang Keahlian Alokasi Waktu (Jam/ Minggu) 1 Wahyu Nuning Budiarti Pendidikan Dasar 10 jam

2 Mawan Akhir Riwanto Pendidikan IPA 8 jam 3 Siti Fatimah Maulidiana Pendidikan Dasar 6 jam 4 Sofi Rahmawati Pendidikan Dasar 6 jam

(4)

4

PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Wahyu Nuning Budiarti

NIDN : 0628098303

Judul Penelitian : Analisis Manfaat Gawai Dalam Pembelajaran Berbicara SD Kelas Bawah

Dengan ini menyatakan bahwa hasil penelitian ini merupakan hasil karya sendiri dan benar keasliannya. Apabila ternyata di kemudian hari penelitian ini merupakan hasil plagiat atau penjiplakan atas karya orang lain, maka saya bersedia bertanggung jawab sekaligus menerima sanksi.

Demikian pernyataan ini saya buat dalam keadaaan sadar dan tidak dipaksakan.

Ketua Peneliti

( Wahyu Nuning Budiarti, M.Pd ) NIDN 0628098303

(5)

5

ABSTRAK

Penggunaan gawai dalam pembelajaran berbicara anak usia prasekolah hingga usia SD kelas bawah berada dalam fase perkembangan bahasa secara ekspresif, yang artinya anak bisa mengungkapkan keinginan, pendapat, dan penolakannya melalui bahasa lisan. Dampak negatif bagi anak cenderung hanya fokus pada gawai dan malas untuk melakukan aktifitas fisik. Hal ini menyebabkan anak tidak melakukan kegiatan sosialisasi, yang mempengaruhi nilai sosial anak. Penggunaan media gawai dalam proses belajar pasti memiliki nilai positif dan negatif bagi orang tua, tetapi orang tua selaku pendamping belajar mampu mengarahkan anak kepada sisi positif media tersebut untuk proses pembelajaran dan perkembangan anak karena merupakan usia emas bagi pertumbuhan dan perkembangan otak mereka diwaktu usia anak- anak. Gawai sebagai sarana belajar tidak hanya memberi kontribusi pada pencapaian kognitif, namun juga terhadap kemampuan berbahasa mereka. Metodologi dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. manfaat yang di dapatkan siswa dengan menggunakan gawai a) sebagai media belajar siswa b). Sebagai pusat informasi c). Menambah wawasan siswa d) dan alat untuk memudah komunikasi. Dan kendala yang dihadapi siswa a) siswa harus mengeluarakan uang untuk menbeli paket internet pada saat belajar b) siswa yang tidak mempunyai gawai c) kurang motivasi siswa pada saaat belajar di rumah.

Kata Kunci : Gawai, keterampilan berbicara SD

(6)

6

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan Puji syukur ke hadirat Allah SWT, atas berkas Rahmat dan KaruniaNya, Kami dapat menyelesaikan kegiatan Penelitian Internal. Analisis manfaat gawai dalam pembelajaran berbicara SD kelas bawah. Penelitian ini merupakan perwujudan salah satu Tri Dharma Pergururan tinggi yang dilaksanakan oleh civitas akademika universitas Nahdlatul Ulama Al Ghazali Cilacap.

Kegiatan ini telah dilaksanakan pada tanggal 7 Juli -7 September 2020. Penelitian ini dilakukan berdasarkan kebutuhan peserta didik dimasa pandemi, terutama dalam Analisis manfaat gawai dalam pembelajaran berbicara SD kelas bawah. Dalam kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada :

1. Rektor Universitas Nahdlatul Ulama Al Ghazali Cilacap yang telah memberikan kemudahan dalam pelaksanaan pengabdian.

2. LPPM Universitas Nahdlatul Ulama Al Ghazali Cilacap yang telah memberikan dukungan dan bimbingan dalam pelaksanaan kegiatan penelitian ini.

3. Seluruh civitas akademika Universitas Nahdlatul Ulama Al Ghazali Cilacap yang telah membantu kelancaran pelaksanaan penelitian ini.

4. Seluruh keluarga besar SDN 2 TIPAR yang telah turut berpartisipasi aktif dalam pelaksanaan kegiatan penelitian ini.

Akhir kata semoga kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dapat bermanfaat bagi masyarakat Desa kesugihan kidul

Cilacap, 7 Oktober 2020

Ketua Pelaksana

(7)

7

DAFTAR ISI

Halaman Pengesahan ... ……… ii

Daftar Isi ... ……… iii

Pernyataan Keaslian Penelitian ... ……… iv

Abstrak ... ……… v

Kata pengantar ... ……… vi

Daftar isi ... ……… vii

BAB I PENDAHULUAN ... ……… 1

BAB II STUDI PUSTAKA ... ……… 3

BAB III METODE PENELITIAN ... ……… 7

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN .. ……… 10

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... ……… 15

DAFTAR PUSTAKA ... ……… 16

Lampiran-Lampiran 17

(8)

8 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang tengah merasakan perkembangan teknologi dan komunikasi, dan telah mengaplikasikannya dalam dunia pendidikan. Untuk bersaing dengan negara lain tentunya Indonesia membutuhkan generasi-generasi yang kelak mampu bersaing dengan bangsa lain dalam memajukan bangsa, maka dari itu dibutuhkan kesadaran akan teknologi yang tengah berkembang saat ini. Berbicara adalah keterampilan yang dibutuhkan oleh setiap orang karena pada dasarnya setiap orang dapat mengungkapkan informasi yang diinginkan secara lisan. Salah satu dari empat keterampilan berbahasa yang perlu ditanamkan guna memaksimalkan perkembangan keterampilan komunikasi siswa yaitu keterampilan berbicara. Dalam hal ini kemampuan berbicara bukan hanya kemampuan siswa dalam mengutarakan hal yang sederhana dalam percakapan sehari-hari, namun kemampuan berbicara pada acara-acara formal. Setiap orang tidak langsung memiliki keterampilan berbicara secara formal melainkan harus dilatih keterampilan berbicaranya. Keterampilan berbicara yang baik didapat dari segala bentuk ujian dalam bentuk latihan dan pengarahan atau bimbingan yang intensif.

