• Tidak ada hasil yang ditemukan

DETERMINAN MINAT MAHASISWA AKUNTANSI UNTUK BERKARIR SEBAGAI AKUNTAN PUBLIK (STUDI PADA MAHASISWA STRATA SATU JURUSAN AKUNTANSI UNIVERSITAS DI KOTA MALANG)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "DETERMINAN MINAT MAHASISWA AKUNTANSI UNTUK BERKARIR SEBAGAI AKUNTAN PUBLIK (STUDI PADA MAHASISWA STRATA SATU JURUSAN AKUNTANSI UNIVERSITAS DI KOTA MALANG)"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

DETERMINAN MINAT MAHASISWA AKUNTANSI UNTUK BERKARIR SEBAGAI AKUNTAN PUBLIK

(STUDI PADA MAHASISWA STRATA SATU JURUSAN AKUNTANSI UNIVERSITAS DI KOTA MALANG)

Dwiyanti Hana Fadilah, Rosidi

Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Brawijaya Malang

Email: hanafadhillah14@gmail.com

Abstract :

This study aims to determine the influence of parental guidance, work environment, labor market considerations, social value, the intention of taking CPA certification, and CPA certification challenges on the interest of accounting students of having a career as a Public Accountant. This study applies quantitative approach and uses Hierarchy of Needs theory and Planned Behavior theory. The objects of the study are top 10 both private and state universities in Malang City. Utilizing convenience sampling, 195 samples are collected through survey and analyzed by Logistic Regression using SPSS version 23.0. The analysis results reveal that social value has a negative significant effect on the interest of becoming a public accountant, implying that the lower the social value, the higher the interest. The intention of taking CPA certification has a positive significant effect on the interest of becoming a public accountant, meaning that the higher the intention of taking CPA certification, the higher the interest. Parental guidance, work environment, and the CPA certification challenges have no effect. This study may provide universities and public accounting firms with an insight of what interests students to pursue a career as a public accountant.

Keywords: Accounting student’s interest, Public Accountant, parents influence, work environment, labor market considerations, social value, the intention of taking CPA certification, CPA certification challenges, Logistic Regression

Abstrak :

Penelitian kuantitatif ini bertujuan untuk menguji pengaruh orang tua, lingkungan kerja, pertimbangan pasar kerja, nilai sosial, keinginan memperoleh gelar CPA, dan sulitnya memperoleh gelar CPA terhadap minat mahasiswa akuntansi untuk berkarir sebagai Akuntan Publik. Teori yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Teori Hierarki Kebutuhan dan Theory of Planned Behavior. Objek penelitian adalah universitas baik negeri maupun swasta yang termasuk dalam 10 universitas terbaik di Kota Malang. Sebanyak 195 yang ditentukan dari teknik convenience sampling berhasil dikumpulkan melalui metode survei. Analisis data menggunakan Regresi Logistik dengan aplikasi SPSS versi 23.0. Hasil pengujian menunjukkan bahwa nilai sosial memberikan pengaruh signifikan yang negatif artinya semakin rendah nilai sosial, semakin tinggi minat berkarir. Sementara keinginan memperoleh gelar CPA memberikan pengaruh signifikan yang positif artinya semakin tinggi keinginan

(2)

memperoleh CPA, semakin tinggi minat berkarir. Sedangkan pengaruh orang tua, lingkungan kerja, pertimbangan pasar kerja, dan sulitnya memperoleh gelar CPA tidak berpengaruh. Hasil penelitian berguna bagi pihak universitas dan KAP dalam memahami faktor yang berpengaruh pada minat mahasiswa akuntansi untuk berkarir sebagai Akuntan Publik.

Kata kunci: Minat mahasiswa akuntansi, Akuntan Publik, pengaruh orang tua, lingkungan kerja, pertimbangan pasar kerja, nilai sosial, keinginan memperoleh gelar CPA, sulitnya memperoleh gelar CPA, Regresi Logistik

PENDAHULUAN

Persaingan bisnis yang tumbuh cepat di Indonesia mendorong perusahaan untuk terus berkembang sehingga menciptakan sektor bisnis yang semakin kompleks. Hal ini menyebabkan tingginya kebutuhan terhadap jasa akuntan yang menjadi profesi pendukung suatu bisnis. Salah satu dari jenis akuntan yang esensial untuk keberlangsungan hidup suatu bisnis ialah Akuntan Publik.

Menurut Undang-undang Nomor 5 Tahun 2011, Akuntan Publik merupakan seseorang yang memiliki izin untuk memberikan jasa asurans yang meliputi jasa audit dan reviu atas informasi keuangan historis, serta jasa asurans lainnya yang berkaitan dengan akuntansi, keuangan, dan manajemen.

Senjari (2016) menjelaskan bahwa tugas dan kewajiban yang dimiliki oleh Akuntan Publik dapat menciptakan kehidupan yang transparan dan akuntabel, kedaulatan masyarakat atas pengelolaan negara, dan perekonomian

yang bersih dari tindakan kecurangan dan penipuan keuangan. Maka dari itu, Akuntan Publik dituntut untuk memiliki keahlian dan kemampuan tinggi mengingat peranan penting yang dibutuhkan guna menghidupkan sektor bisnis yang kompetitif di Indonesia.

Sayangnya kebutuhan yang tinggi terhadap jasa Akuntan Publik tidak diimbangi dengan ketersediaan yang cukup. Selain jumlah yang sangat sedikit, permasalahan tentang komposisi usia yang menggeluti profesi ini juga perlu menjadi perhatian (Senjari, 2016). Pada tahun 2012, jumlah Akuntan Publik di Indonesia hanya 1.086 orang dan dari jumlah tersebut lebih dari 60% berusia 50 tahun ke atas (Sudarman, 2012). Ketua Umum Ikatan Akuntan Publik Indonesia (IAPI) Tarkosunaryo pada sebuah artikel portal berita cnnindonesia.com menyatakan jumlah Akuntan Publik yang bersertifikasi (CPA) per tahun 2019 adalah 4.000 orang. Meskipun terdapat jumlah yang meningkat, perkembangan Akuntan Publik di Indonesia tergolong lambat dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya. Seharusnya dalam menyikapi visi ASEAN 2020, Akuntan Publik pada era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) lebih mampu bersaing mengingat mudahnya tenaga kerja asing untuk masuk dan bekerja di Indonesia.

Selain itu fakta tentang persentase struktur usia profesi Akuntan Publik di Indonesia juga memberikan indikasi bahwa regenerasi tidak berjalan baik.

Sedikitnya jumlah Akuntan Publik di Indonesia disebabkan oleh minat mahasiswa untuk berkarir sebagai Akuntan Publik yang rendah. Maka dari

(3)

itu, diperlukan usaha dari berbagai pihak terkait seperti instansi pendidikan, pemerintah, dan Kantor Akuntan Publik (KAP) sebagai penyedia lapangan pekerjaan agar minat kalangan muda untuk berkarir sebagai Akuntan Publik dapat ditingkatkan.

Minat seseorang menimbulkan penentuan sikap untuk berada pada tempat yang dianggap nyaman dan sesuai dengan hati nurani. Sementara menurut Harianti & Taqwa (2017) jika dikaitkan dengan minat mahasiswa akuntansi untuk berkarir sebagai akutan publik berarti suatu keinginan, hasrat, ataupun kehendak mahasiswa untuk berprofesi sebagai Akuntan Publik. Hak untuk menentukan minat akan semakin luas seiring bertambahnya usia seseorang. Maka dari itu, minat yang dimiliki mahasiswa sangat berpengaruh terhadap pemilihan karir setelah menjadi sarjana, baik karir tersebut berhubungan dengan pendidikan yang telah ditempuh maupun tidak.

Meskipun cenderung bersifat pribadi dan berasal dari dalam diri sendiri, minat juga dipengaruhi oleh daya tarik dari luar individu. Faktor internal yang mungkin dapat memengaruhi minat mahasiswa akuntansi untuk berkarir sebagai Akuntan Publik berupa keinginan mahasiswa untuk memperoleh gelar CPA dan pendapat mereka tentang sulitnya memperoleh gelar tersebut.

Dari segi faktor eksternal diantaranya terdapat pengaruh orang tua, lingkungan kerja, pertimbangan pasar kerja, dan nilai sosial.

Penelitian ini melakukan pengujian kembali beberapa variabel

yang berasal dari penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Darmawan dan Rosidi (2018) yaitu variabel pengaruh orang tua, lingkungan kerja, pertimbangan pasar kerja, dan nilai sosial karena belum terbukti bahwa faktor-faktor ini memengaruhi minat mahasiswa akuntansi untuk berkarir sebagai Akuntan Publik. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Darmawan dan Rosidi (2018) terletak pada populasi penelitian. Selain itu, penelitian ini menggunakan variabel yang berkaitan dengan sertifikasi CPA dari penelitian Wen, Yang, Bu, Diers, dan Wang (2018) yang dilakukan di Cina yang masih jarang diuji terhadap mahasiswa akuntansi di Indonesia sehingga dapat menjadi temuan baru dalam mengidentifikasi faktor-faktor minat mahasiswa akuntansi untuk berkarir sebagai Akuntan Publik.

