• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengelolaan Program Praktik Kerja Lapangan dalam Meningkatkan Kompetensi Sosial Pada Peserta Didik di Madrasah Aliyah Ash-Shiddiqi Putri Jembe

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Pengelolaan Program Praktik Kerja Lapangan dalam Meningkatkan Kompetensi Sosial Pada Peserta Didik di Madrasah Aliyah Ash-Shiddiqi Putri Jembe"

Copied!
190
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan kepada Institut Agama Islam Negeri Jember untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh

gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Jurusan Kependidikan Islam Program Studi Manajemen Pendidikan Islam

Oleh:

Erline Rofiatur Rahmah NIM : 084143062

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI JEMBER FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

OKTOBER 2018

(2)
(3)
(4)

Artnya: Katakanlah: "Tiap-tiap orang berbuat menurut keadaannya masing- masing". Maka Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang lebih benar jalanNya. (QS. Al-isro’ (17): 84)*

*Depag RI. Al-Quran dan Terjemahannya (Jakarta: Alfatih, 2013), 290.

(5)

yang tiada henti memberikan motivasi, dukungan dalam segala hal dan juga yang selalu mendoakan agar menjadi orang yang sukses dunia akhirat.

Guru-guruku terhormat, yang telah ikhlas mendidik dan membimbing ku sejak di bangku TK, MI, MTs, MA hingga saat ini.

Dan tak pernah terlupakan teman-teman MPI-C2 angkatan 2014 yang sedang berjuang bersama dalam menyelesaikan tugas akhir dengan

kekompakan dan semangat juang yang tinggi.

(6)

Alhamdulillah puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik serta hidayah-Nya sehingga skripsi yang berjudul

“Pengelolaan Program Pratik Kerja Lapangan dalam Meningkatkan Kompetensi Bermasyarakat pada Peserta Didik di Madrasah Aliyah Ash-Shiddiqi Putri Jember”, dapat terselesaikan dengan baik. Sholawat serta salam semoga terlimpahkan kepada baginda Rasulullah SAW sebagai suri tauladan bagi umat Islam, yang senantiasa diharapkan syafa’atnya kelak di hari kiamat.

Kesuksesan ini dapat penulis peroleh karena dukungan banyak pihak. Oleh karena itu, penulis menyadari dan menyampaikan terimakasih yang sedalam- dalamnya kepada:

1. Prof. Dr. Babun Suharto, SE., MM selaku rektor IAIN Jember yang telah mendukung dan menfasilitasi kami selama proses kegiatan belajar dilembaga ini.

2. Dr. H. Abdullah, S.Ag., M.HI selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Jember yang memberikan izin dan kesempatan untuk mengadakan penelitian.

3. Dr. Hj. St. Rodliyah, M.Pd selaku Ketua Jurusan Kependidikan Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Jember yang telah memberikan izin dan kesempatan untuk mengadakan penelitian.

(7)

mencurahkan ide-ide dan kritik konstruktifnya sehingga peneliti dapat menyelesaikan tugas akhir ini.

6. Seluruh dosen Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Jember khususnya yang telah mencurahkan ilmunya kepada penulis sebagai bekal dalam mengarungi kehidupan di dunia dan di akhirat.

7. Kepala Perpustakaan IAIN Jember yang telah memberikan wadah dan sumber literatur sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi.

8. Kepala MA Ash-Shiddiqi Putri, wakil kepala madrasah beserta jajaran stafnya yang telah memberikan informasi yang dibutuhkan sehingga membantu proses penyelesaian penelitian.

9. Teman-teman dan semua pihak baik yang secara langsung maupun tidak langsung telah membantu menyelesaikan skripsi ini, yang mungkin tidak dapat disebutkan satu persatu.

Penulis berharap, semoga skripsi ini dapat memberikan hal yang bermanfaat dan menambah wawasan bagi pembaca dan khususnya kepada penulis sendiri. Akhirnya, semoga segala amal baik pihak-pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan tugas skripsi ini, mendapatkan balasan yang barokah dari Allah SWT.

Jember, 24 Mei 2018

Erline Rofiatur Rahmah NIM. 084143062

(8)

Madrasah Aliyah Ash-Shiddiqi Putri (ASHRI) Jember merupakan lembaga pendidikan yang berciri khas Islam yaitu dengan kultur budaya pesantren. MA ASHRI Jember melatih peserta didiknya agar mengembangkan bakat dan minat dalam aspek sosial untuk mempersiapkan diri bermasyarakat. Hal itu dapat dilihat dari program Praktik Kerja Lapangan (PKL) yang bertujuan untuk meningakatkan kompetensi peserta didik bermasyarakat.

Dalam skripsi ini yang menjadi fokus penelitian, adalah (1) Bagaimana perencanaan pengelolaan program PKL dalam meningkatkan kompetensi bermasyarakat pada peserta didik di MA ASHRI Jember?, (2) Bagaimana pelaksanaan pengelolaan program PKL dalam meningkatkan kompetensi bermasyarakat pada peserta didik di MA ASHRI Jember?, (3) Bagaimana evaluasi pengelolaan program PKL dalam meningkatkan kompetensi bermasyarakat peserta didik di MA ASHRI Jember?. Adapun tujuan penelitian untuk mendeskripsikan (1) Perencanaan pengelolaan program PKL dalam meningkatkan kompetensi bermasyarakat pada peserta didik di MA ASHRI Jember, (2) Pelaksanaan pengelolaan program PKL dalam meningkatkan kompetensi bermasyarakat pada peserta didik di MA ASHRI Jember, dan (3) Evaluasi pengelolaan program PKL dalam meningkatkan kompetensi bermasyarakat peserta didik di MA ASHRI Jember.

Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif dengan rancangan penelitian studi kasus. Penelitian ini menggunakan observasi nonpartisipan, wawancara semiterstuktur, dan dokumentasi sebagai teknik pengumpulan data.

Data dianalisis menggunakan menggunakan analisis deskriptif kualitatif dengan model Milles dan Huberman yaitu reduksi data, penyajian data dan verifikasi.

Sedangkan keabsahan data menggunakan dari triangulasi teknik dan sumber.

Berdasarkan hasil temuan penelitian, dapat disimpulkan bahwa program PKL dalam meningkatkan kompetensi bermasyarakat pada peserta didik di MA ASHRI Jember berupa praktik mengajar, praktik keterampilan dan praktik sosial.

Perencanaan program PKL dalam meningkatkan kompetensi bermasyrakat pada peserta didik yaitu menggunakan perumusan visi, misi, tujuan madrasah dan perumusan rencana kerja madrasah meliputi penentukan potensi dan kemampuan peserta didik, pengarahan sumber, merancang strategi praktik dan merancang strategi penilaian. Pelaksanaan PKL menggunakan pedoman madrasah, struktur organisasi madrasah, dan implementasi kegiatan madrasah. Setiap kegiatan dalam program PKL mempunyai pembimbing masing-masing. Evaluasi dapat dilihat dari tiga komponen yaitu evaluasi proses dan output, yang dilakukan secara berkala dan evaluasi outcome menggunakan cara melihat perkembangan alumni apakah mampu melanjutkan studi sesuai dengan yang diharapkan, diterima bekerja sesuai dengan yang diharapkan atau mampu bermanfaat dimasyarakat.

(9)

PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii

PENGESAHAN TIM PENGUJI ... iii

MOTTO ... iv

PERSEMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

ABSTRAK ... viii

DAFTAR ISI ... ix

Lampiran ... xiii

DAFTAR TABEL... xiv

DAFTAR BAGAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Fokus Penelitian ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 7

E. Definisi Istilah ... 8

F. Sistematika Pembahasan ... 9

BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN ... 11

A. Penelitian Terdahulu ... 11

B. Kajian Teori ... 17

(10)

4. Kompetensi Bermasyarakat Soaial pada Peserta Didik ... 33

5. Hubungan Praktik Kerja Lapangan dalam Meningkatkan Kompetensi Sosial pada Pesrta Didik ... 43

BAB III METODE PENELITIAN... 46

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 46

B. Lokasi Penelitian ... 46

C. Subyek Penelitian ... 47

D. Teknik Pengumpulan Data ... 49

E. Analisis Data ... 52

F. Keabsahan Data ... 54

G. Tahap-tahap Penelitian ... 55

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS ... 57

A. Gambaran Obyek Penelitian ... 57

1. Sejarah MA Ash-Shiddiqi Putri ... 58

2. Profil madrasah a. Identitas Madrasah... ... 60

b. Visi, Misi dan Tujuan MA Ash-Shiddiqi Putri ... 60

c. Struktur Organisasi MA Ash-Shiddiqi Putri ... 61

B. Penyajian Data dan Analisis ... 65

(11)

2. Pelaksanaan Program Praktik Kerja Lapanagn dalam

Meningkatakan Kompetensi Sosial pada Peserta didik di MA Ash-Shiddiqi Putri ... 73 3. Evaluasi Program Praktik Kerja Lapanagn dalam Meningkatakan

Kompetensi Sosial pada Peserta didik di MA Ash-Shiddiqi Putri ... 92 C. Pembahasan Temuan ... 97