Salah satu teknologi yang ada dan berkembang dalam dunia pendidikan adalah gawai. Hadirnya gawai mampu memberikan manfaat dan melengkapi fasilitas belajar mengajar guna mencapai tujuan belajar yang efektif dan efisien. Lebih dari itu, bahkan gawai dapat memenuhi kebutuhan belajar kognitif, afektif dan psikomotorik. Mengajar adalah tanggung jawab setiap orang, dalam hal apapun, semua memiliki keuntungan untuk memajukan sekolah. Semua hal dipertimbangkan, pandemi Covid telah membuat komunikasi pembelajaran mata-ke-mata menjadi menggunakan internet. Jelas ada kebutuhan untuk media sejauh mengajar dan mengambil selama periode pembelajaran internet ini. Media bergantung pada awal dari kata Latin media yang berarti perantara.

Media dapat diartikan sebagai penengah antara pengirim informasi yang mengisi sebagai sumber dan penerima informasi.

Dari hasil penelitian diungkapkan bahwa “penggunaan gawai pada hasil belajar siswa kelas bawah pada mata pelajaran tematik, khususnya daya bermain game mempengaruhi hasil belajar siswa. . Rumusan masalah penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan media gawai terhadap pembelajaran siswa kelas bawah. Selain itu, penelitian ini juga menganalisis keunggulan media gawai pada

(9)

9

pembelajaran berbicara siswa kelas bawah. Selanjutnya, melihat kendala yang dialami siswa saat belajar menggunakan media gawai pada siswa kelas bawah.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari penelitian ini adalah;

1. Apa saja pengertian gawai ?

2. Bagaiamanakah manfaat gawai dalam pembelajaran berbicara SD kelas bawah ?

3. Bagaimana pengaruh gawai dalam keterampilan berbicara C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah 1. Mengetahui pengertian gawai

2. Mengetahui Manfaat Gawai dalam pembelajaran berbicara SD kelas bawah 3. Mengetahui pengaruh gawai dalam keterampilan berbicara

D. Urgensi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dengan harapan mengetahui pengertian gawai dan dapat mengetahui manfaat gawai dalam pembelajaran berbicara SD kelas bawah .

(10)

10 BAB II STUDI PUSTAKA

A. Pengertian Gawai

Gawai atau yang sering disapa dengan sebutan gadget adalah suatu peranti atau instrumen yang memiliki tujuan dan fungsi praktis yang secara spesifik dirancang lebih cangggih dibandingkan dengan teknologi yang diciptakan sebelumnya. terutama untuk membantu pekerjaan manusia. Secara estimologi gawai adalah sebuah istilah dalam bahasa Inggris yang berarti perangkat elektronik mekanik dengan fungsi praktis;

disebut juga sebagai gadget. Diantaranya smartphone seperti iphone, android dan blackberry, laptop serta notebook. Artinya, dari hari ke hari gawai selalu muncul dengan menyajikan teknologi terbaru yang membuat hidup manusia menjadi lebih praktis. Gadget merupakan produk dari hasil kemanjuan teknologi yang banyak digunakan oleh banyak orang, bukan banya orang dewasa yang tertarik untuk menggunakan gadget, banyak juga anak-anak yang menyukai gadget karena kecangihan dan fitur yang menarik di dalamnya.

Perkembangan zaman teknologi ini sangat maju dan pesat sehingga semua orang dapat mudah mendapatkan informasi. Beberapa sekolah yang penulis temui sudah mulai mengharuskan menggunakan gawai, karena untuk memberikan kemudahan bagi guru dalam kegiatan belajar dan mengajar di sekolah. Kebutuhan siswa saat ini tidak hanya kebutuhan yang selalu kita temui sehari-hari sebelum adanya gawai, kini gawai menjadi sesuatu yang penting dan wajib dimiliki oleh anak sekolah.

Gawai digunakan di sekolah dengan tujuan untuk memepermudah siswa, jika siswa mengerjakan tugas dengan baik maka mendapatkan nilai yang maksimal. Siswa akan mendapatkan nilai maksimal jika mampu menyelaraskan daya fikirnya dengan memanfaatkan teknologi dan informasi dengan baik sebagaimana mestinya.