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh orang tua, lingkungan kerja, pertimbangan pasar kerja, nilai sosial, keinginan memperoleh gelar CPA, dan sulitnya memperoleh gelar CPA terhadap minat mahasiswa akuntansi untuk berkarir sebagai Akuntan Publik. Manfaat penelitian ini dari segi teoritis yaitu dapat mendukung Teori Hierarki Kebutuhan dan Theory of Planned Behaviour yang digunakan sebagai dasar penelitian. Manfaat praktis yang diberikan oleh penelitian ini berupa informasi dan tentang faktor-faktor yang mungkin diidentifikasi dari hasil penelitian sehingga mampu memberikan gambaran kepada lembaga pendidikan khususnya perguruan tinggi program studi akuntansi sehingga dapat

(4)

menyesuaikan kurikulum dan program kampus dengan kondisi dunia kerja terkini. Penelitian ini juga dapat digunakan oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) sebagai instansi lapangan pekerjaan terbesar bagi Akuntan Publik untuk berusaha mengoptimalkan faktor- faktor yang menarik minat mahasiswa akuntansi. Dengan begitu diharapkan jumlah Akuntan Publik di Indonesia mampu mengalami peningkatan yang signifikan.

TELAAH PUSTAKA Teori Hierarki Kebutuhan

Menurut Murray, kebutuhan adalah konsep tentang kekuatan otak yang mengorganisir berbagai proses seperti persepsi, berfikir, berbuat untuk mengubah kondisi yang ada dan tidak memuaskan (dikutip oleh Alwisol, 2005:218). Dengan kata lain, kebutuhan merupakan sesuatu yang harus dipenuhi seseorang baik untuk mempertahankan hidup ataupun memuaskan keinginan.

Iskandar (2016) menyatakan teori hierarki kebutuhan yang dikembangkan Abraham Maslow mendeskripsikan motivasi seseorang terjadi sebagai reaksi atas persepsi seseorang terhadap lima macam kebutuhan dasar, yaitu:

1. Kebutuhan Fisiologis

Kebutuhan makan, minum, oksigen, tidur, dan tempat berteduh merupakan kebutuhan fisiologis dan kebutuhan paling dasar yang harus dipenuhi seseorang untuk bertahan hidup secara fisik.

2. Kebutuhan akan Rasa Aman Kebutuhan akan rasa aman dapat berupa kehidupan yang stabil, jauh dari perasaan cemas, dan hal-hal yang

bersifat asing atau tidak diharapkan.

Kebutuhan akan rasa aman bertujuan untuk melindungi diri terhadap bahaya, ancaman, kecelakaan, kerugian, atau kehilangan yang mungkin terjadi di masa depan (Iskandar, 2016).

3. Kebutuhan untuk Diterima Kebutuhan ini ditandai keinginan seseorang untuk memiliki teman, keluarga, pasangan, anak, mendapat kasih sayang, dan disenangi oleh orang- orang disekitarnya. Kebutuhan ini juga erat kaitannya dengan kebutuhan akan cinta serta rasa memiliki dan dimiliki.

4. Kebutuhan untuk Dihargai Maslow yang dikutip oleh Hikma (2015) menjelaskan terdapat dua kategori dalam kebutuhan untuk dihargai yaitu kebutuhan rendah (menghormati orang lain, kebutuhan akan status, ketenaran, kemuliaan, pengakuan, perhatian, reputasi, apresiasi, martabat, sampai penghargaan dari orang lain) dan kebutuhan tinggi (kebutuhan akan penghargaan terhadap diri sendiri, termasuk perasaan, keyakinan, kompetensi, prestasi, penguasaan, kemandirian, dan kebebasan).

5. Kebutuhan Aktualisasi-Diri Hikma (2015) mengartikan kebutuhan aktualisasi-diri sebagai hasrat individu untuk memperoleh kepuasan dengan diri sendiri, menyadari semua potensi yang ada, menjadi sesuatu menurut keinginan, kemampuan, dan potensi, serta menjadi kreatif untuk mencapai puncak prestasi untuk mencapai persepsi pribadi yang sempurna.

Kebutuhan ini tidak melibatkan keseimbangan, tetapi keinginan yang terus menerus untuk memenuhi potensi.

(5)

Theory of Planned Behaviour

Theory of Planned Behavior (TPB) merupakan pengembangan dari Theory of Reasoned Action (TRA) oleh Ajzen dan Fishbein. Faktor kontrol persepsi perilaku melengkapi dua faktor lain dari TRA yaitu sikap (attitude) dan norma subjektif (subjective norm).

1. Sikap, merupakan cara seseorang bertindak sebagai bentuk reaksi terhadap suatu hal. Sikap memengaruhi niat seseorang berperilaku karena pada dasarnya sikap telah menjadi pola hidup seseorang dalam mengambil keputusan sebagai tanggapan atas hal yang terjadi di lingkungan sekitarnya.

2. Norma Subjektif, Ajzen (dikutip oleh Lukman dan Winata, 2017) menjelaskan bahwa norma subjektif berkaitan dengan persepsi individu yang terbentuk dari lingkungan atau tekanan sosial untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu.

3. Kontrol Persepsi Perilaku, merupakan keyakinan individu yang memerhatikan tingkat kesulitan yang dibutuhkan untuk melakukan perilaku (Ajzen, 1991; Lukman & Winata, 2017). Faktor ini ditambahkan pada TPB untuk mengendalikan perilaku individual yang dibatasi oleh ketersediaan dukungan atau sumber daya yang diperlukan untuk seseorang berperilaku (Hsu dan Chiu, 2004).

Wahyono, Siswandari, dan Santosa (2013) menjelaskan secara umum TPB digunakan untuk menjelaskan niat seseorang yang kemudian menjadi alasan seseorang berperilaku. Ajzen (dikutip oleh Wahyono, 2013) menyatakan TPB

cocok untuk menjelaskan perilaku yang memerlukan perencanaan.

Minat

Minat merupakan

kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu (Syah, 2005:152).

Minat menimbulkan penentuan sikap untuk berada pada tempat yang dianggap nyaman dan sesuai dengan pribadi individu. Menurut Dalyono (dikutip oleh Harianti & Taqwa, 2017) minat dapat timbul dari dalam individu dan juga daya tarik dari luar. Kedua faktor ini sering disebut dengan faktor instrinsik dan faktor ekstrinsik. Faktor instrinsik berupa emosional, persepsi, motivasi, kebutuhan, dan bakat. Disisi lain, faktor ekstrinsik dapat berasal dari lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat.

Karir

Karir umumnya diartikan sebagai ide untuk terus bergerak ke atas pada garis pekerjaan yang dipilih seseorang (Renaganis & Ghofar, 2014).

Bergerak ke atas dilakukan dalam rangka memperoleh hak atas pendapatan yang lebih besar, status, dan kekuasaan. Rindani (2015) mengartikan karir sebagai suatu transfer/pemindahan ke jabatan yang memiliki tanggung jawab lebih tinggi dari sebelumnya yang dilalui seseorang selama hidup.

Untuk memiliki karir dengan jabatan tinggi dan pengalaman yang banyak, tentunya membutuhkan waktu yang tidak singkat.

Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa karir merupakan

(6)

proses panjang selama jangka waktu tertentu yang dilalui seseorang dalam menekuni suatu pekerjaan yang dipilih dengan tujuan konstan untuk selalu bergerak ke atas demi memperoleh status, kekuasaan, dan pendapatan yang lebih besar.

Profesi Akuntansi

Profesi akuntan menurut International Federation of Accountants (IFAC) (yang dikutip Regar, 2003) merupakan seluruh bidang pekerjaan yang menggunakan keahlian dibidang akuntansi, termasuk dibidang pekerjaan Akuntan Publik, keuangan, interen, perusahaan industri, dagang, pemerintah, maupun sebagai pendidik.

Tujuan profesi akuntansi adalah memenuhi tanggung jawabnya dengan standar profesionalisme tertinggi, mencapai tingkat kinerja tertinggi, dengan orientasi kepada kepentingan publik (Fachmi & Utami, 2017). Untuk mencapai tujuan tersebut terdapat empat kebutuhan dasar yaitu kredibilitas, profesionalisme, kualitas jasa, dan kepercayaan yang harus dipenuhi.

Adapun secara umum terdapat empat jenis profesi akuntansi, sebagai berikut:

1. Akuntan Perusahaan, profesi akuntan yang bekerja di dalam suatu entitas atau perusahaan sebagai pegawai yang bertanggung jawab terhadap keuangan perusahaan. Tugas yang dimiliki yaitu berkaitan dengan akuntansi manajemen sampai akuntansi keuangan (Senjari, 2016).

2. Akuntan Pemerintah, Akuntan pemerintah adalah akuntan yang bertugas mengendalikan serta memeriksa penggunaan keuangan atau

kekayaan negara, dan membuat laporan hasil pemeriksaan di lembaga-lembaga pemerintah. Akuntan pemerintah bekerja dengan menggunakan peraturan tersendiri bagi pemerintahan yang tercantum dalam PP Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP).

3. Akuntan Pendidik, bertugas untuk memberikan pendidikan dan ilmu pengetahuan terkait dengan akuntansi kepada orang lain. Tidak hanya memberikan ilmu, akuntan pendidik juga memiliki tanggung jawab untuk

terus memperbaiki dan

mengembangkan ilmu akuntansi.

4. Akuntan Publik, Jusup (2014:19) menjelaskan tanggung jawab utama Akuntan Publik atau auditor independen adalah melakukan fungsi pengauditan atas laporan keuangan yang diterbitkan entitas (perusahaan dan organisasi lainnya). Akuntan Publik juga diberikan wewenang untuk memberikan jasa atestasi lain dan non- atestasi kepada perusahaan yang membutuhkan. Mulyadi (yang dikutip oleh Senjari, 2016) menjabarkan jenjang karir yang dapat ditempuh seseorang sebagai Akuntan Publik yaitu auditor junior, auditor senior, manajer audit, dan rekan.

Faktor-faktor yang Memengaruhi Minat Mahasiswa Akuntansi untuk Berkarir sebagai Akuntan Publik 1. Pengaruh Orang Tua

Orang tua dapat diartikan sebagai ayah atau ibu yang melahirkan, mengasuh, merawat, wali, atau orang yang memiliki hubungan terdekat dengan seseorang. Menurut Covey

(7)

(yang dikutip oleh Yusuf, 2009:47) terdapat empat prinsip peran orang tua, antara lain:

a. Modelling, orang tua sebagai contoh atau teladan bagi seorang anak dalam menjalankan nilai dan norma yang berlaku di masyarakat.

b. Mentoring, sebagai mentor utama bagi anak, orang tua berperan untuk membimbing dan mengasuh dengan penuh kasih sayang. Orang tua juga perlu menjamin keterbukaan dalam membangun hubungan dengan anak.

c. Organizing, mengatur, mengontrol, merencanakan, bekerja sama dalam menyelesaikan masalah, meluruskan struktur dan sistem di keluarga.

Peran ini sangat menuntut sikap adil dan bijaksana orang tua.

d. Teaching, orang tua dapat dikatakan sebagai guru di rumah karena memiliki tanggung jawab

mendorong, mengawasi,

membimbing, dan mengajarkan tentang nilai-nilai spiritual, moral, dan sosial kepada anak untuk diterapkan di lingkungan sekitarnya.

2. Lingkungan Kerja

Lingkungan kerja berkaitan dengan kondisi dari suatu pekerjaan yang meliputi karakteristik dan beban- beban yang dihasilkan dari pekerjaan tersebut (Iswahyuni, 2018). Sifat kerja (rutin, atraktif, sering lembur), tingkat persaingan antara karyawan, dan tekanan di tempat kerja merupakan unsur yang membentuk lingkungan kerja (Senjari, 2016).

Kriteria lingkungan kerja satu orang berbeda dengan yang lainnya.

Ada orang yang lebih termotivasi bekerja di bawah tekanan besar, jam

terbang yang padat, atau persaingan yang tinggi. Di lain sisi, ada orang yang mampu menyelesaikan tugas lebih baik saat tidak merasa tertekan dan memiliki waktu istirahat cukup bagi dirinya.

3. Pertimbangan Pasar Kerja Pertimbangan pasar kerja adalah pertimbangan seseorang dalam memilih suatu pekerjaan, hal ini dikarenakan setiap profesi mempunyai peluang dan kesempatan berbeda-berbeda (Ferni, 2018). Luasnya kesempatan kerja suatu pekerjaan, karir yang stabil, dan kemungkinan kecil untuk mengalami Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) merupakan beberapa hal umum yang menjadi unsur pertimbangan pasar kerja dalam pemilihan karir seseorang.

Harianti dan Taqwa (2017) menyatakan bahwa pekerjaan yang penawaran pasar kerjanya luas lebih diminati daripada pekerjaan dengan pasar kerja kecil. Sementara karir yang stabil dan jauh dari ancaman PHK masuk ke dalam keamanan kerja yang mencerminkan harapan seseorang agar bisa memiliki pekerjaan untuk waktu yang lama hingga masa pensiun.

4. Nilai Sosial

Stolle (yang dikutip oleh Setiyani, 2005) menyebutkan nilai sosial ditunjukkan sebagai faktor yang menampakkan kemampuan seseorang pada masyarakatnya, atau dengan kata lain nilai sosial adalah nilai seseorang dari sudut pandang orang lain di lingkungannya. Berkaitan dengan pemilihan karir, Iswahyuni (2018) menyatakan nilai sosial merupakan pandangan masyarakat terhadap nilai suatu karir yang dipilih. Rahayu, Sudaryono, dan Setiawan (2003)

(8)

menyatakan biasanya individu mencari pekerjaan yang bergengsi, memberi kesempatan untuk melakukan kegiatan sosial lain, berinteraksi dengan rekan kerja, dan waktu untuk menekuni hobi.

5. Certified Public Accountant (CPA) of Indonesia

Menurut Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI), CPA merupakan sertifikasi tertinggi profesi Akuntan Publik di Indonesia. Penyelenggaraan CPA berbasis pada kompetensi yang dibutuhkan individu untuk berpraktek, atau menginginkan keahlian yang dibutuhkan untuk berprofesi sebagai Akuntan Publik. Berdasarkan situs resmi IAPI, sertifikasi CPA di Indonesia terdiri atas tiga tahapan yaitu level dasar, level profesional, dan level lanjutan. Kompetensi mencakup pengetahuan teoritis berbagai ilmu akuntansi, auditing, pengendalian internal, sistem informasi, perpajakan, ekonomi makro dan mikro, manajemen keuangan dan hukum bisnis secara umum, yang memungkinkan seseorang melakukan akumulasi dan evaluasi informal dalam menjalankan profesi sebagai Akuntan Publik yang memenuhi standar dan etika profesi.

Pengembangan Hipotesis 1. Pengaruh Orang Tua

Orang tua selalu menginginkan yang terbaik untuk anaknya, sering juga dijumpai mahasiswa yang jika ditanya alasan memilih suatu jurusan akan menjawab pilihan tersebut merupakan saran dari orang tua mereka. Artinya, pengaruh ini bisa diperoleh melalui gambaran orang tua yang berkarir sebagai Akuntan Publik atau hanya

sekadar saran yang dirasa merupakan pilihan yang paling baik dan sesuai dengan pribadi mahasiswa.

Penelitian yang dilakukan oleh Lukman dan Juniati (2016) membuktikan bahwa orang tua berpengaruh secara signifikan dan positif terhadap proses pemilihan karir mahasiswa akuntansi untuk menjadi Akuntan Publik. Hasil penelitian ini menyebutkan mahasiswa yang memilih karir sebagai Akuntan Publik rata-rata menyetujui bahwa pandangan orang tua penting dalam memberikan referensi atau masukan atas karir yang akan dipilih nantinya. Dalam Theory of Planned Behaviour (TPB) juga dijelaskan bahwa lingkungan sosial atau harapan orang-orang sekitar yang memiliki hubungan dengan seseorang akan berpengaruh pada niat orang itu untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu.

Berdasarkan ulasan di atas maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H₁ : Pengaruh orang tua berpengaruh terhadap minat mahasiswa akuntansi untuk berkarir sebagai Akuntan Publik.

2. Lingkungan Kerja

Lingkungan kerja dapat terbentuk dari karakteristik pekerjaan, budaya, dan aturan yang diterapkan dalam suatu organisasi. Maka dari itu, faktor lingkungan kerja merupakan salah satu bahan pertimbangan mahasiswa akuntansi menjadi seorang Akuntan Publik.

Untuk lingkungan kerja profesi Akuntan Publik, Setiyani (2005) menyatakan bahwa profesi Akuntan Publik bukan pekerjaan yang rutin

(9)

karena dihadapkan dengan klien yang beragam. Kondisi ini akan membuat pekerjaan dinamis dan tidak membosankan. Meskipun demikian, klien yang berbeda-beda dapat menjadi sumber tantangan dan tekanan pekerjaan karena menuntut Akuntan Publik untuk selalu menyesuaikan dan memahami karakter setiap kliennya.

Selain itu, persaingan untuk mendapatkan proyek dari banyak klien di antara karyawan cukup tinggi (Sulistiyani & Fachriyah, 2019). Dalam segi intensitas pekerjaan, jangka waktu audit yang tersedia sangat singkat sehingga membuat Akuntan Publik tidak jarang harus lembur demi mengejar tenggat waktu pekerjaan.

Lingkungan kerja Akuntan Publik yang dirasa sesuai dengan keinginan dan kepribadian dapat menjadi daya tarik mahasiswa akuntansi untuk menumbuhkan minat berkarir sebagai Akuntan Publik. Sebaliknya, mahasiswa akuntansi yang tidak sesuai dengan lingkungan kerja Akuntan Publik akan memilih pekerjaan lain sebagai karir mereka. Pernyataan ini didukung oleh Theory of Planned Behaviour (TPB) yang menjelaskan bahwa sikap terhadap sesuatu dapat memengaruhi niat seseorang berperilaku. Adanya pengaruh lingkungan kerja terhadap minat mahasiswa untuk berkarir sebagai akuntan pada hasil penelitian Setiyani (2005), Iswahyuni (2018) serta Sulistiyani & Fachriyah (2019).

Berdasarkan ulasan di atas maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut :

H₂ : Lingkungan kerja berpengaruh terhadap minat mahasiswa akuntansi untuk berkarir sebagai Akuntan Publik.

3. Pertimbangan Pasar Kerja Pasar kerja sebagai Akuntan Publik dapat dikatakan cukup menjanjikan untuk menjadi pertimbangan dalam pemilihan karir.

Akuntan Publik merupakan karir yang membutuhkan profesionalitas tinggi sehingga syarat dan kualifikasi yang harus dipenuhi menjadi tidak mudah.

Akibatnya, jumlah Akuntan Publik di Indonesia pun masih tergolong sedikit dibandingkan negara-negara tetangga.

Maka dari itu, Akuntan Publik masih banyak dibutuhkan oleh perusahaan.

Ancaman diPHK juga menjadi kecil selama pegawai menjunjung tinggi kode etik yang berlaku dalam profesi Akuntan Publik.