1. Perencanaan Program Praktik Kerja Lapanagn dalam

Meningkatakan Kompetensi Sosial pada Peserta didik di MA Ash-Shiddiqi Putri ... 97 2. Pelaksanaan Program Praktik Kerja Lapanagn dalam

Meningkatakan Kompetensi Sosial pada Peserta didik di MA Ash-Shiddiqi Putri ... 102 3. Evaluasi Program Praktik Kerja Lapanagn dalam Meningkatakan

Kompetensi Sosial pada Peserta didik di MA Ash-Shiddiqi Putri ... 106

(12)

DAFTAR PUSTAKA ... 112

(13)

2. Matrik penelitian

3. Instrumen pengumpulan data 4. Jurnal kegiatan penelitian 5. Surat keterangan izin penelitian 6. Surat keterangan selesai penelitian

7. Surat keterangan pelaksanaan kegiatan praktik kerja lapangan 8. Surat keterangan kepada orang tua

9. Jadwal kegiatan pembekalan praktik kerja lapangan 10. Daftar pengajar FKG Universitas Jember

11. Daftar Kelompok praktik kerja langangan

12. Denah Madrasah Aliyah Ash-Shiddiqi Putri Jember 13. Jadwal kegiatan program praktik kerja lapangan 14. Panduan kegiatan praktik kerja lapangan

15. Dokumentasi 16. Biodata Peneliti

(14)

2.1 Persamaan dan Pebedaan Penelitian Terdahulu dengan

Penelitian yang akan Dilakukan ... 15 4.4 Matrik temuan ... 95

(15)

4.1 Struktur Organisasi MTs As-Shiddiqy Panti... 62

(16)

Dunia pendidikan akhir-akhir ini tidak terlepas dari kemajuan di berbagai bidang, baik sains, teknologi, komunikasi maupun bidang lainnya.

Kemajuan-kemajuan tersebut tidak semuanya memberikan nilai manfaat pada generasi muda, namun tentu saja banyak sisi negatif yang diakibatkan oleh seiring dengan kemajuan zaman. Jika setiap orang tidak waspada terhadap akses negatif kemajuan zaman, maka secara langsung kemajuan zaman itu berpengaruh juga terhadap nilai-nilai, adat budaya, maupun norma-norma yang berlaku dalam masyarakat.

Pendidikan berkaitan erat dengan segala sesuatu yang bertalian dengan perkembangan manusia mulai perkemangan fisik, pikiran, perasaan, kemauan, soaial, sampai kepada perkembangan iman. Perkembangan ini membuat manusia menjadi sempurna, membuat menusia meningkatkan hidupnya dan kehidupan alamiah menjadi berbudaya dan bermoral.1 Sasaran pendidikan adalah manusia. Pendidikan membantu peserta didik untuk menumbuh kembangkan potensi-potensi kemanusiaannya. Potensi kemanusian merupakan benih kemungkinan untuk menjadi manusia. Ibarat biji mangga bagaimanapun wujudnya jika ditanam dengan baik, pasti menjadi pohon mangga dan bukannya menjadi pohon jambu.2

1 Teguh Wangsa Gandi, Filsafat pendidikan (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011), 65.

2 Umar Tirtarahardja dan La Sula, Pengantar pendidikan (Jakarta: Renika Cipta, 2000), 1.

(17)

Sukarno mengutip pendapat Abdullah Nashih menyatakan bahwa pendidikan bukanlah sekedar memanusiakan manusia, tetapi dengan jelas dan rinci ia menyebutkan sebagai upaya pembina umat dan budaya, serta memberlakukan prinsip-prinsip kemuliaan dan peradaban. Tujuaanya sangat jelas yaitu untuk merubah umat manusia dari syirik, kebodohan, kesesatan dan kekacauan menuju tauhid, ilmu, hidayah dan kemantapan.3

Madrasah bertugas untuk mewujudkan tujuan pendidikan yang telah dirumuskan dalam Undang-Undang Nomer 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3 yang menjelaskan bahwa:

Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdasakan kehidupan bangsa bertujuan untuk perkembangan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.4

Dengan demikian, pendidikan dapat diartkan sebagai sebuah proses bimbingan, pengajaran dan pelatihan terhadap anak sebagai generasi muda yang nantinya bisa berkehidupan dan mampu melaksanakan peranan dan tugas kehidupan yang sebaik-baiknya. Pendidikan memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap kemajuan bangsa, masyarakat yang cerdas akan memerikan nuansa yang lebih cerdas pula.5

Penyelenggaraan pendidikan peserta didik memegang peran utama.

Karena untuk kepentingan peserta didik lembaga pendidikan dibentuk, proses pendidikan diselenggarakan, manajemen (pengelolaan) baik pada

3 Sukarno, Metodelogi pembelajaran Pendidikan Agama Islam (Surabaya: el Kaf. 2012), 20.

4 Sekretariat Negara RI, Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tetang Sistem Pendidikan Nasional.

5 Mulyasa, Menjadi Guru Profesional (Bandung, PT. Remaja Rosdakarya, 2006), 4.

(18)

prosesnya maupun pada lembaganya diterapkan. Semua kegiatan pendidikan baik yang berkenaan dengan manajemen akademik, layanan pendukung akademik, sumber daya manusia (kepala madrasah, guru, karyawan), sumber daya keuangan, sarana prasarana dan hubungan madrasah dengan masyarakat, senantiasa diupaya kan agar peserta didik mendapat layanan pendidikan yang handal.6 Dengan terpenuhnya hal tersebut, diharapkan bisa mencetak sumber manusia baru, generasi penerus bangsa yang berkualitas.

Peserta didik merupakan komponen mentah. Artinya siswa dengan segala karakteristik awalnya merusakan subjek yang akan dididik melalui berbagai kegiatan pembelajaran di sekolah sehingga menjadi keluaran atau lulusan sebagaimana diharapkan. Dalam rangka menjadi proses pendidikan di sekolah, siswa termasuk komponen yang harus dikelola dengan sebaik- baiknya, seperti dikelompokkan, dicatat, dibimbing apabila menghadapi hambatan belajar.7

Setiap peserta didik memiliki potensi yang berbeda-beda antara satu dengan yang lain, karena setiap orang memang dilahirkan dengan berbagai bakat masing-masing, yaitu fitrah baik yang mendorong bertauhid maupun fitrah lainnya dalam bentuk berbagai potensi bawahan seperti bakat, kemampuan intelektual, minat dan lain-lain. Sehubung dengan bakat, Allah SWT. berfirman dalam Al-Qur’an surat Al-Isro’ (17): 84 yang berbunyi:

6 Diretorat Tenaga kependidikan, Manajemen Kesiswaan (peserta didik) (Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional dengan Kemitraan n Indonesia-Australia, 2007), 1

7 Ibrahim Bafadal, Manajemen Peningkatan Mutu Sekolah Dasar (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), 9.

(19)

























Artinya: Katakanlah: "Tiap-tiap orang berbuat menurut keadaannya masing- masing". Maka Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang lebih benar jalanNya. 8

Bakat yang dilihat dari segi kemampuan yang berbeda-beda dari setiap individu untuk melakukan sebuah tugas dan perlu adanya suatu pelatihan untuk pengembangan bakat tersebut. Tohirin dengan mengutip pendapat Bingham menyatakan bahwa bakat merupakan suatu yag telah didapatkan setelah medapat pelatihan. Sedangkan minat adalah proses berkembang, empat hal yang akan mengubah minat seseorang seperti:

perhatian, rasa ingin tahu, kesempatan dan kesenangan.9

Agar dapat mengembangkan potensi, minat bakat di sekolah, anak sebagai peserta didik dapat mengakses dengan mengikuti salah satu program selolah yaitu program Praktik Kerja Lapangan (PKL) sesuai dengan bakat dan minat yang dimiliki. Pada hakikatnya manfaat mengikuti PKL ini agar peserta didik mengenal kehidupan bersama kemudian bermasyarakat atau berkehidupan sosial.

Berdasarkan hasil studi pendahulu tentang MA Ash-Shiddiqi Putri Jember yang merupakan lembaga pendidikan yang berciri khas agama Islam yaitu pertama, pendidikan yang berkultur budaya pesantren yang kuat.

Kedua, Madrasah Aliayah Ash-Shiddiqi Putri Jember memberikan ilmu

8 Al-Qur’an, 17:84.

9 Tohirin, Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005), 131.

(20)

yang amaliyah dan amal yang ilmiyah yang dibingkai dengan salah satu programnya yakni program pratik kerja lapangan, pesrta didik dididik supaya bisa bermasyarakat sesuai yang diharapakan. Madrasah Aliayah Ash-Shiddiqi Putri Jember mencoba melatih peserta didiknya agar mengembangkat bakat dan mintanya, meningkatkan sosial, mempersiapkan diri bermasyarakat. Hal itu dapat dilihat dari program praktik kerja lapanganyang bertujuan untuk meningakatkan peserta didik yang bermasyarakat.10

Berdasarkan uraian diatas, peneliti terdorong untuk mengkaji dan meneliti lebih mendalam tentang “Pengelolaan Program Praktik Kerja Lapangan dalam Meningkatkan Kompetensi Sosial pada Peserta Didik di Madrasah Aliyah Ash-Shiddqi Putri Jember”.