B. Manfaat Gawai Dalam Pembelajaran Berbicara SD Kelas Bawah

Secara umum manfaat gawai dalam pembelajaran adalah memperlancar interaksi antara guru dengan siswa sehingga akan terciptanya proses belajar mengajar yang efektif dan efisien. Manfaat secara khusus dengan adanya gawai penyampaian materi akan dengan mudah diterima oleh siswa dan mampu meningkatkan kemampuan memahami materi pada siswa dengan bantuan gawai. Gawai memiliki fungsi dan

(11)

11

manfaat yang relatif banyak sesuai dengan penggunanya. Fungsi gawai secara umum diantaranya yaitu komunikasi, Sosial, Belajar/Pendidikan, Hiburan. Gawai digunakan di sekolah dengan tujuan untuk memepermudah siswa, jika siswa mengerjakan tugas dengan baik maka mendapatkan nilai yang maksimal. Siswa akan mendapatkan nilai maksimal jika mampu menyelaraskan daya fikirnya dengan memanfaatkan teknologi dan informasi dengan baik sebagaimana mestinya. Pada penelitian kali ini, intensitas penggunaan gawai merupakan kadar keseringan siswa dalam memanfaatkan gawai baik untuk kepentingan belajar maupun yang lainnya. Gawai diakui dapat memberikan banyak manfaat, namun terkadang gawai juga memberikan dampak yang merugikan siswa karena begitu banyaknya informasi yang disajikan melalui gawai.

Kurikulum yang digunakan saat ini lebih menekankan agar siswa lebih aktif, kreatif dan mampu belajar, berlatih, dan mengembangkan wawasan ilmu pengetahuan yang dimilikinya. Seringkali guru dihadapkan pada materi yang harus menggunakan media pembelajaran guna untuk memvisualisasikan materi yang akan diajarkan. Dalam hal ini guru dan siswa dikatakan sama-sama membutuhkan gawai (laptop, smartphone) untuk dijadikan sebagai media pembelajaran ketika proses pembelajaran berlangsung.

Selain itu, meningkatkan antusias siswa untuk semangat belajar dibutuhkan penyajian materi yang menarik perhatian siswa, sehingga siswa lebih mudah memahami materi yang disampaikan. Dalam hal ini, gawai memiliki peran untuk membantu baik itu guru maupun siswa untuk menjadikan gawai sebagai alat atau media pembelajaran, karena didalamnya gawai memiliki banyak sekali fitur yang mendukung untuk menyajikan data atau materi yang dilengkapi dengan teks, animasi, grafis, audio, dan video.

Sehingga guru mampu mengintegrasikan fitur-fitur diatas. Pada awalnya gawai tak menjadi suatu hal yang dibutuhkan bagi siswa, namun kini setelah sistem pembelajaran berubah, kini gawai menjadi salah satu kebutuhan bagi siswa untuk kepentingan belajarnya baik di sekolah maupun di rumah. Poses pembelajaran yang saat ini dilakukan dikelas tak terlepas dari peranan gawai.

Banyak hasil penelitian yang mengatakan bahwa gawai memiliki dampak positif dan negatif terhadap anak seperti dalam pembelajaran dan bermain untuk anak.

Gawai sebagai sarana belajar tidak hanya memberi kontribusi pada pencapaian kognitif, namun juga terhadap kemampuan berbicara mereka. Anak usia prasekolah hingga usia SD kelas bawah berada dalam fase perkembangan bahasa secara ekspresif, yang artinya anak bisa mengungkapkan keinginan, pendapat, dan penolakannya melalui bahasa lisan. Bahasa dan bicara anak merupakan potensi yang berkembang

(12)

12

cepat sehingga menjadi pola kebiasaan dimana perkembangan anak pada usia dini mempengaruhi penyesuaian pribadi serta sosialnya, dengan bertambahnya usia anak maka potensi itu akan terbentuk.

Beberapa hasil penelitian memiliki dampak negatif terhadap anak yang di timbulkan akibat penggunaan gawai yaitu anak bisa terkena pengaruh buruk dari internet termasuk rentan menjadi korban predator, atau bullying (kekerasan) di dunia maya, perkembangan otak anak dapat terpengaruh, Perkembangan fisiknya dapat terhambat karena anak menjadi malas bergerak, perkembangan kesehatan mental dan sosialnya dapat terganggu karena biasanya anak yang kecanduan internet dan gawai tidak mampu bersosialisasi dengan baik, kemungkinan anak tidak bisa mandiri dalam menyelesaikan masalah akibat ketergantungannya pada gawai dan kemampuan berpikirnya menjadi lamban terutama saat menghadapi masalah dalam situasi nyata.

Terhambatnya perkembangan bicara dan bahasa anak yang mengalami gangguan keterlambatan berbahasa mungkin hanya akan mampu menyambungkan satu dua kata saja, anak dengan keterlambatan bicara dapat menggunakan kata-kata atau frasa tetapi sulit untuk dimengerti, anak akan belajar berbicara dan berbahasa ketika berinteraksi dengan oranglain akan tetapi karena mereka lebih banyak menghabiskan waktu di depan layar gadget mereka menjadi jarang berinterkasi dengan oranglain berakibat pada kurangnya kemampuan bicara dan bahasa anak.