Hasil penelitian Harianti dan Taqwa (2017) membuktikan mahasiswa akan mempertimbangkan kondisi pasar kerja seperti persaingan yang semakin ketat, keamanan kerja, fleksibilitas karir, dan kesempatan mendapatkan promosi akuntansi ketika menentukan karir di masa depan khususnya karir sebagai Akuntan Publik. Penelitian lain yang dilakukan oleh Rindani (2015) dan Sari (2013) juga menunjukkan bahwa pertimbangan pasar kerja memiliki pengaruh terhadap minat mahasiswa akuntansi untuk berkarir sebagai Akuntan Publik.

Berdasarkan ulasan di atas maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut :

H₃ : Pertimbangan pasar kerja berpengaruh terhadap minat mahasiswa

(10)

akuntansi untuk berkarir sebagai Akuntan Publik.

4. Nilai Sosial

Rahayu, Sudaryono, & Setiawan (2003) menyebutkan nilai sosial tentang Akuntan Publik meliputi enam pernyataan, yaitu lebih memberikan kesempatan untuk melakukan kegiatan sosial, berinteraksi dengan orang lain, menjalankan hobi, dan karir yang dipilih lebih bergengsi dibandingkan dengan profesi akuntansi yang lain.

Jika pandangan masyarakat baik terhadap profesi Akuntan Publik, maka akan muncul perasaan senang dan bangga karena dihargai atas pekerjaan yang ditekuninya. Kebutuhan untuk dihargai terdapat dalam usulan Maslow tentang Teori Hierarki Kebutuhan.

Perjalanan karir sebagai Akuntan Publik yang semakin baik juga dapat menjadi ajang aktualisasi-diri sebagai puncak kebutuhan individu dalam hierarki tersebut. Selain teori Maslow, nilai sosial sebagai salah satu faktor didukung oleh Theory of Planned Behaviour (TPB) yang menjelaskan bahwa norma subjektif yaitu persepsi individu yang terbentuk dari kehidupan sosial mampu melatarbelakangi niat seseorang dalam berperilaku. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Merdekawati dan Sulistyawati (2011), Aprilyan (2011), serta Iswahyuni (2018) mendukung pernyataan bahwa nilai sosial berpengaruh terhadap minat mahasiswa akuntansi untuk berkarir sebagai Akuntan Publik.

Berdasarkan ulasan di atas maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut :

H₄ : Nilai sosial berpengaruh terhadap minat mahasiswa akuntansi untuk berkarir sebagai Akuntan Publik.

5. Certified of Public Accountant (CPA of Indonesia)

Selain dapat meningkatkan kompetensi dan kredibilitas seseorang yang berprofesi sebagai Akuntan Publik, CPA juga menjadi salah satu persyaratan untuk membuka izin praktik individu dalam melakukan audit karena telah melalui tahapan-tahapan ujian yang berkaitan dengan tugas dan tanggungjawab Akuntan Publik.

Bertolak belakang dengan nilai penting yang terdapat dalam CPA, Indonesia masih mengalami krisis jumlah Akuntan Publik yang memiliki sertifikasi. Salah satu yang mungkin menjadi alasan krisis ini yaitu CPA tidak diperlukan dalam persyaratan ketika KAP merekrut auditor junior.

Sulitnya tahapan ujian dan materi yang harus dikuasai bagi sebagian orang juga dapat menghambat keseriusan menjalani karir Akuntan Publik.

Penelitian yang dilakukan oleh Wen, Yang, Bu, Diers, dan Wang (2018) di Cina telah menunjukkan bahwa keinginan dan sulitnya memperoleh CPA berpengaruh terhadap minat mahasiswa akuntansi untuk memilih karir sebagai Akuntan Publik.

Hal ini dijelaskan oleh Theory of Planned Behaviour (TPB) bahwa mahasiswa akuntansi menganggap CPA penting guna mendukung karir sebagai Akuntan Publik sehingga muncul keinginan untuk memperoleh gelar itu.

Seiring adanya keinginan tersebut, mereka juga melakukan kontrol persepsi perilaku dengan

(11)

mempertimbangkan kesulitan dari berbagai faktor yang mungkin dialami dalam upaya memperoleh gelar CPA.

Selain TPB, CPA sebagai salah satu faktor didukung oleh Teori Hierarki Kebutuhan Maslow karena gelar ini dapat memenuhi kebutuhan seseorang untuk dihargai bahkan bisa menjadi ajang aktualisasi dalam pengembangan diri.

Berdasarkan ulasan di atas maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut :

H₅ : Keinginan memperoleh gelar CPA berpengaruh terhadap minat mahasiswa akuntansi untuk berkarir sebagai Akuntan Publik.

H₆ : Sulitnya memperoleh gelar CPA berpengaruh terhadap minat mahasiswa akuntansi untuk berkarir sebagai Akuntan Publik.

METODOLOGI PENELITIAN Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian studi kuantitatif. Penelitian kuantitatif menurut Sekaran dan Bougie (2017:76) adalah metode ilmiah yang datanya berbentuk angka atau bilangan yang dapat diolah dan dianalisis dengan menggunakan perhitungan matematika atau statistika.

Populasi dan Sampel Penelitian Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah mahasiswa Strata Satu Jurusan Akuntansi pada universitas negeri dan swasta yang tersebar di Kota Malang. Sampel dari penelitian ini adalah sebagian dari mahasiswa Strata Satu Jurusan Akuntansi pada universitas yang berada di Kota Malang.

Universitas tersebut antara lain Universitas Brawijaya (UB), Universitas Negeri Malang (UM), Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim (UIN Malang), Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Universitas Islam Malang (UNISMA), dan Universitas Widyagama Malang. Kriteria sampel yaitu mahasiswa Strata Satu Jurusan Akuntansi Universitas di Kota Malang dan sedang atau telah menempuh mata kuliah pengauditan I serta berada pada semester 5 ke atas.

Peneliti menggunakan metode convenience sampling karena tidak dapat memperoleh data yang akurat terkait jumlah mahasiswa dari setiap universitas yang sedang atau telah menempuh mata kuliah pengauditan I (semester 5 ke atas). Jogiyanto (2011:98) menjelaskan convenience sampling adalah pengambilan sampel secara nyaman sesuai dengan kehendak peneliti. Penentuan jumlah sampel didasarkan pada pernyataan Sekaran dan Bougie (2013:269) bahwa ukuran sampel yang tepat untuk penelitian adalah lebih dari 30 dan kurang dari 500 serta sebaiknya 10 kali lebih besar dari jumlah variabel dalam penelitian. Maka dari itu, peneliti menetapkan ukuran sampel yang sesuai untuk penelitian ini sebanyak 250 mahasiswa.

Data Penelitian dan Sumbernya Jenis data yang digunakan adalah data kuantitatif yaitu data yang bersifat numerik atau angka yang dapat diolah secara statistika. Sumber data dalam penelitian berupa data primer dari kuesioner yang akan disebar ke 250

(12)

responden yang merupakan sebagian mahasiswa Strata Satu Jurusan Akuntansi universitas negeri dan swasta di Kota Malang.

Selain data primer, penelitian ini juga menggunakan data sekunder yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain). Data sekunder berperan sebagai pendukung dalam membahas berbagai teori dan ilmu yang berkaitan dengan penelitian. Data sekunder pada penelitian ini berasal dari buku, jurnal, peraturan perundang- undangan, dan hasil penelitian- penelitian sebelumnya.

Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Variabel Dependen (Y)

Variabel dependen pada penelitian ini adalah minat mahasiswa akuntansi untuk berkarir sebagai Akuntan Publik. Variabel ini diukur dengan menggunakan variabel binary.

Menurut Darmawan & Rosidi (2018), variabel binary adalah jenis data nominal dengan dua kriteria seperti “1”

untuk “Ya” dan “0” untuk “Tidak”.

Adapun indikator pengukuran variabel Y adalah sebagai berikut :

• 1 = Akuntan Publik

• 0 = Non Akuntan Publik Variabel Independen (X)

Variabel independen dalam penelitian ini terdiri dari pengaruh orang tua, penghargaan finansial, pertimbangan pasar kerja, nilai sosial, keinginan untuk memperoleh gelar CPA, dan sulitnya memperoleh gelar CPA. Variabel-variabel independen

diukur dengan menggunakan skala likert.

1. Pengaruh Orang Tua (X₁)

Peran-peran yang dijalankan orang tua sebagai pengasuh dan pembimbing yang dapat memengaruhi cara individu berpikir, bersikap, dan berinteraksi di kehidupan bermasyarakat. Peneliti menggunakan 3 (tiga) pertanyaan yang dimodifikasi dari instrumen yang dikembangkan oleh Tan & Laswad (yang dikutip oleh Lukman & Juniati, 2016). Indikator pengukuran untuk variabel pengaruh orang tua antara lain keberhasilan karir orang tua, saran orang tua berdasarkan keberhasilan orang lain, dan saran orang tua berdasarkan lingkungan keluarga.

2. Lingkungan Kerja (X₂)

Kondisi suatu pekerjaan yang meliputi karakteristik dan beban yang dihasilkan dari pekerjaan tersebut.

Digunakan 7 (tujuh) pertanyaan untuk variabel lingkungan kerja dengan modifikasi dari instrumen yang dikembangkan oleh Rahayu, Sudaryono, & Setiawan (2003). Adapun indikator tersebut mengacu pada sifat pekerjaan seperti rutin, atraktif, dan sering lembur, tingkat kompetisi antara karyawan, dan berbagai tekanan hasil dari pekerjaan.

3. Pertimbangan Pasar Kerja (X₃) Pertimbangan seseorang dalam memilih suatu pekerjaan karena setiap profesi mempunyai peluang dan kesempatan yang berbeda. Digunakan 3 (tiga) pertanyaan untuk variabel pertimbangan pasar kerja yang indikatornya diadopsi dari instrumen yang dikembangkan oleh Stole (yang dikutip oleh Aprilyan, 2011). Indikator

(13)

pengukuran untuk variabel ini berupa keamanan kerja yang terjamin (tidak mudah diPHK) dan kemudahan mengakses lapangan pekerjaan.

4. Nilai Sosial (X₄)

Nilai sosial suatu karir merupakan pandangan masyarakat terhadap pekerjaan yang ditekuni seseorang.

Nilai sosial ini terbentuk dalam benak masyarakat berdasarkan yang diperlihatkan atau tercermin dari pekerjaan tersebut. Peneliti menggunakan 6 (enam) pertanyaan yang indikatornya diadopsi dari instrumen yang dikembangkan oleh Rahayu, Sudaryono, & Setiawan (2003).

5. Keinginan Memperoleh Gelar CPA (X₅)

Keinginan mahasiswa akuntansi memperoleh gelar CPA untuk berpraktek atau memiliki keahlian yang dibutuhkan untuk berprofesi sebagai Akuntan Publik. Terdapat 5 (lima) pertanyaan untuk variabel ini dengan indikator yang dikembangkan oleh Fakhruddin (2018) tentang minat mahasiswa akuntansi untuk mengikuti ujian CPA. Indikator pengukuran variabel ini berupa pengetahuan mahasiswa akuntansi tentang CPA, keinginan memperdalam pengetahuan tentang Profesi Akuntan Publik, memperoleh gelar CPA, mengikuti ujian CPA setelah lulus S1, dan mengikuti CPA agar mendapat pekerjaan yang sesuai dengan latar belakang pendidikan.

6. Sulitnya Memperoleh Gelar CPA (X₆)

Pendapat mahasiswa tentang sulitnya memperoleh sertifikasi CPA karena

beberapa faktor. Terdapat 4 (empat) pertanyaan untuk variabel ini dengan indikator berupa pendapat mahasiswa akuntansi tentang sulitnya memperoleh sertifikasi CPA yang dipengaruhi beberapa faktor antara lain batas waktu, persyaratan, materi ujian, dan biaya.

Indikator tersebut merupakan pengembangan dari pertanyaan dalam penelitian Wen, Yang, Bu, Diers, dan Wang (2018).

Metode Analisis Data dan Pengujian Hipotesis

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi logistik yang akan dioperasikan dengan bantuan aplikasi SPSS (Statistical Product and Service Solutions) versi 23.0. Alasan penggunaan analisis regresi logistik yaitu karena variabel dependen dalam penelitian ini bersifat dikotomi atau hanya terdiri dari dua kriteria.

Pengujian dengan regresi logistik bertujuan untuk menguji pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen.

Tingkat kepercayaan yang digunakan dalam penelitian ini sebesar 95% atau taraf nyata signifikansi 5%. Kriteria penerimaan atau penolakan hipotesis didasarkan pada besarnya nilai P-Value, dengan syarat sebagai berikut, (Santoso dalam Darmawan, 2017):

a. Jika nilai P-Value > 0,05 maka H0 diterima dan Ha ditolak.

b. Jika nilai P-Value < 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima.

HASIL PENELITIAN DAN

PEMBAHASAN

(14)

Karakteristik Responden

Dari 250 kuesioner yang disebar, hanya 197 kuesioner yang mendapat tanggapan dan kembali ke peneliti. Dari 197 kuesioner, terdapat dua kuesioner yang tidak dapat digunakan karena tidak memenuhi kriteria yang telah ditentukan sehingga kuesioner yang bisa digunakan dalam penelitian ini sebanyak 195 kuesioner.

Tingkat pengembalian (response rate) yaitu 78.8% dan tingkat pengembalian yang dapat digunakan (usable response rate) yaitu 78% sudah memenuhi harapan peneliti pada tingkat pengembalian 70-80%.

Berdasarkan asal universitas, komposisi responden mahasiswa akuntansi dari Universitas Brawijaya berjumlah 103 orang, Universitas Negeri Malang berjumlah 15 orang, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang berjumlah 24 orang, Universitas Muhammadiyah Malang dan Universitas Islam Malang masing-masing berjumlah 17, serta Universitas Widyagama Malang berjumlah 19 orang.

Berdasarkan pilihan karir, responden sebanyak 104 orang memiliki minat untuk berkarir sebagai Akuntan Publik sementara sisanya yaitu 91 orang lebih memiliki minat pada karir selain Akuntan Publik (Akuntan Perusahaan, Akuntan Pemerintah, dan lain-lain). Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa mahasiswa akuntansi dari beberapa universitas baik negeri maupun swasta yang tersebar di Kota Malang lebih banyak memiliki minat pada karir sebagai Akuntan

Publik dibandingkan dengan karir selain Akuntan Publik.

Statistik Deskriptif 1. Pengaruh Orang Tua

Berdasarkan tabel 1, item pertanyaan X1.1 memiliki rata-rata tertinggi dengan nilai 3.49. Hal ini berarti sebagian besar dari responden menganggap keberhasilan orang tua menjadi referensi karir yang dipilih. Walaupun demikian, secara keseluruhan rata-rata ketiga item pertanyaan hanya sebesar 2.86 yang menunjukkan variabel pengaruh orang tua mendapat penilaian yang kurang dari responden atau responden cenderung menjawab “tidak setuju” tentang pengaruh orang tua sebagai bahan pertimbangan dalam memilih karir.

2. Lingkungan Kerja

Berdasarkan tabel 2, item pertanyaan X2.2 memiliki rata-rata tertinggi dengan nilai 4.08. Hal ini berarti sebagian besar dari responden menganggap karir yang dipilih memiliki banyak tantangan atau atraktif. Secara keseluruhan dari 195 responden, rata-rata ketujuh item pertanyaan sebesar 3.86 yang artinya variabel lingkungan kerja mendapat penilaian baik dari responden atau responden cenderung menjawab

“setuju” tentang lingkungan kerja sebagai bahan pertimbangan dalam memilih karir.

3. Pertimbangan Pasar Kerja

Berdasarkan tabel 3, item pertanyaan X3.2 dan X3.3 memiliki rata-rata tertinggi dengan nilai 4.24. Hal ini berarti sebagian besar dari responden menganggap penawaran lapangan kerja yang tinggi dan kemudahan akses

(15)

informasi lapangan kerja menjadi faktor penting dalam memilih karir. Secara keseluruhan dari 195 responden, rata- rata ketiga item pertanyaan sebesar 4.18 yang artinya variabel pertimbangan pasar kerja mendapat penilaian cukup atau responden cenderung menjawab

“setuju” tentang pemilihan karir yang memerlukan pertimbangan kondisi pasar kerja.

4. Nilai Sosial

Berdasarkan tabel 4, item pertanyaan X4.2 memiliki rata-rata tertinggi dengan nilai 4.36. Hal ini berarti sebagian besar dari responden menganggap karir yang dipilih memberikan kesempatan untuk lebih komunikatif. Secara keseluruhan dari 195 responden, rata-rata keenam item pertanyaan sebesar 3.93 yang artinya variabel nilai sosial mendapat penilaian baik atau responden cenderung menjawab “setuju” tentang nilai sosial suatu karir sebagai bahan pertimbangan dalam memilih karir.

5. Keinginan Memperoleh Gelar CPA

Berdasarkan tabel 5, item pertanyaan X5.3 memiliki rata-rata tertinggi dengan nilai 3.95. Hal ini berarti sebagian besar dari responden ingin memperoleh gelar Certified Public Accountant (CPA).

Secara keseluruhan dari 195 responden, rata-rata kelima item pertanyaan sebesar 3.71 yang artinya variabel keinginan memperoleh gelar CPA mendapat penilaian baik atau responden cenderung menjawab “setuju” tentang bergelar CPA sebagai bahan pertimbangan dalam memilih karir.

6. Sulitnya Memperoleh Gelar CPA Berdasarkan tabel 6, item pertanyaan X6.3 memiliki rata-rata tertinggi dengan

nilai 4.10. Hal ini berarti sebagian besar dari responden menganggap gelar CPA sulit diperoleh karena banyaknya materi yang perlu dikuasai. Secara keseluruhan dari 195 responden, rata-rata keempat item pertanyaan sebesar 3.89 yang artinya variabel sulitnya memperoleh gelar CPA mendapat penilaian baik atau responden cenderung menjawab

“setuju” tentang sulitnya memperoleh gelar CPA sebagai bahan pertimbangan dalam memilih karir.

Uji Kualitas Data Uji Validitas

Uji validitas dilakukan dengan menghitung korelasi antara skor item pertanyaan dengan skor total menggunakan kriteria r tabel (pearson product moement) pada tingkat signifikansi 5% uji dua arah. Untuk mencari nilai r tabel pada penelitian ini berdasarkan df = (N-2), N sebagai jumlah responden yang diuji yaitu 195 sehingga diperoleh nilai df = 193. Dari hasil perhitungan tersebut, dapat ditentukan r tabel untuk uji validitas data adalah 0.141 (dibulatkan). Item pertanyaan dinyatakan valid apabila r hitung > r tabel. Hasil pengujian validitas menunjukkan semua item pertanyaan dari setiap variabel independen yaitu variabel pengaruh orang tua (X1), lingkungan kerja (X2), pertimbangan pasar kerja (X3), nilai sosial (X4), keinginan memperoleh gelar CPA (X5), dan sulitnya memperoleh gelar CPA (X6) dapat dinyatakan valid karena memiliki nilai r hitung yang lebih besar dari r tabel (r hitung > r tabel, 0.141).

(16)

Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas untuk mengetahui konsistensi jawaban responden terhadap variabel independen dalam penelitian ini dilakukan dengan melihat nilai Cronbach’s Alpha. Item pertanyaan dinyatakan reliabel apabila nilai Cronbach’s Alpha lebih atau sama dengan 0.6.

Hasil uji reliabilitas menghasilkan nilai Cronbach’s Alpha 0.663 untuk variabel pengaruh orang tua (X1), 0.607 untuk variabel lingkungan kerja (X2), 0.664 untuk variabel pertimbangan pasar kerja (X3), 0.630 untuk variabel nilai sosial (X4), 0.884 untuk variabel keinginan memperoleh gelar CPA (X5), dan 0.740 untuk variabel sulitnya memperoleh gelar CPA (X6) sehingga dapat dinyatakan seluruh variabel independen dalam penelitian ini reliabel.

Hasil Pengujian Regresi Logistik Kelayakan Model Regresi (Goodness of Fit Test)

Pengujian menghasilkan nilai Chi-square sebesar 10.048 dengan signifikansi sebesar 0.262 yang nilainya lebih besar dari 0.05 sehingga H₀ ditolak yang berarti tidak terdapat perbedaan signifikan antara model dengan nilai observasi. Dapat disimpulkan pula bahwa model regresi mampu memprediksi nilai observasi dan layak untuk digunakan dalam penelitian.

Menilai Keseluruhan Model (Overall Model Fit)

Hasil pengujian overall model fit menunjukkan nilai -2LogL akhir sebesar 221.867 lebih kecil atau

mengalami penurunan dari nilai -2LogL awal sebesar 269.460. Dapat disimpulkan model yang dihipotesiskan dalam penelitian fit dengan data.

Koefisien Determinasi (R²)

Nilai Nagelkerke R Square dari pengujian regresi logistik dalam penelitian ini menghasilkan nilai 0.289.

Angka tersebut menunjukkan bahwa variabel dependen yaitu minat mahasiswa akuntansi untuk berkarir sebagai Akuntan Publik yang dapat dijelaskan oleh variabel Pengaruh Orang Tua, Lingkungan Kerja, Pertimbangan Pasar Kerja, Nilai Sosial, Keinginan Memperoleh Gelar CPA, dan Sulitya Memperoleh Gelar CPA adalah sebesar 28.9% sementara sisanya sebesar 71.1% dijelaskan oleh variabel- variabel lain di luar model penelitian.

Uji Regresi Logistik untuk Variabel Independen Secara Simultan

Variabel independen dikatakan berpengaruh secara simultan apabila nilai signifikansi dalam pengujian lebih kecil dari 0.05. Dari pengujian diperoleh nilai signifikansi 0.000 < 0.05 yang berarti menunjukkan bahwa variabel Pengaruh Orang Tua, Lingkungan Kerja, Pertimbangan Pasar Kerja, Nilai Sosial, Keinginan Memperoleh Gelar CPA, dan Sulitnya Memperoleh Gelar CPA berpengaruh secara simultan terhadap minat mahasiswa akuntansi untuk berkarir sebagai Akuntan Publik.

Uji Koefisien Regresi Logistik untuk Variabel Independen Secara Parsial

Pengujian ini diperlukan untuk mengetahui apakah secara parsial masing-masing variabel independen memberikan pengaruh yang signifikan

(17)

terhadap variabel dependen. Hipotesis diterima jika nilai signifikansi yang dihasilkan lebih kecil dari 0.05 (< 0.05).

Model regresi yang terbentuk berdasarkan hasil pengujian yang ditunjukkan oleh tabel 7, yaitu:

Y = -0.723 – 0.088 X1 + 0.117 X2 + 0.074 X3 – 0.247 X4 + 0.244 X5 – 0.078 X6

Analisis Hasil Penelitian 1. Pengaruh Orang Tua

Variabel Pengaruh Orang Tua menghasilkan signifikansi sebesar 0.158 sehingga hipotesis ditolak yang artinya variabel pengaruh orang tua memberikan pengaruh yang tidak signifikan terhadap minat mahasiswa akuntansi untuk berkarir sebagai Akuntan Publik. Hal ini didukung oleh hasil penelitian Gunawan dan Widuri (2014) serta Darmawan dan Rosidi (2018) yang menyatakan orang tua tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap minat mahasiswa dalam memilih karir khususnya sebagai Akuntan Publik. Sedangkan hasil penelitian Lukman dan Juniati (2016) menunjukkan bahwa orang tua berpengaruh terhadap minat mahasiswa dalam berkarir sebagai Akuntan Publik.

Hasil ini juga tidak mendukung Theory of Planned Behaviour (TPB) yang menjelaskan bahwa norma subjektif dan harapan orang-orang di lingkungan sosial dapat menjadi alasan perilaku seseorang.

Seorang anak memang menurunkan sebagian sifat atau kepribadian mereka yang dikembangkan dari asuhan orang tua dan tidak menutup kemungkinan bahwa saran dan pengalaman orang tua

menjadi referensi karir mahasiswa.

Walaupun begitu, seiring berjalannya waktu pengaruh-pengaruh dari luar seperti interaksi dengan orang lain dan kehidupan luar memberikan kontribusinya sebagai bahan pertimbangan mahasiswa akuntansi dalam memilih karir. Selain itu, ilmu akuntansi yang dipelajari selama perkuliahan dapat digunakan secara luas, tidak hanya bermanfaat dalam bidang yang berkaitan dengan Akuntan Publik sehingga mahasiswa akuntansi menilai pemilihan karir merupakan bagian dari masa depan yang seharusnya berasal dari keputusan sendiri sesuai dengan hati nurani mereka.

2. Lingkungan Kerja

Variabel Lingkungan Kerja menghasilkan signifikansi sebesar 0.052 sehingga hipotesis ditolak yang artinya variabel lingkungan kerja memberikan pengaruh yang tidak signifikan terhadap minat mahasiswa akuntansi untuk berkarir sebagai Akuntan Publik. Hal ini didukung oleh hasil penelitian Merdekawati dan Sulistyawati (2011) serta Darmawan dan Rosidi (2018) yang menyatakan lingkungan kerja tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap minat mahasiswa dalam memilih karir sebagai Akuntan Publik.

Sedangkan penelitian Rahayu, Sudaryono, dan Setiawan (2003), Setiyani (2005), serta Iswahyuni (2018) menunjukkan bahwa lingkungan kerja berpengaruh dalam pemilihan karir mahasiswa akuntansi untuk berkarir sebagai Akuntan Publik.

Dalam penelitian ini, mahasiswa akuntansi menganggap lingkungan kerja

(18)

tidak menjadi salah satu faktor dalam memilih karir sebagai Akuntan Publik karena setiap pekerjaan akan memiliki kondisi dan tantangan tertentu tergantung pada individu yang menjalaninya. Lingkungan kerja suatu pekerjaan tidak dapat benar-benar diketahui pasti sampai mahasiswa akuntansi memang terjun secara langsung di lapangan. Maka dari itu, mahasiswa akuntansi menilai pola pekerjaan yang rutin, sifat pekerjaan yang atraktif, cepatnya pekerjaan dapat diselesaikan, kebutuhan akan lembur, tingkat kompetisi antara karyawan, dan tekanan kerja tidak menjadi pertimbangan dalam memilih karir sebagai Akuntan Publik.

3. Pertimbangan Pasar Kerja

Variabel Pertimbangan Pasar Kerja menghasilkan signifikansi sebesar 0.492 sehingga hipotesis ditolak yang artinya variabel pertimbangan pasar kerja memberikan pengaruh yang tidak signifikan terhadap minat mahasiswa akuntansi untuk berkarir sebagai Akuntan Publik. Hal ini didukung oleh hasil penelitian Merdekawati dan Sulistyawati (2011), Iswahyuni (2018), serta Darmawan dan Rosidi (2018) yang menyatakan pertimbangan pasar kerja tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap minat mahasiswa dalam memilih karir khususnya sebagai Akuntan Publik. Sedangkan penelitian Rahayu, Sudaryono, dan Setiawan (2003) serta Setiyani (2005) menunjukkan bahwa pertimbangan pasar kerja berpengaruh dalam pemilihan karir mahasiswa akuntansi untuk berkarir sebagai Akuntan Publik.

Hasil ini juga menunjukkan bahwa

kebutuhan akan rasa aman dalam Teori Hierarki Kebutuhan Maslow bersifat tidak terlalu mendesak untuk dipenuhi bagi mahasiswa akuntansi.

Pertimbangan pasar kerja merupakan kondisi yang berkaitan dengan stabilitas dan kemudahan akses suatu karir di dunia kerja namun mahasiswa akuntansi beranggapan bahwa pasar kerja tidak menjadi penentu dalam memilih karir sebagai Akuntan Publik. Hal ini dikarenakan prospek karir baik Akuntan Publik maupun Non Akuntan Publik sudah dikenal bagus secara umum selama berkaitan dengan bidang akuntansi yang menjadi faktor penting dalam perekonomian. Mahasiswa akuntansi menilai bahwa ilmu akuntansi akan selalu dibutuhkan perusahaan sehingga merasa pasar kerja tidak menjadi pertimbangan dalam pemilihan karir sebagai Akuntan Publik.

4. Nilai Sosial

Variabel Nilai Sosial menghasilkan signifikansi sebesar 0.002 sehingga hipotesis diterima yang artinya variabel nilai sosial memberikan pengaruh yang signifikan terhadap minat mahasiswa akuntansi untuk berkarir sebagai Akuntan Publik. Hasil tersebut serupa dengan penelitian Merdekawati dan Sulistyawati (2011), Aprilyan (2011), serta Iswahyuni (2018) yang menyatakan nilai sosial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap minat mahasiswa dalam memilih karir khususnya sebagai Akuntan Publik.

Sedangkan penelitian Rahayu, Sudaryono, dan Setiawan (2003), Setiyani (2005), serta Darmawan dan Rosidi (2018) menunjukkan hasil bahwa nilai sosial tidak berpengaruh

(19)

dalam pemilihan karir mahasiswa akuntansi untuk berkarir sebagai Akuntan Publik.

Mahasiswa akuntansi di Kota Malang menilai Akuntan Publik merupakan karir dengan nilai sosial yang rendah di masyarakat. Artinya, masyarakat menganggap bahwa karir Akuntan Publik tidak dapat memberikan kesempatan untuk berkegiatan sosial, lebih komunikatif, menjalani hobi di luar pekerjaan, serta bekerja sama dengan ahli bidang lain.

Akuntan Publik juga tidak memperhatikan perilaku individu, dan tidak diakui orang lain atau bergengsi dibanding karir lainnya. Pandangan masyarakat tersebut dapat terbentuk dari pengetahuan mereka tentang banyaknya pekerjaan yang harus diselesaikan seorang Akuntan Publik dalam jangka waktu singkat. Hal ini membuat Akuntan Publik tidak memiliki waktu untuk menikmati kehidupan di luar pekerjaan. Maka dari itu, nilai sosial menjadi salah satu faktor bagi mahasiswa akuntansi dalam memilih karir sebagai Akuntan Publik.

5. Keinginan Memperoleh Gelar CPA

Variabel Keinginan Memperoleh Gelar CPA menghasilkan signifikansi sebesar 0.000 sehingga hipotesis diterima yang artinya variabel keinginan memperoleh gelar CPA memberikan pengaruh yang signifikan terhadap minat mahasiswa akuntansi untuk berkarir sebagai Akuntan PublikHasil tersebut sejalan dengan penelitian Wen, Yang, Bu, Diers, dan Wang (2018) yang menyatakan keinginan memperoleh gelar CPA memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap minat mahasiswa dalam memilih karir. Pendapat mahasiswa akuntansi tentang urgensi gelar CPA dalam pemilihan karir sebagai Akuntan Publik mampu mendukung Theory of Planned Behaviour (TPB) yang menjelaskan bahwa niat seseorang untuk berperilaku dipengaruhi oleh sikapnya terhadap sesuatu.

Hasil penelitian mahasiswa akuntansi menunjukkan minat yang tinggi untuk memperoleh gelar CPA dan diimbangi dengan jumlah mahasiswa akuntansi yang lebih banyak ingin berkarir sebagai Akuntan Publik dibandingkan Non Akuntan Publik. Hal ini merupakan pertanda baik karena artinya jumlah Akuntan Publik yang memegang gelar CPA di Indonesia akan meningkat. Bagley, Dalton, dan Ortegren (2012) menemukan bahwa kurangnya kepercayaan diri dengan pencapaian akademik menjadi alasan para pencari kerja yang melamar di KAP Non Big Four. Disebutkan pula dalam penelitian Sun dan Zhang (2016) bahwa sarjana akuntansi menganggap CPA diperlukan dalam pasar kerja.

Maka dari itu, mahasiswa akuntansi menganggap gelar CPA penting untuk diperoleh untuk menopang dan mengembangkan karir sebagai Akuntan Publik. Dari analisis yang sudah dijelaskan dapat disimpulkan bahwa keinginan memperoleh gelar CPA adalah salah satu faktor yang memengaruhi minat mahasiswa akuntansi untuk berkarir sebagai Akuntan Publik.

6. Sulitnya Memperoleh Gelar CPA

(20)

Variabel Sulitnya Memperoleh Gelar CPA menghasilkan signifikansi sebesar 0.296 sehingga hipotesis ditolak yang artinya variabel sulitnya memperoleh gelar CPA memberikan pengaruh yang tidak signifikan terhadap minat mahasiswa akuntansi untuk berkarir sebagai Akuntan Publik. Penelitian Wen, Hao, dan Bu (2015) menemukan bahwa sulitnya ujian CPA tidak berpengaruh dengan keinginan untuk menjadi Akuntan Publik yang bersertifikat. Hal ini dapat terjadi karena karakteristik sampel penelitian yang digunakan yaitu mahasiswa dari universitas nasional utama di Cina yang yakin mampu memperoleh gelar CPA dengan mudah. Bertolak belakang dengan penelitian Wen, Yang, Bu, Diers, dan Wang (2018), sulitnya memperoleh gelar CPA memiliki pengaruh yang signifikan terhadap minat mahasiswa dalam memilih karir.

Hasil penelitian berupa sulitnya memperoleh gelar CPA yang tidak berpengaruh terhadap minat mahasiswa akuntansi untuk berkarir sebagai Akuntan Publik juga menyanggah Theory of Planned Behaviour (TPB) pada salah satu faktor yaitu kontrol persepsi perilaku yang menjelaskan seseorang akan mempertimbangkan kesulitan sumber daya yang diperlukan untuk berperilaku. Semakin sulit sumber daya diperoleh, eksekusi perilaku juga akan semakin terhambat.

Sampel penelitian ini menggunakan mahasiswa akuntansi yang berasal dari universitas negeri atau swasta yang dikategorikan sebagai 10 universitas terbaik di Kota Malang. Meskipun sulit, mahasiswa akuntansi percaya mereka

mempunyai kemampuan untuk lulus ujian dan memperoleh gelar CPA.

Mahasiswa menganggap batas waktu yang singkat, syarat pengalaman kerja, banyaknya materi yang perlu dikuasai, dan biaya yang mahal merupakan hal yang setimpal untuk memperoleh gelar CPA untuk mampu lebih profesional dalam berkarir sebagai Akuntan Publik.

Maka dari itu, sulitnya memperoleh gelar CPA bukan merupakan salah satu faktor dalam memilih karir sebagai Akuntan Publik bagi mahasiswa akuntansi.

KESIMPULAN

Minat mahasiswa akuntansi untuk berkarir sebagai Akuntan Publik dipengaruhi oleh nilai sosial dan keinginan memperoleh gelar CPA.

Sementara pengaruh orang tua, lingkungan kerja, pertimbangan pasar kerja, dan sulitnya memperoleh gelar CPA tidak berpengaruh terhadap minat mahasiswa akuntansi untuk berkarir sebagai Akuntan Publik.

DAFTAR PUSTAKA

Alwisol. (2005). Psikologi Kepribadian. Malang: UMM Press.

Aprilyan, L. A. (2011). Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Mahasiswa Akuntansi dalam Pemilihan Karir Menjadi Akuntan Publik (Studi Empiris pada Mahasiswa Akuntansi UNDIP dan Mahasiswa Akuntansi UNIKA). (Skripsi Sarjana, Universitas Diponegoro, Semarang). Diakses dari http://eprints.undip.ac.id/26837/

Bagley, P. L., Dalton, D. &

Ortegren, M. (2012). The Factors that

(21)

Affect Accountants’ Decisions to Seek Careers with Big 4 versus Non-Big 4 Accounting Firms. Accounting Horizons, 26(2), 239-264. Diakses dari https://aaapubs.org/doi/abs/10.2308/acc h-50123?journalCode=acch

Darmawan, I. W. B., & Rosidi.

(2018). Pengaruh Nilai – Nilai Sosial, Lingkungan Kerja, Personalitas, Pertimbangan Pasar Kerja, dan Pengaruh Orang Tua terhadap Proses Pemilihan Karir Mahasiswa Akuntansi sebagai Akuntan Publik (Studi Kasus pada Mahasiswa S1 Jurusan Akuntansi Universitas Brawijaya). Jurnal Ilmiah Mahasiswa FEB Universitas Brawijaya,

6(1). Diakses dari

https://tinyurl.com/sgukfyw

Fachmi, A. H. N., & Utami, D.

S. M. (2017). Etika Profesi Akuntan dan Permasalahan Audit Studi Kasus Skandal Tesco dan KAP PwC.

Prosiding Seminar Nasional dan Call For Paper Ekonomi dan Bisnis, 189-

195. Diakses dari

https://jurnal.unej.ac.id/index.php/prosi ding/article/view/6702.

Fakhruddin, A. N. (2018).

Pengaruh Motivasi, Orientasi Karier, dan Pertimbangan Pasar Kerja terhadap Minat Mahasiswa Akuntansi untuk Mengikuti Ujian Certified Public Accountant (CPA) Indonesia (Studi Empiris pada Mahasiswa Akuntansi Universitas Negeri Yogyakarta).

Skripsi. Diakses dari

https://tinyurl.com/y24rmol4

Ferni, Z. (2018). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Niat Mahasiswa

Akuntansi Terhadap Profesi Akuntan Publik (Studi Kasus Terhadap Mahasiswa Akuntansi di Kota Bengkulu). EKOMBIS REVIEW: Jurnal Ilmiah Ekonomi dan Bisnis, 6(1), 80-86.

Diakses dari

https://jurnal.unived.ac.id/index.php/er/

article/view/441/376

Gunawan, A., & Widuri, R.

(2014). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pilihan Karir Mahasiswa Akuntansi Sebagai Akuntan Publik, General Accountant, dan Non- Akuntan. Tax & Accounting Review,

4(1). Diakses dari

https://tinyurl.com/y2l7exby

Harianti, S. S., & Taqwa, S.