B. Fokus Penelitian

Perumusan masalah dalam penelitian kualitatif tersebut dengan istilah fokus penelitian. Bagian ini mencantumkan semua fokus prmaalahan yang akan dicari jawabannya melalui proses penelitian. Fokus penelitian harus disusun secara singkat, jelas, tegas, spesifik, oprasional yang akan dituangakan dalam bentuk kaliamat tanya.11 Berdasarkan latar belakang di atas, maka fokus penelitian dapat dirinci sebagai berikut:

1. Bagaimana perencanaan pengelolaan program praktik kerja lapangan dalam meningkatkan kompetensi sosial pada peserta didik di MA Ash- Shiddiqi Putri Jember?

10 Cred Dien Dj, Wawancara, MA Ash-Shiddiqi Putri Jember. 02 November 2018.

11 Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, (Jember, IAIN Jember Press, 2017), 44.

(21)

2. Bagaimana pelaksanaan pengelolaan program praktik kerja lapangan dalam meningkatkan kompetensi sosial pada peserta didik di MA Ash- Shiddiqi Putri Jember?

3. Bagaimana evaluasi pengelolaan program praktik kerja lapangan dalam meningkatkan kompetensi sosial pada peserta didik di MA Ash- Shiddiqi Putri Jember?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian merupakan gambaran tentang arah yang akan dituju dalam melakukan penelitian. Tujuan penelitian harus mengacu kepada masalah-masalah yang kan dirumuskan sebelumnya.12 Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirintis sebagai berikut:

1. Mendeskripsikan perencanaan pengelolaan program praktik kerja lapangan dalam meningkatkan kompetensi sosial pada peserta didik di MA Ash-Shiddiqi Putri Jember.

2. Mendeskripsikan pelaksanaan pengelolaan program praktik kerja lapangan dalam meningkatkan kompetensi sosial pada peserta didik di MA Ash-Shiddiqi Putri Jember.

3. Mendeskripsikan evaluasi pengelolaan program praktik kerja lapangan dalam meningkatkan kompetensi sosial pada peserta didik di MA Ash- Shiddiqi Putri Jember.

12 Tim Penyusun, Pedoman Penulisan, 45.

(22)

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teotis

Secara teoritis hasil penelitan ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan tantang implementasi praktik kerja lapangan dalam meningkatkan kompetensi bermasyrakat pada peserta didik.

2. Manfaat Praktis a. Bagi Peneliti

Sebagai menambah wawasan pengetahuan dan pengalaman tentang penelitian mengenai pengelolaan program praktik kerja lapangan dalam mempersiapkan kompetensi bermasyarakat pada peserta didik bermasyarakat dan juga dapat pengalaman dalam penulisan karya ilmiah sebagai bekal awal untuk mengadakan penelitian lain di masa yag akan datang.

b. Bagi MA Ash-Shiddiqi Putri Jember

Penelitian ini diharakan dapat dijadikan sebagai pedoman dalam mempersiapkan kompetensi bermasyarakat pada peserta didik yang ada di madrasah itu sendiri maupun yang ada di luar madrasah.

c. Bagi IAIN Jember

Hasil peneitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan wacana pembaharuan dalam bidang pendidikan dan konsep mengenai pengembangan pelayanan pendidikan.

(23)

E. Definisi Istilah

Definisi operasional berisi tentang pengertian istilah-istilah penting yang menjadi titik perhatian peneliti di dalam judul penelitian. Tujuannya agar tidak terjadi kesalah pahaman terhadap makna istilah sebagaimana dimaksud oleh peneliti.13 Untuk menghindari munculnya salah pengertian terhadap judul penelitian diatas, berikut akan dijelaskan beberapa kata kunci yang terdapat dalam judul tersebut:

1. Pengelolaan program praktik kerja lapangan

Kata pengelolaan dapat disamakan dengan manajemen, yang berarti pula pengaturan atau pengurusan. Program adalah suatu unit atau kesatuan kegiatan yang dilakukan bukan hanya satu kali tetapi berkesinambungan.14 Praktik kerja lapangan merupakan kegiatan raktik kerja, pelatihan/magang bagi peserta didik yang bertindak sebagai fasilitator dan motivator dalam perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi penyuluhan secara pertisipatif.15

Jadi, maksud pengelolaan praktik kerja lapangan dalam penelitian ini adalah pengaturan suatu unit kegiatan pratik kerja bagi peserta didik sebagai fasilitator dan motivator dalam perencanaan, elaksanaan, dan evaluasi penyuluhan secara partipatif dan berkesinambungan.

13 Tim Penyusun, Pedoman Penulisan, 72.

14 Suharsimi Arikunto dan Cepy Safruddin Abdul Jabar, Evaluasi Program Pendidikan: Pedoman teoritis Praktis Bagi Mahasiswa Dan Praktisi Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), 3.

15 Tim Penyusun, Buku Praktik Kerja Lapangan (Purworejo, Politeknik Sawunggalih Aji, 2013), 1.

(24)

2. Kompetensi soaial peserta didik

Kompetensi sosial adalah seperangkat kemampuan dan keterampilan yang terkait dengan hubungan atau interaksi dengan orang lain.16 Peserta didik adalah orang atau individu yang mendapat pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat dan kemampuannya agar tumbuh dan berkembang dengan baik serta mempunyai kepuasan dalam menerima pelajaran yang diberikan oleh guru.17

Jadi, dalam penelitian ini yang dimaksud dengan kompetensi sosial peserta didik adalah kemampuan individu mendapat pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat, kemampuan dan berinteraksi dengan orang lain.

F. Sistematika Pembahasan

Sistematika pembahasan ini berisi tentang deskripsi alur pembahasan yang dimulai dari bab pendahuluan hingga bab penutup. yang bertujuan untuk mengetahui secara umum dari selruh pembahasan yang ada. Berikut ini akan dikemukakan gambaran secara umum pembahasan skripsi ini.

Bab Satu, berisi pendahuluan, memuat komponen dasar yaitu latar belakang masalah, fokus penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi istilah serta sistematika pembahasan.

Bab Dua yaitu kajian pustakaan yang berisi tentang ringkasan kajian pendahulu yang memiliki relevansi dengan penelitian yang akan dilakukan pada saat ini serta memuat kajian teori.

16 Saekhan Muchith, Pembelajaran Kontekstual (Semarang, RaSAIL Media Group, 2008), 149.

17 Eka Prihatin, Manajemen peserta didik (Bandung, Alfabeta, 2011), 4.

(25)

Bab Tiga yaitu metode penelitian, dalam bab ini membahas tentang metode yang digunakan oleh peneliti meliputi: pendekatan dan jenis penelitian, lokasi penelitian, sumber data, pengumpulan data, keabsahan data dan yang terakhir tahapan-tahapan penelitian.

Bab Empat, hasil penelitian pada bagian ini berisi tentang data atau hasil penelitian yang meliputi: latar belakang objek penelitian, penyajian data, analisis dan pembahasan temuan.

Bab Lima, berisi tentang penutup yang menjelaskan kesimpulan penelitian yang dilengkapi dengan saran-saran dari peneliti/penulisyang diakhiri dengan penutup.

(26)

A. Penelitian Terdahulu

Pada bagan ini dicantumkan berbagai hasil penelitin terdahulu yang terkait dengan penelitian yang hendak dilakukan. Dalam hal ini peneliti mencantumkan hasil penelitian terdahulu yang di tulis oleh:

Pertama, Yusri Ridolf Bua mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta tahun ajaran 2015 dengan judul “Pengelolaan Praktik Kerja Lapangan Di SMK Negeri 2 Yogyakarta”. Adapun Fokus penelitian ini yaitu 1) Bagaimana perencanaan praktik kerja lapangan? 2) Bagaimana pelaksanaan praktik kerja lapangan? 3) Bagaimana pengelolaan praktik kerja lapangan? 4) Bagaimana evaluasi praktik kerja lapangan?.

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif deskritif, dengan resonden penelitiannya adalah kepala sekolah, guru, dan siswa. Metode pengumpulan data yang diakai penelitian ini adalah menggunakan wawancara dan angket. Instrumen penelitian ini menggunakan checklist.

Data yang telah diperoleh dianalisis kemudian dicari persentasenya. Untuk mengetahui penggorganisasian, pelaksanaan, perencanaan dan presentase hasil analisis kemudian disajikan dengan penelitian pada rating scala, sedangkan untuk mengetahui pelaksanaannya juga bisa meggunakan cara yang sama.