C. Keterampilan Berbicara

Berbicara adalah suatu keterampilan berbahasa yang berkembang pada kehidupan anak yang didahului oleh keterampilan menyimak, pada masa tersebutlah kemampuan berbicara atau berujar dipelajari. Berbicara sudah barang tentu erat berhubungan dengan perkembangan kosa kata yang diperoleh anak melalui kegiatan menyimak dan membaca. Sebelum matang dalam perkembangan bahasa juga merupakan suatu keterlambatan dalam kegiatan berbahasa

Bicara adalah bentuk bahasa yang menggunakan artikulasi atau kata-kata yang digunakan untuk menyampaikan maksud. Menurut Hurlock (1978:185) belajar berbicara mencakup tiga proses terpisah, tetapi saling berhubungan satu sama lain, yaitu mengucapkan kata, membangun kosakata, dan membentuk kalimat. Kegagalan menguasai salah satunya akan membahayakan keseluruhan pola bicara. Oleh karena itu, Peraturan Menteri No. 58 (2009:10) menyebutkan bahwa tingkat pencapaian perkembangan anak usia 5-≤6 tahun dengan lingkup perkembangan mengungkapkan bahasa meliputi menjawab pertanyaan yang lebih kompleks;

(13)

13

menyebutkan kelompok gambar yang memiliki bunyi yang sama; berkomunikasi secara lisan, memiliki perbendaharaan kata, serta mengenal simbol-simbol untuk persiapan membaca, menulis dan berhitung; menyusun kalimat sederhana dalam struktur lengkap (pokok kalimat- predikat- keterangan); memiliki lebih banyak kata-kata untuk mengekpresikan ide pada orang lain; serta melanjutkan sebagian cerita/dongeng yang telah diperdengarkan.

Menurut Ellis dalam Nuryani dan Dona Aji Karunia Putra, ada dua faktor yang memungkinkan anak dapat memperoleh kemampuan berbahasa, yaitu potensi faktor biologis dan faktor sosial. Selain itu, ada beberapa faktor penunjang yang menunjukkan penjabaran dari kedua hal di atas yang dapat mempengaruhi tingkat kemampuan bahasa yang diperoleh anak.

Faktor-faktor yang dimaksud adalah seperti berikut: (a) faktor biologis; (b) faktor lingkungan sosial; (c) faktor intelegensi; dan (d) faktor motivasi.

Pada penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang dipaparkan secara deskriptif. Menurut Denzin dan Lincoln dalam Albi Anggito dan Johan Setiawan (2018), menyatakan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang menggunakan latar alamiah dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan melibatkan berbagai metode yang ada. Menurut Erickson dalam Albi Anggito dan Johan Setiawan (2018), menyatakan bahwa penelitian kualitatif berusaha untuk menemukan dan menggambarkan secara naratif kegiatan yang dilakukan dan dampak dari tindakan yang dilakukan terhadap kehidupan mereka. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode non test, yaitu metode simak dan observasi. menurut Banister dalam Poerwandari yang terdapat dalam Ni’matuzahroh dan Susanti Prasetyaningrum (2018), observasi diarahkan pada kegiatan memperhatikan fenomena secara akurat, mencatat fenomena yang muncul dan mempertimbangkan hubungan antar aspek dalam fenomena tersebut. Pada kegiatan penelitan ini menggunakan dua teknik, yaitu teknik simak dan teknik observasi. Teknik simak pada kegiatan penelitian ini, peneliti menyimak saat anak berbicara dan mengungkapkan tuturan kata dengan bahasa yang sudah dipunya oleh anak.Kegiatan observasi dilakukan peneliti dalam kegiatan ini juga mengamati secara teliti bagaimana anak menuturkan kata-kata yang diucapkannya secara berulang, sehingga peneliti mampu menjadikan hal itu sebagai data untuk diteliti.

(14)

14 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Metode penelitian kualitatif digunakan dengan tujuan untuk meneliti kondisi objek yang alamiah, dimana peneliti sebagai instrument kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triamgulasi, analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekan makna dari pada generalisasi. Kondisi objek yang alamiah disini ialah penelitian memiliki makna bahwa tidak adanya rekayasa dalam proses penelitian sehingga penelitian bersifat apa adanya. Jenis metode kualitatif yang digunakan peneliti ialah studi kasus. Studi kasus merupakan bagian dari metode kualitatif yang bertujuan untuk memahami suatu kasus tertentu secara lebih mendalam dengan melibatkan pengumpulan beraneka sumber informasi.Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara triangualasi data yaitu wawancara, observasi dan dokumentasi..dan teknik analisis data dilakukan dengan cara reduksi, display dan verifikasi data.

1. Kondisi Sekolah

Pada tahap ini dilakukan observasi untuk mengumpulkan data tentang Analisis manfaat gawai dalam pembelajaran berbicara SD kelas bawah.

2. Analisis Kurikulum

Analisis materi IPA mengacu pada kompetensi inti, kompetensi dasar,silabus, buku guru dan buku siswa di sekolah dasar

3. Analisis Karakter Siswa

Analisis siswa diperlukan pada awal perencanaan untuk menentukan ciri dan kemampuan siswa. Karakteristik ini meliputi kemampuan dan latar belakang pengetahuan, sikap, bahasa yang digunakan serta perkembangan kognitif siswa.

3.2 Teknik pengumpulan data serta analisis data

Metode non tes ini dilakukan dengan mengambil dokumen atau data-data yang mendukung penelitian. Metode ini terdiri dari wawancara, dokumentasi, pengisian lembar validasi dan sebagainya. Analisis data yang dilakukan adalah menganalisis hasil validasi ahli serta hasil wawancara dan kuisieoner dari guru maupun dari siswa. Hasil dari data tersebut kemudian dicari persentase sehingga dapat terbaca hasil keberhasilan dari media yang dikembangkan.

