PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI STRATEGI KONTEKSTUAL BERBASIS KARAKTER PADA SISWA KELAS IV
SD N CEMARA DUA NO.13 SURAKARTA
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan Kepada
Program Studi Manajemen Pendidikan
Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Magister dalam Ilmu Manajemen Pendidikan
Oleh: Wahyu Ratnawati NIM: Q. 100.100.294
PROGRAM
STUDI
MANAJEMEN
PENDIDIKAN
PROGRAM
PASCASARJANA
PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI STRATEGI KONTEKSTUAL BERBASIS KARAKTER PADA SISWA KELAS IV
SD N CEMARA DUA NO.13 SURAKARTA
Oleh:
Wahyu Ratnawati 1, Sutama2, dan Suyatmi 3 1Guru SDN Cemara 2 Surakarta, 2
Staff Pengajar UMS Surakarta,
3 Staff Pengajar UMS Surakarta
Abstract
The objecti ves of this s tudy a re to des cribe the i ncrease (1) the quality of the process and (2) the quality of the output of learning ma thema ti cs Quality Through Cha racter Based Contextual Stra tegies For Students Class IV SDN Cema ra Dua No.13 Sura ka rta . This resea rch is qualita ti ve research. The resea rch was conducted using a ction resea rch design class that implements 2 cycles. The cycle consis ts of four a cti vi ties: planning, a ction, observa tion a nd reflection. The da ta were anal yzed in a non tes t (duri ng the learning process) and test (after the lea rning process). The da ta validity checking research is triangulation.
The resul ts of this s tudy a re (1) the quality i mprovement of the lea rning process, namel y the aspects of (a ) tea chers ' teaching a cti vi ties, (b) the s cientifi c cha ra cter value (disci pline, ha rd work, crea ti vi ty a nd responsibility) and (c) the use of contextual s tra tegies , (2) the quality output seen from the student’s lea rning result tha t is able to rea ch a value of KKM.
Keywords : quality, mathematics, character, contextual
Penda hulua n
Metema tika merupakan salah sa tu mata pela ja ran di Sekolah Dasa r dan
termasuk dalam mata pela ja ran yang di ujikan dalam Ujian Nasioanal (UN).
Untuk dapa t lulus Ujian Nasional salah satunya penentunya adalah nilai ma ta
seha ri‐ha ri, oleh ka rena i tu sangat memerl ukan kejelian a tau kesungguhan aga r
siswa bena r‐benar menguasai pelaja ran ma temati ka.Bahwa ma tema tika bagi
siswa selain untuk menunjang dan mengembangkan ilmu‐ilmu lainnya ,
ma tema tika juga diperlukan untuk bekal terjun dan bers osialisasi dalam
kehidupan bermasya ra kat. Dengan demikian diperlukannya pembelaja ran
ma tema tika yang berkuali tas.
Kenya taan di lapangan bahwa kuali tas pembelaja ran matema tika siswa
kelas IV SD N Cema ra Dua No.13 Sura ka rta masih rendah. Bukti da ri kualitas
pembela jaran siswa rendah dapa t diliha t da ri pengama tan anta ra lain: (1) bahwa
pada kegia tan pembelaja ran ma tema tika siswa diberi soal ya ng sediki t berbeda
saja tidak mampu mengerja kan, (2) siswa kura ng akti f dalam pembela jara n, (3)
siswa kurang mengha rgai siswa yang lain, (4) siswa kura ng terlibat aktif dalam
pembela jaran, (5) masih ada beberapa siswa kurang memanfaatkan wa ktu
dengan baik, (6) kurangnya kerjasama anta r siswa , (7) guru cenderung
melakukan pembela ja ran tea cher center dengan bantuan power point, (8) guru
cenderung mengeja r ma teri saja , kurang mengaitkan informasi ba ru dengan
pengetahuan yang suda h dimiliki siswa .
Kuali tas proses pembelaja ran ma tema tika yang rendah bera kiba t pada
hasil bela ja r siswa ya ng rendah. Hasil belaja r siswa kelas VI SD N Cema ra Dua No.