(2017). Pengaruh Pengharhaan Finansial, Pertimbangan Pasar, dan Lingkungan Keluarga Terhadap Minat Menjadi Akuntan Publik : (Studi Empiris Mahasiswa S1 Akuntansi Universitas Negeri dan Swasta Kota Padang). Jurnal Wahana Riset Akuntansi, 5 (2). 1029 – 1044. Diakses dari

http://ejournal.unp.ac.id/students/index.

php/akt/article/view/2427

Hikma, N. (2015). Aspek Psikologis Tokoh Utama dalam Novel Sepatu Dahlan Karya Khrisna Pabichara (Kajian Psikologi Humanistik Abraham Maslow). Jurnal Humanika, 3(15).

Diakses dari

http://ojs.uho.ac.id/index.php/HUMANI KA/article/view/596

Hsu, M. H. & Chiu, C. M., (2004). Predicting Electronic Service Continuance with a Decomposed

(22)

Theory of Planned Behavior. Behaviour and Information Technology, 23(5),

359-373. Diakses dari

https://www.tandfonline.com/doi/abs/10 .1080/01449290410001669969

Indonesia Disebut Krisis Akuntan Publik. (2019). Diakses dari https://www.cnnindonesia.com/ekonom i/20190125132742-92-

363792/indonesia-disebut-krisis- akuntan-publik

Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI). https://iapi.or.id.

Iskandar. (2016). Implementasi Teori Hirarki Kebutuhan Abraham Maslow terhadap Peningkatan Kinerja Pustakawan. Jurnal Ilmu Perpustakaan, Informasi, dan Kearsipan Khizanah Al- Hikmah, 4(1), 24-34. Diakses dari http://journal.uin-

alauddin.ac.id/index.php/khizanah-al- hikmah/article/view/1067

Iswahyuni, Y. (2018). Analisis Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Karir Menjadi Akuntan Publik oleh Mahasiswa Program Studi Akuntansi STIE AKA Semarang.

Jurnal Akuntansi, 5(1). 33 – 44. Diakses

dari http://e-

jurnal.lppmunsera.org/index.php/Akunt ansi/article/view/501

Jusup. A. H. (2014). Auditing (Pengauditan Berbasis ISA) Edisi II.

Yogyakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YPKN.

Jogiyanto. (2011). Metodologi Penelitian Bisnis Edisi Keenam.

Yogyakarta: BPFE.

Lukman, H., & Juniati, C.

(2016). Faktor yang Pengaruhi Pemilihan Karir Sebagai Akuntan Publik bagi Mahasiswa Perguruan Tinggi Swasta dengan Pendekatan Reasoned Action Model. Jurnal Akuntansi, 20(2), 202-215. Diakses dari https://tinyurl.com/yyznf36m

Lukman, H., & Winata, S.

(2017). Pemilihan Karir sebagai Akuntan Publik bagi Mahasiswa Perguruan Tinggi Swasta dengan Pendekatan Theory of Planned Behaviour. Jurnal Akuntansi, 21(2), 208-218.

Merdekawati, D. P., &

Sulistyawati, A. I. (2011). Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Karir Akuntan Publik dan Non Akuntan Publik,. Jurnal Ilmiah Aset, 13(1), 9-19.

Diakses dari

https://tinyurl.com/ya4aucxu

Rahayu, S., Sudaryono, E. A., &

Setiawan, D. (2003). Persepsi Mahasiswa Akuntansi Mengenai Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Karir. Simposium Nasional Akuntansi VI, 821-838.

Regar, M. H. (2003). Kilas Sorot Perkembangan Akuntansi di Indonesia, Akuntansi Indonesia di Tengah Kancah Perubahan. Jakarta: Pustaka LP3ES.

Renaganis, E. & Ghofar, A.

(2014). Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Minat Mahasiswa Jurusan Akuntansi dalam Memilih sebagai Akuntan Publik: Studi pada Mahasiswa Akuntansi Universitas Negeri dan Swasta di Pulau Jawa.

(23)

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya, 3(1). Diakses dari https://jimfeb.ub.ac.id/index.php/jimfeb /article/view/2553

Rindani, A. (2015). Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Minat Mahasiswa Akuntansi untuk Berkarir sebagai Akuntan Publik (Studi Kasus pada Perguruan Tinggi dengan Program Studi Akuntansi yang Berakreditasi B yang terdapat di Pekanbaru). Jurnal Online Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Riau, 2(2). 1 – 14. Diakses dari https://tinyurl.com/uw3um9g

Sari, M. (2013). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Karir Menjadi Akuntan Publik oleh Mahasiswa Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi UMSU Medan.

Jurnal Riset Akuntansi dan Bisnis, 13(2), 174-201. Diakses dari http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/akunt an/article/view/148

Sekaran, U., & Bougie, R. (2013).

Research Methods for Business: A Skill Building Approach (5th Edition). New York: John Wiley & Sons.

Sekaran, U., & Bougie, R. (2017).

Metode Penelitian untuk Bisnis:

Pendekatan Pengembangan-Keahlian (Edisi 6). Jakarta: Salemba Empat.

Senjari, R. (2016). Pengaruh Motivasi, Lingkungan Kerja dan Nilai Sosial Terhadap Minat Mahasiswa Akuntansi dalam Memilih Karir Sebagai Akuntan Publik. Jurnal Online Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Riau, 3 (1). 133 – 147.

Diakses dari

https://tinyurl.com/y5b9ujrj

Setiyani, R. (2005). Faktor- Faktor Yang Membedakan Mahasiswa Akuntansi Dalam Memilih Profesi Sebagai Akuntan Publik Dan Non Akuntan Publik (Studi Empiris Pada Mahasiswa Akuntansi Perguruan Tinggi Negri di Pulau Jawa). (Masters Thesis, Universitas Diponegoro, Semarang). Diakses dari http://eprints.undip.ac.id/10225/

Sudarman. (2012). Peluang dan Tantangan Profesi Akuntan Publik di Indonesia dari Masa ke Masa. Dharma Ekonomi, (36). 1-9. Diakses dari http://ejurnal.stiedharmaputra-

smg.ac.id/index.php/DE/article/downloa d/46/45

Sulistiyani, M., & Fachriyah, N.

(2019). Pengaruh Penghargaan Finansial, Pengakuan Profesional, Lingkungan Kerja, Pertimbangan Pasar Kerja, dan Personalitas Terhadap Pemilihan Karir Mahasiswa Akuntansi Sebagai Akuntan Publik (Studi Empiris pada Mahasiswa S1 Akuntansi Kota Malang). Jurnal Ilmiah Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya, 7 (2). Diakses dari

https://jimfeb.ub.ac.id/index.php/jimfeb /article/view/5524

Sun, L. Y., & Zhang, T. (2016).

Empirical Study on Accounting Graduates Training Mode in China Technical and Vocational Schools:

Survey on Graduates’ Employment.

(24)

Communication of Finance and Accounting, 7(699), 55-58.

Syah, M. (2005). Psikologi Belajar.

Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2011 tentang Akuntan Publik. Diakses dari http://www.djpp.depkumhm.

go.id/inst/2011/05.pdf

Wahyono, B. (2013). Pengaruh Pendidikan Kewirausahaan terhadap Niat Berwirausaha Siswa SMK Negeri 1 Pedan Tahun 2013. (Masters Thesis, Universitas Sebelas Maret, Surakarta).

Diakses dari

https://eprints.uns.ac.id/11579/

Wahyono, B., Siswandari, Santosa, D. (2013). Pengaruh Pendidikan Kewirausahaan terhadap Niat Berwirausaha Siswa SMK Negeri 1 Pedan Tahun 2013. Diakses dari https://tinyurl.com/y3lp6zxf

Wen, L., Hao, Q. and Bu, D.

(2015). Understanding the Intentions of Accounting Students in China to Pursue Certified Public Accountant Designation. Accounting Education, 24(4), 341-359. Diakses dari https://doi.org/10.1080/09639284.2015.

1051561

Wen L., Yang H., Bu D., Diers L., dan Wang H. (2018). Public accouting vs, private accounting, career choice of accounting students in China.

Journal of Accounting in Emerging Economies 8(1), 124-140. Diakses dari https://tinyurl.com/yywojwko

Yusuf, S. (2009). Psikilogi Perkembangan Anak dan Remaja.

Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Referensi

Dokumen terkait

Peraturan Walikota Nomor 54 Tahun 2018 tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Walikota Nomor 1 Tahun 2018 tentang Pemberian Tambahan Penghasilan Pegawai Negeri

Orang Kristen di Galatia dibingungkan dengan ajaran Taurat, sunat dsb, sehingga Paulus harus menjelaskan maksud Tuhan yang sebenarnya, bahwa hubungan manusia dengan Allah menjadi

Dalam penulisan asuhan keperawatan ini hanya akan membahas asuhan keperawatan perioperatif yang terdiri dari pre operasi, intra operasi, dan post operasi pada

Sastrayuda (2010) konsep pengembangan ekowisata adalah Meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai lingkungan telah memberikan implikasi munculnya berbagai tuntutan di semua

(1) Setiap orang atau badan yang telah memiliki izin menjual minuman beralkohol golongan A, golongan B, dan golongan C dilarang menjual ciu atau sebutan lain dan/atau

Masalah yang akan diungkapkan adalah bagaimana membangun suatu sistem PSB online yang dapat digunakan untuk mengolah data penerimaan siswa baru menjadi suatu

Kartu ujan harus dlbawa saat ujran.. Yogyakarta, 29

Return On Investment (ROI) berpengaruh signifikan terhadap Devidend Payout Ratio (DPR) pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia secara berganda, dapat dikatakan