(15)

15 BAB IV

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian ini mengatakan bahwa gawai memiliki manfaat terhadap anak seperti dalam pembelajaran dan bermain untuk anak. Gawai sebagai sarana belajar tidak hanya memberi kontribusi pada pencapaian kognitif, namun juga terhadap kemampuan berbahasa mereka. Anak usia prasekolah hingga usia SD kelas bawah berada dalam fase perkembangan bahasa secara ekspresif, yang artinya anak bisa mengungkapkan keinginan, pendapat, dan penolakannya melalui bahasa lisan. Bahasa dan bicara anak merupakan potensi yang berkembang cepat sehingga menjadi pola kebiasaan dimana perkembangan anak pada usia dini mempengaruhi penyesuaian pribadi serta sosialnya, dengan bertambahnya usia anak maka potensi itu akan terbentuk. Gawai sangat berpengaruh terhadap perilaku anak. Anak yang aktif dalam gawai akan lebih pasif dalam interaksinya dengan lingkungan sekitar karena pada realitanya ketika anak telah fokus terhadap suatu hal yang disukai dalam hal ini gawai maka anak cenderung mengabaikan segala hal, jika tidak dilakukan kontrol oleh orang tua hal ini dapat berakibat fatal bagi anak-anak. Selain bermanfaat untuk pembelajaran dan perkembangan anak, orang tua juga mengatakan makna memberikan gawai pada anak adalah agar tua dapat melakukan aktifitas lainnya. Menurut orang tua dengan anak usia prasekolah ini, anak sangat aktif di rumah, kadang orang tua ingin melakukan pekerjaan rumah tangga sedikit kesulitan karena anak selalu meminta untuk ditemani bermain. Beberapa faktor yang memengaruhi keterampilan berbicara yaitu:

a. Faktor Internal

Faktor internal berasal dari dalam diri siswa yakni masih kurangnya keberanian siswa dan kurangnya kepercayaan diri saat siswa diminta untuk berbicara. Selain itu siswa sebagian besar siswa pun takut salah ketika berbicara. Didukung oleh pendapat wali kelas I SD banyak siswa yang kurang membaca sehingga ketika ditanya siswa hanya diam dan tidak berani mengungkapan apa pendapatnya.

b. Faktor Eksternal

Faktor eksternal yaitu kurangnya latihan kegiatan berbicara pada saat pembelajaran daring karena pembelajaran daring yang diberikan biasanya tugas dalam bentuk menulis dan membaca melalui aplikasi Google Clasroom maka minimnya kegiatan berbicara ketika pembelajaran daring di masa pandemi ini menyebabkan keterampilan berbicara siswa kurang dilatih, sehingga sebagian siswa merasa kesulitan karena sudah satu tahun lebih jarang sekali dilatih keterampilan berbicara selama pembelajaran daring.

(16)

16

Berdasarkan hasil analisis data percakapan anak dikelas rendah yang bernama Fatir dengan kakaknya ditemukan analisis sintaksis, pengaruh bahasa anak terhadap gawai yang dimainkan secara berlebihan, faktor-faktor pemerolehan bahasa anak yang terpengaruh oleh gawai, efek yang terjadi pada anak akibat penggunaan gawai secara berlebih, dapat dilihat di bawah ini.

1. Analisis Sintaksis pada anak dikelas 1 SD dalam kalimat deklaratif.

Dalam data yang ditemukan, peneliti hanya menemukan ujaran anak yang menyatakan kalimat yang bersifat berita atau pernyataan (deklaratif) yang diperoleh oleh gawai melalui video-video yang ditontonnya.

Berita atau pernyataan (Deklaratif) Dapat di lihat dari tutur kalimat Fatir di bawah ini.

Fatir : dede bulukkk.

Kakak : kakak?

Fatir : kakak tantik haha.

Kakak : Mas Yuda?

Fatir : Mas Yuda bulukkkk.

Pada dialog antara Fatir dan sang kakak, Fatir sudah mampu membuat kalimat berita atau penyataan. Hal itu ditunjukkan dengan ucapan Fatir menyatakan bahwa dede buluk, kata dede merujuk pada dirinya sendiri dede sama dengan saya, dan buluk merupakan pelengkap yang menyatakan dirinya buluk. Lalu Fatir juga menyatakan kakak tantik yang artinya kakak perempuannya cantik. Fatir juga mengucapkan Mas Yuda buluk yang menyatakan bahwa kakak laki-kinya buluk, kata buluk yang dimaksud Fatir untuk kakak laki-lakinya dan dirinya bahwa mereka jelek.

2. Pengaruh Gawai terhadap Pemerolehan Bahasa Fatir.

Fatir : aku bingung harus belajar membaca.

Yang dimaksud oleh narasumber adalah dia kebingungan maka harus belajar membaca supaya lebih tau sesuatu. kalimat yang diucapkan oleh informan padahal belum lengkap dalam kategori kalimat. Namun, anak usia 7 tahun saat berbicara menggunakan satu kata yang dianggapnya sudah mewakili dari apa yang seharusnya.

Fatir: oy ngopi oy ada-ada bae.

Pada kalimat ini anak meniru bahasa yang berasal dari gawainya. Ketika anak membuka gawai dan diberikan akses internet, maka anak akan mudah menemukan video-video atau rekaman suara orang dewasa yang tidak terkontrol bahasanya dan tidak layak untuk diikuti oleh anak usia 7 tahun.

Kakak : selamat ulang tahun kakak gitu.