(27)

Hasil dari penelitian yang didapat menunjukkan bahwa pengelolaan praktik kerja lapangan di SMK Negeri 2 Yogyakarta jika ditinjau dari pengorganisasiannya dapat berjalan dengan baik ditunjukkan dengan adanya struktur organisasi PKL dan papan pembagian tugas, pelaksanaan berjalan dengan sebagai besar peserta didik (47,1%) menyatakan termasuk kategori baik dan perencanaan (baik), jadi jika dirata-ratakan adalah baik.18

Kedua, Wasi’atul Amalia mahasiswa IAIN Jember tahun ajaran 2017 dengan judul “Implementasi Program Bina Prestasi Pendidikan Agama Islam Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Di MTsN Jember 1 Tahun Pelajaran 2016/2017”. Adapun fokus penelitian ini yaitu 1) Bagaimana perencanaan prestasi belajar siswa di mtsn jember 1 tahun pelajaran 2016/2017? 2) Bagaimana pelaksanaan prestasi belajar siswa di mtsn jember 1 tahun pelajaran 2016/2017? 3) Bagaimana evaluasi prestasi belajar siswa di mtsn jember 1 tahun pelajaran 2016/2017.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif jenis penelitiannya menggunakan field research sumber yang diperoleh dari pengumpulan data dengan teknik observasi partisipan, wawancara semi terstuktur, dan dokumentasi. Analisis datanya menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Keabsahan datanya menggunakan trianggulasi sumber dan teknik.

Hasil penelitian ini disimpulkan bahwa: perencanaan program ini yaitu siswa mengikuti kelas bina preatasi memiliki kemampuan lebih,

18Yusri Ridolf Bua, “Pengelolaan Praktik Kerja Lapangan Di SMK Negeri 2 Yogyakarta” (Skripsi, Universitas Negeri Yogyakarta, 2015).

(28)

pembelajaran yang dilaksanakan 4 kali seminggu setiap pulang sekolah sebagai pemantapan sehingga peserta didik memiliki tambahan pengetahuan dan guru yang bertugas merupakan guru yang ahli dibidangnya dan profesional. Pelaksanaan program bina prestasi pendidikan agama islam mengginakan kitab Safinatun Najah dan Aqidatul Awam dalam pembelajaran. Untuk memaksimalakan guru dalam menggunakan beberapa macam metode, guru juga memanfaatkan fasilitas yang disediakan oleh madrasah. dan evaluasinya yaitu dilakukan saat pembelajaran selesai diakhir bab dan ujian akhir. Siswa yang mengikuti keas bina prestasi pendidikan agama islam rata-rata memiliki nilai di ats kriteria ketentan minimal.19

Ketiga, Mafatul Musyarofah mahasiswa IAIN Jember tahun 2012 dengan judul “Manajemen Program Model Pondok Pesantren Dalam Upaya Memperdayakan Peserta Didik Di MAN Terpadu Lumajang Tahun Ajaran 2011/2012”.

Fokus penelitian ini yaitu bagaimana manajemen program model pondok pesantren dalam upaya memperdayakan peserta didik di man terpadu lumajang tahun ajaran 2011/2012? yang kemudian dirinci 1) Bagaimana implementasi perencanaan dalam upaya memperdayakan peserta didik di Madrasah Aliyah Negeri Terpadu MPP Lumajang tahun pelajaran 2011/2012? 2) Bagaimana Imlementasi pengorgaisasian dalam upaya memperdayakan peserta didik di Madrasah Aliyah Negeri Terpadu MPP Lumajang tahun pelajaran 2011/2012? 3) Bagaimana Implementasi

19 Wasi’atul Amalia, “Implementasi Program Bina Prestasi Pendidikan Agama Islam Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Di MTsN Jember 1 Tahun Pelajaran 2016/2017” (Skripsi, IAIN Jember, 2017).

(29)

pelaksanaan dalam upaya memperdayakan peserta didik di Madrasah Aliyah Negeri Terpadu MPP Lumajang tahun pelajaran 2011/2012? 4) Bagaimana implementasi evaluasi dalam upaya memperdayakan peserta didik di Madrasah Aliyah Negeri Terpadu MPP Lumajang tahun pelajaran 2011/2012?.

Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif jenis penelitiannya menggunakan field research sumber yang diperoleh dari pengumlan data dengan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi.

Analisis datanya menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Keabsahan datanya menggunakan trianggulasi sumber. Hasil penelitian ini disimpukan bahwa: perencanaan program model pondok pesantren MAN Terpadu MPP Lumajang sudah bagus hanya saja masih belom mempunyai ma’had sendiri, untuk mengkoordinaanya tidak adanya struktur yang formal pada saat peneliti meneliti masa aktif jabatan sudah selesai dan masih akan dibentuk dengan struktur yang baru, untuk pelaksanaannya sudah berjalan siring dengan kurikulum pendidikan formalnya yang bagus, untuk evaluasi atau kontrolnya juga sudah bagus karena sepenuhnya ada pada kepala sekolah. untuk memperdayakan peserta didik program-program yang dilakukan MAN Terpadu MPP Lumajang Sudah bagus diantranya adalah adanya program DI untuk IT. dan tentunya progrm-rogram yang dilakukan MAN Terpadu MPP Lumajang ini adalah

(30)

Untuk Lebih meningkatkan mutu peserta didik dan lebih umum untuk memajukan lembaga kedepannya.20

Adapun persamaan dan perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian yang akan dilakukan, akan tergambr secaa rinci dalam tabel berikut ini.

Tabel 2.1

Persamaan dan Perbedaan

Penelitian Terdahulu dengan Penelitian Yang akan Dilakukan

No. Penulis Judul Penelitian Persamaan Perbedaan

1 2 3 4 5

1 Yusri Ridolf Bua

Pengelolaan Praktik Kerja Lapangan Di SMK Negeri 2 Yogyakarta

Penelitian tersebut sama- sama membahas tentang

pengelolaan program raktik kerja lapangan.

Letak

perbedaannya tersebut bertempat di SMK Negeri 2 Yogyakarta.

Penelitiannya menggunakan kuantitatif deskritif.

Metode Penelitiannya menggunakan wawancara dan angket.

2 Wasi’atul Amalia

Implementasi Program Bina Prestasi Pendidikan Agama Islam Dalam

Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Di MTsN

Penelitian tersebut sama- sama membahas tentang program sekolah.

Pendekatan dalam

penelitiannya sama-sama

Letak

perbedaannya tersebut bertempat di MTsN Jember 1 Tahun Pelajaran 2016/2017.

Penelitian ini

20 Mafatul Musyarofah, Manajemen Program Model Pondok Pesantren Dalam Upaya Memperdayakan Peserta Didik Di MAN Terpadu Lumajang Tahun Ajaran 2011/2012 (Skripsi, IAIN Jember, 2012).

(31)

Jember 1 Tahun Pelajaran 2016/2017”.

menggunakan kualitatif dekkriptif.

Jenis

penelitiannya sama-sama menggunaan field research.

Keabsahan datanya sama- sama

meggunakan triaggulasi sumber dan teknik.

memfokuskan diri pada program bina prestasi pendidikan agama Islam.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam

penelitian ini menggnakan wawancara semi terstruktur, observasi partisipan, dokumentasi.

3 Mafatul Musyarofah

Manajemen Program Model Pondok

Pesantren dalam Upaya

Memperdayakan Peserta Didik di MAN Terpadu Lumajang Tahun Ajaran 2011/2012

Penelitian tersebut sama- sama membahas tentang program sekolah.

Pendekatan dalam

penelitiannya sama-sama menggunakan kualitatif dekkriptif.

Jenis

penelitiannya sama-sama menggunaan field research.

Teknik pengumplan datanya menggenakan wawancara, observasi, dan dokumentasi.

Letak

perbedaannya tersebut bertempat di MAN Terpadu Lumajang Tahun Ajaran 2011/2012.

objek kajian yang diambil tentang program model pondok pesantren yang difokuskan pada

pemberdayaan peserta didik.

Keabasahan datanya menggunakan trianggulasi sumber.

(32)

B. Kajian Teori

1. Praktik Kerja Lapangan

Hampir semua sekolah menengah telah memiliki tenaga yang bertugas melaksanakan bimbingan dan penyuluhan, karena telah disadari perannya dalam menunjang keberhasilan belajar siswa.

Bimbingan adalah bantuan atau tuntunan khusus yang diberikan kepada siswa dengan memperhatikan potensi-potensi yang ada pada siswa tersebut agar dapat berkembang semaksimal mungkin. Sedangkan yang dimaksud dengan penyuluhan adalah potensi interaksi antar pribadi pembimbing dan terbimbing untuk membicarakan masalah terbimbing untuk mendapatkan pemecahan.21

Praktik kerja lapangan merupakan kegiatan praktik kerja, pelatihan/magang bagi peserta didik yang bertindak sebagai fasilitator dan motivator dalam perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi penyuluhan secara pertisipatif.22 Tujuan praktik kerja lapangan adalah sebagai berikut: pertama, untuk menambah pengetahuan dan wawasan keilmuan bagi peserta didik secara langsung baik tentang dunia kerja dan bersosial dengan masyrakat, kedua, mengaplikasikan keteramilan dan keahlian secara khusus dengan bidang ilmu yang dipelajarisecara langsung, sehingga diharapkan mengerti ruang lingkup bidang kerja sesuai dengan kompetensinya, ketiga sebagai sarana membentuk

21 Suharsimi Arikunto dan Lia Yuliana, Manajemen Pendidikan (Yogyakarta: Aditya Media, 2009), 65.

22 Tim Penyusun, Buku Praktik Kerja Lapangan, 1.

(33)

sikap/mental peserta didik agar mampu dan berani menghadapi tentang bermasyarakat dan tentang dunia kerja yang saat dengan persaingan.23

Seperti halnya yag dilakukan oleh MA Ash-Shiddiqi Putri yang melaksanakan program praktik kerja lapangan yang bertujuan untuk persiapan peserta didik bermasyarakat, dan juga untuk mengembangkan kemampuan, minat dan bakat siswa.