13 Suraka rta yang rendah tersebut terlihat da ri sebagian besa r siswa masih
mengikuti remidi ka rena nilai yang diperoleh belum memenuhi Kri teria
Ketuntasan Mini mal (KKM).Sedangkan KKM pada ma ta pela ja ran ma tema tika
adalah 80. Dibuktikan bahwa dilihat da ri hasil belaja r ra ta‐ra ta kelas 71 dan siswa
yang memperoleh nilai di bawah KKM a da 11 siswa a tau 41%. Rendahnya
pencapaian nilai akhi r siswa ini , menjadi i ndikasi bahwa pembela ja ran yang
dilakukan selama ini belum efektif. Nilai akhi r dari evaluasi belaja r belum
mencakup pena mpilan dan pa rtisipasi siswa dalam pembelaja ran, hingga suli t
untuk mengukur keterampilan siswa.Dengan demikian hasil belaja r ma tema tika
Kuali tas pembela ja ran ma tema tika siswa kelas IV SD N Cema ra Dua No.13
Suraka rta masih rendah mungkin disebabkan guru belum menggunakan s tra tegi
kontekstual berbasis ka rakter ka rena pembela ja ran dilakukan masih bersifa t
konvensional. Aga r kualitas pembela ja ran meningka t dapa t diama ti da ri kualitas
pembela jaran dilihat da ri proses dan output. Dalam pelaksanaan dilapangan
kegia tan pembela ja ran di kelas IV, guru menya mpaikan informasi kepada siswa
menggunakan power point, kemudian siswa diberi contoh soal dan diberi tugas
untuk mengerjakan s oal. Guru memberi tugas kepada siswa untuk mengerjakan
soal di didalam kelas, kemudian salah satu siswa di tunjuk untuk mengerjakan
soal di papan tulis dan siswa ya ng lain mencerma ti dan apabila siswa yang ma ju
i tu masih salah, lalu siswa beri kunya di suruh untuk menja wab yang bena r.
Setelah i tu siswa diberi tugas untuk mengerjakan soal di rumah.
Pembelaja ran Ma tema tika tidak mengguna kan pembelaja ran bersifa t
konvensional. Hal tersebut di tegaskan oleh oleh (Heruman, 2012: 4) bahwa pada
pembela jaran ma tema tika ha rus terda pat keterkai tan anta ra pengalaman belaja r
siswa sebelumnya dengan konsep yang akan dia ja rkan. Konsep‐konsep
ma tema tika pada tingka t lebih tinggi ti dak mungkin dapa t dipaha mi, sebelum
memaha mi konsep sebelumnya dengan baik. Ini bera rti bahwa pembelaja ran
ma tema tika ha rus bertahap dan berurutan seca ra sis tema tis serta ha rus
didasa rkan kepada pengalaman bela jar yang terdahulu. Seseorang akan lebih
mudah mempela ja ri sua tu ma teri ya ng ba ru bila didasa rkan kepada pengeta huan
yang telah diketahui dan dipaha mi.
Stra tegi konteks tual adalah s tra tegi yang digunakan dalam pembelaja ran
untuk menghubungkan pengetahuan siswa dengan pengalaman yang telah
di milikinya . Menurut Johnson (2011: 64), CTL adalah membantu pa ra siswa
dengan ca ra ya ng tepat untuk mengai tkan makna pada pelaja ran – pelaja ran
akademik mereka . Ketika pa ra siswa menemukan ma kna di dalam pelaja ran
– subjek a kademi k dengan konteks kehidupan keseha rian mereka untuk
menemukan makna .
Menurut Zaenul Fi tri (2012: 20) pendidikan ka ra kter bertujuan untuk
membentuk dan membangun pola piki r, sikap, dan perilaku peserta didik a ga r
menjadi pribadi yang positi f, bera khlak kari mah, berjiwa luhur, dan bertanggung
jawab. Oleh ka rena i tu, pengembangan ka ra kter bangsa hanya dapa t dilakukan
melalui pengembangan ka ra kter indi vi du seseorang.Akan tetapi , ka rena manusia
hidup dalam ligkungan sosial dan buda ya tertentu, maka pengembangan
ka ra kter indi vidu seseorang hanya dapa t dilakukan dalam lingkungan sosial dan
buda ya yang berangkutan. Artinya , pengembangan buda ya dan ka ra kter bangsa
hanya dapat dilakukan dalam suatu proses pendidi kan yang tida k melepaskan
peserta didi k da ri lingkungan s osial,buda ya mas ya raka t, dan buda ya bangsa aga r
menjadi manusia ya ng bertanggung jawab.