(17)

17 Fatir : ya.

Kakak : iya bilang dulu, bilang.

Adik : ya selamat ulang taun.

Pada percakapan antara anak usia 7 tahun itu dengan kakaknya, si adik tidak tepat dalam penggunaan kata. Kata taun seharusnya tahun.

Fatir : dede bulukkk Fatir : kakak tantik Kakak : Mas Yuda?

Fatir : Mas yuda bulukkkk

Pada percakapan ini juga menunjukkan bahwa anak usia 7 tahun sudah melakukan peniruan terhadap gawainya. Peniruan yang dilakukan Fatir adalah peniruan yang tidak lazim dilakukan oleh anak seusia Fakih. Di saat umur Fatir yang masih 7 tahun, dia sudah menirukan kata-kata cacian yaitu buluk, yang sama artinya dengan celaan terhadap orang lain. Fatir: iye dede main sama mama. Pada kalimat ini anak usia 7 tahun sering menonton video yang yang diucapkan oleh orang betawi. Hal itu menjadi suatu kebiasaan anak usia 7 tahun itu saat berkata iya menjadi iye. Dikhawatirkan jika Fatir secara terus menerus menirukan bahasa betawi akibat tontonannya itu, Fatir akan terbiasa berbicara tidak baku sampai besar.

3. Faktor-faktor anak Memainkan Gawai dengan bebas

a. Tidak adanya bimbingan dari orang tua terhadap gawai yang digunakan anak.

b. Orang tua yang sibuk dan memberikan gawai kepada anak dengan tujuan agar anaknya tidak mengganggunya saat beraktivitas.

c. Tidak adanya aturan-aturan dalam pola hidup anak yang harus dijalaninya selama tumbuh kembang sebagai anak-anak.

d. Gawai diberikan secara cuma-cuma kepada anak tanpa memikirkan efek yang akan terjadi.

e. Orang tua bangga jika anaknya pintar memainkan gawai diusianya yang terbilang masih kecil.

(18)

18

4. Efek yang terjadi pada pengaruh gawai terhadap pemerolehan bahasa pada anak usia 7 tahun.

a. Terjadinya efek candu pada anak. Yang menyebabkan anak mengalami candu terhadap gawai adalah diberikannya gawai secara bebas oleh orang tua yang tidak dibatasi pemakaiannya membuat anak merasa bahwa gawai adalah teman baiknya yang paling akrab oleh dirinya. Hal itu disebabkan karena orang tua ingin anaknya tidak rewel saat ditinggal beraktivitas. Namun hal itu bukanlah solusi yang tepat untuk mengisi hari-hari anak. Efek candu ini sangat berpengaruh pada rasa ingin tahu anak belajar berbicara pada orang sekitar.

b. Terjadi Radiasi Apabila anak terus-terus bermain gawai tanpa dibatasi, maka anak akan mengalami radiasi yang dapat menyebabkan anak akan mengalami gangguan fungsi otak pada anak yang sangat berpengaruh pada bahasa yang akan dituturkan anak, sebab pada proses pemahaman anak akan terganggu.

c. Proses belajar anak yang rendah. Anak yang sudah terbiasa bermain gawai tanpa dibimbing oleh orang tua akan membuat anak menjadi malas belajar untuk memperbaiki bahasanya seperti kata tutu yang artinya susu, anak tahu bahwa yang benar adalah susu, namun karena pengaruh gawai yang berlebih menjadikan anak tidak mau belajar mengubah kata-kata yang sudah terbiasa diucapkannya.

d. Meniru hal-hal yang belum sewajarnya. Pada peniruan yang dilakukan anak sudah menjadi hal yang biasa yang sudah terjadi pada kehidupan sehari-hari. Anak meniru hal-hal yang seharusnya belum pantas ditiru pada masa seusianya, menjadikan dampak negatif terhadap pemerolehan bahasa anak sesuainya. Seperti bahasa-bahasa gaul yang sudah marak di kalangan masyarakat, anak akan meniru bahasa-bahasa tersebut untuk dijadikan bahasanya dalam berkomunikasi.

Ada dua faktor yang memungkinkan mempengaruhi anak memperoleh kemampuan berbahasa yaitu faktor biologis dan faktor lingkungan sosial. Namun ada dua faktor lagi penunjang kemampuan tingkat pemerolehan bahasa pada anak yaitu faktor intelegensi dan faktor motivasi. Pada data yang sudah diteliti di atas, peneliti menemukan ada faktor motivasi dalam data tersebut. Menurut Ellis dalam Nuryani dan Dona (2013: 91), menyatakan bahwa pemerolehan bahasa didasari oleh asumsi mengenai penguasaan yang bertahap (gradual) dan terkait dengan unsur mengetahui (knowing). Berdasarkan konsep tersebut terdapat beberapa pendapat mengenai tahapan pemerolehan bahasa. dalam pandangan umum, proses pemerolehan bahasa pada anak berlangsung dalam beberapa

(19)

19

tahap, yaitu tahap peniruan, pemahaman makna, dan penggunaan kata-kata komunikasi.

Tahap peniruan adalah tahap ketika anak menirukan semua jenis bunyi yang didengar atau diperdengarkan kepadanya. Tahap pemahaman maknaadalah tahap ketika anak mulai mampu memahami makna kata. Tahap penggunaan kata-kata dalam komunikasi adalah tahap kompleks yang dilalui anak, yaitu tahap ketika anak mampu menggunakan kata- kata dalam suatu proses komunikasi. Berdasarkan faktor motivasi yang dijelaskan oleh Ellis, pada data di atas tahap peniruan adalah tahapan yang sesuai pada kasus Fakih.