2. Praktik Kerja Lapangan Dalam Kurikulum Sekolah

Kurikulum sekolah bisa di sebut juga dengan kurikulum mautan lokal adalah bentuk penyelenggraan pendidikan yang bersifat desentralisasi, sebagai upaya pemerintah untuk lebih meningkatkan relevansi terhadap kebutuhan daerah yang bersangkutan. Kurikulum sekolah dapat di tentukan oleh kantor wilayah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan baik tingkat provinsi, tingkat kabupaten ataupun tingkat kecamatan. Konsekuesi penentuan oleh Kantor Wilayah (Kanwil) yaitu harus diadakan dan diberlakukan disemua sekolah baik negeri maupun swasta.24

Praktik kerja lapangan pada kurikulum 2013 disusun bersama antara sekolah dan masyarakat dalam rangka memenuhi kebutuhan peserta didik, sekaligus merupakan wahana kontribusi dunia kerja terhada upaya pengembangan pendidikan. Tujuan praktik kerja lapangan adalah sebagai berikut: pertama, untuk menambah pengetahuan dan

23 Tim Penyusun, Buku Praktik Kerja Lapangan, (Purworejo, Politeknik Sawunggalih Aji, 2013), 3.

24 Suharsimi Arikunto dan Lia Yuliana, Manajemen Pendidikan, (yogyakarta, Aditya Media, 2009), 146.

(34)

wawasan keilmuan bagi peserta didik secara langsung baik tentang dunia kerja dan bersosial dengan masyrakat, kedua, mengaplikasikan keteramilan dan keahlian secara khusus dengan bidang ilmu yang dipelajari secara langsung, sehingga diharapkan mengerti ruang lingkup bidang kerja sesuai dengan kompetensinya, ketiga sebagai sarana membentuk sikap/mental peserta didik agar mampu dan berani menghadapi tentang bermasyarakat dan tentang dunia kerja yang saat dengan persaingan.25

Praktik kerja lapangan terdapat tiga kelompok mata pelajaran yaitu kelompok A, kelompok B dan kelompok C, sebagaimana yang telah dijeaskan di PERMENDIKBUT Nomer 60 Tahun 2014 Tentag Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan pada Pasal 5 ayat 1,2,3,dan 4 mengatakan bahwa:

(1) Mata pelajaran Sekolah menengah kejuruan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) dikelompokkan atas:

a. Mata pelajaran umum kelompk A;

b. Mata pelajaran umum kelompok B;

c. Mata Pelajaran umum kelompok C;

(2) Mata pelajaran umum kelompok A sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) huruf a merupakan program kurikuler yang betujuan untuk mengemangkan kompotensi sikap, kompotensi pengetahuan dan keterampilan peserta didik sebagai dasar dan penguatan kemampuan dalam kehidupan masyarakat, berbangsa, dan bernegara.

(3) Mata pelajaran umum kelompok Bsebagaimana yang dimaksud ayat pada ayat (1) huruf b merupakan rogram kurikuler yang bertujuan unyuk mengembangkan kompotensi sikap, kompotensi pengetahuan dan kompotensi keterampilan peserta didik dalam berkaiatan dengan ligkungan dalam bidang sosial, budaya, dan seni.

25 Tim Penyusun, Buku Praktik Kerja Lapangan, 3.

(35)

(4) Mata pelajaran peminat kejuruan kelompok C sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c merupakan program kurikuler yang bertujuan untu mengembangkan kompetensi sikap, kompetensi pengetahuan dan kompetensi keterampilan peserta didik sesuai dengan, bakat dan/atau kemampuan dalam bidang kejuruan, program kejuruan, dan paket kejuruan.

Berdasarkan pernyataan di atas menyatakan bahwa tiga mata pelajaran umum kelompok A, B dan C tidak hanya digunakan di Sekolah Menengah Kejuruan saja namun, ketiga mata pelajaran tersebut bisa juga digunakan di SMA/MA dalam artian yang bukan kejuruan.

Karena tidak hanyak SMK saja yang mengembangkat bakat, minat dan meningkatkan hubngan dengan lingkungan dan masyarakat, teapi SMA/MA juga mengembangan hal tersebut.

Kurikulum sekolah secara umum mempunyai fungsi seagai berikut: pertama, mengelola lingkungan alam secara bertanggung jawab, melestarikan nilai-nilai dan mengembangkan kebudayaan daerah serta meningkatkan mutu pendidikan dan jati diri manusia dalam upaya mewujudkan tujuan pendidikan nasional, kedua, Menumbuhkan dan mengembangkan jika senang bekerja, bergaul, memelihara, dan meningkatkan cita rasa keindahan, kebersihan, kesehatan, serta ketertiban, dalam upaya meningkatkan mutu kehidupan sebagai pribadi, anggota masyarakat dan warga negara Indonesia yang bertanggug jawab.26

26 Soerjono Sukanto, Sosiologi Suatu Pengantar, 152.

(36)

Jika menganalisis fungsi dari kurikulum sekolah, terlihat bahwa fungsinya bukan hanya memberikan bekal pengetahuan saja namun juga membentuk sikap dan nilai pada diri anak dalam upaya meningkatkan mutu kehidupan pribadi anak. Kurikulum Sekolah menunjukksn bahwa kegiatan-kegiatan kurikulum tidak terbatas dalam ruang kelas saja, melainkan mencakup juga kegiatan-kegiatan diluar kelas.27

3. Pengelolaan Program Praktik Kerja Lapangan

Menurut Suharsimi Arikunto bahwa “kata pengelolaan dapat disamakan dengan manajemen, yang berarti pula pengaturan atau pengurusan”. Yang dipengaturan yaitu pengelolaan sumber daya yang dimiliki oleh organisasi atau lembaga untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sumber daya yang harus dimanfaatan seefesien dan seefektif mungkin. Seperti halnya pengelolaan program pendidikan yang memerlukan manajemen waktu yang sangat perlu dipehatikan dalam mencapai tujuan.28

Ada dua pengertian untuk istilah program yaitu program secara khusus dan secara umum. Menurut pengertian secara umum program dapat diartikan sebagai rencana.29 Rencana ini mungkin berupa dengan keinginan untuk melanjudkan kependidikan yang lebih tinggi, mencari pekerjaan, membantu orang tua dalam membina usaha.

27 Muhammmad Joko Sulisno, Kurikulum Tingat satuan Pendidika, (yogyakarta, PUSTAKA BELAJAR, 2007), 79.

28 Rohiyat, Manajemen Sekolah: Teori Dasar dan praktik (Bandung: PT Refika Aditama, 2008), 19

29 Suharsimi Arikunto dan Cepy Safruddin Abdul Jabar, Evaluasi Program Pendidikan: Pedoman teoritis Praktis Bagi Mahasiswa Dan Praktisi Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), 3

(37)

Sebuah program bukan hanya kegiatan tunggla yang diselesaikan dalam waktu singkat, tetapi merupakan kegiatan yang kesinambungan karena melakukan suatu kebijakan. Oleh katrena itu, sebuah program dapat berlangsung dalam kurun waktu relatif lama.

pengertian program adalah suatu unit atau kesatuan kegiatan yang dilakukan bukan hanya satu kali tetapi berkesinambungan.30 Sedangkan yang dimaksuda dengan pendidikan adalah proses interaksi manusiawi yang ditandai dengan keseimbangan antara kedaulatan subjek pendidikan denagn kewinawaan pendidik.31 Jadi, yang dimaksud pengelolaan program pendidikan adalah pengaturan kesatuan kegiatan pendidikan yang berkesinambungan untuk proses interaksi manusiawi dalam pendidikan.

Adapaun Penjelasan mengenai masing-masing kegiatan program pendidikan tersebut akan diuraikan pada bagian berikut ini:

a. Perencanaan (planning)

Perencanaan adalah proses yang sistematis dalam pengambilan keputusan tentang tindakan yang akan dilakukan pada waktu yang akan datang. Disebut sistematis karena perencanaan dilaksanakan dengan menggunakan prinsip-prinsip tertentu. Prinsip- prinsip tersebut mencakup proses pengambilan keputusan,

30 Suharsimi Arikunto dan Cepy Safruddin Abdul Jabar, Evaluasi Program Pendidikan: Pedoman teoritis Praktis Bagi Mahasiswa Dan Praktisi Pendidikan, 4.

31 Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidiksn Indonesia, Manajemen Pendidikan (Bandung: Alfabeta, 2014), 12

(38)

penggunaan pengetahuan dan teknik secara ilmiah, serta tindakan atau kegiatan yang terorganisasi.32

Proses yang dimaksud adalah hubungan tiga kegiatan yang berurutan, yaitu menilai situasi dan kondisi saat ini, merumuskan dan menetapkan situasi dan kondisi yang diinginkan (yang akan datang), dan menentukan apa saja yang perlu dilakukan untuk mencapai keadaan yang diinginkan. Seperti halnya perencanaan dalam program pendidikan adalah pertama, merumuskan visi, misi, dan tujuan madrasah, kedua, merumuskan rencana kerja.