Berdasarkan uraian di a tas bahwa masalah pembela ja ran ti mbul
diakiba tkan ka rena guru dan siswa . Masalah tersebut mengakiba tkan kualitas
pembela jaran ma temati ka siswa kelas IV SD N Cema ra Dua No.13Suraka rta
rendah.Hal tersebut disebabkan ka rena pembelaja ran belum menggunakan
Stra tegi kontekstual berbasis ka rakter. Dengan demi kian untuk meni ngkatkan
pembela jaran matema tika perl u adanya tinda kan. Tinda kan berupa penggunaan
Stra tegi konteks tual berbasis ka rakter, yai tu terba gi dalam dua tindakan.
Tindakan perta ma siswa dibagi dalam kel ompok besa r dan tindakan yang kedua
siswa diba gi dalam kelompok kecil. Masing – masing tindakan menggunakan
Stra tegi konteks tual berbasis ka rakter.
Hasil penelitian oleh Elizabeth de Frei tas (2008) yang berjudul “Critical
Mathematics Education: Recognizing The Ethical Dimension Of Problem Solving “
dalam jurnal internasional Interna tional Electronic Journal of Ma themati cs
Educa tion ba hwa dalam peneli tiannya yang menguji ga gasan tentang aplikasi
ma tema tika merupakan tempa t untuk menga plikasikan konteks kehidupan nya ta
ma tema tika sebaiknya dimulai dega n menghubungkan keadaanya nya ta , bukan
didasa rkan pada teori kogni ti f sa ja ka rena dapat merusak transfer pengeta huan
siswa. Sebaiknya dalam pembelaja ran ma temati ka di kelas dihubungkkan dengan
kontek dunia nya ta siswa dan a danya pengenalan etika di sekolah dalam
pembela jaran ma tema tika .
Hasil penelitian oleh Na gabugo Ma rry (2008) ya ng berjudul “Large Class
Teaching in Resource‐Constrained Contexts: Lessons from Reflective Research in
Ugandan Primary Schools, dalam jurnal internasional Journal of International
Cooperation in Education bahwa dalam peneli tiannya tentang pembelaja ran di
kelas besa r. Hasil da ri peneli tiannya a dalah pembelaja ran di kelas besar dapa t
berlangsung dengan baik salah sa tunya adalah penggunaan s tra tegi
pembela jaran yang tepat. Ma ka perlunya adanya penelitian yang ha rus dilakukan
dengan menggunakan stra tegi yang tepat.
Hasil peneli tian oleh Weller (2011) yang berjudul Documentary Method
and Participatory Research: Some Interfaces dalam jurnal internasional
International Journal of Action Research. mena mbahkan bahwa penelitian
tinda kan bera wal da ri masalah yang berasal da ri pembelaja ran di sekolah ,
dengan a danya masalah dapa t dipecahkan dengan mengguna kan metode
konseptual yang ha rus dipecahkan sesuai dengan konteks masalah ya ng ada .
Hasil Penelitian Ifrad (2006) dengan judul “ Contextual Teaching And
Learning Practices In The Family And Consumer Sciences Curriculum” dalam
jurnal internasional Journal Of Family And Consumer Sciences Education bahwa
konsep pembela jaran konteks tual mendapat penga ruh da ri lingkungan keluarga .
Guru a kan lebih mudah dalam memberikan ma teri dengan mengaitkan
pembela jaran dengan pengalaman yang dialami oleh siswa . Sebaiknya dalam
pembela jaran konteks tual disisipkan denga n pendidi kan ka rakter, sehingga siswa
dapa t memperoleh pengalaman ya ng berka rakter.
Hasil penelitian Pala (2011) yang berjudul “The Need For Character
And Humanity Studies bahwa pendidikan ka rakter adalah gerakan nasional
menciptakan sekolah yang mendorong etika , bertanggung jawab dan peduli
ora ng‐orang muda dengan pemodelan dan menga ja rka n ka ra kter ya ng baik
melalui penekanan pada nilai‐nilai uni versal ya ng ki ta semua berbagi .
Pendidikan ka rakter mendapa t dukungan proakti f da ri sekolah, kabupa ten, dan
Nega ra untuk menanamka n ka rakter pada siswa yang penting anta ra lain nilai‐
nilai etika seperti peduli, kejujuran, tanggung jawab keadilan, dan menghorma ti
di ri dan orang lain.
Bertolak da ri pemiki ran tersebut di atas dan menginga t pentingnya
pembela jaran ma temati ka, maka peneli ti terta rik untuk mengangkat sebuah
penelitian yang berjudul “Peningka tan Kualitas Pembela ja ran Ma tema tika
Melalui Stra tegi Konteks tual berbasis Ka rakterBagi Siswa Kelas IV SD N Cema ra
Dua No.13 Suraka rta .