Pengaruh gawai pada kehidupan sehari-harinya membuat gawai seolah alat untuk dia memperolah bahasa-bahasa yang digunakan untuk berkomunikasi. Pada anak usia 7 tahun anak masih terus mendapatkan bahasa-bahasa yang baik untuk diperolehnya dan harus selalu dibimbing dalam penggunaannya bermain gawai. Karena gawai di dalamnya sangat luas, banyak hal yang dapat ditemukan oleh anak jika tidak dipantau. Kalimat oy ngopi oy ada-ada bae, dede buluk, Mas Yuda buluk, itu semua hasil dari penirruan-peniruan yang dilakukan anak. Sehingga kata itu akan terserap dan menjadi bahasa yang diucapkannya tanpa tau makna dari ucapan itu sendiri.

(20)

20 BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Simpulan yang telah dilakukan peneliti dalam data pengaruh gawai terhadap pemerolehan bahasa anak dengan analisis sintaksis adalah sebagai berikut: pertama, peneliti menganalisis data dengan menggunakan pemerolehan sintaksis, pada pemerolehan bahasa sintaksis dikhususnya meneliti anak usia 2-7 tahun. Analisis data tersebut terdapat kalimat deklaratif yang digunakan oleh anak. Kedua, analisis kalimat anak pada pengaruh gawai dianalisisnya kalimat-kalimat yang diucapkan anak dan menemukan ketidaktepatan pengucapan bahasa yang digunakan anak serta peniruan-peniruan bahasa yang terjadi pada anak. Ketiga, adanya faktor-faktor anak bermain gawai dengan bebas. Keempat, adanya penjelasan efek-efek yang terjadi terhadap pemerolehan bahasa anak. Kelima, terdapat faktor motivasi, salah satu faktor yang memungkinkan anak memperoleh bahasa.

ditemukannya dengan penjelasan peniruan pada faktor motivasi tersebut.

B. Saran

Gawai sangat berperan dalam perkembangan belajar siswa karena, melalui gawai siswa mampu memenuhi dan meningkatkan kebutuhan perkembangan kognitif, afektif, dan psikomotorik secara mandiri, ataupun melalui guru, orang tua, dan orang lain. manfaat gawai dalam pembelajaran adalah memperlancar interaksi antara guru dengan siswa sehingga akan terciptanya proses belajar mengajar yang efektif dan efisien. Anak usia prasekolah hingga usia SD kelas bawah berada dalam fase perkembangan bahasa secara ekspresif, yang artinya anak bisa mengungkapkan keinginan, pendapat, dan penolakannya melalui bahasa lisan. Bahasa dan bicara anak merupakan potensi yang berkembang cepat sehingga menjadi pola kebiasaan dimana perkembangan anak pada usia dini mempengaruhi penyesuaian pribadi serta sosialnya, dengan bertambahnya usia anak maka potensi itu akan terbentuk. Untuk manfaat gawai dalam pembelajaran berbicara SD kelas bawah sangat penting untuk membantu baik itu guru maupun siswa untuk menjadikan gawai sebagai alat atau media pembelajaran, karena didalamnya gawai memiliki banyak sekali fitur yang mendukung untuk menyajikan data atau materi yang dilengkapi dengan teks, animasi, grafis, audio, dan video.

(21)

21

Dari hasil penelitian yang diperoleh manfaat gawai dalam pembelajaran adalah memperlancar interaksi antara guru dengan siswa sehingga akan terciptanya proses belajar mengajar yang efektif dan efisien. Manfaat secara khusus dengan adanya gawai penyampaian materi akan dengan mudah diterima oleh siswa dan mampu meningkatkan kemampuan memahami materi pada siswa dengan bantuan gawai. Gawai memiliki fungsi dan manfaat yang relatif banyak sesuai dengan penggunanya. Fungsi gawai secara umum diantaranya yaitu komunikasi, Sosial, Belajar/Pendidikan, Hiburan. Gawai digunakan di sekolah dengan tujuan untuk memepermudah siswa, jika siswa mengerjakan tugas dengan baik maka mendapatkan nilai yang maksimal. Siswa akan mendapatkan nilai maksimal jika mampu menyelaraskan daya fikirnya dengan memanfaatkan teknologi dan informasi dengan baik sebagaimana mestinya

(22)

22

DAFTAR PUSTAKA

Anggito, Albi dan Johan Setiawan. (2018). Metodologi Penelitian Kualitatif. Sukabumi: CV Jejak.

Emi Sudarwati. dkk. (2017). Pengantar Psikolinguistik. Malang: UB Press.

Kunjana Rahardi. (2005). Kesantunan Imperartiv Bahasa Indonesia. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Ni’matuzahroh dan Susanti Prasetyaningrum. (2018). Observasi: Teori dan Aplikasi dalam Psikologi.

Malang: Penerbit Universitas Muhammadiyah Malang.

Narsja, D. I. (2021). Analisis Keterampilan Berbicara Siswa Kelas IV Sekolah Dasar. Seminar Nasional Pendidikan Dasar, 1107-1112.

Nuryani dan Dona Aji Karunia Putra. (2013). Psikolinguistik. Ciputat: Mazhab Ciputat.