1) Merumuskan Visi, Misi dan Tujuan Madrasah

Agar eksis dan unggul dalam dunia yang cepat berubah dan persaingan yang semakin ketat, maka madarsah dan unit kerjanya harus cera terus menerus melakukan perubahan kearah perbaikan. Perubahan ke arah perbaikan tersebut harus disusun dan direncanakan dengan baik agar konsisten dan berkelanjutan, sehingga sekigus dapat mencapai tututan akuntabilitas kerja yang baik, yaitu efektif dan bermanfaat secara optimal. Visi madrasah bisa lebih dari satu, demikian juga bahwa dari satu pernyataan visi madsarah yang dapat dijabarkan ke dalam lebih dari satu pernyataan misi. Selain itu, visi madrasah dan unit kerjanya hendaklah disusun dengan dengan pertimbangan saran atau masukan dari berbagai pihak yang berkepentingan sehingga

32 Sudjana, Manajemen program pendidikan untuk pendidikan nonformal dan pengemangan Sumber Daya Manusia (Bandung, Falah Production, 2004), 57.

(39)

visi madarsah dan unit kerjanya terbentuk akan memenuhi syarat sebagai visi yang baik.

Sedangkan misi merupakan pernyataan tentang serangkaian amanat berupa tindakan yang harus dijalankan agar cita dan citra yang terdapat pada visi madrasah dan unit kerjannya dapat diwujudkan. Proses perumusan misi, sebagaimana berlaku bagi perumusan visi, harus memperhatikan masukan-masukan dari berbagai pihak yang berkepentingan (stakehoder).33 Dengan langkah seperti itu diharapkan misi yang terumuskan dapat merepresiasikan seluruh tindakan yang perlu dilakukan untuk mewujudkan visi sesuai dengan apresiasi pihak- pihak yang terkait. Jika hal ini bisa diwujudkan, maka visi dan misi yang ada akan sekaligus merupakan alat untuk mempersatu bagi madrasah. Misi yang baik harus mampu menggambarkan tentanga apa yang yang seharusnya dilaksankan oleh madrasah dalam jangka tertentu (relatif panjang) serta tetap mampu memberikan ruang yang memadai bagi kemungkinan terjadinya perubahan ditengah perjalanan karena terjadinya perubahan lingkugan yang cepat.

Tujuan merupakan hasil penjabaran misi yang menyatakan seseuatu yang ingin dicapai dalam jangka waktu

33 Ahmadi H. Syukran Nafis, Manajemen Pendidikan Islam, 50

(40)

satu hingga lima tahun.34 Madrasah merumuskan dan menetapkan tujuan serta mengembangkannya. Tujuan hendaknya dapat mengarahkan kepada perumusan sasaran dan strategi yang benar. Tujuan juga semestinya mampu menjadi dasar yang kuat dalam penetapan indikator atau tolak ukur kinerja. Tujuan tidak harus dinyatakan secara kuantitatif, namun jika mungkin akan lebih baik, yang terpenting harus mampu menunjukkan suatu kondisi yang ingin dicapai di masa mendatang.

2) Merumuskan Rencana Kerja

Banyak sekali bahan keilmuan yang berserakan dalam berbagai bidang keilmuan, termasuk bahan-bahan manajemen pendidikan Islam, meskipun masih merupakan prinsip-prinsip dasar. Disamping itu, perkembangan lembaga pendidikan Islam maupun budaya komunikasi yang ada dalam pendidikan juga dapat dijadikan bahan. Kemudian tentu saja didukung oleh kaidah-kaidah manajemen pendidikan.35 Seperti halnya dalam pembuatan rencana kerja dibutuhkan para peramu atau peracik bahan-bahan tersebut menjadi formula-formula teroritis yang kemudian diaplikasikan.

Dalam pembuatan rencana kerja, madrasah membuat rencana kerja jangka menengah yang menggambarkan tujuan

34 Ahmadi H. Syukran Nafis, Manajemen Pendidikan Islam, 53

35 Mujamil Qomar, Manajemen Pendidikan Islam (Jakarta: Erlangga, 2007), 36.

(41)

yang akan dicapai dalam kurun waktu empat tahun yang berkaitan dengan mutu lulusan yang ingin dicapai dan perbaiikan komponen yang mendukung peningkatan mutu lulusan. Rencana kerja tahunan dinyatakan dalam rencana kegiatan dan anggran madrasah (RKAM) dan dilaksanakan berdasarkan rencana janggka menengah. Rencana janggka menengah dan tahunan madrasah hendaknya: pertama, disetujui rapat dewan pendidikan setelah memperhatikan pertimbangan dari komite madrasah dan disahkan berlakunya oleh dinas pendidikan kabupaten/kota. Pada madrasah swasta rencana kerja ini disahkan berlakunya oleh penyelenggara madrasah. Dan kedua, dituangkan dalam bentuk dokumen yang mudah dibaca oleh pihak-pihak yang terkait.36

b. Pelaksanaan (actuating)

Yang dimaksud dengan actuating adalah suatu pergerakan setelah adanya rencana yang diatur ( diorganizir ) agar seorang yang diberi beban itu mempunyai rasa tanggung jawab, sehingga timbul keamanan untuk mengerjakan dengan penuh keinsyafan.37

Pergerakan adalah aktifitas pokok dalam manajemen yang mendorong semua bawahan agar berkeinginan, bertujuan bergerak untuk mencapai maksud-maksud yang telah ditentukan dan mereka berkepentingan serta bersatu padu dengan rencana usaha organisasi.

36 Ahmadi H. Syukran Nafis, Manajemen Pendidikan Islam, 55.

37 Irawan Purwanto, Manajemen Strategi (Bandung: Yrama Widya, 2006), 7.

(42)

Pergerakan juga dapat di definisikan pula sebagai keseluruhan usaha, cara, teknik, dan metode untuk mendorong para organisasi agar mau dan ikhlas bekerja sebaik mungkin demi terciptanya tujuan organisasi dengan efektif, efisien, dan ekonomis.38

Dari bebrapa definisi di atas maka dapat di rumuskan bahwa pergerakan merupakan kegiatan manajemen untuk menggerakkan dan membuat orang lain suka dan dapat bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien, sehingga tindakan-tindakan yang telah dilakukan menyebabkan suatu organisasi dapat berjalan.

1) Pedoman Madrasah

Madrasah menyusun dan harus memiliki pedoman mengatur berbagai aspek pengelolaan secara tertulis yang mudah dibaca oleh pihak-pihak yang terkait. Perumusan pedoman madrasah hendaknya mempertimbangkan visi, misi, dan tujuan madrasah. Pedoman pengelolaan madrasah meliputi:

a) Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

b) Kalender pendidikan akademik.

c) Struktur organisasi madrasah.

d) Pembagian tugas di antara guru.

e) Pembagian tugas di antara tenaga kependidikan.

f) Peraturan akademik.

38 Badruddin, Dasar-Dasar Manajemen (Bandung: Afabeta, 2013), 12.

(43)

g) Tata tertib madrasah.

h) Kode etik madrasah.

i) Biaya operasional madrasah.39

Pedoman madrasah berfungsi sebagai petunjuk pelaksanaan operasional. Pedoman pelaksanaan pengelolaan KTSP, kalender pendidikan dan pembagian tugas pendidik dan tenaga kependidikan dievaluasi dalam skala tahunan, sementara lainnya dievaluasi sesuai kebutuhan.

2) Struktur Organisasi Madrasah

Organisasi adalah suatu sistem interaksi antara orang yang ditujukan untuk mencapai tujuan organisasi, dimana sistem tersebut memerikan arahan perilaku bagi anggota oganisasi.

Madrasah sebagai suatu organisasi juga dipandang sebagai sistem sosial yang terbuka terhadap lingkungan organisasi, upaya untuk merespon dan memenuhi berbagai bantuan dan perkembangan lingkungan, termasuk pelanggan sekolah adalah dengan menjadikan madrasah sebagai learning organization yang diwujudkan melalui dukungan organisasi yang kuat terhadap pengembangan dan perbaikan secara terus menerus.40

Menyusun stuktur organisasi berarti membagi seluruh tugas madrasah kedalam berbagai kerja individual dengan wewenang dan tanggung jawab tertentu untu menjalankan kerja,

39 Ahmadi H. Syukran Nafis, Manajemen Pendidikan Islam, 61.

40 Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidiksn Indonesia, Manajemen Pendidikan, 83.

(44)

selanjudnya berbagai kerja individual tersebut dikumpulkan kedalam berbagai unit kerja menurut dasar dan ukuran tertentu.

Jadi fungsi pengorganisasian dapat diuraikan sebagai kerangka pembagian tugas ke dalam pekerjaan, pendelegasian wewenang, penetapan dasar yang yang sesuai bagi pembentukan unit kerja, dan penetapan ukuran yang sesuai untuk madrasah.41

Struktur organisasi madrasah yang berisi tentang sistem penyelenggaraan dan administrasi yang diuraikan secara jelas dan trasnparan. Pimpinan, pendidik, dan tenaga kependidikan mempunyai uaraian tugas, wewenang, dan tanggung jawab yang jelas tentang keseluruhan penyelenggaraan dan administrasi madrasah. Pedoman yang mengatur tentang struktur organisasi madrasah hendaknya: pertama, memasukkan unsur staf administrasi dengan wewenang dan tanggung jawab yang jelas untuk menyelenggarakan administrasi secara optimal. Kedua, dievaluasi secara berkala untuk melihat efektivitas mekanisme kerja pengelolaan madrasah. Dan Ketiga, diputuskan oleh kepala madrasah dengan mempertimbangkan pendapat dari komite madrasah.42

3) Implementasi Kegiatan Madrasah

Kegiatan madrasah dilaksanakan berdasarkan rencana kerja tahunan, dilaksanakan oleh penanggung jawab kegiatan

41 Ahmadi H. Syukran Nafis, Manajemen Pendidikan Islam, 62.

42 Ibid., 63.

(45)

yang didasarkan pada ketersediaan sumber daya yang ada.

Pelaksanaan kegiatan madrasah yang tidak sesuai dengan rencana yang sudah ditetapkan perlu mendapat persetujuan melalui rapat dewan pendidik dan komite madrasah.43

Kepala madrasah mempertanggung jawabkan pelaksanaan pengelolaan bidang akademik pada rapat dewan pendidik dan bidang non-akademik pada rapat komite madrasah dalam bentuk laporan pada akhir tahun ajaran yang disampaikan sebelum penyusunan rencana kerja tahunan berikutnya.

Implementasi kegiatan madrasah meliputi berbagai bidang yaitu:

bidang kesiswaan, bidang kurikulum dan kegiatan pembelajaran, bidang pendidik dan tenaga kependidikan, bidang sarana dan prasarana, bidang tenaga keuangan dan pembiayaan.44

c. Evaluasi (controlling)

Evaluai adalah kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang bekerjanya sesuatu, yang sejuta informasi tersebut digunakan untuk menentukan alternatif yang tepat dalam mengambil sebuah keputusan.45 Sedangkan evaluasi program adalah upaya menyediakan informasi untuk disampaikan kepada pengambilan keputusan.46 Apabila hasilnya sesuai dengan sasaran yang

43 Ahmadi H. Syukran Nafis, Manajemen Pendidikan Islam, 64.

44 Ibid., 82

45 Suharsimi Arikunto dan Cepi Safruddin Abdul Jabar, Evalusi Program Pendidikan, 2.

46 Ibid., 5.

(46)

ditetapkan, berarti program tersebut efektif. Jika sebaliknya, maka program tersebut dianggap tidak efektif.

Tujuan evaluasi ada dua macam evaluasi umum dan khusus.

Evaluasi umum adalah diarahkan pada program secara keseluruhan, sedangkan tujuan khusus adalah diarahakan pada masing-masing komponen. Evalusi program perlu memiliki kriteria perlu dibuat oleh evaluator karena evaluator terdiri dari beberapa orang yang memerlukan kesepakatan di dalam menilai dan agar tidak terpengaruh oleh pendapat pribadi, karena sudah dituntut oleh sebuah standar.47Secara umum evaluasi program sekolah/madrasah mencakup lima komponen utama, yaitu:

1) Komponen konteks, pada dasarnya mempertanyakan apakah program sekolah/madrasah sesuai dengan landasan hukum dan kebijakan pendidikan, tantangan masa datang dan kondisi lingkungan sekolah/madrasah. Komponen konteks mencakup indikator yang mempertanyakan apakah program sekolah/madrasah sesuai dengan: (a) landasan, baik landasan religius maupun landasan hukum, termasuk kebijakan pendidikan yang berlaku; (b) kondisi geografis, demografis, dan sosial ekonomi masyarakat; (c) tantangan masa depan bagi lulusan; (d) lingkungan budaya dan apresiasi masyarakat

47 Suharsimi Arikunto dan Cepi Safruddin Abdul Jabar, Evalusi Program Pendidikan, 29.

(47)

terhadap pendidikan; dan (e) harapan dan daya dukung stakeholders terhadap program pendidikan.

2) Komponen input, pada dasarnya mempertanyakan apakah input- input pendidikan siap digunakan. Siap berarti mencakup keberadaan, kuantitas maupun kualitasnya. Komponen input mencakup indikator antara lain: (1) standar isi; (2) standar proses; (3) standar kompetensi lulusan; (4) standar pendidik dan tenaga kependidikan; (5) standar sarana dan prasarana; (6) standar pengelolaan; (7) standar pembiayaan; (8) standar penilaian pendidikan.

3) Komponen proses, pada dasarnya mempertanyakan apakah proses pengolahan input telah sesuai dengan yang seharusnya.

Artinya apakah proses tersebut telah sesuai dengan prinsip yang diyakini atau terbukti baik sesuai dengan atau diatas standar nasional yang ada. Komponen proses mencakup antara lain indikator: (1) pelaksanaan standar isi; (2) pelaksanaan standar proses; (3) pelaksanaan standar kompetensi lulusan; (4) pelaksanaan standar pendidik dan tenaga kependidikan; (5) pelaksanaan standar sarana dan prasarana; (6) pelaksanaan standar pengelolaan; (7) pelaksanaan standar pembiayaan; (8) pelaksanaan standar penilaian pendidikan.

4) Komponen output, selalu mengenai kinerja siswa, karena pendidikan pada dasarnya mendidik siswa. Artinya apapun

(48)

program yang diajukan, wujud outputnya harus berbentuk kinerja siswa atau yang biasa disebut hasil belajar. Hasil belajar dapat bersifat akademik, misalnya nilai hasil belajar nasional, nilai rapor, kejuaraan pada LKIR, dan sebagainya. Juga dapat non-akademik, misalnya harga diri, kejujuran, kerja sama yang baik, rasa kasih sayang yang tinggi terhadap sesama, solidaritas, toleransi, kedisiplinan, kerajinan, prestasi dalam olah raga, aktivitas keagamaan, kesenian, dan sebagainya.

5) Komponen outcome, pada dasarnya mempertanyakan dampak dari program sekolah/madrasah dari 8 standar tersebut. Dampak biasanya muncul setelah ouput terjadi beberapa lama. Dampak dapat terjadi pada siswa (tamatan), misalnya diterima-tidaknya di perguruan tinggi, waktu tunggu pekerjaan, gaji/penghasilan setelah bekerja, dan sebagainya. Dampak juga dapat mengenai sekolah/madrasah, misalnya peningkatan popularitas sekolah/madrasah, tingkat kepercayaan masyarakat kepada sekolah/madrasah.48

4. Kompetensi sosial Peserta Didik

Salah satu langkah dalam menejemen peserta didik adalah melakukan pembinaan dan pengembangan terhadap peserta didik.

pembinaan dan pengembangan peserta didik dilakukan sehingga anak dapat bermacam-macam pengalaman belajar untuk bekal hidupnya di

48 Ahmadi H. Syukran Nafis, Manajemen Pendidikan Islam, 90.

(49)

masa yang akan datang. untuk mendapat pengetahuan atau pengalaman belajar. peserta didik harus melakukan berbagai macam-macam kegiatan baik berupa kegiatan kurikuler dan kegiatan ekstrakurikuler. yang bertujuan untuk persiapan peseta didik bermasyarakat.49 Peserta didik bermasyarakat adalah suatu proses untuk membangun dan mengembangkan potensi, minat, bakat, kemampuannya dalam berpartisipasi di masyarakat. Beberapa perkembangan yang harus dimiliki oleh peserta didik sebagai berikut:

a. Perkembangan Intelektual

Istilah intelek berasal dar bahasa inggris intellect yang diartikan sebagai proses kognitif, proses berpikir, daya menghubungkan kemampuan menilai dan kemempuan mempertimbangkan dan kemampuan mental. Intelek adalah intelegensi yang berarti kemapuan untuk meletakkan hubungan dari proses berpikir. Selanjutnya, dikatakan bahwa orang yang berintelegensi adalah orang yang dapat memyelesaikan persoalan dalam waktu yang lebih singkat. Memahami masalahnya lebih cepat dan cermat.50

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa intelek tidak berbeda dengan pengertian intelegensi yang memiliki arti kemampuan unuk melakukan abtrak, serta berikir logis dan cepet

49 Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia, Manajmen Pendidikan (Bandung: ALFABETA, 2009), 211.

50 Muhammad Ansori, Psikologi Remaja Perkembangan Peserta Didik (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2011), 26.

(50)

sehingga sehingga dapat egerak menyesuaikan diri terhadap situasi baru. Perkembangan intelektual juga dikenal dalam dunia psikologi maupun pendidikan dengan istilah pekembangan kognitif.

Perkembangan kognitif manusia merupakan proses psikologi yang didalammnya melibatkan proses memperoleh, menyususun menggunakan pengetahuan, serta kegunatan mental seperti berpikir, menimbang dan mengamati, mengingat, dan menganalisis, mengevaluasi, memecah persoalan yang berlangsung melalui interaksi dengan lingkungannya.

Hubungan intektual dengan tingkah laku adalah bahwa intelegensi merupakan pernyataan dari tingkah laku adaptasi yang terarah kepada kontak dengan lingkungan dan kepada penyusunan pemikiran. Interaksi antara organisme dengan lingkunggannya lebih bersifat timbal balik. Hanya dalam bentuk interaksinya juga, setiap perubahan tingkah laku adalah merupakan hasil dilektis pengaruh timbal balik antara organisme dan lingkunngannya. Proses interaksi individu sesuai dengan perkembangan kognitifnya dilakukan melalui asimilasi dan akomudasi. Dalam asimilasi, proses yang terjadi adalah menyesuaikan pengalaman-pengalaman baru yang diperoleh dengan stuktur skema yang ada dalam diri individu. Akomodasi merupakan proses penyesuaian skema dalam diri individu dengan fakta-fakta yang baru yang diperbolehkan melalui pengalaman dari lingkungannya.

(51)

b. Perkembangan Kreatifitas

Kreatifitas adalah ciri-ciri khas yang dimiliki oleh setiap individu yang menandai adanya kemampuan untuk menciptakan suatu yang sama sekali atau kombinasi dari karya-karya yag telah yang telah ada sebelumnya, menjadi suatu karya baru yang dilakukan melalui interaksi dengan lingkungannya untuk menghadapi permasalahan, dan mencari alternatif pemecahannya melalui cara berpikir divergen.51

Kreativitas secara umum di atas, tampak bahwa kreativitas itu berkembang disadari oleh potensi yang ada dalam diri individu dan ditunjang oleh pengalaman selama interaksi dan lingkungannya.

Kemampuan berpikir divergen yang merupakan ciri utama untuk kreatifitas dapat berkembang karena menghadapi berbagai persoalan yang ada pada lingkungan tersebut.

Pendekatan dalam studi kreatif dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu pendekatan psikologis dan pendekatan sosiologis.

Pendekatan pisikologis lebih memilih keatifitas dari pada kekuatan dari segi kekuatan yang ada dalam diri individu sebagai faktor-faktor yang menentukan kreatifitas. Salah satu pendekatan kreatifitas ini adalah pendekatan holistik. Pendekatan holistik untuk menjelaskan konsep kreatifitas dengan berdasarkan fugsi-fungsi berpikir, merasa, mengindra dan intuisi. Pendekatan sosiologis berasumsi bahwa

51 Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan sistem (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2010), 179.

(52)

kreativitas individu meruppakan hasil dari proses interaksi sosial dimana individu dengan segala potensi dan disposisi kepribadiannya dipengaruhi oleh lingkungan sosial temat individu itu berada, yang meliputi ekonomi, politik dan kebudayaan dan perannya. Munculnya orang-orang kreatif tinggi dalam sejarah merupakan refleksi dari pola perkembangan nilai-nilai sosial, yang meliputi ekonomi, politik, kebudayaan dan peranan keluarga, serta pada zamannya yang kondusif.52

Sesungguhnya anak-anak kreatif kedudukannya sama saja dengan anak-anak biasa lainnya. Namun karena potensi yang ia miliki harus mendapatkan perhatian khusus dari pihak pendidikan untuk mengambangkan dirinya. Oleh karean itu, sistem pendidikan hendaknya memperhatikan kurikulum yang adan diolah menjadi materi dalam proses pendidikan.

c. Perkembangan Hubungan Sosial

Hubungan sosial individu berkembang karena danya dorongan rasa ingin tahu terhadap segala sesuatunya yang ada di dunia dan sekitarnya. hubungan sosial ini mula-mula dimulai dari lingungan rumah keudian berkembang lebih luas ke lingkungan sekolah dan dilanjutkan pada lingkungan yang lebih luas lagi yaitu ke masyarakat luas.53

52 Muhammad Ansori, Psikologi Remaja Perkembangan Peserta Didik, 45.

53 Soerjono Sukanto, Sosiologi Suatu Pengantar, 12.

(53)

Perkembangan interaksi sosial ketika interaksi sebagai peristiwa saling mempengaruhi satu sama lain dan dua orang atau lebih hadir barsama, mereka menciptakan suatu hasil satu sama lain atau berkomunikasi satu sama lain. Jadi, dalam setiap kasus interaksi, tindakan setiap orang bertujuan untuk memepengaruhi orang lain.

Dalam proses perkembangan sosial, anak dengan dengan sendirinya mempelajari proses penyesuaian diri dengan lingkungannya, baik dilingkungan keluarga, lingkungan sekolah, maupun lingkungan masyarakat perkembangan sosial individu sangat tergantung pada kemampuan individu untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya serta keterampilan mengatasi masalah yang dihadapinya. Berikut ini didiskusikan pengaruh lingkungan keluarga, sekolah dan manyarakat terhada perkembangan sosial.

1) Lingkungan Keluarga

Ada sejumlah faktor dari dalam keluarga yang sangat dibutuhkan oleh anak dalam proses perkembangan sosialnya, yaitu kebutuhan akan rasa aman, dihargai, disayanginya, diterima, dan kebebasan untuk menyatakan diri. Rasa aman meliputi perasaan aman secara material dan mental. Perasaan secara material berupa pemenuhan kebutuhan pakaian, makanan, dan sasaran lain yang dipelukan sejauh tidak berlebihan dan tidak berda diluar kemampuan orang tua. Perasaan aman secara

(54)

mental berarti pemenuhan oleh orang tua berupa perlindungan emosional, menjauhkan ketegangan, membantu dalam menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi, dan memberikan bantuan dalam menstabilkan emosinya.

Dalam situasi demikian, anak akan merasa aman, dihargai dan disayangi. Anak tidak akan merasa takut untuk menyatakan dirinya, pendapatnya, maupun mendiskusikan kesulitan yang di hadapinya karena merasa bahwa orang tua atau kerabatnya ibarat sumber kekuatan yang selalu membantunya dimanapun dan kapan pun dirinya memerlukannya.

2) Lingkungan Sekolah

Kehadiran sekolah merupakan perluasan lingkungan sosialmu adalah proses sosialisasinnya dan sekaligus merupakan faktor lingkungan baru yang sangat menantang. Para guru dan teman-temannya sekaligus membentuk sistem yang kemudian menjadi semacam lingkungan normal bagi dirinya. Selama tidak ada pertentangan, selama itu pula anak tidak akan mengalami kesulitan dalam menyesuaikan dirinya namun, jika salah satu kelompok dimana dirinya dapat dirima dengan baik.

Ada empat tahapan proses penyesuaian diri yang harus dilalui oleh anak selama membangun hubungan sosialnya, yaitu sebagai berikut.

(55)

a) Anak dituntut untuk tidak merugikan orang lain secara menghargai dan menghormati hak orang lain.

b) Anak didik untuk menaati peraturan-peraturan dan menyesauikan diri dengan norma-norma kelompok.

c) Anak dituntut untuk lebih dewasa dalam melakukan interaksi sosial berdasarkan asas saling memberi dan menerima.

d) Anak dituntut untuk memahami orang lain.54

Keempat tahapan proses penyesuaian diri berlangsung dari proses yang sederhana yang semakin komplek dan semakin menuntut penguasaan sistem respons yang kompleks pula.

Selama proses penyesuaian diri, sangat mungkin terjadi anak menghadapi komflik yang dapat berakibat pada terhambat perkembangan sosial mereka.

3) Lingkungan Masyarakat

Salah satu masalah yag dialami oleh peserta didik dalam proses sosialisainya adalah bahwa tidak jarang masyarakat bersikap tidak konsisten terhadap peserta didik. Di satu sisi peserta didik diangggap sudah beranjak dewasa, tapi kenyataan disisi lain mereka tidak tidak memberikan kesempatan atau peran penuh sebagaimana orang yang sudah dewasa. Untuk masalah- masalah yang pandang penting dan menentukan, perserta didik

54 Muhammad Ansori, Psikologi Remaja Perkembangan Peserta Didik, 96.

Referensi

Dokumen terkait

Penerapan metode permukaan respon yang digunakan untuk optimalisasi proses sealing pada pengemasan produk makanan jelly merk Big Stick menunjukkan bahwa faktor-faktor

Mahasiswa memahami konsep dari grafik komputer dan oleh citra, serta hubungan antara keduanya.. Mahasiswa memahami perkembangan implementasi dri grafik komputer dan

5 Tahun 2010 menyebutkan bahwa infrastruktur merupakan salah satu prioritas pembangunan nasional untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan sosial yang berkeadilan

Beragamnya terminologi yang dipergunakan untuk meng-istilahkan dan mendefinissikan tentang masyarakat hukum adat (MHA), hal ini menunjukkan begitu kompleksitas

Bila SRPM didesain dengan 25% distribusi beban lateral, maka pada desain kapasitas, profil yang dihasilkan menjadi lebih besar sehingga sistem ganda ini tidak efisien, karena

Berdasarkan kondisi tersebut maka penelitian mengenai “Model Pemberdayaan Perempuan Melalui Pengembangan Usaha Pembuatan Ikan Asap di Kota Palembang”

Data Kebutuhan Bahan Baku Untuk Masing-masing Produk.... Dala Perscdiaan Rahan Baku