Peneli tian ini di fokuskan pada (1) Bagaimanakah peningka tan kualitas
proses pembela ja ran ma tema tika melalui stra tegi konteks tual berbasis ka rakter
dan (2) Bagaimanakah peningka tan kualitas output pembelaja ran ma tema tika
melalui stra tegi konteks tual berbasis ka rakterbagi .
Ada dua tujuan penelitian yai tu (1) Tujuan umum yang hendak dicapai
dalam peneli tian ini adalah mendeskripsikan dan menjelaskan penerapan
s tra tegi kontekstual berbasis kara kteruntuk meningka tkan kualitas pembelaja ran
ma tema tika ma teri ba ngun da ta r. (2) Tujuan Khusus yai tu untuk meni ngkatkan
kualitas proses dan meningkatkan kualitas output dalam pembelaja ran
ma tema tika ma teri bangun da ta r melalui s tra tegi konteks tual berbasis ka rakter.
Hasil peneli tian ini diha rapka n memberi kan manfaa t secara teori tis dapat
memberi kan nilai tambah (kontribusi) dalam upa ya mengembangkan
pengetahuan tentang konsep‐konsep dan teori – teori pembelaja ran
Ma temati ka umumnya dan khusunya dalam meningka tkan kualitas pembelaja ran
memberi kan masukan penting bagi guru, sebagai alterna tif pengguna s tra tegi
kontekstual berbasis ka rakter dalam pembelaja ran.
Metode Penelitia n
Peneli tian ini seca ra keseluruhan mengguna kan jenis peneli tian kuali tati f.
Menurut Sutama (2010: 32) peneli tian kualita tif lebih diarahkan untuk
memaha mi fenomena‐fenomena sosial da ri perspekti f pa rtisipan. Desain
penelitian mengguna kan Penelitian Ti ndakan Kelas. Menurut Suha rsimi ,dkk
(2010:2), penelitian ti ndakan kelas merupakan sua tu pencerma tan terhadap
kegia tan belaja r berupa sebuah tindakan yang sengaja di munculkan dan terjadi
dalam sebuah kelas seca ra bersamaan. Lokasi penelitian SDN Cema ra Dua No.13
Suraka rta . Waktu penelitian 5 bulan, yai tu mulai bulan Juli hingga November
2012.
Sumber Da ta Penelitian meliputi Informan, dokumen, dan tempat a tau
peris tiwa . Subyek peneli tian adalah guru seba gai peneliti , guru sebagai
penga mat, dan siswa SDN Cema ra Dua No 13 Sura karta . Teknik pengumpulan
da ta , yai tu observasi, wa wanca ra mendalam, dan dokumentasi . Teknik analisis
da ta menggunakan a nalisis kualita ti f metode ali r. Kea bsahan da ta menggunakan
triangulasi sumber.
Hasil Penelitian dan Pembahasan
Pembelaja ran ma temati ka pada kondisi awal masih rendah. Terbukti da ri
siswa ya ng memperoleh nilai di bawah KKM ada 11 siswa atau 41%. Rendahnya
pencapaian nilai akhi r siswa ini, menjadi indikasi bahwa pembelaja ran
ma tema tika selama ini belum efektif. Menurut Mui js da n Reynolds (2008:333)
ma tema tika adalah kenda raan utama untuk mengembangkan kemampuan
berpiki r logis dan kemampuan kogni tif yang lebih tinggi pada ana k‐anak.
Peni ngkatan pembelaja ran matema tika dapa t dilihat da ri peningka tan
kegia tan belaja r selama proses pembelaja ran dengan mengguna kan ins trument
penilaian. Menurut Stone (2009: 50) ma temati ka dapat dan ha rus diaja rkan
dalam suasana yang kondusif untuk pemiki ran, yang bebas da ri tekanan.
Sedangkan peningka tan output menggunakan penilaian kogniti f. Menurut
Taksonomi Bloom dalam Uno (2006: 35‐39), ranah kogni ti f diklasifikasikan
menjadi 6 tingka tan sebagai berikut: 1) pengetahuan, 2) pemahama n, 3)
penerapan, 4) analisis, 5) sintesis, da n 6) evaluasi.
1. Kuali tas Proses Pembelaja ran
a . Pengama tan Kemampuan Guru Mengaja r
Untuk dapa t mengetahui peningka tan kuali tas proses
pembela jaran da pat diliha t melalui aspek pengama tan kemampuan guru
mengaja r mengalami peningkatan yai tu da ri kondisi a wal dengan skor
3,02 , si klus I dengan skor 3, 55 dan sklus II denga n skor 3,85.
Berdasarkan pengama tan kemampuan guru menga ja r sudah
dalam ka tagori sa nga t memuaskan. Dalam pembelaja ran guru mampu
mempersiapkan pembela jara n dan membuka pembela jara n dengan baik,
sistemati ka penyampaian ma teri jelas sehingga mudah dimengerti siswa ,
penggunaan s tra tegi pembelaja ran seca ra tepa t, penerapan model
pembela jaran dan da ya ta ri k media sesuai , kemampuan menggunakan
media dapa t menumbuhkan pa rtisipasi aktif dan a ntusiasme dalam
bela ja r, guru selalu memantau kema juan bela ja r, dan menggunakan
bahasa lisan dan tulis seca ra bena r, serta guru mampu menutup
pembela jaran dengan baik sehingga menimbulkan kesan belaja r yang
bermakna bagi siswa.Menurut Van de Walle ( 2008: 3) Untuk mencapai
pendidikan matema tika yang berkualitas para guru ha rus (1) memahami
seca ra mendalam matema tika yang mereka aja rkan, (2) memahami
perkembanga n ma tema tika siswa seca ra i ndi vidual , (3) memilih tugas –
Tabel 2 Perkembangan Aspek Penilaian Ka rakter Siswa Ra ta‐Ra ta
di maksud adalah dalam mengi kuti pembelaja ran siswa menunjukkan
perilaku tertib dan pa tuh pada berbagai ketentuan dan pera turan.
Berdasarkan hasil peneli tian bahwa siswa mengerjakan tugas da ri guru
selalu tepat waktu, pa tuh terhadap perintah guru, menginga tkan teman
untuk melaksanakan tugas tepa t waktu, selalu memperhatikan guru
sehingga siswa selalu siap ketika guru bertanya , jika siswa melakukan
kesalahan siswa rela meneri ma sangsi a tas pelangga ran yang dilakukan
dengan demi kian kedisiplinan dapa t meningka tkan kualitas proses
pembela jaran. Menurut hasil penelitian Nakpodia (2008) ba hwa disiplin
merupa kan aset penting untuk setiap mas ya raka t, sekolah adalah bagian
da ri proses untuk mela tih pemuda dalam lainnya untuk menghasilkan
wa rga nega ra yang baik. Kedisiplinan berpenga ruh besar terhadap
Kerja Keras ya ng dima ksud adalah dalam mengikuti pembelaja ran
siswa menunjukkan upa ya sungguh‐sungguh dalam mengatasi berbagai
ha mbata n bela ja r dan tugas, serta menyelesaikan tugas dengan sebaik‐
baiknya . Berdasa rkan hasil penelitian bahwa siswa mempunyai
kesungguhan untuk menyelesaikan tugas baik tugas seca ra kelompok
ma upun indi vidu. Seca ra kelompok terliha t saat diskusi kelompok anta r
anggota kelompok saling membantu untuk menja wab semua soal dengan
sungguh‐sungguh, siswa bertanya apabila belum mengerti , patang
menyerah untuk menemuka n jawaban yang paling bena r, sehingga siswa
berusaha menjadi ya ng terbaik.
Nilai ka rakter ta nggung jawab dalam peneli tian ini yaitu siswa
dalam mengikuti pembelaja ran bersikap dan berperilaku melaksanakan
tugas dan kewa jibannya , yang seha rusnya dia lakukan, terhadap di ri
sendi ri , mas yaraka t, lingkungan (alam, sosial dan buda ya), negara dan
Tuhan Yang Maha Esa. Nilai ka rakter tanggung jawa b terliha r da ri perilaku
siswa (saa t berdiskusi kelompok)selalu melaksanakan keputusan yang
disepaka ti, tidak menyalahkan orang lain, menyelesaikan pekerjaan
sampai tuntas dan menanggung resiko da ri setiap keputusan yang
diambil. Dengan nilai ka rakter tanggung jawa b siswa terla tih ha ti‐ha ti
dalam berperilaku sehingga siswa mampu mengerjakan pekerjaan yang
ma ksimal dan tidak merugikan orang lain.
Ba hwa penana man krea tif sanga t dibutuhkan dalam proses
pembela jaran. Hal itu terbukti da ri penelitian Suen Wi ton (2010) bahwa
mengembangkan disposisi terhadap pemiki ran krea tif dan pandangan
di ri mereka sebagai aktor sosial. Krea ti f ya ng dima ksud adalah dalam
mengikuti pembelaja ran siswa berpiki r dan melakukan sesuatu untuk
menghasilkan ca ra a tau hasil ba ru da ri sesuatu ya ng telah dimiliki . Hal i tu
terliha t da ri perilaku siswa yang berani ta mpil beda , menghasilkan ka rya
mencapai yang diinginkan. Dengan demikian siswa terla tih untuk berpiki r
krea ti f untuk mengahasilkan hal baru ya ng mempunyai nilai dan manfaa t
yang berda ya guna tinggi.
c. Pengama tan Penggunaan Stra tegi Kontekstual Berbasis Ka rakter
Stra tegi pembela jara n menurut Uno (2006: 45), merupakan hal
yang perl u dipertimbangkan guru dalam proses pembelaja ran. Sedangkan
aspek penga matan penggunaan stra tegi konteks tual berbasis ka rakter
mengalami peningka tan yai tu da ri kondisi awal denga n skor 0
(pembelaja ran belum menggunakan s tra tegi kontekstual berbasis
ka ra kter) , siklus I dengan skor 3, 62 dan skl us II dengan skor 3,85.
penggunaan s trategi konteks tual berbasis ka rakter pembelaja ran
ma tema tika sanga t bermakna. Hal itu terlihat da ri siswa merasa senang
dan tujuan pembelaja ran dapa t terca pai.
2. Kuali tas output pembelaja ran yai tu hasil belaja r siswa
Berdasarkan hasil peneli tian bahwa kuali tas output pembelaja ran
mengalami peningka tan. Untuk dapa t meliha t peningka tan kualitas output
pembela jaran seca ra lebih jelas dapa t dilihat pada tabel diba wah ini :
Tabel 2 Perkembangan Output Pembelaja ran Ma temati kaSiswa
Peni ngkatan tersebut tentu sa ja dika renakan adanya pa rtisipasi akti f
da ri siswa selama pembelaja ran berlangsung, melalui sikap siswa. Hal
tersebut dika rena kan penggunaan s tra tegi konteks tual berbasis ka rakter
dapa t mena rik perha tian dan a ntusiasme siswa dalam belaja r sehingga
memberi kan kesan namun juga kemudahan ba gi siswa untuk memahami
ma teri yang diaja rkan.Hal tersebut memberikan bukti bahwa pelaksanaan
Peneli tian Tindakan Kelas ini telah berhasil da n diakhi ri pa da siklus II.
Berdasarkan uraian diatas hasil peneli tian tindakan ini dapa t disimpulkan
bahwa penggunaan s tra tegi pembelaja ran dengan nilai ka ra kter disiplin,
kerja keras, krea tif dan tanggung jawab terbukti dapat meningkatkan kualitas
pembela jaran ma tema tika .
Peneli tian ini terdapa t beberapa kendala ya ng dihadapi pada siklus I
dan kendalan‐kendala bisa dipebaiki di siklus II. Kendala‐kendala dalam
penerapan s tra tegi konteks tual berbasis ka rakter tersebut anta ra lain,
beberapa kendala ya ng di hadapi oleh guru yai tu guru mengalami kesulitan
dalam mengelola kelas. Pada saa t permainan berlangsung guru kurang
ma mpu menguasai kelas dan mengendalikan siswa, guru dalam
menya mpaikan perintah masih kura ng dapa t memaha mi oleh siswa sehingga
membua t siswa kebingungan dalam melaksanakan perintah guru,siswa juga
kurang proakti f ka rena belum terbiasa dia ja r oleh peneliti yang berperan
sebagai guru, siswa untuk di kondisikan pada saat mereka bekerja kelompok.
Berdasarkan uraian diatas hasil penelitian tindakan ini dapa t disimpulkan
bahwa penggunaan s tra tegi pembelaja ran dengan nilai ka rakter disiplin, kerja
keras , krea tif dan tanggung jawa b terbukti dapa t meningkatkan kualitas
pembela jaran ma tema tika .
Hasil penelitian ini sejalan dengan pendapa t Elizabeth de Frei tas(2008)
bahwa dalampenelitiannya yang mengujigagasantentang aplikasima tema tika
contoh dalam penanaman etika disekolah. Hal i tu ditegaskannya dalam
penelitiannya bahwa Elizabeth dalam pembela ja ran ma temati ka sebaiknya
di mulai degan menghubungkan keadaanya nya ta , bukan didasarkan
pada teori kogni tifsa ja ka rena dapa t merusak trans fer pengeta huan siswa .
Sebaiknya dalam pembela ja ran ma tema tika di kelas dihubungkkan dengan
kontek dunia nya ta siswa dan a danya pengenalan etika di sekolah dalam
pembela jaran ma tema tika .
Hal i tu di tegaskan oleh Nagabugo Ma rry (2008) bahwa dalam
penelitiannya tentang pembelaja ran di kelas besar. Hasil da ri peneli tiannya
adalah pembelaja ran di kelas besa r dapa t berlangsung dengan baik salah satunya
adlah penggunaan s tra tegi pembela jaran yang tepa t. Maka perlunya adanya
penelitian yang ha rus dilakukan dengan menggunaka n stra tegi yang tepa t.
Dengan demikian Weller (2011) menambahkan bahwa peneli tian tindakan
bera wal dari masalah yang berasal da ri pembelaja ran di sekolah , dengan adanya
masalah dapa t dipecahkan dengan menggunakan metode konseptual yang ha rus
dipecahkan sesuai dengan konteks masalah yang ada.
Menurut Ifrad (2006), terjadinya konsep pembela ja ran konteks tual di
mereka kelas dipenga ruhi oleh lingkunga n kelua rga . Guru akan lebih mudah
dalam memberika n materi dengan mengai tkan pembelaja ran dengan
pengalaman ya ng dialami oleh siswa. Sebaiknya dalam pembelaja ran konteks tual
disisipkan dengan pendidi kan ka rakter, sehingga siswa dapa t memperoleh
pengalaman dalam pembelaja ran yang berka rakter. Hal itu ditegaskan oleh Pala
(2011) bahwa pendidi kan ka rakter a dalah gerakan nasional menciptaka n sekolah
yang mendorong etika ,bertanggung jawab dan peduliorang‐orang mudadengan
pemodelan dan menga ja rka n ka rakter yang baik melalui penekanan pada nilai‐
nilai uni versal ya ng ki ta semua berbagi . Ini a dalah disenga ja ,proa ktif upa ya
olehsekolah, kabupa ten, dan Nega ra untuk menanamkan pada siswa penting
mereka inti nilai‐nilai eti ka seperti peduli , kejujuran, tanggung ja wabkeadilan,
Dalam penerapan s tra tegi konteks tual berbasis ka ra kterdalam
meningka tkan kualitas pembela ja ran ma tema tikasiswa tersebut terdapa t
beberapa kendala ya ng dihadapi pada siklus I dan kendalan‐kendala bisa
dipebaiki di siklus II. Kendala‐kendala dalam penerapan s tra tegi konteks tual
berbasis ka rakter tersebut anta ra lain, beberapa kendala ya ng di hadapi oleh
guru yai tu guru mengalami kesuli tan dalam mengelola kelas. Pada saat
permainan berlangsung guru kurang mampu menguasai kelas dan
mengendalikan siswa, guru dalam menya mpaikan perintah masih kurang dapa t
memaha mi oleh siswa sehingga membua t siswa kebingungan dalam
melaksanakan perintah guru, siswa juga kurang proakti f ka rena belum terbiasa
dia ja r oleh peneliti yang berperan seba gai guru, siswa untuk dikondisikan pada
saat mereka bekerja kelompok.
Penutup
Si mpulan penelitian, s tra tegi kontekstual berbasis ka ra kter dapa t
meningka tkan kualitas pembelaja ran ma tema tika . Kualitas pembelaja ran
ma tema tika berdasarkan kuali tas proses dan kuali tas output. Bahwa kualitas
proses pembelaja ran matema tika meliputi aspek peningka tan kemampuan guru
mengaja r, nilai ka rakter siswa yang anta ra lain ka rakter (displin, kerja keras ,
kreati f dan tanggungja wab) serta penggunaan stra tegi konteks tual berdampak
pada kualitas output a tau hasil belaja r ma temati ka siswa meningka t.
Penera pan s tra tegi kontekstuan berbasis ka rakter untuk meni ngkatkan
kualitas pembelaja ran matema tika siswa kelas IV SD Negeri Cema ra Dua No 13
Suraka rta . Dengan demikian, i mplikasi penelitian tinda kan kelas ini adalah hasil
penelitian i ni dapa t digunakan sebagai a cuan yang tepa t dalam menentukan
s tra tegi pembela ja ran, khususnya dalam meningka tkan kualitas proses dan
kualitas output pada pembela jara n ma tema tika kelas IV. Menunjukan pentingnya
s tra tegi konteks tuan berbasis ka rakter yang sudah terbukti dapa t menci ptakan
suasana belaja r menyena ngkan dan berkesan sehingga dapa t meni ngkatkan
kualitas pembela ja ran siswa khususnya dalam pembelaja ran ma tematika .
Berdasarkan hasil peneli tian ini disa rankan baik kepada sekolah, guru,
siswa dan peneliti lain. Kepada sekolah mengupa yakan pela tihan bagi guru aga r
dapa t menera pkan s tra tegi pembelaja ran yang tepa t, sehingga terdapat inovasi
penerapan s tra tegi pembela ja ran dan tujuan pembelaja ran dapat tercapai
sesuai dengan ha rapan. Kepada guru sebaiknya meni ngkatkan kompetensi
keprofesionalannya dengan mera ncang proses pembela ja ran ya ng krea tif dan
inova tif sehingga siswa menjadi lebih terta ri k dan pembela ja ran a kan menjadi
lebih kondusif dan bermakna . Kepada siswa ha rus lebih meningka tkan dan
menerapkan nilai nilai ka ra kter dalam pembalaja ran maupun di kehidupan
seha ri‐ha ri. Kepada peneliti lain ya ng henda k mengkaji permasalahan yang sama
hendaknya lebih cerma t dan lebih mengupa yakan pengkajian teori‐teori yang
berkaitan dengan pembelaja ran yang menerapka n s tra tegi konteks tual berbasis
ka ra kter guna melengkapi kekurangan yang a da serta seba gai salah sa tu
al terna tif dalam meningka tka n kualitas pembelaja ran ma tema tika yang belum
tercakup dalam peneli tian ini aga r diperoleh hasil yang lebih baik.
Daftar Pustaka
Agung, Iskanda r. 2010. Meningkatkan Krea ti vi tas Pembela jaran bagi Guru. Jaka rta : Bes ta ri Buana Murni
Aqib, Zaenal . 2009. Bela ja r da n pembelaja ran di sekolah dasa r. Ba ndung: CV Ira ma Widya
Aynur Pala .2011. The Need For Cha ra cter Educa tion. Interna tional Journal Of Social Sciences And Humanity Studies . Vol 3. No 2. Di unduh dari
www.sobiad.org/eJOURNALS /2011. Tanggal 31 Oktober 2012 Jam
10.00
Elaine, Johnson. 2011. Contextual Tea ching And Lea rning: Menjadikan Kegia tan Bela ja r Mengaja r Mangas yikkan dan Bermakna . Bandung: Mi zan Media Uta ma
Ma thema tics Educa tion. Vol 3. No 2. Di unduh da ri www.iejme.com.
http://www.na tefacs .org/JFCSE/v24no1/ v24no1Shamsid‐Deen.pdf.
Tanggal 31 Oktober 2012 Jam 09. 02
Kesuma , Dha rma . 2011. Pendidikan Ka rakter. Bandung: PT Rema ja Rosdaka rya Mei ty. 2011. Ka mus Bahasa Indonesia Untuk Pelaja r. Jaka rta : Badan
Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementrian Pendidi kan dan Kebuda yaan
Moleong. 2011. Metodologi Penelitian Kualita ti f. Bandung: PT Remaja Rosdaka rya
http://www.na tefacs .org/ JFCSE/v24no1/v24no1Shamsid‐Deen.pdf.
Tanggal 31 Oktober 2012. Jam 11.56
Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelaja ran Inova tif‐Progresif: Konsep Landasan, dan Implementasinya Pa da Kurikulum Tingka t Sa tuan Pendidikan. Jaka rta : Kencana
Weller & Ca ta rina . 2011. Documenta ry Method and Pa rti cipa tory Research: Some Interfa ces International Journal of Action Research. Vol 7. Issue 3 . 294‐318. Diunduh da ri www.ha mpp‐verla g.de/hampp_e‐
Walle, John. 2008. Ma temati ka Sekolah Dasar dan Mennegah. PT Gel ora Aksara Pra tama
Wi na Sanja ya . 2010. Kurikulum dan Pembela ja ran : Teori dan Pra ktik Penge Ba ndung: PT Rema ja Rosdaka rya mbangan KTSP. Jaka rta : Kencana Wi na Sanja ya . 2009. Stra tegi Pembelaja ran Berorientasi Standa r Proses
Pendidikan. Jaka rta : Kencana .