Rahayu, N. S. (2021). ANALISIS PENGGUNAAN GADGET PADA ANAK USIA DINI. Jurnal PAUD Agapedia, 204-207.

Ramlan. (2005). Ilmu Bahasa Indonesia Sintaksis. Yogyakarta: C.V. Karyono.

Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: PT Alfabet

Wijaya, A. S. (2021). DAMPAK GAWAI TERHADAP PERKEMBANGAN ANAK USIA PRASEKOLAH PADA MASA PANDEMI COVID-19. Jurnal Keperawatan Silampari, 108.

(23)

23 LAMPIRAN

a. Perkiraan Usulan Anggaran Penelitian

No Kegiatan Biaya/ Sat (Rp) Jumlah Biaya (Rp)

1. Honorarium

E. Ahli materi 100.000 100.000

F. Ahli bahasa 100.000 100.000

G. Ahli kesehatan masyarakat 100.000 100.000

H. Pembuatan media 300.000 300.000

2. Bahan dan Perawatan Penelitian

E. ATK 100.000 100.000

F. Kertas 100.000 100.000

G. Flash Disk 50.000 500.000

H. Kuota Data 50.000 200.000

3. Biaya Perjalanan

B. Survey pendahuluan 100.000 200.000

4. Lain-lain

B. Submit jurnal sinta 2 300.000 300.000

JUMLAH 2.000.000

Terbilang : dua juta rupiah

(24)

24 b. Riwayat Hidup Ketua dan Anggota Peneliti

DAFTAR RIWAYAT HIDUP Data Pribadi

Jabatan : Ketua Tim

Nama lengkap : Wahyu Nuning Budiarti, M.Pd Tempat dan Tgl Lahir : Cilacap, 28 September 1983 Jenis Kelamin : Pria / Wanita

Alamat : Jl. Kambing 30 RT4/1 Mertasinga Cilacap utara Telp/email : 085729100841/ wahyu.nuning.b@unugha.id Pendidikan Formal

Lulus Tahun 2015 : Pendidikan Dasar, Pasca Sarjana, Universitas Negeri Yogyakarta Kegiatan Penelitian

Tahun Tempat Publikasi Judul

2016 Jurnal Prima Edukasia Pengembangan media komik untuk meningkatkan motivasi belajar dan keterampilan membaca pemahaman siswa kelas IV

2019 Jurnal Dwija Cendekia Meningkatkan motivasi belajar Bahasa Indonesia SD menggunakan google classroom

2020 Prosiding Internasioanl ICLIQE

Development of Indonesian Language Learning Videos for Elementary Schools Storytelling Activities for Distance Learning 2020 Jurnal Pancar Pengembangan Tes Kesiapan Motorik Masuk Sekolah (Kemomase) 2020 Prosiding Nasional

Wijaya Kusuma Prosiding

Pengaruh Penggunaan Tes Kesiapan Motorik Masuk Sekolah (Kemomase) Terhadap Penilaian Yang Dilakukan Guru

Data Pribadi

Jabatan : Anggota Tim 1

Nama lengkap : Mawan Akhir Riwanto, M.Pd Tempat dan Tgl Lahir : Madiun, 28 September 1985 Jenis Kelamin : Pria / Wanita

Alamat : Kedungwringin RT3 RW3 Kecamatan Jatilawang, Banyumas, Jawa Tengah

Telp/email : 081335081500/ mawan.pgsd@unugha.id Pendidikan Formal

Lulus Tahun 2010 : Pendidikan Sains, Pasca Sarjana, Universitas Sebelas Maret Surakarta Kegiatan Penelitian

(25)

25

Tahun Jurnal Judul

2019 Jurnal Pancar Pengembangan Media Pembelajaran IPA Interaktif Berbasis Keterampilan Proses Sains untuk Kelas Atas Sekolah Dasar

2020 Jurnal Pancar Analisis Keterampilan Pengembangan Media Komik Digital Calon Guru SD Dalam Menjawab Tantangan Kemajuan Era Digital 2020 Prosiding

Internasional ICLIQE

Development of digital science comics for elementary school as a support for digital literacy in online learning

Cilacap, 21 Oktober 2020

Wahyu Nuning B 0628098303

Referensi

Dokumen terkait

Dari kedua jenis upah tersebut yang menguntungkan adalah upah borongan disebabkan karena upah borongan disebabkan karena upah borongan berdasar pada jumlah volume pekerjaan

Peduli Sangat peduli dan berusaha mengetahui cara menghargai perbedaan dalam masyarakat dengan cara membaca buku dan bertanya Peduli dan berusaha mengetahui cara menghargai

Perlakuan dosis pupuk phosphate tidak memberikan perbedaan yang nyata pada peubah tinggi tanaman semua umur pengamatan hal ini di duga karena pupuk phosphat merupakan

Penelitian yang akan dilakukan ini akan membahas tentang budaya tahlil sebagai media dakwah di masyarakat Kelurahan Cipadung.. dasarnya aktivitas keagamaan yang ada dalam

EVALUASI KESESUAIAN LAHAN BEKAS TAMBANG TIMAH UNTUK KOMODITAS PERTANIAN DI KECAMATAN MEMBALONG KABUPATEN BELITUNG. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

[r]

No. Persebaran Penduduk Desa Negeri Katon Berdasarkan Jenis kelamin.. Persebaran Penduduk Yang Sudah Bekerja ... Persebaran Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan ...